139
EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos) Disusun Oleh: YOGA FEBRI RAMDANI 1112054100017 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos)

Disusun Oleh:

YOGA FEBRI RAMDANI

1112054100017

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017

Page 2: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4
Page 3: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4
Page 4: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

i

ABSTRAK

Yoga Febri Ramdani

1112054100017

Evaluasi Implementasi Program Pelatihan keterampilan Menjahit Bagi

Penyandang Tunagrahita di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur

Yayasan Asih Budi Jakarta timur merupakan salah satu lembaga yang yang

menangani penyandang tunagrahita, di Yayasan Asih Budi terdapat 4 program

pelatihan keterampilan salah satunya program pelatihan di Yayasan Asih Budi

adalah menjahit. Peserta dari keterampilan menjahit di Yayasan Asih Budi terdiri

dari penyandang tunagrahita kategori ringan dan kategori sedang, dimana hasil

kaya jahit yang dibuat oleh peserta pelatihan memiliki kualitas yang bagus dan

sudah dipasarkan hingga keluar negeri.

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan Asih Budi dilaksanakan dan

mengevaluasi berdasarkan indikator-indikator evaluasi yang terdiri dari empat

indikator yaitu indikator ketersediaan, indikator relevansi, indikator

keterjangkauan, dan indikator efisiensi untuk mengukur apakah kegiatan pelatihan

keterampilan menjahit telah berjalan baik atau belum. Pendekatan dalam penelitian

ini menggunakan kualitatif jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini

merupakan data dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang diperoleh

dari informan yang terdiri dari satu kepala pelatihan, dua instrukur pelatihan

keterampilan menjahit dan dua peserta pelatihan tunagrahita kategori ringan dan

dua tunagrahita kategori sedang.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan keterampilan menjahit di

Yayasan Asih Budi Jakarta Timur ini berlangsung selama 3 tahun, dalam seminggu

lima hari aktif. Adapun perbedaan kemampuan penyandang tunagrahita kategori

ringan dan kategori sedang, untuk kategori ringan 8 bulan sudah dapat mengikuti

pelatihan dengan baik, sedangkan untuk kategori sedang membutuhkan waktu yang

lebih lama unutk dapat mengikuti pelatihan dengan baik. Berdasarkan hasil dari

indikator evaluasi, dalam indikator keterjangkauan lokasi yayasan Asih Budi sudah

terpenuhi karena akses lokasi yang mudah dijangkau, sedangkan dari indikator

relevansi sudah memenuhi karena alat jahit yang digunakan sudah sesuai dengan

kebutuhan peserta, dari indikator efisiensi sudah terpenuhi karena tenaga instruktur

sudah sesuai dengan keahliannya, dan untuk indikator ketersediaan dalam aspek

sarana dan prasarana yayasan Asih Budi belum terpenuhi karena untuk alat seperti

mesin jahit jumlahnya lebih sedikit dibanding jumlah peserta pelatihan, sedang

dalam aspek kemitraan lembaga belum terpenuhi dan dalam aspek kehadiran

insturkur dan peserta menurut data absensi dan penuturan ibu Ulfa selaku kepala

pelatihan di Yayasan Asih Budi sudah cukup terpenuhi.

Page 5: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah serta inayah-

Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan

para pengikutnya yang senantiasa istiqomah sampai akhir zaman dan yang

membawa ajaran Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan sekalipun peneliti telah berusaha melakukan yang terbaik,

kekurangan baik dari segi isi atau teknik penyusunannya. Untuk itu, kritikan

dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi

peneliti agar dapat mendapatkan pembelajaran untuk kedepannya agar

menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi.

Berkat keridhoan dari Allah SWT, akhirnya skripsi ini pun terselesaikan.

Serta tak lupa peneliti menyampaikan ungkapan terimakasih kepada pihak yang

telah memberikan bantuan, motivasi, dan arahan-arahan terhadap penyusunan

skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Suparto, M. Ed, Ph. D selaku Wakil Dekan Akademik.

Dr Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi

Page 6: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

iii

Umum. Dr Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si. Selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Hj.

Nunung Khairiyah, MA. Selaku Sekretaris Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Siti Napsyiah, MSW. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dan

memberikan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh

Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan

keilmuan dan membimbing saya selama mengikuti perkuliahan di UIN

Syarif Hidayatullah.

6. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta

Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih

telah membantu saya dalam memberikan referensi buku, jurnal

maupun skripsi.

7. Kedua orang tuaku yang tercinta, yang tak pernah henti memberikan

kasih sayang yang tidak penah putus. Tidak pernah bosan untuk

memperingatkan dan memberikan semangat kepada penulis. Sungguh

kata-kata tidak akan pernah bisa menggambarkan rasa terimakasih

Page 7: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

iv

penulis, tidak sanggup pula penulis untuk membalas kebaikan dari

kedua orang tuaku yang tercinta.

8. Kepada Zidan satu-satunya adik laki-laki saya, kepada nenek saya Hj.

Mini yang selalu memberikan dukungan, bibi Irni Febriani, kepada teh

Liza Faramita, Tamara Fauziyah, dan segenap keluarga besar yang

tidak penulis sebutkan namun tidak mengurangi rasa hormat dan rasa

terimakasih saya.

9. Kepada sahabat yang tak lelah memotivasi penulis dalam menulis

skripsi ini Mahmud Yunus, Nikmal Perdana H, Eric Paturahman, M.

Ikbal maulana, Ramdani M.T, Septi Deri (Dyaz), Yayi, Wawan H.

10. Kepada teman-teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial angkatan 2012

yang selalu menemani dan memberikan dukungan kepada penulis.

11. Kepada ibu Yani, ibu Ulfa, Ibu Selly, ibu Indah, seluruh peserta

pelatihan, Bapak Supardi dan staff di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur,

yang tidak saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan dan

sudah banyak meluangkan waktu untuk memberikan pengetahuan yang

terkait dengan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan baik moril

maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

v

Demikianlah skripsi ini peneliti persembahkan. Penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan semua pembaca pada umumnya.

Sekali lagi penulis mengucapkan terimakasih.

Ciputat, 29 Agustus 2017

Yoga Febri Ramdani

1112054100017

Page 9: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR BAGAN...............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang..................................................................................1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah..................................................7

C. Tujuan dan manfaat penelitian..........................................................7

D. Metodologi penelitian........................................................................9

E. Sistematika penelitian......................................................................14

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................16

A. EVALUASI.....................................................................................16

1. Pengertian Evaluasi...................................................................16

2. Jenis-Jenis Evaluasi...................................................................17

3. Indikator Evaluasi......................................................................20

4. Manfaat Evaluasi.......................................................................21

B. IMPLEMENTASI PROGRAM.......................................................22

1. Pengertian Implementasi............................................................22

2. Pengertian Program....................................................................23

C. TUNAGRAHITA.............................................................................23

1. Pengertian Tunagrahita...............................................................23

2. Kategori Tunagrahita..................................................................24

3. Klasifikasi ditinjau dari typology................................................25

4. Ciri-ciri Umum Tunagrahita.......................................................26

D. PELATIHAN....................................................................................27

1. Pengertian Pelatihan...................................................................27

2. Metode Pelatihan........................................................................28

3. Unsur-Unsur Pelatihan................................................................28

4. Prinsip Pelatihan.........................................................................30

5. Model Pelatihan..........................................................................31

6. Peran Instruktur...........................................................................34

7. Tujuan Pelatihan.........................................................................36

E. KETERAMPILAN MENJAHIT......................................................37

1. Pengertian Keterampilan............................................................37

2. Jenis Keterampilan.....................................................................38

3. Tujuan Keterampilan..................................................................39

Page 10: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

vii

BAB III PROFIL LEMBAGA...........................................................................40

A. PROFIL LEMBAGA.......................................................................40

1. Sejarah Lembaga........................................................................40

2. Visi Misi Yayasan Asih Budi.....................................................41

3. Pelatihan Keterampilan Asih Budi.............................................41

4. Struktur Organisasi Yayasan Asih Budi.....................................47

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS..................................................55

A. Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan Menjahit.................................56

B. Analisis Indikator Evaluasi Pelatihan Keterampilan Menjahit.........70

BAB V PENUTUP............................................................................................83

A. Kesimpulan.......................................................................................83

B. Saran.................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................86

Page 11: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Siswa SMALB Yayasan Asih Budi..............................................50

Tabel 2. Daftar Peserta Pelatihan Yayasan Asih Budi...........................................51

Tabel 3. Rekapitulasi Absen Instruktur..................................................................71

Tabel 4. Rekapitulasi absen sampel Peserta pelatihan...........................................73

Page 12: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Mekanisme kegiatan pelatihan keterampilan Yayasan Asih Budi........46

Page 13: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi penduduk yang sangat

besar menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lembaga statistik pemerintah, hanya

melakukan penelitian menyeluruh pada struktur populasi Indonesia sekali setiap

dekade. Menurut studi terakhir (dirilis pada tahun 2010), Indonesia memiliki

jumlah penduduk 237.6 juta orang. Namun, menurut perkiraan-perkiraan

belakangan ini (dari berbagai lembaga) Indonesia diperkirakan memiliki lebih dari

255 juta penduduk pada tahun 2016,1 tentunya dengan jumlah penduduk yang

sangat banyak maka potensi sumber daya manusia yang ada di Indonesia perlu

dimaksimalkan demi pembangunan Indonesia menjadi yang lebih baik.

Oleh karena itu, pentingnya pendidikan dan pelatihan dalam usaha untuk

mendapatkan manusia yang berkualitas, merupakan salah satu cara yang bisa

ditempuh adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Dengan pendidikan keterampilan, masyarakat akan lebih dibekali pengetahuan

yang diperlukan sehingga masyarakat dapat melakukan sesuatu untuk

meningkatkan kualitas hidup dalam mewujudkan pembangunan.2

1 Artikel diakses pada 1 September 2016 dari http://www.indonesia-

investments.com/id/budaya/penduduk/item67 2 Mangastas Tampubolon, perguruan tinggi Bermutu, Paragdigma Baru Manajemen

Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan abad Ke-21. (Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka

Utama, 2001), h. 28.

Page 14: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

2

Menurut UU no 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, penyandang

disabilitas adalah setiap orang yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, mental,

dan/atau sensorik dalam jangka waktu yang lama yang dalam berinteraksi dengan

lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartispasi secara

penuh dan efektif dengan warga negara lainya berdasarkan kesamaan hak.3

Menjadi disabel sering diidentikkan dengan ketidakberuntungan dalam

hidup karena kesulitan dalam mendapatkan keadilan dan persamaan hak baik dalam

bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan akses terhadap sarana prasarana bangunan

atau gedung. Keadaan seperti ini menyebabkan kelompok disabel menjadi

kelompok minoritas yang kadang terlepas dari jangkauan pemerintah. Padahal,

kelompok disabel adalah juga warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang

sama dengan warga negara lainnya. Kecacatan seharusnya tidak menjadi halangan

bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh hak hidup dan hak

mempertahankan kehidupannya.4

Menurut hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang

dilaksanakan Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah penyandang disabilitas

di Indonesia sebanyak 6.008.661 orang. Dari jumlah tersebut sekitar 1.780.200

orang adalah penyandang disabilitas netra, 472.855 orang penyandang disabilitas

rungu wicara, 402.817 orang penyandang disabilitas grahita/intelektual, 616.387

3Artikel diakses pada 31 Agustus 2016 dari

http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt573571e451dfb/node/534/undang-undang-nomor-

8-tahun-2016 4 Utami Dewi, “Implementasi Kebijakan Kuota Bagi Penyandang Disabilitas Untuk

Mendapatkan Pekerjaan Di Kota Yogyakarta,” Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara (2015). h.

68.

Page 15: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

3

orang penyandang disabilitas tubuh, 170.120 orang penyandang disabilitas yang

sulit mengurus diri sendiri, dan sekitar 2.401.592 orang mengalami disabilitas

ganda.5

Tunagrahita adalah istilah untuk menyebut seseorang yang mempunyai

kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Tunagrahita dikenal juga dengan istilah

terbelakangan mental karena keterbatasan kecerdasan yang mengakibatkan dirinya

sukar mengikuti program pendidikan disekolah biasa secara klasikal, oleh karena

itu membutuhkan layanan secara khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan dan

pengelompokan anak tersebut.6

Program pelatihan sangat penting termasuk para penyandang disabilitas,

yang dimana jika mereka mendapat akses yang tepat mereka dapat berkembang

susuai dengan kemampuannya, untuk itu diperlukan dukungan-dukungan hal ini

seseuai dengan dalil al-Quran surat An-Nissa ayat 9,

ية خلفهم من تركوا لو الذين وليخش فليتقوا عليهم خافوا ضعاف ا ذر وليقولوا الل سديد ا قول

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang seandainya

mereka meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataaan yang

benar.” (QS: An-Nissa ayat 9)7

5 Jerry J. Tula, “Pelayanan Penyandang Disabilitas Dalam Menggunakan Berbagai

Sarana Aksebilitas” artikel diakses pada 31 Agustus 2016 dari

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=18765 6 T.Sutjihati, Msi, Psi, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung : PT. Refika Aditama,2006)

h.103. 7 Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta : Departemen Agama RI,2003)

Page 16: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

4

Sesuai dengan ayat diatas menegaskan yang melarang meninggalkan atau

menelantarkan, seorang anak/keturunan dalam keadaan lemah. Oleh karna itu, salah

satu cara agar mereka dapat diterima masyarkat luas adalah dengan pelatihan

keterampilan sehingga diharapkan setelah mengikuti kegiatan peserta pelatihan

dapat memiliki bekal yang dapat mereka gunakan untuk diri mereka dalam usaha

mereka untuk diterima dimasyarkat luas.

...students with disabilities in general education settings, while also

mandating their participation in state assessments and attainment of proficiency

in the areas of literacy, mathematics, and science. As a result, students with

disabilities spend most of the school day preparing for tests, rather than learning

skills they need after leaving school. These fundamental life skills take a back

seat to a total academic program, which discounts the need for skills in

preparation for the transition from school to the community.8

...Pelajar disabilitas pada sistem pendidikan pada umumnya, lebih di titik

beratkan kepada pencapaian keahlian dalam area seperti pemberantasan buta huruf,

matematika, dan ilmu pengetahuan. Sebagai hasilnya, pelajar dengan disabilitas

lebih banyak menghabiskan sekolahnya dengan mempersiapkan untuk ujian, dari

pada mempelajari keterampilan yang mereka butuhkan setelah lulus dari sekolah.

Yang menjadi pokok dasar mereka seperti kecakapan hidup tidak diprioritaskan

dalam seluruh program akademik, padahal kebutuhan terhadap skills penting bagi

mereka dalam persiapan menghadapi masa transisi dari sekolah menuju masyarakat

luas.

8 Shelly Meyers, Life Skills Training Through Situated Learning Experiences: An

Alternative Intructional Model, (New Jersey: Richard Stockton College of New Jersey, 2011), h.

142.

Page 17: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

5

Para penyandang disabilitas perlu diberikan kesempatan yang sama dengan

masyarakat pada umumnya dalam hal mendapatkan pekerjaan. Dan menghapus

atau meminimalisir anggapan bahwa penyandang disabilitas intelektual tidak bisa

apa-apa, dan karna yang memiliki pemahaman seperti itu banyak. Penyandang

disabilitas memang memiliki kekurangan-kekurangan yang membuatnya tidak

sama dengan orang-orang pada umumnya. Namun bukan berarti kekurangan itu

tidak dapat ditangani, jika mereka sudah medapatkan akses terkait dengan

disabilitasnya. 9 Seperti melalui pelatihan-pelatihan, yang tentunya disesuaikan

dengan jenis disabilitasnya. Pelatihan memang merupakan salah satu upaya untuk

menyejahterakan penyandang disabilitas. Pelatihan keterampilan dibutuhkan untuk

membekali dirinya dengan keterampilan-keterampilan yang akan bisa

membantunya dalam mencari nafkah.

Di Yayasan Asih Budi, terdapat program lanjutan non formal yang berupa

pelatihan keterampilan bagi penyandang tunagrahita yang ingin mengembangkan

keterampilan mereka setelah mereka lulus SMALB. pelatihan keterampilan hidup

(life skill) seperti; program keterampilan tata busana, program keterampilan tata

boga, program keterampilan sablon & percetakan, program keterampilan pelayanan

kebutuhan rumah tangga (house keeping).

Dan setelah mereka selesai mengikuti pelatihan, mereka akan diberikan

sertifikat sesuai bidangnya. Seperti yang disampaikan oleh ibu Ulfa selaku ketua

pelaksana di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur. Salah satu dari empat pelatihan

9 Hasil wawancara dengan pak Supardi 7 Desember 2016

Page 18: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

6

keterampilan mereka seperti menjahit sudah dipasarkan hingga keluar negeri

seperti Thailand, Brunei, Malaysia dan Vietnam. 10 Dan tentu hal ini telah

membuktikan bahwa penyandang tunagrahita dapat membuat suatu produk yang

berkualitas.

Dalam penelitian ini peneliti akan berfokus pada pelatihan keterampilan

menjahit yang menjadi program pelatihan unggulan di Yayasan Asih Budi Jakarta

Timur. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan merupakan hal yang sangat penting

dalam setiap kegiatan pelatihan yang dapat melakukan penilaian apakah kegiatan

yang sedang dijalankan berjalan baik atau tidak, yang dimana jika selama

pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan baik maka dapat menunjang tingkat

keberhasilan dari pelatihan keterampilan menjahit itu sendiri.

Berdasarkan dengan yang telah di jabarkan dari permasalahan diatas

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pembahasan dengan judul

“EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN

MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA DI YAYASAN ASIH BUDI

JAKARTA TIMUR”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam kegiatan penelitian ini akan terfokus pada evaluasi implementasi

program pelatihan keterampilan menjahit bagi penyandang tunagrahita.

10 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa 23 januari 2017.

Page 19: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

7

2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan Asih

Budi?

2. Bagaimana hasil evaluasi implementasi pelatihan keterampilan menjahit

bagi penyandang tunagrahita di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui proses pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit di

Yayasan Asih Budi

2. Mengetahui hasil evaluasi impelementasi program pelatihan keterampilan

menjahit bagi penyandang tunagrahita di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur.

a. Manfaat Penilitian

a. Segi Akademis

1) Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis, berkaitan dengan konsep

dan metodologi dalam penulisan.

2) Penelitian ini dapat menambahkan sumbangan pengetahuan mengenai

pelaksanaan program pendidikan pelatihan keterampilan bagi penyandang

tunagrahita.

b. Segi Praktis

1) Bahan masukan bagi instansi atau lembaga yang fokus terhadap

penyandang tunagrahita.

2) Memberikan masukan bagi atau lembaga penyelenggara kesejahteraan

anak lainnya dalam rangka peningkatan mutu pelayanan bagi penerima

manfaat.

Page 20: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

8

b. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian dan penulisan judul ini, penulis terlebih dahulu

mengadakan tinjauan pustaka terhadap skripsi sebelumnya yang menjadi ide awal

dan referensi penulis dalam penelitian dan karya ilmiah penulis yaitu, :

1) Skripsi yang berjudul “Implementasi Program Pelayanan Bagi Anak

Autis Melalui Sekolah Khusus Di Rumah Autis Bekasi”. Skripsi ini

ditulis oleh Facry Arfan, pada tahun 2014. Skripsi ini berisi tentang

penerapan dan evaluasi hasil dari program pelayanan melalui sekolah

khusus, bagi anak autis di rumah autis bekasi. Sedangkan skripsi yang

penulis tulis adalah mengenai mengevaluasi pelaksanaan pelatihan

keterampilan menjahit tunagrahita di yayasan Asih Budi Duren Sawit

Jakarta Timur.

2) Skripsi yang berjudul “Evaluasi Program Pelatihan Bimbingan

Keterampilan Menjahit Untuk Annak Putus Sekolah di Panti Sosial Bina

Remaja Bambu Apus Jakarta Timur” skripsi ini ditulis oleh Pinasti

Septhian pada tahun 2014. Skripsi ini membahas evaluasi program,

meliputi evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil, sedangkan

penulis lebih befokus kepada hasil dari indikator evaluasi pelaksanaan

pelatihan keterampilan menjahit. Skripsi ini membantu penulis dalam

menganalisis data pada temuan lapangan.

3) Skripsi yang berjudul “Pola Pengasuhan Lembaga Untuk

Mengembangkan Potensi dan Fungsi Sosial Anak Tunagrahita Di SLB-

C Krisna Murti Jakarta” pada tahun 2014. Skripsi ini ditulis oleh Imam

Page 21: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

9

Panji Saputro. Skripsi ini lebih membahas lebih mengenai pola

pengasuhan yang dilakukan oleh lembaga kepada anak kepada anak

tunagrahita untuk mengembangkan potensi mereka. Skripsi ini

membantu penulis dalam menyusun teori-teori yang berkaitan dengan

tunagrahita.

c. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.11

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Biasanya bersifat penilaian, analisis nono angka untuk menjalskan makna lebih

jauh dari yang nampak oleh panca indra. Deskriptif juga dapat diartikan

sebagai cara untuk memecahkan suatu masalah yang di teliti dengan

menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta

yang terjadi.12

11 Lexy J Moleong, Metologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),

h.6. 12 Lexy J Moleong, Metologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),

h.11.

Page 22: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

10

Dalam penelitian ini penulis berusaha mendeskripsikan atau melihat

fenomena mengenai program pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan

Asih Budi Jakarta Timur, dalam penelitian ini penulis berusaha

menggambarkan dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan

pengamatan dilapangan yang berkaitan dengan tema yang penulis teliti.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sasaran

penelitian. Data yang penulis dapatkan adalah dengan terjun

langsung kelapangan dan melakukan wawancara kepada instruktur

dan peserta pelatihan. Adapun kriteria yang digunakan penulis

dalam memilih sasaran penilitian adalah;

1. Kepala pelatihan keterampilan Yayasan Asih Budi

2. Pelatih atau instruktur menjahit

3. Peserta pelatihan, dalam peserta pelatihan penyandang

tunagrahita atau disabilitas intelektual dibagi menjadi 2

yaitu 1 laki-laki ringan maupun sedang dan 1

perempuan ringan dan sedang. Jadi penulis memiliki

sasaran 4 perserta pelatihan. Yang memiliki kriteria

yaitu, memiliki penilaian yang terbaik dari masing-

masing kategori, baik dari segi emosi maupun

keterampilan menjahit, dan rajin dari segi kehadirannya

pada setiap kegiatan pelatihan

Page 23: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

11

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber-sumber pendukung yang berupa

dokumen dari berbagai literatur, buku-buku maupun internet yang

berkaitan dengan penelitian

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bertempat di Yayasan Asih Budi yang

beralamat di Komplek IKIP, Jl. Pendidikan RT 012/02, Duren Sawit, Jakarta

Timur, 13440. Penelitian ini akan berlangsung pada bulan September 2016

sampai dengan bulan 2017.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan interview (wawancara) , observasi (pengamatan), dan dokumentasi.

c. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit atau lebih kecil.

d. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data berbeda dengan

wawancara dan kuesioner yang harus berkomunikasi dengan orang,

Page 24: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

12

maka observasi bersifat tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-

obyek alam yang lain.13

Observasi atau pengamatan dalah metode pengumpulan yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan. Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai

kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria yaitu;

pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncakan secara

serius, pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah

ditetapkan, serta pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan

dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang

hanya menarik perhatian.14

Untuk memperoleh data dalam menggunakan teknik obervasi

peneliti akan terjun langsung kelapangan yaitu Yayasan Asih Budi

Jakarta Timur, mengamati secara langsung pelaksanaan pelatihan

keterampilan kepada penyandang tunagrahita. Peneiliti juga

menggunakan beberapa alat bantu, antara lain smartphone yang sudah

dilengkapi kamera, buku tulis yang digunakan sebagai catatan kecil

sehingga membantu peneliti dalam mengingat apa yang dilihat oleh

peneliti saat melakukan observasi.

13 Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 137-145. 14 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 115.

Page 25: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

13

e. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan hatian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan,

kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya misalnya foto, gambar

hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh

Center For Quality Development and Assurance (CeQDA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Teknik Analisis Data

Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami,

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisa data

dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

Page 26: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

14

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.15

8. Teknik Keabsahan Data

Dalam menentukan keabsahan data adalah dengan teknik triangulasi.

Dimana triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian

kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka

peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan atau yang lain, memastikan data yang mana yang dianggap

benar, atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-

beda.16

9. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis

pembagiannya dibagi kedalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab,

adapun sistematikanya sebagia berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Didalamnya terdapat latar belakang masalah, pembatasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,

dan sistematika pelelitian skripsi.

15 Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 2013), h.244. 16 Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 2013), h.274.

Page 27: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

15

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan

peneliti sebagai panduan dan melakukan analisa dalam

penelitian ini berkaitan dengan masalah dan objek yang akan

diteliti.

BAB III PROFIL LEMBAGA

Bab ketiga merupakan gambaran umum mengenai lembaga

yayasan asih budi yang penulis teliti.

BAB IV HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bagian penulisan ini menjelaskan secara rinci

mengenai temuan lapangan yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian. Temuan lapangan terdiri dari hasil

pengamatan/observasi dan wawancara mendalam terhadap

informan. Data yang dihasilkan kemudian akan dianalisis

dengan tinjauan pustaka yang sebelumnya menjadi

pertimbangan dalam perumusan pedoman pertanyaan dalam

mengkaji informasi.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan atas hasil penelitian dan saran.

Kesimpulan memberikan ringkasan hasil temuan di

lapangan serta pembahasan yang disesuaikan tinjauan

pustaka.

Page 28: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Pengertian evaluasi adalah menilai sesuatu produk sehingga dapat

digambarkan sebagai pengembangan suatu proses dan dalam hal ini putusan nilai

mengambil peranan penting sehingga evaluasi dalam arti luas menyangkut segala

proses yang diteliti.17

Menurut Suharshimi Arikunto bahwa “evaluasi adalah penelitian yang

bertujuan untuk mengukur keefektivitas program yang ditinjau dari hasil program

tersebut. Dengan demikian, penelitian evaluasi dilakukan untuk mengetahui

efektivitas suatu program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan

keterlaksanaan program tersebut.18

Menurut Sudjana evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui

apakah tujuan yang telah ditentukan telah tercapai, apakah pelaksanaan program

sesuai dengan rencana dan atau dampak apa yang terjadi setelah program

ditentukan.19 Ralph Taylor berpendapat, evaluasi adalah proses yang menentukan

sejauh mana tujuan dalam setiap program dapat tercapai.20

17 Suryatna Rafi’I, Teknik Evaluasi, (Bandung; Angkasa, 1988), Cet,. Ke-10, h.10 18 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998),

h. 8. 19 H.D. Sudjana, Manajemen Program Pendidiakan Luar Sekolah dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 283. 20 Farida Yusuf Tayib Nafis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program

Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.2.

Page 29: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

17

Melakukan evaluasi tidak harus dilakukan dilaksanakan menunggu tahap

akhir program, tetapi juga bisa dilakukan pertengahan program kegiatan apabila

ditemukan indikasi-indikasi kejanggalan atau penyimpangan-penyimpangan yang

tidak sesuai degnan sasaran yang telah ditentukan. Hal ini didasarakan pada

pertimbangan jika hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan dann

kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan semakin lama menjadi besar dan

semakin berat perbaikannya. Oleh karna itu, melalui evaluasi terhadap kekurangan

dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan tidak akan menganggu

kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya. Penilaian hasil fungsinya

adalah untuk membantu penanggung jawab program dalam mengambil keputusan,

meneruskan, memodifikasi atau menghentikan program, penilaian hasil

memerlukan perbandingan hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan.21

Bedasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan evaluasi

adalah suatu kegiatan untuk mengukur atau menilai keberhasilan pelaksanaan suatu

program agar dapat diketahui apakah tujuan yang sebelumnya sudah ditentukan

sudah tercapai atau belum.

2. Jenis-Jenis Evaluasi

a. Evaluasi Input

Evaluasi ini memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam

pelaksanaan suatu program. Tiga unsur utama yang terkait dengan evaluasi

21 Elly Irawan. Dkk, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h.

43.

Page 30: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

18

input adalah, peserta program, staff dan program. Dalam kaitan evaluasi

input program tedapat empat kriteria yang perlu dikaji: 1) Tujuan program,

2) Penilaian terhadap kebutuhan program, 3) Standar dari suatu praktek

yang terbaik 4) Biaya untuk pelaksanaan program.

b. Evaluasi Proses

Dalam evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses yang

telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. 22

Evaluasi proses menurut Pietrzak dkk, memfokuskan diri pada aktivitas

program antara klien dengan staff terdepan (line staf) yang merupakan pusat

dari pencapaian tujuan (objektif) program. Tipe evaluasi ini diawali dengan

analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu program.

Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil

analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan seperti standar

praktik terbaik, kebijakan lembaga, tujuan proses dan kepuasan peserta.

c. Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-

tujuan yang sudah dirancanakan tercapai, yakni diarahkan pada keseluruhan

dampak dari suatu progran terhadap penerima layanan. Sehingga untuk

evaluasi ini yang menjadi pertanyaan utama adalah:

22 Elly Irawan. Dkk, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h.

18.

Page 31: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

19

a. Kapan program dapat dikatakan berhasil,

b. Bagaimana anggota akan menjadi berbeda setelah mengikuti

program tersebut.23

Evaluasi ini juga digunakan untuk mengukur keberhasilan

pencapaian suatu program yang telah ditetapkan, dan menentukan apakah

program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan.

3. Indikator evaluasi

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur

untuk menunjukan atau menggambarkan sesuatu keadaan dari suatu hal

yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut sesuatu

fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses usaha peningkatan kualitas.

Indikator dapat berupa, angka, atribut atau pendapat yang dapat

menunjukan suatu keadaan.24

Terkait dengan kriteria keberhasilan yang digunakan untuk suatu

proses evaluasi, Feurstein dalam Isbandi Rukminto mengajukan beberapa

indikator yang perlu dipertimbangkan. Indikator dibawah ini adalah

sembilan indikator yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi suatu

kegiatan.25

23 Pinasti Septhian, “Evaluasi Program Bimbingan Keterampilan Mrnjahit Untuk Anak

Putus Sekolah di Panti Sosisal Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur”, (Skripsi S1 Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h.26-28. 24 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarkat. Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama, cet 1,

2005), h.126. 25 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat Edisi Revisi 2012, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cet 2,

2013) h. 186-188.

Page 32: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

20

a. Indikator ketersediaan, dalam indikator ini menunjukan apakah

unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada.

b. Indikator keterjangkauan. Indikator ini melihat layanan yang

ditawarkan masih berada dalam keterjangkauan pihak yang

membutuhkan.

c. Indikator efisiensi. Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya

dan aktivitas yang dilaksanankan guna mencapai tujuan

dimanfaatkan secara tepat guna (efisien) atau tidak memboroskan

sumber daya ada dalam mencapai tujuan.

d. Indikator relevansi. Indikator ini menunjukkan seberapa relevan

ataupun tepatnya sesuatu yang teknologi atau layanan yang

ditawarkan.

e. Indikator pemanfaatan. Indikator ini melihat seberapa banyak suatu

layanan yang sudah disediakan oleh pihak pemberi layanan,

diperguanakan (dimafaatkan) oleh kelompok sasaran.

f. Indikator cakupan. Indikator ini menunjukan proporsi orang-orang

yang membutuhkan sesuatu dan menerima layanan tersebut

g. Indikator kualitas. Indikator ini menunjukan standar kualitas dari

layanan yang disampaikan ke kelompok sasaran.

h. Indikator upaya. Indikator ini menggambarkan berapa banyak upaya

yang sudah ditanamkan dalam rangka mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan.

Page 33: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

21

i. Indikator dampak. Indikator ini melihat apakah yang kita lakukan

benar-benar memberikan suatu perubahan di masyarakat.

4. Manfaat Evaluasi

Manfaat evaluasi menurut Feurstein dalam Isbandi Rukminto

terdapat 10 alasan mengapa evaluasi perlu dilakukan, yaitu:

a. Pencapaian, guna apa yang sudah dicapai.

b. Mengukur kemajuan yakni melihat kemajuan dikaitkan dengan objek

(tujuan) program.

c. Meningkatkan pemantauan agar tercapai manajemen yang lebih baik.

d. Mengindektifikasi kekurangan dan kelebihan agar dapat memperkuat

program itu sendiri.

e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif guna melihat

perbedaan apa yang telah terjadi setelah diterapkan suatu program.

f. Biaya dan manfaat melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup masuk

akal.

g. Mengumpulkan informasi, guna merencanakan dan mengelola kegiatan

program secara lebih baik.

h. Berbagi pengalaman, guna melindungi pihak lain terjebak dalam kesalahan

yang sama atau untuk mengajak seseorang untuk ikut melaksanakan metode

yang serupa bila metode yang dijalankan telah berhasil dengan baik.

i. Meningkatkan keefektifan, agar dapat memberikan dampak yang lebih luas.

Page 34: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

22

j. Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih baik. Karena

memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat,

komunitas fungsional dan komunitas lokal.26

B. Implementasi Program

1. Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan aktivitas, aksi, tindakan dari sebuah rencana yang

sudah disusun secara matang dan terperinci. Secara sederhana pelaksanaan bisa

diartikan penerapan. Implementasi biasanya dilakukan jika perencanaan sudah

dianggap siap. 27 Faktor pelaksanaan merupakan hal yang penting dalam

menentukan keberhasilan suatu program untuk diwujudkan.28

Menurut The Liang Gie pelaksanaan adalah usaha-usaha yang dijalankan

untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan

dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan,

dimana pelaksanaannya, kapan waktunya dimulai dan berakhir, dan bagaimana

cara dilaksanakan.29

2. Pengertian program

Program merupakan sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

untuk mencapai kegiatan tertentu.30 Dengan kata lain, bahwa program merupakan

26 Ibid, h. 127. 27 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002) h. 70. 28 Bintoro Tjokromidjojo, Teori Strategi Pembangunan Nasional, (Jakarta: PT Gunung

Agung, 2000) h.199. 29 The Liang Gie, dan Sutarto, Pengertian, Kedudukan dan Perincian Ilmu Administrasi,

(Yogyakarta: Karya Kencana, 1997) h. 191. 30 Surharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendididkan, (Yogyakarta: Bina Aksara,

1998), h.26.

Page 35: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

23

deretan rencana-rencana yang dilakukan oleh sebuah badan atau lembaga dalam

mencapai tujuannya.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka implementasi program adalah

sebuah penerapan atau pelaksanaan dari perencanaan-perencanaan yang sudah

dianggap siap sebelumnya, yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau lembaga

agar mencapai suatu keberhasilan dalam mencapai tujuannya.

Dengan demikian, implementasi program dalam penelitian ini kita dapat

melihat bagaimana lembaga yang terkait melaksanakan program yang

sebelumnya telah direncanakan agar tercapainya suatu tujuan.

C. Tunagrahita

1. Pengertian Tunagrahita

Arti harfiah dari kata tuna adalah merugi, sedangkan grahita adalah pikiran.

Dengan kata lain, tunagrahita ditandai oleh ciri-ciri utamanya adalah kelemahan

dalam berfikir atau bernalar. Akibat dari kelemahan tersebut penyandang tungrahita

memiliki kemampuan belajar dan adaptasi sosial di bawah rata-rata. Menurut

Munzayanah, tunagrahita adalah mengalami gangguan dalam perkembangan,

dalam daya berfikir serta seluruh kepribadianya, sehingga mereka tidak mampu

hidup dengan kekuatan mereka sendiri di dalam masyarakat meskipun dengan cara

hidup sederhana.31

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang

mempunyai kemampuan dibawah rata-rata. Istiah tersebut sesungguhnya memiliki

arti yang sama yang menjelaskan kondisi anak yang kecerdasanya jauh dibawah

31 Munzayanah, Tunagrahita. (Surakarta: Depdikbud. 2000), h.13.

Page 36: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

24

rat-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam

interaksi sosial.32

2. Kategori tunagrahita

Pengelompokan tunagrahita umumnya adalah didasarkan pada taraf

inteligensinya, yang terdiri dari keterbelakangan ringan, sedang, dan berat.33

a. Tunagrahita ringan.

Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet, Sedangkan menurut

Skala Weschler (WISCC) memiliki IQ 69-55. Mereka masih dapat

membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan

pendidikan yang baik, mereka akan mampu memperoleh penghasilan untuk

dirinya sendiri.

b. Tunagrahita sedang

Kelompok ini memiliki IQ 51-36 pada skala Binet dan 54-40 menurut skala

Weschler (WISCC). Pada kelopok ini mereka dapat didik mengurus diri

sendiri, melindungi diri dari bahaya seperti menghindari kebakaran,

berjalan di jalan raya berlindung dari hujan dan sebagainya.

c. Tunagrahita Berat

Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara tunagrahita berat dan sangat

berat. tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara 32-20 menurut skala

Binet dan antara 39-25 menurut skala Weschler (WISCC). Tunagrahita

32 T.Sutjihati, Msi, Psi: Psikologi Anak Luar Biasa. (Bandung : PT. Refika Aditama,

2006) h. 103. 33 T.Sutjihati, Msi, Psi: Psikologi Anak Luar Biasa. (Bandung : PT. Rafika Aditama,

2006), h. 106.

Page 37: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

25

berat sangat sulit sekali bahkkan tidak bisa lepas dari bantuan orang lain

untuk memenuhi kebutuhanya sehari-hari. Jangankan untuk bersaing untuk

menjaga dirinya sendiri mereka masih mengalami kesulitan. Misalkan dari

segi merawat dan membersihkan dirinya sendiri.

3. Klasifikasi ditinjau dari typology (sudut pandang medis berdasarkan

kelainan fisik)

a. Down Syndrome ialah penyandang disabilitas intelektual yang

mempunyai ciri-ciri fisik antara lain kepala kecil/besar,

gepeng/panjang, mata sipit, dahi sempit, hidung pesek, bibir tebal

cenderung terbuka, rambut lurus, sendi-sendi tulang pendek, penis

dan scrotum.

b. Cretinisme adalah penyandang disabillitas intelektual yang

memiliki tubuh kecil dan pendek dari ukuran orang-orang normal.

c. Microcephali ialah penyandang diabilitas intelektual dengan

bentuk kepala kecil.

d. Macrocephali ialah penyandang disabilitas intelektual dengan

bentuk kepala besar.

e. Schapochephali ialah penyandang disabilitas intelektual dengan

bentuk kepala gepeng

f. Penyandang disabilitas intelektual yang tidak memiliki ciri fisik

tertentu secara mencolok, khususnya ditemukan pada disabilitas

intelektual ringan.

Page 38: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

26

g. Penyandang disabilitas intelektual yang disertai gangguan

perkembangan lainya (autis, hambatan/pemusatan perhatian/

hiperaktif, gangguan pemusatan perhatian.

4. Ciri-ciri umum tunagrahita

a. Tingkat intelegensi rendah.

b. Kemampuan adaptasi sosial rendah sehingga mengalami

keterbatasan kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain /

lingkungan.

c. Tingkat kematangan sosial dibawah umur yang sebenarnya,

sehingga nampak kekanak-kanakan.

d. Keterbatasan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan

kehidupan sehari-hari.

e. Tidak fokus dalam perhatian.

f. Daya ingat lemah.34

g. Emosi sangat miskin dan terbatas, misalnya tidak ada perasaan

senang, takut, marah, benci dan terkejut.

h. Apatis, acuh tak acuh terhadap sekitarnya.

34 Pedoman sentra pemberdayaa sosial dan vokasional untuk penyandang disabilitas

intelektual, h 7-8.

Page 39: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

27

D. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya)

yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga

kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang

betujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan

tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.

Secara spesifik, proses latihan merupakan tindakan dan upaya yang dilaksanakan

secara berkesinambungan, bertahap dan terpadu.35

Pelatihan adalah usaha untuk memperbaiki performa pekerja pada suatu

pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, supaya efektif

biasanya pelatihan harus mencakup pengalaman belajar, aktivitas-aktivitas yang

terencana dan didasari sebagai jawaban atas kebutuhan yang berhasil diidentifikasi

secara ideal.36

2. Metode Pelatihan

Dalam melakukan pelatihan sebaiknya memenuhi beberapa kondisi

minimal yang dibutuhkan agar pembelajaran yang efektif terjadi: yaitu metode

pelatihan seharusnya:37

35 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.10-11. 36 Gomes Faustino Cordoso, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi

Offest, 1995), h. 197. 37 Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM, (Bandung,

2011 : Alfabeta), h. 180.

Page 40: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

28

a. memotivasi peserta pelatihan meningkatkan kinerjanya

b. secara jelas menggambarkan keterampilan yang diharapkan

c. memberi kesempatan kepada peserta pelatihan berperan serta secara aktif

d. menyediakan kesempatan/ waktu untuk praktik

e. memberi umpan balik tepat waktu mengenai kinerja peserta pelatihan

f. memberi sarana untuk penguatan pada saat peserta pelatihan belajar

g. terstruktur dari tugas sederhana sampai yang kompleks

h. bisa diadaptasi terhadap masalah-masalah yang spesifik

i. mendorong transfer yang positif dari pelatihan ke pekerjaan

3. Unsur-unsur Pelatihan

Dalam melakukan pelatihan terdapat unsur-unsur yang diperlukan antara

lain:38

A. Peserta pelatihan

Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan keberhasilan

pelatihan yang pada giliranya menentukan efektivitas pelatihan. Karena itu

dilakukan seleksi yang teliti untuk memperoleh peserta yang baik

berdasarkan kriteria antara lain:

a. Akademik, yaitu jenjang dan keahlian

b. Jabatan, yang bersangkutan telah menempati pekerjaan tertentu atau

akan ditempatkan pada pekerjaan tertentu

c. Pengalaman kerja, pengalaman yang diperoleh dalam pekerjaan

38 Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketengakerjaan, Pendekatan Terpadu:

Pengembangan SDM (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 35.

Page 41: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

29

d. Motivasi dan minat yang bersangkutan terhadap pekerjaannya.

e. Pribadi yaitu aspek moral, moril dan difat-sifat untuk pekerjaan tertentu.

f. Intelektual, tingkat berfikir dan pengetahuan yang dapat diketahui

melalui tes seleksi

B. Pelatih atau instruktur

Pelatih memegang peranan penting dalam setiap pelatihan

keterampilan. Karena itu ada beberapa persyaratan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan pelatih atau instruktur, yaitu:

a. Telah disiapkan secara khusus sebagai pelatih yang ahli dalam bidang

spesialisasi tertentu.

b. Memiliki kepribadian yang baik yang menjunjang pekerjaannya sebagai

pelatih.

c. Pelatih berasal dalam organisasi atau lembaga sendiri lebih baik

dibandingkan dengan yang dari luar

C. Lamanya pelatihan

Lama tidaknya pelatihan harus didasari pada:

a. Jumlah banyaknya suatu kemampuan yang hendak dipelajari dalam

pelatihan tersebut lebih baik dan bermutu, kemampuan yang ingin

diperoleh mengakibatkan lebih lama waktu yang diperlukan.

b. Kemampuan belajar peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan.

Kelompok peserta yang ternyata kurang mampu belajar memerlukan

waktu lebih lama.

Page 42: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

30

c. Media pengajaran yang menjadi alat bantu bagi peserta dan pelatih.

Media pengajaran yang serasi dan canggih akan membantu kegiatan

pelatihan dan ikut mengurangi lamanya pelatihan tersebut.

4. Prinsip Pelatihan

Dalam melakukan pelatihan terdapat prinsip-prinsip yang harus

diketahui sebagai berikut:39

a. Latihan hanya dilakukan dengan, maksud untuk menguasai bahan pelajaran

tertentu, melatih keterampilan dan penguasaan simbol-simbol rumus.

Latihan tidak dilakukan terhadap pengertian atau pemahaman sikap dan

penghargaan.

b. Peserta menyadari bahwa pelatihan itu bermakna bagi kehidupannya.

c. Latihan harus dilakukan terhadap hal-hal yang telah diperoleh peserta,

misalnya fakta-fakta hafalan dan keterampilan yang baru dipelajari.

d. Latihan berfungsi sebagai diagnosis melalui reproduksi usaha membaca

berkali-kali, mengadakan koreksi atas kesalahan-kesalahan yang timbul,

latihan juga merupakan selg-guidance dan mengembangkan pemahaman

dan kontrol.

e. Latihan dilakukan dengan tahapan sebagai: latihan dilakukan untuk

mendapatkan ketetetapan, selanjutnya dicari keseimbangan antara pelatihan

dan ketetapan.

39 Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketengakerjaan, Pendekatan Terpadu:

Pengembangan SDM (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 31.

Page 43: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

31

f. Latihan dibagi-bagi menjadi sebuah penguasaan dan latihan untuk

mengulang hasil belajar.

g. Kegiatan latihan harus hidup, menarik dan menyenagkan.

h. Latihan juga dianggap sebgai upaya sambilan untuk dilakukan seenaknya

secara insidental. Maksudnya latihan dapat dilakukan semaunya dan kapan

saja dalam kapasitas lebih kecil untuk mengulang suatu materi.

i. Latihan dapat mencapai kemajuan berkat ketekunan dan kedisipllinan yang

tinggi.

j. Latihan yang dilaksanakan lebih berhasil, bila unsur emosi sedapat mungkin

dikurangi.

5. Model Pelatihan

Model pelatihan adalah suatu bentuk pelaksanaan pelatihan yang di

dalamnya terdapat pelatihan dan tata cara pelaksanaannya. Bedasarkan kategori dan

jenis pelatihan lalu ditentukan suatu model pelatihan. Masing-masing model

memiliki tujuan dan prosedur penyelnggaraan yang berbeda-beda, yang

dilakasanakan sesuai kebutuhan. Model-model pelatihan tersebut adalah sebagai

berikut:40

a. Vestibule Training (off the job training): model pelatihan ini

diselenggarakan dalam suatu ruangan khusus yang berada diluar tempat

kerja biasa, namun meniru kondisi-kondisi kerja sesungguhnya. Yang

bertujuan untuk melatih tenaga kerja secara tepat.

40 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.20-22.

Page 44: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

32

b. Apprentice Training: latihan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

arus pegawai baru yang tetap dan serba bisa. Prosedur latihan dalam

kelas. Praktik kerja lapangan berlangsung dalam jangka waktu yang

lama dengan pengawasan terus menerus.

c. Public vocational Training: tujuannya adalah memberikan latihan

kepada calon tenaga kerja. Pelatihan dikaitkan dengan kebutuhan

organisasi atau perusahaan.

d. On the job training (latihan sambil bekerja): bertujuan untuk

memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu

sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan tersebut, dan sebagai

alat untuk kenaikan jabatan.

e. Pre employment training (pelatihan sebelum penempatan): bertujuan

mempersiapkan tenaga kerja sebelum ditempatkan pada organisasi

untuk memberikan latar belakang intelektual, mengembangkan seni

berfikir dan menggunakan akal. Materi lebih luas dan bersifat teoretik.

Pelatihan diselenggrakan oleh lembaga pendidikan diluar organisasi

perusahaan.

f. Introduction training (latihan penempatan): bertujuan agar memiliki

pengetahuan, tentang praktek dan prosedur yang berlaku dilingkungan

organisasi atau lembaga.

g. Understudy training : untuk menyediakan tenaga kerja yang cakap

dalam pekerjaan jenis tertentu dengan cara bekerja langsung dalam

Page 45: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

33

pekerjaan yang bersangkutan, memberikan pelayanan sebagai

asisten/pembantu.

h. Intership training (sistem kemagangan): untuk menyediakan tenaga

kerja yang terdidik dan terlatih dengan cara menempatkan tenaga kerja

yang sedang disiapkan itu sebagai tenaga kerja pada suatu lembaga/

perusahaan selama jangka waktu tertentu dengan bimbingan tenaga ahli.

Dari model – model yang disebutkan diatas tidak semua digunakan dalam

waktu yang bersamaan oleh lembaga. Model yang digunakan sesuai dengan

kebutuhan penyelenggara pelatihan tersebut. Model pelatihan yang digunakan

sesuai ditentukan oleh fungsi dan tujuan latihan tersebut.

Model pelatihan yang dipilih dan diselenggarakan ditentukan oleh fungsi

pelatihan, kebijkan ketenagaan, permasalahan dalam organisasi dan, kagtegori

ketenagaan, dana waktu yang tersedia.

6. Peran Pelatih atau Instruktur

Dalam melakukan pelatihan, pelatih memiliki peran yang sangat penting. Pelatih

atau instruktur bukan hanya sebagai pemberi materi bagi peserta pelatihan tetapi

juga harus dapat melakukan bimbingan dengan baik. Adapun peran pelatih adalah

sebagai berikut:

a. Peranan sebagai pengajar, menyampaikan pengetahuan dengan cara

menyajikan informasinya. Diperlukan berupa konsep-konsep, fakta-fakta

dan informasi lainya yang memperkaya wawasan pengetahuan para peserta.

Page 46: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

34

b. Peranan sebagai pemimpin kelas, maka setiap pelatih perlu menyusun

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian selama

berlangsungnya proses pembelajaran.

c. Peranan sebagai pembimbing, pelatih perlu memberikan bantuan kepada

peserta yang mengalami kesulitan atau masalah khususnya dalam kegiatan

belajar, yang pada giliranya diharapkan peserta lebih aktif membimbing

dirinya sendiri.

d. Peranan sebagai fasilitator, berperan menciptakan kondisi lingkungan yang

memungkinkan peserta belajar aktif.

e. Peranan sebagai peserta aktif, pelatih sering melaksankan diskusi kelompok

dan kerja kelompok dalam rangka memecahkan masalah, misalnya:

merumuskan masalah, mencari data dan membuat kesimpulan.

f. Peranan sebagai ekspeditor, melakukan pencarian, penjelajahan dan

penyediaan mengenai sumber-sumber yang diperlukan oleh kelas atau

kelompok peserta.

g. Peranan sebagai pembelajaran, berperan menyusun perencanaan

pembelajaran, mulai dari rencana materi pelatihan disusun berdasarkan

garis besar pedoman pendidikan pelatihan, perencanan harian dan

perencanaan satuan acara pertemuan.

h. Peranan sebagai pengawas, pelatih harus mengawasi kelas secara terus

menerus supaya pembelajaran senantiasa terarah.

Page 47: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

35

i. Peranan sebagai motivator, pelatih perlu terus menggerakan motivasi

belajar para peserta, baik selama berlangsungnya proses pembelajaran

maupun di luar kelas pada setiap kesempatan yang ada.

j. Peranan sebagai evaluator pelatih berkewajiban melakukan penilaian pada

awal pelatihan dan selama berlangsungnya proses pelatihan.

k. Peranan sebagai konselor, jika diperlukan dan memungkinkan maka pelatih

dapat juga memberikan penyuluhan tentang kesulitan pribadi dan sosial.

l. Peranan sebagai penyidik sikap dan nilai, sistem nilai yang dijadikan

panutan hidup dan sikap para peserta pelatihan perlu diselidiki.41

Umpan Balik

Dalam melakukan proses pelatihan seorang pelatih atau instruktur

perlu melakukan umpan balik sebagai bentuk respon terhadap aksi dari

peserta pelatihan. Ada enam peluang dimana umpan balik perlu diberikan

selama pelatihan : 42

a. ketika anggota tim tidak mengerti arah yang mereka tuju dan ketika

mereka tidak paham mengenai kinerja kompeten dalam karakteristik

tertentu.

b. Ketika mereka kurang kesadaran diri dan tidak melihat dirinya dengan

cukup jelas untuk memperbaiki kinerja.

c. Ketika mereka terlalu mengkritik diri sendiri atau ketika mereka

terfokus hanya pada interpretasi atau pandangan saja.

41 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.145. 42 Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM, (Bandung:

Alfabeta,2011), h. 129.

Page 48: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

36

d. Ketika keyakinan mereka menghambat dan menahan mereka untuk

maju.

e. Ketika mereka tak termotivasi untuk berubah, tergoda untuk kembali

ke cara-cara lama, atau membutuhkan penghargaan atas usaha-usaha

mereka.

f. Ketika mereka tidak belajar dari pengalaman mereka.

7. Tujuan pelatihan

Kegiatan pelatihan mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan

kerja peserta yang menimbulkan perubaha perilaku aspek-aspek kognitif,

keterampilan dan sikap. Dalam hal ini tujuan pelatihan bersumber dari kualitas

seperti yang diharapkan antara lain terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut:43

a. Peningkatan semangat kerja

b. Pembinaan budi pekerti

c. Peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

d. Menigkatkan taraf hidup

e. Menigkatkan kecerdasan

f. Meningkatkan keterampilan

g. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan

h. Menciptakan lapangan pekerjaan

i. Memeratakan pembangunan dan pendapatan

43 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 12-14

Page 49: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

37

Selain itu pelatihan juga berguna untuk perubahan kearah yang lebih baik.

Dengan diadakanya pelatihan masyarakat dapat memiliki bekal keahlian sehingga

masyarakat dapat memperoleh penghasilan untuk menghidupi diri sendiri dan

keluarganya, dan menjadikan masyarakat berdaya. Sesuai dengan tujuan dari

pemberdayaan masyarakat yaitu membuat masyarakat mandiri dan berdaya.

E. Keterampilan Menjahit

Pendidikan keterampilan merupakan prinsip pokok dalam pendidikan luar

biasa. Penyandang disabillitas perlu diberikan latihan-latihan keterampilan, yang

dapat dipakai untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

1. Pengertian keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan

tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan

praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. Seseorang memahami semua

asas, metode pengetahuan dan teori mampu melaksanakan praktis adalah orang

yang memiliki keterampilan44

Menurut W. Gulo, keterampilan tidak mungkin berkembang kalau tidak

didukung oleh sikap, kemauan dan pengetahuan. Manusia merupakan pribadi yang

unik, dimana aspek rohaniah, mental intelktual dan fisik merupakan kesatuan yang

utuh.45

44 Drs Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitas

Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa, ( Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h. 70. 45 W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h. 51.

Page 50: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

38

Keterampilan adalah pelajaran yang berisi kemampuan konseptual apresiasi

dan kreatif produktif dalam menghasilkan benda produktif dalam menghasilkan

benda produk kerajinan dan atau produk teknologi yang memberikan penekanan

pada penciptaan benda-benda fungsional dari karya kerajinan, karya teknologi

sederhana, yang bertumpu pada keterampilan tangan.

Keterampilan atau life skills adalah berbagai keterampilan yang atau

kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku positif yang memungkinkan

seseorang mampu menghadapi berbagai tuntunan dan tantangan dalam kehidupan

sehari-hari secara efektif.46

2. Jenis-jenis keterampilan

Keterampilan atau life skills dikelompokan menjadi empat jenis yaitu:47

a. Keterampilan personal (personal skills) yang mencakup ketermpilan

mengenal diri sendiri, keterampilan berfikir rasional dan percaya diri.

b. Keterampilan sosial (social skills) seperti keterampilan melakukan kerja

sama, bertenggang rasa dan tanggung jawab sosial.

c. Keterampilan akademik (academic skills) adalah keterampilan yang

berkaitan dengan melakukan penelitian, percobaan-percobaan dengan

pendekatan ilmiah.

46 Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan, (life skills) Pendidikan Luar Sekolah,

Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemerintah Departemen Pendidikan Nasional,

2003, h.5. 47 Departemen Pendidikan Nasional, Konsep pengembangan model integrasi kurikulum

pendidikan kecakapan hidup, badan penelitian dan pengembangan pusat kurikulim, 2007, h. 5.

Page 51: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

39

d. Keterampilan vokasional (vocational skills) adalah keterampilan yang

berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan tertentu seperti

dibidang jahit-menjahit, peternakan, pertanian, dan produksi barang-

barang tertentu.

3. Tujuan Belajar Keterampilan48

a. Untuk mensejahterkan kehidupan peserta keterampilan menjahit dan

dapat meningkatkan ekonomi mereka.

b. Untuk membantu peserta dengan keterampilan atau keahlian hidup

sehingga dapat menjadi modal dasar untuk membuka usaha.

Diharapkan dengan keterampilan yang didapat para peserta dari

pelatihan ini, maka secara otomatis peserta dpat memanfaatkan

keterampilannya untuk berusaha dalam rangka meningkatkan ekonomi

mereka menuju pada pemenuhan kesejahteraannya.

48 Minarti, “Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Keterampilan Menjahit oleh

Koperasi Wanita Wira Usaha Bina Sejahtera Di Bulak Timur Depok”, Skripsi S1 Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta), 2014. h.39.

Page 52: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

40

BAB III

PROFIL LEMBAGA

1. Sejarah lembaga

Yayasan Asih Budi secara resmi berdiri pada tanggal 28 Desember 1957

dengan Notaris R. Kadiman. Pengelolanya berbasis kekeluargaan. Kegiatan yang

dimulai digarasi rumah Keluarga Soerjomiharjo pada tahun 1957 beralih kesebuah

rumah di Jl. Mendut 13, Jakarta Pusat sebagai perolehan hibah dari Ford

Foundation.

Pada tahun 1983 Masa peralihan Asih Budi Under One Roof Activity/

Pengelolaan Bersama Berbagai Jenjang Pendidikan. Diawali dengan suatu kegiatan

terkoordinir antar sekelompok orang tua dengan Tim Ahli dan guru SLB Asih Budi

ditahun 1982 dibentuk panitia program pembangunan SLB Asih Budi dibawah

pimpinan ibu R.A.Aryanto, S.SE, yang kemudian menjadi cikal bakal dari program

kerja yayasan Asih Budi dikemudian hari. Tahun 1983 merupakan awal masa

peralihan dalam pengelolaan dan kepengurusan Yayasan Asih Budi, yang

diwujudkan dalam susunan kepengurusan periode 1983-1992, dengan akte notaris

nomor : 121 tanggal 16 April 1983, notaris Ny Kartini Mulyadi.

Konsep kepenguruasan pada periode ini mulai mengarah kepada konsep

kepengurusan yang profesional di bidangnya masing-masing. Dibawah

kepemimpinan R.A.Aryanto, S.SE. program pendidikan diarahkan kepada upaya

Page 53: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

41

“Pemberdayaan Optimal bagi Anak penyandang keterbelakangan mental,

berdasarkan kemampuan dan kebutuhan hidup mereka dimasyarakat.49

Dalam menjalankan program-program pelatihan keterampilan Yayasan Asih

Budi membuat iklim kondusif yang dilakukan melaui upaya:

1. Pembentukan Persatuan Orang Tua yang pertama (PERMATA) tahun 1983

2. Tahun 1984, Asih Budi ditetapkan oleh Depnaker selaku Koordinator

Wilayah KUB Penyandang Cacat

3. Pemetaan siswa sesuai dengan klasifikasi kemampuan siswa

4. Lebih membuka diri dengan masuk menjadi anggota organisasi sosial

seperti BKPLB-BKKKS Prop. DKI Jakarta

2. Visi misi Yayasan Asih Budi

Maksud dan tujuan yayasan Asih Budi pada masa itu adalah: “ membantu

anak-anak yang mengalami kesulitan mengikuti pelajaran pada Sekolah

Umum/regular, yang disebabkan karena kecerdasan mereka yang berada dibawah

rata-rata”

3. Pelatihan Keterampilan di Yayasan Asih Budi

Yayasan Asih Budi memiliki pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan

formal mereka adalah berupa SLB-C SMPLB dan SMALB, sedangkan yang non-

formal adalah Sentra Pemberdayaan Sosial dan Vokasional. Sentra Pemberdayaan

Sosial dan Vokasional ini dideklarasikan dari hasil seminar seminar Fokus Group

49 Arsip Dokumen yayasan Asih Budi

Page 54: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

42

Discussion antar 3 Perguruan Tinggi, lembaga-lembaga terkait, dalam lokakarya

nasional tunagrahita 11 desember 2011.

Sentra pemberdayaan sosial dan vokasional Asih Budi merupakan wadah

yang disiapkan oleh yayasan Asih Budi untuk mempertajam keterampilan lulusan

SMALB, karna jika dilepas dan langsung dikembalikan ke orang tua di takutkan

keterampilan yang sudah dimiliki akan cenderung hilang. Program SPSV (sentra

pemberdayaan sosial dan vokasional) ini berlangsung selama 3 tahun di akomodir,

di fasilitasi dan operasionalnya dibantu oleh kemsos.50

Yayasan Asih Budi dipercaya untuk mengemban 3 tugas yaitu secara

swadaya, swakarsa dan sekolah pengimbas. Pertama, asih budi secara konvesional

menangani anak-anak disabilitas intelektual yang awalnya ringan namun seiring

perkembangan jaman sehingga ada yang sedang, yang kedua sebagai sebagai

sumber pendidikan inklusi, dan oleh kemendikbud dipercaya atau di amanatkan

sebagai sekolah pengimbas, sekolah pengimbas adalah sekolah baik dari Jakarta

maupun dari luar Jakarta sering berkunjung melakukan studi banding, untuk

membanding-bandingkan apa yang dilakukan oleh sentra bagaimana

perencanaannya apa saja yang akan diberikan, bagaimana pelaksanaan, fungsi

controlling dan evaluasi. Sekolah-sekolah luar biasa ada yang dari bali, kalimatan

selatan dan kalimantan timur sudah pernah melakukan kunjungan ke Yayasan Asih

Budi untuk melakukan studi banding.51

50 Hasil wawancara dengan Bapak Supardi 7 Desember 2016 51 Hasil wawancara dengan Bapak Supardi 7 Desember 2016

Page 55: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

43

a. Penetapan Model Pelayanan Diklat Bagi Penyandang Disabilitas

Intelektual

Guna mengoptimalkan pola pelayanan diklat bagi penyandang dissabilitas

intelektual, secara berurutan dilakukan kegiatan antara lain:

1. DNIKS melalui pola pengembangan pemberdayaan sosial Tunagrahita

(P3STG) melakukan pembahasan intensif populasi penyandang disabilitas

intelektual cukup signifikan dibanding dengan anak berkebutuhan khusus

lainya)

2. Program dan pelayanan pendidikan dan pelatihan sementara ini tidak

mengacu kepada kemampuan dan kebutuhan hidup penyandang disabilitas

intelektual dimasyarakat.

3. Hasil bahasan fokus group discussion yang didukung oleh fakultas

psikologi UI, jurusan PLB UNJ, Fak. Kedokteran Anak UGM serta

organisasi-organisasi bidang ketunagrahitaan tentang penyelenggaraan

sentra Pemberdayaan sosial dan Vokasional bagi penyandang disabilitas

intelektual tamatan SMALB/SMKLB menetapkan model Sentra

Pemberdayaan Sosial dan Vokasional penyandang disabilitas intelektual

sebagai Unit latihan Kerja untuk:

Memberikan kesempatan kepada APDI untuk mendapatkan

peningkatan keterampilan (Life Skill)

Memberikan Peluang dan kesempatan untuk memperoleh

“Sertifikasi Kompetensi” pada akhir Diklat, atas

keterampilan yang diminatinya dan dikuasainya

Page 56: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

44

Sebagai pembekalan keterampilan nyata untuk diterapkan di

masyarakat luas.

Dengan terbitnya UU kesejahteraan Sosial Nomor : 11 tahun 2009, dimana

DNIKS selaku lembaga pemayung organisasi sosial tingkat nasional, menjadikan

Asih Budi sebagai salah satu anggotanya kemudian memotori kegiatan guna

mencari dan menetapkan model pelayanan diklat bagi kelompok penyandang

disabilitas intelektual yang semakin termajinalkan.

Mengapa dirancang program ini?52

Siswa-siswi lulusan SLA – SLB dan SMK – Plus YAB “belum siap” dan

memerlukan pendidikan lanjutan untuk pengembangan pribadi, sosial dan

keterampilan kejuruan.

Masukan dari para orang tua murid yang mengharapkan adanya program

lanjutan

Program SPSV –YAB sudah mulai dirancang konsepnya sejak tahun 2011

dengan melibatkan team ahli pendidikan perguruan tinggi dan kementrian

sosial.

Targetnya adalah agar melalui program 3 tahun ini, para peserta dapat

mandiri dan aktif berkontribusi di bidang vokasionalnya

Titik berat program pendidikan SPSV – PDI adalah pelayanan meneluruh

baik pengembangan sosial maunpun teknis vokasional.

52 Arsip dokumen yayasan Asih Budi

Page 57: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

45

b. Macam-macam program pelatihan keterampilan Yayasan Asih Budi

Guna menunjang perkembangan sistem dan metodologi dalam

penyelenggaraan pendidikan khusus bagi disabilitas intelektual, yayasan asih budi

sekaligus merancang program layanan pelatihan keterampilan hidup (life skills)

terdiri dari:53

Program keterampilan tata busana

Program keterampilan tata boga

Program keterampilan sablon dan percetakan

Program keterampilan pelayanan kebutuhan rumah tangga (house keeping)

c. Tantangan pelaksanaan program dan usulanya

Daya penyerapan dan kecepatan pembelajaran berbeda antara peserta

Dilakukan mentoring dan assessment setiap semester dan melibatkan orang

tua secara aktif

Para pendidik dibekali TOT dan bekerja sama dengan Bidang Pelatihan dan

Produktivitas Disnaker

Akan dibagi kelompok peserta atas hasil assessment dengan metode belajar

pendampingan yang berbeda

Target atau goal program 3 tahun akan berbeda dari para kelompok peserta

ini

53 Brosur Yayasan asih Budi

Page 58: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

46

Bagan 1

Mekanisme kegiatan pelatihan keterampilan Yayasan Asih Budi54

54 Arsip dokumen yayasan Asih Budi

sosialisasi Seleksi dan

motivasi

registrasi

assesmen

Pengelempokan

peserta

Komunikasi hasil

assesment

Merancang

rencana individual

Tahap persiapan

Tahap

pelaksanaan

Tahap pengakhiran

DIKLAT sosial dan

keterampilan

Praktik kerja

lapangan

evaluasi

pengakhiran

Membantu PDI

pada dunia usaha

/ kerja

Pemantauan

perkembangan

kemandirian dan

produktivitas PDI

Pemantapan

silabus

Page 59: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

47

Susunan Pengurus Yayasan Asih Budi

Dewan Kehormatan : Dra. Sri Soemarsih S.Soedirja

Dewan Pembina

Ketua : Ny, R.A. Aryanto S, SE.

Wk. Ketua : Dra Pia Alisjahbana

Anggota : Drs. S. Martakoesoemah

Drs. Imam Sajono

Drs Bambang Suhermadi

Dewan Pengawas

Ketua : Drs. Suranto

Wk. Ketua : Ir. Hendratmoko M.Si

Dewan Pengurus

Ketua : Ny. Widya Nefianti S., SH.

Wk. Ketua : Ny. Wardani Walujono

Sekertaris I : Drs. Robinson W. Sarangih

Seketaris II : Dra. Dewi Gumanti

Bendahara I : Drs. Humala Pasaribu

Page 60: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

48

Bendahara II : Ny. Yanita Wijayatri, SE.

Bendahara III : Ny. Iid Poliningtyas, SE.

Bidang organisasi dan tata kerja : Drs. Indra Harjono

Bidang Pendidikan : Drs. Supardi, MM.

Ny. Shinta Widowati, Sm.Ph. S.pd.

Bidang Usaha dan Hukum : Drs. Bagoes Sarwono

Ny. Angkie Manoppo

Ketua Harian : Drs. Supardi, MM

Pelaksana Kegiatan : Ulfah Nuroni, S.pd.

Ka. Kantor : Drs. Z.A. Sutarti

Struktur Organisasi Sentra Pemberdayaan Sosial dan Vokasional

Ketua : Ibu Widya Nefianti, SH.

Sekertaris : Ulfah Nuroni, S.pd.

Pendamping : Ny. RA. Aryanto S.SE

: Ny. DR. Asmitar machmud

: Drs. Indra Hardjono

: Drs. Z.A Sutarti

Page 61: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

49

Ka.Sentra : Ulfah Nuroni, S.pd.

Pengajar

Pengajar Vokasional : Ny. Selly M, S.pd. (Tata Busana)

: Ny. Indah, S.pd. (Tata Busana)

: Ny. Neni Yuningsih (Tata Boga)

: Maryadi S.pd (Ket. Sablon / Percetakan)

: Ny. Erni S.pd (Housekeeping)

Pengajar pendukung : Drs Indra H (Psikologi motivasi)

: Anastasia Retno, SE (kewirausahaan)

: Ny Siwi (Bhs.Inggris)

: Bp. Ahmad dan Bu Ati, S.pd (Agama Islam)

: Jhon Carlos (Agama Kristen)

:Bp. Citro, S.pd (Olahraga)

: Dwi Dika S.pd (Komputer)

:Bp. Muchis dan Bp. Koko (kesenian)

Tenaga Konselor : Ibu Endah Puspo K. S.psi

Page 62: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

50

Tabel 1

Daftar siswa SMALB yayasan Asih Budi jakarta timur55

No Nama L/P Tempat Lahir Tgl Lahir Agama

1 Jodi Ariawan L Jakarta 25 Agustus 1996 Islam

2 Zihad Rizki Aulia L Jakarta 14 Februari 1997 Islam

3 Ridho Azka L Jakarta 20 Maret 1997 Islam

4 Deanita Zahra P Jakarta 10 Juli 1998 Islam

5 Chandra Tri Saputra L Jakarta 17 November 1996 Islam

6 Irfan Taufik Marsa L Jakarta 20 November 1996 Islam

7 Angga Dwi Putra L Jakarta 20 Agustus 1995 Islam

8 Kresna Ibrahim L Jakarta 6 Januari 1998 Islam

9 Rifal Azki L Jakarta 20 Maret1997 Islam

10 Ratna Lorenita

Pradipta

P Jakarta 1 Mei 1995 Islam

55 Arsip dokumen daftar siswa yayasan Asih budi

Page 63: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

51

Tabel 2

Daftar Peserta Pelatihan di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur56

No Nama L/P Pelatihan

Keterampilan

Kategori

ketunagrahitaan

1 Teguh Wiriawan L Sablon & percetakan

dan Housekeeping

Ringan

2 Artyo Damarwiseno L Menjahit Sedang

3 Dina Indah Triani P Tata Boga Sedang

4 Selvi Sarinah P Menjahit dan

Housekeeping

Sedang

5 M. Befri Akbar L Menjahit Ringan

6 Marianne Gradiana H. P Menjahit Ringan

7 Christina Madusari P Menjahit dan Tata

Boga

Ringan

8 Agus Marsudi L Menjahit dan Tata

Boga

Sedang

9 Maya Puspita Dewi P Menjahit dan Tata

Boga

Ringan

56 Arsip dokumen peserta pelatihan yayasan asih budi

Page 64: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

52

10 Ivan Kurniawan L Menjahit dan Tata

Boga

Sedang

11 Chitra P Housekeeping Sedang

12 Aria Sukma Prihandani L Menjahit dan

Housekeeping

Sedang

13 Via J. Qobliani P Tata Boga dan

Housekeeping

Ringan

14 Maharani Ika Putri P Menjahit dan Tata

Boga

Ringan

15 Ichbal Raflis L Menjahit dan

Housekeeping

Ringan

16 Sri Ratna Wulandari P Tata Boga dan

Housekeeping

Ringan

17 Lingga Shinta Fitriana P Menjahit dan Tata

Boga

Sedang

18 Tobi Haris Sulaiman L Tata Boga Ringan

19 Sofyan Andre Wibowo L Menjahit dan Tata

Boga

Sedang

20 Rizky Dio Pangestu L Sablon & percetakan

dan Housekeeping

Ringan

21 Angga Kusuma L Sablon & percetakan

dan Housekeeping

Ringan

Page 65: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

53

22 M Faris L Sablon & percetakan

dan Housekeeping

Sedang

23 Ibnu Rizki Rahardian L Menjahit dan Tata

Boga

Sedang

24 Ega Agung Margono L Sablon & percetakan

dan Housekeeping

Ringan

25 Rahmat Dwi Prakosa L Sablon & percetakan

dan Housekeeping

Ringan

26 Rr. Diyah Utari

Anindya P.

P Menjahit dan Tata

Boga

Ringan

27 Sabiqun Khoirot L Menjahit dan

Housekeeping

Sedang

28 Zulfina Nadia Astari P Menjahit dan Tata

Boga

Sedang

29 Tubagus Abyan Busran L Menjahit dan

Housekeeping

Sedang

30 Azzyati Nur Safitri P Tata Boga Sedang

31 Ambara Putra L Menjahit dan

Housekeeping

Ringan

32 Fajar Pringgo Nugraha L Menjahit dan sablon

& percetakan

Ringan

33 Romi L Sablon & percetakan Sedang

Page 66: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

54

34 Nasdiantini P Tata Boga &

Housekeeping

Sedang

35 Tora Bareto L Sablon & percetakan

dan Housekeeping

Sedang

36 Arief Suryanto L Sablon & percetakan Ringan

37 Farahdika P Menjahit Ringan

38 Marta Yunita Lestari P Menjahit dan Tata

Boga

Sedang

Page 67: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

55

BAB IV

HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Berdasarkan temuan dilapangan yang dilakukan oleh peneliti, melalui

wawancara, observasi dan dokumen yang penulis dapatkan, bahwa program

keterampilan keterampilan di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur merupakan

kegiatan yang bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan vokasional

sehingga peserta pelatihan dapat mandiri dan mudah terjun ke masyarakat luas

diharapkan setelah mengikuti program pelatihan keterampilan ini peserta dapat

menjadi tenaga kerja ataupun melakukan usaha mandiri maupun berkelompok yang

dimana hasil produksinya dapat dipasarkan.

Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil temuan yang peneliti temukan

mengenai pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan Asih Budi.

Selain itu juga peneliti akan memasukan indikator evaluasi dalam pelaksanaan

program pelatihan keterampilan menjahit ini, terdiri dari indikator-indikator

tersebut terdiri dari indikator ketersediaan, indikator keterjangkauan, indikator

efisiensi, indikator relevansi yang bertujuan sebagai alat ukur untuk menilai dalam

pelaksanaan program pelatihan keterampilan menjahit. Pada bab ini juga peneliti

akan menganalisis model pelatihan yang digunakan yang digunakan di Yayasan

Asih Budi sesuai yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik.

Page 68: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

56

1. Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Menjahit

a. Waktu pelaksanaan

Pada saat peneliti terjun kelapangan pada Rabu, 12 Januari 2017 pelaksanaan

program pelatihan keterampilan menjahit ini dilaksanakan pada hari Senin sampai

hari Jumat dimulai pada pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Sebelum memulai kegiatan

seluruh peserta pelatihan yang beragama Islam melaksanakan sholat dhuha terlebih

dahulu, selanjutnya istirahat dari waktu zhuhur sampai jam 13.30 WIB.57 Durasi

lamanya program pelatihan keterampilan di yayasan Asih Budi dilakukan selama 3

tahun, dan seluruh angkatan peserta pelatihan ditempatkan dalam satu ruangan yang

sama. dilakukan selama 3 tahun, dikarenakan seperti yang dikatakan oleh ibu Ulfa

sebagai berikut:

“... kursus itu kan Cuma 3-6 bulan (untuk orang-orang pada umumnya).

Sedangkan kita kan sampe 3 tahun...”58

Pelatihan yang dilakukan pada penyandang tunagrahita dilakukan selama 3

tahun, hal ini dilakukan mengingat kemampuan peserta pelatihan yang berbeda

dengan orang-orang reguler.

Dan setelah peserta mengikuti pelatihan keterampilan selama 3 tahun maka

akan diberikan sertifikat oleh lembaga, hal ini dikemukakan oleh ibu Ulfa sebagai

berikut:

57 Hasil observasi yayasan Asih Budi 12 Januari 2017 58 Hasil wawancara dengan Ibu Ulfa Kepala pelatihan Yayasan Asih Budi pada 23 Januari

2017

Page 69: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

57

“Dalam sertifikat setelah lulus, kalo sertifikat legal nya itu legalnya lembaga

jadi tingkat lembaga, kita mau ngajuin ke DIKBUD bingung, kita kalo bilang

kursus itu kan Cuma 3-6 bulan. Sedangkan kita kan sampe 3 tahun. Kita ke Dikti,

itu kan formal sedangkan kita kan non formal jadi ini masih pergolakan ini. Kita

juga minta ke depnaker juga kursus kan Cuma 6 bulan dengan kita 3 tahun.”59

b. Tenaga instruktur atau pelatih keterampilan menjahit

Instruktur yang ada di pelatihan keterampilan menjahit Yayasan Asih Budi ini

berjumlah 2 orang yang sudah memiliki keahlian di bidangnya, seperti contohnya

adalah ibu Selly beliau merupakan lulusan dari tata busana, beliau sudah menjadi

instruktur di pelatihan keterampilan tata busana di Yayasan Asih Budi sejak tahun

2012, selain itu juga ada ibu Indah beliau juga merupakan lulusan jurusan Tata

Busana dan juga sudah mengajar di Yayasan Asih Budi sejak 4 tahun yang lalu.

Selain itu, dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit, mereka berdua

sering dibantu oleh Pak Mulyono, beliau merupakan penyandang tunagrahita dan

juga tunarunggu beliau adalah juga alumni dari Yayasan Asih Budi. Seperti, misal

ada yang bermasalah dengan mesin jahit atau obras pak Mulyono suka membantu

dengan memperbaiki alatnya.

Dalam melakukan perekrutan tenaga pengajar seperti instruktur perlu

memenuhi persyaratan seperti yang di utarakan oleh bapak Supardi adalah:

“kompetensi pendidik, harus memenuhi kriteria salah satunya adalah

kualifikasi pendidikan, latar belakang pendidikan itu memang yang di

utamakan. Saya bicara konseptual ya bukan realita kalau untuk yang mengajar

SLB seyogyanya yang lulusan S1 PLB, lalu bagaimana di luar PLB tapi

memiliki kemauan dan motivasinya tinggi untuk membantu anak seperti itu?

Boleh, kalau kompetensi atau hardskill nya nanti bisa saya cas saya latih

melalui workshop dan segala macam. Terkait dengan perekrutan tenaga guru

59 Hasil wawancara dengan Ibu Ulfa Kepala pelatihan Yayasan Asih Budi pada 23 januari

2017

Page 70: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

58

kami ingin yang mau, tapi kalau secara profesional yaitu kualifikasinya yang

relevan dulu. Misal seperti tata busana dari lulusan busana dan yang sablon

percetakan dari lulusan seni lukis.”60

Dengan demikian sesuai dengan pernyataan diatas syarat-syarat tersebut telah

dipenuhi oleh 2 instruktur menjahit yang telah disiapkan oleh lembaga dan menjadi

tenaga pengajar tetap dimana tenaga pelatih atau instruktur sudah sesuai dengan

keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi pelatih menjahit.

c. Peserta pelatihan

Pada ajaran 2016-2017 jumlah peserta yang terdaftar mengikuti pelatihan

keterampilan menjahit di Yayasan Asih Budi terdapat 22 peserta yang terdiri dari

13 peserta kategori ringan dan 9 peserta kategori sedang. Pembagian antara kategori

sedang dengan kategori ringan berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh psikolog,

maka dari hasil tes tesebut dapat diketahui kategori ketunagrahitaan seseorang. Hal

ini sesuai seperti yang dikemukakan oleh ibu Ulfa, sebagai berikut:

“nah sebelum masuk kesini juga harus ada surat dari psikolog, dari

situ kita bisa tau anak ini tunagrahita ringan atau sedang”61

Dalam persiapan sebelum pelatihan keterampilan dilaksanakan terdapat

assesment yang meliputi; minat, bakat, potensi, kesehatan, keterampilan. Setelah

itu, akan mengkomunikasikan hasil assesment kepada orangtua/keluarga, terkait

rencana pelaksanaan kegiatan yang akan diikuti oleh peserta. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Ibu Ulfa, sebagai berikut:

60 Hasil wawancara dengan bapak Supardi selaku bidang pendidikan Yayasan Asih Budi

pada 7 desember 2016 61 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku kepala pelatihan pada 23 Januari 2017

Page 71: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

59

“iya kita memang liat dulu, anak ini maunya dimana, bagusnya atau

potensinya dimana misal di jahit kah? Tata boga? Atau yang lain-lain. Kalo

disinikan rata-rata yang ikut pelatihan, dari anak sini (lulusan SMALB yayasan

Asih Budi) juga, dari sana mereka kan kelihatan (minat dari semenjak SMALB)

tuh...”62

Maka hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa

peserta pelatihan, sebagai berikut:

Ichbal: maunya jahit. 63

Maya: suka banget belajar jahit.64

Zulfina: suka jahit65.

Ivan: enaknya disini (jahit).66

Berdasarkan hal diatas dapat dikatakan bahwa peserta pelatihan yang

mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di yayasan Asih Budi, mengikuti

kegiatan pelatihan yang sesuai dengan minat mereka masing-masing.

Untuk menjadi peserta pelatihan di Yayasan Asih Budi terdapat beberapa

kriteria yang harus dipenuhi oleh calon peserta agar bisa menjadi peserta pelatihan

melakukan perkrutan peserta pelatihan keterampilan di Yayasan Asih Budi

terdapat, yaitu antara lain:67

1) Calon peserta yang merupakan penyandang disabilitas intelektual dalam

klasifikasi ringan atau sedang.

62 Hasil wawancara dengan Ibu Ulfa Kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 23 januari

2017 63 Hasil wawancara dengan Ichbal selaku peserta pelatihan menjahit di Yayasan Asih

Budi pada 8 februari 2017 64 Hasil wawancara dengan Maya selaku peserta pelatihan menjahit di Yayasan Asih Budi

pada 8 februari 2017 65 Hasil wawancara dengan Zulfina selaku peserta pelatihan menjahit di Yayasan Asih

Budi pada 8 februari 2017 66 Hasil wawancara dengan Ivan selaku peserta pelatihan menjahit di Yayasan Asih Budi

pada 8 februari 2017 67 Arsip dokumen yayasan Asih Budi

Page 72: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

60

2) Calon peserta dapat berkomunikasi dan berinteraksi.

3) Calon peserta sehat (surat keterangan dokter yang menyatakan sehat dan

mampu mengikuti pelatihan).

4) Calon peserta bersedia mengikuti assessmen.

5) Orangtua/keluarga wajib memberikan pendampingan kepada peserta

selama dan setelah proses pelatihan keterampilan.

Selain itu biasanya dalam perekrutan peserta pelatihan calon peserta pelatihan

sudah ada mengikuti program pelatihan yang ada di SMALB-C Yayasan Asih Budi,

misal semenjak SMALB calon peserta sudah mengikuti kegiatan menjahit. Setelah

lulus SMALB calon peserta dapat melanjutkan atau mengasah lebih lanjut

keterampilannya. Namun perekrutan peserta pelatihan tidak sebatas hanya dari

SMALB Yayasan Asih Budi, seluruh calon peserta se-Indonesia dapat mendaftar

untuk mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan menjahit tentu sesuai dengan

syarat-syarat yang telah disebutkan diatas. hal ini sesuai dengan yang dikemukakan

oleh bapak Supardi selaku dewan bidang pendidikan di Yayasan Asih budi.

“tidak wajib bagi orang tua yang menghendaki (tidak ikut program

pelatihan keterampilan setelah lulus) kami tidak memaksa. Dalam penerimaan

peserta Yayasan Asih Budi tidak hanya yang dari SMALB Asih Budi ada yang

dari luar Asih Budi. kami menerima (peserta calon pelatihan) seluruh

Indonesia...”68

68 Hasil wawancara dengan bapak Supardi selaku bidang pendidikan di yayasan Asih

Budi pada 7 Desember 2016

Page 73: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

61

d. Tingkat kemampuan peserta

Dalam tingkat kemampuan peserta pada pelatihan keterampilan menjahit

dibagi menjadi tiga tingkat yaitu baik, cukup baik dan amat baik. Penilaian

dilakukan oleh instruktur pelatihan keterampilan menjahit hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh ibu Ulfa.

“kan kalo ditempat lain itu kan ada terampil dan mahir lain-lain, kalo kita

ada penilaian seperti baik, emm.. cukup baik, dan amat baik. Kalo baik itu masih

dasar gunting pola, jelujur pokoknya masih yang dasar-dasar. Kalo yang cukup

baik itu bisa mengikuti seluruh kegiatan tapi lama, kalo yang amat baik itu bisa

mengikuti seluruh kegiatan dan lebih cepet. Tapi cepetnya disini jangan

disamain loh ya sama kemampuan (orang-orang) pada umumnya”69

e. Model pelatihan

Dalam model pelatihan peneliti menggunakan model pelatihan yang

dikemukakan oleh Oemar Hamalik. Setelah peneliti melakukan observasi70 dan

wawancara di lapangan maka peneliti menyimpulkan vestibule training yang

dimana dalam model pelatihan ini berada diluar tempat kerja biasa namun meniru

kondisi-kondisi kerja sesungguhnya.71

f. Kegiatan pelatihan

Di Yayasan Asih Budi peserta pelatihan sudah di didik untuk memelihara

kebersihan lingkungan kerja. Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pelatihan

peserta sudah diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat mereka

69 Hasil wawancara dengan Ibu Ulfa selaku kepala pelatihan di Yayasan Asih Budi pada

23 Januari 2017 70 Hasil observasi di Yayasan Asih Budi, Jakarta Timur 18 januari 2017 71 Hasil observasi di yayasan Asih Budi, Jakarta Timur pada 18 Januari 2017

Page 74: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

62

melakukan kegiatan, Oleh karena itu, terdapat jadwal piket untuk membersihkan

ruangan pelatihan. Dan setiap hari terdapat dua orang yang bertugas dalam

melakukan pembersihan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ibu Selly selaku instruktur

pelatihan keterampilan Menjahit.

“hmm... iya, kita juga memang sudah ajarkan anak-anak ini supaya

dibiasain gitu untuk bersih-bersih, jadi biar mereka juga peduli sama

kebersihan lingkungan karna kan lebih nyaman rasanya kalo bersih”72

a) Pemberian Teori

Dalam pemberian teori-teori pada pelatihan keterampilan menjahit di

lakukan awal-awal pelatihan namun pemberian teori-teori tidak serta merta hanya

pemberian penjelasan saja namun juga langsung praktek karna jika instrukur hanya

memberikan penjelasan-penjelasan saja tanpa praktek maka tidak akan efektif.

Dalam metode penyampaian teori juga dibarengi dengan prakteknya. Adapun

pemberian teori ini meliputi seperti, pengenalan bahan-bahan, pengenalan dan

pengoperasian mesin jahit, alat-alat yang digunakan dalam proses kegiatan

menjahit . Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu Ulfa selaku pelaksana dan ibu

Selly selaku instruktur;

Ibu Ulfa: “Kita teori sambil praktek, teori-teori seperti pengenalan bahan dan

langsung dipraktekan karna kalo tidak begitu mereka bosen. jadi langsung di

praktekan. Lagi pula kan kalo tidak begitu nanti lupa, percuma membuang

waktu.”73

72 Hasil wawancara dengan ibu Selly selaku instruktur menjahit Yayasan Asih Budi pada

12 januari 2017 73 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 23

januari 2017

Page 75: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

63

Ibu Selly : “untuk awal-awal kita memang fokus kasih pengenalan seperti

bahan-bahan pengoperasian mesin jahit gimana cara pakai alat-alatnya...

kalau untuk waktunya (durasi pemberian teori) disini kan kemampuannya

beda-beda jadi kita asah terus aja, yang udah bisa dilanjut jadi semuanya tetep

kita perhatikan.”74

Berdasarkan hal diatas, pemberian materi-materi yang dilakukan oleh

instruktur diberikan pada saat awal-awal latihan namun tidak dapat dipastikan

berapa lama waktunya dikarenakan kemampuan setiap peserta pelatihan yang

berbeda-beda. dimana penyandang tunagrahita berkategori ringan dan sedang

memiliki kemampuan yang berbeda. Maka berdasarkan wawancara peneliti dengan

instruktur keterampilan menjahit ibu Selly waktu pemberian teori ini untuk ringan

dan sedang adalah sebagai berikut:

“untuk yang dasar-dasar seperti pengenalan bahan, cara pake mesin jahit itu

cepet gak lama, sekitar 1 atau 2 minggu karna kalo kita kasih teori-teori aja mereka

gampang bosen, sambil praktek juga kan bisa juga sambil belajar. Mereka juga

anak-anak kita ini gak dari nol banget (pengetahuan menjahit) karna waktu di

SMALB juga mereka anak-anak belajar jahit juga, jadi kami ini tinggal nerusin aja

dari yang SMALB”75

b) Kegiatan praktek pelatihan keterampilan menjahit

Dalam kegiatan praktek pelatihan keterampilan ini, sebenernya sudah

dilakukan sejak pemberian teori namun hanya sebatas dasar-dasarnya saja seperti

bagaimana cara pengoperasian mesin jahit, pengenalan bahan dan jelujur. Maka

dalam kegiatan praktek ini peserta sudah dibimbing oleh pelatih untuk membuat

74 Hasil wawancara dengan ibu Selly selaku instruktur menjahit Yayasan Asih Budi pada

18 januari 2017 75 Hasil wawancara dengan Ibu Selly 18 januari 2017, pukul 10.00 WIB

Page 76: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

64

suatu hasil karya jahit. Umumnya karya jahit yang dibuat adalah sarung bantal,

karna pengerjaannya relatif lebih mudah. Saat peneliti melakukan observasi

sebelum memulai kegiatan instrukur bertanya kepada peserta menjahit, apa saja

bahan yang dibutuhkan untuk membuat karya jahit sarung bantal, bertujuan agar

para peserta mengingat kembali menegenai bahan-bahan apa yang dibutuhkan.

Praktek pelatihan ini merupakan hal terpenting dari pelaksanaan pelatihan

keterampilan menjahit. Adapun durasi lamanya peserta pelatihan tunagrahita

dengan kategori ringan dan kategori sedang terdapat perbedaan, seperti penuturan

ibu Selly selaku instruktur pelatihan keterampilan menjahit sebagai berikut:

“untuk yang (tunagrahita kategori) ringan kayak ikbal ini cepet dia

setahun aja udah bisa mengikuti, sebernernya gak sampe setahun malah 8

bulananlah. Bisa mengikuti disini maksudnya udah bisa buat karya jahit

hasilnya juga lumayan rapih, sama (dengan Ikbal) Maya juga dia kan

(tunagrahita kategori) ringan juga. Kalo yang (tungrahita kategori) sedang

ada yang udah dari dulu sampai sekarang menggunting pun sulit, karna

mereka ini (tungrahita kategori sedang) kalo lagi males-malesan jahitnya

gak bisa dipaksa, jadi ya kita diemin aja, soalnya kalo kita tegur mereka

bakal lebih berontak, nanti kalo mereka ngerasa pengan jahit lagi baru

dilanjut, kalo yang ringan kan masih bisa diajak kompromi ditegur masih

denger, Zulfina dia (tunagrahita kategori) sedang tapi punya kemauan dia

itu 2 tahunan lebih lah dia sudah bisa mengikuti. Jadi tergantung kemauan

anak-anak yang kemauannya tinggi bisa lebih cepet”76

Dalam penyampain yang digunakan oleh intruktur dengan peserta selama

proses menjahit dilakukan diruang yang telah disiapkan oleh Yayasan Asih Budi

sebagai berikut:77

76 Hasil wawancara dengan Ibu Selly 18 Januari 2017 77 Studi dokumentasi 18 januari 2017

Page 77: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

65

Suasana ruang pelatihan keterampilan menjahit di yayasan Asih Budi Jakarta Timur

Adapun metode penyampaian yang digunakan oleh ibu Selly selaku

instruktur dalam melakukan pelatihan adalah sebagai berikut:

“anak-anak kita bimbing sebenernya gak berbeda jauh seperti guru,

Cuma harus sabar dalam menghadapi anak-anak sambil saya jelasin saya

juga tunjukin gimana prakteknya langsung ke anak-anak. Waktu saya

pertama ngajar disini saya sempet ‘ini saya yang salah ngajar atau gimana’

saya ditenangin sama ibu Ulfa sama senior yang lain juga untuk sabar

anak-anak emang seperti itu. Kalo sekarang sih udah bisa menghadapi

anak-anak, makanya kita juga dalam mengembangkan kemampuan kita,

kita juga tanya senior”78

Selama proses kegiatan pelatihan keterampilan respon peserta pelatihan

sangat serius dalam mengikuti kegiatan pelatihan tidak ada yang bercanda masing-

masing peserta sibuk dengan kegiatan yang sedang mereka lakukan. Instrukutr

terlihat hanya mengawasi dan jika ada peserta yang bertanya atau terlihat kesulitan

maka instruktur segera menghampiri peserta yang kesulitan dan memberikan

arahan-arahan.79 Namun setelah istirahat kegiatan pelatihan berjalan lebih santai,

peserta pelatihan menyalakan musik menggunakan komputer yang terdapat

78 Hasil wawancara dengan ibu Selly 18 Januari 2017 79 Hasil observasi di Yayasan Asih Budi, 23 Januari 2017

Page 78: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

66

samping ruang pelatihan jahit agar suasana tidak membosankan, instruktur pun

terlihat tidak merlarang hal ini.

Ibu Selly mengatakan terkadang peserta pelatihan pun terlihat malas atau

bosan mengikuti kegiatan pelatihan menjahit. Berikut adalah pertanyaan dan

tidakan ibu Selly selaku instrukur pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan Asih

Budi:

“Kalo males mereka suruh pulang aja, suruh pulang suruh ngepel, kita

semangatin ajalah ka biar gak males. Biasa gitu sih anak-anak ‘kenapa

ngantuk? cuci muka.’ Terus kekamar mandi. Kadang-kadang dia yang

bilang sendiri ‘ngantuk bu cuci muka dulu ya.’ Iya cuci muka’ Terus

mereka cuci muka. Kadang kita yang (mengingatkan) ‘kenapa males banget

pulang aja kalo males’ terus mereka kerja lagi. Karena mereka gak betah

dirumah lebih betah disini, karna kalo disini kan mereka ada kegiatan”80

c) Setelah Mengikuti Kegiatan Pelatihan Keterampilan Menjahit di

Yayasan Asih Budi

Setelah peserta pelatihan keterampilan mengikuti kegiatan pelatihan di

yayasan Asih Budi Jakarta Timur, maka berdasarkan hal 47 Yayasan Asih Budi

akan membantu peserta pelatihan pada dunia Usaha / kerja dan pemantauan

perkembangan kemamdirian dan produktivitas peserta pelatihan. Maka hal ini

sesuai dengan yang di kemukakan oleh ibu Ulfa selaku kepala pelatihan

keterampilan di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur, sebagai berikut:

“Disini 3 tahun masa pelatihanya. Setelah itu anak dikasih

serifikat.”81

80 Hasil wawancara dengan ibu Selly 18 Januari 2017 81 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 23

januari 2017

Page 79: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

67

Terdapat 3 pilihan yang disediakan oleh yayasan Asih Budi kepada peserta

pelatihan yang telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan selama 3 tahun

yaitu menjadi tenaga kerja bebas/berwirausaha, tenaga kerja terlindung atau

Kelompok Usaha Bersama (KUB), dan tenaga kerja mandiri, sepeerti yang

dikemukakan oleh ibu Ulfa selaku kepala pelatihan, sebagai berikut;

“...Setelah kegiatan selesai anak juga punya ada pilihan mau jadi

Tenaga kerja bebas, tenaga kerja terlindung di KUB (Kelompok Usaha

Bersama), kalo KUB kan disini, tenaga kerja mandiri bisa kerja di tempat

lain. kalo menjadi Kelompok usaha bersama tempat tetep disini. Membuat

kelompok 9-10 orang ditemani 1 orang non disabilitas, yang non bisa orang

luar, bisa keluarga siapa, jadi bisa melindungi anak ini jadi leadernya lah.

Mungkin buat anak-anak kita kita ini lebih ke KUB ini. Anak yang masuk

dunia kerja luar kan lingkungan beda.”82

Lamanya pembuatan karya oleh peserta pelatihan

Untuk pembuatan karya hasil jahit menurut penuturan ibu Indah sebagai

instruktur pelatihan berikut:

“Kadang-kadang menjahitnya terlalu lama kira-kira 1 minggu atau

2 minggu.”83

Dalam observasi yang dilakukan oleh penulis selama terjun kelapangan,

tunagrahita kategori ringan lebih cepat menyelesaikan karya jahit dibandingakan

dengan tunagrahita yang berkategori sedang. Tunagrahita kategori ringan bisa

menyelesaikan pembuatan sarung bantal 3 hari sampai 5 hari, sedangkan

tunagrahita kategori sedang bisa 1 sampai dua minggu.

82 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 23

januari 2017 83 Hasil wawancara dengan ibu Indah 8 Februari 2017

Page 80: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

68

Penjualan dan Bagi Hasil Penjualan

Dalam melakukan penjualan hasil karya jahit peserta pelatihan seperti yang

dikatakan oleh ibu Selly Selaku instruktur pelatihan keterampilan Menjahit sebagai

berikut:

“Kita biasanya ikut pameran, diundang dalam acara pameran, dari

orang tua, orang yayasan.”84

Pada saat penulis terjun kelapangan menurut ibu Ulfa peserta memang

sedang agak santai85 dikarenakan sedang tidak ada order jika ada pesanan pasti

mereka semangat. Berikut adalah penjelasannya disampaikan oleh ibu Ulfa;

“Anak memiliki upah kerja dan keuntungan, misal dalam sarung bantal

kursi ada 5 tahapan upahnya 500 kalo anak dapat mengerjakan 2 maka

upahnya 200, jadi satu tahapan 100. Keuntungan 50 % buat si anak, 30 %

pelatihnya, 15 persen untuk yayasan 15 % untuk tambahan modal. Jadi

anak dapet upah dan keuntungan juga. Jadi anak pasti senang kalo ada

order mereka semangat dan senang karna ada duit nya. Tapi kalo

misalnya, ayo kerjakan ini supaya stok banyak mereka santai, tapi kalo

order mereka semangat karna mereka tau ada uangnya, tadi mas nya liat

mereka juga santai kan, yaitu karna lagi gak ada, coba deh liat kalo ada

wuuu.... mereka pasti semangat”86

Dalam proses kegiatan pelatihan keterampilan tentu penyandang tungrahita

tidak bisa disamakan dengan orang reguler pada umumnya. Terdapat perbedaan

seperti yang dikemukakan oleh ibu Ulfa.

84 Hasil wawancara dengan ibu Selly 18 Januari 2017 85 Hasil obervasi di yayasan Asih Budi, jakarta Timur 23 Januari 2017 86 Hasil wawancara dengan Ibu Ulfa 23 januari 2017

Page 81: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

69

“untuk hasil jahit penyandang tunagrahita secara kualitas tidak

berbeda jauh dengan orang reguler, tetapi kalo secara kuantitas sangat

jauh, Pernah kita dapet tantangan tiap minggu sekian ratusan item, kita

gak bisa, anak kita gak bisa ngejar, tiap sekolah kan ada KUB (Kelompok

Usaha Bersama) nya tuh, kita lempar kesekolah lain nih tolong kerjakan ini

kerjakan ini, saya liat keterampilannya beda tekniknya beda jadi hasilnya

kan gak akan sama, kalo hasilnya sama semua sama kita bisa protek sama

pemerintah ini khusus untuk penyandang tunagrahita misalnya dimana pun

grahita kerjanya ini. Kalah sama Vietnam dia itu udah, obras buat kaos itu

bagian penyandang.”87

Hal ini sesuai oleh yang dikatakan oleh ibu Ulfa dan ibu Selly.

Ibu Ulfa:“Yang (kategori) sedang juga bisa menjahit, Cuma yang

(berkategori) ringan lebih bisa aja. Kita pake mesin jahit manual tapi pake

dinamo pake listrik juga, tapi yang dinamo itu tidak secepat yang high

speed...”88

Ibu Selly: “kalo yang (kategori) ringan dia lebih cepet jahitnya,

kalo yang (kategori) sedang dia bisa juga cuma gak cepet kayak yang

ringan”89

Sesuai yang telah hasil wawancara dan observasi, bahwa baik penyandang

tunagrahita ringan maupun sedang dapat menjahit jika mereka dilatih. dalam

melakukan proses pengerjaannya jika dibanding orang-orang pada umumnya

penyandang disabilitas intelektual ini tentu tidak bisa disamakan.

g. Tanggapan Peserta

Untuk aspek tanggapan peserta peneliti akan mengemukakan tenggapan

peserta dengan adanya pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan Asih Budi.

87 Ibid 88 Ibid 89 Hasil wawancara dengan Ibu Selly 18 januari 2017, pukul 10.00 WIB

Page 82: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

70

Berikut adalah tanggapan peserta pelatihan terhadap program pelatihan

keterampilan menjahit:

Ikbal: “asik, bisa bikin bantal, (tempat) tissu”

Zulfina: “bagus, jahitan seneng bikin barang bagus”

Maya: “Seru belajar jahit, bikin bantal, tas, sarung bantal, alas makan, sepatu”

Untuk keberhasilan tercapai atau tidaknya program pelatihan keterampilan

ini tidak dapat ditentukan, karena kemampuan peserta yang berbeda-beda. Oleh

karna itu, kemandirian dan produktivitas dari peserta pelatihan bersifat relatif. Hal

tersebut disampaikan oleh ibu Ulfa, sebagai berikut:

“jika diliat dari program, program kan menuntut harus

menghasilkan anak menjadi mandiri dan produktif. Cuma mandiri itu kan

relatif produktif itukan relatif ya, mandiri tadinya dibantu terus gak dibantu

yakan?, relatif pokoknya lah ya dan produktif juga relatif misal tadinya

sehari belum jadi, sehari udah jadi. Jadi hal itu tergantung dengan anaknya

juga. Jadi menurut kita itu, mandiri dan produktif sesuai dengan

kemampuannya. Tidak bisa disamakan dengan orang reguler, tetap ada

perbedaan.”90

2. Indikator Evaluasi Pelatihan Keterampilan Menjahit di Yayasan Asih

Budi Jakarta Timur

Dalam mengevaluasi kegiatan pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan

Asih Budi Jakarta Timur penulis menggunakan 4 indikator evaluasi yaitu indikator

ketersediaan, indikator keterjangkauan, indikator relevansi dan indikator efisiensi.

Dalam aspek ini peneliti akan memaparkan hasil temuan penelitian dan

90 Hasil wawancara dengan bu Ulfa selaku kepala sentra pada 23 Januari 2017, pukul

13.00 WIB

Page 83: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

71

menganalisis sesuai dengan teori indikator-indikator evaluasi yang telah peneliti

sebutkan diatas.

a. Indikator ketersediaan

Dalam indikator ini seperti yang telah diungkapkan pada bab 2 hal 21 ,

indikator ini menunjukan apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu

benar-benar ada. Maka, pada aspek indikator ketersediaan ini peneliti akan

membahas seperti yang disebutkan pelatihan terdiri dari peserta, instruktur dan

lamanya pelatihan. Pada aspek peserta dan instruktur peneliti akan memfokuskan

kepada tingkat kehadiran peserta dan instruktur dalam proses kegiatan pelatihan

keterampilan menjahit. Selain itu, pada aspek indikator ketersediaan ini juga

peneliti akan membahas mengenai sarana dan prasana yang ada di pelatihan

keterampilan menjahit, dan kemitraan atau kerjasama yayasan Asih Budi dalam

kegiatan pelatihan keterampilan menjahit.

a. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana pada pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan

Asih Budi menyediakan berbagai sarana untuk mendukung terlaksananya pelatihan

keterampilan menjahit bagi penyandang disabilitas intelektual, adapun sarana dan

prasarana yang telah disiapkan di Yayasan Asih Budi antara lain:91

1) Ruang praktek menjahit

2) 14 buah alat mesin jahit

3) 1 buah alat obras

91 Hasil observasi peneliti pada 18 januari 2017

Page 84: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

72

4) Bahan-bahan seperti busa, kain katun.

5) 14 meja peserta

6) 14 bangku peserta

7) 1 meja instrukur/

8) 2 bangku instruktur

9) Lemari yang digunakan untuk menyimpan hasil karya menjahit

10) Peralatan untuk menjahit seperti:

a) Meteran

b) Kapur

c) Penggaris

d) Jarum

e) Pendedel

f) Benang jahit

g) Gunting

Sarana yang telah disediakan oleh lembaga untuk pelatihan keterampilan

menjahit terdapat 14 mesin jahit yang dapat bekerja dengan baik92, namun jika

dibandingan dengan peserta khususnya pelatihan keterampilan menjahit yang

berjumlah 22 orang maka dari segi sarana yang ada dapat dikatakan kurang

memadai. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh ibu Selly Selaku

instruktur, sebagai berikut:

92 Hasil observasi peneliti 18 januari 2017

Page 85: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

73

“...belum (untuk sarana), kurang karena blm satu orang satu. Kalo pas

ujian pas jahit semua kurang mesinnnya. Jadi harus ganti-gantian”93

Maka jika dilihat dari segi indikator ketersediaan maka sarana dan prasarana

yang disediakan oleh lembaga belum memenuhi. Karena sarana dan prasana belum

cukup untuk menampung seluruh peserta pelatihan menjahit dalam satu ruangan

yang telah ditentukan, dan mesin jahit yang berjumlah 14 buah tentu tidak cukup

karena jumlah peserta pelatihan keterampilan menjahit berjumlah 20 orang.

Sedangkan dari segi prasarana ruang pelatihan menjahit cukup luas

sehingga cukup nyaman 94 peserta dalam melakukan kegiatannya namun tidak

cukup untuk menampung seluruh peserta dalam satu waktu. Jika ada peserta

pelatihan yang belum sampai tahap menjahit atau masih menggunting pola, maka

peserta biasanya akan berada di aula tengah yang berada dekat dari ruang pelatihan

keterampilan menjahit, mereka akan menggunakan papan tenis meja yang sedang

tidak dipakai untuk melakukan proses pengguntingan pola, namun tidak semua

peserta menggunting pola di aula ini, jika ruangan praktek masih memadai peserta

dapat melakukannya di ruang pelatihan.95

b. Kehadiran Instruktur dan Peserta Pelatihan

Selama proses pelatihan unsur seperti pelatih dan dan peserta merupakan

hal yang sangat penting yang dapat mempengaruhi berjalannya proses kegiatan

pelatihan agar pelaksanaan pelatihan keterampilan dapat berjalan dengan baik.

93 Hasil wawancara dengan ibu Selly selaku instruktur menjahit Yayasan Asih Budi pada

18 Januari 2017 pukul 10.00 94 Hasil observasi peneliti pada 18 januari 2017

95 Hasil observasi di yayasan Asih Budi, Jakarta Timur, 18 januari 2017

Page 86: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

74

Berikut adalah rekapitulasi hasil temuan peneliti mengenai daftar kehadiran dari

instrukur dan peserta pelatihan yang dipilih berdasarkan tingginya tingkat

kehadirannya, pada tahun ajaran 2016-2017, yang berlangsung pada bulan Okrober

sampai bulan Maret 2017.

Tabel 3

Data kehadiran instruktur

Rekapitulasi Absen Instuktur Bulan Oktober 2016 - Maret 2017

Nama Oktober

2016

November

2016

Desember

2016

Januari

2017

Februari

2017

Maret

2017

Ibu

Selly

Alfa: 1

Ijin : 2

Ijin: 1

Sakit: 2

- - Ijin: 2 Ijin: 1

Ibu

Indah

Alfa: 3 Ijin: 2 - Sakit : 2 Sakit: 3 Ijin : 1

Hasil Studi dokumentasi data absensi Yayasan Asih Budi Oktober 2016

sampai Maret 2017

Setelah melihat data kehadiran instrukur dan selama penulis terjun

kelapangan langsung kedua instruktur pelatihan selalu hadir 96 maka dapat

dikatakan instrukur telah memenuhi indikator ketersediaan. Karna kehadiran

instuktur yang telah cukup baik hadir dalam setiap kegiatan pelatihan yang ada. hal

ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Ulfa:

“kalo untuk (instrukur) jahit kan udah stay disini. kami sudah cukup

puas dengan kinerjanya... alhamdulillah cukup baik kehadirannya, kemauan

96 Hasil observasi peneliti pada 18 dan 25 januari, dan 8 februari 2017

Page 87: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

75

untuk mengajarnya juga baik. Makanya anak-anak juga sekarang udah deket

sama instruktur”97

Dan jika kedua instruktur tidak hadir keduanya pada hari yang sama maka

ibu Ulfa akan mengontrol peserta pelatihan seperti dengan cara memberikan tugas

pada mereka. Seperti yang diungkapkan sebagai berikut:

“iya pernah (tidak hadir dua-duanya), kalau sudah begitu saya yang

mengontrol anak-anak. Saya kasih tugas, misal yang kemarin belum selesai

jahitnya suruh dilanjutin, kalo yang sudah jangan ganggu yang belum.

paling saya suruh kerjain apa yang lain gitu”98

Berikutnya, dalam data kehadiran peserta pelatihan keterampilan, peneliti

menggunakan data sampel penelitian yang terdiri dari masing-masing 1 laki-laki

dan 1 perempuan yang mewakili kategorinya masing-masing dari peserta pelatihan

keterampilan yang bekategori tunagrahita sedang dan berkategori tunagrahita

ringan dengan kata lain terdapat 4 sampeal yang peneliti gunakan. Dalam pemilihan

sampel seperti yang diungkapkan di Bab 1 hal 10 pemilihan sampel berdasarkan

dari tingkat kerajinan kehadiran peserta dan kemampuan peserta dalam mengikuti

proses kegiatan pelatihan keterampilan menjahit dari masing-masing kategori

peserta baik dari jenis kelamin maupun kategori tungrahita ringan atau sedang.

Berikut adalah data kehadiran peserta pelatihan yang telah dipilih berdasarkan hal-

hal yang telah disebutkan diatas.

97 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku Kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 13

ajanuari 2017, pukul 13.00 WIB 98 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku Kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 13

Januari, pukul 13.00 WIB

Page 88: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

76

Tabel 4

Rekapitulasi Absen Peserta Bulan Oktober 2016 - Maret 2017

Nama Oktober

2016

November

2016

Desember

2016

Januari

2017

Februari

2017

Maret

2017

Ichbal Alfa: 2 - Alfa: 2 - - Alfa: 1

Maya - Alfa: 1 - - Alfa: 1 -

Ivan Alfa: 2 Alfa: 1 - Alfa:2 Alfa: 1 Alfa: 3

Zulfina Izin:5 Ijin: 4 Ijin: 2 Ijin: 2 Ijin: 4 Ijin: 5

Hasil studi dokumentasi data absensi peserta pelatihan keterampilan

menjahit

Berdasarkan hasil diatas, dapat dikatakan mereka telah memenuhi indikator

ketersediaan, hal ini seperti dengan yang dikatakan instruktur ibu Selly sebagai

berikut:

“iya mereka berempat itu emang mereka lumayanlah (kemampuanya), rajin

juga. Apalagi Maya, dia serius, dia. Kalo untuk Zulfina kita memaklumi

(kehadirannya) karna dia memang ada masalah kesehatan, tapi kalo dibanding

yang lain dia termasuk rajin,..."99

99 Hasil wawancara denga ibu Selly 18 Januari 2017

Page 89: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

77

c. Kemitraan Pelatihan Keterampilan Menjahit

Dalam usaha untuk menunjang pelatihan keterampilan menjahit bermitra

dengan pihak ketiga merupakan hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan

pengalaman kerja nyata bagi peserta pelatihan. Dalam pelatihan keterampilan

menjahit di Yayasan Asih Budi seperti yang di ungkapkan oleh ibu Ulfa, sebagai

berikut:

“Dalam keterampilan menjahit belum, belum ada perusahaan yang

bekerja sama. Pernah bekerja sama di PIK (Perkampungan Industri Kecil)

namun tidak terealisasi tidak berlanjut, yang Pengilingan pernah anak

latihan disitu ditempat membuat tas, yang menjadi kendala guru perlu

mendampingi, kita gak mungkin satu anak satu guru disitu (PIK) disini

(Yayasan Asih Budi) kan gak mungkin kita kurang tenaga guru, dan yang

jadi kendala juga selain itu kurang nya peran serta orang tua juga turut

menjadi kendala, jadi saat anak latihan di dunia industri orang tua perlu

mendampingi kita kan gak mungkin karna kita kurang tenaga gitu.”100

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan oleh ibu Ulfa diatas maka dapat

dikatakan bahwa dari segi indikator ketersediaan, mitra kerjasama pada pelatihan

keterampilan menjahit Yayasan Asih Budi Jakarta Timur belum memenuhi

indikator ketersediaan, karena tidak adanya mitra kerja sama dan kurangnya peran

aktif orang tua yang padahal sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan praktek

kerja lapangan peserta pelatihan tidak ada. hal ini juga seperti yang dikemukakan

oleh ibu Ulfa:

“...orang tua itu, mereka taunya ngasih duit dan beres, padahal kita

bukan seperti itu maunya, kita mengharapkan peran akitf orang tua. Karna

kan anak-anak juga udah kenal kan, gak mungkin dong kita bawa orang asing

100 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku Kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 13

Januari 2017, pukul 13.00 WIB

Page 90: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

78

ujug-ujug datang (mengawasi mereka saat magang) nanti mereka (peserta

pelatihan) gak nyaman, karna belum terlalu kenal”101

b. Indikator Keterjangkauan

Dalam aspek indikator keterjangkauan, peneliti akan menjelaskan mengenai

aspek keterjangkauan lokasi. Pada aspek keterjangkauan lokasi, akan menjelaskan

seberapa mudah akses lokasi dalam masyarkat menuju lembaga penyelenggara.

