96
EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Disusun: Desy Natalia Anggorowati 207025000564 JURUSAN NON REGULER ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M

EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN

DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN

DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk memenuhi syarat-syarat mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Disusun:

Desy Natalia Anggorowati

207025000564

JURUSAN NON REGULER ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/ 2009 M

Page 2: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

ii

EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN

DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN

DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk memenuhi syarat-syarat mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh

Desy Natalia Anggorowati

NIM: 207025000564

Di bawah bimbingan,

Ade Abdul Hak, M. Hum

NIP: 19710301 200003 1 002

JURUSAN NON REGULER ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/ 2009 M

Page 3: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM
Page 4: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli Saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar starta I di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya Saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka Saya bersedia menerima

sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 17 Jnuari 2010

Desy Natalia Anggorowati

Page 5: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

i

ABSTRAK

DESY NATALIA ANGGOROWATI

Evaluasi Perbandingan Sistem Otomasi Bapeten Dengan Sistem Otomasi Senayan Di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Sistem otomasi perpustakaan memegang peranan yang cukup penting, karena dengan sistem otomasi perpustakaan, suatu perpustakaan dapat mengerjakan kegiatan rutinnya dengan maksimal. Perangkat lunak merupakan salah satu komponen penting dalam sistem otomasi. Penggunaan perangkat lunak dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sendiri, mengontrakan keluar dan membeli perangkat lunak yang sudah jadi. Perpustakaan Bapeten telah menggunakan perangkat lunak buatan Tim IT Bapeten sendiri, sebut saja sistem otomasi bapeten, namun kemudian sistem otomasi bapeten ini diganti dengan sistem otomasi senayan. Sistem otomasi senayan adalah program otomasi yang dapat diperoleh secara gratis. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perbandingan kualitas sistem otomasi bapeten dengan sistem otomasi senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Empat sub variabel yang dijadikan standar evaluasi kualitas yaitu kebenaran, reliabilitas, integritas dan usabilitas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem otomasi senayan memperoleh nilai baik untuk semua sub variabel, sedangkan sistem otomasi bapeten diperoleh satu sub variabel bernilai baik, dua sub variabel bernilai cukup dan satu sub variabel bernilai tidak baik.

Page 6: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur senantiasa tercurah kepada Allah SWT, Tuhan Semesta

Alam yang telah memberikan kasih sayang, karunia, keberkahan dan rahmat-Nya

sehingga hamba-Nya yang penuh kekurangan ini dapat menyelesaikan pendidikan

hingga ke perguruan tinggi (program S1). Semoga shalawat dan salam senantiasa

tercurah kepada Nabi besar Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat,

keluarga, serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.

Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Peprustakaan (S. IP) pada Program Studi Ilmu

Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang berjudul “Evaluasi Perbandingan Sistem Otomasi Bapeten Dengan

Sistem Otomasi Senayan Di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir” ini

mengevaluasi kualitas Sistem Otomasi Bapeten dengan sistem Otomasi Senayan

di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

banyak berjasa dalam penyelesaiaan pendidikan penulis, dan membantu selama

penyelesaiaan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Abdul Chair, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan

4. Bapak Ade Abdul Hak, M. Hum selaku pembimbing skripsi yang telah

banyak mencurahkan ilmu dan pikirannya untuk Penulis serta banyak

membantu Penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Adab dan Humaniora khususnya Jurusan Ilmu

Perpustakaan yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini dan Para

Karyawan Bagian Tata Usaha, Karyawan Perpustakaan Adab dan

Humaniora serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

iii

yang telah membantu proses kelancaran administrasi dalam pembuatan

skripsi ini.

6. Kepala Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Staf Perpustakaa

dan Staf pengelola data Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang memberikan

ilmu dan kesempatan pada Penulis untuk menyusun skripsi.

7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Dies Santoso (Alm) dan Ibu Maryana

yang dengan sabar mendidik, membina dan memelihara anak-anaknya

serta doa-doa yang senantiasa mengalir dalam setiap ibadahnya sehingga

penulis bisa melanjutkan pendidikan sampai dengan perguruan tinggi.

8. Adek tercinta yang telah memberikan semangat.

9. Suamiku Thoyyib Hadi Fansyuri atas motivasinya untuk cepat

menyelesaikan kuliah ini.

10. Kepada seluruh teman-teman Non Regular Ilmu Perpustakaan angkatan

2007, teman teman kost griya kartini serta teman teman di Bapeten.

Tiada gading yang tak retak, selalu ungkapan itulah yang lebih pantas

disampaikan, ketika penulis menyadari, mungkin penulisan skripsi ini terdapat

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun terhadap perbaikan skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ciputat, 17 Januari 2010

Penulis

Page 8: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah............................................................... 4

D. Tujuan Penelitian.................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian………………………………….....….... 5

F. Metode Penelitian ………………………………..……..….. 5

G. Sistematika Penulisan……………………………......…....... 6

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

A. Sistem Otomasi ………………..……………………..…..... 8

1. Definisi Sistem …….........………………………….…... 8

2. Definisi Otomasi……..........………………………..….... 9

3. Sistem Otomasi Perpustakaan…..........……………..…... 9

4. Tujuan Sistem Otomasi Perpustakaan….........……..….... 10

5. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan.................................. 10

a. Pengguna……………………..........………................ 11

b. Perangkat Keras……………...........…….…................ 11

c. Perangkat Lunak……………...........…….................... 12

d. Perangkat Jaringan…………...........……..................... 13

e. Perangkat Data………………..........….…................... 13

f. Manual.......................................................................... 14

g. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan……............... 15

Page 9: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

v

B. Perangkat Lunak………………………………………........ 15

1. Definisi Perangkat Lunak................................................ 15

2. Pengelompokan Perangkat Lunak................................... 16

3. Perangkat Lunak Menurut Biaya………......................... 17

C. Teori Kualitas Perangkat Lunak……………………............ 19

1. Kebenaran…………........…………………………...... 20

2. Reliabilitas………......……..........………………......... 20

3. Efisiensi………………………….......……………....... 20

4. Integritas………………………..…..........…………..... 20

5. Usabilitas…………..………………….........………..... 20

6. Maintanabilitas…………...……………........……........ 20

7. Fleksibilitas…………………………......………...…... 20

8. Testabilitas…………………….………..........……...... 20

9. Portabilitas……………………………...........….......... 20

10. Reusabilitas………………………….......…………..... 20

11. Interoperabilitas…………………......…….………….. 20

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian……......…………………….……...….... 21

B. Variabel Penelitian……..….....………………….……......... 21

C. Jenis Data…………………....…………………....….…...... 22

D. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data…….....…..…......... 23

E. Tehnik Analisa Data …………………..….....………..….... 23

F. Pegujian Validitas Data……………….......…………...….... 24

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BADAN

PENGAWAS TENAGA NUKLIR

A. Sejarah Singkat Perpustakaan BAPETEN……….......…...... 25

B. Struktur dan Organisasi Perpustakaan BAPETEN…............ 25

C. Koleksi Perpustakaan BAPETEN…….….....…………........ 26

D. Sistem dan Jenis Layanan Perpustakaan BAPETEN............. 26

E. Fasilitas Perpustakaan BAPETEN……………......….......... 27

F. Sejarah Sistem Automasi Perpustakaan BAPETEN............ 27

Page 10: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

vi

BAB V : HASIL PENELITIAN

A. Evaluasi sistem otomasi bapeten dengan sistem otomasi

senayan di Perpustakaan BAPETEN…............……….........

61

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan…………….......…………………………......... 70

B. Saran…….…………….......………………………....…....... 71

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 72

LAMPIRAN

Page 11: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Parameter variabel kualitas perangkat lunak………………………... 22

Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir…………….. 26

Tabel 3. Peralatan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir…………… 27

Tabel 4. Gambaran perbedaan modul sistem otomasi Bapeten dengan

sistem otomasi

Senayan…………………………………………………….

60

Tabel 5. Standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem

otomasi Senayan…………………………………………………….

62

Tabel 6. Hasil evaluasi sub variabel kebenaran sistem otomasi Bapeten

dengan sistem otomasi Senayan……………………………………..

64

Tabel 7. Rincian indikator sub variabel reliabilitas sistem otomasi Bapeten

dengan sistem otomasi Senayan……………………………………..

65

Tabel 8. Hasil evaluasi sub variabel integritas sistem otomasi Bapeten

dengan sistem otomasi Senayan……………………………………..

66

Tabel 9. Hasil evaluasi sub variabel usabilitas sistem otomasi Bapeten

dengan sistem otomasi Senayan……………………………………..

67

Tabel 10. Hasil evaluasi sub variabel penelitian……………………………… 69

Page 12: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model dasar sistem informasi…………………………………….. 14

Gambar 2. Model pengembangan sistem informasi………………………….. 14

Gambar 4. Admin group..................................................................................... 29

Gambar 5. Add new group................................................................................. 29

Gambar 6. Admin all kategori............................................................................ 30

Gambar 7. Input kategori baru........................................................................... 30

Gambar 8. Admin item pustaka.......................................................................... 31

Gambar 9. Input item pustaka............................................................................ 31

Gambar 10. Entry data bibliografi baru………………………………………. 33

Gambar 11. Menambah item/ kopi……………………………………………. 34

Gambar 12. Bibliographic list………………………………………………… 35

Gambar 13. Edit bibliography………………………………………………... 35

Gambar 14. Item list…………………………………………………………... 36

Gambar 15. Edit item…………………………………………………………. 37

Gambar 16. Checkout item……………………………………………………. 37

Gambar 17. Proses import bibliography……………………………………… 38

Gambar 18. Proses eksport bibliography……………………………………... 39

Gambar 19. OPAC detail sistem otomasi Bapeten…………………………... 39

Gambar 20. Advanced search OPAC sistem otomasi Bapeten………………. 40

Gambar 21. OPAC detail sistem otomasi Bapeten…………………………... 40

Gambar 22. OPAC sistem otomasi Senayan………………………………….. 41

Gambar 23. OPAC detail sistem otomasi Senayan…………………………… 41

Gambar 24. XML OPAC sistem otomasi Senayan…………………………… 42

Gambar 25. List data anggota……………………………………………….... 42

Gambar 26. Form add new member………………………………………….. 43

Gambar 27. Member type……………………………………………………... 44

Gambar 28. Member import…………………………………………………... 44

Gambar 29. Member eksport………………………………………………….. 45

Gambar 30. Proses sirkulasi………………………………………………....... 46

Page 13: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

ix

Gambar 31. Quick return……………………………………………………... 46

Gambar 32. Loan rules……………………………………………………....... 47

Gambar 33. Loan history……………………………………………............... 47

Gambar 34. Stock take history……………………………………………....... 48

Gambar 35. Current stock take……………………………………………….. 48

Gambar 36. Stockt take report………………………………………………... 49

Gambar 37. Finish stock take…………………………………………………. 49

Gambar 38. Current lost item………………………………………………… 50

Gambar 39. Tampilan statistik koleksi………………………………….......... 50

Gambar 40. Loan report menu……………………………………………....... 51

Gambar 41. Membership report…………………………………………......... 51

Gambar 42. Konfigurasi global senayan……………………………………… 52

Gambar 43. Module list………………………………………………….......... 52

Gambar 44. Add new module…………………………………………………. 53

Gambar 45. Menu user………………………………………………………... 53

Gambar 46. Tambah user……………………………………………………... 54

Gambar 47. User groups……………………………………………………… 54

Gambar 48. Set holiday……………………………………………………….. 55

Gambar 49. Add special holiday……………………………………………… 55

Gambar 50. Form untuk membuat barcode…………………………………... 56

Page 14: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

x

DAFTAR BAGAN

Bagan1. Struktur organisasi internal Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga

Nuklir…………………………………………………………………...….

25

Page 15: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah MelakukanPenelitian Skripsi

Lampiran 4 Surat Keterangan Penguji Skripsi

Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Staf Pengelola Data BAPETEN

Lampiran 6 Hasil Wawancara dengan Pustakawan Fakultas Geologi UGM

Page 16: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ledakan informasi saat ini berdampak pada banyaknya pilihan informasi

sehingga memberi peluang kepada masyarakat dalam mencari dan memilih

informasi yang dibutuhkannya. Perpustakaan yang salah satu aktivitasnya adalah

sebagai pusat informasi1 harus lebih meningkatkan pelayanannya kepada para

pemakai. Karena seperti yang kita tahu informasi merupakan sumber pokok dalam

dunia ilmu pengetahuan dan semua kegiatan manusia. Definisi kata informasi

menurut McFadden, dkk (1999) adalah data yang telah diproses sedemikian rupa

sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.2

Disini perpustakaan berperan penting dalam dunia informasi yaitu memproses

atau mengolah informasi sedemikian baik agar mempunyai nilai lebih

dibandingkan sebelum diolah dan dapat dimanfaatkan oleh pemakai. Dimanapun

kalian berada informasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk

mendukung aktivitas manusia.

Demikian pula dalam suatu lembaga pemerintah informasi mempunyai

peran yang sangat penting. Para karyawan memanfaatkan informasi untuk

menunjang pekerjaannya. Dan disini perpustakaan merupakan salah satu dari

fasilitas tersebut, mereka datang ke perpustakaan untuk mencari informasi yang

sesuai dengan kebutuhan mereka, serta untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan. Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir merupakan

perpustakaan lembaga, dimana kebutuhan informasi untuk staf atau karyawan

berkisar pada kebutuhan untuk pengembangan organisasi dan kariernya serta hal-

hal yang tidak dikenalnya.3

Untuk melaksanakan layanan informasi tersebut secara efektif maka

perpustakaan harus mampu mengelola informasi dan tanggap dalam

1Sulaiman, Iskandar. Upaya Perpustakaan Dalam Menggentaskan Kesenjangan Informasi

Masyarakat. Jurnal Al-Maktabah Vol. 8 No. 2 Oktober 2006. Hal. 53 2 Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset, 2003. Hal. 31 3 Qalyubi, Syihabuddin, dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta:

Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 2007. hal. 15.

Page 17: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

2

mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakainya. Dengan keadaan tersebut

perpustakaan hendaknya menerapkan teknologi informasi. Menurut Haag dan

Keen (1996) Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda

bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan

pemrosesan informasi.4 Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan

dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran

informasi ilmu pengetahuan, tempat rujukan bagi para pencari ilmu dan

pengembangan karya-karya ilmiah.5 Dan dengan perkembangan teknologi

informasi seperti saat ini telah mengubah paradigma pengelolaan perpustakaan

yang semula hanya berbasis pada pengelolaan secara manual atau tradisional

menjadi terotomasi. Otomatisasi pada perpustakaan makin berkembang setelah

tahun lima puluhan dengan makin berkembangnya sifat perpustakaan yang mula-

mula pasif menjadi pusat informasi yang aktif, dimana dibutuhkan informasi

literatur yang lebih cepat, tepat dan obyektif penilaiaannnya.6 Hal tersebut

ditandai dengan adanya penggunaan komputer di perpustakaan-perpustakaan.

Untuk itu komputer sangat berguna bagi perpustakaan, Seperti yang kita ketahui

bersama teknologi komputer pada dasarnya adalah teknologi pengolahan dan

pengelolaan informasi teknologi yang bekerja berdasarkan masukan informasi dan

menghasilkan luaran berupa informasi pula.7 Menurut Masuda (1990) Komputer

merupakan alat (tools) utama dalam masyarakat informasi.8

Alasan penggunaan komputer menurut Line (1972) yaitu penyediaan jasa

dengan biaya murah dan perolehan keuntungan dengan pengeluaran yang

minimal.9 Namun pada umumnya permasalahan potensial terhadap penerapan

4 Kadir, Abdul & Triwahyuni, Terra Ch. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta:

Andi, 2003. Hal. 2. 5 Supriyanto, Wahyu dan Muhsin, Ahmad, Teknologi Informasi Perpustakaan,

Yogyakarta: Kanisius, 2008. hal. 16-17. 6 Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasian dan

Administrasi. Jakarta: Pusat Reproduksi PDIN, 1971. Hal. 101. 7 Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi

Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007. Hal. 5. 8 Romanus, Beni. Sekapur Sirih Pendidikan Perpustakaan di Indonesia 1952-

2002:Kumpulan Artikel Alumni dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok: Alumni dan Mahasiswa Prog. Ilmu Perpustakaan PPS FIB-UI, 2002. hal. 44-45.

9 Qayulbi, Syihabuddin, dkk. Op. Cit. hal. 365.

Page 18: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

3

sistem perpustakaan berbasis komputer dapat digolongkan kedalam beberapa

tajuk antara lain: perangkat keras, perangkat lunak, manusia, dan keuangan.10

Keempat tajuk diatas sangat penting dalam proses penerapan sistem otomasi

dalam suatu perpustakaan, apalagi untuk perangkat lunak dan keuangannya yang

memegang peranan sangat besar dalam penerapan sistem perpustakaan berbasis

komputer.

Saat ini telah banyak perangkat lunak atau software untuk perpustakaan

dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan maupun dengan biaya murah dan

bahkan gratis. Salah satunya adalah CDS/ ISIS dari UNESCO. Banyak kalangan

pustakawan dan staf perpustakaan memilih CDS/ ISIS karena tergolong murah

dan dapat men-cover sistem yang dikembangkan di perpustakaan selama ini.11

Selain itu juga ada WINISIS yang mudah didapat dan gratis dari Unesco. Dan

banyak perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia yang sudah membuat dan

mengembangkan sendiri perangkat lunak perpustakaannya, antara lain ada SIPUS

2000 dari UGM, SIPISIS dari IPB, Lontar dari UI, dan sebagainya. Model dan

kegunaan dari setiap perangkat lunak perpustakaan berbeda-beda antara satu

dengan yang lain. Kegunaan-kegunaan tersebut antara lain untuk pekerjaan

operasional perpustakaan, yaitu pengadaan, inventarisasi, keanggotaan, OPAC,

sirkulasi, dan lain sebagainya.

Dalam menentukan penggunaan perangkat lunak, ada yang

mengembangkan sendiri, mengontrakan keluar dan membeli software yang sudah

jadi di pasaran.12 Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir dahulu

menggunakan sistem semi otomasi buatan Staf Pengelolaan Data data Badan

Pengawas Tenaga Nuklir, sebut saja sistem otomasi Bapeten, disebut semi

otomasi karena tidak semua pekerjaan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga

Nuklir dikerjakan secara otomatis, hanya untuk administrasi bibliografi dan

OPAC saja. Sedangkan untuk sirkulasi masih dilakukan secara manual. Namun

10 Ibid. Hal. 366-367. 11 Ibid. hal. 369 12 Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan

Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan “

UMM 4 Oktober 2003. Hal. 7

Page 19: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

4

sistem otomasi Bapeten ini pada akhir tahun 2008 diganti dengan sistem otomasi

Senayan. Senayan adalah program otomasi yang dapat diperoleh secara gratis

yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional RI. Senayan adalah

Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi

perpustakaan (Library Automation) skala kecil hingga skala besar.13 Secara

bahasa jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia open source adalah keterbukaan

kode. Kode disini berarti kode program (source code). Open source ialah sebuah

ide dimana semua program yang dibuat disebarkan sekaligus dengan source code

nya. Tentu saja dengan tujuan untuk dikembangkan, diubah, diuji atau apapun

dengan suatu kesimpulan bahwa open source ialah bebas. Perkembangan open

source tidak bisa lepas dari pesatnya perkembangan linux. Linux adalah open

source. Filosofi open source yang dipegang teguh pengguna linux ialah tidak

untuk komersial apapun.14 Untuk memperoleh perangkat lunak otomasi

Perpustakaan Senayan yaitu dengan mendownload perangkat lunak SENAYAN di

http://Senayan.diknas.go.id.

Dari uraian diatas penulis tertarik mencoba melakukan penelitian

mengenai evaluasi perbandingan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem

otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Dengan

demikian penulis memilih judul “EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM

OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN DI

PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR”

B. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana perbandingan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem

otomasi Senayan sebagai perangkat lunak otomasi di Perpustakaan Badan

Pengawas Tenaga Nuklir?

C. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari peninjauan yang terlalu luas terhadap masalah-

masalah yang akan diteliti, maka penulis melakukan pembatasan masalah pada:

1. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

13 ________, Manual SENAYAN versi 2 berdasar SENAYAN 3-stable 7. Jakarta:-, 2009.

Hal. 13. 14 Syafii, M. Tip dan Trik Linux. Yogyakarta: Andi, 2005. Hal. 2-3.

Page 20: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

5

2. Masalah yang diteliti adalah evaluasi perbandingan kualitas perangkat lunak

sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan

Badan Pengawas Tenaga Nuklir dari aspek kebenaran, reliabilitas, integritas,

dan usabilitas.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbandingan kualitas perangkat lunak sistem otomasi dengan sistem

otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan informasi mengenai kondisi riil Perpustakaan Badan Pengawas

Tenaga Nuklir.

2. Menambah pengetahuan Penulis tentang bagaimana perbandingan kualitas

perangkat lunak sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di

Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

3. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dibidang perpustakaan khususnya yang

terkait dengan perangkat lunak otomasi perpustakaan.

F. METODE PENELITIAN

1. Bentuk penelitian

Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penyusunan penulisan skripsi

ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.15 Pendekatannya

menggunakan pendekatan evaluasi.

2. Jenis dan sumber data

a) Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari

literatur-literatur dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

b) Data Primer yaitu data yang bersumber wawancara dengan Staf Pengelolaan

Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM

15 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009. Hal 13.

Page 21: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

6

berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis.

3. Tehnik pengumpulan data

a) Studi pustaka (library research)

Studi pustaka adalah memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh

data penelitiannya, tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada

bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.16

Dalam studi pustaka penulis mempelajari dan mengumpulkan data tertulis

untuk menunjung penelitian. Data yang dikumpulkan berupa literatur yang

berhubungan dengan topik permasalahan penelitian baik dalam bentuk buku,

bahan rujukan, dan lain-lain.

b) Penelitian lapangan

Pendekatan ini untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek

penelitian yaitu dengan:

1) Observasi: mengamati secara langsung dan melakukan simulasi terhadap

sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan Badan

Pengawas Tenaga Nuklir untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

2) Wawancara: ini merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab

sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan tujuan

penelitian.17 Jadi pengumpulan data atau informasi dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan langsung kepada Staf Pengelolaan Data Badan

Pengawas Tenaga Nuklir dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM.

3) Dokumentasi: mempelajari dokumen-dokumen yang berisi informasi tentang

perangkat lunak dan sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan

di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari tujuh sub yaitu: latar

belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

16 Zed, Mustika. Metode Penelitian Kepustakaan cet. 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008. Hal. 1-2.

17Marzuki, Metodelogi Riset, Yogyakarta: BPFE UII, 2002. Hal. 58

Page 22: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

7

penulisan.

BAB II TINJAUAAN TEORITIS

Merupakan bab tinjauaan teoritis yang terdiri dari 3 sub yaitu sub

sistem automasi yang terdiri dari definisi sistem, definisi otomasi,

sistem otomasi perpustakaan, tujuan sistem automasi perpustakaan,

unsur-unsur sistem automasi perpustakaan, dan cakupan sistem

automasi perpustakaan. Sub perangkat lunak terdiri dari definisi

perangkat lunak, pengelompokan perangkat lunak, pengelompokan

perangkat lunak menurut biaya. Serta sub teori kualitas perangkat lunak

yang terdiri dari kebenaran, reliabilitas, efisiensi, integritas, usabilitas,

maintanabilitas, fleksibilitas, testabilitas, portabilitas, reusabilitas,

interoperabilitas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang metode penelitian,

variabel penelitian, jenis data, sumber data dan tehnik pengumpulan

data, tehnik analisa data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN LEMBAGA BADAN

PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Dalam bab ini dijelaskan sejarah singkat perpustakaan Badan Pengawas

Tenaga Nuklir, struktur organisasi Perpustakaan Badan Pengawas

Tenaga Nuklir, koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir,

sistem dan jenis layanan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir,

fasilitas Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

BAB V HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis mengemukakan evaluasi perbandingan kualitas

sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di

Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian penutup yang meliputi uraian kesimpulan dan saran-saran.

Page 23: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Sistem otomasi

1. Definisi sistem

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang

dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah

hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang

mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak

terkendali.18

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.19

Adapun sistem menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah perangkat

unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas. 20

Sistem menurut Syopiansyah didefinisikan dengan dua pendekatan yaitu

penekanan pada prosedur dan penekanan pada komponen. Prosedur adalah urut-

urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang

harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya. Jadi definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur

adalah Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau meyelesaikan

suatu sasaran tertentu. Sedangkan definisi sistem berdasarkan penekanan

komponennya adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Suatu sistem juga mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah:

a) Komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem

b) Batas sistem (boundary)

c) Lingkungan luar (environment)

d) Penghubung (interface)

18Kadir, Abdul. Op. Cit. Hal. 54 -55. 19McLeod, Raymond Jr.et. al. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Indeks, 2004.

Hal. 9 20Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Indeks, 2004. Hal. 9

Page 24: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

9

e) Tujuan (goal) 21

Berdasarkan penjabaran pengertian sistem diatas dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan sistem merupakan bentuk jaringan kerja yang memiliki

komponen sebagai pendukungnya dalam mencapai suatu sasaran atau tujuan

tertentu.

2. Definisi otomasi

Istilah otomasi/ automasi/ otomatisasi adalah sama. Otomatisasi dalam

pengertiannya adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang

secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan

lagi pengawasan manusia.22

Sedangkan menurut Peter Salim automation adalah perkembangan dan

penggunaan peralatan secara mekanis yang dikombinasikan dengan sistem

pengawasan otomatis, otomatisasi.23

Automation is the technique, method; or system of operation or controling

a process by highly automatic means, as by electronic devices, reducing human

intervention to a minimum.24

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki pengertian otomasi adalah konsep

proses atau hasil membuat mesin swatindak dan/ atau swakendali dengan

menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.25

Dari beberapa pengertian diatas penulis memberikan suatu kesimpulan

bahwa otomasi adalah Suatu proses kegiatan penggantian tenaga manusia dengan

tenaga mesin untuk mengerjakan kegiatan rutin sehingga hanya membutuhkan

sedikit campur tangan manusia.

3. Sistem otomasi perpustakaan

Menurut Putu Laxman Pendit sistem otomatisasi perpustakaan (library

21Putra, Syopiansyah Jaya & Subiyakto, A’ang. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006. Hal. 25-27. 22Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Hal. 631. 23Salim, Peter. The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern

English Press, 1986. Hal. 148. 24 _______,Random House webster’s college dictionary. New York: Random House, Inc,

2001. Hal. 85. 25Sulistyo-Basuki. Periodesasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Rosdakarya, 1994. Hal.

95.

