104
ANALISIS ALOKASI DANA BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU (Studi di BAZNAS Provinsi Banten) SKRIPSI Diajukan Pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten Sebagai Salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S.E) Oleh: DEWI ASIAH NIM: 121400969 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 2019 M / 1440 H

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinbanten.ac.id/3890/1/121400969-DEWI ASIAH... · 2019. 5. 20. · fakultas ekonomi dan bisnis islam kementrian agama

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS ALOKASI DANA BANTUAN PENDIDIKAN

    BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU

    (Studi di BAZNAS Provinsi Banten)

    SKRIPSI

    Diajukan Pada Jurusan Ekonomi Syariah

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

    Sultan Maulana Hasanuddin Banten

    Sebagai Salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Ekonomi Syariah ( S.E)

    Oleh:

    DEWI ASIAH

    NIM: 121400969

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

    2019 M / 1440 H

  • i

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan

    diajukan pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten ini

    sepenuhnya asli merupakan hasil karya tulis ilmiah saya pribadi.

    Adapun tulisan maupun pendapat orang lain yang terdapat

    dalam skripsi ini telah saya sebutkan kutipannya secara jelas sesuai

    dengan etika keilmuan yang berlaku di bidang penulisan karya ilmiah.

    Apabila dikemudian hari terbukti bahwa sebagian atau seluruh

    skripsi ini merupakan hasil perbuatan plagiarisme atau mencontek

    karya tulis orang lain, saya bersedia untuk menerima sanksi berupa

    pencabutan gelar kesarjanaan yang saya terima ataupun sanksi

    akademik lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Serang, Februari 2019

    Penulis,

    Materai 6000

    Dewi Asiah

    NIM: 121400969

  • ii

    ABSTRAK

    Dewi Asiah, NIM. 121400969, judul skripsi: Analisis Alokasi Dana

    Bantuan Pendidikan Bagi Masyarakat Kurang Mampu (Studi di

    BAZNAS Provinsi Banten).

    Kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna yang sangat

    fundamental. Pengelolaan zakat yang baik akan dapat meminimalisir

    kesenjangan ekonomi yang merupakan salah satu kelemahan struktur

    ekonomi dan mampu membawa pengaruh yang signifikan terhadap

    kemampuan masyarakat dalam meningkatkan pendidikan. Adanya

    fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya masyarakat yang kurang

    mampu dalam aspek pendidikan membuat BAZNAS Provinsi Banten ikut

    andil dalam menangani bidang pendidikan melalui program-program

    pendidikan yang dimilikinya seperti pemberian beasiswa dan lain

    sebagainya.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengelolaan dana zakat bagi

    pendidikan masyarakat kurang mampu? 2) Berapa besarkah alokasi dana

    pendidikan dan total dana penghimpunan zakat pada tahun 2015-2017?

    Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengelolaan

    dana zakat bagi pendidikan masyarakat kurang mampu. 2) Untuk

    mengetahui besaran alokasi dana pendidikan dan total dana penghimpunan

    zakat pada tahun 2015-2017.

    Penelitian ini dilaksanakan di BAZNAS Provinsi Banten. Penelitian

    ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik

    pengumpulan data menggunakan instrument wawancara, observasi,

    dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan yaitu

    reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

    Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Pengelolaan

    dana zakat bagi pendidikan masyarakat kurang mampu termasuk kedalam

    program Banten Cerdas yang meliputi bantuan pendidikan berupa beasiswa

    SD-Perguruan Tinggi dan bantuan pendidikan siswa SD-SLTA insidentil

    Kab./Kota. Alokasi dana pendidikan bagi masyarakat kurang mampu dari

    tahun 2015-2017 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari Rp.

    234.700.000 (tahun 2015) menjadi Rp.338.500.000 (tahun 2017) terdapat

    peningkatan alokasi dana pendidikan bagi masyarakat kurang mampu dari

    tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 sebesar Rp.103.800.000.

    Kata Kunci: Dana Bantuan Pendidikan, Maysarakat Kurang Mampu,

    Baznas Provinsi Banten

  • KEMENTRIAN AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    “SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN

    كلية االقتصاد االسالميFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    Jl. Jend. Sudirman No. 30 Serang 42118 telp. 0254 – 2000323 Fax. 0254-200022

    iii

    Nomor : Nota Dinas Kepada Yth

    Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam UIN “SMH” Banten

    di-

    Serang

    Lampiran : 1 (satu) eksemplar

    Hal : Usulan Munaqasyah

    a.n Dewi Asiah

    NIM: 121400969

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Dipermaklumkan dengan hormat, bahwa setelah membaca dan

    menganalisis serta mengadakan koreksi seperlunya, kami berpendapat bahwa

    skripsi saudari Dewi Asiah, NIM: 121400969 yang berjudul Analisis Alokasi

    Dana Bantuan Pendidikan Bagi Masyarakat Kurang Mampu (Studi di

    BAZNAS Provinsi Banten) telah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk

    melengkapi ujian munaqasyah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan

    Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

    Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Serang, Februari 2019

    Pembimbing I

    Dr. H. Efi Syarifudin, S.Ag., M.M.

    NIP. 197803142005011005

    Pembimbing II

    Hendrieta Ferieka, SE., M.Si.

    NIP. 19836112006042001

  • iv

    PERSETUJUAN

    ANALISIS ALOKASI DANA BANTUAN PENDIDIKAN

    BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU

    (STUDI DI BAZNAS PROVINSI BANTEN)

    Oleh:

    DEWI ASIAH

    NIM: 121400969

    Menyetujui,

    Pembimbing I

    Dr. H. Efi Syarifudin, S.Ag., M.M.

    NIP. 19780314 200501 1 005

    Pembimbing II

    Hendrieta Ferieka, SE., M.Si.

    NIP. 1983611 200604 2 001

    Mengetahui

    Dekan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Dr. Hj. Nihayatul Masykuroh, M.SI.

    NIP. 19640212 199103 2 003

    Ketua

    Jurusan Ekonomi Syariah

    Hj. Mukhlishotul Jannah, S.E., M.M., M.Ak

    NIP. 19740822 200501 2 003

  • v

    PENGESAHAN

    Skripsi a.n. Dewi Asiah, NIM: 121400969 yang berjudul Analisis Alokasi

    Dana Bantuan Pendidikan Bagi Masyarakat Kurang Mampu (Studi di

    BAZNAS Provinsi Banten) telah diujikan dalam sidang Munqasyah Universitas

    Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, pada tanggal 7 Mei 2019.

    Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

    Serang, 7 Mei 2019

    Sidang Munaqasyah,

    Ketua Merangkap Anggota

    Dr. Budi Sudrajat, M.A.

    NIP. 19740307 200212 1 004

    Sekertaris Merangkap Anggota

    Di’amah Fitriyyah, M.Pd.

    NIP. 19870306 201503 2 003

    Anggota-anggota

    Penguji I

    Dr. Hj. Nihayatul Masykuroh, M.SI.

    NIP. 19640212 199103 2 003

    Penguji II

    Surahman, M.E.

    NIP. 19810911 201503 1 003

    Pembimbing I

    Dr. H. Efi Syarifudin, S.Ag., M.M.

    NIP. 19780314 200501 1 005

    Pembimbing II

    Hendrieta Ferieka, SE., M.Si.

    NIP. 1983611 200604 2 001

  • vi

    Segala puji syukur kehadirat Illahi Robbi Allah SWT.

    Dengan tulus ikhlas

    Ku persembahkan sebuah karya kecil ini untuk Kedua Orangtua:

    Bapak Tersayang Rusli

    dan

    Ibunda Tercinta Khusnayati

    Yang telah memberikan do’a dan kasih sayangnya kepada penulis

    sejak kecil hingga dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi.

    PERSEMBAHAN

  • vii

    MOTTO

    قِيُموا َْلَٰوةََْْوأ ْ ْٱلصَّ َكٰوةََْوَءاتُوا ٰكِعِيََْمَعْْٱۡرَكُعوا ْوَْْٱلزَّ ٤٣ْْْٱلرَّ

    Artinya:

    Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta

    orang-orang yang ruku´ (Q.S Al-Baqarah: 43)

  • viii

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis lahir di Serang, pada tanggal 6 Mei 1992 tepatnya di Jl.

    Raya Takari Link. Kepandean RT.02/07 Kel. Taktakan Kec. Taktakan

    Kota Serang, orang tua penulis Bapak Rusli dan Ibu Khusnayati

    Memberi nama penulis “Dewi Asiah”.

    Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai

    berikut: SDN Cigabus Lulus tahun 2004, SMPN 6 Serang lulus tahun

    2007, Madrasah Aliyah Daar El-Istiqomah Kota Serang Banten lulus

    tahun 2011, dan pada tahun 2012 masuk perguruan tinggi IAIN Sultan

    Maulana Hasanuddin Banten yang sekarang berubah nama menjadi

    Universitas Islam Negeri Banten, pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam Jurusan Ekonomi syariah.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    ِحْيمِ ْحَمِن الرَّ بِْسِم هللاِ الرَّ

    Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah

    SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah diberikan. Hanya

    dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

    serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi

    Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut sampai akhir

    zaman.

    Dengan pertolongan Allah dan usaha yang sungguh-sungguh penulis

    dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Analisis Alokasi Dana

    Bantuan Pendidikan Bagi Masyarakat Kurang Mampu (Studi di

    BAZNAS Provinsi Banten).

    Penulis telah menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak terlepas

    dari kekurangan, kelemahan dan masih jauh dari kesempurnaan,

    keterbatasan, pengalaman serta kemampuan penulis. Oleh sebab itu,

    penulis mengharapkan berbagai pendapat, saran dan kritik yang bersifat

    membangun guna mencapai kesempurnaan pada masa yang akan

    datang.

    Skripsi ini kemungkinan besar tidak dapat diselesaikan tanpa

    bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin

  • x

    menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

    tinginya, terutama kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Fauzul Iman, M.A., Rektor UIN Sultan Maulana

    Hasanuddin Banten yang telah memberikan kesempatan kepada

    penulis untuk bergabung dan belajar di lingkungan UIN SMH

    Banten.

    2. Ibu Dr. Hj. Nihayatul Masykuroh, M.SI, Dekan Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam UIN SMH Banten yang telah mendorong

    penyelesaian studi dan skripsi ini.

    3. Ibu Hj. Mukhlishotul Jannah, SE, MM, M.AK, Ketua Jurusan

    Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN SMH

    Banten yang telah mengarahkan, mendidik serta memberikan

    motivasi kepada penulis.

    4. Bapak Dr. H. Efi Syarifudin, MM, sebagai pembimbing I dan Ibu

    Hendrieta Ferieka, SE., M.Si. yang telah memberikan bimbingan

    dan saran-saran kepada penulis selama penuyusunan skripsi ini.

    5. Bapak dan Ibu Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten,

    terutama yang telah mengajar dan mendidik penulis selama kuliah

    di UIN SMH Banten.

  • xi

    6. Pimpinan, Pengurus dan staff BAZNAS Provinsi Banten yang telah

    memberikan penulis kesempatan untuk melakukan penelitian di

    BAZNAS Provinsi Banten.

    7. Keluarga, Sahabat, dan rekan-rekan yang telah memberikan

    motivasi selama penyusunan skripsi ini.

    Atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis berharap

    semoga Allah SWT., membalasnya dengan pahala yang berlimpah.

    Amin.

    Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan baik dari segi isi maupun metodologi penulisannya.

    Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan guna

    perbaikan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT., penulis

    berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

    Serang, Februari 2019

    Penulis,

    Dewi Asiah

  • xii

    DAFTAR ISI

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... i

    ABSTRAK ........................................................................................................ ii

    NOTA DINAS .................................................................................................. iii

    LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... iv

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

    MOTTO ............................................................................................................ vii

    RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah ............................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

    E. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 9

    BAB II KAJIAN TEORITIS

    A. Alokasi Dana Zakat Untuk Bantuan Pendidikan ................................... 11

    1. Pengertian Zakat .............................................................................. 11

    2. Hukum Zakat ................................................................................... 15

    3. Macam-Macam Zakat ...................................................................... 17

    4. Tujuan Zakat .................................................................................... 19

    5. Asnaf Zakat ...................................................................................... 21

    6. Manfaat Zakat .................................................................................. 27

    7. Pengelolaan Dana Zakat .................................................................. 28

  • xiii

    B. Masyarakat Kurang Mampu .................................................................. 30

    1. Pengertian ........................................................................................ 30

    2. Pendidikan Bagi Masyarakat Kurang Mampu ................................. 36

    C. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 40

    D. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 43

    E. Hipotesis ................................................................................................. 45

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Metode Penelitian .................................................................................. 47

    1. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 47

    2. Sumber Data .................................................................................... 49

    B. Tempat dan Waktu ................................................................................. 51

    1. Tempat Penelitian ............................................................................ 51

    2. Waktu Penelitian .............................................................................. 52

    C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 53

    D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 55

    BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 60

    1. Profil BAZNAS Provinsi Banten ..................................................... 60

    2. Pengelolaan Dana Zakat BAZNAS Provinsi Banten UntukPendidikan

    Bagi Masyarakat Kurang Mampu Tahun 2015-2017 ....................... 65

    3. Total Penghimpunan Dana Zakat dan Besaran Alokasi DanaPendidikan

    BAZNAS Provinsi Banten Tahun 2015-2017 ................................. 68

    4. Persentase Alokasi Dana Pendidikan BAZNAS ProvinsiBanten Tahun

    2015-2017 ......................................................................................... 74

    B. Pembahasan ............................................................................................ 77

  • xiv

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 81

    B. Saran 82

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Zakat merupakan salah satu jenis ibadah (umat Islam) yang

    memiliki dimensi ganda, yakni transendental (berkaitan dengan

    hubungan manusia dan Tuhannya) dan horizontal (berkaitan dengan

    hubungan sosial kemasyarakatan). Oleh karena itu, zakat dipandang

    sebagai salah satu ibadah yang memiliki posisi sangat penting,

    strategis, dan sangat menentukan baik dari segi syari’ah (agama)

    maupun dari segi sosial terutama pembangunan ekonomi dalam

    masyarakat.

    Kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna yang sangat

    fundamental. Selain berkaitan erat dengan aspek-aspek ketuhanan,

    juga ekonomi dan sosial. Di antara aspek-aspek ketuhanan

    (Transendental) adalah banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang

    menyebut masalah zakat, termasuk diantaranya dua puluh tujuh ayat

    yang menyandingkan kewajiban zakat dengan kewajiban shalat

    secara bersamaan.

  • 2

    Zakat sebagai salah satu rukun Islam yang asasi merupakan

    media yang tepat untuk menghubungkan antara yang kaya dan

    miskin, sekaligus berfungsi untuk membina Ukhuwah Islamiyyah.

    Karena pada dasarnya prinsip zakat adalah harta orang mampu

    dibagikan kepada mustahik dan untuk memenuhi kebutuhan

    masyarakat dan agama.1

    Sedangkan dari aspek keadilan sosial (al-‘adalah al-

    ijtima’iyyah), perintah zakat dapat dipahami sebagai satu kesatuan

    sistem yang tak terpisahkan dalam pencapaian kesejahteraan sosial-

    ekonomi dan kemasyarakatan. Zakat diharapkan dapat

    meminimalisir kesenjangan pendapatan antara orang kaya dan

    miskin. Di samping itu, zakat juga diharapkan dapat meningkatkan

    atau menumbuhkan perekonomian, baik pada level individu

    maupun pada level sosial masyarakat.2

    Kemiskinan sangat rentan terhadap religiusitas seseorang,

    sehingga Islam sangat memperhatikan persoalan kemiskinan ini.

    Salah satu nilai instrumen ekonomi yang terkadang dalam ajaran

    Islam adalah peralihan kekayaan melalui zakat. Zakat merupakan

    1 Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Cet. 1

    (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 132. 2 Nurudin Mhd Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, Cet.

    1 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 1-2.

  • 3

    salah satu tata hubungan yang menghubungkan hamba secara

    vertikal kepada Tuhan serta menjembatani hamba secara horizontal

    dalam hal agar ada keseimbangan dan stabilitas sosial ekonomi.

    Sebagaimana yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional

    (BAZNAS) Provinsi Banten yang berlokasi di Jl. Veteran No. 41B,

    Serang, Banten 42117 memiliki beberapa program unggulan, yaitu

    pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diantaranya

    memberikan beasiswa dari tingkat SD/MI (Madrasah Ibtidaiyyah)

    sampai tingkat Sarjana, kesejahteraan, pembinaan guru dan

    marbot.3

    Zakat yang diberikan untuk biaya pendidikan termasuk ke

    dalam golongan yang berhak menerima zakat (Mustahik) yaitu Ibnu

    Sabil yang berarti musafir, bepergian atau orang yang bepergian.

    Terdapat pandangan dari ulama membagi Ibnu Sabil kedalam dua

    golongan, yaitu orang yang mengadakan perjalanan di tanah airnya

    sendiri dan orang yang mengadakan pekerjaan di negeri orang.

    Surat-surat dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang zakat secara

    mendetail berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah

    SAW.

    3 http://pusat.baznas.go.id/rumah-cerdas-anak-bangsa/, diakses pada tanggal

    15 Juli 2018.

    http://pusat.baznas.go.id/rumah-cerdas-anak-bangsa/

  • 4

    Dalam hal ini Allah juga telah menjadikan zakat sebagai salah

    satu tujuan untuk memberikan kekuasaan di bumi. Tidak ada sebab

    bagi seseorang yang mengaku dirinya sebagai Muslim mengelak

    dari tuntutan zakat dalam semua cabang-cabang zakat apabila ia

    memenuhi syarat wajib zakat tersebut.

    Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim dibagi dalam

    dua bagian, yaitu zakat fitrah dan zakat harta (Mal). Zakat fitrah

    adalah zakat yang wajib dikeluarkan pada setiap akhir Ramadhan

    oleh setiap keluarga yang ditanggungnya yang memiliki kelebihan

    makanan untuk sehari pada hari raya Idul Fitri. Sedangkan yang

    dimaksud dengan zakat harta adalah zakat atas harta yang wajib

    dikeluarkan oleh muslim apabila telah sampai nisab dan atau haul.4

    Tujuan utama zakat adalah untuk mengentaskan kemiskinan

    mustahiq (orang-orang yang berhak menerima zakat) dari

    kemiskinan, bahkan merubah mereka dari mustahiq menjadi

    muzakki (orang-orang yang membayar zakat).5

    Berkaitan dengan tujuan zakat yaitu salah satunya mengangkat

    derajat fakir miskin atau masyarakat kurang mampu, maka lembaga

    4 A. Djazuli dan Yani Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat

    (sebuah pengenalan), (Jakarta: PT. Raja Grarindo Persada, 2002), 41. 5 Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN

    Malang Press, 2008), 215.

  • 5

    pengelola zakat berkewajiban untuk mengalokasikan sebagian dana

    zakat untuk mereka yang kurang mampu baik dari segi pendidikan

    maupun kesehatan.

    Adanya fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya

    masyarakat yang kurang mampu dalam aspek pendidikan membuat

    BAZNAS Provinsi Banten ikut andil dalam menangani bidang

    pendidikan melalui program-program pendidikan yang dimilikinya

    seperti pemberian beasiswa dan lain sebagainya.6

    Istilah “masyarakat kurang mampu” identik dengan istilah

    “masyarakat miskin”. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan

    oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Sosial Depsos),

    masyarakat kurang mampu adalah masyarakat yang kurang/ tidak

    mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.7

    Kemiskinan merupakan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan

    dikehendaki oleh si miskin. Menurut Badan Pusat Statistik dan

    Departemen Sosial di dalam Lisnawati, et all, kemiskinan adalah

    6 http://pusat.baznas.go.id/rumah-cerdas-anak-bangsa/, diakses pada tangal

    10 Januari 2019. 7 BPS dan Depsos, Penduduk Fakir Miskin Indonesia, (Jakarta: BPS, 2002),

    3.

    http://pusat.baznas.go.id/rumah-cerdas-anak-bangsa/

  • 6

    ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar

    minimum untuk hidup layak.8

    Zakat berperan penting dalam meningkatkan pendidikan

    masyarakat kurang mampu. Dengan pengelolaan zakat yang baik

    akan dapat meminimalisir kesenjangan ekonomi yang merupakan

    salah satu kelemahan struktur ekonomi dan mampu membawa

    pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan masyarakat dalam

    meningkatkan pendidikan.9

    Pendidikan dianggap sebagai indikator kemajuan peradaban

    dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui

    pendidikan, manusia dapat mengembangkan beragam potensi yang

    dimiliki baik bersifat individual maupun sosial. Asumsinya,

    kemajuan suatu bangsa di segala aspek kehidupan berbanding lurus

    dengan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, argumentasi

    pendidikan sebagai hak asasi manusia perlu dikembangkan menjadi

    “pendidikan” adalah alat pembangunan sosial dan ekonomi.10

    8 Lisnawati, Abubakar Hamzah dan Nasir Azis “Pengaruh Zakat dan Tingkat

    Pendidikan Terhadap Kemiskinan di Provinsi Aceh”(Jurnal Ilmu Ekonomi)

    Pascasarjana Universitas Syeh Kuala, volume 1. No. 4, (November 2013) ISSN 2302-

    0172, 44. 9 Malichatun, Peranan Zakat Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

    Mahasiswa (Studi Kasus Beasiswa Tunas Bangsa Badan Amil Zakat Nasional),

    (Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah 2004), 6. 10

    Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2007), 11.

  • 7

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

    tertarik untuk meneliti masalah ini melalui penelitian berupa skripsi

    dengan judul “Analisis Alokasi Dana Bantuan Pendidikan Bagi

    Masyarakat Kurang Mampu (Studi Di BAZNAS Provinsi

    Banten)”.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan

    masalah dalam penelitian ini yaitu:

    1. Bagaimana pengelolaan dana zakat bagi pendidikan masyarakat

    kurang mampu?

    2. Berapa besarkah alokasi dana pendidikan dan total dana

    penghimpunan zakat pada tahun 2015-2017?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari

    penelitian ini yaitu:

    1. Untuk mengetahui pengelolaan dana zakat bagi pendidikan

    masyarakat kurang mampu,

    2. Untuk mengetahui besaran besarkah alokasi dana pendidikan

    dan total dana penghimpunan zakat pada tahun 2015-2017.

  • 8

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian ini

    antara lain sebagai berikut:

    1. Manfaat Bagi Peneliti

    Bagi Peneliti, dengan melakukan penelitian ini maka

    peneliti memperoleh pengetahuan bagaimana menganalisa

    alokasi dana pendidikan bagi masyarakat kurang mampu di

    lingkungan BAZNAS Provinsi Banten.

    2. Manfaat Bagi Akademis

    Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

    dan memperkaya ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan

    kajian pustaka terkait alokasi dana pendidikan bagi masyarakat

    kurang mampu di lingkungan BAZNAS Provinsi Banten, serta

    dapat menjadi refrensi tambahan literatur bagi peneliti

    selanjutnya.

    3. Manfaat Secara Praktis

    Bagi BAZNAS Provinsi Banten dapat dijadikan sebagai

    catatan ataupun masukan dalam memberikan alokasi dana

    pendidikan bagi masyarakat kurang mampu di lingkungan

    BAZNAS Provinsi Banten serta menjadi sebuah bahan evaluasi

  • 9

    untuk menjalankan program yang sama khususnya terkait

    pendidikan.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dalam skripsi ini terbagi ke dalam lima

    bab antara lain yaitu:

    BAB I : PENDAHULUAN yang menguraikan latar

    belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

    penulisan.

    BAB II : KAJIAN TEORETIS yang menguraikan tentang

    teori alokasi dana zakat untuk bantuan pendidikan,

    pendidikan masyrakat kurang mampu, dan

    Kerangka pemikiran.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN yang meliputi

    metode penelitian, tempat dan waktu penelitian,

    teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

    BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN yang

    membahas tentang hasil penelitian. meliputi

    gambaran umum objek penelitian, pembahasan

  • 10

    hasil penelitian.

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN yang menguraikan

    tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi

    pihak-pihak terkait.

  • 11

    BAB II

    KAJIAN TEORETIS

    A. Alokasi Dana Zakat Untuk Bantuan Pendidikan

    Alokasi bantuan pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini

    yaitu alokasi dana zakat untuk pendidikan yang dikelola oleh

    BAZNAS Provinsi Banten.

    1. Pengertian Zakat

    Secara etimologis, zakat berasal dari kata dasar bahasa arab

    “Zaka” yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan

    bertambah. Sedangkan secara terminologis di dalam fikih, zakat

    adalah sebutan atau nama bagi sejumlah harta tertentu yang

    diwajibkan Allah SWT supaya diserahkan kepada orang-orang

    yang berhak (Mustahiq) oleh orang-orang yang mengeluarkan

    zakat (Muzakki).1 Makna zakat secara etimologis tertulis dalam

    Al-Qur’an Surat Attaubah ayat 103:

    ُۡۡخذۡ َِۡوَصل ۡبَِها ِيهِم

    َۡوتَُزك ِرُُهم ُۡتَطه َۡصَدقَٗة َٰلِِهم َو م َۡأ ِمن

    وََۡعلَيۡ ۡۡۗ َُّهم تََكَۡسَكٞنۡل َۡصلَوَٰ إِنَّ ۡۡۖ ُِۡهم ١٠٣َۡۡسِميٌعَۡعلِيٌمۡۡٱّللَّ

    1 Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, (Malang: UIN Malang

    Press, 2010), 34.

  • 12

    Artinya:

    Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

    itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan

    mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

    (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha

    Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS At-Taubah: 103)2

    Ditinjau dari segi bahasa, menurut lisan orang Arab, kata

    zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti

    suci, berkah, tumbuh, dan terpuji, yang semua arti ini digunakan

    di dalam menerjemahkan Al-Qur’an dan Hadits.3

    Pengertian zakat menurut bahasa dan istilah memiliki kaitan

    yang erat bahwa setiap harta yang telah dikeluarkan zakatnya

    akan menjadi berkah, tumbuh, bersih, baik dan berkembang.

    Zakat tak hanya menciptakan pertumbuhan material dan

    spiritual bagi orang orang-orang yang membutuhkan, tapi juga

    dapat mengembangkan jiwa sosial melalui kepekaan berbagi

    dari yang mengeluarkan zakat.

    Selain itu, zakat juga telah diatur oleh negara dalam

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011

    tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 yang menerangkan bahwa

    2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka

    Amani, 2005), 83. 3 Muhammad Ridwan dan Mas’ud, Zakat dan Kemiskinan Instrumen

    Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Yogyakarta: UII Press, 2005), 33-34.

  • 13

    Zakat adalah Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh

    seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang

    berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

    Zakat merupakan salah satu jenis ibadah (umat Islam) yang

    memiliki dimensi ganda, yakni transendental (berkaitan dengan

    hubungan manusia dan Tuhannya) dan horizontal (berkaitan

    dengan hubungan sosial kemasyarakatan). Oleh karena itu,

    zakat dipandang sebagai salah satu ibadah yang memiliki posisi

    sangat penting, strategis, dan sangat menentukan baik dari segi

    syari’ah (agama) maupun dari segi sosial terutama

    pembangunan ekonomi dalam masyarakat. Zakat memiliki

    beberapa tujuan, antara lain:

    a. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar

    dari kesulitan hidup serta penderitaan.

    b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh

    para gharimin, ibnussabil, dan mustahiq lainnya.

    c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama

    umat Islam dan manusia pada umumnya.

    d. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta.

  • 14

    e. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial)

    dari hati orang-orang miskin.

    f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan

    yang miskin dalam suatu masyarakat.

    g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri

    seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.

    h. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban

    dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

    Zakat termasuk salah satu Rukun Islam yang lima. Dan kata

    zakat dalam Al-Qur’an ditemukan beriringan dengan kata shalat

    dalam 82 ayat. Zakat diwajibkan dalam kitabullah, sunnah

    Rasulullah SAW dan Ijmaa’ul ummah.4

    Menurut Qadir, zakat adalah ibadah dalam bidang harta

    yang mengandung hikmah dan manfaat yang demikian besar

    dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat

    (muzakki), penerimaannya (mustahik), harta yang dikeluarkan

    zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan.5

    4 Abdul Aziz Asy-Syannawi, Ketika Harta Berbicara, (Jakarta: Pustaka

    Azzam 2004), 119. 5 Abdurrachman Qadir, Zakat: Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial, (Jakarta:

    Raja Grafndo Persada, 2001), 82.