Lokasi Yayasan Asih Budi Jakarta Timur yang berada di Jl. Pendidikan RT 012/02

Duren Sawit, Jakarta Timur dapat dikatakan sangat mudah, karena lokasinya yang

berada di pinggir jalan sehingga dapat mudah ditemukan. Terdapat banyak pilihan

transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi pelatihan. Seperti ada

peserta yang mengunakan ojek online, angkutan umum kota, berjalan kaki, maupun

dijemput kendaraan pribadi.102

Berdasarkan hal tersebut jika dinilai dari indikator keterjangkauan lokasi

tempat pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan Asih Budi telah memenuhi

indikator keterjangkauan karna akses lokasi yang mudah dicapai. Adapun media

transportasi yang digunakan oleh peserta menuju tempat pelatihan, seperti yang

diungkapkan oleh ibu Selly selaku instruktur pelatihan sebagai berikut:

“kalo anak-anak (jika pulang), biasanya naik ojek online, naik angkot,

ada juga yang jalan kaki, kalo yang jalan kaki biasanya yang rumahnya

deket, ada juga yang di jemput” 103

101 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku Kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 13

Januari 2017, pukul 13.00 WIB 102 Hasil observasi 8 februari 2017 103 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku Kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 23

januari 2017 pukul 13.00 WIB

Page 91: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

79

c. Indikator relevansi

Indikator relevansi, adapun yang akan dibahas dalam indikator ini adalah

teknologi yang digunakan dan layanan yang diberikan oleh lembaga kepada peserta

pelatihan apakah tepatguna atau tidak, dalam menunjang proses pelaksanaan

kegiatan pelatihan keterampilan menjahit.

Adapun teknologi yang digunakan oleh yayasan Asih Budi dalam

peklaksanaan kegiatan pelatihan keterampilan menjahit, seperti alat mesin jahit

yang digunakan peserta adalah mesin jahit biasa bukan mesin jahit industri.104

Adapun perbedaannya adalah mesin jahit industri lebih cepat dari mesin jahit biasa.

Hal ini agar menjaga keselamatan peserta dan untuk menyesuaikan dengan

kebutuhan peserta pelatihan. Seperti yang dikemukakan oleh ibu Ulfa, sebagai

berikut:

”Kita memakai mesin tetapi tidak yang high speed, tidak mesin jahit

yang industri kita pake yang biasa, karna kan kalo yang industri kan dreet,

dreet, (memeregakan menjahit, lebih cepat). Tidak pakai mesin jahit yang

cepet itu, apa kita yang terlalu protek, karna kalo itu (ada apa-apa) kan kita

yang itu (tanggung jawab)....”105

Jika dilihat dari indikator relevansi maka sudah memenuhi karena tepatnya

teknologi yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan, yang dimana

mesin jahit yang digunakan merupakan mesin jahit biasa bukan mesin jahit industri

yang cepat.106 Penggunaan mesin jahit biasa ini bertujuan agar lebih memudahkan

dan memberi keamanan yang lebih bagi peserta pelatihan.

104 Hasil observasi di yayasan Asih Budi 105 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa 23 januari 2017 106 Hasil obeservasi 18 januari 2017

Page 92: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

80

d. Indikator efisiensi

Dalam indikator efisiensi akan dibahas mengenai sumber daya dan aktivitas

pelaksanaan pelatihan dalam mencapai tujuan apakah sudah tepat guna atau belum,

dan akan dilihat apakah tujuan dan sumber daya yang sudah tepat dengan apa yang

dibutuhkan peserta.

A. Tujuan

sebelum membahas mengenai sumber daya peneliti akan membahas

mengenai yang menjadi tujuan, adapun yang menjadi tujuan ini akan dibagi

menjadi 2, tujuan program, dan tujuan dari pelaksanaan program pelatihan

keterampilan menjahit, sebagai berikut:

a. Tujuan Program

Tujuan diadakannya pelatihan keterampilan menjahit bagi penyandang

disabilitas intelektual di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur adalah diharapkan

seterlah mengikuti pelatihan peserta dapat menjadi tenaga kerja, atau tenaga kerja

terlindung di kelompok usaha bersama (KUB), maupun wirausaha. Hal ini seperti

yang disampaikan oleh Bapak Supardi selaku kepala bidang Pendidikan di Yayasan

Asih Budi sebagai berikut:

“...membekali diri mereka dengan keterampilan vokasional yang

diharapkan untuk dapat hidup madiri dengan masyarakat yang inklusif jadi

kita hanya mendampingi memfasilitasi untuk agar anak dapat tumbuh

berkembang dengan yang terkait apakah dia akan berkerja baik di dunia

usaha maupun industri swasta, atau mereka akan bekerja melalui kelompok

unit usaha bersama...”107

107 Hasil wawancara dengan Bapak Supardi Yayasan Asih Budi pada 7 Desember 2016,

pukul 11.00 WIB

Page 93: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

81

b. Tujuan Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan Menjahit

Dalam tujuan pelatihan keterampilan menjahit ini mengasah kemampuan

peserta pelatihan di bidang pelatiahan keterampilan menjahit, seperti yang akan

diungkapkan oleh instruktur dan ibu Ulfa selaku kepala sentra yayasan Asih Budi,

sebagai berikut:

Menurut Ibu Ulfa, tujuan dari pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit

ini adalah, sebagai berikut:

“misalnya yang sudah bisa menjahit jadi lebih bisa lagi, yang belum

bisa misal seperti menggunting jadi bisa. Yang sebelumnya perlu dibantu

jadi gak perlu dibantu, misalnya sehari belum jadi (karya jahitnya)

sekarang udah jadi.”108

Selain itu menurut ibu Selly Dan ibu Indah selaku instruktur pelatihan

keterampilan menjahit antara lain:

Ibu Selly : “untuk menjahit ini, kita menjadikan anak supaya bisa

menjahit walaupun beberapa anak masih ada yang cuma dasar-dasar aja.

Kalo yang sudah bisa mengkiuti misal mereka kalo buat sarung bantal

seminggu atau dua minggu, kita asah terus mereka biar bisa lebih cepet

gitu misal berapa hari gitu sehari misal, gituu.. Selain itu juga, kita gak

ngajarin jahit-jahit aja. enggak, kita juga ajarin mereka gimana merawat

lingkungan kerja mereka, disiplin, kita juga kasih motivasi-motivasi ke

anak-anak”109

Ibu Indah : “menjadikan anak menjahit dengan kreatif, agar anak

yang sebelumnya kurang bisa mengikuti (kegiatan pelatihan) agar lebih

bisa mengikuti (kegiatan pelatihan), dan ada anak yang sebelumnya

menjahit tidak rapi, supaya jahitnya rapi supaya mereka menjadi lebih baik,

demi masa depan mereka kedepannya”110

108 Hasil wawancara dengan ibu Ulfa selaku kepala sentra Yayasan Asih Budi pada 13

januari 2017 pukul 13.00 WIB 109 Hasil wawancara dengan ibu Selly selaku instruktur menjahit Yayasan Asih Budi pada

18 januari 2017 pukul 10.00 110 Hasil wawancara dengan ibu Indah instruktur menjahit Yayasan Asih Budi pada 8

Februari 2017pukul 13.00

Page 94: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

82

Berdasarkan dengan yang dikemukakan diatas maka penulis menyimpulkan

bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan keterampilan mejahit ini adalah sebagai

wadah untuk mengembangkan potensi peserta pelatihan menjadi lebih baik dari

sebelumnya sebelum ikut pelatihan keterampilan menjahit ini. Seperti memangkas

durasi pembuatan karya jahit, mengasah kemampuan peserta pelatihan menjadi

lebih baik, dan membuat peserta pelatihan dapat mengikuti kegiatan pelatihan.

B. Sumber daya

Jika berbicara mengenai sumber daya, dalam hal ini yang sedang peneliti

teliti mengenai pelatihan keterampilan menjahit maka tidak lepas dari sumber daya

pengajar yang terdapat di Yayasan Asih Budi. Seperti yang telah dikatakan

sebelumnya bahwa instruktur pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan Asih

Budi terdapat 2 orang, yang dimana keduanya merupakan lulusan S1 Tata Busana,

seperti yang dikemukakan ibu Selly dan Ibu Indah:

Ibu Selly: “...saya kan dari (lulusan) tata busana”111

Ibu Indah: “dari (lulusan) tatabusana”112

Dengan kata lain, tenaga pengajar yang disiapkan oleh lembaga telah sesuai

dan tepat guna, maka dalam sumber daya tenaga pengajar yayasan Asih Budi telah

memenuhi indikator efisiensi karena instruktur yang ada sudah ahli pada bidangnya

yang dalam hal ini menjahit.

111 Hasil wawancara dengan ibu Selly selaku instruktur menjahit Yayasan Asih Budi pada

18 Januari 10.00 WIB 112Hasil wawancara dengan ibu Indah selaku instruktur menjahit Yayasan Asih Budi pada

8 Februari 2017 pukul 13.00

Page 95: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

83

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai evaluasi

impelementasi pelatihan keterampilan menjahit bagi penyandang tunagrahita di

yayasan Asih Budi Jakarta Timur, melalui wawancara observasi dan studi

dokumentasi maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan keterampilan menjahit bagi

penyandang tungrahita di yayasan Asih Budi Jakarta Timur, berbeda

dengan pelatihan-pelatihan dengan orang reguler pada umumnya yang

biasanya dilakukan selama 6 bulan, pelatihan kepada tunagrahita di

yayasan Asih Budi dilakukan selama 3 tahun dalam seminggu 5 hari

pertemuan kecuali hari libur. Adapun perbedaan penyerapan informasi

tungrahita kategori ringan dan sedang biasanya tunagrahita kategori

ringan dalam setahun sudah bisa menjahit cukup baik sedangkan

tunagrahita kategori sedang butuh lebih dari dua tahun dan itu pun

belum tentu lancar. Perbedaan yang mecolok dari tungrahita adalah dari

segi lamanya waktu pembuatan karya jahit yang jauh lebih lama dari

orang pada umumnya, namun hasil karya yang dihasilkan tidak berbeda

jauh dan cukup baik kualitasnya.

2. Hasil evaluasi berdasarkan indikator evaluasi dapat dilihat pada hal 70

terdapat indikator ketersedian, relevansi, efisiensi, dan keterjangkauan.

Page 96: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

84

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam

indikator ketersediaan yang mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana, kehadiran peserta dan instruktur pelatihan dan kemitraan

lembaga. Maka dapat disimpulkan bahwa dari segi sarana dan prasarana

belum terpenuhi karena mesin jahit yang tersedia lebih sedikit

dibandingkan jumlah peserta yang ada, dari segi kehadiran instruktur

dan peserta sudah cukup terpenuhi sedangkan dari segi kemitraan belum

terpenuhi karena tidak ada kerjasama lembaga dengan pihak ketiga.

Indikator evaluasi keterjangkaun lokasi yayasan Asih Budi sangat baik

karna mudah dijangkau, dalam indikator relevansi mesin jahit tipe biasa

yang digunakan sudah sesuai dengan kemampuan peserta, dan dalam

segi indikator efisiensi sumberdaya tenaga pengajar pelatihan

keterampilan menjahit yang ada di yayasan Asih Budi terdapat dua

instrukutur yang sudah sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan maka

dari segi indikator efisiensi sudah terpenuhi.

B. SARAN

Saran untuk lembaga

1. Diperlukan pertambahan sarana seperti mesin jahit, sehingga setiap peserta

dapat menggunakan mesin jahit dalam waktu yang sama.

2. Diperlukan kerjasama antara pelatihan keterampilan menjahit yayasan

Asih Budi dengan pihak ketiga seperti perusahaan-perusahaan agar praktek

dilapangan dapat dilakukan dengan baik.

Page 97: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

85

3. Diperlukan kerjasama peran aktif dengan orang tua peserta pelatihan,

diharapkan orang tua dari peserta dapat membantu peserta pelatihan dalam

proses pelatihan, dan juga praktek kerja.

Page 98: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

86

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Adi, Rukminto, Isbandi. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Edisi Revisi 2012.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. cet 2. 2013.

Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI. 2003.

Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina

Aksara. 1998.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. 2008.

Cordoso, Gomes, Faustino, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Andi Offest. 1995.

Departemen Pendidikan Nasional. Konsep pengembangan model integrasi

kurikulum pendidikan kecakapan hidup. badan penelitian dan

pengembangan pusat kurikulim. 2007.

Gie, The Liang, dan Sutarto. Pengertian Kedudukan dan Perincian Ilmu

Administrasi. Yogyakarta: Karya Kencana, 1997.

Gulo, W, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo, 2002.

Hamalik, Oemar. Manajemen Pelatihan Ketengakerjaan, Pendekatan

Terpadu: Pengembangan SDM .Jakarta: Bumi Aksara. 2005.

Hamalik, Oemar. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen

Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi

Aksara. 2005.

Irawan, Elly. Dkk. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Universitas Terbuka.

1995.

Kaswan. Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM.

Bandung: Alfabeta. 2011.

Makmur, Syarif. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitas

Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Jakarta: PT

Raja Grafindo. 2008.

Moleong, Lexy J. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2007.

Page 99: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

87

Munzayanah, Tunagrahita. Surakarta: Depdikbud. 2000.

Nafis, Farida, Yusuf, Tayib. Evaluasi Program dan Intrumen Evaluasi untuk

Program pendidikan dan Penelitian.. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.

Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan, (life skills) Pendidikan Luar

Sekolah. Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemerintah

Departemen Pendidikan Nasional. 2003.

Rafi’I, Suryatna. Teknik Evaluasi. Bandung; Angkasa, 1988. Cet. Ke-10

Sudjana,H,D. Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production,

2000.

Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. 2013.

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarkat. Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosisal dan Pekerja Sosial.

Bandung: PT. Refika Aditama, cet 1. 2005.

Sutjihati,T. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.2006.

Tampubolon, Mangastas, perguruan tinggi Bermutu, Paragdigma Baru

Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan abad Ke-21.

Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. 2001.

Tjokromidjojo, Bintoro, Teori Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: PT

Gunung Agung. 2000.

Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2002.

B. SUMBER SKRIPSI

Minarti.Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Keterampilan Menjahit

oleh Koperasi Wanita Wira Usaha Bina Sejahtera Di Bulak Timur

Depok. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas

Islam Negeri Jakarta. 2014.

Septhian, Pinasti. Evaluasi Program Bimbingan Keterampilan Menjahit Untuk

Anak Putus Sekolah di Panti Sosisal Bina Remaja Bambu Apus

Jakarta Timur. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Jakarta. 2014.

Page 100: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

88

C. SUMBER JURNAL

Dewi, Utami, “Implementasi Kebijakan Kuota Bagi Penyandang Disabilitas

Untuk Mendapatkan Pekerjaan Di Kota Yogyakarta,” Jurnal Kajian

Ilmu Administrasi Negara. 2015.

Meyers, Shelly, Life Skills Training Through Situated Learning Experiences:

An Alternative Intructional Model, New Jersey: Richard Stockton

College of New Jersey.

D. WEBSITE

Tula, J, Jerry , “Pelayanan Penyandang Disabilitas Dalam Menggunakan

Berbagai Sarana Aksebilitas” artikel diakses pada 31 Agustus 2016

darihttp://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&s

id=18765

Artikel diakses pada 1 September 2016 dari http://www.indonesia-

investments.com/id/budaya/penduduk/item67

Artikel diakses pada 31 Agustus 2016 dari

http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt573571e451dfb/node/

534/undang-undang-nomor-8-tahun-2016

E. HASIL WAWANCARA

Wawancara pribadi dengan bapak Supardi selaku bidang pendididkan di

Yayasan Asih Budi Jakarta Timur, Jakarta 7 Desember 2016

Wawancara pribadi Ibu Ulfa selaku kepala pelatihan di Yayasan Asih Budi

Jakarta Timur, Jakarta 23 Januari 2017

Wawancara pribadi dengan Ibu Selly selaku instruktur pelatihan keterampilan

menjahit di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur, Jakarta 18 Januari

2017

Wawancara pribadi dengan Ibu Indah selaku instruktur pelatihan keterampilan

menjahit di Yayasan Asih Budi Jakarta Timur, Jakarta 8 Februari

2017

Wawancara pribadi dengan Ichbal peserta pelatihan keterampilan menjahit di

Yayasan Asih Budi Jakarta Timur, Jakarta 8 Februari 2017

Page 101: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

89

Wawancara pribadi dengan Maya peserta pelatihan keterampilan menjahit di

Yayasan Asih Budi Jakarta Timur, Jakarta 8 Februari 2017

Wawancara pribadi dengan Ivan peserta pelatihan keterampilan menjahit di

Yayasan Asih Budi Jakarta Timur, Jakarta 8 Februari 2017

Wawancara pribadi dengan Zulfina peserta pelatihan keterampilan menjahit di

Yayasan Asih Budi Jakarta Timur, Jakarta 8 Februari 2017

F. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan kegiatan pelatihan keterampilan menjahit di yayasan Asih

Budi Jakarta Timur 18 Januari 2017

Hasil pengamatan kegiatan pelatihan keterampilan menjahit di yayasan Asih

Budi Jakarta Timur 23 Januari 2017

Hasil pengamatan kegiatan pelatihan keterampilan menjahit di yayasan Asih

Budi Jakarta Timur 8 Februari 2017

Hasil pengamatan kegiatan pelatihan keterampilan menjahit di yayasan Asih

Budi Jakarta Timur 26 April 2017

G. SUMBER LAIN

Brosur Yayasan Asih Budi Jakarta Timur

Arsip dokumen Yayasan Asih Budi Jakarta Timur

Pedoman Sentra pemberdayaan sosial dan vokasional

Page 102: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4
Page 103: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4
Page 104: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Pedoman Observasi

Observasi adalah pengamatan yang akan dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Adapun aspek yang diamati oleh peneliti antara lain:

1. Ruang pelatihan keterampilan menjahit.

2. Proses kegiatan pelatihan keterampilan menjahit.

3. Suasana pelatihan keterampilan menjahit.

4. Siapa saja yang berperan dalam proses pelatihan keterampilan

menjahit.

5. Sarana dan prasarana.

6. Proses pembuatan hasil karya di keterampilan menjahit.

Page 105: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Pedoman Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: Kepala Pelatihan Yayasan Asih Budi

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara :

2. Hari, Tanggal Wawancara :

3. Waktu Wawancara :

B. Identitas

1. Nama :

2. Pekerjaan :

3. Jenjang Pendidikan :

C. Isi Wawancara :

1. Apa latar belakang program pelatihan keterampilan menjahit?

2. Apa saja kriteria yang diperlukan dalam perekrutan tenaga

pengajar/pelatih?

3. Apa saja kriteria pada calon peserta agar bisa ikut pelatihan

keterampilan di Yayasan Asih Budi?

4. Program keterampilan apa saja yang ada di Yayasan Asih Budi ini?

5. Apakah dalam pelaksanaanya bekerja sama dengan pihak lain?

6. Bagaimana pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit di Yayasan

Asih Budi ini?

7. Bagaimana proses penjualan dari hasil karya keterampilan menjahit?

8. Apa terdapat pembagian hasil dari hasil penjualan tersebut?

9. Bagaimana pendapat anda mengenai kinerja instruktur pelatihan

keterampilan menjahit saat ini?

10. Berapa lama kegiatan pelatihan berlangsung?

11. Apakah tujuan dari pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit ini?

Page 106: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Pedoman Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: Pelatih atau instruktur menjahit

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara :

2. Hari, Tanggal Wawancara :

3. Waktu Wawancara :

B. Identitas

1. Nama :

2. Pekerjaan :

3. Jenjang Pendidikan :

C. Isi Wawancara

1. Sudah berapa lama anda menjadi instruktur di Yayasan Asih Budi?

2. Apa saja materi pelatihan yang anda berikan?

3. Berapa lama kegiatan pelatihan keterampilan ini berlangsung?

4. Apa saja karya yang dihasilkan dari pelatihan keterampilan menjahit

ini?

5. Berapa lama waktu yang diperlukan peserta dalam membuat karya

jahit?

6. Apa metode yang dilakukan dalam pelaksanaan pelatihan ini?

7. apa kendala anda dalam pelaksanaan program pelatihan ini?

8. Apakah sarana dan prasarana sudah memadai?

9. Menurut bagaimana kemauan peserta dalam kegiatan pelatihan?

Page 107: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

10. Bagaimana penjualan dari karya jahit yang dihasilkan?

11. Apakah ada pembagian terhadap peserta pelatihan dari hasil penjualan

karya jahit tersebut?

12. Apa tujuan dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit ini?

13. Apakah terdapat kerja sama dengan pihak lain pada keterampilan

menjahit ini?

14. Apa saran anda kepada program keterampilan ini?

Page 108: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Pedoman Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: Peserta pelatihan

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara :

2. Hari, Tanggal Wawancara :

3. Waktu Wawancara :

B. Identitas

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenjang Pendidikan :

C. Isi Wawancara

1. Kenapa memilih keterampilan menjahit?

2. Apa saja materi yang diberikan?

3. Apakah anda nyaman selama mengikuti pelatihan?

4. Hasil karya apa saja yang sudah dibuat?

5. Apakah ada kendala selama pelatihan menjahit?

6. Apa yang anda lakukan setelah lulus?

Page 109: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Transkip Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: Bidang Pendidikan Yayasan Asih Budi

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : Ruang bidang pendidikan Asih

Budi

2. Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 7 Desember 2016

3. Waktu Wawancara : 11.00 WIB

B. Identitas

1. Nama : Bapak Supardi

2. Jenis kelamin : laki-laki

3. Jenjang Pendidikan : S2

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Bagaimana latar belakang

pelatihanyayasan Asih Budi?

jika kita bicara sentra di asih budi

adalah spsv, dan program nya selama

3 tahun di akomodir dan di fasilitasi

dan operasional dibantu oleh kemsos.

Sebelum asih budi memiliki sentra

asih budi sudah memiliki program

kerja ULAKA namanya itu sebelum

sentra lahir, jadi kita sudah beberapa

tahun yang lalu. Karna ULAKA itu

kan setelah SMA LB pada saat itu

pemerintah dan juga DIKTI belum

mengakomodir. Nah, ULAKA di Asih budi itu jauh tahun 2009 kalau tidak

salah karna saya juga baru 3 tahun di

Asih Budi. Tapi dalam pembinaan

saya sudah 15 tahun. Namun setelah

saya pensiun, saya direkrut dibidang

pendidikan dan pelatihan diantaranya

Page 110: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

ya meningkatkan kompetensi SDM

yang ada. saya sudah mandiri karna

semenjak saya menjadi pengawas

sekolah sejakarta timur dan sekolah

inklusi, barangkali adek pernah

denger. Kemarin kami ada seminar di

Senayan si kementrian sana walau pun

saya sudah diluar sisitem

pemerintahan, namun dalam NGO

saya masih dianggap Internasional

jadi saya di undang kesana gitu ya

haha dan masih datang2 juga kalo

diundang. Artinya apa saya sudah

terbiasa dengan tugas mandiri tanpa

ada yang menyuruh pun saya sudah

tahu apa yang dibutuh kan oleh SDM-

SDM saya. nah, terkait unit latihan

kerja sebelum tahun 2009 sebelum

ada sentra ini kami memang sudah

memulainya tapi mengakomodir.

Karna jika setelah SMA LB ini

dilepas, dikembalikan ke orang tua,

nanti keterampilan yang sudah

dimiliki akan cenderung hilang. Yang

ingat jadi lupa karna kan anak yang

seperti itu (tunagrahita) cirinya kan

mudah lupa. Kita yang mengklaim

diri kita normal saja kan kadang suka

lupa betul ga ya kan.

asih budi oleh kemendikbud

(kementrian pendidikan dan

kebudayaan) dirujuk atau dalam

bahasanya (biasa disebut) amanah,

dipercaya sebagai sekolah pengimbas

terkait degan adanya ulaka atau

sentra. Beberapa sekolah baik dari

jakarta maupun luar jakarta sering

berkunjung melakukan studi banding.

Membanding-badingkan seperti

apasih yang dilakukan oleh sentra

atau oleh ulaka. Mereka melihat

perencanaan apa saja yang akan

diberikan, bagaimana pelaksanaan

bagaimana fungsi controling dan

evaluasi misalnya seperti itu, untuk

lebih jelasnya bisa ke Ibu Ulfa.

Page 111: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Terakhir itu dari bali sudah, dari

kalimantan selatan kalimantan timur.

Kepala sekolah dan gurunya kami

share diruangan ini.

Yayasan Asih Budi juga mendapat

kepercayaan sebagai pusat sumber

pendidikan inklusi karna asih budi

mengmban 3 tugas yang pertama

secara swadaya dan swakarsa asih

budi secara konvensional adalah yang

menangani APDI (Anak Penyandang

Disabilitas Intelektual) yang awalnya

ringan namun seiring perkembangan

jaman sehingga ada yang sedang.

Kedua asih budi adalah sebagi sumber

pendidikan inklusi tadi. Kemudian

yang ketiga asih budi sebagai sekolah

pengimbas. Peran sebagai pengimbas

konsentrasinya di sentra atau di unit

latihan kerja, bukan yang di formal

SD SMP SMA itu.

2. Bagaimana dalam perekrutan

tenaga pengajar disini?

kompetensi pendidik, harus

memenuhi kriteria salah satunya

adalah kualifikasi pendidikan latar

belakang pendidikan itu memang

yang di utamakan. Saya bicara

konseptual ya bukan realita kalau

untuk yang mengajar SLB

seyogyanya yang lulusan S1 PLB, lalu

bagaimana di luar PLB tapi memiliki

kemauan dan motivasinya tinggi

untuk membantu anak seperti itu?

Boleh kalau kompetensi atau hardskill

nya nanti bisa saya cas saya latih

melalui workshop dan segala macam.

Terkait dengan perekrutan tenaga

guru kami ingin yang mau, tapi kalau

secara profesional yaitu kualifikasinya

yang relevan dulu. Misal seperti tata

busana dari lulusan busana dan yang

sablon percetakan dari lulusan seni

lukis

3. Program keterampilan apa saja

yang ada di Yayasan Asih

Budi ini?

di asih budi terdapat 4 peminatan

yaitu kerennya atau bahasanya tata

boga tentang memasak gitu ya, yang

Page 112: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

kedua ada tata busana tentang jahit

menjahit, kemudian adalagi sablon

dan percetakan, yang keempat yang

baru yang sedang dikembangkan tata

graha ya istilahnya bahasa jawanya

adalah house keeping atau apalah.

Yang dimana nanti berdasarkan hasil

asessement guru itu sendiri.

4. Dalam perkrutan peserta

apakah tebatas dari lulusan

SMALB Asih budi saja?

Dalam penerimaan peserta ulaka asih

budi tidak hanya yang dari SMALB

Asih Budi ada yang dari luar asih

budi. kami menerima (peserta calon

pelatihan) seluruh indonesia. Jika

mereka sudah mendapatkan akses

terkait dengan disabilitasnya dia kan

gak ada masalah. Itu memang

pemahaman temen-temen diluar, saya

memahami itu namun itu perlu

diminimalisir. Kami sedang

meminimalisir hal-hal seperti itu yang

pertama dari orang tuanya, misalnya

mereka beranggapan mereka (ank

tunagrahita) tidak bisa apa-apa harus

dirubah menjadi apa yang bisa saya

kembangkan. Harus dirubah seperti

itu, paradigma yang seperti itu.

Tujuan dengan adanya pelatihan

keterampilan di yayasan asih budi?

memberikan kesempatan yang sama

dengan yang lain, jika merujuk pada

uu ini disabilitas terdapat 22 hak salah

satunya pendidikan. bagi mereka yang

menangani disabilitas intelektual,

karena mereka tidak bisa berkompetisi

secara intelektual seperti anak pada

umunya. Mereka perlu disiapkan dan

membekali diri mereka dengan

keterampilan vokasional yang

diharapkan untuk dapat “hidup madiri

dengan masyarakat yang inklusif” jadi

kita hanya mendampingi

memfasilitasi untuk agar anak dapat

tumbuh berkembang dengan yang

terkait apakah dia akan berkerja baik

di dunia usaha maupun industri

swasta, atau mereka akan bekerja

Page 113: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

melalui kelompok unit usaha bersama.

Artinya seperti tadi berikanlah mereka

kesempatan, yang jika sentra ini

berhasil seperti harapan kemsos saya

yakin kemsos akan membuka sentra-

sentra lain didaerah.

Page 114: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Transkip Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: kepala sentra yayasan asih budi

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : Ruang Tata Usaha

2. Hari, Tanggal Wawancara : Senin, 23 Januari 2017

3. Waktu Wawancara : 13.00 WIB

B. Identitas

1. Nama : Ibu Ulfa

2. Jenis kelamin : Kepala sentra

3. Jenjang Pendidikan : S1

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Apa latar belakang adanya

pelatihan keterampilan menjahit

di yayasan asih budi?

Kalo untuk pelatihan di Asih Budi ini

udah cukup lama. Hasil diskusi dari

orang tua murid, ada yang dari yang

universitas juga, orang dari yayasan

juga.

2. Apa saja kriteria yang diperlukan

dalam perekrutan tenaga

pengajar/pelatih?

Kita cari yang mau, kebetulan kan

tenaga pengajar (pelatihan jahit) yang

sekarang ini kan sudah sesuai dengan

bidangnya.

3. Apa saja kriteria pada calon

peserta agar bisa ikut pelatihan

keterampilan di Yayasan Asih

Budi?

Iya ada di buku pedoman nanti saya

kasih, salah satunya yang paling

penting itu seperti bisa komunikasi,

kan kalo gak bisa komunikasi gimana

ngajarinnya sulit ya kan, nah sebelum

masuk kesini juga harus ada surat dari

psikolog, dari situ kita bisa tau anak

ini tunagrahita ringan atau sedang.

yang (kategori) sedang juga bisa

menjahit, Cuma yang (berkategori)

Page 115: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

ringan lebih bisa aja. Kita pake mesin

jahit manual tapi pake dinamo pake

listrik juga, tapi yang dinamo itu tidak

secepat yang high speed.

4. Apa saja keterampilan yang ada

di yayasan asih budi ini?

Disini kita ada tata boga, house

keeping, jahit, dan sablon dan

percetakan.

5. Apakah dalam pelaksanaannya

bekerja sama dengan pihak lain?

Ada Rumah kampus bekerja sama

dengan IPB jurusan perikanaan dan

olah pangan. Cuma rumah kampus

bukan dari anak tunagrahita, soliner

(diatas tunagrahita, IQ diatas 75) asih

budi diatas 70 kebawah. Disana lebih

pandai berhitung, peternakan lele,

membuat cocktail, dan bikin sosis,

dirumah kampus tetapi kampus nya di

IPB, (diploma IPB), terdapat program

KKN pada orang soliner.

Dalam house keeping kita bekerja

sama dengan hotel sahid. Dalam

keterampilan menjahit belum ada

perusahaan yang bekerja sama. Pernah

bekerja sama di PIK (Perkampungan

Industri Kecil) namun tidak terealisasi

tidak berlanjut di pusat industri kecil

yang pengilingan pernah anak latihan

disitu ditempat membuat tas, yang

menjadi kendala guru perlu

mendampingi, kita gak mungkin satu

anak satu guru disitu disini kan gak

mungkin kita kurang tenaga guru, dan

yang jadi kendala juga selain itu

kurang nya peran serta orang tua juga

turut menjadi kendala, jadi saat anak

latihan di dunia industri orang tua

perlu mendampingi kita kan gak

mungkin karna kita kurang tenaga

gitu. Kita kan hanya ada dua jahit,

keterampilan boga merangkap, sablon

merangkap juga jadi itu kendala kita

itu tenaga keterampilan. orang tua itu,

mereka taunya ngasih duit dan beres,

padahal kita bukan seperti itu maunya,

kita mengharapkan peran akitf orang

tua. Karna kan anak-anak juga udah

Page 116: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

kenal kan, gak mungkin dong kita

bawa orang asing ujug-ujug datang

(mengawasi mereka saat magang)

nanti mereka (peserta pelatihan) gak

nyaman, karna belum terlalu kenal

Kita sedang coba mencari guru

keterampilan, kita kan mau guru yang

stay disini tapi karna kondisi

keuangan kita tidak bisa menggaji

sesuai harapan mereka, jadi seminggu

kita hanya 2 hari, kalo yang jahit itu

ada, kalo sablon selasa kamis, yang

boga kita lagi minta ke asosiasi boga,

kalo housekeeping itu kan gurunya

dari hotel sahid.

6. Bagaimana pelaksanaan pelatihan

keterampilan menjahit di

Yayasan Asih Budi ini?

iya kita memang liat dulu, anak ini

maunya dimana, bagusnya atau

potensinya dimana misal di jahit kah?

Tata boga? Atau yang lain-lain. Kalo

disini /kan rata-rata yang ikut

pelatihan, dari anak sini (lulusan

SMALB yayasan Asih Budi) juga,

dari sana mereka kan kelihatan (minat

dari semenjak SMALB) tuh. Sesudah

masuk kita bagi lagi, kan kalo

ditempat lain itu kan ada terampil dan

mahir lain-lain, kalo kita ada penilaian

seperti baik, emm.. cukup baik, dan

amat baik. Kalo baik itu masih dasar

gunting pola, jelujur pokoknya masih

yang dasar-dasar. Kalo yang cukup

baik itu bisa mengikuti seluruh

kegiatan tapi lama, kalo yang amat

baik itu bisa mengikuti seluruh

kegiatan dan lebih cepet. Tapi

cepetnya disini jangan disamain loh

ya sama kemampuan (orang-orang)

pada umumnya. Untuk

pelaksanaannya, kita teori sambil

praktek, teori-teori seperti pengenalan

bahan dan langsung dipraktekan karna

kalo tidak begitu mereka bosen. jadi

langsung di praktekan. Lagi pula kan

kalo tidak begitu nanti lupa, percuma

membuang waktu. Kita memakai

mesin tetapi tidak yang high speed,

Page 117: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

tidak mesin jahit yang industri kita

pake yang biasa, karna kan kalo yang

industri kan dreet, dreet,

(memeregakan menjahit, lebih cepat).

Tidak pakai mesin jahit yang cepet

itu, apa kita yang terlalu protek, karna

kalo itu (ada apa-apa) kan kita yang

itu (tanggung jawab), iya begitu.

7. Bagaimana proses penjualan

barang-barang dari hasil

keterampilan ini?

Itu tergantung pesanan, bekerja sama

dengan soina, disoina ada olah raga

boci, bikin bola boci dari kayu bulet-

bulet gitu, tas nya bikin baju terus kita

sablon. Kita tulis spesial olimpic

misal Malaysia, Thailand, Vietnam.

terdapat bola bochi, kita memesan di

tukang bubut, lalu dibungkus dengan

hasil sablon, ditulis negara pemesan.

Kita kirim Melalui soina, misal ada

event diluar negeri soina memesan

souvenir dari kita. Itu dari pelatihan

keterampilan menjahit. Kita juga

sering diundang ikut-ikut pameran.

Sebenarnya untuk hasil jahit

penyandang tunagrahita secara

kualitas tidak berbeda jauh dengan

orang reguler, tetapi kalo secara

kuantitas sangat jauh, Pernah kita

dapet tantangan tiap minggu sekian

ratusan item, kita gak bisa, anak kita

gak bisa ngejar, tiap sekolah kan ada

KUB (Kelompok Usaha Bersama) nya

tuh, kita lempar kesekolah lain nih

tolong kerjakan ini kerjakan ini, saya

liat keterampilannya beda tekniknya

beda jadi hasilnya kan gak akan sama,

kalo hasilnya sama semua sama kita

bisa protek sama pemerintah ini

khusus untuk penyandang tunagrahita

misalnya dimana pun grahita kerjanya

ini. Kalah sama Vietnam dia itu udah,

obras buat kaos itu bagian

penyandang

8. Apa terdapat pembagian hasil

dari hasil penjualan tersebut?

Anak memiliki upah kerja dan

keuntungan, misal dalam sarung

bantal kursi ada 5 tahapan upahnya

Page 118: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

500 kalo anak dapat mengerjakan 2

maka upahnya 200, jadi satu tahapan

100. Keuntungan 50 % buat si anak,

30 % pelatihnya 15 persen untuk

yayasan 15 % untuk tambahan modal.

Jadi anak dapaet upah dan keuntungan

juga. Jadi anak pasti senang kalo ada

order mereka semangat dan senang

karna ada duit nya. Tapi kalo

misalnya, ayo kerjakan ini supaya

stok banyak mereka santai, tapi kalo

order mereka semangat karna ada

uangnya

9. Bagaimana menurut anda dengan

kinerja instrukur menjahit saat

ini?

kalo untuk (instrukur) jahit kan udah

stay disini. kami sudah cukup puas

dengan kinerjanya... alhamdulillah

cukup baik kehadirannya, kemauan

untuk mengajarnya juga baik.

Makanya anak-anak juga sekarang

udah deket sama instruktur. iya

pernah (tidak hadir dua-duanya),

kalau sudah begitu saya yang

mengontrol anak-anak. Saya kasih

tugas, misal yang kemarin belum

selesai jahitnya suruh dilanjutin, kalo

yang sudah jangan ganggu yang

belum. paling saya suruh kerjain apa

yang lain gitu.

10. Berapa lama kegiatan

berlangsung?

Disini 3 tahun masa pelatihanya.

Setelah itu anak-dikasih serifikat.

Dalam sertifikat setelah lulus, kalo

sertifikat legal nya itu legalnya

lembaga jadi tingkat lembaga, kita

mau ngajuin ke DIKBUD bingung,

kita kalo bilang kursus itu kan Cuma

3-6 bulan. Sedangkan kita kan sampe

3 tahun. Kita ke Dikti, itu kan formal

sedangkan kita kan non formal jadi ini

masih pergolakan ini. Kita juga minta

ke depnaker juga kursus kan Cuma 6

bulan dengan kita 3 tahun. Setelah

kegiatan selesai anak juga ada mauj

pilihan Tenaga kerja bebas, tenaga

kerja terlindung di KUB (Kelompok

Usaha Bersama), kalo KUB kan

disini, tenaga kerja mandiri bisa kerja

Page 119: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

di tempat lain. kalo menjadi

Kelompok usaha bersama tempat

tetep disini. Membuat kelompok 9-10

orang ditemani 1 orang non

disabilitas, yang non bisa orang luar,

bisa keluarga siapa, jadi bisa

melindungi anak ini jadi leadernya

lah. Mungkin buat anak-anak kita kita

ini lebih ke KUB ini. Anak yang

masuk dunia kerja luar kan

lingkungan beda.

11. Apakah tujuan dari pelaksanaan

pelatihan keterampilan menjahit

ini?

jika diliat dari program, program kan

menuntut harus menghasilkan anak

menjadi mandiri dan produktif. Cuma

mandiri itu kan relatif produktif itukan

relatif ya, mandiri tadinya dibantu

terus gak dibantu yakan?, relatif

pokoknya lah ya dan produktif juga

relatif misal tadinya sehari belum jadi,

sehari udah jadi. Jadi hal itu

tergantung dengan anaknya juga. Jadi

menurut kita itu, mandiri dan

produktif sesuai dengan

kemampuannya. Tidak bisa

disamakan dengan orang reguler, tetap

ada perbedaan.

Page 120: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Transkip Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: Instruktur pelatihan

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : Ruang Pelatihan

2. Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 18 Januari 2017

3. Waktu Wawancara : 10.00 WIB

B. Identitas

1. Nama : ibu Selly

2. Pekerjaan : instrukur pelatihan menjahit

3. Jenjang Pendidikan :S1

4. Jenis kelamin : Perempuan

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Sudah berapa lama anda

menjadi instruktur di Yayasan

Asih Budi

Sejak 2012

2. Apa saja materi pelatihan yang

anda berikan?

untuk awal-awal kita memang fokus

kasih pengenalan seperti bahan-bahan

pengoperasian mesin jahit gimana

cara pakai alat-alatnya jadi kita

langsung praktekin ini bahannya misal

untuk buat sarung bantal apa aja

Page 121: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

bahan-bahannya terus kita buat, karna

kalo Cuma dijelasin aja nanti mereka

ngantuk, anak-anak soalnya gampang

bosen juga.

kalau untuk waktunya (durasi

pemberian teori) disini kan

kemampuannya beda-beda jadi kita

asah terus aja, yang udah bisa dilanjut

jadi semuanya tetep kita perhatikan.

Pada jam berapa pelatihan dimulai? Dari jam 8 sampai jam 3 sore,

sebelum mulai (latihan menjahit)

sholat dhuha dulu anak-anak, terus

istirahatnya habis zhuhur abis itu

makan-makan jam setengah duaan

baru dilanjut lagi jam sampai jam 3

sore.

Berapa lama kegiatan pelatihan

keterampilan ini berlangsung?

untuk kegiatan kita ini 3 tahun

Apa saja karya yang dihasilkan dari

pelatihan keterampilan menjahit ini?

Bantal kursi, terus tempat tisu, taplak

meja, aneka tas jinjing, alas makan,

aneka dompet.

Bagaimana metode dalam pelatihan

yang anda lakukan?

anak-anak kita bimbing sebenernya

gak berbeda jauh seperti guru, Cuma

harus sabar dalam menghadapi anak-

anak sambil saya jelasin saya juga

tunjukin gimana prakteknya langsung

ke anak-anak. Waktu saya pertama

ngajar disini saya sempet „ini saya

yang salah ngajar atau gimana‟ saya

ditenangin sama ibu Ulfa sama senior

yang lain juga untuk sabar anak-anak

emang seperti itu. Kalo sekarang sih

udah bisa menghadapi anak-anak,

makanya kita juga dalam

mengembangkan kemampuan kita,

kita juga tanya senior. Untuk yang

(tunagrahita kategori) ringan kayak

ikbal ini cepet dia setahun aja udah

bisa mengikuti, sebernernya gak

sampe setahun malah 8 bulananlah.

Bisa mengikuti disini maksudnya

udah bisa buat karya jahit hasilnya

juga lumayan rapih, sama (dengan

Ikbal) Maya juga dia kan (tunagrahita

Page 122: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

kategori) ringan juga. Kalo yang

(tungrahita kategori) sedang ada yang

udah dari dulu sampai sekarang

menggunting pun sulit, karna mereka

ini (tungrahita kategori sedang) kalo

lagi males-malesan jahitnya gak bisa

dipaksa, jadi ya kita diemin aja,

soalnya kalo kita tegur mereka bakal

lebih berontak, nanti kalo mereka

ngerasa pengan jahit lagi baru

dilanjut, kalo yang ringan kan masih

bisa diajak kompromi ditegur masih

denger, Zulfina dia (tunagrahita

kategori) sedang tapi punya kemauan

dia itu 2 tahunan lebih lah dia sudah

bisa mengikuti. Jadi tergantung

kemauan anak-anak yang kemauannya

tinggi bisa lebih cepet

apa kendala anda dalam pelaksanaan

program pelatihan ini?

kebetulan saya kan bukan dari PLB,

saya dari teknik UNJ teknik

pendidikan tata busana tapi, tapi kan

gak belajar cara mengajar

berkebutuhan khusus ini tapi kalo

sekarang kalo sekarang sih udah bisa

udah belajar cara menghadapi anak-

anak, ada anak yang kemampuannya

bertahun-tahun tapi begitu-begitu saja.

Oleh karna itu, kita juga dalam

mengembangkan kemampuan, kita

juga nanya senior.

Kalo males mereka suruh pulang aja,

suruh pulang suruh ngepel, kita

semangatin ajalah ka biar gak males.

Biasa gitu sih anak-anak „kenapa

ngantuk? cuci muka.‟ Terus kekamar

mandi. Kadang-kadang dia yang

bilang sendiri „ngantuk bu cuci muka

dulu ya.‟ Iya cuci muka‟ Terus

mereka cuci muka. Kadang kita yang

(mengingatkan) „kenapa males banget

pulang aja kalo males‟ terus mereka

kerja lagi. Karena mereka gak betah

dirumah lebih betah disini, karna kalo

disini kan mereka ada kegiatan

Page 123: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Bagaimana penjualan dari karya jahit

yang dihasilkan?

Kita biasanya ikut pameran, diundang

dalam acara pameran, dari orang tua,

orang yayasan.

Berapa lama waktu yang diperlukan

peserta dalam membuat karya jahit?

Kalo jahit motif aja, motif itu kan ada

yang mudah, sedang ada yang sulit

kalo yang sedang aja. Kalo orang

yang biasa aja, misal 1 hari satu, kalo

kita bisa lebih, seminggu misalnya.

kalo yang (kategori) ringan dia lebih

cepet jahitnya, kalo yang (kategori)

sedang dia bisa juga cuma gak cepet

kayak yang ringan

Apakah ada pembagian terhadap

peserta pelatihan dari hasil penjualan

karya jahit tersebut?

Ya dari mereka untuk mereka, dilihat

dari biaya produksinya berapa hasil

produksi yang didapatnya berapa

nanti kita bagi-bagi lagi untuk mereka

lagi.

Dalam 2 tahun pertama bayar makan

sama kegiatan, tapi kalo lewat 2 tahun

bayar uang makanan aja. Uang

produksinya dari yayasan.

Tujuan pelaksanaan pelatihan? untuk menjahit ini, kita menjadikan

anak supaya bisa menjahit walaupun

beberapa anak masih ada yang cuma

dasar-dasar aja. Kalo yang sudah bisa

mengkiuti misal mereka kalo buat

sarung bantal seminggu atau dua

minggu, kita asah terus mereka biar

bisa lebih cepet gitu misal berapa hari

gitu sehari misal, gituu.. Selain itu

juga, kita gak ngajarin jahit-jahit aja.

enggak, kita juga ajarin mereka

gimana merawat lingkungan kerja

mereka, disiplin, kita juga kasih

motivasi-motivasi ke anak-anak

Apakah sarana dan prasarana sudah

memadai?

Belum, karna belum satu orang satu.

Jadi harus ganti-gantian kalau pas

ujian.

Apakah terdapat kerja sama dengan

pihak lain pada keterampilan menjahit

ini?

Untuk kerja sama dengan perusahaan-

perusahaan saat ini engga, paling kalo

SOINA ada acara gitu kita yang buat

souvenir-souvenirnya.

Apa saran anda kepada program

keterampilan ini?

Sarana ya, supaya satu orang satu,

untuk sekarang kan belum (untuk

Page 124: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

sarana), kurang karena blm satu orang

satu. Kalo pas ujian pas jahit semua

kurang mesinnnya. Jadi harus ganti-

gantian

Transkip Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: Instruktur pelatihan

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : pintu utama yayasan Asih Budi

2. Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 8 Februari 2017

3. Waktu Wawancara : 13.00 WIB

B. Identitas

1. Nama : Ibu Indah

2. Pekerjaan : instrukur menjahit

3. Jenjang Pendidikan : S1

4. Jenis kelamin : perempuan

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

Sudah berapa lama anda menjadi

instruktur di Yayasan Asih Budi

4 tahun

Apa saja materi pelatihan yang anda

berikan?

Materi menjahit dipakai kertas pada

mesin menjahit, menjahit garis pada

kain blacu pada mesin, menjahit tas,

menjahit galon aqua, menjahit sarung

bantal, menjahit sarung hp. Sayakan

dari Tata Busana seperti Ibu Selly.

Page 125: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Berapa lama kegiatan pelatihan

keterampilan ini berlangsung?

3 tahun.

Dari jam berapakah kegiatan pelatihan

berlangsung?

Jam 08.00 pagi sampai 15.00 sore.

Apa saja karya yang dihasilkan dari

pelatihan keterampilan menjahit ini?

Sarung bantal, dompet, tas, tempat

tissu, taplak meja

Bagaimana metode anda dalam

pelaksanaan pelatihan ?

anak-anak kita bimbing sebenernya

gak berbeda jauh seperti guru, Cuma

harus sabar dalam menghadapi anak-

anak sambil saya jelasin saya juga

tunjukin gimana prakteknya langsung

ke anak-anak. Waktu saya pertama

ngajar disini saya sempet „ini saya

yang salah ngajar atau gimana‟ saya

ditenangin sama ibu Ulfa sama senior

yang lain juga untuk sabar anak-anak

emang seperti itu. Kalo sekarang sih

udah bisa menghadapi anak-anak,

makanya kita juga dalam

mengembangkan kemampuan kita,

kita juga tanya senior

apa kendala anda dalam pelaksanaan

program pelatihan ini?

Kadang-kadang anak tungrahita

kurang bisa mengikuti menjahit jadi

tidak rapi namun kadang-kadang juga

rapi (hasil jahitnya).

Kadang-kadang menjahitnya terlalu

lama kira-kira 1 minggu atau 2

minggu.

Mereka (peserta pelatihan) kadang

liar, karena mereka itu kan, tidak bisa

dimarahi karna kalau dimarahi mereka

akan lebih marah dan liar.

Bagaimana penjualan dari karya jahit

yang dihasilkan?

kita biasanya kalo ngejual hasil karya

kita, biasanya guru (SLB) disini juga

kadang beli, orang tua murid, kita

juga ikut-ikut pameran, ada juga

orderan misal dari soina

Apakah ada pembagian terhadap

peserta pelatihan dari hasil penjualan

karya jahit tersebut?

Ada pembagiannya, nah biasanya kalo

ada orderannya mereka itu semngat

jahitnya, karena mereka tau nih ada

duitnya.

Apakah terdapat kerja sama dengan

pihak lain pada keterampilan menjahit

untuk kerja sama biasanya kalo soina

ada event-event kita yang menyiapkan

Page 126: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

ini?

souvenirnya

Tujuan pelatiahn? menjadikan anak menjahit dengan

kreatif, agar anak yang sebelumnya

kurang bisa mengikuti (kegiatan

pelatihan) agar lebih bisa mengikuti

(kegiatan pelatihan), dan ada anak

yang sebelumnya menjahit tidak rapi,

supaya jahitnya rapi supaya mereka

menjadi lebih baik, demi masa depan

mereka kedepannya

Apa saran anda kepada program

keterampilan ini?

Saya selalu mendukung anak

tunagrahita harus bisa menjahit

dengan kreatif

Saya selalu menyemangati anak

tunagrahita cepat selesai menjahit

Page 127: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Transkip Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: Peserta pelatihan keterampilan menjahit

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : ruang pelatihan

2. Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 8 Februari 2017

3. Waktu Wawancara : 10.00 WIB

B. Identitas

1. Nama : Maya

2. Pekerjaan : peserta pelatihan

3. Jenis kelamin : perempuan

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

Kenapa memilih pelatihan

keterampilan menjahit?

Suka banget belajar jahit

apa ajasih yang dikasih tau selama

belajar jahit?

Tadi dikasih tau cara jahit, bikin

modal usaha

enak gak belajar menjahit?

Seru belajar jahit, bikin bantal, tas,

sarung bantal, alas makan, sepatu

Hasil karya apa saja yang sudah

dibuat?

Bisa bikin bantal, tas, sarung bantal,

alas makan, sepatu

Page 128: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Apakah ada kendala selama pelatihan

menjahit?

Susah sih engga

Apa yang anda lakukan setelah lulus? Pengen usaha kecil dari jahit

Transkip Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: Peserta pelaihan keterampilan menjahit

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : ruang pelatihan

2. Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 8 Februari 2017

3. Waktu Wawancara : 10.15 WIB

B. Identitas

1. Nama : Ikbal

2. Pekerjaan : peserta pelatihan

3. Jenis kelamin : laki-laki

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

Kenapa memilih pelatihan

keterampilan menjahit?

maunya jahit

apa ajasih yang dikasih tau selama

belajar jahit?

dikasih tau dulu mana tempat tissu

bantal

enak gak belajar menjahit?

asik, bisa bikin bantal, tempat tissu

Hasil karya apa saja yang sudah

dibuat?

Bantal, tempat tisu

Apakah ada kendala selama pelatihan

menjahit?

kurang rapih jahitan, Pernah tali

putus, jadi masang harus pasang lagi,

Page 129: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

tapi gak bisa paling pak Mul yang

bantuin. Tapi kalo dynamo masih bisa

benerin sendiri

Apa yang anda lakukan setelah lulus? Jadi bintang film, nyanyi gitu

Transkip Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: peserta pelatihan keterampilan menjahit

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : ruang pelatihan

2. Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 8 Februari 2017

3. Waktu Wawancara : 10.25 WIB

B. Identitas

1. Nama : Zulfina

2. Pekerjaan : peserta pelatihan

3. Jenis kelamin : perempuan

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

Kenapa memilih pelatihan

keterampilan menjahit?

Suka jahit

apa ajasih yang dikasih tau selama

belajar jahit?

Batal, tas

enak gak belajar menjahit?

Bagus jahitan, seneng bikin barang

bagus

Hasil karya apa saja yang sudah

dibuat?

bantal, tas

Page 130: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Apakah ada kendala selama pelatihan

menjahit?

Gampang batiknya bagus rapih

Apa yang anda lakukan setelah lulus? kerja toko sendiri

Transkip Wawancara

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN

KETERAMPILAN MENJAHIT BAGI PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI YAYASAN ASIH BUDI JAKARTA TIMUR

Informan: peserta pelatihan keterampilan menjahit

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : ruang pelatihan

2. Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 8 Februari 2017

3. Waktu Wawancara : 10.40 WIB

B. Identitas

1. Nama : Ivan

2. Pekerjaan : peserta pelatihan

3. Jenis kelamin : laki-laki

ivan

Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

Kenapa memilih pelatihan

keterampilan menjahit?

Enaknya disini (di pelatihan jahit)

apa ajasih yang dikasih tau selama

belajar jahit?

Bisa bikin sarung bantal

enak gak belajar menjahit?

Udah biasa jahit

Page 131: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Hasil karya apa saja yang sudah

dibuat?

sarung bantal, lagi bikin sarung bantal

kecil

Apakah ada kendala selama pelatihan

menjahit?

(jika ada kendala) Ada yang bantuin

(instruktur)

Apa yang anda lakukan setelah lulus? Kerja ditempat lain tapi masih jahit

Hasil Observasi

Rabu, 7 Desember 2016 pukul 10.00 WIB di Yayasan Asih Budi

Jakarta Timur

Pada tanggal 7 desember 2016 penulis melakukan kunjungan

lembaga dengan tujuan mendapatkan data mengenai profil lembaga

sekaligus meminta izin untuk akan memulai melakukan penelitian, lama

perjalanan peneliti untuk mencapai lembaga selama kurang lebih 1 jam

menggunakan sepeda motor. Kemudahan terkait akses menuju lembaga

cukup mudah karena pilihan yang digunakan seperti angkutan umum dan

ojek online maupun konvensional.

Pada saat peneliti sampai di lembaga sekitar jam 10.00 WIB,

peneliti bertemu dengan ibu Yani selaku kepala sekolah SLB-C yayasan

Asih Budi, ibu Yani sangat menyambut baik penulis dalam melakukan

penelitian. Setelah sebelumnya peneliti sudah meminta ijin dan diberikan

ijin oleh beliau dengan syarat menggunakan surat resmi dari kampus. Ibu

Yani memberitahu penulis jika ingin mengetahui lebih jelas mengenai

profil lembaga, maka orang yang paling tepat untuk diwawancarai adalah

pak Supardi, beliau merupakan kepala bidang pendidikan di Yayasan Asih

Budi, setelah itu peneliti di antar ibu Yani menuju ruang bapak Supardi

(Ruang Bidang Pendidikan), setelah itu peneliti melakukan wawancara

empat mata dengan bapak Supardi. Dalam wawancara peneliti dengan

bapak Supardi berlangsung sekitar 1 jam, selama penulis melakukan

Page 132: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

wawancara dengan Bapak Supardi, beliau menjawab dengan baik

pembawaan beliau yang santai dalam proses wawancara, membuat

wawancara penulis dengan bapak Supardi berjalan dengan baik beliau

sendiri mengatakan bahwa, memang beliau hobi berbicara. Selanjutnya

atas saran dari Ibu Yani dan Bapak Supardi untuk pelatihan di yayasan

Asih Budi dengan ibu Ulfa

Setelah sholat zhuhur penulis pergi keruang TU untuk bertemu

dengan ibu Ulfa atas dasar rekomendasi bu Yani dan Bapak Supardi,

bahwa ibu Ulfa merupakan orang yang paling mengetahui mengenai

pelatihan di Yayasan Asih Budi. Namun, ibu Ulfa mengatakan bahwa

pada saat ini anak-anak akan memasuki masa libur, oleh karna itu jika

ingin melakukan penelitian maka harus menunggu anak-anak kembali

aktif untuk melakukan kegiatan mereka.

Rabu, 18 Januari 2017 pukul 09.00 WIB di Yayasan Asih Budi

Jakarta Timur

Pada hari ini penulis pergi menuju lembaga, pada jam 09.00 WIB

peneliti telah sampai di tujuan. Penelitian pada hari ini penulis bermaksud

melihat proses pembuatan hasil karya jahit dan melakukan wawancara

dengan instruktur jahit. Sebelum penulis pergi menuju tempat pelatihan

menjahit, peneliti ijin dahulu kepada ibu Ulfa, dan ibu Ulfa mengijinkan,

ibu Ulfa mengatakan bahwa akan ada rapat yang dilakukan oleh para guru,

penulis pun dipersilahkan menuju ruang jahit.Setelah mendapat ijin dari

ibu Ulfa maka penulis pergi menuju ruang pelatihan keterampilan

menjahit.

Ruang tempat pelatihan menjahit bersampingan dengan pelatihan

keterampilan sablon dan percetakan dipisahkan oleh lemari yang biasa

digunakan oleh peserta pelatihan dalam menyimpan hasil karya jahit

mereka. Pada saat penulis datang ke ruang pelatihan jahit penulis melihat

Page 133: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

peserta pelatihan sangat serius dengan apa yang sedang mereka lakukan

sehingga tidak ada suara selain dari suara mesin jahit, maka penulis pun

berjalan menuju ibu Selly dan ibu Indah yang merupakan instruktur jahit

dan mengutarakan maksud dan tujuan penulis.

Pada saat penulis menghampiri instruktur menjahit, ibu Indah

sedang mengarahkan beberapa peserta sedangkan ibu Selly sedang

mengawasi para peserta pelatihan yang lainya. Penulis pun meminta ijin

untuk mewawancarai ibu Selly dan beliau memberikan ijin, penulis pun

dibwa ke aula yang berada didekat ruang pelatihan dan mewawancarai ibu

Selly disana. Selama proses wawancara ibu Selly dapat menjawab dengan

baik segala yang penulis ajukan.

Saat para peserta pelatihan menyadari mengira penulis adalah anak dari

ibu Ulfa “kakak anaknya bu Ulfa ya?”, yang setelah itu penulis mengetahui hal

ini terjadi karena ibu Ulfa, ibu Ulfa mengatakan bahwa agar anak-anak lebih

mudah dekat dengan penulis.

Dalam pembuatan sarung bantal untuk pembuatan pola masih dilakukan

oleh instruktur. Instrukur akan membuat sebuah pola menggunakan kapur diatas

kain yang selanjutnya akan digunting oleh peserta. Karna memang untuk

membuat pola peserta pelatihan belum mampu.

Pada saat itu salah satu peserta pelatihan Ikbal sedang mengunting pola

yang sebelumnya sudah dibuat oleh ibu Selly selaku instruktur. Seperti hasil

pengamatan penulis saat berada dilapangan, pada saat itu proses pengguntingan

tidak dilakukan di ruang praktek, karna masih tahap awal dan belum memerlukan

mesin jahit. Jadi proses penguntingan dilakukan di aula yang berada dekat dengan

ruang praktek, pada saat itu dia menggunakan tenis meja yang sedang tidak

dipakai sebagai pengganti meja.

Page 134: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Saat peneliti melihat proses penguntingan yang dilakukan oleh salah satu

peserta yaitu Ikbal. Ikbal merupakan penyandang tunagrahita berkategori

tunagrahita ringan, sudah 2 tahun mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di

Yayasan Asih Budi, dia merupakan siswa yang rajin mengikuti kegiatan pelatihan

keterampilan menurut instrukur, peserta kelihatan cukup hati-hati dalam

melakukan pengguntingan pola diatas kain, dalam melakukan pengguntingan pola

sarung bantal yang berbentuk persegi empat. Peserta membutuhkan waktu yang

sekitar 7-8 menit untuk menggunting pola. Dan terlihat hasil guntingan terlihat

ada beberapa kesalahan seperti hasil guntingan yang kasar dan tidak lurus

berbentuk zig-zag masih cukup banyak terlihat, namun tidak merusak pola dasar

yang telah ditentukan sebelumnya.

Setelah mengunting kain sesuai pola Ikbal diarahkan oleh instruktur untuk

mengunting busa sesuai pola, dengan menempelkan kain yang sebelumnya

digunting ke busa menggunakan jarum. Berbeda dengan saat menggunting kain,

dalam menggunting busa peserta terlihat mudah. Sehingga proses pengguntingan

tidak memakan waktu yang lama.

Pada saat peneliti memasuki ruang praktek menjahit yang dimana menurut

peneliti ruangan ini cukup besar, terdapat meja-meja terjejer rapi, disamping

ruang praktek keterampilan menjahit terdapat pelatihan sablon dan percetakan

yang dibatasi dengan lemari dengan tinggi skitar 140cm. yang digunakan untuk

menyimpan hasil karya jahit peserta pelatihan. Diruang keterampilan menjahit

terlihat masing-masing peserta sedang sibuk dengan kegiatan menjahit mereka,

ada yang sedang menjahit motif ada yang sedang menjahit resleting sarung bantal,

Page 135: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

dan juga terlihat ibu Indah selaku instrukur terlihat sedang memberikan

pengarahan kepada salah satu peserta di meja instrukur. Dan juga ibu Selly sedang

mengawasi kegiatan peserta yang lainnya.

Terkadang terlihat selama diruang pelatihan jahit salah satu peserta yaitu

Zulfina, Zulfina merupakan penyandang tungrahita berkategori sedang Zulfina

diantra teman-temannya dia dikenal suka mengeluh, jadi dia ini sambil menjahit

mulut juga berbicara “ia dia mah emang begitu, suka ngeracau gitu, saya juga

gak tau ngomong apa, jadi tangan sama mulut sama-sama kerja, tapi gapapa

udah pada biasa tapi jahitnya lumayan dia” ucap ibu Selly selaku instrukur. Pada

saat peneliti sedang melakukan observasi Zulfina ini terlihat meminta bantuan

instruktur karna merasa kesulitan dengan pemasangan resleting pada sarung

bantal, “ibuuuu.... ini gimana bu?” dan instruktur segera menghampiri peserta

tersebut untuk memberikan pengarahan. Terlihat peserta pun tidak segan untuk

meminta bantuan kepada instrukur, dan instrukur menanggapinya dengan baik.

Sayang sekali pada hari ini ternyata ada rapat para guru, oleh karna itu

setelah istirahat instruktur mengikuti rapat dan peserta pelatihan diminta untuk

melanjutkan tugas mereka

Senin, 23 januari 2017 Yayasan Asih Budi

Pada hari ini penulis ingin mewawancarai ibu Ulfa namun ibu Ulfa bisa

diwawancarai setelah istirahat pada jam 13.00, penulis telah sampai ditempat

pelatihan pada jam 10.00 WIB. Penulis pun mengamati proses kegiatan pelatihan

yang sedang berlangsung. Instruktur terlihat sedang sibuk mengawasi peserta

yang sedang melakukan pelatihan keterampilan menjahit. Ibu Selly mengatakan

mereka sedang menambah stock/persediaan mereka, yang akan mereka jual. Pada

Page 136: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

saat penulis datang peserta pelatihan sedang membuat sarung bantal, ada yang

sudah selesai dan ada yang melanjutkan pekerjaan mereka yang kemarin yang

belum selesai saat peneliti datang pada 18 januari 2017, dikarenakan sabtu dan

minggu libur jadi peserta tidak melanjutkan tugas pekerjaan mereka.

Setelah istirahat jam 13.00 penulis mewawancarai ibu Ulfa selaku kepala

sentra yang menaungi pelatihan-pelatihan di Yayasan Asih Budi, selama

wawancara ibu Ulfa dengan baik menjawab pertanyaan yang penulis ajukan,

setelah penulis melakukan wawancara penulis berbicara mengenai sampel yang

yang akan penulis gunakan untuk penulis wawancara. Maka ibu Ulfa memberikan

beberapa saran kepada penulis. Untuk di wawancarai. Adapun kriteria sampel

yang penulis gunakan adalah pemilihan sampel berdasarkan dari tingkat kerajinan

kehadiran peserta dan kemampuan peserta dalam mengikuti proses kegiatan

pelatihan keterampilan menjahit dari masing-masing kategori peserta baik dari

jenis kelamin maupun kategori tungrahita ringan atau sedang.

Rabu, 8 Februari 2017 Yayasan Asih Budi

Pada tanggal 8 Februari penulis sampai di Yayasan jam 09.00 WIB

dengan tujuan ingin mewawancarai peserta pelatihan setelah sebelumnya penulis

bekonsultasi dengan ibu Ulfa, penulis juga berkonsultasi dengan bu Selly dan Ibu

Indah selaku instruktur pelatihan, setelah selesai berkonsultasi maka diambil

penulis mewawancarai peserta pelatihan. Penulis mewawancarai peserta pelatihan

yang terdiri dari 2 tunargrahita berkategori sedang dan ringan yang masing-

masing dari mereka perempuan dan laki-laki.

Terdapat perbedaan saat penulis mewawancarai tungrahita kategori ringan

dan sedang, sepintas tidak ada perbedaan antara tungrahita ringan dengan orang-

orang pada umumnya, perbedaan yang penulis rasakan adalah respon dari

tunggrahita kategori ringan adalah dapat menjawab pertanyaan yang penulis

ajukan dengan baik, pada setiap pertanayaan membutuhkan jeda waktu,

sedangkan tunagrahita kategori sedang memiliki respon yang sangat lambat,

peneliti harus pelan-pelan dalam memberikan pertanyaan kepada peserta pelatihan.

Page 137: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Namun jawaban yang diberikan dari masing-masing katergori cukup baik. Durasi

wawancara penulis dengan peserta pelatihan sekitar 10-15 menit per orang,

jawaban yang diberikan peserta pelatihan kepada penulis cukup pendek-pendek

oleh karna itu cukup sebentar.

Pada jam 15:00, penulis mewawancarai ibu Indah setelah kegiatan

pelatihan selesai, ibu Indah merupakan seorang tunarunggu, penulis dibantu

menggunakan catatan dalam proses wawancara. Selama proses wawancara ibu

Indah baik menghadapi penulis walaupun penulis meminta diulang-ulang dalam

wawancara, sehingga sebagian jawaban dari pertanyaan yang penulis ajukan

ditulis sendiri oleh ibu Indah. Pada tanggal 18 januari 2017 peniliti tidak

mewawancarai ibu indah karena memeang pada saat itu sendan ada rapat.

Rabu, 26 April 2017 Yayasan Asih Budi

Pada hari ini penulis menuju lembaga pada jam 10.00 WIB. Pada hari ini

penulis diberikan beberapa arsip dokumen, sebelumnya penulis berbincang-

bincang dengan insturukur sambil mengamati kegiatan instruktur dan peserta

pelatihan, seperti biasa peserta pelatihan sangat serius dalam kegiatan mereka

sesekali instrukur memberikan arahan-arahan dan mengawasi peserta pelatihan

yang sedang membuat karya jahit.

Pada jam 13:00 penulis berbincang-bincang dengan ibu Ulfa sekitar 1 jam

dan akhirnya penulis pamit.

Page 138: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

DOKUMENTASI

Instrukur pelatihan keterampilan menjahit ibu Selly sedang membuat pola untuk

membuat sarung bantal

Salah satu peserta pelatihan Ichbal sedang menguting pola yang sebelumnya

dibuat oleh instrukur

Page 139: EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PELATIHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40267/1/YOGA FEBRI... · Berdasarkan hasil dari ... 31 6. Peran Instruktur ... 41 4

Suasana ruang

pelatihan

keterampilan

menjahit di

Yayasan Asih Budi

Jakarta Timur

Salah satu hasil

produk dari pelatihan

keterampilan menjahit

di Yayasan Asih Budi

Jakarta Timur

Salah satu peserta

pelatihan Ivan

keterampilan menjahit

sedang menjahit motif

sarung bantal.