132
EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA DALAM UPAYA PENGEMBANGAN UMKM DI KAMPUNG WISATA BISNIS TEGALWARU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : AHMAD WIZA WALADY NIM 1111046100150 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1437 H

EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA DALAM UPAYA

PENGEMBANGAN UMKM DI KAMPUNG WISATA BISNIS TEGALWARU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

AHMAD WIZA WALADY

NIM 1111046100150

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1437 H

Page 2: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate
Page 3: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate
Page 4: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate
Page 5: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

v

ABSTRAK

Ahmad Wiza Walady (1111046100150). “Evaluasi Program Yayasan Kuntum

Indonesia Dalam Upaya Pengembangan UMKM di Kampung Wisata Bisnis

Tegalwaru” Skripsi Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Konsentrasi

Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

1436 H/2015 M. Isi xiv + 108 halaman isi + lampiran.

Skripsi ini bertujuan untuk mengevaluasi program Yayasan Kuntum Indonesia

(YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

Governance). Kemudian juga melihat sejauh mana dampak keberadaan yayasan pada

perkembangan UMKM di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT). Penelitian

ini menggunakan metode kualitatif.

Penulis melakukan wawancara dengan Ketua Yayasan Kuntum Indonesia dan

juga tiga pelaku UMKM yang berada di KWBT, dan mencari literatur mengenai latar

belakang yayasan dan Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru di Desa Tegalwaru. Uji

keabsahan data menggunakan triangulasi.

Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan kesimpulan bahwa penerapan

aspek-aspek GCG di Yayasan Kuntum Indonesia itu sudah cukup baik, namun pada

aspek akuntabilitas dan transparansi harus dibenahi lagi, yaitu dalam hal kelengkapan

SDM yayasan dan pemaparan visi-misi yang dapat diketahui oleh publik. Kemudian

mengenai dampak keberadaan yayasan pada perkembangan UMKM disini sangat

membantu sekali, terutama dalam hal penambahan jaringan dan marketing, namun

dirasa masih kurang dalam hal penyediaan showroom kerajinan KWBT dan

pemberian informasi mengenai pembiayaan pada UMKM.

Kata Kunci : Yayasan, KWBT, Evaluasi, GCG, UMKM, Pembiayaan.

Pembimbing : Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A

Page 6: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang selalu memberikan

nikmat dan karunia-Nya yang tiada tara kepada kita semua. Tidak lupa juga kita

haturkan sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.

Berkat rahmat dan hidayah Allah Swt. akhirnya penulis berhasil menyelesaikan

skripsi ini. Penulis sendiri menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna

karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif diharapkan oleh penulis agar

tidak terjadi kesalahan di masa mendatang.

Tidak lupa juga, skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari beberapa

pihak. Oleh karena itu, penulis perlu mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para

pembantu dekannya.

2. Bapak AM Hasan Ali, M.A. dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

3. Ibu Yuke Rahmawati, S.Ag, M.A. selaku dosen pembimbing yang dengan tulus

ikhlas memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabarannya kepada penulis

Page 7: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

vii

sehingga penulis mendapatkan bimbingan, pengarahan, dan motivasi sampai

terselesaikannya skripsi ini.

4. Dosen penguji skripsi, yaitu Dr. Alimin Mesra, M.Ag dan Dr. Syahrul A’dham,

M.Ag yang telah mengoreksi dan menyempurnakan isi skripsi ini.

5. Yayasan Kuntum Indonesia, yaitu Ibu Tatiek Kancaniati yang telah bersedia

memberikan data-data yang dibutuhkan penulis dan Teh Rara yang membantu

penulis untuk memperoleh data yang dibutuhkan ke UMKM, serta pelaku

UMKM di KWBT yang telah bersedia diwawancarai.

6. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, khususnya kepada dosen program studi

muamalat yang telah mentransferkan ilmunya kepada penulis dari mulai awal

perkuliahan hingga skripsi ini terselesaikan.

7. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini mengarahkan perkuliahan, Ibu

Dr. Nurhasanah, M.Ag, kemudian kepada Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag,

MH. dan Ibu Indah memberikan ilmu pengalaman hidupnya, juga kepada Ka

Indra dan Ka Dayat yang selalu terbuka untuk berbagi ilmu.

9. Keluargaku tercinta, yaitu orang tuaku Hasan Basri, SH. dan Dra. Wardah yang

selalu memberikan support, dan semangat yang tidak terhingga kepada penulis.

Terima kasih juga kepada 2 Kakakku, Elliyati Hasanah dan Fadli Rosyad serta

kepada dua adikku, Andri Firmansyah dan M. Raihan Albairuni. berkat kasih

Page 8: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

viii

sayang dan doa yang tiada tara dari keluarga ini akhirnya penulis berhasil

menyelesaikan skripsi ini.

10. Esthy Warafsari yang selalu setia menemani perjuangan penulis, penyejuk

pikiran dan juga mensupport penulis ketika dalam kondisi yang kurang baik

dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat perjuangan penulis di Fakultas Syariah dan Hukum, yaitu Hasbi,

Eko, Bunga, Suci, dan Rina. Semoga kita semua menjadi manusia yang

senantiasa bermanfaat kepada alam. Keluarga COINS, Bang Tohir, Bang Dono,

Bang Fajrul, Bang Zaki, Ucup, Ipul, Desi, Riri, serta adik-adik angkatan dari

2012-2015. Kawan-kawan PSD-2011, sukses untuk kita semua.

12. MAHAD ALI UIN Jakarta, kepada Kiai Mr. Utob Thabrani, LC., MCL. Sahabat

setia penulis, Ali Rahman Nasution, keluarga baru penulis Ajat Sudrajat, Adnan

Chaidar, dan Edi Fajar Prasetyo, juga Nurjamal Shaid. Kepada abang ideologis,

Eddy Najmuddien dan Syamsul Maarif yang tanpa henti mendorong penulis agar

menjadi pribadi berkualitas, dan kakak-kakak BUMN.

13. Kawan-kawan Bidik 2011, pihak Kemahasiswaan UIN Jakarta yang bersedia

menerima penulis mendapatkan beasiswa perkuliahan sampai akhir, khususnya

juga kepada Ka Amellya Hidayat.

14. KAHFI Motivator School, especially Om Bagus dan Mbak Wie, juga wali kelas,

dan dosen-dosen, serta kawan-kawan angkatan 15. Alhamdulillah pemikiran

penulis menjadi lebih terbuka. Semoga terus menebarkan inspirasi.

Page 9: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

ix

15. KKN KITA 2014, Gunug Picung, keluarga baru di perkuliahan, makasih Zahid,

Eko, Fika, Nenden, Gini, Wawam, Tama, Aang, Nuna, Cipeh, Siti, Bingah,

Sheren, Ayi, Citra, dan Ghiyats.

16. Teman singgah penulis sewaktu penulis merasa harus beristirahat di Ciputat,

Kepada Nasir, Misbah. Kemudian sahabat sekolah, Abu Rizal, Lia, Dini, Anto,

Zilah, juga sahabat baru penulis Ilham.

Walaupun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

namun penulis senantiasa berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak,. Semoga bisa menjadi amal bakti.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 18 Oktober 2015

Ahmad Wiza Walady

Page 10: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ............................ 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 11

D. Kerangka Teori dan Konsep ................................................................ 12

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 17

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Evaluasi ............................................................................................... 20

a. Pengertian ....................................................................................... 20

b. Model-model evaluasi .................................................................... 22

c. Tujuan evaluasi ............................................................................... 23

B. Pembiayaan Syariah ............................................................................ 24

a. Pengertian Pembiayaan ................................................................. 24

b. Tujuan Pembiayaan ....................................................................... 25

Page 11: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

xi

c. Klasifikasi Pembiayaan ................................................................. 27

d. Sumber-Sumber Pembiayaan pada UMKM .................................. 29

C. UMKM ................................................................................................ 34

a. Pengertian UMKM ........................................................................ 34

b. Karakteristik UMKM .................................................................... 36

c. Perkembangan UMKM ................................................................. 38

D. Good Corporate Governance ............................................................... 42

a. Pengertian GCG ............................................................................ 42

b. Prinsip Dasar dan Asas GCG ........................................................ 44

c. Tujuan GCG .................................................................................. 49

d. Manfaat GCG ................................................................................ 50

E. Review Study ...................................................................................... 52

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 57

B. Jenis dan Sumber Penelitian ................................................................ 59

C. Wilayah Penelitian .............................................................................. 60

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 60

E. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 63

F. Uji Keabsahan Data ............................................................................. 64

G. Teknik Penulisan ................................................................................. 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil UMKM Tegalwaru ..................................................................... 66

B. Profil Yayasan Kuntum Indonesia ....................................................... 78

C. Analisa Penerapan GCG di Yayasan Kuntum Indonesia .................... 83

1. Aspek Transparansi ........................................................................ 84

2. Aspek Akuntabilitas ....................................................................... 88

Page 12: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

xii

3. Aspek Responsibilitas .................................................................... 90

4. Aspek Independensi ...................................................................... 93

5. Aspek Fairness .............................................................................. 95

D. Dampak Eksistensi yayasan pada perkembangan UMKM ................. 97

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 106

B. Saran ................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 109

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Kriterianya ......................... 14

Tabel 2.1 Data Jumlah UMKM dan Pertumbuhan UMKM Tahun 2007-2012 .. 38

Tabel 2.2 Data Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja dan dan Pertumbuhan

Jumlah Tenaga Kerja UMKM Tahun 2007-2012 ........................

39

Tabel 2.3 Data Jumlah Sumbangan PDB UMKM dan Pertumbuhan atas PDB

UMKM Tahun 2007-2012 ..................................................................

40

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru menurut struktur umur .............. 67

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru berdasarkan mata pencaharian .. 68

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru berdasarkan pendidikan ............. 69

Tabel 4.4 Penilaian Aspek Transparansi Yayasan Kuntum Indonesia .............. 84

Tabel 4.5 Penilaian Aspek Akuntabilitas Yayasan Kuntum Indonesia ............. 88

Tabel 4.6 Penilaian Aspek Responsibilitas Yayasan Kuntum Indonesia .......... 90

Tabel 4.7 Penilaian Aspek Independensi Yayasan Kuntum Indonesia ............. 93

Tabel 4.8 Penilaian Aspek Fairness Yayasan Kuntum Indonesia ..................... 95

Page 14: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pengangguran Terbuka di Indonesia 2009-2014 .............................. 2

Grafik 1.2 Statistik Kemiskinan Indonesia 2005-2013 ...................................... 3

Grafik 4.1 Respon UMKM terhadap Keberadaan Yayasan ............................. 104

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 2

Gambar 2.1 Jenis Pembiayaan ............................................................................. 3

Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Yayasan Kuntum Indonesia ...................... 104

Page 15: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di

dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Penduduk Indonesia

berjumlah sebanyak 241.452.952 jiwa. Memiliki penduduk yang banyak

merupakan sebuah peluang sekaligus menjadi tantangan bagi negara ini. Menjadi

peluang jika semua sumber daya manusianya bisa dioptimalkan semaksimal

mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan negara. Namun, apabila negara ini

tidak mampu mengelola SDM yang begitu banyaknya maka akan timbul

berbagai masalah dari berbagai segi kehidupan.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang

Sulisto menyatakan, masalah paling krusial yang dihadapi Indonesia pada saat ini

dan di masa mendatang adalah masalah ketenagakerjaan. Suryo mengungkapkan,

jumlah penduduk Indonesia sejak 10 tahun terakhir terus meningkat tanpa

terhambat program-program keluarga berencana. Namun di sisi lain, jumlah

penyerapan tenaga kerja di dalam negeri tidak berkembang, malah cenderung

menurun.1 Hal ini mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran di

Indonesia.

1 Masalah Pengangguran diunduh pada 16 Februari 2015 dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/04/30/1049038/Kadin.Indonesia.Hadapi.Bencana.Penga

ngguran.yang.Serius

Page 16: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

2

Penduduk Indonesia masih banyak yang menganggur. Hal ini bisa dilihat

dari jumlah pengangguran terbuka di Indonesia.

Grafik 1.1 Pengangguran Terbuka di Indonesia 2009-2014

Sumber : BPS diolah

Terlihat pada grafik bahwa angka pengangguran terbuka di Indonesia dari

2009 sampai 2014 masih berada di angka 7,2 sampai 8,7 juta orang. Walaupun

secara grafik terlihat sedikit penurunan. Namun, secara angka yang muncul,

pengangguran ini masih terbilang tinggi untuk negara sebesar Indonesia yang

mempunyai SDM yang berlimpah.

Meningkatnya angka pengangguran dibarengi dengan munculnya masalah

kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia adalah suatu kondisi manusiawi yang

merenggut hak seseorang untuk memenuhi sumber daya yang dibutuhkannya

untuk hidup. Berdasarkan catatan Worldfactbook dan Worldbank, penurunan

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

9,000,000

2009 2010 2011 2012 2013 2014

8,754,736

8,254,426 8,681,392

7,344,866 7,410,931

7,244,905

Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat PengangguranTerbuka

Page 17: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

3

jumlah penduduk miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan

negara yang lainnya.2

Grafik 1.2. Statistik Kemiskinan Indonesia 2005-2013

Sumber : BPS diolah

Walaupun berdasarkan data statistik, kemiskinan di Indonesia sudah

berkurang tetapi kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia

yang belum tuntas. Di satu sisi, dunia mengatakan ekonomi di Indonesia

meningkat maju tetapi kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang

hidup di bawah garis kemiskinan.3

Nampaknya lapangan pekerjaan harus dibuka selebar mungkin untuk

mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan ini. Salah satunya adalah

2 Wawan Dhewanto, dkk. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial, (Bandung : Alfabeta, 2013),

h.69 3 Ibid, h.70

15.97

17.75 16.58

15.42 14.15

13.33 12.36

11.66 11.47

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Tingkat Kemiskinan diIndonesia

Page 18: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

4

dengan melahirkan banyak pengusaha khususnya pada Usaha Mikro Kecil

Menengah. Usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) memiliki peran yang

signifikan dalam menggerakkan sektor riil, khususnya mengatasi masalah

pengangguran. Sejak diluncurkan Gerakan Wirausaha Nasional Februari 2011

lalu oleh Presiden SBY, data Badan Pusat Statistik mengungkapkan kini sudah

ada 55,53 juta UMKM dan 54 juta lebih diantaranya usaha mikro.4

Data Kementrian Negara Koperasi dan UKM menyatakan bahwa UMKM

merupakan andalan ekonomi Indonesia karena merupakan mayoritas (lebih

99.5%) pelaku usaha dan menyerap lebih dari 90% penyerapan tenaga kerja

nasional. Namun demikian UMKM hanya mampu menghasilkan sekitar 54.6 %

Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan laju pertumbuhannya juga tidak

lebih besar daripada non-UMKM (usaha besar).

Berdasarkan kenyataan di lapangan, UKM sering tergambarkan sebagai

usaha yang memiliki “manajemen tradisional”. Hal ini disebabkan umumnya

praktik UKM di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, UKM

yang tumbuh dan berkembang di Indonesia lebih banyak dikelola oleh

perorangan (one man show) atau dikelola dalam satu keluarga yang memegang

teguh tradisi pengelolaan usaha dengan pola manajemen tertentu. Kedua, UKM

tumbuh dan berkembang dengan manajemen sederhana dengan penggunaan

bahan baku yang terbatas, proses produksi yang sederhana, dan hasil produk

4 Aunur Rofiq, Kemajuan Ekonomi Indonesia Isu Strategis, Tantangan, dan Kebijakan,

(Bogor : IPB Press, 2013) h.97

Page 19: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

5

yang cenderung kurang bervariasi. Ketiga, Pola permintaan cenderung sangat

monoton (relatif tidak banyak berubah), dan Keempat, Penggunaan alat produksi

yang sederhana (bukan berbasis teknologi tinggi).5

Salah satu wilayah yang terkenal karena UMKM-nya adalah Desa

Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Desa ini memiliki beragam jenis

UMKM, mulai dari kerajinan tas, anyaman bambu, peternakan, perikanan,

sampai kepada obat-obatan herbal. Dengan banyaknya jenis UMKM yang

dimiliki oleh wilayah ini, maka ada salah seorang warga yang mendorong

UMKM tersebut agar bisa dikoordinir dan disatukan, kemudian ia ingin

membangun image desa ini, maka tercetuslah sebuah ide pendirian kampung

wisata dengan nama Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan via telepon kepada penggagas

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini, yaitu Ibu Tatiek Kancaniati bahwa

perkembangan UMKM yang terjadi di Tegalwaru ini lumayan pesat

perkembangannya setelah dicetuskannya ide menjadi Kampung Wisata Bisnis

Tegalwaru. Perkembangan ini bisa dilihat dari jenis produk UMKM yang semula

berjumlah 15 jenis pada 2008 kemudian pada saat sekarang sudah terdapat 35-40

jenis produk UMKM. Lalu, dari segi pemasaran produk, sekarang jenis produk

UMKM di Tegalwaru sudah dikenal luas. Salah satunya adalah sentra herbal

menjadi mitra yang dipercaya terbaik se-Kabupaten Bogor. Hal ini menjadi daya

5 Joko Priyono & Husin Syarbini, UKM NAIK KELAS, (Solo : Tiga Serangkai, 2014), h.31

Page 20: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

6

tarik media cetak maupun media elektronik lainnya untuk meliput kegiatan

UMKM di wilayah ini.6

Perkembangan Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini tidak lepas dari

peran Yayasan Kuntum Indonesia yang berusaha mengangkat kearifan lokal dan

memberdayakan masyarakat agar ketimpangan kekayaan antara si miskin dan si

kaya menjadi semakin sedikit. Sebagai upaya mengatasi ketimpangan yang

dihadapi oleh sebagian lapisan masyarakat kita dewasa ini dan sebagai antisipasi

munculnya masalah yang sama di masa mendatang, kemitraan usaha merupakan

solusi untuk mengurangi masalah ketimpangan tersebut, kemitraan dijadikan

solusi karena baik keberadaan maupun fungsi dan perannya diperlukan untuk

memberdayakan semua lapisan masyarakat.7

Yayasan Kuntum Indonesia merupakan sebuah yayasan yang terbentuk

dan berdiri atas dasar inisiatif dari masyarakat setempat yang lokasinya berada di

daerah Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Bogor. Yayasan ini merupakan yayasan

yang bergerak di bidang kesejahteraan masyarakat dimana anggotanya banyak

dari kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang

merupakan warga asli Tegalwaru. UMKM yang menjadi anggota Yayasan

Kuntum ini otomatis juga menjadi mitra usaha Yayasan. Program-program

yayasan dirancang dan diimplementasikan untuk mendorong kegiatan usaha dan

pertumbuhan UMKM di Tegalwaru. Yayasan ini membantu para pelaku UMKM

6 Wawancara pribadi kepada Ibu Tatiek Kancaniati, 15 februari 2015

7 Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, (Jakarta : PT

Penebar Swadaya, 2000), h.14

Page 21: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

7

dalam meningkatkan kegiatan usahanya, mulai dari pelatihan kewirausahaan,

manajemen usaha, dan juga sampai kepada pemasarannya.

Dalam menjalankan sebuah program kerja bagi sebuah perusahaan atau

organisasi diperlukan sebuah etika yang mendorong kegiatan bisnis berjalan

sesuai dengan norma/aturan yang berlaku. Menerapkan tata kelola yang baik bagi

perusahaan atau organisasi merupakan suatu keharusan jika

perusahaan/organisasi tersebut menginginkan kemajuan. Berbagai acuan tata

kelola perusahaan yang baik dipublikasikan, salah satunya mengenai penerapan

Good Corporate Governance (GCG) yang diterbitkan oleh Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006 dimana isi GCG itu meliputi

aspek Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Fairness

(kesetaraan dan kewajaran).

Tata kelola yang baik (good governance) maupun tata kelola

perusahaan yang baik atau (good corporate governance/GCG), sebenarnya

merupakan konsep dan instrumen umum sebagai langkah pembaharuan

dalam sistem organisasi. Setiap organisasi seperti perusahaan milik Negara

(BUMN), perusahaan milik Daerah (BUMD), perusahaan milik swasta,

koperasi, organisasi seperti kantor pemerintah, lembaga atau yayasan nirlaba,

dan organisasi lain wajib dikelola dengan baik.8

8 Prijambodo, Tata Kelola Yang Baik Pada Koperasi (Good Governance Cooperative)

Satu Kebutuhan Peningkatan Kualitas Sdm Koperasi, (Jurnal Kementrian Koperasi dan UKM),

h.1, 2012

Page 22: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

8

Penerapan Good Corporate Governance dapat meningkatkan nilai

perusahaan, dengan meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang

mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan yang menguntungkan diri

sendiri, dan umumnya Corporate Governance dapat meningkatkan kepercayaan

investor. Corporate Governance yang buruk menurunkan tingkat kepercayaan

investor, lemahnya praktik Good Corporate Governance merupakan salah satu

faktor yang memperpanjang krisis ekonomi di negara kita.9

Melihat kepada fakta di lapangan yang terjadi pada perkembangan UMKM

yang terdapat di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru tentunya juga tak lepas dari

peran siapa atau badan apa yang mengelola Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru

ini. Dalam hal ini, kita melihat ke Yayasan Kuntum Indonesia sebagai wadah

yang mengoordinir dan menyatukan UMKM di KWBT. Membuat suatu kegiatan

atau mengkoordinir pelaku UMKM yang berada di Tegalwaru ini tentunya bukan

merupakan sebuah pekerjaan yang mudah jika memang tidak ada aturan baku

atau tata kelola yang baik pada yayasan. Namun sayangnya, belum ada peraturan

baku tertulis tentang tata cara pengelolaan yang baik pada sebuah Yayasan atau

organisasi nirlaba lainnya. Penelitian ini bermaksud melihat dan mengevaluasi

tata kelola dari Yayasan Kuntum Indonesia yang merujuk kepada aspek-aspek

Good Corporate Governance, yaitu TARIF (Transparansi, Akuntabilitas,

Responsibilitas, Independensi, dan Fairness). Kemudian penelitian ini juga

9 Sedarmayanti, Good Governance dan Good Corporate Governance, (Bandung : Mandar

Maju, 2007), h.60

Page 23: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

9

melihat bagaimana dampak dari penerapan aspek tersebut dan keberadaan

Yayasan Kuntum Indonesia bagi perkembangan UMKM di KWBT.

Menjadi sebuah hal yang menarik sekaligus menjadi tantangan bagi penulis

meneliti tentang evaluasi penerapan GCG pada Yayasan dimana penelitian

sejenis masih belum atau sangat jarang ditemukan. Maka, penelitian ini ingin

mengevaluasi sejauh mana Yayasan Kuntum Indonesia mengimplementasikan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), bagaimana dampak

keberadaannya terhadap perkembangan UMKM di KWBT, dan hal apa saja

yang perlu ditingkatkan. Sehingga penulis menuliskan penelitian ini dengan judul

“Evaluasi Program Yayasan Kuntum Indonesia dan Pengetahuan Pelaku

UMKM dalam Upaya Pengembangan UMKM di Kampung Wisata Bisnis

Tegalwaru”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah aspek Transparansi sudah berjalan dengan baik di Yayasan

Kuntum Indonesia ?

b. Apakah aspek Akuntabilitas sudah berjalan dengan baik di Yayasan

Kuntum Indonesia ?

Page 24: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

10

c. Apakah aspek Responsibilitas sudah berjalan dengan baik di Yayasan

Kuntum Indonesia ?

d. Apakah aspek Independensi sudah berjalan dengan baik di Yayasan

Kuntum Indonesia ?

e. Apakah aspek Fairnes sudah berjalan dengan baik di Yayasan Kuntum

Indonesia ?

f. Apakah program-program yayasan berguna bagi para pelaku UMKM di

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ?

g. Apakah pelaksanaan konsep GCG oleh Yayasan mendorong pelaku

UMKM untuk mengajukan pembiayaan ke Lembaga Keuangan ?

2. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu pada penerapan

GCG Yayasan Kuntum Indonesia, asas GCG pada penelitian ini merupakan

asas GCG yang tercantum pada KNKG 2006. Lalu, pelaku UMKM yang

dipilih adalah yang merupakan anggota dari Yayasan Kuntum Indonesia yang

mendapatkan pembiayaan dan dalam kategori usaha yang menjadi pionir di

dalam Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.

3. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 25: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

11

a. Bagaimana implementasi Good Corporate Governance di Yayasan

Kuntum Indonesia dalam upaya peningkatan perkembangan UMKM di

KWBT ?

b. Bagaimana dampak keberadaan Yayasan Kuntum Indonesia terhadap

perkembangan UMKM di KWBT ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengevaluasi pelaksanaan program Yayasan Kuntum Indonesia

dengan indikator Good Corporate Governance agar diketahui mana program

yang sudah efektif dan belum efektif dilaksanakan dalam standard GCG.

2. Untuk mengevaluasi seberapa besar dampak keberadaan yayasan lewat

pengetahuan UMKM di KWBT.

Dengan diadakannya penelitian ini maka akan mendatangkan manfaat sebagai

berikut :

1. Akademisi

Penelitian tentang GCG di yayasan dan UMKM saat ini masih sangat terbatas.

Oleh karena itu penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi dan

informasi bagi penelitian yang sejenis.

Page 26: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

12

2. Lembaga Terkait

Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi

pengelola Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT) dalam usaha

mengembangkan UMKM di wilayahnya.

3. Pelaku UMKM

Sebagai bahan evaluasi pengetahuan dan tindakan yang telah dilaksanakan

oleh UMKM sehingga kedepannya bisa lebih memperhatikan aspek-aspek

yang semestinya dilaksanakan untuk perkembangan usahanya.

4. Pemerintah

Bagi pemerintah setempat, sebagai bahan evaluasi kinerja pemerintah dan

tambahan referensi membuat kebijakan selanjutnya untuk pengembangan

UMKM di Tegalwaru.

5. Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini, penulis mendapatkan wawasan dan

pengalaman baru mengenai konsep dan praktik tata kelola yang baik lewat

pendekatan GCG, khususnya penerapan pada Yayasan Kuntum Indonesia dan

dampaknya keberadaannya bagi UMKM yang berada di KWBT.

D. Kerangka Teori dan Konsep

Evaluasi merupakan alat dari berbagai macam pengetahuan untuk

menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu

pengetahuan dalam penerapan ilmu pengetahuan dalam praktik profesi. Teori

Page 27: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

13

evaluasi mengemukakan bagaimana memahami objek evaluasi, bagaimana

memberikan nilai terhadap program yang dievaluasi dan kinerjanya, bagaimana

mengembangkan ilmu pengetahuan dari hasil evaluasi. Teori program

menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu program seharusnya bekerja. Teori

program menjelaskan suatu logika dan deskripsi yang rasionabel apa yang

dilakukan dan aktivitas program yang dilakukan harus menuju hasil yang dituju

dan benefit dari program.10

Menurut Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah

satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk

memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.11

Sedangkan menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan menyatakan

bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.12

Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah. Masing-masing golongan usaha tersebut memiliki definisi dan

kriteria tersendiri yaitu :

10

Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standard, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta : Rajawali

Press, 2012), h. 30-31 11

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani

Press), h.160 12

UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, ayat 1 pasal 12

Page 28: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

14

Tabel 1.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Kriterianya

S

s

Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM

Uraian Definisi

Kriteria

Aset Omset

Usaha Mikro Usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam

Undang-undang ini.

Maksimal

50 juta

rupiah

Maksimal

300 juta

rupiah

Usaha Kecil Usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi

kriteria Usaha Kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-

Undang ini.

Diatas

50 juta

rupiah

hingga

500 juta

rupiah

Diatas

300 juta

rupiah

hingga

2,5

milyar

rupiah

Usaha

Menengah

Usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perseorangan atau

badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Kecil

atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini

Diatas

500 juta

rupiah

hingga 10

milyar

rupiah

Diatas

2,5

milyar

rupiah

hingga 50

milyar

rupiah

Page 29: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

15

Menurut BPS, UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu usaha mikro

merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 1 s.d 4 orang, usaha

kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang,

sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja

20 s.d. 99 orang.

Ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia :13

1. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas

antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus

pengelola.

2. Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.

3. Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga usaha kecil dan

menengah yang memiliki orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-

negara mitra perdagangan.

4. Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, maupun sarana

prasananya kecil.

Komite Cadbury mendefinisikan corporate governance sebagai berikut :

Corporate governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan

kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan

13

Joko Priyono dan Husin Syarbini, UKM Naik Kelas, (Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri, 2014), h.24

Page 30: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

16

eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan

dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dan

sebagainya. 14

Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahuun 2000. Merumuskan arti Good

Governance adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan

prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima,

demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima oleh

seluruh masyarakat.15

Pengertian Corporate Governance menurut Price Waterhouse Coopers

sebagai berikut : Corporate governance terkait dengan pengambilan keputusan

yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem, berbagai

proses, kebijakan-kebijakan, dan struktur organisasi, yang bertujuan untuk

mencapai bisnis yang menguntungkan, efisien, dan efektif dalam mengelola

risiko dan bertanggung jawab dengan memerhatikan kepentingan stakeholders.16

Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada

setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu

transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan

14

Indra Surya, dkk. Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak

Istimewa demi Kelangsungan Usaha. (Jakarta : Prenada Media Grup, 2006), h.24-25 15

Sedarmayanti, Good Governance dan Good Corporate Governance, (Bandung : Mandar

Maju, 2007), h,37 16

Indra Surya, dkk. Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak

Istimewa demi Kelangsungan Usaha. (Jakarta : Prenada Media Grup, 2006), h.27

Page 31: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

17

kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability)

perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders).17

Berikut adalah kerangka konsep dalam penelitian ini :

Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian

E. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini dibagi menjadi lima bab besar dimana setiap babnya

mengandung subab-subab yang menjelaskan lebih rinci mengenai

pembahasan dari tiap bab tersebut. Adapun rincian bab tersebut adalah

sebagai berikut :

17

Pedoman Umum GCG Indonesia Tahun 2006 oleh KNKG

GCG

Yayasan Kuntum Indonesia :

Transparansi

Akuntabilitas

Responsibilitas

Independensi

Fairnes

Pengetahuan Pelaku UMKM Perkembangan UMKM di KWBT

DAMPAK

Page 32: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

18

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang pendahuluan yang mencerminkan isi skripsi secara

global yang berisi landasan awal yang melatarbelakangi permasalahan dalam

skripsi ini, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat dari penelitian, kerangka teori dan konsep, serta sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini memaparkan konsep atau teori yang terkait dengan Evaluasi,

Pembiayaan Syariah, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan Good

Coorporate Governance serta review study terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi pendekatan penelitian, jenis dan sumber penelitian, wilayah

penelitian, metode pengumpulan data, teknis pengolahan analisis data, dan uji

keabsahan data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil dan pembahasan objek yang diteliti.

Penulis akan menyajikan profil UMKM di Wilayah Tegalwaru, profil

Yayasan Kuntum Indonesia, analisa penerapan GCG di Yayasan Kuntum

Indonesia, dan dampak eksistensi Yayasan pada peningkatan pembiayaan di

UMKM.

Page 33: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

19

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian

yang dilakukan. Bab ini juga diisi dengan saran bagi objek penelitian maupun

bagi peneliti selanjutnya.

Page 34: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Propham, Provus, dan Rivlin menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan

membandingkan data tentang penampilan orang-orang dengan standar yang telah

diterima umum. Malcolm dan Provus, sebagai pencetus gagasan discerepancy

Evaluation, menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui

perbedaan antara apa yang ada dengan suatu standar yang telah ditetapkan

serta bagaimana menyatakan perbedaan antara keduanya.1 Kemudian Viji

Srinipasan, mengevaluasi berarti menguji dan menentukan suatu nilai, kualitas,

kadar kepentingan, jumlah, derajat, atau keadaan. Dengan demikian, evaluasi ini

dimaksudkan untuk menyusun nilai-nilai indikator dalam mencapai suatu

sasaran.2

Program dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti rancangan

mengenai asas-asas serta dengan usaha-usaha dalam ketatanegaraan,

perekonomian dan sebagainya yang akan dijalankan.3 Teori program

1 Djuju Sudjana, Evaluasi Pendidikan Luar Sekola, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2006), h.19 2 Anita Zahara, Evaluasi Program Yayasan Lima Belas Juli (Yaliju) Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Sawangan Lama- Depok, (Skripsi Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, UIN Jakarta, 2007), h.14 3 Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h.151

Page 35: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

21

berkenaan dengan esensi program, yaitu tujuan program, perlakuan program,

perubahan yang diharapkan dari pelaksanaan program.4

Wilbur Harris dalam “The Nature and Functions of Educational

Evaluation” menjelaskan bahwa evaluasi program adalah proses penetapan

secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu sesuai

dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan

keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang

diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang telah dibakukan.5

Paulson dalam bukunya “A Strategy for Evaluation Design”, yang dikutip

oleh Grotelueschen, mengemukakan bahwa evaluasi program adalah proses

pengujian berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan menggunakan

ukuran-ukuran nilai khusus dengan tujuan untuk menentukan keputusan-

keputusan yang sesuai. Berdasarkan pengertian ini maka evaluasi program

adalah kegiatan pengujian terhadap suatu fakta atau kenyataan sebagai

bahan untuk pengambilan keputusan.6

Sehingga kalau kita simpulkan, evaluasi program adalah suatu proses atau

pun cara untuk mempelajari dan menganalisis suatu program yang dicanangkan,

direncanakan, dan diimplementasikan oleh suatu lembaga atau organisasi agar

dapat diketahui aspek penilaian yang mana program yang sudah berjalan dengan

4 Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standard, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta : Rajawali

Press, 2012), h. 70 5 Djuju Sudjana, Evaluasi Pendidikan Luar Sekola, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2006), h.18-19 6Ibid. h.20

Page 36: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

22

baik dan mana yang belum agar organisasi bisa mengambil keputusan secara

tepat.

2. Model-model Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan desain atau konstelasi

evaluasi tertentu. Desain evaluasi adalah kerangka proses melaksanakan evaluasi

dan rencana menjaring dan memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh

informasi dengan presisi yang mencukupi atau hipotesis dapat diuji secara tepat

dan tujuan evaluasi dapat dicapai. Model evaluasi menentukan jenis evaluasi apa

saja yang harus dilakukan dan bagaimana proses melaksanakan evaluasi

tersebut.7

Beberapa macam model evaluasi yaitu sebagai berikut : a. Evaluasi

Konteks, yaitu menyajikan data tentang alasan-alasan untuk menetapkan tujuan

program dan prioritas tujuan. b. Evaluasi Masukan, yaitu evaluasi yang

menyediakan data untuk menentukan bagaimana penggunaan sumber-sumber

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan program. c. Evaluasi Proses, yaitu

menyediakan umpan balik yang berkenaan dengan efisiensi pelaksanaan

program, termasuk di dalamnya pengaruh sistem dan keterlaksanaannya, dan d.

Evaluasi Produk yang mengukur dan menginterpretasi pencapaian program

selama pelaksanaan program dan pada akhir program.8

7 Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standard, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta : Rajawali

Press, 2012), h. 147 8 Djuju Sudjana, Evaluasi Pendidikan Luar Sekola, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2006), h.54-56

Page 37: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

23

3. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi program dan

sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan evaluasi

program. Tujuan evaluasi secara implisit telah terumuskan dalam definisi

evaluasi yaitu untuk menyajikan data sebagai masukan bagi pengambilan

keputusan. Tujuan khusus mencakup upaya untuk memberi masukan tentang

kebijaksanaan pendidikan, hasil program pendidikan, kurikulum, tanggapan

masyarakat terhadap program, sumber daya program pendidikan, dampak

pembelajaran, manajemen, program pendidikan, dan sebagainya.

Tujuan evalasi program luar sekolah bermacam ragam, di antaranya adalah

memberi masukan untuk perencanaan program, kelanjutan, perluasan, dan

penghentian program, serta untuk modifikasi program. kemudian untuk

memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat program.

Memberi masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan pelaksana

program serta untuk memahami landasan keilmuan bagi evaluasi program.

Menurut Feurstein, terdapat sepuluh alasan mengapa evaluasi perlu

dilakukan, antara lain : untuk melihat apa yang sudah dicapai, mengukur

kemajuan, agar tercapai manajemen yang lebih baik, mengidentifikasi

kekurangan dan kelebihan, melihat apakah usaha sudah dilakukan secara

efektif, biaya dan manfaat, mengumpulkan informasi, berbagi pengalaman,

Page 38: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

24

meningkatkan keefektifan, dan memungkinkan terciptanya perencanaan yang

lebih baik.9

B. Pembiayaan Syariah

1. Pengertian Pembiayaan

Secara harfiah, pembiayaan (financing atau marhun bih) dapat

diartikan sebagai dana rahn, yaitu dana yang diperoleh rahin (nasabah) setelah

aplikasi rahn-nya diterima oleh pihak murtahin (bank), dengan syarat

setelah ada penyerahan marhun (jaminan) kepada pihak murtahin.10

Secara istilah, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan bagi hasil.11

Dalam pengertian lain, pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh

suatu pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga dengan kesepakatan antara lembaga

keuangan dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

9 Anita Zahara, Evaluasi Program Yaliju dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat,( Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007),

h.17-18 10

Bank Indonesia, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2007), h.5 11

Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan

Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 31-32

Page 39: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

25

mengembalikan uang atau tagihan tesebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.12

Menurut UU. No.20 Tahun 2008 Pasal 1 menjelaskan bahwa pembiayaan

adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan

masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk

mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah.13

2. Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

tujuan pembiayaan untuk tingkat makro dan tujuan pembiayaan untuk tingkat

mikro. Secara makro tujuan pembiayaan bertujuan untuk:14

a. Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak mendapatkan

akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat

melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf

ekonominya.

b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk

pengembangan usaha yang membutuhkan dana tambahan. Dana

tambahan ini dapat diperoleh melalui aktivitas pembiayaan.

12

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta : UUP AMP YKPN,

2005), h.17 13

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah, pasal 1 14

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta : UUP AMP YKPN,

2005), h.17-18

Page 40: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

26

c. Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan memberikan

peluang bagi masyarakat untuk mampu meningkatkan daya produksinya

dan mengembangkan usahanya sebab upaya peningkatan produksi

tidak dapat terlaksana tanpa adanya dana.

d. Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif

mampu melakukan aktifitas kerja, berarti mereka memperoleh pendapatan

dari hasil usahanya.penghasilan merupakan pendapatan bagi masyarakat.

Jika ini berhasil, maka akan terjadi distribusi pendapatan.

e. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor

usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha akan

menyerap tenaga kerja.