  • 15

    Berdasarkan pendapat di atas, kita dapat menemukakan

    pendapatnya dengan redaksi yang berbeda antara satu dengan

    yang lainya. Akan tetapi inti dari prinsipnya sama, maka dapat

    disimpulkan bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan

    prasyarat tertentu, yang Allah mewajibkan kepada pemiliknya

    untuk diserahkan kepada pihak yang berhak menerimanya

    dengan prasyarat tertentu.

    2. Hukum Zakat

    Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan dalil-dalil yang

    membahas tentang Zakat:

    قِيُموا َۡةََۡۡوأ لَوَٰ ۡ ۡٱلصَّ ةََۡوَءاتُوا َكوَٰ َكُعوا ۡوَۡۡٱلزَّ َٰكِعِيََۡمَعۡۡٱر ٤٣ۡۡۡٱلرَّ

    Artinya:

    Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah

    beserta orang-orang yang ruku. (QS. Al-Baqarah: 43)6

    Hukum zakat adalah wajib bagi umat muslim yang mampu.

    Bagi orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala,

    sedangkan yang meninggalkan akan mendapat dosa.

    6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka

    Amani, 2005), 8.

  • 16

    Pengulangan perintah tentang zakat dalam Al-Qur’an

    menunjukkan bahwa zakat merupakan salah satu kewajiban

    agama yang harus diyakini. Hukum zakat itu wajib mutlak dan

    tak boleh atau sengaja ditunda waktu pengeluarannya, apabila

    telah mencukupi persyaratan yang berhubungan dengan

    kewajiban itu. zakat juga merupakan pilar yang ketiga dari

    Rukun Islam yang lima dan kedudukannya sama dengan Rukun

    Islam yang lain. Hukum zakat juga telah dijelaskan dalam

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 1 dan Pasal 2

    tentang zakat, yang berbunyi: Zakat adalah harta yang wajib

    dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk

    diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan

    syariat Islam, dasar hukumnya diantaranya:

    ُۡۡخذۡ َِۡوَصل ۡبَِها ِيهِم

    َۡوتَُزك ِرُُهم ُۡتَطه َۡصَدقَٗة َٰلِِهم َو م َۡأ ِمن

    وَۡ ۡۡۗ َُّهم تََكَۡسَكٞنۡل َۡصلَوَٰ إِنَّ ۡۡۖ َُۡعلَي ِهم ١٠٣ۡۡيٌمَۡسِميٌعَۡعلِۡۡٱّللَّArtinya:

    Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

    itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan

    mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

  • 17

    (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha

    Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS At-Taubah: 103)7

    Dengan dasar diatas, zakat itu adalah ibadah sosial yang

    wajib dilaksanakan oleh ummat Islam dengan syarat-syarat

    tertentu. Harta zakat dibagikan bukan karena kemurahan hati,

    tetapi adalah hak bagi orang-orang yang diatur dalam Qur’an

    Surat At-Taubah ayat: 60.

    3. Macam-Macam Zakat

    Pada dasarnya zakat terbagi menjadi dua macam di

    antaranya adalah sebagai berikut:8

    a. Zakat Fitrah

    Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan

    menjelang Hari Raya Idul Fitri oleh setiap muslimin baik

    tua, muda, ataupun bayi yang baru lahir. Zakat ini biasanya

    dibentuk sebagai makanan pokok seperti beras. Besaran dari

    zakat ini adalah 2,5 (dua koma lima) kg atau 3,5 (tiga koma

    lima) liter beras yang biasanya dikonsumsi, pembayaran

    zakat fitrah ini biasa dilakukan dengan membayarkan harga

    dari makanan pokok daerah tersebut.

    7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,… 83.

    8 Elsi Kartika, Pedoman Pengelolaan Zakat, (Semarang: UNNES Press,

    2006), 21.

  • 18

    Zakat ini dikeluarkan sebagai tanda syukur kita kepada

    Allah karena telah menyelesaikan ibadah puasa. Selain itu

    zakat fitrah juga dapat menggembirakan hati para fakir

    miskin di Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah juga

    dimaksudkan untuk membersihkan dosa yang mungkin ada

    ketika seseorang melakukan puasa Ramadhan.

    b. Zakat Mall (Zakat harta benda)

    Zakat mall merupakan bagian dari harta kekayaan

    seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan

    untuk golongan tertentu, setelah dimiliki dalam jangka

    waktu tertentu, dan jumlah minimal tertentu. Dalam Undang

    Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.

    Pada pasal 4 ayat 2 menyebutkan bahwa harta yang dikenai

    zakat mall berupa emas, perak, uang, hasil pertanian dan

    perusahaan, hasil pertambangan, hasil peternakan, hasil

    pendapatan dan jasa, serta rikaz.

    Menurut Ali, zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu

    zakat mal dan zakat nafs (fitrah). Zakat mal (harta) adalah

    bagian dari harta kekayaan seseorang yang wajib

  • 19

    dikeluarkan untuk golongan-golongan tertentu setelah

    dimiliki selama jangka waktu tertentu dan jumlah tertentu.9

    4. Tujuan Zakat

    Tujuan utama zakat adalah untuk mengentaskan kemiskinan

    mustahiq (orang-orang yang berhak menerima zakat) dari

    kemiskinan, bahkan merubah mereka dari mustahiq menjadi

    muzakki (orang-orang yang membayar Zakat).10

    Menurut Qosim Bukhori dalam buku Didin Hafidhuddin,

    Tujuan zakat ada tiga yaitu pertama membersihkan jasmani dan

    rohani, yang kedua memperbaiki taraf hidup manusia, dan yang

    terakhir meningkatkan taraf kehidupan.11

    Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23

    Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pasal 3 yang berbunyi:12

    a. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam

    pengelolaan Zakat; dan

    9 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta:

    Universitas Indonesia, 2006), 42. 10

    Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN

    Malang Press, 2008), 215. 11

    Didin Hafidhuddin, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan

    Pengelolaan Zakat Asia Tenggara, (Malang: UIN Malang Press, 2008), 16. 12

    M. Ali Hasan. Zakat dan Infak, Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika

    Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 119-120.

  • 20

    b. meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan

    kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

    Qardhawi membagi dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu

    tujuan untuk kehidupan individu dan tujuan untuk kehidupan

    sosial kemasyarakatan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

    13

    a. Tujuan yang pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat

    kikir, mengembangkan sifat suka berinfak atau memberi,

    mengembangkan akhlak seperti akhlak pada Allah,

    mengobati hati dari cinta dunia yang merajalela,

    mengembangkan kekayaan bathin dan menumbuhkan rasa

    simpati dan cinta sesama manusia. Dengan ungkapan lain,

    esensi dari semua tujuan ini adalah pendidikan yang

    bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan nilai-

    nilai spiritual yang dapat meninggikan harkat dan martabat.

    b. Tujuan kedua, memiliki dampak pada kehidupan

    kemasyarakatan secara luas. Dari segi kehidupan

    masyarakat, zakat merupakan bagian dari sistem jaminan

    sosial dalam Islam. Kehidupan masyarakat sering terganggu

    13

    Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta:

    CV. Pustaka Amri 2005), 16.

  • 21

    oleh problema kesenjangan, gelandangan, problema

    kematian dalam keluarga dan hilangnya perlindungan,

    problema bencana alam maupun kultural dan lain

    sebagainya.

    5. Asnaf Zakat

    Asnaf zakat adalah orang-orang/kelompok/pihak-pihak yang

    berhak menerima zakat. Allah SWT telah berfirman dalam Al-

    Qur’an surat At-Taubah ayat 60:

    ۡ َما َُٰتۡ۞إِنَّ َدَق ۡوَۡۡٱلصَّ َعلَي َهاۡۡٱل َعَِٰملِيَۡوَۡۡٱل َمَسَِٰكيِۡلِل ُفَقَرآءَِۡوِِفۡۡٱل ُمَؤلََّفةِۡوَۡ ِقَاِبۡقُلُوُبُهم َِۡوِِفَۡسبِيِلۡۡٱل َغَٰرِِميَۡوَۡۡٱلر ۡٱب نِۡوَۡۡٱّللَّ

    بِيِلۡ َِنۡۡٱلسَّ ِۗۡۡفَرِيَضٗةۡم ُۡوَۡۡٱّللَّ ٦٠َۡۡعلِيٌمَۡحِكيٞمۡۡٱّللَّArtinya:

    Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

    fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para

    mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,

    orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk

    mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu

    ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui

    lagi Maha Bijaksana (QS At-Taubah 60) Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat

    At-Taubah ayat 60, terdapat delapan asnaf zakat yaitu:

  • 22

    a. Faqir (Al-Fuqara)

    Orang fakir adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan

    ataupun memiliki pekerjaan tetapi dengan penghasilan yang

    sangat kecil, sehingga tidak mencukupi kebutuhan

    hidupnya. Menurut Taqyuddin Abu Bakar seperti dikutip

    oleh Lili Bariadi, dan kawan-kawan., orang fakir yaitu orang

    yang tidak memiliki harta maupun pekerjaan atau ada harta

    dan pekerjaan tetapi tidak mencukupi kebutuhannya.14

    Sedangkan berdasarkan pengertian yang disimpulkan

    oleh Departemen Sosial pada tahun 2001, orang fakir adalah

    orang yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk

    memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan

    atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi

    tidak memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi

    kemanusiaan.

    b. Miskin (Al-Masakin)

    Orang miskin yaitu orang yang memiliki penghasilan

    untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi tidak memenuhi

    standar kelayakan hidup yang dibutuhkan. Misal, seseorang

    14

    Lili Bariadi, dkk., Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), 12.

  • 23

    membutuhkan Rp. 25.000,00 per hari untuk memenuhi

    kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya, tetapi hanya

    memiliki penghasilan Rp. 15.000,00 per hari.

    c. Amil Zakat

    Amil zakat adalah mereka yang diangkat oleh penguasa

    atau badan perkumpulan, untuk mengurus zakat.15

    Tugas

    amil zakat terdiri dari tiga bagian, yakni penghimpunan

    zakat, pengelolaan zakat, dan pendistribusian zakat.

    Perhatian Al-Quran terhadap Amil zakat dan

    dimasukkannya dalam kelompok mustahik (yang berhak

    menerima zakat) yang berada setelah fakir dan miskin

    sebagai sasaran zakat pertama dan utama, sehingga amil

    zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    1) Muslim zakat merupakan urusan kaum muslimin, maka

    Islam menjadi syarat bagi segala urusan amil zakat.

    2) Mukallaf, yaitu seorang dewasa yang sehat akal dan

    pikirannya.

    3) Jujur. amil zakat tidak bisa dari orang fasik (tidak dapat

    dipercaya), karena diamanati harta kaum muslimin.

    15

    Didin Hafidhuddin dan Hasan Rifai Alfaridy, Panduan Zakat Praktis,

    (Jakarta: Dompet Dhuafa Republika, 2009), 45.

  • 24

    4) Memahami hukum-hukum zakat. Para ulama

    mensyaratkan amil zakat paham terhadap hukum zakat.

    Apabila pekerjaannya menyangkut bagian tertentu

    mengenai urusan pelaksanaan, maka tidak disyaratkan

    memiliki pengetahuan tentang zakat kecuali sekedar

    yang menyangkut tugasnya.

    5) Kemampuan untuk melaksanakan tugas. amil zakat

    hendaklah memenuhi syarat untuk dapat melaksanakan

    tugasnya, dan sanggup memikul tugas sebagai amil

    zakat.

    6) Amil zakat disyaratkan laki-laki. Sebagian ulama

    berpendapat amil harus laki-laki karena pekerjaan ini

    menyangkut sedekah, tapi sesungguhnya dalam masalah

    persyaratan amil zakat tidak ada dalil khusus yang

    melarang wanita bekerja sebagai amil zakat. Wanita

    boleh bekerja sebagai amil dalam batas-batasan tertentu.

    7) Merdeka. Sebagian ulama mensyaratkan amil adalah

    orang merdeka bukan seorang hamba atau budak.

    Berdasarkan Simposium Yayasan Zakat Internasional IV

    Tentang Zakat Kontemporer, amil zakat berhak mendapat

  • 25

    bagian kuota amil yang diberikan oleh pihak yang

    mengangkat mereka dengan catatan tidak melebihi dari upah

    sekadarnya dan tidak melebihi dari seperdelapan (1/8) zakat

    (12,5 %).

    d. Muallaf

    Muallaf yaitu orang yang diharapkan memiliki

    kecenderungan masuk Islam atau terhalang niat jahatnya

    terhadap umat muslim. Dana zakat merupakan upaya

    simpatis yang dilakukan agar orang yang dimaksud

    (muallaf) bertambah keyakinannya terhadap Islam.

    e. Hamba sahaya (riqab)

    Dana zakat diperuntukkan bagi hamba sahaya untuk

    memerdekakan dirinya serta menghilangkan segala macam

    perbudakan. Islam memandang sama harkat dan derajat

    manusia tanpa adanya klasifikasi sosial termasuk

    perbudakan. Namun, dalam konteks kehidupan masyarakat

    masa kini asnaf zakat riqab ditiadakan karena memang

    riqab sudah tidak ada.

  • 26

    f. Orang yang berhutang (gharimin)

    Gharimin adalah orang yang berhutang bukan untuk

    keperluan maksiat.16

    Gharimin memiliki kesulitan dalam

    membayar hutangnya karena tidak memiliki harta yang lebih

    untuk membayar hutang. Setidaknya, terdapat dua macam

    gharimin yakni:

    1) Berhutang karena kefaqiran serta memiliki kesulitan

    untuk melunasi hutang dalam jangka waktu yang telah

    ditentukan.

    2) Berhutang karena kebutuhan yang sangat mendesak,

    tidak menemukan alternatif tindakan selain berhutang,

    kemudian kesulitan membayar hutang.

    g. Fisabilillah

    Fisabilillah merupakan orang Islam yang berjuang di jalan

    Allah sesuai dengan ajaran Islam. Fisabilillah memiliki

    makna yang universal tidak terbatas pada ‘pejuang’ dalam

    arti sebenarnya. Fisabilillah meliputi segala sesuatu/upaya

    yang dilakukan untuk kemaslahatan bersama, seperti

    pengiriman da’i, mendirikan Sekolah gratis, pembangunan

    16

    Lili Bariadi, dkk., Zakat & Wirausaha,.. 14.

  • 27

    masjid, orang-orang yang sedang menempuh pendidikan,

    bekerja untuk menghidupi keluarga, dan lain sebagainya.

    h. Ibnu Sabil

    Ibnu Sabil merupakan orang yang sedang dalam perjalanan

    (ibnu sabil) Ibnu sabil adalah orang yang berhak menerima

    zakat karena kehabisan bekal dalam perjalanan, sedangkan

    dia membutuhkan bekal untuk memenuhi kebutuhan

    hidupnya. Seiring dengan perkembangan zaman, dana zakat

    ibnu sabil dapat disalurkan untuk berbagai keperluan seperti

    penyediaan sarana akomodasi murah bagi orang-orang yang

    sedang menempuh pendidikan atau mencari nafkah,

    bantuan dana belanja bagi masyarakat kurang mampu yang

    jauh dari kampung halamannya.

    6. Manfaat Zakat

    Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung

    manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan

    dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahiq),

    harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi seluruh

    masyarakat keseluruhan, manfaat zakat tersebut antara lain:

    a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT;

  • 28

    b. Karena zakat merupakan hak mustahiq dimana zakat berfungsi

    untuk menolong, membantu, dan membina mereka, terutama

    fakir miskin ke arah kehidupan yang lebih baik;

    c. Zakat adalah salah satu sumber pembangunan sarana dan

    prasarana;

    d. Zakat untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab

    zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, tetapi

    mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta yang kita

    usahakan dengan baik dan benar;

    e. Indikator utama ketundukan seseorang terhadap ajaran Islam;

    f. Membuka lapangan kerja yang luas;

    g. Melipatgandakan penguasaan asset dan modal di tangan umat

    Islam;

    7. Pengelolaan Dana Zakat

    Pengelolaan zakat menurut UU No. 23 tahun 2011 adalah

    kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam

    pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.17

    Berdasarkan UU pengelolaan zakat No. 23 Tahun 2011 pasal 3

    tentang pengelolaan dana zakat bertujuan untuk:

    17

    UU Pengelolaan Zakat No. 23 Tahun 2011, pasal 3.

  • 29

    a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam

    pengelolaan zakat; dan

    b. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan

    kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

    Sebagaimana dijelaskan dalam maksud definisi pengelolaan

    zakat di atas. Diawali dengan kegiatan perencanaan, dimana

    dapat meliputi perencanaan progam beserta budgetingnya serta

    pengumpulan (collecting) data muzakki dan mustahiq,

    kemudian pengorganisasian meliputi pemilihan struktur

    organisasi (Dewan pertimbangan, Dewan Pengawas dan Badan

    pelaksana), penempatan orang-orang alokasi dana zakat (amil)

    yang tepat dan pemilihan sistem pelayanan yang memudahkan

    ditunjang dengan perangkat lunak (software) yang memadai,

    kemudian dengan tindakan nyata (proactive) melakukan

    sosialisasi serta pembinaan baik kepada muzakki maupun

    mustahiq dan terakhir adalah pengawasan dari sisi syariah,

    manajemen dan keuangan operasional pengelolaan zakat.18

    Pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan oleh Badan Amil

    Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dengan cara

    18

    Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia,… 252.

  • 30

    menerima atau mengambil harta atau barang zakat dari muzakki

    atas dasar pemberitahuan muzakki.19

    Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia

    terdapat dua macam kategori, yaitu distribusi secara konsumtif

    dan produktif. Zakat produktif merupakan zakat yang diberikan

    kepada mustahiq sebagai modal untuk menjalankan suatu

    kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha, yaitu untuk

    mengembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas

    mustahiq.20

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan zakat adalah

    semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan zakat

    yang dilakukan oleh badan atau lembaga amil zakat dengan

    tujuan mensejahterakan kehidupan mustahik.

    B. Masyarakat Kurang Mampu

    1. Pengertian

    Istilah ‘masyarakat’ meliputi banyak faktor, sehingga tidak

    mudah untuk memberikan suatu batasan definisi tentang

    masyarakat. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis

    19

    Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia,… 268. 20

    Abdurrachman Qadir, Zakat: Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial,… 46.

  • 31

    memfokuskan pengertian masyarakat berdasarkan sudut

    pandang sosiologis yakni hubungan antar manusia serta proses

    yang timbul dari hubungan manusia dalam kehidupan

    bermasyarakat.

    Para ilmuwan di bidang sosial sepakat tidak ada definisi

    tunggal tentang masyarakat dikarenakan sifat manusia selalu

    berubah dari waktu ke waktu. Pada akhirnya, pada ilmuwan

    tersebut memberikan definisi yang berbeda-beda antara satu

    dengan yang lain. Berikut ini beberapa definisi masyarakat

    menurut pakar sosiologi dalam Setiadi menyatakan:21

    a. Selo Soemardjan mengartikan masyarakat sebagai orang-

    orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

    b. Max Weber mengartikan masyarakat sebagai struktur atau

    aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-

    nilai yang dominan pada warganya.

    Mac lver dan Page dalam Soekanto memaparkan bahwa

    masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari

    wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok,

    penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-

    21 M. Elly Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta

    dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya, (Jakarta:

    Prenadamedia, 2013), 36.

  • 32

    kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk

    kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama

    sehingga menghasilkan suatu adat istiadat.22

    Menurut

    Koenjaraningrat “masyarakat merupakan kesatuan hidup

    manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat

    tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu

    rasa identitas bersama”. 23

    Syani mendefinisikan bahwa: Masyarakat sebagai

    community dapat dilihat dari dua sudut pandang; Perta

    memandang community sebagai unsur statis, artinya community

    terbentuk dalam suatu wadah/ tempat dengan batas-batas

    tertentu, maka ia menunjukan bagian dari kesatuan masyarakat

    sehinggga ia dapat pula disebut sebagai masyarakat setempat,

    misalnya kampung, dusun atau kota-kota kecil.24

    Konsep masyarakat menurut Suharto adalah arena dimana

    praktek pekerjaan sosial makro beroperasi. Berbagai definisi

    mengenai masyarakat biasanya diterapkan berdasarkan konsep

    22

    Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja

    Grafindo Persada, 2006), 22. 23

    Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi Budaya, (Jakarta: UI

    Press, 2012), 122. 24

    http://www.infodanpengertian.com/2015/12/pengertian - masyarakat-

    menurut-para-ahli. html, diakses pada tanggal 8 Agustus 2018.

    http://www.infodanpengertian.com/2015/12/pengertian%20-%20masyarakat-menurut-para-ahli.%20htmlhttp://www.infodanpengertian.com/2015/12/pengertian%20-%20masyarakat-menurut-para-ahli.%20html

  • 33

    ruang, orang, interaksi dan identitas. Dalam arti sempit istilah

    masyarakat merujuk pada sekelompok orang yang tinggal dan

    berinteraksi yang dibatasi oleh wilayah geografis tertentu seperti

    desa, kelurahan, kampung atau rukun tetangga. Dalam arti luas,

    masyarakat menunjuk pada interaksi kompleks sejumlah orang

    yang memiliki kepentingan dan tujuan bersama meskipun tidak

    bertempat tinggal dalam satu wilayah geografis tertentu.

    Masyarakat seperti ini bisa disebut sebagai societas atau society.

    Misalnya, masyarakat ilmuwan, masyarakat bisnis, masyarakat

    global dan masyarakat dunia.25

    Menurut Soemardjan dalam Soekanto mendefinisikan

    masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang

    menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan

    wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan

    perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.26

    Berdasarkan unsur-unsur yang dimiliki, dapat disimpulkan

    bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling

    berinteraksi yang memiliki prasarana untuk berinteraksi dan

    adanya keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan

    25 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung:

    Rafilka ditama, 2006), 11. 26

    Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,...22

  • 34

    masyarakat kurang mampu adalah sekelompok manusia yang

    saling berinteraksi tapi kurang/tidak memiliki prasarana untuk

    berinteraksi karena kurang adanya keterikatan dalam mencapai

    tujuan yang diinginkan. Masyarakat kurang mampu merupakan

    kelompok yang tidak berdaya baik karena hambatan internal

    dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari

    lingkungannya.

    Istilah “masyarakat kurang mampu” identik dengan istilah

    “masyarakat miskin”. Berdasarkan pengertian yang

    dikemukakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Depsos,

    masyarakat kurang mampu adalah masyarakat yang kurang/

    tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup

    layak.27

    Kemiskinan merupakan situasi serba kekurangan yang

    terjadi bukan dikehendaki oleh si miskin. Menurut Badan Pusat

    Statistik dan Departemen Sosial didalam Lisnawati, et all

    kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi

    kebutuhan dasar minimum untuk hidup layak.28

    27

    BPS dan Depsos, Penduduk Fakir Miskin Indonesia, (Jakarta: BPS, 2002),

    3. 28

    Lisnawati, Abubakar Hamzah dan Nasir Azis “Pengaruh Zakat dan

    Tingkat Pendidikan Terhadap Kemiskinan di Provinsi Aceh”(Jurnal Ilmu Ekonomi)

  • 35

    Menurut Sharp di dalam Kuncoro, mengidentifikasikan

    penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi mikro

    (Konvensional): Pertama, kemiskinan muncul akibat

    ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang

    menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Kedua,

    kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas Sumber Daya

    Manusia. Kualitas Sumber Daya Manusia yang rendah berarti

    produktifitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya

    rendah.Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses

    dalam modal.29

    Menurut Nugroho, kemiskinan merupakan kondisi absolut

    atau relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok

    masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan

    untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai

    atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat, dengan

    kata lain seseorang dikatakan miskin jika tingkat pendapatannya

    Pascasarjana Universitas Syeh Kuala, volume 1. No. 4, (November 2013) ISSN 2302-

    0172, 44. 29

    Mudrajad Kuncoro, Masalah Kebijakan dan Politik Ekonomika

    Pembangunan, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2004), 157.

  • 36

    tidak memungkinkan orang tersebut untuk mentaati nilai dan

    norma dalam masyarakat.30

    Masyarakat kurang mampu memiliki ketidaksamaan

    kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial,

    meliputi:31

    a. Modal produktif atau asset (tanah, perumahan, alat produksi,

    kesehatan)

    b. Sumber keuangan (pekerjaan, kredit)

    c. Organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk

    mencapai kepentingan bersama (koperasi, partai politik,

    organisasi sosial)

    d. Jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang, dan

    jasa

    e. Pengetahuan dan keterampilan (pendidikan)

    f. Informasi yang berguna untuk kemajuan hidup.

    2. Pendidikan Bagi Masyarakat Kurang Mampu

    Berdasarkan UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 1

    ayat (1), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    30

    Nugroho, Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial, Dan

    Lingkungan, (Jakarta: LP3ES, 2004), 165. 31

    Basis kekuasaan sosial menurut Friedman seperti yang dikutip oleh Edi

    Suharto, dkk dalam buku Kemiskinan dan Keberfungsian Sosial; Studi Kasus Rumah

    Tangga Miskin di Indonesia, (Bandung: STKSPress, 2004), 6.

  • 37

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

    peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

    diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.32

    Warnadi,

    Sunarto, dan Muchlidawati, menyatakan dalam Bahasa Inggris

    pendidikan diterjemahkan menjadi education. Education berasal

    dari Bahasa Yunani educare artinya membawa ke luar yang

    tersimpan dalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh dan

    berkembang.33

    Pendidikan dianggap sebagai indikator kemajuan peradaban

    dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui

    pendidikan, manusia dapat mengembangkan beragam potensi

    yang dimiliki baik bersifat individual maupun sosial.

    Asumsinya, kemajuan suatu bangsa di segala aspek kehidupan

    berbanding lurus dengan kualitas pendidikan. Oleh karena itu,

    argumentasi pendidikan sebagai hak asasi manusia perlu

    32

    UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (1), (Jakarta: Dirjen

    DIKDASMEN, 2003), 2. 33

    Warnadi., Sunarto dan Muchlidawati, Pedoman Pelaksanan Pendidikan

    Kependudukan dan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Depdikbud, 2004), 81.

  • 38

    dikembangkan menjadi “pendidikan” adalah alat pembangunan

    sosial dan ekonomi.34

    Pendidikan tak lagi dipandang sebagai usaha sadar terencana

    untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik, namun telah

    dipandang sebagai investasi masa depan untuk melangsungkan

    kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Pendidikan

    merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya

    manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat dibentuk

    manusia yang berkualitas utuh yang salah satu cirinya adalah

    sehat jasmani dan rohani. Maka, suatu keniscayaan bagi seluruh

    stakeholder pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan

    yang berkualitas bagi seluruh masyarakat.

    Pendidikan tidak hanya menjadi sarana transformasi ilmu

    pengetahuan, tapi juga sarana transformasi nilai dan moral.

    Idealnya, penyelenggaraan pendidikan dapat menjadi wahana

    interaksi yang kondusif serta humanis yang melibatkan berbagai

    elemen pendidikan (pemerintah, kepala sekolah, guru,

    karyawan, orang tua, masyarakat, anak didik) dalam upaya

    meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara.

    34

    Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2007), 11.

  • 39

    Begitu banyak problematika pendidikan yang terjadi, dalam

    skripsi ini penulis hanya akan membahas problem pendidikan

    terkait pemerataan akses pendidikan bagi masyarakat kurang

    mampu.

    Program wajib belajar yang dicanangkan pemerintah diawali

    dengan pendidikan dasar dan telah dimulai sejak tanggal 2 Mei

    1984 bertujuan untuk memberi kesempatan belajar bagi semua

    warga negara dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya

    Manusia (SDM). Namun, hingga kini masih ada warga negara

    yang belum dapat mengakses pendidikan yang disebabkan oleh

    berbagai kondisi sosial-ekonomi yang terjadi di lingkungan

    masyarakat.35

    Berdasarkan penjelasan ahli di atas, dapat disimpulkan

    bahwa pendidikan adalah hak setiap individu yang harus

    diperjuangkan dan diberikan oleh pemerintah tanpa terkecuali.

    Dalam hal ini pemerintah sebagai pemangku kebijakan dalam

    mengelola Zakat, harus berupaya untuk mengalokasikan dana

    dari hasil penghimpunan Zakat untuk pendidikan khususnya

    bagi masyarakat kurang mampu atau miskin.

    35

    Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, (Jakarta: Sagung

    Seto, 2007), 3.

  • 40

    C. Kerangka Pemikiran

    Zakat merupakan salah satu jenis ibadah (umat Islam) yang

    memiliki dimensi ganda, yakni transendental (berkaitan dengan

    hubungan manusia dan Tuhannya) dan horizontal (berkaitan dengan

    hubungan sosial kemasyarakatan). Oleh karena itu, zakat dipandang

    sebagai salah satu ibadah yang memiliki posisi sangat penting,

    strategis, dan sangat menentukan baik dari segi syari’ah (agama)

    maupun dari segi sosial terutama pembangunan ekonomi dalam

    masyarakat.

    Terdapat beberapa tujuan zakat antara lain yaitu:36

    1. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari

    kesulitan hidup serta penderitaan.

    2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para

    gharimin, ibnu sabil, dan mustahiq lainnya.

    3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat

    Islam dan manusia pada umumnya.

    4. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta.

    36

    Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, Pedoman Zakat, (Jakarta:

    Departemen Agama, 2007), 27-28.

  • 41

    5. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari

    hati orangorang miskin.

    6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang

    miskin dalam suatu masyarakat.

    7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri

    seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.

    8. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan

    menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

    Masyarakat kurang mampu merupakan salah satu akibat dari

    adanya stratifikasi sosial; bagian dari salah satu hasil interaksi antar

    individu dalam satu kelompok maupun antar suatu kelompok

    lainnya. Stratifikasi sosial dalam masyarakat merupakan ciri dari

    masyararakat yang teratur. Stratifikasi sosial disebabkan oleh

    adanya perbedaan tingkat sosio kultural suatu kelompok dan

    perbedaan tingkat kemajuan dan perkembangan potensi individu

    dalam masyarakat.

    Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat berperan

    dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam upaya

    meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah (selaku stakeholder

  • 42

    utama pendidikan) dapat menjadikan zakat sebagai peluang dalam

    pembiayaan pendidikan.

    Dalam hal ini lembaga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

    mempunyai andil untuk meningkakan kualitas Sumber Daya

    Manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan bagi masyarakat

    kurang mampu. Sebagaimana tujuan dari zakat yaitu meningkatkan

    manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan

    penanggulangan kemiskinan.

    Adapun untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dalam

    penelitian ini sebagaimana tertera pada gambar berikut ini:

    Gambar 2.1

    Bagan Kerangka Pemikiran

    BAZNAS

    Provinsi Banten

    Alokasi

    Dana Pendidikan

    Masyarakat Kurang Mampu

    Pengelolaan Zakat

  • 43

    Gambar 2.1 di atas menjelaskan bahwa BAZNAS Provinsi

    Banten melalui pengelolaan zakat mengalokasikan sebagian dana

    yang dihimpun dari muzakki untuk berbagai kepentingan sosial

    antara lain yaitu untuk dana pendidikan seperti beasiswa bagi siswa

    yang berprestasi, siswa yang kurang mampu dan lain sebagainya.

    Melalui alokasi dana pendidikan yang dikeluarkan oleh BAZNAS

    Provinsi Banten diharapkan masyarakat kurang mampu dapat

    menempuh pendidikan sebagaimana layaknya program pemerintah

    yaitu Pendidikan Wajib Belajar 12 tahun bagi setiap anak yang usia

    sekolah.

    D. Penelitian Terdahulu

    Penelitian terdahulu yang dipaparkan penulis hampir sama

    dengan judul penelitian ini, namun terdapat beberapa perbedaan

    baik dari variabel penelitian maupun objek atau subjek penelitian.

    Adapun penelitian terdahulu penulis jelaskan sebagai berikut:

    Zakat dan pendidikan merupakan aktivitas dalam siklus

    kehidupan yang menarik untuk dibahas dan diteliti, karena begitu

    banyak aspek-aspek yang dipengaruhi serta mempengaruhi zakat

    dan pendidikan. Untuk menghindari anggapan ataupun tindakan

  • 44

    plagiarism, penulis meninjau beberapa karya tulis skripsi yang

    membahas dan meneliti zakat dan pendidikan, antara lain:

    1. Abdul Qodir, Manajemen Pendayagunaan Zakat dan

    Infak/Shadaqah Pada Sektor Pendidikan di BAZIS Provinsi DKI

    Jakarta, skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan, Jurusan Kependidikan Islam, Program Studi

    Manajemen Pendidikan, disusun pada tahun 2005. Berisi

    tentang manajemen pendayagunaan ZIS yang dilaksanakan oleh

    BAZIS Provinsi DKI Jakarta yang berkaitan erat dengan

    pendidikan.

    2. Subhan, Manajemen Zakat Dalam Pemberdayaan Pendidikan,

    skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

    Jurusan Pendidikan Agama Islam, disusun pada tahun 2009.

    Berisi tentang sistem dan manajemen penghimpunan,

    pengelolaan, dan pemberdayaan zakat di Dompet Peduli Ummat

    Daarut Tauhid Cabang Jakarta untuk pendidikan.

    3. Zaenal Arifin, Pendayagunaan Dana Zakat Untuk Pendidikan,

    skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

    Jurusan Pendidikan Agama Islam, disusun pada tahun 2009.

    Berisi tentang bentuk pendayagunaan dana zakat untuk

  • 45

    pendidikan dan pelaksanaannya di Lembaga Pengembangan

    Insani Dompet Dhuafa Republika.

    Secara umum, beberapa skripsi di atas membahas tentang zakat

    dan pendidikan tetapi dengan spesifikasi yang berbeda. Perbedaan

    metode yang digunakan oleh peneliti di atas yaitu terletak pada

    teknik analisis data, dimana ketiga peneliti hanya mendeskripsikan

    data hasil penelitian tanpa melalui angka-angka. Pada penelitian

    penulis analisi data disertai dengan angka-angka yang menjelaskan

    nominal alokasi dana bantuan pendidikan bagi masyarakat kurang

    mampu. Adapun skripsi penulis dengan judul “Analisis Alokasi

    Dana Bantuan Pendidikan Bagi Masyarakat Kurang Mampu

    (Studi Di BAZNAS Provinsi Banten)” lebih spesifik membahas

    tentang analisis dana bantuan pendidikan di BAZNAS Provinsi

    Banten.

    E. Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

    masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

    dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena

    jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis

    dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban

  • 46

    sementara atas masalah yang dirumuskan.37

    Dalam penelitian ini,

    hipotesis yang digunakan adalah:

    Ha : Terdapat pengaruh pengaruh alokasi dana bantuan

    pendidikan dana zakat bagi pendidikan masyarakat

    kurang mampu.

    Ho : Tidak terdapat pengaruh alokasi dana bantuan

    pendidikan dana zakat bagi pendidikan masyarakat

    kurang mampu.

    37

    Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2009), 96.

  • 47

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Metode Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini digunakan pendekatan studi kasus

    sebagai bagian dari penelitian kualitatif. Studi kasus berfokus

    pada spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik itu yang

    mencakup individu, kelompok budaya, ataupun suatu potret

    kehidupan.

    Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud

    memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

    penelitian misaknya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan

    lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

    bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

    alamiah dan dengan memanfatkan berbagai metode alamiah.1

    Menurut Arifin, penelitian kualitatif adalah suatu proses

    penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai

    dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi,

    1 Sukidin dan Munir, Metode Penelitian Mmembimbing dan Mengantar

    Anda Dalam Dunia Penelitian, Edisi pertama, (Surabaya: Penerbit Insan Cendekia,

    2005), 15.

  • 48

    serta jenis data yang dikumpulakan terutama data kualitatif.2

    Adapun yang dibahas dalam penelitian ini tidak berkenaan

    dengan angka-angka, tetapi mendeskripsikan, menguraikan dan

    menggambarkan tentang alokasi dana untuk pendidikan bagi

    masyarakat kurang mampu yang dikeluarkan oleh BAZNAS

    Provinsi Banten.

    Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa

    pertimbangan; Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih

    mudah apabila berhadapan dengan kenyataan yang berbeda,

    Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

    hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini

    lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak

    penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang

    dihadapi.3

    Demi tercapainya sasaran penelitian, maka dalam metode ini

    perlu adanya langkah-langkah yang sistematis, berencana yang

    sesuai dengan konsep ilmiah. Sistematis artinya penelitian ini

    dilaksanakan sesuai dengan kerangka tertentu, dari yang paling

    2 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,

    (Bandung: Rosda Karya, 2011), 140. 3Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan;

    Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), 89.

  • 49

    sederhana sampai yang komplek hingga tujuan tercapai secara

    efektif dan efisien.

    2. Sumber Data

    Data merupakan sumber yang paling penting untuk

    menyingkap suatu permasalahan yang ada, dan data jugalah

    yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau

    mengisi hipotesis yang sudah dirumuskan. Dalam melakukan

    penelitian ini data-data yang diperlukan dari dua sumber yaitu:

    a. Data Primer

    “Data primer adalah data yang bersumber dari informan

    yang mengetahui secara jelas dan rinci mengenai masalah

    yang diteliti. Sedangkan informan adalah orang yang

    dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi

    dan kondisi yang dijadikan obyek penelitian”.4

    Data primer ini bisa dikatakan sebagai data yang

    bersumber dari manusia. Dalam pengambilan data primer

    peneliti dapat menggunakan perekam suara atau menulis

    hasil jawaban dari informan dalam wawancara. Hasil

    wawancara dikumpulkan dari berbagai pihak yang kemudian

    4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2008), 112.

