84
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. DIAMOND COLD STORAGE Oleh LIA DWI HARINI H24101099 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Faktor Yang Mempengaruhi Motiva

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    MOTIVASI KERJA KARYAWAN

    DI PT. DIAMOND COLD STORAGE

    Oleh

    LIA DWI HARINI

    H24101099

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2006

  • ABSTRAK

    LIA DWI HARINI. H24101099. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan di PT. Diamond Cold Storage. Di bawah bimbingan W. H. LIMBONG.

    PT. Diamond Cold Storage merupakan perusahaan joint venture dalam bidang usaha cold storage, ice cream. Akibat berkembangnya jaman, maka semakin banyak muncul pesaing-pesaing dalam industri yang sejenis. Agar dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif yaitu dengan jalan menggunakan seluruh sumberdaya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Salah satu caranya yaitu dengan memelihara SDM yang dimiliki melalui pemberian motivasi kerja. Pemberian motivasi kerja dapat dilakukan pihak manajemen dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi itu sendiri, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Sumberdaya manusia yang memiliki motivasi kerja yang tinggi diduga dapat meningkatkan produktivitas.

    Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor intrinsik dan ekstrisik yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan PT. Diamond Cold Storage dan (2) Menganalisis hubungan antara faktor motivasi kerja dengan produktivitas karyawan.

    Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan korelasi Rank Spearman. Dengan bantuan program Microsoft Excel dan software Statistical Produce and Service Solution (SPSS) 11.5 for windows. Dari penelitian, diketahui faktor-faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah tanggung jawab, prestasi, pengakuan, status pekerjaan, dan pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah administrasi dan kebijakan perusahaan, gaji/imbalan, hubungan kerja antar karyawan, dan kondisi kerja. Berdasarkan hasil pengujian Rank Spearman, dapat diketahui bahwa faktor status pekerjaan, pengakuan, dan gaji/imbalan memiliki hubungan yang nyata dengan produktivitas karyawan. Sedangkan faktor prestasi, pekerjaan yang dilakukan, tanggung jawab, hubungan kerja antar karyawan, kondisi kerja, serta administrasi dan kebijakan perusahaan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan produktivitas karyawan.

    Nilai korelasi Rank Spearman mengenai faktor-faktor motivasi kerja, jika diurutkan yaitu pengakuan (-0,284), gaji/imbalan (-0,265), dan status pekerjaan (-0,256). Ketiga faktor tersebut berada dalam kondisi moderately low association, yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan lemah dengan produktivitas karyawan. Artinya semakin baik perhatian perusahaan terhadap faktor-faktor tersebut akan semakin meningkatkan produktivitas karyawan. Sedangkan faktor-faktor lainnya tidak memiliki hubungan yang nyata dengan produktivitas karyawan.

    Saran yang dapat diberikan : (1) faktor yang perlu diperhatikan terutama oleh pihak perusahaan adalah faktor status pekerjaan, pengakuan, dan gaji/imbalan. Dengan meningkatkan kepuasan karyawan pada ketiga faktor

  • tersebut, kemungkinan akan terjadi peningkatan produktivitas individu, yang nantinya akan membantu meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan ; (2) diharapkan pihak manajemen dapat menjelaskan kepada karyawan bahwa status pekerjaan mereka di perusahaan adalah sama, dalam hal kewajiban saat bekerja. Mungkin yang membedakan hanyalah kompensasi yang didapatkan antara karyawan tetap dan tidak tetap. Hal tersebut dikarenakan karyawan tetap telah membuktikan bahwa mereka memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Hal ini justru dapat dijadikan motivasi bagi karyawan tidak tetap agar mereka selalu berusaha semaksimal mungkin dalam bekerja. Mengenai peraturan perusahaan, sebaiknya peraturan dan kebijaksanaan perusahaan dibuat dengan tidak mengekang kepentingan individu serta memberikan kebijakan yang tidak memihak pihak manapun.; (3) pihak manajemen sebaiknya memperhatikan para karyawannya secara lebih personal, misalnya dengan memberikan pujian apabila hasil kerjanya baik dan memberi kesempatan menyalurkan ide/sarannya. Media yang dapat digunakan yaitu dengan mengadakan diskusi periodik ataupun adanya kotak saran ; (4) diharapkan perusahaan dapat memperhatikan dan mengevaluasi kembali nilai kompensasi yang telah diberikan agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan serta sesuai dengan kemampuan perusahaan.

  • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    MOTIVASI KERJA KARYAWAN

    DI PT. DIAMOND COLD STORAGE

    SKRIPSI

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA EKONOMI

    pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    LIA DWI HARINI

    H24101099

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2006

  • INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    MOTIVASI KERJA KARYAWAN

    DI PT. DIAMOND COLD STORAGE

    SKRIPSI

    sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

    SARJANA EKONOMI

    pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    LIA DWI HARINI

    H24101099

    Menyetujui, Februari 2006

    Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS. Dosen Pembimbing

    Mengetahui,

    Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc

    Ketua Departemen Tanggal Ujian : 27 Januari 2006 Tanggal Lulus :

  • iii

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Jakarta pada 25 April 1983. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Sulkan dan Maharti Ningsih.

    Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri Warakas 04

    Petang pada tahun 1995, lalu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan

    Tingkat Pertama Negeri 129 Jakarta. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan

    pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 41 Jakarta dan masuk dalam

    program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada tahun 2001, penulis diterima di

    Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

    Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor

    (USMI).

    Selama kuliah, penulis pernah mengikuti kegiatan kemahasiswaan yaitu

    menjadi panitia Dies Natalis FEM ke-2 acara Ceremonial for Charity Night dan

    menjadi panitia acara Seminar of Banking Job Preparation.

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat

    dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Analisis

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan di PT.

    Diamond Cold Storage dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor.

    Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara

    moril dan materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya pada :

    1. Bapak dan Mamaku tersayang, yang telah memberikan support yang tiada

    henti-hentinya selama ini.

    2. Mr. Nurdiansyah yang paling banyak membantu selama ini. Terima kasih

    atas perhatian, kesabaran, pengertian dan hal-hal positif lainnya yang

    sangat berarti.

    3. Bapak Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong MS. selaku dosen pembimbing yang

    senantiasa memberikan bimbingan, wawasan, masukan, dan dorongan

    yang tidak ternilai selama ini dan hingga terselesaikannya skripsi.

    4. Bapak Ali Mutasowifin, SE., M.Si dan Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP., M.

    Sc., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritikan dan

    masukan demi kesempurnannya skripsi ini.

    5. Bapak Yopi De Fretes selaku kepala personalia PT. Diamond Cold

    Storage yang telah memberikan tempat dan kesempatan kepada penulis

    untuk melakukan penelitian. Mbak Yeni, Bapak Engson , Bapak Toby dan

    juga para staf lainnya yang telah bersedia memberikan data dan informasi

    yang bermanfaat dalam skripsi ini.

  • v

    6. My best friends : Ian, Carine, Midhut, Mba ii, and Deni. Terima kasih

    selama empat tahun terakhir sudah mengisi hari-hariku dengan kenangan

    yang tak akan terlupakan semasa kuliah.

    7. Teman-teman seperjuangan : Rika, Karina, Monik, Fitri, Ella, Johan,

    Daniel, Andre, Tanto, dan Adit yang selama ini ikut menelan pedihnya

    menyusun skripsi.

    8. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM

    IPB.

    9. Teman-teman di Departemen Manajemen 38 yang selama ini mengisi hari-

    hari baik dan burukku selama masa kuliah.

    10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuannya.

    Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh

    karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhirnya,

    penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

    Bogor, Februari 2006

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK

    RIWAYAT HIDUP.................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR................................................................................ iv

    DAFTAR ISI............................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ix

    DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x

    I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1. 2 Perumusan Masalah........................................................................ 2 1. 3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3 1. 4 Kegunaan Penelitian....................................................................... 3

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1 Landasan Teoritis ........................................................................... 4 2. 1. 1 Manajemen Sumberdaya Manusia...................................... 4 2. 1. 2 Motivasi .............................................................................. 6 2. 1. 3 Teori Motivasi .................................................................... 7 2. 1. 4 Produktivitas ....................................................................... 11 2. 1. 5 Pengujian Validitas ............................................................. 12 2. 1. 6 Pengujian Reliabilitas ......................................................... 13 2. 1. 7 Korelasi Rank Spearman..................................................... 13

    2. 2 Penelitian Terdahulu....................................................................... 15 III. METODOLOGI PENELITIAN

    3. 1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 17 3. 2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 18 3. 3 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 19 3. 4 Metode Penarikan Sampel.............................................................. 19 3. 5 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 20 3. 6 Pengolahan dan Analisis Data........................................................ 21

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4. 1 Gambaran Umum Perusahaan ....................................................... 22 4. 1. 1 Sejarah Singkat PT. Diamond Cold Storage....................... 22 4. 1. 2 Visi dan Misi PT. Diamond Cold Storage .......................... 23 4. 1. 3 Struktur Organisasi ............................................................. 24 4. 1. 4 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Karyawan.................. 25 4. 1. 5 Landasan Peraturan dan Kebiijaksanaan Perusahaan ......... 28

  • vii

    4. 2 Karakteristik Responden ............................................................... 30 4. 3 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas.................................. 33

    4. 3. 1 Hasil Uji Validitas ............................................................. 33 4. 3. 2 Hasil Uji Reliabilitas.......................................................... 34

    4. 4 Faktor-faktor Intrinsik yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan ............................................................................ 34 4. 4. 1 Status Pekerjaan................................................................. 35 4. 4. 2 Prestasi ............................................................................... 36 4. 4. 3 Pengakuan.......................................................................... 38 4. 4. 4 Pekerjaan yang Dilakukan ................................................. 40 4. 4. 5 Tanggung Jawab ................................................................ 42

    4. 5 Faktor-faktor Ekstrinsik yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan ............................................................................ 43 4. 5. 1 Gaji/ Imbalan ..................................................................... 43 4. 5. 2 Hubungan Kerja Antar Karyawan ..................................... 45 4. 5. 3 Kondisi Kerja..................................................................... 47 4. 5. 4 Administrasi dan Kebijakan Perusahaan ........................... 49

    4. 6 Produktivitas Karyawan ................................................................ 50 4. 7 Hubungan Faktor-faktor Motivasi Kerja

    dengan Produktivitas Karyawan .................................................... 53 KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan....................................................................................... 55 2. Saran................................................................................................. 55

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR TABEL

    No Halaman 1. Proporsi Jumlah Sampel yang Diambil ................................................. 19 2. Disribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di PT. DCS, 2005 .. 31 3. Disribusi Responden Berdasarkan Usia di PT. DCS, 2005................... 31 4. Disribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

    di PT. DCS, 2005 .................................................................................. 32 5. Disribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja di PT. DCS, 2005 ...... 33 6. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Status Pekerjaan................... 36 7. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Prestasi ................................. 37 8. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Pengakuan............................ 39 9. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Pekerjaan yang Dilakukan ... 41 10. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Tanggung Jawab .................. 42 11. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Gaji/Imbalan ........................ 44 12. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Hubungan Kerja Antar Karyawan .................................................................................... 46 13. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Kondisi Kerja....................... 48 14. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Administrasi dan Kebijakan

    Perusahaan............................................................................................. 49 15. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Produktivitas Karyawan....... 52 16. Hasil Pengujian dengan Metode Korelasi Rank Spearman................... 53

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    No Halaman

    1. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow ................................................... 8 2. Model Teori Herzberg............................................................................ 10 3. Kerangka Pemikiran............................................................................... 18

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1. Struktur Organisasi PT. Diamond Cold Storage .................................... 61 2. Hasil Uji Validitas .................................................................................. 62 3. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 64 4. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 67 5. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman ........................................................ 74

  • I. PENDAHULUAN

    1. 1 Latar Belakang

    Era globalisasi dunia ditandai oleh perkembangan yang semakin cepat

    di segala bidang kegiatan bisnis. Globalisasi era 90-an yang melanda dunia

    telah mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Globalisasi

    yang muncul merupakan global competition, global business, dan global

    company. Indonesia dan negara-negara di dunia akan memasuki era

    globalisasi sebagai akibat perubahan teknologi yang cepat dan

    dihilangkannya berbagai hambatan perdagangan. Globalisasi ini dapat

    menyebabkan semakin ketatnya persaingan antara perusahan-perusahaan

    domestik dengan perusahaan-perusahaan di negara lain. Agar dapat bertahan

    dalam persaingan global, perusahaan domestik harus memiliki keunggulan

    kompetitif yaitu dengan jalan menggunakan seluruh sumberdaya yang

    dimilikinya secara efektif dan efisien. Kondisi yang terjadi tersebut

    mendorong perusahaan untuk mengembangkan berbagai kebijakan-kebijakan

    baru dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam rangka

    mempertahankan eksistensi perusahaan dan bahkan meningkatkannya.

    Satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja

    suatu perusahaan adalah produktivitas karyawan. Produktivitas karyawan

    adalah perbandingan antara hasil yang dicapai karyawan dengan peran serta

    mereka per satuan waktu. Tingginya produktivitas tenaga kerja dapat menjadi

    salah satu modal untuk meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. Pihak

    perusahaan mengharapkan agar produktivitas karyawan terus berada pada

    performa yang memadai.

    Demikian pula halnya dengan PT. Diamond Cold Storage sebagai

    salah satu perusahaan domestik terkemuka yang bergerak di bidang

    pembuatan es krim, memerlukan tingkat produktivitas kerja yang tinggi

    sebagai salah satu upaya untuk memasuki tingkat persaingan yang ada saat

    ini. Elemen perusahaan yang memegang peran paling penting di dalam

    meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan adalah sumberdaya

  • 2

    manusianya. Sumberdaya manusia yang memiliki motivasi yang tinggi

    diduga akan meningkatkan produktivitas kerja.

    Motivasi kerja karyawan berhubungan dengan dua faktor yaitu

    internal dan eksternal. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya setiap

    karyawan mempunyai faktor intrinsik dan ekstrinsik yang berbeda-beda.

    Suatu kondisi motivasi kerja yang mengarah pada penciptaan sistem

    pengelolaan tenaga kerja yang baik dalam suatu perusahaan, dapat

    meningkatkan produktivitas tenaga kerja di perusahaan tersebut. Dengan

    demikian penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

    karyawan perlu kontinyu dilakukan oleh perusahaan.

    .

    1. 2 Perumusan Masalah

    Tingkat persaingan di antara perusahaan di era globalisasi ini semakin

    tinggi, sehingga perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumberdaya

    yang dimilikinya secara optimal. Perusahaan harus mempunyai daya saing

    yang tinggi agar dapat mempertahankan usahanya. Faktor-faktor yang dapat

    menentukan daya saing suatu perusahaan diantaranya adalah produk yang

    berkualitas, teknologi yang tinggi, manajemen yang baik, dan sumberdaya

    manusia yang berkualitas. Salah satu faktor penentu utama untuk mencapai

    daya saing yang tinggi adalah sumberdaya manusia yang berkualitas.

    Peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan berdampak pada

    peningkatan produktivitas kerja karyawan. Peningkatan produktivitas kerja

    karyawan dilatarbelakangi oleh motivasi kerja. Sedangkan faktor-faktor yang

    berhubungan dengan motivasi kerja ada dua, yaitu faktor intrinsik yang

    timbul dari diri karyawan dan faktor ekstrinsik yang timbul dari lingkungan

    di mana karyawan bekerja.

    Permasalahan di PT. Diamond Cold Storage pada saat ini yang

    menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai sumberdaya manusia

    yaitu motivasi kerja karyawan. Berhubungan dengan faktor internal dan

    faktor eksternal motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan salah satu faktor

    yang berhubungan dengan produktivitas kerja di samping jumlah produksi,

    persediaan bahan baku, kerusakan peralatan produksi pada saat melakukan

  • 3

    produksi, dan volume usaha perusahaan. Dalam memotivasi karyawan,

    terlebih dahulu perlu diketahui apa harapan karyawan dalam bekerja, yang

    pada umumnya adalah untuk mendapatkan gaji, dan kebutuhan sosial lainnya.

    Pada PT. Diamond Cold Storage, karyawan dituntut untuk dapat

    bekerja sesuai target, sehingga motivasi karyawan dalam bekerja perlu

    diperhatikan untuk kelancaran produksi. Target produksi sendiri harus dapat

    tepat waktu dengan yang ditetapkan, atau mungkin harus memperpanjang jam

    kerja agar target dapat terpenuhi sehingga diperlukan lembur.

    Berdasarkan uraian di atas, maka masalah-masalah yang akan

    dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik apa saja yang mempengaruhi

    motivasi kerja karyawan di PT. Diamond Cold Storage ?

    2. Apakah ada hubungan antara faktor motivasi kerja dengan produktivitas

    karyawan di PT. Diamond Cold Storage ?

    1. 3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :

    1. Mengidentifikasi faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi

    motivasi kerja karyawan di PT. Diamond Cold Storage.

    2. Menganalisis hubungan kerja antara faktor motivasi kerja dengan

    produktivitas karyawan di PT. Diamond Cold Storage.

    1. 4 Kegunaan Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    sebagai berikut :

    1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen PT.

    Diamond Cold Storage dalam perhatiannya terhadap motivasi kerja

    karyawan (faktor intrinsik dan ekstrinsik) guna peningkatan produktivitas

    karyawan.

    2. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang ingin mengembangkan

    penelitian mengenai hubungan faktor motivasi kerja dengan tingkat

    produktivitas lebih lanjut.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1 Landasan Teoritis

    2. 1. 1 Manajemen Sumberdaya Manusia

    Manajemen Sumberdaya Manusia merupakan bagian dari

    manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya

    manusia. Perhatian ini mencakup fungsi manajerial, fungsi

    operasional dan peran serta kedudukan sumberdaya manusia dalam

    pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara terpadu. Gomes (1995)

    menyatakan bahwa manajemen sumberdaya manusia merupakan

    suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai

    sumberdaya yang cukup potensial yang perlu dikembangkan

    sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang

    maksimal bagi organisasi dan bagi pembangunan dirinya

    Menurut Manullang (1990), fungsi-fungsi manajemen

    sumberdaya manusia adalah sebagai berikut :

    1. Perencanaan

    a. Membuat anggaran tenaga kerja bagi perusahaan.

    b. Membuat analisis pekerjaan, deskripsi pekerjaan dan

    spesifikasi pekerjaan.

    c. Menentukan dan menghubungi sumber-sumber tenaga kerja.

    d. Mengadakan seleksi.

    2. Pengembangan

    a. Melatih dan mendidik karyawan.

    b. Mempromosikan dan memindahkannya.

    c. Mengadakan penilaian kecakapan.

    3. Pemeliharaan

    a. Mengurus pemberhentian.

    b. Mengurus pensiun.

    c. Mengurus kesejahteraan termasuk pembayaran upah,

    pemindahan dan lain-lain.

    d. Memotivasi.

  • 5

    Tujuan dari manajemen sumberdaya manusia adalah

    menyatukan dan mengembangkan orang-orang yang bekerja dalam

    perusahaan atau suatu organisasi yang aktif. Caranya yaitu dengan

    memberikan perhatian terhadap kesejahteraan dari individu dan

    kelompok kerja agar mereka dapat memberikan sumbangsih terbaik

    dalam kesuksesan. Manajemen sumberdaya manusia berkaitan

    dengan manusia dan implikasi sosial dari perubahan dalam

    organisasi dan metode kerja dalam perusahaan dan juga perubahan

    dari sosial ekonomi pada masyarakat (Cummings, 1994).

    Manajemen sumberdaya manusia bukan merupakan

    komponen yang berdiri sendiri di lingkungan sebuah perusahaan.

    Manajemen sumberdaya manusia pada dasarnya merupakan

    penunjang bagi komponen utama sebuah perusahaan. Menurut

    Nawawi (2001), strategi bisnis jangka panjang sebagai acuan utama

    strategi manajemen sumberdaya manusia pada dasarnya memuat

    komponen-komponen sebagai berikut :

    1. Rumusan filsafat perusahaan yang berisi nilai-nilai atau norma-

    norma sebagai pegangan utama bagi perusahaan dalam

    melaksanakan kegiatan bisnis.

    2. Rumusan tentang identitas, tujuan dan sarana perusahaan

    memuat tentang identitas berupa penegasan dari misi yang

    dijalankan perusahaan.

    3. Evaluasi kekuatan dan kelemahan, memuat tentang hasil evaluasi

    kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam mensukseskan

    bisnis perusahaan.

    4. Merumuskan desain pembidangan dan pembagian kerja, berisi

    tentang penetapan unit kerja sehingga dihasilkan struktur

    organisasi.

    5. Pembagian strategi berisi tentang cara mencakup tujuan

    perusahaan.

    6. Penjabaran program, memuat tentang program unit kerja dan cara

    menilai atau mengukur tingkat efektifitas pelaksanaannya.

  • 6

    2. 1. 2 Motivasi

    Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti

    dorongan atau daya penggerak. Mitchell dalam Kreitner dan

    Kinicki (1992) mendefinisikan motivasi sebagai proses psikologi

    yang menggerakkan tindakan sukarela yang berarah pada tujuan.

    DuBrin dan Ireland (1993) mendefinisikan motivasi sebagai proses

    yang menggerakkan perilaku untuk mencapai tujuan organisasi.

    Cascio (1995) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kekuatan atau

    dorongan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk

    memuaskan kebutuhannya. Sedangkan Robbins (1996)

    mendefinisikan motivasi sebagai kerelaan untuk mengeluarkan upaya

    yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh

    kemampuan upaya yaitu untuk memenuhi kebutuhan individu. Dari

    berbagai definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi

    adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan

    seseorang berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

    Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong

    gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan

    memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk

    mewujudkan tujuan perusahaan. Perusahaan bukan saja

    mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi

    yang terpenting mereka mau bekerja dengan giat dan berkeinginan

    untuk mencapai hasil kerja yang optimal (Hasibuan, 1999).

    Menurut Hasibuan (1999), tujuan pemberian motivasi adalah

    sebagai berikut :

    1. Mendorong gairah kerja dan semangat kerja karyawan.

    2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

    3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

    4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.

    5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat

    ketidakhadiran.

    6. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

  • 7

    7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

    8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.

    9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

    10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-

    tugasnya.

    11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

    2. 1. 3 Teori Motivasi

    Sebelum memberi motivasi pada karyawan, manajer harus

    mengetahui teori-teori motivasi. Hal ini berguna bagi manajer

    sebagai rumusan dari suatu pandangan pendapat atau pengertian

    yang pada akhirnya akan mempengaruhi cara manajer dalam

    memperlakukan karyawannya.

    1) Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Pada teori ini Maslow memandang bahwa manusia pada

    dasarnya melakukan tindakan dengan tujuan untuk memenuhi

    kebutuhannya. Maslow mengklasifikasikan kebutuhan manusia

    kedalam lima tingkatan (hierarki). Manusia berusaha untuk

    memenuhi kebutuhannya dari tingkat yang paling rendah terlebih

    dahulu sebelum memenuhi kebutuhannya pada tingkat yang lebih

    tinggi lagi. Kebutuhan yang paling dasar yakni kebutuhan fisik atau

    fisiologis dan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri.

    Dalam memotivasi, para manajer harus mengetahui kebutuhan-

    kebutuhan yang diinginkan oleh karyawannya serta memberikan

    kepuasan kepada karyawan, karena hal ini sangat penting dalam

    mengembangkan perusahaan.

  • 8

    Kebutuhan aktualisasi diri

    Kebutuhan penghargaan

    Kebutuhan saling memiliki

    Kebutuhan rasa aman

    Kebutuhan fisik/fisiologis

    Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow (Stoner dan Freeman,1994)

    1. Kebutuhan fisik atau fisiologis mencakup kebutuhan pokok

    manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidup seperti

    kebutuhan sandang, pangan dan papan.

    2. Kebutuhan rasa aman berwujud pada kebutuhan bebas dari

    ancaman baik fisik maupun psikologis, baik di tempat kerja

    ataupun diluar jam kerja.

    3. Kebutuhan rasa memiliki atau sosialisasi mencakup rasa kasih

    sayang, rasa memiliki dan diterima dalam pergaulan maupun

    lingkungannya.

    4. Kebutuhan penghargaan berhubungan dengan status yang

    mencakup akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan.

    5. Kebutuhan aktualisasi diri berupa dorongan untuk menjadi yang

    diinginkan dengan menggunakan kemampuan, keterampilan dan

    potensi diri.

    2) Teori Dua Faktor Herzberg Menurut Umar (2003) dalam teori ini para pekerja dalam

    melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama

    kebutuhan, yaitu:

    1. Faktor-faktor pemeliharaan (Maintenance Factors).

    Faktor-faktor dalam pemeliharaan, berhubungan dengan hakikat

    pekerja yang ingin memperoleh ketentraman badaniah.

    Kebutuhan ini bersifat kontinyu karena kebutuhan ini akan

    kembali lagi ke titik nol setelah terpenuhi. Contoh: gaji/imbalan,

    hubungan antar karyawan, kondisi kerja, dan administarasi serta

  • 9

    kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan. Faktor-faktor ini

    bukan sebagai motivator, tetapi sebagai keharusan bagi

    perusahaan.

    2. Faktor-faktor Motivasi (Motivation Factors)

    Faktor-faktor motivasi ini menyangkut kebutuhan psikologis

    yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang

    secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya status,

    prestasi, pengakuan, pekerjaan yang dilakukan, tanggung jawab,

    dsb.

    Teori dua faktor ini disebut juga dengan Konsep Higiene.

    Kedua faktor ini ada yang mempengaruhi kerja para pegawai yaitu

    faktor yang memberi kepuasan kerja dan faktor yang tidak

    memberikan kepuasan kerja. Faktor-faktor kepuasan (faktor-faktor

    yang memotivasi) dihubungkan dengan faktor-faktor instrinsik yang

    membuat pekerjaan jadi menarik, seperti : prestasi, pengakuan,

    tanggung jawab dan kemajuan semua yang berhubungan dengan isi

    dan imbalan dari prestasi kerja. Faktor-faktor ketidakpuasan (faktor

    hygiene) dihubungkan dengan faktor-faktor ekstrinsik mencakup

    gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, dan semua yang

    mempengaruhi konteks di mana kerja dilaksanakan.

  • 10

    Kepuasan Tidak ada kepuasan

    Tidak ada kepuasan Ketidakpuasan

    Gambar 2. Model Teori Herzberg (Umar, 2003)

    3) Teori Kebutuhan McClelland McClelland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang

    dapat memotivasi semangat kerja, yaitu kebutuhan akan prestasi,

    kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan.

    1. Kebutuhan akan Prestasi

    Henry Murray mendefinisikan kebutuhan akan prestasi

    sebagai keinginan: untuk mengatasi tantangan; untuk menyelesaikan

    suatu hal yang sulit untuk dirinya sendiri; untuk mengatasi rintangan

    dan mencapai standar tinggi; untuk menjadi unggul; untuk

    menguasai atau mengorganisasikan suatu obyek fisik, manusia atau

    ide-ide; untuk melakukannya secepat dan semandiri mungkin; untuk

    menyamai dan menandingi orang lain; untuk meningkatkan harga

    diri melalui kesuksesan dalam menggunakan bakat (Kreitner dan

    Kinicki, 1992).

    Menurut McClelland, orang yang memiliki motivasi

    berprestasi yang tinggi cenderung untuk menyukai kondisi tertentu

    yang dapat membangkitkan kebutuhan akan prestasinya. Kondisi

    Faktor-faktor yang Memotivasi: prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan semua yang berhubungan dengan isi dan imbalan dari prestasi kerja

    Faktor-faktor Higiene gaji, kondisi kerja, dan kebijakan perusahaan semua yang mempengaruhi konteks dimana kerja dilaksanakan.

  • 11

    tersebut adalah : (1) Kesuksesan harus diraih oleh upayanya sendiri,

    bukan hasil orang lain atau karena faktor keuntungan; (2) Situasinya

    harus menantang namun mungkin untuk dicapai, dengan kata lain

    menyukai tugas-tugas dengan tingkat kesulitan/resiko menengah; (3)

    Harus ada balikan (feedback) tentang prestasinya diwaktu lalu.

    2. Kebutuhan Akan Afiliasi

    Kebutuhan akan afiliasi adalah kebutuhan untuk menjalin

    hubungan dan memelihara hubungan yang bersahabat dan hangat

    dengan orang lain. Seseorang yang memiliki kebutuhan berafiliasi

    yang tinggi sangat peduli untuk memperbaiki hubungan yang

    terganggu. Mereka juga menginginkan untuk melakukan pekerjaan

    yang memungkinkan terjadinya persahabatan (DuBrin and Ireland,

    1993).

    3. Kebutuhan Akan Kekuasaan

    Kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan untuk

    mempunyai dampak, berpengaruh dan mengendalikan orang-orang

    lain. Individu-individu dengan tingkat kebutuhan akan kekuasaan

    yang tinggi menikmati untuk memikul resiko untuk melakukan hal-

    hal itu, berusaha untuk dapat mempengaruhi orang lain secara

    langsung, lebih menyukai berada dalam situasi kompetitif dan

    berorientasi status, dan cenderung lebih peduli akan prestise dan

    memperoleh pengaruh terhadap orang lain daripada kinerja yang

    efektif (Robbins, 1996).

    2. 1. 4 Produktivitas

    Menurut Suprihanto (1997) pengertian produktivitas bukan

    hanya merupakan ukuran dari produksi atau output yang dihasilkan,

    tetapi ukuran tingkat penggunaan sumber-sumber untuk mencapai

    sesuatu yang berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai suatu

    misi atau prestasi yang diharapkan.

  • 12

    Produktivitas pegawai ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang

    bersumber dari dalam diri pegawai, perusahaan, dan lingkungan.

    Faktor dari dalam diri pegawai misalnya adalah motivasi pegawai

    untuk melakukan pekerjaan secara maksimal (Koster, 2005).

    Teguh (2000) berpendapat bahwa semangat lebih penting

    daripada masalah fisik dalam hal kontribusi. Jika semangat seseorang

    tinggi, maka kontribusi per jamnya pada perusahaan dan diri sendiri

    sangat tinggi, apalagi jika jam kerjanya lebih. Banyak orang yang

    otot atau fisiknya kuat, tetapi semngatnya kecil. Walaupun dia

    bekerja dua puluh empat jam, tetap saja rendah kontribusinya. Jadi,

    jam kerja bukan satu-satunya ukuran produktivitas.

    Peningkatan kesejahteraan harus dikaitkan dengan kenaikan

    produktivitas. Artinya, pekerja harus mampu menaikkan

    produktivitasnya, sehingga perusahaan dapat meraup untung yang

    lebih besar, dan pada akhirnya sebagian dari keuntungan itu

    dibagikan kepada pekerja (Webmaster, 2005). Dengan demikian,

    pekerja dituntut menaikkan produktivitasnya terlebih dahulu, baru

    kemudian kompensasi kesejahteraan mereka ikut naik.

    2. 1. 5 Pengujian Validitas

    Menurut Umar (2003), validitas dalam penelitian dijelaskan

    sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau

    arti sebenarnya yang diukur. Dengan adanya uji validitas ini akan

    diketahui beberapa hal yang dapat dijadikan penyempurnaan

    kuesioner, seperti : (1) apakah pertanyaan perlu dihilangkan, (2)

    apakah pertanyaan perlu ditambah, (3) apakah tiap pertanyaan dapat

    dimengerti dengan baik oleh responden dan apakah pewawancara

    dapat menyampaikan pertanyaan tersebut dengan mudah, (4) apakah

    urutan pertanyaan perlu diubah, (5) apakah pertanyaan yang sensitif

    dapat diperlunak dengan mengubah bahasa dan berapa lama

    wawancara memakan waktu.

  • 13

    Nxy (xy) rxy = .......... (1)

    Nx2 - (x)2 Ny2 (y)2

    Dimana:

    X : jumlah skor tiap item

    Y : jumlah total tiap item

    N : jumlah responden.

    2. 1. 6 Pengujian Reliabilitas

    Menurut Umar (2003), reliabilitas adalah ketepatan, ketelitian

    atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran.

    Sehingga apabila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur

    gejala yang sama hasil yang diperoleh akan tetap konsisten.

    Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbachs

    Alpha dengan nilai alpaha () 0,05. Pernyataan dikatakan andal, jika nilai alpha yang dihasilkan sudah berada di atas 0,7.

    k b2 rxy = 1- .......... (2) (k 1) (t)2

    Dimana:

    rxy : reliabilitas konsumen

    K : banyaknya butir pertanyaan atau soal

    b : jumlah varius butir

    (t) : variaus total.

    2. 1. 7 Korelasi Rank Spearman

    Siegel (1994), menerangkan bahwa analisa dengan

    menggunakan korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur

    derajat erat tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel

    lainnya. Selain itu dapat diketahui pula konsistensi dari peringkat

    yang diberikan untuk masing-masing variabel pada pengamatan.

    Rumus dari korelasi Rank Spearman adalah :

  • 14

    )1(61

    2

    2

    =

    nnid

    rs

    .......... (3)

    Dimana : di 2 = [ R(Xi) R (Yi) ]2

    Keterangan :

    rs : koefisien korelasi Rank Spearman

    1 dan 6 : bilangan konstan

    n : jumlah pasangan pengamatan antara variabel

    d : perbedaan peringkat dari tiap pasangan variabel pengamatan.

    Besarnya nilai terletak antara 1 < rs < 1 , artinya :

    rs = 1, hubungan X dan Y sempurna positif ; mendekati 1 : hubungan

    sangat kuat dan positif.

    rs = -1, hubungan X dan Y sempurna negatif.

    rs = 0, hubungan X dan Y lemah sekali dan tidak ada hubungan.

    Menurut Champion dalam Novita (2003), koefisien korelasi

    Rank Spearman (rs) menunjukkan kuat tidaknya hubungan antara

    peubah X dan Y. Batasan yang digunakan untuk mengkategorikan

    nilai rs adalah :

    1. 0,00 - 0,25 atau 0,00 - (-0,25) disebut no association, yaitu kondisi

    yang menunjukkan tidak adanya hubungan antar peubah X dan Y.

    2. 0,26 - 0,50 atau (-0,26) - (-0.50) disebut moderately low

    association, yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang

    lemah antar peubah X dan Y.

    3. 0,51 - 0,75 atau (-0,51) - (-0,75) disebut moderately high

    association, yaitu kondisi yang menunjukkan adanya hubungan

    agak kuat antara peubah X dan Y.

    4. 0,76 - 1,00 atau (-0,76) - (-1,00) disebut high association, yaitu

    kondisi yang menunjukkan hubungan kuat antar peubah X dan Y.

  • 15

    2. 2 Hasil Penelitian Terdahulu

    Sari (1999) melakukan penelitian mengenai strategi peningkatan

    produktivitas karyawan melalui peningkatan motivasi kerja (studi kasus di

    PT. Arnotts Indonesia, Bekasi). Hasil penelitiannya terhadap tingkat

    manajemen atas menyatakan bahwa prestasi, kebijakan dan administrasi

    perusahaan, pengawasan, lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja sosial

    tidak memiliki hubungan yang nyata dengan produktivitas. Sedangkan

    pengakuan pekerja itu sendiri, tanggung jawab, status dan balas jasa

    memiliki hubungan yang nyata dengan produktivitas. Namun, hasil

    penelitiannya terhadap tingkat manajemen bawah menyatakan bahwa semua

    faktor tersebut di atas memiliki hubungan yang nyata dengan produktivitas

    karyawan.

    Rosalina (1998) di dalam penelitiannya mengenai hubungan faktor-

    faktor motivasi kerja dengan produktivitas karyawan (studi kasus di PT.

    Asia Inti Selera, Bogor) menyatakan bahwa faktor-faktor motivasi kerja

    yaitu status, prestasi, pengakuan, pekerjaan yang dilakukan, tanggung jawab,

    administrasi dan kebijakan perusahaan, supervisi teknis, gaji/imbalan, serta

    hubungan antar karyawan memiliki hubungan yang positif dengan

    produktivitas karyawan. Sedangkan faktor kondisi kerja tidak memiliki

    hubungan yang positif dengan produktivitas karyawan.

    Hasil penelitian Nuabaiti (1994) mengenai pengaruh sistem balas

    jasa terhadap motivasi kerja karyawan PT. Kimia Farma melalui analisa

    pengembangan sumber daya manusia, juga menunjukkan selain balas jasa,

    motivasi kerja karyawan juga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang

    tercakup dalam faktor ekstrinsik dan intrinsik dalam teori Herzberg.

    Berdasarkan penelitian tedahulu dapat terlihat jelas bahwa secara

    garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan

    banyak ragamnya. Kesimpulan yang diperoleh, faktor-faktor tersebut dapat

    dikelompokkan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Penelitian ini

    merupakan penelitian lebih lanjut dari penelitian sebelumnya yang hasilnya

    dapat mendukung penelitian sebelumnya. Praktek di lapangan dan

    pembahasannya tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang

  • 16

    membedakan adalah metode penelitian yang dipakai, seperti : lokasi dan

    waktu penelitian, penentuan responden dan informasi, serta pengolahan dan

    analisis data.

  • III. METODOLOGI PENELITIAN

    3. 1 Kerangka Pemikiran

    Bertambah ketatnya persaingan di dunia usaha dan terbatasnya

    sumberdaya yang tersedia semakin menyadarkan kita mengenai betapa

    pentingnya peningkatan produktivitas bagi suatu perusahaan. Dengan

    adanya peningkatan produktivitas, suatu perusahaan akan memiliki

    kemampuan untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih optimal.

    Produktivitas kerja dapat juga diartikan sebagai efektifitas kerja, oleh karena

    itu efisiensi sumberdaya yang dimiliki sangat mendukung dalam usaha

    peningkatan produktivitas. Tingkat efisiensi sumberdaya yang tinggi dapat

    mempermudah tercapainya produktivitas sehingga jumlah produktivitas

    barang atau jasa untuk setiap satuan waktu akan mengalami peningkatan

    yang signifikan.

    Salah satu faktor yang sangat berperan di dalam suatu perusahaan

    atau organisasi adalah sumberdaya manusia. Sebagai salah satu faktor utama

    dalam perusahaan, sumberdaya manusialah yang paling menentukan

    berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.

    Hal ini tergantung pada produktivitas karyawannya.

    Cara yang kebanyakan ditempuh untuk meningkatkan produktivitas

    perusahaan adalah dengan penggunaan dan penerapan teknologi baru atau

    dengan penanaman modal baru. Cara lain misalnya dengan mengembangkan

    suatu metode produksi yang baru, arus pekerjaan yang lebih baik, teknologi

    yang lebih maju, maupun dengan meningkatkan sistem administrasi. Namun

    seiring dengan waktu, banyak pihak mulai menyadari bahwa nilai manfaat

    yang didapat dari usaha-usaha tersebut mengalami penurunan. Paling tidak,

    ada cara alternatif yang sangat potensial yakni dengan memfokuskan usaha

    pada faktor sumberdaya manusia perusahaan. Semakin banyak orang yang

    mulai menyadari bahwa faktor sumberdaya manusia memegang potensi

    yang paling besar untuk meningkatkan produktivitas. Suatu konsep pokok

    yang dapat digunakan untuk memanfaatkan sumberdaya manusia secara

  • 18

    optimal adalah dengan memfokuskan perhatian pada pemberian motivasi

    bagi sumberdaya manusia perusahaan.

    Peningkatan motivasi kerja menjadi suatu hal yang penting dalam

    meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-

    faktor apa saja yang dapat mempegaruhi motivasi pekerja dan memperbaiki

    atau meningkatkannya.

    Gambar 3. Kerangka Pemikiran

    3. 2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di PT. Diamond Cold Storage yang

    beralamat di Jl. Pasir Putih Raya Kav.1 Ancol Timur 14430. Pemilihan

    lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan PT.

    Diamond Cold Storage merupakan perusahan besar di bidang produksi es

    krim. Waktu pelaksanaan penelitian adalah selama 2 (dua) bulan yaitu Juli

    Agustus 2005.

    SDM

    Motivasi

    Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan :

    1. Gaji/imbalan 2. Hub. kerja antar

    karyawan 3. Kondisi kerja 4. Adm. & keb.

    perusahaan

    Faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan : 1. Status pekerjaan 2. Prestasi 3. Pengakuan 4. Pekerjaan yang

    dilakukan

    Produktivitas

    PT. Diamond Cold Storage

    Alternatif Solusi

  • 19

    3. 3 Jenis dan Sumber Data

    Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer

    dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung

    dengan pihak terkait dan melalui penyebaran kuesioner. Data sekunder

    diperoleh melalui studi literatur, baik dari tulisan, referensi yang relevan,

    data dari perusahaan, maupun dari sumber-sumber lain yang menunjang

    penelitian.

