5
ETIKA DALAM PENELITIAN I. PENDAHULUAN Adanya etika dalam penelitian bertujuan untuk memberikan batasan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dikarenakan dalam sebuah penelitian profesional harus mempertimbangkan hubungan antara etika dan hukum formal dan prinsip-prinsip etika dalam penelitian. Berikut akan dibahas mengenai berbagai dilema yang dialami oleh peneliti. II. JENIS-JENIS KONFLIK A. Konflik Kepentingan Dalam Kepentingan Dalam “Konflik Kepentingan Dalam Kepentingan” secara garis besar dibagi menjadi 4 yaitu Kepentingan pengembangan sains, Kepentingan pribadi peneliti, Hak-hak dari partisipan yang diteliti, konflik kepentingan masyarakat. Konflik-konflik tersebut muncul dikarenakan pengelolaannya tidak diatur secara khusus oleh hukum formal sebuah negara. Berikut penjelasan masing-masing konflik yang terjadi : Konflik kepentingan pengembangan sains muncul ketika terjadi sebuah perbedaan pandangan dimana disatu sisi sains dianggap membawa peradaban manusia kearah yang lebih baik sehingga harus diabadikan. Namun disisi lain sain dianggap membawa peradaban manusia kearah yang lebih buruk misalkan terciptanya senjata pemusnah masal, rekayasa genetika pada manusia, teknologi komunikasi yang mengalienasi manusia terhadap manusia yang lain. Maka dari itu dalam penelitian baik akademisi maupun praktisi bisnis dengan penuh rasa tanggung jawab perlu senantiasa mengkaji dengan hati nurani kearah mana sain dan pengembangan bisnin akan dilakukan. Hal tersebut dikarenakan untuk menciptakan masyarakat kearah yang lebih baik merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan porsinya masing-masing.

ETIKA DALAM PENELITIAN

  • Upload
    elang

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ETIKA PENELITIAN

Citation preview

Page 1: ETIKA DALAM PENELITIAN

ETIKA DALAM PENELITIAN

I. PENDAHULUAN

Adanya etika dalam penelitian bertujuan untuk memberikan batasan tentang apa yang boleh dan tidak

boleh dilakukan. Dikarenakan dalam sebuah penelitian profesional harus mempertimbangkan hubungan

antara etika dan hukum formal dan prinsip-prinsip etika dalam penelitian.

Berikut akan dibahas mengenai berbagai dilema yang dialami oleh peneliti.

II. JENIS-JENIS KONFLIK

A. Konflik Kepentingan Dalam Kepentingan

Dalam “Konflik Kepentingan Dalam Kepentingan” secara garis besar dibagi menjadi 4 yaitu

Kepentingan pengembangan sains, Kepentingan pribadi peneliti, Hak-hak dari partisipan yang diteliti,

konflik kepentingan masyarakat. Konflik-konflik tersebut muncul dikarenakan pengelolaannya tidak

diatur secara khusus oleh hukum formal sebuah negara. Berikut penjelasan masing-masing konflik

yang terjadi :

Konflik kepentingan pengembangan sains muncul ketika terjadi sebuah perbedaan pandangan

dimana disatu sisi sains dianggap membawa peradaban manusia kearah yang lebih baik sehingga

harus diabadikan. Namun disisi lain sain dianggap membawa peradaban manusia kearah yang lebih

buruk misalkan terciptanya senjata pemusnah masal, rekayasa genetika pada manusia, teknologi

komunikasi yang mengalienasi manusia terhadap manusia yang lain. Maka dari itu dalam penelitian

baik akademisi maupun praktisi bisnis dengan penuh rasa tanggung jawab perlu senantiasa mengkaji

dengan hati nurani kearah mana sain dan pengembangan bisnin akan dilakukan. Hal tersebut

dikarenakan untuk menciptakan masyarakat kearah yang lebih baik merupakan tanggung jawab

seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan porsinya masing-masing.

Konflik kepentingan pribadi peneliti hal ini seringkali terjadi dikarenakan adanya jenjang karir,

konpensasi finansial, tuntutan pemberi kerja, pengakuan masyarakat, dan semua hal yang

menyangkut tentang ego seorang peneliti sehingga terkadang peneliti menghalalkan segala cara untuk

mendapatkan hasil instan. Hal tersebut dapat dicegah dengan penggunaan hati nurani dalam memilah

dan memilih putusan yang akan diambilnya. Yang kedua adalah norma-norma yang berlaku dalam

sebuah akademik yang berfungsi menjaga moral dari anggota masyarakat dengan sanksi sosial

maupun legal. Yang ketiga adalah semakin tinggi integritas seorang peneliti maka akan semakin

kecil kemungkinan bahwa peneliti tersebut akan melakukan tindakan yang tidak etis.

Konflik Hak-hak dari partisipan yang diteliti muncul dikarenakan pelaku/partisipan memiliki hak-

hak yang harus dilindungi/dihargai. Biasanya mereka menjadi objek penelitian baik secara

langsung/tidak langsung sehingga mereka harus memberikan informasi tentang apapun yang

Page 2: ETIKA DALAM PENELITIAN

berkenaan dengan yang mereka ketahui dan miliki dalam kehidupan mereka. Hak-hak mereka tidak

boleh dikorbankan mengatasnamakan sains. Sebagai contoh adalah penggunaa manusia sebagai

kelinci percobaan di jerman pada masa perang dunia II dimana manusia diuji daya tahan hidupnya

dengan ditempatkan dalam air membeku, dibiarkan kelaparan, dll. Kasus di amerika yaitu Tuskegee

Syphilis Experiment (Bad Blood) dimana 400 partisipan dibiarkan meninggal tanpa pengobatan untuk

mengamati kerusakan tubuh yang terjadi pada tahap lanjut penyakit sipilis. Studi tentang efek radiasi

nuklir ( 1940-1970 ), experimen cuci otak oleh CIA ( 1950-1970 ). Melalui banyak kejadian tersebut

seharusnya hak-hak partisipan harus menjadi batas toleransi dalam sebuah penelitian. Maka dari itu

dalam dasawara terakhir ini hak-hak partisipan telah diperluas bukan hanya menyangkut manusia

melainkan juga non-manusia yang diuji dengan social & environmental cost.

Konflik kepentingan masyarakat muncul dikarenakan masyarakat berkepentingan dengan manfaat

dari penelitian tersebut guna menuju peradaban yang lebih baik, maka dari itu masyarakat berhak

mendapat informasi yang jujur tetap proporsional dan tidak menyesatkan. Misal adanya pengambilan

kebijakan publik maka masyarakat harus tau diskusi-diskusi publik yang muncul sehingga

masyarakat dapat memantau hingga akhirnya putusan yang diambil benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan demi kepentingan masyarakat dan hal tersebut bisa disebut DISEMINASI

HASIL PENELITIAN ( penyebaran hasil penelitian ). Disisi lain informasi harus proposional dimana

informasi harus disharing sesuai dengan porsi masyarakat yang harus menerimannya sehingga dapat

menghindari penyesatan opini publik. Konflik kepentingan masyarakat muncul juga dikarenakan

adanya PERTANGGUNGJAWABAN DANA yang harus disajikan berupa akuntanbilitas

administratif (penggunaan dana) yang mana memerlukan tata tertib administrasi untuk melindungi

dana dan mengatur dana agar sesuai dengan tujuan penelitian. Pertanggungjawaban juga berupa

akuntanbilitas kualitas ( integritas penelitian dalam melaksanakan penelitiannya ) dimana peneliti

dinilai dari sejauh mana peneliti tersebut memiliki & menggunakan intelektualitasnya, keahliannya,

dan kejujurannya dalam semua tahap penelitian sehingga dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya

untuk basic research atau applied research.

B. Etika dan Hukum Formal

Batasan etika tidak selalu sama dengan batasan hukum formal, sanksi yang diberikan ketika terjadi

pelanggaran etika pada umumnya berupa sanksi moral/sanksi ringan. Namun sanksi yang diberikan

ketika terjadi pelanggaran hukum formal adalah bersifat mengikat dan diatur dalam undang-undang.

Dalam etika penelitian haruslah dihasilkan suatu keseimbangan kepentingan antara sain dan

kepentingan lingkungan.berikut beberapa contoh tindakan tidak etis yang terjadi : 1. Mengutip

pernyataan orang lain tanpa pengakuan yang layak, 2. Menciptakan data sendiri, 3. Menggunakan

data diluar pengetahuan pelaku, dll. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti:

1. Plagiarisme adalah mengutip ide orang lain (dosen, mahasiswa,peneliti lain , dsb) tanpa

mengakui sumbernya,dan ditampilkan seolah-olah hasil penulisan sendiri.

Page 3: ETIKA DALAM PENELITIAN

2. Kejujuran dalam penelitian : manipulasi penelitian meliputi pemalsuan data yang tidak sesuai

dengan fakta dengan tujuan memaksakan hasil tertentu akan dapat menimbulkan penyesatan.

3. Perlindungan terhadap identitas pribadi dari pelaku obyek penelitian. Identitas pelaku pada

obyek yang diteliti perlu dirahasiakan agar dapat menjaga status sosial pelaku maupun obyek

dan agar dapat menjaga rasa saling percaya. Akan tetapi perlindungan pada pelaku obyek

adalah prioritas utama.

4. Akses ke obyek penelitian. Ada dua akses obyek yaitu properti pribadi dan properti publik.

Obyek properti pribadi diperlukan ijin dari pemilik untuk menghormati dan menghindari

tuntutan hukum. Jika properti publik tidak diperlukun ijin kecuali ada UU yg mengatur. Ada

dua jenis penelitian yaitu covert dan overt. Covert adalah merahasiakan status dan aktivitas

peneliti terhadap obyek. Sedangkan overt adalah penelitian dengan sepengetahuan obyek.

Pelaksanaan covert terhadap kedua akses adalah tidak etis.

5. Independensi peneliti harus dipegang teguh guna mempertnggungjawabkan profesionalitasnya

dan tidak boleh mengorbankan kebenaran guna memenuhi kepentingan pihak-pihak tertentu

saja.

6. Pelecehan terhadap objek penelitian peneliti harus dapat menghindari pelecehan dalam bentuk

apapun baik disengaja maupun tidak disengaja terhadap pelaku dari objek yang diteliti.

7. Informasi yang dimiliki pelaku objek penelitian tentang konsekuensi penelitian yang dilakukan,

hal tersebut perlu diberitahukan kepada objek dan harus secara tertulis, agar objek mengetahui

dengan benar dan dapat menyatakan setuju/tidak untuk menjadi objek penelitian.

C. Konklusi

Merupakan suatu simpulan ( pendapat ) dimana dalam sebuah penelitian harus memperhatikan

keseimbangan semua aspek baik aspek pribadi, sponsor, masyarakat, sain, dll. Agar nantinya tidak

merugikan peneliti baik balam jangka pendek maupun panjang. Etika penelitian tidak dapat direduksi

maka dari itu peneliti harus proaktif untuk mencari masukan dari berbagai sumber guna memastikan

agar penelitiannya tidak menimbulkan masalah etika dikemudian hari.