40
Kosmetika: Eye Shadow BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kosmetik telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Di Mesir 3500 tahun sebelum masehi (SM) telah digunakan bahan- bahan untuk kecantikan, berupa minyak hewan dan tumbuh- tumbuhan, rempah-rempah, madu, susu dan lain-lain. Menurut PERMENKES RI no. 220/Menkes/Per/IX/76 definisi kosmetika diartikan sebagai bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada bahan atau bagian tubuh manusia dengan maksud untuk memelihara, menambah daya tarik, atau merubah rupa dan tidak termasuk obat. Make up mata merupakan salah satu kosmetik yang tertua dan paling banyak digunakan. Banyak tipe dari make up ini yang digunakan untuk memperindah penampilan dari mata, salah satunya adalah eye shadow. Eyes shadow diproduksi dalam formula krim, stick, likuid, powder, pressed cake (digunakan dengan pub atau brush). Pemakaiannya secara kering atau basah dan diformulasikan sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari pemakaian eye shadow sendiri adalah untuk memberikan bayangan pada mata dan untuk mengoreksi jarak antar mata Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt. Page 1

Eye Shadow Makalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kosmetik telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Di Mesir 3500 tahun

sebelum masehi (SM) telah digunakan bahan-bahan untuk kecantikan, berupa minyak

hewan dan tumbuh-tumbuhan, rempah-rempah, madu, susu dan lain-lain. Menurut

PERMENKES RI no. 220/Menkes/Per/IX/76 definisi kosmetika diartikan sebagai bahan

atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau

disemprotkan pada bahan atau bagian tubuh manusia dengan maksud untuk memelihara,

menambah daya tarik, atau merubah rupa dan tidak termasuk obat.

Make up mata merupakan salah satu kosmetik yang tertua dan paling banyak

digunakan. Banyak tipe dari make up ini yang digunakan untuk memperindah

penampilan dari mata, salah satunya adalah eye shadow. Eyes shadow diproduksi dalam

formula krim, stick, likuid, powder, pressed cake (digunakan dengan pub atau brush).

Pemakaiannya secara kering atau basah dan diformulasikan sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan dari pemakaian eye shadow sendiri adalah untuk memberikan bayangan pada

mata dan untuk mengoreksi jarak antar mata sehingga diharapkan akan memperbaiki atau

mempercantik mata seseorang.

Untuk memperbaiki dan mempertajam penampilan mata, maka make up mata

menggunakan pewarna-pewarna yang suitable (dapat diterima).

Berdasarkan fungsinya, make up mata dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Memperbaiki penampilan bulu mata.

2. Mewarnai alis mata dan areal orbinal mata.

3. Meningkatkan kelembapan daerah sekitar mata atau untuk membersihkan make

up mata.

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 1

Page 2: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Syarat make up mata antara lain:

1. Non toksik, non irritant

2. Mudah digunakan, dapat menempel dengan baik.

3. Mudah dibersihkan tapi tidak dengan air, supaya kalau terkena keringat tidak

luntur

1.2. Perumusan Masalah.

Dari latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

bagaimana membuat suatu produk eye shadow yang dapat memenuhi persyaratan

mutu antara lain produk eye shadow yang kompak dan tidak mudah pecah mudah

diambil dari wadah sediaan dan mudah dioleskan kembali ke kulit?

1.3. Tujuan Penelitian

Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan suatu produk kosmetika eye shadow

yang memenuhi persyaratan mutu sesuai dengan yang ditetapkan oleh USP XXII /

XXI antara lain produk eye shadow yang kompak dan tidak mudah pecah., mudah

diambil dari wadah sediaan dan mudah dioleskan kembali ke kulit

1.4. Manfaat Penelitian

Praktikum ini diharapkan dapat membawa manfaat pada masyarakat dengan

diperoleh formula sediaan pembuatan eye shadow yang aman, aceptable, dan

bermutu.

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 2

Page 3: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Tinjauan Tentang Eye Shadow

Menurut PERMENKES RI no. 220/Menkes/per/IX/76 definisi kosmetika dapat

diartikan sebagai bahan atau campuran bahan untuk digosok, dilekatkan, dituangkan,

dipercikkan/disemprotkan pada bahan atau bagian tubuh manusia dengan maksud untuk

memelihara, menambah daya tarik/ merubah rupa dan tidak termasuk obat.

Mata merupakan organ tubuh yang sering dinilai keindahannya dalam penampilan

seseorang. Estetika dari mata sering menjadi bahan ucapan, tulisan, atau lukisan baik

dalam segi cinta, novel, puisi, atau lukisan wanita cantik jelita. Rias mata merupakan hal

yang tidak dapat dilupakan begitu saja apabila seseorang ingin berpenampilan lebih, tentu

dengan selalu mempertimbangkan kondisi, keperluan, dan tujuan yang ingin dicapai. Ada

3 bagian mata yang perlu dirias, yaitu kelopak mata (eye lid), bulu mata (eye lash), dan

alis mata (eye brow).

Kosmetika rias kelopak mata terdiri atas bayangan mata (eye shadow) dan setting

cream. Bayangan mata (eye shadow) ialah rias kelopak mata yang dipakai agar tampak

lebih gelap sehingga kelopak mata terlihat lebih cekung ke dalam. Kosmetika ini berisi

pigmen warna yang berasal dari bahan alam/anorganik yang diizinkan untuk dipakai.

Pigmen ter batubara tidak digunakan sebagai pewarna kosmetika karena efek

terapinya pada kulit. Bentuk sediaan berupa: compact powder, krim anhydrous, emulsi,

stick, dan pencil. Sediaan eye shadow hendaknya memenuhi persyaratan antara lain:

1. Mudah diambil dari sediaannya dan mudah dioleskan kembali ke kulit.

2. Non toksik, non irritant

3. Dapat melekat pada kelopak mata (tidak berdebu)

4. Sediaan yang dihasilkan tidak pecah-pecah pada serbuk/sediaan yang dihasilkan

harus kompak.

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 3

Page 4: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

5. Mudah dibersihkan tapi tidak dengan air, supaya kalau terkena keringat tidak

luntur.

Kosmetika rias kelopak mata terdiri dari bayangan mata (eye shadow) dan setting

cream. Bayangan mata(eye shadow) ialah rias kelopak mata yang dipakai agar tampak

lebih gelap sehingga kelopak mata terlihat lebih cekung ke dalam.

Bentuk sediaan eye shadow berupa :

Cream

Stik

Serbuk

Pres powdered

II. Tinjauan Tentang Perencanaan dan Pemilihan Formula Eye Shadow

Ada beberapa formula yang dipertimbangkan untuk dipergunakan dalam formula

eye shadow antara lain :

Pustaka : Mitsui page 397 Formula 1 : eyebrow pencil

R/ Black iron oxide 20%

Titanium dioxide 5%

Talk 10%

Kaolin 15%

Japan Wax 20%

Stearic acid 10%

Beeswax 5%

Hydrogenated Castor Oil 5%

Petrolatum 4%

Lanolin Oil 3%

Liquid paraffin` 3%

Antioxidant qs

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 4

Page 5: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Pustaka : Mitsui page 397 formula 2 : Powder Compact-Type eyebrow makeup

R/ Titanium dioxide 20%

Red iron oxide 20%

Yellow iron oxide 20%

Black iron oxide 15%

Talk 10%

Lanolin wax 10%

Liquid paraffin 4%

Gliceryl monostearat 1%

Parfume qs

Prosedur : Mix the titanium dioxide, iron oxides and talk well together in a blender

(powder component). Heat to melt and mix the other ingredients together. Then mixin the

powder component evenly,pulverize and press.

Dari beberapa formula di atas, dengan mempertimbangkan karakteristik fisika dan

kimianya. Maka formula yang terpilih untuk digunakan dalam pembuatan eye shadow

adalah formula no. 2, alasannya :

Agar dapat dibentukl eye shadow yang tidak pecah-pecah / supaya lebih

kompak karena adanya basis yang bertindak sebagai binder / pengikat

seperti Liquid paraffin.

Mudah dibersihkan tetapi tidak dengan air, supaya kalau terkena keringat

tidak luntur. Hal ini disebabkan karena pada formula 2 terdapat dua fase

yaitu fase air dan fase minyak. Pada formula no. 1 mudah di cuci oleh air.

Lebih melekat/ tahan lama pada kelopak mata.

Penggunaan lebih praktis dan mudah digunakan

III. Tinjauan Tentang Formula yang Dipakai Dalam Pembuatan Eye Shadow

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 5

Page 6: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Formula no. 2 yang kami pakai dikombinasi lagi dengan beberapa komposisi

lainnya yang dapat digunakan, sehingga formula yang kami pakai dalam pembuatan eye

shadow adalah sebagai berikut :

R/ Magnesium carbonate 10%

Zinc stearate 10%

Titanium dioxide 20%

Binding agent 4%

Gliserin monostearat 1%

Lanolin wax 15%

Asam sorbat 0,2%

colour 20%

Talk 20%

Parfume (Caporal Intens) qs

m.f. eye shadow compact powder 10 gram

Berdasarkan formula di atas ada beberapa bahan yang ditambah seperti pemakaian

paraffin liquid yang diganti dengan binding agent sebagai pengikat dan perekat bahan

pada mata, pengawet (asam sorbat), pewarna (ultramarine blue, red iron oxide, FDC

yellow, black iron oxide), fragrance (Caporal Intens).

IV. Tinjauan Tentang Pemilihan Bentuk Sediaan

Sifat fisika dan kimia kompoisi dasar (basis) :

Talk (Magnesium silikat hidrat)

Organoleptis : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari

butiran warna putih atau kelabu.

Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. (FI ed III hal. 591)

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 6

Page 7: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Magnesium carbonate (HPE, hal. 422)

Organoleptis : serbuk putih, tidak berbau.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, tetapi larut dalam air yang mengandung

CO2, tidak larut dalam etanol 95% dan pelarut lain.

BM : 84,31

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Melting point : 350oC

Zinc stearate (HPE, 832)

Organoleptis : serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau lemah

khas, serbuk hidrofobik

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dalam etanol 95% dan dalam eter. Larut

dalam benzene.

BM : 632,33 (untuk pure material)q

Melting point : 120o-122oC

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Titanium dioxide (HPE, hal. 782)

Organoleptis : putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk non higroskopis.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, pelarut organic, HCL larut dalam

hydrofluoric acid, H2SO4

BM : 79,88

Melting point : 1855oC

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Berdasarkan data karakteristik fisika dan kimia komposisi dasar (basis) pembuatan

eye shadow, dipilih bentuk sediaan “compact powder eye shadow”, alasannya :

1. Praktis, penggunaannya mudah

2. Merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan dan paling disukai

banyak orang

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 7

Page 8: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

3. Tidak basah dan lengket pada waktu dipakai bila dibandingkan dengan eye

shadow bentuk likuid dan cream

4. Konsistensi atau kekerasan dan susunan yang seragam

5. dapat menempel dengan baik pada kelopak mata

Bayangan mata (eye shadow) adalah rias kelopak mata yang dipakai agar tampak

lebih gelap sehingga kelopak mata terlihat lebih cekung kedalam. Kosmetika ini berisi

pigmen warna yang berasal dari bahan alami anorganik yang diizinkan untuk dipakai.

(Penuntun Ilmu Kosmetik Medik hal 133).

Tujuan dari penggunaan eye shadow adalah untuk memberikan bayangan pada

mata, untuk memperbesar mata dan untuk mengoreksi jarak antar mata.

Bentuk sediaan eye shadow lainnya berupa: krim anhydrous, emulsi, stick, dan

pensil. (Penuntun Ilmu Kosmetik Medik hal 133).

V. Persyaratan Mutu

Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan

dari USP XXII / XXI

1. Persyaratan mutu untuk bahan:

Safety :

Aman bagi pekerja.

Toksistas sudah diketahui dengan pasti dan dikendalikan (tercantum dalam

Farmakope)

Efficacy :

Manjur bermanfaat

Quality :

Kualitas (kemurnian / impurity) harus memenuhi persyaratan kemurnian karena

zat-zat asing bisa memberikan efek samping.

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 8

Page 9: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

2. Persyaratan mutu untuk sediaan:

Aman :

Sediaan aman jika dipakai dan tidak menimbulkan iritasi bagi pemakainnya,

jika digunakan secara wajar dan tepat (USP XXII hal. 1703). Eye shadow pada

penggunaannya tidak boleh mengiritasi dan menimbulkan reaksi yang

merugikan bagi pemakainnya.

Persyaratan make up mata:

Non toksik, non iritan

Mudah menggunakan, dapat menempel dengan baik

Efektif

Sediaan bila digunakan secara baik dan benar akan didapatkan hasil yang

diinginkan. Bila eye shadow digunakan secara berulang dalam jumlah yang

sedikit sudah mampu memberikan pewarnaan yang cukup baik

Penampilan

Sediaan harus memiliki penampilan yang dapat diterima / menarik dan

menyenangkan bagi para pemakainnya baik dalam bentuk dan warna.

Stabilitas fisika

Konsistensi fisik tidak berubah selama pembuatan, penyimpanan, distribusi, dan

pemakaiannya, meliputi :penampilan, keseragaman, dan organoleptis. (USP

XXII hal. 1703)

Organoleptis yaitu :

Bentuk : compact powder

Warna : merah muda, ungu, kuning, coklat.

Bau : khas (berkarakter)

Konsistensi / kekerasan tidak berubah selama penyimpanan dan

pemakaiannya.

Homogenitas : basis harus menyebar merata.

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 9

Page 10: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Ukuran partikel : 0,5-10 µm

Stabilitas kimia

Secara kimia tidak mengalami interaksi antar komponennya yang dapat

mengubah pHdan bentuk sediaan serta warnanya.

Stabilitas mikrobiologi

Sterilisasi dan resistensi terhadap pertumbuhan mikrobiologi selama

penyimpanan, merupakan salah satu spesifikasi sediaan, antimikroba yang

ditambah harus dapat befungsi secara efektif (USP XXII hal. 1703)

Secara umum kosmetik tidak boleh mengandung mikroba tertentu antara lain :

Candida albicans, eschericia coli, pseudomonas aeuroginosa, staphylococcus

aureus. (Cosmetica and Drug Preservation hal. 475).

Stabilitas toksikologi

Sediaan tidak boleh mengandung bahan yang mungkin dapat meracuni jaringan

local dan tidak boleh menunjukkan adanya gejala peningkatan toksikologi yang

mencolok pada sediaan dalam jangka waktu tertentu, baik dalam proses

pembuatan, pentimpanan, distribusi hingga pada pemkaian. (USP XXII hal.

1703)

Stabilitas farmakologi

Selama proses pembuatan, masa penyimpanan, distribusi hingga sampai pada

pemakaiantidak terjadi efek terapeutik yang menyimpang. (USP XXII hal.

1703)

Acepptable

Sediaan mempunyai penampilan, bentuk dan nilai estetik yang baik sehingga

menimbulkan kesanyang menyenangkan bagi pemakaiannya

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 10

Page 11: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Praktis dan mudah menempel pada kelopak mata pada waktu dipoleskan

sediaan eye shadow compact powder.

VI. Penyusunan Formula Sediaan Setiap Satuan Takaran Terkecil Hingga Skala

Besar

No Nama Bahan kadar Skala

terkecil

(10 g)

Skala lab

(20 g)

Skala

industri

(2000 g)

1. Magnesium carbonate 10% 1 g 2 g 200 g

2. Zinc stearate 10% 1 g 2 g 200 g

3. Titanium dioxide 20% 2 g 4 g 400 g

4. Binder 4% 0,4 g 0,8 g 80 g

5. Asan sorbat 0,2% 0,02 g 0,04 g 4 g

6. Lanolin wax 15% 1,5 g 3 g 300 g

7. Gliserin monostearat 1% 0,1 g 0,2 g 20 g

8. colour 20% 2 g 4 g 400 g

9. talk 20% 2 g 4 g 400 g

10. parfume q.s

Alasan pemilihan komposisi dasar pembuatan eye shadow

Talk (Magnesium silikat hidrat)

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 11

Page 12: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Kadar yang digunakan umumnya 15-50%

Harus bebas asbes dan logam berat (talk yang digunakan harus dimurnikan

terlebih dahulu)

Berfungsi sebagai pengisi / fillers dan pelekat / glidant

Magnesium carbonate

Untuk meningkatkan efek covering (matte)

Zinc stearate

Berfungsi sebagai opacifying agent (senyawa yang membuat lapisannya kedap

tidak berongga), untuk perekat bahan pada mata karena dapat meningkatkan daya

adhesi serbuk pada kelopak mata. Jika adhesi kurang berakibat dapat jatuh ke

pipi.

Titanium dioxide

Berfungsi sebagai UV protection, pewarna dan pengawet

Untuk mendapatkan efek yang mengkilap, ditambah serbuk-serbuk logam

(contoh, Ag, Cu, Al), asalkan penggunaannya sedikit dan tidak larut serta

memenuhi persyaratan

Binder

Berfungsi untuk membuat produk lebih kompak / tidak terjadi pecah-pecah pada

serbuk.

Kadar yang digunakan 4-6%

Agar serbuk tidak melekat pada mata (idak berdebu)

Untuk pelarut zat warna (pendispersi zat warna)

Yang biasa digunakan :

Lanolin dan derivatnya

Minyak-minyak mineral dan derivatnya

Isopropyl asetat (yang banyak digunakan sekarang)

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 12

Page 13: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Isopropyl isostearate

Nipasol

Berfungsi sebagai pengawet antimikroba

Kadar yang digunakan untuk topical 0,01%-0,6%

Dalam formula kadar yang dipakai 0,2%

Propyl gallat

Berfungsi sebagai antioksidan dalam pembuatan kosmetik

Sebagai anti oksidan kadar yang dipakai 0,1%

Pewarna

Agar penampilan dari bentuk sediaan menarik

Pewarna yang digunakan :

1. Merah : Carmine N.F

2. Biru : Ultramarine Blue

3. Kuning : Yellow oxide

4. Coklat : iron oxide

Lanolin wax

Organoleptis: zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau kuning pucat, agak

tembus cahaya, bau lemah dan khas

Kelarutan: praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 95% p,

mudah larut dalam kloroform p dan dalam eter p

Berfungsi sebagai lubricant, binder, dan adhering qulities

Perfume

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 13

Page 14: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Untuk memberikan bau/ wangi-wangian pada sediaan sehingga dapat

meningkatkan aceptabilitas konsumen

Pada formula digunakan perfume women karena baunya yang khas dan

berkarakter untuk digunakan oleh wanita dewasa.

Propylenglycol

Humectan yang bagus

Tidak lengket dan merupaka lubricant yang bagus

Spesifikasi Sediaan

1 Organoleptis : Keterangan

Bentuk compact powder

Bau khas

Warna Merah muda,ungu,kuning,coklat

2. Konsistensi padat

2 pH 6,0

3 Ukuran partikel 0,5-10 µm

4 Homogenitas Basis tersebar merata

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 14

Page 15: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 15

Page 16: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt. Page 16

Eye shadow

Mudah digunakan, menempel dengan baik

Non toksik, Non iritan

Sediaan mudah diambil dari bentuk sediaannya

Sediaan merupakan sediaan yang kompak

Mudah dibersihkan tapi tidak dengan air agar tidak mudah luntur oleh keringat

Di + pengikat : agar sediaan menjadi sediaan yang kompak, agar tidak berdebu, sebagai pelarut warnaDi + sabun alkali : sebagai perekat bahan pada mata , karena dapat meningkatkan daya adhesi serbuk pada kelopak mataDi + pewarna dan pengawet Di + perfume

R/ Magnesium carbonate 10%

Zinc stearate 10%

Titanium dioxide 20%

Binding agent 4%

Gliserin monostearat 1%

Lanolin wax 15%

Asam sorbat 0,2%

colour 20%

Talk 20%

Dilakukan evaluasi sediaan :Organoleptis, tes pulasan, tes ukuran partikel, tes kekompakan sediaan

Page 17: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

BAB IV

KERANGKA OPERASIONAL

Bahan yang digunakan :

Magnesium carbonate

Zinc stearate

Titanium dioxide

Binder

Nipasol

Propyl gallat

Propylenglikol

Ultramarine blue

Iron oxide

Carmine N.F

Women perfume

Talk

Alat yang digunakan :

Timbangan mg dan anak timbangan

Timbangan gram dan anak timbangan

Kertas perkamen

lumpang + alu

sendok pengaduk

water bath

tempat eye shadow

pipet tetes

cawan Petri

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 17

Page 18: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Cara pembuatan

No Cara pembuatan Spesifikasi Hasil

1. Timbang Magnesium carbonate 1 g masukkan ke dalam

lumpang.

2. Timbang Zinc stearate 1 g masukkan ke dalam lumpang

1

3. Timbang Titanium dioxide 2 g masukkan ke dalam

lumpang 1

4. Timbang asam sorbat 0.02 g, masukkan ke dalam

lumpang 1

5. Timbang talk 2 g masukkan lumpang 1

Timbang gliseril monostearat 0,1 g, maukkan kedalam

lumpang 1

6. Tarra cawan, timbang lanolin wax 1,5 g kemudian di

lebur di waterbath

7. Menyiapkan mortir panas

8. Masukkan leburan lanolin kedalam mortar panas

kemudian di tambah campuran lumpang 1 (magnesium

carbonate,zinc stearat, titanium dioxide, asam sorbat,

gliseril monostearat)

Homogen Homogen

9. tambahkan perfume 8 tetes Berbau khas Berbau khas

10. Timbang binder 0,8 g masukkan ke lumpang 1 gerus ad

homogen

Homogen Homogen

11. Bagi menjadi 4 bagian

12. Bagian 1 tambahkan ultramarine blue Biru Biru

13. Bagian 2 tambahkan carmine N.F Merah Merah

14. Bagian 3 tambahkan Yellow oxide Kuning Kuning

15. Bagian 4 tambahkan iron oxide Coklat Coklat

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 18

Page 19: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

16. Masukkan no 11,12,13,14 ke dalam wadah

17. Kempa sediaan

KERANGKA OPERASIONAL

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 19

Mg Carbonate0,9 g

Zn stearate1,5 g

talk Nipasol0,03 g

Propyl gallat0,015 g

Propylenglycol 0,75 g

Campur ad homogen

Ditambah perfume 8 tetes

Ditambah binder 0,4 g gerus ad homogen

Dibagi menjadi 4 bagian

1 bagian ditambah

ultramarine blue

1 bagian ditambah

yellow oxide

1 bagian ditambah

Carmin N.F1 bagian ditambah iron oxide

Masukkan wadah dan kempa sediaan

Timbang lanolin wax 1,5g, lebur diatas waterbath

Menyiapkan mortir panas

campur

Campur ad homogeny dalam mortir hangat, aduk ad dingin

Page 20: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Rancangan Evaluasi Sediaan:

Organoleptis

Alat : Panca indra

Prinsip: Mengamati bentuk, warna, dan bau dari sediaan.

pH

Alat : pH meter

Cara Kerja :

Cuci elektrode gelas pada pH meter menggubnakan aquadest, kemudian

keringkan perlahan-lahan atau ditekan pelan-pelan dengan menggunakan

qtissue

Kalibrasi dengan Ph standart yaitu pH 4 dan pH 7

Celupkan elektrode gelas tersebut ke dalam sediaan, catat pH sediaan. Bila

pH tidak sesuai dengan keinginan lakukan dengan adjust pH.

Setelah selesai, cuci kembali elektrode dengan aquadest, kemudian

keringakan.

Batas Kadaluarsa

Alat : Spektro UV

Cara Kerja : Sediaan diamatai absorbansinya dalam jangka waktu tertentu untuk

menentukan batas kadaluarsanya ( setelah bahan aktif tinggal 90 % ) dengan

adanya perubahan temperatur.

Uji distribusi partikel ( mikromeritika )

Alat : mikroskop optik, mikrometer okuler dan objektif.

Cara kerja :

Kalibrasi mikrometer okuler terhadap objektif .

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 20

Page 21: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Teteskan sediaan pada objek gelas secukupnya.

Amati ukuran partikel sebanyak 25 kali, catat

Catat ukuran terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas.

Hitung diameter tengah yang berupa dln, dsn. dvn, dsl, dvs, dan dwn.

Tes paf off / pulasan

Alat : kuas eye shadow

Cara Kerja : sediaan dioleskan di atas kulit / kelopak mata, kemudian dilihat

mudah menempel atau tidak pada kulit / kelopak mata.

Tes pelepasan

Alat : wadah berisi sediaan

Prinsip kerja : mengukur seberapa mudah diambil dari bentuk sediaan dan dapat

dioleskan kembali pada kulit

Tes penyebaran warna (dispersion of color)

Alat : lup

Prinsip kerja : mengamati homogenitas dan tersebarnya warna yang merata pada

sediaan

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 21

Page 22: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

BAB V

HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

1. Tes organoleptis:

Alat: panca indra

Prinsip: mengamati bentuk, warna dan bau dari sediaan

Bentuk: eye shadow compact powder

Warna: merah, kuning, biru, coklat

Bau: wangi khas

Hasil:

Bentuk: eye shadow compact powder

Warna: merah, kuning, biru , coklat

Bau: wangi khas

2. Tes pH:

Alat: indicator universal

Prinsip kerja alat: mengukur pH sediaan

Cara kerja:

a. Ambil sedikit sediaan lalu tambahkan sedikit air

b. Ambil sedikit kertas indicator universal, celupkan pada No.1

c. Kemudian cocokan dengan indicator universal yang tersedia untuk

menentukan pH sediaannya.

Hasil: pH sediaanya 6,0

3. Tes pay off atau pulasan:

Alat: kuas eye shadow

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 22

Page 23: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Prinsip kerja:

Ambil sedikit sediaan eye shadow dengan menggunakan kuas eye shadow

kemudian dioleskan pada kelopak mata atau kulit, lalu dilihat atau diamati apakah

mudah menempel atau tidak pada kulit atau kelopak mata.

Hasil: sediaan eye shadow yang dibuat mudah menempel pada kelopak mata

ataupun kulit.

4. Tes homogenitas:

Cara kerja:

Ambil sedikit sediaan eye shadow kemudian dioleskan pada sekeping kaca atau

bahan transparan, lalu diamati apakah sediaan sudah menunjukkan

homogenitasnya.

Hasil: sediaan eye shadow yang dibuat sudah homogen dan distribusi warna pada

sediaan merata pada seluruh bagian sediaan.

5. Tes penyebaran warna (dispersion of color):

Alat: lup

Prinsip kerja alat:

Ambil sedikit sediaan eye shadow, lalu dioleskan pada lup kemudian diamati

apakah warnanya sudah tersebar merata atau belum.

Hasil: distribusi warna pada sediaan eye shadow yang dibuat sudah merata pada

seluruh bagian sediaan.

6. Tes hardness atau kekerasan:

Cara kerja:

Sediaan eye shadow compact powder yang telah dikempa menjadi sediaan,

dijatuhkan dari ketinggian kira-kira 30 cm, kemudian diamati apakah sediaan

yang telah dijatuhkan tersebut retak, pecah, hancur, atau tetap utuh. Sediaan eye

shadow yang baik tidak akan pecah atau hancur tetapi tetap utuh.

Hasil: sediaan eye shadow yang dibuat tidak utuh/pacah setelah dijatuhkan.

7. Tes ukuran partikel atau ukuran droplet:

Alat: mikroskop optic, mikrometer obyektif dan okuler, obyek glass, cover glass.

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 23

Page 24: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Prinsip kerja alat: mengukur besarnya ukuran partikel yang berdispersi pada

sediaan.

Cara kerja:

1. Kalibrasi micrometer okuler terhadap obyektif:

Micrometer okuler yang akan di kalibrasi dipasang di dalam lensa okuler

Micrometer obyektif dipasang dibawah lensa obyektif

Skala 0,0 pada micrometer obyektif dihimpitkan hingga garis dengan salah

satu skala pada skala okuler

Sejumlah skala pada skala obyektif yang segaris dengan sejumlah skala

pada skala okuler dicatat, dilakukan 3 kali replikasi

Micrometer obyektif dilepas

2. Pembuatan preparat:

Sediaan ditambah aqua, diaduk hingga homogen

Teteskan pada obyek glass

Amati ukuran partikel sebanyak 100 kali, catat

Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas

Hitung diameter tengahnya yang berupa dln, dsn, dvn, dsl, dvs dan dwm

Hasil pengamatan:

a. Hasil kalibrasi skala okuler dengan menggunakan skala obyektif

Standart: 1 skala okuler = 10m

10 skala okuler = 10 skala obyektif

15 skala okuler = 15 skala obyektif

30 skala okuler = 30 skala obyektif

55 skala okuler = 55 skala obyektif

1 skala okuler = 1,0 skala obyektif

= 10,0 m

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 24

Page 25: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

b. Hasil pengamatan ukuran partikel dengan skala okuler (100 data)

No. Ukuran partikel dengan skala okuler

1. 1,0 1,2 1,2 1,3 1,5 1,5 1,5 1,5 1,2 1,3

2. 1,2 1,2 2,2 2,4 1,6 1,6 1,9 1,9 2,0 1,6

3. 1,6 1,6 1,7 2,0 2,0 2,0 1,9 1,9 1,9 1,9

4. 2,0 2,0 2,0 1,8 1,8 1,9 1,7 1,7 1,7 1,7

5. 1,7 1,6 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,0 2,0 2,0

6. 2,1 2,6 2,1 2,1 2,1 2,1 2,5 2,5 2,5 2,5

7. 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3

8. 2,7 2,8 3,2 3,0 2,8 3,8 4,2 3,6 3,5 5,0

9. 3,1 2,9 3,2 2,8 3,0 3,0 4,0 4,0 3,5 3,0

10. 2,7 3,7 3,3 4,5 4,8 4,1 5,0 5,0 3,7 3,5

Ukuran partikel terbesar = 5 = 50 m

Ukuran partikel terkecil = 1 = 10 m

Jumlah kelas = 1 + 3,322 log n

= 1 + 3,3322 log 100 = 7,6 = 8

Interval kelas = (50 – 10) / 8

= 5 = 5,5

c. Hasil perhitungan diameter partikel secara statistik

Rentang diameter

(m)

Nilai tengah

(d)

Jumlah partikel

(n)

(nd) (nd2) (nd3) (nd4)

10-15,5 (1,0-1,55)

12,75 12 153 1950,75 24872,06 317118,79

15,5-21 (1,55-2,1)

18,25 36 657 11990,25 218822,06 3993502,65

21-26,5 (2,1-2,65)

23,75 23 546,25 12973,44 308119,14 7317829,59

26,5-32 (2,65-3,2)

29,25 11 321,75 9411,18 275277,23 8051859,11

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 25

Page 26: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

32-37,5 (3,2-3,75)

34,75 9 312,75 10868,06 377665,17 13123864,72

37,5-43 (3,75-4,3)

40,25 5 201,25 8100,31 326037,58 13123012,52

43-48,5 (4,3-4,85)

45,75 2 91,5 4186,13 191515,22 8761821,26

48,5-54 (4,85-5,4)

51,25 3 102,5 5253,13 269222,66 13797661,13

100 2386 64733,25 1991531,12 68486669,77

dln = nd / n = 23,86

dsn = nd2 / n = 25,44

dvn = nd3 / n = 27,106

dsl = nd2 / nd = 27,1304

dvs = nd3 / nd2 = 30,765

dwm = nd4 / nd3 = 34,3889

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 26

Page 27: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

Hasil Evaluasi

No

.Evaluasi

Spesifikasi Hasil Kriteria

1.

Organoleptis:

Bentuk

Warna

Bau

Rasa

Compact powder

Kuning, merah,biru,

coklat

Wangi khas

---

Compact powder

Kuning,merah,

biru, coklat

Wangi khas

---

+

+

+

+

2. pH 6,0±5% 6,0 +

3. Homogenitas Homogen Homogen +

4. Pay off/pulasan

Mudah menempel

pada kulit atau

kelopak mata

Mudah menempel

pada kulit atau

kelopak mata

+

5.

Penyebaran warna/

dispersion of

colour

Tersebar merata Tersebar merata +

6.Ukuran droplet/

ukuran partikel

0,5 -10 m 1,0 – 5,0 m +

7.Tes hardness/

kekerasan

Tidak mudah retak,

patah, ataupun hancur

mudah retak,

patah, atau hancur

-

8. Kemudahan

Mudah dibersihkan

tetapi tidak dengan air

Mudah dibersihkan

tetapi tidak dengan

air

+

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 27

Page 28: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pembuatan eye shadow ini mudah dilakukan namun masih membutuhkan

ketelitian dan keuletan dalam pembuatannya agar didapatkan sediaan yang aman, efektif,

stabil dan dapat diterima. Pada proses pengempaannya kami menggunakan tangan

sehingga hasil yang didapat pun tidak terlalu rapi dan baik.

Sediaan yang kami buat tidak layak produksi karena tidak memenuhi spesifikasi (uji

hardness ). Dan masih perlu perbaikan dalam formulanya agar didapatkan sediaan eye

shadow yang lebih sempurna.

SARAN

Untuk membuat eye shadow yang baik, sebaiknya wadah dari setiap warna yang

berbeda dipisahkan agar warnanya tidak saling bercampur. Selain itu agar hasilnya rapi

dan sempurna diperlukan alat pengempa atau kempa seperti yang terdapat pada pabrik-

pabrik. Dalam pembuatan eye shadow harus diperhatikan kebersihannya agar tidak

mengiritasi mata dan area di sekitar mata. Untuk mendapatkan sediaan yang lebih elegan

dapat ditambahkan gliter pada sediaan.

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 28

Page 29: Eye Shadow Makalah

Kosmetika: Eye Shadow

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, ed 4, Jakarta

USP – NF, BP,International Pharmacopoeia,ed 59

Reynold J.,Martindale The Extra Pharmacopoeia,28th ed.,The Pharmaceutical Press

Lund W,1994 dan ed baru The Pharmaceutical Codex,12th ed,The Pharmaceutical Press,

London

FKUI,2007,Farmakologi dan terapi,ed 5, Jakarta

Genaro AR(ed,2001 dan edisi baru), Remington The Science and Practice of Pharmacy,

Mack Publishing Company, easton pensyl Vania.

Mitsui, Takeo, Ph.D., 2000,New Cosmetic Science.,Kibbeqw A.H

Wade A.,Weller P.J., 1994, Handbook of Pharmaceutical Exipients, 2nd ed., The

Pharmaceutical Press, London

Balsam, M.S., Edward Sagarin, 1972, Cosmetic Science and Tecnology, volume 2

Pembimbing: Drs. Sadono, MSi.Apt.

Page 29