    3. 4 Metode Penarikan Sampel

    Penentuan sampel dengan menggunakan metode stratified random

    sampling. Menurut Umar (2003) dalam teknik ini populasi yang dianggap

    heterogen menurut suatu karakteristik tertentu dikelompokkan terlebih

    dahulu dalam beberapa subpopulasi sehingga tiap subpopulasi yang ada

    memiliki anggota sampel yang relatif homogen. Kemudian dari tiap

    subpopulasi tersebut diambil sampel secara acak. Ukuran sampel yang

    dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin

    (Simamora, 2002). Selanjutnya untuk menghitung berapa jumlah sampel

    yang diambil untuk masing-masing subpopulasi dengan menggunakan

    sampel fraction (f). Alasan menggunakan sampel fraction karena jumlah

    tiap elemen beda. Cara perhitungan dengan sampel fraction adalah dengan

    mencari faktor pembanding dari tiap subpopulasi.

    Tabel 1. Proporsi Jumlah Sampel yang Diambil Populasi

    (per tingkat jabatan)

    Jumlah Populasi (orang)

    Jumlah Sampel yang diambil (orang)

    Manager 4 1 Supervisor 16 5

    Teknisi 20 7 Operator 80 27

    Administrasi 18 6 Sales 14 5 Supir 40 13

    Tenaga tambahan 8 3 Jumlah 200 67*

    Ket: * n = N / 1 + Ne = 200 / 1 + 200 (0.01) = 67

    3. 5 Metode Pengumpulan Data

  • 20

    Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan

    mengunakan instrumen atau alat kuesioner berisi sejumlah pernyataan

    tertulis yang terstruktur untuk memperoleh informasi dari responden baik itu

    tentang pribadinya maupun hal-hal yang ingin diketahui. Metode

    pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    a. Metode Wawancara

    Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara

    langsung dengan manajer HRD PT. Diamond Cold Storage. Dari hasil

    wawancara tersebut didapat data-data internal perusahaan yang masuk ke

    dalam data sekunder penelitian. Wawancara yang dilakukan adalah

    wawancara terstruktur, di mana pertanyaan-pertanyaan sudah dikonsep

    terlebih dahulu sesuai dengan ruang lingkup penelitian.

    b. Metode Angket

    Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer, yaitu data

    yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian melalui pengisian

    angket/kuesioner. Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

    angket langsung, yaitu angket yang secara langsung diisi oleh responden.

    Jenis pertanyaan pada kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan tertutup.

    Dalam kuesioner berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan variabel

    yang akan diteliti. Penentuan skor menggunakan skala likert yang diberi

    skor 1-5, dengan pilihan jawaban yang disesuaikan dengan pertanyaan.

    Angka 5 bernilai sangat positif dan bernilai 1 untuk yang sangat negatif.

    Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan cukup tinggi

    kesahihannya, maka angket yang digunakan perlu diuji lebih dahulu.

    c. Metode Studi Pustaka

    Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari pustaka-pustaka

    yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti, baik itu berupa studi

    literatur maupun data yang diperoleh dari perusahaan. Tehnik studi pustaka

    ini memiliki keuntungan terutama dalam hal biaya dan waktu.

    3. 6 Pengolahan dan Analisis Data

  • 21

    Data yang sudah dikumpulkan, diedit, diolah, ditabulasi dan

    dianalisis untuk menguji hipotesis. Pengolahan data pada penelitian ini

    menggunakan program Microsoft Excel dan program Statistical Produce

    and Service Solution (SPSS) 11.5 for windows. Tahapan pengolahan dan

    analisa dimulai dengan pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban dari

    responden, lalu data tersebut dipindahkan ke lembar tabulasi dan dihitung

    totalnya untuk masing-masing faktor. Langkah terakhir adalah pemindahan

    hasil ke lembar kerja. Untuk mengetahui apakah faktor-faktor motivasi

    berkolerasi dengan produktivitas karyawan, digunakan pengukuran korelasi

    dengan metode korelasi Rank Spearman.

    Adapun langkah-langkah proses dalam pengolahan dan analisis data

    adalah sebagai berikut:

    a. Menentukan hipotesis

    Ho: rs = 0, tidak terdapat hubungan antara kedua komponen

    Hi : rs 0, terdapat hubungan yang nyata antara kedua komponen

    b. Statistik hitung

    Menggunakan Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs)

    c. Statistik tabel

    d. Menarik Kesimpulan.

    Untuk menguji hubungan Hipotesis nol (Ho), kriterianya adalah :

    Tolak Ho : jika signifikansi > = 0,05

    Tolak Hi : jika signifikansi < = 0,05.

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4. 1 Gambaran Umum Perusahaan

    4. 1. 1 Sejarah Singkat PT. Diamond Cold Storage

    PT. Diamond Cold Storage didirikan pada tanggal 16

    Oktober 1970 dengan Akte Notaris No.53, dalam pengembangan dan

    penyempurnaan ada beberapa perubahan-perubahan di tahun-tahun

    berikutnya. Pada permulaan berdirinya merupakan perusahaan

    patungan antara BAT Australia dengan Swasta Nasional dengan

    status PMA sesuai dengan Surat Keputusan Presiden RI No.

    B135/Pres/9/70 tanggal 21 September 1970 dalam rangka

    pelaksanaan Undang-Undang Modal Asing.

    Pada awalnya perusahaan sesuai SK Menteri Perindustrian

    No. 1832/DJ/VIII/74 tanggal 26 Agustus 1974 diterbitkan izin

    sementara mendirikan Industri Ice Cream atas nama PT. Diamond

    Cold Storage yang berlaku surut Desember 1973 dengan jenis usaha :

    a. Ice Cream kapasitas produksi per-tahun 2.400.000 liter;

    b. Ice Stick kapasitas produksi per-tahun 2.700.000 liter;

    c. Dry Ice kapasitas produksi per-tahun 1.000 ton;

    d. Cold Storage kapasitas produksi per-tahun 2.500 m .

    Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1981 terjadi

    perubahan status PMA menjadi PMDN, dikarenakan perusahaan

    banyak menghadapi kendala fasilitas dalam negeri tentang hal

    pendistribusian yang turut berdampak pada persaingan pasar di

    dalam negeri. Sejak tahun itu pula perusahaan memberikan

    kesempatan sebesar-besarnya kepada group perusahaan PT. Sukanda

    Djaya untuk mengambil alih fungsi distributor.

    Setelah dirubahnya status perusahaan menjadi PMDN,

    akhirnya diterbitkan izin usaha tetap dari Departemen Perindustrian

    No. 313/DJA/IUT-1/VIII/89 tanggal 12 Agustus 1989 untuk

    mendirikan industri es krim. Karena permintaan pasar yang cukup

  • 23

    meningkat, perusahaan mengadakan diversifikasi dengan beberapa

    jenis usaha baru antara lain :

    a. Susu Penetrasi kapasitas produksi per-tahun 450.000 liter;

    b. Sari Buah kapasitas produksi per-tahun 300 ton;

    c. Whipped Cream kapasitas produksi per-tahun 350.000 lite;

    d. Sosis kapasitas produksi per-tahun 400.000 kg.

    4. 1. 2 Visi dan Misi PT. Diamond Cold Storage

    Sebagaimana telah dijelaskan dalam sejarah singkat PT.

    Diamond Cold Storage yang didirikan pada tahun 1970 adalah

    perusahaan joint venture dalam bidang usaha cold storage, ice

    cream, mempunyai visi ke depan antara lain :

    1. Turut berperan serta melaksanakan program pemerintah dlam

    pertumbuhan perekonomian Indonesia;

    2. Menyerap tenaga kerja Indonesia;

    3. Peningkatan gizi melalui program Minded Ice Cream khusus anak-

    anak;

    4. Membantu dan meningkatkan usaha petani susu dengan menyerap

    hasil usahanya dengan dipasteurisasi;

    5. Meningkatkan industri pariwisata Indonesia melalui pengadaan

    hasil usaha khususnya makanan/minuman yang higienis,

    berkualitas dan bergizi.

    Untuk melaksanakan visi tersebut di atas, misi yang

    diterapkan dalam mengembangkan usaha perusahaan antara lain :

    1. Melalui media sebagai promosi perusahaan;

    2. Melalui kerjasama antara perusahaan sejenis dan luar negeri;

    3. Melalui pendidikan untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan

    siap pakai;

    4. Menciptakan distributor tunggal sebagai group perusahaan dengan

    manajemen satu atap;

    5. Memperluas jaringan distribusi ke seluruh Indonesia dengan

    membuka kantor-kantor cabang;

  • 24

    6. Perusahaan setiap saat menciptakan produk-produk baru sesuai

    selera customer dengan formula sendiri.

    4. 1. 3 Struktur Organisasi

    Keberhasilan suatu perusahaan, selain ditentukan oleh faktor

    tenaga kerja yang baik juga ditentukan oleh kesempurnaan struktur

    organisasi serta sistem manajemen perusahaan. Dengan demikian,

    seluruh kegiatan yang berlangsung dapat dikondisikan dan diarahkan

    untuk mencapai produktivitas yang optimal, mutu dan keamanan

    produk terjamin, dan memperoleh keuntungan yang maksimal.

    PT. DCS memiliki jumlah tenaga kerja 200 orang. Seperti

    perusahaan-perusahaan lain, PT. DCS mempunyai prinsip tumbuh

    dan berkembang. Hal ini sesuai dengan prinsip untuk menjangkau

    pemasaran yang 100% domestik.Group perusahaan yaitu PT.

    Sukanda Djaya bertindak sebagai distributor tunggal memiliki

    cabang-cabang yang berkedudukan di : Batam, Balikpapan, Cibitung,

    Cimahi, Cirebon, Denpasar, Lombok, Makasar, Medan, Manado,

    Padang, Palembang, Pekanbaru, Surabaya, dan Yogyakarta.

    Dengan jumlah tenaga kerja yang cukup besar sampai dengan

    saat ini, PT. DCS menata secara rapi dan professional tenaga

    kerjanya dalam berbagai jenjang struktur organisasi yang ada, yaitu :

    1. Manager : 4 orang

    2. Supervisor : 16 orang

    3. Teknisi : 20 orang

    4. Operator : 80 orang

    5. Administrasi : 8 orang

    6. Sales : 14 orang

    7. Supir : 40 orang

    8. Tenaga tambahan : 8 orang .

    Managing Director merupakan pelaksana tertinggi dalam

    perusahaan dan bertanggung jawab penuh baik ke dalam maupun ke

    luar atas perkembangan serta segala sesuatu yang menyangkut

  • 25

    perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya Managing Director

    dibantu oleh beberapa manajer, yaitu Production Manager,

    Engineering Manager, Accounting Manager, dan Sales Manager.

    Tingkatan-tingkatan tersebut bekerja sesuai dengan

    penjabaran tugas masing-masing yang telah ditentukan perusahaan.

    Struktur organisasi secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.

    4. 1. 4 Ketenagakerjaaan dan Kesejahteraan Karyawan

    Pada bulan Juli 2005, jumlah karyawan PT. DCS adalah

    sebanyak 200 orang. Karyawan PT. DCS tergolong dalam dua

    macam, yaitu karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Karyawan

    tidak tetap terdiri dari karyawan kontrak dan karyawan harian.

    Dalam mencapai target usaha sehari-hari, maka tenaga kerja

    secara perorangan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri, semua

    kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan sudah

    terorganisir. Waktu kerja standar yang telah ditetapkan oleh PT.

    DCS, yaitu :

    1) Senin Jumat : 08.00 16.00 (termasuk istirahat)

    2) Sabtu : 08.00 13.00

    3) Shift :

    i. Bagian engineering: 07.00-15.00;15.00-23.00;23.00-07.00

    ii. Security : 07.00- 5.00;15.00-23.00;23.00-07.00

    iii. Produksi : 08.00 - 16.00; 16.00 - 24.00.

    Bila melebihi waktu kerja yang tercantum di atas, maka akan

    dihitung sebagai jam lembur dan karyawan akan mendapatkan uang

    lembur sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Gaji pokok

    yang diberikan perusahaan tergantung dari tingkatan jabatan yang

    ada di PT. DCS dan upah minimal karyawan minimal mengikuti

    standar Upah Minimum Regional (UMR).

    Dengan adanya pengorganisasian yang baik maka akan

    memberikan keuntungan dalam setiap kegiatan kerja, antara lain :

    a. Setiap pekerja mengetahui akan pekerjaannya.

  • 26

    b. Memperjelas hubungan kerja manajemen.

    c. Terdapat koordinasi yang tepat antara unit-unit kerja.

    d. Penggunaan tenaga kerja yang tepat guna dan kompeten.

    e. Pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

    Untuk memperoleh organisasi kerja yang baik, PT. DCS

    menerapkan prinsip-prinsip berikut :

    a. Perumusan tujuan organisasi kerja

    Tujuan organisasi kerja sangat mempengaruhi setiap pekerja

    dalam melaksanakan tugasnya agar terjadi penghematan tenaga,

    material, biaya dan waktu. Tujuan kerja adalah implementasi dari

    seluruh kegiatan organisasi. Biasanya para pekerja hanya

    diberitahukan gambaran umum tujuan organisasi pada saat

    menandatangani kontrak kerja.

    b. Pembagian kerja

    Guna mencapai tujuan yang diuraikan di atas, perlu disusun

    perincian tugas-tugas dari tenaga kerja dalam organisasi dibagi-bagi

    atau disusun secara baik dan harus terkoordinir agar tidak bekerja

    sendiri-sendiri. Dalam organisasi harus ada pembagian kerja antar

    pejabat dan petugas atau pimpinan dan pekerja.

    c. Mekanisme kerja

    Dengan adanya pembagian kerja, maka dalam organisasi

    akan timbul hierarki, yaitu tingkatan wewenang dari atas sampai

    bawah yang akan menimbulkan unit-unit kerja yang merangsang

    terjadinya mekanisme kerja dua arah, vertikal dan horizontal. PT.

    DCS mempunyai struktur organisasi yang berbentuk fungsional.

    Struktur organisasi tesebut menggambarkan interaksi, peranan,

    kegiatan, hubungan, hirarki dan sifat-sifat lainnya.

  • 27

    d. Pengawasan

    Batas-batas pengawasan dalam organisasi perusahaan terbagi

    dalam :

    i. Pengawasan Ekstern

    Untuk bentuk pengawasan ini biasanya yang berperan adalah

    pihak luar yang berhubungan dengan macam-macam perizinan yang

    menyangkut bidang usaha perusahaan maupun organisasi kerjanya.

    Dalam bentuk pengawasan ini yang dominan berperan adalah

    Pemerintah dengan jalur birokrasi yang memonitor kewajiban-

    kewajiban perusahaan sesuai dengan bidang-bidang usaha, tenaga

    kerja dan lain-lain yang diatur daalm Undang-undang.

    ii. Pengawasan Intern

    Perusahaan sebagai suatu organisasi kerja terdiri dari unit-

    unit kerja yang masing-masing unit dengan fungsi, tugas dan

    tanggung jawab yang berbeda-beda. Dengan tingkat perbedaan yang

    ada seperti : pendidikan, pengalaman, emosi, karakter, pengetahuan

    kerja atau kecakapan, dan temperamen. Harus ada sarana dan

    prasarana yang dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan ini

    sehingga dapat dibentuk kepribadian kerja bagi setiap pekerja di

    perusahaan. Hal ini tidak mudah apabila tidak dipandu oleh

    manajemen yang berkualitas dan peraturan yang baku.

    PT. DCS memberikan beberapa tunjangan bagi karyawan

    agar kesejahteraan mereka dan keluarganya dapat lebih terjamin.

    Tunjangan-tunjangan tersebut antara lain :

    (1) Tunjangan Kesehatan, diberikan kepada seluruh karyawan

    berupa:

    (a) Penyediaan poliklinik dan dokter

    (b) Menggantikan biaya perawatan karyawan

    (c) Memberikan tunjangan melahirkan sampai dengan anak ke-3

    (d) Memberikan fasilitas rawat inap sampai dengan kelas II.

    (2) Tunjangan Makan

    (3) Tunjangan Transportasi

  • 28

    (4) Tunjangan Hari Raya (THR)

    Besarnya THR yang diperoleh karyawan adalah sebanyak 1

    (satu) bulan gaji.

    (5) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

    Jamsostek ini diberikan untuk seluruh karyawan PT. DCS untuk

    melindungi karyawan dari resiko sosial ekonomi yang

    ditimbulkan dari kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan,

    kematian, dan hari tua.

    Selain tunjangan-tunjangan tersebut di atas, PT. DCS juga

    memberikan bonus/insentif kepada seluruh karyawan yang dapat

    mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Besar

    insentif diperhitungkan dari kinerja karyawan, prestasi kerja, absensi

    dan lain-lain. Insentif ini diberikan sebagai pendorong motivasi kerja

    bagi karyawan. Karyawan PT. DCS juga dapat menggunakan sarana-

    sarana dan fasilitas yang telah disediakan perusahaan, seperti :

    tempat ibadah, koperasi karyawan, fasilitas poliklinik, seragam kerja,

    dan fasilitas untuk rekreasi 1 (satu) tahun sekali. Selain itu, PT. DCS

    juga memberikan penghargaan masa bakti kepada karyawan yang

    telah bekerja selama 20 tahun.

    Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa perusahaan

    telah memberikan tunjangan-tunjangan yang cukup lengkap dan

    tidak hanya diberikan bagi karyawan langsung tetapi juga

    keluarganya. Selain itu, sarana-sarana yang ada sudah disesuaikan

    dengan kebutuhan karyawan. Dan diharapkan dengan adanya

    perhatian dari perusahaan yang berupa pemberian tunjangan serta

    fasilitas kerja, karyawan akan lebih setia dan dapat bekerja dengan

    lebih baik.

    4. 1. 5 Landasan Peraturan dan Kebijaksanaan Perusahaan

    Sebagaimana disinggung di atas, dalam membentuk

    kepribadian untuk mencapai moral kerja yang baik harus ada

    landasan peraturan serta kebijaksanaan yang baku antara lain :

  • 29

    1. Undang-Undang Ketenagakerjaan

    Merupakan peraturan atau ketentuan yang diterbitkan oleh

    pemerintah, yaitu Departemen Tenaga Kerja yang menjadi pegangan

    perusahaan dalam menata hubungan kerja dengan pekerja. Peraturan

    ini mempunyai kekuatan hukum diatas ketentuan ketentuan lain

    yang berlaku di perusahaan antara lain : peraturan perusahaan, KKB,

    dan memo-memo.

    2. Peraturan perusahaan

    Pada awal perusahaan ini menjalankan operasional, yang

    berfungsi sebagai alat kontrol, memantau dan menertibkan pekerja

    adalah peraturan perusahaan. Maksud dan tujuan diterbitkan

    peraturan perusahaan ini adalah sebagai alat kontrol dari perusahaan

    dimana masing-masing pihak dengan jelas mengetahui tugas dan

    kewajibannya.

    Peraturan perusahaan ini lahir karena pada saat itu antara

    tahun 1973 s/d 1993 dengan tenggang waktu selama 2 (dua) tahun

    diperpanjang karena tidak berfungsinya Serikat Pekerja. Sesuai

    dengan ketentuan Perundangan, perusahaan dapat membuat

    peraturan perusahaan sebagai pedoman kerja dalam tugas dan

    kewajiban pekerja yang disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja.

    3. Kesepakatan Kerja Bersama

    Sesuai dengan perkembangan dan keterbukaan perusahaan

    dan menyebarnya group perusahaan PT. Sukanda Djaya dengan

    membuka kantor cabang di beberapa daerah, maka sesuai dengan

    kebutuhannya harus ada suatu peraturan yang dapat menjangkau

    sampai cabang, untuk maksud ini maka pada tanggal 21 Juni 1996

    ditandatangani KKB. Materi dari KKB tersebut merupakan suatu

    kesatuan pendapat dan tujuan dari perusahaan serta Serikat Pekerja

    yang mengatur kepentingan masing-masing dalam tugas dan

    kewajiban.

  • 30

    4. Internal Memo

    Selain dari peraturan-peraturan yang disebutkan di atas,

    maka untuk melaksanakan dan mengawasi kegiatan-kegiatan usaha

    setiap hari yang berhubungan dengan hak dan kewajiban tenaga

    kerja perlu adanya Petunjuk Pelaksana (Juklak), karena dihayati

    peraturan-peraturan yang ada sifatnya umum karena tidak atau

    kurang dapat menampung kebijaksanaan yang sifatnya khusus atau

    insidentil yang setiap saat dapat terjadi. Untuk keperluan itu

    ditertibkan Internal Memo. Sesuai dengan sifat dan peruntukannya,

    maka bentuk dan tujuannya dikaitkan dengan pengaturan hal-hal

    sebagai berikut :

    a. Upah

    b. Insentip & Tunjangan

    c. Penghargaan

    d. Time Card, Jam Istirahat

    e. Cuti

    f. Penerimaan Tamu

    g. Pengamanan Lingkungan

    h. Pemeriksaan dan pengobatan Dokter (Kesehatan Karyawan)

    i. Himpunan SK Pemutusan Hubungan Usia Lanjut

    j. Lain-lain.

    4. 2 Karakteristik Responden

    Pada bulan Juli 2005, penyebaran kuesioner dilakukan pada 67 orang

    yang merupakan karyawan PT. DCS. Kuesioner diberikan secara acak

    kepada 8 tingkat jabatan yang ada, yaitu : Manajer, Supervisor, Teknisi,

    Operator, Administrasi, Sales, Supir, dan Tenaga tambahan yang dapat

    dilihat pada tabel :

  • 31

    Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di PT. DCS, 2005

    Jabatan

    Jumlah

    Laki-laki

    (orang)

    Persentase

    (%)

    Jumlah

    Perempuan

    (orang)

    Persentase

    (%)

    Manajer 1 1 - 0

    Supervisor 5 7 - 0

    Teknisi 7 10 - 0

    Operator 24 36 3 4,5

    Administrasi 3 5 3 4,5

    Sales 3 5 2 3

    Supir 13 19 - 0

    Tenaga tambahan 3 5 - 0

    Total 59 88 8 12

    Ternyata berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden adalah

    laki-laki yaitu sebesar 88 persen. Hal ini dikarenakan mayoritas pekerjaan

    yang dilakukan diperuntukkan untuk kaum laki-laki, karena jenis

    pekerjaannya mengunakan alat-alat atau mesin berat. Sedangkan sisanya

    sebesar 22 persen karyawan berjenis kelamin perempuan. Biasanya mereka

    menempati posisi administrasi ataupun pekerjaan ringan lainnya.

    Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di PT. DCS, 2005

    Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

    20 25 22 32

    25 30 20 30

    31 35 6 10

    36 40 6 10

    41 45 6 10

    46 50 4 5

    51 55 2 2

    56 60 1 1

    Total 67 100

  • 32

    Usia responden berkisar antara 20 60 tahun. Sebanyak 32 persen

    responden berusia di antara 20 25 persen, hal ini dikarenakan PT. DCS

    akhir-akhir ini banyak merekrut tenaga-tenaga muda yang masih segar dan

    bersemangat tinggi 30 persen di antaranya berusia 26 30 tahun, dan

    sisanya berusia di antara 30 -60 tahun.

    Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di PT. DCS, 2005

    Pendidikan

    Jumlah

    (orang)

    Persentase

    (%)

    SLTP 2 3

    SLTA / Sederajat 44 66

    D 1 5 8

    D 2 1 1

    D 3 14 21

    S 1 1 1

    Total 67 100

    Pendidikan sangat berpengaruh bagi karyawan dalam melaksanakan

    tugasnya, karena pendidikan berhubungan dengan luasnya wawasan serta

    pengetahuan yang dimiliki. Tingkat pendidikan terakhir responden sebagian

    besar berasal dari SLTA/sederajat yaitu sebanyak 66 persen. Responden

    dengan tingkat pendidikan Diploma maupun Sarjana merupakan karyawan

    yang masuk dalam jajaran manajemen yaitu sebanyak 20 persen. Sisanya

    sebanyak 3 persen hanya menyelesaikan pendidikan sampai bangku SLTP.

  • 33

    Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja di PT. DCS, 2005

    Lama Kerja

    Jumlah

    (orang)

    Persentase

    (%)

    1 5 35 53

    6 10 18 27

    11 15 4 6

    16 20 7 11

    21 25 1 1

    26 30 1 1

    31 35 1 1

    Total 67 100

    Lamanya masa kerja merupakan salah satu indikator dedikasi,

    kapabilitas, dan loyalitas karyawan. Sebanyak 53 persen responden

    memiliki masa kerja 1 5 tahun, hal ini dikarenakan PT. DCS selalu

    melakukan regenerasi maupun rekrutmen terhadap karyawan tingkat bawah.

    Sebanyak 27 persen responden memiliki masa kerja 6 10 tahun, dan

    sisanya yaitu sebanyak 20 persen memiliki masa kerja 11 35 persen.

    4. 3 Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

    4. 3. 1 Hasil Uji Validitas

    Uji validitas alat ukur yang digunakan adalah melalui

    kuesioner, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner itu

    mampu mengukur objek yang sedang diamati. Jumlah keseluruhan

    pertanyaan yang ada didalam kuesioner adalah 49 butir, butir-butir

    tersebut dianggap dapat mewakili faktor-faktor motivasi yang

    diamati, di mana masing-masing butir pertanyaan tersebut memiliki

    bobot yang sama dengan butir pertanyaan lainnya. Kuesioner awal

    dibagikan kepada 30 orang karyawan PT. Diamond Cold Storage

    secara acak. Sebelum para responden mengisi kuesioner, mereka

    terlebih dahulu diminta untuk membaca dengan seksama tata cara

  • 34

    pengisian kuesioner. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya

    kesalahan-kesalahan non teknis didalam pengisian kuesioner.

    Pada uji coba validitas ini digunakan teknik product

    moment. Nilai alpha yang digunakan adalah 0,05 dengan derajat

    bebas (db) n 2, sehingga dengan contoh 30 responden didapatkan

    nilai r tabel = 0, 361 dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa

    seluruh pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner dinyatakan

    sahih, karena r hitung dari masing-masing pernyataan sudah lebih

    besar dari r tabel. Pengujian dibantu dengan program Microsoft

    Excel. Data selanjutnya tentang hasil perhitungan validitas kuesioner

    uji coba disajikan pada Lampiran 2.

    4. 3. 2 Hasil Uji Reliabilitas

    Uji Reliabilitas terhadap kuesioner dilakukan dengan

    menggunakan program Microsoft Excel dan Statitical Produce and

    Service Solution (SPSS) 11.5 for Windows. Jika r alpha yang

    diperoleh melalui pengujian lebih kecil dari r tabel yaitu sebesar 0,7,

    maka kuesioner dikatakan tidak reliabel. Jika hasil yang diperoleh

    sebaliknya maka kuesioner reliabel.

    Melalui hasil pengujian program diperoleh nilai r alpha

    sebesar 0,9077 untuk faktor-faktor motivasi dan 0.7972 untuk

    produktivitas kerja. Angka tersebut lebih besar dari nilai r tabel

    sehingga kuesioner dinyatakan reliabel. Hasil perhitungan tingkat

    reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 3.

    4. 4 Faktor-faktor Intrinsik yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan

    Motivasi kerja karyawan adalah pemberian daya penggerak yang

    menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,

    bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk

    mencapai kepuasan dan tujuan, baik itu dengan dirinya sendiri maupun bagi

    perusahaan tempat ia bekerja. Faktor motivator (isi pekerjaan) merupakan

  • 35

    faktor intrinsik dalam pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan dalam

    bekerja. Faktor intrinsik (motivator) yang mempengaruhi motivasi kerja

    karyawan meliputi : status pekerjaan, prestasi, pengakuan, pekerjaan yang

    dilakukan, dan tanggung jawab.

    4. 4. 1 Status Pekerjaan

    Analisis ini menilai bagaimana tingkat kepuasan karyawan

    terhadap peubah-peubah status pekerjaan yang dilakukan. Aspek-

    aspek yang dinilai adalah: (i) kesesuaian pekerjaan dengan

    kemampuan, (ii) rasa bangga terhadap pekerjaan, (iii) peraturan yang

    baik, dan (iv) perbedaan status antara karyawan tetap dan tidak tetap.

    Status pekerjaan meliputi posisi jabatan serta hak dan

    kewajiban karyawan terhadap perusahaan. Status yang berhubungan

    dengan posisi jabatan akan berpengaruh terhadap tingkat motivasi

    dalam bekerja. Sebanyak 74,6 persen responden merasa bahwa

    pekerjaannya sudah sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini dapat

    menjadi faktor pendorong motivasi kerja yang lebih baik, sehingga

    para karyawan tidak merasa terbebani dengan pekerjaan karena

    sudah berada di dalam jangkauan/kapasitas kemampuan mereka.

    Tidak menutup kemungkinan ada juga yang merasa pekerjaan

    tersebut berada di bawah kemampuan rata-rata mereka, sehingga

    dapat dengan mudah diselesaikan.

    Kebanggaan karyawan PT. DCS terhadap pekerjaannya

    sudah cukup tinggi. Sebanyak 76,1 persen responden menyatakan

    merasa bangga bekerja di sini. Rasa bangga yang mereka miliki akan

    memunculkan motivasi untuk selalu berbuat yang terbaik demi

    perusahaan.

    Sebanyak 67,1 persen responden menyatakan bahwa

    peraturan perusahaan sudah baik dan merasa betah bekerja di PT.

    DCS. Dengan adanya peraturan perusahaan yang sesuai dengan

    pekerjaan maka karyawan dengan sendirinya akan termotivasi dalam

  • 36

    melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, perusahaan harus terus

    memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam peraturan perusahaan

    dan membuatnya lebih fleksibel sesuai dengan kemajuan jaman.

    Sebanyak 55,2 persen responden menyatakan adanya

    perbedaan status antara karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.

    Status pekerjaan karyawan tetap akan menjadi pendorong motivasi

    yang lebih baik jika dibandingkan dengan karyawan tidak tetap. Hal

    tersebut dikarenakan karyawan tidak tetap menganggap karyawan

    tetap itu sebagai senior mereka dan biasanya memperoleh

    kebijaksanaan dari perusahaan yang lebih baik dibanding mereka.

    Pada kenyataannya porsi pekerjaan antara karyawan yang berstatus

    tetap dan yang tidak tetap adalah sama, hanya berbeda dalam hal

    jumlah kompensasi yang diterima.

    Tabel 6. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Status Pekerjaan Bobot Nilai (%)

    Pernyataan STS TS R S SS Jumlah

    Pekerjaan saya sesuai

    dengan kemampuan saya

    -

    -

    25,4

    40,3

    34,3

    100

    Saya merasa bangga

    dengan pekerjaan saya

    -

    -

    23,9

    40,3

    35,8

    100

    Peraturan di sini baik

    sehingga saya betah kerja

    -

    6,0

    26,9

    47,8

    19,3

    100

    Karyawan yang tetap dan

    tidak tetap memiliki status

    yang berbeda.

    -

    6,0

    38,8

    28,3

    26,9

    100

    4. 4. 2 Prestasi

    Analisis ini menilai bagaimana tingkat kepuasan karyawan

    terhadap peubah-peubah mengenai prestasi. Aspek-aspek yang

    dinilai adalah : (i) selalu berusaha mencapai hasil yang lebih baik

  • 37

    dalam bekerja, (ii) prestasi kerja karyawan selau dinilai dengan baik

    dan benar, (iii) adanya penghargaan bagi karyawan berprestasi, dan

    (iv) prestasi sebagai dasar dalam meningkatkan pendapatan.

    Tabel 7. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Prestasi

    Bobot Nilai ( % )

    Pernyataan

    STS

    TS

    R

    S

    SS

    Jumlah

    Saya selalu berusaha mencapai

    hasil kerja yang lebih baik

    dalam kerja

    -

    -

    3,0

    44,8

    52,2

    100

    Prestasi kerja karyawan selalu

    dinilai dengan baik dan benar

    (misalnya dengan adanya

    penilaian kerja)

    -

    1,5

    31,3

    49,3

    17,9

    100

    Adanya penghargaan bagi

    karyawan berprestasi

    -

    -

    32,8

    49,3

    17,9

    100

    Prestasi sebagai dasar dalam

    meningkatkan pendapatan.

    -

    -

    20,9

    49,2

    29,9

    100

    Keinginan untuk berprestasi tinggi merupakan suatu hal yang

    lumrah dan merupakan suatu kebutuhan individu atau kelompok,

    walaupun pencapaiannya hanya sampai batas tertentu. Salah satu hal

    yang sangat diinginkan oleh sebagian besar karyawan manapun

    adalah untuk meraih prestasi yang setinggi-tingginya di dalam

    pekerjaan. Prestasi berhubungan dengan keberhasilan dalam

    menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah, mempertahankan

    pendapat, ataupun merasakan atau melihat hasil pekerjaan. Dengan

    mencapai suatu bentuk prestasi, maka seseorang akan merasakan

    suatu kebanggaan tersendiri karena apa yang telah ia capai. Kadang

    peningkatan prestasi seseorang dapat memberikan dampak positif

  • 38

    yang lebih besar dari sekedar kebanggaan, namun juga peningkatan

    dalam karir atau kenaikan gaji.

    Hampir seluruhnya (97 persen) menyatakan selalu berusaha

    untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam bekerja. Keinginan

    untuk berprestasi adalah hal yang penting untuk dimiliki, karena

    memilikinya maka usaha karyawan dalam melakukan pekerjaan pun

    akan meningkat. Sebanyak 67,2 persen responden menyatakan

    bahwa prestasi kerja mereka sudah dinilai dengan baik dan benar

    oleh perusahaan. Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi

    karyawan, PT. DCS selalu mengadakan penilaian prestasi yang

    dilakukan secara periodik setiap tahunnya.

    67,2 persen responden mengharapkan adanya penghargaan

    bagi karyawan berprestasi, dan sebanyak 79,1 persen responden

    menyatakan bahawa prestasi merupakan dasar untuk meningkatkan

    pendapatan. Adanya penghargaan terhadap karyawan berprestasi,

    dan biasanya diberikan dalam bentuk piagam dan uang. Para

    karyawan menganggap pemberian uang tersebut sebagai tambahan

    pendapatan mereka.

    4. 4. 3 Pengakuan

    Analisis ini menilai bagaimana tingkat kepuasan karyawan

    terhadap peubah-peubah tentang pengakuan di perusahaan. Aspek-

    aspek yang dinilai adalah : (i) pujian terhadap hasil kerja bawahan,

    (ii) perhatian terhadap ide/usul/saran dari karyawan, (iii) kesempatan

    untuk mengutarakan usul/saran maupun keluhan, dan (iv) kecakapan

    karyawan dalam melaksanakan perintah dari atasan.

    Pengakuan adalah bentuk perhatian dari pihak perusahaan,

    dalam hal ini adalah pihak atasan terhadap karyawan yang

    berprestasi. Pengakuan merupakan salah satu faktor pendorong

    karyawan agar motivasinya meningkat. Dengan pengakuan atas

    prestasinya, karyawan akan terus mencoba untuk lebih meningkatkan

  • 39

    lagi prestasi kerjanya. Pengakuan tidak hanya dalam bentuk materi,

    non materi pun akan memberikan kepuasan bagi karyawan yang

    berprestasi. Pemberian pengakuan baik material maupun non

    material hendaknya harus benar-benar objektif, guna mencegah

    terjadinya kecemburuan sosial antar karyawan jika pengakuan yang

    diberikan tidak memiliki alasan yang jelas (sangat subjektif).

    Tabel 8. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Pengakuan

    Bobot Nilai (%)

    Pernyataan STS TS R S SS Jumlah

    Atasan memuji saya apabila

    hasil kerja saya baik

    -

    1,5

    31,3

    31,4

    35,8

    100

    Ide / Usul / saran dari

    karyawan selalu diperhatikan

    -

    -

    31,3

    35,8

    32,9

    100

    Karyawan diberikan

    kesempatan untuk

    mengutarakan usul / saran

    maupun keluhan

    -

    -

    23,9

    44,8

    31,3

    100

    Karyawan selalu

    melaksanakan dengan baik

    perintah dari atasan.

    -

    1,5

    13,4

    41,8

    43,3

    100

    Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa sebagian besar

    responden yaitu sebanyak 67,2 persen menyatakan bahwa atasan

    selalu memuji apabila hasil kerja karyawan baik. Setiap karyawan

    akan merasa senang apabila hasil kerjanya dihargai, dipuji dan

    didorong semangat kerjanya untuk mencapai hasil yang lebih baik.

    Sebanyak 68,7 persen menyatakan bahwa mereka merasa

    ide/usul/saran mereka telah diperhatikan, begitu pula dengan

    diberikannya kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan

    usul/saran maupun keluhan (76,1 persen). Dalam hal keinginan

    bawahan untuk melaksanakan perintah atasan dengan baik terbukti

  • 40

    sudah cukup tinggi yaitu sebesar 85,1 persen responden

    menyetujuinya.

    Pengakuan merupakan suatu perlakuan psikologis dari atasan

    kepada bawahannya sehingga merasa dihargai, baik keberadaan

    maupun hasil kerjanya. Pengakuan dapat menyebabkan karyawan

    merasa betah, rajin, dan berusaha untuk selalu mencapai hasil yang

    lebih baik. Bagaimanapun juga bawahan adalah manusia biasa yang

    sanang akan pujian, penghargaan dan perhatian. Dengan perlakuan

    seperti itu bawahan dengan sendirinya akan menghormati,

    menghargai dan menaati perintah atasannya.

    4. 4. 4 Pekerjaan yang Dilakukan

    Analisis ini menilai bagaimana tingkat kepuasan karyawan

    terhadap peubah-peubah mengenai pekerjaan yang dilakukan. Aspek-

    aspek yang dinilai adalah : (i) bekerja dengan baik membuat

    karyawan merasa berguna bagi perusahaan, (ii) pekerjaan yang

    dilakukan sesuai dengan kemampuan, (iii) bagian tempat bekerja

    membosankan sehingga ingin pindah ke bagian lain, dan (iv)

    karyawan menginginkan tantangan yang lebih dalam pekerjaan yang

    dilakukan.

    Pekerjaan yang dilakukan merupakan faktor pendorong

    dalam motivasi kerja. Apa yang dilakukan seseorang dalam

    pekerjaannya, baik itu pekerjaan rutin yang dilaksanakan setiap hari

    ataupun tugas yang tidak rutin, adalah lingkup dari pekerjaan yang

    dilakukan. Jika seorang karyawan merasa senang dalam melakukan

    pekerjaannya, dia akan memiliki motivasi yang lebih dibandingkan

    dengan yang tidak. Dari hasil jawaban para responden, pada umunya

    responden tidak mempunyai masalah dengan pekerjaannya. Mereka

    merasa pekerjaannya sesuai dengan kemampuan (77,6 persen),

    merasa berguna bagi perusahaan jika telah bekerja dengan baik (79,1

    persen), dan merasa bosan dengan pekerjaannya (41,8 persen), oleh

    karena itu selalu diadakan rolling untuk para operator agar mereka

  • 41

    menguasai semua jenis pekerjaan yang ada di bagian produksi.

    Sebanyak 73,3 persen responden tidak menginginkan tantangan yang

    lebih pada pekerjaannya. Mereka cukup merasa senang dan

    menikmati pekerjaan yang sedang mereka kerjakan saat ini,

    walaupun masih ada beberapa orang yang sering merasa bosan atau

    jenuh.

    Tabel 9. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Pekerjaan yang Dilakukan

    Bobot Nilai ( % )

    Pernyataan STS TS R S SS Jumlah

    Bekerja dengan baik

    membuat saya merasa

    berguna bagi perusahaan

    -

    -

    20,9

    44,8

    34,3

    100

    Pekerjaan yang saya lakukan

    sesuai dengan kemampuan

    yang saya miliki

    -

    1,5

    20,9

    44,8

    32,8

    100

    Bagian tempat saya bekerja

    membosankan sehingga

    ingin pindah ke bagian lain

    -

    7,5

    50,7

    25,4

    16,4

    100

    Saya menginginkan

    tantangan yang lebih dalam

    pekerjaan yang saya lakukan.

    -

    3,0

    23,9

    50,7

    22,4

    100

    Pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan

    tentu merupakan hal yang diinginkan setiap karyawan. Karyawan

    akan menikmati pekerjaannya. Akan tetapi, pekerjaan yang

    membosankan dan tidak sesuai dengan kemampuan maupun

    keinginan karyawan menyebabkan kerja karyawan tidak optimal.

    Oleh karena itu, kejelian atasan dalam melakukan penempatan posisi

    karyawan-karyawannya sangat diperlukan.

  • 42

    4. 4. 5 Tanggung Jawab

    Analisis ini menilai bagaimana tingkat kepuasan karyawan

    terhadap peubah-peubah tanggung jawab dalam pekerjaan. Aspek-

    aspek yang dinilai adalah : (i) karyawan selalu menyelesaikan

    pekerjaan dengan baik, (ii) kesesuaian tugas dan tanggung jawab

    dengan kemampuan karyawan, (iii) rasa tanggung jawab dan disiplin

    yang tinggi terhadap pekerjaan, dan (iv) pemberian tugas atau

    wewenang selalu berjalan dengan baik.

    Tabel 10. Sebaran Penilaian Responden Mengenai Tanggung Jawab

    Bobot Nilai ( % )

    Pernyataan STS TS R S SS Jumlah

    Saya selalu me