16
VITAL SIGN RR naik Penurunan konsentrasi oksigen dalam darah perangsangan kemoreseptor (glomus karotikum dan glomus aortikum) perangsangan pusat pernafasan RR naik Nadi naik dan tekanan darah turun Penurunan oksigen dalam darah hipoksia (jaringan kekurangan oksigen) aliran darah ke jaringan diperlama (agar jaringan mendapat pasokan oksigen lebih banyak ) venous return turun stroke volume menurun Tekanan darah menurun Tekanan darah menurun merangsang baroreseptor (di glomus karotikum dan aortikum) merangsang dilatasi arteri sistemik frekuensi jantung menurun Mekanismetakikardia Perdarahan→ volume darah menurun→ aliran darah ke jantung sedikit→simpatik→meningkatkan kontraksi dan daya konduksi jantung→takikardia Mekanismehypotensi Volume darah menurun → penurunan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata→ penurunan aliran balik darah vena ke jantung→ curah jantung menurun→ hypotensi Mekanisme hilangnya kesadaran Volume darah menurun→ aliran darah keotak menurun →oksigen keotak juga menurun → penurunan kesadaran Pada keadaan dengan penurunan kesadaran misalnya pada tindakan anestesi, penderita trauma kepal/karena suatu penyakit, maka akan terjadi relaksasi otot- otot termasuk otot lidah dan sphincter cardia akibatnya bila posisi penderita terlentang maka pangkal lidah akan jatuh ke posterior menutup orofaring, sehingga menimbulkan sumbatan jalan napas. Sphincter cardia yang relaks, menyebabkan isi lambung mengalir kembali ke orofaring (regurgitasi). Hal ini merupakan ancaman terjadinya sumbatan jalan napas oleh aspirat yang padat dan aspirasi pneumonia oleh aspirasi cair, sebab pada keadaan ini pada umumnya reflek batuk sudah menurun atau hilang.8 Kegagalan respirasi mencakup kegagalan oksigenasi maupun kegagalan ventilasi. Kegagalan oksigenasi dapat disebabkan oleh: (1) ketimpangan antara ventilasi dan perfusi. (2) hubungan pendek darah intrapulmoner kanan-kiri. (3) tegangan oksigen vena paru rendah karena inspirasi yang kurang, atau karena tercampur darah yang mengandung oksigen rendah. (4) gangguan difusi pada membran kapiler alveoler. (5) hipoventilasi alveoler. Kegagalan ventilasi dapat terjadi bila PaCO2 meninggi dan pH kurang dari 7,35. Kegagalan ventilasi terjadi bila “minut ventilation” berkurang secara tidak wajar atau bila tidak dapat meningkat dalam usaha memberikan kompensasi bagi peningkatan produksi CO2 atau pembentukan rongga tidak berfungsi pada pertukaran gas (dead space). Kelelahan otot-otot respirasi /kelemahan otot-otot respirasi timbul bila otot-otot inspirasi terutama diafragma tidak mampu membangkitkan tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan ventilasi yang sudah cukup memadai. Tanda-tanda awal kelelahan otot-otot inspirasi seringkali mendahului penurunan yang cukup berarti pada ventilasi alveolar yang berakibat kenaikan PaCO2. Tahap awal berupa pernapasan yang dangkal dan cepat yang diikuti oleh aktivitas otot-otot inspirasi yang tidak terkoordinsiberupa alterans respirasi (pernapasan dada dan perut bergantian), dan gerakan abdominal paradoxal (gerakan dinding perut ke dalam pada saat inspirasi) dapat menunjukan asidosis respirasi yang sedang mengancam dan henti napas. Jalan napas yang tersumbat akan menyebabkan gangguan ventilasi karena itu langkah yang pertama adalah membuka jalan napas dan menjaganya agar tetap bebas. Setelah jalan napas bebas tetapi tetap ada gangguan ventilasi maka harus dicari

evy Li LBM 1 KGD

  • Upload
    endah

  • View
    22

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kjs

Citation preview

Page 1: evy Li LBM 1 KGD

VITAL SIGNRR naik

Penurunan konsentrasi oksigen dalam darah perangsangan kemoreseptor (glomus karotikum dan glomus aortikum) perangsangan pusat pernafasan RR naik Nadi naik dan tekanan darah turun

Penurunan oksigen dalam darah hipoksia (jaringan kekurangan oksigen) aliran darah ke jaringan diperlama (agar jaringan mendapat pasokan oksigen lebih banyak ) venous return turun stroke volume menurun Tekanan darah menurunTekanan darah menurun merangsang baroreseptor (di glomus karotikum dan aortikum) merangsang dilatasi arteri sistemik frekuensi jantung menurun

