14
EPISTASIS Fenotipe adalah hasil dari banyak produk gen yang diekspresikan dalam suatu lingkungan tertentu. Lingkungan mencakup tidak hanya faktor-faktor eksternal, seperti temperatur dan jumlah atau kualitas cahaya, tetapi juga faktor-faktor internal seperti hormon dan enzim. Salah satu tipe produk gen yang penting adalah enzim. Enzim melaksanakan fungsi-fungsi katalitik yang menyebabkan pemecahan dan penyatuan berbagai molekul. Metabolisme adalah semua proses fiksi dan kimiawi yang menghasilkan dan menjaga sel-sel serta menyediakan energi untuk digunakan oleh organisme. Reaksi-reaksi biokimia tersebut terjadi sebagai konversi langkah demi langkah dari satu zat menjadi zat lain. Masing-masing langkah diperantarai oleh enzin spesifik. Semua langkah yang mentransformasi zat prekursor menjadi produk hasilnya menyusus jalur biosintetik. 1

Epista Sis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Epistasis

Citation preview

Page 1: Epista Sis

EPISTASIS

Fenotipe adalah hasil dari banyak produk gen yang diekspresikan dalam suatu

lingkungan tertentu. Lingkungan mencakup tidak hanya faktor-faktor eksternal,

seperti temperatur dan jumlah atau kualitas cahaya, tetapi juga faktor-faktor

internal seperti hormon dan enzim. Salah satu tipe produk gen yang penting

adalah enzim.

Enzim melaksanakan fungsi-fungsi katalitik yang menyebabkan pemecahan dan

penyatuan berbagai molekul. Metabolisme adalah semua proses fiksi dan kimiawi

yang menghasilkan dan menjaga sel-sel serta menyediakan energi untuk

digunakan oleh organisme. Reaksi-reaksi biokimia tersebut terjadi sebagai

konversi langkah demi langkah dari satu zat menjadi zat lain. Masing-masing

langkah diperantarai oleh enzin spesifik. Semua langkah yang mentransformasi

zat prekursor menjadi produk hasilnya menyusus jalur biosintetik.

Biasanya diperlukan sejumlah gen untuk menspesifikasi enzim-enzim yang

terlibat, bahkan dalam jalur yang paling sederhana. Masing-masing metabolit (A,

B, C) dihasilkan oleh kerja katalitik enzim-enzim yang berbeda (ex) yang

dispesifikasi oleh gen-gen wild type (g1+¿ ¿

yang berbeda-beda pula. Salah satu

interaksi genetik terjadi jika dua gen atau lebih menspesifikasi enzim-enzim yang

mengkatalisis langkah-langkah pada sebuah jalur bersama. Kemungkinan yang

bisa terjadi adalah :

a. Jika zat C penting bagi produksi fenotipe normal dan alel-alel muatan resesif

g1, g2 dan g3 menghasilkan enzim-enzim yang cacat, maka akan dihasilkan

fenotipe mutan (abnormal) dari genotipe resesif homozigot pada lokus

manapun diantara ketiga lokus itu

1

Page 2: Epista Sis

b. Jika g3 mengandung sebuah mutasi, tidak terjadi konversi B dan C, dan zat B

cenderung terakumulasi dalam kuantitas berlebih

c. Jika g2 mengandung sebuah mutasi , tidak akan dihasilkan zat B, sehingga zat

A pun terakumulasi

Dengan demikian, mutas-mutasi gen disebut menghasilkan “penghalang-

penghalang metabolik”. Suatu organisme dengan sebuah mutasi hanya pada g2

bisa menghasilkan fenotipe normal jika diberi zat B atau C, tetapi suatu organisme

dengan mutasi di g3, memiliki kebutuhan spesifik akan C. Dengan demikian gen

g3+¿ ¿

menjadi bergantung pada g2+¿ ¿

bagi ekspresinya sebagai fenotipe normal. Jika

genotipnya homozigot bagi alel g2 yang resesif, maka jalur tersebut berakhir

dengan zat A. Baik g3+¿ ¿

maupun alel resesifnya (g3) berpengaruh pada fenotipe.

Dengan demikian, genotipe g2g2 dapat menyembunyikan atau menyamarkan

ekspresi fenotipe alel-alel di lokus g3. Hal ini dapat disebut g2 epistatis terhadap g3

(g2 menyamarkan ekspresi apaun dari alel-alel g3+¿ ¿

, baik yang mungkin

terjadiataupun tidak).

Sebuah gen atau lokus yang mensupresi atau menyamarkan kerja gen di lokus lain

disebut epistatik. Gen atau lokus yang tersupresi disebut hipostatik.

Dominansi melibatkan supresi gen intra-alelik, atau efek penyamaran suatu alel

terhadap ekspresi alel lainnya pada lokus yang sama. Epistatis melibatkan supresi

gen interalelik atau efek penyamaran suatu lokus gen terhadap ekspresi lokus gen

lainnya. Rasio fenotipe klasik 9:3:3:1 yang teramati pada progeni dari induk

dihibrid, termodifikasi oleh epistasis menjadi rasio yang merupakan berbagai

kombinasi dari pengelompokan 9:3:3:1.

Ketika epistasis bekerja diantara dua lokus gen, jumlah fenotipe yang muncul

pada keturunan dari induk dihibrid akan kurang dari empat. Ada enam tipe rasio

epistatik yang umum ditemukan, tiga diantaranya memiliki tiga fenotipe,

sedangkan tiga lainnya hanya memiliki dua fenotipe. Enam tipe tersebut adalah :

1. EPISTASIS DOMINAN (12 : 3 : 1)

2

Page 3: Epista Sis

Ketika alel yang dominan di satu lokus, misalnya alel A, menghasilkan

fenotipe tertentu tanpa peduli kondisi alel pada lokus yang satunya lagi, maka

lokus A disebut epistatik terhadap lokus B. Lebih lanjut, karena alel dominan

A mampu mengekspresikan dirinya sendiri baik pada B ataupun b, maka ini

adalah contoh dari epistasis dominan. Alel-alel di lokus hipostatik (B atau b)

dapat diekspresikan hanya jika genotipe indovidu itu resesif homozigot lokus

epistatik (aa). Maka :

- Genotipe A-B- dan A-bb menghasilkan fenotipe yang sama

- Genotipe aaB- dan aabb menghasilkan dua fenotipe lain

Rasio klasik 9 : 3 : 3 : 1 termodifikasi menjadi rasio 12 : 3 : 1

Jadi, kunci dari epistasis dominan adalah “A epistasis terhadap B dan b”

Contoh

Warna bulu anjing bergantung pada kerja dari setidaknya dua gen. Pada salah

satu lokus, sebuah penghambat epistatik dominan terhadap pigmen warna

bulu (I-) mencegah ekspresi alel warna pada sebuah lokus lain yang

berpasangan secara bebas dengannya, sehingga terjadilah warna bulu putih.

Ketika terjadi kondisi resesif pada lokus inhibitor tersebut (ii), alel-alel pada

lokus hipostatik dapat terekspresikan, dengan iiB- menghasilkan warna hitam

dan iibb menghasilkan warna coklat. Ketika anjing-anjing dihibrid berbulu

putih dikawinkan, tentukan proporsi fenotipe yang diharapkan

Jawaban

Pada soal diatas dapat dilihat bahwa I epistasis terhadap B dan b

P ♀ IIBB(putih)

X ♂ iibb(hitam)

G IB ibF1 IiBb

(putih)F2 IiBb

(putih)X IiBb

(putih)G IB, Ib, iB, ib IB, Ib, iB, ib

F2

3

Page 4: Epista Sis

Gamet IB Ib iB ibIB IIBB

(putih)IIBb

(putih)IiBB

(putih)IiBb

(putih)Ib IIBb

(putih)IIbb

(putih)IiBb

(putih)Iibb

(putih)iB IiBB

(putih)IiBb

(putih)iiBB

(hitam)iiBb

(hitam)ib IiBb

(putih)Iibb

(putih)iiBb

(hitam)iibb

(coklat)

Jadi, perbandingan fenotipenya adalah 12 putih : 3 hitam : 1 coklat

2. EPISTASIS RESESIF (9:3:4)

Jika genotipe resesif pada salah satu lokus (misalnya, aa) mensupresi ekspresi

alel-alel pada lokus B, lokus A disebut menunjukkan epistasis resesif

terhadap lokus B. Hanya jika ada alel dominan pada lokus A-lah alel-alel

pada lokus hipostatik B dapat diekspresikan. Maka :

- Genotipe aaB- dan aabb menghasilkan fenotipe yang sama

- Genotipe A-B- dan A-bb menghasilkan dua fenotipe lainnya

Rasio klasik 9 : 3 : 3 : 1 termodifikasi menjadi rasio 9 : 3 : 4

Jadi kunci dari epistasis resesif adalah “aa epistasis terhadap B dan b”

Contoh

Perkawinan antara tikus jantan putih homozigot (ccAA) dengan tikus betina

hitam homozigot (CCaa) menghasilkan F1 berwarna kelabu (CcAa). Genotipe

ccA- dan ccaa menghasilkan tikus berwarna putih.

