30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Make up merupakan salah satu kosmetik tertua dan paling banyak digunakan. Rias mata merupakan hal yang tidak dapat dilupakan begitu saja apabila seseorang ingin berpenampilan lebih elegan. Banyak tipe make up yang digunakan untuk memperindah penampilan dari mata, salah satunya eye shadow.banyak pabrik yang telah memproduksi eye shadow di Indonesia. Pemakaian eye shadow yang paling di minati di Indonesia saat ini adalah eye shadow dengan sentuhan warna terang dan dengan tambahan aksen gliter . 1.2. Perumusan Masalah. Dari latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : bagaimana membuat suatu produk eye shadow yang dapat memenuhi persyaratan mutu antara lain produk eye shadow yang kompak dan tidak mudah pecah mudah diambil dari wadah sediaan dan mudah dioleskan kembali ke kulit? 1.3. Tujuan Penelitian Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan suatu produk kosmetika eye shadow yang memenuhi persyaratan mutu

Eye Shadow

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Eye Shadow

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Make up merupakan salah satu kosmetik tertua dan paling banyak digunakan. Rias

mata merupakan hal yang tidak dapat dilupakan begitu saja apabila seseorang ingin

berpenampilan lebih elegan. Banyak tipe make up yang digunakan untuk memperindah

penampilan dari mata, salah satunya eye shadow.banyak pabrik yang telah memproduksi

eye shadow di Indonesia. Pemakaian eye shadow yang paling di minati di Indonesia saat

ini adalah eye shadow dengan sentuhan warna terang dan dengan tambahan aksen gliter .

1.2. Perumusan Masalah.

Dari latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

bagaimana membuat suatu produk eye shadow yang dapat memenuhi persyaratan

mutu antara lain produk eye shadow yang kompak dan tidak mudah pecah mudah

diambil dari wadah sediaan dan mudah dioleskan kembali ke kulit?

1.3. Tujuan Penelitian

Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan suatu produk kosmetika eye shadow

yang memenuhi persyaratan mutu sesuai dengan yang ditetapkan oleh USP XXII /

XXI antara lain produk eye shadow yang kompak dan tidak mudah pecah., mudah

diambil dari wadah sediaan dan mudah dioleskan kembali ke kulit

1.4. Manfaat Penelitian

Praktikum ini diharapkan dapat membawa manfaat pada masyarakat dengan

diperoleh formula sediaan pembuatan eye shadow yang aman, aceptable, dan

bermutu.

Page 2: Eye Shadow

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Tinjauan Tentang Eye Shadow

Menurut PERMENKES RI no. 220/Menkes/per/IX/76 definisi kosmetika dapat

diartikan sebagai bahan atau campuran bahan untuk digosok, dilekatkan, dituangkan,

dipercikkan/disemprotkan pada bahan atau bagian tubuh manusia dengan maksud untuk

memelihara, menambah daya tarik/ merubah rupa dan tidak termasuk obat.

Ada 3 bagian mata yang perlu dirias, yaitu kelopak mata (eye lid), bulu mata (eye

lash), dan alis mata (eye brow).

Berdasarkan fungsinya, make up mata dibagi menjadi :

Memperbaiki penampilan bulu mata

Mewarnai alis dan areal orbital mata

Meningkatkan kelembapan daerah sekitar mata

Syarat make up mata, antara lain :

Non toksik, non iritan

Dapat menempel dengan baik dan mudah digunakan

mudah dibersihkan tapi tidak dengan air, supaya kalau terkena keringat

tidak luntur

Kosmetika rias kelopak mata terdiri dari bayangan mata (eye shadow) dan setting

cream. Bayangan mata(eye shadow) ialah rias kelopak mata yang dipakai agar tampak

lebih gelap sehingga kelopak mata terlihat lebih cekung ke dalam.

Bentuk sediaan eye shadow berupa :

Cream

Stik

Serbuk

Pres powdered

Page 3: Eye Shadow

II. Tinjauan Tentang Perencanaan dan Pemilihan Formula Eye Shadow

Ada beberapa formula yang dipertimbangkan untuk dipergunakan dalam formula

eye shadow antara lain :

Pustaka : Mitsui page 397 Formula 1 : eyebrow pencil

R/ Black iron oxide 20%

Titanium dioxide 5%

Talk 10%

Kaolin 15%

Japan Wax 20%

Stearic acid 10%

Beeswax 5%

Hydrogenated Castor Oil 5%

Petrolatum 4%

Lanolin Oil 3%

Liquid paraffin` 3%

Antioxidant qs

Pustaka : Mitsui page 397 formula 2 : Powder Compact-Type eyebrow makeup

R/ Titanium dioxide 20%

Red iron oxide 20%

Yellow iron oxide 20%

Black iron oxide 15%

Talk 10%

Lanolin wax 10%

Liquid paraffin 4%

Gliceryl monostearat 1%

Parfume qs

Page 4: Eye Shadow

Prosedur : Mix the titanium dioxide, iron oxides and talk well together in a blender

(powder component). Heat to melt and mix the other ingredients together. Then mixin the

powder component evenly,pulverize and press.

Dari beberapa formula di atas, dengan mempertimbangkan karakteristik fisika dan

kimianya. Maka formula yang terpilih untuk digunakan dalam pembuatan eye shadow

adalah formula no. 2, alasannya :

Agar dapat dibentukl eye shadow yang tidak pecah-pecah / supaya lebih

kompak karena adanya basis yang bertindak sebagai binder / pengikat

seperti Liquid paraffin.

Mudah dibersihkan tetapi tidak dengan air, supaya kalau terkena keringat

tidak luntur. Hal ini disebabkan karena pada formula 2 terdapat dua fase

yaitu fase air dan fase minyak. Pada formula no. 1 mudah di cuci oleh air.

Lebih melekat/ tahan lama pada kelopak mata.

Penggunaan lebih praktis dan mudah digunakan

III. Tinjauan Tentang Formula yang Dipakai Dalam Pembuatan Eye Shadow

Formula no. 2 yang kami pakai dikombinasi lagi dengan beberapa komposisi

lainnya yang dapat digunakan, sehingga formula yang kami pakai dalam pembuatan eye

shadow adalah sebagai berikut :

R/ Magnesium carbonate 10%

Zinc stearate 10%

Titanium dioxide 20%

Binding agent 4%

Gliserin monostearat 1%

Lanolin wax 15%

Asam sorbat 0,2%

colour 20%

Talk 20%

Parfume (Caporal Intens) qs

m.f. eye shadow compact powder 10 gram

Page 5: Eye Shadow

Berdasarkan formula di atas ada beberapa bahan yang ditambah seperti pemakaian

paraffin liquid yang diganti dengan binding agent sebagai pengikat dan perekat bahan

pada mata, pengawet (asam sorbat), pewarna (ultramarine blue, red iron oxide, FDC

yellow, black iron oxide), fragrance (Caporal Intens).

IV. Tinjauan Tentang Pemilihan Bentuk Sediaan

Sifat fisika dan kimia kompoisi dasar (basis) :

Talk (Magnesium silikat hidrat)

Organoleptis : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari

butiran warna putih atau kelabu.

Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. (FI ed III hal. 591)

Magnesium carbonate (HPE, hal. 422)

Organoleptis : serbuk putih, tidak berbau.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, tetapi larut dalam air yang mengandung

CO2, tidak larut dalam etanol 95% dan pelarut lain.

BM : 84,31

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Melting point : 350oC

Zinc stearate (HPE, 832)

Organoleptis : serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau lemah

khas, serbuk hidrofobik

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dalam etanol 95% dan dalam eter. Larut

dalam benzene.

BM : 632,33 (untuk pure material)q

Melting point : 120o-122oC

Page 6: Eye Shadow

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Titanium dioxide (HPE, hal. 782)

Organoleptis : putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk non higroskopis.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, pelarut organic, HCL larut dalam

hydrofluoric acid, H2SO4

BM : 79,88

Melting point : 1855oC

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Berdasarkan data karakteristik fisika dan kimia komposisi dasar (basis) pembuatan

eye shadow, dipilih bentuk sediaan “compact powder eye shadow”, alasannya :

Praktis, penggunaanya mudah

Bentuk sediaan yang paling banyak digunakan dan paling disukai banyak orang.

Tidak basah dan lengket waktu dipakai bila dibandingkan dengan eye shadow bentuk

liquid dan cream

Konsistensi / kekerasan dan susunan yang seragam.

Dapat menempel dengan baik pada kelopak mata.

V. Persyaratan Mutu

Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan

dari USP XXII / XXI

1. Persyaratan mutu untuk bahan:

Safety :

Aman bagi pekerja.

Toksistas sudah diketahui dengan pasti dan dikendalikan (tercantum dalam

Farmakope)

Efficacy :

Manjur bermanfaat

Page 7: Eye Shadow

Quality :

Kualitas (kemurnian / impurity) harus memenuhi persyaratan kemurnian karena

zat-zat asing bisa memberikan efek samping.

2. Persyaratan mutu untuk sediaan:

Aman :

Sediaan aman jika dipakai dan tidak menimbulkan iritasi bagi pemakainnya,

jika digunakan secara wajar dan tepat (USP XXII hal. 1703). Eye shadow pada

penggunaannya tidak boleh mengiritasi dan menimbulkan reaksi yang

merugikan bagi pemakainnya.

Persyaratan make up mata:

Non toksik, non iritan

Mudah menggunakan, dapat menempel dengan baik

Efektif

Sediaan bila digunakan secara baik dan benar akan didapatkan hasil yang

diinginkan. Bila eye shadow digunakan secara berulang dalam jumlah yang

sedikit sudah mampu memberikan pewarnaan yang cukup baik

Penampilan

Sediaan harus memiliki penampilan yang dapat diterima / menarik dan

menyenangkan bagi para pemakainnya baik dalam bentuk dan warna.

Stabilitas fisika

Konsistensi fisik tidak berubah selama pembuatan, penyimpanan, distribusi, dan

pemakaiannya, meliputi :penampilan, keseragaman, dan organoleptis. (USP

XXII hal. 1703)

Organoleptis yaitu :

Bentuk : compact powder

Warna : merah muda, ungu, kuning, coklat.

Bau : khas (berkarakter)

Page 8: Eye Shadow

Konsistensi / kekerasan tidak berubah selama penyimpanan dan

pemakaiannya.

Homogenitas : basis harus menyebar merata.

Ukuran partikel : 0,5-10 µm

Stabilitas kimia

Secara kimia tidak mengalami interaksi antar komponennya yang dapat

mengubah pHdan bentuk sediaan serta warnanya.

Stabilitas mikrobiologi

Sterilisasi dan resistensi terhadap pertumbuhan mikrobiologi selama

penyimpanan, merupakan salah satu spesifikasi sediaan, antimikroba yang

ditambah harus dapat befungsi secara efektif (USP XXII hal. 1703)

Secara umum kosmetik tidak boleh mengandung mikroba tertentu antara lain :

Candida albicans, eschericia coli, pseudomonas aeuroginosa, staphylococcus

aureus. (Cosmetica and Drug Preservation hal. 475).

Stabilitas toksikologi

Sediaan tidak boleh mengandung bahan yang mungkin dapat meracuni jaringan

local dan tidak boleh menunjukkan adanya gejala peningkatan toksikologi yang

mencolok pada sediaan dalam jangka waktu tertentu, baik dalam proses

pembuatan, pentimpanan, distribusi hingga pada pemkaian. (USP XXII hal.

1703)

Stabilitas farmakologi

Selama proses pembuatan, masa penyimpanan, distribusi hingga sampai pada

pemakaiantidak terjadi efek terapeutik yang menyimpang. (USP XXII hal.

1703)

Acepptable

Page 9: Eye Shadow

Sediaan mempunyai penampilan, bentuk dan nilai estetik yang baik sehingga

menimbulkan kesanyang menyenangkan bagi pemakaiannya

Praktis dan mudah menempel pada kelopak mata pada waktu dipoleskan

sediaan eye shadow compact powder.

Page 10: Eye Shadow

VI. Penyusunan Formula Sediaan Setiap Satuan Takaran Terkecil Hingga Skala

Besar

Perhitungan :

No Nama Bahan kadar Skala

terkecil

(10 g)

Skala lab

(20 g)

Skala

industri

(2000 g)

1. Magnesium carbonate 10% 1 g 2 g 200 g

2. Zinc stearate 10% 1 g 2 g 200 g

3. Titanium dioxide 20% 2 g 4 g 400 g

4. Binder 4% 0,4 g 0,8 g 80 g

5. Asan sorbat 0,2% 0,02 g 0,04 g 4 g

6. Lanolin wax 15% 1,5 g 3 g 300 g

7. Gliserin monostearat 1% 0,1 g 0,2 g 20 g

8. colour 20% 2 g 4 g 400 g

9. talk 20% 2 g 4 g 400 g

10. parfume q.s

Alasan pemilihan komposisi dasar pembuatan eye shadow

Talk (Magnesium silikat hidrat)

Kadar yang digunakan umumnya 15-50%

Harus bebas asbes dan logam berat (talk yang digunakan harus dimurnikan

terlebih dahulu)

Berfungsi sebagai pengisi / fillers dan pelekat / glidant

Magnesium carbonate

Untuk meningkatkan efek covering (matte)

Zinc stearate

Page 11: Eye Shadow

Berfungsi sebagai opacifying agent (senyawa yang membuat lapisannya kedap

tidak berongga), untuk perekat bahan pada mata karena dapat meningkatkan daya

adhesi serbuk pada kelopak mata. Jika adhesi kurang berakibat dapat jatuh ke

pipi.

Titanium dioxide

Berfungsi sebagai UV protection, pewarna dan pengawet

Untuk mendapatkan efek yang mengkilap, ditambah serbuk-serbuk logam

(contoh, Ag, Cu, Al), asalkan penggunaannya sedikit dan tidak larut serta

memenuhi persyaratan

Binder

Berfungsi untuk membuat produk lebih kompak / tidak terjadi pecah-pecah pada

serbuk.

Kadar yang digunakan 4-6%

Agar serbuk tidak melekat pada mata (idak berdebu)

Untuk pelarut zat warna (pendispersi zat warna)

Yang biasa digunakan :

Lanolin dan derivatnya

Minyak-minyak mineral dan derivatnya

Isopropyl asetat (yang banyak digunakan sekarang)

Isopropyl isostearate

Nipasol

Berfungsi sebagai pengawet antimikroba

Kadar yang digunakan untuk topical 0,01%-0,6%

Dalam formula kadar yang dipakai 0,2%

Propyl gallat

Berfungsi sebagai antioksidan dalam pembuatan kosmetik

Sebagai anti oksidan kadar yang dipakai 0,1%

Page 12: Eye Shadow

Pewarna

Agar penampilan dari bentuk sediaan menarik

Pewarna yang digunakan :

1. Merah : Carmine N.F

2. Biru : Ultramarine Blue

3. Kuning : Yellow oxide

4. Coklat : iron oxide

Perfume

Untuk memberikan bau/ wangi-wangian pada sediaan sehingga dapat

meningkatkan aceptabilitas konsumen

Pada formula digunakan perfume women karena baunya yang khas dan

berkarakter untuk digunakan oleh wanita dewasa.

Propylenglycol

Humectan yang bagus

Tidak lengket dan merupaka lubricant yang bagus

Spesifikasi Sediaan

1 Organoleptis : Keterangan

Bentuk compact powder

Bau khas

Warna Merah muda,ungu,kuning,coklat

2. Konsistensi padat

2 pH 6,0

3 Ukuran partikel 0,5-10 µm

4 Homogenitas Basis tersebar merata

Page 13: Eye Shadow
Page 14: Eye Shadow

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

Eye shadow

Mudah digunakan, menempel dengan baik

Non toksik, Non iritan

Sediaan mudah diambil dari bentuk sediaannya

Sediaan merupakan sediaan yang kompak

Mudah dibersihkan tapi tidak dengan air agar tidak mudah luntur oleh keringat

Di + pengikat : agar sediaan menjadi sediaan yang kompak, agar tidak berdebu, sebagai pelarut warnaDi + sabun alkali : sebagai perekat bahan pada mata , karena dapat meningkatkan daya adhesi serbuk pada kelopak mataDi + pewarna dan pengawet Di + perfume

R/ Magnesium carbonate 10%

Zinc stearate 10%

Titanium dioxide 20%

Binding agent 4%

Gliserin monostearat 1%

Lanolin wax 15%

Asam sorbat 0,2%

colour 20%

Talk 20%

Dilakukan evaluasi sediaan :Organoleptis, tes pulasan, tes ukuran partikel, tes kekompakan sediaan

Page 15: Eye Shadow

BAB IV

KERANGKA OPERASIONAL Bahan yang digunakan :

Magnesium carbonate

Zinc stearate

Titanium dioxide

Binder

Nipasol

Propyl gallat

Propylenglikol

Ultramarine blue

Iron oxide

Carmine N.F

Women perfume

Talk

Alat yang digunakan :

Timbangan mg dan anak timbangan

Timbangan gram dan anak timbangan

Kertas perkamen

lumpang + alu

sendok pengaduk

water bath

tempat eye shadow

pipet tetes

cawan Petri

Page 16: Eye Shadow

Cara pembuatanNo Cara pembuatan Spesifikasi Hasil

1. Timbang Magnesium carbonate 1 g masukkan ke dalam

lumpang.

2. Timbang Zinc stearate 1 g masukkan ke dalam lumpang

1

3. Timbang Titanium dioxide 2 g masukkan ke dalam

lumpang 1

4. Timbang asam sorbat 0.02 g, masukkan ke dalam

lumpang 1

5. Timbang talk 2 g masukkan lumpang 1

Timbang gliseril monostearat 0,1 g, maukkan kedalam

lumpang 1

6. Tarra cawan, timbang lanolin wax 1,5 g kemudian di

lebur di waterbath

7. Menyiapkan mortir panas

8. Masukkan leburan lanolin kedalam mortar panas

kemudian di tambah campuran lumpang 1 (magnesium

carbonate,zinc stearat, titanium dioxide, asam sorbat,

gliseril monostearat)

Homogen Homogen

9. tambahkan perfume 8 tetes Berbau khas Berbau khas

10. Timbang binder 0,8 g masukkan ke lumpang 1 gerus ad

homogen

Homogen Homogen

11. Bagi menjadi 4 bagian

12. Bagian 1 tambahkan ultramarine blue Biru Biru

13. Bagian 2 tambahkan carmine N.F Merah Merah

14. Bagian 3 tambahkan Yellow oxide Kuning Kuning

15. Bagian 4 tambahkan iron oxide Coklat Coklat

16. Masukkan no 11,12,13,14 ke dalam wadah

17. Kempa sediaan

Page 17: Eye Shadow

KERANGKA OPERASIONAL

Mg Carbonate0,9 g

Zn stearate1,5 g

talk Nipasol0,03 g

Propyl gallat0,015 g

Propylenglycol 0,75 g

Campur ad homogen

Ditambah perfume 8 tetes

Ditambah binder 0,4 g gerus ad homogen

Dibagi menjadi 4 bagian

1 bagian ditambah

ultramarine blue

1 bagian ditambah

yellow oxide

1 bagian ditambah

Carmin N.F1 bagian ditambah iron oxide

Masukkan wadah dan kempa sediaan

Timbang lanolin wax 1,5g, lebur diatas waterbath

Menyiapkan mortir panas

campur

Campur ad homogeny dalam mortir hangat, aduk ad dingin

Page 18: Eye Shadow

Rancangan Evaluasi Sediaan:

Organoleptis

Alat : Panca indra

Prinsip: Mengamati bentuk, warna, dan bau dari sediaan.

pH

Alat : pH meter

Cara Kerja :

Cuci elektrode gelas pada pH meter menggubnakan aquadest, kemudian

keringkan perlahan-lahan atau ditekan pelan-pelan dengan menggunakan

qtissue

Kalibrasi dengan Ph standart yaitu pH 4 dan pH 7

Celupkan elektrode gelas tersebut ke dalam sediaan, catat pH sediaan. Bila

pH tidak sesuai dengan keinginan lakukan dengan adjust pH.

Setelah selesai, cuci kembali elektrode dengan aquadest, kemudian

keringakan.

Batas Kadaluarsa

Alat : Spektro UV

Cara Kerja : Sediaan diamatai absorbansinya dalam jangka waktu tertentu untuk

menentukan batas kadaluarsanya ( setelah bahan aktif tinggal 90 % ) dengan

adanya perubahan temperatur.

Uji distribusi partikel ( mikromeritika )

Alat : mikroskop optik, mikrometer okuler dan objektif.

Cara kerja :

Kalibrasi mikrometer okuler terhadap objektif .

Teteskan sediaan pada objek gelas secukupnya.

Amati ukuran partikel sebanyak 25 kali, catat

Catat ukuran terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas.

Hitung diameter tengah yang berupa dln, dsn. dvn, dsl, dvs, dan dwn.

Page 19: Eye Shadow

Tes paf off / pulasan

Alat : kuas eye shadow

Cara Kerja : sediaan dioleskan di atas kulit / kelopak mata, kemudian dilihat

mudah menempel atau tidak pada kulit / kelopak mata.

Tes pelepasan

Alat : wadah berisi sediaan

Prinsip kerja : mengukur seberapa mudah diambil dari bentuk sediaan dan dapat

dioleskan kembali pada kulit

Tes penyebaran warna (dispersion of color)

Alat : lup

Prinsip kerja : mengamati homogenitas dan tersebarnya warna yang merata pada

sediaan

Page 20: Eye Shadow

BAB V

HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

Hasil Evaluasi

No Pengujian Spesifikasi Hasil Keterangan

1. Organoleptis

Bentuk

Bau

Warna

Compact powder

khas

Merah, biru, kuning,

coklat

Compact powder

khas

Merah,biru,

kuning, coklat

+

+

+

2. pH 6,0 ± 5 % - -

3. Ukuran partikel 0,5-10 µm 0,5-10 µm +

4. homogenitas Basis tersebar merataBasis tersebar

merata+

5. Tes pay off pulasanSediaan mudah

menempel pada kulit

Sediaan mudah

menempel pada

kulit

+

6.Tes penyebaran

warna

Warna tersebar merata

secara homogen

Warna tersebar

merata secara

homogen

+

Page 21: Eye Shadow

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pembuatan eye shadow ini mudah dilakukan namun masih membutuhkan ketelitian dan

keuletan dalam pembuatannya agar didapatkan sediaan yang aman, efektif, stabil dan

dapat diterima.

Sediaan yang kami buat tidak layak produksi karena tidak memenuhi spesifikasi (uji

hardness ). Dan masih perlu perbaikan dalam formulanya agar didapatkan sediaan eye

shadow yang lebih sempurna.

SARAN

Perlu lebih banyak ketrampilan untuk mendapatkan warna-warna dalam sediaan eye

shadow yang menarik dan sesuai dengan keiginan konsumen.

Untuk mendapatkan sediaan yang lebih elegan dapat ditambahkan gliter pada sediaan.

Page 22: Eye Shadow

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, ed 4, Jakarta

USP – NF, BP,International Pharmacopoeia,ed 59

Reynold J.,Martindale The Extra Pharmacopoeia,28th ed.,The Pharmaceutical Press

Lund W,1994 dan ed baru The Pharmaceutical Codex,12th ed,The Pharmaceutical Press,

London

FKUI,2007,Farmakologi dan terapi,ed 5, Jakarta

Genaro AR(ed,2001 dan edisi baru), Remington The Science and Practice of Pharmacy,

Mack Publishing Company, easton pensyl Vania.

Mitsui, Takeo, Ph.D., 2000,New Cosmetic Science.,Kibbeqw A.H

Wade A.,Weller P.J., 1994, Handbook of Pharmaceutical Exipients, 2nd ed., The

Pharmaceutical Press, London

Balsam, M.S., Edward Sagarin, 1972, Cosmetic Science and Tecnology, volume 2