35
EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (MUSRENBANGDES) DALAM PEMBANGUNAN DI DESA TANJUNG BATU KECIL KECAMATAN BURU KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2014 Naskah Publikasi Oleh WIRA AMRU HASBUDDIN NIM. 110565201024 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

(MUSRENBANGDES) DALAM PEMBANGUNAN DI DESA

TANJUNG BATU KECIL KECAMATAN BURU KABUPATEN

KARIMUN TAHUN 2014

Naskah Publikasi

Oleh

WIRA AMRU HASBUDDIN

NIM. 110565201024

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

(MUSRENBANGDES) DALAM PEMBANGUNAN DI DESA

TANJUNG BATU KECIL KECAMATAN BURU KABUPATEN

KARIMUN TAHUN 2014

WIRA AMRU HASBUDDIN

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Musyawarah perencanaan pembangunan desa merupakan suatu hal

yang sangat penting di dalam pembangunan terutama di desa yang kita anggap

selama ini suatu daerah atau tempat yang banyak kekurangan apalagi dari segi

pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui evaluasi musyawarah

perencanaan pembangunan di Desa Tanjung Batu Kecil Kecamatan Buru

Kabupaten Karimun tahun 2014 sudah efektf dilaksanakan apa belum. Jenis

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian

ini pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Lokasi

dalam penelitian ini yaitu di Desa Tanjung Batu Kecil Kecamatan Buru kabupaten

Karimun. Peneliti memfokuskan teori Handoko (2001:7) berpendapat efektifitas

merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dari teori diatas dinyatakan bahwa efektifitas merupakan

suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu tercapai atau tidaknya yang kita

inginkan. Hasil penelitian ini merupakan suatu tindakan dimana kita dapat

mengetahui sejauh mana evaluasi dari segi efektifitas dalam musrenbangdes di

Desa Tanjung Batu Kecil Kecamatan Buru Kabupaten Karimun. Pada dasar nya

mekanisme musrenbang desa saat ini bersifat buttom up planning, artinya usulan-

usulan pembangunan berasal langsung dari masyarakat yang kemudian menjadi

daftar usulan proyek pembangunan dan disusun menurut skala prioritas kebutuhan

pembangunan. Meskipun proses musyawarah perencanaan pembangunan sudah

berjalan namun ada beberapa hal yang perlu diperhatian yaitu mengevaluasi

kegiatan setiap diadakan musrenbang desa sehingga nantinya terjadi pembenahan

untuk musrenbang selanjutnya supaya lebih baik dan efektif.

Kata kunci: Evaluasi, Efektifitas

Page 3: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

(MUSRENBANGDES) DALAM PEMBANGUNAN DI DESA

TANJUNG BATU KECIL KECAMATAN BURU KABUPATEN

KARIMUN TAHUN 2014

WIRA AMRU HASBUDDIN

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMRAH, [email protected]

ABSTRACT

Rural development planning is a very important thing in development,

especially in the villages that we think has been an area or place that many

shortcomings especially in terms of development. The purpose of this study was to

determine the evaluation of development planning at Tanjung Small Stone

Karimun District of Buru regency in 2014 already implemented efektf nothing yet.

This type of research is descriptive qualitative method. In this study, collecting

data through observation, interviews and documentation. The location of this

research is in the village of Tanjung Small Stone Karimun District of Buru

district. Researchers focused theory Handoko (2001: 7) argues effectiveness is the

ability to choose the right destination to achieve its intended purpose. From the

above theory stated that the effectiveness of a device used to measure the achieved

or not we want. The study results represent an act in which we can determine the

extent of the evaluation in terms of effectiveness in the village of Tanjung Batu

musrenbangdes in Small District of Buru Karimun. On its basis the current

village musrenbang mechanism is bottom up planning, which means that

development proposals come directly from people who later became a list of

proposed development projects and ordered by priority development needs.

Although the development planning process already underway, but there are some

things that need to be concerned is to evaluate the activities held musrenbang

every village so that later happened to musrenbang further improvements to be

better and more effective.

Keywords: Evaluation, Effectiveness

Page 4: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Latar Belakang

Pembangunan merupakan

usaha terencana untuk melakukan

perubahan menuju kondisi yang lebih

baik. Suatu pembangunan akan

menyangkut hajat hidup orang

banyak, sehingga dimaksimalkan

dapat bermanfaat bagi kesejahteraan

masyarakat sesuai dengan tujuan

pembanguna itu sendiri. Dalam

mencapai tujuannya, baik

pembangunan dalam bentuk fisik

maupun nonfisik sangat memerlukan

suatu perencanaan yang matang dan

akurat.

Pada dasarnya, mekanisme

penyusunan perencanaan

pembangunan yang dilakukan oleh

pemerintah melalui Musrenbang saat

ini lebih bersifat bottom up planning.

Pendekatan bottom up planning

artinya usulan-usulan pembangunan

berasal langsung dari masyarakat

yang kemudian menjadi daftar usulan

proyek pembangunan dan disusun

menurut skala prioritas kebutuhan

pembangunan. Dengan pendekatan

yang demikian, diharapkan

masyarakat adalah subyek

pembangunan dan hasil

pembangunan benar-benar

bermanfaat bagi kesejahteraan

masyarakat secara umum. Berhasil

atau tidaknya forum ini sangat

ditentukan oleh pelaku, materi atau

usulan pembangunan, dan proses

Musrenbang itu sendiri.

Adisasmita (2005:142),

mengemukakan bahwa rencana

pembangunan harus disusun

berdasarkan kenyataan-kenyataan

dengan memperhitungkan

kemungkinan-kemungkinan

pengembangannya nanti tanpa

kehilangan arah yang dicita-citakan.

Artinya pembangunan yang akan

Page 5: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

dilakukan tidak boleh asal susun,

pembuat kebijakan perlu melihat

secara cermat permasalahan nyata di

masyarakat yang harus diprioritaskan

dan teliti dalam menghitung

kemungkinan yang terjadi bila

kebijakan tersebut dikembangkan.

Permasalahan nyata tersebut seperti

kemiskinan, pengangguran,

pendidikan, kesehatan, infrastruktur,

dan lain sebagainya.

Berdasarkan latar

belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi berbagai permasalahan

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Berkurangnya partisipasi

masyarakat dalam

Musrenbangdes.

2. Sedikitnya usulan kegiatan

pembangunan nonfisik yang

diajukan dan disepakati dalam

Musrenbangdes.

3. Hasil Musrenbangdes tidak semua

terakomodir dalam kegiatan

pembangunan senyatanya.

4. Minimnya informasi yang

diberikan kepada masyarakat

terkait hasil Musrenbangdes.

5. Pemerintah Desa belum pernah

melakukan evaluasi terkait

pelaksanaan Musrenbangdes.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian

sebelumnya, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana evaluasi Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa

(Musrenbangdes) dalam

Pembangunan di Desa Tanjung Batu

Kecil Kecamatan Buru Kabupaten

Karimun Tahun 2014?”

Tujuan Penelitian

Page 6: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Dari rumusan masalah di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengevaluasi dari segi

efektivitas pelaksanaan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa

(Musrenbangdes) dalam

Pembangunan di Desa Tanjung Batu

Kecil Kecamatan Buru Kabupaten

Karimun Tahun 2014.

Kerangka Teori

Taliziduhu Ndraha

(2003:201) mengatakan bahwa

Evaluasi adalah proses perbandingan

antara standar dengan fakta dan

analisis hasilnya. Arikunto (2008:20)

berpendapat bahwa evaluasi adalah

kegiatan untuk mengumpulkan

informasi tentang bekerjanya

sesuatu, yang selanjutnya informasi

tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat

dalam mengambil sebuah keputusan.

Makmur (2001:6)

menyatakan bahwa efektifitas

sebagai ketetapan, harapan,

implementasi dan hasil yang

diharapkan. Handoko (2001:7)

berpendapat efektifitas merupakan

kemampuan untuk memilih tujuan

yang tepat untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Sumaryadi (2005:105)

berpendapat bahwa pada dasarnya

efektifitas adalah tingkat pencapaian

tujuan atau sasaran organisasi sesuai

dengan yang ditetapkan.

Fremont dalam sugiyono

(2005:23) berpendapat bahwa

efektifitas merupaka derajad

pencapaian tujuan baik secara

eksplisit maupun implisit. Yaitu

seberapa jauh rencana dapat

dilaksanakan dan seberapa jauh

tujuan tercapai.

Page 7: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Konsep Operasional

Batasan masalah dalam

penelitian ini adalah terkait dengan

evaluasi dari aspek efektifivitas

pelaksanaan Musrenbangdes di Desa

Tanjung Batu Kecil Tahun 2014.

Tujuan Penelitian ini untuk

mengevaluasi efektivitas pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa

(Musrenbangdes) di Desa Tanjung

Batu Kecil Kecamatan Buru

Kabupaten Karimun Tahun 2014.

Peneliti dalam hal ini

memfokuskan teori Evaluasi dalam

bentuk efektifitas yaitu teori

Handoko (2001:7) berpendapat

efektifitas merupakan kemampuan

untuk memilih tujuan yang tepat

untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dari teori diatas

dinyatakan bahwa efektifitas

merupakan suatu alat yang

digunakan untuk mengukur suatu

tercapai atau tidaknya yang kita

inginkan.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Arikunto (2010:151)

menyebutkan bahwa, “Metode

penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data

penelitiannya”.Jenis penelitian ini

bersifat deskriptif kualitatif, yaitu

berupaya menggambarkan suatu

fenomena yang diteliti secara apa

adanya di lapangan. Jenis penelitian

deskriptif kualitatif, dalam penelitian

ini peneliti akan memberikan

gambaran sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta sesuai

ruang lingkup penelitian.

Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini

berlokasi di Desa Tanjung Batu

Page 8: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Kecil Kecamatan Buru Kabupaten

Karimun, karena ingin mengetahui

lebih jelas mengenai Evaluasi

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan di desa. Pemilihan

lokasi penelitian ini karena di Desa

Tanjung Batu Kecil ini merupakan

pintu masuk awal untuk menuju desa

lainnya dan persinggahan kapal

hanya di desa ini maka dari itu

pembangunan Desa Tanjung Batu

Kecil Kecamatan Buru Kabupaten

Karimun harus memadai, baik itu

sektor jalan dan pembangunan

lainnya.

Jenis dan Sumber Data

Lofland dalam Moleong

(2011:157), sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Sedangkan

menurut Moleong dalam Arikunto

(2010:22), sumber data penelitian

kualitatif adalah tampilan berupa

kata-kata lisan atau tertulis yang

dicermati oleh peneliti, dan benda-

benda yang diamati sampai detailnya

agar dapat ditangkap makna tersirat

dalam dokumen atau bendanya.

Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Data Primer

Arikunto (2010:22), data primer

adalah data dalam bentuk verbal atau

kata-kata yang diucapkan secara

lisan, gerak-gerik, atau prilaku yang

dilakukan oleh subjek yang dapat

dipercaya, dalam hal ini adalah

subjek penelitian (informan) yang

berkenaan dengan variabel yang

diteliti.

Page 9: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

2. Data Sekunder

Arikunto (2010:22)

mengemukakan data sekunder

adalah data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen grafis,

foto-foto, film, rekaman video,

benda-benda dan lain-lain yang

dapat memperkaya data primer.

Teknik dan Alat Pengumpulan

Data

Pengumpulan data yang

dilakukan, peneliti menjadi

instrument utama penelitian atau

merupakan alat pengumpul data

utama, karena peneliti yang

melakukan segala sesuatunya dari

seluruh proses penelitian baik dalam

perencanaan, melaksanakan

pengumpulan data, menganalisis,

menafsirkan data dan melaporkan

hasil penelitian. Hal ini sesuai

dengan apa yang dikemukakan oleh

Moleong (2011:168) bahwa “dalam

penelitian kualitatif peneliti

bertindak sebagai instrumen utama”.

Peneliti sebagai instrumen penelitian

dapat memahami makna interaksi

antar manusia, membaca gerak

muka, memahami perasaan dan nilai

yang terkandung dibalik ucapan atau

perbuatan subjek penelitian, sehingga

meskipun digunakan alat perekam,

peneliti tetap memegang peran utama

sebagai alat penelitian.

Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Sugiyono (2011:157),

mengatakan bahwa wawancara

digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk

menemukan permasalahan

Page 10: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

yang harus diteliti, dan juga

apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih

mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Alat pengumpulan data yang

digunakan adalah lembaran

pedoman wawancara.

