25
MAKALAH ETIKA BISNIS & CSR dalam PEMASARAN PRODUK Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis tahun 2010 Semester Alih Tahun Disusun oleh: Dwi Nurhayati R Rizky Cahyani P Shanti Kusuma W Shinta Kusuma W 120310080066 120310080101 120310080115 120310080120 Fakultas Ekonomi

Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

MAKALAH

ETIKA BISNIS & CSRdalam

PEMASARAN PRODUK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis

tahun 2010 Semester Alih Tahun

Disusun oleh:

Dwi Nurhayati RRizky Cahyani PShanti Kusuma WShinta Kusuma W

120310080066120310080101120310080115120310080120

Fakultas Ekonomi

Universitas Padjadjaran

Bandung, 2010

Page 2: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

LATAR BELAKANG 3

KAJIAN PUSTAKA 5

STUDI KASUS 13

PEMBAHASAN 14

KESIMPULAN & SARAN 1 6

REFERENSI 1 7

2

Page 3: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

LATAR BELAKANG

Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti memiliki kebutuhan yang harus mereka

penuhi. Mulai dari kebutuhan yang sifatnya dasar atau primer seperti sandang, pangan dan

papan hingga kebutuhan yang sifatnya tersier atau barang – barang mewah. Berbagai cara

dapat ditempuh oleh manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut. Salah

satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menjalankan bisnis. Bisnis dapat diartikan

sebagai organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba

(keuntungan). Laba (keuntungan) yang didapatkan tersebut dapat digunakan untuk

mempertahankan diri dan memenuhi kebutuhan.

Walaupun tujuan utama dari bisnis itu adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar

– besarnya (maximum profit), bukan berarti organisasi yang menjalankan bisnis tersebut

dapat menghalalkan segala cara yang mereka tempuh. Bisnis yang dijalankan harus

menjunjung etika.

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan (rightness)”

atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan

sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat

sebagai baik atau buruk. Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu

berubah. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer

dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.

Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi

paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di

era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis

merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Para manajer pun kini menyadari

bahwa hanya bisnis yang beretikalah yang mampu bertahan. Bahkan etika itu sendiri kini

diyakini dapat menjadi sumber keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. sehingga etika

dan laba dapat diseleraskan dalam berbisnis.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain

yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,

menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab

sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep

3

Page 4: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong,

Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.

Bukan hanya etika, CSR (Corporate Social Responsibility) juga menjadi salah satu hal

yang turut dijunjung oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sekarang-sekarang ini.

Dengan adanya program CSR ini, perusahaan dapat menciptakan image baik di mata

pelanggan dan juga masyarakat sekitar. Sehingga perusahaan mampu mendapatkan nilai lebih

di mata konsumen.

Guna mendapatkan profit semaksimal mungkin, perusahaan tentunya berusaha sebaik

mungkin agar produknya laku terjual. Dibutukan konsep pemasaran guna memasarkan

produk tersebut sehingga laku terjual. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memasarkan

produk perusahaan. Diantaranya melalui promosi di berbagai media baik cetak maupun

elektronik, membuat event atau acara tertentu, membuat jalur distribusi yang baik, dll.

Pemasaran produk yang dilakukan perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana

caranya agar produk perusahaan dapat habis terjual namun juga menciptakan, menumbuhkan,

dan menjaga pelanggan/konsumen. Oleh karena itu,dibutuhkan etika bisnis dalam

memasarkan produk untuk mencegah praktik – praktik pemasaran yang tidak etis, yang

ujungnya menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan mencelakakan konsumen. Meliputi

etika pemasaran dalam konteks produk, etika pemasaran dalam konteks harga, etika

pemasaran dalam konteks distribusi/penyaluran, etika pemasaran dalam konteks promosi, dan

juga keetisan iklan.

4

Page 5: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

KAJIAN PUSTAKA

Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat istiadat. Etika adalah

prinsip atau standar yang mengatur perilaku suatu komunitas, kelompok, organisasi dan

individu. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang

maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang

baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu

orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.

Teori Etika

1. Etika Teleologi

Bearasal dari kata Yunani, telos = tujuan,

Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan

tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

Dua aliran etika teleologi :

- Egoisme Etis

Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya

bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.

- Utilitarianisme

Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.

Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat

itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai

keseluruhan.

Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya

suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan

terbesar dari jumlah orang yang terbesar.

2. Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.

‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’,

deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena

perbuatan kedua dilarang’.

Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.

5

Page 6: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

3. Teori Hak

Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan

kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.

Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena

itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

4. Teori Keutamaan (Virtue)

Teori ini memandang sikap atau akhlak seseorang.

Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan

sebagainya.

Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh

seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.

Contoh keutamaan :

a. Kebijaksanaan

b. Keadilan

c. Suka bekerja keras

d. Hidup yang baik

Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan etika yang berlaku dalam kelompok para pelaku bisnis dan

semua pihak yang terkait dengan eksistensi korporasi termasuk dengan para

kompetitor. Etika itu sendiri merupakan dasar moral, yaitu nilai-nilai mengenai apa

yang baik dan buruk serta berhubungan dengan hak dan kewajiban moral.

Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen

Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika

bisnis, yaitu :

Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.

Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang

dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang

tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.

6

Page 7: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya

memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku

tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan

dengan hak orang lain.

Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama,

dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara

perseorangan ataupun secara kelompok.

Prinsip Etika Bisnis

Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya

tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, dan prinsip-prinsip ini sangat erat

terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat.

Sonny Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikut;

1. Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak

berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung

jawab secara moral atas keputusan yang diambil.

2. Prinsip Kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan

kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal,

kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran

dalam hubungan kerja dan lain-lain).

3. Prinsip Keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan

yang sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh

dirugikan haknya.

4. Prinsip Saling Mengutungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling

menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.

5. Prinsip Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para

pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik

perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

7

Page 8: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

CSR (Corporate Social Responsibility)

Beberapa pengertian CSR antara lain :

- CSR means that a corporation should be held accountable for any of its action that

affect people, their communities, and their environment. (Lawrence, Weber and

Post, 2005).

- The commitment of business to minimize its negative impacts and maximize its

positive contributions to all stakeholders in connection in economic, social and

environmental aspects to achieve suistanable development. (Indonesia Business

Links, 2001).

- Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana

perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka

dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip

kemitraan dan kesukarelaan (Nuryana, 2005).

- CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak

etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas

setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup

pekerjanya beserta seluruh keluarga (organiasi dunia World Bisnis Council for

Sustainable Development (WBCD)).

- CSR adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan mengintegrasikan

pemikiran sosial dan lingkungan di dalam operasi bisnis dan di dalam interaksi

dengan para stakeholders (The European Multistakeholder Forum).

- Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan dari

CSR bukan hanya didasarkan pada keputusan sebuah peraturan pemerintah atau

dorongan dari luar perusahaan tetapi lebih kepada untuk menunjukkan perilaku

yang baik dari sebuah perusahaan yang bertanggung jawab pada semua

lingkungannya menurut etika, hukum, bisnis, dan ekspektasi yang dimiliki publik

pada sebuah bisnis.

Sejauh ini, definisi yang cukup dikenal mengenai CSR masih mengandun empat

kategori tanggung jawab social seperti yang dirumuskan oleh Carrol (1979 :499),

yaitu economic responsibilities, legal responsibilities, ethical responsibilities, dan

discretionary responsibilities.

8

Page 9: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

Pemasaran

Menurut Philip Kotler, Pemasaran adalah suatu proses social yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menaawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.

Sedangkan Manajemen Pemasaran menurut Philip Kotler adalah seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan

dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul.

Pemasaran holistic

Pemasaran holistis menggabungkan pemasaran yang bertanggungjawab social dan

pemahaman masalah-masalah yang lebih luas serta konteks etis, lingkungan hidup,

hukum dan social dari kegiatan dan program pemasaran. Tanggung jawan social

menuntut para pemasar untuk secara cermat mempertimbangkan peran yang dapat

mereka mainkan dari segi kesejahteraan social.

Konsep pemasaran social menegaskan bahwa tugas organisasi adalah menetapkan

kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan menyerahkan kepuasan

yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing dengan cara yang

memelihara atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

Menurut McCarthy, bauran pemasaran (marketing mix) merupakan perangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.

Bauran pemasaran (marketing mix) atau biasa dikenal dengan 4P meliputi :

- Product (produk)

Meliputi keragaman produk, kualitas, design, cirri, nama merk, kemasan, ukuran,

pelayanan, garansi, imbalan.

- Price (Harga)

Meliputi daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus, periode pembayaran,

syarat kredit.

- Promotion (promosi)

Meliputi beberapa hal seperti promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan,

public relation, direct marketing.

9

Page 10: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

- Place (tempat)

Meliputi hal-hal seperti salurang pemasaran, cakupan pasar, lokasi,transportasi.

Konsep Etika dalam Pemasaran

3 konsep etika dalam pemasaran menurut John R. Boatright adalah :

1. Fairness (Justice)

Fairness menjadi pusat perhatian karena menjadi kebutuhan yang paling dasar dari

transaksi pasar. Setiap pertukaran atau transaksi dianggap fair atau adil ketika satu

sama lain memberikan keuntungan (mutually beneficial) dan memberikan

informasi yang memadai.

Namun, pemberian informasi dalam transaksi ini masih diragukan. Hal ini

disebabkan karena penjual tidak memiliki kewajiban untuk menyediakan semua

informasi yang relevan kepada pembeli/pelanggan, dan pembeli memiliki suatu

kewajiban untuk diinformasikan mengenai apa yang dibelinya.

Pertanyaan mengenai siapa yang memiliki kewajiban menyangkut informasi ini

terbagi menjadi 2 doktrin tradisional dalam pemasaran, yaitu caveat emptor

(biarkan pembeli berhati – hati) dan caveat venditor (biarkan penjual berhati –

hati).

2. Freedom

Freedom berarti memberikan jangkauan pada pilihan konsumen. Freedom dapat

dikatakan tidak ada apabila pemasar melakukan praktik manipulasi, dan

mengambil keuntungan dari populasi yang tidak berdaya seperti anak – anak,

orang – orang miskin, dan kaum lansia.

3. Well-being

Suatu pertimbangan untuk mengevaluasi dampak social dari produk dan juga

periklanan, dan juga product safety.

Norma & Etika Umum dalam bidang Pemasaran

- Etika pemasaran dalam konsep produk

o Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat.

o Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit

o Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi

o Produk yang dapat memuaskan masyarakat

10

Page 11: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

- Etika pemasaran dalam konteks harga

o Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat.

o Perusahaan mencari margin laba yang layak.

o Harga dibebani cost produksi yang layak.

- Etika pemasaran dalam konteks tempat/distribusi

o Barang dijamin keamanan dan keutuhannya.

o Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat.

- Etika pemasaran dalam konteks promosi

o Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.

o Sabagai sarana untuk membangun image positif.

o Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen.

o Selalu berpedoman pada prinsip2 kejujuran.

o Tidak mengecewakan konsumen.

Ada tiga fakor yang mempengaruhi manajer pemasaran untuk melakukan tindakan tidak etis

(Schermerhorn, 1999), yaitu :

1. Manajer sebagai pribadi. Manajer sebagai pribadi ingin memaksimalkan keuntungan

bagi dirinya sendiri, faktor lain yang mendorong manajer melakukan perilaku tidak

etis yaitu agama dan tingkat pendidikan

2. Organisasi. Adanya aturan tertulis serta kebijakan resmi dari top manajemen akan

mempengaruhi tindakan etis para manajer, sehingga kadangkala mereka mengabaikan

prinsip-prinsip pribadi mereka untuk kepentingan organisasi.

3. Lingkungan

Iklan

Iklan ialah bentuk komunikasi tidak langsung yg didasari pada informasi tentang

keunggulan suatu produk sehingga mengubah pikiran konsumen untuk melakukan

pembelian.

Fungsi dari iklan antara lain :

Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk yang ditawarkan di pasar.

11

Page 12: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

Iklan sebagai pembentuk pendapat umum tentang sebuah produk.

Sebenarnya dalam dunia periklan sudah ada peraturan yang mengatur tata cara dalam

periklanan yang diantaranya tertuang dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan

Indonesia serta SK Menkes Nomor 368.

Tata Krama dan Tata Cara Periklanan

Bab II A Ayat 1 yang berbunyi :” Iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak

bertentangan dengan hokum yang berlaku.”

Bab II B No.3 Ayat 3 a yang berbunyi :”Iklan tidak boleh menggunakan kata

“ter”,”paling”,”nomor satu” dan atu sejenisnya tanpa menjelaskan dalam hal apa

keunggulannya itu dan harus dapat membuktikan sumber-sumber otentik pernyataan

tersebut.”

Bab II B No.1 Ayat a yang berbunyi :”Iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain

dengan memberikan keterangan yang tidak benar, mengelabui dan memberikan janji

yang berlebihan.”

Bab II B No.3 Ayat b yang berbunyi :”Iklan harus dijiwai oleh asas persaingan yang

sehat. Perbandingan tidak langsung harus didasarkan pada criteria yang tidak

menyesatkan konsumen.”

Bab II B No.3 Ayat c yang berbunyi :”Iklan tidak boleh secara langsung ataupun tidak

langsung merendahkan produk-produk lain.”

Bab II C No.2 yang berbunyi :”Dokter, ahli farmasi, tenaga kerja medis dan

paramedic lain atau atribut-atribut profesinya tidak boleh digunakan untuk

mengiklankan produk obat-obatan, alat kesehatan maupun kosmetika.”

Bab II C No.10 Ayat g yang berbunyi :”Iklan tidak boleh memanipulasi rasa takut

seseorang terhadap suatu penyakit karena tidak menggunakan obat yang diiklankan.”

Dari ketentuan yang dipaparkan diatas, ternyata banyak sekali pelanggaran etika yang

telah dilakukan oleh para pengusaha periklanan dan perusahaan . dampaknya pun ada

beberapa iklan yang kemudian ditarik dari penayangannya karena dianggap kurang

12

Page 13: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

beretika. Yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya control dalam dunia periklanan

yaitu control dari pemerintah, control dari pengiklan itu sendiri (self regulation), dan

yang tidak kalah pentingnya adalah control dari masyarakat.

STUDI KASUS

Kasus yang kami ambil ini adalah tentang PEMASARAN ONLINE. Akhir – akhir ini,

seiring dengan maraknya situs-situs jejaring social seperti Facebook, muncul pula berbagai

toko online yang memasarkan produknya dan juga menjual produknya secara online.

Antusiasme masyarakat cukup tinggi dengan dibukanya toko online ini. Namun, masalah

mulai muncul. Apakah etis bagi perusahaan yang memasarkan dan juga menjual produknya

secara online? Apakah iklan produk yang ditampilkan di website tidak memanipulasi

pelanggan?

Untuk itu, kami mencoba membedah pemasaran secara online yang dilakukan oleh

suatu perusahaan. Dari berbagai toko online yang tersebar di internet, kami mengambil salah

satu contoh perusahaan toko online yaitu “jagungturbo.com”. jagungturbo.com merupakan

salah satu toko online yang menyediakan dan menjual barang-barang original, meskipun

skala perusahaan masih kecil dan kurang terkenal, namun situs ini menjual produk

berkualitas tinggi, produk unik dan menarik dengan harga yang terjangkau. Salah satu merk

yang dijual disini adalah “CROCS”, sepatu impor dengan logo buaya yang memiliki banyak

penggemar. Harga rata – rata crocs adalah sekitar Rp400.000,- namun disini kami bias

menjual dengan harga Rp300.000,-.

Situs ini memberikan kepercayaan yang sangat tinggi bagi konsumen karena selain

memiliki testimony dari para pembeli yang telah berhasil melakukan transaksi secara online,

perusahaan ini juga menjamin barang yang dijualnya adalah barang original. Apabila

konsumen mendapati produk yang diterima tidak original, maka perusahaan akan

mengembalikan uang yang sudah dikirim oleh konsumen.

13

Page 14: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

PEMBAHASAN

Menurut kami, pemasaran ataupun penjualan yang dilakukan perusahaan secara

online adalah etis. Dari contoh kasus di atas, kami dapat mengambil unsur-unsur etis yang

dilakukan oleh jagungturbo.com antara lain :

Dari segi produk, etika sudah terpenuhi. Disini, perusahaan tersebut menjual dan

menyediakan barang yang berguna bagi masyarakat dan dapat memuaskan

masyarakat. Produk yang dijual juga memiliki merk yang terkenal dan sudah

dipercaya oleh masyarakat.

Dari segi harga, perusahaan ini memberikan harga yang lebih murah dan dapat

dijangkau oleh masyarakat. Perusahaan ini juga tidak mengambil margin yang terlalu

tinggi sehingga menguntungkan para pembeli. Biaya yang dibebankan kepada produk

tersebut juga tidak terlalu tinggi. Harga di toko biasa sekitar Rp350.000,- hingga

Rp700.000,- namun di toko online ini harga berkisar antara Rp300.000,- hingga Rp

450.000,-. Jauh lebih murah dari harga toko biasa.

Dari segi tempat/distribusi, perusahaan ini memberikan pelayanan lebih cepat dan

juga kemudahan dalam bertransaksi. Konsumen hanya tinggal duduk dan mentransfer

uang sambil menunggu barang dikirim. Selain itu, keutuhan dan keamanan barang

yang dikirim dijamin oleh perusahaan.

Dari segi iklan, perusahaan ini mengiklankan produknya di website tanpa

menjelekkan produk lain. Iklan yang ditampilkan juga sesuai dengan barang yang

akan dijual kepada pembeli. Iklan tersebut juga memberikan beberapa informasi yang

dibutuhkan pembeli dan sesuai dengan kenyataan (tidak membohongi pembeli).

Perusahaan ini juga menggunakan prinsip – prinsip etika bisnis yang dikemukakan

oleh Sony Keraf (1998) dalam menjalankan usahanya. Prinsip etika bisnis yang dijunjung

antara lain :

Prinsip Kejujuran

Prinsip kejujuran dilakukan dengan cara perusahaan tidak melebih – lebihkan

informasi produk yang dipasarkan dan dijual. Selain itu, perusahaan juga akan

mengirimkan barang yang diminta konsumen sesuai dengan kesepakatan sehingga

14

Page 15: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

tidak terjadi penipuan. perusahaan juga tidak membohongi konsumen dengan menjual

barang yang tidak original atau cacat. Perusahaan justru menjual barang asli sesuai

dengan apa yang diklankan.

Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip Saling Menguntungkan disini maksudnya menguntungkan kedua belah pihak,

baik konsumen maupun perusahaan. dilihat dari segi konsumen, konsumen

mendapatkan barang yang original, bermerk dan berkualitas dengan harga yang lebih

murah, pelayanan yang lebih cepat, lebih efektif dan efisien. Dari segi perusahaan,

perusahaan jelas mendapat keuntungan dari hasil penjualan. Jadi jelaslah bahwa satu

sama lain mendapatkan keuntungan.

Prinsip Integritas Moral

Perusahaan menjaga nama baiknya dengan cara menjamin keaslian barang yang

dijual. Apabila ternyata konsumen mendapati barang yang dibeli tidak asli / original

maka perusahaan akan mengembalikan uang konsumen yang telah ditransfer. Hal

tersebut membuat perusahaan mendapatkan kepercayaan dari para konsumen.

15

Page 16: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa pemasaran yang dilakukan secara

online adalah etis. Alasannya adalah karena :

Menjunjung etika pemasaran yang ada. Seperti etika pemasaran dari sisi produk,

menyediakan produk yang berkualitas sehinnga bermanfaat bagi masyarakat. Dari sisi

harga, pemasaran yang dilakukan secara online menjual barangnya dengan harga yang

lebih murah dibandingkan harga di toko biasa. Dari sisi tempat/distribusi, pemasaran

dan penjualan online memberikan pelayanan yang lebih cepat dan juga menjamin

keamanan dan keutuhan barang.

Iklan yang ditampilkan tidak berlebih – lebihan dan menipu konsumen. Perusahaan

menampilkan iklan sesuai dengan kenyataan dan sama dengan apa yan diiklankan.

Selain itu, kebanyakan iklan yang dipampang di website tidak menjelekkan produk

lain. Hanya menyampaikan keunggulan produknya saja.

Selain itu, perusahaan yang memasarkan produknya secara online juga menjunjung

prinsip – prinsip etika bisnis. Antara lain prinsip kejujuran, yaitu tidak membohongi

konsumen dengan informasi – informasi yang ada di iklan. Selain itu, barang yang dijual

dan dipasarkan berkualitas tinggi meskipun terkadang tidak bermerk dengan harga yang

lebih murah. Selanjutnya adalah prinsip saling menguntungkan. Maksudnya

menguntungkan kedua belah pihak, baik konsumen maupun perusahaan.

SARAN

Hendaknya para perusahaan yang memasarkan produknya secara online tetap

menjunjung prinsip – prinsip etika dalam berbisnis sehingga konsumen tetap

percaya kepada perusahaan.

Bagi para pelanggan, hendaknya teliti sebelum membeli. Periksa dengan teliti

perusahaan yang akan kita beli produknya, jangan sampai kita tertipu dan justru

merugikan diri sendiri.

16

Page 17: Etikas Bisnis Dalam Pemasaran (PRO)

REFERENSI

Ethics and the conduct of business. Edisi 5th. Karangan John R. Boatright. Pearson International Edition. 2007

Business Ethichs (concept & case). Karangan Manuel G. Velasquez.

http://www.csrbusinessindonesia.com/2009/08/membangun-csr-berbasis-

masyarakat_13.html http://blog.beswandjarum.com/rezamf/tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html

17