13
ENZIM A. Pengertian dan Sejarah Enzim Enzim merupakan senyawa kimia di dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi sebagai katalisator. Katalisator artinya membantu proses reaksi kimia yang dapat mempercepat laju reaksi dengan tidak mempengaruhi kesetimbangan kimianya. Enzim biasa disebut juga sebagai biokatalisator, karena enzim merupakan katalisator yang khusus terdapat di dalam sel tubuh makhluk hidup. Enzim berasal dari kata EN- dan ZYME, yang artinya di dalam ragi. Istilah enzim pertama kali dikemukakan oleh Louis Pasteur (1850) sebagai kesimpulan bahwa fermentasi gula menjadi alcohol oleh ragi yang dikatalisis “fermen”. Istilah fermen selanjutnya disebut “enzyme”. Kesimpulan ini didasarkan juga pada penelitian-penelitian sebelumnya sekitar 1800 mengenai pencernaan daging oleh skresi lambung dan perubahan patu menjadi gula oleh air liur dan berbagai ekstrak tumbuhan. Pada awal penemuannya enzim dianggap sebagai senyawa yang tidak dapat dipisahkan dari struktur sel ragi hidup, Tetapi pada tahun 1897 Eduar Buchner berhasil mengekstrak ke dalam bentuk larutan, suatu bentuk aktif dari sel ragi, yaitu serangkaian enzim yang mengkatalisis fermentasi gula menjadi alcohol. Penemuan ini membuktikan bahwa enzim dapat tetap berfungsi jika dipindahkan dari struktur sel hidup. Baru pada tahun 1926, enzim dapat diisolasi dalam bentuk dikrisktal untuk pertamakalinya, yaitu enzim “urease” yang diperoleh dari ekstrak kacang oleh oleh James Sumner di

ENZIM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

ENZIM

ENZIM

A. Pengertian dan Sejarah EnzimEnzim merupakan senyawa kimia di dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi sebagai katalisator. Katalisator artinya membantu proses reaksi kimia yang dapat mempercepat laju reaksi dengan tidak mempengaruhi kesetimbangan kimianya. Enzim biasa disebut juga sebagai biokatalisator, karena enzim merupakan katalisator yang khusus terdapat di dalam sel tubuh makhluk hidup. Enzim berasal dari kata EN- dan ZYME, yang artinya di dalam ragi. Istilah enzim pertama kali dikemukakan oleh Louis Pasteur (1850) sebagai kesimpulan bahwa fermentasi gula menjadi alcohol oleh ragi yang dikatalisis fermen. Istilah fermen selanjutnya disebut enzyme. Kesimpulan ini didasarkan juga pada penelitian-penelitian sebelumnya sekitar 1800 mengenai pencernaan daging oleh skresi lambung dan perubahan patu menjadi gula oleh air liur dan berbagai ekstrak tumbuhan.

Pada awal penemuannya enzim dianggap sebagai senyawa yang tidak dapat dipisahkan dari struktur sel ragi hidup, Tetapi pada tahun 1897 Eduar Buchner berhasil mengekstrak ke dalam bentuk larutan, suatu bentuk aktif dari sel ragi, yaitu serangkaian enzim yang mengkatalisis fermentasi gula menjadi alcohol. Penemuan ini membuktikan bahwa enzim dapat tetap berfungsi jika dipindahkan dari struktur sel hidup. Baru pada tahun 1926, enzim dapat diisolasi dalam bentuk dikrisktal untuk pertamakalinya, yaitu enzim urease yang diperoleh dari ekstrak kacang oleh oleh James Sumner di Universitas Cornell. Sekarang, sejumlah 2000 jenis enzim telah diidentifikasi, masing-masing mengkatalisis reaksi kimia yang berbeda. Ratusan enzim telah diperoleh dalam bentuk kristal murni (Lehninger, 1982). B. Tata Nama Enzim

Tata nama (nomenclature) enzim dalam perkembangan dikenal 2 kelompok penamaan, yaitu: (1) tata nama biasa; dan (2) tata nama sistematis.1. Tata Nama Biasa

Nomenklatur yang mula-mla digunakan sangat sederhana, yaitu dengan mencantumkan akhiran ase pada nama substrat atau pada jenis reaksinya.

Misal: a. Protein + -ase => Protease

Lipid + -ase => Lipase

Karbohidrat + -ase => Karbohidrase

Urea + -ase => Urease

b. Oksidasi + -ase => Oksidase

Reduksi + -ase => Reduktase

Namun dengan nomenklatur ini masih memberikan kesimpangsiuran atau kurang tepatnya nomenklatur enzim, masih banyak enzim yang telah diidentifikasi tidak memenuhi system tata nama biasa, misalnya: tripsin dan khimotripsin. Dari kekurangan ini, maka diusulkan system tata nama sistematik.

2. Tata Nama Sistematik

International Union of Biochemistry (IUB) mengusulkan satu system tata nama sistematik. Prinsip yang mendasarinya, yaitu pemberian nama dan pemilahan berdasarkan tipe reaksi kimia dan mekanisme rekasi, dapat menyatukan informasi dari berbagai bidang metabolisme yang berlainan.

Ciri-ciri utama system IUB adalah:a. Jenis-jenis reaksi dan enzim yang mengkatalisisnya membentuk enam kelas dan masing-masing kelompok mempunyai 4 hingga 13 subklas.

b. Nama enzim terdiri atas 2 bagian. Nama pertama menunjukkan substratnya. Nama kedua, yang berakhir dengan akhiran ase menyatakan tipe reaksi yang dikatalisis

c. Informasi tambahan, bila diperlukan untuk memperjelas reaksi, dapat dituliskan dalam tanda kurung di bagian akhir, misalnya; enzim yang mengkatalisis reaksi L-malat + NAD+ => piruvat + CO2 + NADH + H+ diberi nama: 1.1.1.37 L-malat: NAD+oksidoreduktase (dekarboksilasi).

d. Setiap enzim mempunyai nomer kode yang diawali dengan kata EC (Enzyme Commission) yang terdiri atas empat digit yang menandai tipe reaksi berkenaan dengan klas (digit pertama), subklas (digit kedua), dan subsubklas (digit ketiga). Digit keempat adalah untuk enzim spesifik. Misalnya: EC 2.7..1.1 menyatakan kelas 2 (transferase), subklas 7 (transfer fosfat), subsubklas 1 (suatu fungsi alcohol sebagai akseptor fosfat). Digit terakhir menunjukkan heksokinase atau ATP: D-heksoda 6-fosfotransferase, yaitu enzim yang mengkatalisis pengalihan/transfer fosfat dari ATP ke gugus hidroksil pada atom karbon 6 molekul glukosa. C. Sifat-sifat Enzim

Pada hakekatnya semua reaksi biokimia dikatalisis oleh enzim. Secara kimiawi enzim memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut:

1. Semua enzim adalah protein. Jadi, aktivitas katalitik enzim bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein. Sifat enzim sama halnya dengan sifat-sifat yang dimiliki protein, di antaranya: (1) memiliki berat molekul yang besar (BM > 1.5 X 104); (2) termolabil, artinya: enzim tidak tahan oleh perubahan suhu yang tinggi; (3) Rusak oleh logam berat.2. Memiliki daerah yang secara spesifik sebagai tempat berinteraksi dengan substrat yang disebut sisi aktif (active site).

3. Mengalami perubahan fisik selama reaksi, tetapi berubah kemali kepada keadaan semula setelah reaksi selesai. Reaksi:

E + S

E S

P + E

Enzim (E) akan bereaksi dengan substrat (S) yang akan membentuk kompleks E-S dan pada akhir reaksi enzim akan muncul kembali seperti semula bersama senyawa baru sebagai hasil reaksi enzimatis atau produk (P).

4. Mempercepat laju reaksi kimia, tetapi tidak mempengaruhi kesetimbagan reaksi.

Reaksi:

A + B

C + D

Jika laju reaksi (v), maka:

Laju reaksi ke kanan: v1 = k1 [A] [B]

dan laju reaksi ke kiri: v2 = k2 [C] [D]; pada kesetimbangan v1 = v2 , maka:

k1 [A] [B] = k2 [C] [D] => k1/ k2 = [C] [D] /[A] [B] = Keq (konstanta ekuilibrium)

5. Menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi dalam kalori yang diperlukan untuk membawa semua molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas energi. Energi aktivasi dari dua macam reaksi diperlihatkan pada kurva di bawah ini.

6. Mengatur laju reaksi.

Reaksi:

Keterangan: E1 = enzim pada reaksi A ke B; E2 = enzim pada reaksi B ke C; E3 = enzim pada reaksi C ke D.

Laju reaksi pada reaksi kimia di atas dikendalikan oleh masing-masing enzim yang bersangkutan. Enzim E1 mengendalikan laju reaksi A ke B; enzim E2 mengendalikan laju reaksi B ke C; dan enzim E3 mengendalikan laju reaksi C ke D.

7. Memperlihatkan kespesifikan yang tinggi terhadap substratnya.

D. Koenzim

E. Reaksi Enzimatis

1. Key and lock, sifat kaku

2. Induce fit, sifat fleksibelF. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

1. Suhu

2. Keasaman (pH)

3. Inhibitor

4. Senyawa Perusak Enzim

5. Kadar Enzim

6. Kadar Substrat

TABEL I. KALSISFIKASI ENZIM DALAM DARAH

ClassificationExamples

Plasma-specific enzymesSerine protease procoagulants; Thrombin; Factor XII; Hagean factor); Factor X (Stuart-Power factor); and others Fibrinolytic enzymes or precursors: plasminogen; plasminogen proactivator.

Screted enzymesLipase; -Amylase (from salivary glands and pancreas); Trypsinogen; Cholinesterase; Prostatic acid phosphatase

Cellular enzymesLactate Dehydrogenase; Amonotransferases; Alkaline Phosphatases

TABEL II. DISTRIBUTION OF DIAGNOSTICALLY IMPORTANT ENZYMES

ENZYMEPRINCIPAL SOURCESPRINCIPAL CLINICAL APPLICATION

Acid phosphataseProstate; erythrocyteCarcinoma of prostate

Alamine aminotransferase (ALT/GPT)Liver; skeletal muscle; heartHepatic parenchymal disease

AldolaseSkeletal muscle; heartMuscle diseases

Alkaline phosphataseLiver; bone; intestinal mucosa; placenta; kidneyBone diseases; hepatobiliary diseases

AmylaseSalivary gland; pancreas; ovariesPancreatic diseases

Aspartate aminotransferase (AST/ GOT)Liver; skeletal muscle; heart; kidney; erythrocytesMyocardial infarction; muscle diseases

Glutamate dehydrogenaseLiverHepatic parenchymal diseases

-Glutamyltransferase Liver; kidneyHepatobiliary diseases; alcohol-ism

Lactate dehydrogenaseHeart; liver; skeletal muscle; erythrocytes; platelets; lymph nodesMyocardial infarction; hemolysis; hepatic parenchymal diseases

5-NucleotidaseHepatobiliary tractHepatobiliary disease

Sorbitol dehydrogenaseLiverParenchymal hepatic diseases

Trypsin(ogen)Pancreas Pancreatic diseases

Molekul

enzim

Sisi Aktif

Substrat

k1

k2

A + B

P + Q

E

Ea

Ea

Keterangan:

Ea = Jumlah energi aktivasi tanpa katalisator

Ea = jumlah energi aktivasi dengan katalisator

E = jumlah energi bebas

A

B

C

D

E1

E2

E3