Page 25: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

10

automation system) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di

perpustakaan terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar

dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan dan dengan fasilitas utama

dalam hal menyimpan, menemukan dan menyajikan informasi.26

Definisi otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi untuk

kepentingan perpustakaan, mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi bagi

pembaca.27

Automasi perpustakaan apada dasarnya adalah “human-machine system”,

yaitu sistem yang merupakan gabungan kemampuan manusia dengan mesin,

(komputer) namun manusia merupakan unsur utama dari keberhasilan penerapan

sistem perpustakaan terautomasi tersebut.(Corbin, 1985). 28

Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi

otomasi perpustakaan adalah pemanfaatan perangkat teknologi informasi yang

meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dalam rangka

melaksanakan tugas perpustakaan mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi.

4. Tujuan otomasi perpustakaan

Tujuan otomasi menurut Sukirno adalah:

a) Membangun database koleksi perpustakaan

b) Meningkatkan pelayanan perpustakaan, dengan cara mengurangi pelaksanaan

kerja sistem manual dengan mengganti berdasarkan sistem otomasi

c) Memudahkan akses, sedapat mungkin dengan memberikan layanan onestop-

shop.

d) Meningkatkan availibility dari informasi yang tersimpan sehingga loan ration

dari setiap informasi item ada di perpustakaan meningkat.

e) Memonitoring pemanfaatan sehingga usege trend dapat diketahui.29

5. Unsur-unsur otomasi perpustakaan

26Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Citakaryakarsa

Mandiri, 2008. Hal. 222. 27Sulistyo-Basuki. Op. Cit. Hal. 96 28Corbin dalam Hariyadi, Utami. Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan di

Indonesia. Hasil Kongres VI & Seminar . Jakarta: Pengurus Besar IPI, 1993. Hal. 256. 29Sukirno, Automasi Perpustakaan. Dalam

http://haidaro.multiply.multiplycontent.com/journal/item/11/AUTOMASI_PERPUSTAKAANtanggal 25 November 2009 pukul 20.25

Page 26: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

11

Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau

syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau

syarat tersebut adalah:

a) Pengguna

Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi

perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu

dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi

pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota

perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka?

Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka? Apakah

pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam

mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan

baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun

anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah

untuk memberikan manfaat kepada pengguna.

Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan

mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh

pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa

dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak

atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.

Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan

pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk

menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi

operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih

sesuai bidang yang akan dioperasikan.30

b) Perangkat keras

Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data

menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa

komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang

memerlukan program untuk menjalankannya.

30 Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan

Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan “ UMM 4 Oktober 2003. Hal. 4-5

Page 27: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

12

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer

adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang

mengoperasikan dan software yang digunakan.

Kecenderungan perkembangan komputer :

1) Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar

2) Harga terjangkau (murah)

3) Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi

4) Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan

Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf

yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi

pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi

ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang

mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari

vendor penyedia komputer.31

c) Perangkat lunak

Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk

mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.

Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam

berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam

waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal,

dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).

Sistem informasi perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan

operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi,

keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain

dalam lingkup operasi perpustakaan.

Menentukan Software sendiri:

1) Membangun sendiri

2) Mengontrakan keluar

3) Membeli software jadi yang ada di pasaran

31 Ibid. Hal. 5

Page 28: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

13

Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus:

1) Sesuai dengan keperluan

2) Memiliki ijin pemakaian

3) Ada dukungan teknis, pelatihan, dokumentasi yang relevan serta

pemeliharaan.

4) Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi

software. Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses

tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan

pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah

satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat

lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar

pengguna biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan sebagai

hal yang subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam

pemecahan masalah. Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-

kebutuhan minimum operasi perangkat lunak.32

d) Perangkat jaringan

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan

karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta

adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan antara lain: komputer sebagai server

dan klien, Network Interface Card (LAN Card terminal kabel (Hub)), jaringan

telepon atau radio, modem. Hal yang harus diperhatikan dalam membangun

jaringan komputer adalah :

1) Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)

2) Lokasi dari hardware: komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya

3) Protokol komunikasi yang digunakan

4) Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.33

e) Perangkat data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai

32 Ibid. Hal. 6-7 33 Ibid. Hal. 7-8

Page 29: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

14

Pengolahan Data Informasi

Penyimpanan

Keluaran

kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda,

dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka,

maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes,

fields, records, file dan database.

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data

tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan

informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam

periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file

(data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan

pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan

disimpan sebelumnya.34

Gambar 1. Model dasar sistem informasi

Masukan Pengolahan

Gambar 2. Model pengembangan sistem informasi

f) Manual

Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana

memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat

lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti bilamana

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak peripheral perangkat

keras maupun sistem tidak berjalan dengan optimal karena dokumentasi yang

tidak memadai atau pengguna tidak mengerti manual yang disediakan. Manual

harus dibaca dan dimengerti walau serumit apapun. Manual adalah kunci bagi

kelancaran sistem.

34 Ibid. Hal. 8-11

Page 30: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

15

Manual atau prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan

khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data

membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu

sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan untuk menentukan standar-

standar dan prosedur-prosedur.35

6. Cakupan sistem otomasi perpustakaan

a) Pengadaan koleksi

b) Katalogisasi, inventarisasi

c) Sirkulasi, reserve, inter-library loan

d) Pengelolaan penerbitan berkala

e) Penyediaan katalog (OPAC)

f) Pengelolaan anggota. 36

B. Perangkat Lunak

1. Definisi perangkat lunak

Komputer tidak akan berguna tanpa keberadaan perangkat lunak

(software). Komputer bekerja atas dasar instruksi. Sekumpulan instruksi diberikan

untuk mengendalikan perangkat keras komputer. Sekumpulan instruksi inilah

yang dikenal dengan sebutan program atau program komputer. Secara lebih

umum, program komputer inilah yang disebut perangkat lunak.37

Menurut George M Scott software atau perangkat lunak adalah program

komputer yang fungsinya mengarahkan kegiatan pemrosesan dari komputer.38

2. Pengelompokan perangkat lunak

Perangkat lunak biasa dikelompokkan menjadi program aplikasi

(aplication program) dan program sistem (system program).

a) Program aplikasi (aplication program)

Program Aplikasi (seringkali hanya disebut aplikasi saja) adalah program

yang dibuat oleh pemakai yang ditujukan untuk melakukan suatu tugas khusus.

Program seperti ini biasa dikelompokkan menjadi dua, yaitu program aplikasi

35Ibid. Hal. 12 36 Ibid. Hal. 3 37Kadir, Abdul. Op. Cit. Hal. 202 38 Scott, George M. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT.

Rajagrafindo persada, 1999. Hal. 216

Page 31: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

16

serbaguna dan program aplikasi spesifik.

1) Program aplikasi serbaguna

Program aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai untuk melaksanakan

hal-hal yang bersifat umum (misalnya untuk membuat dokumen atau untuk

mengirim surat secara elektronis) serta mengotomasikan tugas-tugas individual

yang bersifat berulang (misalnya melakukan perhitungan-perhitungan yang

bersifat rutin). Termasuk untuk kategori ini antara lain adalah DBMS sederhana,

Web Browser, surat elektronis, pengolah kata (word processor), lembar kerja

(spreadsheet), dan program presentasi. Program aplikasi serbaguna seringkali

disebut perangkat lunak pemakai akhir (end-user software).

2) Program aplikasi spesifik

Program yang ditujukan untuk menangani hal-hal yang sangat spesifik.

Misalnya, program pada sistem POS (point-of-scale) dan ATM. Termasuk dalam

kategori ini adalah program yang disebut sebagai paket aplikasi atau perangkat

lunak paket. Contohnya Deac Easy Accounting (DEA) yang dipakai untuk

menangani masalah akuntansi.39

b) Program sistem (system program)

Program sistem (seringkali disebut perangkat lunak pendukung atau

support software) adalah program yang digunakan untuk mengontrol sumber daya

komputer, seperti CPU dan peranti masukan/ keluaran. Kedudukan program ini

adalah sebagai perantara antara program aplikasi dan perangkat keras komputer.

Itulah sebabnya, peran program sistem sering kali tidak terlihat secara langsung.

Program sistem dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu program

pengendali sistem, program pendukung sistem, dan program pengembangan

sistem.

1) Program pengendali sistem

Program yang mengendalikan pemakaiaan perangkat keras, perangkat

lunak, dan data pada komputer selama program ini dijalankan. Misalnya, sistem

operasi.

2) Program pendukung sistem

Program yang mendukung operasi, manajemen, dan pemakai sistem

39 Kadir, Abdul. Op. Cit. Hal. 204

Page 32: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

17

komputer dengan menyediakan bermacam-macam layanan. Termasuk dalam

kelompok ini adalah program utilitas, pemantau kerja sistem, dan pemantau

keamanan.

3) Program pengembangan sistem

Program yang ditujukan untuk membantu pemakai dalam membuat/

mengembangkan program. Termasuk dalam kategori ini yaitu kompailer dan

interpreter.40

3. Perangkat lunak menurut biaya

Berkaitan dengan biaya untuk mendapatkan perangkat lunak, perangkat

lunak dapat dikelompokkan menjadi:

a) Perangkat lunak komersial

Perangkat lunak komersial adalah perangkat lunak yang harus dibeli kalau

pemakai bermaksud menggunakannya. Perangkat lunak seperti Microsoft Office

merupakan contoh perangkat lunak komersial.

Beberapa vendor menyediakan versi “trial”. Perangkat lunak seperti ini

diedarkan secara gratis dan memungkinkan pemakai dapat melakukan percobaan

terlebih dahulu. Namun, pemakaiannya hanya dalam jangka waktu tertentu,

misalnya 30 hari, dan setelah itu perangkat lunak tersebut tak dapat digunakan

lagi. Versi trial biasanya juga tidak selengkap versi komersialnya.41

b) Shareware

Shareware adalah perangkat lunak yang bisa digunakan oleh pemakai

dengan tujuan untuk evaluasi selama masa tertentu tanpa membayar sama sekalai

dan jika sesudah masa tersebut berlalu pemakai bermaksud tetap

menggunakannya maka ia perlu membayar ke pembuat perangkat lunak tersebut.

Berbeda dengan versi trial, shareware tidak memiliki masa kadaluwarsa. Artinya,

pemakai tetap dapat menggunakan perangkat lunak tersebut walaupun batas uji

coba telah berakhir.

Umumnya pembuat shareware menyediakan layanan untuk konsultasi,

manual tercetak, pemutakhiran ke versi yang lebih baru secara gratis, dan

40Ibid. Hal. 203 - 204 41 Ibid. Hal. 243

Page 33: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

18

terkadang memberikan bonus berupa peangkat lunak yang lain.42

c) Freeware

Freeware adalah perangkat lunak yang dapat dipakai oleh siapa pun tanpa

perlu membayar sama sekali.43

d) Open source

Sebelum istilah open source popular digunakan, perangkat lunak yang

tersedia dalam bentuk biner maupun kode sumber biasa disebut free software.

Menurut Stallman (1999), sebuah program dikatakan sebagai free software bagi

pemakai jika:

1) Pemakai memiliki kebebasan untuk menjalankan program tersebut untuk

tujuan apa saja.

2) Pemakai memiliki kebebasan untuk mengubah program sesuai dengan

kebutuhannya. (Untuk mewujudkan kebebasan ini secara efektif dalam

praktek, pemakai harus memiliki akses terhadap kode sumber, karena

membuat perubahan dalam tanpa memiliki kode sumber sangatlah sulit.)

3) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan kembali salinannya,

baik secara gratis atau dengan biaya.

4) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan versi hasil modifikasi

dari program sehingga komunitas dapat memperoleh manfaat dari

pengembangan pemakai.

Jadi, pengertian “free” pada free software cenderung kearah kebebasan

(freedom) dan bukannya free dalam arti gratis. Stallman bersama rekan-rekannya

mendirikan Free Software Foundation pada tahun 1985 dengan tujuan untuk

memperkuat pengembangan free software. Stallman (1999) juga menjelaskan

bahwa free software dan open source sebenarnya menyatakan keadaan yang sama

terhadap perangkat lunak, tetapi memiliki perbedaan pandangan. Dapat dikatakan

bahwa open source menekankan pada kebebasan dari pengontrolan oleh pihak

lain.

Istilah open source dicanangkan oleh Eric Raymond pada tahun 1998 dan

dimaksudkan untukmenghilangkan makna “free” dalam bahasa Inggris yang

42 Ibid. Hal. 243. 43 Ibid. Hal. 243.

Page 34: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

19

sangat membingungkan karena memiliki arti yang bermacam-macam.

Open source timbul dari ide bahwa seandainya setiap orang dapat

berpartisipasi dalam mengembangkan suatu perangkat lunak tentu perangkat

lunak tersebut akan segera berevolusi menuju ketingkat kesempurnaan. Dengan

cara seperti ini, perangkat lunak dapat dikembangkan tanpa membutuhkan wadah

berupa perusahaan. Sebagaimana dikatakan oleh Momjian (2000), open source

memberikan keuntungan:

1) Tak perlu struktur perusahaan, sehingga tak ada biaya maupun batasan

ekonomis.

2) Pengembangan program tak di batasi oleh staf pemrogram yang digaji,

tetapimemanfaatkan kemampuan dan pengalaman kelompok pemrogram yang

berada di internet.

3) Umpan balik pemakai difasilitasi sehingga memungkinkan pengujian berupa

program oleh banyak pemakai dalam waktu yang singkat.

4) Pengembangan program dapat didistribusikan ke pemakaidengan cepat.

