6
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian I/mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK ISSN 1410-6086 PENDAHULUAN Kita menyadari dan sui it untuk disflngkfll, buhwa permasalahan lingkungan Lingkungan hidup (biosfer) adalah tempat kita semua hidup dan temp at seluruh kegiatan pembangunan, keduanya tidak dapat dipisahkan. oalam bios fer ini juga tersedia berbagai jenis sumberdaya alam (SO A), namun SOA ini memiliki keseimbangan yang kritis, mempunyai ambang batas (treshold) yang tidak boleh dilampaui, bila dilampaui dapat membahayakan integritas dasar sistemnya. Bila SoA mengalami degradasi, pembangunan yang berlangsung akan mengalami gangguan dan kemungkinan tidak berkelanjutan dapat saja terjadi [I ,2J. KONTRIBUSI PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK TERHADAP EFEK RUMAH KACA Erwansyah Lubis Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN ABSTRAK KONTRIBUSI PEMBANGKlT AN ENERGI LlSTRIK TERHADAP EFEK RUMAH KACA. Kegiatan pembangunan telah berhasil meningkatkan kesejahteraan manusia, namun juga menyebabkan terjadinya kecenderungan perubahan planet yang radikal, akibat terjadinya efek rumah kaca (ERK), penipisan lapisan ozon dan hujan asam, yang keseluruhannya dapat mengancam kelestarian kehidupan spesies-spesies, termasuk umat manusia di dalamnya. Pembangkitan energi listrik dan transportasi merupakan kontribusi utama emisi gas rumah kaca (GRK), mencapai 1/3 emisi global. Sesuai kesepakatan Protokol Kyoto pada tahun 1997, tiap negara secara sendiri-sendiri atau bersama-sama sepakat mereduksi konsentrasi GRK sebesar 5,2 % di bawah tingkat emisi tahun 1990. Pengurangan emisi GRK dapat dilakukan melalui implementasi teknologi pembangkitan yang mengandung karbon rendah, seperti pemanfaatan gas alam, tenaga air, tenaga surya, tenaga angin dan tenaga nuklir. Keragaman pembangkitan energi yang arif disesuaikan dengan kapasitas lingkungan hidup merupakan faktor kunci untuk kesinambungan suplai listrik dan melestarikan pembangunan berkelanjutan. Hasil studi IAEA menunjukkan bahwa bahan bakar fosil mempunyai faktor emisi GRK tertinggi. Batu-bara mempunyai faktor emisi 2 kali lebih tinggi dari gas alam. Faktor emisi tenaga angin dan biomas berada diantara tenaga surya dan tenaga nuklir. Dalam seluruh daur pembangkitan listrik, tenaga nuklir mengemisikan 25 g CO2 per kWh dibandingkan bahan bakar fosil yang mengemisikan 250 - 1250 g CO2 per kWh. Kata Kunci: Energi Listrik, Gas Rumah Kaca, Efek Rumah Kaca dan Lapisan Ozon ABSTRACT THE CONTRIBUTION OF ELECTRICITY GENERATION TO GREENHOUSE EFFECT The development activities has successfully increasing the human kind, but also has increasing trend the planet changes radically, because of the greenhouse effect (GHE), decreasing ozone layer and acid rain, that all could treat the living of the species-species and including man inside. The electricity generation and transportation are the main contribution of greenhouse gas (GHG). reaching 1/3 of global emission. Base on the Kyoto protocol in 1997, that all countries, alone or together agree to reduce the emission ofGG of5.2 % under the emission of the 1990. The decreasing ofGHG could be reached by implementing the technology generation that contain low carbon, such a natural gas, hydro power, wind. solar and nuclear power. Diversification of electricity generation has to take into a count of environmental capacity, so the supply stability and sustainable development could be reached. The IAEA results studies indicated that the emission factor of fossil fuel 2 times greater compare to the natural gas. The emission factor of wind and biomass lie between solar and nuclear power. In the electricity generation chain, nuclear power emit the 25 g of CO; kWh compare to fossil fuel emit 250 - 1250 g CO; kWh. Keywords: Electric energy, greenhouse gas, greenhouse effect and ozone layer semakin besar dan kompleks, baik secara lokal, regional maupun global. pembangunan yang telah berhasil meningkatkan kesejahteraan manusia, dilain sisi juga menyebabkan terjadinya kecenderungan perubahan planet yang radikal akibat efek rumah kaca (ERK), penipisan lapisan ozon dan hujan asam, yang keseluruhannya dapat mengancam kehidupan spesies-spesies, termasuk umat manusia di dalamnya [3J. oalam tulisan ini akan ditelaah kontribusi gas rumah kaca (GRK) dari jalur pembangkitan listrik, sehingga diperoleh gambaran yang proporsional untuk pengambilan keputusan yang arif dalam menilai teknologi pembangkitan listrik. Nal11un kita juga harus menyadari bahwa 121

