21
EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan Di Jl. Gaperta Medan, Sumatera Utara.) Muhammad Rizki Ridho 1 dan Syahrizal 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: [email protected] 2 Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: [email protected] ABSTRAK Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu dalam penyelesaiaannya. Suatu proyek konstruksi dikerjakan dengan perencanaan yang matang agar proyek selesai sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Penjadwalan proyek adalah suatu bentuk perencanaan proyek yang dibuat dengan tujuan agar proyek selesai tepat waktu. Critical Path Method dan Project Evaluation Review Technic ( PERT ) adalah dua dari beberapa metode yang digunakan untuk membuat penjadwalan proyek. Dua metode penjadwalan proyek ini memiliki dua pendekatan berbeda dalam pembuatannya, dimana CPM menggunakan pendekatan deterministik dan PERT menggunakan pendekatan probabilistik. Sering dalam suatu proyek terjadi keterlambatan dalam penyelesaiaannya karena faktor – faktor yang tidak diperhitungkan sebelumnya sehingga kontraktor perlu membuat alternatif lain dalam pengerjaan proyek agar selesai 1

Evaluasi Penjadwalan Waktu Dan Biaya Proyek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

OKE

Citation preview

EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan Di Jl. Gaperta Medan, Sumatera Utara.)

Muhammad Rizki Ridho1 dan Syahrizal2

1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

Email: [email protected] Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU

MedanEmail: [email protected]

ABSTRAK

Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu dalam

penyelesaiaannya. Suatu proyek konstruksi dikerjakan dengan perencanaan yang matang agar

proyek selesai sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Penjadwalan proyek adalah

suatu bentuk perencanaan proyek yang dibuat dengan tujuan agar proyek selesai tepat waktu.

Critical Path Method dan Project Evaluation Review Technic ( PERT ) adalah dua dari beberapa

metode yang digunakan untuk membuat penjadwalan proyek. Dua metode penjadwalan proyek ini

memiliki dua pendekatan berbeda dalam pembuatannya, dimana CPM menggunakan pendekatan

deterministik dan PERT menggunakan pendekatan probabilistik. Sering dalam suatu proyek terjadi

keterlambatan dalam penyelesaiaannya karena faktor – faktor yang tidak diperhitungkan

sebelumnya sehingga kontraktor perlu membuat alternatif lain dalam pengerjaan proyek agar

selesai sesuai dengan rencana. Salah satu alternatif untuk mempercepat penyelesaian proyek

adalah dengan penambahan jam kerja sehingga membutuhkan biaya lebih besar dari perencanaan

sebelumnya agar proyek selesai tepat waktu. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana penjadwalan

proyek dapat dibuat pada pembangunan gedung Badan Pusat Statistik kota Medan yang terletak di

jalan Gaperta Medan dengan menggunakan metode PERT dan CPM, dan bagaimana proyek dapat

di percepat dengan penambahan jam kerja jika terjadi keterlambatan.

Kata kunci : Penjadwalan, Critical Path Method, Project Evaluation Review Technic, CPM,

PERT, Percepatan Proyek, Biaya.

1

PENDAHULUAN

Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan

untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode tertentu (temporer)

(Maharesi, 2002). Dalam pengerjaannya suatu proyek dikerjakan berdasarkan perencanaan yang

telah dibuat oleh perencana proyek. Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai

keberhasilan proyek konstruksi. Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi akan

berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri Salah satu bentuk dari perencanaan suatu

proyek adalah penjadwalan proyek.

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat

memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber

daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dengan

progress waktu untuk penyelesaian proyek. Critical Path Method (CPM) dan Project Evaluation

Review Technic ( PERT ) merupakan dua metode penjadwalan proyek yang menggunakan

pendekatan berbeda dalam pengerjaanya. Dimana metode CPM menggunakan pendekatan

deterministik sedangkan metode PERT menggunakan pendekatan probabilistik.

Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan

sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Namun pada kenyataannya di lapangan,

suatu proyek tidak selalu berjalan sesuai dengan penjadwalan yang telah dibuat. Ada banyak faktor

yang mengakibatkan hal tersebut terjadi, salah satu yang paling sering terjadi adalah karena

turunnya hujan yang mengakibatkan proses kegiatan konstruksi harus ditunda.