Definisi resmi open source tercantum pada situs

http://www.opensource.org/osd.html. Secara prinsip, open source

memperkenankan siapa saja untuk mendistribusikan perangkat lunak yang

tergolong sebagai open source secara gratis atau dengan bayaran dan tak ada

royalti atau kompensasi yang diberikan. Prinsip penting lainnya adalah bahwa

sekiranya terdapat orang yang mengubah kode sumber, referensi terhadap

pencipta asalnya tetap perlu dituliskan, sebagai bentuk penghargaan.44

C. Teori Kualitas Perangkat Lunak

Kualitas perangkat lunak adalah gabungan yang kompleks dari berbagai

faktor yang akan bervariasi dan pelanggan yang berbeda kebutuhannya.45

Gabungan antara kebutuhan pengguna perangkat lunak dan faktor-faktor lain akan

menghasilkan kualitas sebuah perangkat lunak. Dari pendapat Pressman ini maka

kualitas perangkat lunak diukur dari kemampuan perangkat lunak tersebut mampu

memenuhi kebutuhan pengguna.

Disini penulis menggunakan teori kualitas perangkat lunak yang

44 Ibid. Hal 242 – 245 45 Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi, Buku I.

Yogyakarta: Andi, 2002. Hal. 611-613

Page 35: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

20

dikemukakan oleh McCall dan kawan-kawan. Menurut McCall dan kawan-kawan

kualitas perangkat lunak diukur dari sebelas aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:

1. Kebenaran yaitu kemampuan perangkat lunak mampu memenuhi spesifikasi

dan misi kebutuhan pengguna

2. Reliabilitas yaitu kemampuan sebuah perangkat lunak dapat melaksanakan

fungsinya dengan tingkat ketelitian yang diperlukan.

3. Efisiensi yaitu sumber daya komputasi yang dibutuhkan oleh perangkat lunak

untuk melakukan fungsinya.

4. Integritas yaitu tingkat kemampuan kontrol akses ke perangkat lunak atau data

oleh orang yang tidak berhak.

5. Usabilitas yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan,

menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu perangkat lunak.

6. Maintanabilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk mencari dan

membetulkan kesalahan pada sebuah perangkat lunak.

7. Fleksibilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk memodifikasi perangkat

lunak operasional.

8. Testabilitas yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menguji perangkat lunak

dan untuk memastikan apakah perangkat lunak telah melakukan fungsi-fungsi

yang dimaksudkan.

9. Portabilitas yaitu kemampuan yang dimiliki perangkat lunak untuk migrasi

perangkat lunak dari suatu perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat

lunak ke perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat lunak yang lain.

10. Reusabilitas yaitu kemampuan suatu perangkat lunak untuk dipergunakan

ulang pada aplikasi lain.

11. Interoperabilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk dihubungkan

dengan perangkat lunak lain. 46

46 Ibid, Hal. 611-613

Page 36: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan upaya yang dapat dilakukan Penulis dalam

mengumpulkan data-data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti. Metode

yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif

dengan menggunakan pendekatan evaluasi. Pendekatan evaluasi digunakan karena

satu fungsi dari penelitian kualitatif adalah untuk melakukan evaluasi. Studi

evaluasi ini bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel diteliti sesuai dengan

tolak ukur yang ditetapkan.47

B. Variabel Penelitian

Kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan adalah

variabel penelitian ini. Selanjutnya untuk mengukur variabel penelitian maka

peneliti perlu menentukan terlebih dahulu sub variabel dan indikator variabel. Sub

variabel adalah aspek-aspek atau bagian-bagian dari variable.48 Variabel

penelitian akan dipecah-pecah ke dalam sub variabel. Untuk menentukan sub

variabel dalam sebuah variabel tergantung dari jenis variabel yang ada dalam

sebuah penelitian.

Kemudian sub variabel tersebut dijabarkan menjadi elemen yang lebih

kecil yang disebut indikator. Eksistensi indikator dalam sebuah penelitian

berfungsi sebagai penunjuk pada hal-hal atau sesuatu yang dapat menunjukkan

atau menjadi petunjuk bagi variabel atau sub variabel.49

Setelah variabel kualitas perangkat lunak diperinci menjadi sub variabel,

maka selanjutnya akan ditentukan indikator. Indikator inilah yang akan digunakan

sebagai parameter dalam penelitian kali ini. Untuk lebih memperjelas mengenai

indikator dari berbagai sub variabel kualitas program yang telah diungkapkan di

atas akan diilustrasikan dalam tabel di bawah ini.

47 Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Hal. 351. 48 Ibid. Hal 179. 49 Ibid. Hal 181.

Page 37: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

22

No. Sub Variabel Indikator

1 Kebenaran (kemampuan

perangkat lunak memenuhi

spesifikasi dan misi kebutuhan

perpustakaan)

1. Menu katalogisasi

2. Menu sirkulasi

3. Menu OPAC

2 Reliabilitas (kemampuan

perangkat lunak dapat

melaksanakan fungsinya

dengan tingkat ketelitian yang

diperlukan)

Semua menu yang terdapat pada

masing-masing sistem otomasi

3 Integritas (tingkat kemampuan

kontrol akses ke perangkat

lunak atau data oleh orang

yang tidak berhak)

1. Halaman depan (index) program

2. Menu administrasi

4 Usabilitas (usaha yang

dibutuhkan untuk mempelajari,

mengoperasikan, menyiapkan

input, dan menginterpretasikan

output suatu perangkat lunak)

1. Panduan instalasi

2. Fasilitas help

3. Modul

Tabel 1. Parameter variabel kualitas perangkat lunak

C. Jenis Data

Data-data yang dibutuhkan didapatkan melalui:.

1. Observasi

Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai tehnik atau

pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung

objek datanya.50 Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung dan

melakukan simulasi keseluruh fasilitas yang disediakan sistem otomasi

Bapeten dan sistem otomasi Senayan.

2. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari

50 Jogiyanto. Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan

Penelitian dibidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi, 2008. Hal. 89

Page 38: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

23

responden.51 Metode wawancara dilakukan dengan mewawancarai Staf

Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir sebagai pelengkap data

sistem otomasi Bapeten serta pustakawan Perpustakaan Geologi UGM

sebagai pengguna sistem otomasi Senayan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film.52 Studi dokumentasi

dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang berisi informasi

tentang sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan.

D. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data

1. Melakukan observasi secara langsung terhadap sistem otomasi Bapeten dan

sistem otomasi Senayan, mengamati proses kerja pengoperasian sistem

otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan, dan mengoperasikan

sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan secara langsung. Ini

dilakukan guna mendapatkan data mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan.

2. Melakukan wawancara ke Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga

Nuklir dan Pustakawan Perpustakaan Geologi UGM. Hal ini dilakukan guna

mendapatkan informasi dan data mengenai sistem otomasi Bapeten dan

sistem otomasi Senayan.

3. Melihat dokumentasi hasil kerja (out put sistem otomasi Bapeten dan sistem

otomasi Senayan). Hal ini dilakukan guna melengkapi data-data yang telah

didapatkan dari observasi dan wawancara.

E. Tehnik Analisa Data

Tehnik analisa data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisa data

kualitatif mengikuti konsep Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono

dalam bukunya “Memahami Penelitian Kualitatif”. Aktivitas dalam analisa data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada

setiap tahapan penelitian.53

Aktivitas analisa data yang dilakukan yaitu:

51 Ibid. Hal. 110. 52 Moleong, Lexy J. Op. Cit. Hal. 216. 53 Ibid, Hal. 207.

Page 39: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

24

1. Reduksi data (data reduction)

Data yang diperoleh penulis dari lapangan melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi yang jumlahnya cukup banyak. Penulis catat dengan rinci,

kemudian dilakukan perangkuman, memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dengan demikian data yang telah

direduksi dapat memberikan gambar yang lebih jelas.

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi, langkah yang selanjutnya dilakukan adalah

mendisplaykan data. Dalam penyajian data penulis melakukan dalam bentuk

teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan (verification)

Data-data yang telah diterangkan dan dijabarkan dalam bentuk narasi

kemudian penulis gunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah

dirumuskan sejak awal.

F. Pengujian Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan

dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. 54 Dalam penelitian

ini triangulasi dilakukan dengan cara triangulsi tehnik dan triangulasi waktu.

Triangulasi tehnik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan

tehnik yang berbeda, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara lalu dicek

dengan observasi langsung ke kedua sistem otomasi dan dokumentasinya.

Wawancara dilakukan dengan Saudara Heru Eka Sanjaya selaku Staf Pengelolaan

Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Saudara Purwoko selaku Pengguna

sistem otomasi Senayan.

54 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2008. Hal. 125.

Page 40: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

25

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS

TENAGA NUKLIR

A. Sejarah Singkat Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Pada awalnya Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir bukan

merupakan suatu Perpustakaan, tetapi hanya berupa koleksi buku dengan jumlah

yang sangat terbatas. Akan tetapi karena koleksi tersebut semakin hari semakin

bertambah, maka dirasa perlu penanganan khusus sesuai dengan sistem

perpustakaan. Oleh karena itu berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas

Tenaga Nuklir nomor : 01 rev.2/k-otk/v – 04 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Perpustakaan dijadikan Subbagian yang berada

di bawah Biro Perencanaan dengan nama Subbagian Dokumentasi Ilmiah yang

mempunyai tugas melakukan pengelolaan dokumentasi ilmiah dan perpustakaan.

B. Struktur Organisasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Kedudukan perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir berada dibawah

Biro perencanaan, Bagian Data Informasi, Subbagian Dokumentasi Ilmiah dan

dalam Struktur Organisasi berada dibawah Kasubag Dokumentasi Ilmiah Badan

Pengawas Tenaga Nuklir. Struktur organisasi induk (lihat lampiran), sedangkan

struktur organisasi internal perpustakaan terdiri dari 5 orang, yaitu terdiri dari

Kepala Perpustakaan 1 orang, Staf Pengelola Layanan Teknis 2 orang dan Staf

Pengelola Layanan Pengguna 2 orang. Sebagaimana bagan dibawah ini:

Bagan1. Struktur organisasi internal Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga

Nuklir

Sub Bag. Pengelolaan Data Sub Bag. Dok. Ilmiah

Pengelola Layanan Teknis

Perpustakaan

Pengelola Layanan Pengguna

Perpustakaan

Sub Bag. Perangkat Lunak

Keras

Bag. Progam Bag. Kerjasama Bag. Data dan Informasi

Biro Perencanaan

Page 41: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

26

C. Koleksi Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir sampai dengan

akhir oktober 2009 saat ini berjumlah 4570 judul dan 6228 eks yang berasal dari

pembelian maupun sumbangan baik dari lembaga maupun perorangan. Sistem

klasifikasi yang dipakai adalah dengan sistem klasifikasi Dewey Decimal

Classification (DDC). Berikut detail koleksi yang ada di perpustakaan Badan

Pengawas Tenaga Nuklir:

Jenis Koleksi Judul Eksemplar

Buku teks 2984 4361

Koleksi digital 117 139

Skripsi, tesis, karya ilmiah 205 206

Terbitan berkala 1264 1522

Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

D. Sistem dan Layanan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Sistem pelayanan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

menganut sistem pelayanan terbuka (open access), yaitu pengguna boleh

mengambil sendiri bahan pustaka yang diperlukannya.

Jenis layanan:

Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir menyediakan layanan/jasa

perpustakaan, antara lain:

1. Jasa peminjaman: Pelayanan yang diberikan kepada pengguna yang akan

meminjam bahan pustaka yang ada

2. Bimbingan pembaca: Pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk

membantu pengguna agar dapat menggunakan sarana perpustakaan secara

efektif dan efisien

3. Jasa informasi kilat/ kesiagaan informasi: Merupakan jasa yang diberikan

perpustakaan untuk menyebarluaskan informasi terbaru seputar

ketenaganukliran yang ada beberapa media massa (koran dan majalah)

langganan yaitu dengan cara mengirimkan fotokopi artikel tersebut ke setiap

unit kerja

Page 42: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

27

4. Jasa penelusuran informasi: Pelayanan yang diberikan untuk membantu

pemakai dalam mencari informasi yang dibutuhkan, baik secara manual

melalui katalog atau melalui pangkalan data komputer

E. Fasilitas Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

1. Gedung

Gedung perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir, menempati ruangan

seluas ± 88,8 m2 (22,2 m x 4 m) dan menempati gedung B lantai 8.

2. Ruangan

Perpustakan Badan Pengawas Tenaga Nuklir hanya memiliki dua ruangan.

Ruangan tersebut ditata sedemikian rupa sesuai dengan masing-masing tempat

kegunaannya.

a) Lokasi Kepala Perpustakaan dan Staf terletak diruang I. Di dalamnya terdapat

meja kursi Kepala Perpustakaan dan meja kursi staff, serta komputer.

b) Lokasi lemari koleksi buku teks dan referensi terletak di ruang II

c) Lokasi ruang baca juga terletak di ruang II

Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir juga dilengkapi dengan AC

centarl dari gedung tersebut, tujuan adalah agar kelembaban udara dalam ruangan

perpustakaan terjaga dengan stabil. Selain itu, agar sinar ultra violet dari sinar

matahari lansung tidak menembus kedalam ruangan maka ruangan perpustakaan

memakai kaca yang dilengkapi dengan gorden.

Peralatan yang dimiliki :

1. 3 Filling Cabinet

2. 5 unit komputer

3. 2 mesin printer

4. 1 mesin ketik listrik

5. 1 mesin fotocopy

6. 1 laci kayu

7. 5 meja kerja + kursi

8. 1 TV

9. Lemari tanam ± 4 m

10. 7 set meja baca

11. 1 lemari katalog

12. 3 rak buku double face

13. 5 lemari kaca

14. 1 lemari cd

15. 1 set meja sirkulasi

16. 1 rak majalah

Tabel 3. Peralatan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

F. Sejarah Sistem Otomasi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Pengelolaan perpustakaan berbasis komputer pada Perpustakaan Badan

Page 43: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

28

Pengawas Tenaga Nuklir sebenarnya sudah dilakukan yaitu dengan digunakannya

sistem otomasi Bapeten yang dibuat dan dikembangkan oleh Staf Pengelolaan

Data yang berada di bawah Subbag Pengelolaan Data, Bagian Data dan Informasi,

Biro Perencanaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Sistem otomasi Bapeten

menyediakan fasilitas pengolahan atau katalogisasi dan OPAC. Namun seiring

dengan kebutuhan perpustakaan yang semakain banyak dan untuk mempermudah

proses sirkulasi maka pada tahun 2008 Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga

Nuklir mengganti sistem otomasinya dengan sistem otomasi Senayan.

Alasan penggantian sistem otomasi ini menurut Staf Pengelolaan Data

Badan Pengawas Tenaga Nuklir karena sistem otomasi Bapeten kurang memenuhi

standar kebutuhan perpustakaan seperti tidak adanya fasilitas sirkulasi, report,

barcode dll.55 Walaupun mungkin ke depan sistem otomasi Bapeten akan

dikembangkan lagi, karena menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas

Tenaga Nuklir pada saat pembuatan dan pengembangan sistem otomasi Bapeten

belum diketahui secara rinci fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan perpustakaan.56

Berikut ini adalah gambaran tentang perbandingan modul antara sistem

otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan.

1. Pengolahan

a. Sistem otomasi Bapeten

Proses pengolahan dilakukan pada modul administrasi. Modul ini terdiri

dari menu admin group, admin all kategori, admin item pustaka. Fungsi

pengolahan pada modul ini hanya untuk input data penelusuran OPAC (On-Line

Public Acces Catalog) saja. Sebelum input data harus login dahulu. user name dan

pasword untuk pengelola perpustakaan dibuatkan oleh Staf Pengelolaan Data

Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

55 Sanjaya, Heru Eka. Wawancara taggal 24 November 2009 pukul 17.00 56 Sanjaya, Heru Eka. Op. Cit

Page 44: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

29

1) Admin group

Menu ini digunakan untuk mengelola jenis koleksi apa saja yang ada di

perpustakaan. Misalnya: buku teks, referensi, CD ROM, dll. Berikut adalah

gambar tampilan menu admin group:

Gambar 4. Admin group

Untuk menambah group baru dilakukan dengan cara menekan new book

group dan akan muncul layar seperti gambar dibawah ini:

Gambar 5. Add new group

Page 45: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

30

2) Admin all kategori

Menu ini digunakan untuk mengelola kategori apa saja yang termasuk

pada group atau jenis koleksi yang ada di perpustakaan. Misalnya untuk group

buku teks berisi buku-buku karya umum, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu murni, dll.

Berikut adalah gambar tampilan menu admin all kategori:

Gambar 6. Admin all kategori

Untuk menambah kategori baru dilakukan dengan cara menekan input

kategori yang ada pada kanan bawah layar dan akan muncul layar seperti gambar

dibawah ini:

Gambar 7. Input kategori baru

Page 46: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

31

3) Admin item pustaka

Menu ini digunakan untuk mengelola item pustaka. Sebagaimana gambar

dibawah ini:

Gambar 8. Admin item pustaka

Untuk menambah item baru dilakukan dengan cara menekan input item

baru yang ada pada kanan atas layar dan akan muncul layar seperti gambar

dibawah ini:

Gambar 9. Input item pustaka

Page 47: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

32

Data bibliografi baru yang dimasukkan adalah:

a) Kategori pustaka: kategori koleksi

b) No. Katalog: nomor panggil koleksi

c) No. Seri: nomor seri koleksi

d) Judul pustaka: judul koleksi

e) ISBN: nomor ISBN atau ISSN

f) Pengarang: kepengarangan

g) Penerbit/kota: nama penerbit dan kota terbit

h) Tahun terbit: tahun terbit publikasi

i) Jumlah : jumlah yang ada di perpustakaan

j) Lokasi : lokasi koleksi

k) Ringkasan isi abstract : catatan penting berkaitan dengan koleksi

Untuk menyimpan dilakukan dengan cara menekan enter dan data bibliografi

telah berhasil disimpan.

b. Sistem otomasi Senayan

Proses pengolahan dilakukan pada modul bibliografi. Terdapat fasilitas

add new item untuk mengolah koleksi dengan judul yang sama. Menu yang

terdapat pada modul bibliography adalah:

1) Add new bibliography

Menu ini digunakan untuk menambah bibliografi baru dilakukan dengan

cara menekan add new bibliography dan akan muncul layar seperti gambar

dibawah ini:

Page 48: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

33

Gambar 10. Entry data bibliografi baru

Data bibliografi yang harus dimasukkan adalah :

a) Title: judul koleksi

b) Edition: edisi

c) Author: pengarang

d) GMD: General Material Designation

e) ISBN/ISSN: nomor ISBN atau ISSN

f) Class: nomor klasifikasi koleksi (DDC, UDC atau lainnya)

g) Publisher : penerbit, sesuai dengan data pada master file

h) Publish year : tahun terbit

i) Place: tempat terbit

j) Collation : deskripsi fisik

k) Series title: judul seri (jika ada)

l) Call number: nomor panggil koleksi

m) Topics: topik atau subyek sesuai dengan data pada master file

n) Language: bahasa

o) Abstract/notes: catatan yang berkaitan dengan bibliografi koleksi

p) Image: gambar (biasanya sampul) yang akan dimunculkan di OPAC

q) Attachment : file yang berkaitan dengan koleksi, contoh: scan halaman daftar

isi koleksi.

Kemudian dilakukan dengan cara menekan save kemudian akan muncul form

Page 49: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

34

untuk memasukkan item koleksi atau nomor barcode. Untuk menambah item

dilakukan dengan cara menekan pada add new item, dan akan muncul layar

sebagaimana gambar di bawah ini :

Gambar 11. Menambah item/ kopi

Data yang dimasukkan adalah:

a) Title : judul koleksi

b) Item code : nomor barcode

c) Inventory code : nomor inventaris

d) Location: tempat mendisplay sesuai dengan data pada master file.

e) Site/placement: tempat penyimpnanan

f) Collection type: tipe koleksi

g) Item status: status item apakag ada atau keluar

h) Order number: nomor pemesanan

i) Order date: tanggal pemesanan

j) Received date: tanggal penerimaan

k) Supplier: nama penyedia koleksi bahan pustaka

l) Item source: asal, apakah hadiah atau pembelian

m) Invoice: nomor penerimaan

n) Invoice date: tanggal penerimaan

o) Price: harga

Page 50: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

35

2. Menu bibliographic list

Digunakan untuk melihat data bibliografi yang sudah ada. Informasinya

adalah: title, pengarang, ISBN/ISSN, copies dan last update. Dengan menu ini

title/ judul, ISSN/ISBN, copies dan juga last update dapat diurutkan.

Sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 12. Bibliographic list

Untuk mengedit atau menghapus bibliografi dengan cara:

a) Mengetik judul yang akan dirubah pada search bibliografi, kemudian

dilakukan dengan menekan search.

b) Melakukan check box data pada judul yang akan dihapus lalu dilakukan dengan

cara menekan delete selected data untuk menghapus dan dilakukan dengan

cara menekan icon edit (sebelah kiri judul) untuk mengedit.

c) Melakukan edit pada bagian yang diinginkan kemudian menekan save change.

Berikut adalah gambar tampilan menu edit bibliography:

Gambar 13. Edit bibliography

Page 51: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

36

3. Menu item list

Untuk melihat item yang dalam database Senayan. Terdapat menu item

code, title, type, location, classifikasi dan last update. Sebagaimana gambar

dibawah ini:

Gambar 14. Item list

Untuk proses edit dan hapus item dengan menu ini juga bisa digunakan.

Cara mengedit atau menghapus item:

a) Mengetik judul atau item code di kolom search dan dilakukan dengan cara

menekan search

b) Kemudian check box data yang akan dihapus dengan menekan Delete Selected

Data atau untuk mengedit dilakukan dengan cara menekan icon edit (sebelah

kiri judul).

c) Untuk mengedit dilakukan dengan mengaktifkan icon edit di pojok kanan

bawah atau pojok kanan atas. Kemudian mengedit yang diinginkan dengan

cara menekan save change. Berikut adalah gambar tampilan menu edit item:

Page 52: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

37

Gambar 15. Edit item

4. Menu checkout items

Memberikan informasi mengenai item yang sedang dipinjam.

Menginformasikan menu item code, member id peminjam, title, loan date (tanggal

pinjam), due date (tanggal kembali). Berikut adalah gambar tampilan menu

checkout items:

Gambar 16. Checkout item

5. Menu import data

Digunakan untuk mengambil data bibliografi dari luar program sistem

otomasi Senayan dan berbentuk format csv yang akan dimasukkan dalam program

aplikasi Senayan. Data yang diisi adalah:

Page 53: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

38

a) File to import : file yang akan diimport, berekstensi .csv dan sesuai dengan

format .csv yang digunakan Senayan.

b) Field separator : pemisah antar field yang digunakan

c) Field enclosed with : karakter pembuka/penutup field

d) Number of record to import: jumlah record yang akan diimport

e) Start from record : proses import mulai dari record ke berapa.

Berikut adalah gambar tampilan proses import bibliography:

Gambar 17. Proses import bibliography

6. Menu export data

Untuk mengambil data bibliografi dalam aplikasi Senayan yang dapat di

masukkan dalam aplikasi Senayan lainnya. Proses eksport menghasilkan file .csv,

dan proses import membutuhkan file dalam format .cvs. Format .csv berurutan

sebagai berikut: title, GMD, edisi, ISBN, publisher, tahun terbit, deskripsi fisik,

judul seri, call number, bahasa, tempat terbit, klasifikasi, catatan, nama file image,

nama file attachment, pengarang, subyek. Contoh:

"Nuclear Physic","Printed Book","","0764541668","John Wiley","2008",

"ii, 56 p.; ill.; 28 cm.","","621.48 Pre n",

"English","New York","621.48","","nuclear physics.jpg",

"","<Presman, Roger>","<Nuklir>"

Data yang diisikan:

a) Field separator : mendefinisikan pemisah antar field

b) Field enclosed with : mendifinisikan karakter pembuka/penutup

Page 54: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

39

c) Field record separator : pemisah antar record

d) Number of record to export: jumlah record yang di eksport

e) Start from : mulai dari record berapa

Berikut adalah gambar tampilan menu eksport bibliography

Gambar 18. Proses eksport bibliography

2. OPAC

a. Sistem otomasi Bapeten

OPAC (Online Public Access Catalog) adalah sarana penelusuran yang

diperuntukkan bagi user, agar user dapat mencari suatu koleksi perpustakaan.

Dalam sistem otomasi Bapeten modul OPAC terdiri dari quick search pustaka

(pencarian cepat), advanced search (pencarian canggih). Pada quick search,

pencarian dapat dilakukan dengan mengetikkan kata kunci judul saja pada kolom

yang tersedia. Berikut adalah gambar tampilan detail OPAC sistem otomasi

Bapeten:

Gambar 19. OPAC detail sistem otomasi Bapeten

Page 55: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

40

Sedangkan pada advanced search terdapat tiga kolom pencarian yaitu:

khusus judul, khusus penerbit, khusus pengarang, khusus key words abstract.

Sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 20. Advanced search OPAC sistem otomasi Bapeten

Berikut ini adalah gambar detail tampilan OPAC sistem otomasi Bapeten:

Gambar 21. OPAC detail sistem otomasi Bapeten

Page 56: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

41

b. Sistem otomasi Senayan

Sedangkan pada sistem otomasi Senayan modul OPAC (Online Public

Access Catalog) terdiri dari simple search (pencarian sederhana), advanced

search (pencarian canggih), navigasi library information (informasi tentang

perpustakaan), navigasi help on search dan librarian login. Pada simple search,

pencarian dapat dilakukan dengan mengetikkan kata kunci (judul, pengarang,

subyek) pada kolom yang tersedia. Sedangkan pada advanced search terdapat

tiga kolom pencarian yaitu: khusus title, khusus author dan khusus subject.

Berikut adalah gambar tampilan OPAC sistem otomasi Senayan:

Gambar 22. OPAC sistem otomasi Senayan

Berikut ini adalah gambar detail tampilan OPAC sistem otomasi Senayan:

Gambar 23. OPAC detail sistem otomasi Senayan

Page 57: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

42

Berikut ini adalah gambar detail tampilan OPAC sistem otomasi Senayan dalam

bentuk XML:

Gambar 24. XML OPAC sistem otomasi Senayan

3. Keanggotaan

a. Sistem otomasi Bapeten

Pada sistem otomasi Bapeten modul keanggotaan tidak tersedia.

b. Sistem otomasi Senayan

Digunakan untuk mengelola data-data anggota perpustakaan. Terdiri dari

menu:

1) Menu view member list

Digunakan untuk melihat anggota yang sudah terdaftar dalam sistem dan

terdapat fasilitas delete dan edit. Informasinya berupa member id, member name,

membership type, email, last update. Sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 25. List data anggota

Page 58: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

43

Data yang harus diisi untuk data anggota baru adalah member id (id

anggota barcode/RFID), member name (nama lengkap anggota), register date

(tanggal mendatar), expiry date (tanggal kadaluarsa), institution (nama institusi,

nama kantor atau nama organisasi), membership type (tipe keanggotaan), gender

(jenis kelamin), e-mail, address (alamat rumah atau kantor), postal code (kode

pos), phone number (nomor telepon), fax number (nomor fax), personal id number

(nomor id personal seperti no. KTP), notes (catatan singkat), dan upload photo

(file foto anggota). Di expiry date ada auto set terdapat set tanggal expired

anggota yaitu dengan menekan check yang dihitung berdasar membership type.

