78
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository © 2009 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara) SKRIPSI OLEH : HOTMAIDA VERONIKA SAMOSIR 030304027 SEP-AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung

  • Upload
    deeqhis

  • View
    389

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TELUR AYAM KAMPUNG

    (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara)

    SKRIPSI

    OLEH :

    HOTMAIDA VERONIKA SAMOSIR 030304027

    SEP-AGRIBISNIS

    DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TELUR AYAM KAMPUNG

    (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara)

    SKRIPSI

    OLEH :

    HOTMAIDA VERONIKA SAMOSIR 030304027

    SEP-AGRIBISNIS

    Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

    Universitas Sumatera Utara

    Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

    (Ir. Iskandarini, MM) (Ir. A. T. Hutajulu, MS) Ketua Anggota

    DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    RINGKASAN

    HOTMAIDAVERONIKA SAMOSIR (030304027/SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TELUR AYAM KAMPUNG. Studi kasus Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Iskandarini, M.M dan Ibu Ir. A. T. Hutajulu, M.S. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung, untuk mengetahui hubungan faktor Umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung. Metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi linier berganda dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : 1. Permintaan telur ayam kampung secara serempak dan signifikan dipengaruhi oleh 4

    faktor yaitu harga, jumlah tanggungan, pendapatan dan harga telur ayam lain. 2. Secara parsial permintaan telur ayam kampung tidak dipengaruhi oleh harga,

    jumlah anggota keluarga, harga telur ayam lain, tetapi dipengaruhi oleh pendapatan. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku konsumen dalam

    membeli telur ayam kampung. 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku konsumen

    dalam membeli telur ayam kampung . 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan perilaku

    konsumen dalam membeli telur ayam kampung . 6. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

    konsumen dalam membeli telur ayam kampung.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di P. Siantar, 16 Agustus 1985 dari ayah A. SAMOSIR, S.H

    dan Ibu N. TAMBUN, Amd.

    Pendidikan yang di tempuh penulis adalah sebagai berikut :

    1. Tahun 1990 masuk Sekolah Dasar di SD Negri 094155, tamat Tahun 1997.

    2. Tahun 1997 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negri 1 P. Siantar,

    tamat Tahun 2000.

    3. Tahun 2000 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SLTA Negri 4 P. Siantar, tamat

    Tahun 2003.

    4. Tahun 2003 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

    Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

    (SPMB).

    5. Bulan Juni Juli 2007 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Tanjung

    Beringin, Kecamatan Sumbul-Sidikalang, Kabupaten Dairi.

    6. Bulan Juli 2008 melakukan penelitian skripsi di Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan

    yang ada di Kotamadya Medan.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

    kasih dan segala anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun

    judul skripsi ini adalah Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen terhadap

    Permintaan Telur Ayam Kampung dengan studi kasus Kotamadya Medan, Propinsi

    Sumatera Utara.

    Pada kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih

    yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Ibu Ir. Iskandarini, M.M., selaku Ketua Komisi Pembimbing (terimakasih untuk

    segala bantuan dan kesabaran ibu).

    2. Ibu Ir. A. T. Hutajulu, M.S, selaku Anggota Komisi Pembimbing (terimakasih untuk

    kebaikan ibu).

    3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P., selaku ketua Departemen SEP, FP-USU.

    4. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S., selaku sekretaris Departemen SEP, FP-USU.

    5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen SEP, FP-USU.

    6. Seluruh Instansi yang terkait dengan penelitian ini, atas bantuannya selama penulis

    mengambil data penelitian.

    7. Seluruh sampel konsumen telur ayam kampung, yang telah membantu penulis dalam

    melengkapi data-data yang dibutuhkan selama penelitian.

    Segala hormat dan terimakasih kepada Ayahanda tercinta A. SAMOSIR, S.H dan

    Ibunda N. TAMBUN, Amd atas kasih sayang dan dukungan doanya. Juga buat adik-

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    adikku Evelint Ridho, S.Pd., Zunhelty, Vensus, Jayent H. terimakasih untuk dukungan

    doanya. Terimakasih juga kepada seluruh teman-teman SEP 03, teman dekatku Meijona

    Sinaga dan kepada semua yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,

    penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

    Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat.

    Medan, Februari 2009

    Penulis

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    DAFTAR ISI

    RINGKASAN ................................................................................................ i

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

    DAFTAR ISI.................................................................................................. v

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

    DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

    PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 Latar Belakang .................................................................................. 1 IdentifikasiMasalah ........................................................................... Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 Kegunaan Penelitian .........................................................................

    TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN .........................................................................

    Tinjauan Pustaka ............................................................................... Landasan Teori ................................................................................. 6 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 6 Hipotesis Penelitian ..........................................................................

    METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 8

    Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Penarikan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi Batasan Operasional

    DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    KONSUMEN SAMPEL ................................................................................ Deskripsi Daerah Penelitian ..............................................................

    Letak dan Keadaan Geografis ................................................... Tata Guna Lahan/Tanah ........................................................... Keadaan Penduduk ................................................................... Sarana dan Prasarana ................................................................

    Karakteristik Sampel ......................................................................... 10 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 11

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Kampung .........................................................................................

    Hubungan Umur dengan perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung ......................................................................................... Hubungan Pekerjaan dengan perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung .............................................................................. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung........................................................................ Hubungan Tingkat Pendidikan dengan perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung .....................................................................

    KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 18

    Kesimpulan ....................................................................................... 18 Saran ................................................................................................ 18

    Saran Kepada Pedagang ........................................................... Saran Kepada Petani ................................................................. Saran Kepada peneliti Lain .......................................................

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    DAFTAR TABEL

    1. Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan di Kotamadya Medan

    Tahun 2006 ..........................................................................................

    2. Produksi Telur Ayam Kampung di Medan Tahun 2002-2006 ...............

    3. Konsumsi Telur Unggas Per Kapita Sumatera Utara Tahun 2002-2006

    4. Perbandingan kandungan yang ada dalam telur ayam Buras dengan telur

    ayam lain

    5. Kandungan Gizi Telur Ayam Kampung ...............................................

    6. Jenis dan Alamat Daerah Penelitian Pasar di Kota Medan....................

    7. Jumlah Sampel Konsumen ...................................................................

    8. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

    Tahun 2006 ..........................................................................................

    9. Jumlah penduduk Kota Medan menurut Jenis Pekerjaan ......................

    10. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Tingkat Pendidikan ................

    11. Sarana dan Prasarana. ..........................................................................

    12. Distribusi Konsumen Sampel berdasarkan Kelompok Umur ................

    13. Tingkat Pendidikan Konsumen Sampel ................................................

    14. Jumlah Tanggungan Keluarga Konsumen Sampel ................................

    15. Pendapatan Rata-Rata Keluarga per Bulan ...........................................

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    16. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Telur Ayam

    Kampung .............................................................................................

    17. Skor Harapan Perilaku Konsumen........................................................

    18. Frekuensi Konsumen Menurut Perilaku Konsumen ..............................

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Karakteristik Konsumen Sampel Pada Tahun 2008 ....................................

    2. Permintaan Telur Ayam Kampung Pada Tahun 2008 .................................

    3. Parameter Perilaku Konsumen ...................................................................

    4. Hasil Output Regresi Permintaan Telur Ayam Kampung ..........................

    5. Korelasi Rank Sperman antara Umur dengan Perilaku Konsumen. .............

    6. Korelasi Rank Sperman antara Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen.

    ..................................................................................................................

    7. Korelasi Rank Sperman antara Pendapatan dengan Perilaku Konsumen. ....

    8. Korelasi Rank Sperman antara Pekerjaan dengan Perilaku Konsumen........

    9. Parameter Perilaku Konsumen ...................................................................

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    DAFTAR GAMBAR

    1. Skema Kerangka Pemikiran .........................................................................

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan

    bagian dari sektor pertanian. Disadari atau tidak, sub sektor peternakan memiliki peranan

    yang strategis dalam kehidupan perekonomian dan pembangunan sumberdaya manusia

    Indonesia. Peranan ini dapat dilihat dari fungsi produk peternakan sebagai penyedia

    protein hewani yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Oleh

    karenanya tidak mengherankan bila produk-produk peternakan disebut sebagai bahan

    pembangun dalam kehidupan ini. Selain itu, secara hipotetis, peningkatan

    kesejahteraan masyarakat akan diikuti dengan peningkatan konsumsi produk-produk

    peternakan, yang dengan demikian maka turut menggerakan perekonomian pada sub

    sektor peternakan (http://suharyanto.wordpress.com).

    Indonesia sebenarnya masih sangat kekurangan produksi ternak. Ternak sangat

    dibutuhkan manusia sebagai sumber makanan bergizi, terutama protein hewani, sebagai

    sumber pupuk organis dan membantu petani dalam pengadaan tenaga kerja.

    Usaha peternakan yang paling berkembang sekarang di Indonesia adalah usaha

    ternak unggas (pedaging dan telur) sedangkan ternak rumininsi (sapi, kerbau, kambing,

    domba) masih dalam tahap perkembangan (Simanjuntak,2004).

    Beberapa hewan dapat menghasilkan telur, tetapi hanya jenis telur tertentu yang

    biasa diperdagangkan dan dikonsumsi manusia yaitu telur ayam, telur bebek, telur itik,

    telur puyuh, telur penyu dan telur ikan. Pada kenyataannya telur ayam dan telur bebek

    yang paling populer di kalangan konsumen. Ada dua jenis telur ayam yaitu telur ayam

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    kampung (buras) dan telur ayam negeri (ras). Demikian pula untuk telur bebek ada dua

    macam yang berwarna biru dan berwarna putih, berasal dari bebek yang berbeda

    (http://pustakamaya.diknas.go.id/ index.php).

    Masalah utama dalam ekonomi pertanian adalah tenggang waktu yang cukup

    lebar dalam proses produksi, biaya produksi, tekanan jumlah penduduk, sistem

    usahatani, tetapi ada masalah juga yang sangat penting yang menyangkut kepada semua

    masalah utama tersebut yaitu pemasaran hasil pertanian.

    Jika pemasaran hasil pertanian tidak berhasil maka sia-sialah semua usahatani

    yang dilakukan dengan kata lain biaya produksi tidak tercukupi. Masalah inilah yang

    sering dihadapi petani dimana harga hasil pertanian mereka sangat rendah bahkan ditolak

    di pasar (Daniel, 2002).

    Pasar tradisional dan pasar swalayan merupakan tempat yang dipilih konsumen

    dalam membeli telur unggas. Pemasaran telur ke pasar-pasar tradisional dapat langsung

    ke pengecer. Telur dari kandang langsung masuk peti dan langsung di lempar ke pasar

    tersebut dan dijual kepada konsumen akhir. Konsumen dapat memilih kualitas telur

    unggas beraneka dan harga yang relatif murah, tempat yang nyaman, sejuk, teratur, aman

    (Rasyaf, 2002).

    Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan

    pelanggan/ konsumen. Jika petani dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen

    akan permintaan komoditi yang mereka usahakan maka masalah kegagalan pasar atau

    anjloknya harga dapat diminimalisasi.

    Oleh sebab itu, petani (pemasar) perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi perilaku konsumen untuk membeli suatu produk (Kotler, 1997).

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan individu,

    masyarakat kelompok, atau organisasi yang berhubungan dalam proses pengambilan

    keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang

    dapat dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 2002).

    Konsumen biasanya bersedia membeli lebih banyak jika harga turun. Sebagai

    contoh, harga yang lebih rendah dapat mendorong konsumen yang sudah membeli barang

    itu untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar lagi, dan memungkinkan pembeli lain

    yang sebelumnya tidak mampu membeli barang tersebut membeli juga.

    Tentu saja, jumlah barang yang bersedia dibeli konsumen dapat bergantung

    kapada hal-hal lainnya di samping harga. Khususnya pendapatan, adalah sesuatu yang

    penting. Dengan pendapatan yang semakin tinggi, konsumen dapat membelanjakan

    uangnya lebih banyak untuk barang apa saja, dan beberapa konsumen akan melakukan

    hal itu terhadap kebanyakan barang

    (Pindyck dan Rubinfield, 2001).

    Kota Medan memiliki 55 pasar tradisional dan 30 pasar swalayan. Pasar

    tradisional dan swalayan ini tersebar di 20 kecamatan yang ada di kota Medan. Tabel 1

    berikut ini memperlihatkan jumlah penduduk (Rumah tangga), Pasar Tradisional dan

    pasar Swalayan di kota Medan.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Tabel 1. Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan di Kotamadya Medan Tahun 2006.

    Sumbe

    r :

    BPS,

    Meda

    n

    Dala

    m

    Angka

    2006

    Tabel

    1 di

    atas

    menu

    njukkan dari 55 pasar tradisional yang ada di kecamatan di kota Medan. Pasar tradisional

    terbanyak terdapat pada kecamatan Medan Kota yaitu 9 pasar tradisional dan pasar

    swalayan terbanyak terdapat pada Kecamatan Medan Petisah yaitu 5 pasar swalayan.

    Ada berbagai macam telur unggas yang masuk ke dalam pasar tradisional dan

    swalayan di Sumatera Utara. Salah satunya adalah telur ayam kampung. Berikut dapat

    dilihat tabel yang menunjukkan jumlah produksi telur ayam kampung Tahun 2002-2006.

    Kecamatan Penduduk (Rumah tangga)

    Banyaknya Pasar

    Tradisional

    Banyaknya Pasar

    Swalayan 1. Medan Tuntungan 2. Medan Johor 3. Medan Amplas 4. Medan Denai 5. Medan Area 6. Medan Kota 7. Medan Maimun 8. Medan Polonia 9. Medan Baru 10. Medan Selayang 11. Medan Sunggal 12. Medan Helvetia 13. Medan Petisah 14. Medan Barat 15. Medan Timur 16. Medan Perjuangan 17. Medan Tembung 18. Medan Deli 19. Medan Labuhan 20. Medan Marelan 21. Medan Belawan

    16.289 24.745 22.529 29.878 24.567 19.086 11.287 10.961 11.574 19.107 24.787 30.978 14.945 20.664 25.259 23.302 30.308 32.266 22.049 24.073 21.430

    1 2 - 1 4 9 2 3 2 - 2 2 3 4 5 4 1 1 5 1 4

    - 1 1 - 1 4 3 1 3 - 1 2 5 3 2 2 - 1 - - -

    Jumlah 460.080 56 30

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Tabel 2. Produksi Telur Ayam Kampung di Medan Tahun 2002-2006

    Tahun Produksi (butir) 2002 763 792 2003 83 289 2004 165 557 2005 96 224 2006 100 656

    Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006

    Produksi telur ayam kampung mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan

    Tabel 2 diketahui produksi paling tinggi diperoleh pada tahun 2002. Tahun 2003 tercatat

    produksi paling rendah. Ini disebabkan virus flu burung merebak di akhir tahun 2003 dan

    mematikan ratusan ribu ekor ayam di Indonesia. Pada tahun 2006 produksi telur ayam

    kampung bertambah dari tahun sebelumnya 2005 yakni sebanyak 4.432 butir. Perbedaan

    angka kenaikan produksi yang demikian besar memberikan gambaran masih terbukanya

    peluang untuk memacu peningkatan produksi telur ayam buras.

    Telur ayam buras termasuk sebagai telur konsumsi di pasar, dimana bila

    dicermati , konsumen telur ayam buras ternyata lebih spesifik. Telur ayam buras yang

    dijual dengan harga yang lebih mahal cenderung hanya dimanfaatkan untuk memenuhi

    kebutuhan terbatas saja, misalnya untuk konsumsi anggota rumah tangga (dalam jumlah

    yang terbatas), pelengkap minum jamu, atau pelengkap acara adat. Dengan kemajuan

    kesadaran akan kualitas gizi di kalangan masyarakat, diharapkan akan menaikkan

    konsumsi telur ayam kampung

    (Triharyanto, 2001).

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Tabel 3. Konsumsi Telur Unggas Per Kapita Sumatera Utara Tahun 2002-2006 Komoditi 2002 2003 2004 2005 2006 Ayam ras 8,48 10,87 10,42 3,99 3,95 Ayam buras 1,48 1,59 1,57 1,33 1,31 Itik 0,91 0,91 0,91 0,74 0,73

    Total 10,87 13,37 12,90 6,06 5,99 Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2006 Tabel 3 di atas memperlihatkan perkembangan konsumsi telur unggas di

    Sumatera Utara Tahun 2002-2006. Jika dilihat dari Tabel 2, tahun 2003, tercatat

    konsumsi telur per kapita adalah sebesar 1,59 kg/kapita/tahun, sedangkan pada tahun

    2006 telah menurun menjadi 1,31 kg/kapita/tahun.

    Masyarakat yang semakin maju tingkat pengetahuannya serta semakin

    meningkatnya pendapatan, semakin sadar akan pentingnya kebutuhan protein dalam

    kehidupan mereka. Sumber protein dalam makanan dapat diperoleh baik dari sumber

    nabati maupan hewani. Sumber protein dari hewani dapat diperoleh dari ternak, salah

    satunya adalah ayam. Ternak memberikan kontribusi yang sangat penting untuk

    memproduksi zat-zat makanan yang esensial bagi manusia.

    Usaha peternakan adalah usaha yang menghasilkan bahan pangan hewani yang

    memiliki nilai gizi yang tinggi. Telur merupakan salah satu produk peternakan yang

    banyak digunakan sebagai bahan olahan makanan. Nilai gizi menyebabkan telur memiliki

    kelas di mata masyarakat Indonesia.

    Salah satu telur unggas yang dikonsumsi masyarakat adalah telur ayam kampung.

    Oleh karena itu perlu diperhatikan oleh peternak atau unit pengolahan, yaitu bagaimana

    perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung tersebut agar tidak terjadi

    kegagalan pemasaran produk.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Identifikasi Masalah

    1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung ?

    2. Bagaimana hubungan faktor umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan

    dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung ?

    Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam

    kampung.

    2. Untuk menentukan hubungan faktor umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat

    pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung.

    Kegunaan Penelitian

    1. Sebagai bahan masukan bagi para pembaca dan khalayak ramai yang memiliki

    ketertarikan dalam mengembangkan pemasaran telur ayam kampung.

    2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi peternak telur ayam kampung

    dalam memprediksi persediaan dan permintaan konsumen akan telur ayam

    kampung.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

    Tinjauan Pustaka

    Ayam liar atau ayam hutan yang ada sudah dipelihara oleh masyarakat di

    Indonesia sejak zaman dahulu. Ayam liar ini kemudian disebut ayam kampung karena

    keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Ayam kampung merupakan salah satu jenis

    ayam buras yang telah turun temurun dipelihara masyarakat di Indonesia. Telur ayam

    kampung ini bentuknya bulat lonjong. Sejak lama orang menganggap bahwa telur ayam

    kampung ini rasanya gurih (Tim redaksi, 2002).

    Ayam kampung warna bulunya bervariasi: dari yang putih, kuning, kemerahan,

    sampai yang hitam. Pada umur 4 bulan beratnya mencapai 1,4 kilogram. Berat telur yang

    normal berkisar antara 50-57 gram per butir dengan volume sebesar 63 cc (Rasyaf, 2002).

    Setiap butir telur terdiri dari 11% bagian kulit telur, 58% bagian puith telur, dan

    31% bagian kuning telur. Telur ayam kampung mengandung beberapa zat. Setiap butir

    telur mengandung : air 74%, protein 13%, lemak 11% dan zat lainnya 2 %. Lemak yang

    terdapat pada telur terdiri dari lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Telur juga

    mengandung vitamin A, vitamin B kompleks (thiamin, riboflavin, dan niacin), vitamin D,

    zat besi dan fosfor (Tim redaksi, 2001).

    Umur ayam yang terlalu tua akan menyebabkan kulit telur yang dihasilkannya

    menipis. Suhu yang terlalu panas akan mengurangi nafsu makan induk ayam petelur

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    sehingga mempengaruhi telur yang dihasilkan. Suhu yang diperkenankan maksimal

    mencapai 290C (850F).

    Air dan kelembapan ideal harus diterapkan jangan terlalu tinggi atau rendah. Seperti

    kualitas induk, kualitas pakan juga mempengaruhi kualitas telur. Kandungan pakan,

    seperti kalsium, fosfor, mangan, vitamin D akan mempengaruhi kualitas telur (Tim

    redaksi, 2002).3

    Produksi telur akan bagus jika jumlah atau kuantitas makanan yang dimakan

    unggas itu cukup. Dalam hal ini kualitas makanan adalah kandungan nutrisi yang ada

    dalam makanan itu. Kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam dan

    mendukung produksi telur yang bagus tergantung pada bahan makanan yang digunakan

    untu membentuk makanan tersebut.

    Produksi telur yang sesuai harapan tidak hanya tergantung pada makanan yang

    cukup dan berkualitas baik, tetapi perlakuan dan suasana lingkungan juga turut

    mendukung.

    Dalam temperatur ruang, telur segar ini mampu bertahan 2-3 minggu sejak

    dikeluarkan dari kandang. Telur ayam tanpa diawetkan dan dalam temperatur kamar akan

    cepat rusak. Telur yang kotor juga akan mempercepat proses pembusukan. Di dalam

    lemari es, telur mampu bertahan lebih dari 2 bulan. Telur segar yang mulai rusak akan

    tercim bau busuk dengan sendirinya (Rasyaf, 2002).

    Kajian terhadap kandungan nutrisi telur menunjukkan bahwa kandungan protein

    ayam buras paling tinggi. Demikian juga kandungan lemaknya lebih tinggi dibanding

    kandungan lemak telur ayam yang lain. Perbandingan kandungan gizi telur dari dua jenis

    ayam dapat dilihat pada tabel 4.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Tabel 4. Perbandingan kandungan yang ada dalam telur ayam Buras dengan telur ayam lain

    Jenis Ayam Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Air (%) Ayam Buras 12,80 11,50 0,75 74,00 Ayam Ras 12,10 10,50 1,00 65,60

    Sumber : Triharyanto (2001)

    Protein telur disusun dari asam-asam amino yang menentukan mutu protein. Dari

    sebutir telur berbobot 50 gram total proteinnya adalah 6 gram. Protein sangat dibutuhkan

    untuk membangun sel tubuh yang rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada

    anak kecil untuk membantu pertumbuhan badan dan kepada orang yang dalam proses

    penyembuhan untuk mengganti sel tubuh yang rusak Sementara itu, lemak telur hanya

    sekitar 5 gram (Tim redaksi, 2001).

    Tabel 5. Kandungan Gizi Telur Ayam Kampung Komponen Putih telur (%) Kuning telur (%)

    Protein 10,9 16,5 Lemak Sedikit 32,0 Karbohidrat 1,0 1,0 Air 87,6 49,0

    Sumber : Tim redaksi, 2002

    Protein telur mudah dicerna, dan banyak terdapat di dalam kuning telurnya yaitu

    16,5%.

    Semua lemak terdapat di dalam kuning telur. Di dalam putih telur hampir tidak

    terdapat lemak. Oleh sebab itu, putih telur sangat baik untuk orang yang ingin

    menurunkan berat badannya dan membentuk bagian tubuhnya secara baik, seperti para

    atlet khususnya olahragawan binaraga.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Lemak telur terdiri atas trigliserida (lemak netral), fosfolida (umumnya berupa

    lesitin yang baik untuk paru-paru), dan kolesterol. Trigliserida dipakai sebagi energi

    sehari-hari. Kolesterol dipakai untuk metabolisme lemak tubuh yang berasal dari

    makanan, juga dipakai untuk membentuk hormon seksual dan adrenalin.

    Seluruh penggambaran manfaat telur bagi manusia ini adalah untuk menjelaskan

    bahwa telur memang terdiri dari banyak elemen penting yang sangat bermanfaat bagi

    pertumbuhan sel kehidupan (Tim redaksi, 2001).

    Perilaku konsumen sangat penting untuk diketahui dalam memasarkan suatu

    produk, agar pemasar dapat memasarkan produknya sesuai dengan kebutuhan konsumen

    dengan kata lain tidak ditolak pasar. Perilaku konsumen yang akan datang menunjukkan

    kebosanan akan suatu produk lama dan menginginkan perubahan. Mereka menginginkan

    produk baru, mau membuang produk sebelum usang, dan secara aktif mencari apa yang

    baru dan berbeda. Ketidakstabilan merupakan sifat pembeli mendatang yang

    mencerminkan ketidaksenangan konsumen. Keadaan lingkungan akan mempengaruhi

    sifat- sifat tadi, dan kemampuan untuk mendaur ulang produk yang dibuang merupakan

    pertimbangan pada saat pembelian, perusahaan yang mementingkan hal ini akan berjalan

    baik (Irwan dan wijaya, 1996).

    Landasan Teori

    Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya.

    Konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuhnya sehingga tidak akan

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    kekurangan apapun, karena tubuh yang sehat akan memudahkan konsumen dalam

    beraktifitas.

