Upload
ngocong
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kunci penghematan energi pada gedung-gedung tinggi adalah dengan penggunaan listrik untuk AC dan penerangan dapat ditekan serendah mungkin, karena penggunaaan energi di gedung bisa mencapai 90 % untuk AC dan penerangan . Upaya untuk penghematan energi pada sistem pendingin adalah dengan beberapa cara : memperbaiki efisiensi kompresor, memvariasikan putaran kompresor dan fan, mencari refrigeran alternatif, memvariasikan putaran fan, sistem kontrol refrigeran, dan lain-lain.
Batasan Masalah
Untuk lebih terarahnya penelitian ini dan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan penulisan, maka dilakukan pembatasan masalah.
Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
Menganalisis Jumlah Peralatan yang digunakan, menganalisis System Kerja AHU, menganalisis Waktu yang tepat untuk menghidupkan AHU dan menganalisis Konsumsi energy yang digunakan.
Air Conditioner
Air Conditioning adalah “Proses penanganan udara; untuk mengontrol secara serempak terhadap temperatur, kelembaban, kebersihan dan distribusi untuk mencapai kondisi yang diinginkan”. Dengan melakukan pengkondisian udara tersebut setiap orang dapat mengatur suhu, kelembaban udara sesuai dengan yang diinginkan sehingga dapat menghasilkan pengkondisian udara nyaman (comfort air conditioning). Di masyarakat, alat pengkondisian udara ini biasa dikenal dengan sebutan AC (Air Conditioning), yang mana salah satunya adalah AC jenis Water Chiller.
Definisi dari Penyegaran Udara
Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperature dan kelembaban yang sesuai dengan persyaratan kondisi udara dari sauatu ruangan tertentu yang dapat mengatur aliran udara dan kebersihannya.
Sistem penyegaran udara pada umumnya di bedakan menjadi 2 ( dua ) jenis golongan , yaitu :
A. Penyegaran udara untuk kenyamanan
Yaitu penyegaran yang fungsi utamanya mengatur suhu dalam ruangan yang memberikan kenyamanan bagi penghuni atau pemakainya dalam melakukan aktifitas tertentu.
B. Penyegaran Udara untuk Industri
Yaitu penyegaran udara dari ruangan yang di fungsikan untuk mengontrol suhu suatu perangkat yang ada di dalamnya. Biasanya peralatan – peralatan tersebut tidak kuat akan suhu yang terlalu tinggi.
Bagian – bagian System Air Conditioner
Pada sistem refrigrasi mekanik kompresi uap terdapat rangkaian dari empat komponen utama, yaitu: evaporator, kompresor, kondenser, dan alat pengontrol aliran refrigeran. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan fungsi sendiri-sendiri yang berbeda, tetapi secara terintegrasi dan dioperasikan bersama-sama akan dapat memindahkan energi termal. Dampak dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi pada sebuah obyek adalah, bila terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu obyek tersebut akan menurun. Sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi itu kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka lingkungan tersebut dapat menjadi lebih hangat.
Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta
GAMBAR SISTEM REFRIGERASI
1.Kondenser Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran dapat melepaskan kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dibuang ke lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling). Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dia dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Maka, kondenser adalah bagian di mana refrigeran bertekanan tinggi (Pkd = high pressure–HP).
2. Piranti ekspansi (expansiondevice–EXD)
Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh sebab itu piranti ini sering juga dinamakan refrigerant flow controller. Dalam berbagai buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung dalam piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju aliran refrigeran merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya kapasitas refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju aliran refrigeran yang diperlukan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran yang besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini diterakan beberapa di antaranya.
a. Pipa kapiler (capillary tube – CT).
Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm, dengan panjang yang disesuaikan dengan keperluannya
hingga beberapa meter. Pada berbagai unit refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai agar terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya. Lubang saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan hambatan bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan itulah yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa kapiler ini menghasilkan aliran yang konstan.
b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve – HEV).
Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara manual.
c. Katup ekspansi termostatik (Thermostatic expansion valve – TEV).
Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara termostatik, yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada bagian keluaran evaporator. Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran evaporator itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju aliran melintasinya juga menjadi terkontrol.
d. Katup pelampung (float valve – FV).
Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis ‘genangan’ (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka (level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan evaporator menjadi pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup.
3. Evaporator (evaporator – EV)
Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu terjadi karena cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang merupakan beban refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis Evaporator yaitu:
a. Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type - DX).
Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya, yang dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di bagian itu refrigeran yang berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap keluar ke saluran masuk kompresor.
b. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).
Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair. Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas tandon tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut dihisap masuk ke kompresor.
4. Kompresor (compressor – CP)
Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya, maka di antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure – HP), sedangkan di evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low pressure – LP).
Bagian-Bagian System Central Air Conditioner
AC System Central merupakan alat pengkondisian udara yang dapat mengkondisikan udara lebih dari satu ruangan untuk satu perangkat AC, karena sistem AC water chlller terdiri dari dua siklus yaitu siklus primer dan siklus sekunder. Pada siklus primer yang bertindak sebagai fluida kerja adalah refrigerant berada didalam chiller itu sendiri dan pada siklus sekunder yang bertindak sebagai fluida kerja adalah air yang difungsikan keluar dari siklus chiller.
GAMBAR
System Central Air Conditioner
1. Paket Chiller
Perangkat yang berfungsi sebagai satu kesatuan bagian-bagian yang mendukung kerja system kerja Air Conditioner system sentral. Meliputi:
- Kompresor - Kondenser - Katup ekspansi - Evaporator - Display setting - Dan lain sebagainya
Gambar Chiller
2. Cooling Tower Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting adalah cooling tower atau menara pendingin. Fungsi utamanya adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Konstruksi cooling tower terdiri dari system pemipaan dengan banyak nozzle, fan/blower, bak penampung, casing, dsb.
Gambar Cooling Tower
3. Motor Pump Pada system chiller, motor pump berfungsi untuk menghantarkan fluida yang dibutuhkan untuk melengkapi kerja dari system chiller itu sendiri. Seperti :
a. Sebagai penghantar fluida pendingin condenser (yaitu air dari Cooling Tower)
b. Sebagai penghantar fluida dingin (chilled water) ke setiap system diluar proses chiller. Seperti:
- FCU - AHU
Gambar Motor Pump
4. Pemipaan Pemipaan berfungsi sebagai penghantar air sesuai dengan fungsi dan kegunaanya. Dalam system Chiller pemipaan difungsikan sebagai :
a. penghantar air pendingin condenser dan mensirkulasikan lagi ke cooling tower
b. penghantar chilled water ke setiap system AC yang membutuhkan nya.
c. Sebagai tempat berbagai pendukung kerja chiller seperti; sensor, valve, damper, balancing, dan lain sebagainya.
Gambar
System Pemipaan AC Central
AHU dan kelengkapannya.
a. Fan Blower Digunakan untuk : - Fan Udara kembali (air return) - Fan Udara Masuk (air supply)
Gambar
Fan Blower AHU
c. Ducting
Sistem Ducting adalah sistem penghawaan ruangan pada suatu bangunan dengan menggunakan lorong-lorong plat maupun fleksible yang difungsikan sebagai penghantar udara.
Gambar
Ducting Pada System AHU Sistem AC Central merupakan sistem AC yang terpusat, dalam arti AC dialihkan dari satu mesin yang disebut AHU dan dialirkan ke Cooling Tower yang berada di lantai atas bangunan dan kemudian dialirkan melalui pipa ducting ke seluruh ruang bangunan. Sistem ini secara global mempengaruhi struktur bangunan di bentang bangunan. Yang mana artinya perletakan mesin ducting itu sendiri harus diperhitungkan jumlah dan letaknya. Dikarenakan udara yang disalurkan oleh pipa ducting memiliki intensitas yang berbeda di pipa dekat mesin dengan ujung paling jauh pipa dari mesin. Beban dari pipa ducting tersebut juga cukup membebani struktur. Selain itu mesin AHU yang menghasilkan suara berisik harus mendapatkan ruang khusus dengan peredam suara dan struktur yang kokoh demi mendukung beratnya mesin AHU dan Cooling Tower.
Gambar 2.9 Line Ducting[10]
d. Coil (Evaporator)
Pada system AHU, Konsep kerja Coil sangat sederhana; air dingin (chilled water) dari chiller dihantarkan melalui pipa menuju evaporator pada AHU dan di alirkan kembali ke Chiller.Udara di alirkan dan bersinggungan melewati Evaporator untuk mendinginkan udara hingga suhu mendekati suhu yang diinginkan. Udara dingin dapat digunakan untuk refrigerasi
kenyamanan atau proses. Suhu juga dapat dikontrol dengan pengontrolan aliran laju sirkulasi air.
e. Damper Disini Damper difungsikan sebagai pengatur laju udara yang disirkulasikan, baik udara untuk supply mau pun udara kembali dari ruangan. Dengan adanya damper suhu dalam ruangan dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.
f. Filter udara
Udara dalam ruangan tidak selalu bersih, adakalanya Udara terkontaminasi dengan zat-zat yang merugikan proses dari system itu sendir.Untuk memberikan hasil udara yang bersih, AHU dilengkapi dengan Filter Udara, Filter diletakkan tepat di belakan coil (evaporator). Filter dituntut selalu bersih sehingga harus dilakukan pembersihan secara berkala. System Control
Gambar 2.10 Skema System Control[4]
System Control difungsikan sebagai Control otomatis yang dapat diatur pada satu buah computer (server pusat) Oleh seorang operator teknik. Yang dapat mempermudahan dalam pengontrolan. Selain itu dengan system control dapat memaksimalisasi efisiensi yang ada. Sebagai contoh, system konvensional pengkondisian udara (AC) dengan AHU banyak menggunakan system aliran udara secara maksimal sehingga suhu pada ruangan kurang terkontrol. Pada saat temperature sudah tercapai control mematikan dan
menghidupkan mesin. Pada sistem konvensional, motor hanya mengenal dua kondisi berdasarkan referensi temperature on dan off. Apabila temperatur yang diinginkan lebih besar dari temperatur referensi maka motor akan beroperasi (On) dan sebaliknya akan Off, jika temperature yang diinginkan lebih kecil dari temperatur referensi. Aliran udara bekerja secara maksimal, penjagaan suhu dalam ruangan dicontrol dengan menghidupkan dan mematikan motor. Dengan meggunakan system ini aliran udara diatur dengan menutup dan membuka damper pada AHU, aliran udara diatur sedimikian rupa agar suhu pada ruangan tetap terjaga. Diasumsikan motor akan lebih tahan lama jika tidak sering terjadi on/off secara terus menerus. Penggunaan sistem Control cukup mudah, dapat melakukan control jarak jauh,kesalahan (failure) cepat terdeteksi sehingga, Hemat Energi baik untuk manusianya maupun energynya,harga yang mahal dapat sebanding jika dilihat dari sisi investasinya yang besar untuk jangka waktu yang lama. Untuk lebih lengkapnya akan di jelaskan pada pokok pembahasan.
BAS (Building Automatic System) Pada system BAS digunakan untuk mengontrol system AHU, FCU, Exhaust Fan. BAS adalah control otomatis yang dapat mengontrol system untuk menghidupkan dan mematikan alat sesuai waktu yang ditentukan, serta melakukan control secara otomatis, yang dipusatkan dalam satu Computer server dengan menggunakan beberapa Hadware Module sebagai perintah. Berikut jumlah perangkat kerasnya (hardware) yang digunakan.: • 1 unit computer (PC) • Perangkat system bas yang ditempatkan pada
masing- masing alat: o SMS ; System Management Server; yang
berfungsi untuk menerima perintah dari PC dan mengirimkan ke SCS
o DSS ; Data Storage Server ; untuk menyimpan data perintah dan melaporkan setiap kejadian.
SCS ; System Core Server; berfungsi untuk menerima perintah dari SMS untuk dikirimkan ke MVD, MV, Temperature Control, dan lain sebagainya.
Gambar
System schedule pada BAS
AHU
Gambar AHU (Air Handling Unit)
Pada Bioskop XYZ AHU berfungsi untuk mendingin ruang Auditorium, yang digunakan untuk Pertunjukan Film dan berbagai event lainnya.
Tabel Spesifikasi AHU Pada System Pendingin
Nama Capasitas
(kW) Air flow
(l/s) CHWS/R (l/s); dia
Dia Pipa Chiller ; l/s
Ahu 1 64,1 2830 2.787 ;50 100 / 15.137
Ahu 2 64,1 2830 2.787 ; 50 100 / 14.187
Ahu 3 24,8 1115 1.08 ; 32 100 / 12,35
Ahu 4 60 1550 2.6 ; 50 65 / 4.3
Ahu 5 39,1 1550 1.7 ; 50 50 / 1.7
Ahu 6 39,1 1550 1.7 ; 50 50 / 1.7
Ahu 7 60 1550 2.6 ; 50 80 / 8.67
Ahu 8 24,8 1115 1.08 ; 32 100 / 11.687
AHU terdiri dari beberapa system control otomatis, sensor temperature, damper udara, valve motorizer dan lain-lain, berikut data jumlah alat-alat tersebut: Tabel Data System Control pada AHU
Nama MVD Motorizer Valve
Sensor temperature
AHU 1 5 1 2 AHU 2 5 1 2 AHU 3 5 1 2 AHU 4 5 1 2 AHU 5 5 1 2 AHU 6 5 1 2 AHU 7 5 1 2 AHU 8 5 1 2 VRV VRV (Variable refrigerant volume)yaitu suatu sistem pengontrolan kapasitas mesin AC dengan cara langsung mengatur laju aliran refrigerantnya, di dalam indkWr unit, electronic expansion valve yang dikendalikan oleh komputer akan mengubah laju aliran refrigerant secara terus menerus sebagai reaksi atas terjadinya perubahan beban. Komponen dari VRV sama dengan AC split, hanya pengendaliannya saja yang berbeda sehingga VRV lebih presisi dan efisien. Ada tiga hal utama yang membuat sistem VRV hemat energi ; - Energi penyerapan panas yang lebih rendah - Mencegah kapasitas yang berlebihan - Efiensi tinggi pada beban sebagian. Kelebihan VRV dibanding AC yang Lain yaitu: - Hemat energi - Kontrol kapasitas yang linear dan presisi - Perencanaan/pemasangan/perawatan mudah dan hemat - Kontrol individu dan atau terpusat - Hemat energi - Hemat biaya operasional - Kontrol temperatur presisi Data meter Panel. A. Spesifikasi kWH meter MSB 1: Terpasang kWH meter merk SWADEN 230/400 V 5A/CT 50 Hz 1600 imp/kWH 3 Phase 4 Wire
MCCB 252 – 630 A 3P Trafo arus terpasang CT 800/5A Penggunaan MSB 1(Panel Room): - Semua Equipment di Lt 6 - Lighting Lt 7 - Projektor dan Equipmentnya - FCU Lt 7 dan 6 - Exhaust Fan Lt 7 dan 6 B. Spesifikasi kWH meter MSB 2: 230/400 V 5A/CT 50 Hz 1600 imp/kWH 3 Phase 4 Wire MCCB 252 – 630 A 3P Trafo arus terpasang CT 800/5A Penggunaan MSB 2 (Chiller) : - Chiller, - CHWP (Chiller Water Pump) - CWP (CkWling Water Pump) - CkWling tower - AHU FA - AHU 12345678, 9a dan, 9b
Pada dasarnya, besarnya energi yang telah dipakai oleh pelanggan ditunjukkan dengan angka-angka (register) yang tertera pada alat ukur kWH meter. Jumlah pemakaian yang sebenarnya dihitung berdasarkan angka-angka yang tertera pada register sebelumnya (awal) yang dikurangkan terhadap angka-angka yang tertera pada register terakhir (akhir) atau dapat dinyatakan dengan rumus
kWH = (selisih pembacaan meter kWH) x Faktor Meter. Selisih pembacaan meter kWH = Penunjukan meter bulan ini - Penunjukan meter bulan lalu Faktor Meter = Rasio CT x Rasio PT x Faktor Register Auditorium Fungsi Auditorium
Auditorium di fungsikan untuk pertunjukan perfilman (bioskop), pada saat-saat tertentu Auditorium juga difungsikan untuk berbagai kegiatan lainnya, seperti; seminar, pertunjukan theater, fashion show, launching product dan lain sebagainya. Ini merupakan situasi-situasi di luar kendali, dikarenakan pada saat event-event tertentu tidak jarang menggunakan alat-alat melebihi kapasitas, sound system, spot light, panggung, dan lain sebagainya, ini menuntut sang
engineering untuk melakukan langkah-langkah diluar schedule biasanya, Di karenakan Auditorium pada Bioskop ini di design hanya untuk kegiatan perfilman saja, maka tidak jarang AC digunakan secara maksimal, tanpa batasan tertentu (Manual) efek dari alat-alat yang digunakan sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi udara di dalam ruangan. Dalam Penulisan ini, fungsi-fungsi tersebut dia abaikan, fungsi utama (Pertunjukan film) digunakan sebagai patokan pada penulisan ini. Sudah tentu bertujuaan demi kenyamanan costumer pada saat menonton film. Tabel Kapasitas Kursi & luas ruangan Auditorim
Dimensi LUAS AUDI Panjang Lebar Tinggi Kapasitas
AUDI 1 21 13 8 203AUDI 2 21 13 8 203AUDI 3 11 7 6 60AUDI 4 20 14 7 177AUDI 5 16 11 7 128AUDI 6 16 11 7 128AUDI 7 20 14 7 177AUDI 8 11 7 6 60
Konsumsi Energy Normal Pada Gedung Bioskop XYZ
Tabel Total penggunaan daya peralatan 1 hari
Penggunaan kW/hari
Peralatan Lt6 1516,848
Peralatan Lt7 75,45
Ex & supply fan 317,85
Projection 1077,5
2987,648 kWh
Maka Daya Peralatan pada setiap
bulannya(30hari) sebesar : 89.629,44 kWh
Total Konsumsi Energy (daya) pada Bioskop XYZ adalah: Kapasitas 415,80 kVA dg faktor meter 800/5A TOTAL PEMAKAIAN LISTRIK =
AC
105.668
Lighting
12.306,15
Peralatan
89.629,44 `+
Total `=
207.604 kW/bulan Jadi Total Energy yang digunakan adalah: Total `= 207.603,69 kWh
Air Conditioner,
105667
Lampu, 12306.15
Peralatan, 89629.44
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
Grafik Penggunaan Energy
Dilihat pada Grafik diatas Penggunaan
energy pada bioskop BMP mempunyai nilai
tertinggi yaitu 105.667 Kwh/bulan. Dengan
hasil tersebut diatas ada perlunya sebagai
seorang Teknik untuk mencari peluang
efisiensi sebanyak-banyaknya pada semua
system.
Efisiensi Pada System AC (Air Conditioner)
1. Waktu Penyalaan System AC (air
conditioner) Central.
Dibawah ini adalah tabel prosedur penyalaan
system, untuk mengetahui waktu-waktu yang
tepat untuk menyalakan mesin-mesin yang ada
sehingga mengecilkan pemborosan listrik
terhadap waktu yang digunakan.
Tabel 4.8 Jadwal menghidupkan mesin sebelum
dilakukan riset.
Waktu
NAMA Hidup (on) Mati (off) Ket
CHWP
15 menit sebelum chiller dinyalakan
Dimatikan sampai semua AHU mati
untuk mensirkulasikan air yang ada di coil kepada AHU area yang hidup lebih dulu dari chiller
CWP
Start berbarengan dengan cooling Tower, 15 menit sebelum chiller hidup
15 menit setelah Chiller mati
untuk memaksimal suhu pendinginan pada condenser
Chiller
1jam sebelum pemutaran film pertama
berbarengan dengan AHU mati
AHU Area A 9:00 ; 12:00
adalah jam operasional kerja
AHU Area B 9:00 ; 12:00
adalah jam operasional kerja
AHU 1
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
Tabel 4.8 Jadwal menghidupkan mesin
sebelum dilakukan riset. (Lanjutan)
Waktu
NAMA Hidup (on) Mati (off) Ket
AHU 2
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 3
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 4
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 5
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 6
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 7
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 8
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
Exhaust FAN 8:30 0:00
untuk membuang udara kotor dan me sirkulasi udara di Area.
FCU Projector 9:00 0:00
adalah jam operasional kerja
FCU Coridor 9:00 0:00
adalah jam operasional kerja
FCU OFFICE 9:00 0:00
adalah jam operasional kerja
Seperti dilihat pada table diatas bahwa proses
tersebut merupakan jadwal dihidupkan dan
dimatikannya sebuah system AC central, dengan
berpatokan pada jam operasional kerja kantor.
Dengan proses tersebut dapat dilihat beberapa
kerugian yang terjadi pada beberapa system.
Gambar
Grafik kerugian gesek Water Chiller
Dilihat pada table diatas adalah kerugian gesek
water chiller yang diakibatkan dari proses kerja
mesin AHU dan FCU dengan bantuan pompa
CHWP tanpa menghidupkan Chiller.
Yang mengakibatkan begitu cepatnya kenaikan
suhu Water chilled didalam pipa. Terlihat pada
table diatas, waktu untuk mendingin sebuah
chiller untuk mencapai suhu mendekati 60C
adalah +48menit .
Dengan melihat grafik diatas kita dapat
melakukan beberapa Efisiensi lagi di beberapa
proses system pendinginan sehingga
mendapatkan proses kerja yang maksimal
dengan menggunakan energi se minimal
mungkin.
Pada praktiknya System kerja AHU yang dipakai
memanfaatkan MVD (Motorizer Volume
Damper) sebagai pengatur jumlah masuk udara
dingin dan sekaligus penentu temperature
ruangan yang di inginkan. Blower (fan) yang
digunakan berputar secara maksimal secara
continue selama mesin AHU di hidupkan.
Dengan memanfaatkan Chilled water pada
coil dari Chiller untuk dimanfaatkan sebagai
penghasil dingin. Dari proses tersebut diatas
ada beberapa proses yang bisa kita
maksimalkan kegunaannya. Seperti
mengurangi perputaran MVD (sebagai
pengatur jumlah Udara yang masuk ke
auditorium) agar kerja yang di lakukan
Blower (fan) yang secara continue itu bisa
bekerja secara maksimal serta memanfaatkan
Chilled water yang telah dihasilkan oleh
chiller, dapat di gunakan semaksimal
mungkin.
Gambar
AHU (Air Handling Unit)
Kerja blower (fan) pada AHU ini
cukup memboroskan listrik, namun tidak
banyak yang dapat dilakukan perusahaan
untuk hal ini, walaupun banyak cara untuk
menghemat listrik, penambahan dana merupakan
factor utama penghalang untuk mencapai target
efisiensi yang tinggi, walaupun perusahaan akan
mendapatkan investasi yang besar dikemudian
hari. Dengan adanya beberapa masalah yang
timbul tersebut, dengan memaksimalkan kerja
mesin-mesin yang ada dan mengefisiensikan
energi yang ada, itu sudah merupakan salah satu
wujud peduli terhadap krisis energi yang ada dan
sebagai investasi yang bagus untuk perusahaan.
2. System Refrigerasi pada AHU
Pada Gedung Bioskop ini AHU difungsikan
sebagai Pendingin udara untuk Auditorium
(ruang pertunjukan) kapasitas pada setiap ahu
berbeda-beda. Pada gedung ini dibagi menjadi
dua area;
Gambar
AHU (Air Handling Unit) dan
kelengkapannya
Fungsi:
a. MVD 1; berfungsi untuk mengatur
jumlah volume udara dari AHU fresh air
yang masuk ke AHU
b. MVD 2; berfungsi untuk mengatur
jumlah volume udara yang di buang
melalui exhaust fan dari udara return
auditorium.
c. MVD 3; berfungsi untuk mengatur
jumlah volume udara yang di bypass
(melewati) Evaporator (coil) menuju
Auditorium.
d. MVD 4; berfungsi untuk mengatur
jumlah volume udara yang melewati
evaporator (coil) menuju auditorium.
e. MVD 5; berfungsi untuk mengatur
jumlah volume udara yang dibagi
antara Udara exhaust dan yang
kembali ke AHU.
f. RF (Return Fresh); fan yang berfungsi
untuk menghisap udara dari
auditorium menuju ke AHU.
g. RA Temp; Point temperature udara
yang sensor temperature yang masuk
ke system AHU, dalam artian sama
dengan udara yang berada di
auditorium.
h. Set Point RA temp, nilai yang di
berikan untuk menentukan
temperature udara yang diinginkan.
Pada saat kita menghidupkan ahu pada
pertama kali, perintah pertama diberikan pada
fan untuk mulai berputar, selanjutnya MV
berangsur-angsur membuka untuk
mengalirkan air ke coil, pada saat yang
bersamaan MVD juga berangsur-angsur
membuka untuk mengatur volume udara
sesuai fungsinya. Pada awal menyalakan
AHU, Udara dari ruangan dihisap oleh Fan RF
semua udara menuju ke AHU melewati MVD 5
terus ke MVD 4 dengan persentase pembukaan
100% melewati filter dan coil lalu dihembuskan
keluar AHU menuju Auditorium. Begitu pula
selanjutnya, udara di sirkulasi secara berkala,
kemudian berangsur-angsur persentasi dari MVD
akan berubah.
Perubahan tersebut di pengaruhi dari beberapa
factor yaitu:
- temperature ruangan
- jumlah penonton
- temperature coil
Temperature coil dipengaruhi oleh chiller
yaitu mensuplay water chilled kepada coil,
semakin dingin chiller memproduksi air dingin,
semakin cepat pula coil mencapai suhu yang
diinginkan. Coil berfungsi untuk menurunkan
temperature udara yang melewatinya, gesekan
udara dengan coil akan menyebabkan naiknya
temperature pada coil, oleh sebab itu coil harus
dapat mempertahankan suhunya sesuai yang
diinginkan. Kita dapat melihat perubahan
temperature coil pada grafik di bawah ini.
Grafik Temperature vs Waktu pada COIL
Jumlah penonton juga sangat berpengaruh
waktu untuk mendinginkan ruangan, sesuai
survey yang telah dilakukan, AHU
Auditorium dihidupkan sebelum penonton
memasuki ruangan. Sehingga ruangan akan
lebih cepat dingin dikarenakan tidak adanya
beban kalor manusia dari ruangan. Ini
dipengaruhi besar oleh jumlah udara penyegar
yang disupply dan di kembalikan ke system
penyegar.
Dapat juga kita buktikan dengan grafik
dibawah ini.
Grafik Penurunan Temperature Ruangan
saat Start
Temperature ruangan yang semakin dingin
akan mempengaruhi jumlah udara yang
melewati MVD. Semakin turun temperature
ruangan menuju set yang telah ditentukan
maka semakin besar pula pembukaan MVD 3
(Bypass) dan berbanding terbalik dengan
MVD 4 (Face). Apabila temperature udara
ruangan sudah sesuai dengan set point yang
diberikan maka udara akan di bypass oleh
MVD 3 (100%) melewati Coil dan MVD 4
(face) akan menutup penuh (0%). Semakin
besar ruangan maka semakin besar pula
Kapasitas AHU yang dibutuhkan, dengan
menentukan beban kalor ruangan dan kapasitas
AHU maka kita dapat menentukan berapa lama
waktu AHU mencapai suhu yang ditentukan.
Perhitungan Beban Kalor Pada Auditorium.
AUDI 1
KALOR SENSIBEL
SENSIBEL PERIMETER
1. sensibel infiltrasi
QSv= [(vr x Nn) - N] x spesifikvolume24,0 x Δt
= 61,21 kCal/jam
2. Dinding
Qd = A x K x (Δ t)
dimana,
A= luas dinding ((21 x 8 x 2) + (13 x 8 x 2) =
544m2)
K= koefisien transmisi kalor dari dinding (
kCal/m2 jam 0C)
Δt= selisih Suhu udara di dalam dan luar ruangan
(0C)
Beton = 75mm
rockwool = 15 mm
besarnya tahanan R adalah
RT = Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra
dapat diketahui bahwa
Rso = 0,05, dan Rsi = 0,125 (m3
jam 0C / kCal)
tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara
adalah, Ra = 0,145 m2 jam 0C/ kCal
tahanan dari dinding beton adalah Rbeton = 0,714,
maka,
Rbeton = 0,714 x 0,75
= 0,5355 m2 jam 0C / kCal
Dan r rockwool = 18,4 m2 jam 0C / kCal,
maka :
Radukan semen = 18,4 x 0,15
= 2,76 m2 jam 0C / kCal
Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah
RT = 0,05 + 0,125 + 0,145 +
0,5355 +2,76
= 3,62 m2 jam 0C / kCal
Dan besarnya koefisien perpindahan kalor
dari dinding adalah :
K = 1 / 3,62
= 0,24 kCal / m2 jam 0C
Qd = 544 x 0,24 x (22 – 21,7)
= 39,17 kCal / jam
3. atap
Qa = A x K x (Δ t)
dimana,
A = luas atap (21 x 13 = 273m2)
K = koefisien transmisi kalor dari dinding (
kCal/m2 jam 0C)
Δt = selisih Suhu udara di dalam dan luar
ruangan (0C)
besarnya tahanan R adalah
RT = Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra
dapat diketahui bahwa
Rso = 0,05, dan Rsi = 0,125 (m3
jam 0C / kCal)
tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara
adalah, Ra = 0,145 m2 jam 0C / kCal
tahanan dari papan asbes adalah Rasbes = 0,0055,
maka,
Rasbes = 0,0055 x 0,06
= 0,00033 m2 jam 0C / kCal
Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah
RT = 0,05 + 0,125 + 0,145 + 0,00033
= 0,32033 m2 jam 0C / kCal
Dan besarnya koefisien perpindahan kalor dari
dinding adalah :
K = 1 / 0,32033
= 3,12 kCal / m2 jam 0C
Qa = 273 x 3,12 x (22 – 21,7)
= 255,53 kCal / jam
4. tersimpan
Qtersimpan = (Q1 + Q2 + Q3) x 15%
Qtersimpan = (61,21 + 39,17 + 255,53) x
15 %
= 53,39 kCal/jam
SENSIBEL INTERIOR
1. LANGIT-LANGIT
QL = A x K x (Δ t)
dimana,
A= luas langit-langit (21 x 13 = 273m2)
K= koefisien transmisi kalor dari langit-
langit( kCal/m2 jam 0C)
Δt= selisih Suhu udara di dalam dan luar
ruangan (0C)
besarnya tahanan R adalah
RT = Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra
dapat diketahui bahwa
Rso = 0,05, dan Rsi = 0,125
(m3 jam 0C / kCal)
tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara
adalah, Ra = 0,145 m2 jam 0C / kCal
tahanan dari adukan beton adalah Rbeton =
1,45, maka,
Rbeton = 1,45 x 0,2
= 0,29 m2 jam 0C / kCal
Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah
RT = 0,05 + 0,125 + 0,145 + 0,29
= 0,61 m2 jam 0C / kCal
Dan besarnya koefisien perpindahan kalor dari
dinding adalah :
K = 1 / 0,61
= 1,64 kCal / m2 jam 0C
Ql = 273 x 1,64 x (22 – 21,7)
= 134,32 kCal / jam
2. Interior
Qi = n x Qsm x f
dimana,
n = jumlah orang dalam ruangan
Qsm = kalor sensibel manusia (kCal/kg)
f = koreksi faktor kelompok
Qi = 203 x 53 x 0,897
= 9650,82 kCal/jam
3. Peralatan listrik
Ql = Pm x 0,860 x f (kCal/jam)
dimana,
Pm = daya mesin yang digunakan 2 kW
0,860 = besarnya kalor sensibel dari peralatan
listrik
f = faktor penggunaan peralatan =1
Ql = 2 x 0,860 x 1
= 1,72 kCal/jam
SENSIBEL MESIN
1. VENTILASI
QSu = N x (0,24/Vs) x Δ t
dimana,
N = jumlah udara luar yang masuk = 203 x
18 = 3654 m3 / jam
0,24 = kalor spesifik dari 1 kg udara kering
(kCal/kg’)
Vs = 0,8399 m3/kg’
Δ t = selisih suhu udara luar dan dalam =
0,3 0C
QSu = 3654 x (0,24/0,8399) x 0,3
= 313,24 kCal/jam
2. MESIN
QSm = P x 0,860 x η
dimana,
P = daya dari mesin = 2 kW
0,860 = besarnya kalor sensibel dari motor
kipas udara (kCal/kW)
η = Efisiensi kipas udara = 0,8
QSm = 2 x 0,860 x 0,8
= 1,376 kCal/jam
KALOR LATEN
Laten perimeter
1. infiltrasi
QLi = vr x Nn x 597,3 x Δ x
dimana,
vr = Volume ruangan = 21x 13x 8 =
2184m3
Nn = jumlah ventilasi alamiah = 2
597,3 = kalor laten penguapan (kCal/kg)
Δx = selisih perbandingan kelembaban di
dalam dan di luar ruangan kg/kg'
xranc = 0,020 – 0,0116
= 0,0084 kg / kg'
Jadi besarnya beban kalor laten karena adanya
infiltrasi adalah
QLi = 2184 x 2 x 597,3 x 0,0084
= 21915,65 kCal / jam
2. interior
QLo = n x Qlm x f
dimana,
n = jumlah orang yang ada dalam ruangan
= 203 orang
Qlm = kalor laten manusia = 25 kCal/kg
f = koreksi faktor kelompok = 0,897
QLo = 203 x 25 x 0,897
= 4552,275 kCal / jam
3. ventilasi
QLm = N /Vs x Δx (kCal/jam)
dimana,
N = jumlah udara yang masuk ruangan
(m3/jam)
Vs = volume spesifik udara luar (m3/kg')
Δx = selisih perbandingan kelembaban udara
di dalam dan luar ruangan (kg/kg')
N = 18 m3 / jam per orang
= 18 x 203
= 3654 m3 / jam
Vs = 0,8399 m3 / kg
Δx = 0,020 – 0,0116 = 0,0084
Maka besarnya beban kalor laten oleh udara luar
yang masuk adalah :
QLu = 3654 x 0,8399 x 0,0084
= 25,78 kCal / jam
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 1 AUDI 1
NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 61,21 21915,65 b. dinding 39,17 - c. atap 255,53 - d. tersimpan 53,39 - 2. Interior a. langit-
langit 134,32 -
b. interior 9650,82 4552,275 c. peralatan
listrik 1,72 -
3. Mesin a. Ventilasi 313,24 25,78 b. mesin 1,376 - Jumlah total 10510,78 26493,71
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 2
AUDI 2 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 61,21 21915,65 b. dinding 39,17 - c. atap 255,53 - d. tersimpan 53,39 - 2. Interior a. langit-
langit 134,32 -
b. interior 9650,82 4552,275 c. peralatan
listrik 1,72 -
3. Mesin a. Ventilasi 313,24 25,78 b. mesin 1,376 - Jumlah total 10510,78 26493,71
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 3
AUDI 3 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 7,72 14901,44 b. dinding 31,32 - c. atap 59,4 - d. tersimpan 14,77 - 2. Interior a. langit-
langit 59,4 -
b. interior 7606,56 3588 c. peralatan
listrik 1,72 -
3. Mesin a. Ventilasi 246,89 20,31 b. mesin 1,376 - Jumlah total 8029,16 18509,75
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 4