Jika diuncheck maka expiry date ditentukan secara manual. Terdapat pending

membership, jika pending membership dicheck anggota yang bersangkutan tidak

dapat melakukan sirkulasi, walaupun masih aktif. Berikut adalah gambar tampilan

menu form add new member:

Gambar 26. Form add new member

2) Menu member type

Menu untuk menetapkan loan limit (batas eksemplar peminjaman), loan

periode (lama pinjam), reserve (pemesanan), reserve limit (batas eksemplar

pemesanan), membership periode (lama keanggotaan), reborrow limit (batas

perpanjangan), fine each day (denda perhari), dan overdue grace periode

(toleransi keterlambatan dalam hari). Berikut adalah gambar tampilan menu

member type:

Page 59: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

44

Gambar 27. Member type

3) Menu import data

Digunakan untuk mengambil data member dari luar aplikasi senayan yang

kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi senayan dan format data berupa .csv.

Berikut adalah gambar tampilan menu member import:

Gambar 28. Member import

4) Menu export data

Digunakan untuk mengambil data member didalam aplikasi Senayan dan

hasilnya berupa data dalam bentuk .csv. Contoh:

"M001","Desy","0","Mahasiswa","[email protected]",

"Jakarta","99999","Perpustakaan

Bapeten","","member_M001.jpeg","KTP No.

123","99999","99999","2008-12-25","2008-12-25","2009-12-25",

"Anggota Terbaik tahun 2010"

Page 60: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

45

Berikut adalah gambar tampilan menu member eksport:

Gambar 29. Member eksport

4. Sirkulasi

a. Sistem otomasi Bapeten

Pada sistem otomasi Bapeten modul untuk sirkulasi juga tidak tersedia

b. Sistem otomasi Senayan

Sirkulasi terdapat pada modul circulation. Modul ini dipakai untuk proses

sirkulasi. Terdiri dari menu:

1) Menu start transaction

Digunakan untuk melakukan transaksi melalui member id (id anggota).

Muncul informasi anggota dilakukan dengan cara menekan tab loans (untuk

melakukan transaksi peminjaman), current loans (daftar peminjaman terkini),

reserve (untuk kebutuhan pemesanan literatur), fines (denda), loan history

(sejarah peminjaman yang dilakukan oleh anggota). Terdapat juga current loans

untuk mengembalikan (return) dan memperpanjang (extend) peminjaman.

Dilakukan dengan cara menekan finish transaction agar semua proses transaksi

tercatat ke dalam sistem. Dibawah ini adalah gambar tampilan proses sirkulasi:

Page 61: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

46

Gambar 30. Proses sirkulasi

2) Menu quick return

Pengembalian cepat dengan menggunakan item id. Sebagaimana gambar

dibawah ini:

Gambar 31. Quick return

3) Menu loan rules

Untuk pengaturan peminjaman yang didasarkan pada member type,

collection type, GMD. Aturannya berupa batas jumlah peminjaman (loan limit),

periode peminjaman (loan period), batas perpanjangan (reborrow limit), denda

per hari (fine each day) dan toleransi keterlambatan (overdue grace periode).

Dibawah ini adalah gambar tampilan menu loan rules:

Page 62: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

47

Gambar 32. Loan rules

4) Menu loan history

Menu yang berisi data transaksi yang pernah dilakukan. Informasi yang

muncul adalah member id, member name, item code, title, loan date, due date.

Terdapat fasilitas mencetak daftar history peminjaman dan pencarian data history

yang dilakukan berdasarkan member id/member name, document title, item code,

loan date from dan loan date until. Dibawah ini adalah gambar tampilan menu

loan history:

Gambar 33. Loan history

5. Stock Opname

a. Sistem otomasi Bapeten

Pada sistem otomasi Bapeten modul untuk stock opname tidak tersedia

b. Sistem otomasi Senayan

Modul ini digunakan untuk kegiatan stock opname. Terdiri dari menu

Page 63: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

48

stocke take history (laporan stok opname yang telah dilakukan), current stocke

take (pengembalian ststus koleksi perpustakaan), stocke take report (laporan stok

opname), finish stocke take (untuk proses penyelesaiaan stok opname), current

lost items (daftar koleksi yang dianggap hilang).

a) Menu stock take history

Menu ini untuk laporan stock opname yang telah dilakukan. Terdiri dari

informasi stock take name, start date, end date, report. Sebagaimana gambar

dibawah ini:

Gambar 34. Stock take history

b) Menu current stock take

Menu ini digunakan untuk mengembalikan status koleksi perpustakaan

yang dianggap hilang oleh sistem ke status exist (koleksi dinyatakan ada). Proses

initialize harus dilakukan agar menu ini dapat digunakan. Berikut adalah gambar

tampilan menu current stock take:

Gambar 35. Current stock take

Page 64: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

49

c) Menu stock take report

Berisi laporan kegiatan stocke take yang telah dilakukan. Proses initialize

harus dilakukan agar menu ini dapat digunakan. Dibawah ini adalah gambar

tampilan menu stock take report:

Gambar 36. Stockt take report

d) Finish stock take

Setelah selesai melakukan stock opname dilakukan dengan cara menekan

link ini. Terdapat sub menu purge lost item. Berikan tanda cek pada yes, maka

data item pada bibliography yang berada dalam current lost item akan hilang.

Dibawah ini adalah gambar tampilan menu finish stock take:

Gambar 37. Finish stock take

e) Current lost items

Merupakan daftar koleksi yang hilang pada saat stock opname selain

koleksi yang dipinjam. Sebagaimana gambar dibawah ini:

Page 65: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

50

Gambar 38. Current lost item

6. Laporan

a. Sistem otomasi Bapeten

Modul laporan tidak tersedia

b. Sistem otomasi Senayan

Informasi laporan kegiatan perpustakaan. Terdiri dari menu:

a) Menu collection statistic (statistik koleksi)

Berisi laporan ststistic total titles (total judul koleksi), total checkout items

(total item yang sedang dipinjam), total items in library (total item yang ada di

perpustakaan/ tidak dipinjam), total titles by medium/GMD (total judul berdasr

GMD), 10 most popular titles (koleksi yang banyak dipinjam). Dibawah ini

adalah gambar tampilan statistik koleksi:

Gambar 39. Tampilan statistik koleksi

b) Menu loan report (informasi seputar peminjaman)

Terdiri dari laporan total peminjaman, peminjaman berdasar GMD,

Page 66: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

51

peminjaman berdasar tipe koleksi, total transaksi peminjaman, rata-rata transaksi

per hari, anggota yang sedang mempunyai pinjaman, anggota yang tidak

mempunyai pinjaman, dan total peminjaman yang terlambat. Dibawah ini adalah

gambar tampilan menu loan report:

Gambar 40. Loan report menu

c) Menu membership report

Berisi laporan keanggotaan yaitu: total anggota yang terdaftar, total

anggota aktif, total anggota berdasar tipe anggota, total anggota yang tidak aktif

dan daftar 10 (sepuluh) anggota teraktif. Dibawah ini adalah gambar tampilan

menu membership report:

Gambar 41. Membership report

7. Sistem

a. Sistem otomasi Bapeten

Modul sistem pada sistem otomasi Bapeten juga tidak tersedia, Untuk

pembuatan password harus ke Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga

Nuklir.

Page 67: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

52

b. Sistem otomasi Senayan

Terdiri dari menu:

a) Menu system configuration

Digunakan untuk melakukan pengubahan preferensi global aplikasi

Senayan. Sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 42. Konfigurasi global senayan

b) Menu modules

Terdiri dari module list (melihat daftar module), search (mencari modul),

edit dan delete modul serta add new module (menambah modul). Dibawah ini

adalah gambar tampilan menu module list:

Gambar 43. Module list

Page 68: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

53

Dibawah ini adalah gambar tampilan menu add new module:

Gambar 44. Add new module

c) Menu system user

Menu untuk menentukan user yang dapat mengakses sistem sesuai dengak

haknya masing-masing. User ini nanti dapat melakukan Login sesuai dengan

username dan password-nya masing-masing. Menu ini terdiri dari add new user

(menambah user), users list (melihat daftar user), search (mencari user), edit dan

delete user. Untuk menambah user baru dilakukan dengan cara menekan add new

user dan isikan login username, real name, groups, password. Dibawah ini adalah

gambar tampilan menu user:

Gambar 45. Menu user

Page 69: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

54

Dibawah ini adalah gambar tampilan menu tambah user:

Gambar 46. Tambah user

d) Menu user groups

Untuk mendefinisikan groups dari user. Menu ini bisa untuk membuat

pengelompokan user-user system serta memberikan hak baca (read) atau tulis

(write). Setiap user bisa mempunyai lebih dari satu grup. Dibawah ini adalah

gambar tampilan menu user groups:

Gambar 47. User groups

e) Menu holiday setting

Untuk menentukan hari-hari libur dan perpustakaan tidak membuka

pelayanan. Dibawah ini adalah gambar tampilan menu set holiday:

Page 70: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

55

Gambar 48. Set holiday

Dibawah ini adalah gambar tampilan menu add special holiday:

Gambar 49. Add special holiday

f) Menu barcode generator

Untuk membuat barcode, masukkan kodenya, tentukan ukuran barcode

(small, medium, atau big), dan dilakukan dengan cara menekan tombol generate

barcode. Hanya kumpulan angka dan huruf yang dapat diproses dalam menu ini.

Dibawah ini adalah gambar tampilan menu barcode generator:

Page 71: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

56

Gambar 50. Form untuk membuat barcode

g) Menu backup database

Untuk membuat cadangan (backup) database.

8. Master file

a. Sistem otomasi bapeten

Pada sistem otomasi bapeten modul master file tidak tersedia.

b. Sistem otomasi Senayan

Menu ini untuk memasukan data yang dapat digunakan sebagai master

dalam entry data bibliografi. Data-datanya adalah:

a) GMD (General Material Designation) merupakan bentuk fisik koleksi.

Sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 51. GMD

Page 72: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

57

b) Publisher diisi nama penerbit, sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 52. Publisher

c) Supplier merupakan data suplier, sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 53. Supplier

d) Author diisi nama pengarang, sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 54. Author

Page 73: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

58

e) Topic diisi dengan topik atau subyek koleksi, sebagaimana gambar dibawah

ini:

Gambar 55. Topic

f) Location diisikan kode lokasi dan nama lokasi penempatan koleksi,

sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 56. Location

g) Place diisi dengan tempat terbit, sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 58. Place

Page 74: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

59

h) Item status

Diisi dengan status item (repair,on loan, reserved). Data yang diisi dalam

item status adalah item status code, item status name serta rules. Pilih no loan

transaction (item tidak bisa dipinjam, misal: koleksi digital) atau skipped by stock

take (tidak di proses dalam stock take). Dibawah ini adalah gambar tampilan

menu item status:

Gambar 59. Item status

h) Collection type diisi dengan tipe koleksi, sebagaimana gambar dibawah ini:

.

Gambar 60. Collection type

Berikut perbedaan modul sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi

Senayan, sebagaimana tabel dibawah ini:

Sistem Otomasi Bapeten Sistem Otomasi Senayan

1. Modul administrasi /bibliografi 1. Modul bibliografi

2. Modul opac 2. Modul opac

Page 75: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

60

3. Tidak ada 3. Modul membership (keanggotaan)

4. Tidak ada 4. Modul circulation (sirkulasi)

5. Tidak ada 5. Modul stock take (stock opname)

6. Tidak ada 6. Modul reporting (laporan)

7. Tidak ada 7. Modul system (sistem)

8. Tidak ada 8. Modul master file (master data

bibliografi)

Tabel 4. Gambaran perbedaan modul sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan

Page 76: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

61

BAB. V

HASIL PENELITIAN

A. Evaluasi sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di

Perpustakaan Bapeten.

Evaluasi dilakukan melalui tahap evaluasi program yang dilakukan oleh

penulis dan pendalaman evaluasi dari Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas

Tenaga Nuklir sebagai informan sistem otomasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir

dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM sebagai informan sistem otomasi

Senayan.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian bermaksud mengetahui

apakah sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan memiliki kualitas

yang baik sebagai perangkat lunak perpustakaan. Atau dengan kata lain menilai

variabel penelitian yaitu kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi

Senayan. Kualitas sebuah perangkat lunak dapat dinilai dari sebelas aspek.

Kesebelas aspek tersebut adalah kebenaran, realibilitas, efisiensi, integritas,

usabilitas, maintainabilitas, fleksibilitas, testabilitas, portabilitas, reusabilitas dan

interoperabilitas. Namun karena keterbatasan penulis maka tidak semua aspek

diatas dinilai. Aspek yang dinilai dalam penelitian ini hanya 4 aspek, yaitu

kebenaran, reliabilitas, integritas, usabilitas. Keempat aspek yang digunakan

untuk mengukur kualitas perangkat lunak adalah sub variabel dari variabel

kualitas sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan sebagai perangkat

lunak perpustakaan.