    Perilaku konsumen adalah tindakan- tindakan yang dilakukan oleh individu,

    kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan

    dalam mendapatkan, menggunakan barang- barang atau jasa ekonomis yang dapat

    dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 2002).

    Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau bertentangan yang

    dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila konsumen

    kebutuhannya tidak terpenuhi, ia akan menunjukkkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika

    kebutuhannya terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai

    manifestasi rasa puasnya (Mangkunegara, 2002).

    Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang

    mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Salah satu konsep

    permintaan dalam pasar yaitu permintaan konsumen. Permintaan konsumen (secara

    perseorangan) tidak akan mampu mempengaruhi harga dan persediaan barang, akan

    tetapi jika bersama-sama akan membentuk sisi permintan dalam pasar (Umar, 2000).

    Penjelasan mengenai perilaku konsumen yang paling sederhana didapati dalam

    hukum permintaan. Dalam hukum permintaan dikatakan bahwa apabila harga suatu

    barang turun maka permintaan konsumen akan barang itu meningkat dan sebaliknya, jika

    harga suatu barang naik maka permintaan konsumen akan barang itu menurun , apabila

    semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak

    berubah cateris paribus (Nopirin, 1994).

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Bila harga suatu komoditi turun, orang mengurangi pembelian atau komoditi-

    komoditi lain dan manambah pembelian pada yang mengalami penurunan harga tersebut.

    Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli lain yang sebelumnya tidak mampu

    membeli komoditi tersebut untuk mulai membelinya. Penurunan harga suatu komoditi

    mendorong para konsumen yang sudah membeli komoditi tersebut untuk membeli lagi

    dalam jumlah yang lebih besar.

    Bila harga suatu komoditi naik, para pembeli mencari komoditi lain yang dapat

    digunakan sebagai pengganti atas komoditi yang mengalami kenaikan harga. Di samping

    itu kenaikan harga menyebabkan para pembeli untuk mengurangi pembeliannya atas

    komoditi yang mengalami kenaikan harga

    (Sugiarto, dkk, 2000).

    Faktor-faktor lain (selain harga barang ybs.) yang ikut mempengaruhi permintaan

    masyarakat akan suatu barang, (tetapi tidak/belum diperhatikan karena dianggap sama

    atau tidak berpengaruh) adalah :

    1. Jumlah pembeli/ konsumen

    2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan

    3. Harga barang-barang lain

    4. Pengaruh musim, mode, selera, kebiasaan, perubahan jaman, pengaruh

    lingkungan

    5. Harapan atau pandangan orang tentang masa depan.

    Jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang

    sama jumlah yang mau dibeli bertambah banyak juga, hal ini dapat terjadi misalnya

    karena pertambahan penduduk.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpengaruh sekali

    terhadap permintaan. Dari penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli lebih

    banyak dari segala macam barang dan jasa. Dalam hal ini hanya ada satu perkecualian,

    yaitu yang disebut inferior goods atau juga disebut Giffen goods, yaitu barang-barang

    yang permintaannya justru berkurang bila penghasilan konsumen naik.

    Harga barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga barang

    lain itu memperbesar atau justru memperkecil permintaan masyarakat akan suatu barang

    tertentu itu tergantung apakah barang itu barang pelengkap

    (= komplementer), barang penggati (= substitut) atau barang lepas (= independent/ netral)

    (Gilarso, 1993).

    Penawaran diartikan sebagai kuantitas barang-barang yang ditawarkan di pasar

    pada berbagai tingkat harga. Dalam hal ini, bila harga suatu barang naik, maka produsen

    akan berusaha meningkatkan jumlah barang yang dijualnya.

    Penjualan barang pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor,

    diantaranya harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat

    teknologi, dan tujuan-tujuan perusahaan (Sukirno, 1997).

    Perilaku konsumen tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan

    karena itu perlu dicari informasi semaksimal mungkin. Banyak pengertian perilaku

    konsumen yang dikemukakan ahli, salah satunya oleh Enggel yaitu suatu tindakan yang

    langsung mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk

    proses keputusan yang mendahuluinya dan penyusul tindakan tersebut. Perilaku

    konsumen terbagi 2 yaitu perilaku yang tampak diantaranya jumlah pembelian, waktu,

    karena siapa, bagaimana dilakukan pembelian itu, sedangkan yang kedua adalah perilaku

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    yang tidak tampak diantaranya persepsi, ingatan terhadap informasi dn pemasaran

    kepemilikan oleh konsumen (Umar, 2000).

    Teori konsumen menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan

    pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan, yang dapat berupa

    barang-barang konsumsi ataupun jasa-jasa konsumsi. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat

    dihasilkan oleh teori konsumen antara lain adalah bagaimana reaksi konsumen dalam

    kesediaannya membeli terhadap berubahnya jumlah pendapatan yang ia peroleh, terhadap

    berubahnya harga barang yang bersangkutan.

    Fungsi utama dari barang dan jasa konsumsi adalah memenuhi kebutuhan langsung

    pemakainya. Mereka yang bertindak sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa

    konsumsi disebut konsumen (Soediyono, 1981).

    Membahas pasar dapat dimulai dengan meneliti perilaku konsumen. Apa yang

    menentukan kuantitas diminta (quantity demanded) terhadap sebuah barang, yaitu jumlah

    barang yang ingin dan mampu dibeli oleh pembeli. Kurva permintaan memperlihatkan

    bagaimana kuantitas sebuah barang yang dimnta tergantung pada harganya. Menurut

    hukum permintaan, ketika harga barang turun, kuantitas yang diminta meningkat

    (Mankiw, 2003).

    Dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa

    yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. Periode waktu

    tersebut bisa satu tahun dan keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang

    yang akan dibeli, harga barang lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain (Arsyad,

    2000).

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi adalah keputusan

    adalah soal pilihan. Keputusan meliputi pilihan Antara dua atau lebih alternatif,

    tindakan atau perilaku . Pilihan meliputi produk, merk, dealer, waktu pembelian, dan

    jumlah pembelian. Pembelian- pembelian itu digolongkan sebagai respons.

    Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen akan

    terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

    pembelian, dan kepuasan konsumen (Sumarwan, 2003).

    Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan individu,

    masyarakat kelompok, atau organisasi yang berhubungan dalam proses pengambilan

    keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang

    dapat dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 2002).

    Konsumen biasanya bersedia membeli lebih banyak jika harga turun. Sebagai

    contoh, harga yang lebih rendah dapat mendorong konsumen yang sudah membeli barang

    itu untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar lagi, dan memungkinkan pembeli lain

    yang sebelumnya tidak mampu membeli barang tersebut membeli juga.

    Teori perilaku konsumen merupakan deskripsi tentang bagaimana konsumen

    mengalokasikan pendapatan diantara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk

    memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dimana di dalam pengalokasian ini konsumen

    menetukan permintaan untuk beragam barang dan jasa. Keputusan pembelian konsumen

    akan membantu kita memahami bagaimana perubahan pendapatan dan harga

    mempengaruhi permintaan untuk barang dan jasa (Pindyck dan Rubinfeld, 2001).

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Korelasi Spearman Rank adalah bekerja dengan data ordinal dan bebas distribusi,

    maka data tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi data ordinal dalam bentuk

    rangking.

    Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

    meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua

    atau lebih variabel independen dinaik turunkan nilainy. Jadi analisis regresi ganda akan

    dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2006).

    Karakteristik (Faktor) yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

    Pembelian konsumen amat dipengaruhi karakteristik konsumen. Sebagian besar,

    pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor seperti itu, tetapi mereka harus

    memperhitungkan semuanya.

    1. Umur

    Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Umur

    berhubungan dengan selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi. Membeli juga

    dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga

    sesuai dengan kedewasaannya.

    2. Pekerjaan

    Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar

    berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan

    produk dan jasa mereka (Kotler dan Armstrong, 1996).

    3. Pendapatan

    Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau

    rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang

    yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit

    uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Jika permintaan

    terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut

    dinamakan barang normal (Normal good). Pendapatan seseorang akan mempengaruhi

    pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati

    kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat.

    4. Tingkat pendidikan

    Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan

    dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani

    (pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila

    pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik,

    tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen (Setiadi, 2003).

    Manusia adalah makhluk sosial yang dinamis, sehingga terjadi perubahan-

    perubahan yang dapat mempengaruhi kebutuhan hidupnya. Faktor- faktor yang

    mempengaruhi permintaan adalah :

    a. Harga barang itu sendiri

    Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi

    sedikit/banyaknya terhadap jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun

    ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya

    menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif

    (negatively related) dengan harga.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta seperti ini berlaku

    untuk sebagian besar barang dalam perekonomian, dan memang begitu nyata

    terjadi sehingga para ekonom menamakannya hukum permintaan (law of

    demand). Dengan menganggap hal lainnya tetap ketika harga sebuah barang yang

    diminta akan menurun.

    b. Pendapatan

    Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat.

    Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun

    kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total

    hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan

    membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap

    sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap dinamakan barang normal

    (Normal Good).

    c. Jumlah Penduduk

    Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak

    penduduk, maka jumlah permintaan akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan

    usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada di suatu

    tempat.

    d. Barang Pengganti (substitusi)

    Apabila penurunan harga barang yang satu menurunkan permintaan

    terhadap barang lain, maka kedua barang tersebut dinamakan barang substitusi

    (substitutes). Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah

    permintaan barang tersebut akan dipengaruhinya

    (Setiadi, 2003).

    Kerangka Pemikiran

    Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya.

    Konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuhnya sehingga tidak akan

    kekurangan apapun, karena tubuh yang sehat akan memudahkan konsumen dalam

    beraktifitas.

    Adapun yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung adalah harga telur

    ayam kampung, pendapatan rata-rata per bulan, jumlah tanggungan, dan harga telur ayam

    lain. Perilaku konsumen atau keputusan pembelian oleh konsumen juga dipengaruhi

    karakteristik konsumen yaitu faktor umur, pekerjaan, pendapatan dan tingkat pendidikan.

    Setelah mempertimbangkan berbagai faktor dalam membuat keputusan, akhirnya

    konsumen memutuskan untuk membeli ataupun tidak membeli.

    Apabila keputusan konsumen telah ditetapkan dengan dilakukannya pembelian

    telur ayam kampung maka telur ayam kampung tersebut dapat dikonsumsi untuk

    memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari keputusan membeli telur ayam kampung

    tersebut dapat dilihat pengaruhnya terhadap permintaan.

    Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Skema Kerangka Pemikiran

    Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

    Perilaku Konsumen

    Faktor yang mempengaruhi : 1. Harga telur

    ayam kampung 2. Pendapatan

    rata-rata/bln 3. Jumlah

    tanggungan 4. Harga telur

    ayam lain

    KARAKTERISTIK KONSUMEN :

    Faktor umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan

    KONSUMEN

    Permintaan Telur ayam kampung

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Keterangan :

    : adanya pengaruh

    : Proses pembelian

    : Adanya hubungan

    Hipotesis Penelitian

    1. Permintaan konsumen terhadap telur ayam kampung dipengaruhi oleh harga telur

    ayam kampung, pendapatan rata-rata keluarga/ bulan, jumlah tanggungan, dan harga

    telur ayam lain.

    2. a. Ada hubungan umur konsumen dengan perilaku konsumen dalam membeli telur

    ayam kampung.

    b. Ada hubungan pekerjaan konsumen dengan perilaku konsumen dalam membeli

    telur ayam kampung.

    c. Ada hubungan pendapatan konsumen dengan perilaku konsumen dalam membeli

    telur ayam kampung.

    d. Ada hubungan tingkat pendidikan konsumen dengan perilaku konsumen dalam

    membeli telur ayam kampung.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    METODE PENELITIAN

    Metode Penentuan Daerah Sampel

    Daerah penelitian kajian perilaku konsumen telur ayam kampung yaitu Kota

    Medan, dimana daerah ini merupakan kota pemasaran dan pengkonsumsi telur ayam

    kampung di Sumatera Utara. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

    beberapa Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan yang ada di Kota Medan.

    Berikut akan diuraikan beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan di kota

    Medan yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel konsumen pada saat penelitian

    berlangsung.

    Tabel 6. Jenis dan Alamat Daerah Penelitian Pasar di Kota Medan. Jenis Pasar Nama dan Alamat Pasar

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Pasar Tradisional 1. Pasar Pusat Pasar Medan di Kec. Medan Kota 2. Pasar Petisah Medan di Kec. Medan Petisah 3. Pasar Desa Lalang di Kec. Medan Sunggal 4. Pasar Sukaramai di Kec. Medan Area 5. Pasar Padang Bulan di Kec. Medan Baru

    Pasar Swalayan 1. Carrefour di Kec. Medan Petisah 2. Hypermart di Kec. Medan Kota

    Sumber : Diolah dari data BPS, Medan Dalam Angka 2006

    Tabel 6 di atas menunjukkan terdapat 2 jenis daerah penelitian pasar pada

    penelitian ini, yaitu pasar tradisional dan pasar swalayan. Penelitian untuk jenis pasar

    tradisional dilakukan di 5 pasar yang tersebar di 5 kecamatan yang berbeda yakni: Pasar

    Pusat Pasar Medan di Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Medan di Kecamatan

    Medan Petisah, Pasar Desa Lalang di Kecamatan Medan Sunggal, Pasar Sukaramai di

    Kecamatan Medan Area, dan Pasar Padang Bulan di Kecamatan Medan Baru.

    Penelitian di pasar swalayan dilakukan di 2 pasar swalayan di Kota Medan yakni:

    Carrefour di Kecamatan Medan Petisah, dan Hypermart di Kecamatan Medan Kota.

    Metode Pengambilan Sampel

    Metode penarikan sampel konsumen dilakukan dengan metode penelusuran

    (Accedental). Metode penarikan sampel, terlebih dahulu menentukan pasar menurut

    kategori pasar tradisional dan pasar swalayan. Pengambilan sampel dari konsumen yang

    sedang membeli telur ayam kampung.

    Konsumen diambil dari kelompok populasi pembeli telur ayam kampung di Kota

    Medan, yang menjadi anggota sampel sebagian dari anggota sub populasi dan tiap

    anggota kelompok populasi mempunyai probability yang sama untuk dimasukkan ke

    dalam sampel (Bungin, 2005).

    Tabel 7. Jumlah Sampel Konsumen

    23

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Jenis Pasar Jumlah Pasar

    Sampel Pasar

    Populasi Penduduk (Rumah Tangga)

    Sampel Konsumen

    Pasar Tradisional

    56 5 460.080

    60 Pasar Swalayan

    30 3

    86 8 Sumber : Diolah dari data BPS, Medan Dalam Angka 2006

    Tabel 7 di atas menunjukkan jumlah populasi konsumen telur ayam kampung di

    pasar Tradisional dan pasar Swalayan yang adalah populasi penduduk kota Medan. Dari

    seluruh populasi penduduk kota Medan diambil 60 jiwa sampel konsumen telur ayam

    kampung. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah >30 sampel sesuai dengan

    Teori Bailey yang menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik,

    ukuran sampel paling minimum 30 (Hasan, 2002).

    Metode Pengambilan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada konsumen sampel dengan

    menggunakan daftar pertanyaan/ kuisioner yang telah dibuat sebelumnya.

    Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini seperti

    Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik (BPS), serta dari

    literatur dan sumber pendukung lainnya.

    Metode Analisis Data

    Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan

    hipotesa yang akan diuji.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    1). Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Data yang

    dibutuhkan adalah harga telur ayam kampung, pendapatan rata-rata per

    Keluarga/bulan, jumlah tanggungan, harga telur ayam lain, dengan menggunakan

    rumus :

    Y = a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

    Keterangan :

    Y = Jumlah permintaan telur ayam kampung (butir/bln)

    a = Konstanta

    b = Koefisien Regresi

    X1 = Harga telur ayam kampung (Rp/Butir)

    X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln)

    X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa)

    X4 = Harga telur ayam lain (Rp/Butir)

    Pengambilan keputusan :

    Jika : th < t tabel, tolak H1 ; terima H0

    th > t tabel, tolak H0 ; terima H1

    H0 : tidak ada pengaruh

    H1 : ada pengaruh

    2). Hipotesis 2 dianalisis dengan koefisien rank spearman.

    nn

    dirs

    N

    i

    ==31

    261

    212

    rsnrsthitung

    =

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    t = /2 ; db (n-2)

    Keterangan :

    rs : Koefisien Korelasi Rank Spearman

    di : Selisih antara peringkat

    n : Jumlah sampel

    : Derajat nyata

    db : Derajat bebas

    Kriteria uji hipotesa adalah :

    Jika : th t /2 berarti terima H0 atau tidak terima H1

    th > t /2 berarti terima H1 atau tidak terima H0

    H0 : tidak ada hubungan

    H1 : ada hubungan

    Defenisi dan Batasan Operasional

    Defenisi Operasional

    1. Konsumen adalah konsumen yang tujuannya mengkonsumsi langsung telur ayam

    kampung (telur segar) untuk keluarga.

    2. Permintaan adalah jumlah telur ayam kampung yang dibeli konsumen dalam jumlah

    tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

    3. Sampel adalah konsumen yang membeli telur ayam kampung di pasar tradisional dan

    pasar swalayan.

    4. Konsumsi telur ayam kampung dihitung dalam butir/Bulan.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    5. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan

    konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.

    6. Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen individu dalam

    hal membeli dan mengkonsumsi telur ayam kampung.

    7. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang dijalani sampel.

    8. Umur adalah usia sampel pada saat penelitian berlangsung.

    Batasan Operasional

    1. Penelitian diadakan di pasar swalayan dan pasar tradisional yang menjual telur ayam

    kampung di Kota Medan.

    2. Waktu penelitian dilaksanakan tahun 2008.

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang diteliti adalah umur,

    pekerjaan, tingkat pendidikan, dan pendapatan.

    4. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yang diteliti adalah harga telur ayam

    kampung, pendapatan, jumlah tanggungan dan harga telur ayam ras.

    DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

    Deskripsi Daerah Penelitian

    Letak dan Keadaan Geografis

    Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan ibu kota dari Provinsi

    Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 20.27| 20.47| dan 980.35| -980.44| BT. Kota

    Medan berada pada ketinggian 2,5 m 37,5 m di atas permukaan laut. Menurut batas

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    administratifnya, Kota Medan berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di

    sebelah utara, selatan, barat dan timur.

    Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara

    dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan

    dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai

    Babura dan Sungai Deli.

    Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun

    Sampali berkisar antara 23,3 0C 24,4 0C dan suhu maksimum berkisar antara 30,9 0C

    33,6 0C. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2004 menurut Stasiun sampali rata-rata

    per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya 171,2 mm.

    Tata guna Tanah/Lahan

    Pola penggunaan tanah di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Penggunaan

    tanah terdiri dari bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dan sangat besar yaitu mulai

    dari bangunan pemukiman, perkantoran, pemerintahan, tempat ibadah, pusat-pusat

    perbelajaan modern, pasar-pasar tradisional, fasilitas umum, bangunan pendidikan,

    tempat rekreasi, restoran, hotel dan lahan pertanian di pinggiran kota. Kota Medan

    merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sehingga keadaan bangunan sangat padat

    dan rapat dengan jumlah penduduk yang banyak.

    Keadaan Penduduk

    a. Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan

    Penduduk Kota Medan berjumlah 2.036.185 orang dengan 460.080 rumah tangga

    yang tersebar disetiap kecamatan dan kelurahan di Kota Medan. Untuk mengetahui lebih

    28

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    jelas mengenai jumlah dan persentase penduduk kota Medan berdasarkan golongan umur

    dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7.

    Tabel 8. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006.

    Golongan

    Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

    (Jiwa) Jiwa Persen(%) Jiwa Persen(%) 0 - 4 101.775 51,52 95.778 48,48 197.553 5 - 9 101.269 51,61 94.953 48,39 196.222

    10 - 14 103.651 51,17 98.904 48,83 202.555 15 - 19 117.631 49,32 120.873 50,68 238.504 20 - 24 111.668 46,92 126.338 53,08 238.006 25 - 29 99.908 47,82 109.029 52,18 208.937 30 - 34 87.795 49,53 89.473. 50,47 177.268 35 - 39 72.206 49,66 73.186 50,34 145.392 40 - 44 62.618 50,86 60.490 49,14 123.108 45 - 49 47.771 51,52 44.961 48,48 92.732 50 - 54 32.519 50,97 31.285 49,03 63.804 55 - 59 25.591 49,94 25.652 50,06 51.243 60 - 64 20.563 49,81 20.716 50,19 41.279

    65+ 27.075 45,44 32.507 54,56 59.582 Jumlah 1.012.040 49,70 1.024.045 50,30 2.036.185

    Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006

    Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun

    2006 adalah sebanyak 2.036.185 jiwa yang terdiri dari 1.012.040 jiwa laki-laki (49,70 %)

    dan 1.024.045 jiwa perempuan (50,30 %).

    Jadi jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Dari

    Tabel 8 juga menunjukkan jumlah umur produktif (15-54 tahun) adalah sebanyak

    1.287.751 jiwa (63,25 %). Umur produktif adalah umur dimana seseorang memiliki nilai

    ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif.

    Sedangkan umur tidak produktif (0-14 tahun) sebanyak 596.330 jiwa (29,28 %) dan

    manula (>55 tahun) sebanyak 152.104 jiwa (7,47 %).

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    b. Penduduk menurut Jenis Pekerjaan

    Untuk mengetahui jumlah penduduk Kota Medan menurut jenis pekerjaan dapat

    dilihat pada Tabel 9 .

    Tabel 9. Jumlah penduduk Kota Medan menurut Jenis Pekerjaan

    No Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Pegawai Negeri 18.670 4,88 2 Pegawai Swasta 14.570 3,81 3 TNI/ POLRI 3.562 0,93 4 Tenaga Pengajar 43.551 11,38 5 Tenaga Keseehatan 2.399 0,63 6 Lain-lain 300.000 78,37

    Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006

    Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa penduduk Kota Medan yang memiliki

    pekerjaan dengan jumlah terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 43.551

    jiwa (11,08 %), pegawai negeri 18.670 jiwa (4,88 %), pegawai swasta 14.570 jiwa (3,81

    %).

    c. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

    Penduduk Kota Medan berdasarkan tingkat pendidikan terdiri dari tamat

    SD,SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada

    Tabel 10.

    Tabel 10. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 SD 412.893 21,51 2 SLTP 626.617 32,65 3 SLTA 670.597 34,94 4 Perguruan Tinggi 209.246 10,90

    Jumlah 1.919.353 100 Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling

    besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

    (SLTA) sebesar 670.597 orang (34,94%), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

    sebesar 626.617 orang (32,65%), Sekolah Dasar (SD) berjumlah 412.893 orang

    (21,51%), dan perguruan tinggi (PT) 209.246 orang (10,90%).

    Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan

    masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan.

    Sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sangat baik, hal ini dapat kita lihat dari

    kesehatan, transportasi dan pasar yang sudah cukup memadai.

    Sarana transportasi di Kota Medan sangat lengkap baik didalam kota, keluar kota

    maupun ke luar negeri. Transportasi yang tersedia yaitu darat (Bus, Angkutan Kota, dan

    Kereta Api), laut (Kapal) serta udara (Pesawat). Untuk transportasi didalam kota,

    sebagian besar masyarakat Kota Medan memanfaatkan jasa angkutan kota (angkot)

    dengan trayek yang bermacam-macam. Untuk transportasi laut, pelabuhan yang terkenal

    di Kota Medan adalah pelabuhan Belawan. Untuk transportasi udara, di Kota Medan

    terdapat bandara Polonia Medan. Untuk mengtahui lebih jelas sarana dan prasarana di

    Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 11.

    Tabel 11. Sarana dan Prasarana Kota Medan No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

    1

    Sekolah a. SD 797 b. SLTP 335 c. SLTA 322

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    d. Perguruan Tinggi 28

    2

    Kesehatan a. Puskesmas 39 b. Pustu 41 c. BPU 375 d. Rumah Bersalin 270 e. Rumah Sakit 68

    3

    Transportasi a. Jalan Baik 1.869,60 Km b. Jalan Sedang 446,15 Km c. Jalan Rusak 128,37 Km

    4 Pasar

    a. Pasar Tradisional 56 b. Pasar Swalayan 30

    Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006

    Sarana pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari Play Group, Taman

    Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan

    Tingkat Atas hingga Perguruan Tinggi. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri,

    swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota

    Medan.

    Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan

    yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu BPU 375 unit, rumah bersalin

    270 unit, rumah sakit 68 unit, pustu 41 unit dan puskesmas 39 unit yang tersebar di

    seluruh kecamatan.

    Sarana tempat ibadah di Kota Medan juga sangat memadai. Tempat-tempat ibadah

    berdiri dengan megah di setiap sudut kota sesuai dengan agama yang dianut masing-

    masing masyarakat.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Adapun tempat-tempat ibadah yang ada di Kota Medan adalah Mesjid rumah ibadah

    untuk agama Islam, Gereja sebagai rumah ibadah agama Kristen, Wihara sebagai rumah

    ibadah agama Budha dan Kuil sebagai rumah ibadah agama Hindu.

    Pasar-pasar atau pusat perbelanjaan di Kota Medan juga sangat banyak dan sangat

    cukup memadai. Pasar-pasar yang ada di Kota Medan dapat digolongkan menjadi pasar

    tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional indentik dengan bangunan-bangunan

    yang biasa saja, atau tidak terlalu megah. Sedangkan pasar swalayan identik dengan

    bangunan-bangunan yang besar dan megah.

    Karakteristik Sampel Penelitian

    Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen telur ayam kampung yang dibagi

    pada pasar tradisional dan pasar swalayan. Karakteristik konsumen sampel yang

    dimaksud adalah meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat

    pendidikan, jumlah tanggungan dan pendapatan.

    Umur

    Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya, orang akan

    merubah pola pembeliannya selama umurnya terus bertambah demikian pula pada sampel

    konsumen telur ayam kampung. Adapun keadaan umur konsumen sampel di daerah

    penelitian dapat dilihat dari Tabel 12 berikut.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Tabel 12. Distribusi Konsumen Sampel berdasarkan Kelompok Umur No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1 20-24 4 6,66 2 25-29 10 16,6 3 30-34 8 13,33 4 35-39 9 15 5 40-44 6 10 6 45-49 14 23,33 7 50-54 3 5 8 > 55 6 10

    Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari lampiran 1

    Dari Tabel 12 di atas dapat dilihat jumlah konsumen sampel yang terbesar berada

    pada kelompok umur 45-49 tahun dengan jumlah 14 orang atau 23,33 % dan yang

    terkecil pada kelompok umur 50-54 tahun dengan jumlah 3 orang atau

    5 %.

    Tingkat Pendidikan

    Pendidikan konsumen sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap

    suatu barang baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Adapun pendidikan konsumen

    sampel di daerah penelitian Kota Medan bervariasi dari SD sampai Perguruan Tinggi.

    Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah.

    Tabel 13. Tingkat Pendidikan Konsumen Sampel No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1 SD 7 11,66 2 SLTP 2 3,33 3 SLTA 25 41,66 4 Diploma 11 18,33 5 Sarjana 15 25

    Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari lampiran 1

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Dari tabel 13. di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen sampel

    rata-rata SLTA dan Pereguruan Tinggi. Untuk jumlah konsumen sampel yang terbesar

    adalah pada SLTA yaitu sebesar 25 orang atau 41,66% sedangkan terkecil berada pada

    tingkat SD yaitu sebesar 2 orang atau 3,33%.

    Jumlah Tanggungan

    Dalam membeli dan mengkonsumsi telur ayam kampung, jumlah konsumsi

    sampel juga sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya.

    Adapun jumlah tanggungan atau jumlah anggota keluarga pada daerah penelitian dapat

    dilihat pada tabel 14.

    Tabel 14. Jumlah Tanggungan Keluarga Konsumen Sampel No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (Jiwa) Jumlah(%) 1 0-2 32 53,33 2 3-5 26 43,33 3 > 6 2 3,33

    Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

    Dari Tabel 14 diatas dapat dilihat jumlah tanggungan terbanyak ada pada

    kelompok 0-2 yaitu sebanyak 32 orang (53,33%) dan yang terkecil pada kelompok > 6

    yaitu sebanyak 2 orang (3,33%).

    Pendapatan

    Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang

    diperoleh cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi.

    Pendapatan sampel konsumen telur ayam kampung di daerah penelitian bervariasi, untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15 berikut.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Tabel 15. Pendapatan Rata-Rata Keluarga per Bulan No Pendapatan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1 < Rp 900.000 12 20 2 Rp 900.000-Rp.2.000.000 25 41,67 3 > Rp 2.000.000 23 38,33

    Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

    Dari Tabel 15 di atas dapat dilihat pendapatan rata-rata konsumen sampel

    terbesar pada kelompok Rp 900.000-Rp 2.000.000/bulan yaitu sebanyak 25 orang

    (41,67%) dan yang terkecil pada kelompok < Rp 900.000/bulan yaitu sebanyak 12 orang

    (20%).

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Kampung

    Permintaan konsumen terhadap telur ayam kampung, selain telur segar juga

    bentuk olahan yaitu jamu. Permintaan telur ayam kampung dipengaruhi oleh 4 faktor

    yaitu harga, jumlah tanggungan, pendapatan, dan harga telur ayam lain.

    a. Harga

    Harga telur ayam kampung tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan tingkat

    konsumsi telur ayam kampung dari konsumen rumah tangga. Dari hasil penelitian yang

    dilakukan di Kota Medan diperoleh harga telur ayam kampung yang bervariasi per

    butirnya. Dari data diketahui pada lampiran 2, harga rata-rata telur ayam kampung

    adalah Rp 1300/Butir, harga telur ayam kampung tertinggi adalah Rp 1.700/Butir

    sedangkan yang terendah adalah Rp 1.100/Butir. Tingkat harga telur ayam kampung

    berkaitan dengan mutu telur ayam kampung dan juga tempat penjualan yaitu pada Pasar

    Swalayan dan Pasar Tradisional. Untuk Pasar Swalayan memiliki harga yang lebih mahal

    dibanding dengan Pasar Tradisional.

    b. Jumlah Tanggungan

    Jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap jumlah konsumsi telur ayam

    kampung. Dari hasil pengumpulan data pada lampiran 2, jumlah tanggungan keluarga

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    paling banyak 12 orang. Jumlah responden yang memiliki tanggungan 12 orang ada 1

    responden, dimana masing-masing konsumsinya per bulan adalah 6 butir. Walaupun

    jumlah tanggungan atau anggota keluarganya besar, tetapi konsumsi telur ayam

    kampung per bulannya rendah. Hal ini terjadi karena responden ini hanya menggunakan

    telur ayam kampung sebagai obat.

    Responden yang paling banyak mengkonsumsi telur ayam kampung adalah sebanyak 3

    responden dengan konsumsi 40 butir per bulan.

    c. Pendapatan

    Dari hasil pengujian terhadap data yang dikumpulkan diketahui bahwa

    pendapatan rata-rata keluarga berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam

    kampung. Berdasarkan data yang dikumpulkan, konsumen sampel memiliki pendapatan

    rata-rata sebesar Rp 3.100.000/bulan dimana pendapatan rata-rata keluarga tertinggi Rp

    10.000.000/bulan dan yang terendah adalah Rp 750.000/bulan.

    Pengujian Statistik

    Berikut ini adalah pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

    konsumen.

    Tabel 16. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Telur Ayam Kampung

    Variabel Koef. Regresi Std.Error Th Signifikan X1 0.004 0.008 0.466 Tn X2 0.000 0.000 8.904 * X3 -0.147 0.433 -0.340 Tn X4 -0.027 0.041 -0.657 Tn

    Constant 25.738 30.466 0.845 R2 = 0,625 F.Ratio = 22,884 F (0,05) = 2,37

    T (0.05) = 1,675

    Sumber : Diolah dari hasil analisis regresi pada Lampiran 7

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Keterangan :

    Tn = Tidak nyata

    * = Nyata

    Berdasarkan tabel 16 di atas didapat sebuah persamaan :

    Y = 25,738+ 0,004 X1 +0,000 X2 - 0,147 X3 -0,027 X4

    Keterangan :

    Y = Jumlah permintaan telur ayam kampung (Butir/bln)

    X1 = Harga telur ayam kampung (Rp/Butir)

    X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln)

    X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa)

    X4 = Harga telur ayam lain (Rp/Butir)

    Dari hasil regresi dapat diketahui :

    1. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa secara serempak faktor-faktor yang

    mempengaruhi permintaan telur ayam kampung (harga telur ayam kampung, jumlah

    tanggungan, pendapatan rata-rata keluarga, harga telur ayam lain) memberikan

    pengaruh yang nyata terhadap permintaan telur ayam kampung setiap bulannya. Hal

    ini disimpulkan berdasarkan harga F-hitung yang didapatkan sebesar 25,738

    sedangkan F(0,05) adalah sebesar 2,37. Dalam pengambilan keputusan diketahui

    bahwa apabila F-hitung > F-tabel berarti H0 ditolak, berarti ada pengaruh nyata

    faktor-faktor permintaan telur ayam kampung terhadap permintaan telur ayam

    kampung.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    2. Dari hasil analisis regresi diatas dapat juga dilihat bahwa secara parsial faktor-faktor

    yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung, penjelasannya adalalah sebagai

    berikut :

    a. Secara parsial nilai t-hitung harga telur ayam kampung (0.466) lebih kecil dari nilai

    t-tabel (1,675) pada taraf kepercayaan 95% yang berarti harga telur ayam kampung

    tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam kampung.

    b. Pada variabel pendapatan rata-rata keluarga nilai t-hitung (8,904) lebih besar dari

    nilai T-tabel (1,675) pada taraf kepercayaan 95% yang berarti pendapatan konsumen

    berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam kampung. Hal ini

    disebabkan karena semakin tinggi pendapatan konsumen maka akan semakin tinggi

    pula peluang konsumen untuk mengkonsumsi telur ayam kampung. Ini sesuai dengan

    teori yang ada bahwa pendapatan berpengaruh nyata terhadap peningkatan konsumsi.

