Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI PENGADUAN TERHADAP PENGADAAN
BARANG DAN JASA
Dalam rangka Rapat Koordinasi (Rakor) Unit Layanan Pengadaa ekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Tahun 2016
Jakarta, 08 Agustus 2016
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
PP 60 TAHUN 2008 ,
APIP MELAKUKAN PENGAWASAN INTERN MELALUI
1. Audit• Audit Komprehensif atas pengelolaan dan pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja
• Audit dengan Tujuan Tertentu meliputi audit keteknikan/konstruksi, audit kepegawaian, audit investigasi, audit
pengadaan barang dan jasa (probity audit), penanganan pengaduan masyarakat;
2. Reviu• RKA-K/L
• Revisi DIPA
• Verifikasi Pembayaran Tunggakan yang melewati TA Rp 200 Juta s/d Rp 2 M
• Laporan Keuangan Tingkat Eselon I & Kementerian
• Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
• Usulan perpanjangan waktu pelaksanaan kontrak Multi Years dan Rekomposisi dana Kontrak Multi Years
3. Pemantauan• Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan (ITJEN ,BPK-RI, BPKP)
• Pengamatan dan pengawalan atas kemajuan pelaksanaan program;
• Pemantauan realisasi penyerapan anggaran;
• Pemantauan capaian kinerja instansi pemerintah;
4. Evaluasi• Evaluasi terhadap Laporan Kinerja dan Implementasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Eselon I
• Evaluasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
• Evaluasi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
5. Kegiatan Pengawasan Lainnya
Pendampingan, Rekomendasi, Sosiaisasi, Konsultansi, Bimbingan Teknis dan Koordinasi
AUDIT TUJUAN TERTENTU ATAS
PENGADUAN PENGADAAN BARANG & JASA dan
PENGADUAN MASYARAT
Pengaduan pengadaan barang & Jasa semakin banyak akibat tidak adanya sanggah
banding, pengaduan tersebut di lakukan oleh peserta pengadaan baran & jasa
Berdasarkan catatan yang ada di Inspektorat untuk TA. 2016 terdapat 83 kasus
pengaduan Barang/Jasa dan setelah di evaluasi sebanyak 30 % Pengaduan yang tidak
benar dan tidak perlu di tindaklanjuti
BEBERAPA MATERI PENGADUAN MASYARAKAT
1. Inkosistensi proses evaluasi dengan kriteria evaluasi yang ada dalam dokumen;
2. Inkonsistensi panitai dalam melakukan Evaluasi terhadap penyedia jasa yg menang dengan yang
dinyatakan gugur
3. Kesalahan penetapan kriteria subkualifikasi & subklasifikasi;
4. Persyaratan peralatan yg di butuhkan tidak jelas,dan Evaluasi Panitia yang tidak konsisten
5. Perubahan jadwal lelang yang tidak diinformasikan;
6. Proyek dibawah 50 Milyar tidak memprioritaskan Badan Usaha lokal;
7. Klarifikasi dan pembuktian tidak dituangkan dalam Berita Acara dan tidak ditandatangani oleh Pokja
dan Penyedia sehingga tidak diketahui keabsahannya;
8. Standar ganda dalam menetapkan kategori proyek yang digunakan untuk perhitungan KD;
10. Penetapan pemenang tidak didasarkan harga penawaran yang mengguntungkan negara;
11. Memenangkan Badan Usaha yang masuk daftar hitam.
12. Melakukan pembuktian kualifikasi terhadap seluruh peserta lelang termasuk yang sudah
dinyatakan gugur dan kesalasahan dalam catatan pembuktian kualifikasi.
13. Persyaratan peralatan minimum penyedia yang ditetapkan sebagai pemenang tidak
terpenuhi
UNTUK MEMINIMALKAN PENGADUAN/PENYIMPANGAN DALAM
PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DAPAT DILAKUKAN DGN
PROBITY AUDIT
a. Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa dengan Kriteria Paket Probity Audit antara lain:
Paket Pekerjaan Beresiko Tinggi dan Bersifat Komplek
Paket pekerjaan memiliki sejarah/latar belakang yang kontroversial atau berhubungan dengan
permasalahan hukum
Paket pekerjaan yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan
Paket Pekerjaan berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas
Paket pekerjaan untuk memenuhi pelayanan dasar Masyarakat dan Perekonomian yang
dilaksanakan atas permintaan dari Satminkal
PELAKSANAAN PROBITY AUDIT DILAKSANAKAN SESUAI PERMINTAAN AUDITAN
Audit dengan Tujuan Tertentu untuk Menilai
Ketaatan terhadap Ketentuan PBJAudit dilaksanakan dengan pendekatan probity untuk
memastikan bahwa seluruh ketentuan telah diikuti dengan
Benar, Jujur dan Berintegritas, sehingga dapat mencegah
terjadinya penyimpangan dalam proses PBJ
Probity Audit Dilaksanakan selama Proses
Pengadaan Barang/Jasa Berlangsung (Real Time)Audit dilakukan saat proses PBJ sedang berlangsung
dan/atau segera setelah proses PBJ selesai
7
Probity Audit PBJ
Perbedaan
Audit Kinerja vs Probity Audit
Melakukan
Penilaian
Memberika
n Jaminan
8
Audit Kinerja Probity Audit
Dilaksanakan pada Saat
Pekerjaan Telah Selesai
Dilaksanakan pada Saat
Proses Pekerjaan Sedang
Berlangsung
3E + Ketaatan
3 E + Ketaatan +
Pemenuhan Prinsip Kejujuran,
Kebenaran, dan Integritas
TUJUAN PROBITY AUDIT
9
Menyakinkan Proses PBJ Telah Sesuai Ketentuan
yang Mengaturnya
Memastikan Proses PBJ Mampu Melindungi
Pihak-Pihak Berkepentingan
Memastikan Penawaran yang Masuk Dinilai
Berdasarkan Kriteria yang Sama
Memelihara Tingkat Kepercayaan Publik dan
Peserta Tender
Meyakinkan Keputusan yang Dibuat Terhindar
dari Tuntutan Hukum
Menciptakan Akuntabilitas dalam Proses PBJ
Tujuan dan Pandangan Independen terhadap
Probity/Honesty/Integrity dalam Proses PBJ
Menghindari Terjadinya Konflik Kepentingan
Menghindari Terjadinya Praktik Korupsi
Meningkatkan Integritas Sektor Publik melalui
Perubahan Pengorganisasi dan Perilaku
Meyakinkan Publik dan Pelaku Usaha Sektor Publik
bahwa Proses dan Hasil PBJ Dapat Dipercaya
Meminimalkan Kemungkinan Terjadinya Proses
Pengadilan yang Timbul karena Proses PBJ10
MANFAAT PROBITY AUDIT
SYARAT PROBITY AUDITOR
11
Probity
Auditor
Independen, Obyektif, Berintegritas Tinggi
Menjaga Kerahasiaan
Memahami Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Memahami Proses Pengadaan B/J
Bebas dari conflict of interesrt, yaitu tidak memiliki bisnis keuangan/kepentingan individu/tidak sebagai pegawai instansi yang diaudit/kontraktor/konsultan yang dapat menimbulkan konflik dalam penugasannya. Salah satu tools yaitu “Conflict of Interest Declaration”
Semua informasi yang diperoleh harus dijaga kerahasiannnya. (tools : check list dalam melakukan penilaian aktivitas yang dilakukan, dokumentasi, kebijakan yang mendasari, dll)
Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa (sebagaimana disyaratkan bagi PPK dan Pokja ULP)
Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultansi/ jasa lainnya/swakelola
12
Jenis PBJ yang Dilakukan Probity Audit
Melibatkan Kepentingan
Masyarakat
Pelayanan Dasar
Masyarakat
Terkait Isu Politis
Melekat Risiko Tinggi/Bersifat
Kompleks/Bernilai Relatif
Besar
Memiliki Sejarah/Latar Belakang Kontroversial/
Berhubungan dengan
Permasalahan Hukum
Probity
Audit
12
Kebijakan Pelaporan Hasil Probity Audit dan Tindak
Lanjutnya
Hasil audit dituangkan dalam
Format laporan hasil audit berisi simpulan/pendapat dan saran auditor atas proses pengadaan
barang/jasa.
Laporan hasil probity audit disampaikan oleh auditor kepada auditan dengan tembusan kepada yang
menugaskan audit segera setelah audit selesai dilaksanakan.
Apabila ditemukan proses pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan ketentuan dan
pelanggaran terhadap prinsip-prinsip probity, auditor menyampaikan kondisi demikian kepada pihak
yang bertanggung jawab terhadap ketidaksesuaian proses tersebut untuk dilakukan perbaikan/koreksi.
Apabila pihak auditan menolak untuk melakukan perbaikan/koreksi seperti simpulan yang disampaikan
auditor, maka auditor melaporkan kondisi tersebut kepada atasan auditan.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh auditan disampaikan/diberitahukan kepada auditor dan
ditembuskan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Institusi/Kepala Daerah bersangkutan.
TERIMAKASIH…