Selanjutnya sub variabel penelitian akan diukur melalui indikator penelitian

dengan berdasarkan pada standar penilaian yang merupakan tolok ukur penelitian.

Langkah-langkah ini sesuai dengan tujuan penelitian evaluasi untuk menilai

sejauh mana variabel yang diteliti telah sesuai dengan tolok ukur yang telah

ditentukan.57

Untuk mempermudah proses penilaian tersebut maka standar penilaian akan

disajikan dalam sebuah tabel. Tabel ini akan digunakan sebagai dasar dalam

57 Ibid. Hal. 351.

Page 77: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

62

penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan. Dalam

tabel standar penilaian ini ada tiga jenis nilai yaitu baik, cukup dan tidak baik.

Berikut ini tabel standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem

otomasi Senayan:

No Sub Variabel

Standar Penilaian

1 Kebenaran 1. Baik jika fasilitas yang sistem otomasi Bapeten dan/ atau sistem otomasi Senayan melebihi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan

2. Cukup jika fasilitas yang disediakan sistem otomasi Bapeten dan/ atau sistem otomasi Senayan mampu memenuhi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan

3. Tidak baik jika fasilitas yang disediakan sistem otomasi Bapeten dan/ atau sistem otomasi Senayan tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan

2 Reliabilitas 1. Baik jika menu dan fasilitas yang disediakan sistem otomasi Bapeten dan/ atau sistem otomasi Senayan mampu berjalan sempurna

2. Cukup, jika menu atau fasilitas yang tidak berjalan adalah menu dan fasilitas yang jarang digunakan atau tidak memiliki fungsi strategis

3. Tidak Baik jika menu atau fasilitas yang tidak berjalan memiliki fungsi yang strategis

4 Integritas 1. Baik jika memiliki kontrol sistem berlapis 2. Cukup jika sistem kontrol diwujudkan dengan adanya

perbedaan hak aksese antara pengguna biasa dan pengelola perangkat lunak

3. Tidak baik jika perangkat lunak tidak menyediakan perbedaan hak akses antara pengguna dan pengelola perangkat lunak

5 Usabilitas 1. Baik jika mudah untuk diperlajari dan tidak mensyaratkan latar bakang pendidikan tertentu

2. Cukup jika dapat dipelajari 3. Tidak baik, jika sulit untuk dipelajari serta

mensyaratkan latar belakarng pendidikan tertentu Tabel 5. Standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi

Senayan

Berdasarkan tabel standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten

dengan sistem otomasi Senayan, maka proses evaluasi yang akan menghasilkan

Page 78: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

63

penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan,

apakah sistem otomasi Bapeten ini lebih berkualitas baik, cukup atau tidak baik

dibandingkan dengan sistem otomasi Senayan. Berikut evaluasi atas kualitas

sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan berdasarkan tabel standar

penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan.

1. Sub variabel kebenaran

Sub Variabel Kebenaran merupakan penilaian yang dilihat dari kemampuan

perangkat lunak memenuhi spesifikasi dan misi kebutuhan pengguna. Dalam

penelitian ini sub variabel kebenaran berarti kemampuan perangkat lunak mampu

memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan.

Menurut Saffady sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan minimal

memiliki fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi serta on-line public access

catalog atau OPAC.58 Sebuah perangkat lunak otomasi dikatakan mampu

memenuhi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan apabila memiliki fasilitas

layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC.

Dengan demikian maka sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi

Senayan dikatakan mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan jika

memiliki fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi, dan OPAC.

Dari hasil simulasi penulis menemukan bahwa sistem otomasi Bapeten

hanya menyediakan fasilitas katalogisasi yaitu pada modul administrasi dan

fasilitas OPAC saja. Sedangkan untuk fasilitas layanan sirkulasi belum ada.

Menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir pada saat

pengembangan sistem otomasi Bapeten, belum diketahui secara rinci fasilitas

yang dibutuhkan maka untuk fasilitas sirkulasi tidak dibuatkan.59 Walaupun

kedepan sistem otomasi Bapeten akan dikembangkan lagi, namun pada saat

penulis melakukan penelitian ini fasilitas sirkulasi belum ada.

Sedangkan pada sistem otomasi Senayan fasilitas yang disediakan tidak

hanya menyediakan fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC saja namun

sistem otomasi Senayan juga menyediakan fasilitas lain seperti fasilitas

manajemen keanggotaan, fasilitas cetak barcode (baik barcode anggota maupun

58 Saffady dalam http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id, diakses tanggal 25 November 2009,

Pukul 11.26 59 Sanjaya, Heru Eka, Op. Cit

Page 79: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

64

barcode buku), fasilitas laporan, dan fasilitas stock opname. Fasilitas layanan

sirkulasi terdapat pada modul circulation, fasilitas katalogisasi pada modul

bibliography, dan fasilitas OPAC terdapat pada modul OPAC.

Menurut Pustakawan Fakultas Geologi UGM sistem otomasi Senayan sudah

mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan, namun kadang ada

kebutuhan lain, dan itu harus modifikasi. Tapi secara default sudah, contoh

kebutuhan perpustakaan yang lain adalah pendaftaran perpustakaan online untuk

anggota perpustakaan.60

Berikut ini hasil evaluasi sub variabel kebenaran sistem otomasi Bapeten

dengan sistem otomasi Senayan:

Fasilitas Sistem otomasi Bapeten Sistem otomasi Senayan

Sirkulasi Tidak ada Ada

Katalogisasi Ada Ada

OPAC Ada Ada

Tabel 6. Hasil evaluasi sub variabel kebenaran sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan

Melihat tabel hasil evaluasi sub variabel kebenaran di atas maka

berdasarkan tabel standar penilaiaan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan

sistem otomasi Senayan, maka sistem otomasi Bapeten memperoleh nilai tidak

baik karena tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan,

yaitu tidak adanya fasilitas sirkulasi. Sedangkan untuk sistem otomasi Senayan

memperoleh nilai baik karena telah memenuhi kebutuhan minimal otomasi

perpustakaan melalui menu katalogisasi (bibliography), menu layanan sirkulasi

(circulation), dan menu OPAC.

2. Sub variabel reliabilitas

Sub variabel reliabilitas merupakan kemampuan perangkat lunak dapat

melaksanakan fungsinya dengan tingkat ketelitian yang diperlukan. Dari definisi

sub variabel reliabilitas ini maka kualitas perangkat lunak akan dilihat dari apakah

semua fasilitas atau menu yang disediakan program mampu berfungsi dan mampu

berjalan sempurna.

Sub variabel reliabilitas sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan

60 Purwoko, Wawancara tanggal 17 Februari 2010 pukul 10.00

Page 80: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

65

akan dinilai dari indikator semua menu yang terdapat pada masing-masing sistem

otomasi. Berikut rincian indikator dari masing-masing sistem otomasi:

Bagian sub variabel reliabilitas Sub variabel

Sistem otomasi Bapeten Sistem otomasi Senayan

Reliabilitas 1. Menu administrasi

2. Menu opac

3. Menu login

1. Menu biblography

2. Menu circulation

3. Menu master file

4. Menu membership

5. Menu reporting

6. Menu stock take

7. Menu system

8. Menu login

Tabel 7. Rincian indikator sub variabel reliabilitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan

Kemudian peneliti melakukan simulasi penggunaan semua menu yang

disediakan sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan. Dari kegiatan

simulasi ini dapat diketahui apakah semua fasilitas atau menu program mampu

berjalan sempurna serta tidak akan muncul penyataaan error ketika menjalankan

berbagai menu dan fasilitas-fasilitas yang disediakan dan menu mampu berjalan

sempurna.

Menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir, sistem

otomasi Bapeten dibuat dengan berbasis web yang menggunakan free open source

software (apache, php, dan mysql) 61 maka dari itu sistem otomasi Bapeten ini

mampu berjalan optimal di dua sistem operasi baik windows maupun linux.

Demikian juga dengan sistem otomasi Senayan, selain bisa digelar pada sistem

operasi windows, Senayan juga bisa dioperasikan pada seluruh varian linux.62

Menurut Pustakawan Fakultas Geologi UGM untuk detail menu-menu

yang disediakan sistem otomasi Senayan seperti bibliography, circulation,

membership, master file dll, sudah berjalan sempurna.

Berdasarkan evaluasi sub variabel reliabilitas tidak ditemukan fasilitas

61 Sanjaya, Heru Eka. Op. Cit. 62 ________, Senayan untuk perpustakaan. Artikel di Media Indonesia Sabtu, 7 November

2009. Hal 14.

Page 81: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

66

atau menu yang tidak berjalan sempurna, maka berdasarkan tabel standar

penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan sub

variabel reliabilitas kedua sistem sistem otomasi memperoleh nilai baik.

3. Sub variabel integritas

Integritas adalah tingkat kemampuan kontrol akses ke perangkat lunak

atau data oleh orang yang tidak berhak. Sebuah perangkat lunak dikatakan

berkualitas jika memiliki kemampuan untuk mengontrol akses ke perangat lunak

atau data. Integritas sangat diperlukan untuk memastikan bahwa hanya orang-

orang yang berhak dan bertanggung jawab yang dapat mengakses perangkat

lunak.

Untuk menilai sub variabel integritas akan dilihat dari indikator sub

variabel itu sendiri. Indikator dari sub variabel integritas adalah halaman depan

(index) program perangkat lunak dan menu administrasi. Berikut evaluasi sub

variabel kebenaran integritas:

No. Indikator sub variabel

integritas

Sistem Otomasi

Bapeten

Sistem Otomasi

Bapeten

1. Halam depan (index) program

perangkat lunak Baik Baik

2. Menu Administrasi/ Login Tidak baik Baik

Tabel 8. Hasil evaluasi sub variabel integritas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan

Berdasarkan tabel hasil evaluasi sub variabel integritas di atas maka sistem

otomasi Bapeten memperoleh nilai cukup karena memberikan pembedaan hak

akses antara pengguna dan pengelola perpustakaan pada halaman depan (index)

program perangkat lunak dan pada menu administrasi atau login bisa diakses oleh

pengelola perpustakaan namun tidak ada pembedaan hak akses antar sesama

pengelola perpustakaan. Menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga

Nuklir tidak ada pembedaan hak akses antar sesama pengelola perpustakaan,yang

ada hanya admin dan user.63

Sedangkan pada sistem otomasi Senayan memiliki tingkat integritas yang

baik karena selain memberikan pembedaan hak akses antara pengguna dan

63 Sanjaya, Heru Eka, Op. Cit

Page 82: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

67

pengelola perpustakaan pada halaman depan (index) program perangkat lunak,

untuk menu administrasi atau mengelola data terlebih dahulu harus log in dan

hanya bisa dilakukan oleh pengelola perpustakaan serta disesuaikan dengan

bagian atau tanggung jawabnya di perpustakaan. Pembedaan hak akses dapat

diatur pada menu sytem user dan disertai pemberian password. Sistem otomasi

Senayan memungkinkan staf sirkulasi saja yang bisa mengakses fasilitas sirkulasi.

Bagian pengelolan yang dapat mengakses menu bibliografi dan laporan. Dengan

pembagian hak akses ini maka tanggung jawab setiap orang dalam interaksinya

dengan program menjadi jelas. Disamping pembedaan akses juga terdapat

pengelompokan user yaitu pada menu user group. Menu ini memberikan hak baca

(read) atau tulis (write). Menurut Pustakawan Fakultas Geologi UGM sistem

otomasi Senayan mempunyai kemampuan kontrol akses yang bagus, karena ada

model pembatasan read dan write pada tiap user yang ada. 64

4. Sub variabel usabilitas

Sub variabel usabilitas adalah usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,

mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu

perangkat lunak. Sub variabel usabilitas akan dinilai dari indikator sub variabel

usabilitas yaitu panduan instalasi, fasilitas help, dan modul perangkat lunak.

Menurut Abdul Rahman Saleh berkaitan dengan fasilitas bantuan (help facility)

yaitu disediakannya fasilitas help di layar.65 Berikut evaluasi sub variabel

usabilitas:

No. Indikator sub variabel

usabilitas Sistem otomasi

Bapeten Sistem otomasi

Bapeten

1. Panduan instalasi Tidak ada Ada

2. Fasilitas help Tidak ada Ada

3. Modul Tidak ada Ada

Tabel 9. Hasil evaluasi sub variabel usabilitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan

Panduan instalasi untuk sistem otomasi Bapeten tidak disediakan karena

64 Purwoko, Op. Cit 65 Sale, Abdul Rahman. Kriteria Pemilihan Perangkat Lunak Untuk Automasi

Perpustakaan. http://www.lib.itb.ac.id, di akses pada tanggal 24 November 2009 pukul 17.00

Page 83: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

68

sistem otomasi Bapeten hanya untuk kalangan sendiri, sedangkan usaha untuk

mempelajari proses instalasi memang membutuhkan pengetahuan mengenai web

server, PHP dan MySQL karena sistem otomasi Bapeten dibuat dengan berbasis

web yang menggunakan free open source software (apache, php, dan mysql).66

Sedangkan untuk mengoperasikan, menyiapkan input, menginterpretasikan output

sistem otomasi Bapeten juga tidak tersedia modul dan fasilitas help. Namun

walaupun tidak tersedia modul dan fasilitas help berdasarkan simulasi yang

dilakukan penulis usaha untuk mengoperasikan, menyiapkan input, dan

menginterpretasikan output sistem otomasi Bapeten mudah dilakukan, karena

tampilan dari sistem otomasi Bapeten user friendly dan memudahkan penulis.

Namun tidak tersedianya modul dan fasilitas help untuk menggunakan sistem

otomasi Bapeten menjadi sedikit kendala bagi penulis pada awal

pengoperasiannya.

Sedangkan pada sistem otomasi Senayan adanya panduan instalasi

memudahkan untuk mempelajarinya, walaupun memang membutuhkan

pengetahuan tentang web server, PHP, dan MySQL. Dan untuk pengoperasianya,

menyiapkan input, menginterpretasikan output pada sistem otomasi Senayan

tersedia modul dan fasilitas help. Untuk mampu menggunakan program ini,

penulis tidak membutuhkan waktu yang lama dalam belajar hanya dengan

berbekal keterampilan mampu mengoperasikan komputer, membaca modul yang

disediakan sistem otomasi Senayan yang dapat diunduh di

http://Senayan.diknas.go.id/web2 penulis dapat dengan cepat mampu

menggunakan program otomasi perpustakaan ini.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah penulis lakukan diketahui bahwa

usaha yang dilakukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input dan

menginterpretasikan output sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi

Senayan tidaklah sulit, karena perangkat lunak ini mudah untuk dipelajari. Selain

itu tidak mensyaratkan latar belakang pendidikan tertentu, kecuali bagi mereka

yang ingin mengembangkan perangkat lunak ini harus mempunyai pengetahuan

tentang web server, PHP, dan MySQL. Namun karena pada sistem otomasi

Bapeten panduan instalasi, modul dan fasilitas help tidak tersedia maka

66 Sanjaya, Heru Eka, Op. Cit

Page 84: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

69

berdasarkan tabel standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten memperoleh

nilai cukup dan sistem otomasi Senayan memperoleh nilai baik.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 4 sub variabel diatas berikut tabel

hasil evaluasi sub varabel penelitian:

Nilai No. Sub variabel

penelitian Sistem otomasi Bapeten Sistem otomasi Senayan

1 Kebenaran Tidak baik Baik

2 Reliabilitas Baik Baik

3 Integritas Cukup Baik

4 Usabilitas Cukup Baik

Tabel 10. Hasil evaluasi sub variabel penelitian Sumber: pengolahan data oleh penulis, September 2009 – Februari 2010

Melihat tabel evaluasi sub variabel penelitian di atas maka dapat diketahui

bahwa dari empat sub variabel penelitian, untuk sistem otomasi Bapeten satu sub

variabel memperoleh nilai baik, dua diantaranya memperoleh cukup dan satu

memperoleh tidak baik. Sub variabel penelitian yang memperoleh nilai baik

adalah sub variabel reliabilitas, Sub variabel yang memperoleh nilai cukup adalah

sub variabel integritas dan usabilitas, sedangkan sub variabel penelitian yang

memperoleh nilai tidak baik adalah sub variabel kebenaran. Sedangkan untuk

sistem otomasi Senayan empat sub variabel yaitu kebenaran, reliabilitas, integritas

dan reliabilitas memperoleh nilai baik. Dengan demikian maka sistem otomasi

Senayan memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan sistem otomasi

Bapeten.

Page 85: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

70

BAB. VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi atas variabel penelitian yaitu kualitas sistem otomasi

Bapeten dengan sistem otomasi Senayan sebagai perangkat lunak perpustakaan

Badan Pengawas Tenaga Nuklir, penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas sistem otomasi Senayan sebagai perangkat lunak otomasi

perpustakaan yang diterapkan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga

Nuklir adalah lebih baik dibandingkan dengan sistem otomasi Bapeten yang

dahulu digunakan. Kesimpulan ini didasarkan hasil evaluasi yang diperoleh

penulis yaitu dari empat sub variabel kualitas perangkat lunak yang digunakan

untuk melakukan evaluasi kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem

otomasi Senayan. Sistem otomasi Senayan keempat-empatnya memperoleh

nilai baik yaitu sub variabel kebenaran, reliabilitas, integritas, dan usabilitas.

Sistem otomasi Bapeten yang memperoleh nilai baik adalah sub variabel

reliabilitas, sedangkan sub variablel integritas dan usabilitas memperoleh nilai

cukup dan sub variabel kebenaran memperoleh nilai tidak baik. Penulis

memberikan penilaian secara keseluruhan bahwa kualitas sistem otomasi

Senayan memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan sistem otomasi

Bapeten.

2. Sistem otomasi Senayan lebih mampu memenuhi kebutuhan otomasi

perpustakaan dibandingkan dengan sistem otomasi Bapeten karena memiliki

fasilitasi layanan sirkulasi, katalogisasi, dan OPAC, bahkan fasilitas lainnya

juga seperti manajemen keanggotaan, cetak barcode (baik barcode anggota

maupun barcode buku), fasilitas laporan, dan stock opname.

3. Semua fasilitas atau menu yang disediakan program pada sistem otomasi

Bapeten maupun sistem otomasi Senayan mampu berfungsi dan mampu

berjalan sempurna, selain itu kedua-duanya juga bisa berjalan optimal pada

dua sistem operasi baik windows maupun linux.

4. Sistem otomasi Senayan lebih memiliki tingkat integritas (kontrol akses) yang

baik dibandingkan dengan sistem otomasi Bapeten

Page 86: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

71

5. Sistem otomasi Senayan menyediakan dokumentasi resmi dari pihak

pengembang sehingga untuk belajar menggunakan perangkat lunak ini calon

pengguna dapat memanfaatkan dokumentasi atau manual tersebut. Sedangkan

sistem otomasi Bapeten tidak menyediakan dokumentasi atau manual.

6. Usaha yang dilakukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input

dan menginterpretasikan output sistem otomasi Bapeten dengan sistem

otomasi Senayan tidaklah sulit karena tidak mensyaratkan latar belakang

pendidikan tertentu, kecuali bagi mereka yang ingin mengembangkan

perangkat lunak ini harus mempunyai pengetahuan tentang web server, PHP,

dan MySQL.

B. Saran

Dari hasil evalusi yang telah penulis lakukan ada beberapa saran yang

penulis berikan. Saran-saran tersebut antara lain:

1. Agar sistem otomasi Senayan yang sekarang dipakai lebih dikembangkan

modul-modulnya atau diup-grade ke senayan3-stable12 yang sudah

disediakan pihak pengembang Senayan, agar semakin meringankan pekerjaan

perpustakaan.

2. Sistem otomasi Senayan yang sekarang digunakan oleh Perpustakaan Badan

Pengawas Tenaga Nuklir yaitu senayan3-stable3 tidak menyediakan fasilitas

pembuatan kartu anggota, untuk itu pengelola perpustakaan dapat

menggunakan perangkat lunak microsoft word dan mail merge untuk

membuat kartu anggota perpustakaan.

Page 87: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

72

DAFTAR PUSTAKA

________, Manual Senayan Versi 2 berdasar Senayan 3-Stable7. Jakarta:-, 2009.

_______, Random House Webster’s College Dictionary. New York: Random House, Inc, 2001.

________, Senayan untuk perpustakaan. Artikel di Media Indonesia Sabtu, 7 November 2009.

Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan“ UMM 4 Oktober 2003.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Corbin dalam Hariyadi, Utami. Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan di Indonesia. Hasil Kongres VI & Seminar. Jakarta: Pengurus Besar IPI, 1993.

Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset, 2003.

Kadir, Abdul & Triwahyuni, Terra Ch. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi, 2003.

Marzuki. Metodelogi Riset. Yogyakarta: BPFE UII, 2002.

McLeod, Raymond Jr.et. al. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Indeks, 2004.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005.

Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Citakaryakarsa Mandiri, 2008.

Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007.

Page 88: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

73

Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi, Buku I. Yogyakarta. Andi, 2002.

Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasian dan Administrasi. Jakarta: Pusat Reproduksi PDIN, 1971.

Purwoko, Wawancara tanggal 17 Februari 2010 pukul 10.00

Putra, Syopiansyah Jaya & Subiyakto, A’ang. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006.

Qalyubi, Syihabuddin, dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 2007.

Romanus, Beni. Sekapur Sirih Pendidikan Perpustakaan di Indonesia 1952-2002: Kumpulan Artikel Alumni dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Depok: Alumni dan Mahasiswa Prog. Ilmu Perpustakaan PPS FIB-UI, 2002.

Saffady dalam Implementasi Otomasi Perpustakaan dengan Software Senayan, http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id, diakses tanggal 25 November 2009, Pukul 11.26

Salim, Peter. The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern English Press, 1986.

Sanjaya, Heru Eka. Wawancara taggal 24 November 2008 pukul 17.00 Scott, George M. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1999.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2008.

Sukirno, Automasi Perpustakaan. Dalam http://haidaro.multiply.multiplycontent.com/journal/item/11/AUTOMASI_PERPUSTAKAAN tanggal 25 November 2009 pukul 20.25

Sulaiman, Iskandar. Upaya Perpustakaan Dalam Menggentaskan Kesenjangan Informasi Masyarakat. Jurnal Al-Maktabah Vol. 8 No. 2 Oktober 2006.

Supriyanto, Wahyu dan Muhsin, Ahmad. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Page 89: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

74

Sulistyo-Basuki. Periodesasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Rosdakarya, 1994.

Syafii, M. Tip dan Trik Linux. Yogyakarta: Andi, 2005.

Zed, Mustika. Metode Penelitian Kepustakaan cet. 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Indeks, 2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Page 90: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

75

LAMPIRAN

KEPALA

KOMISI AHLI

INSPEKTORAT

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

SEKRETARIS UTAMA

BIRO UMUM

DEPUTI BIDANG PERIJINAN DAN

INSPEKSI

DIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS

RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF

DIREKTORAT PERIZINAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

DIREKTORAT INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT

RADIOAKTIF

DIREKTORAT INSPEKSI INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

DIREKTORAN KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN

NUKLIR

BIRO PERENCANAAN

DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN

KESELAMATAN NUKLIR NUKLIR

PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI

PENGAWASAN FRZR

PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI

PENGAWASAN IBN

DIREKTORAT PENGATURAN

PENGAWASAN FRZR

DIREKTORAT PENGATURAN

PENGAWASAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

Page 91: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

76

Hasil Wawancara dengan Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir:

Nama : Heru Eka Sanjaya

Jabatan : Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Daftar Pertanyaan:

1. Apakah sistem otomasi Bapeten ini mampu berjalan optimal di dua sistem

operasi baik windows maupun linux?

Jawaban: Ya, karena sistem otomasi Bapeten dibuat dengan berbasis web yang

menggunakan free open souce software (apache, php, dan mysql)

2. Apakah Perbedaan mendasar sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi

Senayan, alasan apa yang menjadikan sistem otomasi Bapeten diganti dengan

sistem otomasi Senayan?

Jawaban: Dari segi integritas level akses, pada sistem otomasi Bapeten tidak

ada pembedaan hak akses sesama pengelola perpustakaan, yang ada hanya

admin dan user, sedangkan sistem otomasi Senayan menyediakan pembedaan

hak akses. sistem otomasi Bapeten kurang memenuhi standar kebutuhan

perpustakaan seperti sirkulasi, report, barcode dll.

3. Apakah sistem otomasi Bapeten tersedia panduan instalasi dan fasilitas help

(bantuan) untuk proses instalasi awal dan pengoperasian selanjutnya?

Jawaban: Tidak, karena sistem otomasi Bapeten sudah terinstal pada server,

pengguna hanya menggunakan sesuai instruksi yang ada pada aplikasi tersebut,

sedangkan untuk help (bantuan) tidak dibuatkan karena aplikasi sudah dibuat

khusus sesuai permintaan pengguna.

4. Setelah saya melakukan simulasi ternyata di sistem otomasi Bapeten hanya

tersedia fasilitas katalogisasi, dan OPAC. untuk fasilitas sirkulasinya tidak ada.

alasannya kenapa modul sirkulasi tidak dibuatkan?

Jawaban: pada saat pengembangan sistem otomasi Bapeten, belum diketahui

secara rinci fasilitas yang dibutuhkan.

Page 92: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM

77

Hasil Wawancara dengan Pustakawan Fakultas Geologi UGM:

Nama : Purwoko

Jabatan : Pustakawan Fakultas Geologi UGM

Daftar Pertanyaan:

1. Apakah Perpustakaan Fakultas Geologi UGM memakai sistem otomasi

Senayan?

Jawaban: sudah

2. Senayan versi berapa? Jawaban: Senayan3-stable12

3. Apakah sistem otomasi Senayan telah mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan

perpustakaan?

Jawaban: wah ini susah, karena kadang ada kebutuhan lain, dan itu harus

modifikasi.Tapi secara default sudah.

4. Contoh kebutuhan perpustakaan yang lain apa?

Jawaban: misal, bikin pendaftaran perpustakaan online untuk anggota

perpustakaan.

5. Kebutuhan minimal perpustakaan yaitu menu katalogisasi, OPAC, dan sirkulasi

sudah memenuhi kebutuhan Perpustakaan Fakultas Geologi UGM tidak

sebagai pengguna?

Jawaban: sudah

6. Apakah untuk detail menu-menu yang disediakan sistem otomasi Senayan

seperti bibliography, circulation, membership, master file dll, sudah berjalan

sempurna belum di Perpustakaan Fakultas Geologi?

Jawaban: o jalan. Kl ada bug itu wajar. misal kompatibilitas browser.

7. Menurut anda apakah sistem otomasi Senayan mempunyai kemampuan kontrol

akses yang baik?

Jawaban: bagus. karena ada model pembatasan Read dan Write pada tiap user

yang ada.

Page 93: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM
Page 94: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM
Page 95: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM
Page 96: EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/542/1/91491-DESY... · ii EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM