17
1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul Husna [email protected] Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt default, likuiditas, opini audit tahun sebelumnya dan leverage terhadap penerimaan opini audit going concern. Hipotesis yang diajukan (1) debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, (2) likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern (3) opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern dan (4) Leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini menggunakan 94 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian dianalisa dengan analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan likuiditas, opini audit tahun sebelumnya dan leverage tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kata Kunci : debt default, likuiditas, opini audit tahun sebelumnya, leverage, opini audit going concern PENDAHULUAN Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada masyarakat khususnya para pemegang saham adalah berupa laporan keuangan. Sesuai PSA No. 30 yang mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan kemampuan suatu entitas bisnis untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Auditor harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan permasalahan mengenai kelangsungan hidup klien. Permasalahan going concern seharusnya diberikan oleh auditor dan dimasukkan dalam opininya pada saat opini audit itu diberikan. Opini audit going concern merupakan suatu opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2004). Keberlangsungan hidup entitas bisnis dipengaruhi oleh kendala internal dan eksternal. Kendala internal adalah kendala didalam perusahaan itu sendiri seperti kondisi keuangan, sumber daya manusia, budaya perusahaan, penguasaan teknologi, pengawasan internal dan lain-lain. Sedangkan kendala eksternal dapat berupa kendala diluar perusahaan seperti pasar, kondisi moneter, sosial, politik dan lain-lain. Kendala internal dan kendala eksternal

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2014-2016

Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul Husna

[email protected]

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt default, likuiditas, opini

audit tahun sebelumnya dan leverage terhadap penerimaan opini audit going

concern. Hipotesis yang diajukan (1) debt default berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern, (2) likuiditas berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern (3) opini audit tahun sebelumnya

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern dan (4) Leverage

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini

menggunakan 94 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2014-2016. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive

sampling terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data penelitian dianalisa dengan analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini

berdasarkan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa debt default

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan

likuiditas, opini audit tahun sebelumnya dan leverage tidak berpengaruh terhadap

opini audit going concern.

Kata Kunci : debt default, likuiditas, opini audit tahun sebelumnya, leverage,

opini audit going concern

PENDAHULUAN

Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan

manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Salah satu bentuk

pertanggungjawaban manajemen kepada masyarakat khususnya para pemegang

saham adalah berupa laporan keuangan.

Sesuai PSA No. 30 yang mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan

kemampuan suatu entitas bisnis untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Auditor

harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan permasalahan mengenai

kelangsungan hidup klien. Permasalahan going concern seharusnya diberikan oleh

auditor dan dimasukkan dalam opininya pada saat opini audit itu diberikan.

Opini audit going concern merupakan suatu opini yang dikeluarkan auditor

untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya (SPAP, 2004). Keberlangsungan hidup entitas bisnis dipengaruhi oleh

kendala internal dan eksternal. Kendala internal adalah kendala didalam

perusahaan itu sendiri seperti kondisi keuangan, sumber daya manusia, budaya

perusahaan, penguasaan teknologi, pengawasan internal dan lain-lain. Sedangkan

kendala eksternal dapat berupa kendala diluar perusahaan seperti pasar, kondisi

moneter, sosial, politik dan lain-lain. Kendala internal dan kendala eksternal

Page 2: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

2

tersebut dapat dijadikan indikator dalam menentukan apakah asumsi going

concern masih berlaku atau tidak, dengan kata lain apakah terdapat keraguan atas

kemampun perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada

penelitian ini menggunakan perusahaan yang bergerak dalam sektor manufaktur,

dimana sektor tersebut adalah salah satu penyumbang utama pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Sektor manufaktur merupakan salah satu sektor yang

mempunyai peranan penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi negara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt default, likuiditas, opini

audit tahun sebelumnya dan leverage terhadap penerimaan opini audit going

concern.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Teori Agensi

Jensen dan Meckling, 1976 (dalam Praptitorini dan Januarti, 2011)

menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih

prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi

mereka, yaitu dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan

keputusan kepada agen. Didalam teori keagenan, yang dimaksud dengan prinsipal

adalah pemegang saham atau pemilik. Sedangkan agen adalah manajemen yang

mengelola harta pemilik.

Masalah keagenan akan muncul ketika terjadi konflik kepentingan pribadi.

Pihak prinsipal memberikan intruksi kepada agen untuk mengelola perusahaan

sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk mencapai kejayaan perusahaan. Agen

juga memiliki kepentingan pribadi yang ingin dicapai yakni penerimaan

kompensasi yang memadai atas kinerja yang dilakukan. Namun pada

kenyataannya agen sebagai pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih

banyak mengenai kondisi keuangan perusahaan dibandingkan dengan prinsipal

sebagai pemilik perusahaan. Hal tersebut menimbulkan terjadinya asimetri

informasi.

Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada

hubungan antara prinspal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor

perilaku manajer (agen) apakah sudah bertindak sesuai dengan keinginan

prinsipal, maka laporan keuangan yang dibuat oleh manajer dapat diaudit oleh

pihak yang independen dan dalam hal ini adalah auditor. Auditor adalah pihak

yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal dengan pihak

manajer dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor melakukan fungsi

pengawasan pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan tahunan.

Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan tersebut mengenai

kewajarannya. Selain memberikan opini atas hasil audit, auditor juga harus

mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan.

Opini Audit

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada

umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal

Page 3: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

3

yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SPAP, 2011). Auditor

mempunyai tanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar

terhadap suatu entitas bisnis dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam periode waktu yang pantas. Pendapat atau opini audit merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Laporan audit penting sekali dalam

suatu audit atau proses atestasi lainnya karena laporan tersebut menginformasikan

pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang

diperolehnya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit

sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan

atas laporan keuangan yang diauditnya. Agoes (2004 : 49), terdapat 5 jenis opini

audit yaitu :

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas

(Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Opini Audit Going Concern

Opini audit modifikasi mengenai going concern merupakan opini audit

yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian

signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya

pada kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan

keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2011 : SA Seksi 341 : 2). SA Seksi 341

paragraf 6 menyebutkan auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai

kondisi atau peristiwa tertentu jika dipertimbangkan secara keseluruhan,

menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas.

Contoh kondisi dan peristiwa yang dapat menimbulkan keraguan auditor :

1. Trend negatif, sebagai contoh kerugian operasi yang berulang kali

terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha.

2. Masalah intern, sebagai contoh pemogokan kerja atau kesulitan

hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses

proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat

ekonomis.

3. Masalah luar yang terjadi, sebagai contoh pengaduan gugatan

pengadilan, undang-undang atau masalah-masalah lain yang

kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi,

kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana

besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan yang tidak diasuransikan

atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.

Debt Default

Debt Default didefinisikan sebagai kegagalan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban hutang beserta bunganya pada waktu jatuh tempo. Dalam

Page 4: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

4

Pernyataan Standar Auditing No.30 (SPAP, IAPI 2011 : 341) menyebutkan bahwa

indikator going concern yang paling banyak digunakan auditor dalam

memberikan keputusan audit adalah kegagalan dalam memenuhi hutangnya

(default). Sebuah perusahaan dapat dikatakan default apabila memenuhi salah satu

ketentuan dibawah ini Chen dan Church, 1992 (dalam Mada dan Laksito, 2013),

yaitu :

1. Perusahaan tidak dapat atau lalai dalam membayar hutang pokok

beserta bunga.

2. Persetujuan perjanjian hutang dilanggar, jika pelanggaran perjanjian

tersebut tidak dituntut atau telah dituntut kreditor untuk masa kurang

dari satu tahun.

3. Perusahaan sedang dalam proses negosiasi restrukturisasi hutang yang

jatuh tempo.

Likuiditas

Likuiditas merupakan rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan fungsinya untuk

menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang jatuh tempo (Kasmir, 2012 : 110).

Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini audit yang diterima

perusahaan pada satu tahun sebelumnya. Opini audit going concern tahun

sebelumnya ini akan menjadi faktor pertimbangan penting auditor untuk

mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Apabila

auditor menerbitkan opini audit going concern tahun sebelumnya maka akan

semakin besar kemungkinan perusahaan akan menerima kembali opini audit going

concern pada tahun berjalan (Sari, 2015).

Leverage

Menurut Kasmir (2012 : 151) rasio leverage merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan

hutang. Artinya, berapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Menurut Kasmir (2012 : 151) rasio leverage

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai dengan hutang. Artinya, berapa besar beban hutang yang ditanggung

perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Page 5: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

5

KERANGKA PEMIKIRAN Untuk membantu memahami penelitian ini, diperlukan suatu kerangka

pemikiran sebagai berikut :

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Semakin besar hutang yang dimiliki suatu perusahaan akan mengakibatkan

perusahaan mengalami kerugian operasi dan realisasi penjualan pun menurun,

sehingga mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

pokok beserta bunganya. Keadaan ini dapat menyebabkan perusahaan gagal

dalam menjalankan usahanya dan cenderung untuk menerima opini audit going

concern.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Praptitorini dan Januarti (2011) dan

Tamba (2009) menunjukkan bahwa debt default berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan dengan adanya status

debt default, semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going

concern.

H1 : Diduga debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern.

Pengaruh Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Semakin rendah nilai current ratio menunjukkan semakin rendah

kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila

perusahaan tidak mampu memenuhi klaim kreditor jangka pendek maka hal

tersebut dapat mempengaruhi kredibilitas perusahaan dan dapat dianggap sebagai

suatu sinyal bahwa perusahaan sedang menghadapi masalah yang dapat

mengganggu kelangsungan hidupnya. Sehingga auditor harus memberikan opini

mengenai going concern suatu perusahaan.

Likuiditas

(X2)

Leverage

(X4)

Opini Audit Tahun

Sebelumnya

(X3)

Penerimaan

Opini Audit

Going Concern

(Y)

Debt Default

(X1)

Page 6: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

6

Hal ini sejalan dengan penelitian Arma (2013) yang memperkuat bukti

bahwa likuiditas perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern. Namun pada penelitian Noverio dan

Dewayanto (2011) justru memberikan bukti bahwa likuiditas tidak berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern.

H2 : Diduga likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern.

Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern

Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit

going concern, maka semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan

kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Karena perusahaan

yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya biasanya

memiliki masalah keuangan yang serius yaitu kesulitan likuiditas dan tidak

mempunyai modal kerja yang cukup. Tanpa adanya tindakan penganggulangan

yang serius untuk mendongkrak posisi keuangan perusahaan dapat dipastikan

semakin lama kondisi keuangan perusahaan akan semakin memburuk dan

semakin memperbesar kemugkinan penerimaan opini audit going concern. Hal ini

menunjukkan bahwa auditor dalam memberikan opini auditnya akan

mempertimbangkan opini audit tahun sebelumnya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Rahayu dan Pratiwi (2011) yang

memperkuat bukti mengenai opini audit going concern yang diterima pada tahun

sebelumnya terdapat pengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going

concern tahun berjalan. Namun pada penelitian Faizah (2017) justru memberikan

bukti bahwa opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern.

H3 : Diduga opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern.

Pengaruh Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Semakin besar tingkat rasio leverage menyebabkan timbulnya keraguan

akan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya di

masa depan, karena sebagian besar dana yang diperoleh perusahaan akan

digunakan untuk membiayai hutang dan dana untuk beroperasi akan semakin

berkurang. Semakin besar debt ratio akan menyebabkan keraguan atas

kemampuan perusahaan dalam melangsungkan hidupnya dan juga memperbesar

kemungkinan auditor untuk memberikan opini audit going concern dalam laporan

auditor independen.

Penelitian ini didukung oleh Santoso dan Wiyono (2013) dan Noverio dan

Dewayanto (2011) yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern. Namun pada penelitian Rahayu dan

Pratiwi (2011) justru memberikan bukti bahwa leverage tidak berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern.

H4 : Diduga leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern.

Page 7: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

7

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel

dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling,

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

tahun penelitian 2014-2016.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan secara

lengkap beserta data yang dibutuhkan selama tahun penelitian 2014-

2016.

3. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya memiliki tanggal

tutup buku pada 31 desember selama tahun penelitian 2014-2016.

4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam

laporan tahunan selama tahun penelitian 2014-2016

Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang

digunakan dalam penelitian ini di dapat dari laporan tahunan perusahaan, laporan

auditor independen dan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016 yang telah dipublikasikan.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Dependen

Opini Audit Going Concern

Opini audit mengenai going concern merupakan opini audit yang dalam

pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian siginifikan

atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya di masa

mendatang. Opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel

dummy. Opini audit going concern diberi kode 1, apabila auditor menemukan

ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan dengan

menyatakan wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, pendapat wajar

dengan pengecualian, pendapat tidak wajar dan pernyataan tidak memberikan

pendapat. Sedangkan, opini audit non going concern diberi kode 0, apabila auditor

tidak menemukan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan

dengan menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Variabel Independen

Debt Default

Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy. Kode 1 digunakan

untuk status debt default dimana perusahaan tidak mampu membayar hutang

beserta bunganya pada waktu jatuh tempo, sedangkan nilai 0 untuk status tidak

debt default dimana perusahaan sudah mampu membayar hutang beserta

bunganya pada waktu jatuh tempo.

Page 8: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

8

Likuiditas

Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya didefinisikan sebagai opini audit going

concern yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya yang diukur dengan

menggunakan variabel dummy yaitu diberikan kode 1, apabila auditee menerima

opini audit going concern dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan

bahasa penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar dan

pernyataan tidak memberikan pendapat pada hasil audit tahun sebelumnya.

Sedangkan, apabila auditee tidak menerima opini audit going concern dengan

pendapat wajar tanpa pengecualian pada hasil audit tahun sebelumnya diberikan

kode 0.

Leverage

Leverage dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

METODE ANALISIS

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali,

2013 : 19). Dari uji deskriptif akan diketahui nilai rata-rata (mean), maksimum,

minimum dan standar deviasi dari setiap variabel.

2. Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik adalah suatu metode analisis yang berfungsi untuk

menganalisis pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dengan

syarat bentuk data dari variabel terikat adalah data dikotomi seperti ya dan tidak,

setuju dan tidak dan lainnya yang dikategorikan dengan 1 untuk menyatakan

kejadian yang ‘sukses’ dan 0 untuk kejadian yang ‘gagal’ (Baroroh, 2013 : 37)

dan tujuan dari regresi logistik adalah pembuatan sebuah model regresi untuk

memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah variabel binary

menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso,

2015 : 216). Model regresi logistik dalam penelitian ini ditunjukkan dalam

persamaan berikut ini :

α + β1 DEBT + β2 LIK + β3 OTS + β4 LEV + e

= Opini Audit going concern (variabel dummy, 1 jika opini audit going concern, 0 jika opini audit non going concern).

α = Konstanta

Page 9: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

9

DEFT = Debt default

LIK = Likuiditas

OTS = Opini audit tahun sebelumnya

LEV = Leverage

е = error

β1- β4 = Koefisien regresi

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan

regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menilai Kelayakan Model Regresi

Menurut Santoso (2015 : 219) untuk menguji kelayakan model regresi ini

dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow Test, yang

memperhatikan nilai Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-square.

Apabila H0 diterima, hal ini berarti model regresi layak digunakan untuk analisis

selanjutnya karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang

diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

Hipotesis untuk menguji kelayakan model regresi adalah :

H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi

dengan klasifikasi yang diamati.

H1 : Ada perbedaan yang nyataantara klasifikasi yang diprediksi dengan

klasifikasi yang diamati.

Dan dasar pengambilan keputusan pada test ini adalah jika nilai sig lebih

dari (>) 0,05 maka H0 diterima dan jika nilai sig kurang dari (<) 0,05 maka H0

ditolak.

2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan telah fit

dengan data atau belum. Pada pengujian ini, yang harus diperhatikan adalah angka

pada bagian -2 Log Likelihood. Apabila angka -2 Log Likelihood pada awal (Tabel

Iteration History Block Number = 0) lebih tinggi daripada angka -2 Log

Likelihood pada Iteration History Block Number = 1 maka hal ini menunjukkan

bahwa model regresi tersebut baik atau fit dengan data. Penurunan angka

Likelihood pada regresi binary mirip dengan pengertian ‘Sum of squared error’

pada model regresi yang menunjukkan model regresi yang baik (Santoso, 2015 :

220).

3. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai untuk

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Ketika nilai R2 kecil, berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen sangatlah terbatas. Dan apabila nilai yang mendekati satu, berarti

variabel-variabel dependen memberikan hampir seluruh informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013 : 97).

Dalam pengujian ini memperhatikan nilai pada Nagelkerke R Square pada tabel

Model Summary. Nilai yang tertera pada kolom Nagelkerke R Square

Page 10: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

10

mengindikasikan seberapa besar variabel independen mampu mengartikan ragam

dari variabel dependen, dan selisih dari nilai tersebut diartikan oleh variabel lain

yang tidak termasuk dalam model regresi.

4. Uji Parsial (T)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen terhadap variabel dependen secara individual (Ghozali, 2013

: 99). Menurut (Santoso, 2015 : 23) pengujian ini dilakukan dengan uji Wald,

dimana dalam uji ini memperhatikan tabel Variables in the Equation dengan

pengambilan keputusan jika nilai sig lebih dari (>) 0,05 maka H0 diterima dan jika

nilai sig kurang dari (<) 0,05 maka H0 ditolak. Dan hipotesis dari uji ini adalah :

H0 : Koefisien regresi tidak signifikan

H1 : Koefisien regresi signifikan

HASIL DAN PENELITIAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1

Kriteria Penentuan Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia selama tahun

penelitian 2014-2016.

138

2. Perusahaan manufaktur yang tidak

menerbitkan laporan tahunan secara

lengkap beserta data yang dibutuhkan

selama tahun penelitian 2014-2016.

(15)

3. Perusahaan manufaktur yang laporan

keuangannya tidak memiliki tanggal

tutup buku pada 31 desember selama

tahun penelitian 2014-2016.

(2)

4. Perusahaan manufaktur yang tidak

menggunakan mata uang rupiah dalam

laporan tahunan selama tahun penelitian

2014-2016.

(27)

Total Sampel Penelitian

Tahun Penelitian

Total Data Penelitian

94

3

282

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

Page 11: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

11

Analisis Statistik Deskriptif

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

Berdasarkan tabel diatas untuk variabel going concern yang diproksikan

dengan variabel dummy memiliki nilai minimum yaitu sebesar 0 (Saranacentral

Bajatama Tbk) pada tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar 1 (Charoen

Pokphand Indonesia Tbk) pada tahun 2016 dengan nilai rata-rata adalah 0,23 serta

memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,424.

Debt default yang diproksikan dengan variabel dummy ini memiliki nilai

minimum yakni sebesar 0 (Indocement Tunggal Prakarsa Tbk) pada tahun 2015

dan nilai maksimum sebesar 1 (Jakarta Kyoei Steel Works Tbk) pada tahun 2016.

Nilai rata-rata untuk variabel ini adalah sebesar 0,05 dengan standar deviasi

sebesar 0,218.

Likuiditas yang diproksikan dengan CR (Current Ratio) memiliki rentang

yang sangat jauh antara nilai minimum yaitu 0,2011017688848416 (Intikeramik

Alamasri Industri Tbk) pada tahun 2016 dan nilai maksimum

464,9844169941841000 (Jaya Pari Steel Tbk) pada tahun 2014. Nilai rata-rata

untuk variabel ini adalah 4,339368778204946 dengan nilai standar deviasi

27,799764363559970.

Opini audit tahun sebelumnya yang diproksikan dengan variabel dummy

ini memiliki nilai minimum 0 (Indocement Tunggal Prakarsa Tbk) pada tahun

2014 dan nilai maksimum sebesar 1 (Jakarta Kyoei Steel Works Tbk) pada tahun

2015. Nilai rata-rata untuk variabel ini adalah sebesar 0,22 dengan standar deviasi

sebesar 0,417.

Leverage yang diproksikan dengan DER (Debt to Equity Ratio) memiliki

rentang yang sangat jauh antara nilai minimum -225,0448475683181000

(Sekawan Intiprama Tbk) pada tahun 2016 dan nilai maksimum

1603,1346308350070000 (Argha Karya Prima Industry Tbk) pada tahun 2015.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

GC 282 0 1 ,23 ,424

DEFT 282 0 1 ,05 ,218

LIK 282 ,2011017688

848416

464,9844169

941841000

4,339368778

204946

27,79976436

3559970

OTS 282 0 1 ,22 ,417

LEV

282 -

225,0448475

683181000

1603,134630

8350070000

5,976262789

056439

96,41457748

8849550

Valid N

(listwise)

282

Page 12: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

12

Nilai rata-rata untuk variabel ini adalah 6439 dengan nilai standar deviasi

96,414577488849550.

Analisis Regresi Logistik

a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 12,435 8 ,133

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

Uji kelayakan model regresi, pengujian yang menggunakan Hosmer and

Lemeshow Test, dimana hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa nilai Chi-

square sebesar 12,435 dengan df 8 dan nilai signifikan 0,133 dimana dasar

pengambilan keputusannya adalah jika nilai sig lebih dari (>) 0,05 maka tidak ada

perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dan yang diamati. Berarti

model dalam penelitian ini dapat dikatakan layak digunakan untuk analisis

selanjutnya.

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

-2 Log Likelihood Block 0 (awal)

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0

1 307,647 -1,064

2 306,882 -1,182

3 306,881 -1,186

4 306,881 -1,186

Page 13: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

13

-2 Log Likelihood Block 1 (akhir)

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan telah fit

dengan data atau belum. Dalam pengujian ini yang harus diperhatikan adalah

angka pada bagian -2 Log Likelihood. Apabila angka -2 Log Likelihood pada awal

(Tabel Iteration History Block Number = 0) lebih tinggi daripada angka -2 Log

Likelihood pada Iteration History Block Number = 1 maka hal ini menunjukkan

bahwa model regresi tersebut baik atau fit dengan data. Dan dari tabel 4.7 dan 4.8

yang merupakan hasil dari pengujian penelitian ini di dapatkan bahwa nilai -2 Log

Likelihood awal (307,647) lebih tinggi dari nilai -2 Likelihood pada Iteration

History Block Number = 1 (301,671) yang artinya model yang dihipotesiskan

cocok dengan data.

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R Square

1 298,789a ,028 ,043

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

Nilai Nagelkerke R Square pada tabel 4.9 Model Summary menjelaskan

tentang hubungan variabel independen terhadap dependen. Lebih dari 20% saja

sudah bisa dikatakan variabel independen baik dalam mengartikan ragam dari

variabel dependen. Dan dari tabel tersebut didapatkan angka 0,043 yang berarti

bahwa variasi variabel independen (DEFT, LIK, OTS dan LEV) mampu

mengartikan ragam dari variabel dependen (GC) sebesar 4,3% dalam

memprediksi penerimaan opini audit going concern sedangkan sisanya sebesar

95,7% diartikan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model regresi.

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant DEFT LIK OTS LEV

Step 1

1 301,671 -1,150 1,065 -,002 ,209 -,001

2 300,203 -1,295 1,189 -,006 ,275 -,001

3 299,839 -1,282 1,191 -,013 ,274 -,001

4 299,035 -1,202 1,177 -,042 ,259 -,001

5 298,796 -1,140 1,171 -,068 ,251 -,001

6 298,789 -1,129 1,170 -,074 ,250 -,001

7 298,789 -1,128 1,170 -,074 ,250 -,001

Page 14: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

14

d. Uji Parsial (T)

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

Model yang terbentuk berdasarkan tabel 4.10 adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah diduga debt default

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Dan hasil

pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah

1,170 dan hasil signifikan adalah 0,037 yang mana nilai pengujian tersebut

lebih kecil dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa debt default berpengaruh

terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H1 diterima.

2. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah diduga likuiditas berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern. Dan bersadarkan hasil

pengujiannya, didapatkan nilai koefisien regresi adalah -0,074 dan hasil

signifikan sebesar 0,272 yang mana angka tersebut lebih besar dari 0,05.

Dan dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas tidak berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern atau ditolak.

3. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah diduga opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan nilai koefisien regresi adalah 0,250

dan nilai signifikan untuk variabel ini adalah 0,452 atau lebih besar dari

0,05 yang mana artinya variabel opini audit tahun sebelumnya tidak

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern dan ditolak.

4. Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah diduga leverage berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern. Dan hasil pengujian

menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah -0,001 dan

nilai signifikan untuk variabel likuiditas adalah 0,652 atau lebih dari 0,05

yang artinya variabel leverage tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern atau ditolak.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Debt Default terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Dalam penelitian ini debt default yang diproksikan dengan variabel dummy

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil ini

menunjukkan bahwa debt default digunakan oleh auditor dalam mengambil

keputusan untuk mengeluarkan opini audit berkaitan dengan going concern sesuai

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

DEFT 1,170 ,561 4,347 1 ,037 3,224

LIK -,074 ,067 1,209 1 ,272 ,929

OTS ,250 ,332 ,565 1 ,452 1,284

LEV -,001 ,003 ,204 1 ,652 ,999

Constant -1,128 ,232 23,565 1 ,000 ,324

Page 15: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

15

dengan yang tercantum dalam PSA 30 Seksi 341. Semakin besar hutang yang

dimiliki suatu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya serta mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Keadaan ini akan membuat perusahaan cenderung untuk menerima opini audit

going concern.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Praptitorini dan Januarti

(2011) dan Tamba (2009) yang memberikan bukti bahwa debt default

berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Pengaruh Likuiditas terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Dalam penelitian ini likuiditas yang diproksikan dengan current ratio,

dimana untuk mendapatkan hasil penghitungannya harus membandingkan antara

total aset lancar dan liabilitas lancar. Dalam memberikan opini audit going

concern, auditor tidak hanya melihat kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya saja, tetapi juga memperhatikan faktor lainnya yang

mempengaruhi keuangan perusahan seperti kondisi perekonomian pada saat itu

atau pun memperhatikan pertumbuhan perusahaan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Noverio dan

Dewayanto (2011) yang mendapatkan hasil bahwa likuiditas tidak berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern. Dan hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Arma (2013).

Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern

Dalam penelitian ini opini audit tahun sebelumnya yang diproksikan

dengan variabel dummy tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerima opini audit

going concern pada tahun sebelumnya belum tentu akan menerima opini audit

going concern lagi di tahun berikutnya. Karena, jika ada tindakan penanggulangan

yang serius untuk mendongkrak posisi keuangan perusahaan, maka akan semakin

baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya serta mampu

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Faizah (2017)

yang mendapatkan hasil bahwa opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern. Dan hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Pratiwi (2011).

Pengaruh Leverage terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Dalam penelitian ini leverage diproksikan sebagai DER (Debt to Equity

Ratio) yang mana dihitung dengan cara membandingkan jumlah hutang dan

modal dari suatu perusahaan. Dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa

leverage tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Dikarenakan dalam memutuskan suatu auditee akan menerima opini audit going

concern atau tidak, auditor tidak hanya mempertimbangkan rasio leverage tetapi

juga rasio lain seperti rasio aktivitas serta melihat faktor-faktor lain seperti

kerugian operasi yang berulang.

Page 16: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

16

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan

Pratiwi (2011) yang mendapatkan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern. Dan hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian Santoso dan Wiyono (2013) dan Noverio dan Dewayanto

(2011).

KESIMPULAN Penelitian ini mencoba menguji bagaimana pengaruh debt default,

likuiditas, opini audit tahun sebelumnya dan leverage terhadap penerimaan opini

audit going concern. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

2. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

3. Opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern.

4. Leverage tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh KAP). Jakarta :

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Arma, Endra Ulkri. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi

Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek

Indonesia. Padang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Baroroh, Ali. 2013. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21. Jakarta

: PT. Elex Media Komputindo.

Faizah, Ana Rahmawatul. 2017. Pengaruh Financial Distress, Disclosure, Perkara

Pengadilan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan

Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2015). Malang : Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Malang.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :

Salemba Empat.

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik, Per

1 Maret 2011. Jakarta : Salemba Empat.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Mada, Brilina Elita dan Herry Laksito. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance, Reputasi KAP, Debt Default dan Financial Distress

Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Semarang : Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Page 17: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit ...repository.umrah.ac.id/1888/1/QUESTA ULVA MEILIA-120462201167 … · Questa Ulva Meilia, Prima Aprilyani Rambe, Hj. Asmaul

17

Noverio, Rezkhy dan Totok Dewayanto. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor, Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit

Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Semarang : Universitas Diponegoro.

Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas

Audit, Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini

Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Semarang :

Universitas Diponegoro.

Rahayu, Ayu Wilujeng dan Caecilia Widi pratiwi. 2011. Pengaruh Opini Audit

Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage dan Reputasi

Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Depok :

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional

Akuntansi XV. Banjarmasin

Santoso, Eko Budi dan Ivan Yudhistira Wiyono. 2013. Pengaruh Reputasi

Auditor, Prediksi Kebangkrutan, Disclosure dan Leverage Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi 4 (2) : 139-154.

e-ISSN : 2502-6380.

Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Multivariat Konsep Dasar dan

Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Sari, Melani. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam

Memberikan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-013. Solo : Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru

Fress.

Tamba, Revol Ulung Bisara. 2009. Pengaruh Debt Default Kualitas Audit dan

Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Medan : Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

www.idx.co