2. Obervasi

Hadi dalam Sugiyono

(2011:166), teknik observasi

merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting

adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.

3. Dokumentasi

Hadi dalam Miranti dan

Lituhayu (2010:25),

menjelaskan dokumentasi

adalah teknik pengumpulan

data dengan menggunakan

teknik dokumen sebagai

sumber data, yang dimaksud

dengan dokumen adalah

laporan tertulis dari suatu

peristiwa yang isinya terdiri

dari penjelasan dan pemikiran

terhadap suatu peristiwa dan

ditulis dengan sengaja untuk

menyimpan mengenai

peristiwa tersebut.Arikunto

(2010:274), dokumentasi

yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat,

agenda, dan sebagainya.

Teknik Analisis Data

Bogdan & Biklen dalam

Moleong (2011:248), analisis data

Page 11: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola,

mensistesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang di

ceritakan kepada orang lain.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Pelaksanaan Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil Tahun 2014

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Tingkat Desa

(Musrenbangdes) adalah proses

untuk merencanakan pembangunan,

baik fisik maupun nonfisik yang ada

di desa tersebut. pihak-pihak yang

terlibat didalam musrenbangdes yaitu

Pemerintah Desa, BPD, LPM, Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama,

Lembaga Masyarakat Desa,

Perempuan dan Masyarakat Desa

pada umumnya. Desa Tanjung Batu

Kecil Kecamatan Buru Kabupaten

mengusulkan beberapa program

pembangunan pada tahun 2014 yaitu

Pembangunan Jalan, Pembangunan

dermaga/pelabuhan, permbersihan

parit, pembangunan tanggul dan

pintu air, pembangunan jaringan

listrik, pembangunan lapangan olah

raga, pembangunan rumah tidak

layak huni, pembangunan masjid dan

aula, pembangunan kantor BPD,

bantuan modal untuk usaha,

pembangunan gedung PAUD,

pembangunan pagar disetiap sekolah,

pembangunan ruang pustaka disetiap

sekolah, pengadaan kendaraan

oprasional kantor, pemberian

beasiswa bagi anak yang berprestasi

dan kurang mampu.

Page 12: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Musrenbangdes merupakan

sesuatu yang harus diperhatikan

Pemerintah, karena di Indonesia

sendiri keseluruhan hampir semua

adalah Desa, maka dari itu

pembangunan disetiap Desa harus

diperhatikan. Berikut kutipan

pernyataan Bapak Agus Akhmadi

selaku pelaksana teknis

Musrenbangdes tingkat Kabupaten.

Berikut kutipan pernyataan

Bapak Agus Akhmadi selaku

pelaksana teknis Musrenbangdes

tingkat Kabupaten.

“Musrenbangdes jelas

musyawarah perencanaan

pembangunan desa. Pada

artinya itu adalah proses

untuk merencanakan

pembangunan baik fisik

maupun nonfisik yang ada di

desa itu sendiri”. (Wawancara

pada tanggal 17 Maret 2016)

Pernyataan yang sama juga

disampaikan oleh Bapak Sahril

selaku Kepala Desa Tanjung Batu

Kecil. Beliau mengatakan bahwa

Musrenbangdes merupakan kegiatan

untuk merencanakan suatu program

pembangunan, baik fisik maupun

nonfisik sebagai usulan kegiatan

tahun berikutnya dan menyusun,

merekap hasil musyawarah untuk

diteruskan ke Musrenbang

Kecamatan. Berikut kutipan

pernyataan beliau :

“….kegiatan Musrenbangdes

di desa itu merencanakan

suatu program pembangunan,

baik fisik maupun non fisik

untuk usulan kegiatan tahun

berikutnya dan sekalian untuk

menyusun dan merekap hasil

Musrenbangdes di tingkat

Desa yang nantinya

diteruskan ke tingkat

Musrenbang Kecamatan”.

(Wawancara pada tanggal 21

Maret 2016)

Berdasarkan hasil wawancara

dengan Bapak H. Sumardi selaku

Kaur Ekonomi dan Pembangunan

Desa Tanjung Batu Kecil, setiap

tahunnya Desa Tanjung Batu Kecil

Page 13: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

selalu menyelenggarakan

Musrenbangdes sesuai dengan aturan

yang berlaku. Berikut kutipan

pernyataan beliau:

“Ya, pasti …itukan aturan

dari atas. Setiap desa wajib

melakukan Musrenbang

untuk merancang rencana

pembangunan desa.”

(Wawancara: 22 Maret 2016 )

Menurut Bapak Sutadi selaku

Kepala Dusun I, Musrenbangdes

penting diselenggarakan untuk

menerima usulan-usulan dari warga

perdusunan, baik pembangunan fisik

maupun nonfisik. Berikut pernyataan

beliau:

“Iya, penting. Masalahnya

Musrenbangdes ini kan

menerima usulan-usulan

terutama dari masing-masing

dusun atau pun RT. Apa saja

yang mungkin akan

dilaksanakan atau

dianggarkan khususnya

dalam masalah pembangunan

fisik maupun nonfisik.”

(Wawancara: 22 Maret 2016 )

Tim Penyelenggara

Musrenbang (TPM) terdiri dari

pamong desa dan anggota lembaga

kemasyarakatan desa, sebagaimana

yang disampaikan oleh Bapak Sahril,

selaku Kepala Desa Tanjung Batu

Kecil berikut ini :

“Pamong, kemudian anggota

lembaga kemasyarakatan

desa. Pamong itu, ya berarti

dari pemerintah desa. Jadi ada

kasi ada kaur dan ada staf.

Kemudian dari lembaga

kemasyarakatan desa ada

BPD, ada PKK, dan ada

LPMD.” (Wawancara: 21

Maret 2016 )

Terkait dengan kompetensi

TPM, Bapak Sahril menilainya dari

outcome dan output. Berikut kutipan

pernyataan beliau:

“Kalau bicara seperti itu tidak

lepas dari kompetensi SDM

dari pamong desa atau

perangkat desa, termasuk

juga perangkat panitianya.

