Upload
azis-ali-wibowo
View
160
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 1/10
Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah
PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN
LAHAN TERHADAP DEBIT DAN BANJIR
DI BAGIAN HILIR DAS KALIGARANG
Effect of Land Use Change on River Discharge and Flooding in Downstream of Kaligarang Watershed
9Undang Kurnia, Sudirman, Ishak Juarsah, dan Yoyo Soelaeman
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor)
ABSTRAK
Perubahan penggunaan lahan, khususnya lahan sawah yang berada di sekitarperkotaan untuk penggunaan lain seperti perumahan dan industri mengancam hilangnya
produktivitas tanah dan kelestarian lingkungan. Lahan sawah diyakini dapat mencegah ataumempertahankan lingkungan dari kerusakan karena mampu menahan air, berfungsi sebagaidam dan mengurangi erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahanpenggunaan lahan terhadap debit dan banjir di bagian hilir DAS Kaligarang, KabupatenSemarang, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan dengan cara survei, berupapengumpulan data sekunder dari berbagai instansi relevan. Data yang diperoleh selanjutnyadianalisis secara tabulasi, deskriptif dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan pemukiman, perumahan dan industrimeningkatkan debit, sedimentasi dan banjir. Banjir semakin sering terjadi dan debit sungaimeningkat dengan meningkatnya luas sawah yang berubah menjadi areal industri danpemukiman.
ABSTRACT
Landuse change, especially of lowland rice fields surrounding urban areas to other purposes, such as housing and industrial areas creates lost of soil productivity and environmetal sustainability. It’s believed that lowland rice field could protect theenvironment from damage, due to the ability of lowland rice fields to retain water, act asdams, and reduce soil loss. This research was aimed to study the effect of landuse changeson river discharge and flooding in downstream of Kaligarang Watershed, Semarang district,Province of Central Java. The research was carried out by collecting secondary data fromrelevant institutions. Data were analysed using tabular, descriptive, and correlationtechniques. The research results show that the change of lowland rice field into settlement,housing, and industrial areas increased river discharge and sedimentation. Floods happened more frequently, and river discharge increased as more areas are converted from lowland rice fields to urban and industrial areas.
PENDAHULUAN
Perubahan penggunaan lahan di suatu daerah aliran sungai (DAS), khususnya lahan
sawah yang berada di sekitar perkotaan untuk penggunaan lain seperti bangunan industri dan
perumahan dapat mengancam hilangnya produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan.
Selain itu perubahan penggunaan lahan sawah dapat menurunkan fungsinya dalam hal
ISBN 979-9474-06-X 111
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 2/10
Kurnia et al
menahan dan mendistribusikan air hujan dan air irigasi secara baik, sehingga menimbulkan
kerusakan lingkungan seperti banjir, erosi, dan sedimentasi di daerah hilir. Seperti diketahui
lahan sawah diyakini dapat mencegah atau mempertahankan lingkungan dari kerusakan
karena kemampuannya menahan air, berfungsi sebagai dam dan dapat mengurangi erosi
karena adanya galengan dan lahannya berteras.
Hasil penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa pembangunan perumahan di
daerah tangkapan hujan Anal Anyer Batu, Kuala Lumpur telah menyebabkan banjir dan
sedimentasi di bagian hilir daerah tersebut, dengan konsentrasi sedimen berkisar antara 4-
81.259 mg/l (Douglas, 1978). Sementara itu konsentrasi sedimen dalam aliran sungai dari
suatu lahan yang di bagian hilirnya 40% tertutup vegetasi hutan berkisar antara 7- 1.080 mg/l
(Morgan, 1986). Berdasarkan informasi tersebut jelas bahwa perubahan penggunaan lahan
pertanian menjadi nonpertanian telah meningkatkan konsentrasi sedimen dalam aliran
sungai.