Erwansyah Lubis

  • Upload
    lykien

  • View
    231

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Erwansyah Lubis

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian I/mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

PENDAHULUAN

Kita menyadari dan sui it untuk

disflngkfll, buhwa permasalahan lingkungan

Lingkungan hidup (biosfer) adalahtempat kita semua hidup dan temp at seluruhkegiatan pembangunan, keduanya tidakdapat dipisahkan. oalam bios fer ini jugatersedia berbagai jenis sumberdaya alam(SO A), namun SOA ini memilikikeseimbangan yang kritis, mempunyaiambang batas (treshold) yang tidak bolehdilampaui, bila dilampaui dapatmembahayakan integritas dasar sistemnya.Bila SoA mengalami degradasi,pembangunan yang berlangsung akanmengalami gangguan dan kemungkinantidak berkelanjutan dapat saja terjadi [I ,2J.

KONTRIBUSI PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK TERHADAPEFEK RUMAH KACA

Erwansyah LubisPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN

ABSTRAK

KONTRIBUSI PEMBANGKlT AN ENERGI LlSTRIK TERHADAP EFEK RUMAH KACA.

Kegiatan pembangunan telah berhasil meningkatkan kesejahteraan manusia, namun juga menyebabkanterjadinya kecenderungan perubahan planet yang radikal, akibat terjadinya efek rumah kaca (ERK), penipisanlapisan ozon dan hujan asam, yang keseluruhannya dapat mengancam kelestarian kehidupan spesies-spesies,termasuk umat manusia di dalamnya. Pembangkitan energi listrik dan transportasi merupakan kontribusiutama emisi gas rumah kaca (GRK), mencapai 1/3 emisi global. Sesuai kesepakatan Protokol Kyoto padatahun 1997, tiap negara secara sendiri-sendiri atau bersama-sama sepakat mereduksi konsentrasi GRKsebesar 5,2 % di bawah tingkat emisi tahun 1990. Pengurangan emisi GRK dapat dilakukan melaluiimplementasi teknologi pembangkitan yang mengandung karbon rendah, seperti pemanfaatan gas alam,tenaga air, tenaga surya, tenaga angin dan tenaga nuklir. Keragaman pembangkitan energi yang arifdisesuaikan dengan kapasitas lingkungan hidup merupakan faktor kunci untuk kesinambungan suplai listrikdan melestarikan pembangunan berkelanjutan. Hasil studi IAEA menunjukkan bahwa bahan bakar fosilmempunyai faktor emisi GRK tertinggi. Batu-bara mempunyai faktor emisi 2 kali lebih tinggi dari gas alam.Faktor emisi tenaga angin dan biomas berada diantara tenaga surya dan tenaga nuklir. Dalam seluruh daurpembangkitan listrik, tenaga nuklir mengemisikan 25 g CO2 per kWh dibandingkan bahan bakar fosil yangmengemisikan 250 - 1250 g CO2 per kWh.

Kata Kunci: Energi Listrik, Gas Rumah Kaca, Efek Rumah Kaca dan Lapisan Ozon

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF ELECTRICITY GENERATION TO GREENHOUSE EFFECT The

development activities has successfully increasing the human kind, but also has increasing trend the planetchanges radically, because of the greenhouse effect (GHE), decreasing ozone layer and acid rain, that allcould treat the living of the species-species and including man inside. The electricity generation andtransportation are the main contribution of greenhouse gas (GHG). reaching 1/3 of global emission. Base onthe Kyoto protocol in 1997, that all countries, alone or together agree to reduce the emission ofGG of5.2 %under the emission of the 1990. The decreasing ofGHG could be reached by implementing the technologygeneration that contain low carbon, such a natural gas, hydro power, wind. solar and nuclear power.Diversification of electricity generation has to take into a count of environmental capacity, so the supplystability and sustainable development could be reached. The IAEA results studies indicated that the emissionfactor of fossil fuel 2 times greater compare to the natural gas. The emission factor of wind and biomass liebetween solar and nuclear power. In the electricity generation chain, nuclear power emit the 25 g of CO;kWh compare to fossil fuel emit 250 - 1250 g CO; kWh.

Keywords: Electric energy, greenhouse gas, greenhouse effect and ozone layer

semakin besar dan kompleks, baik secaralokal, regional maupun global.pembangunan yang telah berhasilmeningkatkan kesejahteraan manusia, dilainsisi juga menyebabkan terjadinyakecenderungan perubahan planet yangradikal akibat efek rumah kaca (ERK),penipisan lapisan ozon dan hujan asam, yangkeseluruhannya dapat mengancamkehidupan spesies-spesies, termasuk umatmanusia di dalamnya [3J.

oalam tulisan ini akan ditelaah

kontribusi gas rumah kaca (GRK) dari jalurpembangkitan listrik, sehingga diperolehgambaran yang proporsional untukpengambilan keputusan yang arif dalammenilai teknologi pembangkitan listrik.Nal11un kita juga harus menyadari bahwa

121

Page 2: Erwansyah Lubis

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioak1if-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

alam telah mengajari kita bahwa keragamanmenjamin adanya kestabilan dan kelestarian.Hutan yang di dalamnya terdapat beragamjenis flora dan fauna selalu lestari, berbedadengan tanaman budi-daya yang mono­kultur sangat rentan terhadap gangguan

EFEK RUMAH KACA

Efek rumah kaca (ERK) adalah prosealami yang membantu terjadinya pemanasanpada lapisan atmosfer dan permukaan bumi.Hal ini terjadi karena gas-gas yang terdapatdalam lapisan atmosfer, seperti karbondioksida (C02), gas metan (CH4), nitrogendioksida (N02), chlorofluorocarbon (CFxC.)dan gas-gas lainnya mampu merubahkesetimbangan energi dari planet bumimelalui penyerapan radiasi gelombangpanjang (longwave) yang diemisikan daripermukaan bumi. Tanpa adanya ERK, suhudi permukaan bumi akan dingin berkisar -18°c, dibandingkan saat ini suhu rata-ratapermukaan bumi sebesar 15°C [4,5].

Energi sinar matahari yang melewatilapisan atmosfer sebanyak (26 %)dipantulkan kembali ke ruang angkasa olehawan dan sebanyak 19 % diserap olehpartikel-partikel dan gas-gas yang terdapatdalam lapisan atmosfer. Sisanya sebanyak55 % diteruskan ke permukaan bumi, dipermukaan bumi sinar radiasi matahari inidigunakan untuk berbagai proses, untukpemanasan bumi, pencairan es dan salju,penguapan air permukaan (Iaut, danau,sungai, wad uk, dB.) dan photosintesis [4,5].

Pemanasan permukaan bumi oleh sinarmatahari menyebabkan permukaan bumiseperti sebuah radiator energi gelombangpanjang (radiasi infTa merah). Emisi radiasiinfTa merah seharusnya kembali ke ruangangkasa, namun sebagian besar diserap olehGRK yang terdapat pada lapisan atmosfer.Penyerapan radiasi infra merah oleh GRKmenyebabkan terjadinya penambahan energipanas terhadap sistem lapisan atmosferbumi. Sebanyak 90 % sinar infTa merahyang dipantulkan permukaan bumidipantulkan kembali oleh GRK yangterdapat dalam lapisan atmosfer kepermukaan bumi, sekali lagi diserap dandipantulkan kembali oleh perrnukaan bumi,demikian proses ini terjadi berulang-ulang.Proses ini dikenal dengan sebutan ERK dandampaknya menyebabkan terjadinyapemanasan global (global warming).

122

hama. Oleh karena itu keragaman dalampembangkitan Iistrik denganmemperhitungkan daya dukung Iingkungandapat menjamin suplai listrik jugakelestarian lingkungan hidup.

lumlah energi panas yang diserap olehlapisan atmosfer dikendalikan olehkonsentrasi GRK. Konsentrasi CO2, N02dan CH4 dalam lapisan atmosfer telahbanyak mengalami peningkatan, pada tahun1750 konsentrasinya masing-masing adalah280 ppm , 280 ppb dan 0,70 ppm, saat initelah mengalami peningkatan masing­masing mencapai 360 ppm (29 %), 360 ppb(11 %) dan 1,7 ppm (143 %). Berdasarkansejarah pengukuran suhu bumi yangdilakukan secara independen, disimpulkanbahwa suhu rerata global permukaan bumitelah meningkat sebesar 0,5 °c selama 100tahun terakhir. Para i1muwan meyakinibahwa pemanasan global ini disebabkanoleh adanya peningkatan ERK. PeningkatanERK disebabkan oleh adanya peningkatankonsentrasi GRK di lapisan atmosfermelampaui yang ditimbulkan secara alami.Walaupun terdapat ketidak-pastian yangbesar, para i1muwan meramalkan bahwaemisi GRK dan aerosol sulfat dengan lajupeningkatan yang saat ini terjadi pada akhirabad yang akan datang dapat meningkatkansuhu global rata-rata sebesar I - 4 °c [4,5].

Dampak pemanasan global selainmenyebabkan terjadinya peningkatan suhuudara juga mengakibatkan mencairnya esdan salju, meningkatkan penguapan airpermukaan lebih besar lagi, sehinggameningkatkan terjadinya awan, frekuensidan intensitas hujan. Hal ini menimbulkanperubahan iklim global, semen tara mahlukhidup di bumi sangat bergantung terhadapiklim. Perubahan iklim akan berdampaknegatif pada ketersediaan sumber air,sumberdaya pesisir, kesehatan, pertaniankehutanan, energi dan transportasi. lumlahdan kualitas air minum, ketersediaan airuntuk irigasi, industri, pembangkitan listrik,perikanan dan kesehatan secara signifikandipengaruhi oleh intensitas hujan dan tingkatevaporasi. Peningkatan curah hujan dapatmenimbulkan terjadinya banjir dan memberitekanan pada daerah aliran sungai.

Pada tahun 2100 para ahli telahmemprakirakan bila lapisan es di kutub terusmengaIami pencairan karena peningkatan

Page 3: Erwansyah Lubis

Prosiding Seminar Nasional TeknologiPengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioak1ifBATANPusat Penelitian /lmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

suhu global, maka permukaan air laut akanmeningkat dapat meneapai hingga 50 em.Hal ini akan menyebabkan lebih dari 5000mil2 lahan produktif di permukaan bumiakan terendam air. Peningkatan suhu udaradalam jangka panjang akan menyebabkanterjadinya peningkatan kematian yangdisebabkan heat stress, selain itu juga akanmemaeu perkembangan berbagai jenispenyakit di suatu kawasan. Perubahan suhuudara dan pola hujan dapat meningkatkanpotensi terjadinya kebakaran hutan danterganggunya/ punahnya kehidupan berbagaijenis serangga, dan akan meningkatkankebutuhan akan alat pendingin, sertatransportasi air akan dipengaruhi oleh banjirdan tingkat permukaan air [4,5].

UPAYA INTERNASIONAL

Berbagai dampak yang mengglobalseperti halnya ERK, hujan asam danpenipisan lapisan ozon diketahui setelahterjadi, kejadiannya di luar jangkauanprakiraan para ahli dari berbagai disiplinilmu. Pada pertemuan Conference Of theParties ketiga (COP-3) di Kyoto pada bulanDesember 1997, para kepala negaramenyetujui ketetapan untuk mengurangiemisi GRK yang menyebabkan terjadinyaERK. Ketetapan protokol Kyoto, Annex-I,menyatakan bahwa tiap negara seearasendiri-sendiri atau seeara kelompok sepakatuntuk mengurangi emisi GRK sebesar 5,2 %di bawah tingkat emisi tahun 1990.Ketetapan ini merupakan komitmen untukperi ode 2008 - 20 12. Ketetapan lainnya, tiapnegara dianjurkan untuk melakukanpenelitian, pengembangan dan peningkatanpenggunaan energi baru dan terbarukan,teknologi pengurangan emisi CO2 danteknologi ramah lingkungan [6].

EMISI GAS RUMAH KACA

Pembangkitan listrik dan transportasimerupakan kontribusi utama emisi GRK,saat ini emisi GRK dari sektor

pembangkitan listrik diprakirakan meneapai1/3 emisi global. Emisi GRK sisanya adalahdari kegiatan lainnya yang dilakukanmanusia, di antaranya adalah dari berbagaikegiatan industri, pembakaran biomas,penggundulan hutan, pembukaan lahanuntuk pembangunan dan berbagai kegiatanlainnya. Badan tenaga atom internasional(International Atomic Energy Agency,IAEA) pada tahun 1994 - 1998 telahmelakukan pengkajian nilai faktor emisiGRK dari tiap jenis rantai pembangkitan

123

listrik. Jenis rantai pembangkitan listrikyang menjadi objek studi meliputi bahanbakar (BB) lignite, batu-bara, minyak bumi,gas alam, tenaga nuklir, biomas, tenaga air,tenaga angin dan tenaga surya berdasarkanteknologi tahun 1990 dan teknologi yangdiharapkan beroperasi pada era 2005 - 2020.Oalam studi yang dimaksud dengan totalemisi GRK untuk BB fosil adalah jumlahemisi dari eerobong selama pembakaran danpelepasan (release) yang terjadi selamakegiatan hulu hingga hilir (seluruh rantaiproduksi).

Untuk pembangkitan listrik dengantenaga air, tenaga surya dan tenaga anginukuran dan jenis teknlogi merupakan faktorkunei dalam analisis. Analisis beban

terhadap lingkungan hidup, aliran masa danenergi pada tiap tahapan posedur dihitungdengan menggunakan perangkat lunak LifeCycle Assessment (LCA). Oalampenggunaan metode LCA ataupun ProcessChain Analysis (PCA) dilengkapi denganInput Output Analysis (lOA). Pembangkitanlistrik dengan tenaga nuklir dan BBterbarukan tidak ada emisi GRK pada saatproduksi, emisi GRK hanya terjadi pada saatpenambangan dan transportasi danpembangunan instalasi pembangkit listrik(lPL), dekomisioning dan pabrikasiperalatan. Oalam membandingkan seluruhtahapan (cradel to grave) diperhatikan bebanterhadap lingkungan untuk berbagai jenisBB untuk teknologi yang berbeda dalampembangkitan listrik. Oalam pembangkitanlistrik dengan tenaga angin, tenaga surya dantenaga air, analisis emisi dihitung untuksistem primer dan sistem back-up seearaterpisah. Hasil analisis ditampilkan dalamTabel 1 dan Gambar 1.

Oalam Tabel 1 ditampilkan potensipemanasan global dari beberapa jenis gasyang dihitung oleh International Panel onClimate Change untuk beberapa jenis GRKyang ditimbulkan dari rantai pembangkitanlistrik. Potensi pemanasan global adalahukuran suatu gas di atmosfer menangkapradiasi panas dari permukaan bumidibandingkan terhadap gas aeuan. Gas aeuanyang digunakan adalah CO2, Umur gas diatmosfer bervariasi, sehingga hasil yangdiperoleh diintegrasi terhadap waktu, waktuyang dipi Iih adalah 100 tahun kedepan.

Oalam Tabel I dapat dilihat bahwaSF6 mempunyai kemampuan menangkapradiasi panas yang tertinggi, selanjutnya

Page 4: Erwansyah Lubis

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian [[mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

diikuti oleh ((CFCs): CFC-114)), CF4,

(HCFCs): HCFC-22), ((HFCs):HFC­134A)), N20 dan CH4. Gambar Imenampilkan total emisi GRK untukberbagai jenis BB, yang dinyatakan dalamsetara karbon per kilowat jam Iistrik (gC/kWh).

Data dalam Gambar I menampilkandata untuk pembangkitan Iistrik berdasarkanteknologi tahun sembilan puluhan danteknologi yang akan beroperasi pada era2005-2020. Hasil perkiraan yangditampilkan dalam Gambar Imenggambarkan perbedaan metodologipengkajian, efisiensi konversi, kegiatanpenyiapan BB, transportasi BB ke IPL danisu-isu yang bersifat loka\. Teknologi yangakan beroperasi di masa depan adalahpenyempurnaan proses konversi, reduksiselama ekstraksi dan transportasi serta emisiGRK yang rendah selama konstruksi danpengoprasian IPL.

Total emisi GRK untuk BB fosil

adalah jumlah emisi dari lepasan cerobongselama pembakaran dan dari kegiatan huluhingga hilir (penambangan, pengolahan,transportasi). Khusus emisi GRK daripembangunan IPL, dekomisioning dankontribusi daya dari IPL ke jaringandistribusi relatif kecil hanya I % dari total,sehingga diabaikan. '

Teknologi pembangkitan listrik daritenaga air, surya dan angin, ukuran dan jenismerupakan faktor kunci dalam analisis.Pertimbangan mengenai lokasi geografis danregulasi lokal untuk pembangunan IPLsangat kuat mempengaruhi laju emisi GRK.

Hasil pegkajian IAEA menunjukkanbahwa teknologi untuk BB fosil mempunyaifaktor emisi GRK yang tertinggi, gas alamseparuh dari batu-bara atau lignite dan 2/3dari BB minyak. Tenaga nuklir dan airmempunyai faktor emisi yang terendahdalam emisi GRK, 50 - 100 kali lebih kecildari batu-bara, tenaga surya sedikit lebihtinggi dari tenaga nuklir [7].

TENAGA NUKLIR DANLINGKUNGAN

Pada akhir 1996 terdapat 442Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PL TN)yang beroperasi di 32 negara dengankapasitas total 351 GWe. Kapasitas inimerupakan 85 % kapasitas di negara-negaraOrganisation for Economic Co-Operationand Development (OCDE). Pad a tahun 1996

124

PLTN memproduksi listrik sebesar 2312TWh setara 17 % listrik yang dihasilkan didunia atau 6 % dari energi yang digunakandi dunia. Kontribusi PLTN terhadap suplaienergi Iistrik dunia mencapai 25 %.

Analisis komprehensif mengenaiemisi GRK dari berbagai pembangkitanIistrik, menunjukkan bahwa PLTNmerupakan teknologi yang paling kecilmelepaskan karbon, mengemisikan 25 gCO2 per kWh dibandingkan dengan BBfosil yang mengemisikan 250 - 1250 g perkWh dari seluruh daur pembangkitan listrik.Dengan asumsi PLTN yang beroperasimensubtitusi IPL yang menggunakan BBfosil, maka PLTN tersebut dapat mereduksiemisi CO2 dari sektor listrik sebesar 17 %dari yang seharusnya 60 % [7].

Dengan memperhatikan bebanlingkungan lainnya, PLTN tidak mereleasegas ataupun partikulat oksida asam yangdapat menimbulkan hujan asam, urban smogdan penipisan lapisan ozon. Namun dalampengoperasian PLTN dan daur-ulang BBnuklir, sejumlah kecil zat radioaktifterlepaskan ke lingkungan melalui cerobong.Emisi zat radioaktif ke lingkungan tidakboleh melampaui dosis radiasi pembatas(dose Constraint) yang ditetapkan secaraintemasional yaitu sebesar 0,3 mSv pertahun untuk anggota masyarakat.Penerimaan dosis radiasi oleh anggotamasyarakat dari industri nuklir telah dikajioleh United Nations Scientific Committee onthe Effects of Atomic Radiation(UNSCEAR). Berdasarkan laporan tahun1994, hasil pengkajian menunjukan bahwadosis efektif kolektif terhadap populasidunia untuk 50 tahun pengoperasian PLTN,fasilitas daur-ulang BB nuklir danpenambangan uranium adalah 2 juta orang­Sievert (Sv). Semen tara penerimaan dosisradiasi alam oleh penduduk dunia mencapai650 juta orang-Sievert. Penerimaan dosisradiasi dari paparan latar (background) ini325 kali lebih tinggi dari yang ditimbulkandari PLTN yang beroperasi di dunia saat ini.Bila diasumsikan tidak ada reduksi emisi

radioaktif dari industri nuklir per kWh danpenerimaan dosis oleh anggota masyarakattidak melampaui dosis yang diterima darialam, kapasitas listrik yang dapatdibangkitkan dari PLTN lebih dari 750,000TWh [8,9,10].

Page 5: Erwansyah Lubis

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian I1mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Tabel 1. Potensi pemanasan global dari beberapajenis gas dibandingkan terhadap CO2•

JENIS GAS

POTENSI

PEMANASAN GLOBALKarbon Dioksida (CO2)

1

Methan (CH4)

21Dinitrogen Oksida (N2O)

3/0

Sulphur Hexatluorida (SF6)

23900

Tetra Fluoromethan (CF4)

6500

Hydrofluorokarbon ((HFCs):HFC-134A»

1300

Chlorofluorokarbon (CCFCs): CFC-114»)9300

Hydrochlorofluorokarbon ((HCFCs): HCFC-22)

1700

Sumber: Buletin IAEA No. 42, 2000 [6].

SOlAR PV

1990s TCd'\OO'IOQy {h~) ~I-~7~6~4--~1199t)s TOCImOWf [lOW) 127.3

~!O,ro rKt••~yOi8.2

HYDROELECTRIC

~ (tI"U)o('ct~. Briar]) ~J --6-4-,,6--1~Q\?"'''''\''''.~.any) [Y6.3

~""I~"":I") D··t.4R~"Qh"""tr~(~1) 0,4.1

BIOMASS

t"I'~ 0,16.6lOW 0'8.4

WINO

25'J'.(:.I>j)IIQIY;11~ 10'.1""",\:"",,,,$.; JapM 013.1Inbnd;<10%c.~'!): 5••.•••' 0'9.8

Ir>;ord; 10% eap<>e>I)'; ~ ••• .." 0:7.6C0011;J$% ""P-'>':R,: 61>';>\)1'11 [} 2.5

eo..•••;~ "";).I""""; UK 02.5

N\)C~E"H,,~ 0'5.7

1,:, •• 02.5

oOIhO!' Chain steps

OStnckomi5$ion$

Gambar 1. Total emisi GRK dari rantai pembangkitan listrik

Sumber: Bliletin lAEA No. 42, 2000 [7].

]25

Page 6: Erwansyah Lubis

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

KESIMPULAN

emisi GRK dapatmelalui implementasibahan bakar yangkarbon rendah, sepertigas alam, tenaga air,tenaga angin dan tenaga

Limbah radioaktif padat yangditimbulkan dari pengoperasian PLTN danfasilitas olah-ulang BB nuklir mencapai 500m3 limbah aktivitas rendah dan menengah,serta beberapa puluh m3 limbah aktivitastinggi, untuk reaktor yang dioperasikan padaI siklus BB per GWe-tahun. Volume limbahyang ditimbulkan ini jauh lebih kecil darilimbah yang ditimbulkan pembangkitanlistrik dengan BB batu-bara untuk kapasitasproduksi listrik yang sarna. Sementara dalamlimbah abu batu-bara terjadi pemekatanradionuklida alam (Naturally OccurringRadioactive Material, NORM), dimanadampak radiologik dari zat radioaktif inijuga perlu diperhitungkan. Volume limbahyang relatif lebih kecil dari pengoperasianPLTN memungkinkan untuk diisolasi secaraaman dan ekonomis, dimana biaya angditimbulkan tidak memungkinkan untukmenangani limbah yang ditimbulkan denganvolume yang besar yang ditimbulkan darisistem energi batu-bara.

Berdasarkan uraian di atas dapatditarik beberapa kesimpulan yang perlumendapat perhatian bagi para pengambilkebijakan, antara lain adalah,

I. Mengurangi konsentrasi GRK diatmosfer merupakan perioritasinternasional dengan telahditandatanganinya protokol Kyoto padatahun 1997. Tiap negara secara sendiri­sendiri atau bersama-sama sepakatmereduksi konsentrasi GRK sebesar

5,2 % di bawah tingkat emisi tahun1990.

2. Pengurangandilakukan

teknologimengandungpemanfaatantenaga surya,nuklir.

3. Diversifikasi pembangkitan energi yangdisesuaikan dengan kapasitaslingkungan hidup merupakan faktorkunci selain stabilisasi suplai listrik

126

juga melestarikan pembangunan yangberkelanjutan.

4. Berdasarkan hasil studi IAEA

menunjukan bahwa bahan bakar fosilmempunyai faktor emisi GRK tertinggi,batu-bara mempunyai faktor emisi 2kali lebih tinggi dari gas alam danfaktor emisi tenaga angin dan biomasberada antara tenaga surya dan tenaganuklir.

5. Dalam seluruh daur pembangkitanlistrik, tenaga nuklir mengemisikan 25g CO2 per kWh dibandingkan bahanbakar fosil mengemisikan 250 - 1250 gCO2 per kWh.

DAFTAR PUSTAKA

I. SWASONO H., SUTIMAN B.,SARJONO S., Pengantar Ekologi,Penerbit Rajawali, Jakarta, 1986.

2. SURYANI M., ROFIQ A., ROZY M.,Lingkungan Sumberdaya Alam danKependudukan dalam Pembangunan, UIPress, 1987.

3. Hari Depan Kita Bersama, P.T.Gramedia, Jakarta, 1988.

4. http://www.7hgreenhouse.htm.5. http://www.GreenhouseEffect.htm.6. United Nations, Kyoto Protocol to the

United Nations Frame Work

Convention on Climate Change,FCC/CP/ I997/L.7/Add., 10 December1977.

7. JOSEPH V.S., LUCILLE L., BRUCEH., Greenhouse Gas Emissions ofElectricity Generation Chain, IAEABulletin, 42/2/2000.

8. NEA., Nuclear Power and Climate

Change, Nuclear Energy Agency,Organisation for Economic Co­Operation and Development, April,1998.

9. BENNET B.G., Exposure fromWorldwide Release of Radionuc/ides.Proceedings of a Symposium onEnvironmental Impact of RadioactiveRelease, Vienna, 1995.

10. Safety Standards, International Basic

Safety Standards for Protection againstIonizing Radiation and for the Safety ofRadiation SOl/rces, IAEA, Vienna,1996.