MekanismetakikardiaPerdarahan→ volume darah menurun→ aliran darah ke jantung sedikit→simpatik→meningkatkan kontraksi dan daya konduksi jantung→takikardia

MekanismehypotensiVolume darah menurun → penurunan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata→ penurunan aliran balik darah vena ke jantung→ curah jantung menurun→ hypotensiMekanisme hilangnya kesadaranVolume darah menurun→ aliran darah keotak menurun →oksigen keotak juga menurun → penurunan kesadaranPada keadaan dengan penurunan kesadaran misalnya pada tindakan anestesi, penderita trauma kepal/karena suatu penyakit, maka akan terjadi relaksasi otot-otot termasuk otot lidah dan sphincter cardia akibatnya bila posisi penderita terlentang maka pangkal lidah akan jatuh ke posterior menutup orofaring, sehingga menimbulkan sumbatan jalan napas. Sphincter cardia yang relaks, menyebabkan isi lambung mengalir kembali ke orofaring (regurgitasi). Hal ini merupakan ancaman terjadinya sumbatan jalan napas oleh aspirat yang padat dan aspirasi pneumonia oleh aspirasi cair, sebab pada keadaan ini pada umumnya reflek batuk sudah menurun atau hilang.8Kegagalan respirasi mencakup kegagalan oksigenasi maupun kegagalan ventilasi. Kegagalan oksigenasi dapat disebabkan oleh: (1) ketimpangan antara ventilasi dan perfusi. (2) hubungan pendek darah intrapulmoner kanan-kiri. (3) tegangan oksigen vena paru rendah karena inspirasi yang kurang, atau karena tercampur darah yang mengandung oksigen rendah. (4) gangguan difusi pada membran kapiler alveoler. (5) hipoventilasi alveoler. Kegagalan ventilasi dapat terjadi bila PaCO2 meninggi dan pH kurang dari 7,35. Kegagalan ventilasi terjadi bila “minut ventilation” berkurang secara tidak wajar atau bila tidak dapat meningkat dalam usaha memberikan kompensasi bagi peningkatan produksi CO2 atau pembentukan rongga tidak berfungsi pada pertukaran gas (dead space). Kelelahan otot-otot respirasi /kelemahan otot-otot respirasi timbul bila otot-otot inspirasi terutama diafragma tidak mampu membangkitkan tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan ventilasi yang sudah cukup memadai. Tanda-tanda awal kelelahan otot-otot inspirasi seringkali mendahului penurunan yang cukup berarti pada ventilasi alveolar yang berakibat kenaikan PaCO2. Tahap awal berupa pernapasan yang dangkal dan cepat yang diikuti oleh aktivitas otot-otot inspirasi yang tidak terkoordinsiberupa alterans respirasi (pernapasan dada dan perut bergantian), dan gerakan abdominal paradoxal (gerakan dinding perut ke dalam pada saat inspirasi) dapat menunjukan asidosis respirasi yang sedang mengancam dan henti napas.Jalan napas yang tersumbat akan menyebabkan gangguan ventilasi karena itu langkah yang pertama adalah membuka jalan napas dan menjaganya agar tetap bebas. Setelah jalan napas bebas tetapi tetap ada gangguan ventilasi maka harus dicari penyebab lain.penyebab lain yang terutama adalah gangguan pada mekanik ventilasi dan depresi susunan syaraf pusat. Untuk inspirasi agar diperoleh volume udara yang cukup diperlukan jalan napas yang bebas, kekuatan otot inspirasi yang kuat, dinding thorak yang utuh, rongga pleura yang negatif dan susunan syaraf yang baik.Bila ada gangguan dari unsur-unsur mekanik diatas maka akan terjadi hipoventilasi yang mengakibatkan hiperkarbia dan hipoksemia. Hiperkarbia menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak yang akan meningkatkan tekanan intrakranial, yang dapat menurunkan kesadran dan menekan pusat napas bila disertai hipoksemia keadaan akan makin buruk. Penekanan pusat napas akan menurunkan ventilasi. Lingkaran ini harus dipatahkan dengan memberikan ventilasi dan oksigensi. Gangguan ventilasi dan oksigensi juga dapat terjadi akibat kelainan di paru dan kegagalan fungsi jantung. Parameter ventilasi : PaCO2 (N: 35-45 mmHg), ETCO2 (N: 25-35mmHg), parameter oksigenasi : Pa O2 (N: 80-100 mmHg), Sa O2 (N: 95-100%).

1. Penanganan pertama dari skenario?

Dalam survei primer difokuskan pada bantuan napas dan bantuan sirkulasi serta defibrilasi. Untuk dapat mengingatkan dengan mudah tindakan survei primer dirumuskan dengan abjad A, B, C, dan D, yaitu :A airway (jalan napas)B breathing (bantuan napas)C circulation (bantuan sirkulasi)D defibrilation (terapi listrik)

Page 2: evy Li LBM 1 KGD

Sebelum melakukan tahapan A(airway), harus terlebih dahulu dilakukan prosedur awal pada korban / pasien, yaitu :1. Memastikan keamanan lingkungan bagi penolong.2. Memastikan kesadaran dari korban / pasien.

Untuk memastikan korban dalam keadaan sadar atau tidak, penolong harus melakukan upaya agar dapat memastikan kesadaran korban / pasien, dapat dengan cara menyentuh atau menggoyangkan bahu korban / pasien dengan lembut dan mantap untuk mencegah pergerakan yang berlebihan, sambil memanggil namanya atau Pak !!! / Bu !!! / Mas !!! / Mbak !!!

3. Meminta pertolonganJika ternyata korban / pasien tidak memberikan respon terhadap panggilan, segera minta bantuan dengan cara berteriak “Tolong !!!” untuk mengaktifkan sistem pelayanan medis yang lebih lanjut.

4. Memperbaiki posisi korban / pasienUntuk melakukan tindakan BHD yang efektif, korban / pasien harus dalam posisi terlentang dan berada pada permukaan yang rata dan keras. Jika korban ditemukan dalam posisi miring atau tengkurap, ubahlah posisi korban ke posisi terlentang. Ingat ! penolong harus membalikkan korban sebagai satu kesatuan antara kepala, leher dan bahu digerakkan secara bersama-sama. Jika posisi sudah terlentang, korban harus dipertahankan pada posisi horisontal dengan alas tidur yang keras dan kedua tangan diletakkan di samping tubuh.

5. Mengatur posisi penolongSegera berlutut sejajar dengan bahu korban agar saat memberikan bantuan napas dan sirkulasi, penolong tidak perlu mengubah posisi atau menggerakan lutut.

A (AIRWAY) Jalan NapasSetelah selesai melakukan prosedur dasar, kemudian dilanjutkan dengan melakukan tindakan :

1. Pemeriksaan jalan napasTindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan napas oleh benda asing. Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan tehnik Cross Finger, dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk pada mulut korban.

2. Membuka jalan napasSetelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan benda asing, biasa pada korban tidak sadar tonus otot–otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akan menutup farink dan larink, inilah salah satu penyebab sumbatan jalan napas. Pembebasan jalan napas oleh lidah dapat dilakukan dengan cara tengadah kepala topang dagu (Head tilt – chin lift) dan Manuver Pendorongan Mandibula. Teknik membuka jalan napas yang direkomendasikan untuk orang awam dan petugas kesehatan adalah tengadah kepala topang dagu, namun demikian petugas kesehatan harus dapat melakukan manuver lainnya.

B ( BREATHING ) Bantuan napasTerdiri dari 2 tahap :1. Memastikan korban / pasien tidak bernapas.

Dengan cara melihat pergerakan naik turunnya dada, mendengar bunyi napas dan merasakan hembusan napas korban / pasien. Untuk itu penolong harus mendekatkan telinga di atas mulut dan hidung korban / pasien, sambil tetap mempertahankan jalan napas tetap terbuka. Prosedur ini dilakukan tidak boleh melebihi 10 detik.

2. Memberikan bantuan napas.Jika korban / pasien tidak bernapas, bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, mulut ke

hidung atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat pada tenggorokan) dengan cara memberikan hembusan napas sebanyak 2 kali hembusan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1,5–2 detik dan volume udara yang dihembuskan adalah 400 -500 ml (10 ml/kg) atau sampai dada korban / pasien terlihat mengembang.

Penolong harus menarik napas dalam pada saat akan menghembuskan napas agar tercapai volume udara yang cukup. Konsentrasi oksigen yang dapat diberikan hanya 16–17%. Penolong juga harus memperhatikan respon dari korban / pasien setelah diberikan bantuan napas.Cara memberikan bantuan pernapasan : Mulut ke mulut

Bantuan pernapasan dengan menggunakan cara ini merupakan cara yang cepat dan efektif untuk memberikan udara ke paru–paru korban / pasien.

Page 3: evy Li LBM 1 KGD

Pada saat dilakukan hembusan napas dari mulut ke mulut, penolong harus mengambil napas dalam terlebih dahulu dan mulut penolong harus dapat menutup seluruhnya mulut korban dengan baik agar tidak terjadi kebocoran saat menghembuskan napas dan juga penolong harus menutup lubang hidung korban / pasien dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk mencegah udara keluar kembali dari hidung. Volume udara yang diberikan pada kebanyakan orang dewasa adalah 400 - 500 ml (10 ml/kg).Volume udara yang berlebihan dan laju inspirasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan udara memasuki lambung, sehingga terjadi distensi lambung.

