15
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MIGRASI SIRKULER DI KABUPATEN KARANGANYAR (Studi Kasus Di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Studi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : S U P R I Y A D I B 300 070 020 FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

0

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MIGRASI SIRKULER DI KABUPATEN KARANGANYAR (Studi Kasus Di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Studi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh : S U P R I Y A D I

B 300 070 020

FAKULTAS EKONOMI

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

1

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Analisis Factor-faktor yang Mempengaruhi Minat Migrasi Sirkuler di Kabupaten Karanganyar” bertujuan untuk menganalisis pengaruh upah, lama migrasi, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan didesa, status perkawinan, kepemilikan lahan, dan jenis kelamin terhadap minat migrasi sirkuler periodik tenaga kerja asal Kabupaten Karanganyar. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam penelitian ini digunakan teknik analisis regresi logistik yaitu Binary Regression Logistic dengan menggunakan data primer dari sampel sebanyak 100 orang asal Karanganyar yang bekerja di luar kota.

Faktor-faktor yang signifikan yang terhadap minat migrasi sirkuler periodik sebagaimana ditunjukkan dalam model best fit adalah variabel upah (pvalue 0,048) berpengaruh positif. Sedangkan variable lama migrasi, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan didesa, status perkawinan, kepemilikan lahan, dan jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan. Secara keseluruhan model Regresi Binary Logistic yang digunakan untuk menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat migrasi para responden untuk bermigrasi ke Kabupaten Semarang ini mempunyai kehandalan dalam memprediksi sebesar 83%. Hal ini menjelaskan bahwa perilaku para responden dalam penelitian ini tetap cenderung untuk untuk berminat bermigrasi karena ingin meningkatkan taraf hidup keluarga.

Kata kunci : migrasi sirkuler, kota, migran.

Surakarta, 22 Pebruari 2014

Pembimbing

( Drs. Triyono, M.Si )

Page 3: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

2

PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini telah membaca Karya ilmiah dengan judul :

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MIGRASI SIRKULER DI KABUPATEN KARANGANYAR

Yang ditulis oleh :

SUPRIYADI

B 300 070 020

Penandatanganan berpendapat bahwa karya ilmiah tersebut telah memenuhi syarat

untuk diterima.

Surakarta, 22 Pebruari 2014

Pembimbing

( Drs. Triyono, M.Si )

Page 4: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan

kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran,

kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam

jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan angkatan kerja yang

tidak sebanding dengan penyediaan lapangan kerja sangat memprihatinkan. Hal ini

berarti tingkat pengangguran semakin besar. Keadaan tenaga kerja yang demikian

mendorong meningkatnya mobilisasi di kalangan penduduk. Mereka meninggalkan

daerah asalnya yang dirasakan kurang memberikan sumber penghidupan yang layak,

menuju tempat lain yang dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi orang untuk migrasi sangat berperan dan rumit. Karena migrasi

merupakan proses yang secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri

ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu.

Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan menunjukkan perkembangan yang

sangat pesat. Sedangkan perkembangan ekonomi di daerah perdesaan adalah cukup

lambat. Sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan

pedesaan. Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh semakin kurang

menariknya kehidupan di pedesaan, kawasan pedesaan yang kegiatan ekonomi

utamanya adalah pertanian sudah kehilangan daya saing secara drastis.

Perilaku mobilitas penduduk ini pun menjadi semakin tinggi karena di tempat

asalnya terjadi penyempitan lapangan pekerjaan, salah satunya akibat dari

menyempitnya lahan pertanian karena dipakai untuk areal pemukiman, sector

manufaktur, jasa, dan kebiasaan orang tua untuk membagi tanah mereka sebagai

warisan pada keturunan-keturunannya. Semakin tinggi kesadaran pendidikan

membuat generasi muda merasa kehidupan di daerah asal makin tidak menarik.

Mereka pun memilih untuk bergerak ke kota yang lebih maju untuk mengenyam

pendidikan dengan kualitas yang lebih baik dengan fasilitas yang lebih lengkap(Didit

Purnomo, 2004). Pada akhirnya mereka berharap akan mendapat pekerjaan sesuai

bidang yang diinginkan, tentunya untuk mendapat penghasilan yang lebih besar

dibanding dari daerah asal.

Page 5: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

2

Mantra (1992) menjelaskan bahwa motivasi utama orang melakukan

perpindahan dari daerahnya (perdesaan) ke perkotaan adalah motif ekonomi. Motif

ini berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antardaerah. Kondisi yang

paling dirasakan menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan

mobilitas ke kota besar adalah adanya harapan untuk memperoleh pekerjaan dan

memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di tempat

asalnya. Motivasi tersebut sejalan dengan model migrasi Todaro (1998) yang

melandaskan pada asumsi bahwa mobilitas penduduk pada dasarnya merupakan

suatu fenomena ekonomi karena terdapat perbedaan penghasilan aktual antara

daerah asal dan tujuan.

Faktor pendorong terjadinya migrasi antara lain adalah makin

berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti daya dukung lingkungan,

menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal, adanya tekanan-tekanan seperti

politik, agama dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal,

alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan serta bencana alam. Sedangkan faktor

penarik migrasi antara lain adalah harapan akan memperoleh kesempatan untuk

memperbaiki taraf hidup, kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih

baik, keadaan lingkungan yang menyenangkan, serta terdapatnya aktivitas-aktivitas

di kota besar yang menarik orang untuk bermukim di kota besar (Prayitno, 2006).

Secara umum, motif terbesar seseorang untuk melakukan migrasi dari desa ke kota

adalah motif ekonomi untuk memperoleh kehidupan dan penghasilan yang lebih

baik (Manning dan Effendi, 1985).

Aktivitas migrasi sirkuler banyak terjadi di negara berkembang demikian

pula di Indonesia. Salah satu daerah yang mencerminkan adanya bentuk migrasi

sirkuler ini diperlihatkan oleh tenaga kerja asal Karanganyar. Kabupaten

Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Letak

secara geografis Kabupaten Karanganyar terletak di perlintasan ekonomi yaitu akses

antar kota dan antar provinsi namun demikian hanya sekitar perlintasan saja yang

dikategorikan penduduk dengan ekonomi menengah dan tinggi.

Kabupaten Karanganyar memiliki 17 kecamatan, sebaran penduduk

terbanyak di Kecamatan Karanganyar, yaitu 77.413 jiwa (8,81 %), kemudian

Kecamatan Jaten, yaitu 71.109 jiwa (8,10 %), dan Kecamatan Gondangrejo, yaitu

69.897jiwa (7,96 %). Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit

adalah kecamatan Jenawi, yaitu 27.916jiwa (3,18 %), kemudian Kecamatan

Page 6: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

3

Ngargoyoso,yaitu 35.845 jiwa (4,08 %) dan kecamatan Kerjo, yaitu 37.947 jiwa

(4,32 %). Penduduk Kabupaten Karanganyar mayoritas pencaharian adalah petani

sehingga banyak penduduk yang mencari pekerjaan atau mengadu nasib di kota-

kota besar. Ada sekitar 10% dari jumlah penduduk yang ada saat ini bermata

perncaharian di kota lain.

Arus migrasi yang dilakukan sebagian besar penduduk desa ke kota

menarik untuk diamati dan dikaji. Dengan demikian dari latar belakang yang telah

disebutkan di atas mendorong dilakukannya penelitian yang berjudul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi Sirkuler Di Kabupaten

Karanganyar (Studi Kasus di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar)”.

B. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor pengaruh upah, lama melakukan migrasi sirkuler, umur,

pekerjaan didesa, status perkawinan, dan jenis kelamin terhadap minat migrasi.

2. Untuk mengetahui tingkat pengaruh kepemilikan lahan ditempat asal terhadap

minat migrasi.

3. Untuk mengetahui tingkat pengaruh pendidikan terhadap minat migrasi.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Migrasi Penduduk

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa : ”a migrant is a person who changes

his place of residence from one political or a administrative area to another.”

pengertian ini dikaitkan dengan pindah tempat tinggal secara permanen sebab selain

itu dikenal pula ”mover” yaitu orang yang pindah dari satu alamat ke alamat lain dan

dari satu rumah ke rumah lain dalam batas satu daerah kesatuan politik atau

administratif, misalnya pindah dalam satu Propinsi.

Menurut Rozy Munir, migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan

menetap dari suatu tempat ke temapat lain melampaui batas politik atau negara atau

batas administrative atau batas bagian dalam suatu negara. Migrasi sulit diukur karena

Page 7: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

4

migrasi dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan merupakan suatu peristiwa yang

mungkin berulang beberapa kali sepanjang hidupnya. Hampir semua definisi

menggunakan kriteria waktu dan ruang, sehingga perpindahan yang termasuk dalam

proses migrasi setidak tidaknya dianggap semi permanen dan melintasi batas-batas

geografis tertentu. (Young, 1984).

Keanekaragaman kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kota dimungkinkan

oleh kepadatan penduduknya yang relatif lebih tinggi daripada di pedesaan, dan oleh

kompleksnya struktur social di kota (Suparlan, 1980). Dengan adanya berbagai

perbedaan antara desa dan kota, maka sebagai pendatang yang berasal dari daerah

pedesaan, para pelaku migrasi sirkuler ketika tiba di kota tujuan dihadapkan pada

berbagai persoalan yang harus diatasi . Persoalan yang dihadapi tersebut tidak sekedar

bagaimana para pelaku migrasi berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan kota

yang memiliki kompleksitas kebudayaan yang amat berbeda dengan kehidupan yang

dialami para migran ketika mereka masih di desa, melainkan juga persoalan tentang

bagaimana para pelaku migrasi berusaha bisa bertahan hidup, memperoleh tempat

tinggal serta dalam hal mencari nafkah di kota tujuan.

Berhubung pendidikan kaum migran sirkuler yang umumnya rendah,

dan juga karena mereka tidak memiliki ketrampilan yang memadai, seringkali

mengakibatkan mereka mencari nafkah di kota dengan melakukan usaha mandiri kecil

-kecilan, menggunakan peralatan dan ketrampilan sederhana yang dikuasainya.

Mereka bekerja sebagai pemulung, penjual keliling, pedagang asongan, tukang becak,

tukang ojek, pedagang kaki lima, atau pekerjaan -pekerjaan lain yang umumnya

merupakan bagian dari sektor informal (Hart, 1985).

B. Teori Migrasi

Teori migrasi menurut Ravenstein (1985) berdasar pada perilaku orang

bermigrasi besar-besaran di daerah pedesaan ke daerah perkotaan selama revolusi

industri di Inggris mengemukakan tentang perilaku mobilitas penduduk (migrasi)

yang disebut dengan hukum-hukum migrasi.

Menurut Everett S. Lee (Mantra, 2000), volume migrasi di suatu wilayah

berkembang sesuai dengan tingkat keragaman daerah-daerah di wilayah tersebut. Di

daerah asal dan di daerah tujuan, terdapat faktor-faktor yang disebut sebagai :

Page 8: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

5

Faktor positif (+) yaitu faktor yang memberikan nilai keuntungan bila

tinggal di tempat asal sehingga seseorang merasa tidak perlu pindah ke

tempat lain.

Faktor negatif (-) yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau

merugikan bila tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa

perlu untuk pindah ke tempat lain.

Faktor netral (0) yaitu faktor yang tidak berpengaruh terhadap

keinginan seseorang untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke

tempat lain dan orang tersebut tetap tinggal di tempat asal.

Berkenaan dengan kajian ekonomi migrasi internal, Todaro (1992) menjelaskan

teori migrasi yang diformulasikan oleh Lewis (1954), yaitu tentang proses

perpindahan tenaga kerja desa-kota, dimana model yang dikembangkan Lewis pada

tahun 1954 tersebut diperluas Fei dan Ranis pada tahun 1961 dan merupakan teori

umum yang diterima dan dikenal dengan Model Lewis-Fei-Ranis (L-F-R). Fokus

utama dari model ini adalah pada proses perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan

peluang kerja di sector modern. Dengan diilustrasikan pada gambar 1, yaitu proses

pertumbuhan sector modern. Pada sumbu vertical digambarkan upah riil dan produk

marginal tenaga kerja (diasumsikan sama dalam sektor modern yang kompetitif) dan

pada sumbu horizontal digambarkan kuantitas tenaga kerja.

Teori ekonomi tentang migrasi desa-kota juga dikemukakan oleh Todaro

(2003), dimana diasumsikan bahwa migrasi desa-kota pada dasarnya merupakan suatu

fenomena ekonomi. Oleh karena itu, keputusan untuk melakukan migrasi juga

merupakan suatu keputusan yang telah dirumuskan secara rasional. Pada intinya

Todaro (1998) mendasarkan pada pemikiran bahwa arus migrasi berlangsung sebagai

tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dengan desa. Mereka

baru akan memutuskan untuk melakukan migrasi jika penghasilan bersih di kota

melebihi penghasilan bersih yang tersedia di desa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menganalisis faktor pengaruh migrasi sirkuler asal karanganyar,

dimana minat migrasi sirkuler penduduk Karanganyar bertindak sebagai variabel

dependen, kemudian variabel independennya antara lain upah, lama melakukan

migrasi sirkuler, umur, pekerjaan asal, status perkawinan, jenis kelamin, kepemilikan

Page 9: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

6

lahan di tempat asal, dan pendidikan. Variabel tersebut dipilih berdasarkan penelitian

terdahulu yang sebagian besar selalu menunjukkan angka signifikan berpengaruh.

Populasi dan sampel penelitian ditentukan berdasar wilayah yang mempunyai

karakteristik kantong migran. Kegiatan penelitian di lapangan, yaitu akan melakukan

survei di obyek penelitian untuk mendapatkan data dari para responden, yaitu

difokuskan pada kantong-kantong migran.

Karanganyar dipilih sebagai daerah penelitian dengan alasan daerah tersebut

mempunyai banyak tenaga kerja (migran) yang melakukan mobilitas ke kota-kota

besar. Populasi penelitian ini adalah mereka yang berasal dari karanganyar dan

bekerja di kota-kota besar. Kriteria migran yang akan menjadi responden dalam

penelitian ini adalah mereka yang telah bekerja di kota-kota besar.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Data primer

diperoleh dari observasi langsung serta wawancara dengan nara sumber atau

responden yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh responden.

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh

peneliti, atau data yang sebelumnya sudah diolah oleh sumber atau peneliti lain antara

lain seperti buku, jurnal dan internet.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan survei langsung ke daerah penelitian dan melakukan wawancara

berdasarkan kuesioner yang telah disusun terhadap responden dan secara dokumentasi

dengan studi pustaka dari berbagai literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan

permasalahan ini dan berbagai sumber-sumber lain yang berasal dari instansi-instansi

terkait yaitu kantor BPS Kabupaten Karanganyar.

Dengan berdasar pada kuesioner responden dari lapangan didapat data mentah

yang kemudian akan diolah, dianalisis, dan dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis dilakukan secara multivariate dengan menggunakan regresi logistik (Logistic

Regression Model), dimana variabel terikatnya berbentuk non parametris atau

kategoris. Tujuan dari uji diskriminan ini adalah untuk mengidentifikan variabel-

variabel yang mampu membedakan antara kedua kelompok (group) yang berbeda.

Page 10: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

7

HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan dikemukakan tentang hasil analisis data, dengan

menggunakan analisis regresi logistik (Logistic Regression Model), Dalam penelitian

ini selanjutnya digunakan teknik Binary Logistic Regression dengan 2 kategori atau

binomial pada variabel dependennya (0= TIDAK bila tidak menetap dan 1= YA bila

menetap). Model ini berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

minat/keputusan tenaga kerja di desa untuk bermigrasi sirkuler ke kota. Digunakan

model ini karena memiliki cakupan yang lebih luas (Mudrajad Kuncoro, 2002).

Hasil Estimasi Logistic Regression

Menurut kriteria statistik dalam analisis Logit Binary pada tabel diatas, dapat

disimpulkan bahwa :

Variabel Usia (AGE)

Memiliki koefisien sebesar 0,009 dengan nilai wald 0,014 dengan signifikasi

0,904 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan

pengaruh tidak signifikan. Nilai Exp(B) variabel age sebesar 1,009 yang berarti

probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 1,009 kali lebih tinggi untuk

responden yang berusia tua dibandingkan responden yang berusia muda. Adapun

tanda koefisien positif (+) menunjukkan semakin bertambahnya usia migran maka

akan semakin besar probabilitas tenaga kerja untuk ke kota sebagai migran sirkuler,

begitu juga sebaliknya.

Variabel Pendapatan (WAGE)

Variabel Koefisien Wald-ratio Exp (B) Sig (p-value)

AGE 0,009 0,014 1,009 0,904 WAGE 0,000 3,913 1,000 0,048 JOBVLG 0,185 0,065 1,204 0,799 EDU 0,345 3,707 1,412 0,054 MAR 0,274 0,076 1,315 0,783 LAND -0,598 0,708 0,550 0,400 TIM 0,019 0,056 1,019 0,814 SEX(1) -0,655 0,570 0,519 0,450 Chi-Square (Hosmer and Lemeshow) = 9,052 0,338 -2Likelihood = 85,301 Omnibus Test of Model Coefficients = 8,978 0,344 Negelkerge's R Square = 0,141 Overall Percentage = 83,0

Page 11: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

8

Memiliki koefisien sebesar 0,000 dengan nilai wald 3,913 dengan signifikasi

0,048 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan

pengaruh yang signifikan untuk melakukan migrasi sirkuler. Nilai Exp(B) variabel

wage sebesar 1,000 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi

sirkuler 1 kali lebih tinggi untuk responden yang berpenghasilan tinggi dibandingkan

responden yang berpenghasilan rendah. Adapun tanda koefisien (+) menunjukkan

semakin tinggi upah akan semakin besar probabilitas tenaga kerja untuk ke kota

sebagai migran sirkuler, begitu juga sebaliknya.

Variabel Pekerjaan Asal (JOBVLG)

Memiliki koefisien sebesar 0,185 dengan nilai wald 0,065 dengan signifikasi

0,799 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini tidak menunjukkan

pengaruh yang signifikan untuk melakukan migrasi sirkuler. Nilai Exp(B) variabel

jobvlg sebesar 1,204 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi

sirkuler yang memiliki pekerjaan di daerah asal 1,204 kali lebih tinggi dibandingkan

responden yang tidak/belum punya pekerjaan di daerah asal.

Variabel Pendidikan (EDU)

Memiliki koefisien sebesar 0,345 dengan nilai wald 3,707 dengan signifikasi

0,054 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini tidak menunjukkan

pengaruh yang signifikan untuk melakukan migrasi sirkuler. Nilai Exp(B) variabel

edu sebesar 1,412 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler

1,412 kali lebih tinggi untuk responden yang berpendidikan lebih tinggi dibandingkan

responden yang berpendidikan rendah.

Variabel Status Perkawinan (MAR)

Memiliki koefisien sebesar 0,274 dengan nilai wald 0,076 dengan signifikasi

0,783 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini tidak menunjukkan

pengaruh yang tidak signifikan untuk melakukan migran sirkuler. Nilai Exp(B)

variabel mar sebesar 1,315 yang berarti probabilitas responden yang berminat migrasi

sirkuler 1,315 kali lebih rendah untuk responden yang belum menikah/lajang

dibandingkan responden yang sudah menikah.

Variabel Kepemilikan Tanah (LAND)

Memiliki koefisien sebesar -0,598 dengan nilai wald 0,708 dengan signifikasi

0,400 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan

pengaruh yang tidak signifikan. Nilai Exp(B) variabel land sebesar 0,550 yang berarti

Page 12: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

9

probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 0,550 kali lebih rendah untuk

responden yang memiliki lahan di daerah asal dibandingkan responden yang tidak

memiliki lahan di daerah asal.

Lama Migrasi (TIME)

Memiliki koefisien sebesar 0,019 dengan nilai wald 0,056 dengan signifikansi

0,814 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan

pengaruh yang tidak signifikan. Nilai Exp(B) variabel TIME sebesar 1,019 yang

berarti probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 1,019 kali lebih tinggi

untuk responden yang memiliki waktu lama dalam melakukan migrasi.

Jenis Kelamin (SEX)

Memiliki koefisien sebesar -0,655 dengan nilai wald 0,570 dengan signifikasi

0,450 bila menggunakan taraf signifikasi 0,05 maka variabel ini menunjukkan

pengaruh yang tidak signifikan. Nilai Exp(B) variabel SEX sebesar 0,519 yang berarti

probabilitas responden yang berminat migrasi sirkuler 0,519 kali lebih tinggi laki-laki

dibandingkan dengan migran perempuan.

Jadi, secara keseluruhan minat migrasi (MM) dalam penelitian ini dipengaruhi

oleh variabel pendapatan (WAGE). Sedangkan variabel yang lain dalam penelitian ini

tidak signifikan terhadap minat migrasi dimungkinkan sekali karena data dalam

penelitian ini diambil dari responden yang berciri sebagai migran sirkuler, dimana

mereka bertujuan bekerja ke kota hanya temporer/tidak menetap. Para responden

melakukan aktivitas migrasi sirkuler sebagian besar dikarenakan alasan pendapatan

untuk mencukupi kebutuhan hidup dasar dan banyaknya tekanan yang dirasakan

masyarakat tersebut untuk memenuhi semua itu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa regresi logistic, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan model analisis Binary Logistic Regression minat bermigrasi sirkuler

dipengaruhi secara signifikan oleh variabel upah (WAGE), di mana variabel ini

menunjukkan pengaruh yang signifikan untuk melakukan migrasi sirkuler. Bahwa

semakin tinggi pendapatan akan semakin meningkatkan minat migrasi responden.

2. Variabel yang tidak berpengaruh saignifikan terhadap minat migrasi adalah

variabel pendidikan (EDU), variabel lama melakukan migrasi (TIME), variabel

umur (AGE), variabel pekerjaan didesa (JOBVLG), variabel status perkawinan

Page 13: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

10

(MAR), variabel jenis kelamin (SEX) dan variabel kepemilikan lahan di desa

(LAND).

3. Dari 100 responden, tingkat pendidikan responden sebagian besar merupakan

tamatan SD. Dari hasil tersebut dapat disebutkan bahwa responden mempunyai

tingkat pendidikan formal yang kurang. Dilihat dari status perkawinan, sebagian

besar responden berstatus menikah. Dengan status menikah responden

mempunyai keberanian untuk bermigrasi demi mencukupi kebutuhan keluarga

dengan pendapatan yang lebih tinggi dan mendapatkan pengalaman baru.

Sedangkan responden yang sudah berstatus belum menikah melakukan migrasi

sirkuler bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan hasil/upah

yang lebih besar. Sebagian besar responden telah mempunyai pekerjaan sebelum

melakukan migrasi sebagai petani dan buruh serabutan. Responden yang memiliki

lahan di daerah asal kebanyakan milik keluarga yang berfungsi sebagai

sawah/ladang, bangunan/pekarangan. Oleh karena itu para responden memilih

untuk berusaha sendiri mencari pekerjaan yang lebih baik untuk mencukupi

kebutuhan hidupnya di daerah asal.

4. Mayoritas pekerjaan para responden adalah sebagai pedagang dan sebagian besar

responden berusia 30-40 tahun. Hal ini dimungkinkan mengingat mereka

memiliki tanggungan keluarga yang besar.

Dengan melihat hasil yang diperoleh, maka ditemukan beberapa saran yang

mungkin berguna, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan berpengaruh secara

signifikan terhadap minat migrasi. Oleh karena itu pemerintah perlu

mengembangkan potensi di berbagai daerah supaya kesejahteraan masyarakat juga

dapat meningkat, karena hampir semua responden mengatakan bahwa faktor

pendapatan di daerah asal lebih rendah dibandingkan dengan daerah tujuan

membuat mereka berpikir untuk bekerja di luar daerah dengan harapan mendapat

pendapatan yang lebih baik.

2. Pemerintah harus lebih memperhatikan dalam hal peluang kerja di daerah

sehingga akan berkurangnya migrasi. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka

peluang investasi bagi para investor atau dengan membebaskan biaya untuk

pengusaha yang akan membangun pabrik atau sentra industri didaerah.

Page 14: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

11

DAFTAR PUSTAKA

Asep Djadja Saefullah. 1992. “The Impact of Population Mobility on Two Village

Communities of West Java, Indonesia”. The Flinders University of South Australia : Adelaide. www.akademika.or.id,arsip,EC-POP1

Atik Nuraini. 2006. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi Sirkuler

Menginap/Mondok (Studi Kasus Kabupaten Boyolali). Skripsi S1 (tidak dipublikasikan) FE UNDIP : Semarang.

Ayu Wulan Puspitasari. 2010. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi

Sirkuler ke Semarang. Skripsi S1 FE UNDIP : Semarang. Badan Pusat Statistik, 2012, Karang anyar Dalam Angka. Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik, 2012, Kecamatan Jatiyoso Dalam Angka. Jawa Tengah. Chotib. 2007. Perkiraan Pola Migrasi Antar Provinsi di Indonesia Berdasarkan “Indeks

Ketertarikan Ekonomi”. Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Didit Purnomo, SE. 2004. Studi Tentang Pola Migrasi Sirkuler Asal Wonogiri ke Jakarta.

Thesis S2 (tidak dipublikasikan), MIESP Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Hossain. 2001. “Rural-Urban Migration In Bangladesh : A Macro Study Research”,

Presentation In The Brazil IUSSP Convernce Ida Bagoes Mantra. 1985. Pengantar Studi Demografi. Pustaka Pelajar : Yogyakarta Imam Ghazali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro : Semarang. Iqbal M Hasan. 2002. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Lee, Everett. S. 1976. Teori Migrasi. Pusat Penelitian Kependudukan UGM. Yogyakarta. Lincolin Arsyad dan Soeratno. 2003. Metodologi Penelitian. UPP Akademi Lincolin Arsyad. 1999. Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta. Marzuki. 2005. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta. Mudrajad Kuncoro. 2005. Ekonomi Pembangunan (Teori, Masalah dan Kebijakan). UPP

AMP YKPN, Yogyakarta.

Page 15: FAKULTAS EKONOMI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN ...eprints.ums.ac.id/29164/9/12._Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdfkematian dan perpindahan penduduk ... Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan

12

Mudrajat Kuncoro. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis.

UPP AMP YKPN : Yogyakarta Muhammad Rizal. 2006. “Keputusan Migrasi Sirkuler Pekerja Sektor Formal Di Kota

Medan. Jurnal Siasat Bisnis”, www.journal.uii.ac.id/index.php/JSB/article Muhammad Rizal. 2006. Keputusan Migrasi Sirkuler Pekerja Sektor Formal di Kota Medan.

Jurnal. Prijono Tjiptoherijanto. 1998. Migrasi Urbanisasi dan Pasar Kerja di Indonesia. Penerbit

Universitas Indonesia : Jakarta. Prijono Tjiptoherijanto. 2000. “Urbanisasi dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia”.

www.geocities.com R. Munir. 2000. “Migrasi”, Dasar-dasar Demografi edisi 2000. Lembaga Penerbit UI :

Jakarta Gujarati, Damodar. 2009. Basic Econometrics. The McGrow Hill Companies Inc. New York.

Ravenstein, 1985. Teori Migrasi. Pusat Penelitian Kependudukan UGM. Yogyakarta. Rozy Munir. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro. Rusli S. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan, edisi Revisi. LP3ES. Jakarta Sarjono Herry Warsono. 2005. Transmigrasi, Perpindahan Penduduk dan Disparitas

Ekonomi Wilayah. Jurnal. Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete. Salemba Infotek. Jakarta. Sugianto dkk. 2001. Teknik Sampling. Gramedia : Jakarta Todaro, Michael P. 1998. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Erlangga : Jakarta Ukon

Ahmad Furqon. 1998. “Urbanisasi dan Hubungan Desa-Kota di Indonesia”. ITB : Bandung.

Yeremias T. Keban. 1994. “Studi Niat Bermigrasi Di Tiga Kota: Determinan dan Intervensi

Kebijakan”. Jurnal Prisma, No.7 Juli 1994. Young, E. 1984. Migrasi. dalam Lucas D., dkk. Pengantar Kependudukan. Gadjah Mada

University Press : Yogyakarta. Young, E. 1984. Migrasi. dalam Lucas D., dkk. Pengantar Kependudukan. Gadjah Mada

University Press : Yogyakarta. Zhao, Yaohui. 1999. ”Labor Migration and Earnings Differences: The Case of Rural China,

Economic Development and Cultural Change”