Upload
lambao
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN
INTERPERSONAL SISWA KELAS V SD SE-GUGUS IV
KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN
KULON PROGO
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Deni Noviani
NIM. 13108244046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JUNI 2017
ii
PENGARUH MODEL COOPERATVEF LEARNING TIPE JIGSAW
DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN
INTERPERSONAL SISWA KELAS V SD SE-GUGUS IV
KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN
KULON PROGO
Oleh:
Deni Noviani
NIM 13108244046
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative
learning tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal
siswa kelas V SD Se-Gugus IV Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Variabel bebas pada penelitian
ini adalah model cooperatif learning tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA
sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan interpersonal siswa. Teknik
sampling yang digunakan yaitu purposive random sampling sehingga diperoleh SD
N 1 Janturan sebagai kelompok eksperimen dan SD N 2 Janturan sebagai kelompok
kontrol. Data yang dikumpulkan berupa hasil skala kemampuan interpersonal
siswa. Teknik pengumpulan data ini menggunakan skala dan observasi. Pengujian
hipotesis menggunakan rumus t-test yang didahului dengan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan penerapan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap
kemampuan interpersonal siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil t-test yaitu taraf
signifikansi 0,045<0,05.
Kata kunci : Model Cooperative Learning tipe Jigsaw, Kemampuan
Interpersonal
iii
COOPERATIVE LEARNING MODEL APPLICATION IN SCIENCI
LEARNING JIGSAW AGAINST INTERPERSONAL SKILLS
CLASS V ELEMENTARY STUDENTS OF CLUSTER
IV DISTRICT OF PENGASIH KULON
PROGO REGECY
By
Deni Noviani
NIM 13108244046
ABSTRACT
The aim of this research is to determine the effect of Jigsaw Model, one of the
cooperative learning models, in science teaching and learning process toward
interpersonal skills of grade V students at Cluster IV District in Kulon Progo
Regency.
This study was a quasi experiment. The independent variable was Jigsaw
Model in science teaching and learning process, while the dependent variable was
students’ interpersonal skills. The sampling technique used purposive random
sampling. The samples were Elementary School 1 Janturan as the experimental
group and Elementary School 2 Janturan as the control group. The data collection
technique used interpersonal skills scale and learning implementation observation.
Hypothesis testing used t-test formula preceded by prerequisite analysis, normality
and homogeneity tests.
The results of this research shows that there is positive and significant effect
of Jigsaw model implementation in science teaching and learning process toward
students’ interpersonal skills. This is indicated by the t-test that the significance
level is 0,045<0,05.
Keyword : Cooperative Learning Model In Science Learning Jigsaw,
Interpersonal Skills
iv
v
vi
vii
MOTTO
Inner Peace, adalah sebuah keadaan kedamaian dan kejernihan yang hanya dapat
anda akses ketika ego diri anda telah anda singkirkan, dan semua tirai
pembungkus pikiran telah anda singkirkan. (Agung Webe)
viii
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan
oleh-Nya dan juga dengan mengharap ridho-Nya, skripsi ini penulis persembahkan
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, terimakasih atas kasih sayang dan semangat yang
telah diberikan sehingga membuat penulis semakin yakin dalam melangkah
tanpa kenal lelah.
2. Almamaterku, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman
sebagai bekal peneliti untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya.
3. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas
Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat
gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengaruh Model Cooperative Learning tipe
Jigsaw dalam Pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal siswa kelas V
SD Se-gugus IV Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo” dapat disusun
sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari
bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Dr. Pratiwi Puji Astuti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah
banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan
Tugas Akhir Skripsi ini.
2. Bapak Agung Hastomo, M.Pd dan Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd selaku
validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan
sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3. Bapak Suparlan, M.Pd selaku Ketua Jurusan beserta dosen dan staf yang telah
memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal
sampai dengan selesainya TAS ini.
4. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberi persetujuan
pelaksanaan TAS.
x
5. Bapak Kepala Sekolah SD N 1 Janturan dan SD N 2 Janturan yang telah
memberi ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian TAS ini.
6. Para guru dan staf SD N 1 Janturan dan SD N 2 Janturan yang telah memberi
bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian TAS ini.
7. Kedua orang tua, Bapak Rusyanto dan Ibu Budi Astuti serta keluarga besar yang
selalu memberikan do’a dan semangat.
8. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat
disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan TAS ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan
yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Sripsi
ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan.
Yogyakarta, 08 Mei 2017
Penulis,
Deni Noviani
NIM 13108244046
xi
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................... ii
ABSTRACT ........................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. vi
MOTTO............................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Tentang Kemampuan Interpersonal ..................................... 8
1. Pengertian Kemampuan Interpersonal ............................................ 8
2. Tanda-Tanda Kemampuan Interpersonal pada Anak ....................... 9
3. Cara Guru untuk Membantu Siswa Mengembangkan Kemampuan
Interpersonal .................................................................................. 11
B. Kajian Tentang IPA ....................................................................... 12
1. Pengertian IPA ............................................................................... 12
2. Tujuan IPA di SD ........................................................................... 14
3. Ruang Lingkup IPA di SD ............................................................. 15
C. Kajian Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ......... 15
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif............................................... 15
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .................................................... 17
3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif .................................................... 17
4. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ........................................... 19
5. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif ............................................... 20
6. Tim Ahli Jigsaw ............................................................................. 22
7. Kelebihan Jigsaw ........................................................................... 27
D. Karakteristik Siswa SD .................................................................. 28
xii
E. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam
Pembelajaran IPA Terhadap Kemampuan Interpersonal ................. 30
F. Penelitian yang Relevan ................................................................. 32
G. Kerangka Pikir ............................................................................... 33
H. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 34
I. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 38
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 38
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 38
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 39
1. Populasi ......................................................................................... 39
2. Sampel ........................................................................................... 39
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41
1. Skala .............................................................................................. 41
2. Observasi ....................................................................................... 41
F. Instrumen Penelitian....................................................................... 42
1. Skala Kemampuan Interpersonal .................................................... 42
2. Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ..... 44
G. Analisis Instrumen Penelitian ......................................................... 46
1. Uji Validasi Instrumen ................................................................... 46
2. Uji Reliabilitas Instrumen............................................................... 49
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 49
1. Uji Prasyarat .................................................................................. 49
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 52
1. Deskripsi Tempat dan Sampel Penelitian ........................................ 52
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...................................................... 52
a. Data hasil pre-test .......................................................................... 53
b. Deskripsi hasil pelaksanaan pembelajaran ...................................... 55
c. Data Hasil Post-test ........................................................................ 58
B. Aanalisis Data ................................................................................ 63
1. Uji Prasyarat .................................................................................. 63
a. Uji normalitas ................................................................................ 63
b. Uji homogenitas ............................................................................. 64
2. Uji kemampuan awal...................................................................... 65
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 65
C. Pembatasan Hasil Penelitian ........................................................... 67
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 70
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 71
B. Saran .............................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 73
LAMPIRAN ........................................................................................ 75
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Desain Experiment Nonequivalent Control Design ............... 38
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Interpersonal .................... 43
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Interpersonal setelah Uji Coba 48
Tabel 4. Penghitungan Statistik Pre-Test Kelompok Eksperimen ....... 53
Tabel 5. Penghitungan Statistik Pre-Test Kelompok Kontrol .............. 54
Tabel 6. Hasil pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .. 54
Tabel 7. Penghitungan Statistik post-test Kelompok Eksperimen........ 59
Tabel 8. Penghitungan Statistik post-test Kelompok Kontrol .............. 60
Tabel 9. Hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol . 60
Tabel 10. Hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol ................................................................. 61
Tabel 11. Hasil uji normalitas pre-test dan post-test kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen .................................................... 63
Tabel 12. Hasil uji homogenitas kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen ........................................................................... 64
Tabel 13. Hasil t-test data pre-test kemampuan interpersonal ............... 65
Tabel 14. Hasil post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen . 65
Tabel 15. Hasil uji-t post-test kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen ........................................................................... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram perbandingan skor rata-rata pre-test kemampuan
interpersonal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 55
Gambar 3. Diagram perbandingan rata-rata skor post-test kemampuan
interpersonal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 61
Gambar 4. Diagram batang perbandingan skor rata-rata pre-test dan
post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ........ 63
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................. 76
Lampiran 2. Instrumen Penelitian ..................................................... 112
Lampiran 2.1 Skala sebelum Uji Coba ............................................... 113
Lampiran 2.2 Lembar Observasi Guru Kelas Experimen .................... 116
Lampiran 2.3 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol ......................... 117
Lampiran 3. Hasil Uji Coba Instrumen ............................................. 118
Lampiran 3.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen ..................................... 119
Lampiran 3.2 Uji Reliabilitas dan Validitas Instrumen ....................... 121
Lampiran 3.3 Skala setelah Uji Coba ................................................. 122
Lampiran 4. Data hasil penelitian ..................................................... 123
Lampiran 4.1 Data hasil pre-test kelompok kontrol ............................ 125
Lampiran 4.2 Data hasil pre-test kelompok eksperimen ...................... 126
Lampiran 4.3 Data hasil post-test kelompok kontrol ........................... 127
Lampiran 4.4 Data hasil post-test kelompok eksperimen .................... 128
Lampiran 4.5 Hasil observasi guru kelompok eksperimen pertemuan 1 129
Lampiran 4.6 Hasil observasi guru kelompok eksperimen pertemuan 2 130
Lampiran 4.7 Hasil observasi guru kelompok eksperimen pertemuan 3 131
Lampiran 4.8 Hasil observasi guru kelompok kontrol pertemuan 1..... 132
Lampiran 4.9 Hasil observasi guru kelompok kontrol pertemuan 2..... 133
Lampiran 4.10 Hasil observasi guru kelompok kontrol pertemuan 3..... 134
Lampiran 5. Analisis data ................................................................. 135
Lampiran 5.1 Analisis statistik deskriptif data pre-test........................ 136
Lampiran 5.2 Analisis statistik deskriptif data post-test ...................... 136
Lampiran 5.3 Hasil uji prasyarat ........................................................ 137
Lampiran 5.4 Hasil uji hipotesis data pre-test ..................................... 139
Lampiran 5.5 Hasil uji hipotesis data post-test ................................... 140
Lampiran 6. Dokumen penelitian
Lampiran 6.1 Dokumen contoh hasil skala kemampuan interpersonal
xvii
Siswa ........................................................................... 142
Lampiran 6.2 Jadwal Penelitian .......................................................... 145
Lampiran 6.3 Daftar nama siswa kelompok eksperimen ..................... 146
Lampiran 6.4 Daftar nama siswa kelompok kontrol ............................ 147
Lampiran 6.5 Jadwal pelajaran kelompok eksperimen ........................ 148
Lampiran 6.7 Jadwal pelajaran kelompok kontrol .............................. 149
Lampiran 6.8 Dokumentasi pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ................... 150
Lampiran 6.9 Dokumentasi pembelajaran kelas kontrol...................... 152
Lampiran 7. Surat-surat .................................................................... 153
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan modal dasar dalam mencapai kehidupan yang
sejahtera. Pendidikan juga disebut sebagai alat untuk pengembangan diri, mental,
pola pikir, dan juga kualitas seseorang. Pendapat ini didukung oleh Rukiyati (2013:
2), yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat
dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan
generasi penerusnya, selaku warga masyarakat, bangsa dan negara, secara berguna
(berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan
kemampuan kognitif dan psikomotor) serta mampu mengantisipasi hari depan
mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika
budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional. Oleh sebab itu, pendidikan
tidak sebatas transfer of knowledge saja, namun dalam pendidikan juga terdapat
transfer of value.
Sebagai modal dasar dalam mencapai kehidupan yang sejahtera, pendidikan
memiliki peranan penting dalam pengembangan pengetahuan serta kemampuan
siswa. Kemampuan diperlukan siswa untuk terjun langsung dalam kehidupan
masyarakat, karena berbekal pengetahuan saja belum cukup untuk menghadapi
kehidupan di masyarakat.
Terdapat sembilan kemampuan majemuk yang diungkapkan oleh Gardner
(dalam Widjajanti, 2012: 3) salah satunya yaitu kemampuan interpersonal.
Kemampuan interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain, misalnya berinteraksi, bekerja sama, dan lain
2
sebagainya. Kemampuan interpersonal penting dipelajari untuk mencegah
timbulnya konflik atau perselisihan.
Kemampuan interpersonal penting diajarkan pada siswa, khususnya siswa
sekolah dasar. Kemampuan interpersonal ini diajarkan kepada siswa agar siswa
mampu bersosialisasi dengan lingkungannya. Sehingga siswa mampu berbaur dan
tidak merasa terisolasi.
Kemampuan interpersonal siswa sekolah dasar se-gugus IV Kecamatan
Pengasih masih rendah. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung,
dimana siswa tidak mau memberikan penjelasan materi kepada teman yang belum
paham. Siswa cenderung bekerja secara individu meskipun guru memberikan
kesempatan untuk bekerja sama dengan teman sebangku. Selain itu, siswa saling
berebut dan berteriak-teriak ketika memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada guru
untuk dikoreksi.
Siswa cenderung pasif dan susah diatur. Hanya siswa yang ditunjuk yang mau
mengerjakan tugas di papan tulis. Siswa banyak yang mengobrol ketika guru
menyampaikan materi. Ketika guru memberikan tugas, siswa mengerjakan tugas
sambil bermain atau mengobrol. Hal ini disampaikan oleh guru ketika peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas V sekolah dasar se-gugus IV Kecamatan
Pengasih.
Guru sebaiknya mengembangkan pembelajaran yang melibatkan siswa
bergerak atau berpindah, belajar dalam kelompok, dan terlibat langsung dalam
pembelajaran (Desmita, 2012: 53). Berdasarkan hal tersebut inovasi pembelajaran
perlu dilakukan untuk menanamkan kemampuan interpersonal siswa. Inovasi
3
pembelajaran yang cocok dalam mengembangkan kemampuan interpersonal siswa
sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar adalah dengan model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif atau model pemebelajaran berkelompok
ini akan melatih siswa untuk berhubungan, berinteraksi, dan bekerjasama dengan
orang lain.
Salah satu tipe dalam model kooperatif adalah jigsaw. Jigsaw memiliki
beberapa kelebihan yaitu mampu meningkatkan kerja sama, meningkatkan
partisipasis siswa, meningkatkan tanggung jawab, motivasi, peran aktif, dan
prestasi belajar siswa (Lickona, 2013: 286). Jigsaw juga merupakan salah satu
model kooperatif dimana siswa tidak hanya membentuk satu kelompok saja, namun
dalam satu pembelajaran siswa memiliki dua kelompok. Pertama siswa membentuk
kelompok yang disebut kelompok asal. Dalam kelompok asal ini siswa akan
menerima sup pokok bahasan yang berbeda-beda setiap anggotanya. Setelah itu,
siswa membentuk kelompok yang kedua yang memiliki sub bahasan yang sama
untuk membahas sub bahasan tersebut. Kelompok kedua ini disebut kelompok ahli.
Kelompok ahli memiliki tanggung jawab untuk memahami materi yang
didisukusikan dalam tim ahlinya untuk disampaikan pada kelompok asal.
