16
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA CIMAHI TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA CIMAHI DINAS LINGKUNGAN HIDUP 2018 DIKPLHD KOTA CIMAHI 2018 EXECUTIVE SUMMARY

EXECUTIVE SUMMARY - cimahikota.go.id 1... · industri tekstil yang menghasilkan jenis B3 berupa fly ash dan bottom ash, lumpur IPAL, dan oli bekas. Di Kota Cimahi terdapat beberapa

Embed Size (px)

Citation preview

DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KOTA CIMAHITAHUN 2018

PEMERINTAH KOTA CIMAHIDINAS LINGKUNGAN HIDUP

2018

DIKPLHDKOTA CIMAHI

2018

EXECUTIVESUMMARY

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -1 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

BAB I

I. LATAR BELAKANG

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap orang berhak atas

lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagaian dari hak asasi manusia dan

setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi,

akses partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi lingkungan hidup yang baik

dan sehat. Kota Cimahi merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang

sedang berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Pemerintah Daerah

memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup

suatu daerah. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Status Lingkungan

Hidup Daerah sesuai pada Pasal 62 dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa mulai tahun

2016 pemerintah pusat memberikan penghargaan Nirwasita Tantra kepada Kepala

Daerah yang memiliki kinerja terbaik dalam pengelolaan lingkungan hidup di

daerahnya. Penilaian dimaksud dilaksanakan melalui penilaian kualitas Dokumen

Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD). Selain

menjadi kewajiban, melalui penghargaan tersebut diharapkan pemerintah daerah

Kota Cimahi menjadi terpacu dalam meningkatkan kualitas dokumen informasi

kinerja pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga dokumen tersebut nantinya dapat

digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan/pengendalian isu

lingkungan hidup yang terjadi dan menjadi pertimbangan dalam menetapkan

kebijakan lingkungan.

Tujuan penyusunan DIKPLHD Kota Cimahi Tahun 2018 yang terdiri atas buku

Ringkasan Eksekutif dan buku Laporan Utama adalah;

a. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi lingkungan baik dalam

bentuk data dasar dan analisis dari data yang disampaikan.

b. Menentukan isu prioritas tahun 2018, status kualitas lingkungan hidup kritis

dan perubahannya, sumber tekanan terhadap lingkungan dan dampaknya serta

upaya yang telah dilakukan oleh Kota Cimahi selama kurun waktu tahun 2018

(analisis pressure-state-response).

c. Menyiapkan dokumen yang mendorong inisiatif berbagai stakeholder dalam

menyusun program dan kegiatan peningkatan keberlanjutan pembangunan

sesuai dengan kompetensinya dan atau secara sinergis dengan pelaku lain.

II. PENENTUAN ISU PRIORITAS

Proses penyusunan dan perumusan isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi

dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

EXECUTIVE SUMMARY

DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA CIMAHI

TAHUN 2018

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -2 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

Langkah review literatur meliputi kajian

terhadap pustaka dan konsep-konsep

pengelolaan lingkungan yang telah ada.

Tahap ini sangat penting sebagai dasar

berpijak dalam penentuan isu prioritas

lingkungan di Kota Cimahi. Diantara

literatur yang diacu adalah Visi Misi Kota

Cimahi, DIKPLHD Kota Cimahi 2017,

Renstra DLH Kota Cimahi dan Sustainable

Development Goals.

Langkah penetapan kriteria dilakukan

untuk memberikan landasan dalam langkah

berikutnya, yakni penetapan isu lingkungan

potensial. Kriteria yang akan digunakan

adalah sesuai dengan pedoman Nirwasita Tantra dari Kemen LHK, UU

Lingkungan Hidup No. 32 tahun 2009 dan juga berdasarkan dokumen

pengelolaan kualitas lingkungan hidup di Kota Cimahi, sehingga didapatkan

kriteria sebagai berikut, kerusakan sumber daya alam, dampak signifikan,

perhatian publik, kinerja jasa ekosistem, pemanfaatan sumber daya alam, ancaman

keanekaragaman hayati, dampak dan resiko lingkungan, perubahan iklim, daya

dukung lingkungan, RPPLHD Kota Cimahi, KLHS RTRW Kota Cimahi, dan

KLHS RPJMD Kota Cimahi.

Langkah penetapan isu lingkungan potensial merupakan hasil isu lingkungan

dari penetapan kriteria sebelumnya. Isu lingkungan tersebut merupakan isu yang

tertuang di dalam RPPLHD Kota Cimahi, KLHS RTRW Kota Cimahi, RPJMD

Kota Cimahi dengan di perkuat dengan review literatur sebelumnya.

Langkah verifikasi dan klarifikasi dilakukan untuk mengerucutkan isu

lingkungan potensial yang sudah diidentifikasi pada langkah sebelumnya. Hal ini

diperlukan sebagai upaya mengakomodasi dan cross-check isu lingkungan

potensial terhadap stakeholder lingkungan di Kota Cimahi. Metoda yang

dilakukan adalah dengan cara Focus Group Discussion, yang kemudian

dilanjutkan dengan rapat intensif dengan Tim DIKPLHD Dinas Lingkungan

Hidup Kota Cimahi.

Langkah penetapan isu lingkungan prioritas merupakan langkah terakhir dalam

penentuan isu lingkungan prioritas, yakni menentukan 3-5 isu lingkungan prioritas

di Kota Cimahi berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya.

Hasil dari FGD, skoring dan diskusi intensif yang dilakukan, menghasilkan

ketetapan isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi sebagai berikut :

1. Persampahan dan Limbah B3

2. Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat

3. Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Selanjutnya isu prioritas lingkungan di Kota Cimahi yang telah ditetapkan akan

menjadi landasan utama dalam pembahasan inovasi pemerintah Kota Cimahi.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -3 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

III. PRESSURE – STATE – RESPONSE

Aspek utama dalam kerangka PSR yang akan dianalisis, yaitu:

1. Tekanan terhadap lingkungan (pressure). Indikator ini menggambarkan

tekanan dari kegiatan manusia terhadap lingkungan dan sumber daya alam.

2. Kondisi lingkungan (state). Indikator ini menggambarkan kualitas dan

kuantitas sumberdaya alam dan lingkungan yang menggambarkan situasi,

kondisi, dan pengembangannya di masa depan.

3. Respons (response). Indikator ini menunjukkan tingkat kepedulian stakeholder

terhadap perubahan lingkungan yang terjadi, baik dari kalangan pemerintah,

industri, LSM, lembaga penelitian, maupun masyarakat umum.

Dalam laporan ini, analisis P-S-R akan dilakukan untuk 3 isu lingkungan prioritas

yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni:

1. Persampahan dan Limbah B3

2. Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat

3. Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

A. PERSAMPAHAN DAN LIMBAH B3

Pressure

a. Pertumbuhan Penduduk

Peningkatan jumlah penduduk setiap

tahunnya dapat menjadi tekanan bagi

persoalan isu persampahan, karena jumlah

penduduk dan timbulan sampah adalah

berbanding lurus. Semakin banyak penduduk,

maka semakin banyak juga timbulan sampah

yang di hasilkan di suatu daerah tersebut

khususnya untuk Kota Cimahi.

b. Tingkat Kemiskinan Masyarakat

Tingkat ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi cara dalam mengelola sampah,

dimana masyarakat miskin biasanya banyak yang bertempat tinggal di tempat

yang kurang layak huni, seperti sempadan sungai yang biasanya tidak memiliki

temat pembuangan sampah yang baik di tambah dengan kebiasaan masyarakat

yang membuang sampah secara langsung ke sungai. Di Kota Cimahi terdapat

162.245 rumah tangga. Dari jumlah tersebut, 32.197 atau 19,84% rumah tangga

tergolong pada rumah tangga miskin.

c. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

Fasilitas tempat pembuangan sementara sampah (TPS) tersebar di 3 kecamatan

terdiri dari 31 unit TPS terbuka, 10 unit TPS tertutup dan 10 unit merupakan TPS

dengan pemilahan sesuai jenis sampah. Sarana TPS yang terdapat di Kota Cimahi

masih terdapat beberapa yang kondisinya berupa TPS terbuka yang berjumlah 31

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -4 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

dan jumlah tersebut menjadi yang paling dominan jika di bandingkan dengan TPS

tertutup dan TPS dengaan pemilahan sesuai dengan jenisnya (TPS 3R).

d. Penyakit Utama Yang Diderita Penduduk

Berdasarkan penyakit yang paling banyak di derita yaitu infeksi, hal tersebut

dapat terjadi akibat lingkungan yang tidak sehat,salah satunya berasal dari lokasi-

lokasi yang terdapat penumpukkan sampah, selain infeksi, penyakit diare, malaria

dll, dapat di sebabkan dari lingkungan yang kurang baik. lokasi tersebut menjadi

tempat favourite bagi hewan penyebar penyakit seprti, lalat, nyamuk, tikus dan

bakteri-bakteri pathogen penyebab penyakit.

e. Industri Penghasil Limbah B3

Perusahaan penghasil limbah B3 di Kota Cimahi sebagian besar merupakan

industri tekstil yang menghasilkan jenis B3 berupa fly ash dan bottom ash, lumpur

IPAL, dan oli bekas. Di Kota Cimahi terdapat beberapa perusahaan yang

mendapat izin untuk mengelola limbah B3. Pengelolaan disini hanya meliputi

penyimpanan B3. Pada tahun 2017 terdapat 18 Perusahaan/Instansi yang

diberikan ijin mengelola limbah B3. Pemerintah memberikan syarat maksimal

penyimpanan di TPS milik perusahaan masing-masing adalah selama 90 hari, hal

ini mempertimbangkan waktu peluruhan kontaminan dalam limbah.

State

a. Perkiraan Timbulan Sampah Per Hari

Pada tahun 2017 tercatat jumlah timbulan sampah di Kota Cimahi adalah sebesar

257.126 kg/hari (Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, 2018). Berdasarkan data

BPS Kota Cimahi jumlah penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga dapat menyebabkan jumlah timbulan sampah di Kota Cimahi semakin

bertambah, karena jumlah penduduk dan jumlah timbulan sampah berbanding

lurus. Ketika jumlah penduduk meningkat, diikuti oleh pola konsumsi masyarakat,

sehingga timbulan sampah semakin bertambah.

b. Volume Limbah Padat B3 Yang Dihasilkan Instansi

Dari 11 industri yang melaporkan, total volume limbah B3 padat yang dihasilkan

adalah sebsar 14.612,63 m3/h. Selain karena faktor administrasi yang

mengharuskan setiap perusahaan/instansi melaporkan jumlah timbulan limbah B3

yang di hasilkan, Pelaporan data timbulan/volume limbah padat B3 sangat

diperlukan untuk dilakukan monitoring sekaligus evaluasi dalam penanganan

limbah B3.

c. Kualitas Udara Ambient di Kota Cimahi

Sarana pengangkutan sampah Kota Cimahi yang tidak tertutup dengan baik juga

berpotensi menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama

akibat bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Selain itu juga, penumpukkan

sampah di TPS yang dilakukan secara kontinu akan dihasilkan gas seperti CO,

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -5 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

CO2, CH4, H2S dan lain sebagainya yang secara langsung akan menganggu

komposisi gas alamiah di udara dan mendorong terjadinya pemanasan global yang

nantinya akan berdampak pada kesehatan manusia di sekitarnya.

Response

a. Optimalisasi Composting Plant di Kota Cimahi

Pemerintah daerah Kota Cimahi dalam upaya mengurangi sampah sejak dari

sumber, merancang dan mengoptimalkan TPS dengan sistem 3R yang ada di Kota

Cimahi. Selain itu juga, saat ini dilakukan optimalisasi atau mengaktifkan kembali

beberapa composting plan di beberapa wiayah rukun warga yang sebelumnya

dalam kondisi tidak aktif. Dengan begitu, akan membantu pemerintah daerah

dalam menekan angka timbulan sampah Kota Cimahi yang setiap tahunnya

mengalami kenaikan, akibat tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat.

b. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada saat ini sedang dicanangkan untuk

dioptimalkan, diantaranya komposter-komposter yang di buat atau di tempatkan di

beberapa sumber domestik maupun non domestik seperti instansi pendidikan,

kesehatan, perdagangan dan lain-lain. Selain dari komposter, ada juga Bank

Sampah yang menjadi pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang pada saat ini

melibatkan masyarakat yang bekerja sama dengan instansi-instansi yang ada di

Kota Cimahi.

c. Sosialisasi Pengelolaan Persampahan

Respon ataupun upaya yang lain dari pemerintah

Kota Cimahi adalah dengan melakukan “Sosialisasi

Pengelolaan Persampahan” ke setiap wilayah di Kota

Cimahi. Sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan pe ntingnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat,

yang kemudian di lanjutkan dengan praktik

pengelolaan persampahan berbasis masyarakat.

Sosialisasi pengelolaan persampahan terus dilakukan oleh pemerintah Kota

Cimahi, sampai seluruh masyarakat dapat menerima dan mempraktikkan langsung

di wilayahnya masing-masing.

d. Penghargaan Lingkungan

Dalam kurun waktu tahun 2017 DLH Kota Cimahi telah mengapresiasi RW 03

Kelurahan Cibeber sebagai pemenang Lomba RW Hijau dan Bersih dan juga

kepada RW 01 Kelurahan Pasirkaliki sebagai pemenang Lomba Pengomposan.

Kegiatan-kegiatan tersebut akan terus dilakukan DLH Kota Cimahi untuk

mengapresiasi masyarakat yang telah berpartisipasi dalam mengurangi sampah

sejak dari sumber. Dengan darapan dari kegiatan dan pengharagaan yang di

berikan, masyarakat semakin sadar bahwa pentingnya pengelolaan sampah yang

di mulai sejak dari sumber. Sehingga masyarakat mengerti bahwa dengan adanya

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -6 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

pengelolaan berbasis mayarakat dapat mengurangi jumlah timbulan sampah di

Kota Cimahi

B. KUALITAS, KUANTITAS AIR DAN SANITASI MASYARAKAT

Pressure

a. Keberadaan Industri

Keberadaan industri dapat berpengaruh terhadap kualitas air sungai, hal tersebut

jika industri-industri yang ada belum melakukan pengeolahan limbah cair secara

baik yang berdasarkan syarat hukum yang berlaku. Pada dasarnya, setiap pabrik

yang beroperasi telah memiliki izin untuk membuang limbahnya dengan beberapa

syarat seperti salah satunya harus sesuai dengan baku mutu. Selain itu, pabrik-

pabrik yang ada juga diharuskan memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

yang digunakan untuk tujuan mengolah limbah hasil produksi sebelum dibuang ke

lingkungan agar kandungan limbah tidak terlalu mencemari lingkungan.

b. Domestik

Kebutuhan air minum erat kaitannya dengan

ketersediaan fasilitas sanitasi yang layak.

Untuk masalah fasilitas sanitasi, dari 164.903

rumah tangga di Kota Cimahi, sebanyak

100.029 rumah tangga sudah memiliki

Fasilitas tempat buang air besar sendiri

(60,65%). Masih terdapat 4.874 rumah

tangga (39,34%) tidak memiliki fasilitas

tempat buang air besar sendiri.

c. Beban Pencemar di Area Tangkapan Sungai Kota Cimahi

Dari total potensi beban pencemar 34.812,31 kg/hari sebesar 2.278,09 (6,54%)

merupakan beban pencemar yang berasal dari parameter BOD yang masuk ke

sungai. Sedangkan untuk parameter COD dari total potensi beban pencemar

50.288,79 kg/hari sebesar 7.593,64 (15,1%) merupakan beban pencemar yang

masuk ke sungai. Kemudian dari total potensi beban pencemar 8.820,87 kg/hari

sebesar 2.278,09 (625,82%) merupakan beban pencemar yang berasal dari

parameter TSS yang masuk ke sungai. Parameter COD adalah parameter yang

paling mendominasi sebagai beban pencemar yang masuk ke sungai yaitu sekitar

62,5%. Besarnya beban pencemar COD disebabkan aktivitas industri dan

domestik yang berada di sekitar sungai di Kota Cimahi.

d. Kebutuhan Air Masyarakat

Kebutuhan air di Kota Cimahi yang paling tinggi yaitu sebesar >50 ribu m3/tahun

tersebar di sebagian kecil wilayah Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi

Selatan, dan Kecamatan Cimahi Tengah. Kebutuhan akan air memang tidak bisa

dihindarkan, namun perlu juga memperhatikan kondisi dari keterdiaan air yang

berada di wilayah tersebut, kebutuhan air di beberapa wilayah Kecamatan Cimahi

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -7 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

Utara sangat tinggi, terutama ada beberapa penggunaan yang selain untuk

kebutuhan masyarakat, melainkan kebutuhan air untuk keperluan industri, hal

tersebut yang menjadi tekanan bagi ketersediaan air di Kota Cimahi.

State

a. Status Mutu Air Sungai

Pada tahun anggaran 2017, Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, telah

melaksanakan Pemantauan dan Pengujian Kualitas Air Sungai yang ada di Cimahi

dengan 2 periode pemantauan. pemantauan tersebut meliputi pengambilan sampel

air sungai, analisa sampel air sungai di lapangan dan laboratorium pada 15 (lima

belas) titik pantau yang tersebar di 5 (lima) sungai yaitu sungai Cisangkan,

Cibaligo, Cibeureum, Cimindi dan Cimahi dengan masing-masing 3 (tiga) titik

pantau. Dalam kurun waktu setahun dalam 2 (dua) kali periode pemantauan

kualitas air sungai yang ada di Kota Cimahi, hampir seluruh titik pantau adalah

cemar berat.

b. Daya Tampung Beban Pencemar Sungai

Parameter BOD di titik pantau Cibaligo Hulu dan Cisangkan hulu dan tengah

telah melampaui data tampung beban pencemar yang di perbolehkan. kemudian

parameter COD di titik pantau di Cibaligo hulu juga telah melampuai. Sedangkan

parameter TSS di seluruh titik pantau masih dapat menerima beban pencamar.

Perlu di perhatikan lokasi di titik pantau Cibaligo hulu yang berdasarkan data,

lokasi tersebut telah melampui daya tampung beban pencemaran sungai untuk

parameter BOD dan COD

c. Kualitas Air Tanah

Sumur yang memenuhi baku mutu dapat disebut sebagai sumber air yang layak

minum sedangkan sumur yang tidak memenuhi baku mutu sebagai sumber air

yang tidak layak minum. 47 % air sumur di Kota Cimahi tidak layak dijadikan

sumber air minum. Parameter yang tidak memenuhi adalah mangan dan pH. Air

tanah sering mengandung mangan (Mn) cukup besar. Adanya kandungan Mn

dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah

beberapa saat kontak dengan udara.

d. Ketersediaan Air Tanah

Ketersediaan air beberapa wilayah Kota Cimahi, hanya sebagain kecil wilayah

yang mempunyai ketersediaaan air sebesar 26-36 ribu m3/tahun, selebihnya adalah

di bawah dari jumlah tersebut, sehingga perlu di perhatikan penggunaan air di

wilayah tersebut. Daerah yang memiliki ambang batas tinggi hampir tersebar di

seluruh bagian wilayah Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Selatan, dan

Kecamatan Cimahi Tengah. Sedangkan ambang batas terendah tersebar di

sebagian kecil wilayah Kecamatan Cimahi Utara sebelah utara dan Kecamatan

Cimahi Selatan. Daerah dengan ambang batas rendah rentan terhadap kelangkaan

air dimasa mendatang.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -8 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

Response

a. Pemantauan Air Sungai dan Air Tanah

Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi

melakukan pemantauan kulaitas air sungai secara berkala yaitu dalam setahun

melakukan pemantauan 2 (dua) kali periode. Pemantauan kualitas air sungai

dilakukan di 5 Sungai dengan 3 titik pemantauan di setiap sungainya, sungai yang

dilakukan pemantauan yaitu Sungai Cisangkan, Sungai Cibaligo, Sungai

Cibeureum, Sungai Cimindi dan Sungai Cimahi. Selain air sungai, DLH Kota

Cimahi melakukan pemantauan air tanah dalam setahun yaitu 1 (satu) kali periode

pemantauan. Lokasi pemantauan air tanah sebanyak 15 (lima belas) titik sampling

yang dilakukan pemantauan di Kota Cimahi, diantaranya Kelurahan Citeureup,

Kelurahan Cimahi, Kelurahan Pasirkaliki, Kelurahan Melong (3 titik), Kelurahan

Leuwigajah (2 titik), Kelurahan Padasuka, Kelurahan Cigugur Tengah (2 titik),

Kelurahan Utama (2 titik), Kelurahan Baros, Kelurahan Cibeureum

Tujuan dari pemantauan air tanah tersebut, sama halnya dengan pemantauan

kualitas air sungai, yaitu sebagai upaya dari DLH Kota Cimahi secara objektif

mengetahui kualitas dari air tanah di Kota Cimahi.

b. Peningkatan Fasilitas Sanitasi Masyarakat

Dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, jumlah

penduduk yang terlayani fasilitas pengolahan

limbah domestik terus meningkat setiap

tahunnya, pada tahun terakhir, Kota Cimahi

telah terlayani sebesar 70,27%. Fasilitas

tersebut berupa, tangki septic individu, IPAL

Komunal, ajmban keluarga dan MCK umum.

c. Pengawasan Izin Lingkungan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin

Lingkungan, setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib membuat

Izin Lingkungan jika dokumen lingkungan yang dimilikinya disetujui setelah

tanggal 23 Februari 2012. Secara umum, kepemilikan dokumen lingkungan pada

industri di Kota Cimahi ada sekitar 48 industri dan seluruhnya telah melaksanakan

UKL/UPL dan 299 telah terdapat SPPL pada periode tahun 2017. (DLH Kota

Cimahi, 2018)

d. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup

Respon atau upaya selanjutnya yang dilakukan oleh Pemerintah kota Cimahi yaitu

melalui program peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan hidup yang

terdaat di dalamnya beberapa kegiatan penunjang. Kegiatan tersebut diantaranya

Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Undustri (Analisis Emisi Cerobong 15

Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair (Analisis

Sludge IPAL 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan

Limbah Cair (Analisis Air Limbah 40 Outlet Pelaku Usaha), Pengawasan

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -9 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO)

Bimbingan Teknis Operator Boiler), Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang

Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO) Bimbingan Teknis Operator

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL))

C. PERUBAHAN LAHAN DAN KETERSEDIAAN RTH

Pressure

a. Permukiman

Tekanan dari sektor permukiman erat kaitannya dengan faktor kemiskinan

terhadap perumahan kumuh dan ketersediaan air bersih, sarana dan prasarana

pembuangan sampah dan tinja. Kondisi lingkungan permukiman akan sangat

mempengaruhi kondisi kesehatan suatu masyarakat. Biasanya kondisi

permukiman yang buruk diakibatkan oleh kondisi penduduknya yang miskin,

dimana fokus kegiatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal,

yaitu kebutuhan minimal untuk mengkonsumsi makanan dalam takaran 2.100

kalori per orang perhari dan kebutuhan minimal non makanan seperti perumahan,

pendidikan, kesehatan dan transportasi. Dan juga pemukiman selain memberikan

tekanan terhadap kebutuhan lahan juga memberikan dampak terhadap pencemaran

lingkungan baik dari masalah sanitasi, masalah pengelolaan sampah dan

kebutuhan akan sumber air minum.

b. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah akan diikuti dengan terjadinya

perubahan pemanfaatan lahan dari kawasan hijau menjadi kawasan terbangun

guna memenuhi kebutuhan permukiman dan infrastruktur dasar bagi penduduk.

Hal tersebut menjadi tekanan bagi kawasan ekoregion karena berkurangnya lahan

untuk keberlanjutan ekosistem yang berakibat pada kerusakan ekosistem dan

terganggunya struktur dan fungsi ekosistem untuk memproduksi jasa ekosistem

secara optimal.

c. Indikasi Konflik RTRW dan Penggunaan Lahan

Konflik penggunaan lahan masih menjadi salah satu permasalahan utama dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Tumpang tindih area penggunaan lahan dapat

mengakibatkan kerusakan lingkungan, terutama apabila pemanfaatan yang

dilakukan tidak memperhatikan fungsi ekologi atau jasa ekosistem di suatu

kawasan.

State

a. Komposisi Penggunaan Lahan

Peruntukkan lahan Kota Cimahi tidak memiliki

lahan hutan, sehingga penghasil oksigen di

Kota Cimahi sangat bergantung terhadap ruang

terbka hijau dan tutupan vegetasi yang ada di

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -10 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

Kota Cimahi.Penggunaan lahan di Kota Cimahi mengalami banyak perubahan

yang dipengaruhi oleh masyarakat yang jumlahnya semakin bertambah setiap

tahunnya

b. Luas tutupan Vegetasi

Berdasarkan fungsinya, lahan vegetasi di Kota Cimahi masih di dominasi oleh

pekarangan. Lahan pekarangan disini dapat tersebar di rumah-rumah ataupun

perkantoran yang ditanami tumbuhan. Luas pekarangan yang berada di Kota

Cimahi adalah sebesar 851,41 Ha atau 20,03 % dari luas total lahan vegetasi di

Kota Cimahi sebesar 2.250,83 Ha atau 52,96%.

c. Banjir

Pada tahun 2017, Kota Cimahi mengalami banjir di sebagain kecil wilayahnya

beberapa lokasi tersebut jika dihubungkan dengan ketersediaan RTH, dapat

berpengaruh, karena lokasi tersebut kurang memiliki lahan yang diperuntukkan

sebagai ruang terbuka hijau sehingga infiltrasi air menjadi sedikit/sulit dan air

lebih dominan sebagai air larian dan dengan mudah dapat menggenang jika hujan

datang dengan intensitas yang besar dan dalam waktu yang lama.

Response

a. Penambahan Ruang Terbuka Hijau

Peningkatan RTH di wilayah Kota Cimahi akan direncanakan oleh pemerintah

Kota Cimahi, guna memehui 30% lahan untuk RTH, dengan acuan adalah RTRW

yang telah ada untuk lokasi-lokasi penambahan RTH di Kota Cimahi. diharapkan

dengan adanya penambahan RTH ini dapat menyeimbangkan ekosistem yang ada

antara lingkungan sosial dan ekonomi yang saat ini sedang berkembang di Kota

Cimahi

b. Opsi-opsi Resolusi Konflik RTRW dan Penggunaan Lahan

Berdasarkan identifikasi konflik

penggunaan lahan dan RTRW, maka

beberapa opsi resolusi konflik yang

dimungkinkan untuk dilaksanakan

adalah seperti yang tertera pada gambar

disamping. Dengan adanya opsi-opsi

tersebut di harapkan meminimalisir

tumpang tindih antara tataguna lahan

eksisting dan tataguna lahan berdasarkan

RTRW.

c. Penghijauan dan Pembuatan Taman Lingkungan

Upaya selanjtunya yang dilakukan Pemerintah kota Cimahi dalam ketersediaan

RTH adalah diantaranya dengan melakukan penghijauan dengan penanaman

RTRW Kawasan Budidaya

Kawasan

Lindung

Penambahan RTH disekitar industri dan

permukiman; penanaman pohon disekitar permukiman untuk mengurangi dampak

bencana banjir dan longsor serta

pembuatan terasering di sekitar daerah pertanian

Kawasan Budidaya

Pembuangan limbah industri tidak diarahkan di dekat wilayah permukiman

dan pertanian, serta pemakaian filter

cerobong asap agar tidak menganggu

penduduk di wilayah permukiman

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -11 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

pohon-pohon dan pembuatan Taman Lingkungan di beberapa lokasi di seluruh

kecamatan di Kota Cimahi.

D. INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) KOTA CIMAHI

a. Indeks Kualitas Air (IKA)

Indeks kualitas air Kota Cimahi Tahun 2017 memiliki nilai sebesar 18,67. Nilai

tersebut sangat kecil, dikarenakan hasil penentuan status mutu air, dari 15 titik

pantau dengan 2 kali periode pemantauan 22 diantaranya berstatus cemar berat.

b. Indeks Kualitas Udara (IKU)

Perhitungan indeks kualitas udara Kota Cimahi tahun 2017 diperoleh nilai indeks

sebesar 39,21. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat hasil bahwa Indeks Kualitas

Udara model referensi EU di Kota Cimahi pada pemantauan tahun 2017 melebihi

nilai maksimum yang dipersyatkan berdasarkan referensi EU.

c. Indeks Tutupan Vegetasi (ITV)

Dari hasil perhitungan, diperoleh Indeks Tutupan Vegetasi (ITV) Kota Cimahi

Tahun 2017 adalah sebesar 71,12

d. Indeks Kualitas Lingkungan Hiudp (IKLH) Kota Cimahi

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai IKLH Kota Cimahi adalah sebesar

45,81. Nilai tersebut berada pada range nilai 50 ≤ x < 58, yang termasuk ke dalam

kategori “waspada”. Dengan nilai tersebut Kota Cimahi perlu melakukan

pengendalian terhadap setiap indikator kualitas lingkungan, terutama terhadap

kualitas air.

IV. INOVASI

Inovasi yang ditawarkan adalah berupa Program “Cimahi Zero Waste City

2037”, Dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Daerah (RPPLHD Kota Cimahi), Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT),

Bemara Nurseries, Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup, Coaching Kompetensi Pengawas Lingkungan Hidup,

Malam Anugerah PROPER, Pengadaan Sarana Penungjang Pengawasan

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -12 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

Lapangan (Alat Pengaman Diri dan Penunjang Analisis Lapangan) dan School

Campaign – Adaptasi dan Mitigasi Perubahan iklim.

A. Cimahi Zero Waste City 2037

Salah satu inovasi lingkungan yang menjadi andalan pemerintah Kota Cimahi

adalah suatu program jangka panjang yaitu “Cimahi Zero Waste City 2037”. Latar

belakang Cimahi Zero Waste City 2037 adalah pengalaman dari kondisi eksisting

dari Kota Cimahi dan juga pengalaman berharga di tahun sebelumnya terkait

permasalahan persampahan baik teknis maupun non teknis, diantaranya adalah :

Longsor Leuwigajah (2005), Kota Cimahi darurat sampah (2005-2006),

Penolakan warga sarimukti (2010)

Berawal dari permasalahan tersebut,

Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas

Lingkungan Hidup mencanangkan inovasi

suatu program jangka panjang dalam

mengelola sampah di Kota Cimahi yaitu

“Cimahi Zero Waste 2037”. Inovasi

tersebut berisikan perencanaan jangka

pendek hingga jangka menengah-panjang

langkah pergerakan dari pemerintah Kota

Cimahi bersama dengan Stakeholder baik teknis maupu non teknis mengenai

pengelolaan sampah dan stategi dalam menekan angka timbulan sampah dengan

mengurangi sampah sejak dari sumber.

B. Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

(RPPLHD) Kota Cimahi

Inovasi selanjutnya yang di lakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi yaitu dengan

adanya penyusunan dokumen RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup) Kota Cimahi. Dengan adanya dokumen RPPLHD Kota

Cimahi, isu-isu prioritas yang sedang di hadapi Kota Cimahi dapat mengacu

terhadap dokumen RPPLH tersebut, karena di dalam dokumen tersebut berisikan

rencana perlindungan dan pengelolaan terhadap isu-isu lingkungan yang sedang

dihadapi Kota Cimahi.

RPPLHD Kota Cimahi disusun berdasarkan analisis data dan informasi yang

memperhatikan jangka waktu pelaksanaan RPPLHD selama 30 tahun, adapun

ruang lingkup muatan RPPLHD Kota Cimahi:

Rencana pemanfaatan dan/atau pencadangan

sumberdaya alam.

Rencana pemeliharaan dan perlindungan

kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup.

Rencana pengendalian, pemantauan, serta

pendayagunaan dan pelestarian sumber daya

alam.

Rencana adaptasi dan mitigasi perubahan

iklim.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -13 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

Keempat muatan tersebut dianalisis berdasarkan fokus masalah dan tantangan di

wilayah ekoregion yang berada di Kota Cimahi. Fokus masalah mengacu pada

ketidaksesuaian antara karakteristik ekoregion dengan perencanaan, sedangkan

tantangan mengacu pada langkah-langkah yang harus ditentukan dalam

menangani fokus masalah. Dengan hadirnya dokumen RPPLHD Kota cimahi,

dapat menintegrasikan setiap isu prioritas yang ada terhahap kondisi saat ini dan

kemudian hari yang tersaji terhadap informasi-informasi yang tertuang

didalamnya melalui beberapa sebaran peta spasial.

C. Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

Inovasi selanjutnya yang di lakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

(LLTT). Inovasi tersebut berkaitan dengan isu prioritas di Kota Cimahi, yaitu

terhadap Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat. Berdasarkan kondisi

sebelumnya perilaku buang air besar sembarangan dan kurangnya fasilitas buang

air besar yang dimiliki oleh masyarakat secara pribadi, maka hadirnya Unit

Pelaksana Teknis Pengelola Air Limbah Domestik (UPT PALD) dengan inovasi

yang didalamnya terdapat Call Center dan Sistem Informasi Manajemen yang

bertujuan untuk melayani dan mempermudah masyarakat Kota Cimahi.

UPT PALD merupakan unit pelaksana teknis pada

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman yang

mempunyai fungsi tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas teknis Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman dalam bidang pengelolaan air limbah

domestik, pelatihan, penelitian, pendataan serta tugas

perbantuan yang di tugaskan kepada Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan semakin berkembangnya teknologi

dibutuhkan beberapa inovasi yang dilakukan oleh UPT PALD salah satunya

adalah dengan adanya call center dengan nomor 081214000055 yang

mempermudah bagi pelanggan. Call center berfungsi sebagai media informasi

bagi para pelanggan untuk bertanya mengenai berbagai hal tentang UPT PALD,

antara lain, mekanisme pelaksanaan penyedotan kakus, program LLTT (layanan

lumpur tinja terjadwal), melayani pelayanan on call, retribusi, laporan dan keluhan

adanya sumbatan pada jaringan komunal, kritik dan saran.

D. Bemara Nurseries

Pengembangan pembibitan tanaman hias berbasis

masyarakat (Bemara Nurseries) di Kota Cimahi sebagai

bentuk koordinasi dan kolaborasi antara Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan

masyarakat dalam hal pemanfaatan pengomposan sampah

sebagai media tanam dan kebutuhan akan minimnya lahan

pembibitan tanaman hias untuk penyulaman taman Kota

Cimahi. Luasan taman Kota Cimahi pada tahun 2015 adalah seluas 6,6 Ha di 89

lokasi yang tersebar di Kecamatan Cimahi Utara, Tengah dan Selatan. Sedangkan

untuk taman lingkungan yang dikelola oleh masyarakat adalah sebesar 1,87 Ha

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -14 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

yang tersebar di 12 kelurahan. Taman lingkungan yang tersebar di beberapa

Kelurahan di Kota Cimahi merupakan bentuk nyata dari koordinasi dan

kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.

E. Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Hidup

Inovasi selanjutnya yang dilakukan adalah dengan membuat program yang

didalamnya terdapat kegiatan penunjang dalam meningkatkan pengendalian

pencemaran dan kerusakan lingkungan. Program tersebut erat kaitannya dengan

isu lingkungan Kualitas dan Kuantitas Air dan Limbah B3. Kegiatan tersebut

diantaranya adalah, Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Undustri (Analisis

Emisi Cerobong 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan

Limbah Cair (Analisis Sludge IPAL 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi

Limbah Padat dan Limbah Cair (Analisis Air Limbah 40 Outlet Pelaku Usaha),

Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even

Organizer (EO) Bimbingan Teknis Operator Boiler), Pengawasan Pelaksanaan

Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO) Bimbingan

Teknis Operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL))

F. Coaching Kompetensi Pengawas Lingkungan Hidup

Inovasi selanjutnya yang dilakukan pemerintah Kota Cimahi berkaitan dengan

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah Coaching Kompetensi Pengawas

Lingkungan Hidup. Maksud dari kegiatan Coaching Kompetensi Pengawas

Lingkungan Hidup ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai amanat

undang-undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan

Hidup. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah, Meningkatkan kapasitas

sumber daya manusia bidang lingkungan hidup, Meningkatkan pelaksanaan

fungsi-fungsi pengawasan lingkungan hidup dan Meningkatkan pengawasan

dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup.

G. Malam Anugerah PROPER

Inovasi selanjtunya yaitu bentuk apresiasi pemerintah Kota Cimahi terhadap

stakeholder pelaku usaha melalui kegiatan Malam Anugerah Proper. Salah satu

bentuk kegiatan DLH Kota Cimahi untuk mendorong peningkatan ketaatan

usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah Penilaian Kinerja

Pengelolaan Lingkungan Hidup Usaha dan/atau Kegiatan Daerah (PROPER).

Kegiatan ini merupakan aplikasi dari mekanisme pengawasan secara terpadu dan

komprehensif yang melibatkan instansi teknis tingkat Kabupaten/Kota. Adapun

tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong perusahaan dalam pengelolaan

lingkungan hidup melalui instrumen insentif reputasi/ citra bagi perusahaan yang

mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang baik (berperingkat biru, hijau

dan emas) dan instrumen disinsentif reputasi/ citra bagi perusahaan yang

mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang buruk (berperingkat merah dan

hitam).

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

I -15 Executive Summary – DIKPLHD Kota Cimahi 2018

H. Pengadaan Sarana Penungjang Pengawasan Lapangan (Alat Pengaman

Diri dan Penunjang Analisis Lapangan)

Salah satu upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup dalam Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah

pengawasan dan penegakan hukum. Dengan adanya pengadaan sarana dan

prasarana tersebut, dapat memaksimalkan kegiatan penunjang dalam pengawasan

lapangan yang dilakukan Pemerintah Kota Cimahi.

I. School Campaign – Adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim

Inovasi lain yang telah dilakukan Pemerintah Kota Cimahi adalah pelaksanaan

School Campaign dalam rangka adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Bentuk

school campaign yang dilakukan adalah melalui Earth Our, yang merupakan

program global diprakarsai oleh WWF (World Wide Fund For Nature).

V. PENUTUP

Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan hidup Daerah

Kota Cimahi telah menyelesaikan tujuan dari disusunya dokumen ini berupa :

a. Data dan informasi mengenai kondisi lingkungan baik dalam bentuk data dasar

dan analisis dari data yang disampaikan, telah berhasil dikumpulkan dari

berbagai sumber. Adanya pengumpulan data ini selain memberikan informasi

lingkungan di daerah Kota Cimahi juga memberikan kesempatan kepada

stakeholder di Cimahi untuk bekerja sama dalam pengumpulan data yang

diperlukan.

b. Tersusunnya isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi untuk tahun 2018, yaitu

Persampahan dan Limbah B3; Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat;

Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau yang dianalisa

berdasarkan status kualitas lingkungan hidup kritis dan perubahannya, sumber

tekanan terhadap lingkungan dan dampaknya serta upaya yang telah dilakukan

oleh Kota Cimahi selama kurun waktu tahun 2018.

c. Tersusunnya dokumen yang mendorong inisiatif berbagai pemangku

kepentingan dalam menyusun program dan kegiatan peningkatan keberlanjutan

pembangunan sesuai dengan kompetensinya dan atau secara sinergis dengan

pelaku lain, khususnya terkait dengan isu prioritas lingkungan, yang

dituangkan dalam Inovasi Lingkungan di Kota Cimahi.

Sebagai rencana tindak lanjut dari penyusunan dokumen informasi lingkungan ini,

maka pemerintah Kota Cimahi akan memfokuskan pada isu prioritas lingkungan

yang ada, tanpa mengesampingkan isu-isu lingkungan lain yang mungkin perlu

mendapatkan perhatian.