Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEPUASAN MUSTAHIK ATAS PENDAYAGUNAAN DANA
ZAKAT PADA PROGRAM KESEHATAN DI RUMAH SEHAT
BAZNAS JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
Nur Awaliyah Musfirah
NIM : 1113086000064
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN
MUSTAHIK ATAS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA
PROGRAM KESEHATAN DI RUMAH SEHAT BAZNAS JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh
Nur Awaliyah Musfirah
NIM: 1113086000064
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Burhanuddin Yusuf, MM., MA RR.Tini Anggraeni,ST.,M.Si
NIP. 19540618 198103 1 005 NUPN. 992010003 01
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin Tanggal 10 Bulan April Tahun 2017 telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas mahasisiwa:
1. Nama : Nur Awaliyah Musfirah
2. NIM : 1113086000064
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Mustahik Atas Pendayagunaan Dana Zakat Pada Program Kesehatan
di Rumah Sehat Baznas Jakarta
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 April 2017
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 26 Juli 2017 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas Mahasiswa :
1. Nama : Nur Awaliyah Musfirah
2. NIM : 1113086000064
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kepuasan Mustahik Atas Pendayagunaan Dana Zakat Pada Program
Kesehatan Di Rumah Sehat Baznas”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur Awaliyah Musfirah
No. induk Mahasiswa : 1113086000064
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkannya.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin dari pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 19 Juni 2017
Yang menyatakan
( Nur Awaliyah Musfirah )
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
INDENTITAS DIRI
Nama : Nur Awaliyah Musfirah
Tempat, Tanggal Lahir : Riau, 17 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Raya Pondok Aren No.127 RT 03 RW 01,
Tangerang Selatan, Banten
Agama : Islam
Telphon : 0813 8238 4336
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
2000 – 2001 : TK Muma 05 Pondok Aren
2001 – 2007 : SDN Pondok Aren 04
2007 – 2010 : MTs Al-Mawaddah Ponorogo
2010 – 2013 : MA Al-Mawaddah Ponorogo
2013 – 2017 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs. H. Muhaimin Abduh
Tempat, Tanggal Lahir : Bone, 17 Juli 1962
Pekerjaan : Wiraswata
2. Ibu : Dra. Hj. Siarmah
Tempat, Tanggal Lahir : Riau, 21 Mei 1970
vi
Pekerjaan : Guru
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota HMI 2014
2. HMJ Ekonomi Syariah periode 2016
vii
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the factors that affect the
satisfaction of the case study mustahik at RS Baznas Jakarta. The dependent
variable in this study is the satisfaction of mustahik, while the independent
variable is tangibles, the emphaty, the reliability, the responsiveness and the
asurance.
This study uses purposive sampling with 100 respondents mustahik RS
Baznas Jakarta. This research uses quantitative analysis method and multiple
linear regression with SPSS version 22.0 software.
The findings of this study indicate that tangibles and assurance have a
positive effect on the satisfaction of mustahik. While emphaty, reliability and
responsiveness do not affect the satisfaction of mustahik. The findings of this study
also show that simultaneous the physical form, caring, reliability and assurance
have an effect on the satisfaction of mustahik.
Keywords: satisfaction mustahik, zakah, health.
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan mustahik studi kasus pada RS Baznas Jakarta. Variabel
dependen pada penelitian ini adalah kepuasan mustahik, sedangkan variabel
independen adalah wujud fisik, kepedulian, kehandalan, daya tanggap dan
jaminan.
Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan 100 responden
mustahik RS Baznas Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode analisis
kuantitatif serta regresi linier berganda dengan software SPSS versi 22.0.
Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa wujud fisik dan
jaminan berpengaruh positif terhadap kepuasan mustahik. Sedangkan kepedulian,
kehandalan dan daya tanggap tidak berpengaruh terhadap kepuasan mustahik.
Hasil temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara simultan wujud fisik,
kepedulian, kehandalan dan jaminan berpengaruh terhadap kepuasan mustahik.
Kata kunci : kepuasan mustahik, zakat, kesehatan.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat beserta salam tak lupa penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan ke zaman ketauhidan dan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Atas kehendak Allah SWT dan kerja keras akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepuasan Mustahik Atas Pendayagunaan Dana Zakat Pada Program
Kesehatan”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan, dan
doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini,
kepada :
1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, MM., MA selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan bantuan baik waktu, saran maupun ilmu yang
bermanfaat kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
3. Ibu RR.Tini Anggraeni,M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bantuan baik waktu, saran, maupun ilmu yang bermanfaat
kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Ali Rama, SE, M.Ec selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan masukan terkait dengan perkuliahan sehingga
penulis dapat menyeleseikan perkuliahan dengan baik.
x
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE.,M.Si selaku ketua jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang selalu memberikan arahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Terima Kasih kepada Bapak/Ibu Dosen tercinta, yang telah mencurahkan
dan mengamalkan ilmu yang tak ternilai hingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membantu selama perjalanan akademis ini, mudah-mudahan segala
kebaikan Bapak-Ibu dibalas oleh Allah SWT. Amin.
8. Kedua orang tua, Ayahanda Drs.H.Muhaimin Abduh dan Ibunda
Dra.Hj.Siarmah yang senantiasa selalu memberi semangat, dan do‟a di
setiap harinya, dan juga memberikan kasih sayang yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Ketiga adikku Achmad Rizqi Reza, Muniratuz Zahriyah dan Achmad
Habibi Muhsi yang selalu menyemangati serta mendo‟akan penulis selama
pengerjaan skripsi ini.
10. Terima kasih kepada seluruh Staf dan Pegawai BAZNAS maupun RS
Baznas Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari data dan juga
terselesaikannya skripsi ini.
11. Teman-teman mahasiswa/i Ekonomi Syariah angkatan 2013. Dan rekan-
rekan KKN 064 2016 Universitas Islam Negeri Jakarta.
12. Semua Pihak yang belum disebut diatas, terima kasih atas segala bantuan
selama proses penulisan skripsi ini.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk tercapainya penulisan skripsi yang lebih baik lagi.
Jakarta, 19 Juni 2017
Nur Awaliyah Musfirah
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .........................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v
ABSTRACT .............................................................................................................. vii
ABSTRAK .............................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................... … ................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ……………… .......................................................... 8
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 9
E. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 9
F. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 13
A. Landasan Teori ............................................................................................ 13
1. Konsep Kepuasan .................................................................................. 13
2. Konsep Zakat ........................................................................................ 19
xiii
3. Pendayagunaan Zakat............................................................................ 35
4. Kesehatan .............................................................................................. 41
B. Keterkaitan Antar Vaiabel ........................................................................... 44
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 47
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 55
D. Hipotesis .................................................................................................... 57
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 59
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 59
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................... 59
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 61
D. Tehnik Pengolahan Data ............................................................................. 62
E. Metode Analisis Data .................................................................................. 63
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 63
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 64
3. Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................... 66
F. Operasional Variabel ................................................................................... 67
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 74
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 74
B. Deskripsi Responden ................................................................................... 84
1. Responden berdasarkan Jenis Kelamin ................................................. 84
2. Responden berdasarkan Usia Responden ............................................. 85
3. Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................................... 86
4. Responden berdasarkan Pekerjaan ....................................................... 87
5. Responden berdasarkan Frekuensi Berobat .......................................... 89
C. Analisis dan Pembahasan ............................................................................ 90
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 90
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 97
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 102
xiv
4. Uji Regresi Linier Berganda ............................................................... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 109
A. Kesimpulan .............................................................................................. 109
B. Saran ......................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 114
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 47
Tabel 3.1 Operasional Variabel............................................................................... 68
Tabel 3.2 Skala Likert ............................................................................................. 73
Tabel 4.1 Dokter Spesialis RSB Jakarta ................................................................. 79
Tabel 4.2 Jumlah Staf RSB Jakarta ......................................................................... 83
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 84
Tabel 4.4 Usia Responden....................................................................................... 85
Tabel 4.5 Pendidikan Terkahir Responden ............................................................. 86
Tabel 4.6 Pekerjaan Responden .............................................................................. 88
Tabel 4.7 Frekuensi Berobat Responden ................................................................ 89
Tabel 4.8 Uji Validitas Wujud Fisik ....................................................................... 91
Tabel 4.9 Uji Validitas Kepedulian ......................................................................... 91
Tabel 4.10 Uji Validitas Kehandalan ...................................................................... 92
Tabel 4.11 Uji Validitas Daya Tanggap .................................................................. 92
Tabel 4.12 Uji Validitas Jaminan ............................................................................ 93
Tabel 4.13 Uji Validitas Kepuasan Mustahik ......................................................... 93
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Wujud Fisik ................................................................. 94
Tabel 4.15 Uji Reliabilitas Kepedulian ................................................................... 95
Tabel 4.16 Uji Reliabilitas Kehandalan .................................................................. 95
Tabel 4.17 Uji Reliabilitas Daya Tanggap .............................................................. 96
xvi
Tabel 4.18 Uji Reliabilitas Jaminan ........................................................................ 96
Tabel 4.19 Uji Reliabilitas Kepuasan Musathik ..................................................... 97
Tabel 4.20 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ................................................ 99
Tabel 4.21 Uji Multikolinieritas ............................................................................ 100
Tabel 4.22 Uji F (Uji Signifikan secara Simultan) ............................................... 102
Tabel 4.23 Uji t (Uji Signifikan secara Parsial) .................................................... 102
Tabel 4.24 Uji Koefisien Determinasi .................................................................. 105
Tabel 4.25 Uji Regresi Linier Berganda ............................................................... 106
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data mustahik RSB Jakarta tahun 2017 ................................................ 6
Gambar 2.1 Konsep Adil dalam Pendistribusian Zakat .......................................... 34
Gambar 2.2 Potensi Zakat Nasional ........................................................................ 37
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 56
Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSB Jakarta ......................................................... 82
Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden ................................................................... 85
Gambar 4.3 Usia Responden ................................................................................... 86
Gambar 4.4 Pendidikan Terkahir Responden ......................................................... 87
Gambar 4.5 Pekerjaan Responden .......................................................................... 88
Gambar 4.6 Frekuensi Berobat Responden ............................................................. 90
Gambar 4.7 Uji Normalitas ..................................................................................... 98
Gambar 4.8 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 101
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 116
Lampiran 2 Tabulasi Data ..................................................................................... 120
Lampiran 3 Uji Validitas Data .............................................................................. 130
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna diturunkan oleh Allah swt ke
muka bumi untuk menjadi rahmatan lil „alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Islam mengatur tatanan hidup dengan sempurna, tidak hanya mengatur
masalah ibadah seseorang kepada Allah swt, tetapi juga mengatur masalah
muamalah yaitu mengatur hubungan sesama manusia, hubungan manusia
dengan makhluk lain dan dengan alam sekitarnya, seperti sosial budaya,
pertanian, teknologi, tidak terkecuali didalam bidang ekonomi, hal ini
dikarenakan ekonomi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak
dapat dipisahkan, namun bukanlah merupakan tujuan akhir dari kehidupan ini
melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
Dalam perekonomian konvensional tidak memiliki mekanisme
transfer pendapatan wajib yang ada hanyalah pajak yang sifatnya tidak kekal
dapat berubah seiring dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah,
maka dari itu Islam memiliki instrumen fiskal yaitu zakat sebagai rukun islam
yang juga merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk
membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya.
Zakat merupakan sumber sosial ekonomi Islam yang disyariatkan
oleh Allah swt, ini terbukti surat-surat dalam Al-Qur‟an telah menjelaskan
secara detail berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw.
2
Salah satu ayat yang mewajibkan umat Islam untuk berzakat terdapat didalam
surat At-Taubah[9] ayat 103 yang berbunyi;
رىم وت زك يع يهم با وصل عليهم إن صلتك سكن لم خذ من أموالم صدقة تطه واللو س
عليم
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikanmereka dan berdo‟alah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Dan dalam beberapa ayat Al-Qur‟an ada yang menyandingkan
perintah kewajiban sholat dengan zakat. Hal ini menegaskan adanya kaitan
antara ibadah shalat dan zakat. Jika shalat berdimensi vertikal-ketuhanan,
maka zakat merupakan ibadah yang berdimensi horizontal-kemanusiaan.
Salah satu ayat tersebut terdapat pada surah Al-Baqarah[2] ayat 43 yang
berbunyi;
وأقيموا الصلة وآتوا الزكاة واركعوا مع الراكعي
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku”.
Zakat juga merupakan media yang tepat untuk menghubungkan antara
yang kaya dan miskin. Karena pada dasarnya zakat merupakan harta dari
orang yang mampu yang dibebankan kewajiban oleh agama Islam lalu
dibagikan kepada mustahik untuk memenuhi kebutuhan mustahik. Zakat
bukan saja sekedar kebaikan hati orang kaya kepada orang miskin, tetapi
3
zakat merupakan hak Allah dan hak orang miskin yang Allah titipkan melalui
orang-orang kaya, sehingga zakat wajib dikeluarkan.
Peran zakat memang sangat dibutuhkan mengingat kesenjangan
pendistribusian pendapatan yang semakin besar, yang berujung kepada
tingkat kemiskinan yang tinggi pada suatu negara. Lisnawati et,al (2013)
Kemiskinan yang merupakan masalah krusial dan menjadi indikator penting
dalam menentukan keberhasilan suatu negara. Masalah ini merupakan
masalah yang kompleks yang juga menjadi akar permasalahan lainnya seperti
kriminalitas, gizi buruk, kebodohan, kesehatan rendah dan lain-lain yang juga
berujung terhambatnya pembangunan di suatu negara
Kemiskinan juga sangat rentan terhadap religiusitas seseorang, tidak
sedikit masyarakat yang berada dikalangan bawah melakukan berbagai cara
agar dirinya dapat menjadi kaya padahal mereka tidak tahu cara yang mereka
lakukan berdasarkan syariat Islam atau tidak, oleh karena itu Islam sangat
memperhatikan masalah kemiskinan. Menurut Nurul Huda et,al (2015)
kemiskinan merupakan permasalahan klasik yang setiap waktu senantiasa
dihadapi oleh setiap negara di dunia ini, baik negara yang tergolong kaya
ataupun sebaliknya.
Salah satu masalah yang ditimbulkan oleh kemiskinan adalah masalah
kesehatan. Kemiskinan juga menjadi sebab bagi berbagai kondisi kekurangan
gizi dan salah gizi. Oleh karena itu, masalah kesehatan untuk golongan
ekonomi lemah merupakan masalah besar yang perlu ditangani serius oleh
4
Negara. Kesehatan masyarakat merupakan bagian yang cukup penting dalam
kehidupan masyarakat. Usaha untuk mewujudkan hal tersebut merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Kesehatan adalah hak seluruh lapisan masyarakat, baik yang kaya
maupun miskin, muda maupun tua. Masyarakat yang berada pada lapisan
menengah keatas mungkin tidak akan mengalami kesulitan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, akan tetapi masyarakat yang berada pada
lapisan bawah pasti akan merasakan sulitnya untuk mendapatkan biaya, ini
disebabkan karena biaya kesehatan atau berobat yang semakin mahal.
Disinilah peran dana zakat sangat diperlukan sebab mengeluarkan
zakat merupakan bukti solidaritas kaum mampu terhadap para fakir yang
membutuhkan. Karena derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih
rendah tersebut diakibatkan pendapatan yang mereka miliki tidak cukup
sehingga berakibat terhadap sulitnya memperoleh akses terhadap pelayanan
kesehatan.
Potensi baik BAZ maupun LAZ sangatlah besar dalam membantu
Indonesia keluar dari masalah kemiskinan, mengingat Indonesia sebagai
negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar didunia. Potensi tersebut
sebaiknya dapat disadari oleh pemerintah dan segenap masyarakat Indonesia
sebagai salah satu instrumen dalam merealisasikan pengentasan kemiskinan.
Dengan segala potensi dan nilai strategis zakat sebagai instrumen
5
pengentasan kemiskinan, mekanisme pengelolaan badan zakat maupun
pengelolaan dana zakat harus mendapat perhatian.
Pada era modern saat ini, dana zakat tidak hanya didayagunakan
untuk konsumsi para mustahik saja dan akan habis dengan begitu saja.
Lembaga zakat seperti Baznas mendayagunakan dana zakat yang diperoleh
dari muzakki dengan membangun sarana-sarana publik yang dapat digunakan
serta dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Kesuksesan zakat sebagai instrumen pengentasan kemiskinan
tentunya tidak dapat dilepaskan dari program-program yang telah disusun
melalui manajemen zakat yang baik. Implementasi manajemen zakat dalam
suatu program pengentasan kemiskinan tentunya erat kaitanya dengan
manajemen secara umum.
Rumah sehat Baznas atau biasa disebut RSB merupakan bagian dari
Lembaga Badan Amil Zakat Nasional yang memiliki program khusus
dibidang kesehatan yang memberikan pelayanan cuma-cuma atau ditujukan
gratis untuk mustahik, khususnya fakir miskin. (Baznas :2017) Semua dana
operasional untuk pelayanan tersebut didapatkan dari zakat, karena itu RS
Baznas memberlakukan sistem kepesertaan dengan mekanisme membership
atau keanggotaan yang didapatkan dari hasil survei dan wawancara untuk
memastikan bahwa pasien yang berobat dan dilayani adalah masyarakat
miskin atau kaum dhuafa yang termasuk dalam golongan yang berhak berhak
mendapatkan zakat. Hal ini untuk memastikan agar sebesar mungkin
6
operasional pelayanan tersasar sesuai target dhuafa yang berhak
menerimanya.
Sebagaimana diketahui bahwa Rumah Sehat Baznas Jakarta
merupakan salah satu Rumah Sakit khusus kaum dhuafa yang tidak
membebankan biaya apapun kepada pasiennya. Jumlah pasien yang berobat
di Rumah Sehat Baznas mengalami peningkatan maupun penurunan tiap
bulan sebagaimana terlihat dalam diagram berikut.
Gambar 1.1
Data mustahik RSB Jakarta tahun 2017
Berdasarkan dengan diagram diatas, dengan pelayanan gratis yang
diberikan oleh RSB maka perlu diteliti seberapa besar kepuasaan yang
dirasakan mustahik atau pasien RSB, mengingat dimana pelayanan gratis
biasanya kualitas mutu yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas
yang diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia
merupakan elemen yang berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang
januari,
85
februari,
191
maret,
104
april, 212
7
dihasilkan dan dipersepsikan pasien, karena pelayanan yang optimal
berdampak kepada kesembuhan pasien.
Masyarakat selalu mengharapkan agar pelayanan rumah sakit, baik
milik pemerintah maupun swasta dapat memberikan pelayanan yang baik dan
memuaskan bagi setiap pengguna yang memanfaatkannya. Pasien
menginginkan fasilitas yang baik dari rumah sakit, keramahan pihak rumah
sakit, serta ketanggapan, kemampuan, dan kesungguhan para petugas rumah
sakit, Dengan demikian pihak rumah sakit dituntut untuk selalu berusaha
meningkatkan layanan kepada pasien.
Karena hakikat dasar dari Rumah Sakit adalah pemenuhan kebutuhan
dan tuntutan pasien yang mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya
pada rumah sakit, maka kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan
yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Kepuasan dimulai dari penerimaan
terhadap pasien dari pertama kali datang, sampai pasien meninggalkan rumah
sakit. Faktor yang dapat mendukung kepuasan pasien adalah lengkapnya
peralatan medis, kebersihan rumah sakit, kehandalan serta kepandaian dokter
maupun perawat.
Dengan besarnya potensi dana zakat yang dikelola oleh Baznas pada
program kesehatan serta dengan tujuan untuk mensejahterakan mustahik,
maka penulis tertarik untuk mengamati dan menganalisa lebih jauh tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan mustahik atas pendayagunaan
8
zakat program kesehatan. Oleh karena itu penelitian ini akan mengangkat
judul:
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KEPUASAN MUSTAHIK ATAS PENDAYAGUNAAN
DANA ZAKAT PADA PROGRAM KESEHATAN DI RUMAH SEHAT
BAZNAS JAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan tentang
pendayagunaan dana zakat sebagai sarana mencapai kesejahteraan
masyarakat, maka identifikasi dalam penelitian ini meliputi :
1. Pendayagunaan dan strategi untuk mengoptimalkan pengelolaan zakat di
Baznas pada program kesehatan
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepuasan mustahik pada program
kesehatan
3. Keberhasilan distribusi zakat yang dilakukan Baznas sebagai upaya
mencapai kesejahteraan mustahik
Selain ini tentunya masih banyak persoalan yang kerap kali muncul
dan perlu untuk di identifikasi.
C. Pembatasan Masalah
Karena luasnya cakupan masalah zakat dan untuk memudahkan
penelitian maka skripsi ini akan dibatasi pada: pendayagunaan dana zakat
9
pada program kesehatan. Sementara pembatasan pada program kesehatan
yaitu para mustahik yang mendapatkan dana zakat pada poli umum di Rumah
Sehat Terpadu Baznas.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan mustahik seperti
kualitas jasa pelayanan berupa wujud fisik (tangibles) (x1), kepedulian
(emphaty) (x2), kehandalan (reliability) (x3), daya tanggap (responsiveness)
(x4), dan jaminan (assurance) (x5) diharapkan mampu meningkatkan
kepuasan mustahik penerima zakat. Oleh karena itu masalah penelitian ini
adalah menganalisis faktor-faktor kualitas pelayanan program kesehatan
terhadap kepuasan mustahik.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh wujud fisik, kepedulian, kehandalan, daya tanggap
dan jaminan secara simultan dan parsial terhadap kepuasan mustahik
Rumah Sehat Baznas?
2. Berapa besar pengaruh variabel wujud fisik, kehandalan, daya tanggap,
jaminan dan kepedulian mempengaruhi kepuasan mustahik Rumah Sehat
Baznas?
E. Tujuan Penulisan
Secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
jawaban dari pokok permasalahan diatas yaitu:
10
1. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan dan parsial wujud fisik,
kehandalan, daya tanggap, jaminan dan kepedulian terhadap kepuasan
mustahik.
2. Mengetahui besar pengaruh variabel wujud fisik, kehandalan, daya
tanggap, jaminan dan kepedulian terhadap kepuasan mustahik.
F. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi ilmu Ekonomi Syariah, khususnya di bidang zakat, infak dan
shodaqoh, baik yang berkaitan dengan akademik teoritik maupun secara
prakteknya, serta memberikan informasi dan kontribusi bagi kalangan
intelektual, pelajar, praktisi, akademisi, institusi dan masyarakat umum
yang ingin mengetahui seberapa optimal pendayagunaan dana zakat yang
dikelola Baznas pada program kesehatan.
2. Secara Praktis
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi lembaga
zakat dalam menyusun kebijakan program sehingga dengan adanya
pengelolaan zakat, infak dan shodaqoh dengan baik, maka zakat akan dapat
dilaksanakan secara tepat guna memberantas kemiskinan.
3. Kebijakan
11
Penelitan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan
bahan masukan untuk Baznas maupun lembaga pengelola zakat lainnya
dalam mengambil kebijakan pengelolaan dana zakat.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan penulis
tentang penyaluran serta pendayagunaan dana zakat dalam meningkatkan
taraf ekonomi masyarakat. Serta dapat menjadi bahan evaluasi bagi
muzakki untuk memberikan zakatnya.
G. Sistematika Penulisan
Mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini penulis membaginya
dalam lima bab yang secara garis besar sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, identifikasi masalah,
teknik penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang berkaitan dengan
masalah penelitian, meliputi : Konsep kepuasan. Pengertian, dalil, tujuan,
hikmah dan mustahik zakat, serta pendayagunaan zakat. Dan uraian konsep
kesehatan.
12
BAB III : GAMBARAN UMUM RS BAZNAS
Dalam bab ini penulis memaparkan gambaran secara umum mengenai
Baznas diantaranya sejarah berdirinya RS Baznas, visi dan misi serta
program kerja untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.
BAB IV : ANALISIS PENELITIAN
Dalam bab ini berisi mengenai pengelolaan dana zakat pada program
kesehatan. Serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kepuasan mustahik pada program kesehatan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini, penulis menarik kesimpulan dari bab-bab sebelumnya,
serta beberapa saran bersifat membangun yang berkaitan langsung maupun
tidak langsung dengan objek penelitian ini. Selanjutnya, daftar pustaka dan
lampiran-lampiran yang diperlukan serta berkaitan dengan penulisan skripsi
ini.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Kepuasan
Fandy (2007) Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin
“satis” artinya cukup baik dan “facio” melakukan atau membuat. Secara
sederhana kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau
membuat seseuatu memadai.
Menurut beberapa pakar dunia mendefinisikan kepuasan yaitu:
a. Oliver (1981) kepuasan merupkan evaluasi terhadap surprise yang
inheren atau melekat pada pemerolehan produk dan pengalaman
konsumsi.
b. Westbrook dan Reilly (1983) kepuasan adalah respon emosional
terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk atau
jasa tertentu.
c. Cadotte, et al (1987) mengemukakan kepuasan sebagai perasaan
yang timbul sebagai hasil evaluasi terhadap pengalaman pemakaian
produk atau jasa.
d. Kolter (2000) dalam buku teks standar Marketing Management
mendifinisikan kepuasan yaitu tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan
dengan harapannya.
14
Sehingga dapat didefinisikan kepuasan merupakan tanggapan atau
reaksi yang timbul dari hasil kualitas yang didapat dan dirasakan dari
pemakaian suatu jasa pelayanan atau produk.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan
karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak
aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu
tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya,
sebaliknya semakin sedikit aspek-aspek dalam perkerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu, maka semakin rendah tingkat kepuasan yang
dirasakannya.
Kepuasan seorang pelanggan tidak terlepas dari kualitas yang
diberikan oleh perusahaan-perusahaan yang terkait. Kualitas berfokus pada
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta ketepatan penyampaian
untuk mengimabangi harapan pelanggan. Menurut Wyckof (1988) kualitas
jasa merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan
pengendalian atas keunggulan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sentot Imam (2010) untuk jasa tidak berwujud, konsumen
umumnya menggunakan atribut untuk mengukur kepuasan, seperti berikut:
a. Realibility yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti
kehandalan, yakni kemampuan untuk melakukan pelayanan yang
dijanjikan secara handal dan akurat.
15
b. Responsiveness yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti
daya tanggap, yaitu keinginan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat kepada pelanggan.
c. Assurance yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti
jaminan meliputi pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki.
d. Empathy yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti
kepedulian, yakni meliputi pelayanan pribadi yang diberikan kepada
pelanggan.
e. Tangibles yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti wujud
fisik, meliputi fasilitas fisik dan perlengkapan.
Sementara menurut Nina Rahmayanti (2013) dalam mengevaluasi
jasa yang bersifat intangible pelanggan umumnya menggunakan beberapa
atribut atau faktor berikut:
a. Tangibles, yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti wujud
fisik, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi.
b. Reliability, yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti
kehandalan, yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat dan memuaskan. Kriteria mutu layanan yang
paling diprioritaskan oleh anggota pelanggan yaitu sikap, empati
petugas layanan yang senantiasa memiliki tingkat kehadiran pada
waktu layanan.
16
c. Responsiveness, yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti
daya tanggap, yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat tanggap.
d. Assurance, yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti
jaminan mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau
keragu-raguan.
e. Emphaty, yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti
kepedulian, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan
pelanggan.
Sehingga dapat penulis simpulkan jika faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan pada pelayanan jasa meliputi:
a. Wujud fisik meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan bahan-
bahan komunikasi.
b. Kehandalan, kemampuan meberikan pelayanan yang dijanjikan secara
akurat.
c. Kepedulian,kemampuan dalam menjalin relasi yang baik serta
komunikasi yang baik.
d. Daya tanggap, keinginan para pegawai untuk memberikan layanan
dengan tanggap.
e. Jaminan, meliptui pengetahuan, kesopanan dan sifat yang dapat
dipercaya atas kebutuhan individual pelanggan.
17
Berbicara mengenai kepuasaan berarti perlu juga memperhatikan
mengenai ketidakpuasan yang dirasakan konsumen sebagai salah satu
pengukuran dari keberhasilan sebuah perusahaan dalam menawarkan
barang atau jasa yang diproduksi. Menurut Etta dan Sopiah (2013),
kepuasan konsumen akan tercapai jika persepsi fundamental konsumen
terhadap kinerja produk (persepsi konsumen tentang kinerja produk yang
riil) sama dengan kinerja produk yang diharapkan. Kepuasan akan
mendorong konsumen untuk menggunakan kembali produk atau jasa yang
didapatkan. Sebaliknya, ketidakpuasaan akan mendorong konsumen untuk
tidak lagi menggunakan produk atau jasa yang didapatkan.
Sementara menurut Kolter (2000) umumnya pelanggan yang tidak
puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada sebelas orang
lain. bila masing-masing dari sebelas orang tersebut meneruskan informasi
kepada orang lain lagi maka berita ini dapat berkembang secara
eksponensial. Maka dari itu dapat dibayangkan betapa besarnya kerugian
yang dapat dialami jika tidak memuaskan harapan pelanggan.
Menurut Fandy (2007) terdapat empat metode yang dapat
digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan agar suatu perusahaan
dapat menghindari ketidakpuasaan konsumen dalam menggunakan produk
atau jasa yang ditawarkan, beberapa metode yang dapat digunakannya
yaitu:
a. Sistem keluhan dan saran
18
Banyak dijumpai di perusahaan-perusahaan jasa sebuah media
yang digunakan untuk menyampaikan keluhan, saran atau kritik dalam
kinerjanya bisanya media tersebut berbentuk kotak saran yang
diletakkan di tempat-tempat strategis.
Informasi-informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat
memberikan ide-ide baru serta masukan kepada perusahaan, sehingga
memungkinkan untuk memberikan penanganan yang cepat dan
tanggap dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul.
b. Ghost Shopping
Metode yang satu ini yaitu memperoleh gambaran mengenai
kepuasan pelanggan dengan cara mempekerjakan beberapa orang.
Setelah itu mereka diminta melaporkan berbagai temuan penting
berdasarkan pengalamannya mengenai kekuatan dan kelemahan jasa
perusahaan dibandingkan para pesaing.
c. Lost Customer Analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang
telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok agar dapat
memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan atau perbaikan selanjutnya.
d. Survei Kepuasan Pelanggan
19
Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian kepada mereka.
2. Konsep Zakat
a. Pengertian Zakat
Secara etimologi zakat berasal dari kata zaka – yazuku –
zaka‟an atau yang berarti suci, bersih, tumbuh, berkembang,
bertambah dan berkah. Namun sering diartikan menyucikan atau
membersihkan. Bahkan arti tumbuh dan bersih tidak hanya dipakaikan
untuk kekayaan, tetapi juga dapat diperuntukan untuk jiwa orang-orang
yang menunaikan zakat. Disamping itu zakat dapat mewujudkan
pertumbuhan bagi si kaya, baik jiwanya maupun hartanya. Maka
dengan menunaikan zakat ini ia telah menyucikan jiwa dari penyakit
kikir dan bakhil.
(Hafidhuddin:2002) Ditinjau dari segi bahasa kata zakat
mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu „keberkahan‟ al-namaa
„pertumbuhan dan perkembangan‟ at-thaharu „kesucian‟ dan ash-
shalahu „keberesan‟. Sementara itu, Nurul Huda, et,al mendefinisikan
bahwa secara syar‟i zakat adalah sedekah tertentu yang diwajibkan
dalam syariah terhadap harta orang kaya dan diberikan kepada orang
yang berhak menerimanya.
20
Maka penulis simpulkan jika yang dimaksud dengan zakat
berarti hak wajib pada harta yang diperoleh dari orang-orang muslim
perorangan atau badan usaha yang dihimpun, dikelola, dan
didistribusikan kepada sekelompok orang tertentu yang telah
ditentukan dalam Al-Qur‟an dan Sunnah. Adapun hubungan antara
pengertian zakat secara bahasa dengan pengertian zakat secara istilah
adalah, sekalipun secara tekstual zakat dapat dilihat dari aspek jumlah
berkurang, namun hakikat zakat itu menyebabkan harta bertambah,
baik secara maknawi maupun kuantitas.
Hamid (2006) zakat diambil secara vertikal jika telah mencapai
nisab, yaitu sebagai ketetapan dengan batasan minimal wajibnya zakat
dikeluarkan. Sedangkan pembagian zakat dilakukan secara horizontal
atau merata kepada kelompok yang menerima zakat, yaitu delapan
asnaf.
Perintah membayarkan zakat dalam ajaran Islam merupakan
suatu kewajiban individu setiap muslim sepanjang masa, kapanpun dan
dimanapun dia berada. Meskipun orang muslim berada dan tinggal
disuatu negara yang makmur dan tanpa penduduk miskin atau
mustahik, ia tetap memiliki kewajiban mengeluarkan zakat.
b. Dalil Zakat
Terdapat banyak dalil-dalil mengenai hukum dan keutamaan
zakat, baik dari Al-Qur‟an maupun As-Sunnah, diantaranya adalah:
21
1) Allah memerintahkan agar orang-orang beriman mengeluarkan sebagian
harta bendanya untuk kebaikan (QS. Al-Baqarah[2] :267)
موا ول ما أخرجنا لكم من الرض يا أي ها الذين آمنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم و ت يم
يد غني اللو أن واعلموا قون ولستم بآخذيو إل أن ت غمضوا فيو ت نف منو البيث ح
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji”.
2) Zakat memiliki fungsi sosial dalam masyarakat. Sebagaimana terdapat
pada surah An-Nisa [4]ayat 10;
ا يأكل اسعي وسيصلون ون ف بطونم نارا إن الذين يأكلون أموال اليتامى ظلما إن
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka
akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.
3) Harta yang dimiliki oleh orang kaya tidak boleh hanya berputar diantara
orang-orang kaya saja (QS. Al-Hasyr[59] :7)
ا أفاء اللو على رسولو من أىل القرى فللو وللرسول ولذي القرب واليتامى والمس اكي وابن
بيل كي ل يكون دولة ب ي الغنياء منكم اكم عنو ما ن ه و فخذوه الرسول آتاكم وما الس
العقاب شديد اللو إن اللو وات قوا فان ت هوا
22
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.
4) Di dalam kekayaan seseorang itu terkandung hak Allah dan hak orang-
orang yang kurang mampu (QS. Adz-Dzariyat [51] : 19)
ائل والمحروم وف أموالم حقي للس
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta
dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.
5) Orang yang enggan mengeluarkan zakat akan mendapatkam siksaan di
akhirat dan di dunia. Pernyataan ini berdasarkan ayat Al-Qur‟an pada surat
At-Taubah [9] ayat 34-35:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (34)
Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu.(35)"
Sementara anjuran untuk melaksanakan zakat juga terdapat
didalam hadist Rasulullah saw yaitu:
23
“Islam dibangun di atas lima (dasar); bersaksi bahwa tidak ada tuhan
yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat (lima waktu), menunaikan zakat, melaksanakan
haji, dan puasa Ramadhan” (HR. Tirmidzi dan Muslim).
c. Tujuan dan Hikmah Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat
adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Sebagai pokok ajaran islam, zakat mengandung tujuan
dan hikmah tertentu. Beberapa tujuan zakat adalah sebagai berikut:
1) Membantu, mengurangi dan mengangkat kaum fakir miskin dari
kesulitan hidup dan penderitaan mereka.
2) Membina dan merentangkan tali solidaritas (persaudaraan) sesama
manusia.
3) Menghilangkan sifat bakhil (kikir).
4) Menghindarkan penumpukkan kekayaan perseorangan yang
dikumpulkan diatas penderitaan orang lain.
5) Mencegah jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin yang
dapat menimbulkan kesenjangan social.
Zakat memilki hikmah yang luar biasa bagi yang memberi
maupun yang diberi. Allah swt. tidak menurunkan suatu hukum pun
kecuali demi kebaikan dan kemaslahatan umat Islam, seluruh manusia
dan seluruh makhluk ciptaannya. Oleh sebab itu zakat memiliki
24
banyak hikmah kepada umat muslim baik yang berkaitan dengan sang
Kholiq maupun kepada sosial kemasyarakatan. Adapun hikmah dari
zakat menurut Hafidhuddin (2002) yaitu:
1) Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah swt untuk mensyukuri
nikmat-Nya sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang
dimiliki.
2) Membantu dan membina mustahik ke arah kehidupan yang lebih baik
dan lebih sejahtera.
3) Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun
prasarana yang harus dimiliki umat islam, seperti sarana ibadah,
pendidikan atau kesehatan.
4) Sebagai salah satu instrumen pemerataan pendapatan
Selanjutnya menurut Nurul Huda,et al (2008) dapat dilihat
dampak ekonomis aplikasi zakat, dalam implementasinya zakat
mempunyai efek dominan dalam kehidupan masyarakat. Di antara
dampaknya adalah:
1) Produksi. Dengan adanya zakat akan menimbulkan new demander
potensial sehingga akan meningkatkan permintaan secara agregate
yang pada akhirnya akan mendorong produsen untuk meningkatkan
produksi guna memenuhi permintaan yang ada.
25
2) Investasi. Dampak lain yang dimunculkan dari peningkatan produksi,
maka akan mendorong perusahaan (firms) untuk mengingkatkan
investasi.
3) Lapangan kerja. Karena adanya peningkatan investasi mendorong
perluasan produksi yang pada akhirnya akan membuka ksempatan
kerja.
4) Pertumbuhan ekonomi. Karena peningkatan konsumsi secara agregate
dan meningkatnya investasi hal itu akan mendorong laju pertumbuhan
ekonomi.
5) Kesenjangan sosial. Zakat berperan dalam mendistribusikan
pendapatan khususnya dalam mengurangi kesenjangan (gap)
pendapatan yang pada akhirnya akan mengurangi kesenjangan sosial.
d. Mustahik Zakat
(P3EI UII Yogyakarta: 2013) Al-Qur‟an menjelaskan bahwa
alokasi zakat sudah ditentukan, siapakah para penerimanya. Namun,
tidak dijelaskan apakah zakat itu harus diterima mustahik dalam
bentuk uang, barang-barang konsumsi ataukah modal kerja.
Golongan orang-orang yang menerima zakat atau yang biasa
disebut dengan mustahik zakat sudah sangat jelas disebutkan di dalam
Al-Qur‟an surah At-Taubah[9] ayat 60.
26
ها والمؤلفة ق لوب هم وف الرقاب و ا الصدقات للفقراء والمساكي والعاملي علي الغارمي إن
بيل اللو عليم حكيم و فريضة من اللو وف سبيل اللو وابن الس
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa mustahik zakat terbagi
menjadi delapan golongan, yaitu:
1) Fakir
Menurut Rozalinda (2015) golongan fakir adalah orang yang
tidak memiliki harta dan tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan
yang dapat memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarga berupa
pangan, pakaian dan rumah. Atau dapat diartikan sebagai orang yang
sudah tidak memiliki harta serta tidak memiliki pekerjaan yang mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya dan sudah tidak ada lagi keluarga atau
sanak saudara yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2) Miskin
Golongan miskin yaitu orang yang bekerja, namun tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Apapun yang diusahakannya,
tetap tidak memenuhi kebutuhan hidupnya.
27
Menurut Mufraini (2006) untuk mengukur kondisi fakir dan
miskin indikator utama yang ditekankan para imam mazhab adalah a)
ketidak mampuan pemenuhan kebutuhan materi; b) ketidakmampuan
dalam mencari nafkah. Kelompok fakir dikaitkan dengan kenihilan
materi sedangkan kelompok miskin dikaitkan dengan penghasilan
yang tidak mencukupi.
Orang miskin memang tidak terlalu sengsara seperti orang
fakir. Akan tetapi, orang miskin juga perlu mendapatkan zakat karena
pekerjaan dan penghasilan yang dimiliki belum mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya. Rasulullah telah bersabda untuk memberikan
zakat kepada orang miskin seperti dalam pembicaraannya dengan
Mu‟adz “mengambil zakat dari orang kaya yang ada di antara mereka
dan kemudian menyerakhaknnya kepada orang fakir yang ada di
antara mereka”
Sehingga dapat disimpulkan, orang fakir ialah orang yang
berada dalam keadaan yang tidak memiliki harta serta tidak memiliki
pekerjaan tetap, sehingga ia benar-benar tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya walaupun hanya setengah kebutuhannya dan
sudah tidak lagi memiliki keluarga atau saudara yang dapat menjamin
kehidupannya. Sedangkan orang miskin ialah orang yang berada dalam
kondisi tidak memiliki harta akan tetapi ia memiliki pekerjaan yang
tetap. Namun, penghasilan dari pekerjaannya tersebut masih tidak
dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga ia tetap membutuhkan
28
dana zakat. Menurut Aziz dan Wahhab (2010) yang dimaksud dengan
kecukupan bagi orang yang berpenghasilan adalah kecukupan dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan bagi yang lain adalah
kecukupan dalam memenuhi kebutuhan dalam rentang usia yang
umum menurut sensus otoratif.
Beik (2016) Terkait dengan definisi fakir dan miskin, maka ada
perbedaan pendapat diantara mazhab Syaf‟i dan Hambali dengan
Mazhab Hanafi dan Maliki.
(a) Menurut Mazhab Syafi‟i dan Hanbali, orang miskin adalah orang
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup diri dan
keluarganya meskipun ia memiliki pekrjaan dan penghasilan.
Sementara fakir ialah orang yang tidak memiliki penghasilan sama
sekali karena ada sebab khusus seperti usia tua dan sakit-sakitan
(b) Menurut Mazhab Hanafi dan Maliki, kebalikan dari definisi yang
dipaparkan oleh Mazhab Syafi‟i dan Hambali. Meskipun demikian,
dari sisi praktik, perbedaan ini tidak terlalu signifikan karena baik
fakir maupun miskin, kedua-duanya harus dibantu melalui dana
zakat, infak maupun sedekah.
3) Amil Zakat
Amil zakat yaitu orang yang berbentuk individu ataupun
organisasi yang mengurus zakat baik mengumpulkan, mengelola serta
mendistribusikannya dari para wajib zakat (Muzakki) kepada para
29
penerima zakat (Mustahiq). Mereka berhak mendapat zakat walaupun
mereka berada dalam kondisi mampu bahkan kaya, akan tetapi sebagai
imbalan atas tugas mereka dalam mengumpulkan, mengelola serta
mendistribusikan zakat.
Zakat merupakan amanah dari Allah swt. Oleh karena itu para
Amil zakat yang bertugas untuk mengumpulkan, mengelola serta
mendistribusikan zakat tidaklah sembarangan orang. Para amil wajib
memiliki sifat yang kejujuran dan amanah, serta menguasai hukum dan
pengetahuan mengenai zakat, beragama Islam, mukallaf, serta
memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan
dapat mempertanggung jawabkan hasil kerjanya.
Adapun menurut Aziz dan Wahhab (2010) kadar yang diambil
oleh amil zakat adalah seperdelapan sebagai upah dari jerih payahnya.
Oleh karena itu, Imam Asy-Syafi‟i membolehkan amil zakat dari
golongan Bani Hasyim dan Bani Muthalib untuk mendapatkan zakat
sebagai upah dari pekerjaannya.
4) Muallaf
Golongan selanjutnya yaitu muallaf, menurut Yusuf Qardhawi
sebagaimana dikutip oleh Rozalinda (2015), muallaf adalah mereka
yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat
bertambah terhadap Islam, terhalangnya niat jahat mereka atas kaum
30
muslim atau manfaat mereka dalam membela dan menolong kaum
muslimin dari musuh.
Sehingga dapat penulis simpulkan jika muallaf ialah orang-
orang yang sedang dibujuk atau dilunakkan hatinya untuk masuk Islam
atau mereka yang baru mememluk Islam sementara lemah imannya.
Golongan muallaf ini dipandang perlu untuk menerima zakat sebab
dengan adanya zakat diharapkan dapat menguatkan iman mereka serta
menambah keyakinan mereka dan merasa bahwa mereka termasuk
didalam golongan orang Islam.
Pemberian zakat kepada muallaf diharapkan mampu membujuk
hati mereka yang masih ragu-ragu pada agama Islam, mereka yang
masih kafir perlu dibujuk dan dilunakkan hatinya serta mereka yang
muslim namun imannya belum kuat agar semakin bertambah
keyakinannya pada agama Islam.
Menurut Mufraini (2006) orang yang dapat dikategorikan
sebagai golongan muallaf ada empat yaitu:
(a) Orang yang masuk Islam dengan ilmu yang lemah
(b) Orang yang masuk Islam dan memiliki kedudukan terhormat. Dengan
memberinya zakat, diharapkan pengikutnya akan masuk Islam.
(c) Orang Islam yang memerangi atau mengintimidasi para pembangkang
zakat hingga mereka mau menyerahkan zakat kepada imam
(penguasa).
31
(d) Orang Islam yang berperang melawan orang-orang kafir atau para
pemberontak.
Keempat golongan yang masuk dalam kategori muallaf ini
berhak diberi bagian zakat, walaupun mereka kaya. Dan khusus untuk
dua orang terkahir pembagiannya disyaratkan harus dilakukan oleh
imam (penguasa), berjenis kelamin laki-laki, dan dibutuhkan tenaga
dan dedikasinya, sehingga jika diberi bagian zakat mereka berdua akan
semakin mudah untuk dimobilisasi. Sedangkan dua orang yang
pertama diberi zakat secara mutlak (tanpa syarat).
5) Budak
Golongan mustahik yang kelima yaitu budak atau dalam bahasa
arab disebut riqab. Menurut Mufraini (2006) Riqab adalah perjanjian
seorang muslim (budak belian) untuk bekerja dan mengabdi pada
majikannya, dimana perjanjian tersebut bisa dibebaskan bila si budak
belian memenuhi kewajiban pembayaran sejumlah uang, namun si
budak belian tidak memiliki uang yang cukup.
Zakat memang bertujuan untuk menolong kaum yang kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Disamping untuk
mengentaskan kemiskinan, zakat berusaha digunakan sebagai sarana
untuk membebaskan perbudakan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan
untuk memberikan zakat kepada budak agar dapar memerdekakan diri
32
mereka sendiri sebagaimana disebutkan dalam firman Allah dalam
surah An-Nuur[24] ayat 33:
“... perjanjian seorang muslim (budak belian) untuk bekerja dan
mengabdi pada majikannya, dimana perjanjian tersebut bisa
dibebaskan bila si budak belian memenuhi kewajiban pembayaran
sejumlah uang, namun si budak belian tidak memiliki uang yang
cukup...”
6) Gharimin
Gharimin atau yang lebih dikenal dengan istilah orang-orang
yang berhutang termasuk dalam salah satu delapan golongan yang
berhak menerima zakat. Gharimin adalah orang yang terlibat dalam
jeratan utang, dan utang itu dilakukan bukanlah karena mereka
berbelanja yang berlebihan, berbelanja untuk hal-hal yang diharamkan,
melainkan karena kemiskinan mereka.
Dapat diartikan seorang gharimin yang dimaksud disini ialah
seseorang yang berada dalam keadaan tidak memiliki harta
dikarenakan mengalami musibah sehingga hartanya habis dan lenyap,
atau seseorang yang berada dalam keadaan pailit atau kebangkrutan
sehingga ia berhutang guna menyambung kehidupannya.
Aziz dan Wahhab (2010) Qabishah bin Mukhariq menuturkan:
Aku menanggung suatu beban diyat/denda orang lain (hammalah), lalu
aku menghadap Nabi Muhammad saw. dan memohon bantuan kepada
beliau untuk menyelesaikan hal tersebut. Beliau bersabda:
33
“Berdirilah, nanti jika kami peroleh shodaqoh (zakat), akan kami
perintahkan agar mengalokasikannya untukmu”.
7) Fisabilillah
Secara umum makna dari fisabilillah ini yaitu segala amal
perbuatan dalam rangka dijalan Allah. Pada zaman Rasulullah saw,
fisabilillah adalah para sukarelawan perang yang ikut berjihad bersama
beliau dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap sehingga tidak
memiliki upah yang cukup untuk memiliki bekal peperangan sehingga
mereka diberi bagian dari zakat. Pengertian fisabilillah sendiri
memiliki cakupan arti yang sangat luas dan dapat ditentukan oleh
kondisi kebiasaan dan waktu.
Pada zaman modern ini, peperangan sudah jarang terjadi
sehingga makna fisabillah tidak hanya diartikan untuk mereka yang
berperang menegakkan agama Allah. Dalam konteks kontemporer,
dana zakat dari pos fisabilillah boleh digunakan untuk hal-hal seperti
mendirikan pusat kegiatan bagi kepentingan dakwah Islam yang benar
dalam rangka menyampaikan risalahnya pada orang-orang nonmuslim
diseluruh dunia yang didalamnya terdapat berbagai macam agama dan
aliran. Juga untuk mendirikan pusat kegiatan Islam untun mendidik
generasi muda Islam, menjelaskan ajaran Islam yang benar, serta
memelihara akidah Islam dari kekufuran.
34
8) Ibnu Sabil
Definisi Ibnu Sabil menurut Rozalinda (2015) adalah orang
yang menempuh perjalanan jauhyang sudah tidak punya harta lagi.
Perjalanan yang dimaksudkan adalah dalam rangka ketaatan kepada
Allah bukan untuk maksiat.
Sehingga dapat disimpulkan, Ibnu sabil yaitu orang yang
kehabisan bekal dalam perjalanannya dan tidak memiliki harta untuk
mengantarkannya untuk sampai ke negerinya. Maka ibnu sabil berhak
menerima zakat dengan jumlah yang dapat mengantarkannya sampai
ke negerinya, baik jumlah yang dibutuhkan itu banyak maupun sedikit.
Demikian pula diberikan kepadanya biaya selama perjalanan hingga ia
dapat sampai di negerinya, walaupun ia seorang yang kaya di
negerinya.
Berbicara masalah mustahik atau orang yang berhak menerima
zakat, berarti perlu juga membahas mengenai pembagian
distribusiannya kepada delapan golongan yang sudah dijelaskan diatas.
Menurut Nurul Huda et al (2015) dalam pendisribusian zakat tidak
menjadi satu ketentuan untuk menyamakan kadar dan bagian zakat
yang sama pada setiap golongan. Namun semua itu dilihat dan
ditentukan berdasarkan jumlah dan kebutuhan.
35
Gambar 2.1
Konsep Adil dalam Pendistribusian Zakat
3. Pendayagunaan Zakat
a. Definisi Pendayagunaan
Pendayagunaan berasal dari kata guna yang berarti manfaat.
Sementara dalam kamus besar bahasa Indonesia pendayagunaan
memiliki arti:
1) Pengusahaan supaya mampu menghasilkan faedah.
2) Pengusahaan supaya dapat menghasilkan tugas dengan baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah
usaha atau upaya yang digunakan untuk menghasilkan suatu faedah
atau manfaat yang lebih baik.
Menurut Daud Ali (1988) pendayagunaan dan pemanfaatan
zakat dapat digolongkan ke dalam empat kategori, yaitu:
Konsep
pengutamaan
Mendahulukan
fakir
Gaji amilin sebatas
wajar
Sesuai kebutuhan
Pendistribusian
Merata
36
1) Konsumtif Tradisional, dalam kategori ini zakat dibagikan kepada
orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh
yang bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir
miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang
diberikan kepada korban bencana alam.
2) Konsumtif Kreatif, yang dimaksud dengan kategori ini adalah zakat
yang diwujudkan kedalam bentuk lain dari barangnya semula seperti
misalnya diwujudkan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa.
3) Produktif Tradisional, kategori ketiga ini dimaksudkan dengan zakat
yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, misalnya
kambing, sapi, mesin jahit atau alat-alat petukangan. Pemberian zakat
dalam kategori ini diharapkan mampu memberikan dorongan untuk
menciptakan suatu usaha atau memberikan suatu lapangan kerja baru
bagi fakir-miskin.
4) Produktif Kreatif, kedalam bentuk ini dimaksudkan semua
pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam bentuk modal yang
dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial
maupun untuk membantu atau menambah modal seorang pedagang
atau pengusaha kecil.
Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat pendayagunaan zakat
ialah zakat yang yang dioptimalkan sehingga dapat digunakan untuk
memberdayakan mustahik dalam bentuk barang konsumtif maupun hal
yang bersifat produktif. Serta zakat diharapkan mampu meningkatkan
37
Potensi Zakat
Potensi Zakat RumahTangga
Potensi Zakat Tabungan
Potensi Zakat Non BUMN
Potensi Zakat Perusahaan
52,94% 38,11%
kesejahteraan dan terbebas dari belenggu ekonomi serta mengangkat
derajat status kaum dhuafa (mustahik) menjadi muzakki di masa yang
akan datang.
b. Potensi Zakat
Beik dan Laily (2016) menyatakan bahwa potensi zakat sendiri
di Indonesia cukup besar dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia
beragama Islam. Namun sangat disayangkan hanya beberapa orang
saja yang sadar akan kewajibannya membayar zakat. Dalam konteks
Indonesia, studi Baznas dan FEM (Fakultas Ekonomi dan Manajemen)
IPB tahun 2012 menunjukkan bahwa potensi zakat nasional mencapai
Rp 217 triliun, atau setara dengan 3,4% PDB Indonesia tahun 2010.
Jika tren ini tetap, maka setiap tahun perekonomian kita akan tumbuh,
maka potensi zakat Indonesia akan lebih besar dari Rp 217 triliun.
Gambar 2.2
Potensi Zakat Nasional
38
Berdasarkan gambar di atas, potensi zakat yang paling besar
adalah potensi zakat perusahaan non BUMN, yaitu sebesar 52,94%
dari total potensi atau mencapai angka Rp114 triliun. Jika
dikombinasikan dengan potensi zakat perusahaan BUMN, maka
potensi zakat keseluruhan perusahaan mencapai angka 54,06% atau
sekitar Rp114,6 triliun. Potensi zakat penghasilan atau rumah tangga
mencapai 38,11% atau sekitar Rp 82,7 triliun, diikuti oleh potensi
zakat tabungan sebesar 7,83%.
c. Hubungan Pendayagunaan Zakat terhadap Kesejahteraan Mustahik
Islam menyediakan institusi jaminan sosial yaitu zakat yang
merupakan sedekah wajib, serta menganjurkan sedekah tidak wajib
seperti wakaf dan infaq. Dengan berbagai karakteristik yang
disandangnya, zakat terlihat jauh lebih superior dibandingkan dengan
instrumen fiskal konvensional dalam menanggulangi kemiskinan. Oleh
karenanya zakat dapat dijadikan sebagai instrumen untuk
mensejahterakan mustahik.
Dengan aturan yang tegas, nasihat yang lembut dan petunjuk
yang jelas, Islam melindungi masyarakat dari semua tindakan mubazir.
Oleh sebab itu, Islam mengajarkan untuk saling tolong menolong antar
sesama. Karenanya, ajaran Islam mengajak seluruh umat beriman
untuk membayar zakat agar dapat menolong sesama umat Islam yang
tidak mampu agar bertambah ketaqwaannya.
39
(P3EI UII Yogyakarta: 2013) Islam mengajarkan bahwa
mekanisme transfer pendapatan ini merupakan alat untuk menghindari
adanya ketidakadilan sosial dan distribusi kesejahteraan atau
pendapatan. Oleh karenanya di dalam Al-Qur'an pun Allah berfirman
dalam surah An-Nisa' [4] ayat 9 yang mejelaskan mengenai
kesejahteraan kaum lemah, yang berbunyi:
قوا اللو ولي قولوا ق ول وليخ ش الذين لو ت ركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم ف ليت
اسديد
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar”.
Berbicara mengenai kesejahteraan, ada beberapa definisi yang
dapat dijadikan sebagai gambaran kondisi negara yang sudah sejahtera.
Menurut Midgley (1997) kesejahteraan merupakan suatu keadaan atau
kondisi kehidupan manusia yang tercipta ketika berbagai permasalahan
sosial dapat dikelola dengan baik, ketika kebutuhan manusia dapat
terpenuhi dan ketika kesempatan sosial dapat dimaksimalisasikan.
Adapun menurut UU. No. 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial,
pasal 1 ayat 1 yaitu kesejahteraan sosial ialah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
40
layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
Sehingga dapat disimpulkan jika kesejahteraan itu merupakan
suatu keadaan dimana menggambarkan secara ideal suatu tatanan yang
kualitas kehidupan masyarakat suatu negara sudah mencapai
keseimbangan antara aspek sosial, material dan spiritual.
Isbandi (2015) Untuk mencapai suatu kondisi kesejahteraan
yang lebih baik, berbagai organisasi pelayanan kemanusian (human
service organizations) mengembangkan berbagai layanan sosial.
Layanan sosial sebenarnya merupakan bentuk perubahan sosial
terencana (intervensi sosial) yang dilakukan oleh relawan, pekerja
sosial dan berbagai profesi lainnya.
Dalam beberapa dekade terakhir, dapat dilihat program-
program pendayagunaan zakat yang dimiliki oleh beberapa organisasi
pengelola zakat kini telah bertransformasi dari ranah amal-sosial ke
ranah pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Dalam rangka
pencapaian sasaran pemberdayaan dana zakat yang diberikan kepada
mustahik, diadakan pembinaan dan pengembangan secara intensif
guna mempercepat tingkat kesejahteraan para mustahik.
Semakin banyak harta zakat yang terkumpul dan disalurkan
kepada kaum dhuafa akan membantu juga perekonomian negara dalam
mensejahterakan masyarakatnya. Zakat merupakan kebijakan fiskal
41
yang sangat tepat untuk mengentaskan kemiskinan. Karena
pengumpulan, pengelolan serta pendistribusiannya bukan hanya saja
diatur oleh negara melainkan sudah menjadi perintah dalam agama
Islam. Oleh karena itu zakat sangat erat kaitannya dengan
kesejahteraan. Kedua variabel ini saling keterkaitan satu sama lain,
dimana semakin banyak orang yang membayar zakat semakin banyak
para mustahik yang sejahtera dan semakin banyak mustahik yang
sejahtera maka semakin banyak pula para mustahik yang menjadi
muzakki dan sudah mampu membayar zakat.
4. Kesehatan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kesehatan adalah
sebuah keadaan fisik, mental dan sosial yang baik (sejahtera) secara
paripurna, tidak hanya melulu berkenaan dengan tidak adanya penyakit
atau kelemahan. Asep Usman (2012) mendefinisikan kesehatan sebagai
totalitas yang menunjukkan tidak adanya penyakit dan bahwa organ-organ
tubuh berfungsi secara normal.
Dalam UU Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, didefinisikan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Kesehatan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi karena sifatnya berjangka panjang dimana jika suatu negara
memiliki rakyat yang sehat maka semakin baik pertumbuhan ekonominya.
42
Indonesia adalah negara yang masih menghadapi persoalan
kesejahteran yang serius. Ironisnya, kontribusi negara sebagai institusi
yang seharusnya memiliki peran penting dalam mensejahterakan
warganya, ternyata masih jauh dari harapan. Berbagai masalah ekonomi,
sosial dan politik di Indonesia seringkali disebabkan oleh kegagalan
negara dalam memainkan perannya dengan baik. Seakan-akan Negara
tidak pernah dirasakan kehadirannya terutama oleh mereka yang lemah.
Masalah kesehatan pada saat ini sudah semakin serius, sampai
banyak ibu dan anak terjangkit penyakit yang cukup serius dan tidak
mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai dikarenakan
faktor ekonomi. Padahal disisi lain, kondisi sumber daya manusia dimasa
mendatang ditentukan dari kondisi generasi anak sekarang. Jika kondisi
mereka saat ini tidak terpenuhi gizinya maka tidak menutup kemungkinan
dimasa yang akan datang bangsa ini kekurangan sumber daya manusia.
Bidang kesehatan merupakan sektor penting dalam pembangunan
negara. Dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat maka
diharapkan agar produktifitasnya meningkat pula. Menurut Isbandi (2015)
Bidang kesehatan dianggap salah satu indikator utama dari
berkembangnya kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat terlihat antara lain
dari beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia yang masih
menempatkan indikator seperti angka kematian bayi, angka kematian ibu
serta angka harapan hidup sehat.
43
Masalah kesehatan masyarakat miskin merupakan tanggung jawab
bersama baik pemerintah maupun masyarakatnya. Upaya-upaya pelayanan
kesehatan penduduk miskin, memerlukan penyelesaian meneluruh dan
perlu strategi serta tindak pelaksanaan pelayanan kesehatan yang peduli
terhadap penduduk miskin. Upaya-upaya yang dapat dilakukan tersebut
meliputi:
a. Membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan masalah-masalah
kesehatan yang banyak diderita masyarakat miskin.
b. Mengutamakan penanggulangan penyakit penduduk tidak mampu.
c. Meningkatkan penyediaan serta efektifitas pelayanan masyarakat yang
bersifat non personal seperti penyuluhan kesehatan.
d. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan penduduk tidak
mampu.
e. Realokasi sumber daya yang tersedia dengan memprioritaskan pada
daerah miskin.
f. Meningkatkan partisipasi dan konsultasi dengan masyarakat miskin.
Perlindungan masyarakat miskin melalui peningkatan akses
terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu strategi yang sangat
penting dalam lingkup kebijakan penanggulangan kemiskinan di
Indonesia. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
mempunyai arti penting, karena:
44
a. Menjamin terpenuhinya keadilan sosial masyarakat miskin, sehingga
pelayanan kesehatan bagi mayarakat miskin mutlak mengingat tingkat
kematian bayi dan balita 3 kali dan 5 kali lebih tinggi dibandingkan
keluarga tidak miskin.
b. Untuk kepentingan politis nasional, yakni menjaga keutuhan integritas
bangsa dengan meningkatkan upaya pembangunan termasuk kesehatan
di daerah miskin.
c. Kesehatan penduduk yang baik maka pertumbuhan ekonomi akan baik
pula dengan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan berhasil.
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh wujud fisik terhadap kepuasan mustahik
Dalam upaya meningkatkan kepuasan mustahik, maka ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pemberi jasa, salah satunya
adalah wujud fisik. Fandy (2014) mendefinisikan bukti fisik atau wujud
fisik meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, kerapihan pegawai dan sarana
pelayanan jasa. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja
dan pendukung lainnya yang memadai akan mempengaruhi kepuasan
mustahik dalam menggunakan jasa yang telah tersedia di RSB Jakarta.
2. Pengaruh kepedulian terhadap kepuasan mustahik
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi
45
penerima pelayanan. Pemberi pelayanan harus bersikap displin, ramah
serta sopan santun dan memberikan pelayanan dengan ikhlas. Menurut
Fandy (2014) kepedulian meliputi kemudahan dalam menjalin relasi,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan
individual atas pelanggan. Dari definisi yang dikemukakan diatas jelas
bahwa variabel kepedulian berpengaruh terhadap kepuasan mustahik.
Semakin baik komunikasi diantara pemberi jasa dan pelanggan semakin
baik juga persepsi pelanggan terhadap pelayanan jasa yang diterimanya.
3. Pengaruh kehandalan terhadap kepuasan mustahik
Ukuran keberhasilan pemberi pelayanan ditentukan oleh tingkat
kepuasan penerima pelayanan. Kepuasan penerima pelayanan dapat
terwujud apabila penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai
dengan yang dibutuhkan dan diharapkan.
Fandy (2014) mendefinisikan kehandalan yaitu kemampuan
memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan. Keterkaitan kehandalan dengan kepuasan mustahik sangat
jelas, dimana jika suatu penyelenggara layanan publik mampu
memberikan pelayanan dengan cepat dan sesuai yang dijanjikan maka
terciptalah kepuasan pelanggan.
4. Pengaruh daya tanggap terhadap kepuasan mustahik
Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk atau jasa suatu
perusahaan, pelanggan umumnya mengacu pada berbagai faktor salah
46
satunya yaitu daya tanggap. Menurut Rahmayanty (2013) daya tanggap
adalah selalu siap membantu pelanggan, memberikan pemecahan
masalah dan menindak lanjutinya.
Keterkaitan kedua variabel ini dimana kepuasan pelanggan
tercipta dari adanya sikap para pegawai yang selalu siap membantu serta
melayani kebutuhan pelanggan dengan tanggap. Ketika permasalahan
atau kebutuhan yang diinginkan pelanggan dapat diselesaikan oleh
pegawai dengan tanggap maka akan terwujud kepuasan pelanggan.
5. Pengaruh jaminan terhadap kepuasan mustahik
Mendahulukan kepentingan pelanggan setiap waktu dan
mengupayakan yang terbaik untuk melakukan inovasi menghasilkan
produk serta layanan bernilai bagi pelanggan adalah tugas dari
penyelenggara atau peneyedia jasa. Jaminan menurut Rahmayanty
(2013) adalah kemampuan melayani secara profesional dengan
peguasaan produk yang sangat baik. Melayani dengan tepat tanpa
kesalahan dan secara profesional menjaga citra baik perusahaan. Jika
suatu perusahaan jasa dapat memberikan jaminan berupa rasa aman bagi
pelanggan dalam menggunakan jasa tersebut maka kepuasan pelanggan
dapat terwujud.
47
C. Penelitian Terdahulu
No Peneliti, tahun dan
judul penelitian
Variabel Model
analisis
Hasil analisis
1 Agung Utama, 2003
“Analisis Pengaruh
Persepsi Kualitas
Pelayanan Terhadap
Kepuasan
Pelanggan Rumah
Sakit Umum Cakra
Husada Klaten”
Y:
kepuasan
pasien
X1: wujud
fisik
X2:
kehandalan
X3: daya
tanggap
X4:
jaminan
X5:
kepedulian
Regresi
linier
berganda
Hasil analisis
deskriptif
menunjukkan
pelanggan (pasien)
RSU Cakra Husada
Klaten memiliki
persepsi yang
memuaskan atas
kualitas pelayanan
yang diterimanya
(dirasakan) yang
meliputi dimensi
tangible, reliability,
responsiveness,
assurance, dan
empathy. Hasil
analisis regresi
menunjukkan
bahwa kelima
dimensi kualitas
48
pelayanan yang
terdiri dari tangible,
reliability,responsiv
eness,assurance,
dan empathy
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap kepuasan
pelanggan (pasien)
RSU Cakra Husada
Klaten baik secara
individual, maupun
secara serempak
atau bersama-sama.
Hal ini ditunjukkan
oleh nilai
probabilitas
signifikansi t dan f
nya sebesar 0,000
yang lebih kecil
dari 0,05. Hasil
analisis tersebut
juga menunjukkan
49
bahwa dimensi
reliability
merupakan dimensi
yang paling
berpengaruh
terhadap kepuasan
pelanggan (pasien)
RSU Cakra Husada
Klaten diantara
kelima dimensi
persepsi kualitas
pelayanan pada
Rumah Sakit
tersebut.
2 Intan Pramudita
Wardani, 2015
“Pengelolaan
Program Rumah
Sehat dalam Upaya
Pengentasan
Kemiskinan” (studi
kasus di Badan Amil
Analisis
induktif
Program rumah
sehat Baznas
menggunakan alur
manajemen top-
down jadi setiap
keputusan yang
telah dibuat dan
diputuskan oleh
50
Zakat Daerah
Kabupaten
Rembang)
manajemen tingkat
atas kemudian akan
diteruskan dan
diolah oleh
bawahan. Program
ini juga tidak hanya
dijalankan oleh
Bazda secara
mandiri. Dana
dalam program ini
mencapai 180 juta
yang dibagikan
kepada 18 penerima
manfaat di 14
kecamatan.
Program ini
ditujukan kepada
para fakir dan janda
yang sudah tidak
dapat bekerja
secara permanen.
Sehingga kegiatan
pengentasan
51
kemiskinan ini
berjalan dengan
lancar dengan cara
pemberian bantuan
rumah sehat.
3 Junaidi Salam, 2011
“Pendayagunaan
Dana ZIS pada Pos
Keadilan Peduli
Umat (PKPU)
dalam Upaya
Meningkatkan Gizi
Masyarakat
Binataro Tangerang
Selatan melalui
Program BUDARZI
(Ibu Sadar Gizi)”
Pendayagunaan
dana ZIS yang
dilakukan PKPU
dalam upaya
meningkatkan gizi
masyarakat melalui
program Budarzi,
adalah berupa dana
infak dari para
konsumen pusat
perbelanjaan Giant
Bintaro yang
bekerjasama
dengan PKPU
dalam bidang
kesehatan, dana
tersebut
52
dialokasikan dalam
bentuk santunan
bagi balita-balita
yang mengalami
kurang gizi,
penyuluhan untuk
kader Posyandu dan
pemberian fasilitas
alat penunjang
kegiatan Posyandu.
4 Hadi Wahyudi, 2013
“Optimalisasi
Pendayagunaan ZIS
Bidang Kesehatan
pada LAZ PKPU”
Pendayagunaan
dana ZIS pada
program kesehatan
LAZ PKPU telah
berdampak
signifikan pada
jumlah penerima
manfaat program
kesehatan bagi
mustahik zakat.
Faktanya terjadi
kenaikan jumlah
53
penerima manfaat
program kesehatan
berupa
pendampingan dan
pemberian
kesehatan cuma-
cuma yaitu pada
tahun 2011
berjumlah 172.518
penerima manfaat
meningkat menjadi
424.813 pada tahun
2012 atau naik
sebesar 146%.
5 Hendrik Baskuni
Sukendar, 2016.
“Pemberdayaan
Masyarakat Miskin
Melalui Peningkatan
Layanan Kesehatan
Oleh Rumah Sehat
Baznas Yogyakarta
Kualitatif
deskriptif
Pemberdayaan
masyarakat miskin
oleh Rumah Sehat
Baznas Yogyakarta
di desa Wukisari
adalah ada
beberapa strategi
yang dilakukan
54
di Desa Wukisari
Kecamatan Imogiri
Kabupaten Bantul”
yaitu kepesertaan,
membentuk kader
sehat, layanan
kesehatan,
pelatihan,
penyuluhan,
advokasi kesehatan
dan kemitraan
(partnership) untuk
memperoleh
dukungan sosial.
Hasil
pemberdayaan
melalui
peningkatan
pelayanan
kesehatan yang
telah dilakukan
Rumah Sehat
Baznas Yogyakarta
adalah
meningkatnya
kesadaran
55
masyarakat
terhadap
pentingnya menjaga
kesehatan,
kemudian
masyarakat juga
selalu aktif dalam
setiap kegiatan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa kepuasan
mustahik dipengaruhi oleh variabel wujud fisik, kepedulian, kehandalan,
daya tanggap dan jaminan. Wujud fisik, kepedulian, kehandalan, daya
tanggap serta jaminan adalah sebagai variabel independen daan kepuasan
mustahik sebagai variabel dependen.
Setelah mendapatkan data-data yang berhubungan dengan variabel-
variabel yang akan diteliti, maka akan diuji kesahihannya dengan
mengunakan uji validats dan uji reliabilitas untuk melihat kokonsistenan
data. Setelah itu, kelima variabel independen tersebut bersama-sama
dengan kepuasan musthik sebagai variabel dependen akan dianalisis
dengan metode analisis regresi linier berganda. Dengan hasil regresi linier
56
berganda tersebut diharapkan mendapat tingkat signifikan pada setiap
variabel independen dalam mempengaruhi kepuasan mustahik. Berikut
adalah kerangka berfikir yang diperoleh:
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan mustahik atas pendayagunaan dana zakat
Wujud Fisik
(X1)
Kepedulian
(X2)
Kehandalan
(X3)
Jaminan (X5)
Daya Tanggap
(X4)
Kepuasan Mustahik (Y)
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Model Regresi Berganda
Uji Hipotesis
Intepretasi
Kesimpulan
57
E. Hipotesis
Yusuf (2013) mendefinisikan hipotesis adalah perpaduan dua kata,
hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dari; thesis adalah pendapat atau
tesis. Hipotesis adalah suatu dugaan sementara, suatu tesis sementara yang
harus dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah.
1. Wujud fisik
H0 : tidak ada pengaruh antara wujud fisik terhadap kepuasan mustahik.
H1 : ada pengaruh antara wujud fisik terhadap kepuasan mustahik.
2. Kepedulian
H0 : tidak ada pengaruh antara kepedulian terhadap kepuasan mustahik.
H1 : ada pengaruh antara kepedulian terhadap kepuasan mustahik.
3. Kehandalan
H0 : tidak ada pengaruh antara kehandalan terhadap kepuasan mustahik.
H1 : ada pengaruh antara kehandalan terhadap kepuasan mustahik.
4. Daya tanngap
H0 : tidak ada pengaruh antara daya tanggap terhadap kepuasan mustahik.
H1 : ada pengaruh antara daya tanggap terhadap kepuasan mustahik.
58
5. Jaminan
H0 : tidak ada pengaruh antara jaminan terhadap kepuasan mustahik.
H1 : ada pengaruh antara jaminan terhadap kepuasan mustahik.
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini menganalisa mengenai peran dana
zakat yang terkumpul di Baznas dan didayagunakan pada sektor kesehatan
lalu kemudian mengukur tingkat kepuasan mustahik zakat yang
mendapatkan bantuan dana zakat untuk program kesehatan.
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan (field
research) menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan
kuesioner kepada 100 responden yang diharapkan mampu mendapatkan
data secara langsung dari responden. Dalam penelitian ini wujud fisik
(tangible), kehandalan (realibility), kepedulian (emphaty), daya tanggap
(responsiviness) dan jaminan (assurance) sebagai variabel yang dihitung
untuk mengukur tingkat kepuasan mustahik zakat pada program kesehatan
yang dimiliki Baznas.
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2013) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mustahik zakat Rumah Sehat Baznas.
60
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan
perhitungan maupun acuan yang dikembangkan para ahli. Supriyadi
(2014) memberikan acuan untuk menentukan ukuran sampel:
1. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam
penelitian.
2. Analisis SEM ukuran sampel 5 kali jumlah indikator atau berkisar 100
sampai 200 sampel.
3. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
4. Pada umumnya penentuan sampel tergantung biaya yang ada, semakin
besar jumlah sampel lebih baik dari sedikit sampel.
Tingkat keyakinan 95% adalah tingkat lazim yang digunakan.
Makan dari tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) adalah setidaknya ada 95
dari 100 taksiran sampel akan mencerminkan populasi yang sebenarmya.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive
Sampling Method, menurut Supriyadi (2014) Purposive Sampling yaitu
salah satu metode teknik penetuan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel. Dalam penelitian ini, pengambilan
sampel yang dilakukan secara acak, perwakilan populasi yang dijadikan
61
sampel adalah mustahik Baznas yang kebetulan ditemui pada saat berobat
di Rumah Sehat Baznas pada poli umum.
Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa
populasi yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan
untuk meneliti seluruh populasi yang ada, sehingga dibentuk sebuah
perwakilan populasi. Perwakilan populasi atau sampel yang diambil
sebanyak 100 responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Terdapat dua metode pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa data hasil kuesioner atau data yang diperoleh langsung yang
disebarkan kepada para mustahik Rumah Sehat Baznas Jakarta.
2. Data Sekunder
Adapun data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yaitu
dengan melakukan riset kepustakaan. Dimana peneliti mengunjungi
lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti perpustakaan, kantor
Baznas dan lembaga lainnya yang dapat membantu penyusunan
skripsi. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
62
membaca buku, literatur, catatan perkuliahaan, jurnal dan data dari
internet.
D. Tehnik Pengolahan Data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah
mengumpulkan informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan dengan
cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklarifikasinya dan
menganalisa berhasilnya penghimpunan dan pengelolaan zakat pada
Baznas. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan metode
studi kasus (case study) melalui wawancara kepada mustahik yang
menerima dana zakat dari Baznas dengan menggunakan kuesioner.
Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang
terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk
menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di
lapangan dan bersifat koreksi.
2. Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap
data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat
yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang
memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data
yang dianalisis responden.
63
3. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah
diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Setelah proses
tabulasi selesai kemudian data-data dalam tabel tersebut akan diolah
dengan bantuan software statistik yaitu SPSS.
E. Metode Analisis Data
Sebelum dianalisis lebih lanjut, data primer yang diperoleh dari
pengumpulan data disimpan dalam sebuah file microsoft excel 2010. Selain
digunakan untuk mengelola data, microsoft excel 2010 juga digunakan untuk
mengelola data karakteristik responden. Setelah data primer dimasukkan
kedalam file microsoft excel 2010, data tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan software SPSS 22.0 dan diinterpretasikan.
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Tony Wijaya (2013) validitas merupakan proses pengukuran
untuk menguji kecermatan butir-butir dalam daftar pertanyaan untuk
melakukan fungsi ukurannya. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
untuk (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
64
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Menurut Tony Wijaya (2013) ukuran reliabilitas dengan nilai alpha
diatas 0,5 hingga 0,7.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Suliyanto (2011) uji normalitas dimaksudkan untuk
menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model
regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan
berdistribusi normal jika residual terstandarisasi sebagian besar
mendekati rata-ratanya.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan normal
probability plot, yaitu dengan menggunakan grafik. Apabila titik-
titik berada disekitar garis uji normalitas, maka data tersebut adalah
normal. Sebaliknya jika titik-titik tersebut menjauh dari sekitar garis
uji normalitas, maka data tersebut tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
65
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau
sempurna diantara variabel bebas. Jika dalam model regresi yang
terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara
variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung
gejala multikolinier.
Suliyanto (2011) Salah satu cara untuk menguji gejala
multikolinearitas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai
TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisits berarti ada varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel
pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut
dengan homoskedastisitas.
Metode analisis grafik dilakukan dengan mengamati
scatterplot dimana sumbu horizontal menggambarkan nilai predicted
standardized sedangkan sumbu vertikal menggambarkan nilai
residual studentized. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal
ini menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model
regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara
66
acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.
3. Analisis regresi linier berganda
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier
berganda. Supriyadi (2014) Regresi linier berganda adalah hubungan
antara satu variabel dependen dengan lebih satu independen variabel.
Regresi berganda menggunakan tingkat keyakinan (signifikansi) α = 5%.
Alat analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
berpengaruh antara wujud fisik, kehandalan, kepedulian, daya tanggap
dan jaminan terhadap tingkat kepuasan mustahik dan bagaimanakah arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Keterangan :
Y : variabel dependen (kepuasan mustahik)
Α : konstanta
β₁ : koefisien regresi wujud fisik
β₂ : koefisien regresi kehandalan
Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃X₃ + β₄X₄ +β₅X₅ +€
67
β₃ : koefisien regresi kepedulian
β₄ : koefisien regresi daya tanggap
β₅ : koefisien regresi jaminan
X₁ : wujud fisik
X₂ : kehandalan
X₃ : kepedulian
X₄ : daya tanggap
X₅ : jaminan
€ : standar error
F. Operasional Variabel
Supriyadi (2014) Variabel adalah konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai. Dengan demikian, variabel adalah merupakan
objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan.
Sedangkan menurut Tony Wijaya (2013) variabel dapat disamakan
dengan sesuatu yang dapat digunakan untuk membedakan atau merubah
nilai, sebagai sinonim dari konstruk yang dinyatakan dengan nilai atau
angka.
68
Definisi operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan
dalam penelitian ini menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh
peneliti dalam mengukur variabel-variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Adapun definisi operasional untuk masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Variabel Sub variabel Indikator variabel
Wujud Fisik (X1) 1. Kebersihan dan
kerapihan rumah
sakit
2. Peralatan yang
modern dan lengkap
serta teknologi yang
maju untuk
memudahkan
mustahik mengakses
kesehatan
3. Kerapihan tim medis
1. Kenyamanan
ruangan
2. Kebersihan rumah
sakit
3. Kelengkapan
peralatan medis
4. Kemudahan untuk
mendapatkan
informasi
5. Kerapihan dokter,
perawat dan
pegawai
6. Penampilan dokter,
perawat, dan
pegawai
Kepedulian (X2) 1. Pelayanan yang 1. Sikap dan perilaku
69
diinformasikan
sesuai dengan yang
tersedia
2. Pelayanan yang
diberikan sesuai
dengan yang
dijanjikan
3. Tepat waktu dalam
melaksanakan
keperluan mustahik
dokter saat
melakukan
pemeriksaan rutin
2. Ketelitian dokter
dan perawat saat
memeriksa
mustahik
3. Penjelasan dokter
tentang obat yang
harus diminum
4. Tanggapan dokter
dan perawat
terhadap keluhan
responden
5. Kesungguhan
dokter dan perawat
melayani kebutuhan
mustahik
6. Dokter dan perawat
datang tepat waktu
Kehandalan (X3) 1. Dokter dan perawat
dapat menanamkan
rasa aman
1. Penjelasan dokter
terhadap
pengobatan yang
70
2. Tim medis bertindak
secara cepat
3. Dokter dan perawat
memiliki
pengetahuan yang
cukup
akan dilakukannya
2. Penjelasan perawat
atas tindakan yang
akan dilakukannya
3. Pelayanan
administrasi tidak
berbelit belit dan
menyulitkan
4. Pemberian
informasi jika ada
perubahan
pelayanan
5. Kecepatan
penanganan yang
dilakukan terhadap
keluhan mustahik
6. Pemberitahuan cara
minum obat
Daya Tanggap (X4) 1. Dokter dan perawat
memberikan
pelayanan secara
cepat dan tepat
2. Perawat memberi
1. Kesungguhan
dokter dalam
menangani penyakit
2. Dokter menangani
sesuai prosedur
71
tahu mengenai
jadwal pelayanan
3. Bersedia menerima
keluhan dan saran
3. Perawat melayani
dengan baik
4. Pelayanan yang
diberikan perawat
cepat dan akurat
5. Kemudahan
menyalurkan
aspirasi atau saran
6. Kemudahan dalam
menerima aduan
yang dikeluhkan
oleh mustahik
Jaminan (X5) 1. Dokter dan perawat
memberi perhatian
personal
2. Dokter dan perawat
sungguh-sungguh
memperhatikan
penyakit yang
diderita mustahik
3. Rumah sakit
memiliki obat-obatan
yang lengkap serta
1. Pengetahuan yang
dimiliki dokter dan
perawat
2. Catatan medis
tersimpan rapih
3. Dokter melayani
dengan sikap
meyakinkan
4. Terciptanya suasana
kekeluargaan
5. Obat-obat yang
72
dokter spesialis dibutuhkan tersedia
6. Tersedia dokter
spesialis
Kepuasan (Y) 1. Mustahik puas
dengan pelayanan
rumah sakit
2. Mustahik puas
dengan sikap dokter
dan perawat
3. Berobat di RS
Baznas merupakan
pilihan yang terbaik
1. Puas dengan
keputusan berobat
2. Kualitas jasa yang
lebih baik dari yang
diharapkan
3. Mendapatkan
kesembuhan yang
diinginkan
4. Puas dengan
pelayanan rumah
sakit
5. Pelayanan rumah
sakit dapat
menimbulkan rasa
aman
6. Pilihan berobat
yang terbaik
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Seluruh variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan
indikator-indikator tertentu yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk
73
pernyataan maupun pertanyaan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini
menggunakan skala pengukuran likert atau ordinal. Setiap jawaban
dihubungkan dengan bentuk pernyataan dukungan sikap yang
diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
Tanda Keterangan Bobot
SP Sangat Puas 4
P Puas 3
TP Tidak Puas 2
STP Sangat Tidak Puas 1
Tabel 3.2
Skala Likert
74
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah singkat RSB Jakarta
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi
dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan
Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi
menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada
tingkat nasional.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran Baznas sebagai
lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.
Dalam UU tersebut, Baznas dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui Menteri Agama.
Dengan demikian, Baznas bersama Pemerintah bertanggung
jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat
Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan
akuntabilitas.
BAZNAS menjalankan empat fungsi, yaitu:
a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
75
b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
dan
d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.
Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tersebut, maka BAZNAS
memiliki kewenangan:
a. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat.
b. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi,
BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ
c. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan
dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan LAZ.
Baznas bertanggung jawab langsung dan memberikan laporan
tahunan tentang penghimpunan dan penyaluran ZIS kepada Presiden
Republik Indonesia. Rumah Sehat adalah Program Layanan Kesehatan
cuma-cuma bagi masyarakat miskin, sering disebut juga sebagai “Rumah
Sakit tanpa kasir”, karena memang tidak menyediakan kasir pembayaran
atau gratis.
Kesehatan adalah kebutuhan utama bagi semua orang. Namun
bagi kaum dhuafa, pelayanan kesehatan yang memadai seringkali
merupakan sesuatu yang sulit dijangkau. Baznas (Badan Amil Zakat
Nasional) menyadari betul akan hal ini. Untuk itu Baznas bekerjasama
dengan mitra terkait, seperti Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK)
76
untuk menghadirkan program–program kesehatan yang dikhususkan
untuk kaum dhuafa. Hal ini diharapkan dapat menjadi langkah awal
menuju pencapaian Visi Indonesia Sehat 2020.
Pada akhirnya, Gedung berlantai 5 yang diberi nama Rumah
Sehat Badan Amil Zakat Nasional - Masjid Agung Sunda Kelapa (RS
BAZNAS - MASK) yang bertempat di Kompleks Masjid Agung Sunda
Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat didirikan dan pada hari Jumat, tanggal
14 September 2007 / 2 Ramadhan 1429 H telah diresmikan langsung
oleh Presiden RI, Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan
dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Bapak H. M. Yusuf Kalla.
2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sehat Baznas
Visi dari Rumah Sehat Baznas adalah sebagai berikut:
a. Sebagai perintis model pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi
kaum dhuafa.
b. Sebagai Rumah Sehat Rujukan dengan pelayanan yang humanis dan
profesional.
c. Sebagai model dalam pemberdayaan sumber daya serta institusi
kesehatan yang peduli kepada kaum dhuafa.
d. Lebih menekankan aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan
kuratif dan rehabilitatif.
Adapun Misi dari Rumah Sehat Baznas yaitu:
77
a. Memberikan pelayanan yang profesional dan komprehensif yang
dikhususkan bagi dhuafa.
b. Meningkatkan derajat kesehatan bagi kaum dhuafa.
c. Memperluas cakupan pelayanan kesehatan dengan membentuk satelit.
d. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang
kesehatan.
e. Bekerjasama dengan Pemerintah dan NGO dalam Program Kesehatan
Masyarakat.
Selain itu Rumah Sehat Baznas Jakarta juga memiliki motto yaitu
memberikan pelayanan kepada dhuafa secara humanis dan profesional.
3. Kepesertaan dan Layanan Rumah Sehat Baznas
Dana operasional untuk pelayanan tersebut didapatkan dari zakat,
infak dan shodaqoh (ZIS), karena itu RS BAZNAS - MASK
memberlakukan sistem kepesertaan dengan mekanisme membership atau
keanggotaan yang didapatkan dari hasil survei dan wawancara untuk
memastikan bahwa pasien yang berobat dan dilayani adalah masyarakat
miskin atau kaum dhuafa yang termasuk dalam golongan yang berhak
berhak mendapatkan zakat (ashhabul ashnaf). Hal ini untuk memastikan
agar sebesar mungkin operasional pelayanan tersasar sesuai target
dhuafa yang berhak menerimanya.
RS BAZNAS - MASK memberikan pelayanan kesehatan dengan
sistem keanggotaan bagi dhuafa. Hal ini dilakukan agar dana ZIS yang
78
disalurkan melalui RS BAZNAS - MASK dapat disampaikan kepada
orang yang berhak menerimanya. Persyaratan menjadi anggota adalah
dengan mengisi formulir yang tersedia serta melampirkan fotokopi :
a. Kartu Keluarga (KK)
b. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kelurahan setempat.
Kemudian calon anggota disurvei untuk konfirmasi dhuafa
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Adapun perihal mengenai layanan Rumah Sehat Baznas, terdapat
dua layanan yang tersedia yaitu layanan dalam gedung dan layanan luar
gedung.
a. Layanan dalam gedung
1) Poli Umum dan Unit Gawat Darurat (UGD)
Beroperasi selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu.
Terdapat 8 orang dokter umum dan 7 orang perawat, dengan
jadwal dinas 3 shift per hari.
2) Poli Gigi & Mulut
Beroperasi 3 hari selama 1 minggu, setiap hari Senin, Rabu
dan Jumat dengan 2 (dua) orang dokter gigi dibantu dengan 1
orang perawat gigi.
79
3) Poli Gizi
Poli ini baru dibuka per januari 2017, dibuka untuk
melayani pasien yang butuh unyuk masalah gizi, Pasien anak
dengan gizi kurang, pasien hipertensi dan diabetes Mellitus
4) Poli Hipertensi dan Diabetes Mellitus
Poli Hipertensi dan Diabetes mellitus dibuka pada hari
selasa dan kamis jam 08.00-14.00. poli ini untuk mengontrol
pasien-pasien yang menderita kronis hipertensi dan Diabetes
Mellitus
5) Poli Spesialis
Terdapat 5 bidang spesialisasi, yakni :
Spesialis Penyakit Dalam Dr. Indah, SpPD
Spesialis Saraf Dr. Kemal Imran, SpS
Spesialis Mata Dr. Tanzil, SpM
Dr. Virna, SpM
Spesialis Bedah Dr. Andoko P, SpB
Spesialis Jiwa Dr. Wierianto Prasodjo, SpKJ
Tabel 4.1
Dokter Spesialis RSB Jakarta
6) Konsultasi Psikologi
RS BAZNAS - MASK telah bekerjasama dengan Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia untuk melakukan praktek
konsultasi psikologi bagi pasien yang berobat di RS BAZNAS -
MASK.
80
7) Unit Farmasi
Beroperasi setiap hari dari pukul 08.00-20.00 WIB. Dengan
2 orang asisten apoteker yang bekerja secara shift.
8) Radiologi
Saat ini juga bekerjasama dengan Puskesmas Kec. Menteng
dan Puskesmas Kec. Setiabudi jika ada pemeriksaan Radiolagi.
9) Pelayanan Ambulan
Saat ini RS BAZNAS Jakarta sudah memiliki 2 buah mobil
ambulan (sumbangan dari PT. ANTAM dan Lintas Arta) yang
dapat dimanfaatkan untuk pasien dengan jam kerja 24 jam.
10) Unit Laboratorium
Beroperasi setiap hari Senin-Jumat, pukul 08.00-17.00 WIB
dan dengan 1 orang analis lab. Meliputi pemeriksaan hematologi,
kimia darah, urin dan mikroskopik/dahak.
11) Operasi Katarak
Pada tanggal 24 April 2010, telah diresmikan Ruang
Operasi Katarak oleh Walikota Jakarta Pusat, Prof. DR. Hj.
Silvyana Murni, SH. Diharapkan dengan adanya kamar operasi
katarak ini, masyarakat dhuafa yang memiliki penyakit katarak
dapat dioperasi secara gratis dan mereka dapat melihat kembali
81
untuk melakukan aktifitas pekerjaannya ataupun beribadah.
Operasi katarak ini rutin diadakan satu bulan sekali dengan sekali
operasi 20-30 pasien.
b. Layanan Luar Gedung
Selain kegiatan pelayanan di dalam gedung, RS BAZNAS -
MASK juga memiliki kegiatan pelayanan yang berada di luar gedung,
hal ini untuk mendekatkan pelayanan kepada para dhuafa. Setelah
BAZNAS memutasikan program layanan Unit Kesehatan Keliling
kepada RS BAZNAS - MASK, pada bulan Maret 2011, maka
bertambah pula kegiatan Layanan Luar Gedung RS MASK.
Adapun kegiatan luar gedung meliputi:
1) Unit Kesehatan Keliling (UKK)
2) Center Kesehatan :
(a) Gizi Center
(b) Hipertensi dan Diabetes Center
(c) Lansia Center
3) DKPS (Dokter Keluarga PraSejahtera)
4) Teras Sehat
5) Khitanan Massal
6) Bakti Sosial
82
4. Struktur Organisasi Rumah Sehat Baznas
Agar kegiatan organisasi berjalan dengan baik, maka diperlukan
suatu struktur yang mengelola jalannya kegiatan. Struktur ini sebagai
penggerak dan memperjelas tanggung jawab masing-masing pegawai
dalam pelaksanaan kegiatan supaya kegiatan terlaksana secara teratur.
Pada struktur organisasi Rumah Sehat Baznas Jakarta, direktur adalah
pimpinan tertinggi. Direktur membawahi empat kepala bagian, yaitu
Kepala Bagian Layanan Medis, Kepala Bagian Pengembangan SDM,
Kepala Bagian Umum dan Kepala Bagian Keungan. Kemudian masing-
masing Kepala Bagian ini membawahi pegawai. Adapun struktur
organisasi Rumah Sehat Baznas dapat dilihat pada gambar berikut.
Struktur Organisasi RS Baznas Mask
DIREKTUR
dr. Dewi Hapsari Wulandari, MARS.
Surveyor
Resepsionis Driver
OB Poli Umum
Farmasi
Poli Gigi
UGD
Laboratorium
Rawat Inap
Daerah Binaan
Ka. SDM
Candra Yulianto,
SE
Ka. Umum
Hadis Erson, S.Sos I.
Ka. Keuangan
Siti Rokhmah, S. Pd.
MASK BAZNAS
Ka. Yan Med
dr. Sri Purwaningsih
83
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Rumah Sehat Baznas
JUMLAH STAF RS BAZNAS-MASK
No Jabatan Status Jumlah (orang)
1 Direktur Kontrak 1
2 Kepala Bidang Kontrak 4
3 Surveyor Kontrak 2
4 Resepsionis Kontrak 2
5 Office Boy Kontrak 4
6 Dokter Gigi Kontrak 2
7 Perawat Gigi Honorer 1
8 Perawat Honorer 7
9 LLG Kontrak 3
10 Farmasi Kontrak 2
11 Analis Lab Kontrak 1
12 Dokter Umum Honorer 10
Total Karyawan 39
Tabel 4.2
Jumlah Staf RSB Jakarta
84
B. Deskripsi Responden
Uji deskriptif responden yang memberikan gambaran mengenai
karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang
menunjukkan besarnya frekuensi absolute dan presentase jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan, pekerjaan serta frekuensi berobat.
1. Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Mengenai gambaran responden berdasarkan jenis kelamin (pria dan
wanita), diperoleh informasi bahwa mayoritas responden adalah wanita
dengan jumlah 88 orang atau 88% dan 12 orang atau 12% berjenis kelamin
pria.
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid PRIA 12 12.0 12.0 12.0
WANITA 88 88.0 88.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
85
Gambar 4.2
Jenis Kelamin Responden
2. Hasil deskriptif Usia Responden
Mengenai gambaran responden berdasarkan usia akan dijelaskan
pada tabel di bawah ini. Pembagian responden berdasarkan usia terbagi
menjadi tiga, yaitu kurang dari 17 tahun, 17 tahun sampai dengan 40
tahun, dan lebih dari 40 tahun.
Sumber: Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.4
Usia Reponden
Dari Tabel 4.4, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden
sebanyak 95 orang atau 95% adalah responden yang berusia diatas 40
PRIA
12%
WANITA
88%
JENIS KELAMIN
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 17-40 TAHUN 5 5.0 5.0 5.0
>40 TAHUN 95 95.0 95.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
86
tahun, kemudian untuk responden berusia kurang dari 17 tahun hanya ada
sebanyak 5 orang atau 5% dan yang berusia dibawah 17 tahun adalah 0%
atau tidak ditemukan.
Gambar 4.3
Usia Responden
3. Hasil deskrptif Pendidikan Terakhir Responden
Hasil Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai pembagian
responden berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir. Pembagian
responden dibagi menjadi empat kategori, yaitu Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
sarjana.
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
17-40
5%
>40
95%
USIA
PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid SD 40 40.0 40.0 40.0
SMP 33 33.0 33.0 73.0
SMA 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
87
Tabel 4.5
Pendidikan Terakhir Responden
Dari Tabel, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden
berdasarkan pendidikan adalah di tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu
berjumlah 40 orang atau 40%, kemudian responden berpendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berjumlah 33 orang atau 33%, lalu responden
berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 27 orang atau
27%, dan pada tingkat sarjana adalah 0% atau tidak ditemukan.
Gambar 4.4
Pendidikan Terakhir Responden
4. Hasil deskriptif Pekerjaan Responden
Hasil Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai pembagian
responden berdasarkan pekerjaan. Pembagian responden dibagi menjadi
enam kategori, yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, buruh, pedagang,
pelajar/mahasiswa dan lain-lain.
SD
40%
SMP
33%
SMA
27%
PENDIDIKAN TERAKHIR
88
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.6
Pekerjaan Reponden
Dari Tabel, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden
berdasarkan pekerjaan adalah lain-lain yaitu berjumlah 92 orang atau 92%,
mengingat bahwa para pasien yang datang yaitu para kaum dhuafa dan
mayoritas wanita, jadi mayoritas pekerjaan pasien yaitu sebagai ibu rumah
tangga. Kemudian responden yang berprofesi sebagai pedagang sebanyak
5 orang atau 5%, serta pelajar/mahasiswa sebenyak 3 orang atau 3%, dan
pada profesi pegawai negeri, pegawai swasta dan buruh adalah 0% atau
tidak ditemukan.
Gambar 4.5
Pekerjaan Responden
PEDAGANG
5%
PELAJAR/
MAHASISWA
3%
LAIN-LAIN
92%
PEKERJAAN
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid PEDAGANG 5 5.0 5.0 5.0
PELAJAR MAHASISWA 3 3.0 3.0 8.0
LAIN-LAIN 92 92.0 92.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
89
5. Hasil deskriptif Frekuensi Berobat Responden
Hasil Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai pembagian
responden berdasarkan frekuensi berobat. Pembagian responden dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu frekuensi atau kujungan berobat sebanyak
kurang dari satu bulan sekali, satu bulan sekali dan lebih dari satu bulan
sekali.
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.7
Frekuensi Berobat Reponden
Dari Tabel, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden berdasarkan
frekuensi berobat adalah 1 bulan sekali yaitu berjumlah 50 orang atau 50%,
kemudian responden yang yang berkunjung selama kurang dari satu bulan sekali
sebanyak 37 orang atau 37% dan responden yang berkunjung selama lebih dari
satu bulan sekali sebanyak 13 orang atau 13%.
FREKUENSI BEROBAT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid <1 BULAN SEKALI 37 37.0 37.0 37.0
1 BULAN SEKALI 50 50.0 50.0 87.0
>1 BULAN SEKALI 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
90
Gambar 4.6
Frekuensi Berobat Responden
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Corrected Item-Total Correlation pedoman suatu model dikatakan
valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Selain itu kriteria yang
digunakan dalam menentukan valid tidaknya
pertanyaan/pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Tingkat kepercayan 95% (α = 5%).
2) Jumlah responden sebanyak 30 responden untuk pra uji.
3) Dibandingkan dengan nilai r>0,3610.
<1
BULAN
37%
1 BULAN
50%
>1 BULAN
13%
FREKUENSI BEROBAT
91
1) Wujud Fisik (x1)
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation R tabel Keterangan
X1.1 ,675 0,3610 Valid
X1.2 ,652 0,3610 Valid
X1.3 ,675 0,3610 Valid
X1.4 ,804 0,3610 Valid
X1.5 ,852 0,3610 Valid
X1.6 ,585 0,3610 Valid
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.8
Uji Validitas Wujud Fisik
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel wujud fisik memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari 0,3610.
2) Kepedulian (x2)
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation R tabel Keterangan
X2.1 ,681 0,3610 Valid
X2.2 ,565 0,3610 Valid
X2.3 ,580 0,3610 Valid
X2.4 ,675 0,3610 Valid
X2.5 ,544 0,3610 Valid
X2.6 ,731 0,3610 Valid
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.9
Uji Validitas Kepedulian
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kepedulian memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari 0,3610.
92
3) Kehandalan (x3)
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation R tabel Keterangan
X3.1 ,623 0,3610 Valid
X3.2 ,689 0,3610 Valid
X3.3 ,631 0,3610 Valid
X3.4 ,676 0,3610 Valid
X3.5 ,655 0,3610 Valid
X3.6 ,629 0,3610 Valid
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.10
Uji Validitas Kehandalan
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kehandalan memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari 0,3610.
4) Daya Tanggap (x4)
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation R tabel Keterangan
X4.1 ,767 0,3610 Valid
X4.2 ,678 0,3610 Valid
X4.3 ,704 0,3610 Valid
X4.4 ,573 0,3610 Valid
X4.5 ,788 0,3610 Valid
X4.6 ,788 0,3610 Valid
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.11
Uji Validitas Daya Tanggap
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel daya tanggap
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan
kriteria signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari
0,3610.
93
5) Jaminan (x5)
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation R tabel Keterangan
X5.1 ,796 0,3610 Valid
X5.2 ,796 0,3610 Valid
X5.3 ,482 0,3610 Valid
X5.4 ,801 0,3610 Valid
X5.5 ,725 0,3610 Valid
X5.6 ,725 0,3610 Valid
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.12
Uji Validitas Jaminan
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel jaminan memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari 0,3610.
6) Kepuasan Mustahik (Y)
Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation R tabel Keterangan
Y.1 .654 0,3610 Valid
Y.2 .600 0,3610 Valid
Y.3 .548 0,3610 Valid
Y.4 .642 0,3610 Valid
Y.5 .712 0,3610 Valid
Y.6 .616 0,3610 Valid
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.13
Uji Validitas Kepuasan Mustahik
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kepuasan mustahik
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan
94
kriteria signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan r hitung lebih besar dari
0,3610.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach‟s Alpha >
0,70.
1) Wujud fisik (x1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items
N of Items
,887 ,887 6
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.14
Uji Reliabilitas Wujud Fisik
Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas
variabel wujud fisik sebesar 0,887. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar
dari 0,70.
95
2) Kepedulian (x2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items
N of Items
,829 ,850 6
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.15
Uji Reliabilitas Kepedulian
Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas
variabel kepedulian sebesar 0,829. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar
dari 0,70.
3) Kehandalan (x3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items
N of Items
,846 ,862 6
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.16
Uji Reliabilitas Kehandalan
Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas
variabel kehandalan sebesar 0,829. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner ini
96
reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar
dari 0,70.
4) Daya Tanggap (x4)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items
N of Items
,876 ,898 6
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.17
Uji Reliabilitas Daya Tanggap
Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas
variabel daya tanggap sebesar 0,876. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar
dari 0,70.
5) Jaminan (x5)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items
N of Items
,865 ,901 6
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.18
Uji Reliabilitas Jaminan
97
Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas
variabel jaminan sebesar 0,865. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar
dari 0,70.
6) Kepuasan Mustahik (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.840 .849 6
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.19
Uji Reliabilitas Kepuasan Mustahik
Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas
variabel kepuasan mustahik sebesar 0,840. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha
lebih besar dari 0,70.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan uji prsayarat dalam penggunaan
analisis regresi linier. Uji ini antara lain uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Tapi
karena penelitian ini menggunakan data primer maka tidak digunakan
98
uji autokorelasi, karena biasanya uji ini digunakan untuk menguji data
time series.
Jika model pada penelitian ini terkena gejala asumsi klasik
seperti, data pada penelitian ini tidak terdistribusi normal, terjadi
multikoliniearitas, dan terkena gejala heteroskedastisitas, maka hasil
analisis regresi dan pengujian seperti pada uji t dan uji F menjadi tidak
valid.
Pembahasan masing-masing hasil uji asumsi klasik akan
disajikan sebagai berikut:
a. Hasil uji Normalitas
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Gambar 4.7
Uji Normalitas Data
99
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa dari
grafik P-P plot tersebut terlihat bahwa penyebaran titik atau data
menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu
jauh atau melebar. Maka dapat dikatakan bahwa data pada penelitian
ini memiliki penyebaran dan terdistribusi normal. Dimana dari grafik
ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas, dan
dengan normalnya data pada penelitian ini maka dapat digunakan dan
diteruskan. Untuk menegaskan hasil uji normalitas diatas maka peneliti
melakukan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dengan hasil
sebagai berikut:
Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
N 70
Normal Parametersa Mean
.0000000
Std. Deviation .96308682
Most Extreme Differences Absolute .114
Positive .052
Negative -.114
Kolmogorov-Smirnov Z .956
Asymp. Sig. (2-tailed) .320
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017.
Table 4.20
100
Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
diperoleh nilai sebesar 0,320 yang dimana lebih besar dari (>) 0,05.
Oleh sebab itu H₀ tidak dapat ditolak. Hal itu berarti nilai residual
terstandarisasi, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independent. Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat
dilihat melalui nilai Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor
(VIF) serta besaran korelasi antara variabel independen.
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.21
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 11,162 1,776 6,284 ,000
wujud fisik ,206 ,068 ,327 3,020 ,004 ,638 1,568
kepedulian ,150 ,097 ,182 1,554 ,125 ,543 1,843
kehandalan ,070 ,078 ,124 ,887 ,378 ,381 2,627
daya tanggap -,066 ,061 -,106 -1,066 ,290 ,756 1,323
jaminan ,180 ,077 ,312 2,340 ,022 ,420 2,380
a. Dependent Variable: kepuasan mustahik
101
Dari tabel output diatas, diketahui bahwa nilai VIF kurang dari
10 dan Tolerance lebih dari 0,1 untuk kelima variabel, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai regresi tidak terjadi masalah multikoliniaritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Gambar 4.8
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan tampilan pada scatterplot terlihat bahwa plot
menyebar secara acak di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu
Regression Studentized Residual. Oleh karena itu, maka berdasarkan
uji heteroskedastisitas menggunakan metode analisis grafik, pada
model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
102
3. Uji Hipotesis
a. Uji F (Uji Signifikan secara Simultan)
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Berikut hasil hipotesis dalam pengujian ini.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 40,979 5 8,196 13,948 ,000b
Residual 37,606 64 ,588
Total 78,586 69
a. Dependent Variable: kepuasan mustahik
b. Predictors: (Constant), jaminan, wujud fisik, daya tanggap, kepedulian, kehandalan
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.22
Uji F (Uji Signifikan secara Simultan)
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji ANOVA atau uji F didapat
nilai f hitung sebesar 13,948 dengan tingkat signifikansi 0.000. karena
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi. Atau dapat dikatakan
bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen. Ini berarti H₀ ditolak dan H₁ diterima.
b. Uji t (Uji Signifikan secara Parsial)
Pengujian hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh secara signifikan antara masing-masing
103
variabel independen (wujud fisik, kehandalan, kepedulian, daya
tanggap dan jaminan) secara individual terhadap variabel dependen
(kepuasan mustahik) yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika
nilai probablity lebih kecil dari 0,05 maka H₁ diterima dan menolak
H₀, sedangkan jika nilai probability lebih besar dari 0,05 maka H₀
diterima dan menolak H₁. Hasil uji statistik t dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,162 1,776 6,284 ,000
wujud fisik ,206 ,068 ,327 3,020 ,004
kepedulian ,150 ,097 ,182 1,554 ,125
kehandalan ,070 ,078 ,124 ,887 ,378
daya
tanggap -,066 ,061 -,106 -1,066 ,290
jaminan ,180 ,077 ,312 2,340 ,022
a. Dependent Variable: kepuasan mustahik
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.23
Uji t (Uji Signifikan secara Parsial)
Berdasarkan pada tabel coefficients diatas untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
(individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut.
1) Pengaruh Wujud Fisik (X₁) terhadap Kepuasan Mustahik (Y)
104
Variabel wujud fisik memiliki nilai t sebesar 3,020 dan tingkat
signifikansi sebesar 0.004 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti secara
parsial variabel wujud fisik berpengaruh terhadap kepuasan mustahik.
Ini berarti H₀ ditolak dan H₁ diterima.
2) Kepedulian (X₂) terhadap Kepuasan Mustahik (Y)
Variabel kepedulian memiliki nilai sebesar 1.554 dan tingkat
signifikansi sebesar 0.125 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti secara
parsial variabel kepedulian tidak berpengaruh terhadap kepuasan
mustahik. Ini berarti H₀ diterima dan H₁ ditolak.
3) Kehandalan (X₃) terhadap Kepuasan Mustahik (Y)
Variabel kehandalan memiliki nilai sebesar 0.887 dan tingkat
signifikansi sebesar 0.378 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti secara
parsial variabel kehandalan tidak berpengaruh terhadap kepuasan
mustahik. Ini berarti H₀ diterima dan H₁ ditolak.
4) Daya Tanggap (X₄) terhadap Kepuasan Mustahik (Y)
Variabel daya tanggap memiliki nilai sebesar -1.066 dan
tingkat signifikansi sebesar 0.290 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti
secara parsial variabel daya tanggap tidak berpengaruh terhadap
kepuasan mustahik. Ini berarti H₀ diterima dan H₁ ditolak.
5) Jaminan (X₅) terhadap Kepuasan Mustahik (Y)
105
Variabel jaminan memiliki nilai sebesar 2.340 dan tingkat
signifikansi sebesar 0.022 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti secara
parsial variabel jaminan berpengaruh positif terhadap kepuasan
mustahik. Ini berarti H₀ ditolak dan H₁ diterima.
c. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependennya yang dilihat melalui R square. Untuk mengetahui besar
angka adjusted R Square dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,722a ,521 ,484 ,76655
a. Predictors: (Constant), jaminan, wujud fisik, daya tanggap,
kepedulian, kehandalan
b. Dependent Variable: kepuasan mustahik
Sumber : Hasil olah data SPSS 22
Tabel 4.24
Uji Koefisien Determinasi
Dari tabel diatas menunjukkan besarnya R Square (R²) adalah
0.521. hasil ini menunjukkan bahwa 52,1% variabel kepuasan
mustahik dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen
(wujud fisik, kehandalan, kepedulian, daya tanggap dan jaminan).
Sedangkan selisihnya 48,9% dijelaskan oleh variabel dan faktor-faktor
lain yang tidak diteliti dan disertakan dalam penelitian ini.
106
4. Uji Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk
sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti
variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini
lebih dari satu.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,162 1,776 6,284 ,000
wujud fisik ,206 ,068 ,327 3,020 ,004
kepedulian ,150 ,097 ,182 1,554 ,125
kehandalan ,070 ,078 ,124 ,887 ,378
daya
tanggap -,066 ,061 -,106 -1,066 ,290
jaminan ,180 ,077 ,312 2,340 ,022
a. Dependent Variable: kepuasan mustahik
Sumber : Hasil olah data SPSS 22,2017
Tabel 4.25
Uji Regresi Berganda
Berdasarkan tabel 4.25 diatas dapat diperoleh persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
Y = 11.162 + 0,206X₁ + 0,150X₂ + 0.070X₃ +0,180X₅ +€
Keterangan :
107
Y : variabel dependen (kepuasan mustahik)
Α : konstanta
X₁ : wujud fisik
X₂ : kehandalan
X₃ : kepedulian
X₄ : daya tanggap
X₅ : jaminan
€ : standar error
Adapun interpretasi penulis pada model persamaan regresi diatas
adalah sebagai berikut:
a. Konstanta yang diperoleh adalah sebesar 11.162 menyatakan jika nilai
variabel wujud fisik, kehandalan, kepedulian, daya tanggap dan jaminan
sama dengan 0, maka nilai kepuasan mustahik adalah meningkat sebesar
11,162%.
b. Wujud Fisik 0,206 maksudnya adalah jika setiap kenaikan wujud fisik
sebesar 1% akan menyebabkan meningkatnya kepuasan mustahik sebesar
0,206%, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
c. Kepedulian 0,150 maksudnya adalah jika setiap kenaikan kepedulian
sebesar 1% akan menyebabkan meningkatnya kepuasan mustahik sebesar
0,150%, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
108
d. Kehandalan 0,070 maksudnya adalah jika setiap kenaikan kehandalan
sebesar 1% akan menyebabkan meningkatnya kepuasan mustahik sebesar
0,070%, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
e. Jaminan 0,180 maksudnya adalah jika setiap kenaikan jaminan sebesar 1%
akan menyebabkan meningkatnya kepuasan mustahik sebesar 0,180%,
dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda yang telah dipaparkan oleh
penulis pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Variabel independen (wujud fisik, kepedulian, kehandalan, daya tanggap
dan jaminan) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen
(kepuasan mustahik). Sementara variabel yang berpengaruh secara parsial
adalah variabel wujud fisik sebesar 0,004 dan jaminan sebesar 0,022.
Sedangkan variabel kepedulian, kehandalan dan daya tanggap tidak
berpengaruh terhadap kepuasan mustahik.
2. Variabel independen (wujud fisik, kepedulian, kehandalan, daya tanggap
dan jaminan) mampu menjelaskan variabel dependen (kepuasan mustahik)
sebesar 52,1%. Sedangkan selisihnya 48,9% dijelaskan oleh variabel dan
faktor-faktor lain yang tidak diteliti dan disertakan dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis
mencoba mengemukakan saran yang mungkin bermanfaat, anatara lain:
110
1. Meneliti dengan subjek yang sama dengan metode yang berbeda sebagai
pembanding
2. Menggunakan lebih banyak lagi variabel-variabel yang mungkin dapat
mempengaruhi kepuasan mustahik. Sehingga dapat memberikan hasil
penelitian yang lebih akurat dan lebih baik daripada penelitian ini.
111
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. “Kesejahteraan Sosial”, Jakarta: Rajawali Press, 2005.
Ali, Mohamad Daud. “Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan wakaf”, Jakarta: UI-
Press,1988.
Al-Ba‟ly, Abdul Al-Hamid Mahmud. “Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter
dan Keuangan Syariah”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Al-Zuhayly,Wahbah. “Zakat: Kajian Berbagai Mazhab”, Cet. 7. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. “Fiqih
Ibadah”, Cet. 2. Jakarta: Amzah, 2010.
Beik, Irfan Syauqi dan Laily Dwi Arsyianti. “Ekonomi Pembangunan Syariah”.
Cet. 1. Jakarta: Rajawali Press, 2016.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Hafiduddin, Didin. “Zakat dalam Perekonomian Modern”, Cet. 1. Jakarta: Gema
Insani Press, 2002.
Huda, Nurul dkk. “Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis”, Cet. 2. Jakarta:
Kencana, 2009.
Huda, Nurul dkk. “Ekonomi Pembangunan Islam”, Cet. 1. Jakarta: Kencana,
2015.
Ismail, Asep Usman. “Al-Qur‟an dan Kesejahteraan Sosial”, Cet. 1.Tangerang:
Lentera Hati, 2012.
Lisnawati, dkk. “Pengaruh Dana Zakat dan Tingkat Pendidikan terhadap
Kemiskinan di Provinsi Aceh” Jurnal Ilmu Ekonomi Pasca Sarjana
Universitas Syiah Kuala.Vol. 1, No. 4, November 2013.
112
Mufraini, M. Arief. “Akuntansi dan Manajemen Zakat:Mengkomunikasikan
Kesadaran dan Membangun Jaringan”, Cet. 1. Jakarta: Kencana, 2006.
Musbikin, Imam. “Melogikakan Rukun Islam”, Cet. 1. Jogjakarta: Diva Press,
2008.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam UII Yogyakarta “Ekonomi
Islam” Cet. 5. Jakarta: Rajawali Press, 2013.
Profil Rumah Sehat Baznas, 2017.
Rahmayanty, Nina. “Manajemen Pelayanan Prima”, Cet. 2. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013.
Rozalinda. “Ekonomi Islam”, Cet. 2. Jakarta: Rajawali Press, 2015.
Salam, Junaidi 2011. “Pendayagunaan Dana ZIS pada Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU) dalam Upaya Meningkatkan Gizi Masyarakat Binataro
Tangerang Selatan melalui Program BUDARZI (Ibu Sadar Gizi)” Skripsi.
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. “Perilaku Konsumen”, Cet. 1. Yogyakarta:
Andi Offset, 2013.
Sugiyono, “Motode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Cet. 19.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Sukendar, Hendrik Baskuni 2016. “Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui
Peningkatan Layanan Kesehatan Oleh Rumah Sehat Baznas Yogyakarta di
Desa Wukisari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul” Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”,
Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011.
Supriyadi,Edy. “SPSS+Amos” Cet. 1. Jakarta : In Media, 2014.
113
Teguh, Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi”, Cet.
1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Tjiptono, Fandy. “Pemasaran Jasa”, Cet. 3. Malang: Bayumedia Publishing,
2007.
Utama, Agung 2003. “Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit Umum Cakra Husada Klaten” OPSI,
Vol. 1, No. 2 Desember 2003: 96 – 110.
Wahyudi Hadi, 2013 “Optimalisasi Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan pada
LAZ PKPU” Skripsi. Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wahjono, Sentot Imam. “Manajemen Pemasaran Bank”, Cet. 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Walker, Denis. “Mendahulukan Kepuasan Pelanggan”, Tangerang: Binapura
Aksara Publisher, 2011.
Wardani, Intan Pramudita 2015. “Pengelolaan Program Rumah Sehat dalam
Upaya Pengentasan Kemiskinan”. (studi kasus di Badan Amil Zakat
Daerah Kabupaten Rembang) Skripsi. Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Wijaya, Tony. “Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis”, Cet. 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013.
114
LAMPIRAN-LAMPIRAN
115
Kuesioner untuk Penelitian Kepuasan Mustahik atas Pendayagunaan Dana
Zakat di Rumah Sehat Baznas
Bapak/Ibu yang terhormat,
Saya adalah mahasiswi Program Sarjana S1 Universitas Islam Negeri
(UIN) Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Ekonomi Syariah yang sedang
menyelesaikan tugas akhir Skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana.
Dalam rangka mengumpulkan data, saya memohon kesediaan dan bantuan
Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Hasil dari kuesioner
ini sepenuhnya akan digunakan untuk kepentingan penelitan tentang kepuasan
pasien di Rumah Sehat Baznas.
Mengingat keberhasilan penelitan ini akan sangat tergantung kepada
kelengkapan jawaban, dimohon dengan sangat agar kiranya jawaban dapat
diberikan selengkap mungkin. Kejujuran serta kesungguhan Bapak/Ibu dalam
mengisi kuesioner ini akan sangat berarti dan sangat saya hargai.
Atas kesediaan serta kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Nur Awaliyah Musfirah
116
KUESIONER
Nama Reponden :
Petunjuk: Mohon berikan tanda ceklis () pada jawaban yang anda pilih.
Jenis Kelamin:
( ) Pria
( ) Wanita
Usia saat ini:
( ) <17 tahun
( ) 17 – 40 tahun
( ) >40 tahun
Pendidikan terakhir:
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Sarjana
Pekerjaan:
( ) Pegawai Negeri
( ) Pegawai Swasta
( ) Buruh
( ) Pedagang
( ) Pelajar/Mahasiswa
( ) .......................
Termasuk Anggota Rumah Sehat
Baznas:
( ) Ya
( ) Tidak
Frekuensi Berobat:
( ) <1 bulan sekali
( ) 1 bulan sekali
( ( ) >1 bulan sekali
117
Petunjuk Pengisian:
Mohon berikan tanda ceklis () pada jawaban yang anda pilih.
1. Sangat tidak puas
2. Tidak puas
3. Puas
4. Sangat puas
Kepuasan Mustahik (Y)
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Saya mendapatkan apa yang saya inginkan
berobat di rumah sakit ini
2
Kualitas jasa yang saya dapatkan di rumah
sehat
Baznas lebih dari yang saya harapkan
3 Bila saya ingin berobat maka di rumah sehat
Baznas ini merupakan pilihan pertama saya
4
Berobat di ini rumah sehat Baznas
merupakan sesuatu hal yang sangat
memuaskan
5 Saya puas dengan keputusan saya untuk
berobat di rumah sehat Baznas
6
Menurut saya pilihan berobat di rumah
sehat Baznas merupakan pilihan yang
terbaik
A. Wujud fisik (Tangibles) (X1)
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Bangunan RS terlihat indah dan bersih
2 RS memiliki ruang tunggu yang nyaman
serta WC yang bersih
3 RS memiliki fasilitas perlengkapan
kedokteran yang lengkap
4 RS memiliki papan petunjuk (informasi)
yang jelas
5 Ruang periksa tertata rapih dan bersih
6 Tenaga medis serta karyawan
berpenampilan rapih dan bersih
B. Kepedulian (Emphaty) (X2)
No Pernyataan 1 2 3 4
7 Dokter memberikan waktu pelayanan yang
cukup untuk pasien
118
8
Dokter mendengarkan keluhan tentang
penyakit yang diderita serta memberikan
jalan keluar dalam konsultasi
9
Perawat memberikan pelayanan sesuai
dengan keinginan dan memahami kebutuhan
pasien
10 Perawat memberikan perhatian sungguh-
sungguh pada pasien
11 Dokter dan perawat berlaku ramah dan
sopan dalam melayani pasien
12
Dokter dan perawat menghibur serta
memberikan dorongan kepada pasien
supaya cepat sembuh dan mendo‟akan
pasien.
C. Kehandalan (Realibility) (X3)
No Pernyataan 1 2 3 4
13 Dokter datang tepat waktu
14
Dokter dan perawat memberikan pelayanan
teliti, hati-hati dan tepat waktu sesuai
dengan yang dijanjikan
15 Prosedur penerimaan pasien dilayani secara
cepat dan tidak berbelit-belit
16 Tenaga medis atau apoteker memberitahu
cara perawatan dan cara minum obat
17
Tenaga medis atau perawat memberikan
informasi kepada pasien sebelum pelayanan
diberikan
18
Perawat melaporkan secara detail perubahan
pasien kepada dokter sewaktu melakukan
kunjungan
D. Daya Tanggap (Responsiveness) (X4)
No Pernyataan 1 2 3 4
19 Dokter menanggapi keluhan pasien
20 Dokter memberikan kesempatan bertanya
kepada pasien
21 Perawat tanggap melayani kebutuhan pasien
22 Dokter dan perawat menerima dan melayani
dengan baik
23 Dokter dan perawat melakukan tindakan
secara tepat dan cepat
24 Dokter dan perawat melakukan tindakan
sesuai prosedur
E. Jaminan (Assurance) (X5)
No Pernyataan 1 2 3 4
119
25
Dokter mempunyai kemampuan dan
pengetahuan dalam menetapkan diagnosa
penyakit anda cukup baik, sehingga mampu
menjawab setiap pertanyaan pasien secara
meyakinkan
26 Tenaga medis atau apoteker menyiapkan
obat-obatan secara lengkap
27 Tersedia Dokter spesialis
28 Dokter melayani dengan sikap meyakinkan
sehingga pasien merasa aman
29 Perawat memiliki catatan medis pasien
30 Terciptanya suasana kekeluargaan antara
petugas kesehatan dengan pasien
120
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4
3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4
4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3
121
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3
4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4
3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4
4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4
4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4
122
4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4
3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4
4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4
4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4
123
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
124
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3
3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4
4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3
4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3
4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
125
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3
3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4
4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4
4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4
3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4
4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4
4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4
4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4
4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4
126
4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3
4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4
4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4
4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3
4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4
3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4
3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
127
Y X1 X2 X3 X4 X5
24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24
22 20 21 17 23 23
21 20 22 22 22 21
24 23 24 24 22 24
24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24
21 22 22 21 22 23
22 24 24 24 24 24
22 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 24
24 18 24 24 24 24
18 22 24 21 24 24
24 22 22 23 24 24
18 24 24 24 24 24
24 24 20 21 24 24
24 24 24 24 24 24
21 21 24 21 23 23
21 19 22 23 24 24
21 23 21 23 24 24
22 24 23 21 21 22
18 17 18 18 18 16
22 24 23 21 19 22
24 24 24 24 24 24
22 24 24 21 24 21
24 24 24 24 24 24
20 20 20 19 20 20
23 24 22 21 21 22
24 24 24 23 21 21
24 24 24 22 22 19
24 24 24 22 21 22
24 22 23 19 20 19
24 24 24 24 24 24
24 24 24 24 24 22
24 24 24 24 24 24
23 24 24 24 22 22
24 24 24 23 20 22
22 20 24 24 22 22
128
24 23 21 20 20 22
22 20 24 23 22 22
24 24 24 20 20 20
24 22 24 24 22 24
24 22 22 20 20 21
24 20 24 22 21 22
22 22 23 19 19 20
24 24 24 23 24 20
24 22 23 20 20 20
24 22 24 23 20 23
24 24 24 24 20 23
24 24 24 24 24 24
23 19 23 23 20 21
24 22 24 22 21 22
23 21 24 21 20 21
23 24 24 21 22 21
24 24 24 24 20 23
24 24 24 24 20 22
23 24 24 24 21 23
24 24 24 24 24 22
24 23 24 23 21 23
24 24 24 24 21 20
24 24 24 24 24 22
24 21 23 21 20 21
24 24 24 24 24 23
24 24 24 24 22 21
24 24 23 24 22 24
24 24 24 23 23 21
24 20 24 24 23 24
23 21 24 23 24 21
24 24 24 24 24 24
24 21 22 22 24 23
22 23 23 21 24 22
24 22 22 24 21 24
22 22 24 21 24 21
24 24 24 24 24 24
22 23 22 20 22 20
24 21 24 18 22 22
22 18 21 22 22 19
23 24 24 21 24 22
20 20 21 19 17 18
22 22 24 19 22 17
22 22 24 20 21 21
22 22 22 18 22 18
129
22 20 21 20 20 20
24 22 22 21 22 21
21 18 19 19 21 18
22 22 24 21 24 20
21 21 20 20 19 18
23 21 20 21 22 21
22 20 22 22 22 20
22 21 22 18 18 17
24 24 24 24 24 24
22 20 22 21 22 21
22 22 24 22 24 22
23 21 21 20 22 18
23 23 22 21 23 20
130
1. Hasil uji validitas variabel wujud fisik (X1)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1.1 18,97 2,999 ,675 ,679 ,872
X1,2 19,00 2,966 ,652 ,639 ,876
X1.3 18,97 2,999 ,675 ,745 ,872
X1.4 19,03 2,516 ,804 ,880 ,852
X1.5 18,97 2,792 ,852 ,825 ,844
X1.6 18,90 3,266 ,585 ,760 ,885
2. Hasil uji validitas variabel kepedulain (X2)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2.1 19,23 1,633 ,681 ,646 ,786
X2.2 19,17 1,937 ,565 ,661 ,820
X2.3 19,23 1,702 ,580 ,568 ,805
X2.4 19,47 1,292 ,675 ,687 ,796
X2.5 19,20 1,821 ,544 ,598 ,814
X2.6 19,37 1,344 ,731 ,755 ,772
131
3. Hasil uji validitas variabel kehandalan (X3)
4. Hasil uji validitas variabel daya tanggap (X4)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X4.1 19,40 1,559 ,767 . ,839
X4.2 19,47 1,499 ,678 . ,861
X4.3 19,50 1,431 ,704 . ,859
X4.4 19,30 2,010 ,573 . ,878
X4.5 19,33 1,747 ,788 . ,844
X4.6 19,33 1,747 ,788 . ,844
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3.1 19,10 2,231 ,623 ,668 ,833
X3.2 18,93 2,478 ,689 ,860 ,808
X3.3 18,87 2,671 ,631 ,904 ,821
X3.4 18,77 2,944 ,676 ,624 ,827
X3.5 18,90 2,576 ,655 ,861 ,815
X3.6 18,93 2,547 ,629 ,855 ,820
132
5. Hasil uji validitas variabel jaminan (X5)
6. Hasil uji validitas variabel kepuasan mustahik (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X5.1 19,47 1,568 ,796 . ,819
X5.2 19,47 1,568 ,796 . ,819
X5.3 19,50 1,983 ,482 . ,880
X5.4 19,33 2,230 ,801 . ,847
X5.5 19,37 2,102 ,725 . ,841
X5.6 19,37 2,102 ,725 . ,841
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1 18.8000 2.579 .654 .502 .807
Y2 18.8000 2.648 .600 .605 .818
Y3 18.8000 2.717 .548 .721 .829
Y4 18.7333 2.685 .642 .917 .809
Y5 18.6000 2.938 .712 .561 .808
Y6 18.7667 2.668 .616 .891 .814