Sehingga saya tidak bisa

menilai kalau dari sisi

qualified. Tapi saya bisa

menilai dari outcome-nya

atau output-nya sepanjang

Page 14: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

mereka bisa menaati deadline

waktu, kemudian sudah

mengakomodir aspirasi

masyarakat….Ya sudah itu

berarti sudah memenuhi

standar kompetensi yang kita

tetapkan.” (Wawancara:

Selasa, 21 Maret 2016 )

Saudara Mifakul

Abdurakhman, peserta

Musrenbangdes mengatakan bahwa

TPM kurang memahami secara

mendalam proses Musrenbangdes.

Berikut kutipan pernyataan beliau:

“Ya, kompetensi

penyelenggaranya kan

pemerintah desa ya. Ya saya

merasa kompetensi mereka

masih kurang. Menurut saya

kemampuan pemerintah desa

sebagai fasilisator yang

memfasilitasi Musrenbangdes

itu belum mengetahui secara

mendalam terkait dengan

proses Musrenbangdes. Ya

mereka Cuma

Musrenbangdes seperti itulah

usulan dari bawah

dikumpulkan jadi satu.

Padahal disitu kan harus ada

penjelasan dulu sebelum

melakukan Musrenbangdes.

Apa itu Musrenbangdes,

dasar-dasarnya seperti apa.

Terus nanti pelaksanaannya

seperti apa, itu mereka harus

tau.” (Wawancara: Sabutu, 23

Maret 2016 )

Faktor Pendukung dan

Penghambat dalam Pelaksanaan

Musrenbang di Desa Tanjung

Batu Kecil Kecamatan Buru

Kabupaten Karimun Tahun 2014

Berhasil atau tidaknya

pelaksanaan Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil tidak terlepas

dari faktor pendukung dan

penghambat. Adapun faktor

pendukung pelaksanaan

Musrenbangdes meliputi :

1) Adanya aturan hukum

2) Ketersediaan anggaran

3) Adanya partisipasi aktif

masyarakat

Sedangkan, faktor

penghambat pelaksanaan

Musrenbangdes di Desa

Tanjung Batu Kecil

Page 15: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Kecamatan Buru Kabupaten

Karimun Tahun 2014,

meliputi :

1) Pelaksanaan yang tidak

tepat waktu

2) Ketidaksiapan materi

dalam Musrenbangdes

a) Tahapan Pra

Musrenbangdes

Tahapan pra

Musrenbangdes yang pertama kali

dilakukan oleh Pemerintah Desa

Tanjung Batu Kecil selaku yang

punya kewenangan sekaligus

penanggungjawab adalah

melakukan pengorganisasian

dengan membentuk panitia atau

yang disebut Tim Penyelenggara

Musrenbang (TPM). Tim ini

dibentuk langsung oleh Kepala

Desa Tanjung Batu Kecil selaku

pimpinan tertinggi dari

pemerintah desa sebelum

diadakan Musrenbangdes. TPM

terdiri dari pamong desa, anggota

BPD dan lembaga

kemasyarakatan desa. Lembaga

Kemasyarakatan Desa tersebut

berasal dari PKK dan LPMD.

Susunan kepanitiaan tersebut

meliputi Kepala Desa dan Ketua

BPD sebagai penanggung jawab,

Ketua LPMD sebagai ketua

penyelenggara, sekretaris desa

sebagai sekretaris penyelenggara,

dan masih ada beberapa anggota

lainnya.

Selain membentuk TPM,

Kepala Desa juga membentuk

Tim Pemandu atau fasilisator

Musrenbangdes. Fasilisator

merupakan seorang yang

membantu peserta untuk terlibat

aktif dalam proses

Musrenbangdes. Penunjukkan

Page 16: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

seorang fasilisator tidak boleh

sembarangan, harus orang yang

benar-benar memiliki kemampuan

tentang aturan tata cara

pelaksanaan Musrenbangdes,

sudah dikenal oleh masyarakat

setempat, dan mempunyai

kemampuan di bidangnya.

Seorang fasilisator juga harus

menjunjung prinsip-prinsip

Musrenbangdes sebagai nilai

dirinya. Personil tim ini hampir

sama dengan TPM, hanya saja

jumlahnya lebih sedikit.

Fasilisator Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil Kecamatan

Buru Kabupatan Karimun Tahun

2014 berjumlah sekitar 4 (empat)

orang, yang ditempatkan sesuai

kemampuannya. Fasilisator

tersebut adalah sekretaris desa,

kaur pemerintahan, kaur

kesejahteraan rakyat, dan kaur

ekonomi pembangunan.

Setelah itu, tahap pra

Musrenbangdes selanjutnya

adalah melakukan rapat

koordinasi sebulan sebelum

Musrenbangdes. Rapat tersebut

diikuti oleh Kepala Desa,

Sekretaris Desa, Kaur, dan Kepala

Dusun. Rapat koordinasi

dilaksanakan untuk menentukan

jadwal pelaksanaan

Musrenbangdus maupun

Musrenbangdes. Dalam rapat

koordinasi, Kepala Desa Tanjung

Batu Kecil menginformasikan

kepada peserta rapat bahwa desa

akan menghadapi Musrenbangdes,

sehingga perlu segera ditentukan

jadwal pelaksanaannya.

Musrenbangdus

merupakan tahap awal dalam

pencapaian tujuan

Page 17: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Musrenbangdes. Tujuannya

adalah untuk mengidentifikasi dan

merumuskan masalah-masalah

pembangunan yang ada di

pedusunan masing-masing sesuai

kebutuhan dan aspirasi

masyarakat. Setelah usulan-usulan

program tersebut disepakati,

kemudian dituangkan dalam

lembaran form yang telah

dibagikan oleh pemerintah desa.

Rata-rata usulan pembangunan

yang telah disepakati itu lebih

diprioritaskan pada pembangunan

fisik berupa pengerasan jalan atau

infrastruktur. Alasannya lebih

mengutamakan pembangunan

fisik daripada non fisik karena

yang lebih kelihatan wujud

pembangunannya. Selain itu,

sebagai patokan maju tidaknya

pembangunan suatu pedusunan.

Sebenarnya, pembangunan

nonfisik juga perlu diperhatikan

untuk meningkatkan sumber daya

manusia yang ada di Desa

Tanjung Batu Kecil.

Bagi panitia

penyelenggara Musrenbangdes,

Musrenbangdus ini sangat efektif

dilaksanakan sebelum

Musrenbangdes karena tidak perlu

mengumpulkan terlalu banyak

warga atau perwakilan masyarakat

lainnya yang ada di pedusunan.

Musrenbangdus sudah menjadi

wadah untuk menampung aspirasi

dan kebutuhan masyarakat yang

ada di masing-masing pedusunan.

Pelaksanaan

Musrenbangdus di Desa Tanjung

Batu Kecil dibiayai oleh

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDes). Pada tahun 2014,

masing-masing pedusunan

mendapatkan subsidi konsumsi

Page 18: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

sebesar Rp. 500.000,-. Hal ini

membuktikan bahwa pemerintah

desa sangat mendukung dan ikut

memfasilitasi pelaksanaan

Musrenbangdus tersebut.

Setelah Musrenbangdus

selesai, selanjutnya panitia

melaksanakan lokakarya untuk

menganalisis informasi yang

ditemukan dalam Musrenbangdus.

Lokakarya ini dilakukan sebagai

proses musyawarah untuk

menyusun draf rancangan awal

RPKDes. RKPDes disusun

berdasarkan hasil Musrenbangdus

dan mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Desa Tanjung Batu Kecil

tahun berkenaan. Panitia

penyusun berjumlah sekitar 7

orang. Hasil musyawarah yang

berupa draf rancangan awal

RKPDes tersebut, kemudian

dijadikan materi pembahasan pada

saat Musrenbangdes.

Langkah selanjutnya, yang

dilakukan panitia adalah

menyampaikan informasi ke

peserta dan narasumber melalui

surat undangan. Undangan tanpa

nama biasanya diberikan kepada

kepala dusun, apabila panitia tidak

tahu masyarakat yang diundang

karena kepala dusun sudah pasti

tahu warganya yang akan

mewakili pedusunnnya dalam

Musrenbangdes. Penyebaran

undangan ke peserta dan

narasumber dilakukan dua atau

tiga hari sebelum Musrenbangdes,

yang diantar langsung oleh tenaga

yang menjadi humas. Surat

undangan tersebut masih efektif

sebagai media untuk

menyampaikan informasi karena

lebih menghargai orang lain dan

Page 19: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

sebagai bentuk adat kebudayaan

di era globalisasi sekarang ini .

b) Tahapan Pelaksanaan

Musrenbangdes

Setelah tahap pra

Musrenbangdus selesai, kemudian

dilanjutkan tahap pelaksanaan

Musrenbangdes. Musrenbang di

Desa Tanjung Batu Kecil

dilaksanakan pada awal tahun

yaitu bulan Januari 2014, tepatnya

tanggal 22 Januari 2014 pukul

09.30 wib. Musrenbangdes ini

diselenggarakan di aula Balai

Desa Tanjung Batu Kecil.

Penggunaan fasilitas milik

pemerintah sebagai tempat

melaksanakan Musrenbangdes

sangat tepat karena merupakan

area yang netral dan strategis. Jika

dilihat, ruangan aula tersebut

cukup luas dengan kapasitas

menampung sekitar 300 orang,

sehingga cukup memadai untuk

tempat Musrenbangdes. Aula

Balai Desa Tanjung Batu Kecil

sudah dilengkapi dengan fasilitas

pertemuan yang biasanya

digunakan pada umumnya, seperti

kipas angin yang menempel di

atap ruangan, LCD proyektor,

seperangkat sound system, meja

dan kursi yang kondisinya masih

baik.

Terkait dengan alat/tools

atau instrumen yang disediakan

oleh panitia. Alat (tools) untuk

mendukung pelaksanaannya,

seperti alat tulis, dan kertas untuk

merekap, serta form usulan

program masyarakat yang sudah

dibagikan sebelum

Musrenbangdus. Alat (tools) yang

dibutuhkan dalam Musrenbang di

Desa Tanjung Batu Kecil tahun

2014 bisa dikatakan cukup

Page 20: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

lengkap. Selain itu, disediakan

snack dan minuman, serta uang

transportasi bagi peserta dan

narasumber. Hal ini membuktikan

bahwa fasilitas pertemuan yang

diberikan dalam musyawarah

tersebut sudah memadai.

Jumlah peserta yang

diundang dalam Musrenbang

Desa Tanjung Batu Kecil tahun

2014 kurang lebih di atas 100

orang, hampir sekitar 96% lebih

yang hadir. Tidak semua peserta

yang diundang dapat hadir dalam

Musrenbangdes. Hal ini tentunya

harus dimaklumi mengingat

Musrenbangdes dilaksanakan

pada saat jam kerja, sehingga

beberapa stakeholders

mempunyai kesibukan kerja

masing-masing. Berdasarkan

daftar hadir Musrenbangdes tahun

2014, sekitar 99 orang hadir

dalam Musrenbangdes. Mereka

yang hadir merupakan orang-

orang pilihan yang berasal dari

masyarakat dan pemerintah.

Dalam Musrenbangdes tidak ada

aturan yang mengharuskan semua

warga diundang dalam

Musrenbangdes, sehingga

keberadaan orang-orang pilihan

tersebut yang nantinya akan

memperjuangkan aspirasi dari

masyarakatnya.

Berdasarkan hasil

wawancara yang diperoleh

peneliti dengan didukung data

berupa daftar hadir, komposisi

peserta Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil sudah sesuai

dengan Panduan Penyelenggaraan

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa Tahun 2008.

Hal ini terbukti dengan

dilibatkannya berbagai unsur

Page 21: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

pemerintah dan masyarakat,

seperti semua kepala dusun dan

beberapa ketua RT sebagai

perwakilan wilayahnya masing-

masing,

Secara umum komposisi

peserta Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil sudah sesuai

dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa. Dalam peraturan ini

disebutkan bahwa perencanaan

pembangunan desa disusun secara

partisipatif oleh pemerintah desa

sesuai dengan kewenangannya

dan wajib melibatkan lembaga

kemasyarakatan desa. Lembaga

kemasyarakatan desa yang harus

dilibatkan dalam Musrenbangdes

adalah Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Desa (LPMD). Hal ini

karena Musrenbangdes

merupakan salah satu ranah tugas

dari LPMD. Selain stakeholders

desa, Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil tahun 2014

juga dihadiri oleh perwakilan dari

kantor PMD Kabupaten Karimun

sebagai petugas pelaksana teknis

Musrenbangdes tingkat kabupaten

dan Muspika (Musyawarah

Pimpinan Kecamatan) Buru,

sepeti Camat dan Staf bagian

ekonomi pembangunan, kapolsek,

dan danramil.

Dalam Musrenbang di

Desa Tanjung Batu Kecil, TPM

sudah memperhatikan kesetaraan

gender. Hal ini terbukti dengan

dilibatkannya beberapa kelompok

perempuan, baik yang yang

berasal dari Tim Penggerak

Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (Tim Penggerak PKK),

Pembantu Pembina Keluarga

Berencana Desa (PPKBD) dan

Page 22: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

perangkat desa. Jika

dipersentasekan, yang hadir dalam

Musrenbangdes tahun 2014

sekitar 30,6% adalah perempuan

atau sekitar 30 orang.

Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil Tahun 2014,

sudah memberikan ruang kepada

seluruh komponen masyarakat,

dari tingkat RT sampai desa untuk

terlibat secara aktif dalam proses

perencanaan pembangunan desa.

Proses perencanaan pembangunan

memang membutuhkan partisipasi

dan keterlibatan masyarakat.

Perencanaan tidak hanya

merupakan tugas para perencana

saja, tetapi juga merupakan tugas

seluruh masyarakat. Melalui

forum ini, komponen masyarakat

dan stakeholders Desa Tanjung

Batu Kecil diuji kemampuannya

untuk mengidentifikasi masalah-

masalah pembangunan yang

menjadi kebutuhan masyarakat di

desanya.

Agenda pelaksanaan

Musrenbang di Desa Tanjung

Batu Kecil tahun 2014 meliputi

pembukaan, paparan Kepala Desa,

pembahasan dengan dibentuk

kelompok kerja, kesimpulan,

musyawarah untuk menentukan

Tim Delegasi Desa, dan penutup.

Setelah pembukaan

selesai, Kepala Desa memaparkan

beberapa informasi yang perlu

diketahui oleh seluruh peserta.

Informasi tersebut terkait dengan

visi, misi, anggaran desa, skala

prioritas, usulan pembangunan,

dan sebagainya. Informasi ini

sangat berguna bagi peserta

Musrenbangdes, terutama untuk

menentukan kegiatan

Page 23: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

pembangunan yang mendesak

dengan anggaran yang tersedia.

Selanjutnya, informasi-

informasi yang telah disampaikan

oleh kepala desa tersebut

kemudian ditawarkan kepada

peserta untuk kemudian dicermati

bersama-sama dalam forum

diskusi. Metode diskusi yang

digunakan dalam Murenbangdes

termasuk adalah Focus Group

Discussions (FGD). Agar lebih

cermat dan teliti, peserta di bagi

menjadi 4 (empat) kelompok,

Dalam proses diskusi

pembahasan usulan kegiatan

pembangunan desa, peserta

dibantu oleh seorang

fasilisator/pemandu. Setiap

kelompok dipandu oleh satu orang

fasilisator yang sesuai

kemampuan dalam bidangnya

masing-masing. Sebagai contoh

bidang pemerintahan dipandu

langsung oleh Kaur Pemerintahan,

bidang kesejahteraan rakyat

dipandu oleh Kaur Kesejahteraan

Rakyat dan Agama,

perekonomian dipandu Sekretaris

Desa, dan pembangunan dipandu

oleh Kaur Ekonomi

Pembangunan. Apalagi mereka

sudah dikenal oleh masyarakat

Desa Tanjung Batu Kecil.

Keempat pemandu merupakan

pamong desa yang sudah

seharusnya bersikap netral dalam

setiap pengembilan keputusan.

Proses diskusi dalam Musrenbang

di Desa Tanjung Batu Kecil tahun

2014 ini dapat berjalan dengan

lancar dan berlangsung secara

demokratis.

c) Tahapan Pasca Musrenbangdes

Setelah pelaksanaan

Musrenbangdes selesai,

Page 24: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

dilanjutkan dengan tahapan pasca

Musrenbangdes. Berdasarkan

Panduan Penyelenggaraan

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa tahun 2008,

tahapan yang perlu dilakukan

pasca Musrenbangdes adalah

melakukan pembekalan kepada

Tim Delegasi Desa terkait

penguasaan data/informasi dan

penguatan kemampuan tim.

Tetapi yang terjadi di Desa

Tanjung Batu Kecil tidak ada

pembekalan terlebih dahulu yang

diberikan kepada tim sebelum

diterjunkan ke Musrenbangcam.

Hal ini karena mereka sudah tahu

apa yang harus dikerjakan saat

Musrenbangcam. Meskipun tim

sudah menguasai materi,

pembekalan sangat penting

dilakukan untuk memantapkan

daftar usulan prioritas kegiatan

pembangunan desa yang

diajukakn saat Musrenbangcam.

Tahapan pasca

Musrenbangdes yang dilakukan

pemerintah desa lainnya adalah

membuat peraturan terkait

RKPDes. Peraturan tersebut

hanya berupa keputusan Kepala

Desa. Namun, seiring berjalannya

waktu akhirnya diterbitkan

sebagai dasar hukum yang lebih

tinggi untuk memayungi RKPDes

tahun 2015 agar mempunyai

kekuatan hukum tetap. Peraturan

desa ini disepakati bersama antara

Pemerintah Desa. Selain peraturan

desa tentang RKPDes, pemerintah

desa juga membuat peraturan desa

terkait RKPDes. Peraturan desa

tentang APBDes diterbitkan

setelah anggaran pendapatan dan

belanja desa (APBDes) tahun

2015 disepakati.

Page 25: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

APBDes digunakan

sebagai acuan untuk membiayai

kegiatan yang akan dilakukan

desa sesuai dengan

kewananganya. APBDes tahun

2015 mengacu pada RKPDes

tahun 2015 yang telah disepakati

bersama dalam forum

Murenbangdes tahun 2014.

Penyusunan APBDes diatur dalam

Permendagri Nomor 37 Tahun

2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa. Di

Desa Tanjung Batu Kecil,

APBDes disusun oleh Kepala

Desa, Sekretaris Desa, dan

Bendahara Desa. Berdasarkan

peraturan menteri tersebut, kepala

desa sebagai kepala pemerintah

desa adalah pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan desa,

sedangkan sekretaris desa

bertindak selaku coordinator

pelaksanaan pengelolaan

keuangan desa.