Mulut ke hidungTeknik ini direkomendasikan jika usaha ventilasi dari

mulut korban tidak memungkinkan, misalnya pada Trismus atau dimana mulut korban mengalami luka yang berat, dan sebaliknya jika melalui mulut ke hidung, penolong harus menutup mulut korban / pasien.

Mulut ke StomaPasien yang mengalami laringotomi mempunyai

lubang (stoma) yang menghubungkan trakhea langsung ke kulit. Bila pasien mengalami kesulitan pernapasan maka harus dilakukan ventilasi dari mulut ke stoma.

C (CIRCULATION) Bantuan sirkulasiTerdiri dari 2 tahapan :1. Memastikan ada tidaknya denyut jantung korban / pasien.

Ada tidaknya denyut jantung korban / pasien dapat ditentukan dengan meraba arteri karotis didaerah leher korban / pasien, dengan dua atau tifa jari tangan (jari telunjuk dan tengah) penolong dapat meraba pertengahan leher sehingga teraba trakhea, kemudian kedua jari digeser ke bagian sisi kanan atau kiri kira–kira 1–2 cm, raba dengan lembut selama 5–10 detik.

Jika teraba denyutan nadi, penolong harus kembali memeriksa pernapasan korban dengan melakukan manuver tengadah kepala topang dagu untuk menilai pernapasan korban / pasien. Jika tidak bernapas lakukan bantuan pernapasan, dan jika bernapas pertahankan jalan napas.

2. Melakukan bantuan sirkulasi Jika telah dipastikan tidak ada denyut jantung, selanjutnya dapat diberikan bantuan sirkulasi atau yang

disebut dengan kompresi jantung luar, dilakukan dengan teknik sebagai berikut : Dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong menelusuri tulang iga kanan atau kiri sehingga bertemu

dengan tulang dada (sternum). Dari pertemuan tulang iga (tulang sternum) diukur kurang lebih 2 atau 3 jari ke atas. Daerah tersebut

merupakan tempat untuk meletakkan tangan penolong dalam memberikan bantuan sirkulasi. Letakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk satu telapak tangan diatas telapak

tangan yang lainnya, hindari jari–jari tangan menyentuh dinding dada korban / pasien, jari–jari tangan dapat diluruskan atau menyilang.

Dengan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dinding dada korban dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 30 kali dengan kedalaman penekanan berkisar antara 1,5–2 inci (3,8–5 cm).

Tekanan pada dada harus dilepaskan keseluruhannya dan dada dibiarkan mengembang kembali ke posisi semula setiap kali melakukan kompresi dada. Selang waktu yang dipergunakan untuk melepaskan kompresi harus sama dengan pada saat melakukan kompresi. (50% Duty Cycle).

Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada dan atau merubah posisi tangan pada saat melepaskan kompresi.

Rasio bantuan sirkulasi dan pemberian napas adalah 30 : 2 dilakukan baik oleh 1 atau 2 penolong jika korban / pasien tidak terintubasi dan kecepatan kompresi adalah 100 kali permenit (dilakukan 4 siklus permenit), untuk kemudian dinilai apakah perlu dilakukan siklus berikutnya atau tidak.

Page 4: evy Li LBM 1 KGD

Dari tindakan kompresi yang benar hanya akan mencapai tekanan sistolik 60–80 mmHg, dan diastolik yang sangat rendah, sedangkan curah jantung (cardiac output) hanya 25% dari curah jantung normal. Selang waktu mulai dari menemukan pasien dan dilakukan prosedur dasar sampai dilakukannya tindakan bantuan sirkulasi (kompresi dada) tidak boleh melebihi 30 detik.

D (DEFRIBILATION)Defibrilation atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan

dengan istilah defibrilasi adalah suatu terapi dengan memberikan energi listrik. Hal ini dilakukan jika penyebab henti jantung (cardiac arrest) adalah kelainan irama jantung yang disebut dengan Fibrilasi Ventrikel. Dimasa sekarang ini sudah tersedia alat untuk defibrilasi (defibrilator) yang dapat digunakan oleh orang awam yang disebut Automatic External Defibrilation, dimana alattersebut dapat mengetahui korban henti jantung ini harus dilakukan defibrilasi atau tidak, jika perlu dilakukan defibrilasi alat tersebut dapat memberikan tanda kepada penolong untuk melakukan defibrilasi atau melanjutkan bantuan napas dan bantuan sirkulasi saja.

BASIC LIFE SUPPORT (BLS) PRIMARY SURVEY

Assess ActionAirway- Apakah jalan napasnya terbuka?

