Emulsi Laporan Praktikum

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    1/14

    ACARA IV

    EMULSI

    A PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Dalam industri pangan seperti industri santan, susu, margarin, dan coklat,

    proses emulsi sangat dibutuhkan. Emulsi sendiri adalah suatu dispersi atau

    suspensi suatu cairan dalam cairan lain, yang molekulmolekul kedua cairan

    tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonis.

    Emulsi dapat dibuat dengan mencampur fase dipersi dengan emulgator

    dan menggojognya hingga sempurna. Kemudian campuran ini dimasukkan dalam

    air atau dipers medium lainnya. Dapat pula dispers medium dicampur lebih

    dahulu dengan emulgator, kemudian dispers fase ditambahkan sedikit demi

    sedikit sambil diaduk. Bila ukuran globula fase terdispersi sama, maka emulsi

    akan lebih stabil karena dia tidak mudah memisah dengan fase kontinyunya

    (medium pendispersi). Emulsi juga dapat lebih stabil dengan adanya penambahan

    zat penstabil (emulsifier).

    Margarin sendiri merupakan emulsi dengan tipe emulsi Water in Oil (w/o)dengan proses pembuatannya pencampuran antara fase cair, fase minyak dan

    emulsifier dengan perbandingan tertentu. Dalam keadaan normal, emulsi santan

    cenderung bersifat tidak stabil sehingga terjadi pemisahan antara krim dan skim.

    Stabilitas relatif dinyatakan sebagai perbandingan emulsi santan yang tertinggal

    setelah penyimpanan dengan banyaknya emulsi santan mulamula.

    2. Tujuan

    Praktikum Emulsi ini bertujuan untuk :

    a. Menentukan tipe emulsi suatu bahan menggunakan sampel susu, santan,

    coklat pasta dan margarin.

    b. Mempelajari pengaruh pemanasan dan penambahan santan terhadap

    kestabilan emulsi susu.

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    2/14

    B TINJAUAN PUSTAKA

    1. Tinjauan Bahan

    Tingginya kadar air susu sapi disebabkan karena air merupakan medium

    pendispersi lemak dan komponen terlarut dalam air susu. Sesuai dengan

    Winarno (1993), bahwa susu merupakan emulsi lemak dalam air, sehingga

    kandungan air pada susu menjadi lebih tinggi. Faktor lain yang berpengaruh

    terhadap kandungan air dan komposisi kimia susu adalah kualitas dan kuantitas

    ransum yang diberikan (Mirdhayati, 2008). Jurnal

    Proses pembekuan minyak dan lemak pada margarin tidaklah mudah. oleh

    karena itu aktivitas untuk memproduksi margarin dengan mengkristalisasi

    minyak dan lemak.parameter proses nya seperti temperature emulsi, agitasi,

    nilai aliran emulsi, temperature dingin, bekerja dengan kritis, yang demikian,

    adalah efek dari kristalisasi dari minyak dan lemak (Miskandar, 2005). Jurnal

    Internasional

    Susu sapi segar adalah hasil pemerasan sapi secara langsung, tanpa

    ditambah zat-zat lain ataupun mengalami pengolahan. Susu ini tidak begitu

    manis dan mengandung protein kira-kira tiga kali konsentrasinya dalam ASI.

    Karena itu untuk menyesuaikan dengan kondisi bayi, susu sapi dapat diencerkan

    dengan air matang sebanyak tiga kali volume air susu tersebut. Kadar protein

    menjadi sesuai dengan ASI, tetapi zat-zat gizi lainnya termasuk kandungan

    energi menjadi terlalu rendah (Achmad, 2004).

    Margarin adalah salah satu produk makanan berupa lemak setengah padat

    untuk dioleskan pada makanan, terutama roti, atau juga untuk menggoreng.

    Margarin meruupakan emulsi air didalam lemak, yang terdiri atas 85% lemak

    dan 15% air. Ke dalam emulsi ini ditambahkan zat-zat tambahan makanan

    seperti pengemulsi lesitin, pemberi cita rasa, aroma, garam, zat warna, vitamin

    dan lain-lain (Jansen, 2006).

    2. Tinjauan Teori

    Lemak dalam ilmu gizi, biasanya apa yang disebut lemak netral. Lemak

    netral ialah ester dari gliserol dan asam lemak. Sifat fisika lemak yang

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    3/14

    berhubungan dengan susunuan kimnianya sangat penting, karena

    mempengaruhi pula nilai gizinya. Lemak yang ada dalam keadaan emulsi butir-

    butir lemak yang kecil dalam cairan, lebih mudah dicerna oleh gerih

    pencernaan. Lemak dalam keadaan seperti ini misalnya terdapat dalam susu,

    telur, dan sebagainya. Lemak yang berbentuk cair (minyak) lebih mudah

    dicerna dibandingkan lemak padat (Soedarmo, 1977).

    Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase

    terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi). Emulsi tersusun atas tiga

    komponen utama, yaitu: Fase terdispersi, fase pendispersi, dan emulgator.

    Ada dua tipe emulsi, yaitu:

    a. Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak

    b. Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air.

    Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi

    dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A

    adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar

    membentuk larutan dispersirenik (Ibnuhayyan, 2008)- internet

    Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi

    cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika

    dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat

    cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak. Contohnya adalah pada susu

    (Anonim, 2011). internet

    Lemak makanan adalah campuran lemak heterogen yang sebagaian besar

    terdiri dari trigliserida. Lemak mempunyai nilai kalori yang paling tinggi, 1 gram

    lemak bisa menghasilkan energi sebesar 9 kkal. Pada menu orang Barat, 42

    persen dari kalori yang dikonsumsi berasal dari lemak. Konsumsi lemak ini

    terjadi baik pada konsumsi lemak yang kelihatan (mentega, margarin, minyak

    makan/shortening, dan salad serta minyak masak) maupun pada konsumsi lemak

    yang tidak kelihatan (bahan pangan lain) (Coniglio, 1993).- buku

    Emulsi adalah suatu jenis koloid dengan fase terdispresi berupa zat cair

    dan medium pendispresi berupa zat pada, zat cair, atau gas. Ada tiga jenis

    emulsi, yaitu emulsi gas (aerosol cair), dan emulsi padat ( gel). Akan tetapi, pada

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    4/14

    umumnya emulsi yang dimaksud adalah jenis emulsi yang terdispersi dalam zat

    cair.

    Beberapa sifat emulsi yang penting adalah :

    - Demulsifikasi

    Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses

    sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Pada

    proses demulsifikasi dapat terbentuk krim (creaming) atau sedimentasi.

    Pembentukan krim dijumpai pada emulsi minyak dalam air. Apabila

    kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel minyak akan naik ke

    atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi terjadi pada emulsi air

    dalam minyak. Apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel -partikel

    air akan turun ke bawah.

    - Pengenceran

    Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium

    pendispersinya. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan

    spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat digunakan untuk

    menentukan jenis emulsi (Anonim, 2006).- internet

    Emulsi oral bisa bertipe tunggal maupun ganda. Tipe emulsi

    tunggal antara lain emulsi minyak dalam air (m/a) dan emulsi air dalam

    minyak (a/m), emulsi ganda antara lain emulsi air dalam minyak dalam air

    (a/m/a) dan emulsi minyak dalam air dalam minyak (m/a/m). Emulsi

    ganda a/m/a lebih banyak digunakan dalam sediaan farmasi daripada

    m/a/m. Emulsi ganda biasanya stabil bila menggunakan kombinasi

    surfaktan hidrofilik dan surfaktan hidrofobik. Perbandingan jumlah

    surfaktan yang digunakan sangat penting untuk mencapai emulsi ganda

    yang stabil (Syukri, 2008). jurnal

    Sifat emulsi pada susu kedelai cenderung kurang stabil yaitu cepat

    mengalami pengendapan. Endapan yang ada dalam susu kedelai

    merupakan zat yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Ketiga zat

    tersebut merupakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Susu kedelai yang

    mengandung endapan tidak disukai konsumen. Oleh karena itu diperlukan

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    5/14

    usaha untuk memperbaiki kualitas susu kedelai bubuk agar memiliki

    emulsi yang stabil. Salah satunya dengan menambahkan emulsifier, yaitu

    suatu zat yang ditambahkan untuk memperoleh emulsi yang stabil.