AUDI 4 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 91,73 21353,71 b. dinding 38,02 - c. atap 248,98 - d. tersimpan 56,81 - 2. Interior a. langit-
langit 130,87 -
b. interior 8414,76 3969,23 c. peralatan
listrik 1,72 -
3. Mesin a. Ventilasi 273,12 22,48 b. mesin 1,376 - Jumlah total 9257,39 25345,42
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 5
AUDI 5 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 28,8 13245,73 b. dinding 29,16 - c. atap 164,74 - d. tersimpan 33,41 - 2. Interior a. langit-
langit 86,59 -
b. interior 6085,25 2870,4 c. peralatan
listrik 1,72 -
3. Mesin a. Ventilasi 197,51 16,26 b. mesin 1,376 - Jumlah total 6628,56 16132,39
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 6
AUDI 6 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 28,8 13245,73 b. dinding 29,16 - c. atap 164,74 - d. tersimpan 33,41 - 2. Interior a. langit-
langit 86,59 -
b. interior 6085,25 2870,4 c. peralatan
listrik 1,72 -
3. Mesin a. Ventilasi 197,51 16,26 b. mesin 1,376 - Jumlah total 6628,56 16132,39
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 7 AUDI 7
NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 91,73 21353,71 b. dinding 38,02 - c. atap 248,98 - d. tersimpan 56,81 - 2. Interior a. langit-
langit 130,87 -
b. interior 8414,76 3969,23 c. peralatan
listrik 1,72 -
3. Mesin a. Ventilasi 273,12 22,48 b. mesin 1,376 - Jumlah total 9257,39 25345,42
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 8
AUDI 8 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 7,72 14901,44 b. dinding 31,32 - c. atap 59,4 - d. tersimpan 14,77 - 2. Interior a. langit-
langit 59,4 -
b. interior 7606,56 3588 c. peralatan
listrik 1,72 -
3. Mesin a. Ventilasi 246,89 20,31 b. mesin 1,376 - Jumlah total 8029,16 18509,75
Perhitungan Waktu Menghidupkan dan Mematikan AHU A. AHU 1 & 2 Waktu untuk mencapai suhu yang diinginkan pada auditorium 1 (tanpa factor manusia): Data di dapat langsung pada lapangan. ∆i = G (i1 – i7 ) (kCal/jam) Dimana:
Sesi masuk koil pendingin; - Temp bola kering 260C - Temp bola basah 210C Sesi keluar koil pendingin; - Temp bola kering 230C - Temp bola basah 15.40C Jumlah aliran udara yang masuk ; 10188 m3/jam Volume spesifik udara
= 0.849 Maka: ` i1 (enthalpy) udara masuk
= 60 Kj/kg = 14.3 kCal ` i7 (enthalpy) udara keluar
= 39 Kj/kg = 8.5 kCal Maka jumlah kalor yang diserap oleh koil adalah Kapasitas kerja koil (∆i) = G (i1 – i7) G = Jumlah aliran udara m3/jam Volume spesifik udara keluar ∆i = 10188 (14.3 – 8.5) = 69192.5 0,854 Dapat diperoleh waktu untuk penyerapan kalor dalam auditorium adalah: Beban kalor ruangan = 37004.49 Kapasitas kerja koil 69192.5 Maka diperoleh waktu penyerapan kalor oleh coil pendingin sebesar 0.53 jam Untuk mencapai suhu ruangan dari suhu ruangan normal (+ 26) menjadi 230C kita membutuhkan waktu selama 0.53 jam (31.8 menit), maka dapat ditentu penyalaan AHU pada awal show yaitu 31.8 menit sebelum show dimulai, disaat itulah penonton akan masuk ke Auditorium, dan selanjutnya suhu akan berangsur-angsur berubah sesuai dengan set point (rata-rata 210C) yang telah ditentukan sesuai procedure System BAS. Selanjutnya untuk schedule mematikan AHU dengan perhitungan sebagai berikut, Diketahui: Temperature ruang = 210C Kalor total orang dewasa = 87 kCal/jam Beban kalor total orang dalam gedung = 87 kCal/jam x 203 orang = 17661 kCal/jam 17661 KCal/jam x 0,897 (factor kelompok)
= 15841,917 Beban kalor ruangan = 37004.49 kCal/jam
Jika dalam 1 jam ruangan mendapatkan
kalor sebesar 37004.49 dari beban kalor total. Maka dalam 1 jam tanpa AHU, ruangan akan mendapatkan beban kalor sebesar 17661 KCal dari manusia sebanyak 203. pada praktiknya perubahan temperature pada ruangan dapat dilihat pada Gambar Berikut
Grafik perubahan Temperature AHU 1 Dengan demikian perubahan temperature tersebut dipakai sebagai acuan, bahwa waktu untuk mematikan AHU pada Auditorium 1 yaitu 30 menit sebelum show selesai. Mengacu pada schedule penayangan film bahwa jeda waktu antara show adalah 30 menit, telah disepakati bahwa penentuan temperature Auditorium pada saat masuknya penonton adalah 230C, maka waktu untuk menyalakan ahu pada show berikutnya bersamaan dengan waktu saat memasukkan waktu penayangan show berikutnya. Dengan demikian, jika pada satu hari terdapat 5 sessi kita dapat menghemat penggunaan listrik pada auditorium 1 pada system pendingin AHU sebesar: Perhitungan waktu tanpa mematikan AHU dari awal pertunjukan sampai selesai: ~ Durasi film = 100 menit . ~ Total penayangan = 5 sessi. ~ Jeda waktu = 30 menit ~ Start awal AHU = 60 menit Total pemakaian selama = 30 + (100x5) + (30x4) = 650 menit Perhitungan waktu dengan mematikan AHU menurut perhitungan: ~ Durasi film = 100 menit . ~ Total penayangan = 5 sessi.
~ Start awal AHU = 31,8 menit ~ lama waktu jeda = dimatikan 60 menit
sebelum penayangan selesai Total pemakaian AHU = 31,8 menit + [(100 menit – 30 menit )x 5sessi] = 381,8 menit Maka penghematan Waktu penggunaan AHU 1 sebesar = Total pemakaian awal – Total pemakaian dengan Efisiensi
650 – 381,8 = 268,2 menit = 4,47 jam
Total Efisiensi dari system refrigerasi AHU
sebesar:
I. Total Daya hidup yang digunakan (15 jam, 24 jam) = 2.888.220 Watt
Waktu
Hidup (jam)
AREA Nama
Barang Kapasitas
(Watt) QTY Total 13 AHU 1 3000 1 3000 39000 RF-1 2200 1 2200 28600 AHU 3 1500 1 1500 19500 RF-3 1100 1 1100 14300 AHU 4 4000 1 4000 52000 RF-4 2200 1 2200 28600 AHU 5 2200 1 2200 28600
Ruang Ahu 1 RF-5 1100 1 1100 14300
AHU 2 3000 1 3000 39000 RF-2 2200 1 2200 28600 AHU 6 2200 1 2200 28600 RF-6 1100 1 1100 14300 AHU 7 3000 1 3000 39000 RF-7 2200 1 2200 28600 AHU 8 1500 1 1500 19500
Ruang Ahu 2 RF-8 1100 1 1100 14300
33.600 436.800
II. Total Daya Hidup yang digunakan (13 jam
+ 15 Jam) = 436.800 Watt
Tabel Efisiensi Konsumsi Energy MSB 1
pada AHU
Efisiensi Energy AHU
Nama Barang
Kapasitas (watt) QTY Total
Waktu Hidup (Jam)
Pemakaian (Watt)
AHU 1 3000 1 3000 6,36 19080 RF-1 2200 1 2200 6,36 13992 AHU 3 1500 1 1500 6,36 9540 RF-3 1100 1 1100 6,36 6996 AHU 4 4000 1 4000 6,73 26920 RF-4 2200 1 2200 6,73 14806 AHU 5 2200 1 2200 6,52 14344 RF-5 1100 1 1100 6,52 7172 AHU 2 3000 1 3000 6,36 19080 RF-2 2200 1 2200 6,36 13992 AHU 6 2200 1 2200 6,52 14344 RF-6 1100 1 1100 6,52 7172 AHU 7 3000 1 3000 6,73 20190 RF-7 2200 1 2200 6,73 14806 AHU 8 1500 1 1500 6,36 9540 RF-8 1100 1 1100 6,36 6996
Total (Watt)
33.600 218.970
Total Daya Hidup yang digunakan (13 jam +
15 Jam) = 218.970 Watt
Total Pemakaian / hari (watt) (I + III)
3.107.190 Watt
kWh / hari 3.107,19 kWh
kWh/ bulan Efisiensi 93.215,70 kWh Didapat selisih Konsumsi Daya Pada MSB 1sebesar :
Total kWh Normal (I + II) - Total kWh Efisiensi (I +
III)
99.750,60 kWh/bulan - 93.215,70 kWh/bulan = 6.535
kWh/bulan (6.55%)
MSB 1
No Bulan / Tahun kWh Total
Pemakaian kWh
Dikali CT (800/5A)
1 Des-07 1514 2 Jan-08 2076,67 700,29 112046,43 Feb-08 2776,96 689,09 110254,44 Mar-08 3466,05 650,83 104132,85 Apr-08 4116,88 600,64 96102,46 Mei-08 4717,52 598,77 95803,27 Jun-08 5316,29 620,19 99230,48 Jul-08 5936,48 605,06 96809,69 Agust-08 6541,54 618,22 98915,2
10 Sep-08 7159,76 628,26 100521,611 Okt-08 7788,02 607,77 97243,212 Nop-08 8395,79 620,09 99214,413 Des-08 9015,88 620,12 99219,2
Rata-rata 47,60 100791.07
4.3. Pencatatan meter.
Perubahan total daya efisiensi ini dapat di
buktikan dengan pencatatan meter pada tiap
bulan yang ditagihkan kepada pihak tenant.
Tabel 4.20. Catatan Meter Tiap Bulan
4.4 Total Efisiensi Energy Total
Dari hasil perhitungan yang ada di ketahui nilai
Total Penggunaan setelah Efisiensi Energy Total
Yaitu sebesar:
Dari Total Sebelum Efisiensi sebesar:
AC 105.668 Lighting 12.306,15 Peralatan 89.629,44
Total `= 207.604
kWh
Dilihat dari hasil diatas, Maka didapat nilai
selisih konsumsi energy Total sebesar:
207.604 kWh/Bulan - 201.069 kWh/Bulan =
6.535 kWh/Bulan ( 3.15 %/Bulan)
Kesimpulan
1. Pada sistem AHU, kita dapat
menghidupkan nya beberapa saat
sebelum show pada Auditorium di
mulai. Yaitu pada saat belum ada
penonton yang masuk, sehingga untuk
pencapaian suhu yang diinginkan akan
lebih mudah.
2. Dengan memberi batasan set point
pada AHU target efisiensi akan lebih
baik, dikarenakan AHU tidak akan
bekerja melebihi batas yang telah
ditentukan, dan target pencapaian suhu
akan lebih cepat tercapai.
3. Penurunan penggunaan listrik
(Efisiensi) dari 207.604 kWh/Bulan
menjadi 201.069 kWh/Bulan maka
telah didapat sebuah efisiensi sebesar
6.535 kWh/Bulan ( 3.15 %/Bulan).
MSB 1
No Bulan / Tahun
kWh Total
Pemakaian kWh
Dikali CT (800/5A)
1 Des-07 1514 2 Jan-08 2076,67 700,29 112046,43 Feb-08 2776,96 689,09 110254,44 Mar-08 3466,05 650,83 104132,85 Apr-08 4116,88 600,64 96102,46 Mei-08 4717,52 598,77 95803,27 Jun-08 5316,29 620,19 99230,48 Jul-08 5936,48 605,06 96809,69 Agust-08 6541,54 618,22 98915,2
10 Sep-08 7159,76 628,26 100521,611 Okt-08 7788,02 607,77 97243,212 Nop-08 8395,79 620,09 99214,413 Des-08 9015,88 620,12 99219,2
Rata-rata 47,60 100791.07
AC 99.133 Lighting 12.306,15 Peralatan 89.629,44
Total `= 201.069
kWh