A = gen untuk kelabu

a = gen untuk hitam

C = gen untuk keluarnya warna

c = gen yang menyebabkan warna tidak keluar (Putih dianggap tidak

berwarna)

Berapakah perbandingan F2?

Jawaban

4

Page 5: Epista Sis

P ♀ CCaa(hitam)

X ♂ ccAA(putih)

G Ca cAF1 CcAa

(Kelabu)F2 CcAa

(Kelabu)X CcAa

(Kelabu)G CA, Ca, cA, ca CA, Ca, cA, ca

F2

Gamet CA Ca cA caCA CCAA

(Kelabu)CCAa

(Kelabu)CcAA

(Kelabu)CcAa

(Kelabu)Ca CCAa

(Kelabu)CCaa

(Hitam)CaAa

(Kelabu)Ccaa

(Hitam)cA CcAA

(Kelabu)CcAa

(Kelabu)ccAA(Putih)

ccAa(Putih)

ca CcAa(Kelabu)

Ccaa(Hitam)

ccAa(Putih)

ccaa(Putih)

Jadi perbandingan F2 dari persilangan adalah 9 kelabu : 3 hitam : 4 putih

3. GEN DUPLIKAT DENGAN EFEK KUMULATIF (9:6:1)

Jika kondisi dominan (baik homozigot ataupun heterozigot) pada salah satu

lokus (tapi bukan keduanya) menghasilkan fenotipe yang sama, rasio F2

menjadi 9 : 6 : 1. Sebagai contoh, jika gen-gen epistatik terlibat dalam

produksi zat dalam jumlah yang berbeda-beda, misalnya pigmen, genotipe

dominan pada masing-masing lokus dapat dianggap menghasilkan satu unit

pigmen secara bebas. Dengan demikian, genotipe A-bb dan aaB- masing-

masing menghasilkan satu unit pigmen karenanya menghasilkan fenotipe

yang sama. Genotipe aabb tidak menghasilkan pigmen, tetapi ada genotipe

A-B- efeknya kumulatif dan dihasilkan dua unit pigmen

Contoh

5

Page 6: Epista Sis

Warna merah pada biji gandum dihasilkan oleh genotipe R-B-, putih oleh

genotipe resesif ganda (rrbb). Genotipe R-bb dan rrB- menghasilkan biji

berwarna coklat. Varietas merah homozigot disilangkan dengan varietas

putih. Tentukan hasil persilangan F2

Jawaban

P ♀ RRBB(merah)

X ♂ rrbb(putih)

G RB RbF1 RrBb

(merah)F2 RrBb

(merah)X RrBb

(merah)G RB, Rb, rB, rb RB, Rb, rB, rb

F2

Gamet RB Rb rB RbRB RRBB

(merah)RRBb

(merah)RrBB

(merah)RrBb

(merah)Rb RRBb

(merah)RRbb

(coklat)RrBb

(merah)Rrbb

(coklat)rB RrBB

(merah)RrBb

(merah)rrBB

(coklat)rrBb

(coklat)Rb RrBb

(merah)Rrbb

(coklat)rrBb

(coklat)rrbb

(putih)

Jadi perbandingan F2 dari persilangan adalah 9 merah : 6 coklat : 1 putih

4. GEN DOMINAN DUPLIKAT (15:1)

Rasio 9 : 3 : 3 : 1 termodifikasi menjadi rasio 15 : 1 jika alel-alel dominan

pada kedua lokus menghasilkan fenotipe yang sama tanpa efek kumulasi.

Kunci dari gen dominan duplikat adalah “A epistasis terhadap B dan b, B

epistasis terhadap A dan a”

Contoh

6

Page 7: Epista Sis

Pada tanaman Bursa sp. Gen dominan A maupun B, entah terdapat sendiri-

sendiri atau bersamaan dalam genotipe, akan menyebabkan buah berbentuk

segitiga. Akantetapi apabila dalam genotipe tiada sebuah gen dominan,

makan buah akan berbentuk oval. Perkawinan antara tanaman berbuah

segitiga homozigot (AABB) dengan tanaman berbuah oval homozigot (aabb)

akan menghasilkan tanaman-tanaman F1 berbuah segitiga. Tentukan

perbandingan F2

Jawaban

P ♀ AABB(segitiga)

X ♂ aabb(oval)

G AB abF1 AaBb

(segitiga)F2 AaBb

(segitiga)X AaBb

(segitiga)G AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab

F2

Gamet AB Ab aB abAB AABB

(segitiga)AABb

(segitiga)AaBB

(segitiga)AaBb

(segitiga)Ab AABb

(segitiga)AAbb

(segitiga)AaBb

(segitiga)Aabb

(segitiga)aB AaBB

(segitiga)AaBb

(segitiga)aaBB

(segitiga)aaBb

(segitiga)ab AaBb

(segitiga)Aabb

(segitiga)aaBb

(segitiga)aabb(oval)

Jadi perbandingan F2 dari persilangan adalah 15 tanaman berbuah segitiga :

1 tanaman berbuah oval

5. GEN RESESIF DUPLIKAT (9:7)

Jika fenotipe-fenotipe identik oleh kedua genotipe resesif homozigot, maka

rasio F2-nya menjadi 9 : 7. Genotipe aaB-, A-bb, dan aabb menghasilkan satu

fenotipe. Kedua alel dominan yang ada secara bersamaan, saling

berkomplemen dan menghasilkan sebuah fenotipe yang berbeda

7

Page 8: Epista Sis

Kunci dari gen resesif duplikat adalah “aa epistasis terhadap B dan b, bb

epistasis terhadap A dan a”

Contoh

Tanaman berbunga putih (CCpp) dikawinkan dengan tanaman berbunga putih

(ccPP) menghasilkan F1 yang semuanya memiliki bunga ungu. Tentukan

perbandingan F2

Jawaban

P ♀ CCpp(putih)

X ♂ ccPP(putih)

G Cp cPF1 CcPp

(Ungu)F2 CcPp

(Ungu)X CcPp

(UnguG CP, Cp, cP, cp CP, Cp, cP, cp

F2

Gamet CP Cp cP cpCP CCPP

(ungu)CCPp(ungu)

CcPP(ungu)

CcPp(ungu)

Cp CCPp(ungu)

CCpp(putih)

CcPp(ungu)

Ccpp(putih)

cP CcPP(ungu)

CcPp(ungu)

ccPP(putih)

ccPp(putih)

cp CcPp(ungu)

Ccpp(putih)

ccPp(putih)

ccpp(putih)

Jadi perbandingan F2 dari persilangan adalah 9 tanaman berbunga ungu : 7

tanaman berbunga putih

6. INTERAKSI DOMINAN RESESIF (13:3)

Hanya dihasilkan dua fenotipe F2, jika genotipe dominan pada salah satu

lokus (misalnya A-) dan genotipe resesif pada lokus satunya lagi (bb)

menghasilkan efek fenotipik yang sama. Dengan demikian A-B-, A-bb, dan

8

Page 9: Epista Sis

aabb menghasilkan satu fenotipe, sedangkan aaB- menghasilkan fenotipe

berbeda dengan rasio 13 : 3

Kunci dari interaksi dominan resesif adalah “A epistasis terhadap B dan b, bb

epistasis terhadap A dan a”

Contoh

Ayam betina Leghorn putih (IICC) dikawinkan dengan ayam White Silkie

putih (iicc) dan menghasilkan semua ayam putih (tidak berwarna).

C adalah gen yang menghasilkan warna.

c adalah gen yang tidak menghasilkan warna (ayam menjadi putih, sebab

putih itu tidak berwarna)

I adalah gen yang menghalang-halangi keluarnya warna

i adalah gen yang tidak menghalang-halangi keluarnya warna

Tentukan perbandingan F2

Jawaban

P ♀ IICC(putih)

X ♂ iicc(putih)

G IC icF1 IiCc

(Putih)F2 IiCc

(Putih)X IiCc

(Putih)G IC, Ic, iC, ic IC, Ic, iC, ic

F2

Gamet IC Ic iC icIC IICC

(putih)IICc

(putih)IiCC

(putih)IiCc

(putih)Ic IICc

(putih)IIcc

(putih)IiCc

(putih)Iicc

(putih)iC IiCC

(putih)IiCc

(putih)iiCC

(berwarna)iiCc

(berwarna)ic IiCc

(putih)Iicc

(putih)iiCc

(berwarna)iicc

(putih)

9

Page 10: Epista Sis

Jadi perbandingan F2 dari persilangan adalah 13 ayam putih : 3 ayam

berwarna

Rangkuman Rasio Epistasis

Genotipe A-B- A-bb aaB- aabbRasio Klasik 9 3 3 1Epistasis Dominan 12 3 1Epistasis Resesif 9 3 4Gen Duplikat dengan Efek Kumulatif 9 6 1Gen Dominan Duplikat 15 1Gen Resesif Duplikat 9 7Interaksi Dominan dan Resesif 13 3

10