    Emulsifier yang digunakan dalam penelitian ini adalah alginat. Alginat

    merupakan suatu kopolimer linear yang terdiri dari dua monomeril, yaitu

    asam D-mannuronat dan asam L-guluronat (Kurniasari, 2009).- Jurnal

    Emulsi merupakan koloid liofobik (tidak suka akan cairan). Pada

    koloid liofobik, tarik-menarik antara partikel fase terdispersi dan molekul

    fase kontinyu sangat lemah. Bila fase kontinyunya air maka koloid

    tersebut disebut koloid hidrofobik. Bila minyak dan air digojog bersama

    dan didiamkan sebentar, maka kedua cairan tersebut akan terpisah, minyak

    membentuk suatu lapisan diatas air. Dua cairan yang secara normal tidak

    dapat bercampur disebut sebagai nirbaur. Emulsi terdiri dari dua cairan

    nirbaur yang berada dalam kondisi koloid yang stabil oleh peran substansi

    ketiga, yang terdapat dalam jumlah kecil, dikenal sebagai agensia

    pengemulsi. Dalam emulsi, salah satu cairan (fase terdispersi) terpecah

    kecil-kecil dan tersuspensi dalam cairan kedua (fase kontinyu) sebagai

    tetesan-tetesan yang lembut (Gaman, 1993).

    C METODOLOGI

    1. Alat

    a. Gelas preparat dan penutup

    b. Tabung reaksi

    c. Pipet tetes

    d. Hot Plate

    e. Gelas ukur 100 ml

    f. Gelas ukur 25 ml

    g. Mikroskop

    2. Bahan

    a. Larutan Methylen Blue

    b. Susu UHT, margarin

    c. Santan, susu murni

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    6/14

    3. Cara Kerja

    a. Penentuan Tipe Emulsi

    b. Penentuan Kestabilan Emulsi Susu Murni dan Campuran Susu Santan

    diteteskan pada gelas preparat

    diberi 1 tetes indikator methylen blue

    margarin / susu UHT

    ditutup dengan gelas penutup dan diamati tipe emulsinya

    bahan

    dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    didiamkan selama 90 menit

    diamati waktu pemisahan terjadi setiap 15 menit

    ditentukan kestabilan emulsinya

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    7/14

    D HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Hasil

    a. Penentuan Tipe Emulsi

    Tabel 3.1. Data Penentuan Tipe Emulsi

    Kelompok Bahan Gambar Keterangan

    9 Susu UHT -Tipe emulsi Oil in

    Water (o/w)

    -Fase pendispersi : air-Fase terdispersi :

    minyak

    -Warna fase pendispersi :

    biru

    -Warna fase terdispersi :putih transparan

    10 Margarin -Tipe emulsi Water in Oil

    (w/o)

    -Fase pendispersi :minyak

    -Fase terdispersi : air

    -Warna fase pendispersi :

    jernih-Warna fase terdispersi :

    biru

    11 Susu UHT -Tipe emulsi Oil inWater (o/w)

    -Fase pendispersi : air-Fase terdispersi :

    minyak/lemak

    - Warna fasependispersi : biru

    -Warna fase terdispersi :

    putih transparan

    12 Margarin -Tipe emulsi Water in

    Oil (w/o)

    -Fase pendispersi :minyak

    -Fase terdispersi : air

    - Warna fasependispersi : jernih

    -Warna fase terdispersi :

    biru

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    8/14

    13 Susu UHT -Tipe emulsi Oil in

    Water (o/w)-Fase pendispersi : air

    -Fase terdispersi :minyak- Warna fase

    pendispersi : biru

    -Warna fase terdispersi :

    putih transparan

    14 Margarin - Tipe emulsi Water in

    Oil (w/o)-Fase pendispersi :

    minyak

    -Fase terdispersi : air

    - Warna fasependispersi : jernih

    -Warna fase terdispersi :biru

    15 Susu UHT -Tipe emulsi Oil in

    Water (o/w)-Fase pendispersi : air

    -Fase terdispersi :

    minyak- Warna fase

    pendispersi : biru muda

    -Warna fase terdispersi :biru tua

    Sumber : Laporan Sementara

    Pembahasan

    Dalam praktikum emulsi ini ada dua hal yang diteliti, yaitu penentuan

    tipe emulsi dan penentuan kestabilan emulsi susu murni dan penambahan

    santan. Pada penentuan tipe emulsi ini sampel yang digunakan antara lain

    yaitu susu UHT dan margarin.

    Sampel susu UHT memiliki tipe emulsi oil in water (o/w) yangditandai dengan adanya globula-globula minyak berada di dalam medium air,

    di mana glubula minyak merupakan fase diskontinyu sedangkan medium air

    merupakan medium pendispersi. Susu UHT dalam penentuan tipe emulsi

    bahan diteteskan pada gelas preparat kemudian diberi 1 tetes indikator

    methylen blue dan ditutup dengan gelas penutup kemudian diamati tipe

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    9/14

    emulsinya dengan mikroskop. Ternyata diperoleh hasil bahwa globula minyak

    berwarna putih transparan sedangkan air berwarna biru. Pada tipe emulsi oil in

    water (o/w) seperti susu UHT mempunyai tekstur lembut/halus dengan

    konduktivitas listrik yang besar.

    Pada sampel margarin, setelah diteteskan pada gelas preparat dan

    diberi 1 tetes indikator methylen blue kemudian diamati dengan mikroskop

    diperoleh hasil bahwa margarin dan coklat pasta merupakan tipe water in oil

    (w/o). Hal ini ditandai dengan adannya globula-globula air yang berada dalam

    minyak, di mana air merupakan fase diskontinyu, sedangkan medium minyak

    merupakan medium pendispersi. Pada sampel margarin, setelah diamati

    ternyata globula minyak berwarna bening dan medium air berwarna biru

    dengan tekstur kasar.

    b. Penentuan Kestabilan Emulsi

    Tabel 3.2 Data Kestabilan Emulsi Pada Sampel Susu Murni, Susu UHT, dan

    Campuran Susu Santan

    Kelompok Sampel Perlakuan

    Waktu

    Keterangan15

    30

    45

    60 75 90

    9 Susu

    Murni

    Dengan

    pemanasan

    - - - - - - Tidak

    terjadi

    pemisahan

    Tanpa

    Pemanasan

    - - - + ++ ++ Mulai

    terjadi

    pemisahan

    pada 75

    10 Susu

    UHT

    Dengan

    Pemanasan

    - - - - - - Tidak

    terjadi

    pemisahanTanpa

    Pemanasan

    - - - - - - Tidak

    terjadi

    pemisahan

    11 Susu

    murni :

    Dengan

    Pemanasan

    + ++ ++ +++ +++ +++ Mulai

    terjadi

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    10/14

    Santan

    (1:4)

    pemisahan

    pada 30

    Tanpa

    Pemanasan

    + + + + ++ ++ Mulai

    terpisah

    pada 7512 Susu

    murni :

    Santan

    (4:1)

    Dengan

    Pemanasan

    + ++ ++ +++ +++ +++ Mulai

    terjadi

    pemisahan

    pada 30

    Tanpa

    Pemanasan

    - - - - - - Tidak

    terjadi

    pemisahan

    13 SusuUHT :

    Santan

    (1:4)

    Denganpemanasan

    + + + + + + Mulaiterjadi

    pemisahan

    pada 15

    Tanpa

    Pemanasan

    + + + + + + Mulai

    terjadi

    pemisahan

    pada 15

    14 Susu

    UHT :

    Santan

    (4:1)

    Dengan

    Pemanasan

    - - - - - - Tidak

    terjadi

    pemisahan

    Tanpa

    Pemanasan

    - - - - - - Tidak

    terjadi

    pemisahan

    15 Susu

    Murni

    :

