Upload
bendotz-tua-gila
View
547
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
1/9
Shorinji Kempo No Tokucho
(Enam Karakteristik Shorinji Kempo)
Shorinji Kempo di negeri barat sering kali disebut sebagai "beladiri bagi
orang yang berpikir". Didalam teknik-tekniknya dapat dijelaskan secara ilmiah
dalam aplikasinya. Shorinji Kempo adalah beladiri yang mengedepankan etika
dan moral yang dijelaskan dalam 6 prinsip dasar/fundamental (Shorinji Kempo
No Tokucho -) yang merupakan karakteristik khas dalam
ajaran Shorinji Kempo yang diajarkan bagi para pengikutnya (kenshi).
Ken Zen Ichinyo(Tubuh dan Pikiran Adalah Satu)
Karakteristik pertama dari Shorinji Kempo adalah Ken Zen Ichinyo yang
merupakan dasar fundamental dalam Shorinji Kempo. Ken Zen Ichinyo diartikan:
"Tubuh dan pikiran adalah satu. Dibalik makna ini adalah kesadaran bahwa baik
fisik dan mental dalam tingkatannya adalah dua hal yang tak terpisahkan. Kaisho
mengambil pelajaran akan hal ini dari pengalaman sederhana sehari-hari yang kita
rasakan, bahwa problema mental seringkali berjalan seiring dengan problema
fisik, dan begitu pula sebaliknya
Kaiso menegaskan berkali-kali bahwa baik latihan fisik maupun mental
harus selalu ditekankan secara bersamaan yaitu untuk membangun fisik dan
mental dalam waktu yang sama dan pada tingkatan yang sama pula. Kaiso
berkata: "Zen adalah pertanyaan tentang pikiran dan hati. Akan tetapi dasar
keberadaannya fisik.Dalam riwayat hidupnya sejak dilahirkan Kaiso menderita kelainan
jantung yang berdampak buruk pada kesehatannya. Namun beliau bersikeras
untuk menyatakan tidak bergantung pada kekuatan mental saja. Dalam satu
kesempatan Kaiso menyampaikan: "Kalian telah mengetahui bahwa aku berusaha
untuk mengatasi kondisi jantungku melalui kekuatan rohani. Akan tetapi
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
2/9
sesungguhnya kekuatan ini terletak dalam diri (fisik) dan bagaimana membentuk
sikap bertahan dalam menghadapi penyakit yang tak tersembuhkan. Aku tidak
percaya bahwa disiplin mental dengan sendirinya dapat memberikan manfaat apa-
apa bagi diriku, jika tidak dibarengi dengan sebuah tindakan (fisik)".
Di saat yang lain beliau juga berkata: "Jika kalian menggunakan Shorinji
Kempo untuk tujuan pribadi atau pamer kekuatan maka latihan fisik kalian tidak
memiliki nilai/arti apapun". Beliau sangat menentang keras segala bentuk
persaingan/kompetisi yang berorientasi pada kemenangan dan menentang latihan
fisik semata-mata diarahkan untuk mempersiapkan tubuh untuk kompetisi
tersebut.
Kaiso ingin melihat karakteristik ken zen ichinyo dipahami dalam konteks
yang lebih luas. Ken zen ichinyo digambarkan sebagai hubungan pemikiran dan
tindakan. Kaiso berkata: "Jika kamu hanya merasa atau berpikir sesuatu, itu tidak
cukup. Jika tidak menunjukkannya dalam tindakan yang memiliki nilai. Tetapi
jika tindakanmu hidup dalam dirimu, maka itu akan memberikan kekuatan dan
nilai untukmu".
Kaiso mendirikan Shorinji Kempo untuk tujuan mendidik orang-orang
yang mampu merubah pikirannya menjadi sebuah tindakan. Kaiso berkata:
"Kepercayaan dan keyakinan tidak berarti apa-apa. Jika kamu berpikir sesuatu
yang baik, maka lakukanlah. Jika kamu berpikir sesuatu yang buruk, maka jangan
lakukan dan tinggalkan pikiran itu.
