Upload
buinguyet
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
NIM : 041114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
NIM : 041114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
SKRIPSI
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tuhan punya rancangan dalam hidupku Yeremia 29: 11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberi hari depan yang penuh harapan”
Yang paling berani adalah mereka yang mempunyai tujuan paling jelas dan bertindak menyongsongnya
(Thucydides)
Jika kamu berpikir bisa, kamu akan bisa Jika kamu berpikir sukses, kamu akan sukses
(Sukadi)
Menjadi pribadi yang optimis realistis merupakan salah satu kunci meraih kesuksesan hidup
yang realistis pula
Skripsi ini kupersembahkan bagi: Tuhan Yesus Kristus yang mengajar, membimbing, dan menjadi sumber utama motivasi hidupku, karena berkat dan kasihNya, menjadikanku hidup penuh syukur. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak E. Iskiyat Widihargo dan Ibu S. Sukky Widihargo yang penuh sabar menemani, memberi motivasi untuk terus berjuang dengan perbuatan postif dan berdoa. Dunia pendidikan sebagai tempat menumbuhkan pribadi-pribadi bermotivasi positif.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Februari 2010
Penulis
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
NIM : 041114011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI
SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YANG
DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN
IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL PENINGKATAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 20 Februari 2010
Yang menyatakan,
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra
vii
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra 041114011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi
belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion. Masalah yang diteliti adalah: (1) Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui metode focus group discussion? (2) Modul seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui focus group discussion?
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 39 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah menganalisa jawaban siswa dengan melakukan pengkodingan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD), dengan panduan pertanyaan berjumlah 11.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa sebagai berikut: (a) 39 siswa (100%) menyatakan bahwa faktor metode mengajar guru memotivasi belajar siswa; (b) 26 siswa (66,67%) menyatakan bahwa faktor mata pelajaran memotivasi belajar siswa; (c) 17 siswa (43,59%) menyatakan bahwa faktor orangtua menjadi salah satu faktor yang memotivasi belajar siswa; (d) 16 siswa (41,02%) menyatakan bahwa faktor cita-cita memotivasi belajar siswa; (e) 10 siswa (25,64 %) menyatakan bahwa faktor tugas terlalu banyak kurang memotivasi belajar siswa; dan (f) 1 siswa (2,56%) menyatakan bahwa faktor belum menemukan tujuan belajar kurang memotivasi belajar siswa. (2) Modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui focus group discussion adalah sebuah modul pendampingan dengan tema mayor “Bersemangat dalam Belajar”. Modul tersebut menggunakan metode structured-experiences (pengalaman terstruktur), dengan adanya tema minor, tujuan, waktu, prosedur, media, dan evaluasi.
viii
ABSTRACT
THE FACTORS THAT MOTIVATE STUDENTS LEARNING ACTIVITY OF THE 11th GRADE OF STELLA DUCE BANTUL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS AT ACADEMIC YEAR 2009/2010 THAT IS
REVEALED BY THE FOCUS GROUP DISCUSSION METHOD AND ITS IMPLICATION ON THE ARRANGEMENT OF THE IMPROVEMENT
LEARNING MOTIVATION STUDENT MODULE
Benedectus Ardhyanto Wicaksana Putra 041114011
The objective of this research was to know the factors which motivate
students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that was revealed through focus group discussion. The problems that were discussed were: (1) what are the factors that motivate students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion? (2)What kind of module which is appropriate for increasing motivates students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion?
Population in this research is students’ class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010, total amount of this population is 39 students. The data analysis that is used in this research is analyzing the student answer with coding. The method for data collection that is used in this research is Focus Group Discussion (FGD) with 11 questions guide.
The result of this research showed: (1) The factors that motivate students learning activity are: (a) 39 students (100%) stated that the teaching method factor from the teacher can motivate students learning activity; 26 students (66,67%) stated that the subjects factor can motivate student learning activity; (c) 17 students (43,59%) stated that the parent factor become one of the factor which motivate student learning activity; (d) 16 students (41,02%) stated that students’ dream can motivate student learning activity; (e) 10 students (25,64%) stated that to much tasks factor make lack motivation of student learning activity; (f) 1 student (2,56%) stated that not found the aim of study make lack motivation of student learning activity. (2) Module that appropriate for increasing motivate students learning activity in class XI Stella Duce High School Bantul academic year 2009/2010 that revealed through focus group discussion is a assistance module with major theme “Bersemangat dalam Belajar”. This module used structured-experience with minor theme, objective, time, procedure, media, and evaluation.
ix
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur diucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Penuh
Kasih, atas anugerahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Diucapkan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungan yang sangat berharga secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan
terima kasih ditujukan kepada:
1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., sebagai Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang
dengan penuh kesabaran dan perhatian selalu memberi semangat, memberi
masukan, mendampingi sekaligus mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Dosen penguji, Bapak Drs. R. H. DJ. Sinurat, MA dan Br. Triyono, SJ, MS
atas saran dan masukan yang diberikan.
5. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman berharga yang sangat berguna bagi masa
depan peneliti.
6. Sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling atas layanan yang
diberikan.
x
7. Bapak Kepala Sekolah dan Koordiantor BK SMA Stella Duce Bantul yang
telah menerima dan mengizinkan dilakukannya penelitian di SMA Stella
Duce Bantul serta seluruh siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul yang telah
bekerjasama melakukan FGD.
8. Bapak C. Suparjono, S. Pd, atas masukan dan bantuan yang diberikan.
9. Kedua orang tuaku, Bapak E. Iskiyat Widihargo dan Ibu S. Sukky Widihargo,
yang penuh kesabaran, dan kasih sayang membantu, mendoakan dan memberi
bantuan moral maupun material, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
10. Kakakku A.Willy Satya Putranta atas dukungan yang diberikan.
11. Anting Pramusekar atas dukungan, perhatian dan doa.
12. Segenap Keluarga Besar Eyang Kawidi dan Keluarga Besar Kadibeso atas
doa yang diberikan.
13. Tim FGD: Dita, Anting, Dwi, Pikal, Sepri, Sigit yang dengan rela meluangkan
waktu, tenaga, pikiran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
14. Teman-teman Seperjuangan di Prodi BK’04 (Aca, Anting, Pikal, Tian, Dwi,
Dita, Sepri, Kris “Kumis”, Sigit “Simbah”, Priska, Sr. Yustisia, Sr. Evarista,
Sr. Hilaria, Sr. Lina, Ms. Ocha, Trias, Pim-Pom, Winggi, Ayu, Maria Si B,
Arsen, Lopez, Leni, Rm. Agus, Elsinta, Hanna, Natalia, Irna, Yasinta, Tio,
Mbak Ratna, Tina, Ria, Lia), dan temen-temen Prodi BK: Br. Cahyo, Dian,
Sr. Marry, Sr. Aqulia, Wulan, Lucie, Beatrix, Br. Edi, Bismo, Asep atas
canda-tawa, suka-duka, kerjasama, selama kuliah.
xi
15. Semua pihak yang banyak membantu selama menempuh kuliah dan
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Kritik dan saran
demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.
Yogyakarta, 2 Februari 2010
Benedectus Ardhyanto W. P.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..…………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………... iii
MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………………… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK……………………………….. vi
ABSTRAK………………………………………………………………………..... vii
ABSTRACT ……………………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….……… ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….…... xii
DAFTAR TABEL ………………...…………………………………….………… xv
DAFTAR GAMBAR………………………………..…………..…..……….……. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………..…..……………… xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 6
C. Tujuan Penelitian ..…………………………………………………………… 6
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………. 7
E. Batasan Istilah ………………………………………………………………... 8
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar …………………………………………… 10
2. Macam-macam Motivasi Belajar ……………………………………….. 14
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar …………………………………………. 16
4. Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar……………...…………………. 17
B. Peran Bimbingan dalam Memotivasi Belajar………………………………. 22
C. Modul Peningkatan Motivasi Belajar……………...……………………….. 25
D. Focus Group Discussion…………………………………………………….. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………… 30
B. Subjek Penelitian……………………………………………………………. 30
C. Metode Pengumpulan Data …………………………………………………. 30
D. Validitas dan Reliabilitas …………………………………………………… 31
E. Pengumpulan Data .………………………………………………………… 32
F. Teknik Analisis Data…………………………………………………………36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …………………………………………………………… 39
B. Pembahasan…………………………………………………………………. 52
xiv
BAB V MODUL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI
SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
A. Pendampingan
1. Tujuan pendampingan…………………………………………………... 59
2. Gambaran Siswa yang Diharapkan muncul Setelah Mengikuti
Proses Pendampingan …………………………………………………... 59
B. Menyusun Modul Peningkatan Motivasi Belajar
1. Asesmen kebutuhan …………………………………………………….. 60
2. Analisis Hasil Asesmen ………………………………………………… 60
BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN
A. Ringkasan…………………………………………………………………… 70
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa …………... 73
2. Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA
Stella Duce Bantul ……………………………………………………… 77
B. Kesimpulan …………………………………………………………………. 78
C. Saran………………………………………………………………………… 79
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 81
LAMPIRAN………………………………………………………………………… 83
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Tim FGD ……………………………………………………………. 39
Tabel 2 : Daftar Peserta FGD ……………………………………………………… 40
Tabel 3 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok A …...……..… 41
Tabel 4 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok A ……. 42
Tabel 5 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok B ..…………… 43
Tabel 6 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa
Kelompok B ………………………………………………...………..…... 44
Tabel 7 : Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa Kelompok C …………….. 45
Tabel 8 : Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar SiswaKelompok C……... 46
Tabel 9 : Hasil FGD dari Keseluruhan kelas, Selama Dua kali FGD
Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa …………………………… 47
Tabel 10 : Hasil FGD dari Keseluruhan kelas, Selama Dua kali FGD
Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa …………………..48
Tabel 11 : Rincian Pernyataan Motivasi Belajar Yang Diungkapkan Oleh
Siswa SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010
BerdasarkanFGD…………………….…………………………………... 48
Tabel 12 :Persentase Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa ……………… 50
Tabel 13 : Persentase Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa……… 51
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Siklus Belajar Berdasarkan Pengalaman ………………………………. 63
Gambar 2 : Skema Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa …………………… 66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa …………………… 84
Lampiran 2: Surat Ijin Penelitian ……...……………………………………… 116
Lampiran 3:Panduan Pertanyaan Focus Group Discussion ………….….…… 117
Lampiran 4: Panduan Untuk Tim Focus Group Discussion …………….…… 118
Lampiran 5: Data Hasil Focus Group Discussion …………………….……… 124
Lampiran 6: Daftar Siswa SMA Stella Duce Bantul …………………...…….. 131
Lampiran 7: Surat Keterangan ………………………...……………………… 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya pendidikan berlangsung seumur hidup. Sejak manusia
lahir, kepadanya sudah diberikan pendidikan. Pendidikan merupakan hal
yang mendasar dan sangat penting dan berguna bagi kelangsungan hidup
manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses di mana si pendidik
dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberikan pengaruhnya kepada
anak didiknya demi kemajuan anak didiknya (Suryabrata, 1984: 1).
Masyarakat sampai saat ini masih mempercayakan kaum muda mereka
untuk dididik di sekolah. Sekolah merupakan tempat yang ideal untuk
menuntut ilmu bagi kaum muda. Dengan bersekolah, ada harapan-harapan
yang ingin dicapai di kemudian hari. Seperti ekonomi keluarga membaik,
membanggakan keluarga, menjadi panutan bagi semua orang, atau
memperbaiki kehidupan dan taraf perekonomian bangsa ini. Meskipun
sekolah telah memberikan berbagai macam hal yang membantu siswa untuk
memahami ilmu pengetahuan, tetapi masih ada saja siswa yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), membolos, tidak lulus ujian, atau tidak
naik kelas.
2
Siswa yang telah memiliki motivasi untuk belajar jika kurang
diperhatikan dan didorong untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar, siswa
tidak akan melakukan kegiatan belajar. Seperti terlihat akhir-akhir ini masih
banyak siswa yang kurang bersemangat menerima pelajaran di kelas. Siswa
juga cenderung malas untuk mengerjakan tugas dari guru.
Pada waktu siswa di rumah, yang dilakukan hampir sama dengan di
sekolah. Mereka cenderung bersenang-senang. Mereka sebetulnya memiliki
banyak waktu untuk belajar di rumah, tetapi kadang-kadang mereka belajar
hanya saat akan menghadapi ujian atau hanya saat mengerjakan PR saja.
Selebihnya mereka gunakan waktunya untuk jalan-jalan, bermain games, dan
hal-hal yang menyenangkan. Beberapa hal yang disebutkan di atas adalah
sebagian kecil realitas yang terjadi dalam diri siswa dalam hal belajar.
Dari uraian di atas, tampak bahwa motivasi belajar berpengaruh bagi
siswa. Motivasi belajar akan kuat jika ada kebutuhan yang membuat siswa
menjadi giat untuk belajar. Motivasi belajar siswa akan lemah jika kurang
memiliki kesadaran dari diri siswa untuk belajar dan dorongan dari orang-
orang di sekitarnya. Ada dua macam motivasi yang mempengaruhi siswa
untuk belajar, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri siswa (internal) juga
ada dorongan dari orang lain atau lingkungan siswa (eksternal).
Motivasi belajar sangat berpengaruh bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Dua jenis motivasi belajar itu adalah dari diri siswa
(intrinsik) dan dorongan dari orang lain atau lingkungan siswa (ekstrinsik).
3
Motivasi sangatlah penting untuk membantu atau mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajarnya, sehingga dapat membantu siswa memahami
pelajaran yang ia dapat di sekolah. Motivasi belajar sangat penting dalam
kegiatan belajar, karena motivasi merupakan pendorong yang dapat
melahirkan berbagai kegiatan bagi seseorang khususnya siswa. Motivasi juga
memiliki peran dalam memperjelas tujuan belajar, siswa akan tertarik untuk
belajar sesuatu jika yang dipelajari atau diketahui manfaatnya oleh atau bagi
siswa (Uno, 2008: 28).
Motivasi juga menentukan ketekunan belajar siswa. Siswa yang telah
memiliki motivasi belajar yang kuat akan berusaha untuk mempelajari mata
pelajaran/ilmu pengetahuan yang ia sukai dan minati secara baik dan tekun
dengan harapan dapat memperoleh hasil yang baik. Dapat dikatakan motivasi
belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan.
Kebutuhan mempunyai hubungan dengan motivasi belajar, yaitu
kebutuhan yang bermacam-macam memunculkan motivasi belajar yang
bervariasi dalam belajar di kelas maupun di luar kelas.
Morgan berpendapat bahwa manusia, khususnya siswa memiliki kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berbuat sesuatu, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mencapai hasil, dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan (Sardiman, 2008: 78).
Keempat kebutuhan ini dapat memotivasi tingkah laku. Berbeda
dengan Morgan, Maslow (Uno, 2008: 40) mengemukakan lima tingkat
4
kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta kasih (sosial),
penghargaan dan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa kebutuhan-
kebutuhan ini, mampu memotivasi tingkah laku individu.
Berdasarkan tingkat kebutuhan Maslow sering terjadi bahwa di tingkat
SMA kelas XI yang kurang lebih berusia 17 tahun, siswa cenderung belajar
bila disertai dengan hadiah, kebutuhan yang selalu terpenuhi, dan dukungan
serta perhatian dari orang terdekat (orang tua, pacar, sahabat) dan orang lain.
Kebutuhan yang terpenuhi membuat siswa termotivasi dalam melaksanakan
kegiatan belajarnya. Untuk membantu siswa agar termotivasi dalam
belajarnya, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing
adalah memberikan bimbingan belajar. Bimbingan dalam belajar dapat juga
disebut sebagai bimbingan akademik.
Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam
mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar
di institusi pendidikan (Winkel & Hastuti, 2005: 115). Berdasar pada
pemahaman tentang bimbingan itu sendiri bahwa bimbingan yang berarti
menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun, dan bimbingan adalah sebuah
bentuk bantuan maka, peran bimbingan dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi beraneka
masalah atau kesulitan belajar, mengarahkan siswa untuk kembali kepada cara
5
belajar yang tepat, membantu siswa merumuskan tujuan belajar mereka,
sehingga diharapkan siswa memiliki semangat belajar yang semakin kuat.
Upaya membantu siswa untuk meningkatkan motivasi belajar
dibutuhkan sebuah proses layanan bimbingan. Dalam mendukung proses
layanan bimbingan yang diharapkan untuk meningkatkan motivasi belajar
dibutuhkan sebuah modul yang terstruktur sehingga dapat dilakukan sesuai
dengan tahap-tahap kebutuhan siswa dalam layanan bimbingan. Bentuk
bimbingan dalam kemasan pendampingan dirasa akan lebih berhasil untuk
mendukung bimbingan klasikal.
Desain modul pendampingan hendaknya berdasarkan sikap,
pemikiran, dan tingkah laku yang diungkapkan dan ditunjukkan oleh siswa
dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Untuk itulah, dibutuhkan
penelitian. Motivasi belajar siswa dapat dilihat atau diobservasi melalui hasil
belajar siswa yaitu nilai rapor. Namun untuk mengetahui faktor-faktor apa
yang memotivasi belajar siswa secara mendalam. Dalam hal ini dibutuhkan
metode penelitian yang benar-benar mengungkap motivasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD)
untuk mengungkap motivasi belajar siswa. FGD efektif untuk mendapatkan
informasi bagaimana cara siswa berpikir, bertindak, bertingkah laku yang
mempunyai pengaruh besar dalam memotivasi belajar siswa. Melalui FGD
juga dapat diketahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa secara nyata.
6
Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap
melalui metode focus group discussion. Dengan mengadakan penelitian ini,
diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang
memotivasi belajar siswa kelas XI dan dapat digunakan untuk menyusun
modul untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok dalam penilaian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap dengan metode
focus group discussion?
2. Modul seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui
focus group discussion.
7
2. Menyusun modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang
diungkap melalui focus group discussion.
D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian yang menggunakan metode focus group discussion, maka
diperoleh manfaat bagi:
1. Guru Pembimbing dan Guru Mata Pelajaran.
a. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 (yang
diungkap melalui focus group discussion).
b. Berdasarkan faktor-faktor yang memotivasi belajar yang
ditunjukkan oleh siswa kelas XI, guru pembimbing dapat
menyusun modul yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul.
c. Penggunaan FGD juga memberikan manfaat bagi guru
pembimbing dan guru mata pelajaran tentang:
- sikap guru yang disukai siswa.
- metode-metode mengajar yang disukai siswa.
2. Siswa Kelas XI.
a. Siswa belajar berbicara di depan umum.
8
b. Siswa belajar untuk mengungkapkan masalah yang sedang
dihadapinya yang berkaitan dengan motivasi belajar.
3. Bagi Peneliti.
a. Dapat mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010.
b. Dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 melalui modul
peningkatan motivasi belajar.
E. Batasan Istilah
1. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul tahun pelajaran 2009/2010.
2. SMA Stella Duce Bantul adalah salah satu SMA swasta di Yogyakarta
milik Yayasan Tarakanita.
3. Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar yang terungkap pada proses perubahan
yang terjadi pada diri siswa, proses dari belum mampu menjadi
mampu.
4. Modul peningkatan motivasi belajar siswa adalah suatu kegiatan yang
disusun untuk membantu siswa meningkatkan motivasi belajar.
9
5. Focus group discussion adalah suatu metode yang mendukung subjek
untuk memiliki kesempatan dalam memberikan pendapat, menjelaskan
dan berbagi pengalaman dalam diskusi yangdipimpin oleh moderator.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MOTIVASI BELAJAR
1. Pengertian Motivasi Belajar
Salah satu masalah yang dihadapi guru dan siswa di sekolah adalah
motivasi. Siswa yang memiliki motivasi rendah, kurang berusaha untuk
belajar di sekolah maupun di rumah. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin
yaitu motivum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak.
Kata bahasa Inggris motivation berasal dari kata motivum (Djiwandono 2002:
329).
Motivasi (motivation) adalah kontrol batiniah dari tingkah-laku seperti yang diwakili oleh kondisi-kondisi fisiologis, minat-minat, kepentingan-kepentingan, sikap-sikap dan aspirasi-aspirasi, atau kecenderungan organisme untuk melakukan sesuatu; sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan(Gulo & Kartono 2003: 290).
Mc. Donald (Hamalik 2007:158) mengartikan motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Begitu pula motivasi
siswa, energi dalam diri (pribadi) siswa tersebut dapat berupa semangat,
sehingga perilakunya mengarah pada kegiatan yang disukai, atau minat yang
disukai, mungkin juga dalam motivasi belajar.
11
Menurut Handoko (1992: 9) motivasi adalah dorongan dasar yang
menggerakkan seseorang bertingkah laku. Motivasi sangat berpengaruh
kepada seseorang sehingga dapat menggerakkan diri seseorang (diri pribadi)
sehingga terdorong untuk melakukan sesuatu yang diminatinya, sehingga
merubah cara pandang, perilaku, dan tujuan akhir bagi seseorang, tak
terkecuali dalam hal belajar. Dalam kehidupannya, siswa membutuhkan
perhatian, arahan, dan bimbingan sehingga siswa merasakan bahwa dirinya
diperhatikan oleh guru, orang tua dan teman. Perhatian, arahan, bimbingan itu
akan menumbuhkan motivasi siswa dalam hal belajar.
Siswa SMA disebut sebagai pelajar karena siswa adalah orang yang
melakukan kegiatan belajar di suatu lembaga pendidikan yaitu Sekolah
Menengah Atas. Maka belajar adalah kegiatan atau aktivitas utama yang
dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Siswa melakukan kegiatan belajar tentu
memiliki harapan bahwa kegiatan belajar yang dilakukan pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Hamalik (2007: 27)
memandang belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Dalam Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling (Thantawy,
2005: 11) belajar adalah aktivitas mental yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, sikap, dan ide yang diperoleh, disimpan,
digunakan/berguna yang mengakibatkan penyesuaian atau modifikasi
12
perbuatan atau perubahan tingkah laku. Syah (2003: 68) beranggapan bahwa
belajar adalah tahap perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seperti yang
diharapkan (Sukadi, 2008: 30).
Winkel (1996: 50) mengartikan belajar sebagai proses perubahan dari
yang belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi
selama jangka waktu tertentu.
Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar yang terungkap pada proses perubahan yang
terjadi pada diri siswa, proses dari belum mampu menjadi mampu. Motivasi
belajar juga berpengaruh pada kegiatan belajar yang dapat menimbulkan
perubahan sikap, cara pandang, dan tujuan ahir dari kegiatan belajar siswa
tersebut. Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan
belajar (Mudjiman, 2008: 37). Pendorong adalah pemberi kekuatan yang
memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi
tuntutan kepada perbuatan belajar kearah tuntutan kepada perbuatan belajar
kearah tujuan yang telah ditetapkan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki
energi yang tinggi sehingga siswa bersungguh-sungguh melakukan kegiatan
belajar, sehingga merubah cara pandang, sikap, dan tujuan yang ia inginkan
atau harapkan. Motivasi belajar menurut Sardiman (2008: 75) adalah
13
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberi arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat dicapai.