    Santan

    Dengan

    Pemanasan

    + + + + ++ ++ Mulai

    terjadi

    pemisahan

    pada menit

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    11/14

    (1:1) 15

    Tanpa

    Pemanasan

    + ++ ++ +++ +++ ++++ Mulai

    terjadi

    pemisahan

    15+ : mulai terjadi pemisahan

    ++ : mulai intensitas pemisahan = mulai memisah

    +++ : mulai terjadi pemisahan skim = hampir memisah sempurna++++ : mulai besar/ jelas = memisah sempurna

    Sumber : Laporan Sementara

    Pada penentuan kestabilan emulsi, kestabilan emulsi dalam bahan pangan

    dipengaruhi oleh adanya ukuran globula fase terdispersi dimana bila ukurannya

    tidak sama maka emulsi tidak stabil dan mudah untuk memisah dari fase kontinu,

    suhu dimana semakin tinggi suhu maka emulsi mudah memisah atau rusak dan

    menyebabkan emulsi menjadi tidak stabil; adanya pengadukan dan juga adanya

    penambahan zat penstabil yang dapat meningkatkan kestabilan emulsi.

    pada sampel susu murni dilakukan dengan perlakuan pemanasan dan tanpa

    pemanasan. Perlakuan pemanasan pada susu murni selama 90 menit tidak terjadi

    pemisahan sedangkan pada perlakuan tanpa pemanasan mulai terjadi pemisahan

    setelah didiamkan setelah 75 menit. Pada perlakuan dengan pemanasan tidak

    terjadi pemisahan, hal ini dikarenakan terdapat kesalahan teknis. Pemanasan yangdilakukan tidak merata sehingga menyebabkan tidak terjadinya pemisahan. Pada

    perlakuan tanpa pemanasan sudah terlihat lapisan yang memisah. Lapisan atas

    berupa lipid sedangkan lapisan bawah berupa protein dan air.

    Pada bahan susu UHT, pada perlakuan dengan pemanasan dan tanpa

    pemanasan dua-duanya tidak terjadi pemisahan. Hal ini disebabkan karena susu

    UHT bersifat stabil. Selain itu pada susu UHT, ukuran globula globula fase

    terdispersinya sama sehingga emulsi lebih stabil atau tidak mudah memisah

    dengan medium pendispersinya.

    Pada bahan susu murni : santan (1:4) dengan perlakuan pemanasan sudah

    mulai terjadi pemisahan pada menit 30 dan memisah sempurna pada menit ke 60.

    Pada perlakuan tanpa pemanasan mulai terpisah pada menit ke 75. Santan

    memiliki pengaruh terhadap susu. Selain perbandingan santan lebih banyak yaitu

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    12/14

    pada santan 4 sedangkan pada susu 1, santan meiliki pengaruh yaitu santan

    memiliki kestabilan yang rendah sehingga terjadi pemisahan yang menyebabkan

    munculnya 2 lapisan yang berbeda.

    Pada bahan susu murni : santan dengan perbandingan 4 : 1, dengan

    perlakuan pemanasan mulai terjadi pemisahan pada menit ke 30 dan memisah

    hampir sempurna pada menit ke 60. Hal ini hampir sama dengan perlakuan

    dengan panas pada susu murni : santan yang 1 : 4 , perbedaannya yaitu pada

    percobaan yang ini pada perlakuan tanpa pemanasan tidak terjadi pemisahan,

    karena susu murni cenderung sifatnya lebih stabil.

    Pada bahan susu UHT : santan dengan perbandingan 1 : 4 dengan

    perlakuan pemanasan dan tanpa pemanasan dua-duanya memisah bersama pada

    menit ke 15.

    Pada bahan susu UHT : santan dengan perbandingan 4 : 1 , baik dengan

    perlakuan pemanasan maupun tanpa pemanasan dua-duanya tidak ada yang terjadi

    pemisahan. Hal ini disebabkan karena karena konsentrasi susu UHT lebih besar

    dan lebih stabil dibandingkan dengan santan.

