14
Pusat Litbang Sumber Daya Air i EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN OPERASI IRIGASI Desember 2014

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN OPERASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive... · Manajemen Operasi Irigasi (SMOI) yang berbasis website terutama untuk

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pusat Litbang Sumber Daya Air i

EXECUTIVE SUMMARY

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN OPERASI IRIGASI

Desember 2014

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya

kegiatan Pengembangan Sistem Manajemen Operasi Irigasi yang dilaksanakan

Balai Irigasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Badan

Litbang Kementerian Pekerjaan Umum DIPA tahun anggaran 2014, dapat

diselesaikan.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk aplikasi pelaporan operasi

irigasi yang mampu dan efektif mendukung operasi irigasi, sehingga pembagian

air irigasi diharapkan dapat dilakukan mendekati tepat jumlah dan tepat waktu,

dapat membantu dan mempercepat proses komunikasi antara petani pengguna

air, petugas di lapangan dan instansi pemerintah yang menangani irigasi.

Buku Executive Summary ini menjabarkan pengembangan terhadap aplikasi

pelaporan Sistem Manajemen Operasi Irigasi yang dapat digunakan oleh

pengelola irigasi Daerah Irigasi.

Buku ini disusun oleh Aditya Prihantoko, ST. Sebagai ketua tim dan dibantu oleh

anggota tim lainnya yaitu Subari, ME, Widya Utaminingsih, SP di bawah

bimbingan Kepala Balai Irigasi.

Kepada semua pihak yang telah membantu terlaksanakannya kegiatan

Pengembangan Sistem Manajemen Operasi Irigasi terutama pada penyusunan

Executive Summary ini, diucapkan terima kasih.

Bandung, Desember 2014

Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air

Dr. Ir. Suprapto, M. Eng

NIP. 19570507 198301 1 001

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air iii

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

2. Tujuan ........................................................................................................ 1

3. Sasaran ..................................................................................................... 1

4. Lingkup Kegiatan ....................................................................................... 2

5. Metode ....................................................................................................... 2

6. Hasil Kegiatan dan Pembahasan ............................................................... 3

7. Kesimpulan dan Saran .............................................................................. 9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Alir Proses Perhitungan Nilai Satuan Kebutuhan Air Metode

NFR ..................................................................................................... 5

Gambar 2 Bagan Alir Proses Perhitungan Nilai Satuan Kebutuhan Air Metode

LPR-FPR ............................................................................................. 6

Gambar 3 Hasil Ujicoba SMOI (Blangko 10-O) ..................................................... 8

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Lingkup Pengembangan SMOI pada Tahun 2014................................... 3

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 1

1. Latar Belakang

Mulai pada tahun 2012 Balai Irigasi telah mengembangkan aplikasi Sistem

Manajemen Operasi Irigasi (SMOI) yang berbasis website terutama untuk

membantu proses pelaporan operasi irigasi. Aplikasi yang dibangun masih fokus

dan terbatas pada implementasi pengkodean dan penuangan proses input dan

analisis 12 blangko operasi sesuai dengan Peraturan Menteri PU 32/PRT/M/2007

tentang pedoman operasi dan pemeliharaan.

Pada tahun 2013 sudah dilakukan pengembangan aplikasi agar lebih mudah

digunakan oleh pengguna dengan tampilan yang lebih dapat menyesuaikan

dengan perangkat yang mengakses. Uji coba kepada pengguna juga dilakukan

kepada pengelola irigasi secara keseluruhan, mulai dari tingkat mantri/penjaga

bendung, unit pelaksana teknis, seksi operasi irigasi kabupaten, seksi operasi

irigasi propinsi serta balai wilayah sungai. Hasil uji coba menghasilkan berbagai

aspek yang diperlukan dalam menerapkan SMOI tersebut.

Pada tahun 2014 masih diperlukan uji lanjutan serta rekayasa integrasi alat

klimatologi serta bangunan ukur debit real time dengan aplikasi agar didapatkan

data input operasi yang lebih terpercaya. Integrasi tersebut juga diharapkan dapat

mengatasi permasalahan keterbatasan SDM yang secara langsung melakukan

pengamatan dan pengumpulan data di bangunan irigasi yang memiliki perbedaan

letak administratif.

2. Tujuan

Tujuan kegiatan ini yaitu untuk mendapatkan bentuk aplikasi pelaporan operasi

irigasi yang mampu dan efektif mendukung operasi irigasi, sehingga pembagian

air irigasidiharapkan dapat dilakukan mendekati tepat jumlah dan tepat waktu,

sehingga dapat membantu dan mempercepat proses komunikasi antara petani

pengguna air, petugas di lapangan dan instansi pemerintah yang menangani

irigasi.

3. Sasaran

Sasaran keluaran kegiatan Pengembangan Sistem Manajemen Operasi Irigasi

pada tahun 2014 adalah tersusunnya satu Model Sistem berupa Sistem

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 2

Manajemen Operasi Irigasi. Output kegiatan pada tahun sebelumnya adalah

sebagai berikut:

Tahun 2012 1 Teknologi Pengembangan Modernisasi Irigasi, yang memuat

aplikasi Sistem Manajemen Operasi Irigasi (SMOI versi 1)

Tahun 2013 1 Model Fisik dan Naskah Ilmiah Operasi Irigasi yang Efektif dan

Efisien.

4. Lingkup Kegiatan

RuangLingkup pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Sistem Manajemen Operasi

Irigasiadalah Model Sistem berupa sistem manajemen operasi irigasi dengan

rincian sebagai berikut:

(1) Perbaikan aplikasi Sistem Manajemen Operasi Irigasi (SMOI)

a. Penambahan fitur pelaksanaan pelaporan irigasi setiap 7 harian,

b. Program perhitungan nilai satuan kebutuhan air di Blangko 05

berdasarkan data klimatologi terbaru di lokasi.

c. Pengisian blangko 06-O terkait debit saluran dilaksanakan secara

otomatis dengan koneksi alat ukur debit volumetrik dan akumulasi

volume.

(2) Uji coba SMOI

(3) Evaluasi kinerja SMOI

5. Metode

Penelitian dilakukan dalam bentuk desain dan pengembangan berdasarkan output

yang telah disusun pada penelitian tahun sebelumnya. Model sistem yang

dihasilkan kemudian dilakukan uji coba dan dievaluasi kinerjanya. Berdasarkan

hasil uji coba serta evaluasi penerapan SMOI dirumuskan model sistem berupa

sistem manajemen operasi irigasi.

Pengembangan dilakukan dengan melakukan koneksi automatic wheater station

(AWS) ke aplikasi SMOI sebagai data dalam perhitungan satuan kebutuhan air

irigasi. Data primer yang digunakan dalam pengkajian adalah data AWS yang

dianalisis untuk menghasilkan nilai satuan kebutuhan air, data pelaksanaan

operasi jaringan irigasi DI. Boro dan DI. Tajum. Evaluasi model sistem dilakukan

untuk menilai kestabilan SMOI sebagai alat dalam pelaksanaan operasi jaringan

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 3

irigasi sesuai Peraturan Menteri PU No.32/PRT/M/2007 tentang operasi dan

pemeliharaan jaringan irigasi.

6. Hasil Kegiatan dan Pembahasan

6.1. Pengembangan SMOI Sampai Tahun 2014

Aplikasi Sistem Manajamen Operasi Irigasi dibangun mulai tahun 2012. Aplikasi

dibuat berdasarkan Permen PU 32 tahun 2007 tentang pedoman operasi dan

pemeliharaan. Sistem ini mengubah transaksi kegiatan dari paper base menjadi

paperless namun pada tahap dimana diperlukan pengesahan tetap dapat dibuat

cetakannya. Dokumen yang dibuat paperless adalah form dan report dari blangko

01-O sampai 12-O. Bagan alir blangko operasi dibagi 3 tahap: perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan.

Pengembangan aplikasi sampai tahun 2014 difokuskan pada pilihan periode

pelaporan, cakupan propinsi, dan tampilan untuk modul mantri dan penjaga

bendung seperti pada Tabel 1. Pengembangan ini dilakukan berdasarkan hasil

diskusi teknis dengan pengelola irigasi sebagai calon pengguna. Pengembangan

pada tahun 2014 lebihdifokuskan terhadap koneksi AWS ke aplikasi SMOI

sebagai input data dalam menghitung satuan kebutuhan air irigasi. Hasil tampilan

pengembangan SMOI sampai tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 1.

Tabel 1 Lingkup Pengembangan SMOI pada Tahun 2014

No Uraian SMOI v.1

(2012) SMOI v.2 (2013)

SMOI v.3 (2014)

1 Pilihan periode pelaporan

7 hari 7, 10, dan 15 hari

2 Cakupan propinsi

Jawa Barat Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan Banten

3 Tampilan

Standar PC untuk semua modul

Penambahan Web mobile khusus untuk pemakai mantri dan petugas bendung

4 Penambahan user public (umum)

Tidak ada Penambahan fitur user public

5 Fasilitas Print

Terbatas Dapat dilakukan pada semua blangko

6 Perhitungan Berdasarkan Berdasarkan input Perhitungan satuan

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 4

No Uraian SMOI v.1

(2012) SMOI v.2 (2013)

SMOI v.3 (2014)

satuan kebutuhan air

input nilai satuan kebutuhan air

nilai satuan kebutuhan air

kebutuhan air berdasarkan data klimatologi terbaru, serta penambahan perhitungan satuan kebutuhan untuk Jawa Timur yang menggunakan metode LPR-FPR.

Gambar 1 Tampilan Aplikasi SMOI

6.2. Pemrograman Perhitungan Satuan Kebutuhan Air

Perhitungan nilai satuan kebutuhan air dalam SMOI ada dua metode, yaitu

metode Net Field Requirement (NFR) yang digunakan pada hampir seluruh

daerah irigasi selain Jawa Timur serta metode Luas Palawija Relatif – Faktor

Palawija Relatif (LPR-FPR) yang diterapkan khusus di Jawa Timur.

Bagan alir perhitungan nilai satuan kebutuhan air sebagai dasar pembuatan

program dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3. Gambar 2 menunjukkan

perhitungan satuan kebutuhan air metode NFR mulai dari input data jenis

tanaman, faktor tanaman (Kc), waktu tanam, dll. Input data tersebut kemudian

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 5

diolah sesuai waktu pertumbuhan tanaman serta pengolahan tanah dengan rumus

rumus yang ada di bagan alir tersebut.

Gambar 3 menunjukkan perhitungan satuan kebutuhan air metode LPR-FPR

mulai dari input data berupa koefisien LPR, Koefisien FPR serta nilai efisiensi

salurannya. Hasil input data digunakan untuk melakukan perhitungan satuan

kebutuhan air berdasarkan luas areal yang dikonversikan kepada luas palawija

relatif.

Gambar2Bagan Alir Proses PerhitunganNilaiSatuanKebutuhan Air Metode NFR

Data 1. Jenis tanaman 2. Faktor Tanaman (Kc) 3. Waktu pertumbuhan tanaman

Pengolahan tanah Pertumbuhan Penggantian lapisan air 4. Hujan Efektif (Re) 5. Penggunaan konsumtif (Eto) 6. Perkolasi 7. Jumlah air untuk pengolahan tanah 8. Jumlah air untuk penggantian lapisan air (WLR)

Penggantian lapisan air Kebutuhan air = (EtoxKc) + P + WLR - Re

Mulai

Pengolahan tanah Kebutuhan air = Jumlah air

untuk olah tanah – Re)

Pertumbuhan Kebutuhan air = (EtoxKc) + P - Re

Selesai

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 6

Gambar 3Bagan Alir Proses Perhitungan Nilai Satuan Kebutuhan Air Metode

LPR-FPR

6.3. Ujicoba SMOI

Penerapan SMOI pada tahun 2014 merupakan tahun kedua, ada beberapa

masukan dari pengelola irigasi setempat yang dapat meningkatkan kualitas

aplikasi SMOI. Hasil penerapan SMOI pada tahun 2013 di Daerah Irigasi Tajum

dan daerah Irigasi Boro, mendapat tanggapan positif dari pengelola irigasi

setempat. Pihak pengelola irigasi menganggap aplikasi SMOI bermanfaat bagi

pelaksanaan operasi jaringan irigasi yang mereka laksanakan dan menginginkan

Data 1. Jenis tanaman 2. Luas Areal masing masing tanaman 3. Koefisien LPR

Untuk tanaman palawija : 1 Untuk tanaman tebu muda/bibit : 1,5 Untuk tanaman jeruk : 1,5 Untuk tanaman Padi :

- Pengolahan tanah : 6 - Persemaian : 20 - Pertumbuhan : 4

4. Koefisien FPR 5. Efisiensi/faktor tersier 6. Waktu tanam (pengolahan tanah, persemaian , pertumbuhan

Kebutuhan Air dilahan (Total LPR x FPR )

Mulai

Perhitungankebutuhan Air sesuai dengan fase taman

(Bibit, Garap, Tanam)

Total LPR (Koefisien LPR x Luas areal )

Kebutuhan air pintu tersier (Kebutuhan Air dilahan / Efisiensi )

Selesai

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 7

pengisian blangko manual dapat diganti dengan aplikasi SMOI ini. Masukan dari

pengelola tersebut kemudian dikoordinasikan dengan pihak Direktorat Bina OP,

Kementerian PU dalam hal ini adalah Subdit OP Irigasi dan Rawa.

Pelaksanaan monitoring pelaksanaan penerapan SMOI sekaligus melakukan

pengenalan lebih lanjut mengenai aplikasi SMOI telahdilaksanakanseperti terlihat.

Masukan dan saran dalam pertemuan tersebut juga mengindikasikan adanya

suatu dukungan dan keinginan dari pengelola irigasi setempat untuk aplikasi

SMOI.

Hasil pelaksanaan ujicoba pada kedua lokasi dapat dilihat pada gambar 4.

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 8

Gambar 4. Hasil Ujicoba SMOI (Blangko 10-O)

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 9

Dari hasil ujicoba diketahui bahwa SMOI mampu menghitung kebutuhan air

sampai dengan menghitung nilai faktor K yang sebelumnya harus diinput oleh

usersecara manual.

6.4. Evaluasi Kinerja SMOI

Evaluasi kinerja SMOI dapat dilihat dari tingkat keberterimaan aplikasi yang

merupakan masukan dari pengelola irigasi setempat. Hasil analisa statistik

terhadap data tingkat keberterimaan aplikasi SMOI menunjukkan Variabel

Kemudahan memiliki pengaruh terhadap. Sikap pengguna SMOI dimana

mendapat dukungan sebesar 78,6% responden menjawab setuju serta memiliki

tingkat signifikansi 0,044. Variabel manfaat memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap sikap pengguna SMOI mendapat dukungan sebesar 82,2% responden

menjawab setuju serta memiliki tingkat signifikansi 0,790. Hasil tersebut

menjelaskan manfaat SMOI lebih mempunyai peranan untuk menggunakan

dibandingkan kesulitan yang dihadapi.

Secara teknis SMOI yang terkoneksi dengan AWS terkendala permasalahan

stabilitas koneksi jaringan. Selama ini koneksi alat dilapangan dengan server

menggunakan provider jaringan GSM. Permasalahan ini coba diatasi dengan

pemasangan antena penguat sinyal GSM yang dipasang pada modem.

Masukan dari beberapa diskusi dengan narasumber terkait pengamanan data,

ditindaklanjuti dengan penambahan fitur verifikasi pada blangko blangko sesuai

dengan tingkat kewenangannya. Blangko yang diinput oleh mantri akan diverifikasi

oleh ranting, begitu juga dengan blangko yang dianalisis oleh ranting akan

diverifikasi oleh kasie operasi Kabupaten, dan seterusnya dengan tingkatan yang

semakin tinggi.

7. Kesimpulan dan Saran

Kegiatan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Aplikasi Sistem Manajemen Operasi Irigasi (SMOI) mencakup semua daerah

irigasi di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan Banten.

b. Pengembangan SMOI dibandingkan dengan SMOI pada tahun 2012 dan

2013 adalah adanya penambahan fitur koneksi Automatic Wheater

Executive Summary

Pusat Litbang Sumber Daya Air 10

Station(AWS) yang berfungsi untuk mengambil data klimatologi yang akan

digunakan dalam perhitungan satuan kebutuhan air irigasi.

c. Metode perhitungan air menggunakan metode Net Field Requirement (NFR)

serta metode LPR – FPR (Luas Palawija Relatif – Faktor Palawija Relatif)

khusus untuk Jawa Timur.

d. Fitur keamanan data dilengkapi dengan verifikasi blangko dalam setiap

tingkatan kewenangan.

e. Hasil ujicoba SMOI di Daerah Irigasi Boro, Purworejo dan Daerah Irigasi

Tajum, Purwokerto menunjukkan respon positif dari pengelola irigasi

setempat.

Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan Kegiatan ini sebagai berikut:

a. Pendampingan pada saat uji coba aplikasi SMOI harus intensif dilakukan tim

mengingat SDM pelaksana operasi irigasi sebagian besar berumur tua

dengan dasar pengetahuan komputasi dan mobile browsing yang terbatas.

b. Pendampingan serta ujicoba SMOI bias disosialisasikan keberbagai daerah,

agar system pemantauan irigasi di semua wilayah dapat dipermudah.