Kemudian secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk:

a. Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka memiliki

tujuan yang tinggi, yaitu memaksimalkan laba usaha. Untuk menghasilkan

laba maksimal, maka perlu pendukung dana yang cukup.

b. Upaya meminimalkan resiko, artinya usaha yang dilakukan mampu

menghasilkan laba maksimal, maka para pengusaha harus mampu

meminimalkan resiko. Resiko kekurangan modal dapat diatasi dengan

tindakan pembiayaan.

c. Pendayagunaan ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat

dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam

dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal (pembiayaan).

Page 41: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

27

3. Klasifikasi Pembiayaan

Pembiayaan pada dasarnya dapat diklasifikasikan menurut beberapa

aspek, di antaranya:

a. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagai

berikut :15

1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk

memenuhi produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik

usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

b. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal

berikut :16

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:

(a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil

produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu

hasil produksi, dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan

utility of place dari suatu barang.

2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang

modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan

15

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema

Insani Press, 2006), h.160. 16

Ibid. h.160-161

Page 42: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

28

itu. Secara umum, jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai

berikut :17

Gambar 2.1 Jenis Pembiayaan

c. Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi :18

1) Pembiayaan jangka waktu pendek ( 1 bulan - 1 tahun)

2) Pembiayaan jangka waktu menengah ( 1-5 tahun)

3) Pembiayaan jangka waktu panjang ( kurang lebih 5 tahun)

Di dalam perbankan syariah, pembiayaan adalah salah satu jenis kegiatan

usaha bank syariah. Yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana

atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :19

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarokah;

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik;

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang qard; dan

17

Ibid. h.161 18

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta : UUP AMP YKPN,

2005), h.22. 19

A. Wangsawidjaja Z., Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta, Kompas Gramedia, 2012),

h.78

PEMBIAYAAN

Produktif

Investasi

Konsumtif

Modal Kerja

Page 43: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

29

d. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Dengan demikian, nasabah bisa memilih jenis pembiayaan yang paling

tepat atau cocok dari klasifikasi pembiayaan yang telah disebutkan di atas.

Mereka bisa memilih pembiayaan dari segi sifat penggunaan, keperluan, maupun

jangka waktu.

4. Sumber-Sumber Pembiayaan pada UMKM

Sumber-sumber pembiayaan pada usaha mikro, kecil, dan menengah bisa

didapatkan dari lembaga keuangan perbankan dan non bank. Adapun rinciannya

sebagai berikut :

a. Lembaga Bank

Lembaga keuangan bank yaitu lembaga keuangan yang berbentuk

bank. Sedangkan definisi bank itu sendiri telah dijelaskan dalam Undang-

undang Nomor 10 Tahun 1998, pasal 1 ayat (2) yaitu sebagai berikut:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak”.20

Dalam mengembankan usahanya, ada dua jenis bank pilihan bagi para

calon debitur untuk mengajukan pembiayaan, yaitu :

20

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi ke-6 (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2005), h.396

Page 44: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

30

1) Bank konvensional. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah mendefinisikan bank konvensional sebagai bank yang

menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan

jenisnya terdiri dari Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan

Rakyat.21

2) Bank Syariah. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah yang mendefinisikan bank syariah sebagai Bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri

atas Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah”.22

Baik bank konvensional maupun bank syariah telah berusaha untuk

memberikan fasilitas pembiayaan kepada para calon peminjam dana. Namun,

banyak dari pelaku UMKM yang enggan mengajukan pembiayaan ke bank

karena merasa terhambat oleh persyaratan administratif yang diberikan oleh

bank. Persyaratan-persyaratan tersebut yang cenderung tidak dapat dipenuhi oleh

pelaku UMKM, seperti adanya agunan untuk pembiayaan. Berbelitnya birokrasi

juga menjadi alasan pengusaha kecil untuk tidak mengajukan pembiayaannya.

b. Lembaga Non Bank

Lembaga Keuangan Bukan Bank merupakan Badan usaha bukan bank

ataupun bukan perusahaan asuransi, yang kegiatan usahanya langsung ataupun

tidak langsung menghimpun dana dari masyarakat dengan jalan mengeluarkan

21

Ahmad Ifham S., Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama, 2010), h.147 22

Ibid., h.150

Page 45: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

31

surat berharga dan menyalurkannya untuk pembiayaan investasi perusahaan, baik

berupa pinjaman maupun berupa penyertaan modal.23

1) Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi merupakan badan usaha yang anggotanya terdiri atas orang-

orang yang mempunyai tujuan yang sama. Koperasi simpan pinjam merupakan

lembaga sejenis koperasi yang didirikan kooperatif oleh kelompok tertentu,

misalnya kelompok petani, kelompok supir taksi, yang kegiatannya menghimpun

dan menyalurkan dana kepada anggotanya; tujuan lembaga ini bukan semata-

mata mencari keuntungan, tetapi terutama ditujukan untuk kesejahteraan

anggotanya.24

2) Baitul Mal wat Tamwil (BMT)

Baitul Mal wat Tamwil adalah lembaga keuangan mikro yang

dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha

mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela

kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari

tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi

yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian, dan kesejahteraan.25

Sejak awal berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga

ekonomi. Dapat dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi

rakyat, yang secara konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus kepada

23

Ibid, h.472 24

Ibid., h.423 25

Ibid ., h.174

Page 46: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

32

masyarakat bawah yang miskin dan nyaris miskin (poor and near poor).

BMT-BMT berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil,

terutama bantuan permodalan. Untuk melancarkan usaha mambantu

permodalan tersebut, yang biasa dikenal dengan istilah pembiayaan

(financing) dalam khazanah keuangan modern, maka BMT juga berupaya

menghimpun dana, terutama sekali berasal dari masyarakat lokal di

sekitarnya.26

Sesuai dengan pengertian istilahnya, BMT melaksanakan dua jenis

kegiatan, yaitu Bait al-Mal dan Bait at-Tamwil. Sebagai Bait al-Mal, BMT

menerima titipan zakat, infak, sedekah serta menyalurkan (tasaruf) sesuai

dengan peraturan dan amanahnya. Sedangkan sebagai Bait at-Tamwil, BMT

bergiat mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas kegiatan pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan

menabung dan menunjang pembiayaan ekonomi.27

3) Bank Keliling/Rentenir

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rentenir berarti orang yang

mencari nafkah dengan membungakan uang; tukang riba; pelepas uang; lintah

darat.28

Dalamtransaksi simpan-pinjam dana, secara konvensional, si pemberi

pinjaman mengambil tambahan dalam bentuk bunga tanpa adanya suatu

26

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan

UKM di Indonesia, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), h.83 27

Ibid., h.85 28

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), cet. Ke-3, h.949

Page 47: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

33

penyeimbang yang diterima si peminjam kecuali kesempatan dan faktor waktu

yang berjalan selama proses peminjaman tersebut. Yang tidak adil disini adalah

si peminjam diwajibkan untuk selalu, tidak boleh tidak, harus, mutlak, dan pasti

untung dalam setiap penggunaan kesempatam tersebut.29

Riba adalah hukumnya

haram. Di dalam al-quran ada ayat yang menjelaskan tentang keharaman riba,

yakni bisa kita temui dalam surat Arruum, Annisaa, Ali Imran, dan Albaqarah.

Dengan demikian, rentenir/lintah darat dapat diartikan sebagai orang atau

badan yang usahanya memberikan pinjaman dana kepada orang atau badan lain

dengan mengenakan bunga yang sangat tinggi. Pemberian pinjaman ini biasanya

dilakukan dengan cara memanfaatkan kelemahan atau kesulitan hidup dari

peminjamnya; seorang lintah darat tidak jarang mengancam bahkan tak segan-

segan mengambil barang-barang milik peminjam apabila terjadi keterlambatan

pembayaran.30

4) Pegadaian

Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan

barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang

dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian

antara nasabah dengan lembaga gadai.31

Pegadaian adalah lembaga keuangan

nonbank yang termasuk dalam klasifikasi perantara investasi (investment

29

Muhammad Syafi’i Antonio, BankSyariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema

Insani Press, 2006), h.38 30

Ahmad Ifham S., Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama, 2010), h.477 31

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi ke-6 (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2005), h.246

Page 48: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

34

intermediary). Pegadaian banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan pengusaha

golongan kecil dan menengah sebagai alternatif sumber pendanaan selain bank.32

C. UMKM

1. Pengertian UMKM

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah. Masing-masing golongan usaha tersebut memiliki definisi dan

kriteria berbeda. Berikut ini adalah definisi dan kriteria UMKM yang tercantum

dalam Undang-undang tersebut :33

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

32

Ktut Silvangita, Bank & Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta : PT. Gelora Aksara

Pratama, 2009), h.64 33

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah, pasal 1

Page 49: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

35

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan

Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Menurut BPS, UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu usaha

mikro merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 1 s.d 4 orang,

usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19

orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki

tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah (Menegkop dan UKM): Usaha Kecil (UK) termasuk Usaha Mikro

(UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan

memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu,

Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara

Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d.

Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994

tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan

usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset

Page 50: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

36

per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya

Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1)

badang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri

rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang

barang dan jasa).

Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil

(UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp

1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha

milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp

200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.

2. Karakteristik UMKM

Adapun kriteria untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah termuat

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 pasal 6, yaitu

sebagai berikut :34

1) Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

34

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah, pasal 6

Page 51: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

37

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

2) Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.0000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah).

3) Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Penentuan kriteria ini nominalnya dapat dirubah dan disesuaikan dengan

perkembangan perekonomian Indonesia. Perubahan ini bisa terjadi bila ada

Peraturan Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden Republik Indonesia

sebagaimana yang dijelaskan dalam UU. No. 20 Tahun 2008 di pasal 6 ayat 4

menerangkan bahwa : “Kriteria sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf

Page 52: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

38

a, huruf b, dan ayat (2) huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai

nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang

telah diatur dengan Peraturan Presiden.35

3. Perkembangan UMKM

Dalam melihat perekonomian Indonesia, UMKM (Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah) selalu menjadi bahasan yang menarik untuk dikaji. Sektor

UMKM mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian nasional.

Pertama, dapat dilihat bahwa jumlah unit Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) pada setiap tahunnya selalu bertambah, Melihat

perkembangan jumlah UMKM ini (Tabel 2.1), bisa dikatakan bahwa UMKM

merupakan penopang utama perekonomian Indonesia. Data dari Kementrian

Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa UMKM merupakan andalan atau

harapan kemajuan ekonomi Indonesia karena merupakan mayoritas (99,5%) dan

menyerap lebih dari 90% penyerapan tenaga kerja nasional.

Tabel 2.1. Data Jumlah UMKM dan Pertumbuhan UMKM Tahun 2007-2012

TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah UMKM 50.145.800 51.409.612 52.764.603 53.823.732 55.206.444 56.534.592

Pertumbuhan (%) 2,29 2,52 2,64 2,01 2,57 2,41

Sumber : Data BPS

35

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah, pasal 6 ayat 4

Page 53: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

39

Kedua, dari sisi penyerapan tenaga kerja, potensi UMKM sangatlah bagus

untuk menyerap daya tenaga kerja nasional yang jumlahnya berlimpah. Data

perkembangan penyerapan tenaga kerja UMKM selalu mengalami peningkatan

(lihat Tabel 2.2). Maka dari itu UMKM sangat diharapkan untuk dapat terus

berperan secara optimal dalam upaya menanggulangi pengangguran yang

jumlahnya cenderung meningkat setiap tahunnya. Penyerapan tenaga kerja dari

sektor UMKM ini berarti UMKM juga memiliki peranan yang strategis dalam

upaya pemerintah selama ini untuk memerangi kemiskinan di dalam negeri.

Tabel 2.2. Data Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja dan dan Pertumbuhan

Jumlah Tenaga Kerja UMKM Tahun 2007-2012

TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Penyerapan

Tenaga Kerja

90.491.930 94.024.278 96.211.332 99.401.775 101.722.458 107.657.509

Pertumbuhan(%) 2,94 3,90 2,33 3,32 2,33 5,83

Sumber : Data BPS

Ketiga, dalam sumbangan UMKM terhadap PDB (harga konstan) tiap

tahunnya trennya pun juga positif. Hal ini berarti selalu mengalami peningkatan

(lihat tabel 2.3). UMKM memegang posisi yang terbesar yaitu sekitar 57.94%

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Page 54: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

40

Tabel 2.3. Data Jumlah Sumbangan PDB UMKM dan Pertumbuhan atas

PDB UMKM Tahun 2007-2012

TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumbangan PDB

UMKM

(harga konstan)

1.099.301,1 1.165.753,2 1.212.599,3 1.282.571,8 1.369.326,0 1.504.928,2

Pertumbuhan(%) 6,46 6,04 4,02 5,77 6,76 9,90

Sumber : Data BPS

Melihat Perkembangan sektor UMKM di Indonesia menyiratkan

bahwa terdapat potensi yang besar atas kekuatan domestik, jika hal ini

dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik tentu akan dapat

mewujudkan usaha menengah yang tangguh. Perkembangan UMKM yang

meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya

peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu

rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang

dihadapi UMKM yaitu : rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia UMKM

dalam manajeman, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya

kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan terbatasnya akses UMKM terhadap

permodalan, informasi, teknologi, dan pasar, serta faktor produksi lainnya.

Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh UMKM diantaranya adalah

besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan

kelangkaan bahan baku. Juga yang menyangkut perolehan legalitas formal yang

Page 55: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

41

hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi UMKM di Indonesia,

menyusul tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengurusan perizinan. 36

Dalam rangka memperkuat permodalan UMKM , Kementrian Negara

Koperasi telah melaksanakan berbagai program perkuatan, antara lain di

bidang Agribisnis, P2KER, P3KUM, Perkasa, Pembiayaan untuk Koperasi

Pondok Pesantren, permodalan untuk Koperasi Siviat Akademika, dan lain-lain

melalui dana bergulir, baik konvensional maupun syariah. Program tersebut

dikerjasamakan dengan berbagai koperasi dan BMT melalui bank yang ditunjuk

sebagai pelaksana.37

Tanpa akses yang tetap pada lembaga keuangan Mikro (LKM) hampir

seluruh rumah tangga miskin akan menggantungkan pembiayaan pada

kemampuan sendiri yang sangat terbatas pada kelembagaan keuangan

informal (renternir/tengkulak/pelepas uang) yang membatasi kelompok miskin

untuk berpartisipasi dan mendapat manfaat dari kegiatan pembangunan.38

36

Siti Nurjanah, dkk., Analisis Kualitas Layanan Berdasarkan Karakteristik Gender

Pada Pelaku Umkm Bidang Usaha Makanan, Jurnal Fakultas Ekonomi Institut Teknologi dan

Bisnis Kalbis. 37

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan

UKM di Indonesia, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), h.18 38

Ibid., h.14

Page 56: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

42

D. Good Corporate Governance

1. Pengertian GCG

Istilah corporate governance (CG) pertama kali diperkenalkan olek

Komite Cadbury (Cadbury Committee) dalam The Report of Cadbury

Committee on Financial Aspects of Corporate Governance: The Code of Best

Practiceatau yang lazim disebut dengan Cadbury Report pada tahun 1992.

Komite ini dibentuk oleh London Stock Exchange pada bulan Mei 1991 sebagai

wujud keprihatinan atas skandal yang terjadi pada Maxwell Communication pada

tahun yang sama.39

Komite Cadbury mendefinisikan corporate governance

sebagaimana sebagai berikut : Corporate governance adalah sistem yang

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai

keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan

dengan tujuan agar mencapai keseimbangan antara kewenangan yang diperlukan

oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan

pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan

kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya.40

Pengertian Corporate Governance menurut Price Waterhouse Coopers

sebagai berikut : Corporate governance terkait dengan pengambilan keputusan

yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem, berbagai

39

Any Maskur, Analisis Pelaksanaan Good Corporate Governance Di Usaha Mikro

Kecil Dan Menengah Studi Kasus Pada Mitra Binaan Unit PKBL PT Taspen (Persero), Tesis FE

Universitas Indonesia, 2012, h.7 40

Indra Surya, dkk. Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak

Istimewa demi Kelangsungan Usaha. (Jakarta : Prenada Media Grup, 2006), h.24-25

Page 57: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

43

proses, kebijakan-kebijakan, dan struktur organisasi, yang bertujuan untuk

mencapai bisnis yang menguntungkan, efisien, dan efektif dalam mengelola

risiko dan bertanggung jawab dengan memerhatikan kepentingan stakeholders..41

OECD mendefinisikan corporate governance sebagai : Sekumpulan

hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan

pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate

governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan

dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang baik dapat

memberikan rangsanagan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan

yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus

memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan

menggunakan sumber daya dengan lebih efisien.42

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Good

Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar.

Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap

perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara.

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) mendorong terciptanya

persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu

diterapkannya Good Corporate Governance (GCG) bagi perusahaan-perusahaan

41

Ibid., h.27 42

Ibid. h.25

Page 58: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

44

di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas

ekonomi yang berkesinambungan.43

2. Prinsip Dasar dan Asas GCG

Di dalam pedoman umum yang dikeluarkan oleh KNKG Tahun 2006,

GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien,

transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu

penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu

negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar,

dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip-prinsip

dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:

1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan

yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan

peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten

(consistent law enforcement).

2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman

dasar pelaksanaan usaha.

3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang

terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan

43

Komite Nasional Kebijakan Governance, Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia Tahun 2006, h.i

Page 59: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

45

melakukan kontrol sosial (social control) secara obyektif dan bertanggung

jawab.44

Penerapan good corporate governance (GCG) dapat didorong dari dua

sisi, yaitu etika dan peraturan. Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari

kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang

mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders,dan

menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Di sisi lain, dorongan

dari peraturan (regulatory driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua pendekatan ini memiliki

kekuatan dan kelemahannya masing-masing dan seyogyanya saling melengkapi

untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat.45

Pedoman umum good corporate governance Indonesia yang disusun oleh

KNKG menyebutkan ada 5 asas GCG yaitu : Transparansi, Akuntabilitas,

Responsibilitas, Independensi, dan Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran).

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Transparansi

Prinsip dasar transparansi terkait dengan penyediaan informasi yang

material dan relevan kepada pemangku kepentingan. Perusahaan diharuskan

untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan

44

Ibid., h.3 45

Ibid., h.ii

Page 60: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

46

perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan

keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

Jenis informasi yang diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada visi, misi,

sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan

kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh

anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya

dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem

pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta

tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi

perusahaan.

b. Akuntabilitas

Akuntabilitas terkait dengan pengelolaan perusahaan secara benar,

terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lain. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus:

1. Menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ

perusahaan dan karyawannya secara jelas dan selaras dengan visi,

misi, nilai-nilai perusahaan (Corporate values), dan strategi perusahaan.

2. Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan karyawannya

mempunyai kemampuan yang sesuai dengan tugas, tanggung jawab,

dan perannya dalam pelaksanaan GCG.

Page 61: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

47

3. Memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam

pengelolaan perusahaan.

4. Memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten

dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem reward and

punishment.

5. Memiliki etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang

disepakati.

c. Responsibilitas

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

pengakuan sebagai good corporate citizen.

d. Independensi

Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh

pihak lain. Yaitu dengan menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun,

tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, sehingga pengambilan keputusan

dapat dilakukan secara obyektif. Kemudian masing-masing organ perusahaan

harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan

peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar

tanggung jawab antara satu dengan yang lain.

Page 62: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

48

e. Fairness

Prinsip dasar dari fairness adalah dalam melaksanakan kegiatannya,

perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham

dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan,

melalui:

1.Memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk

memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan

perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan

prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.

2. Memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku

kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada

perusahaan.

3. Memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir

dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa memberdakan

suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

Berikut penjelasan prinsip-prinsip Good Corporate Governance menurut

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-

MBU/2002 :46

46

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-Mbu/2002 Tentang

Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bab

2 Pasal 3

Page 63: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

49

a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan

relevan mengenai perusahaan;

b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak

manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat;

e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-

hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Tujuan GCG

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance Tahun 2006, GCG

mempunyai enam macam tujuan utama. Keenam macam tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang

didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi

serta kewajaran dan kesetaraan.

Page 64: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

50

b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ

perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang

Saham.

c. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi

agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh

nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan.

d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan

terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar

perusahaan.

e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap

memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

f. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun

internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat

mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang

berkesinambungan.

4. Manfaat GCG

Banyak manfaat yang didapatkan dengan diterapkannya GCG bagi suatu

perusahaan/organisasi.bukan hanya mendatangkan manfaat bagi organisasi

tersebut, tetapi juga bermanfaat dan memberikan keuntungan bagi para pihak

yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 65: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

51

Berbagai macam manfaat yang diperoleh dalam penerapan asas-asas

Coprporate Governance antara lain sebagai berikut :47

a. Dengan GCG proses pengambilan keputusan akan berlangsung secara lebih

baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dapat

meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat.

b. GCG akan memungkinkan dihindarinya atau sekurang-kurangnya dapat

diminimalkan tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pihak direksi

dalam pengelolaan perusahaan.

c. Nilai perusahaan di mata investor akan meningkat sebagai akibat dari

meningkatnya kepercayaan mereka kepada pengelola perusahaan tempat

mereka berinvestasi.

d. Bagi para pemegang saham, dengan peningkatan kinerja sebagaimana disebut

pada poin a, dengan sendirinya juga akan menaikan nilai saham mereka dan

juga nilai dividen yang akan mereka terima. Bagi Negara ini juga akan

menaikan jumlah pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan yang berarti

akan terjadi peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak.

e. Karena dalam praktik GCG karyawan ditempatkan sebagai salah satu

stakeholder yang seharusnya dikelola dengan baik oleh perusahaan, maka

motivasi dan kepuasan kerja karyawan juga diperkirakan akan meningkat.

47

Any Maskur, Analisis Pelaksanaan Good Corporate Governance di Usaha Mikro

Kecil Dan Menengah Studi asus Pada Mitra Binaan Unit PKBL PT Taspen (Persero), (Jakarta :

Tesis Universitas Indonesia, 2013), h.26-27

Page 66: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

52

f. Dengan baiknya pelaksanaan CG, maka tingkat kepercayaan para

stakeholders kepada perusahaan akan meningkat sehingga citra positif

perusahaan akan naik. Hal ini tentu saja dapat menekan biaya (cost) yang

timbul akibat tuntutan stakeholders kepada perusahaan.

g. Penerapan CG yang konsisten juga akan meningkatkan kualitas laporan

keuangan perusahaan. Manajemen cendrung untuk tidak melakukan rekayasa

terhadap laporan keuangan, karena adanya kewajiban untuk mematuhi

berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku dan penyajian informasi

secara transparan.

E. Review Study

Berdasarkan telaah yang telah dilakukan, penulis mendapat beberapa

bahan penelitian yang berkaitan dengan penelitan penulis sebagai acuan dalam

penulisan skripsi ini. Penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah

pokok penelitian ini menarik dan penting untuk diteliti. Adapun hasil review

studi terdahulu, yang berkaitan dengan judul yang akan dibahas, yaitu :

No

Aspek

Perbandingan

Study Terdahulu Rencana Skripsi

1. a. Judul “Evaluasi Program yayasan

Lima Belas Juli (Yaliju) dalam

meningkatkan kesejahteraan

Evaluasi Program Yayasan Kuntum

Indonesia dan Pengetahuan Pelaku

UMKM dalam Upaya

Page 67: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

53

Masyrakat Kelurahan Sawangan

Lama-Depok”

Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah jakarta, 2007.

Pengembangan UMKM di Kampung

Wisata Bisnis Tegalwaru

b. Fokus

Penelitian

Meneliti/menjelaskan sesuatu

tentang evaluasi keberhasilan

program yayasan Lima Belas

Juli dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam

bidang pendidikan, ekonomi,

sosial, kesehatan.

Meneliti tentang evaluasi program

tata kelola dari Yayasan Kuntum

Indonesia dengan standard GCG

(Good Corporate Governance),

kemudian efek keberadaan yayasan

bagi para pelaku UMKM di

Tegalwaru.

c. Metode

Penelitian

Menggunakan pendekatan

kualitatif dangan desain evaluasi

Menggunakan pendekatan kualitatif

dan merupakan jenis penelitian

lapangan (Field Research)

d.Objek

Penelitian

Pelaku Program Yayasan Lima

Belas Juli dan Masyarakat

Kelurahan Sawangan Lama

Pengurus Yayasan Kuntum

Indonesia dan Pelaku UMKM di

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.

2. a. Judul “Studi Deskriptif Penerapan

Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance Pada Perusahaan

Evaluasi Program Yayasan Kuntum

Indonesia dan Pengetahuan Pelaku

UMKM dalam Upaya

Page 68: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

54

Keluarga Di Bidang

Manufaktur Kayu”

Jurnal Agora Vol. 1, No. 1,

(2013), Universitas Kristen Petra

Pengembangan UMKM di Kampung

Wisata Bisnis Tegalwaru

b. Fokus

Penelitian

Meneliti tentang penerapan

aspek GCG pada perusahaan

keluarga, yaitu pada Perusahaan

Manufaktur Kayu

Meneliti tentang evaluasi program

tata kelola dari Yayasan Kuntum

Indonesia dengan standard GCG

(Good Corporate Governance),

kemudian efek keberadaan yayasan

bagi para pelaku UMKM di

Tegalwaru.

c. Metode

Penelitian

menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif dengan uji

triangulasi sumber

Menggunakan pendekatan kualitatif

dan merupakan jenis penelitian

lapangan (Field Research)

d.Objek

Penelitian

perusahaan keluarga

manufaktur kayu

Pengurus Yayasan Kuntum

Indonesia dan Pelaku UMKM di

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.

3. a. Judul “Analisis Pelaksanaan Good

Corporate Governance Di Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah

Studi Kasus Pada Mitra Binaan

Evaluasi Program Yayasan Kuntum

Indonesia dan Pengetahuan Pelaku

UMKM dalam Upaya

Pengembangan UMKM di Kampung

Page 69: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

55

Unit PKBL PT TASPEN

(Persero)”

Tesis FE Universitas Indonesia,

2012

Wisata Bisnis Tegalwaru

b. Fokus

Penelitian

Meneliti tentang membahas

kondisi internal Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM)

yang menjadi mitra binaan

Unit PKBL PT Taspen

(Persero), dan bagaimana

pelaksanaan usaha jika

dikaitkan dengan penerapan

Good Corporate Governance

(GCG)

Meneliti tentang evaluasi program

tata kelola dari Yayasan Kuntum

Indonesia dengan standard GCG

(Good Corporate Governance),

kemudian efek keberadaan yayasan

bagi para pelaku UMKM di

Tegalwaru.

c. Metode

Penelitian

Metode penelitian yang

digunakan adalah deskriptif

dan kuantitatif.

Menggunakan pendekatan kualitatif

dan merupakan jenis penelitian

lapangan (Field Research)

d.Objek

Penelitian

UMKM yang menjadi mitra

binaan unit PKBL PT Taspen

(Persero)

Pengurus Yayasan Kuntum

Indonesia dan Pelaku UMKM di

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.

Page 70: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

56

4. a. Judul ”Analisis program social

entrepreneur terhadap

pengembangkan Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM)”

Skripsi STEI Tazkia, 2013

Evaluasi Program Yayasan Kuntum

Indonesia dan Pengetahuan Pelaku

UMKM dalam Upaya

Pengembangan UMKM di Kampung

Wisata Bisnis Tegalwaru

b. Fokus

Penelitian

Meneliti tentang program apa

yang seharusnya dilakukan

social entrepreneur dalam

mengembangkan UMKM di

KWBT, lalu perspektif Islam

terhadap social entrepreneur.

Meneliti tentang evaluasi program

tata kelola dari Yayasan Kuntum

Indonesia dengan standard GCG

(Good Corporate Governance),

kemudian efek keberadaan yayasan

bagi para pelaku UMKM di

Tegalwaru.

c. Metode

Penelitian

Menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan jenis penelitian

korelasional.

Menggunakan pendekatan kualitatif

dan merupakan jenis penelitian

lapangan (Field Research)

d.Objek

Penelitian

Pelaku UMKM di Kampung

Wisata Bisnis Tegalwaru

Pengurus Yayasan Kuntum

Indonesia dan Pelaku UMKM di

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.

Page 71: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif,yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu

bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasikan suatu

konsep, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahanmanakala

ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna di

lapangan.1

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam Burhan

Bungin pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang

dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif

melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukansesuatu

dalampengamatan, pengamatan harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu

itu.2

Dipihak lain kualitas menunjukan segi alamiah yang dipertentangkan

dengan kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka

1 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), h.39 2 Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), h.2

Page 72: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

58

kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang

tidak mengadakan perhitungan.3

Penulis buku penelitian kualitatif Denzim dan Lincoln dalam Lexy

J.Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi

dan dilakukan dengan jalan yang melibatkan berbagai metode yang ada.4

Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah disintesiskan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk

memahami fenomena tentang yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk meneliti secara mendalam,

menyajikan data secara akurat, kemudian melihat dan menilai bagaimana

penerapan konsep GCG pada Yayasan yang mengkoordinir UMKM di Kampung

Wisata Bisnis Tegalwaru. Lalu dilihat, aspek mana yang sudah berjalan baik dan

mana yang belum untuk kemudian dievaluasi.

Penelitian ini juga melihat dampak dari keberadaan Yayasan Kuntum

Indonesia ini dalam mendorong pelaku UMKM mempunyai jiwa kewirausahaan

lewat tanggapan pelaku UMKM dan juga pula melihat keberadaan yayasan ini

3Ibid, h.3

4Ibid, h.5

Page 73: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

59

dalam upaya perkembangan UMKM di KWBT. Sehingga nantinya bisa

merumuskan hal apa saja yang perlu ditingkatkan.

B. Jenis dan Sumber Penelitian

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

didapat dari penelitian lapangan, penelitian lapangan ide pentingnya adalah

bahwa peneliti berangkat ke „lapangan‟ untuk mengadakan pengamatan tentang

sesuatu fenomenon dalam suatu keadaan alamiah atau „in situ‟.

Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa sumber data yang didapat

oleh penulis dalam menunjang data yang didapat sebelumnya, sehingga

peneliti mendapatkan data yang valid, diantaranya:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek

risetnya.5 Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari wawancara dengan

pengurus Yayasan Kuntum Indonesia dan pelaku UMKM di KWBT. Data yang

terkumpul merupakan gambaran umum tentang Yayasan Kuntum Indonesia,

penerapan GCG, dan dampak keberadaan Yayasan bagi pelaku UMKM di

KWBT.

5 HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : Graha Ilmu,

2004). h.69

Page 74: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

60

2. Data Sekunder

Yaitu semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang

diteliti.6 Data sekunder ini meliputi data yang bersumber dari buku-buku atau

laporan yang terkait dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku-buku yang

mendukung teori penelitian, jurnal-jurnal, dan internet.

C. Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT)

yang berada di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Bogor, Jawa Barat.

Penelitian dilakukan pada Yayasan Kuntum Indonesia dan pelaku UMKM di

KWBT.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses yang

sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan

tertentu.7 Dalam penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam

proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi

dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah :

6Ibid.

7 HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : Graha Ilmu,

2004). h.66

Page 75: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

61

pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar

pertanyaan, dan situasi wawancara.8

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:9

a. Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan. Dalam jenis ini, peneliti akan membuat draft pertanyaan yang

disusun secara rapi dan ketat sesuai dengan kriteria penelitian.

b. Tidak terstruktur

Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda

dengan yang tak terstruktur. Cirinya kurang diinterupsi dan arbiter.

Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang

bukan baku atau informasi tunggal. Peneliti menggunakan jenis ini juga

karena peneliti ingin menanyakan sesuatu secara lebih mendalam lagi pada

seorang subjek tertentu dan juga peneliti ingin mengungkapkan motivasi,

maksud, atau penjelasan dari responden.

2. Observasi

Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data

dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat, serta

8 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : LP3S, ),

h.192 9 Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), h.189-190

Page 76: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

62

mencatat fenomena yang muncul serta mempertimbangkan hubungan antar

aspek dalam fenomena tersebut.

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Metode observasi adalah

metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan.10

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat data primer

yang di dapat dari sumber data yang berupa dokumentasi dan laporan.

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat

oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi

merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk

mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media

tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek

yang bersangkutan.11

10

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana, 2009), h.115 11

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), h.143

Page 77: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

63

E. Teknik Pengolahan Data

Pada dasarnya dan pada prinsipnya, semua teknik analisis data kualitatif

adalah sama, yaitu melewati prosedur pengumpulan data, input data, analisis

data, penarikan kesimpulan dan verifikasi, dan diakhiri dengan penulisan hasil

temuan dalam bentuk narasi.12

Teknik analisis data yang lebih dipahami dan lebih sesuai adalah teknik

analisis data model interaktif menurut Miles & Huberman yang terdiri atas empat

tahapan yang harus dilakukan. Pertama adalah tahap pengumpulan data, tahapan

kedua adalah tahap reduksi data, tahapan ketiga adalah tahap display data, dan

tahapan keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau tahap verifikasi.

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat

penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Inti dari reduksi data adalah proses

penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi

satu bentuk tulisan yang akan dianalisis. display data adalah mengolah data

setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur

tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah

dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke

dalam bentuk yang lebih konkrit dan sederhana yang disebut dengan subtema

yang diakhiri dengan memberikan coding dari subtema tersebut sesuai dengan

verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan. Kesimpulan merupakan

tahap akhir dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model interaktif

12

Ibid. H.163

Page 78: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

64

yang dikemukakan oleh Miles & Huberman, secara esensial berisi tentang uraian

dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan

pengodean yang telah terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancara.13

F. Uji Keabsahan Data

Lexy J.Moleong dalam bukunya Metodelogi Kualitatif, dalam

menentukan keabsahan data salah satunya adalah dengan melakukan triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.

Triangulasi yang dipilih adalah triangulasi dengan sumber. Triangulasi

dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan : (1) membandingkan

data hasil pengamatan dengan hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang

dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi;

(3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan

dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti

rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,

13

Ibid. H.164-179

Page 79: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

65

orang pemerintahan ; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

dokumen yang berkaitan.14

G. Teknik Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”. Buku ini merupakan rujukan ilmiah bagi para

peneliti mahasiswa UIN Jakarta, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan

Hukum yang sedang menyusun tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana.

14

Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), h.330-331

Page 80: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

66

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil UMKM Tegalwaru

1. Kondisi Umum Desa Tegalwaru

a. Letak Geografis

Desa Tegalwaru merupakan salah satu Desa di Kecamatan Ciampea, Kabupaten

Bogor, dengan luas wilayah 338.843 Ha, di atas permukaan laut 200 m, dan tinggi

curah hujan 21°-23° C s.d. 21-23 M³, yang terbagi dalam 2 dusun, 6 Rukun Warga

(RW) dan 38 Rukun Tetangga (RT). Adapun batas-batas wilayah Desa Tegalwaru

yaitu, sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Desa Bojong Jengkol, Sebelah

Selatan berbatasan dengan Desa Cinangka, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa

Cidadas/Bojong Rangkas. Sementara jarak Kantor Desa Tegalwaru ke Ibukota

Kecamatan yaitu 2,5 km, jarak Kantor Desa ke Kabupaten Bogor 25 Km, jarak

Kantor Desa ke Provinsi Jawa Barat yaitu 132 Km dan jarak Kantor Desa ke Ibukota

Negara ialah 73 Km.

Penggunaan lahan di Desa Tegalwaru sebagian besarnya dimanfaatkan untuk

perumahan dan pertanian. Adapun luas wilayah Desa Tegalwaru menurut

pemanfaatannya yaitu ; luas perumahan/pemukiman dan pekarangan sebanyak

123,743 Ha, penggunaan untuk sawah sebanyak 150 Ha, luas lahan/Huma adalah 50

Ha, luas jalan 6 Ha, lahan untuk pemakaman sebanyak 4,5 Ha, lahan perkantoran 0,2

Ha, lapangan olahraga sebanyak 0,8 Ha, lahan untuk pendidikan sebanyak 0,2 Ha,

dan lahan untuk bangunann peribadatan sebanyak 3,4 Ha. Sementara tanah kas Desa

Page 81: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

67

Tegalwaru seluas 1.700 M², penggunaannya meliputi bangunan Kantor Desa

sebanyak 0,002 Ha.

b. Kondisi Demografis

Berdasarkan data hingga akhir Bulan Desember Tahun 2011, penduduk Desa

Tegalwaru tercatat sebanyak 12.409 jiwa. Jumlah tersebut meliputi 6.198 jiwa

penduduk laki-laki dan 6.211 jiwa penduduk perempuan, dan jumlah KK sebanyak

3.293 jiwa. Adapun kepadatan penduduk Desa Tegalwaru per KM² yaitu sebesar 3,6

juta jiwa. Komposisi umur dengan usia terbanyak adalah pada usia remaja khusunya

yang berusia 15-19 tahun. Sedangkan usia dengan komposisi terendah terdapat pada

usia lansia yaitu antara 65-69 tahun. Berikut adalah jumlah penduduk Desa

Tegalwaru menurut struktur umur sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru menurut struktur umur

Kelompok

Umur

Jumlah Jiwa Jumlah

Laki-laki Perempuan

0-4 422 417 839

5-9 490 453 943

10-14 264 554 818

15-19 587 598 1185

20-24 427 467 894

25-29 515 535 1050

30-34 430 466 896

35-39 424 419 843

40-49 534 446 980

50-54 385 416 801

55-59 449 418 867

60-64 576 425 1001

65-69 315 300 675

70-ke atas 380 297 677

Jumlah 6198 6211 12409 Sumber : Profil Desa Tegalwaru Tahun 2012

Page 82: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

68

c. Kondisi Ekonomi dan Pendidikan

Desa Tegalwaru memiliki penduduk desa yang beragam jenis mata

pencahariannya dan dimonasi oleh petani dan pengrajin. Hal inilah yang membuat

perekonomian Desa Tegalwaru terus tertopang. Lahan pertanian yang begitu banyak

mendorong sebagian besar penduduk desa untuk bekerja sebagai petani. Selain

memanfaatkan hasil pertanian sebagai pendapatannya, para petani juga sering

memanfaatkan rumput-rumput yang tumbuh di lahan pertanian untuk kemudian

dipotong dan dikumpulkan lalu dijual kepada pengusaha peternakan sehingga

menjadi sumber pendapatan tambahan baginya. Berikut ini merupakan data penduduk

Desa Tegalwaru berdasarkan mata pencahariannya.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru berdasarkan mata pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah

1 Pegawai Negeri Sipil 120 orang

2 TNI/POLRI 10 orang

3 Karyawan Swasta 227 orang

4 Wiraswasta/Pedagang 230 orang

5 Petani 971 orang

6 Pertukangan 275 orang

7 Buruh Pabrik 275 orang

8 Pensiunan 15 orang

9 Pemulung 6 orang

10 Jasa/Penjahit 35 orang

11 Tukang bangunan 60 orang

12 Tukang Ojek 350 orang

13 Bengkel 20 orang

14 Sopir Angkutan 30 orang

15 Tukang Las 9 orang

16 Pengrajin 810 orang Sumber : Profil Desa Tegalwaru Tahun 2012

Page 83: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

69

Dalam bidang pendidikan, boleh dikatakan bahwa tingkat pendidikan di Desa

Tegalwaru masih terbilang rendah karena mayoritas penduduknya adalah lulusan

Pendidikan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 1.235 orang, diikuti oleh SMP/SLTP

berjumlah 219 orang. Adapun selain pendidikan formal, Desa Tegalwaru juga

memerhatikan pendidikan penduduknya lewat pendidikan khusus yang meliputi

pondok pesantren, madrasah, sekolah luar biasa, dan kursus keterampilan. Berikut

adalah data mengenai jumlah penduduk Desa Tegalwaru dalam bidang pendidikan :

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru berdasarkan pendidikan

No. Jenis Pendidikan Pendidikan Jumlah

1 Lulusan Pendidikan Umum Taman Kanak-kanak 55 orang

2 Sekolah Dasar 1.235 orang

3 SMP/SLTP 219 orang

4 SMA/SLTA 93 orang

5 Akademi (D1-D3) 27 orang

6 Sarjana (S1-S3) 51 orang

7 Lulusan Pendidikan Khusus Pondok Pesantren 45 orang

8 Madrasah 35 orang

9 Pendidikan Keagamaan 10 orang

10 Sekolah Luar Biasa - Orang

11 Kursus Keterampilan 50 orang Sumber : Profil Desa Tegalwaru Tahun 2012

Dari tabel di atas tergambar bahwa pendidikan yang didapatkan oleh warga

Desa Tegalwaru sangat mempengaruhi jenis pekerjaan sehari-hari di Desa Tegalwaru,

dimana mayoritas penduduk desa bekerja sebagai petani dan pengrajin tas. Penduduk

Desa Tegalwaru juga banyak yang mengikuti kursus keterampilan, sehingga dengan

bekal tersebut banyak warga yang berinisiatif membuka usaha sendiri. Efeknya juga

adalah warga lainnya juga ikut termotivasi untuk membuka usaha.

Page 84: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

70

d. Sarana dan prasarana di Desa Tegalwaru

Ada berbagai macam sarana prasarana yang terdapat di Desa Tegalwaru, sarana

prasarana ini berguna untuk mendukung kegiatan-kegiatan masyarakat Desa

Tegalwaru maupun tamu pendatang. Prasarana ini meliputi lapangan sepakbola

sebanyak 3 buah, lapangan volly 3 buah, lapangan bulu tangkis 6 buah, lapangan

tenis meja 4 buah, dan kolam renang sebanyak 1 buah. Sarana prasarana di bidang

kesehatan, pendidikan, dan keagamaan di Desa Tegalwaru dapat dikatakan sudah

terpenuhi bagi kebutuhan warganya. Sedangkan untuk bidang kesenian kebudayaan

maupun sosial belum terpenuhi kebutuhannya.

Mengenai sarana prasarana Desa Tegalwaru di bidang kesehatan, terdapat

Poliklinik atau balai pelayanan masyarakat sebanyak 2 buah dan puskesmas

pembantu sebanyak 1 buah. Lokasi balai pelayanan masyarakat salah satunya berada

dalam wilayah Kantor Kepala Desa sehingga memudahkan akses warga ke lokasi itu.

Sementara untuk kegiatan keagamaan di Desa Tegalwaru terbilang aktif. Hal ini

dilihat dari kegaitan-kegiatan keagamaan masyakarakat seperti majlis taklim yang

berjumlah 39 kelompok dengan anggota sebanyak 780 orang. Jumlah masjid sendiri

yang ada di Desa Tegalwaru berjumlah 15 buah dan musholla nya sebanyak 20 buah.

Masjid dan mushollah ini juga sering dijadikan tempat kegiatan belajar agama dan

pengajian.

2. Potensi UMKM di Desa Tegalwaru

Desa Tegalwaru terkenal sebagai lumbung berbagai produksi pertanian serta

wirausaha. Desa ini memiliki jumlah penduduk 12.409 jiwa dan sebagian besar

Page 85: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

71

berprofesi sebagai petani dan wirausaha (pengrajin). Lingkungan yang asri di daratan

Gunung Salak Endah memberikan keuntungan bagi para petani dalam menggarap

lahan pertaniannya.

Berbagai jenis UMKM dapat ditemukan di Desa Tegalwaru, hal ini menjadi

kebanggaan tersendiri bagi warganya dan menjadi daya tarik bagi masyarakat luar

untuk berkunjung ke Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru untuk melihat dan

mempelajari usaha yang berbasis homeindustry sehingga juga mendapatkan motivasi

berwirausaha.

Melalui pendirian Yayasan Kuntum Indonesia, Ibu Tatiek mengajak para

pelaku usaha yang ada di Desa Tegalwaru untuk bergabung dan memajukan potensi

UMKM sebagai Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru. Tujuan mendirikan KWBT ini

sendiri juga untuk mengatasi kendala pemasaran yang dihadapi banyak pelaku usaha

di Desa Tegalwaru.

Selain dengan banyaknya UMKM yang terdapat disini, Kampung Wisata Bisnis

Tegalwaru juga menawarkan potensi lain di wilayahnya meliputi; udara yang sejuk,

panorama alam yang indah, tempat berkumpul dan bermain keluarga, tempat ibadah,

kebun sayur, kebun buah, peternakan kelinci, budidaya jamur tiram, budidaya

tanaman obat dan lidah buaya dan sebagainya.

3. Profil UMKM di KWBT

Jumlah Pelaku UMKM di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini sangat

beragam dan banyak jumlahnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tatiek,

dari berbagai macam jenis usaha yang ada di KWBT ini, mayoritas pelaku UMKM

Page 86: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

72

disini adalah pada bidang industri kreatif karena banyaknya sumber daya manusia

yang berpengalaman juga kreatif dan potensi desa yang begitu besar, sehingga

dengan hal itu diolahlah menjadi suatu produk bisnis.

Pelaku UMKM disini mayoritasnya adalah laki-laki dikarenakan kaum laki-laki

di Desa Tegalwaru lebih tertarik untuk membuka bisnis rumahan didampingi oleh

istrinya dibandingkan harus bekerja dengan orang lain. Walaupun berdasarkan data

kependudukan Tegalwaru 2012, lulusan SD menjadi yang paling tinggi, namun tidak

terjadi pada pelaku UMKM di Tegalwaru, sebab disini kebanyakan dari mereka

adalah lulusan SLTA karena kesadaran pendidikannya juga semakin meningkat.

Pada awal pendirian Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini memang

sebelumnya sudah ada beberapa UMKM yang eksis disini, namun setelah

pendiriannya banyak UMKM-UMKM baru yang lahir dan bertumbuh. Adapun dari

segi pendapatan perbulan, UMKM disini sangat beragam dari mulai ratusan ribu

sampai puluhan juta.

Secara geografis, Desa Tegalwaru terdiri dari 6 RW dan 38 RT, dan masing-

masing RW memiliki spesifikasi usaha mayarakat. Berdasarkan hasil survei

penelitian, di RW 01 beberapa warga memilih alternatif pencaharian keluarganya

sebagai pengrajin anyaman bambu dan bilik. RW 02 terdapat pengrajin pandai besi

dan pesanan golok ukir. RW 03 karena wilayahnya yang masih luas oleh lahan

pertanian, menjadikan warga RW 03 ini menggarap lahan mereka dengan tanaman

obat, buah, dan tanaman hias.

Page 87: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

73

Usaha selanjutnya di RW 04 berbagai industri pembuatan selai kelapa dan

pembiakan ikan patin. Dari limbah industri selai kelapa, berpotensi melahirkan aneka

usaha seperti briket arang, nata de coco, dan hiasan/aksesoris. Di RW 05 pun terdapat

industei rumahan berupa pengolahan kecap, cuka, saus, dan minuman orson.

Walaupun menggunakan media produksi yang sangat sederhana telah memberikan

income keluarga yang cukup menjanjikan. Kemudian terakhir di RW 06 masyarakat

dominan sebagai pedagang dan tukang bangunan tapi di beberapa area terdapat

budidaya tanaman DAS yang telah cukup banyak diakui banyak pihak.

Berikut adalah beberapa profil UMKM yang dipilih berdasarkan purposive

sampling oleh penulis, yang juga direkomendasikan oleh Ketua Yayasan Kuntum

Indonesia :

a. Kerajinan Tas (Pak Ibad)

Kerajinan tas merupakan mayoritas usaha yang ada di Desa Tegalwaru. Salah

satu pelaku UMKM ini yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat adalah Pak Ibad.

Dia banyak mempekerjakan warga desa untuk ikut membuat tas sehingga ia juga

dikenal bos besar para pekerja tas. Sejarah usaha ini berdiri adalah awalnya ia bekerja

sebagai karyawan pada salah satu pabrik tas di Jakarta, ia menekuninya selama 17

tahun disana. Hingga suatu hari terjadi kerusuhan Mei 1998 dan ini titik awal ia

hengkang dari Jakarta dan bertekad untuk membuka usaha membuat tas di desanya

sendiri.

Pengalaman Pak Ibad di Jakarta menjadi modal awal untuk membuka usaha, ia

bekerjasama dengan anak perusahaan dari salah satu perusahaan besar. Semua

Page 88: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

74

pasokan bahan didapat darinya. Usahanya yaitu mengolah bahan dan membentuk

pola hingga jadi. Sehingga awal bisnisnya hanya bermodal kejujuran dari mitra

tersebut, bahkan perusahaan itu memberikan pinjaman untuk permodalan seperti

pendirian pabrik, alat-alat kerja, dsb. tanpa meminta bunga sepeser pun. Dari situ,

tingkat produksi pun juga makin meningkat. Hal ini sama-sama menguntungkan bagi

kedua belah pihak. Akhirnya setelah 10 tahun berjalan, pihak perusahaan

memberhentikan kontrak karena kondisi pasar yang sudah tidak stabil, barang-barang

asal Cina masuk pasaran dengan harga yang jauh lebih murah.

Pak Ibad tak mau menyerah, dengan memanfaatkan hasil-hasil yang

diperolehnya saat kerjasama, ia mulai menyusun strategi untuk pengembangan

bisnisnya. Ia mulai berdikari dan mengajak tetangganya membuat pola, dimulai dari

pengguntingannya hingga penjahitan. Apabila ada warga yang belum bisa menjahit,

maka hanya dipersilahkan hanya sampai pola. Ada banyak pilihan kerjasama yang

ditawarkan Pak Ibad. Hingga saat ini usaha tas oleh Pak Ibad semakin digemari Desa

Tegalwaru sebagai usaha rumahan karena tidak perlu ke Jakarta dan bisa

mengerjakannya di rumah sambil berkumpul dengan keluarga. Sekarang usahanya ini

lebih banyak dipimpin oleh anaknya, yaitu Fadli.

Pemilihan kerja yang dilakukan warga Desa Tegalwaru sesuai permintaan

warga sendiri dan kemauan menjadi pengrajin tas. Pak Ibad dan Fadli membantu

memfasilitasinya. Hasil produksi tas Tegalwaru ini banyak dipasarkan di Jakarta

maupun luar Jawa, bahkan pernah juga sampai ke luar negeri. Para pengunjung Desa

Tegalwaru juga bisa memesan desain sesuai kebutuhan.

Page 89: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

75

b. Pembibitan Ikan (Pak Bidin)

Pak Bidin merupakan salah satu pelaku usaha yang juga sudah cukup lama

menjalankan usahanya, ia memulai usaha pembibitan ikan patin sekitar tahun 2000,

awalnya ia beternak ikan mas dan lele, namun karena potensi patin lebih tinggi dan

menguntungkan, akhirnya dia fokus kepada pembibitan patin.

Pada awalnya, Pak Bidin hanya mempunyai 10 akuarium untuk pembibitan ini.

Karyawannya hanya satu. Lalu, ketika melihat peluang yang lebih besar pada saat

panennya, kemudian ia menambahkan lagi akuariumnya sampai dengan berjumlah 50

buah dengan anak buah 2 orang. Sekarang kurang lebih ia mempunyai 100 akuarium

dengan 4 orang karyawan. Namun, karyawan-karyawannya ini tidak setiap waktu ia

pakai, ia memakainya ketika sedang panen dan untuk memberi makan bibit ikan.

Masa-masa sulit dari pembibitan patin ini adalah pada bulan 7-10 sebab

telornya ini sangat jarang, dan pada masa bulan ini ia tidak memakai karyawan, ia

dan istrinya yang langsung mengurusinya. Sedangkan pada bulan selain itu, telur-

telur banyak dihasilkan, sehingga ketika panen pun juga sangat banyak sekali.

Adapun mengenai pemasarannya, sekarang sudah sangat luas, permintaan terus

meningkat namun produksi ikannya kurang. Pak Bidin mempunyai pelanggan tetap

yang berasal dari Jawa, Lampung, Palembang, bahkan sampai ke Kalimantan.

Dalam menjalankan usahanya, hampir seluruh modalnya diperoleh sendiri dari

kantong pribadi Pak Bidin dan hanya 2 kali melakukan peminjaman dari bank, yaitu

sebesar 15 juta yang ia gunakan juga untuk membantu karyawannya, dan ia juga

menjadi kafalah atas temannya yang meminjam uang 100 juta atas nama Pak Bidin.

Page 90: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

76

c. Wayang Golek (Pak Aris)

Pak Aris merupakan satu-satunya pelaku UMKM di Tegalwaru yang

mempunyai usaha di bidang pembuatan dan jasa servis Wayang Golek. Ia memulai

usahanya sejak berumur 12 tahun. Pada awalnya ia sangat hobbi menonton wayang

Golek, kemudian ia iseng-iseng membuat wayang Golek, banyak juga temannya yang

meminta dibuatkan. Ia mempelajarinya secara otodidak. Kemudian lama-kelamaan

banyak orang yang memesannya untuk dbuatkan. Dari sinilah ia mulai mendalami

pembuatan Golek ini, dari hobbi bisa menghasilkan uang, dari situ ia tambah

semangat membuat Golek.

Dalam membuat wayang ini, mula-mulanya Pak Aris sendiri yang membuat.

Kemudian ketika usahanya ini mulai berkembang, ia mengajarkan istri dan anaknya

untuk membuat wayang Golek ini dan akhirnya merekalah yang membantu Pak Aris

menyelesaikan pesanannya, selain itu, ia juga dibantu oleh beberapa karyawannya

yang dipanggil ketika pesanan sedang banyak.

Walaupun dari segi pengalamannya usaha Pak Aris ini sudah sangat lama,

namun usaha ini bisa dikatakan masih belum cukup kuat untuk berdiri sendiri karena

hanya masih mengandalkan pesanan dan orang yang menyukai wayang Golek pun

terbilang sedikit dan hanya orang-orang tertentu saja. Syukurnya orderan itu terus

berdatangan ketika ia sudah bergabung dengan YKI dan KWBT mulai dikenal. Jadi

sekarang dengan ia tinggal di rumah saja sudah menerima pesanan, beda halnya

dengan dahulu sebelum bergabung, ia menjual wayang Golek buatannya harus ke

Page 91: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

77

Jakarta, dan itu juga harganya lebih murah dibandingkan orang yang memesan

langsung.

Dia pernah mempunyai jaringan orang luar negeri, yang menjadi supplier

besarnya, namun karena peristiwa bom bali waktu itu, akhirnya orang tersebut

bangkrut dan efeknya juga dirasakan oleh Pak Aris. Begitu juga ketika ia mempunyai

supplier asal Jogja yang membantu memasarkannya, pada waktu itu barangnya

dibawa ke JW Marriot dan naasnya itu bertepatan dengan peristiwa bom JW Marriot

juga, akhirnya ia pun juga hanya memasrahkan saja barangnya yang ikut hancur.

Dalam memproduksi wayangnya, Pak Aris punya ketentuan kepada

pelanggannya untuk membayar DP terlebih dahulu, itu akan dibelikannya bahan-

bahan baku wayang, kemudian jika masih kurang maka Pak Aris akan ke Yayasan

dan meminjam uang dari situ sesuai kebutuhan yang diperlukan.

Page 92: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

78

B. Profil Yayasan Kuntum Indonesia

1. Informasi Yayasan

Nama : Yayasan Kuntum Indonesia.

Alamat Sekretariat : Kampung Pulekan No 31 Desa Tegalwaru kecamatan

Ciampea Kabupaten Bogor – Jawa Barat

Kantor Pemasaran : Jl. H. Mad Nur No. 43 Desa Jampang Kecamatan Kemang,

Kabupaten Bogor – Jawa Barat

Telphone : (0251) 8621751

Handphone : 081382433432

Tanggal Berdiri : 18 Juni 2008

Situs Web : www.facebook. Kampoeng Wisatabisnis Tegalwaru

www.kampoengwisatabisnistegalwaru.blogspot.com

www.tegalwarukreatif.com

Anggota UMKM :

- Peternakan Kelinci - Budi Daya Ikan Lele

- Peternakan kambing - Home Industri Tas

- Sari Sehat dan tanaman

Herbal

- Home Industri Aksesoris

- Budi Daya Jamur - Home Industri Kerupuk

- Budi Daya Ikan Mas - Home Industri Nata de

Coco, Selai Kelapa, Arang

- Budi Daya Ikan Patin - Home Industri Wayang

Golek

- Home Industri Pandai Besi

Page 93: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

79

2. Sejarah Yayasan Kuntum Indonesia

Yayasan Kuntum Indonesia adalah sebuah lembaga yang dibuat dan digunakan

sebagai dasar dalam proses pelaksanaan Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.

Berdirinya yayasan ini dimotori oleh dua orang, salah satunya adalah seorang wanita

penduduk asli yang tinggal di Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang bernama

Tatiek Kancaniati. Beliaulah yang sampai saat ini berkonsentrasi penuh dalam

memajukan wisata kampung ini. Ide awal pada tahun 2008 didirikan bisnis ini adalah

dimulai dari keinginan membantu masyarakat di sekitar tempat tinggalnya

mendapatkan penghasilan tambahan, ada harapan lain yang ingin dicapai, paling tidak

daerahnya dapat menjadi alternatif destinasi ecotourism yang dapat dikenal sampai

mancanegara.

Obrolan dan nasehat dari beberapa teman dekatnya ditambah dengan dukungan

dari Rumah Kreatifitas Ekonomi – Mekar Mitra Mandiri sebagai LSM yang fokus

pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, akhirnya tercetus ide untuk mewujudkan

salah satu perkampungan yang ada di Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea

Kabupaten Bogor ini, menjadi Kampung Wisata Bisnis sekaligus sebagai proyek

percontohan yang mungkin akan dikembangkan juga untuk daerah lainnya di

Kabupaten Bogor atau Kabupaten di daerah lainnya.

Yayasan Kuntum Indonesia merupakan yayasan yang berada di pedesaan, awal

berdirinya Yayasan ini pada tanggal 18 Juni 2008 sejak itu dituntut untuk bisa

berkiprah lebih banyak dalam melayani masyarakat terutama dalam membantu

meningkatkan kapasitas pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui programnya

Page 94: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

80

yaitu ”Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru” (KWBT). Potensi masyarakat yang ada

di sekitar Tegalwaru sebagian besar adalah pengrajin UMKM yang memiliki omset

dan produksi yang sangat variatif dan baik merupakan nilai jual KWBT untuk

mengembangkan kualitas dan pemasaran UMKM dan pencitraan Desa Tegalwaru

sebagai Desa Mandiri.

Dilatarbelakangi oleh potret kemiskinan masyarakat yaitu pengetahuan mereka

yang rendah, pembinaan yang kurang merata, produktivitas rendah, akses informasi

dan kualitas SDM serta daya saing yang rendah. Hal itu menjadi sebuah ironi bagi

negara yang sudah merdeka dan melihat kenyataan di luar sana masih banyak pula

orang-orang yang membutuhkan lahan pekerjaan, sesunguhnya banyak potensi yang

dimiliki oleh seseorang nemun terkadang belum tergali, baik dari kaum muda atau tua

karena tak diketahui atau keterbatasan sehingga mengendap dalam diri. Anak-anak

dan remaja adalah rentang usia yang sangat menentukan di kehidupan masa depan,

terkadang proses pencarian jati diri itulah yang menjerumuskan seseorang ke dalam

pergaulan yang tidak menguntungkan.

Berawal dari hal tersebut didirikannya Yayasan Kuntum Indonesia untuk

memberikan ruang kepada anak-anak dan remaja bahkan para orang dewasa untuk

mengekspresikan diri terutama untuk perkembangan jiwa entrepreneur, dan turut

serta berperan aktif dalam rangkaian kegiatan yang mengusung kepedulian terhadap

pendidikan dan perekonomian anak bangsa dengan mengadakan program

pembelajaran wirausaha di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru dan pemahaman

tentang sebuah produk yang berbasis home industry.

Page 95: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

81

3. Visi dan Misi Yayasan Kuntum Indonesia

a. Visi

1. Mengembankan Potensi Sumber Daya Masyarakat dan Alam

2. Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Berbasis Modal Sosial yang Ada

b. Misi

1. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Melalui Pendampingan

kewirausahaan dan Leadership

2. Memberikan Pembiayaan Usaha dan Menghilangkan Ketergantungan

Terhadap Ekonomi Ribawi

3. Memberikan Pelayanan Sosial Masyarakat

4. Tujuan Yayasan Kuntum Indonesia

a. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Masyarakat dan Alam

b. Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Berbasis Modal Sosial yang Ada

c. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Melalui Pendampingan

Kewirausahaan dan Leadership

d. Memberikan Pembiayaan Usaha dan Menghilangkan Ketergantungan

Terhadap Ekonomi Ribawi

e. Memberikan Pelayanan Sosial Masyarakat

Page 96: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

82

5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan seputar teknologi tepat guna dan applicable

dalam keseharian masyarakat.

b. Memberdayakan masyarakat Desa Tegalwaru dengan pengenalan teknologi

pembuatan briket biomassa dan teknologi pemanfaatan limbah industri

seperti pemanfaatan air kelapa menjadi Coctail nata de Coco, pemanfaatan

batok dan serabut menjadi aksesoris serta pemanfaatan bambu menjadi

aneka anyaman dengan berbagai jenis dan manfaatnya.

c. Turut serta dalam mensukseskan program pemerintah yaitu “Program Desa

Mandiri Energi”.

d. Menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya ibu-ibu pedesaan dalam

menambah income keluarga serta memberdayakan home industri guna

menciptakan kemadirian.

Page 97: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

83

6. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Yayasan Kuntum Indonesia

Sumber : Yayasan Kuntum Indonesia Tahun 2008

C. Analisa Penerapan GCG di Yayasan Kuntum Indonesia

Pada poin ini penulis menganalisis tentang tata kelola penerapan good

corporate governance untuk kemudian dievaluasi mana yang sudah terlaksanakan

dengan baik, masih kurang terlaksana, dan yang belum terlaksanakan. Penulis

mengambil data melalui wawancara dengan Ibu Tatiek Kancaniati, selaku Ketua

Yayasan Kuntum Indonesia sekaligus pelopor Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini.

Adapun mengenai praktik GCG pada yayasan tersebut akan dijelaskan pada poin

berikut :1

1 Wawancara Pribadi dengan Tatiek Kancaniati. Bogor, 25 Agustus 2015

Dewan Pengawas

Ketua

Bendahara Sekretaris

Divisi Sosial Divisi Ekonomi Divisi Leadership

Page 98: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

84

1. Aspek Transparansi

Transparansi meliputi informasi yang mudah diakses dan dipahami oleh

pihak-pihak yang berhubungan dengan Yayasan. Dalam melihat prinsip transparansi

yang dilaksanakan oleh Yayasan Kuntum Indonesia, penulis menggunakan indikator

informasi dan kebijakan yang ada pada yayasan tersebut. Berikut adalah data

penilaian aspek transparansi tersebut :

Tabel 4.4 Penilaian Aspek Transparansi Yayasan Kuntum Indonesia

No Aspek GCG Terpenuhi Kurang

Terpenuhi

Tidak

Terpenuhi

1. TRANSPARANSI

a. Yayasan memiliki visi-misi yang dapat

dibaca oleh publik dengan mudah

b. Masyarakat dapat memeroleh informasi

mengenai kegiatan-kegiatan yang

dijalankan oleh yayasan

c. Yayasan memiliki website yang dapat

diakses oleh kalangan publik

d. Yayasan mengizinkan media memperoleh

informasi

e. Yayasan selalu memberikan laporan

keuangan dan kegiatan kepada donatur

f. Yayasan menerangkan/menginformasikan

peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi

oleh anggota (UMKM)

g. Yayasan menerangkan/menginformasikan

sasaran-sasaran kegiatan kepada anggota

(UMKM)

h. Yayasan memberikan informasi mengenai

perkembangan KWBT secara teratur

kepada anggota (UMKM)

i. Yayasan menyeleksi informasi mana saja

yang mesti dipublikasikan dan mana-mana

saja yang menjadi rahasia yayasan

Page 99: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

85

j. Ketika mempunyai kebijakan-kebijakan

tertentu, yayasan selalu

mengkomunikasikannya kepada anggota

(UMKM)

k. Yayasan mengadakan pertemuan-

pertemuan rutin dengan para anggota

(UMKM)

l. Yayasan memberikan open house fasilitas

kepada pengunjung KWBT

m. Adanya penasihat yayasan untuk

memberi masukan tentang isu-isu yang

berkaitan dengan kebijakan dan strategi

Sumber : Wawancara mendalam dengan Ibu Tatiek, Bogor, 25 Agustus 2015

Dari tabel tersebut tergambarkan bahwa praktik transparansi yang dijalankan

oleh Yayasan Kuntum Indonesia sudah baik dilaksanakan dalam hal informasi yang

diberikan kepada masyarakat dan UMKM, izin media, kerahasiaan organisasi, sikap

terbuka kepada pengunjung, dan terbuka dalam menerima saran dari penasihat.

Kemudian masih kurang dalam hal laporan keuangan dan kegiatan, informasi sasaran

kegiatan dan perkembangan KWBT, serta pertemuan yang diadakan secara rutin

dengan UMKM. Adapun, yang masih belum terlaksanakan adalah publikasi visi-misi

yayasan dan pembuatan website.

Informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Kuntum Indonesia

biasanya masyarakat pasti sudah mengetahuinya, karena yayasan mempunyai agenda

rutinan bulanan dan tahunan. Informasi yang selalu rutin diberikan oleh yayasan yaitu

ketika musyrembang desa, disitu yayasan memaparkan pertanggungjawaban program

yang sudah berjalan dan akan berjalan di Tegalwaru ini.

Page 100: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

86

Magnet Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini begitu besar, maka wartawan

pun juga banyak yang memburu berita disana, adapun sikap yayasan juga

menerimanya. Yayasan dan UMKM mempunyai keterikatan peraturan yang dibuat

oleh mereka berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, terutama peraturan ketika

pengunjung wisata datang.

Mengenai informasi yang diberikan, yayasan pun juga menyeleksi yang mana

informasi yang bersifat internal dan juga eksternal. Kemudian, ketika ada kebijakan

program yang baru, misalnya ketika ada kontrak kegiatan dengan YARSI, maka Ibu

Tatiek mengomunikasikannya kepada pelaku UMKM, terutama UMKM yang

berkaitan. Kemudian juga ketika ada pengunjung, Yayasan memberikan kesempatan

openhouse kegiatan UMKM disini. Yayasan pun juga terbuka mengenai masukan-

masukan, terutama mengenai kebijakan dan strategi, yayasan memiliki tiga orang

penasihat yang berperan memberikan masukan-masukan dalam hal tersebut.

Dari segi laporan keuangan yang dijalankan, yayasan nampaknya masih harus

berbenah karena belum memiliki catatan-catatan laporan keuangan setiap bulannya,

hal ini dikarenakan donatur yang ada hanya sedikit sehingga tak tercatat kemudian

juga ada donatur hamba Allah yang juga tidak bisa diberi laporan. Namun, ketika

melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam acara yang skalanya besar dan dengan

biaya yang tinggi juga, maka yayasan memberikan laporannya. Ketika memberikan

informasi kegiatan, terutama kegiatan sosialnya, yayasan menargetkannya,

sasarannya untuk siapa. Namun pada program pelatihan UMKM sendiri, yayasan

belum begitu jelas membuat sasaran-sasaran kegiatan.

Page 101: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

87

Perkembangan KWBT diinformasikan yayasan dalam suatu agenda khusus,

yaitu ketika musyrembang desa, namun dirasa hal ini masih belum cukup untuk

UMKM, karena menurut UMKM sendiri belum ada pertemuan khusus rutinan

seminggu atau sebulan sekali yang memang diagendakan membicarakan khusus

perkembangan UMKM dan KWBT. Berbeda halnya dengan pendapat UMKM,

menurut Ibu Tatiek, secara kegiatan yang melibatkan UMKM memang ada setiap

bulan, bahkan pernah juga sampai seminggu sekali, namun itu bentuknya

kegiatan/pelatihan yang diberikan.

Sayangnya, dengan pelatihan dan kegiatan yang telah diberikan oleh yayasan

kepada para pelaku UMKM, mereka pun juga belum mengetahui visi-misi yayasan,

dan bahkan belum ada yang bertanya juga selama ini. Hal ini juga dikarenakan visi-

misi yayasan itu masih hitam di atas putih, artinya belum ada pempublikasian secara

nyata dalam bentuk plang atau spanduk, dan sebagainya. Yayasan Kuntum Indonesia

sendiri juga tidak memiliki website, yang memilikinya justru buah programnya yaitu

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.

2. Aspek Akuntabilitas

Prinsip akuntabilitas dalam penelitian ini melihat kepada indikator basis kerja

yang dilakukan oleh yayasan. Bisa dilihat dari stuktur organisasi, tugas dan tanggung

jawab organ, dan SOP, dan pemberian reward dan punishment.

Page 102: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

88

Tabel 4.5 Penilaian Aspek Akuntabilitas Yayasan Kuntum Indonesia

No Aspek GCG Terpenuhi Kurang

Terpenuhi

Tidak

Terpenuhi

2. AKUNTABILITAS

a. Yayasan memiliki struktur organisasi

kepengurusan yang lengkap

b. Pengurus yayasan bekerja sesuai dengan

fungsinya masing-masing

c. Tugas dan tanggung jawab dari pengurus

diarahkan untuk sejalan dengan visi-misi

yayasan

d. Yayasan mengontrol kegiatan-kegiatan

UMKM di KWBT secara berkala

e. Pengurus berperilaku sesuai dengan

peraturan yayasan

f. Anggota UMKM berperilaku sesuai

dengan peraturan yayasan

g. Adanya SOP yang berlaku dan diketahui

oleh pengurus yayasan dan UMKM dalam

menjalankan tugasnya

h. Yayasan memberi reward kepada UMKM

nya atas pencapaian prestasi yang diraih

i. Yayasan memberi punishment kepada

UMKM nya atas kesalahan yang

dilakukan

Sumber : Wawancara mendalam dengan Ibu Tatiek, Bogor, 25 Agustus 2015

Dari tabel tersebut tergambarkan bahwa praktik akuntabilitas yang dijalankan

oleh Yayasan Kuntum Indonesia sudah baik dilaksanakan dari segi pemberian tugas

dan tanggung jawab, kontroling, SOP yang berlaku, dan dari pemberian reward,

kemudian masih kurang dalam hal pelaksanaan peraturan dari pengurus maupun

UMKM, dan juga pemberian punishment. Yang terakhir, yayasan belum bisa

melengkapi keanggotaan pengurus, dan karena itu juga pengurus yayasan belum bisa

melaksanakan fungsinya masing-masing.

Page 103: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

89

Tugas dan tanggung jawab dari pengurus yayasan selalu diarahkan untuk

mencapai visi-misi yayasan, hal ini ditunjukan dengan pelaksanaan program-program

pelatihan dan pembimbingan kepada UMKM yang cukup efektif dilaksanakan.

Dalam setiap kunjungan ke tempat homeindustry UMKM, pengurus yayasan pun juga

terus memantau kegiatan-kegiatan UMKM mitranya dan menanyakan perkembangan

usahanya. Bagi UMKM yang memang terlihat bagus, rapi, dan disiplin dengan

peraturan yayasan, maka yayasan pun juga memberikan reward nya dengan

membantu mempromosikan UMKM tersebut di televisi lewat koneksi yang dimiliki

oleh yayasan. Dalam menerima kunjungan dari luar, pengurus dan pelaku UMKM

pun juga memiliki SOP guna terlaksananya acara tersebut dengan sukses. Adapun

dari segi punishment, yayasan belum bisa menerapkannya ke seluruh anggota/mitra

UMKM nya, sebab punishment yang diberikan hanya pada UMKM yang melakukan

pembiayaan ke yayasan, jika mereka menyalahi aturan yayasan, atau tidak amanah

dalam menuntaskan pelunasan pembiayaannya, akan di blacklist oleh pihak yayasan

dan ke depannya tidak masuk dalam daftar yang bisa diberikan pembiayaan.

Struktur yayasan sendiri memang ada dari mulai Dewan pengawas sampai

kepada divisi-divisi. Namun struktur ini tidak lengkap diisi oleh SDM. Artinya, organ

yayasan tidak full ditempati oleh SDM. Posisi BPH memang sudah ada SDM yang

menempatinya, namun pada posisi divisi-divisi, itu tidak ditempati oleh satu orang

pun SDM. Hal ini lah yang membuat pengurus yayasan sendiri tidak bekerja dengan

optimal sesuai fungsinya masing-masing. Jadi, tugasnya dari BPH itu multifungsi,

semuanya dikerjakan bersama-sama.

Page 104: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

90

3. Aspek Responsibilitas

Dalam melihat aspek responsibilitas pada Yayasan, penulis melihat dari beberapa

indkator yaitu kepatuhan terhadap perundang-undangan dan sikap tanggung jawabnya

kepada masyarakat dan lingkungan.

Tabel 4.6 Penilaian Aspek Responsibilitas Yayasan Kuntum Indonesia

No Aspek GCG Terpenuhi Kurang

Terpenuhi

Tidak

Terpenuhi

3. RESPONSIBILITAS

a. Yayasan memiliki peraturan tersendiri

yang menjadi pedoman dalam setiap

kegiatan

b. Kegiatan yayasan merujuk kepada

Undang-undang tertentu

c. Yayasan mengadakan program sosial

kepada masyarakat

d. Yayasan memastikan bahwa kegiatan yang

dilakukan kepada masyarakat itu ramah

lingkungan

e. Yayasan memastikan bahwa kegiatan yang

dilakukan kepada masyarakat itu tidak

mengganggu masyarakat

f. Yayasan memberikan fasilitas peminjaman

pembiayaan bagi UMKM yang

memerlukan

g. Yayasan memberikan pelatihan kepada

UMKM di KWBT

Sumber : Wawancara mendalam dengan Ibu Tatiek, Bogor, 25 Agustus 2015

Dari tabel tersebut tergambarkan bahwa praktik responsibilitas yang dijalankan

oleh Yayasan Kuntum Indonesia sudah sangat baik dilaksanakan yaitu dalam hal

peraturan yayasan, program sosial yang diberikan, kegiatan ramah lingkungan dan

tidak mengganggu masyarakat, penyediaan pembiayaan bagi UMKM yang

Page 105: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

91

membutuhkan, dan memberikan pelatihan kepada para UMKM. Namun masih kurang

dalam hal ketaatan pada perundang-undangan.

Pengurus yayasan membuat AD/ART yang dijadikan pedoman peraturan yang

wajib ditaati oleh seluruh pihak yang terlibat di dalam yayasan. UMKM pun yang

menjadi mitra yayasan harus juga mematuhi peraturan yang berlaku pada yayasan.

Yayasan memberikan bentuk kepedulian yang amat besar kepada masyarakat

Desa Tegalwaru, beberapa bentuk kegiatan sosial yang diberikan yaitu adanya

pembagian sembako pada bulan ramadhan, kemudian ada santunan dan bantuan

kepada anak yatim, kemudian ada juga program penyuluhan gizi kepada masyarakat.

Yayasan juga memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh UMKM di KWBT

sendiri itu ramah lingkungan, salah satu bentuknya adalah ketika ada pabrik nata de

coco, memang polusi udara yang ditimbulkan membuat indra penciuman kurang

nyaman. Atas itu, dibuatkanlah septiktank kering agar polusinya tidak kemana-mana.

Kemudian juga, ada pabrik yang waktu itu melakukan pencemaran udara dan

mendapat komplain dari masyarakat, akhirnya pabrik itu pun ditutup. Sekarang

pelaku UMKM pun sudah cerdas, tidak perlu diberitahu lagi, mereka tahu apa yang

perlu dilakukan agar masyarakat tidak merasa dirugikan.

Kemudian bentuk tanggung jawab dari yayasan juga untuk melakukan

pengembangan UMKM di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini dengan

memberikan pelatihan-pelatihan kepada para UMKM di KWBT ini. Dari mulai

pelatihan pembiayaan, administrasi, sampai kepada perpajakan. Hal ini dilakukan

demi berkembangnya UMKM-UMKM di KWBT.

Page 106: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

92

Bentuk tanggung jawab lainnya yaitu yayasan bersedia memberikan pinjaman

pembiayaan kepada para pelaku UMKM di KWBT yang kehabisan modal atau pun

tidak ada modal sama sekali tetapi mempunyai niat berwirausaha. Tentunya,

pinjamannya juga dalam jumlah yang terbatas karena disesuaikan juga dengan

keadaan kas yayasan. Walaupun hal itu bersifat pinjaman, tetapi banyak juga dana

yang tidak kembali lagi ke yayasan dari warga yang meminjamnya.

Sikap dan tanggung jawab kepada masyarakat sudah sangat baik dilaksanakan.

Peraturan yayasan pun juga ada dalam bentuk AD/ART maupun peraturan lainnya

yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan. Namun, dari segi ketaatan pada

undang-undang yang berlaku, yayasan belum bisa mengantongi izin sampai kepada

kemenhukam, Yayasan Kuntum Indonesia ini baru mendapatkan izin dari akta

notaris, hal ini disebabkan karena waktu perizinan pendirian di 2007 menjelang di

2008 itu belum diberlakukan sampai kepada kemenhukam. Lalu, untuk saat ini belum

dilaksanakan juga karena ada beberapa kendala, salah satunya adalah dana.

4. Aspek Independensi

Independensi memiliki arti yayasan harus dikelola secara independen

sehingga masing-masing organ dalam yayasan tidak saling mendominasi dan tidak

dapat diintervensi oleh pihak lain. Indikator yang digunakan dalam aspek ini yaitu

pengaruh internal (fungsi dan tugas) dan juga pengaruh dari eksternal.

Page 107: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

93

Tabel 4.7 Penilaian Aspek Independensi Yayasan Kuntum Indonesia

No Aspek GCG Terpenuhi Kurang

Terpenuhi

Tidak

Terpenuhi

4. INDEPENDENSI

a. Dalam melakukan pekerjaan, masing-

masing organ yayasan tidak didominasi

oleh salah satu bagian organ di dalam

yayasan

b. Setiap organ melaksanakan tugas dan

kewajibannya sesuai dengan anggaran

dasar/peraturan yayasan

c. Yayasan tidak dipengaruhi oleh

kepentingan kelompok tertentu dalam

menentukan sebuah program atau

keputusan

d. Yayasan tidak menerima sumbangan dari

kelompok tertentu yang dibaliknya itu

terdapat kepentingan terselubung

Sumber : Wawancara mendalam dengan Ibu Tatiek, Bogor, 25 Agustus 2015

Dari tabel tersebut tergambarkan bahwa praktik independensi yang dijalankan

oleh Yayasan Kuntum Indonesia sudah baik dilaksanakan dalam hal menjaga yayasan

dari pihak yang ingin membantu yayasan namun mempunyai kepentingan

terselubung. Kemudian masih kurang dalam hal penerapan porsi kerja dari masing-

masing organ yayasan, dan juga masih ada pengaruh dari pihak tertentu yang

menghambat kerja dari yayasan. Selanjutnya, masih belum baik dalam hal

operasional kerja, karena masih ada dominasi salah satu pihak di dalam yayasan.

Fakta bahwa SDM yang ada di Yayasan Kuntum Indonesia ini adalah

berjumlah sangat sedikit dan jumlahnya tidak memenuhi organ yang dibutuhkan

dalam yayasan sehingga yayasan kekurangan SDM. Maka dari itu, BPH juga yang

melakukan multifungsi kerja. Dalam menjalankan kegiatannya, dengan SDM yang

Page 108: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

94

kurang ini membuat tugas dan kewajiban dari organ-organ yayasan kurang efektif

dilaksanakan.

Adapun mengenai pihak luar yang bersinergi dengan yayasan, pihak yayasan

pun juga tidak pernah mendapatkan dana titipan tertentu agar melakukan suatu hal

yang diperintah oleh si pemberi. Pihak yayasan sebetulnya menerima semua kegiatan

yang berasal dari luar jika itu memang ada kepentingan untuk membantu masyarakat,

bukan kepentingan individu. Ada berbagai partai yang masuk membujuk Ibu Tatiek

untuk masuk ke bursa politik partainya, namun karena ini sudah terlihat ke arah

penarikan masa agar suara banyak didapat, maka Bu Tatiek menolaknya. Namun, jika

niatnya mau membantu masyarakat, bisa bermitra, tapi tidak dengan membawa

bendera partai.

Mengenai pihak luar yang memengaruhi jalannya kegiatan Yayasan Kuntum

Indonesia, sebenarnya ada juga seorang oknum yang tidak senang jika pihak yayasan

bekerja sama dengan salah satu tokoh di desa tersebut. Karena hal itu, oknum tersebut

mengancam untuk membekukan kegiatan yayasan di Tegalwaru apabila masih

bekerjasama dengan tokoh itu. Karena merasa oknum ini juga berpengaruh dan cukup

kuat dalam memberikan kebijakan, maka pihak yayasan pun membatasi kegiatannya

dengan tokoh yang dimaksud tersebut agar kegiatan aman terkendali. Hal ini

menjadikan yayasan kurang independen.

Page 109: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

95

5. Aspek Fairness

Dalam menerapkan aspek fairness, pihak yayasan senantiasa memerhatikan

kepentingan dari donatur, dewan pengawas, juga dari UMKM sendiri berdasarkan

aspek kewajaran dan kesetaraan.

Tabel 4.8 Penilaian Aspek Fairness Yayasan Kuntum Indonesia

No Aspek GCG Terpenuhi Kurang

Terpenuhi

Tidak

Terpenuhi

5. FAIRNESS

(KESETARAAN DAN KEWAJARAN)

a. Yayasan memberikan kesempatan kepada

donatur atau pun penasihat yayasan untuk

memberikan masukan guna kemajuan

program yayasan

b. Yayasan membuka akses informasi pada

setiap organ yayasan sesuai dengan prinsip

transparansi

c. Yayasan memberikan kesempatan yang

sama untuk pelatihan kepada para setiap

UMKM di KWBT

d. Yayasan memberikan kesempatan yang

sama kepada setiap UMKM untuk

mempromosikan produknya apabila ada

pengunjung yang datang

e. Yayasan memberi kesempatan pada

UMKM mana saja untuk megajukan

pembiayaan selama terpenuhinya kriteria

f. Yayasan memberikan kesempatan pada

siapa saja yang ingin bergabung dengan

yayasan yang memenuhi kriteria yayasan.

Sumber : Wawancara mendalam dengan Ibu Tatiek, Bogor, 25 Agustus 2015

Dari tabel tersebut tergambarkan bahwa praktik fairness yang dijalankan oleh

Yayasan Kuntum Indonesia sudah baik dari segi pemberian kesempatan pelatihan

yang sama untuk UMKM, menerima masukan dari pihak lain, dan yayasan memberi

kesempatan pembiayaan pada para UMKM dan juga membuka kesempatan kepada

Page 110: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

96

masyarakat untuk menjadi pengurus selama memenuhinya kriteria. Kemudian masih

kurang dalam hal pemberian akses informasi dan juga kesempatan yang diberikan

pada setiap UMKM untuk mengadakan promosinya.

Dalam menjalankan programnya, yayasan tidak bisa bertindak dan berdiri

sendiri. Yayasan memerlukan beberapa pihak yang bisa membantu melihat

kekurangan-kekurangan dari kegiatan yang ia jalani. Ibu Tatiek sendiri intens

berkomunikasi dengan dewan pembina, yaitu dengan suaminya sendiri, Pak Ocin,

dan Pak Ukay. Kemudian juga, dalam urusan-urusan tertentu, beliau sharing dengan

Pak Lurah. Masukan dari pemberi dana juga menjadi hal yang ia pertimbangkan.

Yayasan juga membuka kesempatan seluas-luasnya bagi UMKM di Tegalwaru,

khususnya yang menjadi mitra/anggota dari yayasan untuk turut serta mengikuti

pelatihan-pelatihan yang diberikan atau difasilitasi oleh yayasan. Namun, jika ada

pengunjung yang datang, yayasan tidak bisa menyertakan semua UMKM mitranya

untuk dikunjungi homeindustry nya, hal ini dikarenakan penunjukan tempat

kunjungan itu sendiri yayasan berikan kuasa kepada para pengunjung untuk memilih

tempat yang mau dikunjungi. Jadi sifatnya random. Ketika ada kegiatan pameran

UMKM di luar desa pun, yayasan mengajak UMKM yang memang berhubungan

dengan kegiatan tersebut.

Dalam hal pemberian pembiayaan, yayasan selalu terbuka untuk membantu

UMKM di Tegalwaru apabila kesulitan pendanaan. Selama ada kas di yayasan, maka

yayasan bisa memenuhinya. Tentunya juga sebelum memberikan pembiayaan itu,

yayasan meninjau terlebih dahulu, apakah UMKM ini terlibat bank keliling atau

Page 111: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

97

tidak, jika terlibat maka yayasan tidak akan memberinya sebab dikhawatirkan

uangnya bukan dijadikan modal, tapi untuk membayar hutang ke bank keliling

tersebut.

Kemudian dalam mencari SDM tambahan ataupun perekrutan pengurus,

yayasan membuka luas kesempatan ini kepada siapa saja, tentunya juga yang

memenuhi kriterianya yaitu amanah dan mau sama-sama berjuang. Sebab, dari

pengalaman yayasan, pernah mempunyai pengurus inti namun ia malah tidak

amanah, makanya untuk hal ini yayasan lebih berhati-hati kembali untuk memilih

orang yang akan dijadikan timnya. Dalam hal alur informasi pada yayasan ini,

masing-masing organ masih lancar melakukan komunikasi. Namun, dikarenakan

organ divisi-divisi belum ada, maka alur informasi disini masih belum optimal.

D. Dampak Eksistensi Yayasan pada Perkembangan UMKM

Pada poin ini penulis lebih menitikberatkan pada respon UMKM pada kegiatan

dan keberadaan Yayasan Kuntum Indonesia dan pengetahuan UMKM terhadap

pembiayaan. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa yayasan telah memberikan

beberapa program ke UMKM-UMKM di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru. Seperti

program kunjungan ke home industry UMKM, kemudian program pelatihan yang

diberikan oleh yayasan mengenai pelatihan peningkatan kualitas SDM, quality

control pruduct, kemudian ada pengurusan izin sertifikasi halal, pelatihan standar

mutu produk, pelatihan ekspor-impor, keuangan, administrasi, marketing, perpajakan

dan juga pembiayaan.

Page 112: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

98

Ada 3 responden yang penulis libatkan dalam penelitian ini. Mereka adalah Pak

Fadli, yang merupakan pengusaha tas. Kemudian Pak Bidin yang merupakan

pengusaha pembibitan ikan. Selanjutnya yang terakhir adalah Pak Aris selaku

pengusaha wayang golek. Mereka merupakan pelaku UMKM yang menjadi mitra

Yayasan Kuntum Indonesia. Ada beberapa hal yang secara spesifik peneliti tanyakan

kepada responden, yaitu :2

1. Terkait dengan program-program yang diberikan oleh yayasan, mereka

menjawab bahwa program yang diberikan oleh yayasan itu lebih banyaknya

kepada kunjungan-kunjungan bisnis dari pengunjung kampung wisata ke

homeindustry mereka. Adapun bentuk pelatihan kepada mereka sendiri yaitu

meliputi administrasi usaha dan pembiayaan. Kerjasama dengan pihak lain.

Mereka merespon positif dan menerima program ini sebagai peningkatan

kemampuan usaha mereka. Namun, pada beberapa UMKM, program pelatihan

ini dirasa masih belum menjangkau khusus pada UMKM, pelatihannya masih

terlalu bersifat umum.

2. Terkait dengan ketepatan program yang diberikan kepada UMKM, mereka

merasa bahwa materi pelatihan yang diberikan kepada UMKM-UMKM di

Tegalwaru ini masih belum tepat. Ada beberapa segi ketidaktepatannya, yaitu

bahwa pelatihan terkadang diisi oleh kalangan berpendidikan tinggi, sedangkan

disini mayoritas pelaku usaha kebanyakan masih awam tentang istilah-istilah

akademis. Jadi penangkapan materi masih belum diserap secara dalam.

2 Wawancara pribadi dengan pelaku UMKM di KWBT, Bogor, 3 September 2015

Page 113: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

99

Kemudian dalam hal pilihan materi, mereka merasakan bahwa terkadang materi

pelatihan itu lebih tepatnya diberikan ketika usaha mereka sudah maju. Namun

mereka juga senang karena pelatihan tersebut menambah pengetahuan mereka

dalam berbisnis. Sedangkan Pada satu UMKM merasa bahwa program

kunjungan itu lah yang sudah sangat tepat diberikan.

3. Terkait kebermanfaatan program yang diberikan oleh yayasan, mereka sangat

terbantu dari kunjungan-kunjungan bisnis yang dibawa oleh yayasan, kemudian

juga terbantu dalam beberapa aspek pengetahuan bisnis pada suatu pelatihan

tertentu. Namun sayangnya, UMKM masih belum merasakan pelatihan

manajemen pengelolaan usaha yang baik dan cara pemasaran produk-produknya,

karena mungkin selama ini hanya dari kunjungan yang menjadi dominan.

4. Terkait dengan kelebihan dan kelemahan yayasan bagi UMKM, mereka lebih

melihat aspek positifnya dibandingkan negatif. Pada satu UMKM memandang

bahwa yayasan ini unik daripada yayasan-yayasan lainnya, karena yayasan ini

lebih terjun kepada urusan pemberdayaan usaha kecil, dimana para pelaku

UMKM diberikan terus pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan bisnis

mereka dan bagi para pengunjung pun difasilitasi dengan kunjungan

homeindustry ke tempat UMKM yang mereka ingin kunjungi sehingga bisa

membantu mereka dalam hal pengetahuan dan pendirian bisnis. Karena hal

tersebut terus dilakukan dengan konsisten, komitmen, dan keikhlasan yang tinggi

untuk berbagi sehingga yayasan ini berhasil merangkul UMKM di Tegalwaru

menjadi satu dalam bentuk Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru dan berhasil

Page 114: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

100

mengharumkan nama Tegalwaru itu sendiri yang menjadi desa teladan.

Kemudian dalam hal kelemahan yayasan, mereka merasa bahwa yayasan belum

memiliki suatu tempat yang strategis bagi yayasan sendiri maupun pelaku

UMKM disini sebagai showroom bisnis masyarakat Tegalwaru. Kemudian juga,

SDM yayasan masih dirasa sangat kurang sehingga ketika ada suatu program

atau kunjungan kinerjanya dirasa kurang optimal.

5. Terkait dengan peran yayasan dalam membantu pemahaman tentang

pembiayaan, mereka menerima program pelatihan pembiayaan bagi UMKM dari

yayasan yang bekerja sama dengan pihak luar memberikan materi terkait hal itu.

Mereka merespon positif program tersebut. Namun, mereka menyayangkan

bahwa program tersebut hanya sebatas pemberian dan pengenalan materi tentang

pembiayaan, tidak serta juga dengan pemberian kemudahan persyaratan

pembiayaan untuk UMKM. Mereka juga tidak mengerti tentang pembiayaan itu

sendiri.

6. Terkait manfaat pembiayaan bagi perkembangan UMKM, mereka merespon

positif pembiayaan yang telah mereka terima. Pembiayaan tersebut sangat

bermanfaat bagi perkembangan usaha mereka. Dari pembiayaan tersebut, pelaku

UMKM bisa menutup biaya tambahan produksi, kemudian diperuntukkan juga

bagi kesejahteraan karyawannya, sampai kepada memiliki sebuah pabrik

produksi kerajinannya beserta alat-alat produksinya. Hal ini menggambarkan

bahwa sebenarnya mereka membutuhkan pembiayaan tersebut bagi

perkembangan usahanya.

Page 115: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

101

7. Terkait manfaat yang diberikan Yayasan Kuntum Indonesia kepada pelaku

UMKM, mereka mendapatkan banyak manfaat seperti usaha mereka disorot

media sehingga usahanya semakin dikenal luas oleh masyarakat, hal ini juga

sangat membantu dalam hal penambahan jaringan dan pemasaran produk

mereka. Kemudian, dari program kunjungan-kunjungan yang dibawa oleh

yayasan, mereka juga berhasil menambah jaringan, dari kunjungan tersebut

biasanya ada yang menawarkan kerjasama bisnis dan juga ada yang menjadi

pelanggan setianya. Selain itu, mereka juga merasa menjadi pelaku usaha yang

bermanfaat karena secara langsung, mereka bisa membagi ilmu wirausahanya

kepada masyarakat yang ingin belajar pada mereka. Program tersebut merupakan

buah hasil kerja Yayasan Kuntum Indonesia. Efeknya adalah daya marketing

mereka juga semakin besar, kemudian produk mereka pun juga semakin laku,

dari hal tersebut, mereka merasakan omset penjualan produknya juga semakin

meningkat. Mereka sangat merespon positif manfaat yang diberikan yayasan.

8. Terkait cara mendapatkan modal usaha bagi UMKM, mereka merespon dengan

cara yang berbeda-beda. Ada UMKM yang dalam awal pendirian usahanya itu

tidak ada modal sama sekali dan kemudian mendapatkan pembiayaan dari salah

satu pihak dan ini dilakukan pengembaliannya tanpa tambahan atau bunga

sepeser pun sehingga dalam ekonomi Islam ia mempraktikkan akad qardh.

Kemudian pada beberapa UMKM melaksanakan praktik ba’i alistishna’ dalam

usahanya karena produk usahanya merupakan barang pesanan. Adapun ketika

ada kekurangan dana dalam pembuatan produksi, ia mengajukan pembiayaan

Page 116: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

102

sesuai kebutuhan kepada yayasan dengan praktik qardh, ia melaksanakan qardh

karena ia belum mampu berbagi hasil dengan yayasan. Kemudian pada satu

usaha selanjutnya, sejak memulai bisnisnya sampai sekarang ia menggunakan

modal sendiri dan pernah menjadi kafil pembiayaan untuk pihak lain karena

usahanya yang begitu lancar membuat lembaga keuangan merasa pantas untuk

diberikan pembiayaan kepadanya. Pada praktik ini, yayasan baru bisa membantu

meminjamkan pembiayaan bagi pengusaha kecil saja dengan cara praktik qardh,

yaitu meminjami pihak lain dengan pengembalian yang diberikan tanpa ada

tambahannya. Sedangkan untuk menjembatani pelaku UMKM disini yang

membutuhkan modal besar ke lembaga keuangan tertentu masih belum

dilaksanakan.

9. Terkait dengan jenis-jenis pembiayaan yang diketahui responden, pada umumnya

mereka merespon dengan kurang baik pada poin ini. Mereka tidak mengetahui

jenis-jenis pembiayaan yang bisa diajukan oleh UMKM. Beberapa dari mereka

hanya mengetahui pinjaman bank saja dan bank keliling. Hal ini bisa diakibatkan

oleh tidak adanya lembaga keuangan di Desa Tegalwaru yang menaungi

pembiayaan-pembiayaan pelaku usaha. Lembaga keuangan yang ada hanya

terdapat di kecamatan. Kemudian juga, kurangnya sosialisasi dari lembaga

keuangan di kecamatan tersebut jadinya pengetahuan pelaku UMKM tentang

jenis-jenis pembiayaan yang ada itu sangatlah minim.

10. Terkait dengan minat responden terhadap pembiayaan, mayoritas dari mereka

tidak berminat untuk mengajukan pembiayaan ke bank atau lembaga keuangan

Page 117: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

103

lainnya, mereka lebih memilih mengembangkan usahanya dengan modal mereka

saja karena mereka takut dengan meminjam hanya akan jadi beban pikiran saja,

kemudian juga ada ketakutan tidak bisa memulangkan uang pinjamannya karena

melihat usahanya yang masih belum kuat, hanya mengandalkan pembelian dan

jasa dari para pemesan atau tergantung orderan saja. Para pelaku UMKM disini

lebih memilih bermain aman dengan modal yang ada dibandingkan mengambil

risiko pembiayaan.

11. Terkait dengan alasan responden memilih sebuah pembiayaan, karena mereka

adalah orang-orang yang tidak suka melakukan pembiayaan, maka jika mereka

terpaksa melakukan suatu pembiayaan, mereka akan melihat aspek kemudahan

dalam peminjaman, maka itulah yang dijadikan jalan untuk melakukan

pembiayaan tanpa memperdulikan aspek lainnya.

12. Terkait dengan pengetahuan responden mengenai perbankan syariah, respon

mereka cukup buruk dalam hal ini, karena mereka tidak begitu memahami

tentang pembiayaan syariah. Beberapa responden hanya mengetahui pembiayaan

syariah sebagai bantuan modal berdasarkan sistem Islam. Sementara data lainnya

menunjukkan bahwa ia tidak memiliki pengetahuan yang mendasar sekali

tentang hal ini karena ada yang menganggap bahwa hampir sama dengan

konvensional, sama-sama mencari untung saja. Begitu juga pada responden

lainnya yang tidak paham dengan pengertian ini, ia malah menyarankan bisa

bertanya kepada tokoh agama. penulis merasa bahwa pengetahuan responden

terhadap pembiayaan syariah masih sangat rendah. Hal ini bisa dikarenakan

Page 118: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

104

pembiayaan berbasis syariah belum ada di kampung tersebut dan masih sedikit

yang menggalakkan tentang hal itu.

13. Terkait minat responden untuk mengajukan pembiayaan yang berbasiskan

syariah, mereka kurang berminat terhadap pengajuan pembiayaan syariah untuk

pengembangan usahanya. Jika pun nanti mereka melakukan pembiayaan, mereka

lebih melihat kepada aspek kemudahan persyaratan dan lebih menguntungkannya

dibanding melihat aspek kesyariahannya. Ada juga dari mereka yang akan

memilih pembiayaan syariah jika memang di Tegalwaru sendiri sudah berdiri

lembaga keuangan islami tersebut.

Grafik 4.1 Respon UMKM terhadap Keberadaan Yayasan

Kurang baik Baik Sangat Baik

0 20 40 60 80 100 120

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Respon UMKM Terhadap Yayasan

Respon UMKM TerhadapYayasan

Page 119: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

105

Grafik di atas diambil berdasarkan respon UMKM terhadap keberadaan

yayasan, yaitu penilaian pada deskripsi poin 1 sampai dengan 13 di atas. Berdasarkan

grafik tersebut, keberadaan yayasan untuk perkembangan UMKM di Kampung

Wisata Bisnis Tegalwaru direspon dengan sangat baik oleh pelaku UMKM di

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini. Namun, dari segi permodalan dan

pengetahuan pembiayaan UMKM, yayasan masih belum berperan baik melakukan

program ini kepada UMKM. Dengan ini bisa dilihat bahwa Yayasan Kuntum

Indonesia telah berperan aktif dalam pengembangan UMKM di Tegalwaru ini,

Page 120: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

106

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis

menyampaikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Evaluasi program yang dijalankan oleh Yayasan Kuntum Indonesia berdasarkan

aspek GCG (good corporate governance) adalah bahwa secara umum yayasan

telah menerapkan aspek GCG dengan cukup baik. Hal yang kurang pada

transparansi adalah belum adanya website dan paparan visi misi yayasan yang

bisa dibaca publik. Kemudian, akuntabilitas, belum melengkapi keanggotaan

pengurus sesuai struktur organisasinya, sehingga pengurus juga belum bisa

melaksanakan fungsinya masing-masing. Dari segi responsibilitas, sudah sangat

baik, kekurangannya pada peraturan perundang-undangan, yaitu belum memiliki

perizinan usaha sampai kepada kemenhukam. Selanjutnya independensi,

kekurangannya masih ada pihak luar yang mempengaruhi kegiatan/program

yayasan. Dan yang terakhir fairness, yayasan masih kurang dalam hal pemberian

akses informasi dan juga kesempatan yang sama diberikan pada setiap UMKM

untuk mengadakan promosinya.

2. Dampak keberadaan Yayasan Kuntum Indonesia pada upaya perkembangan

UMKM di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru adalah UMKM terbantu

pengetahuan bisnisnya melalui program pelatihan yang diberikan oleh Yayasan

Kuntum Indonesia. Namun, tidak sampai kepada aspek pemahaman yang

Page 121: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

107

107

mendalam bagi UMKM. Kemudian, pada sebagian UMKM bermodal kecil

terbantu oleh pembiayaan yang diberikan oleh yayasan. Selanjutnya, UMKM pun

mendapatkan jaringan usaha sehingga muncul kerjasama baru. Dampak lainnya

yaitu, membantu pemasaran produk UMKM di Tegalwaru sehingga UMKM pun

merasa mendapatkan omset yang lebih besar ketika menjadi mitra Yayasan

Kuntum Indonesia ini.

B. Saran

Dari hasil studi dan observasi pada skripsi ini, penulis ingin mengemukakan

saran sebagai berikut :

1. Untuk penerapan GCG pada Yayasan Kuntum Indonesia, yayasan perlu dengan

segera menambah sumber daya manusianya agar tugas dan fungsi organ bisa

berjalan dengan optimal. Kemudian website dan plang visi-misi juga harus

yayasan miliki agar informasi lebih diketahui publik. Mengupayakan agar ada

agenda pertemuan khusus yang rutin antara pihak yayasan dengan UMKM.

Selanjutnya Yayasan berusaha semaksimal mungkin agar tidak terpengaruh

tekanan dari pihak luar dan berusaha membuat agenda agar UMKM mendapat

giliran yang sama untuk promosi/pelatihan dalam program kunjungan.

2. Dalam hal keberadaan yayasan terhadap perkembangan UMKM di KWBT ini,

pelaku UMKM dirasa perlu untuk terus mengikuti pelatihan-pelatihan yang

diberikan oleh yayasan dan aktif mencari tahu informasinya kepada yayasan,

bukan hanya menunggu informasi saja. Kemudian bersama-sama dengan yayasan

dan juga aparat setempat membangun suatu outlet atau showroom yang berfungsi

Page 122: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

108

108

sebagai pameran kerajinan hasil produksi pelaku UMKM di Kampung Wisata

Bisnis Tegalwaru. Selanjutnya, UMKM pun sebaiknya juga mengikuti pelatihan

di luar yang tidak hanya diselenggarakan oleh yayasan saja.

3. Dalam penelitian ini masih dirasakan kekurangan, baik terkait dari aspek GCG

pada yayasan, maupun pada respon UMKM mengenai keberadaan yayasan.

Peneliti mengharapkan pada penelitian selanjutnya membahas tentang aspek

GCG pada UMKM di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.

Page 123: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan

UKM di Indonesia. Jakarta : Rajawali Press, 2009

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema

Insani Press, 2011

Badan Pusat Statistik

Bank Indonesia. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah. Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan ke-3.

Jakarta: Balai Pustaka, 2007

Dhewanto, Wawan, dkk. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial. Bandung : Alfabeta,

2013

Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Pusat Peningkatan

dan Jaminan Mutu ( PPJM ) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah, 2012

Hafsah, Mohammad Jafar. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Jakarta : PT

Penebar Swadaya, 2000

Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika, 2012

Hoetomo. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

Kamil, Ahmad dan M. Fauzan. Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan

Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana, 2007

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi ke-6. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2005

Kementrian Koperasi dan UMKM

Page 124: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-Mbu/2002

Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) Bab 2 Pasal 3

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2001

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : UUP AMP YKPN,

2005

Pedoman Umum GCG Indonesia Tahun 2006, Komite Nasional Kebijakan

Governance

Priyono, Joko & Husin Syarbini. UKM NAIK KELAS. Solo : PT Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri, 2014

Rofiq, Aunur. Kemajuan Ekonomi Indonesia Isu Strategis, Tantangan, dan

Kebijakan. Bogor : IPB Press, 2013

S., Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama, 2010

Sedarmayanti. Good Governance dan Good Corporate Governance. Bandung :

Mandar Maju, 2007

Silvangita, Ktut. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : PT. Gelora Aksara

Pratama, 2009

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3S

Sudjana, Djuju. Evaluasi Pendidikan Luar Sekola. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2006

Sumarsono, HM. Sonny. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha

Ilmu, 2004

Surya, Indra, dkk. Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-

hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha. Jakarta : Prenada Media Grup,

2006

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah

Page 125: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan

UU. No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

UU. No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standard, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta : Rajawali

Press, 2012

Z, A. Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta, Kompas Gramedia, 2012

Wawancara

Wawancara via telepon kepada Ibu Tatiek Kancaniati. Jakarta-Bogor. 15 februari

2015

Wawancara Pribadi dengan Ibu Tatiek Kancaniati. Bogor. 25 Agustus 2015

Wawancara Pribadi dengan Pak Fadli. Bogor. 25 Agustus 2015

Wawancara Pribadi dengan Pak Bidin. Bogor. 25 Agustus 2015

Wawancara Pribadi dengan Pak Aris. Bogor. 25 Agustus 2015

Internet

Masalah Pengangguran diunduh pada 16 Februari 2015 dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/04/30/1049038/Kadin.Indonesia.Hada

pi.Bencana.Pengangguran.yang.Serius

Jurnal

Nurjanah, Siti, dkk., “Analisis Kualitas Layanan Berdasarkan Karakteristik Gender

Pada Pelaku Umkm Bidang Usaha Makanan”, Jurnal Fakultas Ekonomi

Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis.

Prijambodo. Tata Kelola Yang Baik Pada Koperasi (Good Governance Cooperative)

Satu Kebutuhan Peningkatan Kualitas Sdm Koperasi, Jurnal Kementrian

Koperasi dan UKM, 2012

Purwanto, Gabriela Kartika dan Ronny H. Mustamu. “Studi Deskriptif Penerapan

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Keluarga di

Bidang Manufaktur Kayu”. Jurnal Agora Vol.1 No. 1, Universitas Kristen

Petra, 2013

Page 126: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

Skripsi

Maskur, Any. “Analisis Pelaksanaan Good Corporate Governance Di Usaha Mikro

Kecil Dan Menengah Studi Kasus Pada Mitra Binaan Unit PKBL PT

Taspen (Persero)”, Tesis FE Universitas Indonesia, 2012

Nurbayinah, “Analisis Program Social Entreprenur terhdap Pengembangan Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)”, Skripsi STEI Tazkita, 2013

Zahara, Anita. Evaluasi Program Yayasan Lima Belas Juli (Yaliju) Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Sawangan Lama-

Depok, Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Jakarta, 2007

Page 127: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

LAMPIRAN

Page 128: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

KEMENTER"IAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412 lndonesiaTelp. (62-2 1 ) 7 47 1 1 537, 7 401 925 F ax. (62-21 ) 7 49 1 821Website : www.uinjK.ac.id E-mail : [email protected]

Nomor

Lampiran

Hal

uN.01 /F4 /KM,01 .O3t1 407 t201 5

Permohonan Data/Wawancara

Kepada

Yth. PengurusYayasan Kuntum lndonesia

di

TempatAssa la mmu'a la ikum, Wr, Wb.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkanbahwa :

Jakarta, 09 Juli 2015

NamaTempat/TanggalNIMSemesterProgram StudiAlamat

Telp/Hp

AHMAD WIZA WALADYJakarta / 29 Maret 19931111046100150B

Muamalat (Hukum Ekonomi Syari'ah)KAMPUNG BARU RT OO2 RW OO7 SUKABUMI SELATANKEBON JERUK JAKARTA BARAT 1 1560085775845949

Adalah benar yang bersangkutan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UINsyarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:

EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA DAN PENGETAHUAN PELAKU UMKMDALAM UPAYA PENGEMBANGAN UMKM DI KAMPUNG WISATA B'S/V'S TEGALWARU

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak/lbu dapat menerimayang bersangkutan untuk wawancara serta memperoleh data guna penulisan skripsidimaksud.Atas kefasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.Wassalam,

Akademik

M. AG

32002

a.n.

Tembusan :

'l . Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta2. Ka/Sekprodi Muamalat (Hukum Ekonomi Syari'ah) / Perbankan Syariah

Page 129: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412 lndonesiaTelp. (62-2 1 ) 7 47 11 537, 7 40 1 525 F ax. (62-21 ) 7 49 1 821Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : [email protected]

Nomor : UN.01/F4 /KM.01 .031140812015

Lampiran :

Hal : Permohonan Data/Wawancara

NamaTempaUTanggalNIMSemesterProgram StudiAlamat

Telp/Hp

Jakarta,09 Juli 2015

Kepada

Yth, Pelaku UMKM Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT)Yayasan Kuntum Indonesia

di

TempatAssalammu' ala i kum, Wr. Wb.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkanbahwa :

Tembusan :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta2. Ka/Sekprodi Muamalat (Hukum Ekonomi Syari'ah) / perbankan Syariah

AHMAD WIZA WALADYJakarta / 29 Maret 199311110461001508

Muamalat (Hukum Ekonomi Syari'ah)KAMPUNG BARU RT OO2 RW OO7 SUKABUMI SELATANKEBON JERUK JAKARTA BARAT 1 1560085775845949

i EIiHEI I

r lEEffi ]

lrJ+tJ ;

i_l

_ Adalah benar yang bersangkutan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UINsyarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi d-engan judul:

EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTIIM INDONESIA DAN PENGETAHUAN PELAKU T]MKMDALAM UPAYA PENGEMBANGAN UMKM D' KAMPUNG WISATA B'Sru/S TEGALWARU

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak/lbu dapat menerimayang bersangkutan untuk wawancara serta memperoleh data guna penulisan skripsidimaksud,Atas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.Wassalam,

Page 130: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

PERTANYAAN WAWANCARA

Pengurus Yayasan

1. Tentang Yayasan

1. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Kuntum Indonesia ?

2. Bagaimana struktur organisasi/kepengurusan Yayasan Kuntum Indonesia ?

3. Apakah Yayasan Kuntum memiliki AD/ART yayasan ?

4. Apa visi-misi Yayasan Kuntum Indonesia ?

5. Berapa jumlah UMKM yang tergabung sebagai anggota yayasan ?

6. Program-program apa saja yang dijalankan oleh Yayasan Kuntum Indonesia ?

7. Bagaimana kondisi ekonomi bisnis di KWBT ?

8. Apakah ada lembaga keuangan khusus yang menaungi para UMKM di KWBT ? seperti

koperasi, BMT, dll ?

A. Transparansi

1. Apakah masyarakat/publik dapat dengan mudah melihat visi-misi yayasan ?

2. Apakah yayasan selalu menginformasikan kegiatan-kegiatan yayasan kepada masyarakat ?

3. Apakah yayasan memiliki website ?

4. Bagaimana sikap yayasan jika ada yang mau meliput kegiatan yayasan di KWBT ini ?

5. Apakah yayasan selalu memberikan laporan keuangan dan kegiatannya kepada donatur atau

pihak terkait ?

6. Dalam setiap melakukan kerjasama dengan UMKM, apakah yayasan menerangkan peraturan

yayasan yang harus dipatuhi ?

7. Dalam setiap program kegiatannya, apakah yayasan selalu menginformasikan sasaran-sasaran

kegiatannya ?

8. Bagaimana cara yayasan memberikan informasi mengenai perkembangan KWBT kepada

UMKM ?

9. Bagaimana cara yayasan memberikan informasi yayasan dengan tetap memperhatikan

kerahasiaan informasi pada yayasan ?

10. Bagaimana cara yayasan menginformasikan suatu kebijakan yayasan kepada UMKM ?

11. Apakah yayasan memiliki agenda rutin dengan para UMKM di Tegalwaru ?

12. Apakah yayasan memberikan open house kepada para pengunjung untuk belajar tentang

homeindustry UMKM ?

13. Apakah yayasan memiliki dewan penasihat untuk memberikan masukan kebijakan dan

strategi ?

B. Akuntabilitas

1. Apakah yayasan memiliki organ yang lengkap sesuai dengan struktur organisasi yayasan ?

2. Apakah setiap organ yayasan sudah menjalankan kerjanya sesuai fungsinya masing-masing ?

3. Bagaimana cara yayasan menentukan tugas dan tanggung jawab pada setiap organ ?

4. Bagaimana cara yayasan mengontrol kegiatan-kegiatan UMKM di KWBT ?

5. Apakah yayasan sudah berperilaku sesuai dengan peraturan (AD/ART) yayasan ?

6. Apakah anggota UMKM sudah berperilaku sesuai dengan peraturan (AD/ART) yayasan ?

7. Apakah yayasan memiliki SOP dalam melakukan kegiatan serta diketahui pihak-pihak terkait ?

Page 131: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

8. Apakah yayasan memberikan reward pada UMKM yang berprestasi ?

9. Apakah yayasan memberikan punishment pada UMKM yang melanggar peraturan dari

yayasan ?

C. Responsibiltas

1. Apakah yayasan mempunyai peraturan-peraturan tersendiri yang menjadi pedoman dalam

setiap kegiatan ?

2. Bagaimana sistem peraturan tersebut dibuat ?

3. Apakah peraturan tersebut merujuk kepada peraturan perundang-undangan tertentu ?

4. Apakah yayasan mengadakan program pemberdayaan kepada masyarakat ? seperti apa

bentuknya ?

5. Bagaimana yayasan memastikan kegiatan yang dilakukan oleh yayasan maupun anggota

UMKM ramah lingkungan dan tidak mengganggu masyarkat ?

6. Bagaimana bentuk tanggung jawab yayasan kepada para UMKM ?

D. Independensi

1. Apakah yayasan terlalu didominasi oleh beberapa orang atau kelompok tertentu ?

2. Apakah terdapat ketimpangan tanggung jawab antar masing-masing organ di yayasan ?

3. Apakah ada suuatu pihak yang mempengaruhi jalannya kegiatan yayasan selain pada dewan

penasihat ?

4. Bagaimana cara yayasan menyikapi golongan/kelompok dari luar yayasan yang memberikan

sumbangan kepada yayasan namun harus mendapatkan timbal baliknya ?

E. Fairness (Kejujuran dan kesetaraan)

1. Apakah penasihat dan pihak luar (misal donatur tetap) diberikan kesempatan untuk

memberikan masukan-masukan program kepada yayasan ?

2. Apakah sistem komunikasi di pada setiap organ yayasan sudah efektif dilakukan ?

3. Bagaimana cara yayasan memberikan program pelatihan kepada para UMKM sehingga

tercipta kesamaan hak pada setiap UMKM ?

4. Bagaimana cara yayasan memberikan kesempatan kepada para UMKM sehingga tercipta

persamaan kesempatan pada setiap UMKM untuk mempromosikannya kepada pengunjung ?

5. Apakah yayasan membuka kesempatan pada setiap UMKM untuk mengajukan pembiayaan

kepadanya ?

6. Bagaimana cara yayasan memberikan kesempatan kepada masyarakat apabila ada seseorang

yang ingin masuk menjadi pengurus yayasan ?

Page 132: EVALUASI PROGRAM YAYASAN KUNTUM INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30053/1/AHMAD... · (YKI) berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalam GCG (Good Corporate

PERTANYAAN WAWANCARA

Pelaku UMKM

A. Info UMKM

1. Bagaimana sejarah usaha ini didirikan ?

2. Bagaimana cara pengelolaan usaha ini ?

3. Apa yang menjadi kendala dalam pengelolaan usaha ini ?

B. Dampak Keberadaan Yayasan bagi Pengembangan UMKM

1. Apa sajakah program-program yang diberikan oleh yayasan kepada UMKM di

KWBT?

2. Apakah tepat program-program yang diberikan oleh yayasan kepada usaha Bapak ?

3. Apa hasil yang Bapak peroleh setelah menerima program pelatihan dari yayasan ?

4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari program yayasan kepada UMKM ?

5. Apakah yayasan membantu memberikan pemahaman tentang pembiayaan ?

6. Apakah Bapak merasa dari pembiayaan yang bapak terima itu membantu usaha

Bapak?

7. Apakah yang Bapak rasakan setelah usaha Bapak bergabung dengan Yayasan

Kuntum Indonesia ?

8. Bagaimana cara Anda memperoleh modal usaha ?

9. Pembiayaan jenis apa saja yang Anda ketahui untuk pengembangan UMKM ?

10. Apa Anda berniat untuk melakukan pembiayaan ?

11. Apa alasan Anda memilih sebuah pembiayaan ?

12. Apa yang Anda ketahui dari pembiayaan syariah ?

13. Apakah Anda berminat untuk mengajukan pembiayaan syariah untuk

pengembangan usaha Bapak ?