    Pada bahan susu murni : santan dengan perbandingan 1 : 1 dengan

    perlakuan pemanasan mulai terjadi pemisahan pada menit ke 15 dan dengan

    perlakuan tanpa pemanasan mulai terjadi pemisahan pada menit ke 15 dan

    memisah sempurna pada menit 90 dan terbentuk 3 lapisan. Lapisan atas berupa

    lipid, lapisan tengah berupa air dan lapisan bawah berupa protein.

    Pada percobaan ini maka dapat diperoleh kestabilan susu lebih besar dari

    pada santan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan atau digunakan untuk

    mengalami pemisahan emulsi maka emulsi pada bahan pangan atau sampel

    tersebut tingkat kestabilan emulsinya juga semakin tinggi. Kestabilan emulsi juga

    dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu semakin tinggi maka akan merusak emulsi.

    Penentuan kestabilan emulsi juga dapat ditentukan oleh ukuran globula fase

    terdispersi. Bila ukuran tidak sama, maka emulsi tidak stabil sehingga mudah

    untuk memisah dari fase kontinyu.

    E KESIMPULAN

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    13/14

    Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. Pada penentuan tipe emulsi sampel susu UHT merupakan tipe emulsi oil in water

    (o/w) dengan globula minyak berwarna putih transparan (fase terdispersi),

    sedangkan air berwarna biru (fase pendispersi), serta bertekstur lembut.

    2. Pada penentuan tipe emulsi margarin merupakan tipe emulsi oil water in (w/o)

    dengan globula minyak berwarna jernih (fase pendispersi), sedangkan air

    berwarna biru (fase terdispersi), serta bertekstur kasar.

    3. Pada penentuan kestabilan emulsi, susu murni dengan perlakuan tanpa pemanasan

    sudah terlihat lapisan yang memisah pada menit ke 75. Lapisan atas berupa lipid

    sedangkan lapisan bawah berupa protein dan air.

    4. Pada bahan susu UHT, pada perlakuan dengan pemanasan dan tanpa pemanasan

    dua-duanya tidak terjadi pemisahan, karena susu UHT bersifat stabil.

    5. Santan meiliki pengaruh yaitu santan memiliki kestabilan yang rendah sehingga

    terjadi pemisahan yang menyebabkan munculnya 2 lapisan yang berbeda.

    6. Perlakuan dengan pemanasan pada susu murni : santan baik pada perbandingan

    4 : 1 dan 1 :4 , terjadi pemisahan yang sama pada waktu yang sama yaitu pada

    menit ke 30, tetapi berbeda pada perlakuan tanpa pemanasan, susu murni : santan

    dengan perbandingan 4 : 1 tidak terjadi pemisahan karena susu lebih banyak

    sehingga bersifat lebih stabil.

    7. Pada bahan susu UHT : santan dengan perbandingan 1 : 4 dengan perlakuan

    pemanasan dan tanpa pemanasan dua-duanya memisah bersama pada menit ke 15.

    8. Konsentrasi susu UHT lebih besar dan lebih stabil dibandingkan dengan santan.

    9. Terdapat 3 lapisan pada perlakuan tanpa pemanasan sampai menit ke 90 terjadi

    pemisahan sempurna. Lapisan atas berupa lipid, tengah berupa air, dan bawah

    berupa protein.

    10. Semakin lama waktu yang dibutuhkan atau digunakan untuk mengalami

    pemisahan emulsi maka emulsi pada bahan pangan atau sampel tersebut tingkat

    kestabilan emulsinya juga semakin tinggi.

    11. Semakin tinggi suhu maka akan merusak emulsi

  • 7/22/2019 Emulsi Laporan Praktikum

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Deman, J. M. 1997.Kimia Makanan. Edisi Kedua. ITB Bandung.

    Fardiaz, Dedi. 1992. Teknik Analisis Sifat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan . IPB

    Bogor.

    Keenan, C. W. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Edisi Keenam. Jilid 1. Erlangga.

    Jakarta.

    Ketaren, S. 1986.Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.

    Sugiyono dan Tien R. M. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan. Departemen Pendidikan danKebudayaan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

    Winarno, F.G., 2002.Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.