Sifat keseluruhan tersebut karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat memiliki motif untuk
melakukan kegiatan belajar. Hal ini yang disebabkan oleh beberapa unsur
yang mendukung siswa dalam belajar seperti adanya kebutuhan dalam belajar,
adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang
kondusif. Sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik (Uno,
2008: 23). Misalnya, siswa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-
sungguh karena memiliki harapan dan cita-cita di masa mendatang, sehingga
motivasi belajar siswa tersebut sangat kuat, atau siswa melakukan kegiatan
belajar karena adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Seperti siswa
yang memiliki intelegensi yang tinggi, tidak akan mendapatkan hasil belajar
yang maksimal jika tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Seperti
disebutkan sebelumnya bahwa peran guru, orang tua, dan teman sangat
diperlukan dalam memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga menemukan tujuan belajar siswa.
Dukungan dari guru, orang tua dan teman dalam memotivasi belajar
siswa tidak akan berhasil jika motivasi belajar dari dalam diri siswa sendiri
14
kurangnya atau mungkin tidak ada. Dengan kata lain, dorongan, bimbingan,
dukungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar siswa tidak akan
berhasil memotivasi siswa melakukan kegiatan belajar, jika siswa kurang atau
tidak tersentuh hatinya untuk melakukan kegiatan belajar dengan semangat
yang tinggi dari diri siswa sendiri. Motivasi belajar akan lebih kuat jika
disadari oleh siswa sendiri, motivasi belajar yang disadari oleh siswa sendiri
akan mengarah pada kegiatan belajar, sehingga tugas belajar akan
terselesaikan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Motivasi belajar memiliki beberapa jenis/macam yang dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, maka dari itu, motivasi belajar sangat bervariasi,
seperti motivasi dilihat dari dasar pembentukannya (bawaan dan dipelajari),
motivasi jasmaniah dan rohaniah. Namun yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Belajar Intrinsik
Motivasi belajar intrinsik adalah kegiatan belajar yang dimulai dan
diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang
secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar (Winkel, 1996: 174).
Misalnya siswa mempelajari mata pelajaran tertentu karena ada sesuatu
yang ingin siswa tersebut ketahui dari mata pelajaran tersebut. Minat,
keteguhan hati, rasa ingin tahu merupakan motivasi belajar instrinsik.
Menurut Sardiman (2008: 89) motivasi instrinsik adalah motif-motif yang
15
menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri individu ada suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu. Minat merupakan motif yang
mendasari siswa sehingga melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya
minat, siswa akan melakukan kegiatan belajar dengan semangat. Kegiatan
belajar tersebut timbul karena di dalam motivasi belajar instrinsik terdapat
penyesuaian tugas dengan minat, perencanaan yang penuh variasi, umpan
balik atas respons siswa, kesempatan respons siswa yang aktif,
kesempatan siswa untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya (Uno, 2008:
9). Dari semua kegiatan belajar yang dilakukan, kesadaran dari diri siswa
sendiri untuk melakukan kegiatan belajar sangat berpengaruh terhadap
kegiatan belajar, terlebih lagi pengaruh dari pendidik (guru) akan
menambah dan menanamkan kesadaran bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar yang bersumber dari diri siswa sendiri.
b. Motivasi Belajar Ekstrinsik
Motivasi belajar ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang berdasarkan
kebutuhan dan dorongan yang tidak sepenuhnya berkaitan dengan
aktivitas belajar sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa melakukan
kegiatan belajar agar mendapatkan pujian dari orang lain (orang tua, guru,
teman-teman), atau siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena takut
akan mendapat sanksi dari guru jika tidak belajar. Siswa yang tekun dalam
belajar untuk menghindari ancaman akan hukuman, dan siswa yang
belajar demi mendapatkan pujian (Winkel, 1996: 173).
16
Hal yang khas pada motivasi belajar ekstrinsik bukanlah ada atau
tidaknya pengaruh dari luar, tetapi apakah kebutuhkan yang ingin
dipenuhi pada dasarnya dapat dipenuhi dengan cara lain (Winkel 1996:
173). Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar (Sardiman, 2008: 90). Jadi, kegiatan
belajar dilakukan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, melainkan ingin
mendapatkan sesuatu (dapat berupa pujian, hadiah).
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat penting dalam kegiatan belajar, hasil belajar akan
memuaskan jika terdapat motivasi dalam diri siswa dan didukung oleh
lingkungannya (guru, orang tua, teman dan situasi kelas yang kondusif).
Semakin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti pelajaran. Jadi,
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.
Menurut Sardiman (2008: 84-85) ada tiga fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, yakni sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
17
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian
prestasi. Siswa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh karena
ada motivasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan
dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, 2008:
86).
4. Faktor-Faktor yang Memotivasi Belajar
Siswa yang melakukan kegiatan belajar mengalami suatu proses yang
menghasilkan perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, sehingga
pada akhirnya diperoleh prestasi belajar yang baik. Perubahan-perubahan
yang terjadi tergantung pada bermacam-macam faktor. Saat ini belum ada
yang dapat menjelaskan satu cara yang pasti dan menentukan untuk
memotivasi belajar semua siswa. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
memotivasi belajar seseorang, dikumpulkan informasi. Informasi yang
diperoleh mengemukakan ada tujuh faktor yang memotivasi belajar siswa.
18
Faktor-faktor tesebut adalah:
a. Keteguhan Hati
Surya (Wahyuni, 2006: 10) mengungkapkan syarat utama dalam belajar
adalah siswa harus memiliki keteguhan hati untuk belajar. Siswa yang
telah memiliki keteguhan hati untuk belajar tidak akan berhenti belajar di
tengah jalan sebelum maksud belajarnya mencapai hasil seperti yang
diharapkan. Keteguhan hati mengandung makna kemampuan untuk
mengendalikan diri pada pencapaian tujuan. Siswa yang memiliki
pengendalian diri, tidak akan mudah terpengaruh pada hal-hal yang
menghambatnya dalam belajar. Siswa yang memiliki pengendalian diri
memiliki kesadaran bahwa kegiatan belajar yang dilakukannya itu sangat
bermanfaat bagi kehidupannya, sehingga siswa melakukan kegiatan
belajarnya atas dasar kemauannya sendiri, bukan dari suruhan atau
paksaan orang lain. Wahyudi (2005) mengatakan, siswa yang benar-benar
memiliki motivasi belajar (willingtoken), ingin memahami apa yang
dipelajari selama proses pembelajaran, sehingga ia mempunyai tingkat
partisipasi yang relatif lebih tinggi selama proses belajar di kelas.
b. Minat
Menurut Slameto (Huda, 2007: 17) minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan
rasa senang. Jika siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat
19
diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-
hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan
pelajaran yang dipelajarinya.
c. Cita-Cita
Menurut Max Darsono (Huda, 2007: 19) cita-cita yang juga disebut
aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak
sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mendukung makna bagi seseorang
(Winkel, 1989: 96).
Dalam beraspirasi, siswa menentukan target atau disebut juga taraf
aspirasi, yaitu taraf keberhasilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia
mengharapkan dapat mencapainya. Cita-cita juga akan memperkuat
semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar siswa.
d. Ingin Memperoleh Nilai
Wahyudi (2005) mengemukakan, siswa yang hanya ingin memperoleh
nilai terbaik (to gain to good mark) memiliki motivasi dan tingkat
partisipasi yang tinggi dalam proses kegiatan belajar di kelas. Namun,
biasanya motivasi dan partisipasi yang dimiliki oleh siswa ini bersifat labil
karena bagi mereka yang penting adalah tahu topic pelajaran mana yang
20
akan keluar saat ujian, kuis, atau tes-tes yang lain, sehingga cara belajar
mereka cenderung menghafal, bukan benar-benar memahami topik
pelajaran. Kebanyakan siswa yang melakukan kegiatan belajar memiliki
tujuan hanya mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport dengan
angka baik saja. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan
motivasi belajar yang sangat kuat. Pencapaian angka-angka seperti itu
belum merupakan hasil belajar yang bermakna, karena siswa belum
menemukan tujuan utamanya dalam belajar, yaitu memahami bahan yang
dipelajarinya, supaya dapat berguna bagi kehidupannya.
e. Kemampuan Belajar
Max Darsono (Huda, 2007: 20) mengemukakan, dalam belajar dibutuhkan
beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis
yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir,
fantasi.
Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari.
Pengamatan dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik
pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekan dalam dirinya,
dan makin mudah memproduksi atau mengingat dan mengolahnya dengan
berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga
sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
21
Jadi, siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih
bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering
memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya
dalam belajar.
f. Metode Mengajar Guru
Menurut Slameto (Huda, 2007: 18) metode mengajar adalah suatu
cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya guru kurang
persiapan, kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa, atau mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan
siswa bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang
progresif, berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar.
g. Lingkungan Belajar yang Kondusif
Surya (Wahyuni, 2006: 11) membedakan suasana lingkungan belajar
menjadi dua, yaitu suasana lingkungan nonsosial dan suasana lingkungan
sosial. Yang dimaksud dengan suasana lingkungan nonsosial adalah
22
kondisi tata laksana ruangan tempat belajar. Suasana lingkungan sosial
yang dimaksud adalah faktor hubungan sesama manusia yang turut
mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. Proses belajar yang dilakukan
seseorang sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan sesama manusia
dilihat melalui hubungan siswa di dalam lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat atau pergaulannya. Di dalam lingkungan keluarga
dibutuhkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan anggota
keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, dll.) yang dapat menumbuhkan semangat
belajar bagi siswa. Mengembangkan hubungan siswa di dalam lingkungan
sekolah, dapat ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara guru dan
teman-teman sekolah, sehingga terjalin hubungan yang baik dan akrab,
sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam
hubungan siswa dengan masyarakat, dibutuhkan bentuk pergaulan yang
dapat memberikan nilai lebih tersendiri dalam mengembangkan kemajuan
belajar maupun pengembangan wawasan siswa, sehingga siswa akan
memiliki motivasi belajar yang lebih pula.
B. Peran Bimbingan dalam Memotivasi Belajar
Banyaknya siswa yang berhasil dalam belajar yang ditunjukkan
dengan prestasi belajar yang memuaskan. Namun sering dijumpai adanya
siswa yang gagal seperti nilai ujian di bawah rata-rata, tidak naik kelas, tidak
23
lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu
dapat dikatakan sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah dalam belajar.
Masalah belajar siswa memiliki bentuk yang banyak ragamnya, salah
satunya adalah kurangnya motivasi dalam belajar. Kurang motivasi dalam
belajar yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka
seolah-olah jera dan malas untuk belajar (Prayitno & Amti, 1994: 280). Jika
siswa ditanyakan mengapa mereka belajar akan memperoleh berbagai
jawaban. Misalnya Si Jono mungkin mengatakan ia belajar karena melihat
semua temannya belajar. Si Mita, mungkin mengatakan ia belajar karena ia
ingin pandai. Mungkin lain lagi yang dikatakan Si Kamto. Si Kamto mungkin
mengatakan ia belajar karena takut dengan gurunya, dan takut di remehkan
oleh teman-temannya, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari contoh alasan-
alasan siswa mengapa mereka belajar, alasan-alasan tersebut bersifat
subjektif, apalagi siswa SMA kelas XI adalah anak yang umurnya dalam
rentang 16-17 tahun, yang meliputi sebagaian masa remaja yang sangat berarti
bagi perkembangan diri siswa berhubungan dengan akademik, hubungan
dengan orang lain dan dirinya sendiri. Dari rentang umur diatas, sudah jelas
jika siswa tersebut masih kuat dalam pengaruh kelompok teman-temannya,
mungkin siswa tersebut terpengaruh dengan teman-temannya dalam hal
belajar atau motivasi belajar, entah itu dalam hal positif, seperti ingin pintar
seperti teman dekatnya, maupun negatif, seperti melupakan kewajibannya
untuk belajar.
24
Siswa mungkin sudah memiliki motivasi untuk belajar yang kuat,
tetapi mungkin sebagian siswa belum memiliki motivasi belajar yang kuat
tercermin dalam tingkah laku yang kurang bersemangat, beraktivitas di luar
belajar (misal berbicara dengan teman, tidak mengerjakan tugas, dan lainnya)
saat di kelas, kurang mendengarkan guru saat proses pelajaran. Untuk
meningkatkan motivasi dalam belajar, diperlukan peran bimbingan yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru wali kelas, pembimbing (guru
Bimbingan dan Konseling) untuk membantu siswa meningkatkan motivasi
belajar. Bimbingan dalam belajar dapat juga disebut sebagai bimbingan
akademik. Bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat.
Pemberian bimbingan atau layanan bimbingan belajar dapat
dilaksanakan melalui tahap-tahap a) pengenalan siswa yang mengalami
masalah belajar; b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar; c)
pemberian bantuan pengentasan masalah belajar (Prayitno & Atmi, 1994:
279). Dengan berdasar pada pemahaman tentang bimbingan itu sendiri, bahwa
bimbingan yang berarti menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun.
Bimbingan adalah sebuah bentuk bantuan maka, peran bimbingan dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah memberikan bantuan kepada
siswa dalam hal mengatasi beraneka masalah atau kesulitan belajar,
mengarahkan siswa untuk kembali kepada cara belajar yang tepat, membantu
siswa merumuskan tujuan belajar mereka sehingga diharapkan siswa mulai
25
memiliki motivasi belajar yang semakin kuat. Upaya membantu siswa untuk
meningkatkan motivasi belajar dibutuhkan sebuah perencanaan yang
mengarah pada proses bimbingan bagi siswa. Untuk mendukung proses
bimbingan di sekolah, dan terlaksananya layanan bimbingan yang diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar maka dibutuhkan sebuah modul yang
terstruktur sehingga dapat dilakukan sesuai dengan tahap-tahap kebutuhan
siswa.
C. Modul Peningkatan Motivasi Belajar
Menurut Supratiknya (2008: 158) modul adalah suatu kegiatan untuk
membantu kelompok sasaran mengembangkan suatu keterampilan hidup
tertentu. Modul semacam ini berfokus pada suatu topik tertentu, memiliki
komponen-komponen sebagai berikut: topik, tujuan, prosedur, materi, media,
evaluasi, dan sumber.
Masing-masing komponen akan diuraikan secara berturut-turut
(Supratiknya, 2008: 158).
1. Topik
Komponen ini secara padat melukiskan jenis keterampilan hidup yang
akan disajikan dalam modul kegiatan.
2. Tujuan
Komponen ini mendeskripsikan secara lebih spesifik, artinya melukiskan
hasil yang diharapkan/dicapai oleh peserta pada akhir kegiatan.
26
3. Prosedur/Alur
Komponen ini secara rinci dan cermat memaparkan skenario kegiatan,
yaitu langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peserta (dan
pendamping) dalam rangka mencapai tujuan didasarkan pada alur dari
awal sampai akhir.
4. Materi
Komponen ini memaparkan secara konseptual jenis, atau jenis-jenis
keterampilan hidup yang akan dijadikan tujuan penyelenggaraan modul.
5. Media
Yang dimaksud media dalam modul ini adalah handouts berisi paparan
materi; aneka lembar kegiatan peserta, seperti lembar kegiatan pribadi
atau lembar kegiatan kelompok; slides, film, rekaman audio, dan
sebagainya; gambar; koran bekas, majalah, barang-barang bekas lain;
overhead projector, laptop, dan sebagainya; alat-alatseperti kertas HVS,
kertas gambar, pensil warna, spidol, gunting, lem,dan sebagainya.
6. Evaluasi
Evaluasi lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan. Paling tidak terdapat
dua macam evaluasi, yaitu evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi
hasil bertujuan mengetahui sejauh mana peserta telah mengalami
perubahan seperti direncanakan. Evaluasi proses bertujuan mengungkap
kesan atau penilaian peserta terhadap aspek penyelenggaraan kegiatan.
27
7. Sumber
Komponen ini mencantumkan berbagai sumber pustaka dan atau sumber
lain yang dipakai sebagai acuan dalam menyusun aneka langkah modul
dalam modul.
Modul peningkatan motivasi belajar adalah suatu kegiatan untuk
membantu kelompok klien dengan komponen topik, tujuan, prosedur, materi,
media, evaluasi, dan sumber, yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar
kelompok klien tersebut. kelompok klien adalah siswa.
D. Focus Group Discussion
Focus group discussion (FGD) adalah salah satu metode penelitian
kualitatif dengan berpusat pada kelompok, atau dengan kata lain FGD adalah
sebuah meode penelitian dengan cara diskusi kelompok yang membahas satu
topik tertentu (fokus pada topik tertentu). Menurut Kreuger (1994: 3) the
focus group discussion is particulary efective in providing information about
why people think or feel the way to do. Irwanto (2006: 1) menyebutkan
bahwa focus group discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan data
dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang
sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dalam FGD, peserta diskusi boleh
mengungkapkan pendapatnya tentang dirinya (peserta) seperti pikirkan,
perasaan atas masalah yang diungkapkan dalam diskusi kelompok.
28
Diskusi kelompok terarah (focus group discussion) memiliki beberapa
karakteristik, yaitu 1) dalam hal jumlah peserta diskusi, antara 7-10 peserta.
Seperti diungkapkan Kreuger (1994: 6) yaitu a focus group is typically of 7 to
10 participants; 2) peserta yang dipilih berasal dari populasi atau komunitas
yang benar-benar relevan dengan persoalan yang dihadapi; 3) adanya
komunikasi antara moderator dengan peserta diskusi, moderator dengan
pencatat proses, dalam proses FGD. Karakteristik-karakteristik metode
penelitian FGD inilah yang membedakan FGD dengan metode penelitian lain.
Selain karakteristik-karakteristik di atas, FGD memiliki beberapa
manfaat, menurut Irwanto (2006) ada beberapa manfaat FGD sebagai berikut,
1) memperoleh informasi yang banyak secara cepat; 2) mengidentifikasi dan
menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap dan perilaku kelompok
tertentu; 3) menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam; 4) sebagai
cross-cek data dari sumber lain atau metode lain.
Menurut Krueger (1994), FGD memiliki beberapa kelemahan, yaitu 1)
diskusi dapat didominasi oleh segelintir orang, karena ada beberapa orang
yang sangat aktif dalam menanggapi topik-topik yang disampaikan oleh
moderator, namun ada orang yang tidak mempunyai keberanian untuk
mengungkapkan pendapatnya karena takut salah atau tidak terbiasa berbicara
di depan umum; 2) sedikit informasi hanya dapat diperoleh dari setiap
responden, hal ini terjadi bila responden pasif dan sulit untuk mengungkapkan
pendapat; 3) terdapat ketidakmerataan cakupan dari setiap topik pembicaraan;
29
4) sudut pandang anggota minoritas kelompok dapat terabaikan atau tidak
berpengaruh.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang
faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif dengan metode Focus Group Discussion (FGD).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena dalam penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang
memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran
2009/2010.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang terbagi dalam 2 kelas, yaitu kelas IPA
dan kelas IPS.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh
beberapa teman mahasiswa bersama-sama dengan siswa, dengan karakteristik
31
sebagai berikut: (1) Kelompok Kecil (7-10 orang); (2) Heterogen (jenis
kelamin, umur, sosio ekonomi, pendidikan, dan lain-lain); (3) diskusi bebas-
spontan, terfokus pada satu topik tertentu; (4) Dipimpin oleh fasilitator; (5)
Dibantu oleh beberapa asisten.
FGD adalah suatu metode yang mendukung subjek untuk memiliki
kesempatan dalam memberikan pendapat, menjelaskan, dan berbagi
pengalaman dalam diskusi yang dipimpin oleh moderator (Krueger, 1994: 7).
Metode ini digunakan agar peneliti mengetahui secara langsung hal-hal yang
memotivasi belajar siswa secara nyata. Pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan kepada siswa mengenai motivasi belajar baik motivasi belajar
instrinsik maupun motivasi belajar ekstrinsik. Pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan adalah pertanyaan mengenai hal-hal yang memotivasi belajar
siswa. Serta bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memotivasi
belajar siswa selama ini yang diperoleh melalui jawaban-jawaban siswa
melalui Focus Group Discussion (FGD). Pertanyaan-pertanyaan disusun dan
dimaksudkan agar siswa mau mengungkapkan faktor-faktor yang memotivasi
belajar atau berbicara dan mendengarkan siswa lain saat berbicara.
D. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Krueger (1994: 31) FGD dapat dikatakan valid bila
digunakan dengan hati-hati untuk suatu masalah atau permasalahan yang
32
cocok untuk penyelidikan focus group. Validitas adalah tingkat sebuah
prosedur, yang dapat mengukur hal yang menjadi tujuan dari pengukuran.
Validitas dapat diketahui melalui tiga cara yaitu satu, tingkat yang
paling rendah adalah cara validitas yang terlihat. Validitsas terlihat adalah
apakah hasilnya terlihat valid? Cara validitas tipe yang kedua adalah tingkatan
yang merupakan hasil dari tingkah laku yang akan nampak, sedangkan cara
validitas yang ketiga melalui pengalaman dan kejadian prediktif atau
konvergen validitas.
Focus group pada umumnya memiliki validitas dan reliabilitas yang
dilihat melalui tingkat kepercayaan pada pendapat partisipan, jumlah
kelompok dalam FGD 2-4 kelompok dan jumlah masing-masing dari
kelompok tersebut berjumlah 7-10 orang, dan peserta yang memiliki
pengalaman yang sama namun peserta harus heterogen (Krueger, 1994: 32).
E. Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
Sebelum penelitian dilaksanakan, koordinator Bimbingan dan
Konseling SMA Stella Duce Bantul dihubungi oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh informasi dan waktu (jadwal) untuk penelitian, yang
disesuaikan dengan waktu bimbingan klasikal. Namun, di sekolah tersebut
tidak ada jadwal bimbingan klasikal, maka dianjurkan oleh coordinator
33
Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce Bantul untuk menggunakan
jam mata pelajaran tertentu untuk penelitian.
2. Persiapan Teknis
a. Pembentukan TIM
Sebelum melakukan penelitian, tim dibentuk untuk membantu
proses FGD. Diusahakan dalam pemilihan teman-teman yang akan
membantu dalam proses FGD, dipilih orang-orang yang kompeten dan
mampu melaksanakan tugas yang telah ditentukan dengan penuh
tanggung jawab, dapat diandalkan dalam mengelola kelas, menguasai
materi dan mampu menjalin relasi yang baik dengan tim serta mampu
menjalin kerjasama dengan peserta FGD.
Sebelum Peneliti mengadakan penelitian, diadakan briefing pada
setiap anggota tim agar mereka mengerti dan memahami hal-hal yang
harus dilakukan saat FGD berlangsung. Dalam briefing antara
moderator dan asisten moderator serta anggota tim FGD dijelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, hal-hal yang
akan ditanyakan saat FGD dan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh
setiap anggota tim (Krueger, 1994: 127).
34
Dalam proses FGD untuk memperoleh data, beberapa orang dilibatkan
sebagai:
1) Moderator
Moderator adalah orang yang memimpin proses FGD. Seorang
moderator harus memiliki keterampilan khusus agar dapat
bekerjasama baik dengan tim maupun dengan siswa.
2) Pencatat Proses
Pencatat proses adalah orang yang mencatat hasil diskusi peserta.
Tugas mencatat proses pun tidak kalah penting dengan moderator
karena lengkap atau tidak data yang diperoleh dari hasil FGD
tergantung pada pencatat proses. Perlu diketahui pula antara
moderator dan pencatat proses harus terjalin kerjasama yang baik,
agar mendapatkan data yang diharapkan.
3) Penghubung Peserta
Penghubung peserta adalah Koordinator Bimbingan dan Konseling
SMA Stella Duce Bantul.
4) Bloker
Bloker adalah orang yang bertugas sebagai penjaga keamanan
selama proses FGD berlangsung.
5) Petugas Logistik
Petugas logistik adalah anggota tim yang menentukan tempat yang
nyaman dan sedikit gangguan selama proses FGD, selain tugas
35
tersebut masih ada tugas lain yaitu membantu menentukan tempat
dan alat-alat komunikasi selama melaksanakan proses FGD.
6) Memilih Tempat
Tempat yang dipilih dalam proses FGD adalah tempat yang
nyaman dan sedikit gangguan agar proses FGD dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Persiapan FGD
a. Pengembangan pertanyaan
Rumusan pertanyaan untuk melakukan FGD sebagai berikut:
1) Tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor-faktor yang memotivasi
belajar siswa SMA Stella Duce Bantul kelas XI Tahun Pelajaran
2009/2010 yang diungkap melalui Focus Group Discussion.
2) Pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor apakah yang memotivasi
belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran
2009/2010?
3) Pertanyaan panduan : Lihat Lampiran 3.
b. Mendaftar peserta
Peserta didaftar agar dalam melakukan analisis dapat lebih mudah
dalam memasukkan data-data yang diperlukan.
36
4. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di luar ruang kelas. Selama melakukan 45
menit untuk masing-masing kelas.
Sebelum melakukan FGD, siswa diberi pengantar dan maksud
serta tujuan. Setelah diberikan penjelasan, Tim FGD melakukan
permainan terlebih dahulu agar dapat mencairkan suasana (ice breaking),
peserta dan anggota tim FGD saling mengenal satu sama lain. Hal ini
dilakukan agar siswa tidak merasa tegang, lebih santai atau rileks selama
FGD berlangsung dan dapat menghasilkan data yang diharapkan.
Pencairan suasana tidak perlu terlalu lama, karena proses FGD tidak akan
berjalan dengan baik karena keterbatasan waktu. Setelah proses pencairan
suasana usai, maka dilanjutkan dengan proses FGD. Sebelum siswa diberi
pertanyaan, siswa diminta untuk mendiskusikan pertanyaan yang telah
diberikan oleh moderator dan petugas lain melakukan tugasnya masing-
masing. Dalam melakukan FGD dibuat kesepakatan kelompok, bahwa
sesuatu yang diungkapkan oleh salah satu peserta (siswa), jika tidak ada
tanggapan, sanggahan, atau tambahan, maka pernyataan tersebut dianggap
pernyataan kelompok.
F. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas
XI SMA Stella Duce Bantul, teknik analisis data yang digunakan adalah
37
perumusan masalah penelitian yang diajukan. Dalam penelitian akademik
yang melibatkan lebih dari satu kelompok FGD, maka data catatan proses
yang ada disajikan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh peneliti.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam analisis adalah:
1. Memeriksa tujuan FGD dengan cara melihat dari jumlah pertanyaan yang
ditanyakan sesuai dengan rencana atau tindakan.
2. Apakah ada perubahan tujuan dalam tujuan FGD yang terjadi karena input
dari peserta?
3. Mengidentifikasi masalah utama yang dikemukakan oleh peserta.
4. Merumuskan variabel peserta dalam persoalan utama, variasi sebagai
perbedaan-perbedaan yang timbul, dari perbedaan yang sangat mencolok
sampai yang hanya berbeda sedikit saja. Jika perbedaan ini muncul, maka
keduanya harus disajikan secara objektif.
5. Membuat kerangka prioritas dari persoalan-persoalan yang muncul
berdasarkan sumberdaya yang ada, kemendesakan persoalan dan
kemungkinan dipecahkan dalam waktu dekat, jangka menengah, dan juga
jangka panjang.
6. Melakukan koding sesuai dengan faktor-faktor yang dikehendaki.
7. Dalam berpikir mengenai rekomendasi atau implikasi dari penelitian
dilandasi pemikiran bahwa akan ada kemungkinan FGD dilakukan
berdasarkan cita-cita besar, baik toritis maupun praktis, maka analisis
tidak menghilangkan ciri-ciri lokal data yang ada.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat dua jawaban atas masalah penelitian yaitu, pertama
“Faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010 yang diungkap dengan metode
Focus Group Discussion? “ Kedua, “Modul peningkatan motivasi belajar
seperti apa yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2009/2010 (yang diungkap melalui
FGD)?” Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan
terhadap hasil penelitian tersebut.
Penelitian dengan keterbatasan yang ada mengemukakan beberapa
hal. Pertama, yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian. Pertanyaan
yang berbentuk terbuka memungkinkan tidak semua siswa mengungkapkan
apa yang mereka pikirkan dan yang mereka rasakan karena mereka merasa
canggung atau malu meskipun di awal proses FGD dilakukan ice-breaking.
Kedua, kelompok FGD berjumlah 3, dengan 13 peserta dalam satu
kelompok. Jumlah peserta tersebut disebabkan oleh faktor waktu yang
terbatas yang diberikan oleh pihak sekolah karena tidak ada jam Bimbingan
dan Konseling di sekolah tersebut, sehingga mengambil jadwal mata
pelajaran tertentu.
39
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data kualitatif digunakan sebagai instrument
wawancara yang mendalam dan pengamatan. Penggunaan data kualitatif
untuk mengetahui potensi jawaban-jawaban dari siswa karena penelitian
yang dilakukan berusaha untuk menerangkan realita sosial yang dialami
oleh siswa. Susunan TIM Focus Group Discussion (FGD) sebagi berikut:
Tabel 1
Data Tim FGD
No. Nama Sebagai
1. Benedectus Ardhyanto Moderator, Petugas logistik
2. Seprianus Kiding Pencatat Proses
3. Anting Pramusekar Pencatat Proses
4. Aldes Dwi Pikal Moderator
5. Dwi Suryati Pencatat Proses
6. Teresia Adita Candra Pencatat Proses
7. Sigit Sudarisman Bloker
Proses pengumpulan data melalui metode focus group discussion
(FGD) dilakukan 1 kali masing-masing kelompok pada tanggal 27 Agustus
2009 dan 28 Agustus 2009. Adapun kelompok FGD tersebut terdiri dari siswa
kelas XI (IPA & IPS) SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010
dengan jumlah 13 siswa (IPA), 26 siswa (IPS), dibagi menjadi 3 kelompok
40
FGD yaitu kelompok A, B, dan C masing-masing kelompok berjumlah 13
siswa. Berikut nama-mana peserta kelompok:
Tabel 2
Daftar Peserta FGD
Kelompok: A (IPA)
1. Aprilia Irawati 6. Fransiska Ningrum 11. Sisilia Vika Dwi K.
2. Bagas Prawira K. 7. Hedwigis Juditr T. 12. Vinsensius Indra C.
3. Christian Reddy 8. Ig. Topanjalu 13. R. B. Gendra I. M.
4. Dwi Setiowati 9. MM. Liana Agustin
5. Elisabet Barek P. 10. Rio Sapto Hidayat
Kelompok B (IPS)
1. Ade Yunianto 6. Elizabeth Hermi P. 11. Laksita Wikan N.
2. B. Heti M. 7. Elizabeth Tri N. 12. Marcela S. R.
3. Cesilia Kunthi E. 8. Emi 13. Maria Linda M.
4. Daniel Okky P. 9. Kristina Riya T.
5. Desi Rika A. 10. Renato Benigno C.
Kelompok C (IPS)
1. Marlia 6. Ryannova R. 11. Wawan Kurniawan
2. Michael Laotik 7. Thomas Riko 12. Ika Riana
3. Natalia Galuh M. 8. Valleria Diani S. P. 13. Dessy Wulandari
4. Oktavia Demy 9. Yasinta Feri S.
5. Rosalia Hera 10. Theresia Misa D.
41
Hasil FGD di SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah:
Pertama, proses FGD dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2009 di kelas XI
IPA (Kelompok A) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 7 orang
siswa putri dan 6 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3
Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Memiliki guru yang menyenangkan, humoris, dan metode
mengajar yang variatif. 13 siswa
2. Dukungan dari orang tua/pacar. 13 siswa
3. Mata pelajaran yang di senangi. 13 siswa
4. Semangat belajar tinggi karena akan mendapat hadiah 10 siswa
5. Keinginan untuk membahagiakan orang tua. 4 siswa
6. Semangat belajar karena mendengarkan cerita inspiratif dari
guru tentang orang yang sukses.
2 siswa
7. Rasa ingin tahu lebih tentang mata pelajaran. 2 siswa
8. Cita-cita memicu semangat belajar 1 siswa
9. Semangat belajar tinggi karena malu dengan pacar yang lebih
pintar.
1 siswa
10. Memiliki persaingan dengan teman dalam prestasi belajar. 1 siswa
11. Pengalaman masa lalu yang buruk (mendapat nilai buruk) 1 siswa
12. Merasa diremehkan guru menjadi semangat belajar untuk
membuktikan bahwa diri bisa berprestasi
1 siswa
42
Tabel 4
Faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Guru mengajar dengan metode yang monoton, menyampaikan
materi terlalu luas, materi yang diberikan sama dari kelas X
sampai XII dan guru terlalu galak
13 siswa
2. Diejek teman “Sok Rajin” 1 siswa
3. Belum menemukan tujuan belajar yang sebenarnya 1 siswa
Kelompok A, proses FGD berjalan dengan lancer. Ada beberapa siswa
yang pasif, terlihat menyetujui apa yang diungkapkan oleh siswa lain saat
proses FGD berlangsung. Pernyataan-pernyataan yang siswa ungkapkan
menunjukkan apa yang siswa ungkapkan tersebut jujur dan benar-benar
mereka alami. Kelompok ini, siswa bersemangat untuk belajar karena
memiliki guru yang menyenangkan, humoris, dan metode mengajar yang variatif.
Dukungan dari orang-orang terdekatpun (orang tua/keluarga, pacar,) membuat siswa
bersemangat untuk belajar. Siswa yang kurang termotivasi untuk belajar, mereka
mengungkapkan bahwa metode mengajar guru monoton, tidak variatif, kurang
menyenangkan, terlalu galak, dan terlalu kaku dalam menyampaikan materi.
Hal ini menjadikan siswa kurang bisa menangkap dan tidak bersemangat
untuk belajar. Dalam hal ini yang diperlukan oleh siswa adalah pemberian
pemahaman akan karakter guru, dan bagaimana siswa menyesuaikan diri
dengan guru yang menyenangkan dan tidak menyenangkan bagi siswa melalui
43
guru pembimbing. Siswa juga memerlukan perhatian dari guru wali kelas,
guru mata pelajaran dan guru pembimbing agar siswa memahami arti penting
kegiatan dan tujuan belajar siswa.
Kedua, proses FGD dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2009 di kelas
XI IPS (Kelompok B) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 10 orang
siswa putri dan 3 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 5
Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Ingin membahagiakan orang tua 13 siswa
2. Mendapat hadiah jika berprestasi. 13 siswa
3. Memiliki guru yang menyenangkan, sabar, ramah, humoris, dan
menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak bosan
dengan metode yang diberikan saat mengajar di kelas.
13 siswa
4. Mata pelajaran yang disukai. 13 siswa
5. Kemauan untuk menjadi sukses dan keinginan untuk maju. 11 siswa
6. Cerita inspiratif dari guru. 9 siswa
7. Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mempelajari mata
pelajaran dengan sungguh-sungguh.
6 siswa
8. Belajar kelompok. 6 siswa
9. Ada rasa malu jika mendapat nilai jelek. 3 siswa
10. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan (mendapat
nilai jelek).
2 siswa
11. Rasa ingin tahu lebih mata pelajaran tersebut. 1 siswa
12. Pacar 1 siswa
13. Merasa selalu direndahkan oleh orang tua maka muncul keinginan 1 siswa
44
untuk membuktikan bahwa dirina juga bisa berprestasi
14. Sadar bahwa belajar itu adalah kewajiban. 1 siswa
Tabel 6
Faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Acara televisi, di ajak teman untuk bermain, online di warnet
yang lebih menarik dari pada belajar
13 siswa
2. Metode mengajar guru yang kurang variatif dan cenderung
monoton
13 siswa
3. Teman di kelas tidak menunjukkan sikap “kompak’ di kelas 1 siswa
4. Kurangnya perhatian dari orang tua 4 siswa
Kelompok B, siswa kurang aktif dalam mengikuti proses FGD. Hal
ini dikarenakan rasa malu mengungkapkan pendapat, rasa canggung mungkin
juga membuat mereka kurang aktif untuk mengutarakan pendapatnya. Dalam
proses, pernyataan-pernyataan muncul setelah beberapa anggota FGD mulai
berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Siswa
mengungkapkan bahwa mereka bersemangat belajar untuk membahagiakan
orang tua, mendapat hadiah jika berprestasi. Memiliki guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, humoris, dan menggunakan metode yang
bervariasi sehingga siswa tidak bosan dengan metode yang diberikan saat
mengajar di kelas. Namun, ada juga yang mengungkapkan bahwa siswa
45
kurang bersemangat untuk belajar karena guru. Ungkapan siswa sebagai
berikut “Saya kurang bersemangat untuk belajar disebabkan karena metode
mengajar guru yang kurang kreatif dan monoton, sehingga apa yang guru
sampaikan mengajar di kelas tidak dengan mudah saya tangkap”. Pendapat
tersebut didukung oleh siswa-siswa yang lain.
Ketiga, proses FGD dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2009 di kelas
XI IPS (Kelompok C) dengan jumlah siswa peserta FGD 13 orang, 10 orang
siswa putri dan 3 siswa putra. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 7
Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Nilai yang tinggi adalah kebutuhan. 13 siswa
2. Ada dukungan dari orang tua/pacar. 13 siswa
3. Memiliki dorongan untuk belajar karena akan mendapat hadiah
(dari guru/rang tua/janji)
13 siswa
4. Guru yang menyenangkan. 13 siswa
5. Cerita inspiratif dari guru. 10 siswa
6. Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan 8 siswa
7. Mendapat nilai bagus 4 siswa
8. Rasa ingin tahu lebih dalam menerima pelajaran. 1 siswa
9. Termotivasi dalam belajar karena guru galak 1 siswa
10. Ada persaingan yang sehat (dalam hal prestasi belajar) dengan
teman.
1 siswa
46
Tabel 8
Faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Banyak kegiatan di Sekolah, terlalu lelah 13 siswa
2. Metode mengajar guru yang kurang menyenangkan (kurang
variatif).
13 siswa
3. Tugas yang diberikan guru terlalu banyak. 10 siswa
4. Gangguan dari teman saat mau belajar. 3 siswa
5. Patah hati. 2 siswa
Kelompok C, moderator memberikan contoh terlebih dahulu agar
siswa mau mengungkapkan pendapatnya saat memberi pertanyaan kepada
kelompok mengenai motivasi belajar. Proses FGD terbilang lancar, dalam arti
tidak ada kendala saat FGD berlangsung. Selama proses diskusi ada beberapa
siswa yang mengungkapkan bahwa mereka kurang termotivasi atau kurang
bersemangat dalam belajar pada saat tugas yang diberikan oleh guru terlalu
banyak, sehingga tidak berminat untuk belajar. Cerita inspiratif dari guru
tertentu dapat memotivasi siswa dalam belajar diungkapkan oleh beberapa
siswa. Metode mengajar guru yang kurang menyenangkan dan monoton,
membuat siswa kurang berminat pada saat pelajaran berlangsung. Peran guru
wali kelas, guru mata pelajaran dan guru pembimbing sangat penting untuk
memberikan perhatian dan pemahaman kepada siswa dalam memberikan
bimbingan atau memberikan materi mata pelajaran yang guru ampu.
47
Tabel 9
Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas, Selama Dua Kali FGD
Faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Memiliki guru yang menyenangkan, sabar, ramah, humoris, dan
dengan menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa
tidak bosan dengan metode yang diberikan saat mengajar di
kelas.
39 siswa
2. Akan mendapat hadiah 36 siswa
3. Adanya dukungan dari orang tua/pacar. 26 siswa
4. Mata pelajaran yang di senangi dapat memberi semangat dalam
belajar.
26 siswa
5. Cerita inspiratif dari guru membuat siswa termotivasi dalam
belajar
21 siswa
6. Nilai yang tinggi adalah kebutuhan sehingga membuat siswa
bersemangat untuk belajar. 17 siswa
7. Keinginan untuk membahagiakan orang tua. 17 siswa
8. Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan 16 siswa
9. Kemauan untuk menjadi sukses dan keinginan untuk maju. 11 siswa
10. Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mempelajari mata
pelajaran dengan sungguh-sungguh.
6 siswa
11. Belajar kelompok. 6 siswa
12. Rasa ingin tahu lebih dalam menerima pelajaran. 3 siswa
13. Ada rasa malu jika mendapat nilai jelek. 3 siswa
14. Patah hati. 2 siswa
15. Ada persaingan yang sehat (dalam hal prestasi belajar) dengan
teman
2 siswa
16. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan (mendapat 2 siswa
48
nilai jelek)
17. Malu dengan pacar yang lebih pintar. 1 siswa
18. Guru galak 1 siswa
Tabel 10
Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas, Selama Dua Kali FGD
Faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar siswa
No. Pernyataan Jumlah siswa yang
mengungkapkan
1. Cara mengajar guru yang monoton, guru menyampaikan materi
terlalu luas, materi yang diberikan guru sama dari kelas X
sampai XII dan guru terlalu galak
39 siswa
2. Acara televisi, di ajak teman untuk bermain, online di warnet
yang lebih menarik dari pada belajar
13 siswa
3. Banyak kegiatan di sekolah, terlalu lelah 13 siswa
4. Tugas yang diberikan guru terlalu banyak. 10 siswa
5. Kurangnya perhatian dari orang tua 4 siswa
6. Gangguan dari teman saat mau belajar. 3 siswa
7. Patah hati membuat siswa. 2 siswa
8. Belum menemukan tujuan belajar yang sebenarnya 1 siswa
Tabel 11
Rincian Pernyataan Motivasi Belajar Yang Diungkapkan oleh siswa SMA Stella
Duce Bantul Tahun Pelajaran 2009/2010 Berdasarkan FGD
No. Motivasi Belajar
1 Motivasi Belajar Intrinsik
Pengalaman masa lalu yang buruk (mendapat nilai jelek)
49
Cita- cita
Rasa ingin tahu lebih tentang matapelajaran
Belajar karena kewajiban
Ingin sukses
Dorongan dari diri untuk belajar
Ingin tahu lebih tentang matapelajaran
Keinginan membahagiakan orang tua
2 Motivasi Belajar Esktrinsik
Memiliki guru yang menyenangkan, humoris, dan metode mengajar
yang variatif.
Jika belajar akan/ingin mendapatkan hadiah
Dukungan dari orang tua dan pacar
Mata pelajaran yang disenangi
Cerita Inspiratif dari guru
Malu dengan pacar
Diremehkan guru
Belajar kelompok
Nilai yang tinggi
Guru galak
Patah hati
Persaingan yang sehat dalam prestasi belajar
Tabel 11 tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar intrinsik lebih sedikit
jumlahnya dari pada motivasi belajar ekstrinsik. Hal ini mungkin disebabkan siswa
belum sepenuhnya mengerahkan kemampuannya dan belum memiliki keteguhan hati
untuk belajar. Keteguhan hati mengandung makna kemampuan untuk mengendalikan
diri pada pencapaian tujuan. Siswa yang memiliki pengendalian diri, tidak akan
mudah terpengaruh pada hal-hal yang menghambatnya dalam belajar. Siswa yang
50
memiliki pengendalian diri memiliki kesadaran bahwa kegiatan belajar yang
dilakukannya itu sangat bermanfaat bagi kehidupannya, sehingga siswa melakukan
kegiatan belajarnya atas dasar kemauannya sendiri, bukan dari suruhan atau paksaan
orang lain.
Hasil dari penelitian kepada 39 responden atau siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 dengan menggunakan metode FGD, sebagai
berikut: peran yang besar dalam memotivasi belajar siswa adalah guru mata
pelajaran, mata pelajaran yang di senangi, orang tua, dan cita-cita yang ditunjukkan
pada tabel berikut ini:
Tabel 12
Persentase Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa
Faktor-faktor
Yang Memotivasi Belajar Siswa
Jumlah Siswa Kelas
XI IPA dan XI IPS
Persentasi Kelas
XI IPA dan XI IPS
Guru mata pelajaran 39 100 %
Mata pelajaran yang di senangi 26 66,67 %
Orang tua 17 43,59 %
Cita-cita 16 41,02 %
Dari tabel hasil penelitian tersebut (tabel 12) terlihat bahwa yang paling
berpengaruh untuk memotivasi belajar siswa adalah metode mengajar guru (guru
mata pelajaran). Tiga puluh sembilan responden menyatakan bahwa dukungan dan
pengertian dari guru sangatlah diperlukan. Faktor lain yang memotivasi belajar siswa
adalah mata pelajaran yang mereka sukai, 26 responden mengungkapkan bahwa
51
mereka (siswa) bersemangat untuk belajar karena mata pelajaran yang mereka sukai
sehingga dapat mengulangi pelajaran tersebut di rumah. Orang tua juga menjadi
faktor yang memotivasi belajar siswa, 17 responden mengungkapkan bahwa mereka
ingin membahagiakan orang tua dan membuat orang tua bangga, sehingga mereka
bersemangat untuk belajar. Selain Guru, mata pelajaran yang disukai dan orang tua,
cita-cita juga memotivasi belajar siswa, 16 responden mengungkapkan bahwa cita-
cita sangatlah penting untuk memotivasi belajar, tanpa cita-cita tujuan dari belajar
tidak dapat tercapai.
Tabel 13
Persentase Faktor-faktor yang Kurang Memotivasi Belajar Siswa
Yang Tidak Memotivasi Belajar
Siswa
Jumlah Siswa Kelas
XI IPA dan XI IPS
Persentase Kelas
XI IPA dan XI IPS
Guru 39 100%
Tugas terlalu banyak 10 25,64 %
Orang tua 4 10,25 %
Belum menemukan tujuan belajar 1 2,56 %
Dari tabel persentase faktor-faktor yang kurang memotivasi belajar
siswa (tabel 13) ada beberapa faktor yang kurang memotivasi belajar siswa.
Dari hasil di atas, tampak jelas bahwa 39 responden tidak/kurang termotivasi
belajar karena metode mengajar guru yang monoton, guru menyampaikan
materi terlalu luas, materi yang diberikan guru sama dari kelas X sampai XII,
dan guru terlalu galak. Sepuluh responden mengungkapkan bahwa tugas yang
52
terlalu banyak membuat siswa tidak bersemangat untuk belajar. Siswa
menjadi merasa terbebani dengan tugas yang terlalu banyak, sehingga siswa
tidak bersemangat untuk belajar. Empat responden mengungkapkan bahwa
perhatian dari orang tua mempengaruhi motivasi belajar mereka.
Responden mengungkapkan bahwa orang tua tidak perduli mereka
mau belajar atau tidak, sehingga mereka merasa tidak diperhatikan, yang
berdampak pada semangat belajar mereka.
B. Pembahasan
Sebagai penelitian kualitatif, peneliti ingin memaparkan keadaan atau
kondisi nyata yang dialami siswa. Dari hasil penelitian, guru merupakan salah
satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan
menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan
tuntutan masyarakat yang semakin berkembang (Sardiman, 2007: 125). Dalam
arti khusus, guru memiliki tanggung jawab untuk membawa siswanya pada
suatu kedewasaan dan taraf kematangan tertentu. Guru memiliki peran yang
sangat besar dalam memotivasi belajar 39 siswa (100 %) termotivasi dan
kurang termotivasi karena guru. Metode mengajar guru yang monoton,
menyampaikan materi terlalu luas, materi yang diberikan guru sama dari kelas
X sampai XII dan guru terlalu galak. Menurut Prey Katz (Sardiman 2007: 143)
peran guru adalah sebagai komunikator, sahabat yang memberikan nasihat-
53
nasihat, motivator pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam
pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai.
Hubungan antara guru dengan siswa di dalam proses belajar mengajar
merupakan faktor utama dalam tercapainya pemahaman dan perubahan cara
pandang serta perilaku siswa setelah mendapatkan bahan ajar dari guru.
Menurut Sardiman (2007: 163) proses interaksi belajar-mengajar di kelas akan
terlaksana dengan baik jika guru memiliki dua modal yaitu mendesain
program dan keterampilan mengkomunikasikan program tersebut kepada
siswa. Sejumlah 39 responden mengungkapkan bahwa siswa termotivasi
belajar karena memiliki guru yang menyenangkan, dalam arti sabar, ramah,
humoris, dan dengan menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa
tidak bosan dengan metode yang diberikan saat mengajar di kelas.
Pernyataan yang diungkapkan oleh 39 responden tersebut sesuai
dengan pendapat Winkel (1996: 196) yaitu sifat dan sikap yang diharapkan
siswa terhadap gurunya adalah keluwesan dalam pergaulan, suka humor,
kemampuan untuk menyelami alam pikiran dan perasaan anak, kepekaan
terhadap tuntutan keadilan, kemampuan untuk mengadakan organisasi,
kreativitas dan rela membantu. Guru memiliki tanggung jawab untuk melihat
segala sesuatu yang terjadi dalam kelas, untuk membantu proses
perkembangan siswa. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi
belajar siswa yang tidak baik pula. Maka guru yang progresif, berani mencoba
metode-metode baru, senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara,
54
membantu, meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar.
Siswa yang termotivasi belajar karena menyenangi mata pelajaran
tertentu dari 39 siswa, 26 siswa (66,67 %). Menurut peneliti, mata pelajaran
yang siswa senangi berperan untuk memotivasi belajar siswa. Siswa yang
menyukai mata pelajaran tertentu akan memperlihatkan perilaku yang
mengarah pada kegiatan belajar mereka terhadap mata pelajaran tersebut.
Perilaku yang mengarah pada kegiatan belajar siswa diungkapkan oleh
beberapa siswa dalam proses FGD yaitu siswa mengulang kembali pelajaran
yang disampaikan oleh guru saat di rumah, bertanya kepada guru mengenai
materi yang siswa tidak mengerti. Untuk menumbuhkan motivasi belajar
terhadap mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa, peran guru
dibutuhkan untuk memberikan pemahaman dan pengertian. Seperti ungkapan
di atas bahwa guru mempunyai peran penting dalam memberikan metode
mengajar yang tepat agar siswa dapat menyukai mata pelajaran yang bagi
siswa sulit.
Dari jumlah 39 siswa, 17 siswa (43,59 %) termotivasi oleh orang tua.
Orang tua berperan dalam memotivasi belajar anak mereka karena orang tua
merupakan orang yang paling dekat dengan dengan anak. Orang tua
memberikan dukungan, fasilitas, perhatian, dan suasana lingkungan keluarga
yang harmonis bagi anak yang dapat membantu anak bersemangat dalam
belajar dan mencapai prestasi belajar. Hal tersebut sejalan dengan faktor yang
55
memotivasi belajar siswa, yaitu lingkungan yang kondusif. Di dalam
lingkungan keluarga dibutuhkan hubungan yang harmonis antara siswa
dengan anggota keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, dll.) yang dapat
menumbuhkan semangat belajar bagi siswa. Dengan demikian, siswa merasa
terdorong untuk belajar dan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baru
saat siswa bersemangat dalam belajar.
Cita-cita memiliki peran dalam memotivasi belajar siswa. Dari 39
siswa, 16 siswa (41,02%) termotivasi oleh cita-cita. Cita-cita berperan untuk
memotivasi belajar siswa karena cita-cita adalah sebuah harapan bagi siswa.
Harapan itu dapat terwujud bila siswa tersebut belajar dengan giat dan rajin,
namun cita-cita harus di dukung oleh kesadaran diri untuk belajar. Cita-cita
yang didukung oleh kesadaran diri akan menghasilkan semangat belajar yang
baik sehingga siswa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan siswa yang kurang memiliki
motivasi dalam belajar yang berjumlah 15 siswa (38,45 %). Menurut peneliti
hal ini disebabkan tugas yang diberikan guru terlalu banyak sehingga siswa
kurang memiliki semangat untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepada
siswa. Siswa bingung akan mengerjakan tugas mana yang harus didahulukan.
Pemberian tugas kepada siswa sangat membantu karena mengkondisikan
siswa selalu berlatih dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya.
Dalam pemberian tugas kepada siswa, guru senantiasa mengarahkan dan
memberikan pemahaman kepada siswa bahwa tugas tersebut adalah latihan
56
bagi mereka dalam menghadapi ujian. Selain pemberian tugas yang terlalu
banyak sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar adalah peran orang
tua.
Menurut 4 responden (10,25%) dari 15 siswa yang tidak/kurang
termotivasi belajar adalah karena perhatian dari orang tua. Lemahnya motivasi
yang diberikan oleh orang tua dapat mengakibatkan siswa merasa putus asa
dengan hasil yang telah diperoleh karena tidak maksimal atau tidak sesuai
dengan target. Faktor lain yang mempengaruhi siswa tidak/kurang memiliki
motivasi belajar adalah kurangnya motivasi belajar dari orang tua mungkin
dikarenakan oleh latar belakang pendidikan orang tua rendah, kurangnya
biaya pendidikan, atau jauh dari orang tua.
Ada juga siswa yang tidak/kurang termotivasi dalam belajar karena
belum menemukan tujuan belajar. Jika siswa belajar tanpa memahami tujuan
belajar mereka akan berdampak pada semangat belajar siswa, sehingga apa
yang siswa pelajari kurang mampu dicerna oleh siswa. Akibatnya siswa
menjadi malas untuk belajar, kurang/tidak termotivasi untuk belajar, akan
lebih buruk jika perilaku siswa di sekolah tidak lagi mengarah pada kegiatan
belajar. Faktor yang dapat mendukung siswa dalam mengembangkan dan
memahami tujuan belajar siswa tersebut adalah guru mata pelajaran, orang
tua, guru bimbingan dan konseling sangat berperan untuk memberikan
pengertian dan gambaran tentang tujuan belajar bagi siwa.
57
BAB V
MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Bab IV mengungkapkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang
memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran
2009/2010 yang diungkap dengan metode focus group discussion yaitu faktor
metode guru saat mengajar memotivasi 39 siswa (100%). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, guru sangat berperan penting bagi motivasi belajar siswanya.
Namun, ada faktor-faktor lain yang memotivasi siswa dalam belajar mereka,
seperti mata pelajaran yang disenangi, orang tua, dan cita-cita. Selain beberapa
faktor yang memotivasi siswa untuk belajar, ada beberapa hal yang kurang
motivasi siswa dalam belajar, seperti cara guru mengajar, guru suka memarahi,
tugas terlalu banyak, orang tua, dan siswa belum menemukan tujuan belajar yang
sebenarnya. Dapat dilihat dalam tabel 11 yaitu rincian pernyataan motivasi belajar
yang diungkapkan oleh siswa SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran
2009/2010. Berdasarkan FGD bahwa motivasi belajar ekstrinsik siswa lebih
banyak dari motivasi belajar intrinsik, maka dibutuhkan usaha untuk
meningkatkan motivasi belajar intrinsik siswa. Dengan memberikan
58
pendampingan kepada siswa, diharapkan siswa mampu mengembangkan dirinya,
menyadari tujuan belajarnya, dan memiliki semangat untuk melakukan kegiatan
belajar. Artinya siswa bersemangat untuk belajar bukan sepenuhnya dorongan
dari orang lain, pengaruh orang lain, namun ada rasa ingin belajar dan keteguhan
hati dari siswa untuk belajar.
Usaha untuk membimbing siswa yang termotivasi atau pun yang kurang
termotivasi dalam belajar agar mampu meningkatkan motivasi belajar mereka
dapat menggunakan beberapa metode. Salah satu metode yang digunakan adalah
siswa diberikan sebuah pendampingan dengan mengacu pada modul dengan
topik motivasi belajar.
Metode ini dipandang sebagai metode yang tepat untuk siswa dalam
meningkatkan motivasi belajar mereka. Proses dari metode ini menggali lebih
dalam dari diri siswa mengenai motivasi belajar mereka. Dengan memberikan
pendampingan kepada siswa, diharapkan siswa mampu mengembangkan dirinya,
menyadari tujuan belajarnya, dan memiliki semangat untuk melakukan kegiatan
belajar terutama memahami bahwa belajar adalah suatu kebutuhan bukan paksaan
dari orang lain.
A. Pendampingan
Usaha untuk membantu siswa dalam memotivasi dirinya untuk belajar
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pembinaan, pendidikan,
pembentukan dan pendampingan (Mangunhardjana, 1986: 21). Dari beberapa
cara tersebut kata yang dipilih untuk mewakili bimbingan adalah
59
pendampingan. Untuk membantu siswa dalam memotivasi belajar diperlukan
pendampingan dengan tujuan, materi, metode yang cocok untuk siswa.
1. Tujuan Pendampingan
Tujuan, aims, purposes, objectives, goals, targets pendampingan
adalah titik yang diarah dan hendak dicapai lewat usaha pendampingan.
Tujuan pendampingan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: untuk
apa pendampingan diadakan?; mengapa pendampingan itu diusahakan?;
apa yang diharapkan dari usaha pendampingan itu? (Mangunhardjana,
1986: 25). Dari pertanyaan-pertanyaan mengenai apa tujuan
pendampingan diadakan, maka tujuan juga dapat disebut sasaran,
maksud, hasil, atau cita-cita pendampingan (Mangunhardjana, 1986:
25).
2. Gambaran Siswa yang Diharapkan Muncul Setelah Mengikuti
Proses Pendampingan.
Beberapa gambaran siswa yang diharapkan muncul setelah
menjalani proses pendampingan adalah sebagai berikut:
a. Mampu melihat kekurangan dan kelebihan dirinya dalam belajar.
b. Mampu merumuskan tujuan belajar sendiri.
c. Dapat mengatasi masalah dalam belajar (terutama dalam hal
motivasi belajar).
60
B. Menyusun Modul Peningkatan Motivasi Belajar
Yang dimaksud modul adalah satuan kegiatan life skill untuk
membantu siswa lebih termotivasi dalam belajar. Supratiknya (2008: 158)
mengungkapkan bahwa modul atau program kecil ini berfokus pada satu topik
tertentu. Setiap modul tersusun atas komponen-komponen tertentu sebagai
pijakan untuk isi modul tersebut.
Untuk menyusun sebuah modul peningkatan motivasi belajar bagi
siswa yang sesuai dengan tujuan dan cocok dengan kebutuhan dibutuhkan
beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut meliputi 1) Asesmen kebutuhan;
2) Analisis hasil asesmen.
1. Asesmen kebutuhan
Langkah pertama untuk menyusun program peningkatan
motivasi belajar adalah melakukan need assessment atau asesmen
kebutuhan dari kelompok siswa. Yang dimaksud asesmen kebutuhan
adalah mencari tahu tentang keadaan kelompok klien yang akan dilayani
(Supratiknya, 2008: 126). Asesmen kebutuhan dilakukan dengan
menggunakan penelitian kualitatif, dengan metode focus group
discussion.
2. Analisis hasil asesmen
Analisis dilaksanakan dengan cara mengintegrasikan berbagai
tingkat secara garis besar. Dari hasil asesmen yang diperoleh,
pernyataan yang diungkapkan siswa tentang faktor yang memotivasi
61
belajar siswa adalah guru, orang tua, cita-cita. Hasil asesmen kebutuhan
ini penting untuk menentukan tujuan, isi, dan format modul yang akan di
susun dan dikembangkan.
Asesmen kebutuhan dan analisis kebutuhan telah dilaksanakan, maka
peneliti mulai menyusun sebuah materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa,
melalui hasil analisis kebutuhan tersebut. Materi-materi yang sudah
dikumpulkan akan dibuat menjadi sebuah modul. Di dalam modul tersebut
terdapat tujuan, prosedur, materi, lembar kegiatan.
Menurut Supratiknya (2008: 158) komponen-komponen modul
meliputi 1) topik; 2) tujuan; 3) materi; 4) prosedur; 5) media; 6) evaluasi; 7)
sumber. Masing-masing komponen diuraikan sebagai berikut.
1. Topik. Komponen ini secara padat melukiskan ketrampilan hidup yang
akan disajikan dalam modul kegiatan tersebut.
2. Tujuan. Komponen ini mendeskripsikan secara lebih spesifik jenis atau
jenis-jenis ketrampilan hidup. Artinya, tujuan melukiskan hasil yang
dicapai siswa setelah mengikuti pendampingan.
3. Waktu. Komponen ini menggambarkan alokasi waktu yang digunakan
untuk penyelenggaraan pendampingan secara tuntas, dari icebreaking di
awal sampai kegiatan evaluasi akhir.
4. Tata ruang. Komponen ini menggambarkan kondisi ruang, alat, atau
perlengkapan yang mendukung terselenggaranya pendampingan
tersebut.
62
5. Materi. Komponen ini memaparkan secara konseptual. Paparan lebih
lengkap materi ini dapat disajikan tertulis (misal dalam bentuk
handouts), audio (misal dialog), atau audiovisual (contoh, film), atau
media lain yang lazimnya disertai dengan penjelasan lisan oleh
pendamping.
6. Prosedur. Komponen ini memaparkan langkah-langkah yang harus
ditempuh oleh peserta (dan pendamping) dalam rangka mencapai tujuan
didasarkan pada rencana yang telah disusun dari awal sampai akhir.
Langkah-langkah tersebut dapat berupa fase-fase, misal dari perkenalan,
setelah perkenalan pendamping membahas handouts, dan seterusnya
hingga selesai.
7. Media. Yang dimaksud media dalam modul ini adalah handouts berisi
paparan materi; aneka lembar kegiatan peserta, seperti lembar kegiatan
pribadi atau lembar kegiatan kelompok; slides, film, rekaman audio, dan
sebagainya; gambar; koran bekas, majalah, barang-barang bekas lain;
overhead projector, laptop, dan sebagainya; alat-alatseperti kertas HVS,
kertas gambar, pensil warna, spidol, gunting, lem,dan sebagainya.
8. Evaluasi. Evaluasi lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan. Ada paling
tidak dua macam evaluasi, yaitu evaluasi hasil dan evaluasi proses.
Evaluasi hasil bertujuan mengetahui sejauh mana peserta telah
mengalami perubahan seperti direncanakan.
63
9. Sumber. Komponen ini mencantumkan berbagai sumber pustaka dan
atau sumber lain yang dipakai sebagai acuan dalam menyusun aneka
langkah modul dalam modul.
Pendampingan peningkatan motivasi belajar siswa ini dilakukan
dengan metode structured-experiences (pengalaman terstruktur). Menurut
Pfeiffer & Jones (Supratiknya, 2008: 77) yang dimaksud metode structured-
experiences sebagai berikut:
Pengalaman terstruktur merupakan situasi pembelajaran
yang didasarkan pada model pembelajaran eksperiensial,
yang lebih bersifat induktif dari pada deduktif, memberikan
pengalaman belajar langsung daripada lewat pengalaman
orang lain, dan para partisipan diberi kesempatan
menemukan sendiri makna hasil belajarnya serta menguji
sendiri kesahihan pengalamannya itu.
Metode ini meliputi suatu experiential learning cycle (siklus belajar
berdasarkan pengalaman), sebagai berikut.
Gambar 1
Siklus Belajar Berdasarkan Pengalaman
64
1. Experiencing (Mengalami). Peserta dilibatkan dalam kegiatan tertentu,
seperti melakukan, mengamati, dan mengungkapkan sesuatu entah
sendiri atau bersama satu atau lebih dari peserta lain. Tujuannya
menciptakan data.
2. Publishing (Membagikan pengalaman). Peserta men-sharing-kan atau
membagikan reaksi pribadi dan hasil pengamatannya atas kegiatan yang
telah dilakukan kepada peserta lain. Intinya melaporkan data.
3. Processing (Memroses pengalaman). Peserta mendiskusikan dinamika
yang muncul dari pengalaman dan hasil sharing-nya bersama peserta
lain. Intinya mencoba menafsirkan data.
4. Generalizing (Merumuskan kesimpulan). Peserta menyimpulkan
prinsip-prinsip, merumuskan makna, hikmah atau manfaat berdasarkan
hasil penafsirannya atas data.
5. Applying (Menerapkan). Peserta merencanakan cara menerapkan hasil
belajarnya dalam kehidupan sehari-hari, termasukmembangun niat dan
tekat untuk itu.
Beberapa jenis aktivitas yang akan sering dipraktikkan dalam berbagai
tahap belajar selama pelatihan ini adalah sebagai berikut.
1. Refleksi, yaitu melihat diri sendiri seperti di depan sebuah cermin,
memandang diri dalam suasana batin yang hening, tenang, damai,
terbuka, agar lebih mengenal diri sebagai siswa untuk menentukan
65
langkah-langkah yang hendak ditempuh selanjutnya dalam rangka
meningkatkan atau menyempurnakan diri.
2. Sharing, yaitu berbagai pikiran, perasaan atau pengalaman bersama
peserta lain. kegiatan ini dapat dilakukan dalam kelompok kecil yang
terdiri dari lima atau lebih, bahkan bisa kelompok pleno yang meliputi
seluruh satuan kelas, sesuai kebutuhan.
3. Diskusi, yaitu berpikir bersama baik dalam kelompok kecil maupun
dalam kelompok pleno.
4. Lekturet, yaitu ceramah pendek oleh Pendamping.
5. Pengalaman terstruktur, yaitu melakukan kegiatan tertentu berupa
sejenis games atau roleplaying baik secara sendiri-sendiri maupun
dalam kelompok atau pleno.
6. Bernyanyi.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dan menyenangkan, peserta
diharapkan untuk selalu aktif (melibatkan diri) dalam seluruh kegiatan,
bersungguh-sungguh, serta dengan hati dan pikiraan yang selalu terbuka.
Dari hasil analisis kebutuhan, peneliti membuat tema besar (mayor)
yaitu “bersemangat dalam belajar”, yang dibagi menjadi 4 tema kecil (minor)
untuk membantu siswa menemukan semangatnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Dengan kata lain, tema minor tersebut adalah salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, yaitu 1) Apa itu motivasi
66
belajar?; 2) motivasi dari diri atau motivasi dari orang lain?; 3) aku ingin lebih
termotivasi belajar! 4) motivasi belajar sebagai jalan menuju hasil yang baik.
Jika dibuat skema akan menjadi sebagai berikut.
Gambar 2
Skema Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Mengapa keempat sub tema atau tema minor yang dibahas dalam
modul? Keempat tema minor tersebut memuat tentang motivasi belajar, dari
mengenal motivasi belajar sampai menjadikan motivasi belajar sebagai salah
satu langkah untuk mencapai cita-cita.
Tema minor yang pertama: Apa itu motivasi belajar? Dari
pertanyaan pertama untuk memulai diskusi, diajukan dalam proses FGD,
Tema Mayor
Tema Minor
67
ternyata siswa kurang paham tentang motivasi belajar. Pernyataan beberapa
siswa menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah sesuatu yang membuat kita
semangat belajar, ada yang mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah
dorongan, minat, usaha untuk belajar. Sedikit mereka mengungkapkan tentang
motivasi belajar. Tema yang pertama ini memiliki tujuan agar siswa dapat
mengenal lebih dalam motivasi belajar. Siswa menemukan sendiri motivasi
belajar yang selama ini ada dalam diri siswa. Apakah sudah baik, atau kurang
baik dan faktor-fakstor yang mempengaruhi motivasi belajar mereka.
Sub tema atau tema minor yang kedua adalah Motivasi dari diri atau
motivasi dari orang lain? Tema minor yang kedua ini berdasarkan atau
lanjutan dari tema minor pertama yaitu apa itu motivasi belajar? Setelah siswa
diajak untuk melihat dan memahami motivasi belajar mereka, maka siswa
perlu membagi motivasi belajar mereka menjadi dua yaitu motivasi belajar
dari diri (instrinsik) dan motivasi belajar dari orang lain (ekstrinsik). Kegiatan
dalam tema minor kedua ini, siswa diajak untuk menyusun daftar faktor-
faktor yang memotivasi belajar mereka, dan melihat mana yang lebih banyak
memotivasi belajar mereka, serta apakah motivasi dari diri mereka sendiri
atau motivasi dari orang lain. Jika motivasi belajar instrinsik siswa lebih
banyak, maka siswa tersebut hendaknya mempertahankan motivasi belajarnya
dan meningkatkannya. Tetapi jika motivasi belajar ekstrinsik siswa lebih
banyak, diharapkan siswa mampu untuk membuat prioritas akan motivasinya,
sehingga ada kemungkinan antara motivasi instrinsik dan ekstrinsik seimbang.
68
Melihat kegiatan di atas, bahwa siswa diharapkan meningkatkan motivasi
belajar instrinsiknya karena mengacu pada hasil penelitian bahwa masih
banyak siswa yang termotivasi untuk belajar karena faktor dari luar diri
mereka. Dengan menyeimbangkan atau bahkan meningkatkan motivasi
instrinsik, diharapkan siswa belajar/semangat belajar bukan karena hadiah,
bukan karena oranglain/ancaman orang lain, melainkan kesadaran dan
kebutuhan dirinya untuk mencapai cita-cita, dan hasil yang lebih baik di
kemudian hari.
Tema minor yang ketiga adalah Aku ingin lebih termotivasi belajar!
Tema minor menjelaskan dan mengajak siswa untuk meningkatkan motivasi
belajar mereka dengan kemauan sendiri, dengan cara memotivasi dirinya dan
menyadari bahwa motivasi dari diri sendiri juga harus dikembangkan dan
dipertahankan sebagai jalan untuk menuju hasil yang lebih baik. Tema ini
juga mengajak siswa untuk melihat apa yang menjadi keinginannya sebagai
pelajar, serta keinginan, harapan dan kebutuhannya.
Sub tema atau tema minor yang terakhir adalah Motivasi belajar
sebagai jalan menuju hasik yang baik. Tema minor terakhir ini mengarah
pada dampak dari motivasi belajar. Mengapa disebut dampak? Kata “dampak”
menunjukkan bagaimana besarnya pengaruh motivasi belajar siswa di masa
depan? Bila motivasi belajar siswa kurang, atau mereka termotivasi belajar
karena ingin mendapatkan hadiah, dan jika tidak mendapatkan hadiah, maka
motivasi belajar akan berkurang dan mungkin tidak ada lagi hasil yang baik.
69
Tema minor keempat ini juga mengajak siswa untuk menetapkan pilihan
untuk selalu bersemangat dalam belajar dan termotivasi untuk belajar tanpa
dan dengan adanya hadiah, penghargaan, ancaman dari luar, yang ada murni
bahwa siswa mau belajar juga bukan karena guru, tetapi cita-cita dan
kebutuhan akan ilmu pengetahuan yang diharapkan hadir dalam diri siswa.
Dengan kata lain, siswa termotivasi tidak semata-mata akan mendapatkan
hadiah, melainkan murni dari siswa sendiri untuk belajar yang menjadi
kebutuhannya.
Keempat tema minor yang dibahas di atas diharapkan akan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan sub tema, apa itu motivasi
belajar, motivasi belajar dari diri atau motivasi belajar dari orang lain,
diharapkan siswa dapat memiliki motivasi belajar atau meningkatkan motivasi
belajar mereka karena ingin mencapai hasil yang baik yang terkandung
motivasi mereka untuk belajar. Tujuan akhir belajar yang lebih baik, seperti
cita-cita, membahagiakan orang tua, dan sebagainya seperti hasil analisis
asesmen yang dilakukan melalui metode focus group discussion.
70
BAB VI
RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN
A. Ringkasan
Siswa memiliki motivasi belajar yang melatarbelakangi segala kegiatan
yang mengarah pada kegiatan belajar mereka. Meskipun siswa telah memiliki
motivasi untuk belajar, tetapi jika kurang diperhatikan dan didorong untuk lebih
bersemangat lagi dalam belajar. Hal tersebut dapat dilihat dalam kenyataan saat
ini atau akhir-akhir ini masih banyak sekali siswa yang kurang motivasi dalam
belajar. Banyak siswa yang kurang bersemangat menerima pelajaran di kelas.
Siswa juga cenderung malas untuk mengerjakan tugas dari guru. Mereka lebih
memilih untuk tidur-tiduran, pergi ke kantin, atau sibuk dengan alat komunikasi
yang mereka bawa, siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), bahkan
mereka lebih memilih membolos dari pada masuk sekolah, tidak lulus ujian, atau
tidak naik kelas.
Hal tersebut yang sering terjadi di sekolah. Karena motivasi belajar
sangat berpengaruh bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar, maka dua jenis
motivasi belajar, yaitu dari diri siswa dan pengaruh dari orang lain sangatlah
penting untuk membantu atau mendorong siswa untuk melakukan kegiatan
belajarnya, sehingga dapat membantu siswa menangkap dan memahami suatu
ilmu. Karena motivasi belajar berpengaruh bagi siswa untuk melakukan kegiatan
71
belajar, maka dua jenis motivasi belajar, yaitu motivasi belajar intrinsik dan
motivasi belajar ekstrinsik sangatlah penting untuk membantu atau mendorong
siswa untuk melakukan kegiatan belajarnya, sehingga dapat membantu siswa
menangkap dan memahami suatu ilmu.
Cara mengungkap motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Focus Group Discussion (FGD), karena FGD efektif untuk mendapatkan
informasi bagaimana cara siswa berperasaan, cara bertindak, dan berpikir dalam
memotivasi belajar mereka. Dalam hal ini, hal-hal yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dan orang-orang yang mendukung diri siswa untuk belajar,
berprestasi dalam belajar siswa. Melalui FGD juga dapat diketahui hal-hal yang
memengaruhi motivasi belajar siswa secara nyata. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melalui focus group
discussion.
2. Menyusun modul (desain pendampingan) yang sesuai untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010
yang diungkap melalui focus group discussion.
Tujuan penelitian ini disajikan ke dalam rumusan masalah sebagaiberikut:
(1) faktor-faktor apa yang memotivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap dengan metode focus group
discussion? (2) Modul peningkatan motivasi belajar seperti apa yang sesuai untuk
72
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul tahun
pelajaran 2009/2010?
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode focus group discussion. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI SMA Stella Duce Bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 39 siswa,
terbagi dalam 12 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan. Alat yang digunakan
adalah focus group discussion dengan menggunakan panduan pertanyaan yang
dapat mengungkap faktor-faktor yang memotivasi belajar siswa dengan 11
pertanyaan.
Menurut Krueger (1994: 31) FGD dapat dikatakan valid jika digunakan
untuk satu masalah atau permasalahan yang cocok untuk penyelidikan focus
group. Validitas dapat diketahui memlalui tiga cara yaitu, pertama, tingkat yang
paling rendah adalah cara validitas yang terlihat, yang dimaksud dengan validitsas
terlihat adalah, apakah hasilnya terlihat valid? Kedua, cara validitas tipe yang lain
adalah tingkatan yang merupakan hasil dari tingkah laku yang akan nampak,
sedangkan cara validitas yang ketiga melalui pengalaman dan kejadian prediktif
atau konvergen validitas.
Focus group pada umumnya memiliki validitas dan reliabilitas, yang
dilihat melalui tingkat kepercayaan pada pendapat partisipan, jumlah kelompok
dalam FGD 2-4 kelompok dan jumlah masing-masing dari kelompok tersebut
berjumlah 7-10 orang, dan peserta yang memiliki pengalaman yang sama namun
peserta harus heterogen (Krueger, 1994: 32).
73
Prosedur pengumpulan data meliputi empat tahap, yaitu: (1) Tahap
persiapan, peneliti menghubungi koordinator Bimbingan dan Konseling SMA
Stella Duce Bantul, dan membuat daftar pertanyaan; (2) Persiapan Teknis,
persiapan yang kedua ini mencakup (a) Pembentukan TIM, yang melibatkan:
Moderator, Pencatat Proses, Penghubung Peserta, Bloker, Petugas Logistik,
Memilih Tempat (3) Persiapan FGD, yang mencakup (a) Pengembangan
pertanyaan, (b) Mendaftar peserta (4) Tahap Pelaksanaan.
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan
perumusan masalah penelitian yang diajukan. Analisis data dari hasil penelitian
ini adalah upaya untuk menghubungkan atau faktor yang dapat diidentifikasi
dalam data yang menjelaskannya. Dalam penelitian akademik yang melibatkan
lebih dari satu kelompok FGD, maka data catatan proses yang ada harus
disajikan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh peneliti.
Hasil penelitian yang dilakukan di kelas XI SMA Stella Duce Bantul
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar Siswa
Metode mengajar guru memiliki peran yang besar, 39 siswa (100 %)
termotivasi belajar dan kurang termotivasi belajar jika guru ketika mengajar
menggunakan metode yang monoton dan suka memarahi. Menurut Prey Katz
(Sardiman 2007: 143) peran guru adalah sebagai komunikator, sahabat yang
memberikan nasihat-nasihat, motivator pemberi inspirasi dan dorongan,
74
pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai.
Hubungan antara guru dengtan siswa di dalam proses belajar mengajar
merupakan faktor utama dalam tercapainya pemahaman dan perubahan cara
pandang serta perilaku siswa setelah mendapatkan bahan ajar dari guru. Hasil
penelitian, 39 responden mengungkapkan bahwa siswa termotivasi belajar
karena memiliki guru yang menyenangkan, dalam arti sabar, ramah, humoris,
dan dengan menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak bosan
dengan metode yang digunakan saat mengajar di kelas.
Pernyataan yang diungkapkan oleh 39 responden tersebut sesuai dengan
pendapat Winkel (1996: 196) yaitu sifat dan sikap yang diharapkan siswa
terhadap gurunya adalah keluwesan dalam pergaulan, suka humor,
kemampuan untuk menyelami alam pikiran dan perasaan anak, kepekaan
terhadap tuntutan keadilan, kemampuan untuk mengadakan organisasi,
kreativitas dan rela membantu. Siswa yang tidak/kurang termotivasi oleh
guru karena metode mengajar guru yang monoton dan suka memarahi. Hal
tersebut disebabkan karena metode mengajar yang kurang baik yang
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Maka diharapkan guru mau
menjadi guru yang progresif, harus berani mencoba metode-metode baru,
senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar. Siswa yang termotivasi belajar karena menyenangi mata
pelajaran tertentu dari 39 siswa, 26 siswa (66,67 %) termotivasi oleh mata
75
pelajaran yang mereka sukai. Menurut peneliti, mata pelajaran yang siswa
sukai memiliki peran yang besar untuk memotivasi belajar siswa. Siswa yang
menyukai mata pelajaran tertentu akan memperlihatkan perilaku yang
mengarah pada kegiatan belajar mereka terhadap mata pelajaran tersebut.
Perilaku yang mengarah pada kegiatan belajar siswa diungkapkan oleh
beberapa siswa dalam proses FGD yaitu siswa mengulang kembali pelajaran
yang disampaikan oleh guru saat di rumah, bertanya kepada guru hal materi
yang siswa tidak mengerti. Untuk menumbuhkan motivasi belajar terhadap
mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa, peran guru dibutuhkan untuk
memberikan pemahaman dan pengertian. Seperti ungkapan di atas bahwa
guru mempunyai peran penting dalam memberikan metode mengajar yang
tepat agar siswa dapat menyukai mata pelajaran yang bagi siswa sulit.
Siswa yang termotivasi belajar oleh orang tua dari 39 siswa, 17 siswa
(43,59 %) termotivasi oleh orang tua. Menurut peneliti orang tua memiliki
peran yang sangat besar dalam memotivasi belajar putra/putri mereka karena
orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan dengan anak, orang tua
memberikan dukungan, fasilitas, perhatian pada anak yang dapat membantu
anak bersemangat dalam belajar dan mencapai prestasi belajar. Dengan
demikian, siswa merasa terdorong untuk belajar dan memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang barusaat siswa bersemangat dalam belajar. 39 siswa, 16
siswa (41,02%) termotivasi oleh cita-cita. Cita-cita memiliki peran untuk
memotivasi belajar siswa karena cita-cita adalah sebuah harapan, bagi siswa
76
harapan itu dapat terwujud bila siswa tersebut belajar dengan giat dan rajin,
namun cita-cita harus di dukung oleh kesadaran diri untuk belajar.
Cita-cita yang didukung oleh kesadaran diri akan menghasilkan semangat
belajar yang baik sehingga siswa melakukan kegiatan belajar dengan
sungguh-sungguh. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat
siswa yang kurang memiliki motivasi dalam belajar yang berjumlah 15 siswa
(38,45 %). Hal ini disebabkan karena siswa tugas yang diberikan guru terlalu
banyak sehingga siswa kurang memiliki semangat untuk mengerjakan tugas
yang di berikan kepada siswa, dan siswa bingung akan mengerjakan tugas
mana yang harus didahulukan. Pemberian tugas kepada siswa sangat
membantu karena mengkondisikan siswa selalu berlatih dalam mengerjakan
tugas yang diberikan kepadanya. Dalam pemberian tugas kepada siswa, guru
senantiasa mengarahkan dan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa
tugas tersebut adalah latihan bagi mereka dalam menghadapi ujian. Selain
pemberian tugas yang terlalu banyak sehingga siswa kurang termotivasi
dalam belajar adalah peran orang tua. Menurut 4 responden (10,25 %) dari 15
siswa yang tidak/kurang termotivasi belajar adalah karena perhatian dari
orang tua.
Lemahnya motivasi yang diberikan oleh orang tua dapat mengakibatkan
siswa merasa putus asa dengan hasil yang telah diperoleh karena tidak
maksimal atau tidak sesuai dengan target. Faktor lain yang mempengaruhi
anak tidak/kurang memiliki motivasi belajar adalah kurangnya motivasi
77
belajar dari orang tua karena latar belakang pendidikan orang tua rendah,
kurangnya biaya pendidikan, atau jauh dari orang tua sehingga orang tua tidak
sepenuhnya memberikan motivasi belajar kepada putra/putrinya. Ada juga
siswa yang tidak/kurang termotivasi dalam belajar karena belum menemukan
tujuan belajar. Jika siswa belajar tanpa memahami tujuan belajar mereka akan
berdampak pada semangat belajar siswa, sehingga apa yang siswa pelajari
kurang mampu dicerna oleh siswa, akibatnya siswa menjadi malas untuk
belajar, kurang/tidak termotivasi untuk belajar, akan lebih buruk jika perilaku
siswa di sekolah tidak lagi mengarah pada kegiatan belajar.
Faktor yang dapat mendukung siswa dalam mengembangkan dan
memahami tujuan belajar siswa tersebut adalah guru mata pelajaran , orang
tua, guru bimbingan dan konseling sangat berperan untuk memberikan
pengertian dan gambaran terntang tujuan belajar bagi siswa.
2. Modul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Stella Duce
Bantul.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernyataan siswa tentang faktor-
faktor yang memotivasi belajar dapat menjadi acuan untuk penyusunan modul
peningkatan motivasi belajar siswa. Salah satu metode yang digunakan untuk
membantu siswa memotivasi dirinya untuk belajar lebih giat lagi, atau
memberi motivasi siswa untuk menyadari tujuan mereka belajar adalah
memberikan siswa sebuah pendampingan dengan mengacu pada modul yang
disusun dengan topik bahasan/tema mayor motivasi belajar siswa. Dengan
78
memberikan pendampingan kepada siswa, diharapkan siswa mampu
mengembangkan dirinya, menyadari tujuan belajarnya, dan memiliki
semangat untuk melakukan kegiatan belajar, dalam arti siswa bersemangat
untuk belajar bukan sepenuhnya dorongan dari orang lain, pengaruh orang
lain, namun ada rasa ingin belajar dan keteguhan hati dari siswa untuk belajar.
B. Kesimpulan
Setelah peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan metode
yang tercantum dalam BAB III yaitu metode focus group discussion, ada
beberapa faktor yang memotivasi belajar siswa yaitu:
1. Dari hasil penelitian, motivasi ekstrinsik memiliki peran memotivasi belajar
siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel motivasi belajar intrinsik dan
motivasi belajar ekstrinsik. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh motivasi
belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Namun motivasi belajar
ekstrinsik lebih banyak pengaruhnya dibandingkan motivasi belajar instrinsik.
Hal ini dikarenakan siswa belajar akan mendapatkan suatu hadiah,
menunjukkan kemampuan dirinya sehingga orang lain kagum, siswa
semangat belajar atau mengerjakan PR karena takut dimarahi oleh guru.
2. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh peran guru, orang tua, teman, pacar,
dan cita –cita.
3. Berdasarkan hasil penelitian, siswa mengungkapkan bahwa metode mengajar
guru yang monoton, tidak variatif, kurang menyenangkan, suka memarahi,
79
dan terlalu kaku dalam menyampaikan materi, menjadikan siswa kurang bisa
menangkap dan tidak bersemangat untuk belajar.
C. Saran
1. Bagi Pihak Sekolah
a. Agar para guru, khususnya guru mata pelajaran atau guru wali kelas
bekerjasama dengan orang tua siswa dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa dengan memperhatikan kebutuhan belajar, yaitu dengan
menggunakan metode mengajar yang lebih bervariasi, dengan gaya
mengajar yang segar, tidak monoton. Orang tua memberikan pemahaman
bahwa belajar adalah kebutuhan mereka. Dengan memberikan
pemahaman kepada siswa dan memenuhi kebutuhan siswa yang rindu
dengan metode guru saat mengajar bervariasi dan dukungan dari orang tua
dapat memotivasi belajar siswa.
b. Koordinator BK dan guru pembimbing di kelas XI agar dapat memberikan
pelayanan bimbingan atau pendampingan bagi siswa dalam belajar dengan
mempertimbangkan hasil penelitian ini sehingga dapat membantu siswa
menemukan sendiri tujuan belajar dan dapat memotivasi siswa dalam
belajar.
2. Bagi Siswa
a. Siswa diharapkan dapat mengungkapkan permasalahan dalam belajar yang
sedang dihadapi kepada guru, orang tua, dan guru BK. Dengan demikian
80
permasalahan yang dihadapi dapat secara cepat dan tepat terselesaikan.
Siswa dapat melakukan aktivitas belajar di sekolah maupun di rumah
tanpa masalah yang mengganggu.
b. Siswa diharapkan lebih memotivasi dirinya sendiri dalam melakukan
kegiatan belajar. Semangat yang muncul bukan karena hadiah, atau pujian
dari orang lain. Dengan memotivasi diri sendiri dan merumuskan tujuan
belajar, maka semangat belajar siswa diharapkan tidak melemah.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain yang akan
melakukan penelitian atau sedang melakkan penelitian yang berkaitan dengan
topik atau judul serupa. Peneliti lain diharapkan lebih memperdalam focus
group discussion, sebab validitas dan reliabilitas sebuah focus group
discussion dilihat melalui tingkat kepercayaan pada pendapat partisipan.
Sehingga data yang diharapkan benar-benar menunjukkan pernyataan-
pernyataan yang riil dari peserta focus group discussion.
81
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Gulo & Kartono. 2003. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisius.
Huda, Nur. 2007. Survei Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Kelas
XI Dalam Mengikuti Pelajaran Pendidikan Jasmani Di SMA
Muhammadiyah 1 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Semarang:
Universitas Negri Semarang.
Irwanto. 2006. Focused Group Discussion. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kreuger, Richard A. 1994. Focus Group, A Practical Guide for Applied
Research:Second Edition. California: Sage Publications, Inc.
Mangunhardjana, A. M. 1986. Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius.
Mudjiman, Haris. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta: LPP & UPT UNS.
Prayitno & Amti. (1994). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta
Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sukadi, 2008. Progressive Learning “Learning By Spirit”. Bandung: MQS
Publishing.
82
Supratiknya, A. 2008. Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Universitas Gajah Mada.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Thantawy. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grasindo.
Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyudi. 2005. Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA.
Diakses pada tanggal 20 Januari 2010. dari
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/36/tingkat_pemahaman_siswa terhadap
materi pembelajaran IPA.htm
Wahyuni, Theresia. 2006. Deskripsi Faktor-Faktor Yang Memotivasi Belajar Siswa
Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2005/2006 Dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik Bimbingan Kelompok. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Winkel & Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
_________. 1989. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Menengah. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
83
84
MODUL
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
“Bersemangat Dalam Belajar”
Disusun oleh:
Benedectus Ardhyanto W. P.
NIM: 041114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
Lampiran 1
85
Pendahuluan
PANDUAN PRAKTIS
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Pengantar dan ice breaking
Peralatan: Buku dan Alat Tulis
Tujuan
1. Peserta dapat menangkap maksud dan tujuan dari pendampingan peningkatan
motivasi belajar.
2. Peserta dapat lebih rileks dan tidak tegang ketika memasuki awal
pendampingan.
3. Peserta siap mengikuti pendampingan.
Pada kesempatan awal ini tim pendamping memberi pengantar kepada peserta
(kita sebut saja siswa dengan peserta) mengenai maksud dan tujuan diadakannya
pendampingan peningkatan motivasi belajar. Kesempatan ini pula tim pendamping
memberikan semacam perkenalan agar peserta pun bisa lebih dekat dan mudah dalam
berkomunikasi. Agar suasana lebih akrab lagi, tim pendamping mengajak peserta
untuk bernyanyi. Kesempatan tersebut sebagai kesempatan untuk mencairkan suasana
awal. Selain itu, tim pendamping dapat menambahkan peraturan khusus yang dibuat
selama pendampingan ini berlangsung sampai akhir dengan kesepakatan bersama.
Alur
1. Pendamping mengucapkan selamat datang kepada para peserta.
2. Pendamping mengajak peserta untuk membuka acara dengan berdoa.
3. Pendamping memperkenalkan diri dan peserta juga saling memperkenalkan
diri. Perkenalan ini dapat dengan menggunakan permainan.
86
4. Penjelasan singkat tentang arti pendampingan peningkatan motivasi belajar.
Pemilihan kata pendampingan, sebagai istilah untuk menyebut usaha
membantu kaum muda (Manunhardjana, 1986: 21). Usaha untuk
mmembantu siapa? Dalam pendampingan ini, mengetengahkan suatu usaha
membantu kaum muda menyongsong masa depan dengan tujuan, materi,
bentuk, metode dan teknik pendampingan tertentu (Mangunhardjana, 1986:
22). Siapa yang disebut kaum muda? Kaum muda mencakup anak-anak dari
usia 15 sampai 24 tahun (Mangunhardjana, 1986: 11). Siswa SMA kelas XI,
mencakup kurang lebih usia 17 tahun. Berarti, siswa SMA kelas XI
merupakan kaum muda. Secara khusus, pendampingan ini ingin mengajak
siswa/peserta untuk melihat kembali motivasi belajar mereka, membenahi dan
meningkatkan motivasi belajar sehingga berguna untuk dirinya di masa depan
(dengan termotivasi belajar siswa dapat mencapai prestasi yang diharapkan).
5. Pendamping menekankan bahwa keberhasilan pendampingan peningkatan
motivasi belajar ini tergantung dari partisipasi, yaitu kesediaan, keterbukaan,
dan kesungguhan hati dari para peserta.
6. Penjelasan alur kegiatan pendampingan secara garis besar.
7. Pendamping mengajak peserta pendampingan membuat kesepakatan dalam
pelaksanaan pendampingan peningkatan motivasi belajar ini (aturan ini dapat
tertulis maupun lisan).
Evaluasi Akhir
Peserta diajak untuk mengisi lembar evaluasi yang sudah disediakan.
87
“BERSEMANGAT DALAM BELAJAR”
A. KONSEP DASAR
Tema Mayor : Bersemangat dalam Belajar
Tema Minor :
1. Apa itu Motivasi Belajar?
2. Motivasi Dari Diri atau Motivasi Dari Orang Lain?
3. Aku Ingin Lebih Termotivasi untuk Belajar!
4. Motivasi Belajar Sebagai Jalan Menuju Hasil yang Baik.
B. DINAMIKA
Hari Pertama
16.00 – 17.00 : Tiba di tempat pendampingan dan persiapan
17.00 - 17.30 : Pengantar dan ice breaking
17.30 – 19.00 : Sesi I “Apa Itu Motivasi Belajar?”
19.00 – 20.00 : Makan malam bersama
20.00 – 21.30 :Sesi II “Motivasi Dari Diri atau Motivasi Dari Orang
lain?”
21.30 – 22.00 : Renungan dan doa malam
22.00 – 05.00 : Tidur
Hari Kedua
05.00 – 06.15 : Bangun pagi, doa pagi dan senam
06.15 – 07.00 : Mandi
07.00 – 08.00 : Sarapan
08.00 – 09.30 : Sesi III “Aku Ingin Lebih Termotivasi untuk Belajar!”
09.30 – 10.00 : Istirahat
88
10.00 – 11.30 : Sesi IV “Motivasi Belajar Sebagai Jalan Menuju Hasil
yang Baik".
11.30 – 12.00 : “Evaluasi”
12.00 – 13.00 : Misa/Ibadat penutup
13.00 – 13.30 : Makan siang, packing, sayonara.
C. DETAIL PER SESI
Pengantar umum dan ice breaking
Waktu : 17.00 – 17.30 (durasi 30 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : -
Tujuan
1. Peserta dapat menangkap maksud dan tujuan dari pendampingan peningkatan
motivasi belajar.
2. Peserta dapat lebih rileks dan tidak tegang ketika memasuki awal
pendampingan.
3. Peserta siap mengikuti pendampingan.
Alur
1. Ice breaking (durasi 10 menit): menyanyi lagu “Berjalan Ke Kanan,
Berjalan Ke Kiri”. Peserta terlebih dahulu diminta berdiri dan membentuk
lingkaran, lalu peserta diminta berpasang-pasangan, dan menyanyikan lagu
dengan gerakan. Di setiap akhir lagu peserta diminta untuk berganti
pasangan dengan teman di depannya.
2. Penjelasan pendamping (durasi 10 menit). Sebuah pepatah mengatakan “tak
kenal maka tak sayang”. Begitu juga dengan kita. Jika kita tidak menganal
satu sama lain, maka tidak ada atau kurang ada komunikasi yang baik dari
kita. Maka dari itu mari kita saling berjabat tangan dan mengucapkan nama
kita masing-masing.
89
3. Pendamping mengajak peserta untuk mempersiapkan diri masuk ke sesi I.
Sesi I : “Apa Itu Motivasi Belajar?”
Waktu : 17.30 – 19.00 (durasi 90 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS), Laptop, LCD
Tujuan
1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta memiliki wawasan tentang motivasi
belajar.
2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta sudah atau semakin
memahami/mengetahui motivasi belajar.
3. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta dapat menemukan sendiri motivasi
belajar yang selama ini ada dalam diri mereka dan menyatakan bahwa
didalam dirinya terjadi perubahan yang positif.
Alur
1. Ice breaking (durasi 10 menit): Menyanyikan lagu “Laba-Laba Kecil”
2. Penjelasan pendamping tentang materi: apa itu motivasi belajar (15 menit).
Banyak orang berpendapat bahwa banyak orang tidak berhasil
disebabkan karena kurangnya atau tidak memiliki motivasi untuk belajar.
Sering pula muncul perbedaan pendapat bahwa orang tua, guru, teman,
pendamping kurang memotivasi siswa untuk mengembangkan dirinya.
Ada juga yang berpendapat bahwa motivasi belajar harus datang dari
diri siswa itu sendiri, bukan dari orang lain. Sebenarnya apa itu motivasi
belajar? Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah
perbuatan belajar (Mudjiman, 2008: 37). Pendorong dalam arti pemberi
kekuatan yang memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah
dalam arti pemberi tuntutan kepada perbuatan belajar ke arah tuntutan
kepada perbuatan belajar ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi
90
belajar memiliki dua macam motivasi yaitu motivasi belajar instrinsik dan
ekstrinsik.
Motivasi belajar instrinsik adalah motivasi yang muncul dari diri
orang tersebut untuk melakukan kegiatan belajarnya. Misalnya siswa belajar
karena ingin mengetahui ilmu pengetahuan. Sedangkan motivasi belajar
ekstrinsik adalah motivasi belajar yang muncul dari orang lain, misalnya
siswa belajar karena ingin mendapat hadiah dari orang tua. Motivasi sangat
penting dalam kegiatan belajar, hasil belajar akan memuaskan jika terdapat
motivasi dalam diri siswa dan didukung oleh lingkungannya (guru, orang
tua, teman, situasi kelas yang kondusif).
Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti pelajaran. jadi,
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para
siswa. Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.
3. Aktivitas: (durasi 30 menit)
a. Peserta diminta menuliskan pengalaman mereka selama menjadi
siswa dari kelas 1 SD sampai kelas XI SMA tentang motivasi belajar
mereka. Dengan catatan: peserta menuliskan apa yang memotivasi
mereka untuk belajar, entah itu dari diri mereka sendiri atau dari
orang lain. Bertujuan agar peserta menemukan sendiri motivasi
belajar mereka.
b. Peserta diminta untuk menuliskan pengalaman mereka saat motivasi
belajar mereka meredup atau sama sekali tidak termotivasi untuk
belajar.
c. Apa “dampak” dari motivasi belajar mereka?
4. Sharing kelompok (durasi 20 menit). Peserta diberi waktu untuk
menceritakan apa yang talah ia tulis kepada teman-temannya dengan
membentuk kelompok-kelompok kecil teridiri maksilmal 5 orang.
5. Pendalaman materi pribadi (durasi 15 menit). Panduan pertanyaan:
91
a. Bagaimana motivasi belajarku selama ini?
b. Apa saja yang membuat aku kurang termotivasi untuk belajar?
c. Apa yang membuat aku termotivasi untuk belajar?
d. Apa yang harus aku benahi berkaitan dengan motivasi belajarku?
Sesi II : “Sesi II “Motivasi Dari Diri atau Motivasi Dari Orang lain?”
Waktu : 20.00 – 21.30 (durasi 90 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS)
Tujuan
1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta semakin memahami perbedaan
motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik dalam dirinya.
2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu menyusun daftar faktor-
faktor motivasi belajar, dan melihat faktor motivasi belajar apa yang lebih
banyak.
3. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu mengidentifikasikan atau
menuliskan manfaat yang diperoleh dengan melakukan kegiatan yang telah
diikuti.
Alur
1. Dinamika Kelompok (durasi 15 menit): Permainan “Cerita Elang”.
2. Materi (durasi 20 menit).
Setelah kita mendengar cerita tentang elang tersebut, kita diajarkan
untuk mengenal potensi kita. Nah bagaimana dengan motivasi belajar kita?
Apakah kita tahu motivasi belajar kita sendiri? Saat sesi I kita telah
membahas tentang motivasi belajar, lalu kita juga membahas tentang
motivasi belajar kita dari kelas I SD samapi kelas XI SMA. Dari
pengalaman tersebut, pastilah kita sudah menemukan motivasi-motivasi
92
belajar yang kita miliki selama ini, entah itu motivasi belajar yang lemah,
ataupun motivasi belajar yang kuat. Lalu apa bedanya? Mari kita melihat
motivasi belajar tersebut. Sesi I telah di singgung sedikit tentang motivasi
belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Motivasi belajar intrinsik
adalah kegiatan belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan
penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan
dengan kegiatan belajar (Winkel, 1996: 174). Misalnya siswa mempelajari
mata pelajaran tertentu karena ada sesuatu yang ingin siswa tersebut ketahui
dari mata pelajaran tersebut. Minat adalah salah satu contoh motivasi belajar
instrinsik. Menurut Sardiman (2008: 89) motivasi instrinsik adalah motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri individu ada suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu.
Dari semua kegiatan belajar yang dilakukan, kesadaran dari diri siswa
sendiri untuk melakukan kegiatan belajar sangat berpengaruh terhadap
kegiatan belajar, terlebih lagi pengaruh dari pendidik (guru) akan menambah
dan menanamkan kesadaran bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar
yang bersumber dari diri siswa sendiri.
Motivasi belajar ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang
berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak sepenuhnya berkaitan
dengan aktivitas belajar sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa melakukan
kegiatan belajar agar mendapatkan pujian dari orang lain (orang tua, guru,
teman-teman), atau siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena takut
akan mendapat sanksi dari guru jika tidak belajar. Siswa yang tekun dalam
belajar untuk menghindari ancaman akan hukuman, dan siswa yang belajar
demi mendapatkan pujian (Winkel, 1996: 173). Hal yang khas pada
motivasi belajar ekstrinsik bukanlah ada atau tidaknya pengaruh dari luar,
tetapi apakah kebutuhkan yang ingin dipenuhi pada dasarnya dapat dipenuhi
dengan cara lain (Winkel 1996: 173). Seorang siswa belajar sungguh-
sungguh dan mengerjakan tugas dengan bersemangat karena ingin
93
menunjukkan bahwa dirinya pintar, dan dapat dipuji oleh guru dan teman-
temannya. Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar (Sardiman, 2008: 90). Jadi kegiatan
belajar dilakukan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, melainkan ingin
mendapatkan sesuatu (dapat berupa pujuan, hadiah). Jika motivasi belajar
ekstrinsik dapat meningkatkan semangat dan siswa dapat mengarah pada
kegiatan belajar dan dapat keluar dari masalah atau kesulitan dalam belajar,
maka motivasi dapat diberikan dengan baik oleh pendidik (guru). Misalnya,
guru memberikan penghargaan berupa ucapan selamat, atau memberikan
nilai yang baik sesuai dengan hasil kerja keras siswa itu sendiri dalam
belajar, maka siswa akan termotivasi untuk belajar, dan akan menjadi lebih
baik.
3. Aktivitas: (durasi 25 menit). Peserta diminta untuk membagi motivasi
belajar yang sudah mereka tuliskan pada sesi I menjadi dua, yaitu motivasi
belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Setelah mereka selesai
menyusun daftar motivasi belajar tersebut, peserta diminta untuk melihat
motivasi belajar mereka, motivasi belajar mana yang mereka tuliskan paling
banyak, apakah motivasi belajar intrinsik atau motivasi belajar ekstrinsik.
4. Pendalaman materi pribadi (durasi 15 menit) dengan panduan pertanyaan
sebagai berikut:
a. Apa yang aku pahami tentang motivasi belajar intrinsik dan
ekstrinsik?
b. Setelah mengetahui motivasi belajarku yang terbanyak adalah
motivasi belajar……..aku akan…………..
c. Motivasi belajar yang mana akan aku kembangkan dan yang aku
pertahankan?
5. Sharing pribadi dalam kelompok besar berdasarkan pada pendalaman
materi pribadi (durasi 15 menit).
94
Renungan dan Doa Malam
Waktu : 21.30 – 22.00 (30 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : LCD , Laptop, dan panduan renungan.
Tujuan
1. Mengajak peserta dapat mengingat kembali perjalanan pendampingan dari
sore hingga malam.
2. Peserta dapat mensyukuri kesempatan bersekolah dan belajar.
3. Peserta dapat merenungkan hari-hari saat belajar, termotivasi atau belum
termotivasi, dan menysukuri atas kehadiran orang tua, guru, teman yang
memotivasinya untuk selalau belajar.
Alur
(suasana hening, mata terpejam, jeda waktu untuk hening/permenungan sekitar
3 menit)
Lagu: Harmoni-Padi, atau beberapa instrumen Taize, seperti Tui Amoris
Ignem; Nada de Turbe; Ubi Caritas.
Hari ini, kita telah belajar tentang apa yang ada di dalam diri kita mengenai
motivasi belajar kita. Coba kita ingat-ingat lagi pengalam-pengalam itu dan juga
berbagai pengalaman lain yang belum kita tuliskan. (hening)
Ketika berangkat ke sekolah, siapa saja yang kita temui pertama kali? Apa yang
kita pikirkan? (hening)
Ketika kita sampai di tempat pendampingan, apa yang terlintas di pikiran kita?
Apakah pendampingan ini akan mengasyikkan? (hening)
Kemudian, seberapa aktif kita mengikuti pendampingan dari sore hingga
malam ini, saat ini….(hening)
95
Mari kita hadirkan orang-orang yang selalu mendukung kita untuk tetap
bersemangat belajar di dalam hati dan pikiran kita…..saat ini (diiringi
instrumen).
Kita ingat kepada ibu……betapa besar perannya dalam memberi semangat
untuk belajar bagiku. Ibu selalu mendoakanku, ibu yang selalu menanyakan
bagaimana belajarku setiap hari setelah aku pulang sekolah…Ibu yang selalu
menemaniku, membantu kesulitan belajarku di rumah, saat mengerjakan PR
yang sulit bagiku, ibu ada untukku mengajariku sampai aku bisa…..namun apa
balasku kepada ibu? Aku jarang belajar…aku tidak selalu mendengarkan kata
yang memberi semangat padaku untuk belajar, aku hanya main dan main…ibu
maafkan aku karena aku tidak mendengarkanmu, mulai sekarang aku janji akan
belajar dengan tekun, karena itu juga merupakan kebutuhanku…..terima kasih
ya bu atas semangat yang engkau berikan…….(hening; bisa diiringi lagu
“Bunda”)
Kita juga ingat kepada ayah.......ayah yang bekerja membanting tulang
untukku agar aku bisa belajar di sekolah. Ayah yang memberiku semangat agara
aku di masa depan lebih baik darinya. Ayah dengan semangat mengatakan”nak,
kamu pasti bisa lebih baik dari ayah, belajar yang rajin ya”. Namun, kata-kata
itu sepintas lalu bagiku. Maafkan aku ya ayah, aku tidak mendengar kata-
katamu, membuat aku jarang belajar……dan mendapat nilai yang jelek, aku
mengecewakanmu dan ibu. Aku janji ayah, aku akan belajar dengan sungguh-
sungguh…..(hening; bisa diiringi lagu “Ayah”Seventeen).
Kita juga ingat kepada teman-teman………teman yang selsalu mengajariku
saat aku tidak bisa mengerjakan soal yangdiberikan oleh guru, teman yang
selalu memberi semangat kepadaku agar aku bisa mengerjakan soal saat aku di
depan kelas, teman yang menemaniku saat aku ingin mencari buku…..terima
kasih teman-teman……..kita berjuang bersama untuk meraih mimpi kita.
(hening)
96
Doa malam
Ya Tuhan, kami bersyukur boleh memiliki kesempatan untuk belajar di
sekolah, berkat utusanMu yang menjaga kami, yaitu ayah dan ibu kami. Kami
mohon berkatMu agar kami dapat lebih termotivasi lagi untuk belajar, selain
semangat yang di berikan orang-orang yang kami sayangi, tetapi juga semangat
kami untuk belajar, sehingga kami dapat mempersembahkan hasil belajar yang
baik kepadaMu. Kami juga mohon jagalah kedua orang tua kami, berilah
mereka kesehatan dan kesabaran dalam mendidik, membimbing, dan memberi
semngat kami dalam belajar. kini kami akan beristirahat, berkatilah agar kami
dapat meresapkan kasih yang Engkau berikan hari ini dan esok pagi kembali
segar untuk melanjutkan aktivitas kami. Ini semua kami mohon dalam terang
Roh Kudus dengan perantaraan Yesus Kristus.
Amin.
Doa Pagi
Bapa yang Maha Kasih, kami bersyukur atas pagi yang indah ini yang
Engkau berikan kepada kami. Kami juga berterima kasih kepadaMu karena
segala yangEngkau berikan memberikan semangat baru bagi kami untuk terus
belajar tentang berbagai macam ilmu.
Berkatilah hari ini ya Bapa, agar kami dapat menangkap segala hal yang
Engkau berikan melalui pendampingan motivasi belajar ini. Agar kami semakin
termotivasi untuk belajar. Doa yang tiada sempurna ini kami sampaikan dengan
perantaraan Yesus yang bersatu dengan Roh Kudus selama-lamanya. Amin.
Sesi III : “Aku Ingin Lebih Termotivasi untuk Belajar!”
Waktu : 08.00 – 09.30 (durasi 90 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS), laptop, LCD
97
Tujuan
Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta menyatakan bahwa dalam dirinya
terjadi perubahan positif seperti yang tampak dalam jawabannya/responsnya
terhadap pertanyaan atau saat sharing.
Alur
1. Penyampaian materi: “Aku Ingin Lebih Termotivasi untuk Balajar!”
(durasi 45 menit).
Mengapa kita perlu termotivasi untuk belajar? Ada beberapa
penyebab kita perlu termotivasi untuk belajar. Pertama, belajar adalah
panggilan hidup. Artinya tanpa belajar kita tidak bisa hidup. Tanpa belajar
otak kita tidak dapat asupan untuk berkembang. Jadi mau tidak mau, sadar
atau tidak sadar kita mesti belajar (Gunarya, 2006:7). Kedua, dalam rangka
menjadi seorang yang sesuai dengan maksudNya, kita perlu mengenali
potensi dan bakat yang diberikan kepada kita. Dengan kata lain, kita perlu
motivasi belajar untuk mengembangkan potensi kita yang dianugerahkan
sehingga nantinya dapat membantu atau menyalurkan apa yang kita miliki
kepada orang lain. Lebih lanjut, kika pun akan mengalami frustrasi apabila
kita memiliki tujuan yang tidak sesuai dengan kemampuan kita (jauh lebih
tinggi) dengan kemampuan dan bakat yang kita miliki. Oleh karena itu kita
perlu mencari tahu, secara sadar termotivasi untuk belajar (Gunarya, 2006:
8).
Setelah kita tahu ada motivasi belajar dalam diri kita, tetapi apakah
motivasi belajar itu tampak atau belum terlihat, maka orang lain
menunjukkan sikap atau perbuatan untuk mendorong, menyuruh kita untuk
belajar atau mempelajari sesuatu. Bukankah kita hendaknya menyambut
dorongan tersebut dan menyadari, menentukan sendiri arah yang hendak
dituju sebagai tujuan akhir belajar kita? Sehingga kita menjadi termotivasi
dan dengan demikian terjaga integritas diri.
98
Merupakan hukum alami, semakin kita belajar, semakin banyak kita
tahu dan mampu; semakin ingin dan butuh mengetahui lebih banyak lagi.
Sebab semakin banyak kita tahu semakin kita menyadari betapa banyak
yang tidak kita ketahui. Di sisi lain, pengetahuan dan kemampuan yang kita
peroleh akan menambah besar kepercayaan diri kita dalam menyongsong
tantangan kehidupan di depan. Oleh karena itu seyogyanya kita termotivasi
untuk belajar (Gunarya, 2006: 8).
Dari uraian di atas, kita mungkin bisa sepakat sekarang, bahwa
semua kita memiliki motivasi belajar, dan termotivasi belajar adalah
keharusan yang sifatnya intrinsik, untuk mengakomodasikan panggilan
hidup belajar. persoalannya adalah bagaimana kita bisa secara sadar belajar
menjadi termotivasi untuk belajar. Modul yang disusun oleh Dr. Arlina
Gunarya, MSc “Menjadi Termotivasi untuk Belajar” membahas strategi dan
beberapa tips untuk keperluan belajar menjadi termotivasi untuk belajar.
Pada diri manusia terdapat tiga ranah, yaitu ranah spiritual, ranah
psikologik, dan ranah fisik. Oleh karena itu strategi belajar menjadi
termotivasi belajar, prlu digarap di ketiga ranah tersebut. Selanjutnya,
sebagaimana terkandung dalam kata motivasi itu sendiri, perlu ada bobot
dan arah, ada energi (spirit, psikis, dan fisik) dan arah ke tujuan. Oleh
karena itu strateginya adalah perlu ada asupan untuk ketiga ranah agar
menghasilkan energi diketiganya, dan ada tujuan hidup (jangka panjang,
menengah, dan pendek) yang jelas agar ranah menjadi jelas. Dengan begitu,
kita bisa punya energi dan arah, barulah kita bisa belajar menjadi
termotivasi untuk belajar.
Berikut sejumlah tips untuk Anda pergunakan dalam ‘belajar
menjadi’ termotivasi untuk belajar (Gunarya, 2006: 9).
99
• Berupayalah merumuskan tujuan hidup Anda
Tujuan akan memberikan arah dan makna pada hidup dan
kehidupan, menolong Anda memfokuskan upaya-upaya pada hal-hal
yang sudah Anda putuskan penting bagi Anda. Tujuan akan
memberi arah pada motivasi belajar Anda. Berikut beberapa hal
yang dapat Anda pertimbangkan dalam merumuskan tujuan Anda:
Tetapkan tujuan-tujuan yang spesifik dan terukur Identifikasikan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
menegah, yang keduanya merupakan langkah-langkah menuju tercapainya tujuan jangka panjang Anda.
Tetapkan batas waktu (target date) untuk setiap butir bagian tujuan (sub-goal).
Identifikasikan kendala/hambatan yang sekiranya akan dihadapi, yang akan menghalangi Anda; dan sumbernya akan menolong Anda untuk mencapai tujuan Anda. Rencanakanlah bagaimana Anda akan menagani hambatan tersebut.
Evaluasi ‘outcome’ setiap langkah menuju tujuan Anda. Chek diri Anda apakah betul ini yang Anda mau tuju? Apakah betul ini yang Anda inginkan? Apakah perlu mempertimbangkan informasi lebih lanjut?
Revisi dan modifikasi atau bahkan bisa saja Anda ubah tujuan, apabila menghendaki demikian.
• Beri komitmen – Commitment
Komitmen adalah derajat sejauh mana Anda
melibatkan/memberikan diri Anda pada serangkaian tindakan
(tindakan adalah kegiatan yang membawa kita lebih dekat ke
tujuan). Komitmen merefleksikan niat/tekad (intention) dan dedikasi
(dedication), kesetiaan dan kesediaan berkorban. Motivasi menjadi
kuat manakala Anda membuat komitmen yang kuat. Bisa
diungkapkan lain, seakan Anda mengatakan “Saya sungguh-
sungguh hendak menyelesaikan tugas ini, dan saya siap berupaya
keras untuk menyelesaikannya”.
100
• Temukan “role model”
Belajar menjadi jauh lebih mudah manakala kita mempunyai
seorang model untuk itu. Cobalah menemukan ‘role model’ yang
dapat memberi inspirasi bagaimana keuletan, ketangguhan,
kecerdasan, jatuh bangunnya dalam berachievment; untuk memicu
kita belajar menjadi termotivasi seperti “role model” tersebut. jika
Anda sulit menemukan di sekeliling Anda, Anda bisa
mendapatkanya dengan membaca bigrafi dari orang-orang besar,
atau menonton film yang menurut Anda akan memotivasi Anda.
• Tidak mudah menyerah
Manakala Anda menghadapi hambatan, tidak serta merta
menunjukkan bahwa Anda harus berhenti berupaya, karena Anda
melihatnya sebagai tanda tidak mampu; apapun lalu Anda jengkel,
karena tieman tidak mau bekerja sama, karena guru keterlaluan,
karena semua orang lain salah kecuali Anda (‘outer locus of
control’). Hambatan perlu dipersepsi sebagai sebagai tanda bahwa
Anda membutuhkan tambahan (informasi, skill, teman berdiskusi,
dll), maka perbesar lagi upaya Anda. Yang penting, jagalah agar
Anda tidak melekat pada hambatan tersebut, dan menjadi lemah lalu
menyerah.
• Bersikap mawas diri
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan
penghayatan kita dalam memory-nya. Jika karena satu dan lain hal
kita sempat keliru belajar menjadi “tidak mampu, tidak berdaya,
tidak bisa belajar”, maka langkah yang perlu dilakukan adalah
101
merombak hasil belajar tersebut ‘de-learning’ dengan cara
memutahirkan (up-dated) selalu mind-set kita. Kembali berdialog
dengan diri Anda, dari mana datangnya pikiran tersebut, lalu
mutahirkan (teknik Stop pikiran lama-ganti dengan pikiran baru).
Salah satu sikap yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang
Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda
pakai mencerminkan siapa Anda tetapi membentuk diri Anda.
Sebagai ilustrasi, apabila kita belum berhasil menuasai mata
pelajaran, kosa kata apakah yang kita keluarkan (bersuara ataupun
dalam hati)……..”Ah memang saya tidak mampu”, “ah guru itu
tidak becus menerangkan”, dst. Apabila kosakata itu yang keluar ,
maka bisa dipastikan Anda kehilangan kesempatan termotivasi.
Mengapa tidak seperti Thomas Edison, ketika ia masih selalu gagal
menghasilkan nyala bola lampunya, ia mengatakan bahwa “semua
upaya yang belum menghasilkan ini merupakan prasarat untuk
munculnya nyala pertama dari bola lampunya”. Pada akhirnya kita
tahu kosakatanya betul, dan sekarang kita menikmati hasil jatuh
bangunnya.
Pergunakanlah kosakata yangmendukung diri Anda maju,
seperti misalnya “Saya punya potensi, mungkin belum terproses,
belum terasa; baiklah saya coba memolesnya, ya saat ini saya perlu
bantuan, yang dapat memoles potensi saya.” Selanjutnya hindarilah
kosakata yang membawa Anda lebih terpuruk lagi, seperti:
“Sebetulnya saya bisa, cobanya……”. “ah andai saja……” , atau
“Sebenarnya saya bisa, tetapi……”, dst yang hanya sebagai
pembenaran diri.
102
• Bina energi yang Anda butuhkan
Semua yang diungkapkan di atas membutuhkan energi untuk
melakukannya. Oleh karena itu, Anda perlu menghimpun, merawat
dan memanajemen energi Anda, baik energi spiritual, psikis,
maupun fisik. Anda dibekali sejumlah energi hidup, sejak Anda
diciptakan. Rawatlah energi tersebut dengan mensyukurinya.“Ora et
labora”, berdoa dan bekerja. Artinya, selalulah berkonsultasi
dengan Sang Pencipta sebab blue print kita ada padaNya. Dengan
begitu, energi hidup (vitalitas) kita terjaga.
Perhatikan, sayangi dan rawatlah tubuh Anda, sebab tubuh
kita luar biasa, kaya akan inspirasi untuk kehidupan kita di berbagai
bidang. Perhatikan, cermati, rawat, maka Anda akan mendapatkan
energi fisik yang Anda butuhkan.
• Seimbang –‘steady state’
Kata kuncinya adalah seimbang, dalam pengertian ‘steady
state’. Hidup ini banyak aspeknya. Dalam upaya belajar menjadi
Diri Anda yang sesuai dengan fitrah Anda, hendaknya bukan hanya
satu aspek saja, tetapi seutuhnya. Prestasi akademik memang
penting, tetapi itu bukan segala-galanya. Ada banyak yang perlu
dipelajari selama sekolah. Bijaklah mempergunakan waktu Anda,
agar teralokasi dengan proporsional bagi semua keperluan belajar,
belajar tentang atau belajar menjadi.
2. Aktivitas pribadi: (durasi 20 menit) Peserta diberikan pertanyaan refleksi:
“Apakah Aku Ingin Termotivasi untuk Belajar? dan peserta diminta
menuliskan harapan dan janji kepada diri sendiri, dan orang lain (bisa guru,
orang tua, teman) atas jawaban refleksi yang diberikan olehnya. Peserta juga
diperbolehkan menuliskan janji tersebut dengan menulis slogan, atau puisi.
103
3. Sharing Kelompok besar (durasi 15 menit). Sharing tersebut berdasarkan
aktivitas pribadi.
4. Kesimpulan hasil sharing kelompok besar(durasi 10 menit).
Sesi VI :“Motivasi Belajar Sebagai Jalan Menuju Hasil yang
Baik".
Waktu : 10.00 – 11.30 (durasi 90 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS)
Tujuan
1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu
mengidentifikasikan/menunjukkan manfaat yang diperoleh dengan
melakukan kegiatan yang telah diikuti.
2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, peserta menuliskansatu hal atau lebih
yangingin dipraktikkan/dilatih/ditingkatkan dalam belajarnya.
Alur 1. Dinamika kelompok dengan permainan “Segitiga, Kotak, dan Lingkaran”
(durasi 15 menit).
2. Penyampaian materi (20 menit).
Dari sesi pertama hingga sesi ke tiga, kita telah membahas dan
berproses bersama apa itu motivasi belajar, kita fokus juga pada dua
motivasi belajar, yaitu motivasi belajar intrinsic dan motivasi belajar
ekstrinsik. Sesi ketiga kita membahas apakah kita mau lebih termotivasi
untuk belajar. Lalu pertanyaannya adalah apa dampak dari motivasi belajar
bagi kita? Mengapa disebut dampak? Kata “dampak” menunjukkan
bagaimana besarnya pengaruh motivasi belajar kita di masa depan. Ibarat
104
seseorang menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa dilandasi motivasi
maka hanya kehampaanlah yang diterimanya dari hari ke hari. Tapi dengan
adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan
merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini hingga nyawa
seseorang berhenti berdetak. Begitu pula dengan kita sebagai siswa, selama
kita menjadi pembelajar, selama itu pula kita membutuhkan motivasi belajar
guna keberhasilan proses pembelajaran.
Nah, di sesi ketiga tadi kita telah membahas dan kita telah menentukan
sikap untuk lebih termotivasi untuk belajar tanpa atau dengan hadiah, dan
yang terutama adalah motivasi belajar berasal dari diri sendiri, yang didasari
oleh keinginan, rasa ingin tahu, dan kebutuhan untuk belajar. Sejumlah tips
telah kita kupas, tetapi masih banyak yang belum terungkap, akan menjadi
temuan Anda pribadi masing-masing dalam perjalanan belajar menjadi
termotivasi untuk belajar Anda ke depan. Dari sekian banyak hal yang kita
pelajari dari motivasi belajar, pertanyaan yang muncul adalah “Apakah aku
akan menempatkan motivasi belajar sebagai jalan menuju hasil yang
baik?”
3. Aktivitas (durasi 35 menit). Peserta diminta menuliskan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan oleh pendamping dengan membuat sebuah karya
tulis singkat satu halaman kuarto yang berjudul aku akan menempatkan
motivasi belajar sebagai jalan menuju hasil yang baik.
4. Pembacaan karya tulis (durasi 15 menit). Perwakilan dari peserta 3 atau 5
orang.
5. Kesimpulan dari pendamping mengenai pembacaan karya tulis sebagai
pemantapan bagi peserta atas apa yang ditulisnya (durasi 5 menit).
Menyanyi lagu: Meraih Mimpi : J-Rock.
105
Evaluasi
Waktu : 11.30 – 12.00 (durasi 30 menit)
Tempat : di dalam ruangan
Peralatan : alat tulis (bolpoin dan kertas HVS)
Tujuan
Peserta mampu mengevaluasi seluruh kegiatan selama pendampingan.
Alur
Peserta diminta untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan yang berhunugan
dengan Materi. Metode penyampaian, Peserta (persiapan, proses), Pendamping,
Tempat Pendampingan (sarana dan prasarana, makan), dan Usulan.
LEMBAR EVALUASI KEGIATAN PESERTA
1. Apakah Anda sudah atau semakin memahami atau mengetahui atau
meyakini/menyadari/menghayati apa itu motivasi belajar?
A. Ya B. Tidak/Belum
2. Nyatakan dan tunjukkanlah perubahan-perubahan positif yang terjadi
dalam diri Anda sesudah melakukan kegiatan yang Anda ikuti dengan
memberikan beberapa perubahan positif di bawah ini:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
3. Apakah manfaat utama dari kegiatan yang Anda ikuti bagi Anda
sendiri? Dengan kata lain, perubahan-perubahan postif yang mana
yang terjadi dalam diri Anda sesudah mengikuti kegiatan
Bersemangat untuk Belajar?
106
4. Petunjuk: Berilah tanda centang (√) di depan alternatif jawaban yang
paling sesuai dengan keadaan diri Anda!
a. Seberapa banyak manfaat “Kegiatan Bersemangat untuk
Belajar” bagi Anda sendiri?
….Sangat Bermanfaat ….Bermanfaat ….Kurang
bermanfaat
b. Apakah kigiatan seperti yang Anda ikuti sebaiknya
diberikan juga kepada kelompok peserta (siswa SMA lain)
yang seperti Anda?
….Ya …..Tidak
107
Teks Nyanyian
1. Berjalan Ke Kanan, Berjalan Ke Kiri (Hartana & Tim, 2008: 180)
Berjalan ke kanan,
Berjalan ke kiri,
Ke kanan ke kiri,
Ke kanan putarlah,
Tumitmu jarimu,
Putarlah setengah,
Timitmu jarimu,
Sobat baru datang.
2. Laba-Laba Kecil (Hartana & Tim, 2008: 177)
Laba-laba kecil naik pipa air,
Turun hujan laba-laba tergelincir,
Matahari datang menghalau hujan,
Laba-laba kecil naik pipa lagi.
3. Kupikir-Pikir
Kupikir-pikir satu dua tiga,
Kupikir-pikir satu dua tiga,
Ku pikir-pikir satu dua tiga,
Sekarang kamu………
4. Harmoni – Padi (Hartana & Tim, 2008: 181)
Aku mengenal dikau,
Tak cukup lama separuh usiaku,
Namunbegitu banyak,
Pelajaran yang aku terima.
108
Kau membuatku mengerti hidup ini,
Kita terlahir bagai selembar kertas putih,
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai,
Dan terwujud harmoni.*
Segala kebaikan takkan terhapus oleh kepahitan,
Kulapangkan rasa jiwa,
Karna ku percaya kan berujung indah.
Kembali ke *
5. Meraih Mimpi – J-Rock
Mari berlari meraih mimpi menggapai langit yang tinggi
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati
Kuatkan diri dan janganlah kau ragu
Tak kan ada yangherntikan langkahmu
Yaya kita kan terus berlari
Tak kan berhenti di sini
Yaya marilah meraih mimpi hingga nafas tlah berhenti (*)
Kita kan bertahan hadapi rintangan perlahan-lahan dan menang
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati kuatkan diri dan jangan kau ragu tak kan
hentikanlangkahmu
Kembali ke (*)
Tak ada yang tak mungkin bila kita yakini
Pastilah kan kau dapati
Kembali ke (*)
109
6. We Are In The Train Of Love (Hartana & Tim, 2008: 178)
We are in the train of Love….huhuy,
We are in the train of Love….huhuy,
We are in the train of Love fantasy,
We are in the train of Love.
When I say chiki,
When I say chaka,
When I say chiki, chiki, chiki, chiki, chaka
When I say chaka,
When I say chiki,
When I say chaka, chaka, chaka, chaka, chiki.
Permainan 1. Cerita Elang
Format : Perorangan
Waktu : 15 menit
Tempat : Di dalam ruangan
Materi : LCD
Deskripsi
Peserta kegiatan diminta untuk menyimak sebuah cerita yang
dituturkan oleh trainer. Setelah cerita dipaparkan, semua peserta
diminta untuk berbagi perasaan atas isi cerita yang sudah dibacakan.
110
Tujuan
Menunjukkan bahwa pengenalan jati diri secara utuh akan
menumbuhkan motivasi.
Cerita Elang
Suatu ketika, ada sesekor anak elang yang secara kebetulan
terpisah dari induknya dan berkumpul dengan ayam‐ayam, mulai dari
yang masih kecil sampai induk ayam. Setiap pagi mereka keluar dari
kandang dan mencari makan bersama‐sama disuatu pelataran yang
luas. Mereka saling berebut dan bercanda. Segala tingkah dan gerakan
anak elang itu mirip seperti yang dilakukan oleh ayam‐ayam.
Suatu hari, ayam‐ayam yang jumlahnya puluhan menyebar
dipelataran sampai jauh di dekat padang. Mereka lari tunggang
langgang ketika ada elang terbang di kejahuan. Ayam‐ayam dan anak
elang tadi sangat ketakutan. Ternyata hari‐hari mereka dibuat
mencekam beberapa kali. Anak elang juga menghadapi kesehariannya
dengan tabah, dia menganggap bahwa hidup memang penuh
tantangan. Dia tidak jarang mengeluh bahwa hidup ini penuh derita
dan itu harus diterima. Sesekali ia menanyakan kepada induk ayam,
mengapa mereka harus lari saat harus mencari makan padahal
mereka belum cukup kenyang. Induk ayam menerangkan bahwa akan
sangat berbahaya bagi kelompok ayam bila mereka tidak lari.
Walaupun kenyang, tetapi kemudian jadi mangsa burung elang juga
tidak ada artinya. Bagaimana jika melawan atau bertahan? Induk
ayam mulai membelalakkan matanya, tanda emosi. “Pasti kita kalah”
jawabnya sambil membentak. Kata‐kata induk ayam tersebut
111
membuat anak elang menjadi merasa takut dan membuatnya banyak
merenungkan kehidupan.
Sampai suatu ketika disuatu siang ketika anak elang mencari
makan sampai jauh ketepi sungai, secara tidak sengaja dia memergoki
elang besar yang terbang rendah. Elang muda hampir pingsan
ketakutan. Apalagi masih terngiang petuah induk ayam “pasti kalah”.
Dia semakian takut, tetapi tidak sempat lari karena jarak elang
tersebut dengan dirinya sangat dekat. Namun, diluar apa yang
diperkirakan, ketika elang itu mendekat sampai kemudian terbang
kembali, elang muda tidak diapa‐apakan.
Pada hari berikutnya, ketika sekumpulan ayam dan anak elang
seperti biasanya berada di pelataran yang luas, sekali lagi mereka lari
sekencang mungkin menuju kandang karena ada elang perkasa yang
terbang kearah mereka. Belajar dari pengalaman terakhir, yaitu
ketika bertemu elang perkasa pertama kalinya, elang muda mulai
tidak terlalu takut. Namun karena teman‐teman ayamnya lari, dia
pun ikut berlari. Namun kali ini, dia sengaja tidak terlalu kencang
seperti biasanya karena dia masih dipenuhi pikiran mengapa harus
lari. Sampai akhirnya elang perkasa itu berada di dekatnya dan
menegur, “Hey, mengapa kamu ikut lari?” Elang kecil terkejut dan
mulai mengurangi kecepatan larinya serta berpaling pada elang
perkasa dan dengan polos ia berkata, “Karena takut dengan engkau”.
Elang perkasa tertawa, “Mengapa kamu harus takut?” sambil
terkekeh‐kekeh. “Kalau mereka, ayam‐ayam itu wajar saja jika
ketakutan, tetapi engkau adalah elang yang bisa terbang. Tidak perlu
lari dan makan di latar dan pinggir sungai. “Elang kecil tertegun,
112
“Benarkah? Apakah saya bias terbang” Dia pun mulai didorong untuk
berani dan disuruh untuk mencoba mengepakkan sayapnya lebih kuat
supaya bias terbang. Dia mencoba beberapa kali, tetapi hanya
beberapa meter saja diatas tanah dan jatuh lagi. Akhirnya elang besar
menggendongnya ke awan yang tinggi dan dari sana dia melepaskan
anak elang itu. Anak elang mulai ketakutan karena harus terjun bebas,
dengan sekuat tenaga dia mengepak‐ngepakkan sayapnya, dan
akhirnya mulai tertahan di udara. Dia tidak langsung jatuh ke tanah.
Dia mulai bisa membelokkan arah untuk naik dan turun sampai
keberbagai arah. Dia bias terbang.
Mulai saat itu, dia tidak takut lagi pada elang. Dia tidak lagi
mencari makan dengan mematukkan paruh‐nya ke tanah. Dia tidak
lagi terbatas hanya berada di pelataran dan pinggir sungai. Dia bisa
menjelajah ke dunia yang lebih luas. Dia menemukan jati dirinya
sebagai elang perkasa.
Pembahasan
Untuk mencapai suatu tujuan, kita tidak boleh takut untuk
mencoba, tidak boleh terpengaruh oleh lingkungan, dan harus
mengenali potensi yang kita miliki. Sehingga mencapai hasil yang
baik.
2. Segitiga, Kotak, dan Lingkaran
Format : Perorangan atau kelompok.
Waktu : 10 – 20 menit
Tempat : Di dalam ruangan
Materi : Flipchart, boardmarker, kertas untuk peserta.
113
Deskripsi
Pendamping memberikan waktu lima menit kepada peserta
kegiatan untuk membuat gambar yang unsurnya terdiri dari segi tiga,
kotak (segi empat), dan lingkaran. Peserta boleh menggambar orang
pemandangan, mobil, binatang, dan lain sebagainya. Setelah waktu
lima menit selesai peserta mengumpulkan hasil gambarannya kepada
pendamping. Pendamping kemudian menghitung jumlah segi tiga
paling sedikit dan paling banyak dari semua gambar peserta
pelatihan. Demikian juga dengan kotak serta lingkaran. Dari data
tersebut, pendamping akan menerangkan makna dari apa yang telah
mereka lakukan selama lima menit tadi.
Tujuan
Menunjukkan kepada semua peserta bahwa lebih serius lagi
dalam hidup dan belajar dengan motivasi yang tinggi sehingga
memungkinkan bisa lebih berhasil lagi karena potensi, kemampuan,
dan kemauan bisa semakin dioptimalkan sehingga akan dihasilkan
prestasi yang membanggakan.
Pembahasan
1. Gambar segi tiga berarti kreativitas, semakin banyak gambar segi
tiga menunjukkan siswa banyak menggunakan kreativitas.
2. Gambar kotak berarti kemampuan, semakin banyak gambar kotak
menunjukkan siswa telah menggunakan kemampuannya.
3. Gambar lingkaran berarti kemauan, semakin banyak gambar
lingkaran menunjukkan siswa memiliki kemauan.
114
3. Kapal Karam (Hartana & Tim, 2008: 164)
Peserta dibagi dalam bentuk kelompok kurang lebih 8-10
orang. Tiap kelompok diminta berdiri di sebuah bentuk koran dari
beberapa lembar koran yang ditata. Diandaikan koran tersebut adalah
sebuah kapal yang hampir tenggelam.
Satu kelompok peserta diminta untuk berpikir bagaimana
caranya menyelamatkan semua orang supaya tidaktenggelam, sedangkan
pendamping mulai menyobek/mengurangi area koran. Kelompok yang
berhasil menyelamatkan anggotanya sehingga bisa masuk dalam selembar
kertas koran itulah yang menang.
4. Koran Seru (Hartana & Tim, 2008: 164)
Permainan bisa dilakukan dalam kelompok besar (semua
peserta) atau kelompok kecil. Pendamping sudah menyiapkan sebuah
tongkat dari koran yang digulung. Peserta kemudian diminta untuk
menindahkan tongkat koran tersebut secara estafet dari tempat satu ke
tempat lain. Aturanya adalah tongkat koran itu tidak boleh diberikan
kepada teman sebelahnya dengan menggunakan tangan. Tongkat koran
harus diberikan dengan diapit oleh dagu dan leher dan diberikan kepada
dagu dan leher teman lain. permainan berakhir jika koran sudah sampai
pada tempat yang dituju.
115
Daftar Pustaka
Gunarya, 2006. Menjadi Termotivasi untuk Belajar Modul MD-03. TOT Basic
Study Skills.
Hartana & Tim, 2008. 11 Langkah Menuju Pribadi Unik, Cerdas, Solider, dan
Beriman. Kanisius: Yogyakarta.
Mangunhardjana, 1986. Pendampingan Kaum Muda. Kanisius: Yogyakarta
Mudjiman, Haris. (2008). Belajar Mandiri. Surakarta: LPP & UPT UNS.
Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Winkel, WS. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
117
PANDUAN PERTANYAAN FGD
Topik:
MOTIVASI BELAJAR
1. Menurut kamu, apa yang memotivasi belajar kamu selama ini?
2. Apakah motivasimu dalam belajar memberi semangat pada diri untuk belajar?
3. Apakah nilai yang tinggi merupakan sebuah kebutuhan bagimu sehingga
kamu termotivasi untuk mencapainya?
4. Apakah keinginan belajarmu mudah hilang/berkurang bila ada teman/orang
lain yang mengajak kamu bermain atau jalan-jalan?
5. Apakah kamu mendapat dukungan dari orang terdekat (misal: orang tua,
pacar, teman/sahabat) dalam hal belajar?
6. Apakah kamu mempelajari mata pelajaran dengan sungguh-sungguh?
7. Apakah motivasimu dalam belajar mengarah pada kegiatan belajarmu?
8. Apakah kamu akan termotivasi untuk belajar jika seseorang akan memberimu
sebuah hadiah? Tolong dong jelaskan alasannya!
9. Apakah ada mata pelajaran tertentu yang kamu sukai, mata pelajaran apa saja
yang kamu sukai? Apa yang membuat kamu menyukai mata pelajaran
tersebut?
10. Apakah ada mata pelajaran tertentu yang tidak kamu sukai? Mata pelajaran
apa saja yang kamu sukai? Jelaskan alasanmu!
11. Apakah ada rasa ingin tahu lebih tentang mata pelajaran yang kamu pelajari
dan membuat kamu ingin belajar sendiri di rumah?
Lampiran 3
118
PANDUAN UNTUK TIM FGD
(Focus Group Discussion)
Topik: Motivasi Belajar
A. Sekilas FGD (Focus Group Discussion)
1. Focus group discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan data
dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu
yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
2. FGD merupakan suatu perbincangan yang dilakukan oleh peserta yang
terbatas antara 7-10 orang yang sudah memiliki pengalaman yang
sama tontang motivasi belajar.
3. FGD adalah kelompk diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri
khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif
lainnya (wawancara mendalam/observasi) adalah interaksi. Hidup mati
sebuah FGD terletak pada ciri ini. Tanpa interaksi, sebuah FGD
berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfocus (FGI → focus
group Interview). Hal ini terjadi apa bila moderator cenderung selalu
mengonfirmasi setiap topik satu persatu kepada seluruh peserta FGD.
Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap
topik sehingga tidak terjadi dinamika kelompok. komunikasi hanya
berlangsung antara moderator dengan informan A, informan A kepada
moderator, lalu moderator dengan informan B, informan B ke
moderator dan seterusnya. Yang seharusnya terjadi adalah moderator
lebih banyak “diam” dan peserta FGD lebih banyak berbicara. kondisi
idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator,
disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi
oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan
Lampiran 4
119
E, dan akhirnya di tengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu
sangat interaktif, hidup dan dinamis.
4. FGD adalah group, bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan
prinsip sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, moderator harus
memandang para peserta FGD sebagai suatu group bukan orang
perorang. Selalu melemparkan topik ke “tengah” bukan melulu tembak
langsungke peserta FGD.
5. FGD adalah diskusi terfokus, bukan diskusi bebas. Prinsip ini
melengkapi prinsip pertama di atas. Diingatkan bahwa jangan hanya
mengejar interaksi dan dinamika kelompok, kalau hanya mengejar hal
tersebut diskusi bisa berjalan “ngawur”. Selama diskusi berlangsung,
modertaor harus focus pada tujuan diskusi, sehingga moderator akan
selalu berusaha mengembalikan diskusi ke “jalan yang benar”.
Moderator memang dituntut untuk mencairkan suasana. (ice breaking)
agar diskusi tidak berlangsung kaku.
B. Persiapan (Tugas Masing-masing Anggota Tim FGD)
Hal-hal yang dibutuhkan atau yang dapat mendukung siswa dalam
melakukan diskusi kelompok terarah (focus group discussion) adalah sebagai
berikut:
a. Tempat yang netral, nyaman, dan bebas gangguan, agar proses FGD
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan yang diharapkan.
b. Panduan berisi sejumlah terbatas topik diskusi, yang berupa
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelum FGD
dilaksanakan. Topik-topik dalam FGD harus benar-benar disiapkan
secara matang agar mendapatkan data yang sesuai dengan rencana.
c. Alat pencatat, digunakan untuk mencatat hasil FGD agar tidak
terlupakan begitu saja, maka perlu dicatat. Selain itu, untuk keperluan
analisis data.
120
d. Informan untuk merekrut anggota kelompok dilakukan agar proses
FGD benar-benar berlangsung dengan baik dan sesuai dengan syarat-
syarat yang ada dalam FGD.
e. Seorang pemandu dalam diskusi yang terampil, didampingi seorang
asisten pemandu dan seorang pengamat atau pencatat yang teliti.
f. Sebaiknya peran pemandu, asisten dan pengamat dilakukan
bergantian untuk mengurangi kelelahan dan kesulitan
berkonsentrasi pada saat FGD dilakukan di kelompok lain.
Pembentukan TIM
Dalam proses FGD diperlukan tim, berikut anggota tim dan fungsi
masing-masing anggota tim:
1. Moderator (1 orang + Ast. Moderator)
Menurut Irwanto (2006: 28), dalam melaksanakan FGD, moderator
memerlukan berbagai keterampilan. Melatih moderator untuk
menguasai keterampilan-keterampilan agar kualitas FGD dan tujuan
penelitian dapat tercapai. Ada dua kategori yang perlu dipelajari yaitu:
2) Keterampilan substansi, yaitu keterampilan yang diperlukan
moderator dalam memahami substansi permasalahan yang
didiskusikan. Keterampilan ini harus memungkinkan moderator
memahami isi diskusi atau arti dari setiap ucapan moderator.
3) Keterampilan proses, yaitu keterampilan yang perlu dikuasai oleh
moderator untuk mengatur diskusi, sehingga tujuan yangingin
dicapai dengan memfokuskan diskusi pada persoalan yang hendak
diteliti dapat benar-benar tercapai.
Moderator adalah orang yang memimpin atau memfasilitasi diskusi.
Moderator harus dapat memahami tujuan dan pertanyaan penelitian,
dan terampil dalam mengelola diskusi.
121
2. Pencatat Proses (3 orang)
Pencatatan proses berfungsi merekam inti permasalahan yang
didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Tugas lain pencatat proses
adalah membantu moderator mengenai (a) waktu, (b) fokus diskusi,
(c) menanyakan pada moderator apakah masih ada pertanyaan
penelitian yang belum terjawab, dan (d) apakah ada peserta yang
terlalu pasif sehingga belum memperoleh kesempatan berbicara
(Irwanto, 2006: 19).
Pencatat proses adalah komponen penting dalam FGD. Orang yang
mencatat proses adalah rekan kerja moderator. Tugas yang dilakukan
oleh pencatat proses adalah sebagai berikut:
2) Mencatat proses diskusi, terutama tema yang muncul, konflik-
konflik, inkonsisten, perasaan-perasaan yang dikemukakan, siapa
yangdominan dalam topik, dan sebagainya.
3) Memberi tahu moderator jika ada topik atau permasalahan yang
luput dari perhatiannya. Moderator juga dapat bertanya pencatat
proses untuk mengecek apakah ada yang terlewati.
3. Penghubung Peserta (pihak sekolah)
Penghubung peserta adalah orang yang diberi tugas untuk mencari
peserta FGD sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk
menghindari bias dalam merekrut peserta FGD maka peneliti perlu
menentukan tempat atau lokasi yang akan digunakan untuk FGD,
selain itu peneliti juga harus memberi instruksi sejelas-jelasnya
mengenai ciri-ciri peserta yang dikehendaki.
4. Bloker
Bloker adalah anggota tim dengan tugas khusus, yaitu menjaga agar
tidak mengganggu kelancaran FGD, menjaga kelangsungan proses
FGD dan menjamin kenyamanan peserta selama proses FGD berjalan.
122
5. Petugas Logistik
Petugas logistik adalah anggota tim yang membantu menyiapkan
tempat dan alat-alat komunikasi selama melaksanakan proses FGD.
Untuk menunjang pelaksanaan FGD maka dibutuhkan perencanaan
yang baik.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Alat Mencatat
Alat untuk mencatat proses diskusi menggunakan pensil atau
bolpen dan kertas atau buku catatan.
b. Ruang dan Tempat Duduk
Ruang yang digunakan saat melakukan FGD dipilih ruang yang
nyaman dan sedikit gangguan, ruang yang dipilih dalam
melakukan FGD adalah ruang yang terbuka dan luas.
Dalam pemilihan tempat duduk dipilih di lantai agar siswa
dapatmenjadi lebih santai dan leluasa dalam bergerak. Posisi
duduk tiga perempat lingkaran agar semua peserta saat berbicara
dapat saling menjalin hubungan yang baik.
Berdasarkan pembentukan anggota tim di atas, maka persiapan
dalam pembentukan tim adalah:
a) Merekrut dan menyiapkan lebih dari satu moderator dan
pencatat proses,
b) Menjalin kerjasama dengan mitra lokal untuk memperoleh
anggota tim lainnya.
C. Subjek FGD
Subjek FGD adalah siswa kelas XI (IPA & IPS) SMA Stella Duce Ganjuran
dengan jumlah siswa :13 (IPA), 26 (IPS), dibagi menjadi: 3 kelompok FGD.
123
D. Waktu, Tempat Pelaksanaan, dan Kelompok Subjek FGD
1. Waktu: kamis, 27 Agustus 2009
2. Jam : 07:00 – 07:45 WIB
3. Tempat: Aula SMA Stella Duce Ganjuran
Kelompok: A (IPA) 1. Aprilia Irawati 6. Fransiska Ningrum 11. Sisilia Vika Dwi K.
2. Bagas Prawira K. 7. Hedwigis Juditr T. 12. Vinsensius Indra C.
3. Christian Reddy 8. Ig. Topanjalu 13. R. B. Gendra I. M.
4. Dwi Setiowati 9. MM. Liana Agustin
5. Elisabet Barek P. 10. Rio Sapto Hidayat
1.Waktu: Jumat, 28 Agustus 2009
2. Jam : 07:00 – 08:30 WIB
3.Tempat: Aula SMA Stella Duce Ganjuran + ???
4.Kelompok: B + C (IPS)
Kelompok B (IPS) 1. Ade Yunianto 6. Elizabeth Hermi P. 11. Laksita Wikan N.
2. B. Heti M. 7. Elizabeth Tri N. 12. Marcela S. R.
3. Cesilia Kunthi E. 8. Emi 13. Maria Linda M.
4. Daniel Okky P. 9. Kristina Riya T.
5. Desi Rika A. 10. Renato Benigno C.
Kelompok C (IPS) 1. Marlia 6. Ryannova R. 11. Wawan Kurniawan
2. Michael Laotik 7. Thomas Riko 12. Ika Riana
3. Natalia Galuh M. 8. Valleria Diani S. P. 13. Dessy Wulandari
4. Oktavia Demy 9. Yasinta Feri S.
5. Rosalia Hera 10. Theresia Misa D.
Terima Kasih
124
DATA HASIL FGD
27 Agustus 2009 (XI IPA SMU STELLA DUCE BANTUL) Motivasi Belajar:
- sesuatu yang bikin kita semangat belajar - tuntutan
1. Motivasi teman-teman untuk belajar: - usaha orang tua terhadap anaknya - nilai jelek → belajar lebih giat/baik - Mendapat sesuatu dari orangtua ketika mendapat nilai baik - Orangtua membanding-bandingkan diri dengan saudara (kakak/adik) - Mencapai cita-cita - Ada kecemburuan sosial antar teman. Misal: teman bisa mengerjakan soal,
diri tidak bisa - 2. Apa yang membuat teman-teman semangat belajar: - sahabat, pacar, orangtua, guru → memancing kita untuk bisa semangat belajar - pengalaman buruk, belajar tidak sungguh-sungguh, mendapat nilai jelek →
semangat belajar - cita-cita tinggi → harus belajar. Contoh: ingin menjadi seorang dokter, kita
sudah berusaha, tetapi dari segi ekonomi tidak mampu. Tanpa cita-cita sama saja.
- Bukan dilihat dari nilai (bukan menjadi faktor utama dalam memotivasi belajar): tetapi kemampuan kita sendiri.
- Kompetisi dengan teman dalam hal prestasi belajar - 3. Motivasi belajar mudah hilang? - masih belum menemukan tujuan belajar sehingga masih malas - main dengan teman lebih menarik dari belajar - nonton TV → ketiduran sehingga tidak sempat belajar - 4. Bentuk dukungan (dari ortu, pacar, sahabat, teman): - Ortu: uang buat beli alat-alat belajar - Ortu membanding-bandingkan ada perlakuan kusus - Pacar: malu karena lebih pintar → semangat belajar tinggi - 5. mempelajari mata pelajaran dengan sungguh-sungguh karena:
Lampiran 5
125
- guru. Guru menyampaikan materi dengan mudah sehingga dapat menangkap lebih mudah. Misal suka fisika:
- Sesuai dengan kebutuhan. Misal: tidak suka dengan gurunya…….tidak suka dengan mata pelajarannya.
- Meremehkan> menganggap mata pelajaran mudah, sehingga tidak memperhatikan
- 6. Motivasi belajar mengarah ke kegiatan belajar: tetapi→ - gondok, patah hati→ sudah mengerjakan dengan semangat tetapi hasil
berbeda - Dibilang sok rajin → membuat malas belajar karena diejek teman - Disuruh oleh orang tua→ padahal serdang semangat belajar lalu menjadi
malas karena terpotong belajar → tidur - 7. Termotivasi karena hadiah - dapat nilai bagus cerita dengan orang tua dibelikan sesuatu - pemberian hadiah tidak efektif. Misal: hadiah berupa motor, dll. Lebih efektif
buku pelajaran, - belajar tanggung jawab - 8. - di siasatin aja → gampang ternyata guru menjelaskan muter-muter bikin
malah gak dong → caranya minta file teman atau minta ajarin teman yang lebih dong
- guru pilih kasih - dibawa santai saja dalam pelajaran - guru tidak bisa menjelaskan lebih singkatnya aman dirumah baca aja, padahal
pelajarannya sulit - Pandangan salah tentang matematika. Cuma rumus dari teman yang pintar
matematika dan memperoleh kejuaraan → membuat motivasi belajar n suka dengan mata pelajaran matematika.
- Termotivasi oleh diri karena rasa ingin tau lebih tentang pelajaran tersebut - 9. - menghilangkan stress - karena ga dong → bercanda dengan teman - guru pelajaran enak dalam menerangkan tetapi malah menerangkan dengan
bahasa jawa (buat bingung) - guru banyak bercanda membuat tidak dong - semangat belajar tinggi di sekolah…….semangat belajar rendah di rumah - yang di jelaskan guru tidak masuk ke bahan [pelajaran - (-) ujian disampakan dari kelas 1, 2, 3 harusnya dibedakan - (+) belajar tidak di sekolah saja tetapi belajar menjalani kehidupan (oleh guru
saat pelajaran), perjuangan usaha untuk mencapai sesauatu
126
10. /11 - Ada pelajaran A yang nggak dong sampai di rumah diulangi - Tidak menumpuk-numpuk, kalau nggak bisa tetap berlatih, biar bisa dong.
Misal: numpuk-numpuk/menunda belajar → nilai jelek - Belajar di rumah sendirti dulu, kalau ngak dong baru ditanyain ke teman. - Belajar kelompok → kadang bisa jadi, kadang ngegosip - Membentuk kelompok → menjalin solidaritas tinggi - 11. harapan dari siswa - menolak ajakan teman susah - memberi pengertian kepada teman - ngertiin ortu ke mana?????? - Guru: memberi fasilitas, tidak pilih kasih, cara mengajar, metode mengajarnya
berfariasi - Teman kelas: mengajak teman-teman, jangan egois, kalau baru konsen jangan
ganggu -o- 27 Agustus 2009 (XI IPA SMU STELLA DUCE BANTUL) 1. Usaha Orang tua
- karena mendapat nilai jelek - mendapat sesuatu dari orang tua - gengsi karena tidak mau lebih bodoh dari saudara – kompetisi dengan saudara- - mencapai cita-cita - adanya kecemburuan sosial dengan teman -
2. Teman - pengalaman buruk, misal saat ulangan nilai jelek - cita-cita (jangan terlalu menggebu-gebu, masalah cita-cita dari pada nanti bisa
stress) harus belajar lebih giat. 3. nilai tidak mempengaruhi motivasi belajar
- kemampuan lebih penting daripada nilai - rival (saya lebih pintar dari teman yang lain –kompetisi-) - siapa yang pintar…..???? - penasaran dengan pelajaran atau sesuatu yang bersangkutabn dengan mata
pelajaran (rasa ingin tahu - belajar) 4. semangat belajar Mudah hilang
- proses belajar hanya itu-itu saja - bosan, malas, ngantuk - belum menemukan tujuan untuk belajar - banyak hallain yang bisa dilakukan selain belajar
127
- sebelum belajar nonton tv-akhirnya kelupaan lalu tertidur -
5. dukungan dari orang tua/pacar - dukungan dari orang tua(uang, kebanggaan dari orang tua ……….dibanding-
bandingkan dengan orang lain) - dari guru tidak/kurang enak dalam memberi motivasi belajar - jika pacar/teman dekat lebih pintar malu/gengsi -
6. membeda-bedakan pelajaran yang satu denganyang lain - tergantung guru mengajar - tergantung materi yang diberikan - misal: pelajaran sosiometri dikelas satu ga enakin tapi karena kelas 3 mau
masuk IPA mau ga mau harus belajar pelajaran tersebut -
7. misal pelajaran matematika cari rumus sendiri ternyata rumus tersebut tidak sama dengan rumus yang didapat/diberikan guru
- diejek teman “tumben rajin” - disuruh orang tua untuk mengerjakan sesuatu hal (pekerjaan rumah)mau
melanjutkan belajar jadi malas -
8. kalau dapat nilai baik, cerita sama orang tua terus dikasih hadiah - hadiah ga efektif, karena Cuma termotivasi karena hadiah, lebih efektif kalau hadiah itu berupa buku - belajar untuk masa depa. Masing-masing bertanggungjawab -
9. …..Cuma orang lain yang bisa ngerjain pelajaran kalo guru mengajarnya ga enak/gurunya ga enak
- ga suka sama gurunya (guru pilih kasih) – tetapi dibawa santai jadi mata pelajarannya enak
- mata pelajaran yang disukai: teman ada yang pintar matematika, minta diajarin untuk temen yang lain. termotivasi karena melihat orang lain yang berhasil.
- Meskipun gurunya tidak menyenangkan tetapi mata pelajaran enak jadi lebih termotivasi untuk belajar sendiri
- Materi nggak donk meskipun gurunya menyenangkan - Pelajaran yangmembuat diri tertantang untuk mempelajarinya - Saking enaknya gurunya sehingga mata pelajaran jadi ga dong. Jadinya terlalu
menganggap gampang mata pelajaran. - Lebih enak belajar di sekolah dari pada dirumah karena kalau tidak tahu bisa
langsung tanya sama teman atau guru. - Guru terlalu global dalam memberikan materi/menerangkan mata pelajaran
tetapi lebih menceriterakan tentang kehidupan pribadinya - Materi yang diajarkan antara kelas X, XI, XII sama. Misal dalam hal
ulangannya sama
128
- Mengambil segi positifnya ada hal lain yangbisa diambil dari kehidupan pribadi (cenderungdari orang sukses awalnya dari kesusahan terlebih dahulu menjadi sukses – pengalaman orang lain)
- Misal pelajaran A ga dong-tambah stress tapi kalau tidak belajar/di ulang nilai jelek. Malah tambah stress (soalnya yang ga dong nambah numpuk)
- Dari pada belajar disekolah lebih baik belajar sendiri karena lebih suka belajar sendiri. Kalau ga jelaslangsung langsung ditanyain ke guru
- Positif: belajar kelompok bisa tanya jawab dengan teman kelompok - Negatinya: lebih banyak rame sama keman jika belajar kelompok-jadi malah ga
belajar - Terganggu sama adik kelas yang ga tau waktu (di kost) misal: besok ulangan
fisika tanyanya malah malam sebelumnya jadi malah ga ga konsen belajar - Meningkatkan solidaritas dengan teman (belajar kelompok) - Kalau ada kelompok bisa sharing - Belajar sendiri tapi ada yang ngerjain misal ……? - Susah untuk menolak ajakan teman ketika belajar. Tergantung teman yang
mengajak (akrab tidak) - Memotivasi teman yang lain untuk belajar ga jadi bermain -
10. pelajarannya enak, Cuma cara mengajarnya guru yang tidak menyenangkan (guru menjelaskan tidak menjabarkan lebih lanjut)
11. yang diharapkan dari orang tua: - pengertian (saat belajar jangan diganggu) - jangan terlalu banyak menuntut - yang digharapkan dari guru: - fasilitas di sekolah jangan terlalu pelit - tidak pilih kasih - cara mengajar guru terlalu cepat, kaku, cuman baca buku - yang diharapkan dari teman: - jangan pada egois, sulid belajar bersama
- membantu teman yang ga bisa - jangan mengganggu teman yang lain yang sedang belajar
12. 27 Agustus 2009 (XI IPA SMU STELLA DUCE BANTUL) 1. apa yang memotivasi kamu untuk belajar?
- untuk usaha agar ortu bahagia - karena nilai jelek - untuk mendapat sesuatu dari orang tua - karena gengsi (misal: gengsi dengan kakak-masak kalah dengan kakak)
129
- untuk mencapaia cita-cita -
2. yang membuat senang untuk belajar: - karena ada teman (jadi ada persaingan untuk belajar)
- pengalan masa lalu ysang buruk (ingin meningkatkan nilai/merasa tidak puas dengan nilai yang diperoleh)
- cita-cita 3. nilai yang tinggi kurang mampu memotivasi?
- karena yang dilihat kemampuan seseorang bukan nilai yang bagus - agar termotivasi diperlukan persaingan - rasa ingin tahu dapat memotivasi belajar
4. mengapa motivasi belajar mudah hilang? - cara belajar yang sama membuat bosan - belum menemukan tujuan belajar yang sebenarnya - banyak hal yang lebih menarik dilakukan dari pada belajar
5. motivasi belajar banyak yang berasal dari orang terdekat seperti: - orang tua berupa finansial mempengaruhi untuk belajar - kebanggaan orang tua kepada anaknya (menjadi kebanggaan bagi orang tua) - ada persaingan antara saudara kandung - pacar: bila lebih pintar menimbulkan malu. Sehingga memotivasi untuk
belajar. 6. dalam proses mempelajari mata pelajaran – kesungguhan untuk mempelajari mata
pelajaran tersebut dari: - tingkat kesulitan masing-masing mata pelajaran - guru yaitu diremehkan guru jadi lebih termotivasi (menunjukkan kepada guru
bahwa akan lebih baik lagi)
7. motivasi belajar mengarah pada kegiatan belajar: - faktor “dialem” sama teman malah membuat malas belajar-dengan kata lain
malu untuk belajar - orang tua meminta bantuan
FGD KELAS XI IPS 28 Agustus 2009 Motivasi belajar = semangat belajar, dorongan untuk belajar, niat untuk belajar, usaha untuk belajar
1. yang memotivasi belajar: cita-cita, masa depan, orang tua,teman dekat, pacar, guru, nilai yang tinggi, rasa ingin tahu, ingin sukses, masa depan, keinginan untuk maju
2. tidak ingin mengecewakan orang tua- - hambatan : nonton tv terus, smsan, facebook/online
130
- yang mendukung: kesadaran, kemauan 3. ya…..nilai yang tinggi merupakan sebuah kebutuhan; tidak….belajar itu
kewajiban, dan nilai yang di peroleh itulah hasil yang dicapai. 4. yang menyebabkan semangat belajar mudah turun: patah hati, banyak
kegiatan dan guru(cara mengajar guru yang kurang enak-metode yang digunakan selalu sama, guru mewmberikan tugas terlalu banyak); saat semangat untuk belajar, teman datang untuk main, akhirnya tidak jadibelajar dan menjadi malas untuk belajar, saat baru buka buku, tiba-tiba ada sms-tidak jadibelajar, malah smsan, nonton tv-jadi tidak belajar
5. dukungan: dijanjikan hadiah oleh orang tua , dengan teman dekat: adanya persaingan, kalau nilai jelek, traktir makan,; guru: memberi hadiah jika nilai 100, di beri uang jika nilai 100. *guru terlalu galak(dengan kata lain tegas) malah membuat giat belajar, belajar karena ada tekanan dari luar (+) rajin belajar (-) terpaksa belajar
6. mempelajari pelajaran dengan sungguh-sungguh: dituntut untuk hafal sama buku, saat mau ujian, banyak bertanya (bukan bodoh, tetapi lebih ada rasa ingin tau), berdiskusi, jika ada beda pendapat dengan guru lebih ke sharing
7. motivasi belajar mengarah pada kegiatan belajar: sedikit. Pengalaman nilai bagus; tapi kadang meskipun nilai jelek setelah belajar sungguh-sungguh, nilai jelek malu-jadi belajar sungguh sungguh.
8. termotivasi karena hadiah:bisa merasa puas dengan usaha diri sendiri (int), nilai bagus-kuliah; (-) jika tidak diberi hadiah tidak belajar, nilai ujian bagus dibelikan HP
9. suka dengan mata pelajaran: menggambar, musik-guru santai, enak; matematika, bhs. Inggris, b, indonesia-menyenangkan, nyambung, suka bercanda
10. tidak suka dengan mata pelajaran: geografi: guru galak, terlalu banyak tuntutan, ga boleh dengan kata-kata sendiri=harus sama persis dengan buku.
11. belajar kelompok (negatif: ngrumpi; positif: terbantu teman yang lebih pintar); sendiri: lebih tenang, lebih cepat masuk belajarnya,
131
YAYASAN TARAKANITA WILAYAH YOGYAKARTA SMA STELLA DUCE BANTUL
DAFTAR SISWA KELAS XI IPS TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Nomor
Urt Induk Nama L/P Keterangan
1 1330 Ade Yuniyanto L 2 1333 Bernadeta Heti Marganingsih P 3 1334 Cesilia Kunthi Enggarkasi P 4 1336 Daniel Okky Primanda Putra L 5 1337 Desi Rika Adzani P 6 1340 Elizabeth Hermi Prastiwi P 7 1341 Elizabeth Tri Noviyani Nugroho P 8 1342 Emi P 9 1346 Kristina Riya Triningsih P
10 1355 Renato Benigno Corbafo L 11 1347 Laksita Wikan Nastiti P 12 1348 Marcela Septianingsih Reyaan P 13 1349 Maria Linda Muktiana P 14 1351 Marlia P 15 1352 Michael Laotik Ariyani P 16 1353 Natalia Galuh Mayangsari P 17 1354 Oktavia Demy Mayasari P 18 1359 Rosalia Hera Purwarasari P 19 1360 Ryannova Rudiyanto L 20 1362 Thomas Riko Wijaya L 21 1363 Valleria Diani Sita Pradani P 22 1365 Yasinta Feri Santi P 23 1366 Theresia Misa Devina P 24 1422 Wawan Kurniawan L 25 1423 Ika Riana P 26 1424 Dessy Wulandari P
Lampiran 6
132
YAYASAN TARAKANITA WILAYAH YOGYAKARTA SMA STELLA DUCE BANTUL
DAFTAR SISWA KELAS XI IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Nomor Urt Induk Nama L/P Keterangan
1 1331 Aprillia Irwanti P 2 1332 Bagash Prawira Kurniadi L 3 1335 Christian Reddy Wibisono L 4 1338 Dwi Setiowati P 5 1339 Elisabet barek Pareta P 6 1343 Fransiska Ningrum Dian Puspita P 7 1344 Hedwigis Judith Tarra P 8 1345 Ig. Topanjalu L 9 1350 Maria Magdalena Liana Agustin P
10 1357 Rio Sapto Hidayat L 11 1361 Sisilia Vika Dwi Krismawati P 12 1364 Vinsensius Indra Christiawan L 13 1422 Raden Bonaventura Gendra Igambi Mata L