Salah satu cara untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek yang telah terunda

diantaranya dengan menambah waktu kerja dengan tenaga yang tersedia (kerja lembur)

Penambahan jam kerja bisa dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, 3jam dan 4 jam

penambahan sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Tetapi dengan adanya

penambahan jam kerja ini otomatis biaya untuk pengerjaan proyek juga akan bertambah.

Penelitian ini akan mengkaji bagaimana penjadwalan proyek dapat dibuat pada

pembangunan gedung Badan Pusat Statistik kota Medan yang terletak di jalan Gaperta Medan

dengan menggunakan metode PERT dan CPM, dan bagaimana proyek dapat di percepat dengan

penambahan jam kerja jika terjadi keterlambatan.

2

LANDASAN TEORI

Proyek dan Penjadwalan Proyek

Proyek didefinisikan sebagai kombinasi kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan yang

harus dilakukan dalam urutan waktu tertentu sebelum keseluruhan tugas diselesaikan (Taha,

2007).

Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat awal, akan dilaksanakan

serta diselesaikan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan (Ali, 1997).

Menurut Kinkinzaen (2004) proyek (Project) adalah mendefinisikan suatu kombinasi

kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan yang harus dilakukan dalam urutan-urutan tertentu

sebelum keseluruhan tugas-tugas proyek dapat diselesaikan. Kegiatan-kegiatan dalam proyek ini

saling berkaitan dan berhubungan dalam suatu urutan yang logis, dalam artian bahwa beberapa

kegiatan tidak dapat di mulai sampai kegiatankegiatan yang lainnya terlebih dahulu di selesaikan

Penjadwalan proyek merupakan bagian yang paling penting dari sebuah perencanaan

proyek, yaitu untuk menentukan kapan sebuah proyek dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu

dari awal sampai akhir proyek. Jadi penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka

waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan dan waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas

dalam proyek.

Critical Path Metod ( CPM )

Critical Path Method merupakan sebuah model ilmu manajemen untuk perencanaan dan

pengendalian sebuah proyek, yang dikembangkan sejak tahun 1957 oleh perusahaan Du Pont

untuk membangun suatu pabrik kimia dengan tujuan untuk menentukan jadwal kegiatan beserta

anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan- pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat

diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya (Siswanto, 2007).

Menurut Levin dan Kirkpatrick (1972), metode Jalur Kritis (Critical Path Method - CPM), yakni

metode untuk merencanakan dan mengawasi proyek, merupakan sistem yang paling banyak

dipergunakan diantara semua sistem lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan

CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap

diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan proyek

Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis yakni jalur yang

memiliki rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek

yang tercepat (Taha, 2007). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa jalur kritis merupakan jalur

3

yang melalui kegiatan-kegiatan kritis dari awal sampai akhir jalur yang sangat berpengaruh pada

waktu penyelesaian proyek, walaupun dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terjadi beberapa

jalur kritis. Identifikasi terhadap jalur kritis har s mampu dilakukan oleh seorang manajer proyek

dengan baik, sebab pada jalur ini terdapat kegiatan yang jika pelaksanaannya terlambat maka

akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek.

Jaringan Kerja

Menurut Eka, Network planning (Jaringan Kerja) pada prinsipnya adalah hubungan

ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan atau divisualisasikan dalam

diagram network. Dengan demikian dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus

didahulukan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan pekerjaan selanjutnya dan dapat

dilihat pula bahwa suatu pekerjaan belum dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya belum

selesai dikerjakan.

Ervianto (2004) menjelaskan dalam CPM (Critical Path Method) dikenal EET ( Earliest

Event Time) dan LET (Last Event Time), Total Float, Free Float, dan Float Interferen, EET itu

sendiri adalah peristiwa paling awal atau waktu tercepat dari event. LET adalah peristiwa paling

akhir atau waktu paling lambat dari event.

Gambar 2.1 EET dan LET suatu Kegiatan

X /(i, j) = nama kegiatan

i = Peristiwa awal kegiatan X

j = Peristiwa akhir kegiatan X '

Lij = Durasi kegiatan (i, j)

Program Evaluation Review Technic ( PERT )

Pada tahun 1958, Booz Allen Hamilton menemukan sebuah metode penjadwalan yang

diberi nama diagram PERT, merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review

Technique. Diagram PERT dapat digunakan untuk mempermudah proses perencanaan dan

penjadwalan untuk proyek dengan kapasitas besar dan kompleks karena mampu mengatasi

ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas.

Menurut Gusti Ayu metode PERT memberikan perkiraan waktu dengan menggunakan tiga angka

estimasi untuk menyelesaikan suatu kegiatan yaitu PERT juga memperkenalkan parameter lain

yang mencoba mengukur ketidakpastian secara kuantitatif seperti deviasi standar dan varians.

Dengan demikian metode PERT bermaksud menampung adanya unsur-unsur yang belum pasti,

4

kemudian menganalisis kemungkinan- kemungkinan sejauh mana proyek menyimpang atau

memenuhi.

Probabiiitas Dalam Penjadwalan Proyek

Gusti Ayu menjelaskan bahwa teori Probabilitas dengan kurva distibusinya bermaksud

untuk mengkaji dan mengukur ketidakpastian serta menjelaskannya secara kuantitatif. Pada

dasarnya prinsip jaringan kerja dan jalur kritis pada metode PERT dan CPM hamper sama yang

mebedakannya adalah dalam metode PERT, diketahui tiga angka estimasi setiap kegiatan. Tujuan

dari penggunaan tiga angka estimasi adalah untuk memberikan rentang waktu yang paling lebar

dalam melakukan sasaran dalam melakukan estimasi kurun waktu kegiatan. Ketiga

estimasi durasi tersebut adalah:

Kurun waktu optimistic (optimistic duration time)

Kurun waktu paling mungkin (most likely time)

Kurun waktu pesimistik (pessimistic duration time)

Selanjutnya ketiga perkiraan waktu itu dirumuskan menjadi satu angka yang disebut (te)

atau kurun waktu yang diharapkan (expected duration time). Dalam menentukan nilai (te) dipakai

asumsi bahwa kemungkinan terjadinya peristiwa optimistik (a) dan pesimistik (b) adalah sama.

Sedangkan kemungkinan terjadinya peristiwa paling mungkin adalah empat kali lebih besar dari

kedua peristiwa optimistik dan pesimistik sehingga apabila dijumlah akan bernilai 6 (enam) sesuai

dengan rentang kurva distribusi peristiwa yang telah di standarkan.

Rumusannya adalah ( Yamit, 2003):

te = a + 4m + b

6

Mempercepat Waktu Proyek (Crashing Project)

Dalam suatu proyek yang dikehendaki selesai dalam jangka waktu yang telah ditentukan,

dapat dilakukan percepatan durasi kegiatan dengan konsekuensi akan terjadi peningkatan biaya.

Percepatan durasi pelaksanaan proyek dengan biaya serendah mungkin dinamakan Crashing

Project (Badri, 1991). Pada CPM, untuk mempercepat waktu pengerjaan proyek maka diadakan

percepatan durasi kegiatan pada jalur-jalur kritis, dengan syarat bahwa pengurangan waktu tidak

akan menimbulkan jalur kritis baru. Salah satu cara untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek

diantaranya dengan menambah waktu kerja dengan tenaga yang tersedia (kerja lembur)

Penambahan jam kerja bisa dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, 3jam dan 4 jam

penambahan sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Dengan adanya penambahan jam

kerja, maka akan mengurangi produktivitas tenaga kerja, hal ini disebabkan karena adanya faktor

5

kelelahan oleh para pekerja. Adapun beberapa parameter yang yang harus dicari untuk mengetahui

percepatan waktu proyek adalah sebagai berikut:

a. Produktivitas Harian =Volume

Durasi Harian

b. Produktivitas Tiap Jam = Produktivitas Harian

7 Jamc. Produktivitas Harian Sesudah crash

= ( 7 jam x Produktiritas tiap jam) + (a x b x Produktiritas tiap jam)

Dimana:

a = Lama penambaℎan jam krja

b = Koefisien penurunan Produktiritas Penambaℎan jam kerja

Tabel 2.1 Koefisien Penurunan Produktifitas

Jam

Lembur

(jam)

Penurunan

Indeks

Produktifit

Prestasi

Kerja

(%)1 0.1 90

2 0.2 803 0.3 704 0.4 60

(Sumber : Soeharto, 1997)

d. Crash Duration = Volume

Produktivitas HarianSesudahCrash

Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Dengan adanya penambahan waktu kerja, maka biaya untuk tenaga kerja akan bertambah

dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 bahwa upah penambahan kerja bervariasi,

untuk penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali

upah perjam waktu normal, dan untuk penambahan waktu kerja berikutnya pekerja mendapatkan 2

kali upah perjam waktu normal.

Adapun perhitungan biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu:1. Normal ongkos pekerja perhari = Produktiritas Harian x Harga Satuan Upaℎ Pekerja2. Normal ongkos pekerja perjam = Produktiritas Perjam x Harga Satuan Upaℎ Pekerja3. Biaya Lembur pekerja = 1,5 x upaℎ sejam normal untuk jam kerja lembur pertama + 2 x

n x upaℎ sejam normal untuk jam kerja lemburberikutnya. Dimana n = jumlah penambahan jam kerja

4. Crash Cost pekerja perhari = (7jam x normal cost pekerja) + ( n x biaya lembur perjam)5. Cost Slope (Penambahan biaya langsung untuk mempercepat suatu aktifitas persatuan

waktu)

6

= CrashCost−Normal Cost

Normal Dura tion−Crash Duration

METODE PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA

Penelitian dilakukan pada pembangunan gedung Badan Pusat Statistik Kota Medan yang

terletak di jalan Gaperta Medan. Adapun dari data yang di peroleh pada proyek tersebut diketahui

bahwa durasi proyek adalah selama 16 minggu atau 112 hari dengan total biaya sebesar Rp.

1.809.701.725,55. Dari data tersebut akan dibuat dua bentuk penjadwalan proyek baru dengan

metode CPM dan metode PERT. Dan jika proyek diprediksi akan terjadi keterlambatan dalam

penyelesaiaanya maka dibuatlah suatu percepatan proyek dengan alternative penambahan 1 jam

dan 3 jam waktu kerja.

Jaringan Kerja Dengan Metode CPM

Sebelum membuat sebuah jaringan kerja, maka perlu diketahui dahulu ketergantungan

setiap itempekerjaan pada proyek. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pekerjaan mana yang harus

dikerjakan dahulu sebelum di pekerjaan lain dikerjakan atau pekerjaan mana yang dapat

dikerjakan bersamaan. Maka dari data time schedule proyek yang telah didapat diketahui logika

ketergantungan seperti pada table dibawah ini

Tabel 3.1 Logika Ketergantungan

Item Pekerjaan Simbol KetergantunganDurasi

(Hari)A. Pekerjaan Pendahuluan A - 14B. Pekerjaan Lantai II. Pekerjaan Galian Dan Timbunan B1 - 21Ii. Pekerjaan Pondasi / Beton (Mutu K-175) B2 A 35Iii. Pekerjaan Bata / Plesteran B3 A,B1 35Iv. Pekerjaan Lantai Dan Keramik B4 B10,C1,C2 21V. Pekerjaan Pintu Dan Jendela B5 B1,B2 21Vi. Pekerjaan Atap Fiber Glass B6 B5,B10,C2,C6 7Vii. Pekerjaan Plafond B7 B1,B2 21Viii. Pekerjaan Pengecatan B8 B4,C3,C4,C5,C8,C9 14Ix. Pekerjaan Electrikal B9 B10,C1 21X. Pekerjaan Sanitair B10 B1,B2 14C. Pekerjaan Lantai IiI. Pekerjaan Beton (Mutu K-175) C1 A,B1 35Ii. Pekerjaan Bata / Plesteran C2 B1,B2 21Iii. Pekerjaan Lantai Dan Keramik C3 B10,C1,C2 21Iv. Pekerjaan Pintu Dan Jendela C4 B10,C1,C2 14V. Pekerjaan Atap / Kuda-Kuda C5 B1,B2 28Vi. Pekerjaan Plafond C6 B1,B2 21Vii. Pekerjaan Pengecatan C7 B4,B6,B9,C3,C4,C5 21Viii. Pekerjaan Electrikal C8 B5,B10,C2,C6 21Ix. Pekerjaan Sanitair C9 B10,C1,C2 21

7

D. Pekerjaan Lain - Lain 112

Gambar 3.1 Diagram Jaringan Kerja Dengan Metode CPM

Adapun bentuk jaringan kerja yang dibuat dengan metode CPM adalah seperti gamar diatas.

Dengan jalur kritis berada pada kegiatan A-B1-C1-C5-B8.

Jaringan Kerja Dengan Metode PERT

Penjadwalan proyek dengan metode PERT, dimulai dengan mengestimasi waktu

penyelesaian setiap item kegiatan proyek kedalam 3 jenis estimasi waktu yaitu waktu optimis (a),

waktu yang paling mungkin (m), dan waktu pesimis (b). Dimana estimasi ini didapat dari hasil

wawancara dari responden yang memiliki pengalaman dalam pengerjaan proyek.

Adapun hasil analisa keseluruhan proyek untuk estimasi durasi optimis (a), durasi paling

memungkinkan (m) dan durasi pesimis (b) dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.2 Estimasi waktu pada metode PERT

Item

Pekerjaan

Simbol

Dura Dura DuraOptim

is

Yang

Paling

Pesimis

(B)(Hari (Hari (HariA. Pekerjaan Pendahuluan A 14 14 17B. Pekerjaan Lantai II. Pekerjaan Galian Dan Timbunan B1 14 21 25Ii. Pekerjaan Pondasi / Beton (Mutu K- B2 31 35 43Iii. Pekerjaan Bata / Plesteran B3 33 35 47Iv. Pekerjaan Lantai Dan Keramik B4 18 21 24V. Pekerjaan Pintu Dan Jendela B5 19 21 23Vi. Pekerjaan Atap Fiber Glass B6 5 7 9Vii. Pekerjaan Plafond B7 17 21 26Viii. Pekerjaan Pengecatan B8 10 14 21

8

Ix. Pekerjaan Electrikal B9 18 21 24X. Pekerjaan Sanitair B10 10 14 20C. Pekerjaan Lantai IiI. Pekerjaan Beton (Mutu K-175) C1 30 35 43Ii. Pekerjaan Bata / Plesteran C2 17 21 23Iii. Pekerjaan Lantai Dan Keramik C3 18 21 24Iv. Pekerjaan Pintu Dan Jendela C4 11 14 16V. Pekerjaan Atap / Kuda-Kuda C5 25 28 30Vi. Pekerjaan Plafond C6 17 21 26Vii. Pekerjaan Pengecatan C7 17 21 25Viii. Pekerjaan Electrikal C8 18 21 24Ix. Pekerjaan Sanitair C9 17 21 26

Setelah membuat estimasi waktu maka dicari niali te (waktu yang diharapkan) dengan

menggunakan rumus : te = a+4m+b

6

Dimana:

te = waktu yang diharapkan

a = waktu optimis

b = waktu pesimis

m = waktu paling mungkin

maka didapat nilai te untuk masing-masing kegiatan dalam bentuk tabel

Tabel 3.3 Nilai waktu yang diharapkan (te)

Item Pekerjaan te (hari)A. Pekerjaan Pendahuluan 11.8B. Pekerjaan Lantai II. Pekerjaan Galian Dan Timbunan 17II. Pekerjaan Pondasi / Beton (Mutu K-33.7III. Pekerjaan Bata / Plesteran 35.7IV. Pekerjaan Lantai Dan Keramik 19.5V. Pekerjaan Pintu Dan Jendela 20VI. Pekerjaan Atap Fiber Glass 6VII. Pekerjaan Plafond 19.2VIII. Pekerjaan Pengecatan 12.5IX. Pekerjaan Electrikal 19.5X. Pekerjaan Sanitair 12.3C. Pekerjaan Lantai III. Pekerjaan Beton (Mutu K-175) 33II. Pekerjaan Bata / Plesteran 18.7III. Pekerjaan Lantai Dan Keramik 19.5IV. Pekerjaan Pintu Dan Jendela 12.3V. Pekerjaan Atap / Kuda-Kuda 26.3

9

VI. Pekerjaan Plafond 19.2VII. Pekerjaan Pengecatan 19VIII. Pekerjaan Electrikal 19.5

Dengan menggunakan nilai te ( durasi waktu yang diharapkan ) maka dibuatlah sebuah diagram

jaringan kerja proyek. Dimana prinsip pembuatan jaringan kerja ini sama seperti pada metode

CPM.