Buka airway menggunakan teknik non-invasif (headtilt-chinlift / jaw thrust tanpa mengextensikan kepala jika duiduga trauma).

Breathing- Apakah respirasinya adekuat?

Look, listen, and feel. Jika tak ada napas, beri 2x bantuan napas. Beri sekitar 1 detik setiap bantuan napas. Setiap bantuan napas harus membuat dada korban terangkat. Jangan melakukan ventilasi terlalu cepat atau terlalu banyak (volume).

Circulation- Apakah ada pulsasi?

Periksa pulsasi a. Carotis (dewasa) atau a. Femoralis / a. brachialis (infant) paling tidak 5 detik tapi tidak lebih lama dari 10 detik.

Defibrillation- Jika pulsasi tidak ada, periksa bila ada irama

yang shockable maka gunakan defibrillator atau AED (Automated External Defibrillation)

Siapkan shock jika ada indikasi. Ikuti segera setiap shock dengan CPR, mulai dengan kompresi dada.

Sumber : ACLS Provider Manual. AHA, 2006

Pembebasan Benda Asing yang Menyebabkan Obstruksi Jalan Napas

Dewasa Anak Infant

Pastikan bahwa korban memang tersedak

Heimlich maneuver

Jika korban tak sadar, aktifkan EMS, lakukan prosedur CPR

Selama CPR, lihat ke dalam mulut korban, jika memungkinkan gunakan ‘finger sweep’ untuk mengeluarkan benda asingnya

Pastikan bahwa korban memang tersedak

Heimlich maneuver

Jika korban tak sadar, aktifkan EMS, lakukan prosedur CPR

Selama CPR, lihat ke dalam mulut korban, jika memungkinkan gunakan ‘finger sweep’ untuk mengeluarkan benda asingnya

Pastikan bahwa korban memang tersedak.Periksa onset kesulitas bernapas, silent cough, kelemahan, atau silent cry

Beri > 5x tepukan pada punggung dan > 5x dorongan pada dada

Ulangi step 2 sampai benar-benar efektif atau korban tidak ada respon

Jika korban tak sadar, aktifkan EMS,

Page 5: evy Li LBM 1 KGD

Lanjutkan CPR (5 siklus atau 2 menit) sampai ALS datang

Lanjutkan CPR (5 siklus atau 2 menit) sampai ALS datang

lakukan prosedur CPR

Selama CPR, lihat ke dalam mulut korban, jika memungkinkan gunakan ‘finger sweep’ untuk mengeluarkan benda asingnya

Lanjutkan CPR (5 siklus atau 2 menit) sampai ALS datang

Sebutkanisidari primary survey?

Airway managementPengertian : tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap memperhatikan kontrol servikalTujuan : membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuhPemeriksaan Jalan Napas :L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela iga, warna mukosa/kulit dan kesadaranL = Listen/Dengar aliran udara pernafasanF = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi penolong

TindakanMembuka jalan nafas dengan proteksi cervikal Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu) Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah) Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)Gambar dan penjelasan lihat dibawah.Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukanmaneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher. Untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas dan bawah. Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari. Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas (apnea) Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada sumbatan pada jalan nafas dan dilakukanmaneuver Heimlich.

Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan) : Mendengkur(snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara mengatasi : chin lift, jaw thrust, pemasangan pipa orofaring/nasofaring, pemasangan pipa endotrakeal. Berkumur (gargling), penyebab : ada cairan di daerah hipofaring. Cara mengatasi : finger sweep, pengisapan/suction.

Page 6: evy Li LBM 1 KGD

Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis. Cara mengatasi :cricotirotomi, trakeostomi.2. Membersihkan jalan nafasSapuan jari (finger sweep)Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing pada rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang.Cara melakukannya : Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur tulang leher) kemudian buka mulut dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah bila otot rahang lemas (maneuver emaresi) Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau dibungkus dengan sarung tangan/kassa/kain untuk membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu.

3. Mengatasi sumbatan nafas parsialDapat digunakan teknik manual thrust Abdominal thrust Chest thrust Back blowGambar dan penjelasan lihat di bawah!Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan : Gelisah oleh karena hipoksia Gerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga, tracheal tug) Gerak dada dan perut paradoksal Sianosis Kelelahan dan meninggalPrioritas utama dalam manajemen jalan nafas adalah JALAN NAFAS BEBAS! Pasien sadar, ajak bicara. Bicara jelas dan lancar berarti jalan nafas bebas Beri oksigen bila ada 6 liter/menit Jaga tulang leher : baringkan penderita di tempat datar, wajah ke depan, posisi leher netral Nilai apakah ada suara nafas tambahan.

Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas. Ingat tempatkan korban pada tempat yang datar! Kepala dan leher korban jangan terganjal!Chin LiftDilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depanCaranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian angkat.Head TiltDlilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal.Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan.Jaw thrustCaranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas

Mengatasi sumbatan parsial/sebagian. Digunakan untuk membebaskan sumbatan dari benda padat.

Page 7: evy Li LBM 1 KGD

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati (daerah subdiafragma – abdomen).Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi berdiri atau dudukCaranya : penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang erat kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi tergeletak (tidak sadar)Caranya : korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong berlutut di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah sedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas.Berdasarkan ILCOR yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi terbaring tidak dianjurkan, yang dianjurkan adalah langsung melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada yang dilakukan sendiriPertolongan terhadap diri sendiri jika mengalami obstruksi jalan napas.Caranya : kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat, beri tekanan ke atas kea rah diafragma dengan gerakan yang cepat, jika tidk berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan perut pada tepi meja atau belakang kursi

Back Blow (untuk bayi)Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar belikat dengan tulang punggung/vertebrae)

Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil)Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan terlentang, lakukanchest thrust, tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatanBreathingPengertian : Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2.Tujuan : Menjamin pertukaran udara di paru-paru secara normal.Diagnosis : Ditegakkan bila pada pemeriksaan dengan menggunakan metode Look Listen Feel (lihat kembali pengelolaan jalan nafas) tidak ada pernafasan dan pengelolaan jalan nafas telah dilakukan (jalan nafas aman).TindakanTanpa Alat : Memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung sebanyak 2 (dua) kali tiupan awal dan diselingi ekshalasi.Dengan Alat : Memberikan pernafasan buatan dengan alat “Ambu bag” (self inflating bag) yang dapat pula ditambahkan oksigen. Dapat juga diberikan dengan menggunakan ventilator mekanik (ventilator/respirator)Pemeriksaan pernafasan :Look -Lihat- gerak dada- gerak cuping hidung (flaring nostril)

Page 8: evy Li LBM 1 KGD

- retraksi sela iga- gerak dada- gerak cuping hidung (flaring nostril)- retraksi sela igaListen -Dengar- Suara nafas, suara tambahanFeel -Rasakan- Udara nafas keluar hidung-mulutPalpasi -Raba- gerakan dada, simetris?Perkusi - Ketuk- Redup? Hipersonor? Simetris?Auskultasi (menggunakan stetoskop)- Suara nafas ada? Simetris? Ronki atau whezing?Rontgen dadakalau tersedia dan pasien sudah stabilMenilai pernafasan Ada napas? Napas normal atau distres Ada luka dada terbuka atau menghisap? Ada Pneumothoraks tension? Ada Patah iga ganda (curiga Flail Chest) ? Ada Hemothoraks? Ada emfisema bawah kulit?Tanda distres nafas Nafas dangkal dan cepat Gerak cuping hidung (flaring nostril) Tarikan sela iga (retraksi) Tarikan otot leher (tracheal tug) Nadi cepat Hipotensi Vena leher distensi Sianosis (tanda lambat)Pemberian nafas buatanDiberikan sebanyak 12-20 kali/menit sampai dada nampak terangkat.Diberikan bila nafas abnormal, tidak usah menunggu sampai apnea duluBerikan tambahan oksigen bila tersedia.Jika udara masuk ke dalam lambung, jangan dikeluarkan dengan menekan lambung karena akan berisiko aspirasi.Nafas buatan dilakukan dengan in-line immobilisation (fiksasi kepala-leher) agar tulang leher tidak banyak bergerak.Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke mulutUntuk memberikan bantuan pernafasan mulut ke mulut, jalan nafas korban harus terbuka. Perhatikan kedua tangan penolong pada gambar masih tetap melakukan teknik membuka jalan nafas “Chin lift”. Hidung korban harus ditutup bisa dengan tangan atau dengan menekankan pipi penolong pada hidung korban. Mulut penolong mencakup seluruh mulut korban. Mata penolong melihat ke arah dada korban untuk melihat pengembangan dada. Pemberian pernafasan buatan secara efektif dapat diketahui dengan melihat pengembangan dada korban.Berikan 1 kali pernafasan selama 1 detik, berikan pernafasan biasa.kemudian berikan pernafasan kedua selama 1 detik. Berikan nafas secara biasa untuk mencegah penolong mengalami pusing atau berkunang-kunang. Untuk bayi dan anak, nafas buatan yang diberikan lebih sedikit dari orang dewasa, dengan tetap melihat pengembangan dada.Usahakan hindari pemberian pernafasan yang terlalu kuat dan terlalu banyak karena dapat menyebabkan kembung dan merusak paru-paru korban. Konsentrasi oksigen melalui udara ekspirasi mulut sekitar 17 %.Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke hidungCara ini direkomendasikan jika pemberian nafas buatan melalui mulut korban tidak dapat dilakukan misalnya terdapat luka yang berat pada mulut korban, mulut tidak dapat dibuka, korban di dalam air atau mulut penolong tidak dapat mencakup mulut korban.Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke stoma (lubang trakeostomi)

Page 9: evy Li LBM 1 KGD

Cara ini diberikan pada pasien trakeostomi. Caranya sama dengan mulut ke mulut hanya saja lubang tempat masuknya udara adalah lubang trakeostomiPemberian nafas buatan dengan menggunakan alatAmbu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung penderita. Penggunaan ambu bag atau bagging sungkup memerlukan keterampilan tersendiri. Penolong seorang diri dalam menggunakan amb bag harus dapat mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan mengangkat rahang bawah, menekan sungkup ke muka korban dengan kuat dan memompa udara dengan memeras bagging. Penolong harus dapat melihat dengan jelas pergerakan dada korban pada setiap pernafasan.Ambu bag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong yang berpengalaman. Salah seorang penolong membuka jalan nafas dan menempelkan sungkup wajah korban dan penolong lain memeras bagging. Kedua penolong harus memperhatikan pengembangan dada korbanAmbu bag digunakan dengan satu tangan penolong memegang bag sambil memompa udara sedangkan tangan lainnya memegang dan memfiksasi masker. Pada Tangan yang memegang masker, ibu jari dan jari telunjuk memegang masker membentuk huruf C sedangkan jari-jari lainnya memegang rahang bawah penderita sekaligus membuka jalan nafas penderita dengan membentuk huruf E.Konsentrasi oksigen yang dihasilkan dari ambu bag sekitar 20 %. Dapat ditingkatkan menjadi 100% dengan tambahan oksigen.Untuk kondisi yang mana penderita mengalami henti nafas dan henti jantung, dilakukan resusitasi jantung-paru-otak.

OBSTRUKSI JALAN NAPAS

1. Apa saja macam-macam trauma yg bisa menyebabkan obstruksi jalan napas?

Penyebab sumbatan yg sering kita jumpai adalah dasar lidah, palatum mole, darah atau benda asing yg lain. Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas pada penderita koma, karena pada penderita koma otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang faring. hal ini sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi.Benda asing seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau dibatukkan oleh penderita yg tidak sadar dapat menyumbat jalan nafas. Penderita yg mendapat anestesi atau tidak, dapat terjadi laringospasme an ini biasanya terjadi oleh karena rangsangan jalan nafas atas pada penderita stupor atau koma yg dangkal.Sumbatan nafas juga dapat trjdi pad jalan nafas baigian bawh, dan ini terjadi sebagai akibat bronkospasme, sembab mukosa, sekresi mukosa, masuknya isi lambung atau benda asing ke dalam paru.(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP)

Sebab Terjadinya obstruksi :1. Trauma

Trauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau kasus percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll.

2. Benda Asing Benda Asing tersebut dapat tersangkut pada :

LaringTerjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas tambahan, atau dapat pula terjadi sianosis. Gangguan oleh benda-benda asing ini biasanya terjadi pada anak-anak yg disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan tg tdk teratur bentuknya.

Saluran nafasBerdasarkan lokasi benda-benda yg tersangkut dalam saluran nafas maka dibagi atas :

1. Pada TrakheaBenda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam bronkhus, karena dapat menimbulkan asfiksia. Benda asing didalam trakea tidak dapat dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan menimbulkan gejala obstruksi laring

2. Pada BronkhusBiasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar

Page 10: evy Li LBM 1 KGD

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)Macam-macam sumbatan jln napas?

Sumbatan Jalan Nafas Totalo Bila tidak dikoreksi dalam waktu 5 – 10 menit dapat mengakibatkan asfiksi ( kombinasi antara hipoksemia

dan hipercarbi), henti nafas dan henti jantung.

Sumbatan jalan Nafas partialo Bila tidak dikoreksi dapat menyebabkan kerusakan otak, sembab otak, sembab paru, kepayahan henti

nafas dan henti jantung sekunder. (Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP) Obstruksi yg terjadi dibagi menjadi 3 yaitu :

Obstruksi totalo Terjadi perubahan yg akut berupa hipoksemia yg menyebabkan terjadinya kegagalan pernafasan secara

cepat. Sementara kegagalan pernafasan sendiri menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi kardiovaskuler dan menyebabkan pula terjadinya kegagalan SSP dimana penderita kehilangan kesadaran secara cepat diikuti dengan kelemahan motorik bahkan mungkin pula terdapat renjatan (seizure0. Kegagalan fungsi ginjal mengikuti kegagalan fungsi darah dimana terdapat hipoksemia, hiperkapnia, dan lambat laun terjadi asidosis respiratorik dan metabolik

Fenomena Check Valveo yaitu udara dapat masuk, tetapi tdk keluar. keadaan ini menyebabkan terjadinya empisema paru, bahkan

dapat terjadi empisema mediastinum atau empisema subkutan

Udara dapat keluar masuk walaupun terjadi penyempitan saluran nafas dari 3 bentuk keadaan ini, Obstruksi total adalah keadaan yg terberat dan memerlukan tindakan yg cepat. dalam keadaan PCO2 tinggi dgn kecepatan pernafasan 30/menit dlm usaha kompensasi maksimal. Di atas keadaan ini, pasien tidak dapat mentoleransi. Bila terjadi hipoksemia, menandakan fase permulaan terjadinya kegagalan pernafasan.

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)Benda Asing di LaringStridor, dispneu, apneu, disfagia, hemopsitis, pernafasan dengan otot-otot tambahan, dapat pula terjadi sianosis (HbOrang anemia apakah ada sianosis? Sianosis tak kelihatanBenda Asing di TrakheaLebih berbahaya daripada didalam bronkhus karena dapat menimbulkan asfiksia (???) . terdengar stridor dan akhirnya trjdi sianosis yg disertai dgn edemaBenda Asing di BronkhusBiasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besarBenda Asing di TrankeobronkialPasien mengalami batuk yg hebat dan bersin-bersin selama beberapa menit. Batuk ini diikuti wheezing (mengi) dan ila tdk terdapat riwayat asma, maka hal ini harus dicurigai sbg benda asing, terutama bila wheezing (mengi) terdapat di unilateral. Berdasarkan tingkat obstruksi yg trjdi pda saluran nafas dibagi mnjdi 3 bagian, yaitu :

2. Dimana obstruksi yg tjd dpt menganggu ventilasi, maka hanya ditemukan wheezing tanpa ditemukan gangguan pada parenkim paru

3. Bila terjadi obstruksi parsial, maka dapat terjadi check valve phenomen atau empisema paru4. Bila terjadi obstuksi total, maka akan terjadi atelektasis

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr. H. Tabrani Rab)

2. Derajat2 (stadium) sumbatan jln napas

Dapat dibagi atas 4 stadium (Jackson): Sesak napas, stridor inspirator, retraksi suprastrenal; KU masih baik Gejala stadium I + retraksi epigastrium; penderita mulai gelisah Gejala stadium II + retraksi supra/infraklavikular, penderita sangat gelisah dan sianotik Gejala stadium III + retraksi interkostal, penderita berusaha sekuat tenaga untuk menghirup udara; lama-

kelamaan terjadi paralisis pusat pernapasan, penderita menjadi apatik kemudian meninggal.(Kedaruratan Medik, Dr. Agus Purwadianto & Dr. Budi Sampurna)

Page 11: evy Li LBM 1 KGD

3. Kenapa terdengar suara seperti berkumur?

http://www.artikelkedokteran.com/366/kesadaran-menurun.html

4. Apa saja tanda-tanda dari obstruksi jalan napas?TANDASumbatan total

1. Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.2. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada

inspirasi3. Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan

Sumbatan parsial1.Terdengar suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.2.Ada retraksi dadaGEJALA

Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2) Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

5. Penatalaksanaan sumbatan jln napas

Bila dicurigai ada benda asing dijalan nafas atas, mulut harus dibuka dgn paksa dan mengeluarkan benda asing tersebut.Ada 3 cara untuk membuka mulut dengan paksa :

Gerakan jari menyilang (untuk mandibula yg agak lemas)o Penolong pada verteks atau samping kepala penderita.o Jari telunjuk penolong dimasukkan kedalam sudut mulut penderita dan tekankan jari tersebut pada gigi

geligi atasnya. Kemudian tekanlah gigi geligi bawah dengan ibu jari yg menyilang jari telunjuk tadi sehingga mulut secara paksa membuka.

Gerak jari dibelakang gigi geligi (untuk mandibula yg kaku)o Masukkan satu jari telunjuk diantara pipi dan gigi geligi penderita dan ganjalkan ujung jari telunjuk tadi

dibelakang molar terakhir, Gerak angkat mandibula lidah (untuk mandibula yg sangat lemas)

o Ibu jari penolong dimasukkan ke dalam mulut dan faring penderita dan dgn ujung ibu jari penolong dasar lidah diangkat. jari-jari yg lain memegang mandibula tadi pada dagu dan mengangkatnya ke depan

(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP)