18
July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA] 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merger dan Akuisisi yang akan dilakukan oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCTV) terhadap PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar) telah menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat sejak berita ini berhembus dari tahun 2008 lalu. Seperti yang kita ketahui PT Surya Citra Media Tbk (SCTV) merupakan salah satu stasiun televisi terkemuka yang berdiri pada tahun 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia sedangkan PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar) merupakan salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia yang tidak kalah terkemuka dan beroperasi dari Jakarta sejak tahun 1994. Kedua perusahaan tersebut sama-sama bergerak dalam bidang pernyiaran pertelevisian di Indonesia dan tentu saja sepak terjang dari kedua perusahaan tersebut sudah tidak bisa diragukan lagi. Merger dan Akuisisi yang akan dilakukan kedua perusahaan ini diduga dan dikhawatirkan menimbulkan monopoli karena antara SCTV dan Indosiar dipandang memiliki pangsa lumayan besar di Indonesia. Terlepas dari permasalahan monopoli merger dan akuisisi yang akan dilakukan kedua perusahaan tersebut terhalang oleh Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, dimana tidak memperbolehkan dua stasiun televisi dimiliki satu pemilik. Dari permasalahan-permasalahan inilah untuk itu kami akan melakukan analisis mengenai Merger dan Akuisisi SCTV terhadap Indosiar, dimana apakah dampak dari Merger dan Akuisisi yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut menghasilkan hasil positif maupun negatif dan sebagai tugas akhir dari perkuliahan Merger dan Akuisisi. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Temukan harga saham SCTV dan Indosiar pada tahun 2010

Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merger dan Akuisisi yang akan dilakukan oleh PT Surya Citra Media Tbk

(SCTV) terhadap PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar) telah menjadi

perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat sejak berita ini berhembus dari

tahun 2008 lalu. Seperti yang kita ketahui PT Surya Citra Media Tbk (SCTV)

merupakan salah satu stasiun televisi terkemuka yang berdiri pada tahun 1993,

berbekal SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV melakukan siaran nasional

ke seluruh Indonesia sedangkan PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar)

merupakan salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia yang tidak

kalah terkemuka dan beroperasi dari Jakarta sejak tahun 1994. Kedua perusahaan

tersebut sama-sama bergerak dalam bidang pernyiaran pertelevisian di Indonesia

dan tentu saja sepak terjang dari kedua perusahaan tersebut sudah tidak bisa

diragukan lagi.

Merger dan Akuisisi yang akan dilakukan kedua perusahaan ini diduga

dan dikhawatirkan menimbulkan monopoli karena antara SCTV dan Indosiar

dipandang memiliki pangsa lumayan besar di Indonesia. Terlepas dari

permasalahan monopoli merger dan akuisisi yang akan dilakukan kedua

perusahaan tersebut terhalang oleh Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 tentang

Penyiaran, dimana tidak memperbolehkan dua stasiun televisi dimiliki satu

pemilik. Dari permasalahan-permasalahan inilah untuk itu kami akan melakukan

analisis mengenai Merger dan Akuisisi SCTV terhadap Indosiar, dimana apakah

dampak dari Merger dan Akuisisi yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut

menghasilkan hasil positif maupun negatif dan sebagai tugas akhir dari

perkuliahan Merger dan Akuisisi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Temukan harga saham SCTV dan Indosiar pada tahun 2010

Page 2: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

2

1.2.2 Temukan laporan keuangan perusahaan dari 3 periode terakhir (31

Desember 2008, 31 Desember 2009, 31 Desember 2010)

1.2.3 Perusahaan manakah yang berhak mengakuisisi berdasarkan laporan

keuangan dan beserta alasannya?

1.2.4 Mengapa perusahaan tersebut berencana melakukan akuisisi? (dilihat

dari segi teori dan praktik)

1.2.5 Apakah yang akan terjadi apabila hasil Merger & Akuisisi dilakukan

(dilihat dari posisi keuangan).

1.2.6 Temukan harga perusahaan (value) yang tepat dari perusahaan -

perusahaan tersebut dengan menggunakan metode yang berbeda.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Menganalisis perusahaan mana yang berhak melakukan merger dan

akuisisi dilihat dari harga saham masing - masing perusahaan.

1.3.2 Menganalisis perusahaan mana yang berhak melakukan merger dan

akuisisi dilihat dari laporan keuangan (31 Desember 2008, 31 Desember 2009, 31

Desember 2010)

1.3.3 Menganalisis alasan perusahaan yang berhak melakukan merger dan

akuisisi berdasarkan laporan keuangan.

1.3.4 Menganalisis rencana perusahan melakukan merger dan akuisisi

berdasarkan teori dan praktik.

1.3.5 Menganalisis yang terjadi apabila merger dan akuisisi dilakukan

berdasarkan posisi laporan keuangan.

1.3.6 Menganalisis harga perusahaan (value) yang tepat dari masing -

masing perusahaan dengan menggunakan metode yang berbeda.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Mengetahui dan memahami bagaimana cara menganalisis laporan

keuangan dari masing-masing perusahaan sehingga dapat mengetahui yang

berhak melakukan merger dan akuisisi

1.4.2 Mengetahui dan memahami rencana dan yang melatarbelakangi

perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi berdasarkan teori dan praktik.

Page 3: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

3

1.4.3 Mengetahui dan memahami yang terjadi apabila merger dan akuisisi

dilakukan

1.4.4 Mengetahui dan memahami harga perusahaan (value) yang tepat dari

masing - masing perusahaan dengan metode yang berbeda.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai pembahasan dalam

penelitian ini maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORETIS

Bab ini membahas pengertian-pengertian objek penelitian, yang dijadikan

dasar untuk melakukan pengolahan data, pembahasan masalah, serta penarikan

kesimpulan.

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisis hasil penelitian berdasarkan teoritis dan praktis.

BAB IV KESIMPULAN

Berisi simpulan dari hasil analisis penelitian dari pengumpulan dan

pengolahan data pada bab-bab sebelumnya, serta mengenai saran-saran

yangbermanfaat.

Page 4: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

4

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Pengertian Merger dan Akuisisi

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana

perusahaan yang me-merger mengambil atau membeli semua assets dan liabilities

perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki

paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan

mengaburkan identitas yang dimilikinya, sedangkan perusahaan yang dominan

dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya.

Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli

saham atau aset perusahaan tersebut, namun perusahaan yang dibeli tetap ada.

2.2. Jenis-Jenis Merger dan Akuisisi

Berdasarkan hubungan usaha serta jenis perusahaan yang bergabung, merger

atau akuisisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

2.2.1. Horizontal merger adalah penggabungan dua jenis perusahaan atau lebih

ketika dua perusahaan tersebut bergerak di bidang industri yang sama dan

bergabung. Contohnya, Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan

perusahaan peternakan ayam.

2.2.2. Vertikal merger adalah penggabungan dua jenis perusahaan atau lebih yang

terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau

customernya. Contohnya, pabrik komputer yang gabung dengan pabrik komputer.

2.2.3. Congeneric merger adalah penggabungan dua jenis perusahaan atau lebih

yang terjadi ketika perusahaan yang bergerak dalam idustri yang sama tetapi tidak

dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya

adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.

2.2.4. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan

bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi

Page 5: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

5

resiko. Contohnya, perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan

perusahaan operator telepon seluler nirkabel.

2.3. Alasan perusahan melakukan merger dan akuisisi

Menurut gitman (2003,p.714-716), ada beberapa alasan perusahaan yang perlu

kita keahui mengapa melakukan penggabungan baik melalui merger maupun

akuisisi, yaitu :

2.3.1. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar

saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.

Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan

ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi

perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

2.3.2. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi

(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya

overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan

perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang

melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja

yang berlebihan dapat dihilangkan.

2.3.3. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi

internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.

Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki

likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan

penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana

dengan biaya rendah.

2.3.4.Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya

efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak

dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk

Page 6: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

6

mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan

yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

2.3.5. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau

sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak

dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk

memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan

menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan

pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun

merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari

tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

2.3.6. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang

lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan

saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan

perusahaan yang lebih kecil.

2.3.7 Melindungi diri dari pengambilahlian

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang

tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai

pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban

perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang

berminat

2.4. Taktik – taktik Merger dan Akuisisi

Menurut Gitman (2003, p.729-730), ada beberapa taktik yang digunakan untuk

melakukan merger adalah sebagai berikut :

2.4.1. Tender offer

Tender offer adalah suatu penawaran formal untuk membeli sejumlah saham dari

sebuah perusahaan dengan harga tertentu. Penawaran diajukan kepada semua

pemegang saham dengan nominal yang berada diatas harga pasar. Pada umumnya

pengakuisisi akan mengadakan two - tier - offer atau penawaran dua tingkat, yang

Page 7: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

7

berarti penawaran tersebut akan lebih aktraktif bagi mereka yang menjual

sahamnya lebih awal.

2.4.2. Taktik - taktik bertahan

Jika manajemen dari target firm tidak menginginkan merger, atau

mempertimbangkan bahwa harga yang ditawarkan dalam proses merger terlalu

rendah.maka mereka akan cenderung bersikap defensive. Takeoffer defense atau

pertahanan terhadap pengambilahlian pada dasarnya adalah strategi - strategi

yang dijalankan oleh target firm untuk bertahan terhadap pengambilahlian

paksa.cara - cara yang digunakan antara lain :

2.4.2.1. White Knight

Strategi pertahanan terhadap pengambilahlian dimana target firm menemukan

pengakuisisi lain yang lebih dapat diterima olehnya ketimbang pengakuisisi yang

terdahulu. Dengan demikian, kedua perusahaan pengakuisisi tersebut akan

berkompetisi untuk mengambil ahli target firm.

2.4.2.2. Poison pills

Strategi pertahanan terhadap pengambilahlian dimana perusahaan akan

menerbitkan sekuritas - sekuritas yang memberikan kepada para pemegangnya

sebuah hak yang akan berlaku efektif pada waktu terjadi proses pengambilahlian.

Hal ini membuat perusahaan kurang disukai oleh perusahaan pengakuisisi.

2.4.2.3. Shark repellents

Sebuah amandemen anti pengambilahlian yang dilakukan corporate charter, yang

membatasi kemampuan perusahaan untuk mengalihkan control manajerial ke

perusahaan pengakuisisi, yang biasanya terjadi pada saat merger.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi

2.5.1. Kelebihan Merger

Menurut Harianto dan Sudomo, 2001, p.641, merger pada dasarnya memiliki

kelebihan yaitu pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah

dibanding pengambilalihan yang lain.

2.5.2. Kekurangan Merger

Page 8: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

8

Menurut Harianto dan Sudomo, 2001, p.641, dibandingkan dengan akuisisi,

merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para

pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan

persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.

2.6.3. Kelebihan Akuisisi

Menurut Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644, akuisisi memiliki keuntungan

baik dari segi keuntungan akuisisi saham maupun akuisisi aset adalah sebagai

berikut:

2.6.3.1 Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara

pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran

Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak

Bidding firm.

2.6.3.2.Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan

langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan

tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

2.6.3.3.Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris

perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan

yang tidak bersahabat (hostile takeover).

2.6.3.4.Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak

memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham

sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak

menyetujui akuisisi.

2.6.4. Kekurangan Akuisisi

Menurut Harianto dan Sudomo, 2001, p.643, terlepas dari keuntungan yang

dimiliki akuisisi, akuisisi juga memiliki kerugian baik dari segi kerugian akuisisi

saham maupun kerugian akuisisi asset yang dimiliki seperti yang dijelaskan

sebagai berikut :

2.6.4.1.Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui

pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran

Page 9: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

9

dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara

setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

2.6.4.2.Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka

terjadi merger.

2.6.4.3.Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara

hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

2.6. Latar Belakang PT Surya Citra Media Tbk (SCTV)

SCTV (awalnya singkatan dari Surabaya Central Televisi) mengudara pertama

kali pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur, dengan jangkauan

wilayah Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan

Lamongan). Pada tahun 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Bali dan

sekitarnya.Sejak itu kepanjangan SCTV menjadi Surya Citra Televisi. Pada

tanggal 1 Januari 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No. 111/1992, SCTV

mengudara secara nasional. Secara bertahap, bertahap mulai tahun 1993 sampai

dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi media siaran nasionalnya dari

Surabaya ke Jakarta. Saat ini, melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu

menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial

pemirsa.

Sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi "Satu

Untuk Semua". sebelumnya Slogan SCTV adalah "SCTV ngetop" .Saat ini kantor

pusat SCTV terletak di SCTV Tower, Senayan City, Jalan Asia Afrika Lot 19,

Jakarta Pusat.

Sebelum 23 November 2007, kantor pusat SCTV berada di Jalan Gatot

Subroto Kavling 21 Jakarta. SCTV juga memiliki studio penta di Jalan Raya

Perjuangan No. 3-4 Komplek Kawasan RCTI, Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta

Barat. Saat ini kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Elang Mahkota Teknologi

melalui Surya Citra Media (SCM).

Sejak pertengahan 1990-an, SCTV yang semula satu manajemen dengan RCTI

akhirnya keduanya berpisah manajemen. Melalui 47 stasiun transmisi, SCTV

mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial

pemirsa. Dinamika ini terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan

Page 10: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

10

profesionalisme sumber daya manusia agar dapat senantiasa menyajikan layanan

terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya.

SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital, yang

merupakan bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi

kecanggihan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan efsiensi operasional.

Dalam semangat yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang

kokoh pada pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam

basis pengetahuan seraya memupuk talenta, kreativitas dan inisiatif. Inilah kunci

untuk memperkuat posisi SCTV sebagai salah satu dari stasiun penyiaran

terkemuka di Indonesia.

2.7. Latar Belakang PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar)

PT Indosiar Visual Mandiri (“Perseroan”) adalah salah satu dari sederetan televisi

swasta nasional di Indonesia yang terbilang sukses menjadi stasiun televisi

terkemuka dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in-house

production, kreativitas dan sumber daya manusia yang handal. Didirikan pada

tahun 1991 dan mulai beroperasi dengan menayangkan siaran perdana pada

tanggal 11 Januari 1995, Perseroan merupakan televisi termuda dari 4 televisi lain

yang sudah ada pada masa itu. Kehadiran Perseroan telah memberikan

pencerahan bagi industri pertelevisian Indonesia lewat serangkaian terobosan dan

inovasi baru yang mengutamakan kepuasan stakeholders serta kepedulian

terhadap lingkungan sekitar. Tidak heran jika dalam kurun waktu 5 tahun

kemudian Perseroan mampu mensejajarkan diri bahkan memimpin dalam

perolehan rating dan share pemirsa.

Perseroan sejak dulu dikenal terdepan dalam menyajikan program-program

produksi sendiri baik dalam bentuk drama, non drama maupun pemberitaan.

Sebanyak 45% dari seluruh program yang ditayangkan Perseroan diproduksi

secara in-house dan lebih dari separuhnya disiarkan secara langsung. Didukung

sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman di bidangnya, Perseroan

senantiasa menyajikan program-program yang tidak hanya menarik bagi pemirsa

namun juga berkualitas, sehingga setiap tahunnya Perseroan memperoleh

penghargaan bertaraf nasional maupun internasional. Penghargaan terkini yang

Page 11: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

11

diperoleh Perseroan adalah “Asian Television Awards 2005” untuk program

“Misa Malam Natal” dan “The Bells – A Christmas Concert”.

Agar program yang ditayangkan Perseroan dapat dinikmati oleh seluruh

pemirsa hingga pelosok tanah air, Perseroan telah memiliki 34 stasiun relai pada

akhir tahun 2005 dengan jangkauan siaran yang mencapai 80% dari total

penduduk Indonesia. Saat ini Perseroan sedang membangun stasiun pemancar

baru di Jakarta dengan tinggi kurang lebih 400 meter untuk meningkatkan

kualitas penerimaan siaran di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang terganggu

akibat perkembangan pembangunan gedung-gedung tinggi yang sangat cepat

selama 5 tahun terakhir.

Dalam tiap aksi korporasinya sejak awal berdiri, Perseroan selalu

menempatkan kepuasan stakeholders sebagai prioritas utama, khususnya dalam

hal memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan investor. Aksi

korporasi Restrukturisasi Perseroan yang ditempuh akhir tahun 2004

memungkinkan Pemegang Saham Perseroan memiliki saham baru perusahaan

induk PT Indosiar Karya Media yang berpeluang lebih besar dalam melakukan

diversifikasi usaha.

Konsistensi upaya Perseroan dalam memberikan nilai tambah bagi pemegang

sahamnya selama 5 tahun berturut-turut membawa Perseroan kembali meraih

penghargaan “The Value Creator Award” dari Majalah SWA Sembada di akhir

tahun 2005. Di tengah kondisi makro ekonomi yang dibayangi krisis baru dan

ambruknya pasar obligasi, Obligasi Perseroan berhasil masuk dalam daftar

peringkat “Obligasi Korporasi Terbaik 2005” versi Majalah Investor.

Penghargaan-penghargaan tersebut menunjukkan kepercayaan dunia usaha

terhadap Perseroan dan mendorong Perseroan untuk menciptakan value added

bagi pemegang saham secara konsisten dan berkesinambungan di tahun-tahun

mendatang.

Kesuksesan dalam mengarungi kancah pertelevisian tidak membuat Perseroan

lupa pada misi sosial yang diembannya. Kegiatan sosial “Peduli Kasih” dan “Kita

Peduli” yang digalakkan dengan mengumpulkan dana dari para pemirsa secara

sukarela adalah salah satu bentuk kepedulian Perseroan terhadap penderitaan

rakyat kecil. Penyaluran dana dilakukan secara transparan dan bertanggung

Page 12: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

12

jawab. Perseroan juga turut berperan aktif membantu program pemerintah

mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya dalam mengarahkan dan

menyalurkan kreativitas seni melalui pendidikan broadcast yang diselenggarakan

oleh Akademi Teknologi Komunikasi dan Informasi (ATKI) yang berada di

bawah naungan Yayasan Indosiar.

Page 13: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

13

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis Teoritis

Dalam bab ini, penulis akan mengadakan dua analisis yaitu analisis secara

teoritis dan analisis secara praktis. Dalam analisis secara teoritis penulis akan

meneliti untuk menjawab pertanyaan akhir, perusahaan mana yang berhak

mengakuisisi berdasarkan analisis terhadap harga saham, value laporan keuangan,

penilaian ratio serta menghitung value perusahaan bila terjadi akuisisi.

3.1.1 Harga saham

Adapun harga saham dilihat dari harga close perusahaan masing-masing, yaitu

sebagai berikut:

a. PT Surya Citra Media Tbk (SCTV), pada tahun 2010 dari bulan Januari-

Agustus

Page 14: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

14

b. PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar), pada tahun 2010 dari bulan Januari-

Agustus

3.1.2. Value Perusahaan berdasarkan Laporan Keuangan

Berdasarkan Laporan Keuangan (dilampirkan) maka kita dapat menilai

perusahaan mana yang berhak mengakuisisi perusahaan lainnya dengan

menghitung seberapa besar value perusahaan. Value Perusahaan dihitung dari

total kewajiban ditambah total ekuitas.

a. Value Perusahaan PT Surya Citra Media Tbk (SCTV)

Tahun 2008 = 966.341.449.000,00 + 1.355.960.452.000,00

= 2.322.301.901.000,00

Tahun 2009 = 964.172.183.000,00 + 1.395.664.398.000,00

= 2.359.836.581.000,00

Tahun 2010 = 1.028.801.124.000,00 + 1.486.766.263.000,00

= 2.515.567.387.000,00

b. Value Perusahaan PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar)

Tahun 2008 = 930.374.977.771,00 + 281.846.622.254,00

= 1.212.248.821.518,00

Tahun 2009 = 857.778.950.293,00 + 290.359.769.962,00

= 1.158.365.676.344,00

Tahun 2010 = 652.892.999.099,00+ 298.655.062.552,00

Page 15: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

15

= 961.775.329.680,00

Berdasarkan perhitungan value perusahaan, maka perusahaan yang berhak

mengakuisisi adalah PT Surya Citra Media Tbk (SCTV) dimana value

perusahaannya lebih tinggi.

3.1.3. Value Perusahaan Setelah Merger dan Akuisisi

Jika terjadi akuisisi antara SCTV dengan Indosiar maka posisi laporan keuangan

akan menjadi sebagai berikut:

Total

Asset 10.007.294.516.903

Total

Liablilities 6.529.951.800.223

Total

Equity 310.369.096.844

3.1.4. Penilaian Ratio

Cash Ratio

PT Surya Citra Media Tbk (SCTV)

Tahun 2008 = 69.2 %

Tahun 2009 = 70 %

Tahun 2010 = 166.5 %

PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar)

Tahun 2008 = 6.6 %

Tahun 2009 = 5.9 %

Tahun 2010 = 9.6 %

Artinya current asset dapat menutupi current liabilities sebanyak xx %.