Riki Ai Funi(Kesatuan Kekuatan dan Cinta Kasih)
Karakteristik kedua Shorinji Kempo adalah Riki Ai Funi yaitu sejalandengan doktrin Shorinji Kempo yaitu; Kekuatan tanpa kasih sayang adalah
kezaliman, kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan.
Gagasan/pemikiran antara kekuatan dan cinta kasih pada umumnya
dianggap sebagai konsep yang bertentangan, akan tetapi sejatinya kedua hal
tersebut adalah satu kesatuan. Kaiso pernah berkata: "Jika orang tidak setuju
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
3/9
dengan cara berpikir kita, kita harus mencoba untuk meyakinkan mereka. Akan
tetapi jika mereka menggunakan kekerasan untuk memaksakan pikira/kehendak
mereka, maka aku pikir kita harus menanggapi dengan kekerasan sebagai cara
untuk mempertahankan diri. Mungkin ini adalah cara ekstrim menyelesaikan
sesuatu, akan tetapi jika kita melakukannya itu bukanlah bagian dari tujuan kita
melatih diri, dan apa yang kita pelajari dari Shorinji Kempo menjadi tidak
berarti.
Setelah membaca kata-kata ini, orang mungkin berpikir salah dan
menganggap bahwa Kaiso ingin memaksakan cara berpikirnya pada orang lain.
Jadi apa yang sebenarnya Kaiso ingin sampaikan pada kita?
Segera setelah pendirian Shorinji Kempo, Kaiso dan para pendeta
menghadapi ketidaksepakatan atas pertanyaan tentang kekuatan dan cinta.Para
pendeta berpendapat: "Sikap kamu dari pemecahan masalah melalui kekuatan
adalah tidak benar. Karena setiap masalah dalam hidup dapat dipecahkan melalui
cinta kasih". Namun Kaiso tidak setuju, "Ya, adalah sangat mudah dan sederhana
untuk mengatakan bahwa adalah hal bodoh untuk melawan dan tidak ada alasan
untuk melakukan kekerasan. Kedengarannya memang bagus, akan tetapi banyak
orang tidak peduli seberapa baik apa yang kita katakan, karena mereka hanya
memikirkan dirinya sendiri. Menghadapi orang-orang seperti ini, satu-satunya
cara yang baik untuk merespon adalah menghadapi dengan kekuatan sendiri".
Beliau melanjutkan:" Aku tidak mengatakan bahwa solusi dari hal tersebut adalah
dengan membentuk orang menjadi seorang petarung hebat, akan tetapi ketika
seseorang melakukan kekerasan pada orang lain, maka dibutuhkan seseorang
untuk menghentikannya. Untuk memenuhi hal itu, dibutuhkan seseorang yang
cukup kuat untuk melindungi dirinya dan menghentikan kekerasan tersebut untuk
melindungi orang-orang yang membutuhkannya".
Kaiso tidak mendorong/menyarankan kekerasan sebagai solusi untuk
menyelesaikan masalah, namun beliau sangat jelas menegaskan perlunya kekuatan
untuk bertindak. Ketika dihadapkan dengan situasi yang tidak menyenangkan,
seseorang dapat bertindak tanpa diminta saat dibutuhkan. Untuk dapat melakukan
hal itu, seseorang harus didukung dengan kekuatan seimbang yang cukup untuk
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
4/9
mengatasi kekuatan lawan seseorang yang mencoba memaksakan kehendak
melalui kekerasan.
Shusyu Koju(Bertahan Diutamakan, Menyerang Disesuaikan)
Kaiso berkata : Kita tidak butuh membentuk manusia menjadi seorang
jawara, yang kita butuhkan adalah membentuk manusia yang tidak akan kalah
Shorinji Kempo adalah sebuah cara untuk mempertahankan diri dari lawan
yang menggunakan kekerasan. Shorinji Kempo pada dasarnya dibentuk dari
teknik-teknik yang dimulai dari posisi bertahan yang ditujukan untuk melindungi
diri dari kekerasan. Namun di sisi lain bukan untuk mengalahkan lawan, akan
tetapi ditujukan agar tidak kalah/ditundukkan oleh bentuk kekerasan yang
dihadapi. Ini adalah dasar pemikiran dari karakteristik ketiga dari Shorinji Kempo
yaitu Shusyu Koju.
Teknik-teknik Shorinji Kempo selalu dilakukan dimulai pada saat lawan
menyerang, yaitu bagaimana menghadapi sebuah bentuk serangan dengan
menangkis ataupun mengelakannya, membentuk posisi yang aman dan
menguntungkan untuk menghindarkan diri serangan tersebut.
Oleh karena Shorinji Kempo adalah cara mempertahankan diri, maka
kalah ataupun menang tidak memiliki arti apapun. Shorinji Kempo tidak ditujukan
untuk membentuk atlit ataupun seorang jawara. Kaiso berkata; Aku telah
menyusun teknik-teknik pertarungan (Shorinji Kempo) ini untuk kalian, karena
aku pun telah mengalami banyak pertarungan dalam hidup. Aku tak pernah kalah
dalam pertarungan dan aku tak pernah menginginkan merasakan kejayaan ketika
aku mengalahkan lawan-lawanku. Ketika seseorang melakukan kesalahan, dan
kalian bisa menghentikannya hanya itu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah masalahJika kita menempa diri untuk melindungi diri dan melindungi
sesama, itulah yang kita butuhkan dalam hidup. Ketika seseorang dengan
percaya diri mengatakan aku takkan kalah, maka takkan ada kata menyerah dalam
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
5/9
hidupnya... Sebelum kamu mati, kamu belum kalah dan tak ada alasan satupun
untuk menyerah sebelum kamu mati.
Fusatsu Katsujin(Tidak Membunuh, Tapi Memberi Hidup)
Karakterisik Shorinji Kempo ini di masa lalu digambarkan dalam kalimat
Fusatsu Fugai (tidak membunuh, tidak melukai), dan saat ini menggunakan
kalimat Fusatsu Katsujin (tidak membunuh, tapi memberi hidup). Hal ini diartikan
lebih luas dan lebih dalam pada pemahamannya, hal ini bukan hanya sekedar
mempertahankan diri dari lawan dengan teknik-teknik yang diajarkan oleh
Shorinji Kempo. Meskipun teknik satu serangan, mati seketika (ichigeki) tidak
dikenal dalam Shorinji Kempo, namun dalam aplikasinya merupakan teknik-
teknik yang sangat berbahaya yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen
pada tubuh manusia bahkan kematian. Untuk itu dibutuhkan sebuah pemahaman
yang benar dan mendalam akan makna dari ajaran Shorinji Kempo.Salah satu
tujuan dari ajaran Shorinji Kempo menghentikan kekerasan/kesalahan dan
meyakinkan/menyadarkan lawan untuk menyadari kesalahannya.
Suatu ketika seorang jawara menantang beliau dan berkata; aku dapat
membantingmu dalam posisi duduk; tangkaplah tanganku. Ketika Kaiso
menangkap tangannya, sang jawara mencoba mengunci pergelangan tangan
beliau, namun beliau berhasil meng-counter-nya dengan menekan titik vital yang
berada pada sisi luar pergelangan tangan yang menghasilkan rasa sakit yang luar
biasa dan menjatuhkan/melemparkan sang jawara dari posisinya. Dengan rasa
malu sang jawara berkata, ketika kamu menangkap tanganku kamu membuatku
sangat kesakitan, kamu pasti orang yang sangat kuat? Kemudian beliau
menjawab, Aku bukanlah orang yang kuat, dan tanganmu menjadi sakit bukan
karena kekuatanku akan tetapi oleh teknik Shorinji KempoSeseorang yang
menang melalui sebuah pertarungan adalah sebuah kemenangan semu. Untuk
meraih kemenangan sejati adalah dengan meyakinkan/menyadarkan sesama dalam
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
6/9
kebaikan. Jika kita tak dapat meyakinkan/menyadarkan sesama maka itu bukanlah
sebuah kemenangan.
