21
PERILAKU MENYIMPANG SUTINAH DEPARTEMEN SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

F 20025 3o

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: F 20025 3o

PERILAKU MENYIMPANG

SUTINAH DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 2: F 20025 3o

Secara umum, Secara umum, yang yang digolongkan sebagai perilaku digolongkan sebagai perilaku

menyimpangmenyimpang1.1. Tindakan yang Tindakan yang nonconformnonconform, yaitu , yaitu

perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada. nilai atau norma-norma yang ada.

ContoContoh:h: tindakan tindakan nonconformnonconform

- - membolos atau meninggalkan pelajaran membolos atau meninggalkan pelajaran

pada jam-jam sekolah,pada jam-jam sekolah,

-- merokok di area di larang merokok di area di larang merokok, merokok,

- - membuang sampah bukan di tempat yangmembuang sampah bukan di tempat yang

semestinya, dan sebagainya. semestinya, dan sebagainya.

Page 3: F 20025 3o

Lanjutan Perilaku Menyimpang2. Tindakan yang anti sosial atau

asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum.

Bentuk tindakan asosial itu antara lain: menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, keinginan untuk bunuh diri, minum-minuman keras, menggunakan narkotika atau obat-obat berbahaya, terlibat di dunia prostitusi atau pelacuran, penyimpangan seksual (homoseksual dan lesbian), dan sebagainya.

Page 4: F 20025 3o

Lanjutan Perilaku Menyimpang

3. Tindakan-tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar aturan-aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain.

Tindakan kriminal yang sering kita temui itu misalnya: pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, perkosaan, dan berbagai bentuk tindak kejahatan lainnya, baik yang tercatat di kepolisian maupun yang tidak karena tidak dilaporkan oleh masyarakat, tetapi nyata-nyata mengancam ketenteraman masyarakat.

Page 5: F 20025 3o

EMPAT KELOMPOK DEFINISI EMPAT KELOMPOK DEFINISI PERILAKU MENYIMPANGPERILAKU MENYIMPANG

Pertama, secara statitikal. Pertama, secara statitikal. Definisi secara statistikal adalah Definisi secara statistikal adalah

segala perilaku yang bertolak dari segala perilaku yang bertolak dari suatu tindakan yang bukan rata-rata suatu tindakan yang bukan rata-rata atau perilaku yang jarang dan tidak atau perilaku yang jarang dan tidak sering dilakukan. Pendekatan ini sering dilakukan. Pendekatan ini berasumsi, bahwa sebagian besar berasumsi, bahwa sebagian besar masyarakat dianggap melakukan masyarakat dianggap melakukan cara-cara dan tindakan yang benar.cara-cara dan tindakan yang benar.

Page 6: F 20025 3o

Kedua, secara absolut atau mutlakKedua, secara absolut atau mutlak.. Definisi perilaku menyimpang berangkat Definisi perilaku menyimpang berangkat

dari aturan-aturan sosial yang dianggap dari aturan-aturan sosial yang dianggap sebagai sesuatu yang “mutlak” atau jelas sebagai sesuatu yang “mutlak” atau jelas dan nyata, sudah ada sejak dahulu, serta dan nyata, sudah ada sejak dahulu, serta berlaku tanpa terkecuali, untuk semua berlaku tanpa terkecuali, untuk semua warga masyarakat. warga masyarakat.

Kelompok absolutis Kelompok absolutis berasumsiberasumsi, bahwa , bahwa aturan-aturan dasar dari suatu masyarakat aturan-aturan dasar dari suatu masyarakat adalah jelas dan anggota-anggotanya adalah jelas dan anggota-anggotanya harus menyetujui tentang apa yang harus menyetujui tentang apa yang disebut sebagai menyimpang dan bukan.disebut sebagai menyimpang dan bukan.

Page 7: F 20025 3o

Ketiga, secara reaktifKetiga, secara reaktif. . Perilaku menyimpang berkenaan dengan reaksi Perilaku menyimpang berkenaan dengan reaksi

masyarakat atau agen kontrol sosial terhadap masyarakat atau agen kontrol sosial terhadap tindakan yang dilakukan seseorang. Artinya, tindakan yang dilakukan seseorang. Artinya, apabila ada reaksi dari masyarakat atau agen apabila ada reaksi dari masyarakat atau agen kontrol sosial dan kemudian mereka memberi cap kontrol sosial dan kemudian mereka memberi cap atau tanda (atau tanda (labelinglabeling) terhadap si pelaku, maka ) terhadap si pelaku, maka perilaku itu telah dicap menyimpang, demikian perilaku itu telah dicap menyimpang, demikian pula si pelaku juga dikatakan menyimpang. pula si pelaku juga dikatakan menyimpang.

Menurut Becker (dalam Clinard dan Meier, 1989: Menurut Becker (dalam Clinard dan Meier, 1989: 5), penyimpangan adalah sesuatu akibat yang 5), penyimpangan adalah sesuatu akibat yang kepada siapa cap itu telah berhasil diterapkan; kepada siapa cap itu telah berhasil diterapkan; perilaku menyimpang adalah perilaku yang perilaku menyimpang adalah perilaku yang dicapkan kepadanya atau orang lain telah dicapkan kepadanya atau orang lain telah memberi cap kepadanya.memberi cap kepadanya.

Page 8: F 20025 3o

Keempat, secara normatifKeempat, secara normatif. . Sudut pandang ini didasarkan Sudut pandang ini didasarkan atas asumsi, bahwa atas asumsi, bahwa penyimpangan adalah suatu penyimpangan adalah suatu pelanggaran dari suatu pelanggaran dari suatu norma sosial.norma sosial.

Page 9: F 20025 3o

Penyebab Perilaku Menyimpang Penyebab Perilaku Menyimpang Menurut Soerjono Soekanto, al. :Menurut Soerjono Soekanto, al. :

1. 1. Norma sos. yang ada tdk memuaskan Norma sos. yang ada tdk memuaskan pihak ttt, karena tdk dapat memenuhi pihak ttt, karena tdk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.kebutuhan dasarnya.

2. Norma sos. yg ada kurang jelas 2. Norma sos. yg ada kurang jelas perumusan perumusan

nya, shg menimbulkan aneka penafsiran/ nya, shg menimbulkan aneka penafsiran/ penerapannyapenerapannya3. Dalam masy terjadi konflik antara 3. Dalam masy terjadi konflik antara

peran-peran yang dipegang wargaperan-peran yang dipegang warga4. Tdk mungkin untuk mengatur 4. Tdk mungkin untuk mengatur

kepentingan semua warga masy kepentingan semua warga masy

Page 10: F 20025 3o

Faktor lain mengapa individu Faktor lain mengapa individu berperilakuberperilaku

menyimpang al.; menyimpang al.;

1. Individu tdk mendapatkan 1. Individu tdk mendapatkan sosialisasi yg cukup memadaisosialisasi yg cukup memadai

2. Kontrol sosial yang lemah2. Kontrol sosial yang lemah

3. Sanksi yang relatif ringan3. Sanksi yang relatif ringan

4. Menyimpang itu menguntungkan 4. Menyimpang itu menguntungkan

Page 11: F 20025 3o

TEORI PERILAKU TEORI PERILAKU MENYIMPANGMENYIMPANG

1.Teori Anomie1.Teori Anomie berasumsi bahwa berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang sosial sehingga ada individu-individu yang mengalamai tekanan dan akhirnya menjadi mengalamai tekanan dan akhirnya menjadi menyimpang. Pandangan tersebut menyimpang. Pandangan tersebut dikemukakan oleh Robert Merton pada dikemukakan oleh Robert Merton pada sekitar tahun 1930-an, di mana konsep sekitar tahun 1930-an, di mana konsep anomie itu sendiri pernah digunakan oleh anomie itu sendiri pernah digunakan oleh Emile Durkheim dalam analisisnya tentang Emile Durkheim dalam analisisnya tentang suicide anomiquesuicide anomique..

Page 12: F 20025 3o

2. 2. Teori Belajar atau Teori SosialisasiTeori Belajar atau Teori Sosialisasi Teori ini menyebutkan bahwa Teori ini menyebutkan bahwa

penyimpangan perilaku adalah hasil dari penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar. Salah seorang ahli teori proses belajar. Salah seorang ahli teori belajar yang banyak dikutip tulisannya belajar yang banyak dikutip tulisannya adalah Edwin H. Sutherland (dalam adalah Edwin H. Sutherland (dalam Atmasasmita, 1992:13). Ia menamakan Atmasasmita, 1992:13). Ia menamakan teorinya dengan teorinya dengan Asosiasi DiferensialAsosiasi Diferensial. .

Menurut Sutherland, penyimpangan Menurut Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap atau penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari yang menyimpang, terutama dari subkultur atau di antara teman-teman subkultur atau di antara teman-teman sebaya yang menyimpang. sebaya yang menyimpang.

Page 13: F 20025 3o

Teori Asosiasi Diferensial memiliki sembilan proposisiTeori Asosiasi Diferensial memiliki sembilan proposisi::

1.1. Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpangan bukan diwariskan atau penyimpangan bukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil dari intelegensi diturunkan, bukan juga hasil dari intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak. yang rendah atau karena kerusakan otak.

2.2. Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang-orang lain dan dalam interaksinya dengan orang-orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intens. melibatkan proses komunikasi yang intens.

3.3. Bagian utama dari belajar tentang perilaku Bagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpang terjadi di dalam kelompok-menyimpang terjadi di dalam kelompok-kelompok personal yang intim atau akrab. kelompok personal yang intim atau akrab. Sedangkan media massa, seperti TV, majalah Sedangkan media massa, seperti TV, majalah atau koran, hanya memainkan peran sekunder atau koran, hanya memainkan peran sekunder dalam mempelajari penyimpangan. dalam mempelajari penyimpangan.

Page 14: F 20025 3o

4.4. Hal-hal yang dipelajari di dalam proses Hal-hal yang dipelajari di dalam proses terbentuknya perilaku menyimpang terbentuknya perilaku menyimpang adalah : (a) teknis-teknis penyimpangan, adalah : (a) teknis-teknis penyimpangan, (b) petunjuk-petunjuk khusus tentang: (b) petunjuk-petunjuk khusus tentang: motif, dorongan, rasionalisasi dan sikap-motif, dorongan, rasionalisasi dan sikap-sikap berperilaku menyimpang. sikap berperilaku menyimpang.

5.5. Petunjuk-petunjuk khusus tentang motif Petunjuk-petunjuk khusus tentang motif dan dorongan untuk berperilaku dan dorongan untuk berperilaku menyimpang itu dipelajari dari definisi-menyimpang itu dipelajari dari definisi-definisi tentang norma-norma yang baik definisi tentang norma-norma yang baik atau tidak baik. atau tidak baik.

6.6. Seseorang menjadi menyimpang karena ia Seseorang menjadi menyimpang karena ia menganggap lebih menguntungkan untuk menganggap lebih menguntungkan untuk melanggar norma dari pada tidak. melanggar norma dari pada tidak.

Page 15: F 20025 3o

7.7. Terbentuknya asosiasi diferensial itu Terbentuknya asosiasi diferensial itu bervariasi tergantung dari: frekuensi, bervariasi tergantung dari: frekuensi, durasi, prioritas dan intensitas.durasi, prioritas dan intensitas.

8.8. Proses mempelajari penyimpangan Proses mempelajari penyimpangan perilaku melalui kelompok yang memiliki perilaku melalui kelompok yang memiliki pola-pola menyimpang atau sebaliknya, pola-pola menyimpang atau sebaliknya, melibatkan semua mekanisme yang melibatkan semua mekanisme yang berlaku di dalam setiap proses belajar. berlaku di dalam setiap proses belajar.

9.9. Meskipun perilaku menyimpang Meskipun perilaku menyimpang merupakan salah satu ekspresi dari merupakan salah satu ekspresi dari kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat yang kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat yang umum, tetapi penyimpangan perilaku umum, tetapi penyimpangan perilaku tersebut tidak dapat dijelaskan melalui tersebut tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai-nilai umum tersebut. kebutuhan dan nilai-nilai umum tersebut. Karena perilaku yang tidak menyimpang Karena perilaku yang tidak menyimpang juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai dan juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai dan kebutuhan yang sama. kebutuhan yang sama.

Page 16: F 20025 3o

3. Teori Labeling3. Teori Labeling (Teori Pemberian Cap/Teori Reaksi (Teori Pemberian Cap/Teori Reaksi

Masyarakat)Masyarakat)Becker, salah seorang pencetus teori Becker, salah seorang pencetus teori

labeling (dalam Clinard & Meier, 1989:92) labeling (dalam Clinard & Meier, 1989:92) mendefinisikan penyimpangan sebagai mendefinisikan penyimpangan sebagai “suatu konsekuensi dari penerapan “suatu konsekuensi dari penerapan aturan-aturan dan sanksi oleh orang lain aturan-aturan dan sanksi oleh orang lain kepada seorang pelanggar”kepada seorang pelanggar”

Melalui definisi itu dapat ditetapkan Melalui definisi itu dapat ditetapkan bahwa menyimpang adalah tindakan yang bahwa menyimpang adalah tindakan yang dilabelkan kepada seseorang, atau pada dilabelkan kepada seseorang, atau pada siapa label secara khusus telah siapa label secara khusus telah ditetapkan.ditetapkan.

Page 17: F 20025 3o

4. TEORI KONTROL4. TEORI KONTROL

Teori ini dibangun atas dasar pandangan Teori ini dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh pada hukum atau memiliki tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum. hukum.

Oleh sebab itu para ahli teori kontrol Oleh sebab itu para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang adalah menilai perilaku menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk mentaati hukum. Dalam seseorang untuk mentaati hukum. Dalam konteks ini, teori kontrol sosial paralel konteks ini, teori kontrol sosial paralel dengan teori konformitas.dengan teori konformitas.

Page 18: F 20025 3o

Salah satu ahli yang mengembangkan teori Salah satu ahli yang mengembangkan teori Kontrol Kontrol ini adalah Hirschi (1969, dalam ini adalah Hirschi (1969, dalam Atrmasasmita, 1992).Atrmasasmita, 1992).BBeberapa proposisi teoritisnya, yaitu:eberapa proposisi teoritisnya, yaitu:

1)1) Bahwa berbagai bentuk pengingkaran Bahwa berbagai bentuk pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial adalah terhadap aturan-aturan sosial adalah akibat dari kegagalan mensosialisasi akibat dari kegagalan mensosialisasi individu warga masyarakat untuk individu warga masyarakat untuk bertindak konform terhadap aturan atau bertindak konform terhadap aturan atau tata tertib yang ada;tata tertib yang ada;

Page 19: F 20025 3o

LANJUTAN 2) Penyimpangan dan bahkan kriminalitas

atau perilaku kriminal, merupakan bukti kegagalan kelompok-kelompok sosial konvensional untuk mengikat individu agar tetap konform, seperti: keluarga, sekolah atau institusi pendidikan dan kelompok-kelompok dominan lainnya;

3) Setiap individu seharusnya belajar untuk konform dan tidak melakukan tindakan menyimpang atau kriminal;

4) Kontrol internal lebih berpengaruh dari pada kontrol eksternal.

Page 20: F 20025 3o

LANJUTAN LANJUTAN Masih berdasarkan proposisi Hirschi, kurang Masih berdasarkan proposisi Hirschi, kurang

lebih ada empat unsur utama di dalam kontrol lebih ada empat unsur utama di dalam kontrol sosial yang internal, yaitu: sosial yang internal, yaitu:

1)1) attachementattachement (kasih sayang); (kasih sayang);

2)2) commitmentcommitment (tanggung jawab), (tanggung jawab),

3)3) involvement involvement (keterlibatan atau partisipasi),(keterlibatan atau partisipasi),

4)4) believebelieve (kepercayaan/keyakinan). (kepercayaan/keyakinan).

Keempat unsur tersebut dianggap merupakan Keempat unsur tersebut dianggap merupakan social bondssocial bonds yang berfungsi untuk yang berfungsi untuk mengendalikan perilaku individu. mengendalikan perilaku individu.

Page 21: F 20025 3o

5. 5. TEORI KONFLIKTEORI KONFLIK

Teori konflik lebih menitikberatkan analisisnya Teori konflik lebih menitikberatkan analisisnya pada asal-usul terciptanya suatu aturan atau pada asal-usul terciptanya suatu aturan atau tertib sosial.tertib sosial.

Perspektif konflik lebih menekankan sifat Perspektif konflik lebih menekankan sifat pluralistik dari masyarakat dan pluralistik dari masyarakat dan ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompoknya. Karena terjadi di antara berbagai kelompoknya. Karena kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok-kekuasaan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok elit maka kelompok-kelompok itu juga kelompok elit maka kelompok-kelompok itu juga memiliki kekuasaan untuk menciptakan memiliki kekuasaan untuk menciptakan peraturan, khususnya hukum yang dapat peraturan, khususnya hukum yang dapat melayani kepentingan-kepentingan mereka.melayani kepentingan-kepentingan mereka.