DER

PT Surya Citra Media Tbk (SCTV)

Tahun 2008 = 1,403 kali

Page 16: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

16

Tahun 2009 = 1,447 kali

Tahun 2010 = 1,445 kali

PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar)

Tahun 2008 = 0,302 kali

Tahun 2009 = 0,338 kali

Tahun 2010 = 0,457 kali

Artinya modal dapat menutupi hutang sebanyak xx kali pada tahun tersebut.

Sales Growth

PT Surya Citra Media Tbk (SCTV)

Tahun 2009 = 3.97 %

Tahun 2010 = 65 %

PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar)

Tahun 2009 = 1.17 %

Tahun 2010 = - 11.8 %

Artinya pertumbuhan penjualan sebanyak xx% dari tahun sebelumnya.

Price Earning

PT Surya Citra Media Tbk (SCTV)

Tahun 2008 = 0.27 kali

Tahun 2009 = 0.38 kali

Tahun 2010 = 15.9 kali

PT Indosiar Karya Media Tbk (Indosiar)

Tahun 2008 = 12.2 kali

Tahun 2009 = 5.2 kali

Tahun 2010 = 16.9 kali

Artinya keuntungan setiap lembar saham sebanyak xx kali dari sebelumnya.

Page 17: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

17

3.2. Analisis Praktis

Meskipun Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menilai rencana korporasi PT Elang

Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang mengambil alih PT Indosiar Karya Media

(IDKM), berpotensi melanggar peraturan perundang-undangan. Potensi pelanggaran

undang-undang yang dimaksud adalah UU Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 pasal 18

ayat (1) dan pasal 34 ayat (4) tentang pembatasan pemusatan kepemilikan dan lembaga

penyiaran swasta (LPS) oleh perorangan atau satu badan hukum dan larangan

pemindahtanganan izin penyelenggaraan penyiaran.

Persaingan industri media televisi yang terlalu ketat akan memicu biaya tinggi bagi

pengelola stasiun televisi. "Bayangkan, persaingan tinggi akan memicu rate card (tarif

iklan) yang tinggi antar stasiun televisi, sehingga biaya yang dikeluarkan akan tinggi pula

EMTK menguasai 86 persen saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang memiliki

99 persen saham SCTV. EMTK berencana mengambil alih keseluruhan saham PT Prima

Visualindo (PV) di PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) yang memegang 99 persen

saham PT Indosiar Visual Mandiri (IVM).

Dalam langkah konsolidasi kedua perusahaan televisi nasional ini, opsi merger

memang sempat menyeruak, selain pilihan akuisisi. Hal ini dipertegas

keterbukaan informasi beberapa waktu lalu, dimana manajemen EMTK dan

SCMA mengakui telah mengantongi persetujuan dari dewan komisaris untuk

melakukan merger maupun akuisisi atas IDKM.

Namun setelah melalui beberapa pengkajian, akuisisilah yang menjadi

pilihannya. Lebih baik akuisisi memang, karena jika melakukan merger akan

lebih sulit, terkait kondisi keuangan dan manajemen kedua perusahaan.

Page 18: Evaluasi Value Merger & Akuisisi.pdf

July 1, 2011 [BY: NOVI & LITA]

18

BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan mengenai merger dan akuisisi dapat

disimpulkan bahwa:

1. PT Surya Citra Media Tbk memiliki value perusahaan yang lebih tinggi dari

PT Indosiar Karya Media Tbk.

2. PT Surya Citra Media Tbk secara teoritis berhak mengakuisisi PT Indosiar

Karya Media Tbk.

3. Berdasarkan analisis teoritis harga saham, nilai saham PT Surya Citra Media

Tbk lebih besar daripada PT Indosiar Karya Media Tbk.

4. Jika kedua perusahaan tersebut melakukan akuisisi maka value perusahaan

sebesar Rp 10.007.294.516.903

5. Jika kedua perusahaan tersebut melakukan akuisisi maka ada kemungkinan

terjadinya monopoli sehingga sampai saat ini masih ada pemeriksaan dari pihak

KPPU.

6. Menurut penulis akuisisi kedua perusahaan ini layak dilaksanakan sebagai

bentuk efisiensi dalam biaya usaha.