Lebih jauh Kaiso menjelaskan; Banyak cara mudah untuk
membunuh...Untuk memberikan kehidupan pada seseorang, menyadarkan dirinya
dan memberikan semangat baginya untuk hidup bagi sesama dan dirinya sendiri
adalah tujuan dari Shorinji Kempo.Sebuah hal penting yang harus dimiliki
seorang pemimpin adalah dia tak pernah kalah dan dia tidak pernah menyerah.
Ketika aku menguasai Shorinji Kempo, aku tak pernah kalah. Seandainya aku
pernah kalah maka aku tak akan menyampaikan hal ini pada kalian saat ini.
Sepanjang riwayat hidupnya, Kaiso tak pernah membunuh para penantang/lawan-
lawannya. Bahkan banyak diantara mereka malah menjadi pengikut setianya.
Go Ju Ittai(Keras, Lembut Menyatu)
Shorinji Kempo adalah beladiri yang bertujuan untuk mempertahankan
diri dari kekerasan. Dengan teknik-teknik yang diajarkan dalam Shorinji Kempo,
dimungkinkan seseorang untuk merespon berbagai bentuk serangan dan
menguasai keadaan.
Secara garis besar teknik-teknik dalam Shorinji Kempo diklasifikasikan
menjadi teknik keras (Goho) dan lembut (Juho). Goho membahas seputar teknik-
teknik pukulan tangkisan dan tendangan. Sedangkan Juho membahas tentang
teknik-teknik melepas, membanting dan mengunci. Diawal pembelajaran Shorinji
Kempo, Goho dan Juho dipelajari secara terpisah. Akan tetapi semakin jauh atau
semakin tinggi tingkatannya maka pemisahan mulai menjadi kabur dan akhirnya
menyatu hingga seseorang menyadarinya dan menggunakannya secara efisien
serta mengkombinasikannya menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.
Suatu ketika seorang jawara yang selalu berlatih untuk memperkuat
tubuhnya datang memanggil Kaiso dan menunjukkan kepada beliau betapa kuat
tubuhnya. Kemudian Kaiso bertanya; Berapa banyak batu bata yang dapat kamu
hancurkan? Dalam Shorinji Kempo diajarkan teknik-teknik untuk
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
7/9
mempertahankan diri dan mengelakkan serangan dibandingkan memperkuat
tubuh. Jawara tersebut tak setuju dengan pernyataan beliau dan menantangnya.
Kaiso; Baiklah, jika kita tak sepaham, maka aku akan menerima
tantanganmuAku akan berusaha menarikmu ke pintu itu dengan menggunakan
tanganku.
Seketika itu pula kemudian Kaiso menangkap salah satu tangan sang
jawara dengan kedua tangannya dan menariknya ke arah pintu keluar. Tentu saja
sang jawara tidak diam saja, ia pun berusaha menarik diri ke arah yang
berlawanan. Namun tak berapa lama, seketika ia berusaha memukul Kaiso dengan
tangan yang lain. Menyadari hal tersebut Kaiso meng-counter serangan tersebut
dengan katate kannuki nage dan melempar sang jawara. Tak terima, sang jawara
segera bangkit dan berusaha menangkap Kaiso untuk membantingnya. Namun
Kaiso segera mengcounter kembali dengan menggunakan maki gote dan
menjatuhkannya dalam posisi ura gatame. Dalam posisi itu kemudian Kaiso
melakukan gerakan tendangan kosong ke arah sang jawara sambil berkata; Aku
bisa saja membuat dirimu tak sadarkan diri dengan kaki ini, namun aku tak
menginginkannya. Alasan kenapa aku tak memaksakan diri untuk menguatkan
tubuhku karena itu tak sepenuhnya dibutuhkan dalam mempertahankan diri.
Kemudian Kaiso melepaskan kunciannya dan membantunya bangkit, sang jawara
menyadari kesalahannya dan meninggalkan Kaiso.
Untuk menjelaskan penyatuan antara keras dan lembut seringkali
Kaiso mengatakan, Strategi adalah suatu hal yang selalu berubah. Kaiso
menginginkan kita memahami bahwa penyatuan tersebut adalah sebuah aspek
penting dalam teknik-teknik Shorinji Kempo yang seimbang dan saling mengisi.
Kaiso; Inti dari Shorinji Kempo adalah sesuatu yang dapat kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hariAdalah hal yang sangat baik untuk memanfaatkan
kesempatan yang muncul dan menyatukannya dalam satu momentum untuk
bereaksi dalam sebuah perubahan (strategi).
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
8/9
Kumite Shutai
(Berpasangan Diutamakan)
Kumite Shutai atau berpasangan diutamakan dapat diartikan sebagai
berpasangan dalam berlatih, yang bertujuan untuk mencapai peningkatan yang
mutual dalam teknik yang selaras sebagai bentuk kerjasama satu sama lain yang
saling menguntungkan. Dalam pemahamannya ada dua alasan penting kenapa hal
ini sangat ditekankan.
Pertama, dari sisi keteknikan dalam Shorinji Kempo. Jika kita berlatih
sendiri (tandoku/tan en), kita tidak dapat merasakan bagaimana momentum(hazumi) dan penyesuaian jarak yang optimal (ma ai) dalam menghadapi serangan
lawan terutama lawan yang yang secara realtime bergerak dinamis. Shorinji
Kempo diciptakan dalam bentuk teknik pertahanan untuk menghadapi/mengatasi
serangan lawan berdasarkan bentuk-bentuk serangannya. Dengan kerjasama dan
pemahaman yang baik dalam pelaksanaan teknik maka akan menghasilkan teknik
yang sempurna bagi keduanya, yang dapat digambarkan dan dirasakan dalam
peningkatan kualitas teknik yang berbanding lurus dengan kemampuan untuk
bekerjasama berpasangan dalam berlatih.
Alasan kedua, yaitu dilihat dari sisi filosofi. Berpasangan dalam berlatih
adalah bentuk implementasi nyata dari salah satu tujuan/gagasan utama dalam
Shorinji Kempo yaitu; bekerjasama, mengembangkan rasa tanggung jawab,
menanamkan kepercayaan dan maju bersama. Kaiso secara tegas mengkritisi
segala bentuk persaingan untuk sebuah kemenangan ataupun segala bentuk usaha
untuk mengalahkan satu sama lain. Hal ini digambarkan dalam salah satu
pernyataan beliau, Untuk hidup dalam dunia dimana yang ada hanya kalah dan
menang, seseorang tidak perlu mengenal orang lain dan hanya memikirkan dirinya
sendiri. Selalu mengkhawatirkan kehilangan posisinya, mencurigai sesama dan
menganggapnya sebagai musuh, selalu berusaha untuk saling
menjatuhkan...Untuk mencapai semua itu maka tak dikenal istilah teman.
7/23/2019 Enam Karakteristik Shorinji Kempo
9/9
Oleh karena berlatih berpasangan, maka sangat dibutuhkan rasa
kepercayaan dan kerjasama yang baik satu sama lain. Ini adalah esensi utama
Shorinji Kempo yaitu menghindarkan diri dari rasa egois. Ide awal dari konsep
berlatih berpasangan berawal dari Kuil Shozan yang Kaiso pernah kunjungi.
Beliau menjelaskan pemahamannya ketika beliau melihat lukisan dinding (mural)
di kuil tersebut. Di dinding itu digambarkan seorang biksu Cina dan India sedang
berlatih beladiri bersama sambil tersenyum bahagia. Dalam bahasa jepang, konsep
ini dinyatakan sebagai otagai renshu (berlatih untuk satu sama lain), atau jita
kyuraku (menikmati/berbagi dengan orang lain).
Sikap ini hendaknya ditanamkan tidak hanya dalam berlatih akan tetapi
diterapkan pula dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kondisi ini kita akan
semakin mengenal diri kita, dan secara langsung/tidak langsung kita mengenal
keberadaan perbedaan yang ada disekitar kita yang bertujuan untuk mencapai
sebuah penerimaan terhadap diri dan sesama dalam kehidupan bermasyarakat
yang merupakan hakikat kita sebagai seorang manusia yang tidak mungkin hidup
sendiri.