Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
l\fThIBAR AGRIBISNlS Vol.S No.2 Juli 2019
P-ISSN: 2460-4321 E-lSSN: 2579-8340
....FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GAL UH _..;,.�� JI. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis Tip. (0265)775018 ��.,.._. •.. �·--email:[email protected]
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
P-ISSN: 2460-4321, E-ISSN: 2579-8340
Volume 5, Nomor 2, Juli 2019
DEWAN REDAKSI
CHIEF EDITOR Dr. drh. Agus Yuniawan Isyanto, M.P (Fakultas Pertanian UNIGAL)
EDITORIAL BOARDS Dr. Iwan Setiawan, S.P., M.Si. (Fakultas Pertanian UNPAD)
Dr. Dani Lukman Hakim, S.P. (Fakultas Pertanian UNIGAL)
Ir. Sudrajat, M.P. (Fakultas Pertanian UNIGAL)
REVIEWERS Prof. Dr. Ir. Masyhuri, MP (Fakultas Pertanian UGM)
Prof. Dr. Ir. Syarif Imam Hidayat, M.M. (Fakultas Pertanian UPN Veteran Jatim)
Prof. Dr. Kartawan, S.E., M.P. (Fakultas Ekonomi UNSIL)
Dr. Ir. Diana Chalil, M.Si. (Fakultas Pertanian USU)
Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si. (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB)
Dr. Suprehatin, S.P., M.AB. (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB)
Dr. Sujarwo, S.P., M.P. (Fakultas Pertanian UB)
Dr. Ir. Dini Rochdiani, M.S. (Fakultas Pertanian UNPAD)
Dr. Ir. Trisna Insan Noor, DEA (Fakultas Pertanian UNPAD)
Dr. Yuprin Abel Dehen, S.P., M.P. (Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya)
Dr. Maswadi Abdul Wahab, S.P., M.Sc. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura)
Dr. Irmayani Noer, S.P., M.Si. (Fakultas Pertanian Politeknik Negeri Lampung)
Dr. Bambang Yudi Ariadi, M.M. (Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM)
Dr. Dian Anggraeni, S.P., M.P. (Fakultas Pertanian UNTIRTA)
Dr. Sri Ayu Andayani, S.P., M.P. (Fakultas Pertanian Universitas Majalengka)
Dr. Ir. Endah Lisarini, S.E., M.M. (Fakultas Sains Terapan UNSUR)
Dr. Evi Nurifah Julitasari, S.P., M.P. (Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang)
Dr. Ir. Dedi Sufyadi, M.S. (Fakultas Pertanian UNSIL)
Dr. Muhamad Nurdin Yusuf, S.E., M.P. (Fakultas Pertanian UNIGAL)
LAYOUT EDITORS Ane Novianty, S.P., M.P. (Fakultas Pertanian UNIGAL)
Benidzar M. Andrie, S.P., M.P. (Fakultas Pertanian UNIGAL)
Saepul Aziz, S.P. (Fakultas Pertanian UNIGAL)
Sekretariat:
Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis
Jalan R.E. Martadinata No. 150 Ciamis 46274
Telpon: (0265) 2754011
E-mail: [email protected]; [email protected]
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
P-ISSN: 2460-4321, E-ISSN: 2579-8340
Volume 5, Nomor 2, Juli 2019
DAFTAR ISI
Perbandingan Perilaku Usahatani pada Dua Sentra Produksi Mangga di
Provinsi Jawa Barat (Kasus di Kabupaten Indramayu dan Kuningan) Rani Andriani Budi Kusumo, Elly Rasmikayati, Tuti Karyani, Gema Wibawa
Mukti……………………………………………………………………………..
Persepsi Stakeholder Terhadap Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) di Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran Tri Pujiana, Dwi Arianti, Abdul Mutolib...............................................................
Komunikasi dalam Penerapan Sistem Jajar Legowo di Desa Murni Jaya
Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Erika Dwi Alviana, Tri Pujiana, Dwi Arianti, Helvi Yanfika……………………
Mediasi Sebagai Upaya Penyelesaian Masalah Antara PT. Aneka
Sumberbumi Jaya dengan Warga Desa Bumisari Kecamatan Natar
Lampung Selatan
Aprilia Rahmawati, Muher Sukmayanto, Helvi Yanfika………………………...
Penambahan Probiotik Lactobacillus Acidophilus dan Bifidobacterium Sp
Terhadap Analisis Usaha Ayam Petelur yang Diinfeksi Escherichia Coli Khoirul Huda, Widya Paramita Lokapirnasari, Soeharsono……………………..
Penggunaan Probiotik Kombinasi Lactococcus Lactis dan Lactobacillus
Acidophilus Sebagai Pengganti Antibiotika pada Ayam Petelur yang
Diinfeksi Escherichia Coli Terhadap Analisis Usaha Hana Cipka Pramuda Wardhani, Widya Paramita Lokapirnasari, Koesnoto
Soepranianondo…………………………………………………………………..
Keputusan Petani Beralih Usahatani dari Tanaman Kakao Menjadi Lada
di Kabupaten Lampung Timur Zulkarnain, Muher Sukmayanto…………………………………………………
Kesejahteraan Petani Pelaku Usahatani Polikultur Terintegrasi di
Kabupaten Tasikmalaya Rina Nuryati, Lies Sulistyowati, Iwan Setiawan, Trisna Insan Noor……….…..
Pengaruh Perubahan Harga Lada Putih Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat di Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat
Ilham Nurllah, Jaya Iswari……………………………………………………….
Preferensi Label dan Persepsi Kemudahan Memperoleh Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Sayuran Organik
Euis Dasipah, Dety Sukmawati, Rahmah Sofiatin……………………………….
134-144
145-155
156-164
165-175
176-182
183-192
193-205
206-223
224-234
235-242
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
P-ISSN: 2460-4321, E-ISSN: 2579-8340
Volume 5, Nomor 2, Juli 2019
Permintaan Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei ) di Kelompok
Pembudidaya Udang At-Taqwa Paciran Lamongan
Wachidatus Sa’adah, Khiqotul Milah……………………………………………
Risiko Rantai Pasok Paprika pada Anggota Kelompok Tani Dewa Family,
Kabupaten Bandung Barat
Mila Cahya, Eliana Wulandari…………………………………………………..
Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah Lahan Rawa di Kabupaten
Ciamis (Suatu Kasus di Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)
T. Syaiful Azwar, Trisna Insan Noor, Ernah…………………………………….
Kelayakan Finansial Usatani Kedelai
Dedi Djuliansah, Trisna Insan Noor, Yosini Deliana, Meddy Rachmadi………..
Kinerja Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya Berbasis Pesantren
di Jawa Barat
Solihin, Iwan Setiawan, Eliana Wulandari………………………………………
Analisis Potensi Ekonomi dalam Pembangunan Pertanian
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Riska Novitasari, Lies Sulistyowati, Maman H. Karmana………………………
Penentuan Wilayah-wilayah Sentra Pengembangan Ternak Besar di
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Achmad Firman, Obed Haba Nono………………………………………………
Konformitas Petani Dalam Usahatani Kedelai (Suatu Kasus di Kecamatan
Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat)
Ivan Sayid Nurahman, Iwan Setiawan, Trisna Insan Noor, Meddy Rachmadi….
Kelayakan Usahatani Kedelai di Lahan Darat dan Lahan Sawah
Rian Kurnia, Trisna Insan Noor, Eliana Wulandari, Meddy Rachmadi…………
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PADA BUDIDAYA MANGGIS DI
JAWA BARAT
Dini Rochdiani, Sulistyodewi Nur Wiyono, Kuswarini Kusno, Lies
Sulistyowati, Yosini Deliana, Sri Fatimah, Gema Wibawa Mukti………………
KOMODITAS POTENSIAL TANAMAN PALAWIJA DI KABUPATEN
BLORA PROVINSI JAWA TENGAH Agus Yuniawan Isyanto, Sudrajat, Muhamad Nurdin Yusuf, Ane Novianty,
Benidzar M. Andrie, Wulan Priantika, Nurlina Harli, Saepul Aziz……………..
243-251
252-275
276-292
293-303
304-315
316-326
327-337
338-345
346-354
355-367
368-378
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis
P-ISSN: 2460-4321, E-ISSN: 2579-8340
Volume 5, Nomor 2, Juli 2019
PENINGKATAN DAYASAING TANAMAN PANGAN MELALUI
AKSELERASI AGROINDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN
KELEMBAGAAN PERTANIAN
Roosganda Elizabeth…………………………………………………………….
KAJI TINDAK AKSELERASI INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK
LOKASI MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS USAHATANI
Roosganda Elizabeth, Delima Hasri Azahari……………………………………
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAN PENGOLAHAN MENDUKUNG
PENSEJAHTERAAN PETANI CABE MERAH
Roosganda Elizabeth……………………………………………………………
379-394
395-412
413-435
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2019. 5(2): 156-164
156
KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO
DI DESA MURNI JAYA KECAMATAN TUMIJAJAR
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
COMMUNICATION IN THE IMPLEMENTATION OF JAJAR LEGOWO SYSTEM
IN MURNI JAYA, TUMIJAJAR SUBDISTRICT,
TULANG BAWANG BARAT DISTRICT
Erika Dwi Alviana, Tri Pujiana*, Dwi Arianti, Helvi Yanfika Magister Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung Bandar Lampung 35141
*E-mail: [email protected]
(Diterima 21-02-2019; Disetujui 15 Juli 2019)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi antara penyuluh dengan
petani dalam penerapan sistem Jajar Legowo di Desa Murni Jaya Kecamatan Tumujajar Kabupaten
Tulang Bawang Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling).
Pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2018. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi langsung ke tempat penelitian,
wawancara depth interview dengan pengurus kelompok tani dan penyuluh, serta studi kepustakaan.
Metode analisis data adalah dengan deskriptif kualitatif. Fokus pada penelitian ini adalah kendala
komunikasi antara penyuluh dan Gapoktan Mekar Jaya Sri dalam penerapan Sistem Tanam Jajar
Legowo dan solusi untuk menangani masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komunikasi yang dilakukan penyuluh sudah cukup baik, hal ini karena penyuluh melakukan
pertemuan dengan anggota kelompok tani sebulan sekali, melakukan anjang sana dan anjang karya.
Sedangkan petani yang belum mau menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo disebabkan oleh sifat
inovasi yang rumit dan pengeluaran biaya untuk menerapkan inovasi tersebut lebih besar daripada
menggunakan sistem tanam sebelumnya, sehingga masih ada keraguan petani untuk menerapkan
inovasi tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, yaitu perlu adanya
perbaikan pada persepsi petani terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo, penyuluh perlu
meningkatkan intensitas pendampingan kepada petani, dan juga perlu melakukan pengontrolan dan
evaluasi terhadap usahatani padi yang dilakukan oleh petani padi di Desa Murni Jaya.
Kata kunci: inovasi, komunikasi, sistem Jajar Legowo
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the communication process between extension agents and
farmers in implementing the Jajar Legowo system in Murni Jaya, Tumujajar District, Tulang
Bawang Barat District. The location of the study was determined purposively. Data collection was
conducted in November 2018. This type of research is qualitative research. Data collection
techniques by conducting direct observations to the research site, deep interview interviews with
the management of farmer and extension groups, and literature studies. The method of data
analysis is descriptive qualitative. The focus of this research is the obstacle of communication
between Mekar Jaya Jaya extension agents and Gapoktan in the implementation of the Jajar
Legowo Planting System and the solution to deal with the problem. The results of the study showed
that the communication carried out by the instructor was quite good, this was because the
instructor had meetings with members of the farmer group once a month, carried out the program
and continued the work. Whereas farmers who did not want to implement the Jajar Legowo
Planting System were caused by the complex nature of the innovation and the cost of implementing
the innovation was greater than using the previous planting system, so there were still doubts by
farmers to implement the innovation. Efforts are being made to overcome these obstacles, namely
the need to improve farmers' perceptions of the Jajar Legowo Planting System, extension workers
KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA MURNI JAYA
KECAMATAN TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Erika Dwi Alviana, Tri Pujiana, Dwi Arianti, Helvi Yanfika
157
need to increase the intensity of assistance to farmers, and also need to control and evaluate rice
farming carried out by rice farmers in Murni Jaya Village.
Keywords: communication, innovation, Jajar Legowo system
PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan dasar
bagi manusia yang harus dipenuhi setiap
saat. Pangan di Indonesia sering
diidentikkan dengan padi karena jenis
pangan ini merupakan makanan pokok bagi
masyarakat Indonesia. Ketersediaan
pangan yang lebih kecil dibandingkan
kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-
stabilan ekonomi (Bulog, 2016).
Abdulrachman dan Jamal (2007)
mengemukakan bahwa pada kondisi
terkontrol melalui penelitian, teknik
intensifikasi pertanian mampu meningkatkan
produktivitas padi sekitar 38%. Salah satu
inovasi intensifikasi padi adalah penggunaan
jarak tanam (Deptan, 2009). Penerapan
sistem tanam yang benar dan baik melalui
pengaturan jarak tanam dikenal dengan
Sistem Tanam Jajar Legowo, sistem
tanam ini lebih direkomendasikan untuk
digunakan karena sistem Jajar Legowo
memiliki lebih banyak keuntungan jika
dibandingkan dengan sistem tanam yang
lain (Ikhwani et al, 2013).
Hasil penelitian di Sukamandi
Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat
selama dua musim menunjukkan cara
tanam Jajar Legowo 2:1 meningkatkan
hasil padi sawah 1,9-29% pada musim
kemarau 2007 dan 2,4-11,3% pada musim
kemarau 2008 (Laila dkk, 2012). Inovasi
Sistem Tanam Jajar Legowo yang memiliki
banyak kelebihan ini perlu mendapatkan
respon positif dari petani agar mereka mau
menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo
supaya produktivitas padi dan pendapatan
mereka dapat meningkat.
Sistem Jajar Legowo merupakan
salah satu inovasi dalam bidang pertanian.
Penyebaran inovasi ini membutuhkan peran
serta penyuluh untuk mengomunikasikan
program kepada masyarakat petani (Pratama,
2016). Komunikasi merupakan
penyampaian informasi dari komunikator
kepada komunikan. Proses pengiriman
pesan dalam komunikasi membutuhkan
keterampilan dalam memaknai pesan baik oleh
komunikator maupun komunikan. Dalam
menyebarluaskan inovasi Jajar Legowo,
penyuluh pertanian bertindak sebagai
komunikator sedangkan petani padi
bertindak sebagai komunikan.
Penyuluhan sebagai upaya yang
efektif dalam mendorong pembangunan
pertanian pada kondisi keterbatasan petani
dalam mengakses pengetahuan dan
informasi. Penyuluh pertanian juga
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2019. 5(2): 156-164
158
diharapkan memperkenalkan pertanian
berkelanjutan yang menuntut
keterampilan-keterampilan baru. Banyak
program pertanian yang telah diluncurkan
oleh pemerintah, mulai dengan
pendekatan top down sampai dengan
bottom up. Salah satu program yang
diturunkan adalah sistem tanam Jajar
Legowo yang mulai dikenalkan kepada
petani sejak tahun 2007 (Abdulrachman et
al, 2013).
Desa Murni Jaya Kecamatan
Tumijajar merupakan desa yang telah
menerima sosialisasi sistem tanam Jajar
Legowo sejak tahun 2015. Penerapan suatu
inovasi diawali dengan komunikasi dari
penyuluh pertanian. Penyuluh memberikan
edukasi tentang inovasi tersebut melalui
pertemuan Gapoktan dan praktik langsung
di lapang. Hal ini dilakukan agar petani
padi tidak hanya diperdengarkan dan
diperlihatkan saja, tetapi diragakan dan
diberi kesempatan untuk melakukannya.
Penyuluhan sebagai upaya
pendidikan non formal dimaksudkan
untuk mengajak orang secara sadar dan
mau menerapkan ide-ide baru.
Komunikasi dan metode penyuluhan yang
dipilih merupakan hal penting dalam suatu
kegiatan penyuluhan. Apabila komunikasi
yang dilakukan oleh penyuluh di Desa
Murni Jaya tepat maka inovasi tentang
sistem tanam Jajar Legowo tersampaikan
dengan baik ke petani dan petani
menerapkan sistem tersebut di usahatani
mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui bagaimana komunikasi yang
dilakukan oleh penyuluh tentang peneran
sistem tanam Jajar Legowo di Murni Jaya
Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang
Bawang Barat.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Menurut Nugrahani
(2014), tujuan dari penelitian kualitatif
adalah untuk memahami suatu konteks
dengan mendeskripsikan secara rinci
mengenai kondisi tentang apa yang
sebenarnya terjadi di lapangan. Melalui
penelitian kualitatif dapat diperoleh
pemahaman tentang kenyataan melalui
proses berpikir induktif. Motode berpikir
induktif adalah metode yang digunakan
dalam berpikir dengan bertolak dari hal
khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang
bersifat umum.
Penelitian dilakukan di Desa Murni
Jaya Kecamatan Tumujajar Kabupaten Tulang
Bawang Barat. Petani di desa ini
melakukan usahatani padi sawah.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja. Pengumpulan data pada
bulan November 2018.
Penelitian ini meneliti satu gapoktan
yang ada di Desa Murni Jaya. Subjek
KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA MURNI JAYA
KECAMATAN TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Erika Dwi Alviana, Tri Pujiana, Dwi Arianti, Helvi Yanfika
159
penelitian ini adalah Gapoktan Mekar Jaya
yang mengikuti program sistem tanam
Jajar Legowo. Informan dari penelitian ini
yaitu ketua gapoktan dan penyuluh yang
ada di Desa Murni Jaya. Informan
penelitian ditentukan secara purposive
sampling yang bertitik tolak pada
penilaian pribadi peneliti berdasarkan
pada kriteria-kriteria yang telah
dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti
(Sugiatro dalam Firmansyah, 2015).
Informan diminta untuk memberikan
respon terhadap pertanyaan yang
diberikan baik langsung atau tidak
langsung, secara lisan atau tertulis maupun
berupa perbuatan yang diajukan oleh
peneliti (Subliyanto, 2010).
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan melakukan
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Observasi langsung ke tempat penelitian
dengan melakukan pengamatan, pencatatan
secara sistematik kejadian-kejadian,
perilaku dan objek yang dilihat serta hal
lain yang mendukung penelitian. Wawancara
dilakukan kepada informan yang terbatas
menggunakan instrumen berupa pedoman
wawancara. Informan adalah orang yang
dianggap banyak mengetahui tentang
penyuluhan pertanian (Ekasari et al, 2015)
di Desa Murni Jaya.
Fokus penelitian ini adalah
komunikasi antara penyuluh dan Gapoktan
Mekar Jaya Sri dalam penerapan sistem
tanam Jajar Legowo, kendala dan solusi
untuk menangani masalah yang terjadi.
Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan deskriptif
kualitatif. Analisis data dilakukan untuk
memberikan makna, menafsirkan atau
mentransformasikan data ke dalam narasi
sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Analisis data kualitatif dimulai dari
analisis berbagai data yang dikumpulkan
dari lapangan. Kemudian data
dikalsifikasikan menjadi kategori tertentu
dengan mempertimbangkan keabsahan data,
kemudian dilakukan pemaknaan terhadap
data yang berlandaskan pada teori untuk
menjelaskan dan berargumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Murni Jaya adalah salah satu
desa yang terletak di Kecamatan
Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang
Barat. Desa Murni Jaya memiliki jumlah
penduduk pria sebanyak 1.898 jiwa dan
penduduk wanita sebanyak 2.135 wanita.
Di Desa Murni Jaya terdapat satu
gapoktan yang bernama Gapoktan Mekar
Jaya. Gapoktan Mekar Jaya terdiri atas 22
kelompok tani, dengan jumlah anggotanya
sebanyak 517 petani. Sebagian besar mata
pencaharian masyarakat Murni Jaya
adalah bertani. Selain itu, pekerjaan yang
ditekuni masyarakat Murni Jaya adalah
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2019. 5(2): 156-164
160
pedagang, pegawai negeri, swasta, dan lain
sebagainya.
Komunikasi Penyuluh tentang Sistem
Tanam Jajar Legowo di Desa Murni
Jaya
Pesan informasi yang disampaikan
oleh penyuluh pertanian di Desa Murni
Jaya merupakan bagian komunikator
dalam menyampaikan informasi kepada
petani di lapangan. Proses penyampaian
informasi akan berjalan efektif jika jumlah
tenaga penyuluh tersedia secara memadai
sehingga seluruh isi pesan dapat diterima
oleh kelompok sasaran komunikasi. Selain
itu, dalam proses menyampaikan pesan
informasi, tenaga penyuluh pertanian juga
harus memiliki kepribadian yang baik
dalam menjalankan tugasnya agar
keberadaannya dapat diterima oleh petani.
Penyuluhan pertanian mengupaya-
kan perubahan perilaku petani dan
keluarganya agar mampu memecahkan
masalahnya sendiri dalam kegiatan
usahataninya. Penyuluhan berperan dalam
peningkatan pengetahuan petani tentang
informasi pertanian yang baru. Penyuluh
dalam hal ini berfungsi sebagai
penyebarluasan informasi, memberikan
penerangan dan penjelasan kepada petani.
Perkembangan petani di Desa Murni
Jaya saat ini sudah mulai menunjukkan
perbaikan setelah diberikan penyuluhan
dari Badan Penyuluhan Pertanian di lapangan.
Menurut informan, peranan komunikasi
penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh
antara lain penggalian informasi mengenai
kebutuhan petani selama satu tahun.
Penggalian informasi melalui pertemuan
langsung di lapangan dengan petani
binaannya.
Materi penyuluhan dibuat dalam
rangka peningkatan produksi dan
menyesuaikan dengan isu global sebagai
upaya menyiapkan petani dalam mengatasi
persoalan iklim global. Materi penyuluhan
juga dibuat berorientasi pada teknik bertani
yang ramah lingkungan seperti penggunaan
pupuk organik. Pupuk organik perlu
diaplikasikan untuk mengurangi
penggunaan pupuk kimia secara
berlebihan yang berdampak buruk pada
sistem pertanian jangka panjang.
Informasi lain mengenai teknologi
baru yang disampaikan dalam penyuluhan
adalah sistem tanam dengan Jajar
Legowo. Sistem tanam Jajar Legowo
dikembangkan dari sistem tanam tegel
yang telah berkernbang di masyarakat.
Legowo berasal dari bahasa Jawa yang
artinya lego (lega/luas) dan dowo
(memanjang). Sistem Tanam Jajar Legowo
merupakan sistem tanam pindah dengan
membuat lorong kosong memanjang
sejajar dengan barisan tanaman padi di
antara 2-4 barisan.
KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA MURNI JAYA
KECAMATAN TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Erika Dwi Alviana, Tri Pujiana, Dwi Arianti, Helvi Yanfika
161
Jarak tanam dalam barisan Jajar
Legowo menjadi setengah jarak tanam
antar baris, sehingga terjadi pemadatan
rumpun padi di dalam barisan dan
memperlebar jarak antar barisan. Sistem
Tanam Jajar Legowo menjadikan dua
baris semua rumpun padi berada di
barisan pinggir dari pertanaman,
akibatnya semua rumpun padi tersebut
memperoleh manfaat dari pengaruh
(border effect) (Suriapermana et al, 1994).
Menurut Sembiring (2001), Sistem
Tanam Jajar Legowo merupakan salah
satu komponen pengelolaan tanaman
terpadu pada padi sawah yang apabila
dibandingkan dengan sistem tanam lainnya
memiliki keuntungan sebagai berikut: (1)
terdapat ruang terbuka yang lebih lebar di
antara dua kelompok barisan tanaman
yang akan memperbanyak cahaya
matahari masuk ke setiap rumpun
tanaman padi sehingga meningkatkan
aktivitas fotosintesis yang berdampak pada
peningkatan produktivitas tanaman; (2)
sistem tanaman berbaris ini memberi
kemudahan petani dalam pengelolaan
usahataninya seperti meningkatkan jumlah
tanaman pada kedua bagian pinggir untuk
setiap set legowo, sehingga berpeluang
untuk meningkatkan produktivitas tanaman
akibat peningkatan populasi; (3) sistem
tanaman berbaris ini juga berpeluang bagi
pengembangan sistem mina padi atau
parlebek; (4) meningkatkan produktivitas
padi hingga mencapai 10-15 persen.
Desa Murni Jaya merupakan salah
satu desa yang memiliki produktivitas
padi yang paling rendah di Kecamatan
Tumijajar, produktivitas di desa ini hanya
mencapai 5,0 ton/ha sedangkan desa lain
dapat mencapai 5,5-5,75 ton per hektar.
Hal ini disebabkan oleh penerapan Sistem
Tanam Jajar Legowo yang masih rendah
(Alviana, 2018).
Rendahnya penerapan Sistem
Tanam Jajar Legowo merupakan
permasalahan yang terjadi di Desa Murni
Jaya sejak awal pengenalan Sistem Tanam
Jajar Legowo. Menurut penyuluh dan
ketua gapoktan, kegiatan sosialisasi telah
dilakukan dengan cara praktik penanaman
dengan menggunakan Sistem Tanam Jajar
Legowo di beberapa sekatar sawah yang
disaksikan dan di ikuti oleh petani daerah
tersebut. Hasil dari praktik penerapan
Sistem Tanam Jajar Legowo tersebut
tergolong berhasil, terjadi peningkatan
produktivitas padi sekitar 1-1,5 ton/ha.
Namun, petani masih ada yang salah
menggunakan jarak tanam Sistem Tanam
Jajar Legowo, jarak tanam yang seharusnya
adalah (12,5 cm × 12,5 cm) × 50 cm
menjadi (20 cm × 20 cm) × 50 cm atau
malah tetap menggunakan jarak tanam
sebelumnya yaitu 25 cm × 25 cm × 25 cm.
Kesalahan pemahaman petani tentang
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2019. 5(2): 156-164
162
jarak tanam ini mengakibatkan
produktivitas yang lebih rendah daripada
desa lain di Kecamatan Tumijajar.
Menurut ketua gapoktan, selain
kurangnya sosialisasi kembali tentang
Sistem Tanam Jajar Legowo, rumitnya
sifat inovasi Sistem Tanam Jajar Legowo
juga menjadi alasan petani masih salah
menggunakan Sistem Tanam Jajar Legowo
pada usahatani mereka.
Penyuluh melakukan pertemuan
sebulan sekali dengan anggota kelompok
tani, melayani anjang sana dan anjang
karya. Penyuluh mendatangi rumah dan
dan lokasi usahatani guna memberikan
pengertian dan memecahkan masalah
seputar usahatani padi. Salah satu yang
menjadi tekanan penyuluh adalah
penggunaan Sistem Tanam Jajar Legowo.
Penyuluh melakukan penyuluhan Sistem
Tanam Jajar Legowo sesuai dengan
petunjuk teknis yang didapat dari
kementerian pertanian.
Kendala dalam Penyebarluasan Inovasi
Sistem Tanam Jajar Legowo
Berdasarkan pendapat penyuluh di
Kecamatan Tumijajar, masih banyak petani
yang belum memahami arti dari
penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo,
dan masih banyak petani yang salah
mengartikan penggunaan jarak tanam
tersebut. Contohnya adalah jarak tanam
yang biasanya hanya menggunakan 25 cm
pada sistem Teghel, namun pada Sistem
Tanam Jajar Legowo menggunakan 50
cm, petani beranggapan jarak yang terlalu
longgar tersebut dapat ditambah tanaman,
agar tanaman lebih banyak dan hasil
panen juga lebih banyak.
Anggapan petani tentang menambah
jumlah tanaman akan menambah jumlah
produksi adalah suatu yang keliru, seharusnya
jarak tanam yang longgar tersebut
digunakan untuk optimalisasi pencahayaan
pada proses fotosintesis. Menurut penyuluh,
mereka sudah mengingatkan hal tersebut
namun petani masih takut menggunakan
jarak yang benar karena takut adanya
kegagalan dan kerugian dari usahatani
tersebut.
Hal lain yang menjadi kendala
penyuluh adalah biaya Sistem Tanam
Jajar Legowo yang tergolong lebih mahal
dari pada sistem tanam sebelumnya. Petani
menjadi ragu untuk menerapkan inovasi
ini karena takut biaya yang dikeluarkan
tidak sebanding dengan pendapatan yang
didapat saat panen.
Menurut penyuluh, tugas penyuluh
adalah merubah perilaku petani agar
menjadi lebih baik, namun setiap
keputusan yang diambil oleh petani
merupakan hak petani tersebut. Penyuluh
tidak dapat memaksa petani untuk
menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo.
Penyuluh hanya menyarankan penggunaan
KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA MURNI JAYA
KECAMATAN TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Erika Dwi Alviana, Tri Pujiana, Dwi Arianti, Helvi Yanfika
163
sistem inovasi tersebut karena memiliki
keunggulan yang menguntungkan.
Namun, kesalahan penerimaan
pesan oleh petani yang mengakibatkan
petani enggan menerapkan Sistem Tanam
Jajar Legowo perlu diluruskan kembali agar
petani paham dan berminat menggunakan
Sistem Tanam Jajar Legowo. Upaya-
upaya pengontrolan dan evaluasi oleh
penyuluh setiap selesai musim tanam harus
dilakukan agar penyuluh dapat mengetahui apa
yang harus diperbaiki dalam pemberian
informasi tersebut. Sehingga tujuan dari
penerapan inovasi dapat tercapai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Komunikasi yang dilakukan
penyuluh sudah cukup baik, hal ini karena
penyuluh melakukan pertemuan dengan
anggota kelompok tani sebulan sekali,
melakukan anjang sana dan anjang karya.
Sedangkan petani yang belum mau
menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo
disebabkan oleh sifat inovasi yang rumit dan
pengeluaran biaya untuk menerapkan inovasi
lebih besar daripada menggunakan sistem
tanam sebelumnya, sehingga masih ada
keraguan petani untuk menerapkan inovasi
tersebut.
Saran yang dapat diberikan dari
penelitian ini adalah perlu adanya
perbaikan pada persepsi petani terhadap
Sistem Tanam Jajar Legowo agar mereka
tidak memiliki ketakutan tersendiri dalam
menerapkan inovasi tersebut. Penyuluh perlu
meningkatkan intensitas pendampingan
kepada petani. Penyuluh juga perlu
melakukan pengontrolan dan evaluasi
terhadap usahatani padi yang dilakukan
oleh petani padi di Murni Jaya.
Komunikasi antara penyuluh dengan
petani juga perlu ditingkatkan lagi agar
petani lebih percaya terhadap inovasi yang
dibawa oleh penyuluh. Inovasi yang
dibawa oleh penyuluh sebaik apapun jika
petani masih ragu-ragu dalam
menerapkannya maka tidak akan
berdampak pada perbaikan sistem
usahatani. Perlu juga dilakukan evaluasi
penyuluhan setiap selesai musim tanam
untuk memperbaiki sistem komunikasi
antara penyuluh dengan petani.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrachman, A., dan Jamal, E. 2007.
Menjadikan Prima Tani sebagai
Ujung Tombak Peningkatan
Pendapatan Masyarakat Pedesaan.
Lokakarya Nasional. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Bogor: Departemen
Pertanian.
Abdulracman, et al. 2013. Sistem Tanam
Legowo. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta:
Kementerian Pertanian.
Alviana, ED. Gultom, DT., Aviati, Y.
2018. Respon Petani terhadap
Sistem Tanam Jajar Legowo di
Kecamatan Tumijajar Kabupaten
Tulang Bawang Barat. JIIA
Agribisnis Unila 6(3): 305-312.
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2019. 5(2): 156-164
164
Bulog. 2016. Ketahanan Pangan.
http://www.bulog.co.id/ketahananpa
ngan.php. Diakses 5 Desember
2016.
Departemen Pertanian. 2009. Deskripsi
Varietas Padi. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Jakarta: Departemen
Pertanian.
Ekasari, et al. 2015. Konflik Komunikasi
dalam Penyuluhan Pertanian di
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal Ilmu Komunikasi,
12(1): 85-97.
Firmansyah, AS. 2015. Fungsi
Komunikasi Penyuluh dalam
Meningkatkan Hasil Panen Padi
pada Petani Sawah Kecamatan
Bungaraya Kabupaten Siak Sri
Indrapura. Jurnal JOM, 2(2): 1-15.
Ikhwani, Pratiwi, Paturrohman, dan
Makarim. 2013. Peningkatan
Produktivitas Padi Melalui
Penerapan Jarak Tanam Jajar
Legowo. Jurnal Iptek Tanaman
Pangan, 8(2): 72-79.
Laila, Hajrah., Saleh, Ali S., dan Saadah.
2012. Adopsi Petani Padi Sawah
terhadap Sistem Tanam Jajar
Legowo 2:1 di Kecamatan
Polongbangkeng Utara, Kabupaten
Takalar. J. Sains & Teknologi.
Vol.12No.3: 255 –264 ISSN 1411-
4674.
Nugrahani, F. 2014. Metode Penelitian
Kualitatif. Cakra Books. Solo.
Pratama, LD. 2016. Komunikasi
Penyuluhan Badan Koordinasi
Penyuluhan Provinsi Riau dalam
Upaya Meningkatkan Produksi
Pertanian di Kecamatan Sentajo
Raya Kabupaten Kuantan Singingi.
Jurnal JOM FISIP, 3(2): 1-16.
Purwanto, S. 2008. Implementasi
Kebijakan Untuk Pencapaian P2BN.
Pros. Seminar Apresiasi Hasil
Penelitian Padi Menunjang P2BN.
Pengendalian Tanaman Padi.
Jakarta. Badan Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan.
Sembiring H. 2001. Komoditas Unggulan
Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
Badan Pengkajian Teknologi
Pertanian. Sumatera Utara.
Suriaperrnana, S., I. Syamsia, P. Wardana,
Z. Arifin, dan A.M. Fag. 1994.
Minapadi: Usaha Tani Berwawasan
Lingkungan Meningkatkau
Pendapatan. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Tanarnan Pangan.