    Pendapatan konsumen akan mempengaruhi pilihan produk. Tingkat penghasilan

    konsumen sangat berkaitan erat dengan keputusan konsumen dalam membeli suatu

    produk.

    c. Untuk variabel jumlah tanggungan nilai t-hitung (-0,340 ) lebih kecil dari t-tabel

    (1,675) pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti bahwa jumlah tanggungan keluarga

    tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam kampung.

    d. Untuk variabel harga telur ayam lain nilai t-hitung (-0,657 ) lebih kecil dari t-tabel

    (1,675) pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti bahwa harga telur ayam lain

    berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam kampung.

    3. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,236 yang berarti bahwa

    model regresi yang di peroleh dapat menjelaskan keragaman variabel terikat

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    (permintaan telur ayam kampung) sebesar 62,5%, sedangkan sisanya sebesar 37,5%

    di terangkan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini, misalnya selera,

    hari raya/ libur, dan lain-lain.

    Tabel 17. Skor harapan Perilaku Konsumen

    Parameter Skor Harapan Skor Perilaku Konsumen Keterangan (%)

    1 1-5 3,466667 21,42 2 1-5 3,016667 18,64 3 1-5 2,416667 14,93 4 1-5 3,966667 24,51 5 1-5 3,383333 20,90

    Jumlah 5-25 16,18333 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 3 dan 9

    Untuk melihat tinggi atau rendahnya perilaku konsumen dapat dilihat dari skor

    harapan 5 parameter (lihat lampiran 3) yakni berkisar antara 5-25, dimana apabila: skor

    5-11 maka perilaku konsumen rendah, 12-18 perilaku konsumen sedang, dan 19-25

    perilaku konsumen tinggi.

    Tabel 18. Frekuensi Konsumen Menurut Perilaku Konsumen

    Pasar Skor Perilaku Konsumen Jumlah (%) Rendah Sedang Tinggi Tradisional 2 (3,3%) 39 (65%) 14 (23,33%) 55 (91,7%) Swalayan 3 (5%) 1 (1,66%) 1 (1,66%) 5 (8,3%) Jumlah 5 (8,3%) 40 (66,66%) 15 (24,99%) 60 (100%)

    Sumber : Data diolah dari lampiran 3

    Hubungan Umur, pekerjaan, Pendapatan dan Tingkat pendidikan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung a.Hubungan Umur dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung

    Umur konsumen merupakan salah satu faktor pribadi yang memiliki kaitan erat

    dengan cara pandang dan cara berpikir dalam menentukan suatu keputusan.

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank spearman

    pada lampiran 5 yaitu :

    Diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0.647 dan nilai t hitung = 6,45. Oleh karena itu

    t hitung = 6,45 > t tabel (/2 0,025) = 2,010 berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

    hubungan antara umur dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung.

    Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan umur dengan perilaku

    konsumen dalam membeli telur ayam kampung diterima.

    b.Hubungan Pekerjaan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung

    Pekerjaan konsumen dapat mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.

    Dengan demikian konsumen diidentifikasi dari pekerjaan mereka, yang mempunyai

    minat terhadap telur ayam kampung.

    Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank spearman pada

    lampiran 8 yaitu diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0,616 dan nilai t hitung = 5,95. Oleh

    karena itu t hitung = 5,95 > t tabel (/2 0,025) = 2,010 berarti H0 diterima dan H1 diterima,

    artinya terdapat hubungan antara pekerjaan dengan perilaku konsumen dalam membeli

    telur ayam kampung. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan

    pekerjaan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung diterima.

    c. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung

    Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank spearman

    pada lampiran 7 yaitu diperoleh koefisien korelasi (rs) = -0,099 dan nilai t hitung = -

    0,757. Oleh karena itu t hitung = -0,757 < t tabel (/2 0,025) = 2,010 berarti H0 diterima dan H1

    ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan perilaku konsumen

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    dalam membeli telur ayam kampung. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat

    hubungan pendapatan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung

    ditolak.

    d. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung Tingkat pendidikan menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual

    yang muncul dari pengalaman. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki konsumen akan

    menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan dalam mengambil keputusan.

    Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank spearman

    yaitu :

    Pada lampiran 6 diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0,472 dan nilai t hitung =

    4,075. Oleh karena itu t hitung = 4,075 > t tabel (/2 0,025) = 2,010 berarti H0 ditolak dan H1

    diterima, artinya terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen

    dalam membeli telur ayam kampung. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat

    hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam

    kampung diterima.

    Perkembangan Permintaan Konsumen

    Usaha peternakan ayam kampung petelur masih sangat sederhana dan belum

    dikomersilkan.

    Dari data pada tabel 2, dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 produksi meningkat,

    sedangkan pada tahun 2005 produksi menurun. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor

    seperti iklim, pemberian makanan yang kurang tepat, adanya serangan hama penyakit

    yang disebabkan virus flu burung atau terjadinya kesalahan dalam pencatatan data dan

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    sebagainya. Pada tahun 2006 produksi telur ayam kampung bertambah dari produksi

    tahun 2005.

    Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan penjual telur ayam kampung,

    diketahui bahwa jumlah telur ayam kampung yang dibeli dari pedagang cukup memenuhi

    jumlah yang dibutuhkan konsumen. Sering sekali jumlah telur ayam kampung yang

    sedikit membuat harga telur ayam kampung naik.

    Untuk melihat perkembangan permintaan konsumen dapat juga dilihat dari

    jumlah rata-rata konsumsi telur ayam kampung pada tabel 3.

    Jika dilihat dari Tabel 3, tahun 2003, tercatat konsumsi telur per kapita adalah

    sebesar 1,59 kg/kapita/tahun, sedangkan pada tahun 2006 telah menurun menjadi 1,31

    kg/kapita/tahun.

    Tabel 19. Permintaan Telur Ayam Kampung Tahun 2008

    Pasar Jumlah Permintaan(Butir/Bln) Persentase (%)

    Tradisional 1031 92,14 Swalayan 88 7,86

    Total 1119 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 2 Manfaat telur ayam kampung, yang semakin banyak di ketahui oleh masyarakat

    menambah minat banyak orang untuk mengkonsumsi telur ayam kampung. Hasil olahan

    telur ayam kampung sekarang ini sangat digemari dalam bentuk jamu, telur ayam

    kampung menjadi salah satu campuran jamu. Selain itu, telur ayam kampung sering

    dijadikan campuran obat tradisional. Untuk memenuhi permintaan pasar lokal jumlah

    produksi telur ayam kampung mencukupi. Telur ayam kampung memiliki prospek untuk

    menjadi komoditi ekspor tetapi produksi yang masih sedikit hanya mampu untuk

  • Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009

    memenuhi pasar lokal saja. Apabila memasuki pasar nasional/ekspor perlu dilakukan

    pengembangan usaha terlebih dahulu atau memperbaiki produktifitas usaha peternakan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :

    7. Permintaan telur ayam kampung secara serempak dan signifikan dipengaruhi oleh 4

    faktor yaitu harga, jumlah tanggungan, pendapatan, dan harga telur ayam lain.

    8. Secara parsial permintaan telur ayam kampung tidak dipengaruhi oleh harga,

    jumlah anggota keluarga, harga telur ayam lain, tetapi dipengaruhi oleh pendapatan.

    9. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku konsumen dalam

    membeli telur ayam kampung.

    10. Terdapat hubun