  • 50

    disimpulkan oleh peneliti. Dari data yang sudah didapatkan

    penulis dianalisis secara maksimal dan diteliti guna

    mengantisipasi adanya kebohongan dalam pengungkapan

    data dari informan. Dalam hal ini peneliti harus memilih

    informan yang sangat bertanggung jawab dalam mengungkap

    data yang sebenarnya.

    Adapun yang menjadi informan dalam penelitian adalah

    orang-orang yang dipredisikan mengetahui benar tentang

    alokasi dana untuk pendidikan bagi masyarakat kurang

    mampu yang berada dalam struktur kepengurusan BAZNAS

    Provinsi Banten.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang berasal dari sumber

    kedua atau dari instansi seperti dokumen. Sumber data juga

    menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan alat

    penelitian. Dalam pengertian lain data sekunder memiliki

    pengertian” Data yang tersusun dalam bentuk dokumen-

    dokumen”.5

    5 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakrta: Raja Grafindo, 2003),

    85.

  • 51

    Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

    data yang berbentuk dokumen yang berkaitan dengan

    struktur kepengurusan BAZNAS Provinsi Banten, program

    kerja dan kegiatan yang sudah dan akan dilakukan oleh

    BAZNAS Provinsi Banten khususnya yang terkait dengan

    alokasi dana pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.

    B. Tempat dan Waktu

    1. Tempat Penelitian

    Penulis memilih Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

    Provinsi Banten yang berlokasi di Jl. Veteran No. 41B, Serang,

    Banten 42117 sebagai tempat untuk melaksanakan penelitian.

    Alasan penulis memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian

    dikarenakan:

    a. BAZNAS Provinsi Banten memiliki beberapa program

    unggulan, yaitu pembinaan SDM yang diantaranya

    memberikan beasiswa dari tingkat SD/MI (Madrasah

    Ibtidaiyyah) sampai tingkat Sarjana, kesejahteraan,

    pembinaan guru dan marbot.

  • 52

    b. Lokasi penelitian terjangkau oleh penulis sehingga untuk

    mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan

    penelitian dapat diperoleh dengan mudah, baik dan benar.

    c. Penulis mengetahui lokasi penelitian dengan baik dan benar

    sehingga menghindarkan penulis dari kesalahan

    pengambilan data dan informasi yang berkaitan dengan

    penelitian.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yaitu dari tanggal 12

    November 2018 sampai dengan 24 November 2018 dengan

    rencana kegiatan penelitian sebagai berikut:

    Tabel 3.1

    Rencana Kegiatan Penelitian

    No. Kegiatan NOVEMBER

    Minggu

    I II III IV

    1. Observasi lapangan

    2. Pelaksanaan Penelitian

    3. Pengumpulan Data

    4. Analisis Data

    5. Kesimpulan Hasil

    Penelitian

    6. Penelitian Selesai

  • 53

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam

    penelitian ini antara lain yaitu sebagai berikut:

    1. Wawancara/Interview

    Wawancara merupakan istilah terjemahan dari bahasa

    Inggris “interview”. Kata ini sendiri berasal dari bahasa Perancis

    “Entrevoir”. “Entre” berartri antar atau diantara, saling,

    bersama-sama. “Voir” berarti melihat, mengetahui, mengerti.

    Maka secara harfiah wawancara atau “interview” berarti saling

    melihat bersama atau bertemu untuk mengetahui bersama-

    sama.6 Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

    7

    Wawancara merupakan metode yang sangat fleksibel dan

    mengizinkan pewancara untuk memahami perspektif dari orang

    yang diwawancarai.8

    Dalam penelitian ini, yang menjadi objek wawancara yaitu

    pengurus BAZNAS Provinsi Banten yang terkait dengan alokasi

    dana pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Tujuan dari

    6 Kanisius. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Cet-5,

    (Yogyakarta: 2003), 111. 7 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2009), 86. 8 Christine Daymon, Metode-metode Riset Kualitatif dalam Public Relations

    dan Marketing Communications, (Yogyakarta: Bentang, 2008), 260.

  • 54

    wawancara ini yaitu untuk mendapatkan data sekunder yang

    berkaitan dengan penelitian.

    2. Observasi

    Pengamatan (observasi) biasa diartikan sebagai

    “pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala

    yang tampak pada obyek penelitian”.9

    Observasi yang dimaksud

    dalam penelitian ini yaitu observasi lokasi penelitian sebelum

    penulis melaksanakan penelitian yang berupa catatan penting

    yang akan dijadikan sumber sekunder dalam penelitian ini.

    3. Dokumentasi

    Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

    Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

    monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan

    pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

    dalam penelitian kualitatif.

    Sedangkan istilah dokumentasi

    berarti “pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan

    penyimpanan informasi.10

    9 Hadari Nabawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Jogjakarta: Gajah Mada

    University Press, 2005), 100. 10

    Anton M. Mudiono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

    Pustaka, 2004), 211.

  • 55

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

    dokumentasi untuk dijadikan alat pengumpul data dari sumber

    bahan tertulis berupa dokumen resmi, misalnya data profil

    BAZNAS Provinsi Banten, sejarah terbentuknya BAZNAS

    Provinsi Banten, program dan kegiatan BAZNAS Provinsi

    Banten. Secara khusus, metode dokumentasi ini peneliti

    gunakan untuk mengumpulkan data terkait alokasi dana yang

    dikeluarkan oleh BAZNAS Provinsi Banten untuk pendidikan

    bagi masyarakat kurang mampu.

    4. Studi Pustaka

    Studi pustaka yaitu penulis mencari data-data yang relevan

    dan literatur yang sudah ada sebagai bahan pertimbangan dan

    pendukung dalam proses menyusun skripsi. Melalui studi

    pustaka yang dilakukan dengan mengkaji buku-buku literatur,

    jurnal dan makalah untuk memperoleh landasan teoritis yang

    komprehensif tentang alokasi dana untuk pendidikan bagi

    masyarakat kurang mampu.

    D. Teknik Analisis Data

    Sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka teknik

    analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu

  • 56

    mendiskripsikan alokasi dana BAZNAS Provinsi Banten. Dalam

    hal ini analisis difokuskan pada alokasi dana pendidikan bagi

    masyarakat kurang mampu.

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua cara yaitu (1)

    analisa data lapangan dan (2) analisa data setelah pengumpulan data

    selesai, dengan pertimbangan dalam penelitian ini pendekatan yang

    digunakan adalah pendekatan positivistik. Menurut Eriyanto,

    pendekatan positivistik adalah sebuah kajian atas realitas yang

    bersifat objektif.11

    Adapun aktivitas analisa data dalam penelitian ini terdiri dari 3

    tahapan antara lain:

    1. Reduksi data (Data Reduction)

    Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang

    memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan

    yang tinggi.12

    Reduksi data adalah memilih data yang paling

    penting dari data yang tidak terlalu penting. Dalam proses

    pengumpulan data tentu peneliti akan mengumpulkan seluruh

    data yang berkaitan dengan subjek penelitiannya tersebut.

    11

    Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta:

    LKiS Printing Cemerlang, 2001), 57. 12

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

    Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), 337-339.

  • 57

    Namun dari seluruh data yang terkumpul peneliti harus memilih

    lagi data mana yang paling relevan dengan subjek penelitiannya.

    Proses inilah yang dikenal sebagai reduksi data. Peneliti harus

    melakukan reduksi data agar penulis dapat fokus mencari

    kesimpulan dari penelitiannya tersebut.13

    Reduksi data bisa dilakukan sejak pemulaan pengumpulan

    data. Semua data pada tiap harinya dapat direduksi sehingga

    didapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian.

    Kemudian di akhir pengumpulan data juga peneliti melakukan

    reduksi data dari awal hingga akhir. Peneliti menyaring kembali

    seluruh data dan mereduksinya sehingga didapatkan intisari dari

    penemuan-penemuan di lapangan.14

    2. Penyajian Data (Data Display)

    Proses penyajian data adalah salah satu proses penting

    dalam penelitian kualitatif. Seluruh proses penelitian tertumpu

    pada penyajian data. Semua data yang diperoleh oleh peneliti

    kemudian disajikan dalam bentuk kata-kata dalam kalimat.

    13

    S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung:Tarsio,

    2003), 129. 14

    Burhan Bungin, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005),

    84.

  • 58

    Penyajian data dapat dilakukan dengan beberapa teknik sesuai

    dengan data yang didapat dari lapangan.15

    Jadi, dengan penyajian data ini maka akan memudahkan

    peneliti dalam memahami apa yang terjadi dan sejauh mana data

    yang telah diperoleh, sehingga dapat menentukan langkah

    selanjutnya untuk melakukan tindakan lainnya.

    3. Penarikan Kesimpulan (Verification)

    Penarikan kesimpulan adalah analisis terakhir yang

    dilakukan oleh peneliti di akhir penelitiannya.16

    Kesimpulan

    baru bisa diperoleh ketika seluruh data telah terkumpul dan

    semua proses analisis data baik reduksi maupun penyajian data

    sudah dilakukan. Maka ketika itu barulah peneliti bisa menarik

    kesimpulan dari seluruh penelitiannya tersebut.

    Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara mereview

    kembali seluruh data dan mereview hasil analisis data yang

    lainnya. Dalam proses penarikan kesimpulan ini peneliti dapat

    melahirkan teori baru, atau memperkuat teori yang telah ada

    atau menyempurnakannya. Penelitian dengan metode kualitati