5
10/5/12 11:25 AM adie: IFRS dan Fair Value Page 1 of 5 http://adiekyenz.blogspot.com/2010/08/ifrs-dan-fair-value.html adie Senin, 02 Agustus 2010 A.Pengertian IFRS IFRS merupakan standar dan intepretasi yang disusun oleh International Accounting Atandards Board (IASB). Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Pada bulan April 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan. International Financial Reporting Standards mencakup: International Financial Reporting Standards (IFRS) yang terdiri dalam 8 Standart International Accounting Standards (IAS) yang terdiri dari 41 standart Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) yang terdapat 16 Interpretation Standing Interpretations Committee (SIC) yang terdiri dari 11 SIC B.Manfaat dan Tujuan Penerapan IFRS a)Manfaat penerapan IFRS Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan standart akuntansi keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability) Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi Menurunkan biaya modal dengan membuka fund raising melalui pasar modal global b)Tujuan penerapan IFRS Laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporan berdasarkan IFRS dan pada akhirnya auditor menyebut kesesuaian dengan IFRS Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah untuk dikomunikasikan ke investor global Relevansi laporan keuangan meningkat karena lebih banyak mengunakan nilai wajar. Disisi lain, kinerja keuangan akan lebih akurat karena mengikuti kondisi makro dalam dan luar negeri Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance sheet dan fair value Principle based standart mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba Penggunaan off balance sheet semakin terbatas C.Perbandinga Penyajian Laporan keuangan Dalam PSAK yang telah konvergensi IFRS terdapat banyak perbedaan dengan PSAK yang lama, perbandingan keduanya dapat terlihat sebagai barikut Perihal PSAK 1 (2010) – IFRS PSAK 1 (1998) Informasi yang disampaikan Asset, Liabilities, Equitas, Pendapatan dan beban, Kontribusi dan distribusi kepada pemilik, Arus kas Asset, Liabilities, Equitas, Pendapatan dan beban, Arus kas Tanggung jawab laporan keuangan Tidak diatur Manajemen Komponen laporan keuangan Laporan posisi keuangan, Laporan laba-rugi komperhensif, Laporan arus kas, Laporan perubahan equitas, Catatan atas laporan keuangan, Neraca awal periode sajian IFRS dan Fair Value Join this site with Google Friend Connect Members (3) Already a member? Sign in Pengikut Adie Lihat profil lengkapku Mengenai Saya ! 2011 (3) " 2010 (5) " Agustus (3) Profesi Akuntan Terancam, RUU Ditolak IFRS dan Fair Value Teory Pendapata n dan Beban ! Juni (2) Arsip Blog 0 Bagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Fair Value Ifrs

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blog

Citation preview

Page 1: Fair Value Ifrs

10/5/12 11:25 AMadie: IFRS dan Fair Value

Page 1 of 5http://adiekyenz.blogspot.com/2010/08/ifrs-dan-fair-value.html

adieSenin, 02 Agustus 2010

A.Pengertian IFRSIFRS merupakan standar dan intepretasi yang disusun oleh International AccountingAtandards Board (IASB).Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakanInternational Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampaidengan 2001 oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Pada bulanApril 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standaryang dilakukan.International Financial Reporting Standards mencakup:International Financial Reporting Standards (IFRS) yang terdiri dalam 8 Standart International Accounting Standards (IAS) yang terdiri dari 41 standartInterpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting InterpretationsCommittee (IFRIC) yang terdapat 16 InterpretationStanding Interpretations Committee (SIC) yang terdiri dari 11 SIC

B.Manfaat dan Tujuan Penerapan IFRSa)Manfaat penerapan IFRSMemudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan standartakuntansi keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability)Meningkatkan arus investasi global melalui transparansiMenurunkan biaya modal dengan membuka fund raising melalui pasar modal global

b)Tujuan penerapan IFRSLaporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporanberdasarkan IFRS dan pada akhirnya auditor menyebut kesesuaian dengan IFRSAkses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akanlebih mudah untuk dikomunikasikan ke investor globalRelevansi laporan keuangan meningkat karena lebih banyak mengunakan nilai wajar.Disisi lain, kinerja keuangan akan lebih akurat karena mengikuti kondisi makro dalamdan luar negeriSmoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance sheet dan fairvaluePrinciple based standart mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangansedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengankepentingan untuk mengatur labaPenggunaan off balance sheet semakin terbatas

C.Perbandinga Penyajian Laporan keuangan Dalam PSAK yang telah konvergensi IFRS terdapat banyak perbedaan dengan PSAKyang lama, perbandingan keduanya dapat terlihat sebagai barikutPerihalPSAK 1 (2010) – IFRSPSAK 1 (1998)Informasi yang disampaikanAsset, Liabilities, Equitas, Pendapatan dan beban, Kontribusi dan distribusi kepadapemilik, Arus kasAsset, Liabilities, Equitas, Pendapatan dan beban, Arus kasTanggung jawab laporan keuanganTidak diaturManajemenKomponen laporan keuanganLaporan posisi keuangan, Laporan laba-rugi komperhensif, Laporan arus kas, Laporanperubahan equitas, Catatan atas laporan keuangan, Neraca awal periode sajian

IFRS dan Fair ValueJoin this sitewith Google Friend Connect

Members (3)

Already a member? Sign in

Pengikut

Adie

Lihat profillengkapku

Mengenai Saya

! 2011 (3)

" 2010 (5)" Agustus (3)

ProfesiAkuntanTerancam,RUUDitolak

IFRS danFair Value

TeoryPendapatan danBeban

! Juni (2)

Arsip Blog

0Bagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Page 2: Fair Value Ifrs

10/5/12 11:25 AMadie: IFRS dan Fair Value

Page 2 of 5http://adiekyenz.blogspot.com/2010/08/ifrs-dan-fair-value.html

(restartment)Neraca, Laporan laba-rugi, Laporan arus kas, Laporan perubahan equitas, Catatanatas laporan keuanganPenyimpangan terhadap SAKDiijikan selama tidak bertentangan dengan tujuan laporan keuanganTidak diaturKepatuhan terhadap SAKPernyataan kepatuhan terhadap PSAKTidak diaturPemilihan dan penerepan kebijakan akuntansi ketika PSAK tidak mengaturTidak diaturTerdapat pengaturan bagaimana memilih dan menerapkan kebijakan akuntansiPengeluaran laporan keuanganTidak diatur4 bulan setelah tanggal neracaPos minimal dineracaIP, bio asset, held for sale, deferred taxTidak diaturLaporan kinerja keuanganLaporan laba rugi komperhensipLaporan laba rugiPos luar biasaTidak diperkenankanDiperkenankanPemegang saham minoritasHak non pengendaliHak minoritasPengungkapan atas pertimbangan yang telah dibuat oleh manajemen dalampenerapan kebijakan akuntansi, sumber estimasi, ketidak pastian dan permodalan.Diatur secara eksplisitTiadak diaturDari perbandingan diatas terdapat dampak dalam dunia bisnis dari perubahanpenyajian laporan keuangan, dampak – dampaknya adalah sebagai berikut :Perubahan rasio-rasio keuangan, terutama bagi entitas yang memiliki ponjamankepada bankPerubahan mindset tentang laporan laba-rugi komperhensifTidak adanya pos luar biasaBagian keuntungan pihak pengendali menjadi lebih terindentifikasi

D.Sejarah Perkembangan Fair Value (Nilai Wajar)Selama ini, sistem akuntansi di Indonesia, umumnya menggunakan konsep historicalcost. Konsep ini menggunakan pendekatan biaya perolehan yang menghasilkan nilaibuku. Untuk berbagai kepentingan, laporan nilai buku itulah yang selama ini dijadikanacuan untuk menilai sebuah perusahaan. Sebagai contoh nyata, jika kita, atau sebuahperusahaan, membeli sebuah tanah seharga Rp 100 juta, misalnya, bertahun-tahunkemudian, di dalam nilai buku atau book value, harga tanah itu sebagai aset akantetap tertulis Rp 100 juta jika masih menggunakan konsep historical cost meskipun dipasaran harganya sudah naik tiga-lima kali lipat. Dengan kondisi pasar yang makindinamis dan berkembang cepat, pada akhirnya konsep historical cost dianggap tidakrelevan lagi, karena tidak mencerminkan nilai pasar yang sebenarnya. Sebagaigantinya digunakanlah konsep fair value.Menurut Hamid Yusuf, yang pertama kali mengenalkan konsep fair value ini adalahAustralia, Inggris, dan negara-negara bekas jajahan Inggris. Konsep ini pertama kalidigunakan untuk menghitung asset biologis di lingkungan perusahaan perkebunan danpeternakan di australi dan inggris. Pertimbangannya Aset dan bidang usahaperusahaan-perusahaan tersebut adalah makhluk hidup, seperti tanaman dan ternak,yang terus berkembang dan berbiak. Jika perusahaan-perusahaan tersebut dinilaidengan nilai buku (historical cost), tentu tidak fair karena mercerminkan nilai ekonomiyang tidak sebenarnya. Dari situ kemudian ditemukan konsep penghitungan yang barudan kemudian dikenal sebagai fair value. Konsep ini kemudian diadopsi ke dalamstandar akuntansi internasional dan diberlakukan pertama kali pada 2003 untukmenilai asset- asset bilogis di sektor agri. Sejak saat itulah, semua perusahaan-perusahaan public di Eropa menggunakan fair value untuk menyusun laporankeuangannya.

E.Pengertian Fair Value Dalam pengertian standar akuntansi, menurut Ketua Dewan Standar Akuntansi

Page 3: Fair Value Ifrs

10/5/12 11:25 AMadie: IFRS dan Fair Value

Page 3 of 5http://adiekyenz.blogspot.com/2010/08/ifrs-dan-fair-value.html

Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) M Jusuf Wibisana, fair value ataunilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajibandiselesaikan antara pihak yang memahami dan berkinginan untuk melakukantransaksi wajar (arm’slength transactions).Secara umum, menurut Anis Baridwan, Kepala Biro Penilaian Keuangan PerusahaanSektor Riil Bapepam-LK, fair value atau nilai wajar adalah konsep yang digunakandalam ekonomi dan keuangan serta akuntansi. Dalam bidang ekonomi dan keuangan,fair value merupakan estimasi rasional dan tidak bias atas harga pasar potensial daribarang, jasa, atau asset dengan mempertimbangkan factor-faktor seperti kelangkaan(scarcity), karakteristik risiko, replacement cost, serta biaya produksi dan distribusi,termasuk cost of capital.F.Cara Menghitung Fair ValueFair value dinilai sebagai konsep yang paling sesuai dan relevan untuk penyusunanlaporan keuangan sebuah perusahaan atau entitas bisnis sebab bisa menggambarkannilai pasar yang sebenarnya terjadi. Namun, tak mudah untuk menentukan nilaidengan pasar yang beragam, aktif atau tidak aktif.Dalam standar akuntansi keuangan sesuai dengan Pedoman Standar AkuntansiKeuangan (PSAK) 55, konsep fair value ini memiliki tiga hierarki, yaituquoted proces at active markets, no actives market, valuation techniques, no market equities cost.Menurtut Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan AkuntanIndonesia (IAI) M Jusuf Wibisana dalam majalah Akuntan Indonesia edisi 16, beliauberpendapat Yang dinilai melalui fair value tidak hanya meliputi aset dan instrumentkeuangan lainnya, melainkan juga kewajiban suatu perusahaan atau entitas bisnis.Yang nantinya juga harus menggunakan konsep fair value bukan cuma perusahaan-perusahaan yang bergerak di jasa keuangan, melainkan juga di sektor riil. “Sebab,sektor riil juga banyak yang menggunakan instrument keuangan,” katanya.Masalahnya adalah, bagaimana menentukan nilai di pasar yang berbeda-beda itu.Bagi Jusuf, pada pasar aktif, penentuan mudah dilakukan dengan kuotasi harga dipasar. Yang jadi masalah adalah jika pasar tidak aktif. Di sini, menurut Jusuf,penentukan nilai bisa dilakukan sesuai hierarki fair value tersebut. Dengan begitu, jikapasar tidak aktif, menurut Jusuf, penentuan nilai bisa menggunakan transaksi-transaksi wajar terkini antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan. Bisa jugamenggunakan referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secarasubstansial sama. Atau, menggunakan analis arus kas yang didiskonto (discountedcahs flow analys) serta model penetapan harga opsi (option pricing model). “Jika pasar tidak aktif, maka penentuan nilai wajar menggunakan teknik penilaian.Teknik penilaian utamanya berdasarkan pada asumsi internal manajemen mengenaifuture cash flow dan appropriately risk-adjusted discount rates. Atau, bisamenggunakan kuotasi broker untuk dijadikan input tapi tidak determinatif, dan tidakmengandalkan kuotasi broker jika dinilai tidak mencerminkan nilai wajar,” jelas Jusuf.Jadi, di pasar yang tidak aktif, memang memerlukan keahlian tersendiri untukmenentukan nilai wajar secara cepat dan tepat.Indikasi pasar tidak aktif adalah sebagai berikut peningkatan yang signifikan selisih ask price dan bid price.pihak yang melakukan bidding jumlahnya terlalu kecil.adanya volatilitas harga pasar yang sginifikan.jumlah efek yang ditransaksikan relatif kecil dibandingkan dengan jumlah efek yangberedar.penurunan signifikan atas volume dan level aktivitas perdagangan.Dalam penilain suatu asset terkadang memerlukan jasa dari profesi penilai atauAppraisers untuk menilai suatu asset.G.Peranan Profesi Penilai (Appraisers) dalam penerapan Fair ValuePeran dan fungsi profesi penilai akan semakin penting ketika di Indonesia diterapkankonsep fair value (nilai wajar). Namun, yang lebih penting lagi sebenarnya adalahkesiapan semua pihak terkait, mulai dari regulator, pelaku dunia usaha, akuntan,penilai, hingga masyarakat umum. Sebab, tanpa kesiapan semua pihak terkait,penerapan fair value justru akan menjadi masalah baru.Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) atauIndonesian Society of Appraisers Hamid Yusuf, mengatakan “bahwa nilai pasardicatatkan sebagai fair value di dalam akuntansi. Pada 2007 kami merivisi standarpenilaian, kami meng-update standar penilaian internasional 2005/2007. Di situpenekanan fair value lebih kentara.”Penekanannya pada penilaian asset tetap (property fixed). Untuk penilaian penilaianyang lainnya, untuk kepentingan akuisisi, investasi, MAPPI juga memberlakukan fairvalue. Ada tujuh standar penilaian internasional yang memang memberlakukan fair

Page 4: Fair Value Ifrs

10/5/12 11:25 AMadie: IFRS dan Fair Value

Page 4 of 5http://adiekyenz.blogspot.com/2010/08/ifrs-dan-fair-value.html

value. Pada 2007, AS memberlakukan yang namanya fair value measurement,pengukuran nilai wajar yang tercantum dalam Financial Accounting Standar Nomor157, IFRS, AS US GAAP. Di AS lebih jelas lagi karena sudah sampai pada bagaimanamengukur nilai wajar itu. Rumusannya lebih lengkap, sementara di IFRS hanyamengatur fair value, tapi memberikan konsep fair value itu bagaimana. Baru tahun iniIFRS akan mengeluarkan konsepnya. MAPPI sudah melahirkan konsepnyabagaimana, cara mengukur nilai wajar itu. MAPPI mengadopsi standar internasional,tapi penggunaannya mengacu pada kepentingan akuntansi.Penilai, sebagai satu profesi, merupakan orang yang dianggap kompeten memberikanoponi nilai yang kebetulan di disitu dibutuhkan untuk kepentingan keuangan/akuntansi.Maka, penilai menyesuaikan apa yang diinginkan oleh laporan keuangan itu.Sebenarnya, penilaian pada awalnya dilakukan untuk agunan. Karena, pada awalnyapenilaian memang lebih banyak digunakan untuk menilai agunan. Itu bisa berbedakalau tujuannya untuk laporan keuangan. Kalau kita menilai untuk agunan, yangnamanya agunan, rumah tinggal misalnya, tentu saja dia sebenarnya berfungsi untukmem-back up bagaimana kredit itu bisa aman di kemudian hari. Kalau kreditnyamacet, atau ngemplang, misalnya, maka rumah ini bisa menggantikan kredit.Sehingga, kami nilai pasar yang kami keluarkan harus menggambarkan nilai saatagunan itu mau dijual.Untuk kepentingan laporan keuangan, sebenarnya, di sana ada asset berupa tanahdan bangunan yang tujuannya bukan untuk dijual, tapi untuk diteruskanpenggunaannya secara operasional sebagai bagian usahanya. Misalnya, kantorsebagai aset operasional, maka dicatatkan sebagai aset tetap di dalam neraca. Asettetap itulah yang diatur dalam PSAK 16. Di internasional namanya property plan anequipment. Jadi, penilai mencoba memahami bagaimana akuntan membutuhkan itu,kemudian diwujudkan dalam bentuk metode, dalam bentuk jenis nilai, dan seterusnya.Tapi, kalau tujuannya untuk listing lain lagi. Kalau tujuannya untuk merger atauakuisisi, bias beda lagi. Intinya, penilai itu adalah orang yang memang dianggapprofesional untuk melakukan pekerjaan penilaian itu.H.Perhitungan Fair Value yang Digunakan AppraisersDalam penilaian properti, secara konvensional ada tiga metode atau hierarki yang jugasudah disesuaikan dengan standar akuntansi. Pertama menggunakan pendekatanpasar. Yang gunakan adalah harga pasar. Pendekatan yang mengambil langsungpembandingnya dari property sejenis yang nilai di pasar. misalnya, menilai ruko,langsung kita cari berapa pasaran ruko itu. Ini apple to apple, dan di akuntansi jugadiatur masalah ini. Itu namanya pendekatan pasar. Kalau tidak ada yang persis sama,misalnya tuan A punya rumah tipe 125, dan tuan B punya rumah tipe 125, tapi tuan Atinggal di Cinere dan tuan B tinggal di Bogor, kan belum tentu sama nilainya. Atau,sama-sama di Cinere jika berbeda spesifikasi, tentu nilainya juga akan beda. Jikapembandingnya terbatas, maka menggunakan pendekatan kedua. Ini masihmenggunakan pendekatan pasar, tapi mempertimbangkan nilai pendapatan. Misalnyaperkantoran, karena dia menghasilkan pendapatan, maka metodenya menggunakanpendekatan pendapatan. Kalau tidak, menggunakan pendekatan ketiga, yang disebutdengan depresiated equipment cost atau biaya pengganti terdepresiasi, biasa disebutpendekatan biaya.MAPPI punya standar penilaian Indonesia. Itu sudah diberlakukan sejak 1994, tapibaru tahun 2000 mengacu ke standar internasional. Standar itu MAPPI selalu up date,terakhir di-up date pada 2007. Standar MAPPI 90 persen mengacu pada IAS.Sekarang ada sekitar 20 standar, yang mencakup standar, aplikasi, dan pedoman.Hubungannya dengan fair value, salah satu standar itu memberikan pedoman padafair value. Jadi tidak bicara fair value saja, sebab ada bidang-bidang lain sepertiasuransi dan sebagainya. Ada puluhan jenis nilai, dan fair value adalah salah satunyadan yang di kami dikenal dengan nilai pasar. Standar itu secara garis besar mengaturdua hal, yaitu mengatur penilaian untuk tujuan akuntansi dan untuk tujuan agunan.Sebab, dua hal inilah yang berpengaruh pada kegiatan ekonomi satu entitas ataunegera, yaitu sektor perbankan dan sektor keuangan. Dari situ standar MAPPImengeluarkan basis standar atas apa yang mau diatur. Kalau tujuan agunan, nilaipasar. Kalau tujuan asuransi, nilai asuransi. Kalau tujuan fair value, ya nilai pasaruntuk penggunaan yang ada.

Diposkan oleh Adie di 04:06

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Page 5: Fair Value Ifrs

10/5/12 11:25 AMadie: IFRS dan Fair Value

Page 5 of 5http://adiekyenz.blogspot.com/2010/08/ifrs-dan-fair-value.html

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Select profile...

Publikasikan Pratinjau

Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.