Setelah proses penyusunan

APBDes selesai, kemudian

pemerintah desa bersama-sama

dengan Badan Permusyawaratan

Desa (BPD) melakukan

musyawarah desa untuk

membahas dan menyepakati

APBDes tahun 2015. Selanjutnya,

berdasarkan Peraturan Desa

Nomor 004 Tahun 2015 tentang

APBDes, dengan lampiran berupa

rincian APBDes. Semua kegiatan

pembanguna yang masuk dalam

APBDes tahun 2015 bukan

merupakan item kegiatan

pembangunan yang diusulkan saat

Musrenbangcam.

Berdasarkan uraian di atas,

dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil tahun 2014

Page 26: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

telah efektif karena dua tujuan

Musrenbangdes dapat tercapai

dengan baik sesuai proses yang

termuat dalam Panduan

Penyelenggaraan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa

tahun 2008, yaitu tercapainya

kesepakatan terkait prioritas

kebutuhan/masalah dan kegiatan

desa untuk tahun 2015, serta

pembentukan Tim Delegasi Desa

yang akan memaparkan persoalan

desa pada Musrenbang

kecamatan. Tujuan

Musrenbangdes tersebut dapat

tercapai tanpa menghilangkan

konsep partisipatif dan diaglogis.

Namun, terlepas dari hal tersebut,

berhasil atau tidaknya

pelaksanaan Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil tahun 2014

sangat dipengaruhi oleh faktor

pendukung dan penghambat.

Adapun faktor pendukung

pelaksanaan Musrenbangdes

antara lain :

1. Adanya aturan hukum yang

jelas

Sebuah kebijakan

publik sudah mutlak memiliki

regulasi yang mengaturnya,

sehingga pelaksanaanya dapat

berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Musrenbangdes

sebagai salah satu kebijakan

pemerintah diatur dalam

Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 66 Tahun

2007 tentang Perencanaan

Desa yang memuat petunjuk

teknis penyelenggaraan

Musrenbang untuk

penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka

Menengah Desa (RPJM) 5

Tahunan dan Rencana Kerja

Page 27: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Pembangunan Desa

(RKPDes) tahunan. Dalam

peraturan ini jelas dijabarkan

proses dan lampiran terkait

penyusunan RPJMDes dan

RKPDes. Hal ini

membuktikan bahwa payung

hukum yang mengatur

Musrenbangdes sudah jelas.

Kejelasan aturan hukum

menjadi acuan bagi

pemerintah desa untuk

menyelenggarakan

Musrenbangdes sesuai

dengan ketentuan yang

berlaku.

2. Ketersediaan anggaran

Anggaran

merupakan hal yang mutlak

dibutuhkan dalam setiap

pelaksanaan kebijakan.

Desa Tanjung Batu Kecil

sudah menyiapkan anggaran

yang cukup besar untuk

menyelenggarakan

Musrenbangdes. Anggaran

tersebut sudah termuat

dalam APBDes tahun 2014,

sehingga dalam

pelaksanaannya dapat

berjalan dengan lancar

karena tidak kekurangan

biaya. Ketersediaan

anggaran yang cukup juga

menjadi faktor pendukung

pelaksanaan Musrenbang di

Desa Tanjung Batu Kecil

tahun 2014.

3. Adanya partisipasi aktif

masyarakat

Secara keseluruhan,

partisipasi yang hadir

sebagai wakil masyarakat

dalam Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil tahun

2014 sudah aktif. Partisipasi

Page 28: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

peserta mencerminkan

usaha mengakomodasi

usulan pembangunan dari

masyarakat secara

keseluruhan, sehingga

partisipasi masyarakat

sangat diperlukan dalam

proses pembangunan.

Selain faktor pendukung,

pelaksanaan Musrenbang di

Desa Tanjung Batu Kecil juga

ada faktor penghambatnya,

antara lain :

1. Pelaksanaan yang tepat

waktu

Ketepatan waktu

sangat perlu diperhatikan

agar pertemuan dapat

berjalan seperti yang

diharapkan. Musrenbang di

Desa Tanjung Batu Kecil

dilaksanakan pada saat jam

kerja, tepatnya pukul 09.30

wib. Pada kenyataannya,

pelaksanaan Musrenbangdes

Desa Tanjung Batu Kecil

tahun 2014 tidak tepat

waktu sesuai jadwal karena

terlambat sekitar 15 menit.

Meskipun tidak menjadi hal

yang begitu penting, tetapi

ketidaktepatan waktu

pelaksanaan Musrenbangdes

karena mengganggu agenda

Musrenbangdes yang telah

direncanakan.

2. Ketidaksiapan materi

Musrenbangdes

Materi merupakan

bahan yang akan dibahas

dalam Musrenbangdes,

sehingga sangat penting

bagi peserta untuk

mempelajarinya. Materi ini

berisi rangkuman usulan-

usulan kegiatan

Page 29: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

pembangunan desa, yang

berasal dari usulan setiap

pedusunan dan usulan desa

sendiri.

Namun, yang terjadi

saat Musrenbang di Desa

Tanjung Batu Kecil tahun

2014, peserta baru diberi

materi saat hari H. setelah

mengisi daftar hadir atau

absensi, setiap peserta baru

disodori materi yang sudah

disiapkan oleh panitia.

Padahal, tidak semua yang

diundag ke Musrenbangdes

mengetahui daftar usulan-

usulan kegiatan

pembangunan tersebut.

Beberapa faktor

penghambat dalam pelaksanaan

Musrenbang di Desa Tanjung

Batu Kecil tahun 2014 ini perlu

diperhatikan secara cermat oleh

pemerintah desa, agar dapat

mengambil tindakan yang tepat

untuk mengatasi permasalahan

teknis tersebut. Meskipun

terdapat hambatan, namun tidak

begitu mempengaruhi

kefektivitasan pelaksanaan

kebijakan tersebut. Hal ini

dikarenakan Musrenbang di

Desa Tanjung Batu Kecil tahun

2014 telah melalui proses

musyawarah yang benar sesuai

dengan Panduan

Penyelenggaraan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa

tahun 2008, tanpa

menghilangkan konsep

partisipatif dan dialogis.

Sehingga pada akhirnya dua

tujuan Musrenbangdes yaitu

penyepakatan prioritas

kebutuhan/masalah dan kegiatan

desa untuk tahun 2015, serta

Page 30: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

pembentukan Tim Delegasi

Desa yang akan memaparkan

persoalan desa pada Musrenbang

kecamatan dapat tercapai dengan

baik.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

di atas dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) di Desa Tanjung

Batu Kecil Kecamatan Buru

Kabupaten Karimun tahun 2014

telah berjalan akan tetapi kurang

efektif. Hal ini terbukti dari

kurang tercapainya kesepakatan

terkait prioritas

kebutuhan/masalah dan kegiatan

desa untuk tahun 2015, serta

pembentukan Tim Delegasi

Desa yang kurang memaparkan

persoalan desa pada Musrenbang

kecamatan. Meskipun terdapat

hambatan dalam pelaksanaanya,

namun tidak begitu

mempengaruhi efektivitas

kebijakan tersebut karena

Musrenbang di Desa Tanjung

Batu Kecil tahun 2014 telah

melalui proses musyawarah

yang benar sesuai dengan

Pedoman Penyelenggaraan

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa tahun 2008,

tanpa menghilangkan konsep

partisipatif dan dialogis.

2. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) di

Desa Tanjung Batu Kecil

Kecamatan Buru Kabupaten

Karimun tahun 2014 sebagai

berikut :

Page 31: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

a. Faktor pendukung antara

lain: adanya aturan hukum

yang jelas; ketersediaan

anggaran; dan adanya

partisipasi aktif masyarakat.

b. Faktor penghambat, antara

lain: pelaksanaan yang tidak

tepat waktu, dan

ketidaksiapan materi

Musrenbangdes.

Saran

Meskipun pelaksanaan

Musrenbang di Desa Tanjung

Batu Kecil Kecamatan Buru

Kabupaten Karimun tahun 2014

telah berjalan, namun ada

beberapa hal yang dapat peneliti

sarankan. Beberapa saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Desa

a. Pemerintah desa

sebaiknya

mengintruksikan

kepada seluruh dusun

untuk wajib

menyelenggarakan

Musrenbangdus sebagai

wadah menampung

aspirasi masyarakat

pedusunan karena

berdasarkan fakta di

lapangan masih ada

pedusunan di Desa

Tanjung Batu Kecil

yang tidak mengadakan

Musrenbangdus.

2. Pemerintah desa sebaiknya

melakukan evaluasi terkait

pelaksanaan Musrenbangdes

untuk mengetahui

efektivitas kebijakan

tersebut, supaya nantinya

dapat diambil tindakan

untuk melakukan perbaikan

dan pembenahan Bagi Tim

Page 32: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Penyelenggara Musrenbang

(TPM)

a. Sebaiknya materi

terkait pembahasan

rencana kegiatan

pembangunan desa

diberikan kepada

seluruh peserta jauh-

jauh hari, sehingga

peserta dapat

mengetahui,

memahami,

mempelajari,

mencermati, dan

menguasai materi

tersebut, supaya

nantinya peserta sudah

mempunyai bekal

pikiran yang akan

disampaikan ketika

Musrenbangdes

berlangsung.

b. Mengingat Musrenbang

di Desa Tanjung Batu

Kecil diselenggarakan

saat jam kerja,

sebaiknya TPM

memulai acara tepat

waktu sesuai dengan

rencana, supaya tidak

mengganggu aktivitas

yang lainnya.

3. Bagi Peserta

Musrenbangdes

Sebaiknya peserta lebih

aktif berpartisipasi dalam

menyampaikan

masukan/pendapat/usulan/sa

ran/kritikan terkait rencana

kegiatan pembangunan

desa.

Page 33: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku :

Agustino Loe, 2006, Dasar-dasar kebijakan public, Bandung, Cv. Alfabetas

Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktik, Jakarta, Rineka

Cipta

Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan

Praktik(cetakan ke-14), Jakarta, Rineka Cipta.

Budiman Arief, 2000, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta, PT. Gramedia

Pustaka Utama

Halim abdul, 2004, Manajemen Keuangan Daerah, Yoyakarta, UPP AMP YKPN

Jhingan M.L, 2010, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta, Rajawali

pers

Koirudin, 2005, Sketsa Kebijakan Desentralisasi di Indonesia. Malang: Averros

Press

Kuncoro Mujarad, 2015, Desentralisasi, Globalisasi dan Demokrasi Lokal

(cetakan-1), Jakarta, PP3ES Indo

________, 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah reformasi, perencanaan,

strategi dan Peluang, Jakarta, Erlangga.

Makmur, 2011, Efektifitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan, Bandung, PT.

Refika Aditama

Moleong, Lexy J, 2011, Metodelogi Penelitian Kualitatif (cetakan ke-29),

Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Ndraha Taliziduhu, 2003, Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru), Jakarta, PT.

Rineka Cipta

Rustiadi Ernan dkk, 2011, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Jakarta,

Crestpent Press

Page 34: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja, Bandung,

Mandar Maju

Siagian, S.P, 2001, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara

Soetomo, 2008, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta, Pustaka

Pelajar

Sumaryadi I Nyoman, 2005, Perencanaan Pembangunan daerah otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta, Citra Utama

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta

________, 2011, Metode Penelitian Administrasi (cetakan ke-19), Bandung,

Alfabeta.

________, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung,

Alfabeta

Umar Husein, 2002, Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka

Utama

Wasistiono Sadu dan Tahir Irwan, 2007, Proyek Pengembangan Desa (cetakan

ke-3), Bandung, Fokusmedia

Jurnal, Internet dan Surat Kabar :

Firana, 2011, “Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam

Program Penyelenggaraan Pembangunan Pemerintah di Kelurahan

Karas Kecamatan Galang Kota Batam”, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

Rianti Eva, 2013, “ Evaluasi Kualitas Pelayanan pada Perekaman Data Elektronik

Kartu tanda Penduduk (E-KTP) tahun 2012 Kota Tanjungpinang”,

Skripsi Fakultas Ilmu sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali

Haji, (diakses 05 November 2015, 10:20)

Page 35: EVALUASI MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a... · prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik

Rianingsih Djohani, 2008, Panduan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa. Diakses dari : http://www.kenangandesa.com/wp-

content/uploads/2016/02/Panduan-Penyelenggaraan-Musrenbang-Desa-

FPPM.pdf, pada tanggal 15 Agustus 2016 pukul 10.26 wib

Peraturan Perundang-undangan :

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa