15
TJSP 1 TJSP BAB - 8 TANGGUNG-JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN PENDEKATAN STAKEHOLDERS Sumber pustaka: K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Kanisius, 2000 (Bab 9) Sonny Keraf, Etika Bisnis:Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius 1998 (Bab 4)

ETIKA5-08A

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Etika Ekonomi

Citation preview

Page 1: ETIKA5-08A

TJSP 1 TJSP

BAB - 8

TANGGUNG-JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN

DAN PENDEKATAN

STAKEHOLDERS

Sumber pustaka:

K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta:

Kanisius, 2000 (Bab 9)

Sonny Keraf, Etika Bisnis:Tuntutan dan

Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius 1998 (Bab 4)

Page 2: ETIKA5-08A

TJSP 2 TJSP

PENGANTAR

Perusahaan merupakan terjemahan untuk kata

corporate. Dalam arti luas badan hukum.

Awalnya (zaman Romawi – zaman pramodern Eropa):

korporasi ialah badan hukum yang dibentuk untuk

mengelola kepentingan umum (organisasi nirlaba)

Masa kini: korporasi secara spontan diartikan sebagai

organisasi / perusahaan yang bergerak di bidang

bisnis dengan tujuan untuk mencari keuntungan

Peran korporasi sebagai for profit organization kini

sudah menjadi sedemikian penting dalam masyarakat.

Bahkan korporasi nirlaba pun hampir tidak bisa

menjalankan kegiatan humaniternya, kalau tidak ada

dukungan dari dunia bisnis.

Page 3: ETIKA5-08A

TJSP 3 TJSP

1. T.J. LEGAL & T.J. MORAL PERUSAHAAN

Marshall (1819), hakim agung AS, memberi definisi sbb.:

Korporasi adalah suatu mahluk buatan, tidak kelihatan, tidak

berwujud, dan hanya berada di mata hukum. Karena semata-

mata merupakan ciptaan hukum, ia hanya memiliki ciri-ciri

yang oleh akte pendiriannya diberikan kepadanya

Sebagai badan hukum dan subyek hukum, korporasi

memiliki hak dan kewajiban legal; harus menaati

peraturan hukum dan memenuhi hukumannya, jika

terjadi pelanggaran.

Orang yang bekerja pada korporasi: merupakan pelaku-

pelaku moral jadi: memiliki tanggung-jawab moral

Korporasi harus berstatus moral, supaya bisa dianggap

sebagai pelaku moral maka korporasi dapat dianggap

memiliki tanggung-jawab moral juga

Page 4: ETIKA5-08A

TJSP 4 TJSP

Syarat pelaku moral: memiliki kesanggupan untuk

mengambil keputusan secara bebas (kebebasan)

Argumen yg mendukung korporasi sbg pelaku moral:

Peter French (1979): corporations can be full-fledged moral

persons and have whatever privileges, rights and duties as

are, in the normal course of affairs, accorded to moral

persons

Ada keputusan yang diambil oleh korporasi, yang hanya

bisa dihubungkan dengan korporasi itu sendiri dan tidak

dgn beberapa orang yg bekerja untuk korporasi tersebut

Korporasi melakukan perbuatan seperti itu dgn maksud

yang hanya bisa dihubungkan dgn korporasi itu sendiri dan

tidak dgn beberapa orang yang bekerja di korporasi tsb

Selanjutnya: tidak dibedakan antara tanggung-jawab

moral korporasi sebagai pelaku moral dan tanggung-

jawab moral pimpinan korporasi sebagai pelaku moral

Page 5: ETIKA5-08A

TJSP 5 TJSP

2. TJ EKONOMIS DAN TJ SOSIAL

Dua jenis tanggung-jawab dari dunia bisnis (swasta)

Tanggung-jawab ekonomis menghasilkan laba (tidak lagi profit maximization ala kapitalisme liberalistis); ROI (modal dapat kembali dalam jangka waktu yang wajar)

• Kinerja ekonomis mempunyai aspek sosial memberi kontribusi yang berarti bagi kemakmuran masyarakat

Tanggung-jawab sosial kegiatan untuk masyarakat

Pelaksanaan TJSP dapat dilakukan dgn 2 (dua) cara

Secara positif melakukan kegiatan yg tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata dilakukan demi kesejahteraan (sekelompok anggota) masyarakat

Secara negatif tidak melakukan kegiatan yg merugikan (sebagian) masyarakat, walaupun secara ekonomis hal tersebut justru akan menghasilkan keuntungan

TJSP secara positif: tidak wajib (terpuji kalau dilakukan =

supererogatory acts); TJSP secara negatif: wajib dilakukan

(walau secara hukum tidak / belum ada larangan)

Page 6: ETIKA5-08A

TJSP 6 TJSP

Jika terjadi konflik antara kepentingan ekonomis dan kepentingan sosial

Secara konsekuen harus dikatakan: TJ ekonomis boleh lebih

diutamakan daripada pelaksanaan TJ sosial

Dalam banyak hal: jalan keluar terbaik ialah menjalin

kerjasama dengan pemerintah, agar TJ sosial semaksimal

mungkin masih tetap dapat dilaksanakan

Contoh bentuk kerjasama dengan pemerintah (sudah banyak dilaksanakan di negara-negara industri)

Perusahaan mempertahankan pengoperasian bisnisnya

berarti membantu pemerintah dalam rangka menciptakan

lapangan kerja bagi masyarakat

Pemerintah memberikan fasilitas khusus bagi perusahaan

(misalnya: kredit bersyarat lunak, keringanan pajak dll),

yang memungkinkan perusahaan untuk mengatasi kerugian

finansialnya dan membuka perspektif baru untuk mencapai

keseimbangan ekonomis

Contoh kasus: Pabrik Multi Bintang di Surabaya

Page 7: ETIKA5-08A

TJSP 7 TJSP

3. PENDEKATAN STAKEHOLDERS

Mengingat tanggung-jawab yg dimilikinya, perusahaan

tidak bisa hanya memperhatikan kepentingan pemilik /

pemegang saham semata.

Ada banyak pihak yg berkepentingan atau berinteraksi

dgn dunia bisnis maupun dipengaruhi oleh keputusan,

kebijakan, serta pengoperasian perusahaan.

Pihak-2 yang berkepentingan itu disebut stakeholders.

Pendekatan stakeholders: pendekatan baru untuk

mengintegrasikan kepentingan bisnis di satu pihak

dan tuntutan etika di pihak lain.

Dasar pemikirannya: dalam setiap kegiatan bisnis

akan terlibat berbagai pihak dan masing-masing pihak

memiliki hak dan kepentingan tertentu yang hendak

dicapai lewat kegiatan bisnis tersebut.

Page 8: ETIKA5-08A

TJSP 8 TJSP

Pendekatan ini juga merupakan cara mengamati dan

menjelaskan secara analitis, bagaimana berbagai

pihak dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan

maupun tindakan bisnis.

Hubungan-hubungan – yang pada umumnya terjalin

dalam kegiatan bisnis – dipetakan, supaya tampak:

siapa saja yang berkepentingan, terkait dan terlibat

dalam kegiatan bisnis.

Tujuan imperatif pendekatan ini ialah: bisnis harus

dijalankan sedemikian rupa, agar hak & kepentingan

semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)

dijamin, diperhatikan dan dihargai.

Lewat pendekatan ini menjadi nyata, bagaimana

prinsip-prinsip etika bisnis menemukan relevansinya

dalam interaksi bisnis di antara pihak-pihak yang

berkepentingan.

Page 9: ETIKA5-08A

TJSP 9 TJSP

Pendekatan ini bermuara pada satu prinsip minimal dalam etika bisnis, yaitu: prinsip tidak merugikan (hak dan kepentingan) pihak manapun (yang terlibat atau berkepentingan dalam kegiatan bisnis).

Sama dengan prinsip no harm, pendekatan ini memperlihatkan secara gamblang, bahwa: agar bisnis dapat berhasil dan bertahan lama, setiap pihak yang terlibat dituntut atau menuntut dirinya sendiri untuk tidak merugikan pihak lain.

Jika ada pihak yang dirugikan, maka pihak itu tidak mau lagi terlibat dalam aktivitas bisnis. Bahkan bisa mengajak pihak-pihak lain untuk juga tidak terlibat dalam aktivitas bisnis dengan pihak yang dianggap merugikan itu.

Dengan kata lain: relasi bisnis yang baik dan etis adalah penting demi kelangsungan aktivitas bisnis itu sendiri maupun keberhasilan pihak-pihak yang terlibat di dalam aktivitas bisnis tersebut.

Page 10: ETIKA5-08A

TJSP 10 TJSP

Tujuan primer bisnis: menyediakan dan memperjual-

belikan produk yg dibutuhkan masyarakat. Yang

memiliki interaksi-pasar disebut: primary stakeholders

Pemilik / pemegang saham / stockholder / shareholder, sebagai penyedia modal usaha dan / atau keahlian usaha, terutama pada awal bisnis itu didirikan

Pegawai / employee, sebagai orang yang menyediakan waktu, ketrampilan dan pengetahuannya untuk menjalankan roda perusahaan

Pendukung dana / creditor, sebagai pemberi pinjaman dana untuk kelangsungan maupun kelancaran usaha

Pemasok / supplier, sebagai penyedia bahan-bahan baku maupun bahan-bahan pembantu

Penyalur / wholesaler – retailer, sebagai penyalur dan penghubung antara produsen dengan pembeli / pelanggan

Pelanggan / customer, sebagai pembeli atau pemakai produk / jasa yang dihasilkan

Pesaing / competitor, sebagai penyedia produk atau jasa yang sejenis atau alternatifnya

Page 11: ETIKA5-08A

TJSP 11 TJSP

Interaksi non-pasar terjadi sebagai konsekuensi logik dari interaksi pasar. Yang memiliki interaksi non-pasar disebut: secondary stakeholders

Pemerintah (Pusat – Daerah), sumber peraturan, pemberi perijinan, penerima pajak / retribusi / pungutan legal lainnya

Pemerintah Asing, baik yang bersikap bersahabat maupun tidak, dengan negara mana terjalin suatu hubungan bisnis

Kelompok Aktivis Sosial (social activist groups), kelompok yg memperjuangkan kepentingan / tuntutan masyarakat (LSM)

Media massa, berkepentingan dengan pemberitaan tentang aktivitas dunia bisnis kepada masyarakat, di samping juga sebagai penyedia ajang promosi usaha

Kelompok Pendukung Bisnis (Business Support Groups), sebagai pemberi nasihat, kemudahan, maupun hasil penelitian untuk kelancaran dan kelangsungan usaha

Masyarakat setempat, yang membentuk atau mempengaruhi iklim kerja di lokasi usaha

Masyarakat pada umumnya, yang memiliki opini sebagai dasar penerimaan ataupun penolakan terhadap dunia usaha

Page 12: ETIKA5-08A

TJSP 12 TJSP

INTERAKSI PASAR

(PRIMER)

Pemilik

Pegawai

Pendukung dana

Pemasok

Penyalur

Pelanggan

Pesaing

INTERAKSI NON-PASAR

(SEKUNDER)

Pemerintah

Pemerintah asing

Kelompok aktivis sosial

Media massa

Kelompok pendukung bisnis

Masyarakat setempat

Masyarakat pada umumnya

P

E

R

U

S

A

H

A

A

N

Page 13: ETIKA5-08A

TJSP 13 Bab 5

Kekhasan Stakeholders (Kepentingan, kekuatan)

PEMILIK

ROI, dividen, harga saham

hak suara, hak untuk memeriksa pembukuan dan catatan perusahaan

PEGAWAI

kemantapan pekerjaan, upah yang adil dan wajar, lingkungan kerja yang aman / nyaman

kekuatan untuk negosiasi, pemogokan, sumber publisitas

PELANGGAN

mutu dan nilai produk sesuai harga dan dapat diandalkan

bebas memilih produk pesaing, memboikot produk yang tidak sesuai harapan

PEMASOK

pesanan yang teratur, pembayaran yang sesuai dan tepat waktu

menolak pesanan, memasok pesaing PESAING

keuntungan, pangsa pasar, perkembangan keunggulan kompetitif (harga lebih murah dll)

Page 14: ETIKA5-08A

TJSP 14 Bab 5

PENYALUR / PENJUAL

waktu penerimaan produk, harga yang masuk akal, produk yang handal dan bernilai

membeli dari sumber lain, memboikot produk & kebijakan usaha yang tidak sesuai

PENYANDANG DANA

kredit (pokok pinjaman + bunga) tidak macet ambil-alih manajemen / kepemilikan usaha

PEMERINTAH

penerimaan dari pajak / retribusi, perkembangan ekonomi nasional

peraturan / perijinan dan pengawasan, membuka / menutup aktivitas bisnis

PEMERINTAH ASING

perkembangan ekonomi, peningkatan kesejahteraan sosial ijin mengadakan hubungan bisnis, peraturan dalam rangka

hubungan dagang MEDIA MASSA

informasi kesehatan / kesejahteraan masyarakat, gerak-gerik para pelaku bisnis

mempublikasikan peristiwa yang berpengaruh terhadap masyarakat & mempengaruhi citra dunia bisnis

Page 15: ETIKA5-08A

TJSP 15 Bab 5

ASOSIASI BISNIS

informasi dan hasil riset, staf dan sumber daya untuk membantu pengembangan dunia usaha

dukungan hukum dan politik, kekuatan negosiasi dengan pemerintah dlm / luar negri

KELOMPOK AKTIVIS SOSIAL

memantau gerak-gerik dan kebijaksanaan bisnis demi perlindungan kepada masyarakat

dukungan masyarakat lewat publikasi isyu sosial, mendesak pemerintah menetapkan peraturan / kebijaksanaan tertentu

MASYARAKAT SETEMPAT

pekerjaan, lingkungan hidup sekitar tetap terpelihara, daerahnya dapat berkembang

menyetujui atau menolak kegiatan usaha, mendorong pemerintah utk menetapkan peraturan

MASYARAKAT PADA UMUMNYA

norma dan nilai-nilai ditaati, resiko seminimal mungkin, meningkatnya kesejahteraan masyarakat pada umumnya

mendukung kelompok aktivis sosial, mendesak pemerintah untuk bertindak, memuji atau mencela pelaku bisnis