28
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 473 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA PRIMSA BANGUN Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta SUBAGYO Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta MALEM UKUR TARIGAN Universitas Tarumanagara Jakarta ABSTRACT The financial statements shall have four qualitative characteristics of relevance, reliable, comparability, and consistency of financial statements for information useful to the users. Process to provide accounting information to the public to give the value of information from financial statements will be determined by the audit report lag.The purpose of this study were to: analyze the influence of company size, industry type, firm size and exchange of partially and simultaneously auditors on audit report lag. Sampling method used was purposive sampling with non financial institutions and financial institutions for 2007 to 2009The results showed: 1) The variable size of the company do not affect the audit report lag significantly. 2) Variables influencing industrial type of audit report lag significantly, 3) Variable size public accountant (KAP) affect the audit report lag significantly, 4) change of auditor variable does not affect the audit report lag significantly. 5) There is a simultaneous influence of factors of company size, industry type, firm size and auditor turnover affect the audit report lag Key words: Audit report lag, company size, industry type, size CPA firm, the change of auditors PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu relevance, reliable, comparabilily, dan consistency. Untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah timeliness (ketepatan waktu). Apabila laporan keuangan tidak disajikan tepat waktu maka laporan tersebut menjadi kehilangan nilai informasinya, karena tidak tersedia saat pengguna membutuhkannya untuk pengambilan keputusan. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 1 paragraf 43, yaitu bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Ahmad & Kamarudin (2003) juga mengatakan bahwa semakin pendek waktu antara tanggal akhir periode laporan keuangan dengan tanggal publikasi laporan keuangan, semakin banyak benefit yang diperoleh dari laporan tahunan yang telah diaudit. Di Indonesia, dalam rangka pemberian informasi yang tepat waktu dan akurat kepada investor mengenai kondisi keuangan emiten atau perusahaan public, Badan Pengawas Pasar

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 473

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT

REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG LISTED DI

BURSA EFEK INDONESIA

PRIMSA BANGUN

Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

SUBAGYO

Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

MALEM UKUR TARIGAN

Universitas Tarumanagara Jakarta

ABSTRACT

The financial statements shall have four qualitative characteristics of relevance, reliable,

comparability, and consistency of financial statements for information useful to the users. Process to

provide accounting information to the public to give the value of information from financial statements

will be determined by the audit report lag.The purpose of this study were to: analyze the influence of

company size, industry type, firm size and exchange of partially and simultaneously auditors on audit

report lag. Sampling method used was purposive sampling with non financial institutions and

financial institutions for 2007 to 2009The results showed: 1) The variable size of the company do not

affect the audit report lag significantly. 2) Variables influencing industrial type of audit report lag

significantly, 3) Variable size public accountant (KAP) affect the audit report lag significantly, 4)

change of auditor variable does not affect the audit report lag significantly. 5) There is a simultaneous

influence of factors of company size, industry type, firm size and auditor turnover affect the audit

report lag

Key words: Audit report lag, company size, industry type, size CPA firm, the change of auditors

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri

khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat

karakteristik tersebut yaitu relevance, reliable, comparabilily, dan consistency. Untuk

mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya

adalah timeliness (ketepatan waktu). Apabila laporan keuangan tidak disajikan tepat waktu

maka laporan tersebut menjadi kehilangan nilai informasinya, karena tidak tersedia saat

pengguna membutuhkannya untuk pengambilan keputusan. Hal ini sesuai dengan PSAK No.

1 paragraf 43, yaitu bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan,

maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Ahmad & Kamarudin (2003)

juga mengatakan bahwa semakin pendek waktu antara tanggal akhir periode laporan

keuangan dengan tanggal publikasi laporan keuangan, semakin banyak benefit yang diperoleh

dari laporan tahunan yang telah diaudit.

Di Indonesia, dalam rangka pemberian informasi yang tepat waktu dan akurat kepada

investor mengenai kondisi keuangan emiten atau perusahaan public, Badan Pengawas Pasar

Page 2: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

474 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK) melalui Lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 mewajibkan setiap emiten dan perusahaan public yang

terdaftar di Bursa Efek untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BAPEPAM

dan LK dan mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada public yang memuat opini

audit dari akuntan atas laporan keuangan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah

tanggal laporan keuangan tehunan.

Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan, sesuai dengan

ketentuan waktu penyampaian yang ada, akan dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang. Contohnya, pada tanggal 7 Oktober 2005

Bapepam menjatuhkan denda masing-masing 150 juta rupiah kepada empat perusahaan

tercatat (emiten) yang terlambat menyerahkan laporan keuangan. Empat perusahaan yang

mendapatkan sanksi tersebut adalah sebagai berikut: (1) PT Great River International Tbk.,

(2) PT Polysindo Eka Perkasa Tbk., (3) PT Texmaco Jaya Tbk., dan (4) PT Kasogi

International Tbk. Jadi selain untuk pengambilan keputusan, ketepatan waktu laporan

keuangan juga diperlukan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan Bapepam bagi

perusahaan go public.

Berdasarkan peraturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu suatu perusahaan publik dalam mengumumkan laporan

keuangan kepada publik adalah lamanya jangka waktu penyelesaian audit atas laporan

keuangan akuntan karena laporan keuangan harus memperoleh opini audit terlebih dahulu

sebelum dapat dipublikasikan. Pentingnya jangka waktu penyelesaian audit pelaporan

keuangan juga diakui oleh investor dan manager, jangka waktu penyelesaian laporan

keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut.

Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan

kenaikan atau penururan harga saham. Penelitian Chamber dan Penman menunjukkan bahwa

pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal return sedangkan pengumuman

laba yang lebih cepat dapat menyebabkan hal yang sebaliknya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah teridentifikasi, maka perumusan

masalah adalah apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan, jenis industri, ukuran kantor

akuntan publik dan pertukaran auditor terhadap audit report lag?

Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Penelitian ini mempunyai maksud, yaitu mendapatkan kejelasan fenomena mengenai

keterkaitan perusahaan, jenis industri, ukuran kantor akuntan dan pertukaran auditor terhadap

audit report lag, mengingat peraturan BAPEPAM dengan Kep-36/PM/2003 dan BEJ dengan

Kep-306/BEJ/07-2004 yang menyebutkan bahwa penyajian laporan keuangan untuk

perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik

Page 3: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 475

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, jenis

industri, ukuran kantor akuntan publik, pertukaran auditor terhadap audit report lag.

Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian untuk meningkatkan efisiensi dan efetivitas proses audit dengan

mengendalikan factor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya audit report lag.

Memberikan informasi kepada auditor agar mampu merencanakan pekerjaan lapangan dengan

sebaik-baiknya sehingga audit report lag dapat ditekan seminimal mungkin dalam usaha

untuk memperbaiki ketepatan pelaporan keuangan ataupun mempercepat publikasi laporan

auditan. Diharapkan kepada manajer untuk lebih menekan audit report lag karena ketepatan

waktu dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan publik cenderung lebih ketat diawasi

oleh para investor dan institusi lain.

KAJIAN PUSTAKA

Audit Report Lag

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus

diperhatikan oleh suatu perusahaan. Apabila penyelesaian penyajian laporan keuangan

terlambat atau tidak diperoleh saat dibutuhkan, maka relevansi dan manfaat laporan keuangan

untuk pengambilan keputusan akan berkurang (Mamduh, 2003 : 35). Dalam penelitiannya,

Made Gede mengukur penyelesaian penyajian laporan keuangan dengan menggunakan

rentang waktu atau keterlambatan atas penyelesaian penyajian laporan keuangan (Made Gede,

2004). Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk

mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan

(SAK, 2002 : SAK kerangka dasar par 43). Dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam

membuat laporan keuangan mempertimbangkan trade off antara relevansi dan keandalan

(reliabilitas) dari laporan keuangan tersebut (Kieso, 2002 : 51). Owusu – Ansah, dalam

penelitian oleh Made Gede, mengungkapkan bahwa penyelesaian penyajian laporan keuangan

juga dapat dipengaruhi faktor – faktor spesifik perusahaan (Made Gede, 2004). Berdasarkan

keputusan Bapepam No. 80 / PM / 1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan

berkala, perusahaan publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah

diaudit selambat – lambatnya seratus dua puluh hari atau empat bulan setelah tanggal neraca.

Sedangkan menurut Dyer dan McHugh, dalam penelitian Bandi dan Tri Hananto (2002), ada

tiga criteria k eterlambatan, yaitu : (1) Keterlambatan audit (Auditors’ Report Lag) yaitu

interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor

ditandatangani. (2)Keterlambatan Pelaporan (Reporting Lag) yaitu interval jumlah hari antara

tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEJ. (3) Keterlambatan

total (Total Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal period pelaporan keuangan sampai

tanggal laporan dipublikasikan oleh bursa.

Proses untuk menyediakan informasi akuntansi ke publik memberikan nilai informasi

dari laporan keuangan auditan yang akan ditentukan oleh audit report lag. Menurut Knechel

dan Payne (2001) audit report lag adalah periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal

laporan audit perusahaan. Dalam meningkatkan pengurangan reporting lag harus

Page 4: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

476 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

memperhatikan isi informasi dan relevansi infomasi, dan factor-faktor yang mempengaruhi

timing of earnings announcement berkaitan dengan audit report lag (Givoly dan Palmon;

1982).

Di Indonesia, semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal diwajibkan untuk

menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan akuntan dengan

pendapat yang lazim kepada Badan Pengawas Pasar Modal selambat–lambatnya pada akhir

bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Hal ini tercantum di Keputusan Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-17/PM/2002 tanggal 14 Agustus 2002. Berarti,

batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan adalah 90 atau 91 hari

setelah tanggal berakhirnya tahun buku. Pelaksanaan audit oleh auditor telah diatur oleh

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2001)

khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian

pekerjaan lapangan. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya

penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak penigkatan kualitas hasil auditnya.

Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama.

Sebaliknya, semakin tidak sesuai dengan standar pekerjaan audit semakin pendek waktu yang

diperlukan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi auditor. Lamanya waktu

penyelesaian audit ini dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut

dipublikasikan.

Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan

keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh

auditor.

Dalam penelitian akuntansi dan keuangan telah berkembang seiring dengan

perkembangan kegiatan bisinis. Berdasarkan penelitian pasar modal telah menjelaskan

pentingnya ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan. Ketepatan waktu (timeliness)

merupakan salah satu karakteristik penting dalam laporan keuangan disanping laporan pokok

dan catatan atas laporan keuangan (Dyer dan McHugh, 1985). Berdasarkan peraturan

BAPEPAM dengan Kep-36/PM/2003 dan BEJ dengan Kep-306/BEJ/07-2004 yang

menyebutkan bahwa penyajian laporan keuangan untuk perusahaan yang go public

diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik. Ketepatan publikasi laporan

keuangan dapat mengalami keterlambatan yang diakibatkan oleh perusahaan terlambat

menerbitkan laporan keuangan dan lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.

Sejumlah penelitian telah mengkaji pentingnya telaah dalam audit report lag (ARL)

atau dalam beberapa penelitian disebut audit delay dengan melihat aspek periode waktu dari

proses audit tahunan (the annual audit process) Henderson dan Kaplan (2000)

menginvestigasi determinan-determinan audit report lag untuk sampel Bank yang

menyatakan bahwa ukuran bank secara negatif berhubungan dengan audit report lag dalam

cross-sectional analysis Knechel dan Payne (2001) mengindikasikan bahwa audit report lag

meningkat karena incremental audit report, masalah pajak yang sering diperdebatkan dan

penggunaan staf audit yang kurang berpengalaman secara positif berhubungan dengan audit

report lag. Wermert et al (2000) menggunakan canonical correlation analysis menyediakan

telaah yang baru dalam faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag hasil yang

dilaporkan menunjukkan bahwa client size, audit firm structure, loss, going concern opinion,

Page 5: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 477

segmen bisnis, sikap manajemen, jenis industri dan akhir tahun fiskal yang telah diinvestigasi

signifikan pada Client Cycle Times dan Firm Cycle Time dalam cara yang berbeda.

Halim (2000) berpendapat bahwa “audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian

audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga ditanda-tanganinya laporan audit

(tanggal opini)”. Salah satu alasan adanya keterlambatan publikasi laporan keuangan oleh

perusahaan yang go publik adalah laporan keungan tersebut harus diaudit sebelum dapat

dipublikasi (Hossain dan Tayrol, 1998). Jadi dalam sebagian besar kasus ketepatan waktu

sebenarnya berhubungan dengan audit delay.

Ada interval waktu antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan auditor. Audit

delay secara umum didefinisikan dalam berbagai penelitian sebagai lamanya waktu dari

tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor, seperti

dalam penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott (1987), Hossain dan Tayrol (1998), Subekti

dan Widiyanti (2004), Ettredge, Chan, dan Sun (2005), serta Imelda dan Heri (2007).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan

dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja

dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran

perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin

banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar

maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat.

Ansah (2000) juga menjelaskan bahwa perusahaan berskala besar memiliki sumber

daya dan staf akuntan yang lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi yang lebih

canggih daripada perusahaan dengan skala kecil. Selain itu, kecenderungan yang terjadi

adalah semakin besar ukuran satuan usaha maka struktur pengendalian internalnya juga

semakin baik sehingga akan mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan keuangan

Menurut keputusan BAPEPAM No.9 tahun 1995, definisi perusahaan menengah/kecil

adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang: (1) Memiliki jumlah kekayaan tidak

lebih dari Rp 20 milyar. (2) Bukan merupakan afiliasi atau dikenakan oleh suatu perusahaan

yang bukan perusahaan menengah/kecil. (3) Bukan merupakan reksa dana.

Adapun usaha menengah/besar adalah kegiatan ekonomi yang melampui kriteria

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan bukan usaha kecil. Usaha menengah/besar

meliputi usaha nasional (milik Negara atau swasta) dan usaha asing yang melakukan kegiatan

di Indonesia.

Total aktiva perusahaan sudah biasa digunakan dalam penelitian–penelitian

sebelumnya sebagai indikator ukuran perusahaan, yaitu dalam penelitian Ashton, Willingham,

dan Elliott (1987), Hossain dan Tayrol (1998), Ahmad dan Kamarudin (2003), Subekti dan

Widiyanti (2004), Ettredge, Chan, dan Sun (2005), serta Imelda dan Heri (2007). Penelitian–

penelitian tersebut membuktikan bahwa total aktiva memiliki pengaruh yang besar terhadap

audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan, maka

semakin pendek audit delay dan sebaliknya.

Page 6: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

478 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Ukuran Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang

memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang

pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik (Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Vol. 10, No. 1, Mei 2008:3).

Pada umumnya perusahaan memilih menggunakan jasa auditor independen dari

Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan

tersebut. Perusahaan yang tidak menggunakan jasa auditor independen kemungkinan besar

akan memiliki laporan keuangan dengan tingkat kredibilitas yang sangat kecil. KAP dengan

reputasi baik biasanya memiliki tenaga spesialis yang khusus menangani kewajiban

perusahaan publik menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan regulasi Badan Pegawas

Pasar Modal sehingga KAP Big Four biasanya lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangan

dibandingkan dengan KAP non Big Four. Hal ini sesuai dengan penelitian Christina Dwi

Astuti (2007) yang menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap

ketepatan waktu, akan tetapi menurut penelitian Ambar Wijayanti (2008) kualitas kantor audit

tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Ada empat KAP terbesar di Amerika Serikat yang merupakan kantor Akuntan Publik

Internasional yang biasanya disebut dengan “the Big Four”. Masing–masing KAP tersebut

memiliki kantor di kota–kota besar di Amerika Serikat dan di negara–negara lain yang biasa

disebut partners termasuk di Indonesia. Yang termasuk dalam the Big Four adalah:

The Big Four Afiliansi di Indonesia

Ernst & Young

Price Waterhousecoopers

KPMG

Delloitte & Touche Tohmatsu

Purwantono, Sarwoko & Sandjaja

Drs.Haryanto Sahari & Rekan

Siddharta Siddharta & Harsono

Osman Ramli & Rekan

Untuk mempertahankan reputasinya, ada kecenderungan dimana KAP yang termasuk

dalam the Big Four ingin menyelesaikan audit secepat mungkin. Oleh sebab itu, agar dapat

menyelesaikan audit dalam waktu yang lebih singkat, biasanya sumber daya manusia didalam

KAP the Big Four lebih banyak dan lebih terampil dibandingkan dengan yang bukan the Big

Four.

