56
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KARAKTER WIRAUSAHA SANTRI PERTANIAN DARUL FALLAH ANISATUN FAIZZA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KARAKTER WIRAUSAHA … · 2015-09-02 · serta pelajaran berharga selama penelitian dan ... kewirausahaan dilakukan di kelas dan secara lapang ... kewirausahaan

  • Upload
    lyquynh

  • View
    244

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KARAKTER WIRAUSAHA SANTRI PERTANIAN DARUL FALLAH

ANISATUN FAIZZA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-Faktor

Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Anisatun Faizza NIM H34100124

ABSTRAK

ANISATUN FAIZZA. Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah. Dibimbing oleh BURHANUDDIN.

Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pondok pesantren Darul Fallah, Ciampea, Bogor merupakan salah satu pondok pesantren yang menerapkan kewirausahaan dalam membina santri di bidang pertanian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri, menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan karakter wirausaha dan hubungan antara karakter wirausaha dengan perilaku wirausaha. Penelitian menggunakan metode sensus. Hasil menunjukkan terdapat dua faktor pembentuk karakter wirausaha santri pertanian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan nilai p-value pada taraf α = 0.05 dengan uji korelasi Chi Square dan Rank Spearman bahwa umur tidak berkorelasi dengan karakter wirausaha dan karakter kepemimpinan memiliki korelasi sangat kuat dengan pengetahuan wirausaha.

Kata kunci: karakter, kewirausahaan, perilaku, pondok pesantren

ABSTRACT

ANISATUN FAIZZA. Entrepreneur character forming factors of Darul Fallah agriculture moslem student. Supervised by BURHANUDDIN.

The entrepreneurship has a very important role towards the welfare of society. Darul Fallah boarding school, Ciampea-Bogor is one of the boarding school in Indonesia that applying the entrepreneurship system to educating and fostering the students in agriculture. This study aims to identify entrepreneurial character forming factors and analys relation between internal and external factors with character of entrepreneur and relation between character of entrepreneur with behavior of entrepreneur.Techniques of reseach is sensus method. The result shows that there are two factors that form the characters of student’s entrepreneur of agriculture which are the internal and external factors. Based on p-value at level α = 0.05 level with correlation Chi Square and Rank Spearman that age not correlate with the character of entrepreneurs and character leadership having very strong correlation with knowledge of entrepreneurs.

Keyword : behavior, boarding school, character, entrepreneurship.

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KARAKTER WIRAUSAHA SANTRI PERTANIAN DARUL FALLAH

ANISATUN FAIZZA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah

Nama : Anisatun Faizza NIM : H34100124

Disetujui oleh

Ir Burhanuddin, MM Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah

Nama : Anisatun Faizza NIM : H34100124

Disetujui oleh

Ir Burhanuddin, J\1J\..1; Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus: 0 2 APR 2014

PRAKATA Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Wirausaha Santri Pertanian Darul Fallah. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin dan suri teladan terbaik bagi umat manusia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Burhanuddin, MM sebagai pembimbing yang telah memberikan banyak ide, arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. Dr.Ir. Wahyu Budi Priatna, Mi dan Anita Primaswari Widhiani, SP. MSi selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra Yusalina, MSc. yang senantiasa mengarahkan dan membantu dalam menjalani masa-masa perkuliahan sebagai wali akademik. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, ayah dan seluruh keluarga atas dukungan, doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa, penghargaan penulis sampaikan kepada keluarga besar Pondok Pesantren Darul Fallah yang sudah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa penuh selama studi melalui jalur PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi) . Penulis mengucapkan terima kasih dan sukses untuk teman-teman Agribisnis 47, teman bimbingan tugas akhir skripsi, tim gladikarya, keluarga besar CSS MoRA IPB 47 serta Rohmad Subhan atas dukungan motivasi, semangat dalam penyelesaian tugas akhir.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

Anisatun Faizza

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xii PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 

TINJAUAN PUSTAKA 4 KERANGKA PEMIKIRAN 6 

Kerangka Pemikiran Teoritis 6 Kerangka Pemikiran Operasional 11 

METODE PENELITIAN 11 Lokasi dan Waktu Penelitian 11 Jenis dan Sumber Data 11 Metode Pengumpulan Data 13 Metode Penentuan Responden 13 Metode Analisis Data 13 

Analisis Deskriptif 13 Analisis Chi Square dan Rank Spearman 14 

Instrumen Pengukuran Peubah 15 GAMBARAN UMUM 15 

Sejarah Singkat Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah 15 Pendidikan Pertanian Terpadu 17 Bidang Kewirausahaan 17 

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 Faktor Internal 17 Faktor Eksternal 20 

Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal dengan Karakter Wirausaha 23  Hubungan Antara Karakter Wirausaha dengan Perilaku Wirausaha 26 SIMPULAN DAN SARAN 28 

Simpulan 28 Saran 28 

DAFTAR PUSTAKA 29 LAMPIRAN 31 

DAFTAR TABEL

 

1 Jumlah santri pondok pesantren Darul Fallaha 2 2 Kriteria penilaian skor angket 13 3 Indikator karakter peubah 13 4 Sebaran responden berdasarkan umur 18 5 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin 18 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan formal 19 7 Sebaran responden berdasarkan pekerjaan orang tua 19 8 Sebaran responden berdasarkan pelatihan kewirausahaan sebelum 19 9 Sebaran responden berdasarkan lama tinggal di pesantren 20 10 Rataan hitung skor lingkungan belajar di pesantren 20 11 Rataan hitung skor materi pembelajaran 21 12 Rataan hitung skor tujuan pendidikan 22 13 Rataan hitung skor metode pendidikan 23 14 Rataan hitung skor fasilitas pendidikan 23 15 Uji Chi-Square dan korelasi Rank Spearman hubungan faktor internal 24 16 Uji Chi-Square dan korelasi Rank Spearman hubungan karakter wirausaha dengan perilaku wirausaha 27  

DAFTAR GAMBAR

1 Perilaku wirausaha 9 2 Kerangka pemikiran operasional analisis faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri pertanian Darul Fallah 12 

DAFTAR LAMPIRAN

1 Angket 31 2 Dokumentasi penelitian 37 3 Output uji angket berdasarkan Chi-Square dan Rank Spearman 38 

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan situasi ketenagakerjaan Indonesia menunjukkan

perubahan arah yang lebih baik, diindikasikan dengan adanya penurunan tingkat pengangguran dari 9.26 juta orang pada Februari 2009 menjadi 7.17 juta orang pada Februari 2013. Serta peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja dari 113.74 juta orang pada Februari 2009 menjadi 121.19 juta orang pada Februari 2013 (BPS 2013). Peranan kewirausahaan sangat penting bagi perekonomian Indonesia serta kesejahteraan masyarakat. Menurut Alma (2010) kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan berperan menambah daya tampung tenaga kerja, generator pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu orang lain, memberdayakan karyawan, hidup efesien dan menjaga keserasian lingkungan.

Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah para generasi muda. Sebagai generasi muda, peranan ini sangat penting untuk mendorong munculnya para wirausaha muda negeri ini. Pelatihan kewirausahaan sejauh ini telah diterapkan pada pondok pesantren modern. Pondok pesantren menurut Mahduri (2002) bukan hanya sebagai lembaga pendidikan yang bergerak di bidang agama, melainkan sebagai lembaga pendidikan yang responsif akan problematika ekonomi di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari perubahan zaman yang begitu pesat, sehingga pondok pesantren harus melakukan transformasi dalam pendidikannya agar tetap aktif di masyarakat. Pondok pesantren tidak hanya membina para santri dengan bekal ilmu agama, namun keterampilan dan pelatihan wirausaha di pondok pesantren juga sudah mulai diterapkan. Pembinaan keterampilan dan pelatihan wirausaha yang dilakukan pondok pesantren tidak terlepas dari peran santri. Peran santri dalam pembangunan ekonomi sangat besar, berbekal jiwa kemandirian yang telah mereka dapatkan pondok pesantren serta jiwa religi yang tinggi. Kemandirian yang diajarkan pondok pesantren mengarahkan santri-santrinya untuk menjadi seorang yang mandiri dan tangguh ketika lulus dari pesantren. Santri-santri tersebut merupakan harapan masyarakat dalam mengembangkan ekonomi di lingkungan sekitarnya.

Pengembangan keterampilan berwirausaha di pondok pesantren berpotensi menghasilkan lulusan yang mandiri dan berkompeten secara agama maupun materi. Bidang kewirausahaan yang dipilih pondok pesantren banyak bergerak di pertanian. Hal ini terkait potensi pondok pesantren yang lebih banyak berlokasi di daerah pedesaan. Ketersediaan lahan yang luas menjadi salah satu modal dalam pelaksanaan kegiatan kewirausahaan untuk diterapkan kepada santrinya. Selain itu, pemerintah juga mendukung daerah pedesaan untuk dijadikan sasaran pembangunan pertanian karena kokohnya sistem perekonomian pedesaan yang mengunggulkan hasil-hasil pertaniannya (Depag RI 2003). Bidang pertanian ini mencakup makna pertanian secara luas, baik petanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan lainnya.

Jumlah pondok pesantren di Indonesia berdasarkan data Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia pada tahun 2004 jumlah pondok pesantren di Indonesia mencapai 14

2

067 kemudian pada tahun 2008 jumlah pondok pesantren meningkat sebesar 17 082. Jumlah pondok pesantren di Bogor 208 akan tetapi hanya 18% dari total pondok di bogor yang menerapkan pendidikan pertanian dan kewirausahaan. Salah satunya adalah pondok pesantren Darul Fallah, Ciampea, Bogor. Kewirausahaan yang diterapkan pondok pesantren meliputi bidang pertanian, perikanan dan peternakan serta penerapan pendidikan pertanian terpadu. Pondok pesantren Darul Fallah sampai saat ini terkenal dalam bidang kewirausahaannya. Hal ini dibuktikan dari awal berdiri hingga saat ini, Darul Fallah telah mencetak sekitar 260 alumni menjadi wirausaha sukses1. Penerapan pendidikan pertanian terpadu dilaksanakan pada santri tingkat pendidikan Tsanawiyah/SMP maupun Aliyah/SMA, namun untuk tingkat pendidikan Tsanawiyah hanya belajar secara teori sedangkan Aliyah belajar secara teori maupun praktek. Jumlah santri mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 150 santri pada tahun 2010 menjadi 315 santri pada tahun 2014. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah santri pondok pesantren Darul Fallaha

Tahun Jumlah santri 2010 150 2011 195 2012 215 2013 250 2014 315

aSumber : Data historis Darul Fallah

Jumlah santri 315 merupakan jumlah secara keseluruhan, baik tingkat madrasah Tsanawiyah maupun Aliyah, sedangkan untuk santri yang mendapatkan mata pelajaran pertanian terpadu dan mengikuti praktek kewirausahaan sebanyak 92 santri. Sistem penerapan kurikulum pertanian dibedakan atas dua hal, untuk santri tingkat Tsanawiyah hanya belajar secara teori sedangkan Aliyah belajar secara teori maupun praktek di lapangan. Penerapan pendidikan pertanian dan kewirausahaan dilakukan di kelas dan secara lapang yang meliputi tiga bidang yaitu pertanian, perikanan dan peternakan, sedangkan kegiatan praktek kewirausahaan meliputi pengolahan lahan, penanaman, pemanenan dan pemasaran. Jadwal praktek dilakukan setiap hari pada pukul 06.00 hingga 07.00 serta hari rabu pukul 15.30 hingga 17.30 namun ketika hari minggu semua kegiatan belajar libur, baik formal maupun diniyah. Melalui lembaga pendidikan pertanian terpadu dan kewirausahaan di pondok pesantren ini, menjadikan pondok pesantren berkembang pesat dan dikenal dengan santri pertaniannya. Tujuan dari pondok pesantren berbasiskan kewirausahaan ini adalah menjadi lembaga pendidikan yang mampu mewujudkan jaringan bisnis dengan ditopang para pengusaha yang profesional, mandiri dan berkepribadian Islam. Oleh karena itu peneliti tertarik menganalisis karakter wirausaha dan perilaku wirausaha santri Darul Fallah.

1 Hasil wawancara dengan bapak Bunzamin Wibisono [diakses 13 Maret 2014]

3

Perumusan Masalah Pondok pesantren Darul Fallah merupakan salah satu pondok pesantren

yang menerapkan pendidikan pertanian terpadu dan kewirausahaan dalam membina santri. Kewirausahaan yang terdapat di pondok pesantren terdiri atas PT. DaFa Agro Mandiri, peternakan terpadu (sapi dan kambing, pemerahan dan pabrik pakan), perikanan air tawar, Organic Farming, biogas dan pengolahan hasil peternakan (susu dan yogurt). Pondok pesantren Darul Fallah merupakan pondok pesantren modern, jumlah santri yang ada mencapai 300 santri. Perkembangan jumlah santri meningkat setiap tahunnya, hal tersebut mengindikasikan semakin tinggi minat santri dalam mempelajari ilmu pertanian terpadu dan kewirausahaan. Kurikulum pendidikan yang diterapkan berbeda dengan kurikulum pendidikan pesantren lainnya, sesuai dengan namanya maka terdapat kurikulum pertanian terpadu dan kewirausahaan, dimana untuk madrasah Tsanawiyah dan madrasah Aliyah santri dikelompokkan sesuai dengan minat dan kemampuannya dalam kegiatan pertanian secara menyeluruh. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola proyek pertanian. Kegiatan ini meliputi perencanaan, budidaya, pemanenan dan pemasaran. Santri harus mampu memperkirakan biaya dan waktu, luas areal, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, teknik budidaya yang akan diterapkan, harga jual dan tingkat keuntungannya. Selain itu, santri juga diikutkan dalam kegiatan ada di lingkungan pesantren sebagai santri karya, dengan harapan program ini dapat menanamkan jiwa wirausaha kepada para santri.

Adanya pelatihan dan keterampilan kewirausahaan menjadikan pondok pesantren ini jauh lebih berkembang. Pada dasarnya pondok pesantren yang menerapkan kewirausahaan akan lebih mandiri, karena semua hasil panen yang diperoleh dari berwirausaha tersebut dapat dinikmati oleh para santrinya sehingga biaya operasional yang dikeluarkan orang tua santri tidak terlalu besar. Penerapan pendidikan pertanian dan kewirausahaan tersebut mampu menumbuhkan karakter kewirausahaan santri yang dibentuk melalui pengetahuan dan pengalaman santri selama mengikuti pelatihan kewirausahaan yang telah diterapkan pesantren. Pondok pesantren Darul Fallah mampu menciptakan alumni yang siap menjadi pengusaha dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, sejauh ini karakter wirausaha mulai terlihat dari cara santri mengikuti pelatihan kewirausahaan sehingga diharapkan jumlah pengangguran menurun dan jumlah wirausahawan meningkat. Oleh karena itu, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri Darul Fallah? 2. Bagaimana hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan karakter

wirausaha? 3. Bagaimana hubungan antara karakter wirausaha dengan perilaku wirausaha?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri Darul

Fallah.

4

2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan karakter wirausaha.

3. Menganalisis hubungan antara karakter dengan perilaku wirausaha.

Manfaat Penelitian

Penelitian bermanfaat bagi pondok pesantren lain yang ingin menerapkan sistem pendidikan berbasis pertanian dan kewirausahaan dengan mengacu sistem pendidikan yang talah diterapkan oleh pondok pesantren Darul Fallah mengenai faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lingkup pondok pesantren Darul Fallah, Ciampea Bogor sehingga memiliki batasan dalam mengidentifikasi dan menganalisis hubungan faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri pertanian di tiga bidang yaitu pertanian, perikanan dan peternakan. Peneliti menggunakan alat analisis statistik deskriptif, analisis uji Chi Square dan korelasi Rank Spearman. Populasi dalam penelitian ini adalah santri yang mendapatkan mata pelajaran pertanian terpadu serta melakukan praktek kewirausahaan di pondok pesantren Darul Fallah yaitu sebanyak 92 santri. Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan perilaku seorang santri ketika santri tersebut melaksanakan pelatihan kewirausahaan.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakter Wirausaha

Karakter wirausaha terdiri dari motivasi, orientasi ke depan, memiliki jaringan usaha yang luas, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggap dan kreatif dalam menghadapi perubahan (Azzahra 2009, Saputro 2009 dan Chalimah 2011). Namun menurut Maman (2008) menyebutkan bahwa karakteristik wirausaha terdiri atas hasrat akan tanggung jawab, lebih menyukai risiko menengah, meyakini kemempuannya untuk sukses, hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera, tingkat energi yang tinggi, orientasi masa depan, keterampilan organisasi, menilai prestasi lebih tinggi dari pada uang, komitmen yang tinggi, toleransi terhadap ambiguitas dan fleksibilitas. Hadiyati (2011) dalam jurnal Managemen dan kewirausahaan Vol 13 No 1 dengan judul Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil, menunjukkan bahwa karakter kreativitas dan inovasi pada usaha kecil memiliki pengaruh signifikan terhadap kewirausahaan, namun tingkat inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar. Penelitian Hadiyati menggunakan alat analisis regresi berganda.

Pambudy et al. (2011) dalam penelitian Analisis Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa karakter wirausaha

5

terdiri dari dua unsur utama yaitu kepribadian dan kepercayaan diri. Komponen kepribadian mencakup kebebasan, disiplin diri, dorongan dan keinginan dan kemampuan menghadapi risiko. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa semester mahasiswa IPB berkorelasi dengan perilaku dan karakter mahasiswa dalam menghadapi risiko. Ada kecenderungan semakin tinggi semester mahasiswa tindakannya semakin tinggi, semakin memiliki kebebasan dan keberanian menghadapi risikonya semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi perilaku dan karakter wirausaha mahasiswa IPB adalah semester, angkatan, IPK, uang saku dari orang tua, mengikuti pelatihan dan PKM dan pengalaman berwirausaha. Penelitian Chalimah (2011) yang berjudul Pengaruh Pendidikan Wirausaha Agribisnis Sapi Potong Terhadap Kompetensi Wirausaha Santri menunjukkan hasil penelitian bahwa karakteristik santri meliputi umur, pendidikan formal, pekerjaan orang tua, pelatihan orang tua, pelatihan sebelum masuk pesantren dan motivasi mengikuti pendidikan dapat mempengaruhi kompetensi wirausaha santri, hal tersebut di uji oleh Chalimah (2011) dengan menggunakan uji Korelasi Chi Square dan Rank Spearman. Hasil penelitian Yulia (2011) yang berjudul Analisis Karakteristik Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepemilikan Usaha Mandiri Mahasiswa ITS juga menunjukkan bahwa aspek demografis (umur dan pendidikan) berpengaruh terhadap kewirausahaan. Metode yang digunakan pada penelitian Yulia (2011) adalah analisis regresi logistik biner, sedangkan metode yang digunakan oleh Pambudy et al. (2011) adalah analisis statistik deskriptif, analisis korelasi Chi Square dan Rank Spearman serta analisis Plotter. Penelitian ini memiliki persamaan dalam menganalisis hubungan terhadap karakter wirausaha dengan menggunakan uji Chi-Square dan korelasi Rank Spearman, namun variabel karakter wirausaha yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti teori Marbun (1993) et al. (2000).

Perilaku Wirausaha

Perilaku wirausaha memiliki tiga komponen yaitu sikap wirausaha, pengetahuan wirausaha dan tindakan wirausaha (Azzahra 2009, Fauzah 2013 dan Pambudy et al. 2011). Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik responden, serta analisis korelasi Chi Square dan Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antara karakteristik individu responden dengan perilaku wirausahanya. Hasil peneliti menunjukkan bahwa sebanyak 36 persen responden memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64 persen sangat tinggi pada taraf α 0.05 terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan tindakan wirausaha dan keikutsertaan pada seminar atau pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha (Azzahra 2009). Faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa IPB adalah semester, angkatan, IPK, uang saku dari orang tua, mengikuti pelatihan dan PKM dan pengalaman berorganisasi (Pambudy et al. 2011). Berdasarkan hasil uji Chi Square dan korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa beberapa karakteristik pedagang yang memiliki hubungan nyata dengan unsur-unsur perilaku kewirausahaannya pada taraf α = 0.01 dan α = 0.05 meliputi usia, pendidikan non formal, pengalaman berwirausaha, sumber bahan baku, modal usaha/bulan, penerimaan usaha/bulan, pencatatan keuangan

6

dan jumlah karyawan (Fauzah 2013). Perilaku yang digunakan dalam penelitian ini memiliki batasan yaitu perilaku seorang santri ketika melaksanakan pelatihan kewirausahaan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Wirausaha dan Kewirausahaan Menurut Kasmir (2006) pengertian dari wirausaha adalah orang berjiwa

besar berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausaha dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Sutanto (2002) juga menyatakan bahwa wirausaha adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih dan keinginan berprestasi yang sangat tinggi, bersikap optimis dan kepercayaan terhadap masa depan.

Wirausaha merupakan pihak yang bebas dan mampu hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usaha. Niat untuk membangun wirausaha sebetulnya dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : 1. Ingin membuka lapangan pekerjaan. 2. Ingin mendapatkan penghasilan yang lebih baik. 3. Ingin mengekspresikan kemampuan diri. 4. Ingin mendapatkan kebebasan. Longenecker et al. (2001) mengelompokkan wirausaha menjadi tiga kategori yaitu founders (pendiri perusahaaan), general managers dan franchisee. founders atau pendiri perusahaan dipertimbangkan sebagai wirausaha murni. Pendiri perusahaan dapat berupa investor, pekerja atau pelaku usaha sendiri. Ketika bertindak seorang diri atau bagian dari suatu grup, pendiri perusahaan membawa perusahaan menjadi nyata dengan melakukan survei di pasar, mencari dana dan memberikan fasilitas yang diperlukan. General managers yaitu anggota generasi kedua atau wirausaha lain yang bertindak sebagai administrator bisnis yang membeli atau mendanai suatu perusahaan, lain hal dengan franchisee yaitu wirausaha yang memiliki keterbatasan dalam tingkat kebebasannya karena tuntutan yang diberikan dalam hubungan kontrak kerja dengan organisasi yang bergrak di bidang franchiseee.

Kewirausahaan diartikan sebagai kemauan kuat untuk berkarya dengan semangat mendiri, maupun membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil risiko, kreatif dan inovatif, tekun, teliti dan produktif, berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat. Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis yang diterjemahkan secara harfiah adalah perantara. Secara lebih luas kewirausahaan didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan

7

usaha dan waktu yang diperlukan, menanggung risiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Sunarya (2003) memberikan 6 konsep penting kewirausahaan, yaitu : 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Sanusi 1994)

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker 1959)

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang memperbaiki kehidupan (Zimmerer 1996)

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha (Prawito 1997)

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat memberi nilai lebih

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengombinasikan sumber-sumber melalui cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Perkembangan Karakter Ma’rat dan Kartono (2010) menggambarkan empat fase tahap perkembangan karakter manusia. Keempat fase tersebut, yaitu : 1. Masa anak-anak 0-15 tahun

Perkembangan pada masa ini terlihat dari bidang biologis maupun psikis, dapat dilihat secara nyata, mula-mula pegamatan tersebut masih samar kemudian menjadi halus dan terlihat jelas. Keberlangsungan hidup masih sangat bergantung kepada orang tua, oleh karena itu praktek pendidikan/pengasuhan sangat penting dalam memberikan suatu pemahaman terhadap objek dan hal lainnya.

2. Masa pubertas 13-18 tahun Inti dari periode ini adalah pembentukan identitas diri sendiri. Kesadaran seseorang berkembang lambat, namun pasti. Hal ini biasanya bersamaan dengan adanya konflik dalam situasi keluarga karena remaja mencoba melepaskan diri dari kelompok/keluarga guna membangun identitasnya sendiri. Keluarga memiliki peran penting dalam fase ini, setidaknya ada peraturan yang dapat membuat remaja berfikir positif, selain keluarga kelompok teman sebaya juga sangat membantu dalam pembentukan identitas diri seseorang.

3. Masa dewasa diatas 20 tahun Kedewasaaan dilihat sebagai periode yang stabil. Ukuran stabilitas dalam kedewasaan merupakan pengembangan diri yang optimal. Ia percaya diri, berani memilih. Kemampuan intelektual dalam pencapaian puncak antara 30 dan 40 tahun.

4. Masa tua/usia lanjut diatas 50 tahun Fase perkembangan karakter ini merupakan fase sangat pendek. Banyak pengetahuan dan pengalaman yang sudah diperoleh, namun pada fase ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat, lansia dipandang tinggi. Mereka mewakili kearifan/kebijaksanaan dalam melestarikan tradisi.

8

Karakteristik Santri Santri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) adalah orang yang mendalami agama Islam di pondok pesantren. Santri dalam tradisi pesantren dibedakan menjadi dua yaitu santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap di pondok pesantren, sedangkan santri kalong merupakan santri yang berasal dari sekitar pesantren, yang biasanya tidak menetap di pondok pesantren. Perbedaan pembinaan santri mukim dengan santri kalong hanya terletak pada tempat tinggal dan waktu dalam kegiatan di pondok pesantren. Santri mukim bertempat tinggal di pondok pesantren dan mempunyai waktu di pondok 24 jam. Sedangkan santri kalong berada di pondok ketika terjadi proses pembelajaran.

Karakteristik santri menurut Mahduri (2002) merupakan latar belakang sosial ekonomi serta atribut yang inheren dalam diri santri yang meliputi (1) umur, (2) pendidikan formal, (3) pekerjaan orang tua, (4) pelatihan keterampilan bisnis sebelum masuk pesantren, (5) motivasi santri dalam belajar dan (6) lama tinggal di pesantren, sedangkan karakteristik santri menurut Susilo (2003) meliputi jenis pesantren, usia, jenis kelamin, latar belakang keluarga, lama pendidikan di pondok, motivasi santri, lingkungan pembelajaran pondok, intensitas hubungan kyai dan santri, intensitas membaca, pendidikan sebelum mondok, asal daerah dan suku bangsa. Faktor eksternal meliputi (1) lingkungan belajar di pesantren, (2) materi pembelajaran, (3) tujuan pendidikan, (4) metode pendidikan dan (5) fasilitas pendidikan. Karakter Wirausaha Karakter dalam kamus Poerwadarminta diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter wirausaha dapat digolongkan ke dalam lima golongan besar yaitu motivasi tinggi, orientasi ke depan, memiliki jaringan usaha yang luas, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggap dan kreatif dalam menghadapi perubahan. Zimmerer dan Scarboroug (2002) menyebutkan bahwa karakteristik wirausaha yaitu hasrat akan tanggung jawab, lebih menyukai risiko menengah, meyakini kemampuannya untuk sukses, hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera, tingkat energi yang tinggi, orientasi masa depan, keterampilan organisasi, menilai prestasi lebih tinggi dari pada uang, komitmen yang tinggi, toleransi terhadap ambiguitas dan fleksibilitas. Longenecker et al. (2001) menyatakan bahwa wirausaha yang sukses memiliki empat karakteristik utama, yakni kebutuhan akan keberhasilan, keinginan untuk mengambil risiko, percaya diri dan keinginan kuat untuk berbisnis. Menurut Lupiyoadi (2007), seorang wirausaha mencakup beberapa unsur penting yang satu sama lainnya saling terikait, bersinergi dan tidak terlepas satu sama lain yaitu unsur daya pikir (kognitif), unsur keterampilan (psikomotorik), unsur sikap mental (afektif) dan unsur kewaspadaan (instituitif). Beberapa karakteristik wirausaha yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas, karakteristik yang dijadikan fokus penelitian berdasarkan pendapat Marbun (1993) (2000), yaitu : 1. Percaya diri, memiliki watak kepercayaan, ketidak tergantungan, kepribadian

mantap dan optomis

9

2. Berorientasi tugas dan hasil, memiliki watak kebutuhan atau haus akan prestasi, berorientasi pada laba atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja keras, motivasi, energik dan penuh inisiatif

3. Keberanian terhadap risiko, memiliki watak mampu mengambil risiko dan menyukai tantangan

4. Kepemimpinan, memiliki watak mampu memimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menganggapi saran dan kritik

5. Keorsinilan, memiliki watak inovatif, kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa dan memiliki banyak pengetahuan

6. Berorientasi masa depan, memiliki watak pandangan ke depan dan perspektif. Perilaku Wirausaha Perilaku adalah sebuah proses kegiatan/aktivifitas seseorang yang dapat dilihat. Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam tiga ranah yaitu (1) ranah kognitif atau pengetahuan; (2) ranah afektif atau sikap mental; dan (3) ranah psikomotorik atau keterampilan atau tindakan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1 Perilaku wirausaha

Seorang wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi juga pada gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan usahanya seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil, sedangkan sikap seorang wirausahawan adalah kemauan, kemauan dan memiliki kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya dan Keterampilan adalah kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja. pengamatan perilaku wirausaha oleh Alma (2010), dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha : 1. Wirausaha yang memiliki inisiatif 2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial ekonomi untuk menghasilkan

sesuatu 3. Wirausaha yang menerima risiko atau kegagalan.

perilaku

pengetahuan   sikap keterampilan

10

Menurut Sutanto (2002) ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan wirausaha berkaitan dengan kemampuan menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo 2003). Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab. Rakhmat (2001) mengemukakan lima pengertian sikap yaitu pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Kedua, sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Ketiga, skap lebih menetap. Keempat, sikap mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kelima, sikap timbul dari pengalaman.

Tindakan wirausaha, dalam kamus besar Bahasa Indonesia tindakan didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan atau perbuatan seseorang. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Kerangka Pemikiran Operasional Pondok pesantren Darul Fallah merupakan suatu lembaga pendidikan

keagamaan sekaligus lembaga kemasyarakatan yang memiliki program pendidikan kewirausahaan baik di bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Kurikulum pertanian juga telah diterapkan pondok pesantren Darul Fallah, dimana untuk Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah santri dikelompokkan sesuai dengan minat dan kemampuannya dalam kegiatan pertanian secara menyeluruh. Kewirausahaan tersebut terdiri atas PT. DaFa Agro Mandiri, peternakan terpadu (sapi dan kambing, pemerahan dan pabrik pakan), perikanan air tawar, Organic Farming, biogas dan pengolahan hasil peternakan (susu dan yogurt). Sebagian besar santri yang tinggal di pondok pesantren Darul Fallah. Santri berasal dari beragam latar belakang. Sampai saat ini jumlah santri yang ada di pondok pesantren sekitar 300 santri, rata-rata alumni pondok pesantren mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman kewirausahaan dalam bentuk pengabdian atau terjun langsung ke masyarakat, melakukan usaha sambil melanjutkan pendidikan dan berwirausaha. Kesuksesan dalam wirausaha santri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi faktor internal (karakteristik personal) dan faktor eksternal. Faktor internal dan faktor eksternal yang menjadikan pondok pesantren tersebut

11

memiliki ciri khas sehingga mampu menciptakan kewirausahaan sukses dalam berwirausaha.

Karakteristik personal dari para santri terdiri atas umur, pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan, pengalaman berwirausaha sebelum masuk pesantren dan lama tinggal di pondok pesantren, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan belajar di pondok pesantren, materi pembelajaran, tujuan pendidikan, metode pendidikan dan fasilitas pendidikan. Kedua faktor tersebut menggunakan dasar teori Mahduri (2002) dan Susilo (2003) yang disesuaikan keadaan tempat penelitian, sedangkan karakter wirausaha menggunakan dasar teori Marbun (1993). Dua faktor tersebut akan membentuk karakter dan perilaku wirausaha yang kemudian akan di uji hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal dengan karakter wirausaha, serta hubungan antara karakter wirausaha dengan perilaku wirausaha menggunakan analisis uji Chi Square dan korelasi Rank Spearman. Oleh karena itu, kerangka pemikiran dalam penelitian lebih jelasnya, dapat dilihat dalam Gambar 2.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di pondok pesantren Darul Fallah, berlokasi di Jl.Raya Bogor KM 12, Ciampea 16620, Desa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Tempat penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa Pesantren Darul Fallah merupakan pesantren yang mampu menerapkan pendidikan pertanian terpadu dan kewirausahaan baik di bidang pertanian, perikanan dan peternakan kepada para santri. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2014-Februari 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian terdiri atas data primer dan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer pada penelitian ini berupa hasil yang didapatkan langsung dengan melakukan observasi tempat penelitian, wawancara mendalam dan pengisian angket. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kumpulan-kumpulan literatur atau referensi dan beberapa sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri atas data historis pondok pesantren Darul Fallah, data yang bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS), Kementrian Agama RI, perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor dan literatur lainnya yang relevan dengan objek penelitian.

12

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional analisis faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha santri pertanian Darul Fallah

Faktor Internal (karakteristik personal)

1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Tingkat pendidikan formal 4. Pekerjaan orang tua 5. Pelatihan sebelum masuk

pesantren 6. Lama tinggal di pesantren

Faktor Eksternal

1. Lingkungan belajar di

pesantren 2. Materi pembelajaran 3. Tujuan pendidikan 4. Metode pendidikan 5. Fasilitas pendidikan

Pondok pesantren Darul Fallah

1. Pondok pesantren dengan kurikulum pendidikan pertanian terpadu dan kewirausahaan (pertanian, perikanan dan peternakan)

2. Maju atau unggul di bidang kewirausahaan 3. Jumlah santri mencapai 300 santri, setiap tahunnya mengalami

peningkatan. 4. Alumni : berwirausaha, pengabdian langsung ke masyarakat atau

melanjutkan pendidikan sambil berwirausaha.

Karakter Wirausaha 1. Percaya diri 2. Berorientasi tugas dan hasil 3. Keberanian terhadap risiko 4. Kepemimpinan 5. Keorisinilan 6. Berorientasi masa depan

Perilaku Wirausaha 1. Pengetahuan wirausaha 2. Sikap wirausaha 3. Tindakan wirausaha

13

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

melakukan observasi tempat penelitian, wawancara mendalam dan pengisian angket. Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di tempat penelitian. Waktu observasi dilakukan setiap hari senin hingga sabtu pada pukul 06.00 hingga 07.00 WIB. Wawancara mendalam dilakukan kepada pengurus atau staff pondok pesantren Darul Fallah dan angket dibagikan kepada para santri yang melakukan pelatihan kewirausahaan yang ada di pondok pesantren, baik di bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Penyebaran angket dilakukan pada jam istirahat pelajaran.

Metode Penentuan Responden Populasi pada penelitian ini adalah seluruh santri pondok pesantren Darul

Fallah yang mendapatkan mata pelajaran pertanian terpadu dan mengikuti praktek kewirausahaan. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode sensus dengan mengambil semua populasi. Jumlah responden pada penelitian sebanyak 92 responden.

Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan alat analisis statistik deskriptif dan analisis uji

Chi Square dan korelasi Rank Spearman yang diolah menggunakan SPSS 18.0 for windows dan Microsoft Excel.

Analisis Deskriptif Salah satu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Penelitian ini, analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan faktor internal dan faktor eksternal. Data dan informasi yang berasal dari angket akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel serta dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Karakter dan perilaku wirausaha diklasifikasikan menjadi lima kelas (Tabel 2).

Dalam penelitian ini pemberian tindakan wirausaha dilakukan menggunakan Skala Likert (1, 2, 3, 4 dan 5) dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 0 sedangkan karakter wirausaha, pengetahuan dan sikap wirausaha dilakukan menggunakan Skala Likert (1, 2, 3, 4 dan 5) dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 20.

Tabel 2 Kriteria penilaian skor angket

NO Range skor sikap dan karakter wirausaha Kategori 1 20-36 Sangat tidak sesuai 2 36-52 Tidak sesuai 3 52-68 Sedang 4 68-84 Sesuai 5 84-100 Sangat sesuai

14

Pengolahan data penilaian indikator diatas menggunakan metode rating yang dijumlahkan, yaitu dengan menggunakan skala likert. Rumus yang digunakan berdasarkan Slamet (1993) yaitu

Keterangan n : Batas selang Max : Nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor Min : Nilai minimum yang diperoleh dari jumlah skor ∑k : Jumlah kategori Setelah menentukan batas selang kemudian data diolah dan dikonversi ke angka 100, tujuan dari konversi tersebut untuk mempermudah dalam menentukan skala Likert yang digunakan, barulah semua data dimasukkan dalam aplikasi SPSS 18.0 for windows. Analisis Chi Square dan Rank Spearman

Uji Chi Square digunakan untuk menguji apakah beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak. Uji tersebut berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai distribusi yang sama. Secara umum, uji Chi Square digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. Sedangkan Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat korelasi dua variabel dengan syarat kedua variabel minimal mencapai pengukuran skala ordinal (Firdaus et al. 2011)

Analisis Korelasi Chi Square dan Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik personal dengan karakter wirausaha dan hubungan antara karakteristik personal dengan perilaku wirausaha. Chi-Square

Pengujian digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi, dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 18.0 for windows dan Microsoft Excel.

Rumus :

Dimana : b : banyak kategori variabel X (baris) k : banyak kategori variabel Y (kolom) N: ukuran sampel n ij : banyak objek di baris ke-i (sel ke-ij) pada data sampel n i : banyak obyek pada baris ke-i n j : banyak obyek pada kolom ke-j

15

Rank- Spearman Rank Spearman digunakan jika pengamatan dari dua variabel minimal dalam bentuk skala ordinal. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 18.0 for windows dan Microsoft Excel. Rumus :

Secara deskriptif, nilai Rank Spearman dikategorikan menjadi lima kategori berikut :

1) Bila 0 <|rs|<0.2, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat lemah

2) Bila 0.2 <|rs|<0.4, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi lemah 3) Bila 0.4 <|rs|<0.6, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sedang 4) Bila 0.6 <|rs|<0.8, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi kuat 5) Bila 0.8 <|rs|< 1, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat

kuat

Instrumen Pengukuran Peubah

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data terhadap variabel penelitian yang dipermasalahkan. Dalam ilmu sosial instrument penelitian berupa pertanyaan yang disertai jawaban alternatif atau tanpa jawaban alternatif (Tika 2006). Tabel 3 menunjukkan indikator karakter wirausaha.

GAMBARAN UMUM

Sejarah Singkat Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah merupakan sebuah yayasan yang

terletak di Jalan Raya Bogor – Ciampea Km 12, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Yayasan Pesantren Pertanian (YPP) Darul Fallah ini berdiri berdasarkan Akta Notaris J.L.L. Wenas dengan nomor 12 di Bogor, pada tanggal 9 April 1960 oleh KH. Sholeh Iskandar (Alm) dan KH. Ghaffar Ismail (Alm). Perkampungan pesantren ini merupakan tanah wakaf dari R.H.O Djunaedi yang dibangun mulai bulan Juni 1960 dengan luas areal 26.6 Ha, memanjang dari tepi jalan raya, kampung kebun Eurih hingga kampung gunung Leutik. Nama Darul Fallah secara harfiah dapat diartikan sebagai “Rumah Petani” atau “Kampung Pertanian” sehingga pesantren pertanian Darul Fallah ini menjadi lembaga islam yang ditujukan untuk semua lapisan masyarakat agar dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pertanian dan kewirausahaan. Visi dan Misi pondok pesantren Darul Fallah yaitu : Visi : menjadi lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan kader-kader

generasi muda terbaik bagi bangsa dan umat islam Indonesia. Misi :

16

1. mendidik generasi taqwa, cerdas dan mandiri. 2. mengembangkan sistem pendidikan unggul yang senantiasa relevan dengan

perkembangan zaman. 3. mendorong pemerataan hak dalam pendidikan bagi seluruh lapisan ekonomi

masyarakat.

Table 3 Indikator karakter wirausaha

Karakter Indikator 1. Percaya diri - Kepercayaan (keteguhan)

- Ketidaktergantungan kepada orang lain

- kepribadian mantap - Optimis

2. Berorientasikan tugas dan hasil

- Haus akan prestasi - Berorientasi laba atau hasil - Tekun dan tabah - Tekad, kerja keras, motivasi - Energik - Penuh inisiatif

3. Keberanian terhadap risiko - Mampu mengambil resiko - Suka pada tantangan

4. Kepemimpinan - Mampu memimpin - Dapat bergaul dengan orang lain - Menanggapi saran dan kritik

5. Keorisinilan - Inovatif - Kreatif - Fleksibel - Banyak sumber - Serba bias - Mengetahui banyak

6. Berorientasi ke masa depan - Pandangan ke depan - Perseptif

aSumber : Marbun (1993)

Pendidikan Pertanian Terpadu

Pendidikan pertanian terpadu yang diterapkan pondok pesantren meliputi tiga bidang, yaitu pertanian, perikanan dan peternakan. Komoditas yang ditanam oleh santri ketika melakukan praktek di lahan berbagai macam tanaman hortikultura (bayam, kangkung, selada, timun) serta tanaman umbi-umbian (ubi jalar, singkong, talas) namun penanaman komoditas tersebut disesuaikan dengan kondisi lahan dan cuaca. Budidaya perikanan yang diterapkan meliputi ikan nila, gurame, mujaer dan lele. Kolam budidaya yang ada saat ini mencapai 12 kolam, kolam tersebut terdiri atas dua model kolam, yaitu kolam tanah dan kolam batako. Masing-masing kolam tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Bidang

17

peternakan meliputi pemerahan sapi perah dan kambing etawa. Penerapan pendidikan pertanian terpadu membagi jumlah santri menjadi beberapa kelompok kecil, dimana satu kelompok terdiri atas 10 santri. Kelompok wajib melaporkan semua kegiatan pertanan terpadu mulai dari perencanaan, budidaya, pemanenan, pemasaran dan laporan keuangan kepada pembina atau guru pembimbing. Lahan dari pondok pesantren pertanian Darul Fallah sebagian besar adalah berbukit dengan jenis tanah pH antara 5-7 serta curah hujan rata-rata per tahun > 3000 mm. Sehingga cocok untuk tanaman hortikultura. Lahan pesantren Darul Fallah juga terdiri dari dua blok yaitu blok Lemah Duhur seluas ± 10 Ha dan blok Bukit Darul Fallah seluas ± 16.5 Ha.

Bidang Kewirausahaan Pondok pesantren Darul Fallah sampai saat ini terkenal dengan bidang

kewirausahaan dan pertaniannya, beberapa bidang kewirausahaan yang dimiliki oleh pesantren yaitu PT. DaFa Agro Mandiri, pengolahan susu dan yogurt, pupuk organik dan pabrik pakan. PT. DaFa Agro Mandiri bergerak di bidang budidaya melalui kultur jaringan, beberapa tanaman yang dibudidayakan meliputi tanaman anggrek, zodiak dan pisang. Hasil dari budidaya tanaman tersebut dipasarkan berbagai daerah Jawa dan Sumatra. Pengolahan susu dan yogurt di Darul Fallah mempunyai peluang pasar baik, saat ini unit pengolahan tersebut telah bekerja sama dengan pihak serambi botani IPB dan pupuk organik dengan PT. PERTOKIMIA GRESIK. Proses produksi bidang usaha yang ada di pesantren dilakukan oleh staff dan pihak luar, santri hanya belajar untuk pelatihan dan menambah pengalaman saja, namun untuk alumni bisa mengabdi sekaligus mengikuti dan melaksanakan kegiatan produksi di bidang kewirausahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Internal Karakter wirausaha santri pertanian pondok pesantren Darul Fallah

terbentuk oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pada penelitian ini faktor internal ditentukan oleh karakteristik personal yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, pekerjaan orang tua, pelatihan sebelum masuk pesantren dan lama tinggal di pesantren. Umur

Umur dalam penelitian ini adalah usia hidup santri sejak lahir sampai pelaksanaan pengambilan data. Umur responden berada antara umur 15 tahun hingga 19 tahun. Hal ini karena responden memiliki jenjang pendidikan yang sama pada tingkat Aliyah/SMA. Sebanyak 51 responden atau 55.44% dari total responden berada pada umur antara 15 tahun hingga 16 tahun. Kemudian 40.21% berada pada umur antara 17 tahun hingga 18 tahun dan sisanya 4.35% berada pada umur 19 tahun. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Seharusnya umur

18

normal pada tingkat Aliyah/SMA berada pada umur 16 hingga 18 tahun, hal ini menunjukkan bahwa umur tidak menjadi penghambat bagi seseorang yang ingin menjadi santri pondok pesantren Darul Fallah. Pembentukan pribadi dalam membentuk karakter seorang wirausaha pada kondisi umur muda lebih mudah dibandingkan yang sudah dewasa atau tua.

Tabel 4 Sebaran responden berdasarkan umur

No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 15 -16 51 55.44 2 17 -18 37 40.21 3 19 4 4.35 

Jenis Kelamin Pada penelitian ini responden laki-laki berjumlah 51 atau 55.44% dari total responden sedangkan perempuan berjumlah 41 responden atau 44.56% . Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5. Hal ini mengindikasikan bahwa pondok pesantren Darul Fallah lebih diminati oleh santri laki-laki. Jumlah santri laki-laki memang relatif lebih banyak dibanding santri perempuan. Menurut hasil penelitian Azzahra (2009), laki-laki memiliki kecenderungan lebih besar untuk berwirausaha dikarenakan mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap keluarganya, sehingga motivasi untuk menyejahterakan kehidupan keluarganya menjadi salah satu motivasi berwirausaha bagi kaum laki-laki. Sedangkan perempuan memiliki beberapa faktor yang dapat menghambat mereka dalam berwirausaha antara lain persepsi bahwa berwirausaha akan menyita banyak waktu mereka yang harusnya dialokasikan untuk mengurus dan merawat keluarga (Alma 2010).

Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Laki-laki 51 55.44 2 Perempuan 41 44.56 

Tingkat Pendidikan Formal

Variabel yang diduga mempengaruhi karakter wirausaha santri salah satunya adalah tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan merupakan pendidikan yang ditempuh santri di pondok pesantren Darul Falah. Berdasarkan Tabel 6. Tingkat pendidikan formal responden mulai dari kelas X hingga XII. Sebanyak 39 responden atau 42.40% dari total responden merupakan kelas XII, 33 responden kelas XI dan 20 responden merupakan kelas X. Pengambilan responden dengan semua santri Aliyah dikarenakan santri Aliyah mengikuti mata pelajaran kewirausahaan dan melakukan praktek lapang di tiga bidang, baik pertanian, perikanan serta peternakan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah santri di tingkat Aliyah/SMA pondok pesantren Darul Fallah mengalami penurunan. Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan orang tua merupakan salah satu variabel dalam karakteristik santri, yang dikategorikan menjadi dua yaitu wiraswasta dan non-wiraswasta.

19

Maksud wiraswasta di sini adalah pekerjaan untuk memperoleh penghasilan yang relatif mandiri, tidak bergantung pada pola manajerial pihak lain, seperti pedagang, pengusaha, petani dan nelayan. Non-wiraswasta dalam penelitian ini adalah pekerjaan orang tua seperti pegawai baik PNS maupun pegawai swasta. Berdasarkan Tabel 7 sebanyak 48 responden pekerjaan orang tua santri bekerja sebagai non-wiraswasta dan 44 bekerja sebagai wiraswasta. Hal tersebut karena sebagian besar santri berasal dari daerah Jabodetabek yang mayoritas pekerjaan orang tua santri sebagai PNS. Hal ini mengindikasikan bahwa banyaknya orang tua yang bekerja sebagai non-wiraswasta menginginkan anaknya masuk pondok pesantren Darul Fallah untuk mempelajari ilmu keagamaan, pertanian terpadu dan kewirausahaan. Sebagaian besar responden termotivasi masuk pondok pesantren untuk menjadi seorang pengusaha dikarenakan melihat pekerjaan orang tua mereka yang kurang prospektif untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar dan motivasi untuk memperbaiki taraf hidup keluarga. Menurut Azzahra (2009), wirausaha memang menjanjikan keuntungan yang besar secara financial dan kebebasan untuk mengelola waktu sendiri dibandingkan dengan menjadi menjadi seorang pegawai negeri. Dengan berwirausaha, selain taraf hidup meningkat, seseorang juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan formal

No Tingkat pendidikan formal Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 X 20 21.73 2 XI 33 35.87 3 XII 39 42.40 

Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan pekerjaan orang tua

No Pekerjaan orang tua Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Wiraswasta 44 47,82 2 Non- Wiraswasta 48 52,18 

Pelatihan Kewirausahaan Sebelum Masuk Pesantren Bedasarkan Tabel 8 tingginya jumlah responden yang belum pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan sebelum masuk pesantren sebesar 78.26% dari total responden, mengindikasikan bahwa santri berminat untuk mempelajari lebih mendalam bidang kewirausahaan yang ada di pondok pesantren Darul Fallah baik pertanian, perikanan maupun peternakan serta mendorong yayasan pondok pesantren untuk menerapkan pendidikan berbasis kewirausahaan baik secara teori maupun secara praktek atau lapang, sehingga lulusan santri Darul Fallah dapat menerapkan prakteknya dan mampu menjadi wirausaha.

Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan pelatihan kewirausahaan sebelum masuk pesantren

No Pelatihan kewirausahaan sebelum masuk pesantren

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Belum pernah 72 78,26 2 Pernah 20 21,74 

20

Lama Tinggal di Pesantren Mayoritas responden lama tinggal di pesantren lebih dari dua tahun sebesar 62 responden, 15 responden tinggal di pesantren satu sampai dua tahun dan 15 responden lainnya kurang dari satu tahun. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden kelas XI dan XII mulai tinggal di pesantren sejak tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah/SMP, sedangkan santri baru di kelas X berasal dari sekolah umum, hanya sebanyak 5 santri saja yang melanjutkan ke jenjang pendidikan Aliyah Darul Fallah.

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan lama tinggal di pesantren

No Lama tinggal di pesantren Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 <1 Tahun 15 16,30 2 1-2 Tahun 15 16,30 3 >2 Tahun 62 67,40 

Faktor Eksternal Selain faktor internal faktor lain pembentuk karakter wirausaha adalah

faktor eksternal. Faktor eksternal pada penelitian meliputi lingkungan belajar di pesantren, materi pembelajaran, tujuan pendidikan, metode pendidikan dan fasilitas pendidikan.

Lingkungan Belajar di Pesantren Lingkungan belajar pada penelitian ini diukur dari penilaian santri tentang dukungan keberadaan Koran, perpustakaan, media elektronik (televisi), kegiatan olahraga dan akses internet.

Tabel 10 Rataan hitung skor lingkungan belajar di pesantren

No Keterangan Rataan hitung Kategori 1 Akses internet 52.61 Sedang 2 Penggunaan televisi 70.43 Sesuai 3 Perpustakaan 88.04 Sangat sesuai 4 Koran/media cetak 71.09 Sesuai 5 Lapangan olahraga 75.00 Sesuai Lingkungan belajar di pesantren 71.44 Sesuai

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa rataan hitung skor lingkungan belajar di pesantren sebesar 71.44 yang berada dalam kategori sesuai. Lingkungan belajar di pesantren merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi karakter wirausaha, lingkungan belajar di pesantren dapat diukur dari lima variabel diatas, dimana sebesar 52.61 responden menyatakan sedang dalam penggunaan akses internet, 70.43 sesuai dengan penggunaan televisi, 88.04 sangat sesuai dengan penggunaan perpustakaan, 71.09 sesuai dengan keberadaan koran atau media cetak dan 75.44 sesuai dengan lapangan olahraga. Lingkungan belajar dipesantren

21

dapat mendukung semua kegiatan santri dalam belajar dan membentuk proses karakter santri. Menurut Mar’at dan Kartono (2010) pengkondisian lingkungan sekitar merupakan proses belajar yang penting, dimana karakter dan perilaku seseorang dapat terbentuk dari proses belajar dan lingkungan belajar.

Materi Pembelajaran Materi pembelajaran yang diterapkan oleh pondok pesantren Darul Fallah meliputi pelajaran keagamaan, pelajaran umum, kewirausahaan dan pertanian terpadu. Tabel 11 menunjukkan bahwa materi pembelajaran yang diterapkan pondok pesantren Darul Fallah sesuai dengan skor rataan hitung sebesar 78.74. Sebesar 82.79 responden merasa sesuai dengan materi pembelajaran keagamaan. 87.31 sangat sesuai dengan materi pendidikan umum, 89.67 sangat sesuai dengan materi kewirausahaan, 85.00 sangat sesuai dengan materi pertanian terpadu dan 47.95 tidak sesuai dengan materi mesin dan perbengkelan. Hal ini mengindikasikan bahwa materi pembelajaran di pondok pesantren berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang harapkan para santri. Materi umum, kewirausahaan dan pertanian terpadu didapatkan oleh semua santri baik Tsanawiyah/SMP maupun Aliyah/SMA namun santri Tsanawiyah hanya belajar secara teori sedangkan Aliyah belajar secara teori dan praktek atau lapang. Adapun jadwal pembelajaran di pondok pesantren mulai pada hari senin hingga sabtu pukul 08.00 hingga jam 15.00 WIB sedangkan jadwal lapang kewirausahaan pertanian terpadu pada hari senin hingga sabtu pukul 06.00 hingga 07.00 WIB dan setiap hari Rabu pukul 15.30 hingga 17.30 WIB. Para responden menyatakan bahwa materi kewirausahaan dan pertanian terpadu yang didapat sangat bermanfaat. Materi pelajaran umum yang diterapkan pondok pesantren Darul Fallah tidak jauh berbeda dengan pelajaran-pelajaran yang diterapkan oleh sekolah lain pada umumnya, sedangkan materi keagamaan yang diterapkan meliputi pelajaran fiqih, hadits, nahwu serta pendalaman bahasa arab.

Tabel 11 Rataan hitung skor materi pembelajaran

No Keterangan Rataan hitung Kategori 1 Keagamaan 82.79 Sesuai 2 Pendidikan umum 87.31 Sangat sesuai 3 Kewirausahaan 89.67 Sangat sesuai 4 Pertanian terpadu 85.00 Sangat sesuai 5 Mesin dan perbengkelan 47.95 Tidak sesuai Materi pembelajaran 78.74 Sesuai

Tujuan Pendidikan Pondok pesantren Darul Fallah merupakan pondok pesantren pertanian yang modern, selain pendidikan agama para santri juga belajar ilmu pengetahuan umum serta kewirausahaan pertanian terpadu, yang dilaksanakan secara kontinyu bersama pembina santri. Tabel 12 menunjukkan bahwa rataan hitung skor tujuan pendidikan responden adalah 75.44 yang termasuk dalam kategori sesuai. Tujuan pendidikan dalam mewujudkan pribadi beriman, berilmu dan berakhlak islam termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan rataan hitung skor sebesar 90.00,

22

menegakkan agama islam sebesar 67.82 termasuk dalam kategori sedang, membina kehidupan diri pribadi, keluarga dan masyarakat sebesar 77.17 dan memajukan pendidikan dan dakwah islam 69.57 termasuk dalam kategori sesuai dan membangun agama dalam masyarakat 72.60 termasuk dalam kategori sesuai. Tujuan pendidikan yang diterapkan pondok pesantren menunjukkan sesuai dengan harapan, baik tujuan duniawi maupun akhirat. Berdasarkan data alumni bahwa lulusan pondok pesantren mampu menjadi pengusaha, menciptakan lapangan usaha baik dalam skala usaha mikro maupun usaha menengah. Tidak ada paksaan untuk lulusan darul fallah menjadi pengusaha, alumni bebas untuk memilih tujuan setelah lulus dari pesantren apakah akan melanjutkan ke jenjang pendidikan kuliah atau menjadi pengusaha. Adapula alumni yang melakukan pengabdian di pondok pesantren sebagai guru sekolah maupun pendamping atau pembimbing asrama.

Tabel 12 Rataan hitung skor tujuan pendidikan

No Keterangan Rataan hitung Kategori 1 Pribadi beriman, berilmu dan berakhlak

islam 90.00 Sangat sesuai

2 Menegakkan agama 67.82 Sedang 3 Membina kehidupan diri pribadi,

keluarga dan masyarakat 77.17 Sesuai

4 Memajukan pendidikan dan dakwah islam

69.57 Sesuai

5 Membangun agama dalam masyarakat 72.60 Sesuai tujuan pendidikan 75.44 Sesuai

Metode Pendidikan Metode pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren Darul Fallah meliputi metode tanya jawab atau diskusi, pelatihan kewirausahaan dari pihak luar, hafalan surat pendek dan al-quran, pelatihan pertanian terpadu dan magang. Tabel 13 menunjukkan bahwa skor nilai rataan hitung metode pendidikan sebesar 80.39 yang masuk dalam kategori sesuai. Sebesar 85.22 rataan hitung skor responden termasuk dalam kategori sangat sesuai terhadap metode diskusi atau tanya jawab dan sebesar 88.04 terhadap pelatihan kewirausahaan dari pihak luar. 64.78 skor nilai rataan hitung dalam kategori sedang terhadap metode hafalan surat pendek dan alquran, 72.39 terhadap pelatihan dan praktek pertanian terpadu dan 91.52 sangat sesuai terhadap metode magang. Magang menjadi salah satu persyaratan wajib dalam memperoleh ijazah dan syahadah, karena pesantren berbasiskan kewirausahaan sehingga setiap santri wajib mendapatkan metode magang, namun metode ini hanya diperoleh santri ketika duduk di kelas XI. Fasilitas Pendidikan Berbagai fasilitas telah tersedia di pondok pesantren Darul Fallah meliputi lahan pertanian, asrama putra-putri, gedung perbengkelan mesin dan perbengkelan, gedung aula dan sarana penunjang (ruang kelas, laboratorium IPA, bahasa dan kultur jaringan). Berdasarkan skor rataan hitung, menunjukkan bahwa sebesar 75.30 fasilitas pendidikan yang ada di pondok pesantren termasuk dalam

23

kategori sesuai. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14. Sebesar 72.82 sesuai terhadap fasilitas lahan pertanian, 72.83 sesuai terhadap fasilitas asrama, 81.96 sesuai terhadap fasilitas gedung aula dan 83.91 sesuai terhadap fasilitas sarana penunjang pendidikan dan 65.00 masuk dalam kategori sedang terhadap fasilitas gedung mesin dan perbengkelan. Artinya bahwa penggunaan fasilitas yang ada di pesantren dapat dipergunakan secara leluasa oleh responden. Gedung mesin dan perbengkelan pada awalnya khusus hanya digunakan oleh santri khusus, namun dengan berjalannya waktu santri yang berminat di mesin dan perbengkelan menurun dan akhirnya tidak diterapkan lagi dalam pendidikan pesantren. Oleh karena itu, gedung perbengkelan dijadikan tempat gudang pabrik pakan dan boleh digunakan praktek oleh para santri.

Tabel 13 Rataan hitung skor metode pendidikan

No. Keterangan Rataan Hitung Kategori 1 Tanya jawab/diskusi 85.22 Sangat sesuai 2 Pelatihan dari pihak luar 88.04 Sangat sesuai 3 Hafalan surat pendek dan alquran 64.78 Sedang 4 Pelatihan pertanian 72.39 Sesuai 5 Magang 91.52 Sangat sesuai Metode pendidikan 80.39 Sesuai

Tabel 14 Rataan hitung skor fasilitas pendidikan

No Keterangan Rataan Hitung Kategori 1 Lahan pertanian 72.82 Sesuai 2 Asrama 72.83 Sesuai 3 Mesin dan perbengkelan 65.00 Sedang 4 Gedung aula 81.96 Sesuai 5 Sarana penunjang pendidikan 83.91 Sesuai Fasilitas pendidikan 75.30 Sesuai

Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal dengan Karakter Wirausaha

Faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan karakter wirausha yaitu lama tinggal di pesantren dengan kepemimpinan, jenis kelamin dengan kepemimpinan, pekerjaan orang tua dengan keorisinilan dan berorientasi masa depan, pelatihan kewirausahaan sebelum masuk pesantren dengan berorientasi masa depan, lingkungan belajar di pesantren dengan berorientasi masa depan, materi pembelajaran dengan kepemimpinan, metode pendidikan dan tujuan pendidikan dengan keberanian terhadap risiko serta fasilitas pendidikan dengan berorientasi masa depan. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan karakter wirausaha adalah uji korelasi Chi Square dan Rank Spearman dengan taraf nyata α = 0.05. Uji Chi Square digunakan untuk data dalam bentuk nominal, variabel tersebut meliputi jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan pelatihan kewirausahaan sebelum masuk pesantren, sedangkan Rank

24

Spearman digunakan untuk data dalam bentuk ordinal, meliputi umur, tingkat pendidikan formal, lama tinggal di pesantren, lingkungan belajar di pesantren, materi pembelajaran, tujuan pendidikan dan fasilitas pendidikan. Data dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Uji Chi-Square dan korelasi Rank Spearman hubungan faktor internal

dan eksternal dengan karakter wirausaha Faktor internal dan faktor eksternal Karakter wirausaha

Kepercayaan diri

Berorientasi tugas

Risiko Kepemimpinan Keorisinilan Masan depan

Lama tinggal Korelasi 0.020 -0.057 0.045 -0.219* -0.134 -0.067 p-value 0.853 0.591 0.674 0.036 0.202 0.527 Jenis kelamin Chi-square 0.015 0.032 0.095 8.270* 0.149 7.744 p-value 0.887 0.761 0.369 0.009 0.158 0.052 Pekerjaan ortu Chi-square 2.703 5.792 2.366 1.388 9.870* 8.639* p-value 0.440 0.122 0.500 0.500 0.020 0.034 Pelatihan Chi-square 0.033 0.046 0.010 0.058 0.019 0.240* Kewirausahaan p-value 0.757 0.664 0.927 0.584 0.859 0.021 Lingkungan Korelasi -0.040 -0.006 0.097 0.032 0.137 0.222* Belajar p-value 0.703 0.954 0.358 0.760 0.192 0.034 Materi Korelasi 0.098 -0.060 0.007 0.205* -0.016 0.180 Pembelajaran p-value 0.355 0.571 0.947 0.050 0.882 0.086 Metode pendidikan korelasi 0.100 -0.087 0.211* 0.195 0.181 0.199 p-value 0.344 0.408 0.043 0.063 0.085 0.057 Tujuan pendidikan Korelasi 0.028 -0.033 0.249* 0.119 0.180 0.200 p-value 0.791 0.752 0.017 0.257 0.086 0.055 Fasilitas Korelasi 0.092 -0.110 0.182 0.097 0.050 0.223* Pendidikan p-value 0.381 0.295 0.082 0.356 0.634 0.032

N 92 92 92 92 92 92

Faktor Internal

Berdasarkan nilai p-value pada taraf α = 0.05 bahwa faktor lama tinggal di pesantren dengan kepemimpinan berkorelasi signifikan, kedua variabel berkorelasi lemah dan berkorelasi berlawanan arah (negatif), artinya bahwa semakin lama responden tinggal di pesantren maka karakter kepemimpinan akan cenderung semakin rendah. Penurunan karakter kepemimpinan tersebut terlihat dalam kegiatan organisasi pondok, dimana santri kelas XII sudah tidak diperbolehkan masuk organisasi tersebut. Semua jabatan dialihkan kepada santri kelas XI, begitu pula dalam penentuan ketua kelompok praktek pertanian. Praktek lapang pertanian terpadu dibedakan berdasarkan kelompok dimana setiap kelompok terdapat ketua yang kedepannya ketua tersebut akan membimbing anggotanya dalam pelaksanaan usaha dan biasanya yang menjadi ketua adalah santri yang duduk di kelas XI. Santri kelas XII hanya diperbolehkan ikut praktek saja namun tidak menjadi bagian anggota kelompok, hal tersebut difokuskan kepada santri tingkat akhir untuk belajar mempersiapkan ujian akhir Nasional, ujian akhir Madrasah dan pesantren.

Faktor jenis kelamin dengan karakter kepemimpinan berkorelasi signifikan pada taraf nyata α = 0.05. Karena faktor jenis kelamin memiliki hubungan maka ketika ada pelatihan atau seminar kewirausahaan maka sebaiknya laki-laki dan perempuan dipisahkan, karena akan berhubungan nyata terhadap karakter kepemimpinan. Berdasarkan fakta bahwa pondok pesantren Darul Fallah untuk santri putra dan santri putri dipisah baik dari segi asrama, kegiatan pembelajaran serta kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Setiap asrama memiliki ketua dan struktur organisasi masing-masing, hal tersebut guna melatih sifat kepemimpinan dan belajar mempertanggung jawabkan amanah yang diberikan pembina asrama.

25

Karakter kepemimpinan dapat dimiliki oleh berbagai kalangan santri, baik laki-laki maupun perempuan. Karena saat ini telah banyak perempuan menjadi pemimpin dan sukses dalam berwirausaha menjadi seorang women entrepreneur.

Pekerjaan orang tua dengan karakter keorisinilan berkorelasi signifikan. Artinya pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi karakter wirausaha responden, responden dengan pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta mayoritas memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih di bidang usaha dibandingkan responden dengan pekerjaan orang tua sebagai non wiraswasta, sehingga ada kecenderungan orang tua akan mengarahkan anaknya dapat bersaing dalam dunia bisnis dan menciptakan inovasi baru. Orang tua sebagai wiraswasta bekerja mandiri, kemandirian dan fleksibilitas yang ditularkan oleh orang tua akan melekat dalam diri anak-anaknya sejak kecil. Keorisinilan responden terbentuk adanya respon yang baik dari orang tua, orang tua memberikan motivasi, pengarahan, serta contoh pengalaman yang pernah dirasakan orang tua. Pelatihan kewirausahaan sebelum masuk pesantren berkorelasi signifikan terhadap karakter berorientasi masa depan pada taraf nyata 0.05. Bentuk orientasi masa depan responden sebagian besar ingin menjadi seorang pengusaha, santri memanfaatkan dengan baik peluang pelatihan kewirausahaan yang telah diterapkan oleh pondok pesantren, meskipun mayoritas responden belum pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan. Santri berniat untuk mempelajari pelatihan kewirausahaan secara mendalam, baik segi teori maupun praktek. Responden dilatih bagaimana merencanakan, mengatur serta mengontrol praktek kewirausahaan di praktek pertanian terpadu, baik kegiatan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Faktor Eksternal

Selain faktor internal di atas, faktor eksternal yang berkorelasi signifikan terhadap karakter wirausaha yaitu lingkungan belajar di pesantren berkorelasi dengan karakter berorientasi masa depan, kedua variabel berkorelasi lemah dan berkorelasi searah (positif), berarti semakin tinggi atau baik lingkungan belajar di pesantren maka cenderung semakin tinggi pula karakter berorientasi masa depan. Bentuk orientasi masa depan santri sebagai seorang pengusaha didukung lingkungan belajar di pesanten, mulai dari penggunaan akses internet, keberadaan perpustakaan, media cetak lainnya untuk kegiatan pertanian terpadu dan kewirausahaan meliputi penentuan harga di pasar, teknik bududaya, perkembangan dan pertumbuhan tren komoditas dan informasi terkait pertanian dan kewirausahaan. Nitisusastro (2010) menyebutkan bahwa lingkungan menentukan kebebasan kepada anak-anak untuk memilih dan menentukan masa depan mereka sendiri. Penelitian Arifin (2008) juga menyebutkan bahwa lingkungan adalah sarana untuk mengembangkan fitrah (potensi) manusia. Potensi tersebut merupakan faktor pembawaan sejak manusia lahir yang bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Apabila lingkungan lebih kondusif untuk mengembangkan fitrah secara maksimal, akan terjadi perkembangan yang positif. Sebaliknya, jika lingkungan bersifat destruktif, maka akan terjadi perkembangan yang negatif. Materi pembelajaran berkorelasi signifikan dengan karakter kepemimpinan, keduanya berkorelasi lemah dan searah, berarti semakin tinggi atau baik materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru maka semakin tinggi karakter

26

kepemimpinan. Motivasi dari alumni Darul Fallah yang sukses sebagai pengusaha sesekali disampaikan untuk mendorong keinginan santri untuk berwirausaha, serta mampu menjadi pemimpin dalam merencanakan, mengatur dan mengelola suatu usaha atau bisnis. Seiring pemberian materi pembelajaran yang diterapkan maka pengetahuan dan pengalaman santri akan semakin baik dari segi keagamaan, pendidikan umum, pertanian terpadu dan kewirausahaan. Metode pendidikan dan tujuan pendidikan berkorelasi signifikan dengan karakter keberanian terhadap risiko pada taraf nyata 0.05, variabel berkorelasi lemah dan searah (positif), yakni bila metode pendidikan dan tujuan pendidikan semakin baik maka karakter keberanian responden terhadap risiko akan cenderung baik pula. Keberanian terhadap risiko terlihat dalam pelaksanaan praktek pertanian terpadu, dimana santri mencoba melakukan teknik budidaya baru, walaupun belum tentu berhasil namun mereka berani mengambil risiko tersebut. Bagi mereka melakukan sesuatu yang baru merupakan suatu tantangan dalam menerapkan pengetahuan yang sudah didapatkan ketika belajar teori. Dugaan kedua variabel tersebut berkorelasi dengan karakter keberanian terhadap risiko karena metode yang diterapkan pesantren mampu mendorong mewujudkan ide dan imajinasi santri dari pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan, teutama pada metode magang, santri akan lebih mengetahui bagaimana teknik atau strategi pengusaha dalam menghadapi suatu peluang usaha, serta didukung oleh tujuan pendidikan pesantren dalam mencetak generasi wirausaha muda. Fasilitas pendidikan merupakan sarana dan prasarana yang penting dalam menunjang keberhasilan pendidikan. Pengajaran akan lebih sukses menurut Daulay (2007) apabila peserta didik terlibat secara fisik dan psikis. Fasilitas pendidikan berkorelasi signifikan dengan karakter berorientasi masa depan. Kedua variabel berkorelasi lemah dan searah (positif), bila fasilitas pendidikan pesantren semakin tinggi atau baik maka orientasi santri terhadap masa depan semakin tinggi pula. Adanya fasilitas yang sudah tersedia menjadikan santri lebih tercukupi dalam melakukan segala aktifitas kewirausahaan baik dari segi lahan pertanian, penunjang dan pemasaran sehingga santri mempunyai peluang usaha untuk bersaing di masa depan.

Hubungan Antara Karakter Wirausaha dengan Perilaku Wirausaha

Perilaku wirausaha yang dimaksud dalam hal ini adalah penilaian santri dalam melakukan pelatihan kewirausahaan yang diterapkan oleh pondok pesantren Darul Fallah. Berdasarkan hasil uji korelasi Chi Square dan Rank Spearman pada taraf α = 0.05 diketahui bahwa karakter yang berhubungan dengan perilaku wirausaha yaitu berorientasi tugas dan hasil dengan sikap dan pengetahuan wirausaha, keberanian terhadap risiko dengan pengetahuan wirausaha, kepemimpinan dengan pengetahuan wirausaha, keorisinilan dengan sikap wirausaha dan berorientasi masa depan dengan sikap, pengetahuan dan tindakan wirausaha. Hasil output dapat dilihat pada Tabel 16.

27

Tabel 16 Uji Chi-Square dan korelasi Rank Spearman hubungan karakter wirausaha dengan perilaku wirausaha Sikap

Wirausaha Pengetahuan Wirausaha

Tindakan Wirausaha

Berorientasi tugas Korelasi 0.223* 0.212* Chi-square 0.006 dan hasil p-value 0.033 0.042 p-value 0.954 Keberanian Korelasi 0.154 0.239* Chi-square 0.033 terhadap risiko p-value 0.142 0.022 p-value 0.757 Kepemimpinan Korelasi 0.178 1.000* Chi-square 0.065 p-value 0.090 0.000 p-value 0.536 Keorisinilan Korelasi 0.239* 0.066 Chi-square 0.262* p-value 0.022 0.532 p-value 0.012 Berorientasi Korelasi 0.274* 0.174* Chi-square 0.235* masa depan p-value 0.008 0.097 p-value 0.024 N 92 92 92

Karakter berorientasi tugas dan hasil berkorelasi signifikan dengan sikap

dan pengetahuan wirausaha, hubungan korelasi lemah dan searah (positif). Artinya, semakin tinggi orientasi responden terhadap tugas dan hasil maka semakin tinggi sikap dan pengetahuan wirausaha. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan dari berbagai tugas atau pengalaman ketika melakukan praktek kewirausahaan akan berpengaruh terhadap sikap wirausaha responden baik dalam menemukan peluang usaha, menerima tantangan, mempengaruhi orang lain dan pemecahan masalah. Pengetahuan responden juga bertambah dengan adanya informasi yang diperlukan ketika proses perencanaan berlangsung.

Keberanian terhadap risiko berkorelasi signifikan dengan pengetahuan wirausaha pada taraf nyata 0.05, kedua variabel berkorelasi lemah dan searah, yakni bila keberanian responden terhadap risiko semakin tinggi maka tindakan responden semakin tinggi pula. Santri yang menyukai tantangan atau berani menghadapi risiko akan bertindak seolah menjadi seorang pengusaha. Berani mengatur dan merencanakan praktek pertanian terpadu dan kewirausahaan, suka mengunjungi pameran tentang kewirausahaan dan berdiskusi dengan alumni yang sukses berwirausaha. Dugaan adanya korelasi kedua variabel, bahwa responden yang berani terhadap risiko dan tantangan mampu menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dari berbagai kegiatan yang dilakukan.

Karakter kepemimpinan dengan pengetahuan wirausaha berkorelasi signifikan. Kedua variabel berkorelasi sangat kuat dan searah, berarti semakin tinggi karakter kepemimpinan maka pengetahuan responden semakin tinggi pula. Hal tersebut dikarenakan seringnya responden menjadi pemimpin dalam berbagai kegiatan di pondok pesantren, dimana responden mengetahui kondisi serta bagaimana sikap yang harus dilakukan ketika ada suatu masalah, sehingga dari karakter kepemimpinan tersebut dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.

Keorisinilan berkorelasi signifikan dengan sikap wirausaha. hubungan korelasi keduanya lemah dan searah (positif), yakni semakin tinggi keorisinilan responden maka semakin tinggi pula sikap wirausaha. Bentuk keorisinilan santri yaitu mampu menciptakan inovasi baru dan memiliki banyak sumber yang akhirnya ide diterapkan dalam praktek pertanian terpadu dan kewirausahaan. Berorientasi masa depan berkorelasi signifikan dengan sikap, pengetahuan dan

28

tindakan wirausaha pada taraf nyata 0.05. berorientasi masa depan dengan pengetahuan memiliki korelasi sangat lemah, sedangkan dengan sikap dan tindakan berkorelasi lemah dan searah (positif), bila semakin tinggi orientasi masa depan responden maka semakin tinggi pula sikap, pengetahuan dan tindakan wirausaha. Orientasi masa depan responden sebagai pengusaha mendorong bakat dan kemauan dalam bersikap, bertindak dan pengetahuannya terkait bidang usaha yang diterapkan pondok pesantren. Sikap wirausaha meliputi rasa ingin tahu responden terkait kewirausahaan, mencoba hal baru, membuat inovasi baru, suka menerima tantangan dan ingin tampil beda dengan yang lain, adanya kecenderungan berpresepsi dan berpikir dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ngingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala dan sebagainya, sedangkan tindakan merupakan sesuatu yang dilakukan atau perbuatan seseorang yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Karakter wirausaha santri Darul Fallah dibentuk oleh dua faktor yaitu faktor internal (karakteristik personal) dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi umur, tingkat pendidikan formal, lama tinggal di pesantren, jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan pelatihan kewirausahaan sebelum masuk pesantren sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan belajar di pesantren, materi pembelajaran, tujuan pendidikan, metode pendidikan dan fasilitas pendidikan.

2. Variabel umur pada faktor internal tidak berkorelasi signifikan dengan karakter wirausaha berdasarkan nilai p-value pada taraf α = 0.05, sedangkan variabel lain dan faktor eksternal berkorelasi signifikan, namun dari variabel lama tinggal di pesantren memiliki korelasi berlawanan arah (negatif).

3. Karakter wirausaha pada variabel berorientasi masa depan berkorelasi signifikan dengan perilaku wirausaha, baik komponen sikap, pengetahuan dan tindakan wirausaha, serta karakter kepemimpinan memiliki korelasi sangat kuat terhadap komponen pengetahuan wirausaha.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat disampaikan yaitu :

1. Pondok pesantren dapat membentuk karakter wirausaha santri dengan mendorong dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan, karakter kepemimpinan akan memiliki hubungan sangat kuat terhadap pengetahuan wirausaha.

2. Perlu adanya penambahan komputer dan perbaikan akses internet untuk menunjang lingkungan belajar santri dalam hal pertanian terpadu dan kewirausahaan.

29

DAFTAR PUSTAKA

Alma B. 2010. Kewirausahaan. Bandung (ID): Alfabeta Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner. Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara. Azzahra R. 2009. Perilaku Wirausaha mahasiswa IPB peserta PKMK dan PKMM.

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Penduduk Indonesia menurut jenis kegiatan

Februari 2009 - Februari 2013. Jakarta : BPS pusat Daulay HP. 2007. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Chalimah D. 2011. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap potensi

wirausaha santri pada usaha sapi potong. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Departemen Agama RI. 2003. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta (ID): Dirjen Kelembagaan Agama Islam/Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia. 2008. Data Pesantren. [Internet]. [diunduh 2013 November 12]. Tersedia pada: http://www.pondokpesantren.net/

Fauzah R. 2013. Perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda pecel lele kerukunan keluarga besar Siman Jaya (KKBSJ) di Jakarta. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Firdaus M, Harmini, Afendi MF. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): PT. Penetbit IPB Press

Hadiyati E. 2011. Kreativitas Dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan kewirausahaan. Vol 13(01)

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta (ID): PT. Grafindo Persada Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-2.

Jakarta (ID): Balai Pustaka. Longenecker JG, Moore CW, Petty JW. 2001. Kewirausahaan, Manajemen

Usaha Kecil. Jakarta (ID): Salemba Empat Lupiyoadi R. 2007. Entrepreneurship: from Mindset to Strategy. Jakarta (ID):

Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Mahduri A. 2002. Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Ummat. Jakarta (ID):

INCIS dan Dirjen Kelembagaan Agama Islam/Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren.

Maman U. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetensi wirausaha santri di beberapa pesantren di Jawa Barat dan Banten. [disertasi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor

Mar’at S dan Kartono LI. 2010. Perilaku Manusia. Bandung (ID): PT Refika Aditama

Marbun BN. 1993. Kekuatan dan Kelemahan Pengusaha Kecil. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo

Nitisusastro M. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Bandung (ID) : Alfabeta

30

Notoatmojo S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta (ID): Rineka Cipta Pambudy R, Priatna WB, Burhanuddin, Rosiana N. 2011. Analisis perilaku

wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor. [laporan akhir penelitian unggulan departemen agribisnis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor

Rakhmat J. 2001. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung (ID): Remaja Rosda Karya

Saputro DS. 2009. Analisis karakteristik wirausaha peternak kambing perah di Kabupaten Bogor Jawa Barat. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Slamet Y. 1993. Analisis Kuantitatif untuk Data Sosial. Solo (ID): Dabara publisher

Sunarya. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta (ID): Salemba Empat

Susilo A. 2003. Strategi Adaptasi Pondok Pesantren. Jakarta (ID): Kucica Sutanto A. 2002. Kewiraswastaan. Jakarta : Ghalia Indonesia Tika MP. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara Yulia M. 2011. Analisis karakteristik mahasiswa dan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kepemilikan usaha mandiri mahasiswa ITS. [skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi November Sepuluh.

Zimmerer TW, Scarborough NM. 2002. Pentingnya Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta (ID) : Prenhallindo

I.

SSarjana dsedang m

Sucapkan

Lampiran

HUBUN

No Respon Berilah tan A. Faktor

1. Na2. Um3. Tin4. Lam5. Jen6. Pek

7. Pelseb

B.Faktor E

Isilah kolopernyataanKeterangan

NilNilNilNilNil

No Perny

1. Saya d

Saya Anisatudepartemen Amelakukan peSaya sangat terima kasih

1 Angket

NGAN FAKTS

nden :

nda (X) pad

Internal (Kamamurngkat Pendidma tinggal dnis Kelamin kerjaan Ortu

latihan kewirbelum masuk

Eksternal

om berikut n berikut ini sn :

lai 1 = Sangalai 2 = Tidaklai 3 = Sedanlai 4 = Sesualai 5 = Sanga

yataan Lingk

dapat mengg

un Faizza (HAgribisnis, Fengambilan d

berharap kh atas bantua

ANGTOR-FAKTSANTRI PE

da jawaban A

Karakteristik

dikan formaldi pesantren

u

rausahaan k pesantren

dengan tandsesuai pendap

at tidak sesuak sesuai ng ai at sesuai

kungan belajgunakan Inter

H34100124),Fakultas Ekodata yang ak

kesediaan annnya.

LAMPIR

GKET PENTOR PEMBERTANIAN

Anda terkai

k Personal)

da ceklist (pat Anda.

ai

jar di pesanrnet setiap m

, mahasiswaonomi dan Mkan digunakannda dalam m

RAN

NELITIANENTUK KADARUL FA

Ta

it pertanyaa

:............:............: ...........: ...........: ( )LK : ( ) wir ( ) non

: ( ) belu ( ) pern jika pe (.........

(√) pada set

ntren (Penunminggu

a tingkat akhManajemen, IP

n dalam pemmengisi angk

ARAKTER ALLAH

anggal :

an-pertanya

....................

....................

.........(Tahun

........ (Bulan( )PR

raswasta n-wiraswasta

um pernah nah,

ernah berapa ..)

tiap angka

1 njang Santri

hir pada progPB. Saat ini

mbuatan skripket ini dan

WIRAUSA

aan di bawah

....

..... n) n)

a

kali pelatiha

pada perny

2 3 i)

31

gram saya

psi. saya

HA

h ini.

an

ataan-

4 5

32

II. Karakter Wirausaha Isilah kolom berikut dengan tanda ceklist (√) pada setiap angka pada pernyataan-pernyataan berikut ini sesuai dengan karakter Anda. Keterangan :

Nilai 1 = Sangat tidak sesuai Nilai 2 = Tidak sesuai

2. Saya tidak diperbolehkan menonton TV ketika hari libur 3. Saya bebas untuk membaca buku di Perpustakaan 4. Saya menambah wawasan dari Koran/media cetak

5. Saya tidak dapat berolahraga di tempat lapangan olahraga.

Materi pembelajaran 1. Saya belajar tentang hal-hal terkait Kepesantrenan (Spiritual)

2. Pendidikan Umum yang Saya peroleh dapat menambah ilmu pengetahuan

3. Saya belajar ilmu Kewirausahaan di pondok pesantren 4. Saya mengetahui tentang Pertanian secara luas, baik bidang

pertanian, peternakan dan perikanan.

5. Bagi Saya tidak begitu penting mempelajari tentang mesin dan perbengkelan

Tujuan pendidikan 1. Bagi Saya dengan pendidikan dapat Terbentuknya pribadi

beriman,berilmu dan berakhlaq Islam

2. Saya belum bisa menegakkan agama 3. Dengan pendidikan Saya mampu membina kehidupan diri

pribadi, keluarga dan masyarakat.

4. Saya dapat memajukan pendidikan dan dakwah Islam untuk membentuk generasi baru yang berilmu dan bertakwa

5. Saya tidak berperan aktif dalam pembangunan agama, bangsa dan negara.

Metode pendidikan 1. Saya selalu diberi kesempatan bertanya oleh guru ketika

belajar di kelas.

2. Bagi Saya training atau pelatihan yang diberikan oleh pembicara dari luar dapat menambah wawasan baru.

3. Saya selalu hafalan surat-surat pendek setiap hari 4. Saya belajar pelatihan secara langsung untuk menerapkan

teori yang sudah dipelajari

5. Saya tidak wajib untuk ikut Magang usaha Fasilitas pendidikan

1. Bagi Saya, Sarana belajar (Kelas, Lab. Bahasa, Lab. Komputer, Lab. IPA) sangat mendukung pendidikan.

2. Saya senang tinggal di Asrama. 3. Saya tidak dapat menggunakan ruang perbengkelan, kecuali

santri yang masuk bidang mesin dan perbengkelan.

4. Saya dapat menggunakan gedung aula serba guna untuk melakukan kegiatan.

5. Saya mendapatkan bagian lahan pertanian setiap belajar kewirausahaan untuk usaha.

33

Nilai 3 = Sedang Nilai 4 = Sesuai Nilai 5 = Sangat sesuai

No Pernyataan 1 2 3 4 5 Kepercayaan Diri

1. Saya merasa banyak bergantung pada orang lain. 2. Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya sampai selesai

sebelum memulai pekerjaan baru.

3. Saya menilai kualitas suatu produk secara apa adanya, jika jelek akan saya katakan jelek.

4. Saya mudah terpancing amarah ketika berhadapan dengan masalah yang sulit.

5. Saya terbiasa untuk tampil dan berbicara di depan khalayak ramai (public speaking).

Berorientasi Tugas dan Hasil 1. Saya selalu menunggu orang lain melakukan pekerjaan

terlebih dahulu

2. Saya merasa bahwa uang hanyalah simbol prestasi karena motivasi saya adalah prestasi

3. Saya selalu ingin memiliki kekuasaan terhadap orang lain 4. Jika saat pertama saya tidak sukses, saya tidak akan mencoba

lagi.

5. Saya dapat dengan mudah menjalin hubungan pertemanan dengan orang lain walaupun baru kenal

Keberanian Terhadap Risiko 1. Saya menyukai olahraga yang penuh tantangan, seperti :

beladiri, panjat tebing, mendaki gunung, arung jeram.

2. Saya berpendapat bahwa orang yang mengambil risiko cenderung lebih maju dibandingkan dengan yang tidak.

3. Saya yakin bahwa keputusan yang saya pilih akan memberikan hasil yang terbaik, walaupun hasilnya belum pasti.

4. Saya selalu mencari kesempatan-kesempatan yang dapat mendatangkan keuntungan.

5. Saya selalu memperhitungkan risiko dari semua keputusan yang saya ambil.

Kepemimpinan 1. Saya tidak ingin tampil beda dan menonjol dibandingkan

dengan orang lain

2. Saya selalu menyempatkan waktu untuk berolahraga sekali dalam seminggu .

3. Saya selalu ingin menjadi pelopor terhadap produk (panen) yang dihasilkan, baik dalam produksi maupun pemasaran.

4. Bagi saya, perbedaan adalah sumber untuk menambah nilai yang lebih baik.

5. Saya sering lupa akan janji-janji saya. Keorisinilan

1. Saya senang mencoba cara-cara baru dalam melakukan suatu pekerjaan

2. Saya selalu berusaha menuangkan imajinasi saya dalam

34

III. Perilaku Wirausaha

A. Pengetahuan Wirausaha

Isilah kolom berikut dengan dengan tanda ceklist (√) pada jawaban yang menurut Anda tepat! NO Pernyataan

Benar

Salah

1. Wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam berusaha.

2. Keberanian merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.

3. Visi tidak begitu penting dalam menjalankan sebuah usaha. 4. Wirausaha adalah orang yang kreatif. 5. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang mendorong

terjadinya inovasi dalam berwirausaha.

6. Ambisi terhadap uang merupakan faktor utama yang menjadi motivasi wirausaha untuk menjalankan usahanya.

7. Seorang wirausaha tidak takut gagal dan memusatkan perhatiannya pada kesuksesan di masa depan.

8. Seorang wirausaha harus mampu menjadi pemimpin yang dapat memimpin sumberdaya manusia dengan berbagai macam karakternya.

9. Jika dihadapkan dengan kondisi harus memilih suatu alternatif, seorang wirausaha akan membuat pertimbangan yang matang sebelum mengambil keputusan.

10. Wirausaha adalah orang yang mandiri. 11. Bekerja sama dengan orang lain merupakan hal yang sulit

dilakukan oleh seorang wirausaha karena ia terbiasa memikirkan segalanya sendirian.

12. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama bagi wirausaha. 13. Target membuat prioritas seorang wirausaha menjadi terpelihara. 14. Seorang wirausaha selalu berusaha memperbaiki prestasinya.

pekerjaan 3. Saya tidak ingin menghasilkan produk yang berbeda dengan

yang ada di pasaran saat ini

4. Saya tidak terbiasa bekerja secara terperinci dan terencana 5. Saya dengan mudah dapat menghasilkan gagasan-gagasan

baru tentang perencanaan usaha

Berorientasi Masa Depan 1. Saya tidak terlalu memikirkan usaha yang berjalan saat ini

dari pada memikirkan usaha yang berjalan di masa depan.

2. Saya lebih suka mempersoalkan yang akan dikerjakan besok dari pada mempersoalkan yang akan dikerjakan kemarin.

3. Saya memiliki visi dalam berwirausaha 4. Saya juga memiliki misi untuk mencapai visi yang telah

ditetapkan dalam berwirausaha

5. Saya menyusun tujuan dalam melakukan kegiatan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang

35

15. Wirausaha dapat mendelegasikan tugas dengan baik. B. Sikap Wirausaha

Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang paling menggambarkan diri Anda dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai 1 = Sangat tidak setuju Nilai 2 = Tidak setuju Nilai 3 = Sedang Nilai 4 = Setuju Nilai 5 = Sangat setuju

C. Tindakan Wirausaha

Isilah kolom berikut dengan tanda ceklist (√) sesuai dengan tindakan yang Anda lakukan! No. Pernyataan Ya Tidak 1. Saya sering mengunjungi pameran-pameran kewirausahaan. 2. Saya pernah membuat perencanaan bisnis (business plan). 3. Saya mendorong orang lain untuk memanfaatkan daya kerjanya

(motivator)

4. Saya akan mengambil alih kepemimpinan jika tidak ada seorang pun yang mau menjadi pemimpin dalam kelompok saya.

5. Saya tidak pernah berdiskusi dengan wirausahawan yang terkenal sukses di lingkungannya.

6. Saya mencari tahu jika ada peluang mendapatkan modal bagi usaha saya.

No Pernyataan 1 2 3 4 5 1. Saya selalu ingin tahu. 2. Saya senang mencoba cara-cara baru dalam melakukan

suatu pekerjaan.

3. Saya merasa banyak bergantung pada orang lain. 4. Bila saya telah memutuskan untuk berbuat sesuatu,

tidak ada hal yang dapat mencegah saya.

5. Saya dapat menerima tantangan. 6. Tidak mudah bagi saya untuk mencari pemecahan

berbagai masalah.

7. Saya bersifat sabar terhadap orang yang mempunyai kesulitan menyampaikan gagasannya.

8. Saya merasa tidak enak berada di tengah-tengah orang yang lebih berhasil dibandingkan dengan diri saya.

9. Saya dapat mempengaruhi orang lain. 10. Saya selalu berusaha menuangkan imajinasi saya dalam

pekerjaan.

11. Saya menguasai bidang usaha yang sedang saya jalankan saat ini.

12. Saya tidak terlalu ingin tampil beda dan menonjol dibandingkan dengan orang lain.

13. Saya adalah orang yang positif. 14. Saya sering terlupa akan janji-janji saya. 15. Saya kadangkala bersifat keras kepala.

36

7. Saya mencari dan membaca referensi mengenai bidang usaha yang sedang saya jalankan saat ini.

8. Bila saya merasa tidak puas tentang suatu hal dalam hidup saya, saya segera mengambil langkah untuk mengadakan perubahan.

9. Saya membagi kegiatan besar/susah menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil agar mudah dilaksanakan.

10. Saya membuat catatan-catatan yang selalu mengikuti perkembangan terakhir usaha saya.

11. Saya tidak pernah menjual sendiri produk saya, orang lain yang selalu melakukannya untuk saya.

12. Saya menabung secara rutin. 13. Saya melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang dapat

membantu perkembangan usaha saya.

14. Saya membuat target, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

15. Saya tidak melakukan tugas-tugas yang diberikan.

TERIMA KASIH ☺

37

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian

Budidaya Melalui Kultur Jaringan Tempat Pengolahan Yogurt

Produk Olahan Susu Peternakan Sapi Perah

Pembuatan Biogas Gudang Pakan

38

Lampiran 3 Output uji angket berdasarkan uji Chi-Square dan Rank Spearman. Correlations

Sikap_Wirausaha Pengetahuan_Wirausaha

Spearman's rho

Kepercayaan_Diri Correlation Coefficient

0.119 0.186

Sig. (2-tailed)

0.257 0.076

N 92 92

Berorientasi_Tugas Correlation Coefficient

0.223* 0.212*

Sig. (2-tailed)

0.033 0.042

N 92 92

Risiko Correlation Coefficient

0.154 0.239*

Sig. (2-tailed)

0.142 0.022

N 92 92

Kepemimpinan Correlation Coefficient

0.178 1.000*

Sig. (2-tailed)

0.090 0.000

N 92 92

Keorisinal Correlation Coefficient

0.239* 0.066

Sig. (2-tailed)

0.022 0.532

N 92 92

Masa_Depan Correlation Coefficient

0.274* 0.174*

Sig. (2-tailed)

0.008 0.097

N 92 92

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

39

Pearson Chi-Square Tests

Tindakan_Wirausaha Kepercayaan_Diri Chi-square 0.170

df 3

Sig. 0.106

Berorientasi_Tugas Chi-square 0.006

Df 3

Sig. 0.954

Risiko Chi-square 0.033

Df 3

Sig. 0.757

Kepemimpinan Chi-square 0.065

Df 3

Sig. 0.536

Keorisinilan Chi-square 0.262*

Df 3

Sig. 0.012

Masa_Depan Chi-square 0.235*

Df 3

Sig. 0.024

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Kepercayaan_Diri

Berorientasi_Tugas

Risiko Kepemimpinan

Keorisinilan

Masa_Depan

Spearman's rho

Umur Correlation Coefficient

0.101 -0.004 0.026 -0.099 0.021 0.029

Sig. (2-tailed)

0.337 0.967 0.802 0.349 0.844 0.785

N 92 92 92 92 92 92Kelas Correla

tion Coefficient

0.096 -0,018 0.051 -0.130 -0.121 -0.051

Sig. (2-tailed)

0.363 0.864 0.627 0.217 0.252 0.626

N 92 92 92 92 92 92Lama_ Tinggal

Correlation Coefficient

0.020 -0.057 0.045 -0.219* -0.134 -0.067

Sig. (2-tailed)

0.853 0.591 0.674 0.036 0.202 0.527

N 92 92 92 92 92 92* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

40

Pearson Chi-Square Tests

Kepercayaan Diri

BerorientasiTugas Risiko Kepemimpinan Keorisinilan Masa Depan

Jenis Kelamin

Chi-square

0.015 0.032 0.095 8.270* 0.149 7.744

Df 3 3 3 2 3 3

Sig. 0.887 0.761 0.369 0.009 0.158 0.052

Pekerjaan Ortu

Chi-square

2.703 5.792 2.366 1.388 9.870* 8.639*

Df 3 3 3 2 3 3

Sig. 0.440 0.122 0.500 0.500 0.020 0.034

Pelatihan Chi-square

0.033 0.046 0.010 0.058 0.019 0.240*

Df 3 3 3 2 3 3

Sig. 0.757 0.664 0.927 0.584 0.859 0.021

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Kepercayaan_Diri

Berorientasi_Tugas

Risiko Kepemimpinan

Keorisinilan

Masa Depan

Spearman's rho

Lingkungan Belajar

Correlation Coefficient

-0.040 -0.006 0.097 0.032 0.137 0.222*

Sig. (2-tailed)

0.703 0.954 0.358 0.760 0.192 0.034

N 92 92 92 92 92 92

Materi_Pembelajaran

Correlation Coefficient

0.098 -0.060 0.007 0.205* -0.016 0.180

Sig. (2-tailed)

0.355 0.571 0.947 0.050 0.882 0.086

N 92 92 92 92 92 92

Tujuan_Pendidikan

Correlation Coefficient

0.028 -0.033 0.249* 0.119 0.180 0.200

Sig. (2-tailed)

0.791 0.752 0.017 0.257 0.086 0.055

N 92 92 92 92 92 92

Metode_Pendidikan

Correlation Coefficient

0.100 -0.087 0.211* 0.195 0.181 0.199

Sig. (2-tailed)

0.344 0.408 0.043 0.063 0.085 0.057

N 92 92 92 92 92 92

Fasilitas_Pendidikan

Correlation Coefficient

.092 -.110 .194 .097 .078 .245*

Sig. (2-tailed)

.381 .295 .064 .356 .461 .018

N 92 92 92 92 92 92

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

41

RIWAYAT HIDUP Penulis memiliki nama lengkap Anisatun Faizza. Penulis dilahirkan dari

pasangan ayahanda Maftukhin dan ibunda Maftukhah di Lamongan pada tanggal 12 Februari 1992. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan madrasah ibtidaiyah di MI Hayatul Ulum pada tahun 2004, pendidikan madrasah tsanawiyah di MTs Fathul Hidayah pada tahun 2007 dan pendidikan madrasah aliyah di MA Fathul Hidayah, Lamongan pada tahun 2010. Penulis melanjutkan kuliah di Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor melalui jalur beasiswa program beasiswa santri berprestasi (PBSB) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. Selama masa perkuliahaan, Penulis aktif di organisasi internal kampus Sharia Economics Student Club (SES-C) IPB di bidang pundi ashnaf SES-C dan anggota Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) IPB. Penulis juga mengikuti kegiatan kepanitiaan, diantaranya Bina dan Expo Pesantren 2010 dan Season 9 2013.