Keadaan serupa terjadi di Indonesia. Banjir yang terjadi di sekitar Bandung, Jakarta,
dan Semarang antara lain disebabkan oleh adanya perubahan penggunaan lahan sawah
menjadi lahan industri dan perumahan menyebabkan banjir dan sedimentasi di bagian hilir
daerah tersebut. Hasil penelitian di Sub DAS Citarik (Jawa Barat) menunjukkan bahwa
selama periode 1983-1994 (± 11 tahun) terjadi lima kali banjir dengan luas genangan
berkisar antara 1.800-7.250 ha (Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan, 1995). Hal
ini berbeda dengan kejadian banjir sebelum tahun 1945 yang hanya terjadi empat kali, yaitu
akhir abad 18, tahun 1917, 1931 dan 1945. Hasil penelitian yang sama yang dilakukan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pengairan (1995) mendapatkan bahwa sedimentasi yang
terjadi di alur Sungai Citarum dari Desa Citepus sampai dengan Baktisari sepanjang 4,5 km
rata-rata 8,5 cm setiap tahun. Selain banjir dan sedimentasi, perubahan penggunaan lahan
dapat menyebabkan bertambah kecilnya aliran rendah, sehingga mengganggu distribusi
aliran air suatu daerah aliran sungai (Ilyas, 2000).
Berbagai kegiatan lain seperti perikanan tambak, pelabuhan laut, pertanian lahan
kering yang produktif, dan pemukiman yang berada di bagian hilir sumber kegiatan
pembangunan akan terganggu sebagai akibat perubahan penggunaan lahan. Luas panen,
produksi, dan hasil pertanian akan mengalami kemerosotan akibat genangan banjir/
sedimentasi. Kerusakan lingkungan lainnya adalah berupa pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh limbah bahan beracun berbahaya (B3) yang dihasilkan oleh industri atau
pabrik yang beroperasi di bagian hulu daerah pertanian dan dibuang ke sungai atau badan air
tanpa pengolahan limbah yang baik.
Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh alihfungsi lahan sawah menjadi
daerah industri, perumahan, dan kegiatan pembangunan lainnya terhadap debit, sedimentasi,
banjir, dan produksi pertanian serta pencemaran lingkungan.
112
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 3/10
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2000 - Februari 2001 di DAS
Kaligarang, Kabupaten Semarang-Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitiandidasarkan pada perubahan penggunaan lahan yang relatif tinggi dan intensif, khususnya
perubahan lahan pertanian (sawah dan lahan kering) menjadi areal bangunan industri dan
perumahan.
Penelitian dilaksanakan dengan cara survei, berupa pengumpulan data sekunder dari
berbagai instansi relevan dan data primer yang diperoleh langsung melalui penelitian di
lapangan atau wawancara dengan masyarakat atau petugas dari instansi yang relevan.
Adapun instansi yang dikunjungi dan merupakan sumber data sekunder di antaranya Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Semarang, Kantor Statistik Kabupaten Semarang,
Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Pemali Jratun, Dinas Perhutanan dan
Konservasi Tanah Kabupaten Semarang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan
Bandung, Dinas Pengairan Propinsi Jawa Tengah, Proyek Pengairan Jratun–Jawa TengahSurvei lapangan dilakukan dua tahap, yaitu pra survei dan survei.
1. Prasurvei
a. Mengumpulkan data penggunaan lahan termasuk informasi perubahan penggunaan
lahan yang meliputi lokasi, luas dan penyebarannya di Sub DAS yang diteliti.
b. Mencari informasi tahapan terjadinya perubahan penggunaan lahan di Sub DAS
yang diteliti pada tahun-tahun sebelumnya.
2. Survei
a. Mengumpulkan data hidrologi yang terdiri atas debit, curah hujan, banjir (frekuensi,
debit, lamanya) dan sedimentasi.
b. Mengumpulkan data produksi dan hasil termasuk luas panen untuk beberapa
komoditas tanaman pangan 20 tahun terakhir.
c. Mengumpulkan data atau informasi kerusakan sarana dan prasarana irigasi, sawah,kolam atau tambak sebagai akibat berbagai jenis kegiatan/usaha yang ada di dalam
DAS, baik fisik maupun kimia:
Data yang diperoleh/dikumpulkan, selanjutnya dianalisis secara tabulasi dan
deskriptif, untuk periode waktu-waktu tertentu sesuai dengan data yang tersedia, baik data
perubahan penggunaan lahan, debit, sedimentasi, banjir, dan produksi pertanian. Selain itu
untuk melihat pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit air sungai dibuat
korelasi antara debit maksimum dan curah hujan harian maksimum yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Debit dan sedimentasi
Data pada Tabel 1 memperlihatkan tidak ada pola yang pasti dalam hal perubahan
debit maksimum dan debit minimum air Kaligarang, sebagai akibat perubahan penggunaan
lahan sawah. Namun demikian terdapat kecenderungan peningkatan nilai rasio Q maksimum
terhadap Q minimum dari tahun ke tahun. Nilai rasio Q maksimum terhadap Q minimum
113
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 4/10
Kurnia et al
tersebut senantiasa lebih besar dari 10 (Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah
Citanduy-Cisanggarung, 1987), mengindikasikan bahwa Sub DAS tersebut telah mengalami
kerusakan tata air. Peningkatan debit maksimum yang terjadi diperkirakan karena lebih
besarnya curah hujan dan intensitas hujan yang terjadi dalam setiap tahunnya, kecuali untuk
kejadian tahun 2000. Pada tahun 2000 terjadi hujan sebesar 3.158 mm, namun jumlah hari
hujannya lebih besar, yaitu 203 hari dengan intensitas hujan rata-rata 17 mm/hari.
Tabel 1. Data hujan, debit dan sedimen di DAS Kaligarang, Kabupaten Semarang (1986-
2000)
Parameter 19861) 1987 1) 1988 1) 1989 1) 1990 1) 1995 2) 1996 2)
1 Hujan
•
•
•
Curah hujan (mm/tahun)Hari hujan (hari/tahun)Intensitas (mm/hari)
2.13614222
2.38611823
2.18114215
3.18113522
2.23513222
1.78812714
1.88714713
2 Debit (Q)•
•
•
•
Maksimum(m3 /detik)
Minimum (m3 /detik)Nilai Q maks/Q minRata-rata tinggipermukaan air
37,20
3,2012
29,70
1,9016
22,70
1,7013
49,10
1,9026
17,50
1,7010
13,27
0,6321
12,50
0,5822
--
Tertinggi (m)Terendah (m)
--
--
--
--
--
1,700,19
1,950,19
3 Sedimen
•
•
•
Total muatan padatan
tersuspensi (t/tahun)Erosi (t/ha/tahun)Hasil sedimen (mm)
-
--
-
--
-
--
-
--
-
--
268
14,921,1
243
13,881,7
Sumber: 1) Directorate General of Water Resources Development-Ministry of Public Works, 1993.2)
Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Pemali Jratun, 2000.- = tidak ada data.
Meskipun tinggi permukaan air tertinggi dan terendah pada tahun 1998 dan 2000
relatif sama, besarnya debit maksimum dan debit minimum tahun 1998 lebih besar dari tahun
2000. Hal ini sejalan dengan total kandungan sedimen, erosi dan hasil sedimen dalam air
Kaligarang pada tahun 1998 lebih tinggi dari data yang sama pada tahun 2000.
Bila memperhatikan data perubahan penggunaan lahan di DAS kaligarang bagian
hulu, telah terjadi perubahan luas penggunaan lahan sawah sebesar 116 ha dari tahun 1998 ke
tahun 2000 (Wahyunto et al., 2001). Demikian juga luas pemukiman dan rencana
pemukiman bertambah luas, seperti halnya juga terjadi peningkatan luas tegalan dan industri.
Kondisi ini diyakini mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan debit dan
kandungan sedimen dalam aliran permukaan, meskipun kondisi hujan (jumlah dan intensitas)
relatif tetap.
Pengaruh perubahan fungsi lahan sawah di Sub DAS Garang bagian hulu dalam
jangka panjang memperlihatkan peningkatan debit maksimum di Sungai Garang. Pada
Gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai rasio debit maksimum dan curah hujan harian maksimum
114
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 5/10
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir
dari tahun 1972 - 1990 meningkat, namun curah hujan harian maksimum tidak menunjukkan
peningkatan yang nyata dari tahun ke tahun. Keadaan seperti ini mengindikasikan bahwa
kualitas Sub DAS Garang mengalami penurunan.
Seperti telah disebutkan bahwa perubahan penggunaan lahan sawah juga telah
meningkatkan kandungan sedimen dalam air sungai dan menyebabkan sedimentasi di bagian
hilir sub DAS tersebut meningkat (Wahyunto et al., 2001). Dari tahun 1939 sampai 2000 di
muara Sungai Garang dan sekitarnya serta pantai arah timur sungai tersebut sepanjang 8,5
km, garis pantai telah maju ke arah laut sekitar 250-750 m (Wahyunto et al., 2001).
Banjir
Peningkatan debit aliran sungai dapat menyebabkan banjir di bagian hilir suatu
DAS, terutama bila daya tampung sungai tersebut lebih rendah dari debit aliran yang terjadi.
Hasil pengamatan banjir pada lokasi dam Simongan oleh Dinas Pengairan Propinsi Jawa
Tengah di Semarang memperlihatkan bahwa telah terjadi 10 kali banjir pada periode 1961-1990 (Tabel 2). Kejadian banjir sebelum tahun 1980 (selama 20 tahun) hanya empat kali,
yang berbeda dengan kejadian banjir periode 1981-1990. Grafik pada Gambar 1
menunjukkan bahwa curah hujan harian maksimum di DAS Kaligarang cenderung
meningkat meskipun tidak nyata.
maks/CH maksCH maks
Linear curah hujan harian maksimum
Linear Q max/curah hujan harian maksimum
1990 1988 1986198419821980197819761974 1972
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0.5
0 1970
1400
1200
1000
Q m a x / C H m a x
800
C H m a x ( m m )
600
400
200
0
1992
Tahun
Gambar 1. Rasio debit maksimum dengan curah hujan harian maksimum (1972-1990)
115
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 6/10
Kurnia et al
Pada periode tahun 1981-1990 (10 tahun) terjadi enam kali banjir. Hal ini diduga
akibat perubahan penggunaan lahan sawah dan meningkatnya luas pemukiman, perumahan,
lahan industri, dan tegalan (Lampiran 1). Selain itu grafik pada Gambar 1 dan data pada
Lampiran 2 memperlihatkan kecenderungan peningkatan curah hujan harian maksimum daritahun ke tahun. Data pada Tabel 2 tersebut memperlihatkan apabila tinggi muka air
maksimum di dam Simongan dan kedalaman air rata-rata berturut-turut di atas 7 dan 2 m
terjadi banjir dengan debit lebih dari 400 m3 /detik. Meskipun pada periode 1981-1990
tersebut terjadi 6 kali banjir besar, ternyata pada tahun-tahun tidak banjirpun debit airnya
melebihi 300 m3 /detik (315-384 m3 /detik). Keadaan seperti inipun merupakan indikator telah
terjadi peningkatan jumlah aliran permukaan dan debit sebagai akibat terjadinya perubahan
penggunaan lahan dan kecenderungan peningkatan curah hujan harian maksimum, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kerusakan biofisik tanahnya. Berkurangnya luas lahan sawah
dan penambahan luas pemukiman dan lahan industri dapat mempertinggi frekuensi banjir
dengan debit cukup besar (> 400 m3 /detik). Hubungan seperti ini juga dapat dilihat data debit
air di dam Simongan pada tahun 1988 (Tabel 2) terjadi banjir besar dengan debit 420
m3
/detik dan curah hujan harian maksimum 609 mm dan intensitas hujan 11,68 cm/jam(Lampiran 2), yang relevan dengan terjadinya penurunan luas lahan sawah sebesar 484 ha,
dan peningkatan luas pemukiman dan tegalan serta industri berturut-turut sebesar 2.209, 187
dan 37 ha (Lampiran 1).
Produksi pertanian
Sebagai akibat peningkatan debit sungai adalah banjir yang dapat menyebabkan
terjadinya genangan pada wilayah-wilayah yang lebih rendah atau dataran di bagian hilir sub
DAS penyebab dampak. Banjir atau genangan tersebut terjadi pada wilayah-wilayah
perkampungan, perumahan, atau daerah pertanian yang produktif, dan menimbulkan
kerugian material dan finansial yang besar. Daerah pertanian dapat berkurang luas areal
panennya manakala terjadi genangan yang cukup lama. Apalagi bila banjir tersebut terjadipada saat lahan sawah menjelang atau hampir panen menyebabkan menurunnya produksi
gabah. Selain itu, di dalam sub DAS itu sendiri, luas panen dan produksi pertanian akan
berkurang sebagai akibat terjadinya alih fungsi lahan sawah menjadi penggunaan lain seperti
perumahan, pemukiman, industri dan tegalan. Tabel 3 dan 4 berturut-turut menyajikan data
luas panen dan produksi padi sawah di DAS Kaligarang bagian hulu dan di wilayah
Kabupaten Semarang.
Data luas panen dan produksi padi sawah pada Tabel 3 menunjukkan terjadinya
penurunan dari tahun 1988 ke tahun 2000. Hal ini sejalan dengan penurunan luas
penggunaan lahan sawah yang terjadi di DAS Kaligarang bagian hulu terutama di Kecamatan
Ungaran (Lampiran 1). Namun demikian penyebab tersebut belum sepenuhnya benar,
terutama untuk wilyah di bagian hilir sub DAS tersebut (Kabupaten Semarang bagian hilir).
Seperti telah disebutkan bahwa akibat berubahnya fungsi lahan sawah menjadi pemukimandan industri menyebabkan peningkatan jumlah aliran permukaan dan memperbesar debit
sungai, yang selanjutnya dapat menyebabkan banjir dan genangan di bagian hilir DAS
Kaligarang. Genangan di bagian hilir DAS Kaligarang diduga merupakan penyebab
berkurangnya luas panen dan produksi padi sawah.
116
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 7/10
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir
Tabel 2. Debit banjir Kaligarang yang tercatat di dam Simongan, periode 1961-1990
TahunTinggi muka
air maks a) Kedalaman air b) Debit air Keterangan
m m3 /detik
1961
1962
1963
1964
1965
1968
1969
1970
1971
1972
1973
19741975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
19871988
1989
1990
7,9
7,3
9,4
6,9
7,4
6,6
7,1
7,0
7,0
6,9
6,9
7,86,9
7,9
7,5
7,5
7,2
6,7
8,1
7,7
7,4
7,3
8,2
7,4
7,77,8
7,6
9,4
2,3
1,7
3,8
1,3
1,8
1,0
1,5
1,4
1,4
1,3
1,3
2,21,3
2,3
1,9
1,9
1,6
1,1
2,5
2,1
1,8
1,7
2,6
1,8
2,12,2
2,0
3,8
458
315
901
233
337
175
272
252
252
233
233
433233
458
360
349
293
194
510
408
337
315
537
337
408420
384
942
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
Sumber: Badan Pertanahan Nasional-Kantor Wilayah Propinsi Jawa Tengah, 1993Catatan: a) Tinggi muka air tertinggi yang tercatat pada alat pengukur di dam Simongan.
b) Kedalaman air rata-rata di Kaligarang.
117
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 8/10
Kurnia et al
Tabel 3. Luas panen dan produksi padi sawah di Kecamatan Klepu dan Unggaran, DAS
Kaligarang bagian hulu
Klepu Ungaran
Tahun Luas panen Produksi Luas panen Produksi
ha t ha t
198919901991199219931994199519961997199819992000
2.6122.4992.9032.7122.5122.5222.4132.3322.1982.6531.7092.373
110.709125.667100.561145.971110.627102.680116.239108.592
98.940116.400
66.630111.700
3.0662.5242.7362.1351.9792.0492.1171.8901.5682.9361.2022.384
134.331107.735
99.781170.576
89.85847.516
110.26197.81779.110
144.17057.295
107.840
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (1978-2000).
Tabel 4. Luas panen, produksi dan hasil padi sawah di Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa
Tengah
Tahun Luas panen Produksi Hasil
ha t t/ha
1978197919801981
19821983198419851986198719881989199019911992199319941995
19961997199819992000
30.81525.96831.58934.716
31.63530.89533.62030.64235.27432.40835.05732.12130.70231.34232.49733.14029.20431.986
32.69331.33834.54132.33232.804
97.36477.462104.280116.092
114.593125.690148.620123.979159.817136.446180.146172.138166.305149.134167.124164.031136.091171.340
166.382175.606175.606154.482169.915
2,822,422,933,22
2,932,873,124,364,694,36
-5,365,424,645,144,954,665,36
5,095,334,454,795,18
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (1978-2000).
118
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 9/10
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir
KESIMPULAN
Perubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan pemukiman dan industri di
wilayah DAS Kaligarang bagian hulu menyebabkan dampak yang merugikan, yaitumeningkatnya debit dan sedimentasi, banjir serta menurunkan luas areal panen dan produksi
pertanian di bagian hilir DAS tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional-Kantor Wilayah Propinsi Jawa Tengah. 1993. Laporan
Identifikasi Wilayah Areal Prioritas DAS Kali Garang (LREP II-Jawa Tengah).
BPN-Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik. 1978-2000. Kabupaten Semarang dalam Angka, tahun 1978 s/d 2000.
BPS-Semarang.
Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Pemali-Jratun. 2000. Laporan Monitoring
dan Evaluasi Tata Air Sub Daerah Aliran Sungai Garang tahun 2000 (draft).Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial-Departemen
Kehutanan dan Perkebunan. (Tidak dipublikasikan).
Directorate General of Water Resources Development-Ministry of Public Works. 1993. The
Master Plan on Water Resources Development and Feasibility Study for Urgent
Flood Control and Urban Drainage in Semarang City and Suburbs. Japan
International Cooperation Agency.
Douglas, I. 1978. The impact of urban of fluvial geomorphology in the humid tropic, Geo.
Eco. Trop. 2.
Ilyas, M.A. 2000. Dampak Perubahan Lahan terhadap Banjir, Erosi dan Sedimentasi pada
Studi Kasus Bandung Utara.
Morgan, R. C. 1986. Soil Erosion and Conservation. In D. A. Davidson ( Ed.). Longman
Scientific and Technical. Copublished in The United States with John Wiley &Sons, Inc. New York.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan. 1995. Penelitian Aliran Banjir Daerah
Genangan Bandung Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan-Badan
Penelitian dan Pengembangan Pengairan.
Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Citanduy-Cisanggarung. 1987. Laporan
Hasil Monitoring Hidrologi di Stasiun Pengamat Arus Sungai dan Stasiun
Klimatologi Wilayah DAS Citanduy tahun 1985/1986. (Tidak dipublikasikan).
Wahyunto, M.Z. Abidin, A. Priyono, dan Sunaryo. 2001 Studi perubahan penggunaan lahan
di Sub DAS Citarik, Jawa Barat dan DAS Kaligarang, Jawa Tengah. hlm.39-63
dalam Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Bogor, 1 Mei 2001.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
119
5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 10/10
Kurnia et al
Lampiran 1. Luas penggunaan lahan di DAS Kaligarang bagian hulu pada tahun 1939,
1988, 1998, dan 2000
LuasPenggunaan lahan
1939 1988 1998 2000
ha
Hutan
Kebun campuran
Perkebunan
Tegalan
Sawah
Pemukiman
Rencana perumahan
Industri
Kolam
2.165
9.144
1.222
0
4.933
2.510
0
0
65
1.838
7.351
1.500
187
4.449
4.719
0
37
0
2.048
5.608
1.511
517
4.342
5.558
431
66
0
2.048
5.529
1.394
668
4.333
5.608
433
68
0
Total 20.009 20.081 20.081 20.081
Sumber: Wahyunto et al., 2001.
Lampiran 2. Curah hujan harian maksimum, Q maksimum, dan rasio Q maks/curah hujan
maksimum di DAS Kaligarang-Jawa Tengah
TahunCH. harian
maksQ maksimum Q maks/CH.
harian maksIntensitas hujan
mm m3 /detik cm
1972
1973
19741975
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
19881989
1990
228
276
498306
615
306
234
1215
888
753
405
301
228
276
186
609108
1098
233
233
433233
360
349
293
194
510
408
337
315
537
337
408
420384
942
1,022
0,844
0,8690,761
0,585
1,141
1,252
0,160
0,574
0,542
0,832
1,047
2,355
1,221
2,194
0,6903,556
0,858
5,64
4,96
9,135,56
11,43
6,12
5,07
7,20
15,88
12,36
6,13
7,65
4,65
5,64
5,22
11,689,63
22,36
120