Gambar 3.2 Diagram Jaringan Kerja Dengan Metode PERT

Dari hasil analisa penjadwalan dengan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi yang

digunakan dalam perhitungan, maka diketahui penyelesaian proyek (TE) selama 103.7 hari dan

diperoler jalur kritis pada diagram jaringan kerja pada kegiatan A-B2-B5-C9-C7 .

Berdasarkan lintasan kritis yang telah didapat pada perhitungan, kemudian tentukan nilai

deviasi standard dan varians pada proyek secara keseluruhan.

Nilai deviasi standard dapat dicari dengan rumus

S = 16 (b –a)

Dan nilai varians kegiatan dapat dicari dengan rumus

V(te) = S2

Maka kedua variable ini dapatdilihat dalam bentuk table sebagai berikut

Tabel 3.4 Nilai Standard Deviasi dan Varians Kegiatn pada metode PERT

ITEM PEKERJAAN SIMBOL a (hari) b (hari) S V(te)

PEKERJAAN PENDAHULUAN A 10 17 1.2 1.36PEKERJAAN PONDASI / BETON (MUTU K-175) B2 31 43 2.0 4.00

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA B5 19 23 0.7 0.44

10

PEKERJAAN SANITAIR C7 17 25 1.3 1.78PEKERJAAN PENGECATAN C9 17 26 1.5 2.25

Z V(te) 9.83Standard Deviasi 3.14

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai total varians ( € V(te) ) = 9.83 dan deviasi standar ( S

) = 3.14. Dari sifat kurva distribusi normal dimana 99,7 % area berada dalam interval (TE - 3S)

dan (TE + 3S) maka besar rentang 3S adalah 3 x 3.14 = 9.41. Maka kurun waktu penyelesaian

proyek adalah 103.7 ± 9.41 hari. Perkiraan penyelesaian proyek paling cepat adalah 103.7 – 9.41 =

94.29 hari ~ 95 hari. Dan perkiraan penyelesaian proyek paling lambat adalah 103.7 + 9.41 =

113.11 hari ~ 114 hari. Jika dalam hal ini target yang ingin dicapai adalah kurun waktu yang

paling cepat, maka nilai T(d) = 95 hari.

Kemungkinan/ketidakpastian mencapai target jadwal pada metode PERT dinyatakan dengan z

Deviasi Z = T (d )−TE

S

= 95−103,7

3,14 = -2,77

Dengan menggunakan tabel distribusi normal komulatif dengan harga z = -2,77 maka

diperoleh hasil 0,0028. Ini kemungkinan proyek untuk selesai dalam jangka watu 95 hari hanya

sekitar 0,28%. Untuk analisis selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.5 Target dan Kemungkinan Penyelesaiaan Proyek

No Target

Penyelesaian

Deviasi

z

Distribusi Normal

Komulatif

Probabilitas/kemungkinan

Proyek Dapat Selesai 100%

hari (%)1 95 -2.77 0.0028 0.282 96 -2.45 0.0071 0.713 97 -2.13 0.0164 1.644 98 -1.82 0.0344 3.445 99 -1.5 0.0643 6.436 100 -1.18 0.119 11.97 101 -0.86 0.1949 19.498 102 -0.54 0.2946 29.469 103 -0.22 0.4129 41.2910 103.47 -0.07 0.4721 47.2111 104 0.1 0.5398 53.9812 105 0.41 0.6591 65.9113 106 0.73 0.6443 64.4314 107 1.05 0.8531 85.3115 108 1.37 0.9147 91.4716 109 1.69 0.9545 95.4517 110 2.01 0.9778 97.7818 111 2.32 0.9898 98.98

11

19 112 2.64 0.9959 99.5920 113 2.96 0.9985 99.8521 114 3.28 0.99948 99.95

Menghitung Percepatan Waktu dan Biaya Proyek

Dalam percepatan proyek untuk alternative penambahan jam kerja ini hanya berlaku pada

kegiatan- kegiatan yang berada pada lintasan kritis karena kegiatan pada lintasan kritis adalah

kegiatan yang tidak boleh tertunda. Maka akan diambil salah satu lintasan kritis yang didapat dari

pembuatan penjadwalan proyek dengan 2 metode sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan metode PERT yang menggunakan konsep probabilitas

(kemungkinan), metode CPM lebih valid digunakan untuk dipercepat penyelesaiannya. Adapun

lintasan kritis yang didapat pada metode CPM tersebut terletak pada kegiatan A-B1-C1-C5-B8.

Hanya kelima kegiatan yang berada pada lintasan kritis diatas yang dipercepat dengan

alternative penambahan 1 jam dan 3 jam waktu kerja.

Tabel 3.5 hasil percepatan waktu proyek dengan penambahan 1 jam dan 3 jamwaktu kerja sebagai

berikut

ITEM PEKERJAAN

DURASI

NORMAL

(Hari)

CRASH DURATION

Dengan Penambahan 1 Jam

Kerja (Hari)

CRASH DURATION

Dengan Penambahan 3 Jam

Kerja (Hari)A. PEKERJAAN PENDAHULUAN 14 12.41 10.77

B. PEKERJAAN LANTAI II. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN 21 18.61 16.15

II. PEKERJAAN PONDASI / BETON 35 35 35III. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN 35 35 35

IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK 21 21 21V. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 21 21 21VI. PEKERJAAN ATAP FIBER GLASS 7 7 7

VII. PEKERJAAN PLAFOND 21 21 21VIII. PEKERJAAN PENGECATAN 14 12.41 10.77

IX. PEKERJAAN ELECTRIKAL 21 21 21X. PEKERJAAN SANITAIR 14 14 14

C. PEKERJAAN LANTAI III. PEKERJAAN BETON (MUTU K-175) 35 31.01 26.92II. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN 21 21 21

III. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK 21 21 21IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 14 14 14V. PEKERJAAN ATAP / KUDA-KUDA 28 24.81 21.54

VI. PEKERJAAN PLAFOND 21 21 21VII. PEKERJAAN PENGECATAN 21 21 21VIII. PEKERJAAN ELECTRIKAL 21 21 21

IX. PEKERJAAN SANITAIR 21 21 21Durasi Penyelesaian Proyek

(jumlah durasi kegitan kritis pada proyek)

112 99.25

dibulatkan menjadi 100 hari

86.15

dibulatkan menjadi 87 hari

12

Tabel 3.6 Perhitungan Biaya Tambahan Penambahan 1 Jam Kerja

ITEM PEKERJAAN

Biaya Tanpa

Penambahan Jam

Kerja (Rp.)

Biaya Dengan

Penambahan 1 jam

kerja (Rp.)

Biaya Dengan

Penambahan 3 jam

kerja (Rp.)

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN 23,762,440.00 23,996,950.38 24,916,093.63B. PEKERJAAN LANTAI I

I. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN 22,156,584.75 22,589,430.12 24,285,930.30II. PEKERJAAN PONDASI / BETON (MUTU 279,866,199.85 279,866,199.85 279,866,199.85

III. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN 365,964,892.46 365,964,892.46 365,964,892.46IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK 86,329,983.65 86,329,983.65 86,329,983.65

V. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 94,649,500.00 94,649,500.00 94,649,500.00VI. PEKERJAAN ATAP FIBER GLASS 3,181,600.00 3,181,600.00 3,181,600.00

VII. PEKERJAAN PLAFOND 31,992,907.30 31,992,907.30 31,992,907.30VIII. PEKERJAAN PENGECATAN 38,263,208.80 39,310,018.38 43,412,898.42

IX. PEKERJAAN ELECTRIKAL 43,750,500.00 43,750,500.00 43,750,500.00X. PEKERJAAN SANITAIR 35,985,435.00 35,985,435.00 35,985,435.00

C. PEKERJAAN LANTAI III. PEKERJAAN BETON (MUTU K-175) 391,568,526.06 394,416,766.15 405,580,198.04II. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN 90,844,075.65 90,844,075.65 90,844,075.65

III. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK 63,332,863.33 63,332,863.33 63,332,863.33IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 59,933,600.00 59,933,600.00 59,933,600.00V. PEKERJAAN ATAP / KUDA-KUDA 69,642,738.15 70,093,491.53 71,860,180.62

VI. PEKERJAAN PLAFOND 27,442,468.30 27,442,468.30 27,442,468.30VII. PEKERJAAN PENGECATAN 35,245,085.76 35,245,085.76 35,245,085.76VIII. PEKERJAAN ELECTRIKAL 29,780,500.00 29,780,500.00 29,780,500.00

IX. PEKERJAAN SANITAIR 11,158,616.50 11,158,616.50 11,158,616.50D. PEKERJAAN LAIN-LAIN 4,850,000.00 4,850,000.00 4,850,000.00

TOTAL 1,809,701,725.55 1,814,714,884.36 1,834,363,528.80Dari hasil analisa dan perhitungan maka diperoleh nilai cost slope untuk masing-masing

penambahan jam kerja seperti table dibawah ini

Tabel 3.7 Cost Slope Penambahan Jam KerjaNo Keterangan Waktu

Penyelesaian Proyek

(hari)

Jumlah Waktu

Yang Dipercepat

(hari)

Besar Biaya Proyek

(Rp)

Biaya Tambahan

(Rp)

Cost Slope

(Rp)

1 waktu normal 112 0 1,809,701,725.55 0 -2 penambahan 1 jam 100 12 1,814,714,884.36 5,013,158.81 417,763.233 penambahan 3 jam 87 25 1,834,363,528.80 24,661,803.25 986,472.13

13

ANALISIS

Bentuk jaringan kerja yang dibuat dengan metode CPM adalah seperti gamar 3.1 memiliki

jalur pada kegiatan A-B1-C1-C5-B8.

Berdasarkan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi yang digunakan dalam

perhitungan, maka diketahui penyelesaian proyek (TE) selama 103.7 hari dan diperoler

jalur kritis pada diagram jaringan kerja pada kegiatan A-B2-B5-C9-C7 .

Kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 95 hari adalah 0.28%.

Kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 103.47 harhari atau 104 adalah

47.21%.

kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 114 hari adalah 99.95 %.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap proyek pembangunan gedung Badan

Pusat Statistik kota Medan yang terletak di jalan Gaperta Medan maka didapat disimpulkan

Dengan menggunakan metode CPM proyek pembangunan gedung Badan Pusat Statistik

kota Medan dapat selesai dalam jangka waktu 112 hari, dan lintasan kritis terletak pada

kegiatan A-B1-C1-C5-B8. Dengan menggunakan metode PERT, proyek pembangunan

Gedung Badan Pusat Statistik kota Medan paling cepat dapat diselesaikan selama 95 hari

dengan kemungkinan 0,28 %, paling lambat dapat diselesaiakn selama 114 hari dengan

kemungkinan 99,98 %, paling mungkin diselesaikan selama 103,47 hari ~ 104 hari

dengan kemungkinan 47,21 %.

Dengan alternatif penambahan 1 jam waktu kerja maka proyek dapat diselesaikan selama

100 hari atau dapat di percepat selama 12 hari dengan penambahan biaya sebesar Rp.

5,013,158.81 dan besar cost slope Rp.417.763.23/hari. Dengan alternatif penambahan 3

jam waktu kerja maka proyek dapat diselesaikan selama 87 hari atau dapat di percepat

selama 25 hari dengan penambahan biaya sebesar Rp. 24,661,803.25 dan besar cost slope

Rp.986,472.13/hari.

14

DAFTAR PUSTAKA

Ridho, M.,R. Dan Syahrizal, 2013, EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM, Jurnal Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Vol. 3, No. 1, http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jts/article/view/6294.

15

16