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2007: 16), Kantor Akuntan Publik (KAP)

bertanggung jawab untuk mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasi oleh seluruh

perusahaan yang go public, sebagian besar dari perusahaan yang tergolong besar, dan banyak

pula dari perusahaan kecil serta organisasi nirlaba. Arens, Elder, dan Beasley (2007: 24)

menyatakan ada empat kategori KAP, yaitu:

1. Big Four international firms; Empat KAP terbesar di Amerika Serikat dikenal dengan istilah

KAP internasional “Big Four”. Big Four memiliki kantor yang tersebar di kota-kota seluruh

Amerika Serikat dan juga di berbagai kota seluruh dunia. Keempat KAP ini mengaudit

hampir seluruh perusahaan besar yang ada di Amerika Serikat maupun seluruh dunia, serta

memberikan jasa audit bagi banyak perusahaan-perusahaan kecil pula.

Page 7: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 479

2. National firms; Tiga KAP di Amerika Serikat disebut dengan national firms karena memiliki

kantor yang berlokasi di kota-kota besar. National firms termasuk besar tetapi lebih kecil bila

dibandingkan dengan KAP Big Four. KAP-KAP ini menawarkan jasa yang sama dengan

KAP Big Four dan bersaing secara langsung pula dengan KAP Big Four dalam mendapatkan

klien. Masing-masing dari national firms berafiliasi dengan KAP di negara lain, oleh karena

itu ketiga KAP tersebut mempunyai kapasitas internasional.

3. Regional and large local firms; KAP ini berjumlah kurang dari 200, dan masing-masing

mempunyai lebih dari 50 orang staf professional. Beberapa dari regional and large local firms

hanya mempunyai satu kantor dan melayani klien terutama yang berada dalam wilayah yang

sama. Sedangkan KAP lainnya ada yang mempunyai kantor di suatu negara bagian atau

daerah, dan melayani jumlah klien yang lebih banyak.

4. Small local firm; Lebih dari 95% dari total jumlah KAP mempunyai staf professional kurang

dari 25 orang dalam satu kantor. KAP-KAP tersebut memberikan jasa audit dan jasa-jasa

lainnya yang berhubungan, terutama untuk bisnis-bisnis menengah ke bawah dan perusahaan-

perusahaan nirlaba, walaupun ada beberapa dari KAP kategori ini yang memiliki satu atau

dua klien go public. Banyak pula dari small local firms yang tidak memberikan jasa audit,

tetapi lebih mengutamakan untuk memberikan jasa akuntansi dan perpajakan bagi klien-

kliennya.

Pergantian Auditor

Perusahaan tentunya menginginkan auditor memberikan opini Wajar Tanpa

Pengecualian atas laporan keuangannya. Jenis opini diluar itu biasanya kurang diinginkan

oleh manajemen klien dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan

(Willingham dan Charmichael 1997). Manajemen perusahaan berusaha menghindari opini

Wajar Dengan Pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dan

kompensasi yang diperoleh manajer (Chow dan Rice, 1982).

Seperti halnya perusahaan, auditor juga menginginkan agar dapat mengekspresikan

Unqualified Opinion atas laporan keuangan (Willingham and Charmichael 1997). Dengan

banyaknya KAP yang ada, persaingan antar KAP akan semakin ketat. Keinginan KAP agar

tetap dapat eksis dalam persaingan, berpeluang untuk menghalangi obyektifitas KAP yang

selanjutnya akan mempengaruhi pula independensinya dalam melaksanakan tugas auditnya.

Meskipun perilaku “opportunistic” oleh auditor pada awal penugasannya pada perusahaan

yang melakukan auditor switch ternyata tidak terbukti dilakukan (Houghton et. al. 1996)

Pertumbuhan usaha yang cepat, terjadinya perubahan manajemen mungkin tidak

diikuti oleh “expertise” auditor. Manajemen memerlukan auditor yang lebih

berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat.

Jika hal ini tidak bisa dipenuhi kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditor yang

ada saat ini (Joher et al. 2000).

Perusahaan yang sedang melakukan aktivitas pendanaan atau melakukan new

financing tentunya berharap mendapatkan reaksi yang positif dari auditor switch yang

dilakukan. Dengan mengganti auditornya dengan auditor yang lebih punya nama maka

reputasi perusahaan juga akan terangkat dimata investor. (Smith dan Nichols 1982),

(Eichenseher et al. 1989).

Page 8: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

480 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi besar lebih memilih untuk

mengganti auditor nya dengan auditor yang punya nama. Rasionalisasi dari tindakan

mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih punya nama disebabkan karena perusahaan

yang bertumbuh menjadi semakin besar akan mendapat keuntungan dengan menggunakan

auditor yang memiliki reputasi yang baik dan hal itu umumnya dimiliki oleh KAP yang

tergolong besar (Joher et.al. 2000). Perpindahan ke KAP yang lebih prestisius menghasilkan

reaksi pasar yang positif, sementara perpindahan ke KAP yang kurang prestis memberikan

reaksi pasar yang negatif (Dupuch and Simunic, 1982).

Jenis Industri

Ahmad dan Kamarudin (2003) dan Almosa dan Alabbas (2007) mengemukakan

argumen bahwa perusahaan dalam industri keuangan cenderung memiliki sedikit atau tidak

sama sekali inventory. Proporsi inventory yang relatif lebih rendah dibandingkan jenis aset

lainnya menyebabkan audit lag pada perusahaan dalam industri keuangan lebih singkat. Hal

ini karena auditor dapat mengabaikan atau menghabiskan lebih sedikit waktu untuk

melaksanakan audit terhadap inventory dimana material errors seringkali ditemukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ashton, Willingham, dan Elliott (1987) melalui

univariate analysis menghasilkan kesimpulan bahwa audit lag cenderung lebih lama pada

perusahaan yang berada dalam industri keuangan. Hasil penelitian Al-Ajmi (2008)

menunjukkan bahwa audit lag cenderung lebih pendek pada perusahaan dalam industri

perbankan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991), Ahmad dan

Kamarudin (2003), dan Almosa dan Alabbas (2007) juga menghasilkan kesimpulan bahwa

lamanya audit lag cenderung lebih pendek pada perusahaan yang berada dalam industri

keuangan.

Blomber et al (1993) dalam Welmert et al (2000) mengemukakan bahwa sistem

akuntansi Bank secara umum lebih tersentralisasi dan terotomatisasi dan Bank sedikit

persediaan atau aset tetap. Lain halnya dengan perusahaan non finansial yang lebih

memungkinkan mempunyai bagian-bagian transaksi dan juga tinkat materialitas persediaan

dan aset tetap. Menurut Aston et al (1987) menilai bahwa aset non-finansial lebih

memungkinkan ketepatan waktu untuk pekerjaan audit daripada aset finansial

Penelitian Terdahulu

Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di

dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya

informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan.

Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu daripada

perusahaan kecil (Rachmaf Saleh, 2004). Hasil penelitian oleh Rachmaf Saleh (2004)

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan , tetapi

memiliki hubungan positif terhadap ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, dengan

kata lain, ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian

penyajian laporan keuangan. Hasil penelitian Made Gede (2004) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan memiliki pengaruh signifikan, dan memiliki jenis hubungan negatif terhadap

rentang waktu penyelesaian laporan keuangan auditan, dengan kata lain memiliki hubungan

negatif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Sedangkan hasil

Page 9: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 481

penelitian oleh Bandi dan Tri Hananto (2002) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak

memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan positif dengan keterlambatan

penyelesaian penyajian laporan keuangan. Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian oleh

Rachmaf Saleh dan Made Gede.

KAP dengan reputasi baik biasanya memiliki tenaga spesialis yang khusus menangani

kewajiban perusahaan publik menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan regulasi Badan

Pegawas Pasar Modal sehingga KAP Big Four biasanya lebih tepat waktu dalam pelaporan

keuangan dibandingkan dengan KAP non Big Four. Hal ini sesuai dengan penelitian Christina

Dwi Astuti (2007) yang menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap

ketepatan waktu, akan tetapi menurut penelitian Ambar Wijayanti (2008) kualitas kantor audit

tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Menurut Hossain dan Taylor (1998), kantor akuntan publik yang besar (kantor

akuntan publik internasional) mempunyai insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan

pekerjaan auditnya lebih cepat daripada kantor akuntan publik lainnya. Waktu penyelesaian

audit yang lebih cepat juga merupakan cara kantor akuntan publik besar untuk

mempertahankan reputasi mereka. Jika tidak, mereka akan kehilangan klien untuk tahun

berikutnya. Kantor akuntan publik yang lebih besar dan terkenal mempunyai sumber daya

manusia yang lebih banyak daripada kantor akuntan publik yang kecil sehingga dengan

demikian dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat.

Penelitian Astuti (2007) berhasil membuktikan bahwa kantor akuntan publik the Big

Four dapat menyelesaikan pekerjaan auditnya dengan lebih cepat. Kantor akuntan publik

yang disebut sebagai The Big Four tersebut antara lain KPMG, Ernst & Young,

PricewaterhouseCoopers dan Deloitte & Touche

Dyer dan Mc Hugh (1985), Carslaw dan Kaplan (1991) dan Owusu-Ansah (2000)

dalam penelitian mereka menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai

hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran (proksi) yang

mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan total aset. Bukti empiris

yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan

lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka

berargumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih

banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih

canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor,

regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan

laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Ansah (2000) juga menjelaskan bahwa perusahaan berskala besar memiliki sumber

daya dan staf akuntan yang lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi yang lebih

canggih daripada perusahaan dengan skala kecil. Selain itu, kecenderungan yang terjadi

adalah semakin besar ukuran satuan usaha maka struktur pengendalian internalnya juga

semakin baik sehingga akan mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Hal

ini akan memudahkan pekerjaan auditor karena lingkup pengujian semakin sempit sehingga

akan memperpendek audit delay (Carslaw dan Kaplan, 1991).

Alasan lainnya adalah perusahaan berskala besar juga memiliki sumberdaya untuk

membayar audit fees yang relatif tinggi sehingga dapat menekan auditor untuk memulai

Page 10: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

482 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit tepat waktu bila dibanding perusahaan kecil

(Ahmad dan Kamarudin, 2003).

Menurut Hossain dan Tayrol (1998), karena akuntan publik yang besar (kantor

akuntan publik internasional) mempunyai insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan

pekerjaan auditnya lebih tepat dibandingkan kantor akuntan publik lainnya. Waktu

penyelesaian audit yang lebih cepat juga merupakan cara kantor akuntan publik besar untuk

mempertahankan reputasi mereka. Jika tidak, mereka akan kehilangan kliennya untuk tahun

yang akan datang. Kantor akuntan publik yang lebih besar dan terkenal mempunyai sumber

daya manusia yang lebih banyak daripada kantor akuntan publik yang lebih kecil sehingga

dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat. Namun, penelitian mereka tidak

menemukan adanya hubungan yang signifikan antara hubungan reputasi kantor akuntan

publik dengan audit delay. Tetapi Penelitian Oktorina dan Suharli (2005) menemukan bahwa

faktor ukuran KAP mempengaruhi audit delay secara signifikan. Demikian juga dengan

penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003), Subekti dan Widiyanti (2004), serta Imelda dan

Heri (2007) berhasil membuktikan bahwa kantor akuntan publik the Big Four dapat

menyelesaikan pekerjaan audit dengan lebih cepat.

Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja

perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa KAP.

Dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa KAP

yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan KAP yang

berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four

Worldwide Accounting Firm (Big 4).

Menurut Loeb (1981) kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang

berprilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil. Dengan demikian, kantor

akuntan besar lebih memiliki reputasi baik dalam opini publik. Sedangkan DeAngelo (1981)

menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan

pun lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa

perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan

laporan keuangannya

Penelitian Ettredge, Chan, dan Sun (2005) menggunakan atribut kantor akuntan publik

yang belum digunakan pada penelitian sebelumnya, yaitu adanya pergantian auditor pada

tahun berjalan. Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa adanya pergantian auditor dapat

memperpanjang audit delay. Hal ini disebabkan karena ketika perusahaan mengganti

auditornya, auditor yang baru biasanya akan membutuhkan waktu untuk memahami bisnis

kliennya dan berkomunikasi dengan auditor sebelumnya. Penugasan pertama maupun

penugasan ulang merupakan salah satu pertimbangan dalam menilai risiko bawaan.

Auditor biasanya menetapkan risiko bawaan yang tinggi pada penugasan pertama dan

menguranginya pada tahun–tahun berikutnya setelah memperoleh pengalaman. Hal ini

menyebabkan pemeriksaan pada penugasan pertama akan dilakukan dengan lebih seksama

dibandingakan dengan yang biasa dilakukan pada penugasan ulang. Jadi, waktu yang

dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan pemeriksaan akan lebih banyak sehingga

berdampak pada audit delay yang lebih panjang. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Imelda

dan Heri (2007) membuktikan bahwa pergantian auditor suatu perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap audit delay.

Page 11: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 483

Ahmad dan Kamarudin (2003) dan Almosa dan Alabbas (2007) mengemukakan

argumen bahwa perusahaan dalam industri keuangan cenderung memiliki sedikit atau tidak

sama sekali inventory. Proporsi inventory yang relatif lebih rendah dibandingkan jenis aset

lainnya menyebabkan audit lag pada perusahaan dalam industri keuangan lebih singkat. Hal

ini karena auditor dapat mengabaikan atau menghabiskan lebih sedikit waktu untuk

melaksanakan audit terhadap inventory dimana material errors seringkali ditemukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ashton, Willingham, dan Elliott (1987) melalui

univariate analysis menghasilkan kesimpulan bahwa audit lag cenderung lebih lama pada

perusahaan yang berada dalam industri keuangan. Hasil penelitian Al-Ajmi (2008)

menunjukkan bahwa audit lag cenderung lebih pendek pada perusahaan dalam industri

perbankan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991), Ahmad dan

Kamarudin (2003), dan Almosa dan Alabbas (2007) juga menghasilkan kesimpulan bahwa

lamanya audit lag cenderung lebih pendek pada perusahaan yang berada dalam industri

keuangan. Berdasarkan hal tersebut di atas maka bagan kerangka pemikiran yang dibangun

pada penelitian ini adalah :

Keterangan : Pengaruh secara parsial.

Pengaruh secara bersama-sama.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Berdasarkan model bagan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang dapat ditarik

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag

H01 : β1 = 0 (koefisien regresi β1 non signifikan)

Ha1 : β1 ≠ 0 (koefisien regresi β1 signifikan)

2. Terdapat pengaruh jenis industri terhadap audit report lag

H02 : β2 = 0 (koefisien regresi β2 non signifikan)

Ha2 : β2 ≠ 0 (koefisien regresi β2 signifikan)

3. Terdapat pengaruh ukuran kantor akuntan terhadap audit report lag

H03 : β3 = 0 (koefisien regresi β3 non signifikan)

Ha3 : β3 ≠ 0 (koefisien regresi β3 signifikan)

4. Terdapat pengaruh pertukaran auditor terhadap audit report lag

Ukuran

perusahaan

Audit Report Lag

Pergantian

auditor

Ukuran Kantor

Akuntan Publik

Jenis Industri

Page 12: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

484 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

H04 : β4 = 0 (koefisien regresi β4 non signifikan)

Ha4 : β4 ≠ 0 (koefisien regresi β4 signifikan)

5. Terdapat pengaruh ukuran perusahan, jenis industri, ukuran kantor akuntan dan pertukaran

auditor terhadap audit report lag

H01,020,3,0,4: β1,β2,β 3,β 4 = 0 (koefisien regresi β1, β2, β3, β4 non signifikan)

Ha1,a2,a3,a4 : β1,β 2,β 3,β 4 ≠ 0 (koefisien regresi β1, β2, β3, β4 signifikan)

METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek penelitian : Audit Report Lag, Ukuran Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran

Kantor Akuntan Publik dan Pertukaran Auditor.

Metode Penelitian

Ghauri dan Gronhaug (2002: 47) mencatat bahwa metode yang digunakan,

berhubungan dengan masalah dan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian.

Sehubungan dengan metode yang digunakan, terdapat beberapa aspek penting yang perlu

diungkapkan dengan jelas, yang oleh Sekaran (2003: 117-118) disebut sebagai rincian studi

(details of study). Aspek dimaksud meliputi: 1) Sifat studi, 2) Jenis penyelidikan, 3) Tingkat

intervensi peneliti, 4) Situasi studi, 5) Unit analisis, dan 6) Horison waktu.

Aspek pertama adalah sifat studi (nature of study), yaitu tahap peningkatan

pengetahuan yang diperoleh berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dilihat dari aspek sifat

studi, maka penelitian ini bersifat uji hipotesis (hypothesis testing), karena menentukan

independensi dari variabel yang diteliti, yaitu: ukuran perusahaan, pergantian audit, ukuran

kantor akuntan public dan audit report lag

Aspek ke dua adalah jenis penyelidikan (type of investigation), yaitu membuktikan

keterkaitan di antara variabel yang diteliti, apakah bersifat kausal, korelasional atau perbedaan

kelompok dan sebagainya. Dalam hal ini, jenis penyelidikan dari penelitian ini adalah kausal,

karena membuktikan hubungan sebab-akibat dari kelima variabel yang diteliti. Yaitu

membuktikan faktor-fakltor yang berpengaruh terhadap audit report lag.

Aspek berikutnya adalah aspek tingkat intervensi peneliti (extent of the researcher

interference), yaitu apakah peristiwa yang dipelajari dibiarkan sebagaimana adanya ataukah

dilakukan manipulasi oleh peneliti. Berdasarkan aspek tingkat intervensi peneliti, maka

penelitian ini dilakukan dalam lingkungan alami organisasi dengan intervensi minimum dari

peneliti dalam arus kerja yang normal. Dalam hal ini, peneliti hanya menyusun kerangka

teoritis, mengumpulkan data relevan, dan menganalisis data untuk menghasilkan temuan

berkaitan dengan variabel yang diteliti.

Kemudian, aspek ke empat yaitu tingkat kesatuan data (unit of analysis) yang akan

dikumpulkan. Sehubungan dengan masalah yang diteliti, unit analisis penelitian adalah

bersifat individual, yaitu berupa Akuntan Publik yang ada di Indonesia. Dan aspek terakhir

atau ke enam adalah horison waktu (time horizon), yaitu aspek yang berkaitan dengan berapa

kali data dikumpulkan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini termasuk studi

Page 13: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 485

longitudinal, karena data berdasarkan runtutan waktu

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor–faktor tertentu

mempengaruhi audit delay. Faktor–faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi audit delay

dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, dan pergantian

auditor, dan jenis industri.. Penelitian akan dilakukan terhadap industry manufacture dan

lembaga keuangan di Bursa Efek Indonesia yang memiliki karakteristik–karakteristik tertentu

untuk dijadikan objek penelitian. Alasan digunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, karena perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diharuskan

menyampaikan laporan keuangannya yang sudah diaudit, selain itu data mudah didapat

karena sudah dipublikasikan kepada masyarakat umum.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

pengukuran

Rujukan

Audit

Report Lag

Lamanya

waktu

penyelesaian

audit yang

diukur dari

tanggal tutup

buku hingga

terbit laporan

audit

Jumlah hari

antara tanggal

antara

berakhirnya

periode laporan

keuangan

dengan

tanggalnya

laporan audit

oleh Kantor

Akuntan Publik

Rasio Ashton,

Willingham, dan

Elliott (1987),

Hossain dan Tayrol

(1998), Subekti dan

Widiyanti (2004),

Ettredge, Chan, dan

Sun (2005), serta

Imelda dan Heri

(2007)

Ukuran

perusahaan

Total aktiva

yang dimilki

oleh

perusahaan

baik yang

berupa aktiva

lancar maupun

aktiva tetap

Logaritma

natural Total

Aktiva yang

dimilki

perusahaan

Rasio Carshlaw dan

Kaplan 1991, Ponte,

Rodriguez, dan

Domiguest, 2005,

Almosa & Alabbas,

2007

Ukuran

KAP

Ukuran KAP

yang

mengaudit

suatu

perusahaan,

apakah

termasuk KAP

the Big Four

atau KAP non

Big Four

Ukuran KAP Nominal

(dummy

variable)

kode 1

apabila big

four dan 0

apabila tidak

big four

Taylor 1998,

Ahmad&Kamarudin

(2003)

Page 14: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

486 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Pergantian

auditor

Adanya

pergantian

auditor antara

tahun berjalan

dengan tahun

sebelumnya

Pergantian

Auditor

Nominal

(dummy

variabel)

Perusahaan

yang diaudit

oleh KAP

yang berbeda

dengan tahun

sebelumnya

diberi kode 1

dan lainnya

diberi kode 0

Imelda dan Heri

(2007)

Ettredge, Chan,

dan Sun (2005)

Jenis

Industri

Jenis industri

keuangan atau

bukan lembaga

keuangan

Jenis industri Nominal

(dummy

variable)

kode 1

apabila

industi

keuangan,

dan 0 apabila

bukan

lembaga

keuangan

Ahmad&Kamarudin

(2003), Almosa dan

Alabbas (2007), Al

Ajmi (2008),

Carslaw dan Kaplan

(1991)

Metode Pengumpulan Data

Populasi penelitian adalah seluruh industri non keuangan dan lembaga keuangan,

karena dapat diharapkan dapat menganalisis audit report lag. Metode penentuan sampel yang

digunakan adalah Purposive Sampling dimana dari anggota populasi dipilih menurut kriteria

yang telah ditentukan. Kriteria yang ditentukan adalah seluruh perusahaan lembaga keuangan

dan industri non keuangan yang laporan keuangannya memiliki opini audit dan tahun

berakhirnya laporan keuangan setiap tanggal 31 Desember tiap tahunnya

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu akan dilakukan uji aumsi klasik.

Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji

heteroskedastisitas.

Uji Asumsi Klasik

1.Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk menentukan apakah data terdistribusi secara normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Asumsi

Page 15: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 487

normalitas terpenuhi bila sampel yang dipakai berjumlah diatas 30 dan mempunyai data yang

menyebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal.

Selain itu, uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov–

Smirnov (K–S) satu sampel dan P-P Plot. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 maka variabel terdistribusi secara normal. Sedangkan jika

nilai signifikan kurang dari 0,05 maka variabel tidak terdistribusi secara normal.

Interpretasi yang dapat dilakukan terhadap gambar normal P-P Plot di dasarkan

pada garis lurus yang melintang dari pojok kiri bawah ke kanan atas sehingga membentuk

arah diagonal yang dapat disebut sebagai garis acuan normalitas. Data yang diwakili dengan

titik–titik akan tersebar di sekitar garis acuan normalitas apabila distribusi datanya memang

normal.

2.Uji Autokorelasi

Autokorelasi sering dikenal dengan nama korelasi serial, dan sering ditemukan

pada data serial waktu (time series). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, berarti ada masalah autokorelasi. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk dapat mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin–

Watson (d), dimana jika angka d berada di antara -2 sampai +2, berarti dalam regresi tidak

terdapat autokorelasi.

3.Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat di deteksi pada model regresi apabila pada variabel

terdapat pasangan variabel bebas yang saling berkorelasi kuat satu sama lain. Jika pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, berarti terdapat masalah

multikolinieritas. Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terdapat multikolinieritas.

Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan VIF (variance inflation factor). Model regresi bebas dari

multikolinieritas bila mempunyai nilai VIF di bawah 10.

4.Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varians residual yang tidak konstan pada regresi sehingga

akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari

satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Pengujian adanya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatter plot, dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

Bila titik-titik membentuk suatu pola tertentu yang teratur (seperti bergelombang, melebar,

kemudian menyempit) maka model regresi telah terjadi heteroskedastisitas.

Bila titik-titik membentuk pola yang tidak jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka nol dari sumbu Y, maka model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 16: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

488 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Pengujian hipotesis untuk meneliti faktor–faktor apa yang dapat mempengaruhi audit

report lag dilakukan dengan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression

analysis).

AUDIT REPORT LAG = β0+ β1AST+ β 2 IND + β 3AUD+ β 4 SWITCH + e

Keterangan :

β0 = Konstanta / intersep

AST = Ukuran perusahaan

SWITCH = Pergantian Auditor

AUD = Ukuran KAP

IND = Jenis Industri

e = error

Nilai R (koefisien korelasi ganda) menjelaskan hubungan variabel dependen terhadap

variabel independen. Nilai R2 (koefisien determinasi ganda) dihitung untuk menentukan

tingkat pengaruh variabel–variabel independen terhadap variabel dependen. Uji signifikansi F

dipakai untuk menguji apakah secara keseluruhan variabel–variabel tersebut dapat dipakai

dalam regresi atau dengan kata lain terdapat hubungan linieritas. Pengujian nilai t dipakai

untuk menentukan tingkat signifikansi setiap variabel independen terhadap variabel dependen.

Semua uji statistik tersebut dilaksanakan pada tingkat signifikansi 5 %.

Sedangkan ekspektasi dari variable independent terhadap audit report lag sebagai variable

dependent, adalah sebagai berikut :

Regressor Variable Penjelas Penjelasan Hubungan Yang

Diharapkan

AST Total Asset Total Aktiva Perusahaan Negatif

IND Klasifikasi Industri Industri keuangan

menunjukkan angka 1,

sementara industry yang lain

0

Negatif

AUD KAP Tipe kantor akuntan diwakili

oleh dummy variabel,

Perusahaan yang diaudit oleh

Big Four menunjukkan

angka 1, sementara kantor

akuntan yang lainnya

menunjukkan angka 0

Negatif

SWITCH Pergantian Auditor Pergantian Auditor diwakili Positif

Page 17: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 489

oleh dummy variabel,

Perusahan yang

menggunakan pergantian

auditor menunjukkan angka

1, sementara yang tidak

melakukan pergantian

atuditor menunjukkan angka

0

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan alasan kecukupan

data, dan sampel yang digunakan sebagai penelitian ini adalah 128 perusahaan selama tahun

2008 sampai tahun 2010 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdari perusahaan

industry keuangan dan non keuangan

Insert Tabel 1

Berdasarkan table 1 selama 3 tahun diketahui bahwa rata-rata audit lag dari seluruh

sampel adalah 75.33 hari, dan standar deviasi adalah 20.50 hari, dengan perincian 93% masih

dalam batas wajar (90 hari) sedangkan sisanya terlamat, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

lamanya audit lag pada perusahaan-perusahaan tersebut masih berada dalam batas

penyampaian laporan keuangan sesuai dengan ketentuan Bapepam.

Sedangkan rata-rata industry adalah 0.332 dengan standar deviasi 0.471, hal ini

menunjukkan bahwa 33,27% adalah industry keuangan sedangkan sisanya adalah industry

non keuangan

Variabel KAP menunjukkan bahwa rata-rata sebesar 0.432 dengan standar deviasi

sebesar 0.495, hal ini menunjukkan bahwa 43.20% perusahaan tersebut diaudit oleh KAP

yang berafiliasi dengan KAP Big Four sedangkan sisanya diaudit oleh KAP yang berafiliasi

dengan non big Four

Variabel SWITCH menunjukkan bahwa rata-rata sebesar 0.411 dengan standar deviasi

0.492, hal ini menunjukkan bahwa 41,1% perusahaan terebut melakukan pergantian audit

Uji asumsi klasik harus dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis. Hal ini

dilakukan untuk menentukan apakah regresi yang dipakai sah atau tidak. Uji asumsi klasik

yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.

Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Dalam uji normalitas data yang digunakan harus terdistribusi secara normal. Untuk

memenuhi asumsi normalitas, sampel yang dipakai harus mempunyai data yang menyebar

disekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal.

Dari gambar dibawah dapat dilihat bahwa garis diagonal dalam grafik ini

menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik di

Page 18: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

490 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

sekitar garis adalah keadaan data yang kita uji. Jika kebanyakan titik-titik berada sangat dekat

dengan garis atau bahkan menempel pada garis, maka dapat disimpulkan jika data penelitian

mengikuti distribusi normal.

Insert Gambar 1 Hasil Uji Normalitas

2. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dilihat

dari nilai Durbin Watson (d), dimana jika angka d berada di antara -2 sampai +2, berarti

dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi.

Hasil pengujian autokorelasi pada menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (d)

adalah sebesar 1.709 berada di antara -2 dan +2, maka disimpulkan bahwa model regresi tidak

mengandung masalah autokorelasi. Hasil uji autokorelasi.

Insert Tabel 2

3. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi, berarti ada masalah multikolinieritas. Untuk dapat

mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Model regresi bebas dari multikolinieritas bila mempunyai nilai VIF dibawah 10.

Dari hasil pengujian multikolinieritas pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai VIF

semua variabel yang diuji berada dibawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi

bebas dari multikolinieritas.

Insert Tabel 3

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, disebut

heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik Scatter plot.

Berdasarkan gambar IV.2 dibawah ini, maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak

terjadi Heteroskedastisitas. Karena dalam gambar terlihat titik-titk menyebar secara acak,

tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas.

Insert Gambar 2

Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap Audit Report Lag

Insert Tabel 4

Page 19: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 491

Secara simultan menunjukkan bahwa sig F sebesar 0.044 lebih kecil dari sigα 0.05; hal

ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dengan tingkat kepercayaan 95%,

sehingga secara simultan factor ukuran perusahaan, jenis industry, ukuran KAP dan

pergantian auditor berpengaruh terhadap audit report lag

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan memiliki konstanta negatif dengan sig t lebih besar dari sigα5%,

hal ini menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap audit report

lag dan dengan konstanta aktiva yang negative menunjukkan bahwa dengan meningkatnya

ukuran perusahaan justru menurunkan audit report lag

Hasil penelitian bertentangan dengan Ashton et al (1987), Almosa dan Alabbas (2007)

dan Dyer & McHugh (1975) yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung

memiliki sumber daya untuk membayar sumber audit fee lebih tinggi terhadap auditor,

perusahan besar cenderung diawasi lebih ketat oleh public, perusahaan besar lebih melakukan

kendali terhadap auditor sehingga dari beberapa alasan tersebut justru menyelesaikan proses

audit lebih cepat

Hasil penelitian ini dapat disebabkan karena ukuran perusahaan tidak menjamin

ketepatan waktu melaporkan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan oleh

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan

yang sudah diaudit oleh akuntan publik selambat–lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah

tanggal berakhirnya tahun buku.

Jadi, auditor lebih berperan besar dalam penyampaian laporan keuangan yang tepat

waktu. Namun, setiap auditor akan bersikap profesional dan memenuhi standar auditing yang

telah diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam melaksanakan pekerjaan auditnya

tanpa melihat besarnya perusahaan yang diaudit. Selain itu, perusahaan kecil yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia setidaknya sudah memiliki pengendalian intern yang cukup memadai

sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya seperti halnya dalam perusahaan

besar.

Konstanta yang bernilai negatif menunjukkan bahwa perusahaan besar cenderung

memiliki system control internal yang lebih solid yang dapat mengurangi kecenderungan

terjadinya error dalam laporan keuangan sehingga auditor mengandalkan system control

internal lebih ekstensif dan melaksanakan lebih banyak erja interim, Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Givoli & Palmon (1982)Carslaw dan Kaplan

(1991), Ponte et al (2005) dan Al-Ajmi (2008) bahwa ukuran perusahan akan memiliki

pengaruh negative terhadap lamanya audit repot lag,

2. Jenis Industri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis industry memiliki sig t yang kurang dari

sigα 5% dan konstanta negatif, sehingga menolak H0 yang artinya secara parsial jenis

industry berpengaruh terhadap audit report lag dan semakin tinggi .

Perusahaan yang berada dalam industri keuangan cenderung menghasilkan audit lag

yang pendek dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam industri nonkeuangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hipotesis penelitian yang dikembangkan, serta konsisten

Page 20: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

492 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ashton, Willingham, dan Elliott (1987),

Carslaw dan Kaplan (1991), Ahmad dan Kamarudin (2003), dan Almosa dan Alabbas (2007)

yang menemukan pengaruh negatif antara perusahaan yang termasuk dalam industri keuangan

terhadap lamanya audit lag

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mendukung pendapat Ahmad dan Kamarudin

(2003) dan Almosa dan Alabbas (2007) mengemukakan argumen bahwa perusahaan dalam

industri keuangan cenderung memiliki sedikit atau tidak sama sekali inventory. Proporsi

inventory yang relatif lebih rendah dibandingkan jenis aset lainnya menyebabkan audit lag

pada perusahaan dalam industri keuangan lebih singkat. Hal ini karena auditor dapat

mengabaikan atau menghabiskan lebih sedikit waktu untuk melaksanakan audit terhadap

inventory dimana material errors seringkali ditemukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ashton, Willingham, dan Elliott (1987) melalui

univariate analysis menghasilkan kesimpulan bahwa audit lag cenderung lebih lama pada

perusahaan yang berada dalam industri keuangan. Hasil penelitian Al-Ajmi (2008)

menunjukkan bahwa audit lag cenderung lebih pendek pada perusahaan dalam industri

perbankan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991), Ahmad dan

Kamarudin (2003), dan Almosa dan Alabbas (2007) juga menghasilkan kesimpulan bahwa

lamanya audit lag cenderung lebih pendek pada perusahaan yang berada dalam industri

keuangan.

3. Ukuran KAP

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa sig t untuk Ukuaran KAP kurang dari sig α 5%

dengan konstanta yang negatif, hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya perusahaan yang

diaudit oleh BIG Four akan menurunkan audit repot lag

Penelitian ini mendukung Ahmad dan Kamarudin (2003), dan Ratnawaty dan

Sugiharto (2005) yang menemukan pengaruh negatif antara ukuran KAP terhadap lamanya

audit lag dan Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berukuran besar (diproksikan dengan

KAP yang berasosiasi dengan KAP Big Four) cenderung menghasilkan audit lag yang

pendek dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang lebih kecil. Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hasil penelitian ini

sejalan dengan Hosaain dan Taylor (1998), Ponte et al 2005, Kamarudin (2003)

Terkait pengaruh ukuran suatu KAP terhadap lamanya audit lag, Hossain dan Taylor

(1998) menyatakan bahwa KAP yang besar (berafiliasi dengan KAP internasional) memiliki

insentif yang lebih kuat untuk menyelesaikan kerja audit lebih cepat untuk mempertahankan

reputasi mereka. Jika tidak, KAP tersebut tidak akan memperoleh penugasan sebagai auditor

independen lagi oleh klien di tahun selanjutnya. Selain itu, KAP yang besar dan terkenal

memiliki sumber daya manusia yang lebih banyak daripada KAP yang lebih kecil sehingga

KAP besar cenderung dapat menyelesaikan kerja audit lebih cepat daripada KAP yang lebih

kecil. Ahmad dan Kamarudin (2003) menjelaskan bahwa KAP yang besar lebih mampu

melaksanakan audit secara lebih efisien dan lebih efektif daripada KAP yang lebih kecil serta

memiliki fleksibilitas dalam menjadwal pelaksanaan audit sehingga audit dapat diselesaikan

secara tepat waktu. Williams dan Dirsmith (1988) berargumen bahwa KAP internasional

Page 21: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 493

cenderung lebih efisien dalam pelaksanaan audit karena mereka dapat memanfaatkan

teknologi audit secara superior (Ponte, Rodriguez, dan Dominguez, 2005).

4. Pergantian Auditor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pergantian auditor sig t lebih besar dari

sigα5% dan positif. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pergantian auditor menerima HO,

bahwa tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari pergantian auditor terhadap audit report

lag

Pergantian auditor tidak mempengaruhi audit report lag secara signifikan. Hasil

penelitian ini dapat disebabkan karena pergantian auditor dalam suatu perusahaan dapat

dilakukan jauh sebelum tanggal berakhirnya tahun buku sehingga tidak akan mengganggu

proses audit. Auditor dapat melakukan perencanaan awal dalam audit dengan baik dan dapat

menjadwalkan pekerjaan mereka sehingga mereka dapat menyelesaikan audit dengan tepat

waktu.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pergantian auditor tidak menyebabkan

audit report lag yang lebih panjang. hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Imelda dan Heri (2007).

Berdasarkan pendapat Joher et.al. 2000, .Pada umumnya perusahaan yang berkembang

menjadi besar lebih memilih untuk mengganti auditor nya dengan auditor yang punya nama.

Rasionalisasi dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih punya nama

disebabkan karena perusahaan yang bertumbuh menjadi semakin besar akan mendapat

keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki reputasi yang baik dan hal itu

umumnya dimiliki oleh KAP yang tergolong besar, tetapi dalam penelitian ini tidak terbukti

karena setaiap auditor lebih berperan besar dalam penyampaian laporan keuangan yang tepat

waktu dan akan bersikap profesional dan memenuhi standar auditing yang telah diterapkan

oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam melaksanakan pekerjaan auditnya

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI

Penelitian ini mencoba melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian

penyajian laporan keuangan ke publik pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan atas hasil penelitian maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ;

1. Sebagian besar perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian selama ± 3

bulan,yang berarti mereka telah selesai dan siap menyajikan laporan keuangan ke

public pada bulan Maret, dan selama tahun 2008-2010 kecenderungan ini relatif tetap

atau tidak banyak berubah. Tetapi jika dilihat dari batas akhir penyerahan laporan

keuangan auditan yang telah ditentukan oleh Bapepam, yaitu paling lambat akhir

bulan April, maka perusahaan sampel dapat dikatakan tidak mengalami keterlambatan.

2. Variabel ukuran perusahaan tidak mempengaruhi audit report lag secara signifikan.

Ukuran perusahaan tidak menjamin ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perusahaan

kecil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia setidaknya sudah memiliki pengendalian

intern yang cukup memadai sehingga memudahkan auditor menyelesaikan

Page 22: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

494 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

pekerjaannya sama halnya dalam perusahaan besar. Jadi, makin besar suatu

perusahaan belum tentu memperpendek audit report lag.

3. Variabel jenis industri mempengaruhi audit report lag secara sIginifikan, hal ini

disebabkan perusahaan yang berada dalam industri keuangan cenderung menghasilkan

audit lag yang pendek dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam industri

nonkeuangan, dan Proporsi inventory yang relatif lebih rendah dibandingkan jenis aset

lainnya menyebabkan audit lag pada perusahaan dalam industri keuangan lebih

singkat.

4. Variabel ukuran kantor akuntan publik (KAP) mempengaruhi audit report lag secara

signifikan, karena Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berukuran besar

(diproksikan dengan KAP yang berasosiasi dengan KAP Big Four) cenderung

menghasilkan audit lag yang pendek dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit

oleh KAP yang lebih kecil; dan bahwa KAP yang besar (berafiliasi dengan KAP

internasional) memiliki insentif yang lebih kuat dan memiliki sumber daya manusia

yang lebih banyak untuk menyelesaikan kerja audit lebih cepat untuk

mempertahankan reputasi mereka

5. Variabel pergantian auditor tidak mempengaruhi audit report lag secara signifikan.

Pergantian auditor tidak memperpanjang audit report lag , karena pergantian auditor

dalam suatu perusahaan dapat dilakukan jauh sebelum tanggal berakhirnya tahun buku

sehingga tidak akan mengganggu proses audit. Auditor dapat melakukan perencanaan

awal dalam audit dengan baik dan dapat menjadwalkan pekerjaan mereka sehingga

mereka dapat menyelesaikan audit dengan tepat waktu.

6. Terdapat pengaruh secara simultan factor ukuran perusahaan, jenis industry, ukuran

KAP dan pergantian auditor berpengaruh terhadap audit report lag .

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yang apabila dapat diatasi pada penelitian

selanjutnya akan dapat memperbaiki hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dari penelitian ini

adalah :

1. Jumlah sampel yang diteliti masih sangat sedikit, jika dibandingkan dengan populasi

yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

2. Dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang tidak lengkap atau tidak tersedia

sehingga akhirnya memperkecil sampel penelitian.

3. Penelitian ini hanya mempertimbangkan menggunakan beberapa faktor yang

mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan. Variabel – variabel ini

hanya dapat menjelaskan sedikit mengenai penyelesian penyajian laporan keuangan.

Mungkin masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penyelesaian

penyajian laporan keuangan ke publik selain faktor-faktor yang digunakan dalam

penelitian ini.

Implikasi dari penelitian ini :

1. Para auditor seharusnya mampu mengidentifikasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi Audit Report Lag, , sehingga diharapkan lamanya Audit report lag

semakin berkurang,

Page 23: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 495

2. Akuntan publik seharusnya dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas

proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang menyebabkan

terjadinya Audit report lag.

3. Jumlah variabel mungkin dapat ditambah lebih banyak, misalnya

denganmenambahkan variabel jenis opini audit, solvabilitas ,likuiditas apakah

mempengaruhi audit report lag.

DAFTAR PUSTAKA

Bandi dan Santoso Tri Hananto. 2002.” Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan

Perusahaan Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.4 No. 2 ( Agustus ) : pp

155 – 164

Ahmad, Raja Adzrin Raja and Kamarudin, Khairul Anuar (2003). Audit delay and

the timeliness of corporate reporting: Malayasian evidence.

Diaksesdarihttp://www.hicbusiness.org/biz2003proceedings/Khairul%20Kamarudin%

202.pdf.

Astuti,Christina Dewi(2007). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu

Laporan Keuangan. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi &Keuangan Publik, 2

(Januari).(1).

Arens,et al (2007). Auditing &Assurance Service : an Integreted Approach,New Jersey :

Pearson Education,Inc.

Abdullah, Shamsul-Nahar. 2006. “Board Composition, Audit Committee and Timeliness

Corporate Financial Reports in Malaysia”. Corporate Ownership & Control. Volume

4, Issue 2, Winter: pp. 33-45.

Dyer IV, James C. and McHugh, Arthur J. (1985). The Timeliness of the Australian annual

report. Journal of Accounting Research (Autumn) 204-219.

DeAngelo, L.E. 1981. “Auditor Size and Audit Quality”. Journal of Accounting Research.

December.

Ettredge, Michael, Chan Li, and Lili Sun. (2005). Internal control quality and audit delay in

the SOX era. Diakses dari http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?

Abstract_id=794669.

Givoly, D., and D. Palmon, 1984. “Timeliness of Annual Earning Announcement, some

empirical evidence”. The Accounting Review 57: July.

Page 24: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

496 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Hossain, Monirul Alam and Tayrol, Peter J. (1998). An examination of audit delay: evidence

from Pakistan. Diakses dari http://www3.bus.osaka-cu.ap.jp/apira98/

archives/pdfs/64/pdf.

Ikatan Akuntan Indonesia (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Imelda, Elsa dan Heri. (2007). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay: studi

empiris pada perusahaan manufaktur di BEJ. Jurnal Akuntansi, (2) 134-143

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-09/PM/1995 tentang Definisi

perusahaan menengah/kecil.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-17/PM/2002 tentang Kewajiban

Penyamapian Laporan Keuangan Berkala.

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., and Warfield, T. D. 2001. Intermediate Accounting

(Terjemahan). Tenth

Edition. New York: John Willey & Sons, Inc.

Oktorina, Megawati dan Michell Suharli. (2005). Studi empiris terhadap faktor-faktor

penentu kepatuhan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis, (2) 119-132.

Owusu-Ansah, Stephen. 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging

Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbabwe Stock Exchange”. Journal

Accounting and Business Research. Vol.30. No.3. pp.241-254.

Petronila, Thio Anastasia dan Mukhlasin. (2003). Pengaruh profitabilitas perusahaan

terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan dengan opini audit sebagai

moderating variabel. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, (3) 17-26.

Rachmaf Saleh. 2004.” Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta “.Simposium Nasional Akuntansi

VII.( Desember ) : pp 897 – 910

Subekti, Imam dan Widiyanti, Novi Wulandari. (2004). Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap audit delay di Indonesia. SNA 7, Ikatan Akuntan Indonesia, 991-1002.

Suharli, M., DAN Rachpriliani, A. 2006. “Studi Empiris Faktor yang Berpengaruh terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.8 No.1

(April): 34-55.

Page 25: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 497

Syafrudin, M. 2004. “Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan pada

Earning Response Coefficient: Stufi di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional

Akuntansi VII Ikatan Akuntan Indonesia. Hal: 754-776.

Wirakusuma. 2004.” Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu

Penyajain Laporan Keuangan ke Publik ( Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi

Internal Audit pada Perushaan – Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta )”.

Simposium Nasional Akuntansi VII.( Desember ) : pp 1202 – 1222

Page 26: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

498 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Tabel 1 Descriptive Statistics

N

Minimu

m

Maximu

m Mean

Std.

Deviation

ARL 544 17.00 225.00 75.3327 20.50696

SIZE 544 20.62 33.61 27.6087 2.05469

INDUSTRI 544 .00 1.00 .3327 .47162

KAP 544 .00 1.00 .4320 .49581

SWITCH 544 .00 1.00 .4118 .49261

Valid N

(listwise)

544

Gambar 1 Hasil Uji Normalitas

Page 27: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...(Primsa Bangun, Subagyo, Malem Ukur Tarigan) 499

Tabel 2 Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

AKTIVA .799 1.252

INDUSTRI .935 1.070

KAP .838 1.194

SWITCH .995 1.005

a. Dependent Variable: ARL

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Page 28: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1301/5/PROS_Primsa B... · keuangan perusahaan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai

500 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Tabel 4 Hasil Uji Regresi Parsial dan Simultan

F Sig. Model B t Sig.

2.474 .044a (Constant) 86.975 6.617 .000

AKTIVA -.293 -.598 .550

INDUSTR

I

-5.412 -1.746 .003

KAP -5.431 -1.741 .002

SWITCH 2.483 1.367 .172