5
Etiologi 1. Genetik Sejak ditemukannya hormon leptin, yaitu hormon yang mengontrol nafsu makan serta mengatur proses pembakaran lemak dalam tubuh, penelitian tentang gen- gen yang berperan dalam obesitas berkembang dengan pesat. Paling tidak sudah dua gen yang diteliti berasosiasi dengan obesitas, yaitu : gen ob (obesity) yang memproduksi leptin. gen db (diabetic) yang memproduksi reseptor leptin. Adanya mutasi pada kedua gen tersebut dapat menyebabkan terjadinya disfungsi hormon leptin yang sangat berperan dalam mempengaruhi nafsu makan. Sejumlah orang yang memiliki masalah obesitas telah diteliti, dan ternyata mengalami mutasi baik pada gen yang memproduksi leptin atau gen reseptor leptin, sehingga berpengaruh pada kontrol makanan dalam tubuh. Tetapi pada kenyataannya tidak semua orang yang menderita obesitas diakibatkan karena mutasi pada gen di atas. 2. Kelainan neurogenik Kelainan pada otak hipotalamus yang mengakibatkan gangguan terhadap pengaturan asupan makanan. Beberapa

Etio Obes

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ds

Citation preview

Page 1: Etio Obes

Etiologi

1. Genetik

Sejak ditemukannya hormon leptin, yaitu hormon yang mengontrol nafsu

makan serta mengatur proses pembakaran lemak dalam tubuh, penelitian tentang

gen-gen yang berperan dalam obesitas berkembang dengan pesat. Paling tidak

sudah dua gen yang diteliti berasosiasi dengan obesitas, yaitu :

gen ob (obesity) yang memproduksi leptin.

gen db (diabetic) yang memproduksi reseptor leptin.

Adanya mutasi pada kedua gen tersebut dapat menyebabkan terjadinya

disfungsi hormon leptin yang sangat berperan dalam mempengaruhi nafsu makan.

Sejumlah orang yang memiliki masalah obesitas telah diteliti, dan ternyata

mengalami mutasi baik pada gen yang memproduksi leptin atau gen reseptor

leptin, sehingga berpengaruh pada kontrol makanan dalam tubuh. Tetapi pada

kenyataannya tidak semua orang yang menderita obesitas diakibatkan karena

mutasi pada gen di atas.

2. Kelainan neurogenik

Kelainan pada otak hipotalamus yang mengakibatkan gangguan terhadap

pengaturan asupan makanan. Beberapa pusat saraf di hipotalamus ikut serta dalam

pengaturan asupan makanan. Pusat saraf itu antara lain :

a. Nukleus lateral hipotalamus berfungsi sebagai puast makan. Perangsangan

area ini menyebabkan seekor hewan makan dengan rakus, sebaliknya

perusakan hipotalamus lateral menyebabkan hilangnya nafsu makan. Pusat

makan di hipotalamus lateral beroperasi dengan membangkitkan dorongan

motorik untuk mencari makanan.

b. Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang.

Perangsangan listrik di daerah ini dapat menimbulkan rasa kenyang,

sebaliknya destruksi nukleus ventromedial menyebabkan hewan makan

dengan rakus.

c. Nukleus paraventrikular. Lesi pada nukleus paraventrikular seringkali

menimbulkan proses makan yang berlebihan.

Page 2: Etio Obes

d. Nukleus dorsomedial. Lesi pada nukleus dorsomedial biasanya menekan

perilaku makan.

e. Nukleus arkuata merupakan bagian dari hipotalamus tempat berbagai

hormon yang dilepaskan dari saluran pencernaan dan jaringan adiposa

berkumpul untuk mengatur asupan makanan dan pengeluaran energi.

3. Hormon

Ada beberapa hormon yang dipercaya mempengaruhi nafsu makan

seseorang, yaitu :

Hormon leptin

Leptin dihasilkan oleh sel-sel lemak (adiposity). Setelah diproduksi

kemudian leptin dikeluarkan ke dalam peredaran darah. Saat leptin sampai

di hipotalamus yaitu di nukleus arkuata, leptin akan mengikat reseptor

leptin, maka terjadi proses penghambatan pengeluaran neuropeptida Y

(neuropeptida Y berpengaruh meningkatkan nafsu makan). Sehingga bila

tidak ada ikatan antara leptin dan reseptor leptin, maka tidak ada yang

akan menghambat pengeluaran neuropeptida Y yang selanjutnya akan

menyebabkan nafsu makan menjadi tidak terkontrol.

Hormon ghrelin

Ghrelin merupakan suatu hormon yang dilepaskan terutama oleh sel

oksintik lambung tetapi juga dilepaskan dari usus dalam jumlah yang lebih

sedikit. Pemberian ghrelin pada hewan percobaan dapat meningkatkan

asupan makanan pada hewan perobaan, yang lebih lanjut memperkuat

dugaan bahwa hormon ini bersifat oreksigenik. Akan tetapi, peran

fisiologis yang pasti dari hormon ini pada manusia belum pasti.

4. Lingkungan

Keseimbangan energi di dalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor

baik yang berasal dari dalam tubuh yaitu regulasi fisiologis dan metabolisme

maupun dari luar tubuh yang berkaitan dengan gaya hidup (lingkungan) yang

akan mempengaruhi kebiasaan makan dan aktivitas fisik. Di Indonesia, terutama

di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke

Page 3: Etio Obes

westernisasi dan sedentary berakibat pada perubahan pola makan/konsumsi

masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan

kolesterol terutama terhadap penawaran makanan siap saji (fast food) yang

berdampak meningkatkan risiko obesitas.

5. Emosional

Dalam hal ini makanan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam

memperoleh kasih sayang, ketenangan dan ketentraman jiwa yang tidak diperoleh

penderita.

Daftar Pustaka

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985.

Buku Kuliah ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia