Upload
ameliaevoria
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 Etiologi Terjadinya Retensi Urine
1/6
Etiologi terjadinya retensi urine
a. Yang didapat
Disfungsi neurogenik kandung kemih
Refluks ureterovesikalis
b. Obstruksi fungsional
Atrofi otot detrusor
Cemas, seperti takut nyeri
Obat-obatan, seperti : anestesi, narkotika, sedatif dan antihistamin
c. Obstruksi mekanis
Struktur uretra
Malformasi saluran kemih
Malformasi sumsum tulang belakang
Sumber Asli :http://dhiyah-muharrikah.blogspot.com/2012/05/bsk-batu-saluran-kemih-dan-
retensi.html#ixzz2GK8wEkEP
http://dhiyah-muharrikah.blogspot.com/2012/05/bsk-batu-saluran-kemih-dan-retensi.html#ixzz2GK8wEkEPhttp://dhiyah-muharrikah.blogspot.com/2012/05/bsk-batu-saluran-kemih-dan-retensi.html#ixzz2GK8wEkEPhttp://dhiyah-muharrikah.blogspot.com/2012/05/bsk-batu-saluran-kemih-dan-retensi.html#ixzz2GK8wEkEPhttp://dhiyah-muharrikah.blogspot.com/2012/05/bsk-batu-saluran-kemih-dan-retensi.html#ixzz2GK8wEkEPhttp://dhiyah-muharrikah.blogspot.com/2012/05/bsk-batu-saluran-kemih-dan-retensi.html#ixzz2GK8wEkEPhttp://dhiyah-muharrikah.blogspot.com/2012/05/bsk-batu-saluran-kemih-dan-retensi.html#ixzz2GK8wEkEP7/30/2019 Etiologi Terjadinya Retensi Urine
2/6
RETENSIO URINE
BAB IPENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANGRetensio urine pada wanita paling mungkin terjadi pada post partum atau setelah bedah pelvis.
Penyebab-penyebab lainnya obstruksi uretra oleh uterus gravid yang inkarsereta dan herpes
genetalia.Retensio urine post partum dapat terjadi pada pasien yang mengalami kelahiran normal sebagai
akibat dari peregangan atau trauma dari dasar kandung kemih dengan edema trigonura.
Ketika terjadi retensi urine diperlukan kateterisasi. Kateter foley ditinggal dalam kandung kemihselama 24-48 jam untuk menjaga kandung kemih agar tetap kosong dan memungkinkan kandung
kemih menemukan tonus normal. Bila kateter diangkat pasien harus dapat berkemih secara
spontan dalam waktu 4 jam 5 minggu betanikol klorida dapat memungkinkan dapat membantu.
2. TUJUANMengetahui faktor yang mentebabkan terjadinya retensio urine dan tindakan yang perlu
dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
1.1 Eliminasi yaitu pengeluaran sisa-sisa zat yang tidak diperlukan oleh tubuh untuk mencapai
keseimbangan (homeostasis).
1.2 Cara-cara eliminasi1. Uretra urine
2. Anus feaces
3. Kulit keringat
4. Paru-paru CO2, uap air
2. ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN
7/30/2019 Etiologi Terjadinya Retensi Urine
3/6
2.1 Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama didaerah lumbal kanan dan kiricolumna vertebratis. Kedudukannya dari belakang mulai ketinggian vertebra terakolis ke 22
sampai vertebra lumbal ke 3.
Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri. Bentuknya seperti kacang dengan warna coklat
kemerah merahan. Satuan fungsional ginjal disebut Nefron terdapat 1.000.000 nefron dalam1 ginjal. Setiap nefron terdiri dari elomelorus / badan malpighi.
Glamerolus merupakan anyaman pembuluh darah dalam kapsula bowman dimana pembentukan
urine berasal.
2.2 Ureter
Berupa 2 pipa saluran pipa yang bersambung dengan ginjal berjalan kekandung kencing (vesikavrinasia). Panjang ureter 35-40 cm dengan diameter 3mm.
Ureter terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
a. Lapisan luar (fibrosa)
b. Lapisan tengah yang berototc. Lapisan dalam (lapisan mukosa)
2.3 Vesika vrinasia = bladder =buli-buliBladder merupakan sebuah kantor yang terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampang
urine (air seni). Kandung kemih ini bentuknya oblight untuk menghindari urine kembali keatas.
Kapasitas kandung kaemih dewasa 100-150 ml, urine dikatan masih normal sampai 200-400
ml.
2.4 Uretra
Merupakan organ yang berfungsi untukmenyalurkan urine kebagian luar. Fungsi uretra antarapria dan wanita mempunyai fungsi berbeda dengan yang terdapat pada pria.
Pada pria uretra digunakan tempat pengalihan urine dan sebagai system reproduksi dengan
penjang 18-20 cm dan terdiri atas 3 bagian yaitu prostate, selaput (membran) dan bagian yang
berongga (ruang).Pada wanita, uretra berfungsi hanya untuk menyalurkan urine kebagian luar tubuh dengan
panjang 4 cm.
3. PROSES BERKEMIH
Berkemih Merupakan proses pengosongan Vesika Orinaria. Vesika urinaria dapat menimbulkanrangsangan saraf bila urin oria berisi kurang lebih 250-450 cc (dewasa) dan 200-250 cc (anak-
anak).
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkanrangsangan pada saraf-saraf dinding vesika urianria. Kemudian rangsangan tersebut diteruskan
melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol berkemih terdapat dikorteks serebal. Selanjutnya
otak memberikan rangsangan melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah sacral,
kemudian terjadi koneksasi otot detrosor dan relaksasi otot stinger internal.Komposisi Urine :
1. Larutan (96%)
7/30/2019 Etiologi Terjadinya Retensi Urine
4/6
2. Larutan (4%)
a. Larutan organicUrea, Amonia, kretein dan asam urat
b. Larutan anorganik
Na+, cl,k+, So4, Mg+,Po4
Nacl merupakan gram anorganic yang paling banyak4. KARAKTERISTIK URINE NORMAL
Volume
Pada orang dewasa jumlah rata-rata urin kira-kira 250-450 ml sekitar 5 10 ml kosong kandungkemih
Warna
Warna urine normal antara kuning terang sampai kuning gelap. Urine menjadi gelap ataukecoklatan jika intake cairan menurun.
Kejernihan
Urine normal adalah transparan
Bau
Bau urine normal adalah khas, secara umum semakin encer urine maka baunya akan semakinlemah sedangkan konsentrasi urine semakin tinggi maka akan menguatkan bau
BAB III
RETENSIO URINE
1. DEFINISI
Retensio Urine
Adalah kesulitan BAK atau miksi karena kegagalan mengeluarkan urine dari vesika urinaria(kapita selecta)
Retensio Urine
Adalah proses menahan urine yang secara normal diekresi oleh tubuh (kamus kedokteran)
Retensio UrineAdalah merupkan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk
mengosongkan kandung kemih sehingga menyebabkan distensi vesika urania atau keadaan
ketika seseorang mengalami pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap.
2. ETIOLOGI
Retensio Urine dapat dibagi menjadi 3 lokasi yaitu :1) Supravesikal
Berupa kerusakan pada pusat miski di medulla spinalis S2 S4 setinggi T12-L1 : keruasakan
saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian atau seluruhnya.
2) VesikalBerupa kelemahan otot destrusor karena lama teregang
3) Infravesikal
Berupa pembesaran Prostat, kekakuan leher vesika, striktur batu kecil, tumor pada leher vesika.
Terjadi beberapa gangguan BAK yaitu (tanda klinis Retensia Urine) :
Mengedan bila miksi
7/30/2019 Etiologi Terjadinya Retensi Urine
5/6
Rasa tidak puas sehabis miksi
Frekuensimiksi bertambahNokturia atau pancaran kurang kuat
Ketidak nyamanan daerah pubis
Distensi vesika urinaria
3. RETENSIO URINE PADA WANITA POST PARTUM
Retensio Urine pada wanita paling mungkin terjadi pada post partum atau lebih setelah bedah
pelvis.Penyebab-penyebabnya meliputi :
Anastesia
Gangguan sementara control saraf kandung kemihTrauma traktus genetatis
Hematom yang besar
Bila kandung kemih menjadi sangat mengembang, pasien tidak dapat berkemih atau hanya dapat
mengeluarkan sedikit urine. Pada pemeriksaan abdomen uterus lebih tinggi dari yangdiperkirakan karena tergeser ke atas oleh kandung kemih yang mengembung.
Ketika kendung kemih menjadi sangat mengembang diperlukan kateterisasi keteter foleyditinggal dalam kandung kemih selama 24-48 jam untuk menjaga kandung kemih agar tetap
kosong dan memungkinkan kandung kemih menemukan tonus normal.
Bila kateter diangkat pasien harus dapat berkemih secara spontan dalam waktu 4 jam. 5 mg
betanikol klorida (urecholine) mungkin dapat membantu. Setelah berkemih spontan, kandungkemih harus dikateter kembali untuk memstikan bahwa residu urine minimal. Bila kandung
kemih mengadung lebih dari 100 ml urine drainase kandung kemih dilanjutkan kembali.
Perubahan fisiologis pada kandung kemih yang terjadi saat kehamilan berlangsung merupakanfactor predisposisi terjadinya retensi urine satu jam pertama sampai beberapa hari post partum.
Perubahan ini juga dapat memberikan gejala dan kondisi patologis yang mungkin memberikan
dampak pada perkembangan fetus dan ibu. Residu urine setelah berkemih normalnya kurang atau
sama dengan 50 ml, jika residu urine ini lebih urine post partum berkisar 1,7% sampai 17,9%.Secara umum penanganannya dianvali dengan kateterisasi. Jika residu urine lebih dari 700 ml,
antibiotic profilaksis dapat diberikan karena penggunaan kateter dalam jangka panjang dan
berulang.
4. PATOFISIOLOGI
Proses berkemih melibatkan 2 proses yang berbeda yaitu pengisian dan penyimpanan urine danpengosongan kandung kemih. Hal ini sering berlawanan dan bergantian secara normal. Aktivitas
otot-otot kandung kemih dalam hal penyimpanan dan pengeluaran urine dikontrol oleh system
saraf otonom dan somatic. Selama fase pengisian, pengaruh system saraf simpatis terhadap
kandung kemih menjadi bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih.Penyimapanan urine dikoordinasikan oleh hambatan system simpatis dari aktivitas kontraktil otot
detrusor yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan
proksimal utera.
Pengeluaran urine secara normal timbul akibat dari kontraksi yang simultan otot detrusor danrelaksasi saluran kemih. Hal ini dipengaruhi oleh system saraf parasimpatis yang mempunyai
neurotransmitter utama yaitu asetilkholin, suatu agen kolinergik.
7/30/2019 Etiologi Terjadinya Retensi Urine
6/6
Selama fase pengisian impuls afferent ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion
dorsal spinal sacral segmen 2-4 dan informasikan ke batang otak.impuls saraf dari batang otakmenghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sacral spinal. Selama fase pengosongan
kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sacral dihentikan dan timbul kontraksi otot
detrusor.
Hambatan aliran simpatis pada kandung kemih menimbulkan relaksasi otot halus dan seklet darisphincter eksterna. Hasilnya keluarnya urine dengan resistensi saluran yang minimal.
Retensi post partum paling sering terjadi. Setelah terjadi kelahiran pervaginam spontan, disfungsi
kandung kemih tetjadi 9-14% pasien, setelah kelahiran menggunakan forcep, angka inimeningkat menjadi 38%. Retensi ini biasanya terjadi akibat dari dissinergis antara otot detrusor-
sphinceter dengan relaksasi utera yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan
edema. Sebaliknya pasien yang tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya setelah sectioncesaria biasanya akibat dari berkontraksi dan kurang aktifnya otot detrusor.
Kesulitan Miksi
Terganggunya proses pengeluaran urine
Urine terkumpul di vesika urinaria
Urine tidak bisa keluar
5. DIAGNOSIS
Dengan pemasangan kateter atau para sentries kandung kemihKesulitan memasukkan kateter biasanya terjadi ketika melalui pars bulbosa dan membrananesa.
Bila terjadi keslulitan jangan dipaksakan mungkin terdapat striktur, spasme yang terutama terjadi
di pars membrananesa atau batu pada ureta.
Bila ujung kateter terhalang oleh lobus tengah prostate maka memasukkan kateter dapat dibantudengan mendorong ujung kateter kea rah atas lewat R-T.
Pada waktu kateterisasi setelah masuk 6-7 cm terhenti, ada beberapa kemungkinan yang terjadi
yaitu :1) Struktur Utera
2) Salah jalan, biasanya akan keluar darah
3) Batu utera, ketok batu posistif dan biasanya batu teraba dari luar sepanjang utera atauperineum.
4) Spasme yang biasanya terjadi di membrananesa. Dengan tekanan continue yang tidak terlalu
keras akhirnya spasme akan dibatasi.
http://fitri-netcom.blogspot.com/2009/03/retensio-urine.html
http://fitri-netcom.blogspot.com/2009/03/retensio-urine.htmlhttp://fitri-netcom.blogspot.com/2009/03/retensio-urine.htmlhttp://fitri-netcom.blogspot.com/2009/03/retensio-urine.html