20
BAB I PENDAHULUAN Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut pioderma. Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus dan streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit menahun, kurang gizi, keganasan/kanker dan sebagainya) dan adanya penyakit lain di kulit yang menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu. Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira mencapai 10% pasien yang dirawat di rumah sakit. Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan bawah. Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada kaki daripada wajah, dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin. 3 Permulaan erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan 1

erisipelas innash

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penyakit erisepelas

Citation preview

Page 1: erisipelas innash

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering diterjadi disebut pioderma.

Pioderma disebabkan oleh bakteri gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus

dan streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang,

menurunnya daya tahan tubuh (mengidap penyakit menahun, kurang gizi,

keganasan/kanker dan sebagainya) dan adanya penyakit lain di kulit yang

menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu.

Erisipelas dan Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh

bakteri,yang menyerang jaringan subkutis dan daerah superficial (epidermis dan

dermis). Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit),

luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh getah

bening. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira mencapai 10% pasien yang dirawat

di rumah sakit.

Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan

ekstremitas atas dan bawah. Sekitar 85% kasus erysipelas dan selulitis terjadi pada

kaki daripada wajah, dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin.3

Permulaan erysipelas dan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam

dan malaise, kemudian diikuti dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri,

dan kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,

gambaran klinis. Penanganannya perlu memperhatikan faktor predisposisi dan

komplikasi yang ada.

1

Page 2: erisipelas innash

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Erisipelas adalah suatu jenis selulitis kutaneus superfisial yang ditandai

dengan keterlibatan pembuluh limfatik pada kulit. Ia disebabkan oleh bakteri

Streptococcus b-hemolytic grup A dan jarang disebabkan oleh S. aureus. Pada

bayi yang baru lahir, bakteri Streptococcus b-hemolytic grup B bisa menyebabkan

erisipelas. Limfaedema, vena stasis, dan obesitas merupakan faktor resiko pada

pasien dewasa.

Kata erisipelas berasal dari bahasa latin kuno, dan diperkirakan

merupakan gabungan dari dua kata, yaitu dari bahasa yunani erythros yang berarti

kemerahan dan dari bahasa latin pella yang berarti kulit. Erisipelas dapat terjadi

pada semua usia, bangsa dan ras, namun paling sering ditemukan pada bayi, anak

dan usia lanjut. Erisipelas biasanya terjadi pada wajah dan kaki. Gejala utamanya

ialah eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala

konstitusi. Pada zaman dahulu, erisipelas dikenali dengan nama St. Antony’s fire

dan ignis sacer. Ia ditandai dengan eritema lokal, panas, bengkak dan memiliki

batas tepi yang sedikit meninggi dan berbatas tegas. Pada mulanya disertai dengan

gejala prodromal seperti malaise, menggigil, demam tinggi, sakit kepala, muntah

dan sakit sendi. Pada waktu itu, beberapa penyakit yang gambarannya hampir

sama dikelompokkan sebagai erisipelas seperti ergotism dan herpes zoster.

Ergotism adalah keracunan makanan apabila seseorang itu makan gandum hitam

yang terinfeksi oleh jamur ergot, yang menghasilkan zat kimia seperti ergotamin

dan ergometrin.

2

Page 3: erisipelas innash

II. Etiologi

Erisipelas pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh bakteri

Streptococcus b-hemolytic grup A, Staphylococcus aureus, dan gabungan bakteri

anaerobik fakultatif, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif seperti

Clostridia. Erisipelas jarang disebabkan oleh Streptococcus grup C dan G. Bakteri

Streptococcus B hemolytic grup B bisa menginfeksi bayi baru lahir yang biasanya

disebabkan oleh penyakit erisipelas abdomen atau perianal pada wanita setelah

baru melahirkan.

III. Patogenesis

Pada awalnya, erisepelas terjadi akibat inokulasi bakteri pada daerah

trauma pada kulit. Selain itu, faktor lokal seperti insufisiensi vena, ulkus,

peradangan pada kulit, infeksi dermatofita, gigitan serangga dan operasi bisa

menjadi port of the entry penyakit ini. Bakteri streptokokus merupakan penyebab

umum terjadinya erisipelas. Infeksi pada wajah biasanya disebabkan oleh bakteri

streptokokus grup A, sedangkan infeksi pada kaki disebabkan oleh bakteri

streptokokus non-grup A. Bakteri ini menghasilkan toksin sehingga menimbulkan

reaksi inflamasi pada kulit yang ditandai dengan bercak berwarna merah cerah,

plak edematous dan bulla. Erisipelas pada wajah berawal dari bercak merah

unilateral dan kemudian terus-menerus menyebar melewati hidung sampai ke sisi

sebelahnya sehingga menjadi simetris. Nasofaring mungkin menjadi port of the

entry erisipelas pada wajah bila disertai dengan riwayat streptokokal faringitis.

Pada erisipelas di daerah extremitas inferior, pasien mengeluh adanya pembesaran

kelenjar limfatik femoral dan disertai demam.

IV. Faktor Predisposisi

Erisipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan berbagai

kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi

penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene. Selain

itu, Erisipelas dapat terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan daya tahan

tubuh, misalnya: diabetes millitus, malnutrisi (kurang gizi), dan lain-lain.

V. Pathway

3

Invasi bakteri ke dermis, jar.subkutis, dan

jar.limfatik

erisipelas

Page 4: erisipelas innash

VI. Diagnosis

a. Anamnesis

Keluhanan utama : bercak kemerah-merahan pada kulit wajah dan/atau kaki

disertai rasa nyeri.

Keluhan lain : bercak eritem pada daerah wajah, awalnya unilateral lama-

kelamaan menjadi bilateral atau diawali dengan bercak

eritem di tungkai bawah yang sebelumnya dirasakan nyeri di

area lipatan paha. Disertai gejala-gejala konstritusi seperti

demam, malaise, flu, menggigil, sakit kepala, muntah dan

nyeri sendi.

Riwayat penyakit : faringitis, ulkus kronis pada kaki, infeksi akibat

penjepitan tali pusat yang tidak steril pada bayi

Riwayat pengobatan : pernah dioperasi

Faktor resiko : vena statis, obesitas, limfaedema

b. Pemeriksaan fisik

4

Respon psikologisRespon inflamasi sistemik

Respon lokal

Respon inflamasi pada dermis dan subkutis

Ketidaktahuan tentang proses penyakit, perawat, dan pencengahan berulangnya penyakit

Peningkatan suhu tubuh

Kerusakan integritas jaringan kulit

Kerusakan saraf perifer

cemashipertermi

nyeri

Page 5: erisipelas innash

Inspeksi : bercak merah bilateral pada pada pipi dan kaki, bekas

garukan dan abrasi, bekas luka, dan pembesaran kelenjar

limfatik femoral.

Effloresensi : eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas dan

pinggirnya meninggi. Sering disertai udem, vesikel dan

bulla yang berisi cairan seropurulen.

c. Pemeriksaan penunjang

Bakteri dapat di indentifikasi melalui pemeriksaan biopsi kulit dan

kultur. Spesimen untuk kultur bisa diambil dari apusan tenggorokan,

darah dan cairan seropurulen pada lesi. Pada pemeriksaan darah rutin

menunjukkan adanya polimorfonuklear leukositosis, meningkatnya

laju endap darah (LED) dan juga meningkatnya C-reaktif protein.

VII. Gejala Klinis

Erisipelas pada umumnya diawali dengan gejala-gejala prodormal, yaitu

panas, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, muntah dan rasa lemah. Pada kulit

nampak kemerahan, berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi, nyeri dan teraba

panas pada area tersebut. Di permukaan kulit adakalanya dijumpai gelembung kulit

(bula) yang berisi cairan kekuningan (seropurulen). Pada keadaan yang berat, kulit

nampak melepuh dan kadang timbul erosi (kulit mengelupas). Biasanya menyerang

5

Gambar 1. Erisipelas. Bercak kemarahan pada tungkai bawah yang disertai rasa nyeri yang batas tegas.

Gambar 2. Erisipelas. Bercak eritem pada kedua pipi yang berbatas tegas. Pasien

disertai rasa nyeri, demam dan menggigil.

Page 6: erisipelas innash

wajah, ekstremitas atas atau bawah, badan dan genitalia. Kelenjar getah bening di

sekitar daerah yang terinfeksi, sering membesar dan terasa nyeri.

VIII. Diagnosa Banding

1. Selulitis

Selulitis terjadi pada lapisan dermis dan subkutan. Etiologi paling

sering disebabkan oleh S. pyogens, S.aureus dan GAS. Selain itu, bakteri

streptokokus grup B juga bisa menyerang bayi dan bakteri basil gram negatif

bisa menyerang orang dengan tingkat imun yang rendah. Tinea pedis biasanya

menjadi port of the entry infeksi penyakit ini. Selulitis mempunyai gejala yang

sama dengan erisipelas yaitu eritema dan sakit, tetapi dapat dibedakan dengan

batas lesi yang tidak tegas, terjadi di lapisan yang lebih dalam, permukaan

lebih keras dan ada krepitasi saat dipalpasi. Selulitis dapat berkembang

menjadi bulla dan nekrosis sehingga mengakibatkan penggelupasan dan erosi

lapisan epidermal yang luas.1

2. Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis kontak alergi merupakan presentasi dari respon

hipersensitivitas type IV terhadap lebih 3700 jenis zat kimia eksogen. Gejala –

gejala klinis akan muncul segera setelah terekspos oleh alergen. Fase akut

ditandai dengan eritema, permukaan menonjol dan plak bersisik. Penderita

dermatitis kontak alergi biasanya dalam keadaan normal dan tidak ditemukan

tanda-tanda patologis pada pemeriksaan lab.

6

Gambar 3. Selulitis pada ekstremitas bawah disertai bengkak, melepuh dan

berkrusta.

Gambar 4. Selulitis pada ekstremitas bawah tampak eritema dengan

vesikel-vesikel yang sudah pecah.

Page 7: erisipelas innash

IX. Pemeriksaan Penunjang.

            Pada pemeriksaan darah didapatkan leukositosis dengan pergeseran ke kiri dan

kecepatan sedimentasi eritrosit yang meninggi. Pada fase konvalesen terdapat

peninggian titer streptozim, titer antistreptolisin-O, atau titer DNA-ase B. Streptokok

dapat diperiksa dari tengah atau permulaan lesi, jika masih jelas, atau dari aspirasi

jaringan, terutama di pinggir yang menyebar. Pasa biopsi terdapat edema yang jelas di

dermis dan subkutis bagian atas dengan dilatasi vaskuler dan infiltrasi netrofil ke

dalam jaringan limfatik. Pada biakan darah, usapan tenggorok dan hidung dapat

diisolasi Streptokok B hemolitik.

1. Darah : Leucocytosis.

2. Bila memungkinkan :

Periksa Titer ASO : meningkat seminggu seelah infeksi.

Mencari Streptococcus dengan kultur dari tenggorokan, hidup atau mata.

X. Penatalaksanaan

Pada erisipelas di daerah kaki, istirahatkan tungkai bawah dan kaki yang

diserang ditinggikan. Pengobatan sistemik ialah antibiotik, topikal diberikan

kompres terbuka dengan larutan antiseptik.

Penicilline merupakan obat antibiotik pilihan utama dan memberikan

respon sangat bagus untuk penyembuhan erisipelas. Pemberian obat harus

disesuaikan dengan kondisi penyakitnya :

7

Gambar 5. DKA pada wajah disebabkan oleh reaksi positif terhadap balsem.

Gambar 6. DKA pada jari disebabkan oleh pajanan terhadap pekerjaan.

Page 8: erisipelas innash

a. Infeksi sedang

- Procaine penicillin (penicillin G) 600,00 IU i.m 1-2x setiap hari

- Penicillin V 250 mg p.o 4-6x setiap hari

- Jika suspek terjadi infeksi staphylococcus, berikan dicloxacillin 500-

1000 mg p.o

- Jika pasien alergi Penicillin, berikan erythromycin 500 mg p.o atau

clindamycin 150 – 300 mg p.o

b. Infeksi berat

- Rawat inap, lakukan kultur dan tes sensitivitas, konsultasi penyakit

infeksi

- Penicillin G 10,000,000 IU i.v

- Jika suspek terjadi infeksi staphylococcus, berikan nafcillin 500-1000

mg i.v atau flucloxacillin 1 g i.v

- Jika pasien alergi penicillin, berikan vancomycin 1.0-1.5 g i.v setiap

hari

Obat Topikal :

Kompres dengan Sodium Chloride 0,9 %.

Salep atau krim antibiotika, misalnya: Natrium Fusidat, Mupirocin,

Garamycin, Gentamycin.

XI. Komplikasi

Bila tidak diobati atau dosis tidak adekuat, maka kuman penyebab erisipelas

akan menyebar melalui aliran limfe sehingga terjadi abses subkutan, septikemi dan

infeksi ke organ lain (nefritis). Pengobatan dini dan adekuat dapat mencegah.

terjadinya komplikasi supuratif dan non supuratif. Pada bayi dan penderita usia lanjut

yang lemah, serta penderita yang sementara mendapat pengobatan dengan

8

Page 9: erisipelas innash

kortikosteroid, erisipelas dapat progresif bahkan bisa terjadi kematian (mortalitas pada

bayi bisa mencapai 50%). 

Erisipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebabkan

oleh kelainan imunologis, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada serangan

pertama harus dipertimbangkan sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik akibat

mastektomi radikal (merupakan faktor predisposisi erisipelas rekuren).

XII. Prognosis

Prognosis pasien erisipelas adalah bagus. Komplikasi dari infeksi tidak

menyebabkan kematian dan kebanyakan kasus infeksi dapat diatasi dengan terapi

antibiotik. Bagaimanapun, infeksi ini masih sering kambuh pada pasien yang

memiliki faktor predisposisi.2 Jika tidak diobati akan ia menjalar ke sekitarnya

terutama ke proksimal. Kalau sering residif di tempat yang sama, dapat terjadi

elephantiasis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Saavedra A,Weinberg AN, Swartz MN, Johnson RA. Chapter 179 Soft Tissue

Infections : Erysipelas, Cellulitis, Gangrenous Cellulitis, and Myonecrosis.

Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatrick’s Dermatology in General

9

Page 10: erisipelas innash

Medicine. 7th Ed. McGraw Hill Medical. United State of America. 2008.

P.1720-1722

2. Davis L. Medscape Drugs, Diseases & Procedures Reference : Erysipelas.

http://emedicine.medscape.com/article/1052445-overview. 2012.

3. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s disease of Skin Clinical

Dermatology. 10th Ed. Elsevier. Canada. 2000. P.260-261

4. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook’s Textbook of Dermatology.

8th Ed. Wiley Blackwell. United Kingdom. 2007. P.30.17- 30.20

5. Gawkrodger D. Dermatology An Illustrated Colour Text. 3rd Ed. Churchill

Livingstone. China. 2002. P.45

6. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Kedua. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1993. P.48-49

7. Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Thieme Clinical Companions Dermatology.

Thieme. New York. 2006. P.82

8. Cohen DE, Jacob SE. Chapter 13 Allergic Contact Dermatitis. Wolff K,

Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Ed.

McGraw Hill Medical. United State of America. 2008. P.136-140

BAB III

LAPORAN KASUS

Tanggal : 19 Mei 2014

I. IDENTITAS PENDERITANama : Tn. Suhaili

10

Page 11: erisipelas innash

Jenis kelamin : Laki-lakiUmur : 57 tahunAgama : IslamAlamat : Tambak bandarharjo RT01/RW II Tanjung MasPekerjaan : Pengangguran

II. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dengan pasien.Keluhan utama : Bercak merah di tungkai bawah kanan

Riwayat penyakit sekarang Onset : 3 hari yang lalu Lokasi : Tungkai sebelah kanan Kualitas : dimulai dari luka kemerahan kecil yang makin lama

makin meluas nyeri dan gatal. Kuantitas : nyeri dan gatal dirasakan setiap saat Faktor yang memperberat : nyeri dan gatal lebih berat dirasakan

pada saat melakukan aktifitas. Faktor yang memperingan : nyeri dan gatal berkurang pada saat

pasien minum obat anti nyeri. Keluhan penyerta : demam, badan terasa letih, lesu, pusing,

disertai nyeri tenggorokan Kronologis : sejak 3 hari yang lalu, terdapat luka lecet di tungkai

kaki kanan, karena lukanya kecil pasien tidak mengobati lukanya. 2 hari setelah luka pasien demam, badan terasa letih, lesu, pusing, disertai nyeri tenggorokan. Keesokan paginya timbul bercak merah terang pada tungkai bawah kanan, lalu lama kelamaan bercak merah semakin meluas disertai rasa panas dan rasa nyeri, rasa gatal (+), Menurut pasien daerah yang gatal digaruk menjadi kemerahan dan lama- kelamaan tebal dibandingkan kulit sekitarnya. Pasien juga mengeluhkan kanannya membengkak.

Riwayat penyakit dahulu Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat penyakit keluargaKeluarga tidak ada sakit seperti ini.

Riwayat sosial ekonomiPasien adalah Pengangguran. Biaya pengobatan memakai Umum.

Kesan ekonomi : cukup

III. PEMERIKSAAN FISIK

11

Page 12: erisipelas innash

a. Status GeneralisTensi : tidak dilakukan Nadi : tidak dilakukanSuhu : tidak dilakukanBerat badan : tidak dilakukanKeadaan umum : composmentisThorak : tidak dilakukanAbdomen : tidak dilakukanEkstremitas : tidak dilakukan

b. Status DermatologikInspeksi

Lokasi I : ekstremitas inferior dextraUKK : pada regio ekstremitas inferior dextra tampak

makula eritema yang berwarna merah cerah,

berbatas tegas, ukuran plakat, edematosa,

dengan bagian tepi meninggi, nyeri (+), teraba

hangat pada area tersebut, dan ada bula yg

pecah mengeluarkan eksudat putih susu

Auskultasi : tidak dilakukanLain-lain : -

IV. DIAGNOSIS BANDING1. Erisipelas

2. Selulitis

3. Dermatitis Kontak Alergika

V. PEMERIKSAAN LABa. Pemeriksaan darah didapatkan leukositosis

12

Page 13: erisipelas innash

b. Biakan darah, usapan tenggorok dan hidung dapat diisolasi streptokok

beta hemolitik

VI. DIAGNOSIS KERJA

Erisipelas

VII. PENGOBATAN

a. Non medikamentosa

- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya.

- Mencegah garukan dan gosokan pada daerah yang gatal

- Menjaga kebersihan kulit

- Istirahat, tungkai bawah dan kaki kiri ditinggikan (elevasi), tingginya

sedikit lebih tinggi dari pada Cor.

b. Medikamentosa

Sistemik

- Procain penisilin G 1,2 juta U.i.m/hari, selama 10 hari

- Asam mefenamat 3x500 mg

Topical

- Kompres PK 1/10.000 2x/hari selama 30 menit

VIII. PROGNOSISa. Ad Vitam : ad bonamb. Ad Sanam : ad bonamc. Ad kosmetikan : ad bonam

IX. ANJURAN

a. Berobat sampai tuntas dan teraturb. Jangan digarukc. Kembali kontrol 1 minggu lagid. Anjurkan pasien menggunakan pakaian longgare. Hindari kerutan pada tempat tidurf. Jaga kebersiha kulit agar tetap kering dan bersih

BAB IV

KESIMPULAN

13

Page 14: erisipelas innash

Erysipelas ( Erisipelas ) adalah infeksi akut pada kulit dan jaringan di bawah

kulit yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes.

Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa (ras), namun

paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut. Aste N, Atzori L, Zucca M,

Pau M, Biggio P menyebutkan bahwa Erysipelas lebih sering terjadi pada pria

ketimbang wanita, dengan perbandingan 4:1.Sekitar 85 % Erysipelas terjadi di kaki

dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta

tempat lainnya

Masalah yang sering muncul pada pasien dengan diagnosa erisipelas adalah,

kerusakan integritas kulit karena rasa gatal dan kebanyakan orang cenderung untuk

menggaruk pada daerah yang gatal.

14