Jigsaw belum digunakan di sekolah dasar kelas V se-gugus IV Kecamatan
Pengasih. Pembelajaran masih menggunakan model konvensional. Siswa tidak
terlibat aktif dalam pembelajaran. Bahkan banyak siswa yang bermain sendiri dan
mengobrol ketika guru menyampaikan materi. Guru menyampaikan materi dengan
ceramah kemudian siswa diberikan soal untuk menambah pemahaman materi.
Siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal tersebut. Namun sampai batas waktu
4
yang ditentukan oleh guru sudah habis, masih banyak siswa yang belum selesai
mengerjakan. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi di SD Negeri 1
Janturan dan SD Negeri 2 Janturan.
Terdapat lima mata pelajaran wajib di sekolah dasar. Ilmu pengetahuan alam
atau IPA, merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar. Ruang
lingkup IPA meliputi: 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, 2) benda/materi,
sifat-sifat dan kegunaannya, 3) energi dan perubahannya, serta 4) bumi dan alam
semesta (Badan Standar Nasional Pendidikan: 2006).
IPA termasuk dalam kategori ilmu eksak. Eksak artinya ilmu pasti. Oleh
karena itu, kebenaran IPA semestinya dapat dibuktikan oleh siswa. Meskipun tidak
selalu menggunakan objek secara nyata, tetapi dapat juga menggunakan media yang
dapat digunakan siswa untuk membuktikan kebenaran teori IPA.
Kenyataannya IPA dipahami siswa hanya sebagai teori saja. Pendidik di
Indonesia banyak yang belum bisa menjadi fasilitator untuk membuktikan
kebenaran teori IPA. Hal ini menyebabkan IPA hanya diketahui siswa sebagai
sebuah teori yang harus di hafal. Pembelajaran diberikan kepada siswa dalam
bentuk ceramah. Sehingga siswa mengetahui kebenaran IPA bukan karena siswa
membuktikannya tetapi karena cerita dari gurunya atau dari buku yang siswa baca
saja. Hal ini terbukti ketika peneliti melakukan pengamatan di SD Negeri 1 Janturan
dan SD Negeri 2 Janturan.
Siswa merasa bahwa semua pelajaran adalah sama. Sama-sama menghafal
dan sama-sama siswa ketahui dari buku atau gurunya. Hal ini menyebabkan siswa
bosan belajar. Siswa merasa jenuh dengan kegiatan sehari-harinya yang hanya
5
membaca dan mendengarkan. Sehingga ketika siswa disuruh mendengarkan atau
membaca siswa cenderung bermain dan mengobrol, karena mainan dan obrolan
dirasa siswa lebih menarik daripada belajar.
Jigsaw dipilih karena langkah jigsaw akan memberikan suasana belajar baru
bagi siswa. Selain itu, jigsaw membuat siswa berinteraksi dan bekerjasama dengan
banyak teman. Dalam proses interaksi dan kerja sama tersebut maka siswa akan
belajar untuk mengasah kemampuan interpersonal yang dimilikinya. Sehingga
siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini akan
terlihat ketika siswa melaksanakan langkah-langkah jigsaw. Oleh karena itu, jigsaw
dirasa efektif untuk mengajarkan kemampuan interpersonal siswa.
Peran guru sebagai fasilitator lebih diutamakan dalam jigsaw. Guru
diharapkan mampu membimbing jalannya pembelajaran agar siswa mampu
menyelesaikan tugasnya. Selain pencapaian tujuan pembelajaran, diharapkan guru
juga dapat membimbing siswa agar dapat mengasah kemampuan interpesonalnya,
sehingga tidak terjadi konflik antar siswa dalam satu kelompok maupun antar
kelompok. Dari hal tersebut, maka akan ditemukan pengaruh model cooperative
learning tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal
siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Kurang berkembangnya kemampuan interpersonal siswa kelas V Sekolah
Dasar se-gugus IV Kecamatan Pengasih.
6
2. Siswa merasa bosan dan kurang aktif dengan pembelajaran yang kurang
bervariasi karena guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional
yaitu ceramah dan pemberian tugas.
3. Guru belum menggunakan model coopetative learning tipe jigsaw di kelas V
Sekolah Dasar se-gugus IV Kecamatan Pengasih.
C. Pembahasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan
masalahan penelitian. Penelitian ini dibatasi pada masalah kurang berkembangnya
kemampuan interpersonal siswa dan belum digunakannya model pembelajaan
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal
siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan permasalahan dari penelitian ini
ialah:
1. Seberapa besar pengaruh model cooperative learning tipe jigsaw dalam
pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal siswa kelas V SD Negeri
Se-gugus IV Kecamatan Pengasih?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, ialah:
1. Mengetahui pengaruh model cooperative learning tipe jigsaw dalam
pembelajaran IPA terhadap kecerdasan interpesonal siswa kelas IV SD Negeri
Se-gugus IV Kecamatan Pengasih.
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
1. Memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti sebagai bekal mengajar
kelak.
2. Menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai pengaruh model cooperative
learning tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan
interpersonal siswa kelas V SD Negeri Se-gugus IV Kecamatan Pengasih.
3. Memberikan informasi kepada guru tentang pengaruh model cooperative
learning tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan
interpersonal siswa sehingga model pembelajaran ini dapat diterapkan dan
dikembangkan.
4. Memberikan bahan pertimbangan dan bahan masukan untuk peneliti lain yang
akan melakukan penelitian serupa.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Tentang Kemampuan Interpersonal
1. Pengertian Kemampuan Interpersonal
Lwin, et al., (2008: 197) mengemukakan bahwa kemampuan interpersonal
adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita.
Pendapat ini didukung oleh Suparno (2008: 39) yang menuliskan secara umum
inteligensi interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin
relasi dan komunikasi dengan orang lain.
Kemampuan interpersonal menghubungkan keterpaduan dengan orang lain,
untuk mengerti pandangan dan pendapat orang lain, namun juga meyakinkan orang
lain untuk mencapai tujuan.
Gardner (2013: 29) menuliskan bahwa kemampuan interpersonal
berkembang pada kapasitas inti untuk memperhatikan perbedaan di antara orang
lain, perbedaan suasana hati, temperamen, motivasi dan niat mereka. Kecerdasan
ini memungkinkan seseorang terlatih untuk membaca niat dan hasrat orang lain,
bahkan ketika semuanya itu tersembunyi. Kemampuan interpersonal yang tinggi
biasanya dimiliki oleh psikolog, orang tua, pemimpim, dan pemasar.
Kemampuan interpesonal ditampakkan pada kegembiraan-kegembiraan
berteman dan kesenangan dalam berbagai macam aktivitas sosial serta
ketaknyamanan atau keengganan dalam kesendirian dan menyendiri. Oang yang
memiliki jenis kecerdasan ini menyukai dan menikmati bekerja secara kelompok
(bekerja kelompok), berinteraksi, dan bekerja sama, juga kerap merasa senang
bertindak sebagai penengah atau mediator dalam perselisihan dan pertikaian.
9
Kemampuan interpersonal membuat seseorang memiliki rasa empati yang tinggi
(Jasmine, 2012: 26).
Berdasarkan definisi para ahli, kemampuan interpersonal merupakan
kemampuan seseorang dalam memahami, berinteraksi, berhubungan, bekerjasama,
dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Kemampuan interpersonal
sangat penting untuk dimiliki. Seseorang yang memiliki kemampuan interpersonal
yang baik akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Orang yang
memiliki kemampuan interpersonal rendah cenderung kurang peka, egois, dan suka
menyinggung orang lain. Hal ini dikarenakan orang yang memiliki kemampuan
interpersonal rendah tidak mau memahami perasaan orang lain.
Kemampuan interpersonal harus diajarkan dan dibina selama tahap
pendewasaan. Hal ini dikarenakan kemampuan ini bukan merupakan hal instan.
Jika dibiarkan tanpa diajarkan, maka tidak menutup kemungkinan anak akan
berkelakuan dengan cara-cara yang tidak bisa diterima oleh masyarakat (Lwin, et
al., 2008: 202)
2. Tanda-Tanda Kemampuan Interpersonal pada Anak
Lwin, et al., (2008: 205) dalam bukunya menuliskan tanda-tanda kemampuan
interpersonal yang rendah pada anak jika ia: (a) tidak suka berbaur atau bermain
dengan anak-anak lain; (b) lebih suka menyendiri; (c) menarik diri dari orang lain;
(d) memukul dan menendang anak-anak lain dan secara teratur terlibat dalam
perkelahian; (e) tidak suka bergiliran; (f) tidak suka berbagi dan sangat posesif
(menonjolkan kepemilikannya) akan mainannya; serta (g) menjadi agresif dan
berteriak-teriak ketika ia tidak mendapatkan yang ia inginkan.
10
Selain itu, Lwin, et al., (2008: 205) juga menuliskan beberapa indikator
kemampuan interpersonal yang tinggi pada anak, yaitu: (a) berteman dan
berkenalan dengan mudah; (b) suka berada di sekitar orang lain; (c) ingin tahu
mengenai orang lain dan ramah terhadap orang asing; (d) menggunakan bersama
mainannnya dan berbagi dengan teman-temannya; (e) mengalah kepada anak-anak
lain; serta (f) mengetahui bagaimana menunggu gilirannya selama bermain.
Pendapat di atas memaparkan karakteristik anak yang memiliki kemampuan
interpersonal tinggi dan kemampuan interpersonal rendah. Anak yang memiliki
kemampuan interpersonal rendah cenderung menarik diri dari orang lain, sulit
berbaur dengan teman, egois, dan posesif. Sedangkan anak yang memiliki
kemampuan interpersonal tinggi senang dengan keberadaan orang lain, mudah
bergaul, dan memiliki sikap sosial yang tinggi.
Pendapat lain muncul dari Safaria (2005: 25-26) yang menjelaskan beberapa
karakteristik anak yang memiliki kemampuan interpersonal yang tinggi, yaitu: (a)
mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif; (b)
mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain secara total; (c)
mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif sehingga tidak musnah
dimakan waktu dan senantiasa berkembang semakin intim/mendalam/penuh
makna; (d) mampu menyadari komunikasi verbal maupun non verbal yang
dimunculkan orang lain, atau dengan kata lain sensitif terhadap perubahan situasi
sosial dan tuntutan-tuntutannya. Sehingga anak mampu menyesuaikan dirinya
secara efektif dalam segala macam situasi; (e) mampu memecahkan masalah yang
terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution, serta yang
11
paling penting adalah mencegah adanya masalah dalam relasi sosialnya; (f)
memiliki keterampilan komunikasi yang mencakup keterampilan mendengarkan
efektif, berbicara efektif, dan menulis secara efektif, termasuk di dalamnya mampu
menampilkan penampilan fisik (model busana) yang sesuai dengan tuntutan
lingkungan sosialnya.
Menurut pendapat di atas, anak yang memiliki kemampuan interpersonal
tinggi ialah anak yang mampu berempati terhadap orang lain orang lain. Selain itu
anak juga memiliki kemampuan untuk mempertahankan dan mengembangkan
relasi yang dimiliki. Masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan win-win
solution, tidak menguntungkan dirinya sendiri.
Berdasarkan dua pendapat di atas, anak yang memiliki kemampuan
interpersonal tinggi ditunjukkan dengan rasa senang dengan keberadaan orang lain,
mudah bergaul, dan memiliki sikap sosial yang tinggi. Anak juga dapat
memertahankan dan mengembangkan relasinya. Masalah yang dihadapi di
selesaikan secara adil dan tidak memberatkan salah satu pihak.
3. Cara Guru untuk Membantu Siswa Mengembangkan Kemampuan
Interpersonal di Sekolah
Cara guru untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan interpersonal
di sekolah disampaikan oleh Hoerr (2000: 7) antara lain: menggunakan
pembelajaran kooperatif, memberikan kesempatan siswa untuk belajar dengan
teman sebaya, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat,
menciptakan suasana yang memungkinkan siswa untuk melakukan pengamatan,
dan memberikan umpan balik kepada siswa.
12
Menurut pendapat di atas, pembelajaran kooperatif efektis digunakan untuk
melatihkan kemampuan interpersonal siswa. Hal ini dikarenakan dalam
pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk belajar dengan teman
sebaya. Kemudian dalam berdiskusi siswa dapat menyampaikan pendapat yang
dimiliki dalam forum kelompok.
Pendapat lain disampaikan oleh Armstrong (2013: 95-97) yang merumuskan
beberapa stategi yang digunakan untuk menumbuhkan kemampuan interpersonal
antarsiswa yang ada di kelas. Strategi yang dapat diterapkan di kelas antara lain
adalah sebagai berikut: (1) melakukan aktivitas berbagi dalam kelompok atau peer
sharing; (2) membentuk kelompok-kelompok kerjasama; (3) belajar melalui
pemainan; serta (4) belajar dengan melakukan simulasi.
Berdasarkan dua pendapat di atas, aktivitas kelompok efektif digunakan
untuk melatihkan kemampuan interpersonal siswa. Dalam kelompok tersebut siswa
bekerja sama dengan teman sebaya. Siswa juga mendiskusikan materi yang
memungkinkan setiap siswa untuk berpendapat.
B. Kajian Tentang IPA
1. Pengertian IPA
Ilmu Pegetahuan Alam merupakan ilmu tentang alam dan isinya. Selain itu,
IPA juga berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
13
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena
itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:161).
Trianto (2012: 136) berpendapat bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori
yang sistematis, terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang dari metode
ilmiah seperti observasi dan eksperimen, serta menuntut sikap ilmiah. Sikap ilmiah
yang dimaksud dapat berwujud rasa ingin tahu, terbuka, jujur, ulet dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disumpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan ilmu tentang alam dan isinya yang dikaji secara
sistematis. Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan melalui inkuiri ilmiah karena
kebenaran IPA itu dapat dibuktikan secara nyata.
Menurut Sulistyorini (2007: 9-10) pada hakikatnya IPA dapat dipandang dari
segi produk, proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya belajar IPA
14
memuliki dimensi proses, dimensi produk (hasil), dan dimensi pengembangan sikap
ilmiah yang ketiganya saling berkaitan.
Menurut pendapat di atas, dimensi proses merupakan dimana siswa harus
berproses dalam mencari tahu tentang kebenara IPA. Terdapat langkah-langkah
kerja yang harus dilakukan untuk mencari tatu kebenaran IPA. Dimensi produk
yaitu apa yang didapatkan dari hasil proses IPA tersebut. Hasil dari proses IPA
tersebut contohnya buku teks yang biasanya sudah disusun secara sistematis. Yang
terakhir yaitu dimensi pengembangan sikap ilmiah. Sikap ilmiah yang
dikembangkan antara lain rasa ingin tahu, kerja sama, tidak putus asa, dan teliti.
2. Tujuan IPA di SD
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 162) menuliskan Mata Pelajaran
IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Berdasarkan tujuan IPA di atas diketahui bahwa belajar IPA dapat
menumbuhkan sikap rasa ingin tahu dan sikap positif. Selain itu, IPA tidak hanya
pembelajaran hafalan namun IPA disampaikan melalui penyelidikan dan
15
pemecahan masalah sehingga siswa secara sadar mampu menghargai dan menjaga
alam disekitarnya. Jadi dalam pembelajaran hendaknya guru menfasilitasi siswa
untuk melaksanakan penyelidikan untuk memecahkan masalah. Sehingga apa yang
didapat siswa sesuai dengan lingkungannya, tidak sesuai dengan buku teks saja.
Pada tujuan di atas juga sampaikan bahwa IPA bertujuan mengembangkan
ketarampilan proses. Umumnya, guru hanya mengembangkan keterampilan
kognitif saja. Sehingga keterampilan proses sering dikesampingkan. Hal ini
menyebabkan kualitas pendidikan hanya tergantung pada apa saja yang telah di
hafal oleh siswa. Untuk itu, guru hendaknya melaksanakan pembelajaran IPA
melalui penyelidikan dan percobaan sehingga tidak hanya kemampuan kognitif saja
yang berkembang, namun kemampuan proses anak juga berkembang.
3. Ruang Lingkup IPA di SD
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 162) menuliskan ruang Lingkup
bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
C. Kajian Tentang Model Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif yaitu belajar secara bersama-sama dalam suatu
kelompok. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan
16
temannya. Hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama
dalam pembelajaran kooperatif (Al-Tabany, 2014: 108).
Seperti yang dikatakan Slavin (2005: 8) dalam metode pembelajaran
kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan
empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan efektif antara guru dengan
siswa maupun antar anggota kelompok. Disamping itu, pola hubungan kerja seperti
itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat siswa
lakukan untuk berhasil berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan
sumbangsih dari anggota lainnya selama mereka belajar bersama-sama.
Pendapat lain disampaikan oleh Isjoni (2009: 62) yang menyatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar dengan jumlah
peserta didik sebagi anggota kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang
berbeda, dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap peserta didik harus saling
beekrja sama. Bekerja sama dan saling membantu untk memahami materi pelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran kooperatif yaitu belajar secara
berkelompok untuk memahami suatu materi tertentu. Dalam kegiatan pembelajaran
secara berkelompok ini siswa akan terlibat dalam suatu diskusi yang
memungkinkan setiap siswa untuk berpendapat dan menghargai pendapat siswa
lain. Selain itu, siswa juga belajar berinteraksi dan belajar mengontrol diri agar
hubungan siswa satu dengan siswa yang lain terjalin dengan baik.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran (Ibrahim, 2000: 7-8). Adapun ketiga tujuan
17
tersebut adalah untuk meningkatkan kenerja siswa dalam tugas-tugas akademik,
memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas, menghargai satu sama lain, mengajarkan keterampilan
kerjasama dan kolaborasi kepada siswa. Pendapat lain disampaikan oleh Asma
(2006: 11) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
meningkatkan kerja sama, keterampilan sosial, dan toleransi. Beberapa tujuan
pembelajaran kooperatif yang ditawarkan tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif dapat direkomendasikan untuk digunakan dalam
pembelajaran.
3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa prinsip dalam pembelajaran kooperatif. Seperti yang
dikemukakan oleh Asma (2006: 14) yang menyatakan dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat lima prinsip yang dianut. Kelima
prinsip tersebut adalah siswa aktif dalam belajar (student active learning), belajar
bekerjasama (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif
(reactive learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning).
Menurut pendapat di atas, siswa aktif dalam pembelajaran ini diartikan peran
guru dalam pembelajaran sebagai fasilitator yang menfasilitasi siswa untuk
menguasai materi yang akan dipelajari. Fasilitas tersebut bisa berupa ringkasan
materi, alat dan bahan untuk percobaan, atau media pembelajaran.
18
Belajar bekerjasama, dalam pembelajaran kooperatif yaitu siswa dalam suatu
kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang.
Setiap kelompok tersebut kemudian mempelajari suatu materi yang sudah
disepakati atau yang dibagikan oleh guru. Dalam mempelajari materi tersebut
tentunya siswa harus bekerjasama agar informasi yang dikumpulkan lengkap dan
dapat diterima oleh seluruh anggota kelompok.
Pembelajaran partisipatorik, yakni guru dan siswa terlibat langsung dalam
pembelajaran. Guru sebagai fasilitator juga berperan aktif dalam mendampingi
setiap kegiatan siswa. Sehingga setiap siswa juga terlibat aktif dalam pembelajaran.
Kelompok tidak di doktrin oleh beberapa siswa saja tapi seluruh siswa diharapkan
andil dalam kegiatan kelompok.
Pembelajaran reaktif, dalam pembelajaran reaktif peran guru sangat penting.
Dimana guru harus bisa memilih strategi yang sesuai untuk digunakan dalam
pembelajaran, sehingga setiap siswa memiliki motivasi tinggi dan sama dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, guru bisa menggunakan bebrapa strategi pembelajaran
agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan, hal ini dapat dimulai dari sikap guru
terhadap siswa. Guru harus bersikap ramah dan menyenangkan bagi siswa.
Sehingga tidak ada tekanan bagi siswa dalam melaksanakan pembelajaran.
Kesimpulannya, kelima prinsip yaitu siswa aktif dalam belajar, belajar
bekerjasama, pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif, dan pembelajaran yang
menyenangkan meruapakan satu kesatuan yang tidak boleh ditinggalkan. Ketika
19
salah satu prinsip ditinggalkan maka pembelajaran ini tidak lagi disebut
pembelajaran kooperatif.
4. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Pada pembelajaran kooperatif terdapat beberapa unsur yang saling terkait satu
sama lainnya. Asma (2006: 16) mengemukakan lima unsur dasar yang terdapat
dalam struktur pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan dan kegagalan kelompok merupakan tanggung jawab setiap
anggota kelompok. Oleh karena itu, sesama anggota kelompok harus merasa
terikat dan saling ketergantungan positif.
b. Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok bertanggungjawab untuk menguasai materi pelajaran
karena keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa besar
sumbangan hasil belajar secara perorangan.
c. Tatap muka
Interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan keuntungan bagi semua
anggota kelompok, karena memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan
masing-masing anggota kelompok.
d. Komunikasi antar anggota
Karena dalam setiap kali tatap muka terjadi diskusi, maka keterampilan
berkomunikasi antar anggota sangatlah penting.
e. Evaluasi proses kelompok
20
Keberhasilan belajar dalam kelompok ditentukan oleh proses kerja kelompok.
Untuk mengetahui keberhasilan proses kerja kelompok dilakukan melalui
evaluasi proses kelompok.
Setiap unsur dalam pembelajaran kooperatif terkait satu sama lain. Jika salah
satu unsur ditinggalkan maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran kelompok peran guru untuk menkondisikan
siswa dalam kelompok agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sangat
penting, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
5. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan berbagai hasil penelitian serta fakta empiris di lapangan,
Warsono dan Harianto (2012: 164) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam hal: (a) memberikan
kesempatan siswa untuk saling berbagi informasi kognitif; (b) memberi motivasi
kepada siswa untuk belajar dengan lebih baik; (c) meyakinkan siswa untuk mampu
membangun pengetahuannya sendiri; (d) memberikan masukan informatif; (e)
mengembangkan keterampilan sosial untuk berhasil di luar kelas, bahkan di luar
sekolah; (f) meningkatkan interaksi positif antar anggota yang berasal dari berbagai
kultur serta kelompok sosial ekonomi yang berlainan; (g) meningkatkan daya ingat
siswa karena dalam pembelajaran kooperatif siswa secara langsung dapat
menerapkan kegiatan mengajar siswa lain (teach other).
Sejalan dengan Warsono dan Harianto, Asma (2006: 17) mengemukakan
keuntungan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
21
a. Pembelajaran kooperatif menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi
terangsang dan menjadi lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa
kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat
berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana.
b. Pada saat diskusi, fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih
bersemangat, dan berani mengemukakan pendapat.
c. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat,
dan lebih termotivasi.
d. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kecakapan individu maupun
kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat
menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya dan siswa
berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang
lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam.
e. Pembelajaran kooperatif dapat menimbulkan motivasi sosial siswa karena
adanya tuntutan untuk menyelesaikan tugas.
Berdasarkan pendapat di atas, kelebihan pembelajaran kooperatif adalah
meningkatkan motivasi, daya ingat, keterampilan sosial, dan interaksi siswa.
Kelebihan pembelajaran kooperatif ini tidak hanya untuk pembelajaran dan
kegiatan di sekolah saja, tetapi juga dapat digunakan siswa di luar sekolah.
Sehingga siswa diharapkan dapat sukses di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.
6. Tim Ahli atau Jigsaw
22
Jigsaw dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson dan teman-teman
dari Universitas Texas. Aktivitas jigsaw mendorong siswa untuk terbiasa berpikir
dari bagian-bagian menuju ke pemikiran yang bersifat holistik, melihat keterpaduan
antar bagian yang membentuk subjek bahan ajar secara utuh.
Guru sebagai fasilitator mengatur kelas sedemikian rupa sehingga ada ruang
yang cukup bagi gerak atau perpindahan para siswa selama interaksi pembelajaran
berlangsung. Namun jigsaw tidak membatasi pembelajaran harus dilaksanakan di
kelas. Jika memang memungkinkan dan efektif dilaksanakan di luar kelas maka
guru dapat melaksanakan di luar kelas.
Ada beberapa pengembangan tipe jigsaw. Jigsaw menurut Elliot Aroson
adalah jigsaw tipe I. Sedangkan jigsaw tipe II dikembangkan oleh Slavin (Roy
Killen dalam Trianto, 2013: 124) dengan sedikit perbedaan. Dalam belajar
kooperatif tipe jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan secara heterogen dalam
kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi
sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak
ditugaskan untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi
tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” darikelompok yang
berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari kelompok yang lain
sampai mereka menjadi “ahli” di konsep yang ia pelajari. Kemudian kembali ke
kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman
sekelompoknya.Terakhir diberikan tes atau asesmen yang lain kepada semua topik
yang diberikan.
23
Model pembelajaran jigsaw tipe II sudah dikembangkan oleh Slavin (2005:
14). Ada perbedaan mendasar antara pembelajaran jigsaw tipe I dan jigsaw tipe II,
jika pada tipe I, awalnya siswa hanya belajar konsep mengenai apa yang akan
menjadi spesialisnya saja, namun pada jigsaw tipe II, siswa memperoleh
kesempatan untuk belajar keseluruhan konsep sebelum ia mempelajari apa yang
akan menjadi spesialisnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan.
Sintaks atau cara kerja jigsaw menurut Elliot Aroson (dalam Warsono, 2012:
195) adalah sebagai berikut:
a. Seluruh siswa dalam kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok beranggotakan
sekitar lima orang ( Spencer Kagan dalam hal ini mengikut saja dan tidak
berpendapat sendiri sehingga ia juga menyarankan 5 orang, sedangkan Laura
Candler berdasarkan hasil penelitiannya, serta banyak ahli yang lain menyukai
terdiri dari 4 orang saja).
b. Tunjuk salah seorang siswa dari setiap kelompok sebagai pemimpin.
c. Bagi-bagilah materi pelajaran menjadi sejumlah segmen sesuai dengan jumlah
siswa dalam kelompok.
d. Tugasilah setiap siswa dalam setiap kelompok untuk mempelajari hanya satu
bagian/segmen saja dari meteri tersebut. Jadi jika ada empat orang di setiap
kelompok, maka ada 4 orang yang masing-masing mempelajari bagian-bagian
yang berbeda.
e. Kemudian setiap siswa dalam kelompok dikumpulkan dalam kelompok tim
ahli. Setiap kelompok tim ahli beranggotakan siswa dari berbagai kelompok
dengan tugas mempelajari segmen yang sama. Sebaiknya siswa yang dikirim
dalam kelompok tim ahli adalah rekan mereka yang kompeten dan cepat
belajar.
f. Para kelompok tim ahli (expert) tersebut kemudian berdiskusi membahas
masalah yang sama.
g. Kelompok tim ahli kemudian pulang kembali ke kelompok asalnya masing-
masing.
h. Setiap anggota tim ahli menjelaskan hasil diskusi dalam kelompok tim ahli
yang didatanginya atas nama kelompok tadi kepada para anggota kelompoknya
yang lain.
i. Guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk memantau
diskusi, misal jika ada siswa yang terlalu dominan atau bersifat mengganggu
dan sebagainya.
24
j. Terakhir guru memberikan kuis untuk menilai keterlibatan dan kecakapan
individual.
Langkah-langkah atau sintaks pembelajaran dengan jigsaw menurut Slavin
(2005: 14) adalah sebagai berikut:
a. Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan
penekanan tentang manfaat penggunaan metode jigsaw dalam proses belajar
mengangar. Mengingatkan senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam model
pembelajaran ini. Peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan untuk
memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep. (Bisa juga pemahaman konsep ini
menjadi tugas yang sebelumnya harus sudah dibaca di rumah.)
b. Pengelompokan
Misalnya dalam kelas ada 20 siswa, yang kita tahu kemampuan
matematikanya dan sudah di-ranking (siswa tidak perlu tahu), kita bagi menjadi:
25% kelompok sangat baik (ranking 1-5), 25% kelompok baik (ranking 6-10), 25%
selanjutnya (ranking 11-15) kelompok sedang, dan 25% (ranking 16-20) kelompok
rendah. Selanjutnya kita akan membaginya menjadi lima grup(A-E) yang isi tiap-
tiap grupnya heterogen dalam kemampuan matematika. Berilah indeks 1 untuk
siswa dalam kelompok sangat baik, indeks 2 untuk kelompok baik, indeks 3 untuk
kelompok sedang, dan indeks 4 untuk kelompok rendah. Misalnya A1 berarti grup
A dari kelompok sangat baik, A4 merupakan grup A dari kelompok rendah. Tiap
grup akan berisi:
Grup A {A1, A2, A3, A4}
Grup B {B1, B2, B3, B4}
25
Grup C {C1, C2, C3, C4}
Grup D {D1, D2, D3, D4}
Grup E {E1, E2, E3, E4}
c. Pembentukan dan pembinaan kelompok ahli
Selanjutnya grup itu dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari
materi yang kita berikan dan dibina supaya menjadi ahli, berdasarkan indeksnya.
Kelompok 1 { A1, B1, C1, D1, E1}
Kelompok 2 { A2, B2, C2, D2, E2}
Kelompok 3 { A3, B3, C3, D3, E3}
Kelompok 4 { A4, B4, C4, D4, E4}
Tiap kelompok ini diberi konsep matematika (transformasi) sesuai dengan
kemampuannya. Kelompok 1 yang yang terdiri dari siswa yang sangat baik
kemampuannya diberi materi yang lebih kompleks worksheet 1 (pencerminan pada
garis y = x, y = -x, garis x = h, y = h dan pencerminan pada sumbu koordinat).
Kelompok 2 diberi materi worksheet 2 (translasi pada koordinat kartesius dan
gabungan dua translasi). Kelompok 3 diberi materi worksheet 3 (menyatakan
translasi dalam vektor kolom) dan kelompok 4 (pencerminan pada sumbu x, pada
sumbu y, sifat-sifat pencerminan). Setiap kelompok diharapkan bisa belajar topik
yang diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia kembali ke dalam grub sebagai
tim ahli (expert), tentunya peran pendidik cukup penting dalam fase ini.
d. Diskusi (pemaparan) kelompok ahli dalam grup
Expertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini, masing-masing
kembali dalam grup semula. Pada fase ini kelima grup memiliki ahli dalam konsep
26
tertentu (worksheet 1-4). Selanjutnya pendidik mempersilahkan anggota grup untuk
mempresentasikan keahliannya kepada grupnya masing-masing, satu per satu.
Proses ini diharapkan akan terjadi sharing pengetahuan antara mereka. Aturan
dalam fase ini adalah:
1) Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota tim
mempelajari materi yang diberikan.
2) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama, jadi tidak ada
yang selesai belajar sampai setiap anggota menguasai konsep.
3) Tanyakan pada anggota grup sebelum tanya pada pendidik.
4) Pembicaraan dilakukan secara pelan agar tidak mengganggu grup lain.
5) Akhiri diskusi dengan “merayakan” agar memperoleh kepuasan.
e. Tes (Penilaian)
Pada fase ini guru memberikan tes tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang
memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Pada tes ini siswa tidak diperkenankan
untuk bekerja sama. Jika mungkin tempat duduknya agak dijauhkan.
f. Pengakuan kelompok
Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan
individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa. Tetapi berdasarkan
pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa
dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem
skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor
kuis mereka melampaui skor dasar mereka.
27
Pada dasarnya cara kerja yang di kembangkan oleh Elliot Aroson sama
dengan cara kerja yang dikembangkan oleh Robert Slavin. Perbedaan dari kedua
tipe ini terletak pada penilaian akhirnya. Dimana pada jigsaw tipe II ini skor
individu digabungkan dengan skor tim sebagi hasil akhir. Sedangkan pada jigsaw
tipe I nilai akhir diperoleh melalui skor kuis individu saja.
Secara umum, pembelajaran jigsaw dimulai dari siswa di dalam kelas dibagi
menjadi kelompok kecil. Setap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa, kelompok
ini disebut kelompok asal. Guru membagi materi menjadi 4 subbab. Kemudian guru
membagikan subbab tersebut kepada setiap siswa dalam kelompok. Siswa yang
mendapatkan subbab yang sama berkumpul membentuk kelompok ahli. Kelompok
ahli bertugas untuk mendiskusikan materi yang mereka dapatkan. Setelah
kelompok ahli selesai berdiskusi siswa kembali ke kelompok asal. Setiap siswa
dalam kelompok asal bertugas untuk menyampaikan hasil disukusinya pada
kelompok ahli kepada teman-teman dalam kelompok asal. Guru memberikan
evaluasi kepada siswa untuk mengetahui sebarapa besar pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dipelajari.
7. Kelebihan Jigsaw
Jigsaw memiliki berapa kelebihan. Lickona (2013: 286) menyebutkan
kelebihan jigsaw antara lain: (a) meningkatkan kerja sama/interpendensi antar
siswa dalam pembelajaran; (b) membangun kesamaan untuk berpartisipasi; (c)
meningkatkan tanggung jawab, motivasi, dan peran aktif siswa dalam kegiatan
kelompok; (d) memperbaiki hubungan kerja dan pertemanan; serta (e) pencapaian
prestasi dan rasa percaya diri siswa.
28
Pendapat lain mengenai kelebihan jigsaw dituliskan oleh Johnson & Johnson
(dalam Rusman, 2011: 219) yaitu: (a) meningkatkan prestasi belajar, daya ingat,
motivasi belaja, harga diri siswa dan kemampuan adaptasi sosial yang positif; (b)
melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi; serta (c) membentuk sikap positif pada
siswa.
Berdasarkan pendapat di atas, jigsaw memiliki kelebihan yaitu meningkatkan
motivasi, partisipasi, peran aktif, prestasi belajar, dan sikap positif siswa. Sehingga
perbedaan dari setiap siswa dapat disikapi siswa dengan hal positif dan tidak
menimbulkan hal-hal negatif yaang dapat merugikan siswa maupun pihak lain yang
terlibat.
D. Karakteristik Siswa SD
Anak-anak khususnya anak Indonesia biasanya masuk sekolah dasar pada
usia sekitar 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Jika kita mengacu pada tahapan
perkembangan anak, maka anak usia sekolah dasar berada dalam dua masa
perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak
akhir (10-12 tahun). Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang
berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia sering bermain, senang
bergerak, semangat bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau
melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam
kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran (Desmita, 2012: 35).
29
Menurut Havighurst (2012: 35-36), tugas perkembangan anak usia sekolah
dasar meliputi:
1. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam pemainan dan aktivitas
fisik.
2. Membina hidup sehat.
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam
masyarakat.
6. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
8. Mencapai kemandirian pribadi
Desmita (2012: 36) juga menyebutkan bahwa dalam upaya mencapai setiap
tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
1. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian
sosialnya berkembang.
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang
konkret atau langsung dalam membangun konsep.
4. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga
siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi
dirinya.
30
Berdasarkan teori di atas, guru seharusnya memberikan siswa kesempatan
untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dalam kelompok. Sehingga
siswa dapat bekerjasama dengan teman sebaya untuk mengembangkan kepribadian
sosial, nilai, dan moralnya. Selain itu, pembelajaran melalui percobaan atau media
pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung bagi siswa juga efektif untuk
meningkatkan daya ingat siswa.
E. Keterlaksanaan antara Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam
Pembelajaran IPA terhadap Kemampuan Interpersonal Siswa
Di dalam pendidikan terdapat suatu proses kegiatan belajar mengajar. Proses
belajar mengajar merupakan proses edukatif yang melibatkan guru dan siswa.
Proses belajar mengajar tidak hanya berfungsi untuk mengubah pengetahuan saja,
namun juga mengubah keterampilan dan sikap. Sebagai guru yang berkualitas
harusnya mampu membuat siswanya aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru sebaiknya percaya pada kemampuan siswa. Guru tidak hanya
menekankan pada kemampuan kognitif siswa saja, tetapi kemampuan afektif dan
psikomotor juga harus dikembangkan. Tujuannya agar kelak siswa mampu menjadi
masyarakat yang baik dan peka terhadap masalah sosial.
Salah satu model pembelajaran yang memiliki nilai sosial tinggi dalam
muatan akademik adalah model pembelajaran kooperatif. Seperti yang dikatakan
Slavin (2005: 8) dalam metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk
bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai
materi yang disampaikan oleh guru. Tujuan dari model pembelajaran kooperatif ini
31
adalah melatih siswa untuk bekerjasama, bertaggungjawab, dan menekankan pada
keberhasilan kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk
membangun hubungan baik dengan sesama teman satu kelompoknya. Dengan kata
lain, siswa harus memiliki kemampuan interpersonal tinggi.
IPA merupakan mata pelajaran eksak. Oleh karena itu pembelajaran IPA
harus dapat dibuktikan melalui pecobaan yang dilakukan oleh siswa. Dalam
melaksanakan percobaan siswa hendaknya memiliki kemampuan interpersonal
yang baik agar percobaan dapat berhasil. Sehingga teori yang dimiliki siswa dapat
terbukti.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan
kemampuan interpersonal siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan sistem pembelajaran
kelompok dimana siswa akan membentuk atau memiliki dua kelompok sekaligus
(kelompok asal dan kelompok ahli) dalam satu pembelajaran. Hal ini
memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan banyak orang dalam setiap
pembelajaran. Sehingga dibutuhkan kemampuan interpersonal tinggi agar siswa
dapat berinteraksi dengan banyak teman.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini membentuk siswa dalam
kelompok. Awalnya siswa membentuk kelompok yang dinamakan kelompok asal
untuk membagi sub bab yang harus dikuasai masing-masing kelompok. Setelah itu
siswa membentuk kelompok yang disebut kelompok ahli yang beranggotakan siswa
yang memiliki subbab yang sama. Kelompok ahli berdiskusi untuk mempelajari
subbab yang sama. Setelah kelompok ahli menguasai materi, siswa kembali ke
32
dalam kelompok asal. Kemudian setiap siswa menyampaikan diskusinya sewaktu
di kelompok ahli kepada kelompok asal. Dalam penyampaiannya, siswa diharuskan
terbuka dan memastikan setiap anggota kelompok memahami apa yang siswa
sampaikan. Pada model ini siswa ditekankan untuk memiliki kemampuan
interpersonal yang baik agar tidak terjadi masalah pada setiap kelompok sehingga
kelompok dapat berhasil.
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan untuk acuan dalam melaksanakan
penelitian selanjutnya. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Prani Astaga (2013) yang berjudul
“Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Menggunakan Metode Diskusi
Kelompok dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kenaran
2 Prambanan”. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran IPS yang
signifikan terhadap kecerdasan interpersonal siswa kelas IV SD Negeri
Kenaran 2 Prambanan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lis Fatmawati (2013) yang berjudul
“Keefektifan Metode Permainan untuk Meningkatkan Kecerdasan
Interpersonal dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV di SD Negeri Senden
Mungkid Magelang”. Hasil penelitian menyatakan adanya pengaruh signifikan
penerapan metode permainan terhadap peningkatan kecerdasan interpersonal
siswa kelas IV SD Negeri Senden Mungkid Magelang.
33
Penelitian yang dilakukan oleh Prani Astaga (2013) relevan karena dalam
langkah jigsaw siswa belajar dengan berkelompok. Dimana dalam belajar secara
berkelompok pasti terdapat diskusi antar siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa
metode diskusi mampu meningkatkan kemampuan interpersonal. Sehingga jigsaw
juga dapat meningkatkan kemampuan interpersonal.
Lis Fatmawati (2013) juga melakukan penelitian kefektifan metode
permainan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal dan prestasi belajar.
Metode permainan mengarahkan siswa untuk belajar sambil bermain. Dalam
permainan tentunya terdapat aturan yang harus dipatuhi agar siswa tidak
dikeluarkan dalam permainan. Langkah jigsaw juga menyenangkan dan memiliki
aturan tertentu yang harus dipatuhi siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
G. Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA SD seharusnya dipelajari siswa melalui sebuah proses
penyelidikan atau percobaan. Namun, saat ini IPA merupakan salah satu mata
pelajaran SD yang masih dianggap sebagai mata pelajaran yang membutuhkan
hafalan saja dalam penguasaan materi. Hal ini terjadi karena belum adanya variasi
penggunaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kecenderungan guru
menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab
yang sering digunakan guru membuat siswa materi pembelajaran secara utuh sesuai
apa yang disampaikan guru dan apa yang ada pada buku teks. Tidak ada
pengembangan pengetahuan tentang IPA yang dipahami dan dibangun oleh siswa
itu sendiri. Apa yang disampaikan guru dan tertera di buku teks dicatat siswa secara
34
mentah kemudian dihafal. Sehingga siswa hanya mendapat pengetahuan kognitif
dan tidak mengembangkan sikap afektinya.
Sebab-sebab di atas berpengaruh terhadap kemampuan interpersonal siswa.
Dimana siswa tidak diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bekerja sama
dengan siswa yang lain. Apa yang didapat setiap siswa hanya untuk dirinya sendiri.
Sehingga siswa cenderung tidak mau berbagi dan egois.
Untuk meningkatkan kemampuan interpersonal siswa, diperlukan variasi
dalam model pembelajaran. salah satu inovasi yang mampu mengembangkan
kemampuan interpersonal siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa bekerja secara
berkelompok, selain itu siswa juga diberikan kesempatan untuk mendapatkan
informasi dan memahami materi dengan teman sebaya. Interaksi dalam kelompok
terbangun ketika siswa melakukan diskusi dan menyampaikan pendapat. Oleh
karena itu siswa dibiasakan untuk berpendapat dan berbaur dengan temannya serta
menghargai teman satu kelompoknya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Hal ini juga mengantarkan siswa untuk mengembangkan kemampuan interpesonal
yang dimiliki.
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangkan berpikir di atas, maka peneliti
mengajukan hipotesa penelitian sebagai berikut: terdapat pengaruh yang positif dari
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam mata pelajaran IPA
terhadap kemampuan interpersonal siswa kelas V Sekolah Dasar Se-gugus IV
Kecamatan Pengasih.
35
I. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel diperlukan untuk menghindari adanya peafsiran
yang beragam terhadap beberapa istilah dalam penelitian.
1. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
Cooperative Learning berasal dari kata cooperatif yang artinya mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai suatu
tim. Cooperatif learning yaitu belajar bersama dengan anggota kelompok atau tim
dimana antar anggota kelompok saling membatu satu sama lain untuk memahami
suatu materi tententu. Sedangkan jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif dimana setiap siswa dalam satu kelompok mempelajari sub bab yang
berbeda, kemudian siswa yang mendapat sub bahasan yang sama berkumpul
membentuk tim ahli yang nantinya bertanggungjawab menyampaikan diskusi tim
ahli ke kelompok asalnya.
2. Kemampuan Interpersonal
Kemampuan interpersonal merupakan kemampuan seseorang dalam
memahami, berinteraksi, berhubungan, bekerjasama, dan berkomunikasi secara
efektif dengan orang lain. Kemampuan interpersonal tinggi ditunjukkan dengan
kemampuan mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif,
kemampuan berempati dengan orang lain atau memahami orang lain secara total,
kemampuan mempertahankan relasi sosialnya secara efektif, sensitif terhadap
perubahan situasi sosial dan tuntutan-tuntutannya, kemampuan memecahkan
masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution,
serta memiliki keterampilan komunikasi yang mencakup keterampilan
36
mendengarkan efektif, berbicara efektif, dan menulis secara efektif. Dalam
penelitian ini kemampuan interpersonal diamati dalam proses pembelajaran IPA.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian jenis
eksperimen ini bermaksud untuk mencari hubungan sebab akibat sebelum dan
sesudah diberikan treatment. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2015:
107) bahwa penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap kondisi yang
terkendalikan. Penelitian eksperimen memiliki ciri khas yaitu memiliki kelompok
kontrol.
Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan penelitian
eksperimental Quasi Experiment. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Nonequivalent Control Group Design. Dengan menggunakan desain ini
dapat diungkap pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal anak. Mengacu pada
desain di atas, penelitian ini melibatkan dua kelompok yang terdiri dari kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dipilih secara random dengan teknik undian.
Peneliti melakukan pengundian dan diperoleh hasil pengundian yaitu SD
Negeri 2 Janturan sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri 1 Janturan sebagai
kelompok eksperimen. SD N 2 Janturan sebagai kelas kontrol diberikan perlakuan
seperti biasa guru menyampaikan pembelajaran. SD Negeri 1 Janturan sebagai
kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
38
Menurut Sugiyono (2015: 116) desain penelitian Nonequivalent Control
Group Design digambarkan sebagai berikut
Tabel 1. Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Keterangan:
O1 merupakan kelompok eksperimen yang belum diberi perlakuan. O3
merupakan kelompok kontrol. O1 dan O3 merupakan kedaan kelompok sebelum
diberikan perlakuan. X1 merupakan pemberian perlakuan pengubahan model
pembelajaran ala guru diubah menjadi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
X2 merupakan pemberian perlakuan seperti biasanya guru memberikan perlakuan
yaitu ceramah dan pemberian tugas. O2 merupakan kondisi kelompok setelah
diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. O4 adalah kondisi
kelompok kontrol yang diberi perlakuan seperti biasanya guru memberikan
perlakuan.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Janturan kelas V sebagai
kelompok kontrol dan Sekolah Dasar Negeri 1 Janturan Kelas V sebagai
kelompok eksperimen.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017.
Adapun pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2017.
39
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2015: 117) menuliskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar se-gugus IV Kecamatan Pengasih, Kabupaten
Kulon Progo.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Pendapat ini didukung oleh
Sugiyono (2015: 118) yang menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik purposive random sampling.
Jumlah sekolah dasar dalam gugus IV Kecamatan Pengasih adalah lima
sekolah. Dari lima sekolah dasar dipilih sekolah yang relatif homogen berdasarkan
sarana dan prasarana sekolah, kemampuan akademik, serta kualifikasi guru.
Sekolah tersebut adalah SD N 1 Ngulakan, SD N 1 Janturan, dan SD N 2 Janturan.
Kemudian dari ketiga sekolah yang sudah terpilih diambil secara random
menjadi dua sekolah terpilih, yaitu SD N 1 Janturan dan SD N 2 Janturan. Dari
kedua sekolah dasar tersebut diundi untuk menentukan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasilnya adalah SD N 1 Janturan sebagai kelompok eksperimen
dan SD N 2 Janturan sebagai kelompok kontrol.
40
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan apa saja yang akan diteliti atau dipelajari oleh peneliti.
Dinamakan variabel karena atribut memiliki variasi. Pernyataan tersebut didukung
oleh Kerlinger dalam Sugiyono (2015: 61) yang menyatakan bahwa variabel adalah
konstrak atau sifat yang akan dipelajari.
Selanjutnya lebih dalam Sugiyono (2015: 61) menyimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditark kesimpulannya.
Desain penelitian eksperimen hubungan sebab akibat dirancang sebagai
desain eksperimen yang dibedakan secara variabel yang memberi pengaruh atau
variabel penyebab atau variabel bebas (independen variabel) disimbolkan dengan
X, dan variabel akibat atau terikat (dependent variable) disimbolkan dengan Y.
Menurut Sugiyono (2015: 61), pengertian variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel terikat. Sedangkan
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Bebas : model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
2. Variabel Terikat : kemampuan interpersonal
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
41
dengan interview (wawancara), skala (angket), observasi (pengamatan), dan
gabungan ketiganya (Sugiyono, 2015: 193). Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan skala dan observasi.
1. Skala
Skala merupakan sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada responden
untuk dijawab. Hal ini sesuai dengan Sugiyono (2015: 199) yang menyatakan
bahwa skala merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk
dijawab. Skala ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan
interpersonal siswa. Skala kemampuan interpersonal siswa diberikan kepada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebanyak dua kali yaitu sebelum
diberi perlakuan untuk mengetahui kemampuan interpersonal siswa (pre-test) dan
setelah diberikan perlakuan untuk mengetahui kemampuan interpersonal siswa
(post-test).
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati
suatu objek tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipatif
dan struktur. Seperti yang ditulis oleh Sugiyono (2015: 2014), dalam observasi
nonpartisipatif peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Sedangkan observasi terstruktur adalah observasi yang telah disusum secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya.
Kegiatan yang diamati dalam penelitian kelompok eksperimen ini berupa cara
guru mengajar dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw. Observasi
42
dalam penelitian ini menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan untuk
menggambarkan proses penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Selain itu, peneliti juga mengamati kelompok eksperimen berupa cara mengajar
guru sesuai dengan kebiasaan guru.
F. Instrumen Penelitian
Meneliti adalah melakukan pengukuran. Dalam pengukuran tersebut
diperlukan alat ukur yang baik agar hasil pengukurannya baik pula. Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati (Sugiyono, 2015: 148).
Instrumen dalam penelitian ini dibuat untuk mengukur adanya pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap
kemampuan interpersonal siswa. Atas hal tersebut, maka instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Skala kemampuan interpersonal
Skala kemampuan interpersonal digunakan untuk mengukur kemampuan
interpersonal siswa di sekolah. Skala kemampuan interpersonal ini terdiri dari enam
indikator yang kesemuanya berhubungan dengan kemampuan interpersonal siswa.
Untuk memperjelas gambaran tentang instrumen yang akan digunakan, maka
peneliti membuat kisi-kisi yang disajikan pada tabel 2 berikut:
43
Tabel 2.Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Interpersonal
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal Positif Negatif
Kemampuan
Interpersonal
a. Mampu mengembangkan
dan menciptakan relasi sosial
baru secara efektif
1,2,26 20,21,2
5
6
b. Mampu berempati dengan
orang lain atau memahami
orang lain secara total
3,19,3
6
18,37,3
8
6
c. Mampu mempertahankan
relasi sosialnya secara efektif
16,17,
22
4,15,33 6
d. sensitif terhadap perubahan
situasi sosial dan tuntutan-
tuntutannya
13,14,
34,35
5,24,30 7
e. Mampu memecahkan
masalah yang terjadi dalam
relasi sosialnya dengan
pendekatan win-win solution
6,7,31
,32
10,11,2
3
7
f. Memiliki keterampilan
komunikasi yang mencakup
keterampilan mendengarkan
efektif, berbicara efektif, dan
menulis secara efektif
8,9,28
,29
12,27 6
JUMLAH 21 17 38
Skala kemampuan Interpersonal dalam penelitian ini menggunakan skala
likert, yaitu dengan memberikan skor bertingkat sesuai jawaban yang diberikan
oleh responden. Sesuai dengan Sugiyono (2015: 134) yang menyatakan bahwa
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Adapun penentuan skor untuk masing-masing jawaban adalah sebagai
berikut:
a. Pernyataan positif
1) Pilihan sangat sesuai bernilai 4.
2) Pilihan sesuai bernilai 3.
3) Pilihan kurang sesuai bernilai 2.
44
4) Pilihan tidak sesuai bernilai 1.
b. Pernyataan negatif
1) Pilihan sangat sesuai bernilai 1.
2) Pilihan sesuai bernilai 2.
3) Pilihan kurang sesuai bernilai 3.
4) Pilihan tidak sesuai bernilai 4.
Pernyataan positif adalah pernyataan yang mendukung variabel. Sedangkan
pernyataan negatif adalah pernyataan yang menantang variabel. Dalam penelitin
ini, skor tertinggi pada masing-masing item adalah 4, sedangkan skor terendah
adalah 1. Hasil perolehan skor dari masing-masing pernyataan kemudian ditabulasi
dan dijumlahkan dengan skor yang lain sehingga diperoleh skor keseluruhan dari
masing-masing siswa.
2. Lembar observasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Lembar observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengamati
keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang berbentuk chek list. Observasi dilakukan oleh peneliti
untuk mengamati aktivitas kegiatan guru dan siswa tanpa mengganggu kegiatan
individu maupun kelompok.
Untuk memperjelas gambaran tentang lembar observasi mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan digunakan, maka peneliti membuat
kisi-kisi lembar observasi dengan rincian sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Guru mempresensi siswa.
45
2) Guru melakukan apersepsi.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari
4-5 siswa.
2) Guru menunjuk salah satu siswa dalam setiap kelompok sebagai pemimpin.
3) Guru membagi materi dalam sejumlah segmen jumlah siswa dalam setiap
kelompok.
4) Setiap siswa dalam satu kelompok bertugas mempelajari satu segmen/subbab.
5) Siswa membentuk kelompok ahli.
6) Kelompok ahli berdiskusi membahas segmen/subbab yang sama.
7) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal.
8) Setiap anggota tim ahli menjelaskan hasil diskusinya kepada kelompok asal.
9) Guru memantau jalannya diskusi.
c. Kegiatan penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2) Guru memberikan kuis untuk menilai keterlibatan dan kecakapan individual.
3) Guru memberikan tindak lanjut.
Adapun rincian kisi-kisi lembar observasi yang digunakan pada kelompok
kontrol adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Guru melakukan apersepsi.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
46
b. Kegiatan inti
1) Guru menyampaikan materi.
2) Guru memberikan tugas berupa latihan soal kepada siswa.
3) Guru bersama siswa mengkoreksi hasil pekerjaan siswa.
c. Kegiatan penutup
1) Guru menilai hasil pekerjaan siswa.
2) Guru menyampaikan nilai rata-rata kelas pada pembelajaran yang baru saja
dilaksanakan.
3) Guru menutup pembelajaran.
G. Analisis Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data ini terlebih dahulu
dikonsultasikan kepada pakar untuk melihat apakah instrumen itu valid atau tidak.
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini meggunakan validitas konstruk
(construct validity) sebagai pengukur tingkat validitasnya. Hal ini sesuai dengan
Sugiyono (2015: 176) yang menyatakan bahwa untuk instrumen yang nontest yang
digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstrak.
Sugiyono (2015: 177) mengemukakan bahwa untuk menguji validitas
kostruk, dapat menggunakan pendapat ahli (experts judgment). Experts jugdment
digunakan agar instrumen yang dipakai untuk mengamati aspek-aspek kemampuan
interpersonal siswa diukur berlandaskan teori tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan
pendapat dari ahli untuk menentukan sejauh mana instrumen yang dibuat tersebut
47
dapat mengukur kemampuan interpersonal siswa. Pengujian validasi dalam
penelitian ini dilakukan oleh ahli (experts judgment) yaitu Dosen Agung Hastomo,
M.Pd.
Uji coba instrumen pada penelitian ini dilakukan kepada siswa yang bukan
merupakan sampel penelitian. Uji coba dilakukan di SD Negeri 1 Ngulakan
Pengasih Kulon Progo dan SD Negeri 2 Ngulakan Pengasih Kulon Progo. Peneliti
memilih SD Negeri 1 Ngulakan dan SD Negeri 2 Ngulakan sebagai tempat uji coba
instrumen dikarenakan SD tersebut masih satu gugus dengan SD yang digunakan
untuk eksperimen. Selain itu, pemilihan SD juga berdasarkan kemampuan
akademik siswa yang relatif sama. Sugiyono (2015: 177) menyatakan bahwa
jumlah anggota sampel yang digunakan untuk uji coba sekitar 30 orang. Jumlah
siswa kelas V dari masing-masing kurang dari 30, untuk itu peneliti menggunakan
dua SD untuk memenuhi jumlah sampel yang digunakan untuk uji coba.
Pengujian validitas dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan SPSS
16 for windows. Pada SPSS alat uji validitas yang banyak digunakan yaitu dengan
korelasi Pearson yaitu mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total
item. Sugiyono (2015: 178) menyatakan apabila korelasi tiap item tersebut positif
dan besarnya 0,3 ke atas maka item tersebut valid. Sedangkan setiap butir instrumen
dinyatakan tidak valid apabila korelasi tiap item kurang dari 0,3. Selanjutnya setiap
butir instrumen yang valid dapat digunakan, sedangkan yang tidak valid akan
dihilangkan.
Dari hasil uji coba instrumen yang dilakukan kepada 30 responden di SD
Negeri 1 Ngulakan dan SD Negeri 2 Ngulakan Pengasih Kulon Progo dan dihitung
48
dengan menggunakan SPSS 16 for windows, diperoleh 15 butir soal dinyatakan
tidak valid dan 23 butir soal dinyatakan valid. Oleh karena itu, setiap butir yang
valid sebanyak 23 akan digunakan dalam penelitian, sedangkan 15 butir yang tidak
valid akan dihilangkan. Hasil penghitungan validitas skala kemampuan
interpersonal siswa dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 121.
Berdasarkan hasil uji coba skala kemampuan interpersonal, terdapat 23 butir
valid yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut kisi-kisi instrumen
kemampuan interpersonal siswa setelah uji coba.
Tabel 3.Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Interpersonal setelah Uji Coba
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal Positif Negatif
Kemampuan
Interpersonal
g. Mampu mengembangkan dan
menciptakan relasi sosial baru
secara efektif
1,2,15 12,14 5
h. Mampu berempati dengan orang
lain atau memahami orang lain
secara total
11,22 23 3
i. Mampu mempertahankan relasi
sosialnya secara efektif
9,10,13 - 3
j. sensitif terhadap perubahan
situasi sosial dan tuntutan-
tuntutannya
7,8,20,
21
- 4
k. Mampu memecahkan masalah
yang terjadi dalam relasi
sosialnya dengan pendekatan
win-win solution
3,4,19 - 3
l. Memiliki keterampilan
komunikasi yang mencakup
keterampilan mendengarkan
efektif, berbicara efektif, dan
menulis secara efektif
5,17,18 6,16 5
JUMLAH 18 5 23
49
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana ketetapan
atau keajegan butir-butir pernyataan sehingga dapat digunakan sebagai instrumen
penelitian. Reliabilitas instrumen dilakukan pada instrumen kemampuan
interpersonal siswa.
Untuk menghitung reliabilitas pada penelitian ini juga menggunakan SPSS
for windows 16. Uji reliabilitas yang banyak digunakan pada penelitian yaitu
menggunakan Cronbach Alpha. Menurut Sekaran (dalam Duwi Priyatno, 2012:
108) pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas menggunakan batasan 0,6
dimana reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima, dan di atas 0,8 adalah baik.
Dari hasil uji coba instrumen kemampuan interpersonal yang dilakukan di SD
Negeri 1 Ngulakan dan SD N 2 Ngulakan Pengasih Kulon Progo diperoleh hasil
reliabilitas dengan nilai koefisien sebesar 0,781 (sumber lampiran 4 halaman 37).
Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik menurut Sekaran. Oleh karena itu,
instrumen kemampuan interpersonal ini reliabel dan dapat digunakan untuk
penelitian.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
50
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS for windows 16. Hasil yang
diperoleh dibandingkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,05. Menurut Duwi
Priyatno (2012: 136), pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah jika nilai
signifikansi (asym.sig)>0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai
signifikansi (asym.sig)<0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengeahui data berasal dari varian yang
sama atau tidak. Uji homogenitas menggunakan rumus levene statistic. Adapun
untuk mengetahui varian kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan
menggunakan program SPSS for windows 16. Menurut Duwi Priyono (2012: 23)
pengambilan keputusan didasarkan pada nilai signifikansi yang diperoleh yaitu jika
signifikansi > 0,05 maka varian sama dan sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05
dinyatakan varian berbeda.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah semua data terkumpul. Dalam penelitian ini
teknik yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis adalah dengan
menggunakan uji-t (t-test). Tujuannya untuk mengetahui perbedaan kemampuan
interpersonal siswa pada masing-masing kelompok.
Langkah-langkah dalam menganalisis data dengan menggunakan rumus uji-t
rogram SPSS for windows 16 adalah sebagai berikut:
51
a. Menentukan hipotesis
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan
interpersonal siswa kelas V SD Se-gugus IV Pengasih Kulon Progo.
Ho : Tidak ada pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal
siswa kelas V SD Se-gugus IV Pengasih Kulon Progo.
b. Menentukan kriteria pengujian
Menurut Duwi Priyono (2012: 25), berdasarkan probabilitas atau nilai
signifikansi kriteria yang digunakan dalam uji-t ini adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi (P) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Jika nilai signifikansi (P) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tempat dan Sampel Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Janturan dan SD Negeri 2 Janturan.
Kedua sekolah tersebut merupakan SD anggota gugus IV Kecamatan Pengasih
Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 22 Februari
hingga tanggal 04 Maret 2017. Jadwal pelaksanaan penelitian selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 7.1 halaman 148.
b. Sampel penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 1
Janturan dan SD N 2 Janturan yang berjumlah 35 siswa. Kelas V SD N 1 Janturan
sebagai kelompok eksperimen berjumlah 18 siswa, sedangkan jumlah siswa kelas
V SD N 2 Janturan berjumlah 17 siswa terpilih sebagai kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen mendapat perlakuan yaitu penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA, sedangkan kelompok kontrol
menerima pembelajaran seperti yang biasa dilakukan oleh guru. Data siswa
kelompok eksperimen dapat dilihat pada lampiran 7.2 halaman 162. Sedangkan
data kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 7.3 halaman 163.
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hasil penelitian didapat dari data sebelum penelitian (pre-test) dan setelah
penelitian (post-test) di kelas V SD N 1 Janturan dan SD N 2 Janturan. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data kemampuan interpersonal siswa
53
sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Penelitian ini menggunakan pre test dan
post test yang diberikan pada kedua kelas yaitu kelas V SD N 1 Janturan sebagai
kelas eksperimen dan kelas V SD N 2 Janturan sebagai kelas kontrol. Berikut
dijelaskan secara lebih rinci mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
a. Data hasil pre-test skala kemampuan interpersonal
1) Hasil pre-test skala kemampuan interpersonal kelompok eksperimen
Pre-test dilakukan pada kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan.
Pre-test pada kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan skala
kemampuan interpersonal siswa. Pre-test kelompok eksperimen dilaksanakan pada
tanggal 22 Februari 2017. Hasil pre-test pada kelompok eksperimen dapat dilihat
pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Penghitungan Statistik Pre-Test Kelompok Eksperimen
Statistik Kelas Eksperimen
Jumlah Skor 1266
Rata-rata/ mean 70,33
Skor maksimum 91
Skor minimum 52
Standar deviasi 10,42057
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa hasil pre-test kemampuan interpersonal
siswa pada kelompok eksperimen diperoleh skor rata-rata sebesar 70,33; skor
tertinggi sebesar 91; dan skor terendah sebesar 52.
2) Hasil pre-test skala kemampuan interpersonal kelompok kontrol
Pre-test dilaksanakan pada kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.
Pre-test ini dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2017. Pre-test pada kelompok
kontrol dilakukan dengan menggunakan skala kemampuan interpersonal siswa.
Hasil pre-test ada kelompok kontrol dapat dilihat pada tebal berikut ini:
54
Tabel 5. Penghitungan statistik pre-test kelompok kontrol
Statistik Kelas kontrol
Jumlah skor 1169
Rata-rata/ mean 68,76
Skor maksimum 80
Skor minimum 61
Standar deviasi 5,93222
Berdasarkan tabel 5, dapat dijelaskan bahwa hasil pre-test pada kelompok kontrol
memiliki skor rata-rata sebesar 68,76; skor tertinggi sebesar 80; dan skor terendah
sebesar 61.
3) Perbandingan pre-test skala kemampuan interpersonal kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen
Hasil pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 6. Hasil pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Kelompok
eksperimen
Kelompok
kontrol
Skor total 1266 1169
Rata-rata total 70,33 68,76
Skor tertinggi 91 80
Skor terendah 52 61
Standar deviasi 10,42057 5,93222
Berdasarkan data tabel 6, dapat diketahui bahwa pre-test kemampuan
interpersonal siswa pada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol tidak jauh
berbeda. Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus mean dan didukung
dengan menggunakan SPSS for windows 16, didapatkan skor awal rata-rata (pre-
test) kemampuan interpersonal siswa dalam kelompok eksperimen sebesar 70,33.
Sedangkan skor awal rata-rata (pre-test) skala kemampuan interpersonal siswa
kelompok kontrol sebesar 68,76.
55
Perbandingan skor rata-rata pre-test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol disajikan dalam diagram batang berikut ini:
Gambar 1. Diagram perbandingan rata-rata skor pre-test kemampuan interpersonal
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
b. Deskripsi hasil pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada masing-masing kelompok
dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Guru bertindak sebagai pelaksana
pembelajaran dan peneliti sebagai observer. pada setiap penelitian, peneliti
melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi. Pengamatan bertujuan
untuk mengetahui kesesuaian anatara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
kegiatan pembelajaran. pada kelompok eksperimen menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedangkan pada kelompok kontrol
menggunakan model pembelajaran seperti biasanya guru melaksanakan
pembelajaran.
70,3368,76
60
65
70
75
80
85
90
95
100
kelompok eksperimen kelompok kontrol
56
1) Kelompok Eksperimen
Observasi pada kelompok eksperimen dilakukan terhadap guru. Observasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian langkah-langkah
pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya. Observasi langkah-langkah
pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe jigsaw pada kelompok
eksperimen dimulai pada pertemuan pertama dan diakhiri pada pertemuan ketiga.
Data selengkapnya mengenai hasil observasi kelompok eksperimen oleh observer
dapat dilihat pada lampiran 4.5 halaman 129, 4.6 halaman 130, dan 4.7 halaman
131.
Berdasarkan tabel hasil observasi, dapat dinyatakan bahwa guru sudah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disusun dengan presentase keterlaksanaan 100% terlaksana. Guru selalu memulai
kegiatan pembelajaran dengan mempresesi kehadiran siswa, kemudian guru
melakukan apersepsi untuk memancing rasa ingin tahu siswa terhadap materi
pelajaran yang akan disampaikan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang disebut kelompok
asal, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Kemudian guru menunjuk salah satu
siswa dalam setiap kelompok sebagai pemimpin. Sebelumnya guru telah
menyiapkan materi yang telah dibagi menjadi 4 subbab. Guru membagikan subbab
yang berbeda kepada siswa pada setiap kelompok. Siswa dari masing-masing
kelompok yang mendapat subbab sama berkumpul membentuk kelompok ahli.
Kelompok ahli melakukan diskusi untuk membahas subbab yang mereka dapat.
57
kegiatan diskusi pada kelompok ahli dilakukan dengan mengamati vidio. Selain itu
siswa kelompok ahli juga melakukan percobaan sederhana mengenai lapisan tanah.
Kegiatan percobaan pada kelompok ahli dapat dilihat pada lampiran 7.6 gambar 3
halaman 151.
Setelah melakukan diskusi, kelompok ahli kembali membentuk kelompok
asal. Pada kelompok asal, setiap siswa bertugas untuk menyampaikan hasil diskusi
pada kelompok ahli kepada kelompok asal. Kegiatan siswa menyampaikan diskusi
ini dapat dilihat pada lampiran 6.8 halaman 153. Guru sebagai fasilitator memantau
jalannya diskusi yang dilakukan oleh siswa.
Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran. kemudian guru memberikan kuis untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarai. Terakhir guru
memberikan pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut. Secara umum, suasana
pembelajaran pada kelompok eksperimen berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun.
2) Kelompok Kontrol
Observasi pada kelompok kontrol dilakukan terhadap guru yang
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Data hasil observasi guru
pada kelompok kontrol selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.8 halaman 132,
4.9 halaman 133, 4.10 halaman 134. Observasi pembelajaran pada kelompok
kontrol dilakukan sebanyak tiga kali.
Berdasarkan tabel hasil observasi pada kelompok kontrol dapat dinyatakan
bahwa secara umum keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
58
guru pada kelompok kontrol sudah sesuai dengan langkah-langkah yang sudah
ditetapkan sebelumnya dengan rata-rata keterlaksanaan sebesar 93,75%. Pada
pertemuan pertama guru tidak menyampaikan apersepsi. Namun pada pertemuan
kedua dan ketiga guru sudah menyampaikan apersepsi. Apersepsi dilakukan guru
untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah yang dan
pemberian tugas. Materi yang disampaikan guru bersumber pada buku teks dan
pengalaman guru. buku teks dimiliki guru juga dimiliki oleh masing-masing siswa.
Kegiatan guru menyampaikan materi dapat dilihat pada lampiran 6.9 gambar 1
halaman 152. Setelah materi selesai disampaikan oleh guru, kemudian siswa diberi
tugas untuk mengerjakan latihan soal yang berada pada akhir bab buku teks. Guru
menunjuk beberapa siswa untuk maju kedepan menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis, kemudian guru bersama siswa lain mengkoreksi hasil pekerjaan siswa
yang ada di papan tulis. Hasil pekerjaan siswa kemudian dinilai oleh guru. Guru
juga menyampaikan nilai rata-rata kelas. Terakhir guru menutup pembelajaran.
Kegiatan siswa mengerjakan latihan soal dan siswa menuliskan hasil pekerjaan di
papan tulis dapat dilihat pada lampiran 6.9 gambar 2 dan 3 halaman 152.
c. Hasil post-test skala kemampuan interpersonal
1) Hasil post-test skala kemampuan interpersonal kelompok eksperimen
Pelaksanaan post-test pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal
04 Maret 2017. Post-test kelompok eksperimen dilakukan setelah pemberian
perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
59
pembelajaran IPA. Post-test dilakukan dengan menggunakan skala kemampuan
interpersonal siswa. Hasil post-test kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel
7 di bawah ini.
Tabel 7. Penghitungan statistik post-test kelompok eksperimen
Statistik Kelas Eksperimen
Jumlah skor 1348
Rata-rata/ mean 74,89
Nilai maksimum 91
Nilai minimum 62
Standar deviasi 9,33613
Berdasarkan tabel 7, dapat dijelaskan bahwa hasil post-test pada kelompok
eksperimen memiliki skor rata-rata sebesar 74,89; skor tertinggi sebesar 91; dan
skor terendah sebesar 62.
2) Hasil post-test skala kemampuan interpersonal kelompok kontrol
Pelaksanaan post-test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 02
Maret 2017. Post-test kelompok kontrol dilakukan setelah kelompok kontrol
diberikan perlakuan berupa model pembelajaran yang sama seperti biasanya guru
menyampaikan materi. Post-test dilakukan dengan menggunakan skala
kemampuan interpersonal siswa. Hasil post-test kelompok kontrol dapat dilihat
pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Penghitungan statistik post-test kelompok kontrol
Statistik Kelas kontrol
Jumlah skor 1178
Rata-rata/ mean 69,3
Skor maksimum 84
Skor minimum 58
Standar deviasi 7,63843
60
Berdasarkan tabel 8, dapat dijelaskan bahwa hasil post-test pada kelompok kontrol
memiliki skor rata-rata sebesar 69,3; skor tertinggi sebesar 84; dan skor terendah
sebesar 58.
3) Perbandingan hasil post-test skala kemampuan interpersonal kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen
Hasil post-test skala kemampuan interpersonal kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9. Hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Kelompok
eksperimen
Kelompok
kontrol
Skor total 1348 1178
Rata-rata total 74,89 69,3
Skor tertinggi 91 84
Skor terendah 62 58
Standar deviasi 9,33613 7,63843
Berdasarkan data tabel 9, dapat diketahui bahwa post-test kemampuan
interpersonal siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda.
Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus mean dan didukung dengan
menggunakan SPSS for windows 16, didapatkan skor awal rata-rata post-test
kemampuan interpersonal siswa dalam kelompok eksperimen sebesar 74,89.
Sedangkan skor awal rata-rata post-test skala kemampuan interpersonal siswa
kelompok kontrol sebesar 69,3.
Perbandingan skor rata-rata post-test kemampuan interpersonal siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam diagram batang
berikut:
61
Gambar 2. Diagram perbandingan rata-rata skor post-test kemampuan interpersonal
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
4) Perbandingan hasil pre-test post-test kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen
Berikut hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang disajikan dalam tabel 10:
Tabel 10. Hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil pre-test Hasil post-test
KE KK KE KK
Rata-rata skor 70,33 68,76 74,89 69,3
Skor tertinggi 91 80 91 84
Skor terendah 52 61 62 58
Standar deviasi 10,42057 5,93222 9,33613 7,63843
Keterangan:
KE : kelompok eksperimen
KK : kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 10, skor awal rata-rata skala kemampuan interpersonal
siswa kelompok eksperimen sebesar 70,33. Hasil rata-rata skor awal skala
kemampuan interpersonal siswa kelompok kontrol sebesar 68,76. Perolehan skor
rata-rata kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak jauh berbeda. Selisih
74,89
69,3
60
65
70
75
80
85
90
95
100
kelompokeksperimen
kelompok kontrol
62
perolehan skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 1,57. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan interpersonal siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol pada kondisi awal hampir sama.
Hasil perolehan skor kelompok eksperimen pada kondisi akhir sebesar 74,89.
Sedangkan hasil perolehan skor kelompok kontrol pada kondisi akhir sebesar 69,3.
Selisih perolehan skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kondisi
akhir sebesar 5,58. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi akhir kemampuan
interpersonal kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
Berdasarkan perolehan skor rata-rata secara keseluruhan, hasil pre-test dan
post-test pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 4,56.
Perolehan rata-rata skor pre-test dan post-test pada kelompok kontrol mengalami
peningkatan sebesar 0,54. Dari hasil perolehan skor rata-rata kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang
diberi perakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
berpengaruh terhadap kemampuan interpersonal siswa.
Hasil perbandingan skor rata-rata skala kemampuan interpersonal siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selanjutnya disajikan dalam bentuk
diagram batang sebagai berikut.
63
Gambar 3. Diagram batang perbandingan skor rata-rata pre-test dan post-test
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows 16.
Rumus yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas ini dilakukan
pada hasil pre-test dan post-test pada kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil uji normalitas pre-test dan post-test kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen
No Data Probabilitas (P)
atau sig hitung Sigmin Keterangan
1 Pre-test
Eksperimen 0,200 0,05
Sebaran data
normal
Pre-test Kontrol 0,200 0,05 Sebaran data
normal
2 Post-test
Eksperimen 0,056 0,05
Distribusi data
normal
Post-test Kontrol 0,200 0,05 Distribusi data
normal
(Sumber: Lampiran 5.3 halaman 137)
68,7670,3369,3
74,89
60
65
70
75
80
85
90
95
100
kelompok kontrol kelompok eksperimen
pre-test post-test
64
Berdasarkan tabel 13, nilai sigifikansi Kolmogorov-Smirnov pada pre-test
kelompok kontrol sebesar 0,200 dan hasil post-test sebesar 0,200. Nilai signifikansi
Kolmogorov-Smirnov pada pre-test kelompok eksperimen sebesar 0,200
sedangkan pada post-test sebesar 0,056. Dari hasil di atas dapat dinyatakan bahwa
distribusu data normal. Hal ini ditunjukkan dengan P> 0,05 yang berarti data
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas kemudian dilakukan uji homogenitas.
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi bervarian atau tidak. Uji homogenitas menggunakan rumus levene’s test.
Hasil dari uji homogenitas yang diperoleh dengan bantuan SPSS for windows 16
adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil uji homogenitas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
No Data
Keterangan Sighitung Sigmin
1 Pre-test kemampuan
interpersonal 0,955 0,05 Varian sama/homogen
2 Post-test kemampuan
interpersonal 0,021 0,05
Varian berbeda/tidak
homogen
(Sumber: Lampiran 5.3 halaman 138)
Hasil analisis uji homogenitas diperoleh signifikansi untuk pre-test kelompok
kontrol dan eksperimen sebesar 0,955. Nilai signifikansi post-test kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen sebesar 0,021. Dari hasil analisis pre-test menunjukkan
bahwa kedua kelompok pada keadaan varian yang sama/homogen, karena
mempunyai nilai signifikansi >0,05. Sedangkan hasil post-test menunjukkan bahwa
kedua kelompok tidak dalam keadaan homogen, karena mempunyai nilai
signifikansi <0,05.
65
2. Uji Kemampuan Awal
Berdasarkan perhitungan data pre-test yang telah dilakukan (dapat dilihat
pada lampiran 5.4 halaman 139 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil t-test data pre-test kemampuan interpersonal
Data t Sig. (2-tailed) Kesimpulan
pre-test
(eksperimen-
kontrol)
0,543 0,591 Tidak beda
Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa diperoleh thitung sebesar 0,543.
Sedangkan nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05 yaitu 0,591. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan
interpersonal awal dari kedua kelompok, dengan kata lain kedua kelompok
memiliki kemampuan interpersonal yang relatif sama. Dari hasil penghitungan ini
peneliti dapat melanjutkan penelitian dengan melaksanakan pembelajaran dengan
model kooperatif tipe jigsaw pada kelompok eksperimen.
3. Uji Hipotesis
Hasil uji-t post-test kemampuan interpersonal siswa digunakan untuk
mengetahui pengaruh model cooperatif learning tipe jigsaw dalam pembelajaran
IPA. Data post-test kemudian dianalisis menggunakan SPSS for windows 16.
Adapun hasil perbandingan post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
disajikan sebagai berikut:
Tabel 14. Hasil post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
No Kelompok N Mean Standar Deviasi
1 Eksperimen 18 74,8889 9,33613
2 Kontrol 17 69,2941 7,63843
(Sumber: Lampiran 5.2 halaman 136)
Berdasarkan tabel 14, nilai rata-rata (mean) kelompok eksperimen adalah
74,89 dan nilai rata-rata (mean) kelompok kontrol adalah 69,29. Oleh karena itu,
66
skor rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada skor rata-rata kelompok
kontrol. Selisih rata-rata kedua kelas adalah 5,6.
Uji hipotesis dilakukan untuk memperkuat data perbandingan skor rata-rata
post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Langkah-langkah dalam
menganalisis data dengan menggunakan uji-t (t-test) melalui program SPSS for
windows 16 adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
Ha : ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan model cooperative learning
tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal siswa
kelas V Sekolah Dasar Se-gugus IV Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon
Progo.
Ho : tidak ada pengaruh dari penggunaan model cooperative learning tipe jigsaw
dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal siswa kelas V
Sekolah Dasar Se-gugus IV Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.
b. Menentukan kriteria pengujian
Adapun uji hipotesis melalui uji-t (t-test) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 15. Hasil uji-t post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Data t Sig. (2-tailed) Kesimpulan
Post-test
(eksperimen-
kontrol)
3,934 ,042 Ada beda
(Sumber: Lampiran 5.5 halaman 140)
Berdasarkan hasil analisis uji-t tabel 15, menunjukkan bahwa nilai t hitung yaitu
3,934 dan nilai signifikansi adalah 0,042 lebih kecil dari 0,05 (0,042<0,05) maka
Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara
67
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil uji-t menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan pada penggunaan model cooperative learning tipe jigsaw
dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal siswa kelas V Sekolah
Dasar Se-gugus IV Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kondisi Sebelum Dilakukan Proses Pembelajaran
Penelitian diawali dengan pemberian pre-test pada kedua kelompok. Pre-test
diberikan untuk mengetahui apakah kondisi awal kedua kelompok relatif sama atau
berbeda. Hasil pre-test kelompok eksperimen diperoleh skor rata-rata sebesar
70,33. Kemudian hasil pre-test kelompok kontrol diperoleh skor sebesar 68,76.
Hasil tersebut kemudian dikuatkan lagi dengan uji-t. Dari hasil uji-t diperoleh nilai
signifikansi lebih besar dari pada 0,05 yaitu 0,591, hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok pada kondisi awal.
Kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
memiliki kondisi kemampuan awal yang relatif sama sehingga penelitian dapat
dilanjutkan. Kondisi awal yang relatif sama ini dikarenakan kedua kelompok
menggunakan pembelajaran konvensional yaitu guru menyampaikan materi secara
informatif tanpa melibatkan peran siswa dalam menggali informasi. Guru belum
menggunakan variasi kegiatan pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan
juga kurang variatif, sehingga materi yang diperoleh sebatas dari buku sumber dan
penyampaian materi dari guru secara lisan.
Setelah mendapat hasil tersebut, peneliti kemudian memberikan perlakuan
kepada kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen menerima pembelajan
68
dengan model kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan kelompok kontrol melaksanakan
pembelajaran seperti biasa guru menyampaikan pembelajaran yaitu ceramah dan
tanya jawab.
2. Kondisi Setelah Dilakuan Proses Pembelajaran
Setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dan kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran seperti
biasanya guru mengajar, kedua kelompok diberi post-test untuk mengetahui
kemampuan akhir kedua kelompok. Dari hasil post-test kelompok eksperimen
diperoleh skor tertinggi sebesar 91, skor terendah sebesar 62, dan skor rata-rata
sebesar 74,89. Kemudian dari hasil post-test kelompok kontrol diperoleh skor
tertinggi sebesar 84, skor terendah sebesar 58, dan skor rata-rata sebesar 69,3.
Perolehan skor rata-rata kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar
4,56 dari kondisi awal, sedangkan perolehan skor rata-rata kelompok kontrol
mengalami peningkatan sebesar 0,54.
Data di atas juga didukung dengan uji-t sebagai analisis datanya. Hasil uji-t
pada skor rata-rata post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh
nilai signifikansinya adalah 0,042 lebih kecil dari 0,05 (0,042<0,05). Berdasarkan
hasil uji-t tersebut, dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap
kemampuan interpersonal siswa kelas V SD Se-gugus IV Kecamatan Pengasih
Kabupaten Kulon Progo.
Kondisi akhir pada kedua kelompok berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh
penerapan model kooperatif tipe jigsaw pada kelompok eksperimen. Sehingga skor
69
hasil post-test kemampuan interpersonal siswa meningkat. Sedangkan pada
kelompok kontrol siswa tetap belajar menggunakan metode konvensional yaitu
ceramah dan pemberian tugas. Metode yang digunakan guru pada kelompok kontrol
ini tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama atau berdiskusi
dengan siswa yang lainnya. Sehingga kemampuan interpersonal pada kelompok
kontrol kurang meningkat.
Sintak model kooperatif tipe jigsaw mengarahkan siswa untuk belajar secara
berkelompok. Siswa membentuk kelompok asal dan menerima subbab yang
berbeda-beda. Kemudian siswa yang menerima subbab yang sama membentuk
kelompok ahli. Pada setiap proses pembelajaran siswa membentuk dua kelompok
yang memungkinkan siswa dapat memiliki kesempatan untuk berbaur dan
bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan teman
dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan Desmita (2012: 36) yang menyatakan
bahwa guru seharusnya melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga
kepribadian sosialnya berkembang. Oleh karena itu, jigsaw mampu meningkatkan
kemampuan interpersonal siswa, sesuai dengan tingkat perkembangan anak pada
usia sekolah dasar khususnya kelas V.
Model kooperatif jigsaw terbukti mampu meningkatkan kemampuan
interpersol siswa. Siswa dalam kelompok eksperimen mendapat kesempatan untuk
berinteraksi dan memahami banyak teman. Sehingga siswa mampu mengolah
kemampuan interpersonalnya secara mandiri agar tidak terjadi konflik dalam
kelompok. Hal ini sesuai dengan kelebihan jigsaw yang disampaikan oleh Lickona
70
(2013: 286) yang menyebutkan bahwa jigsaw mampu meningkatkan kerja
sama/interpendensi antar siswa dalam pembelajaran dan mampu memperbaiki
hubungan kerja dan pertemanan.
Jigsaw memiliki beberapa ciri diantaranya siswa membentuk kelompok
heterogen maupun homogen, pembelajaran dengan teman sebaya, dan peran guru
sebagai fasilitator. Jigsaw juga memiliki kelebihan antara lain mampu
meningkatkan kerja sama antar siswa, meningkatkan serta memperbaiki hubungan
kerja dan pertemanan. Oleh karena itu, penerapan jigsaw mampu meningkatkan
kemampuan interpersonal siswa. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa yang
memiliki kemampuan interpersonal tinggi, yakni mampu mengembangkan dan
menciptakan relasi baru, mampu mempertahankan relasi sosial secara efektif,
mampu menyelesaikan masalah dengan win-win solution, serta memiliki
kemampuan komunikasi secara efektif.
D. Keterbatasan Penelitian
Setiap penelitian memiliki keterbatasan-keterbatasn tersendiri. Keterbatasan
dalam penelitian ini adalah dimana peneliti tidak dapat menentukan sendiri waktu
penelitian dan harus mengikuti jadwal pelajaran yang telah ditentukan oleh
sekolahan.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan dari penggunaan model cooperative learning tipe
jigsaw dalam pembelajaran IPA terhadap kemampuan interpersonal siswa kelas V
SD Se-gugus IV Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Hal ini ditunjukkan
dengan perolehan skor rata-rata skala kemampuan interpersonal siswa pada
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw 74,89 dan skor rata-rata skala kemampuan interpersonal
siswa pada kelompok kontrol sebesar 69,3. Skor rata-rata kelompok eksperimen
mengalami peningkatan sebesar 4,56 dari skor rata-rata pre-test dan skor rata-rata
kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 0,54 dari skor rata-rata pre-test.
Hasil analisis uji-t diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,042 lebih kecil dari
nilai signifikansi sebesar 0,05 pada taraf 5% (0,042 < 0,05). Hal ini menunjukkan
ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan perlakuan yang diterima pada kedua
kelas. Dari hasil penghitungan uji-t, maka dapat disimpulakan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA memberikan
pengaruh terhadap kemampuan interpersonal siswa kelas V SD Negeri Se-gugus
IV Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.
72
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari analisis di atas, maka dapat disampaikan
beberapa saran kepada beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya menyampaikan kepada guru kelas untuk
mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran
yang materinya dapat disesuaikan.
2. Bagi Guru
Sebaiknya guru menyampaikan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada
mata pelajaran IPA dengan materi yang lain.
3. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan
aspek lain seperti tanggung jawab, motivasi belajar, dan lain-lain.
73
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabani, T.I.B. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Armstrong, T. (2013). Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Alih bahasa oleh: Dyah
Widya Purbaningrum. Jakarta: PT Indeks.
Asma, N. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas Dirjen
Dikti.
Astaga, P. (2013). Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Menggunakan Metode
Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Kenaran 2 Prambanan. Skripsi. Digilib UNY.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan bagi Orang
Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fatmawati, L. (2013). Keefektifan Metode Permainan untuk Meningkatkan
Kecerdasan Interpersonal dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV di SD
Negeri Senden Mungkid Magelang. Skripsi. Digilib UNY.
Gardner, H. (2013). Multiple Intelligences: Memaksimalkan Potensi dan
Kecerdasan Individu dari Masa Kanak-Kanak Hingga Dewasa. Jakarta:
Daras Books.
Hartono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hoerr, T.R. (2000). Becoming A Multiple Intellegences School. USA: Association
for Supervision and Curriculum Development.
Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Pers.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Meningkatkan Kecerdasan Antar Peserta
Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Izzaty, R.E., Partini, S., Suardiman, et al. 2013. Perkembangan Peserta Didik.
Yogyakarta: UNY Press.
Jasmine, J. (2012). Metode Mengajar Multiple Intelegences. Bandung: Nuansa
Cendekia.
Lickona, T. (2013). Educating for character: mendidik untuk Membentuk Karakter
Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat
74
dan Bertanggungjawab. (Terjemahan Juma Abdu Wamaungo). New York:
Corwin Press Inc.
Lwin, M., Khao, A., Lyen, K., et al. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai
Komponen Kecerdasan: Petunjuk Praktis bagi Guru Masyarakat Umum dan
Orang Tua. Alih bahasa oleh: Christine Sujana. Jakarta: Indeks.
Nurgiyantoro, B., et al. (2012). Statistika Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu
Sosial.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Priyanto, D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta. Gava Medias.
Rukiyati. (2013). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY
Press
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan
Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktis. Bandung: Nusa
Media.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyorini, S. 2007. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Karya.
Suparno, P. (2008). Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Warsono dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Widjajanti, D.B. (2012). Teori Kecerdasan Majemuk: Apa dan Bagaimana
Mengaplikasikannya dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar
Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Hlm. 3.
75
LAMPIRAN
76
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS V SEMESTER II
Oleh:
Deni Noviani (13108244046)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD N 1 Janturan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V / II
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
C. Indikator
7.1.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
7.1.2 Membedakan pelapukan mekanik, kimia, dan biologi.
7.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri tanah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
melalui pengamatan dan diskusi kelompok, dengan tepat.
2. Siswa mampu membedakan pelapukan mekanik, kimia, dan biologi melalui
pengamatan dan diskusi kelompok, dengan benar.
3. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri tanah melalui percobaan dan diskusi
kelompok, dengan benar.
E. Materi Pokok Pembelajaran
Pembentukan tanah dan jenis-jenis tanah.
78
F. Model dan Pendekatan
Model : pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pendekatan : Students Center
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Siswa memperhatikan guru saat guru mempresensi
2. Siswa memperhatikan secara seksama ketika guru
melakukan apersepsi. Apersepsi dilakukan oleh
guru dengan bercerita “hari minggu kemarin, anak
ibu mengajak ibu dan suami ibu pergi ke pantai.
Sesampainya di pantai ibu mengamati pasir yang
ada di pantai. Karena hari mulai terik, maka ibu
dan keluarga ibu pulang ke rumah. Sesampainya
di rumah ibu memperhatikan tanah yang ada di
depan rumah ibu. Ternyata bentuk dan warna
tanah di rumah ibu berbeda dengan bentuk dan
warna tanah di pinggir pantai. Sekarang coba tebak
hari ini kita akan belajar tentang apa?”
3. Siswa memperhatikan ketika guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
5 Menit
Kegiatan
Inti
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
2. Siswa dalam kelompok memperhatikan ketika
guru menunjuk pemimpin dalam kelompok.
3. Siswa dalam setiap kelompok mengambil satu
gulungan kertas yang disiapkan oleh guru.
4. Setiap siswa dalam kelompok mendapat satu
pokok bahasan yang berbeda dengan teman satu
60 Menit
79
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
kelompoknya, pokok bahasan tersebut yaitu
pelapukan mekanik, pelapukan kimia, pelapukan
biologi, dan ciri-ciri tanah.
5. Siwa dengan bimbingan guru membentuk
kelompok dengan teman yang mendapat pokok
bahasan sama.
6. Siswa menerima LKS yang dibagikan oleh guru.
7. Siswa dalam kelompok LKS yang dibagikan oleh
guru.
8. Setelah diskusi selesai, siswa kembali ke
kelompok asal.
9. Setiap siswa bertugas menyampaikan hasil
diskusinya kepada kelompok asal. Guru
memantau jalannya dikusi.
Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Siswa mengerjakan kuis yang dibacakan oleh
guru.
3. Siswa diberi pekerjaan rumah untuk membuat
rangkuman tentang pembelajaran hari ini.
5 Menit
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber belajar:
Sulistyowati dan Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI kelas V.
Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.
2. Media pembelajaran: buku pelajaran, vidio, beberapa jenis tanah.
80
81
LAMPIRAN
A. MATERI
1. Proses Pembentukan Tanah
Tanah merupakan bagian teratas dari kerak bumi. Tanah berasal dari
pelapukan berbagai macam batuan. Proses pelapukan yang membentuk tanah dapat
terjadi dengan 3 cara, yaitu:
a. Pelapukan mekanik: proses pelapukan yang dipengaruhi oleh iklim.
b. Pelapukan kimia: pelapukan yang terjadi karena proses kimia.
c. Pelapukan biologi: pelapukan yang dipengaruhi oleh kegiatan makhluk hidup
(manusia, hewan, maupun tumbuhan).
2. Jenis-Jenis Tanah
Setiap tanah memiliki jenis yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
perbedaan iklim, vegetasi, jenis batuan lokal, dan pengaruh lingkungan lainnya.
Berikut merupakan jenis-jenis tanah:
a. Tanah berhumus: tanah yang paling subur dari tanah yang lainnya.
b. Tanah berpasir: tidak begitu subur, mudah dilalui air, teksturnya kasar.
c. Tanah berkapur: sedikit mengandung humus, mengandung bebatuan, dan
mudah dilalui air.
d. Tanah liat: mengandung banyak air, sulit dilalui air, dan lengket.
82
B. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kelompok 1
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Tujuan : mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan
mendeskripsikan proses pembentukan tanah melalui pelapukan mekanik.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah vidio yang di sediakan oleh guru.
2. Jika perlu, tulis hal-hal pokok yang terdapat pada vidio yang kamu amati.
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan pelapukan?
2. Apa yang dimaksud dengan pelapukan mekanik?
3. Berikan contoh pelapukan mekanik!
83
Kelompok 2
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Tujuan : mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan
mendeskripsikan proses pembentukan tanah melalui pelapukan kimia.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah vidio yang di sediakan oleh guru.
2. Jika perlu, tulis hal-hal pokok yang terdapat pada vidio yang kamu amati.
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan pelapukan?
2. Apa yang dimaksud dengan pelapukan kimia?
3. Berikan contoh pelapukan kimia!
84
Kelompok 3
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Tujuan : mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan
mendeskripsikan proses pembentukan tanah melalui pelapukan biologi.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah vidio yang di sediakan oleh guru.
2. Jika perlu, tulis hal-hal pokok yang terdapat pada vidio yang kamu amati.
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan pelapukan?
2. Apa yang dimaksud dengan pelapukan biologi?
3. Berikan contoh pelapukan biologi!
85
Kelompok 4.
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
Tujuan : mendeskripsikan jenis-jenis dan ciri-ciri tanah.
Alat dan Bahan:
1. Botol bening
2. Tanah
3. Air
Petunjuk Kerja:
1. Masukkan tanah dan air ke dalam botol.
2. Tutuplah botol kemudian botol di kocok.
3. Tunggu 5 menit dan amati lapisan tanah yang terbentuk.
4. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Adakah bagian tanah yang terapung, melayang atau mengendap di dalam
botol?
2. Tanah yang memiliki kandungan ringan akan berada di bagian ....... . Sedangkan
tanah dengan kandungan material yang lebih berat berada di ..........................
dan tanah yang mengandung material paling berat akan ..................... di
.............. dasar.
3. Tuliskan 3 jenis tanah yang kamu ketahui beserta karakteristiknya!
86
C. INSTRUMEN PENILAIAN
1. Penilaian Hasil
a. Kuis
1. Pelapukan yang disebabkan oleh tumbuhan disebut?
2. Pelapukan yang disebabkan oleh perubahan iklim disebut?
3. Pelapukan yang disebabkan oleh zat kimia disebut?
4. Sbutkan 2 jenis tanah dan 2 karakteristik setiap jenisnya!
b. Pedoman penilaian:
Setiap langkah benar mendapatkan skor 2.
Soal nomor setiap jawaban benar mendapat skor 1.
Total skor 12.
Nilai =jumlah perolehan skor
12 X 100
D. KUNCI JAWABAN
1. Pelapukan biologi
2. Pelapukan mekanik
3. Pelapukan kimia
4. Jenis tanah dan karakteristik:
a. Tanah berhumus: tanah yang paling subur dari tanah yang lainnya.
b. Tanah berpasir: tidak begitu subur, mudah dilalui air, teksturnya kasar.
c. Tanah berkapur: sedikit mengandung humus, mengandung bebatuan, dan
mudah dilalui air.
d. Tanah liat: mengandung banyak air, sulit dilalui air, dan lengket.
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS V SEMESTER II
Oleh:
Deni Noviani (13108244046)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD N 1 Janturan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V / II
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
C. Indikator
7.3.1 Mendiskripsikan lapisan-lapisan bumi.
7.3.2 Mendiskripsikan susunan setiap lapisan bumi.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan lapisan-lapisan bumi melalui pengamatan dan
diskusi kelompok, dengan tepat.
2. Siswa mampu mendeskripsikan susunan setiap lapisan bumi melalui
pengamatan dan diskusi kelompok, dengan tepat.
E. Materi Pokok Pembelajaran
Struktur bumi.
F. Model dan Pendekatan
Model : pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pendekatan : Students Center
89
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Siswa memperhatikan guru saat guru
mempresensi
2. Siswa memperhatikan secara seksama ketika
guru melakukan apersepsi. Apersepsi dilakukan
oleh guru dengan bercerita: “Anak-anak coba di
ingat percobaan yang dilakukan kelompok 4
kemarin. Setelah tanah dan air dimasukkan ke
dalam botol dan botol di kocok, kemudian
ditunggu 5 menit, kita bisa mengamati bagian
tanah yang mengapung, melayang, dan
tenggelam. Nah seperti tanah, bumi juga
memiliki lapisan-lapisan. Hari ini kita akan
mempelajati lapisan-lapisan bumi.”
3. Siswa memperhatikan ketika guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai.
5 Menit
Kegiatan
Inti
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (kelompok asal)
2. Siswa dalam kelompok memperhatikan ketika
guru menunjuk pemimpin dalam kelompok.
3. Siswa dalam setiap kelompok mengambil satu
amplop yang berisi nomor dan kartu zigzag yang
disiapkan oleh guru.
4. Siswa memperhatikan ketika guru membacakan
subbab yang telah dibagi sesuai nomor yang
diterima oleh siswa. Kelompok 1 mendapat
subbab lapisan kerak bumi, kelompok 2 subbab
lapisan mantel bumi, kelompok 3 subbab lapisan
55 Menit
90
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
inti luar bumi, dan kelompok 4 subbab lapisan
inti dalam bumi.
5. Siwa dengan bimbingan guru membentuk
kelompok dengan teman yang mendapat subbab
sama (membentuk kelompok inti).
6. Siswa menerima LKS yang dibagikan oleh guru
yang kemudian didiskusikan dengan teman
sekelompoknya.
7. Setelah diskusi selesai, siswa kembali ke
kelompok asal.
8. Setiap siswa bertugas menyampaikan hasil
diskusinya kepada kelompok asal. Guru
memantau jalannya dikusi.
Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Siswa mengerjakan kuis yang dibacakan oleh
guru.
3. Siswa diberi pekerjaan rumah untuk membuat
rangkuman tentang pembelajaran hari ini.
10 Menit
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber belajar:
Sulistyowati dan Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI kelas V.
Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.
2. Media pembelajaran: buku pelajaran, kartu zigzag.
91
92
LAMPIRAN
E. MATERI
Struktur Bumi
Struktur bumi terdiri atas beberapa lapisan, yaitu lapisan kerak bumi, lapisan
mantel bumi, lapisan inti luar, dan lapisan inti dalam.
1. Lapisan kerak bumi, merupakan lapisan bumi yang paling luar. Lapisan kerak
bumi tersusun dari batuan. Pada lapisan kerak bumi bagian atas, batuan telah
mengalami pelapukan dan membentuk tanah. Permukaan kerak bumi terdiri
atas daratan dan lautan. Di permukaan lapisan kerak bumi inilah makhluk hidup
tinggal dan menjalani hidupnya.
2. Lapisan matel bumi (selimut bumi), merupakan lapisan yang ada di bawah
kerak bumi yang terdiri dari batuan cair yang panas. Lapisan matel bumi
merupakan lapisan bumi yang paling tebal.
3. Lapisan inti luar bumi (teras luar), merupakan lapisan yang berada di dalam
mantel bumi. Lapisan ini terdiri atas logam cair yang sangat panas.
4. Lapisan inti dalam bumi (teras dalam), merupakan pusat bumi yang berbentuk
seperti bola. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel padat. Lapisan inti dalam
bumi lapisan bumi yang paling panas, suhunya mencapai 5.000ºC.
93
F. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kelompok Kerak Bumi
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
Tujuan : mendeskripsikan lapisan kerak bumi dan partikel penyusun lapisan
kerak bumi.
Petunjuk Kerja:
4. Cermatilah susunan bumi yang ada pada buku cetak.
5. Gambar susunan bumi pada kertas yang sudah disediakan oleh guru!
6. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Sebutkan minimal 5 ciri-ciri lapisan kerak bumi! Tuliskan pada kartu zigzag
yang kamu miliki!
94
Kelompok Mantel Bumi
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
Tujuan : mendeskripsikan lapisan mantel bumi dan partikel penyusun lapisan
mantel bumi.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah susunan bumi yang ada pada buku cetak.
2. Gambar susunan bumi pada kertas yang sudah disediakan oleh guru!
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Sebutkan minimal 5 ciri-ciri lapisan mantel bumi! Tuliskan pada kartu zigzag
yang kamu miliki!
95
Kelompok Inti Luar Bumi
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
Tujuan : mendeskripsikan lapisan inti luar bumi dan partikel penyusun lapisan inti
luar bumi.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah susunan bumi yang ada pada buku cetak.
2. Gambar susunan bumi pada kertas yang sudah disediakan oleh guru!
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Sebutkan minimal 5 ciri-ciri lapisan inti luar bumi! Tuliskan pada kartu zigzag
yang kamu miliki!
96
Kelompok Inti Dalam Bumi
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
Tujuan : mendeskripsikan lapisan inti dalam bumi dan partikel penyusun lapisan
inti dalam bumi.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah susunan bumi yang ada pada buku cetak.
2. Gambar susunan bumi pada kertas yang sudah disediakan oleh guru!
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Sebutkan minimal 5 ciri-ciri lapisan inti dalam bumi! Tuliskan pada kartu
zigzag yang kamu miliki!
97
G. INSTRUMEN PENILAIAN
1. Penilaian Hasil
a. Kuis
1) Sebutkan struktur lapisan bumi!
2) Sebutkan 2 ciri lapisan kerak bumi!
3) Sebutkan 2 ciri lapisan mantel bumi!
4) Sebutkan 2 laisan inti luar bumi!
b. Pedoman penilaian:
1. Soal nomor 1, setiap jawaban benar mendapat skor 1, skor total 4.
2. Nomor 2,3,dan 4, setiap jawaban benar mendapat skor 1. Skor maksimal setiap
soal 2. Skor total 6
Total skor 10.
Nilai = jumlah skor X 10
H. KUNCI JAWABAN
1. Lapisan kerak bumi, lapisan mantel bumi, lapisan inti luar bumi, dan lapisan
inti dalam bumi.
2. Ciri lapisan kerak bumi
a. Merupakan lapisan paling luar dari bumi.
b. Tersusun dari batuan.
c. Lapisan paling atas berupa tanah.
d. Terdiri atas daratan dan lautan.
e. Lapisan ini merupakan temapat dimana makhluk hidup tinggal.
3. Ciri lapisan mantel bumi:
a. Lapisan yang berada di bawah lapisan kerak bumi.
b. Tersusun atas batuan cair yang panas.
c. Merupakan lapisan bumi yang paling tebal.
4. Ciri lapisan inti luar bumi:
a. Terletak dibawah mantel bumi.
b. Tersusun atas logam cair yang sangat panas.
5. Ciri lapisan inti dalam bumi:
98
a. Merupakan pusat bumi yang berbentuk bola.
b. Tersusun atas besi dan nikel yang padat.
c. Merupakan lapisan bumi yang paling panas, suhunya mencapai 5.000ºC.
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS V SEMESTER II
Oleh:
Deni Noviani (13108244046)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD N 1 Janturan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V / II
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasa
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya
C. Indikator
7.4.1 Mendiskripsikan proses daur air.
7.4.2 Menjelaskan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi proses daur air.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendiskripsikan proses daur air melalui diskusi kelompok dan
percobaan dengan benar.
2. Siswa dapat menjelaskan berbagai kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
proses daur air melalui diskusi kelompok dengan benar.
E. Materi Pokok Pembelajaran
Daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi proses daur air.
F. Model dan Pendekatan
Model : pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pendekatan : Students Center
101
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Siswa memperhatikan guru saat guru
mempresensi
2. Siswa memperhatikan secara seksama ketika
guru melakukan apersepsi. Apersepsi dilakukan
oleh guru dengan bercerita: “kemarin ibu pergi
kepasar, sepulangnya dari pasar langit berubah
menjadi gelap dan kemudian hujan. Nah, tahukah
kalian air hujan berasal dari mana? Ya benar dari
awan, kira-kira bagaimana air di awan bisa turun
menjadi hujan? Baik mari kita pelajari siklus air
bersama-sama.”
3. Siswa memperhatikan ketika guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai.
5 Menit
Kegiatan
Inti
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (kelompok asal)
2. Siswa dalam kelompok memperhatikan ketika
guru menunjuk pemimpin dalam kelompok.
3. Siswa dalam setiap kelompok diberi nomor dan
subbab (evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan
infiltrasi) yang telah diacak oleh guru.
4. Siwa dengan bimbingan guru membentuk
kelompok dengan teman yang mendapat subbab
sama (membentuk kelompok inti).
5. Siswa menerima LKS yang dibagikan oleh guru
yang kemudian didiskusikan dengan teman
sekelompoknya.
35 Menit
102
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
6. Setelah diskusi selesai, siswa kembali ke
kelompok asal.
7. Setiap siswa bertugas menyampaikan hasil
diskusinya kepada kelompok asal. Guru
memantau jalannya dikusi.
Penutup
1. Siswa bersama guru melakukan percobaan
sederhana kemudian menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Siswa mengerjakan kuis yang dibacakan oleh
guru.
3. Siswa diberi pekerjaan rumah untuk membuat
rangkuman tentang pembelajaran hari ini.
30 Menit
H. Sumber dan Media Pembelajaran
3. Sumber belajar:
Sulistyowati dan Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI kelas V.
Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.
4. Media pembelajaran: buku pelajaran, vidio siklus air, dan siklus hujan
sederhana.
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian:
a. Penilaian hasil: merupakan penilaian kemampuan kognitif siswa. Didasarkan
pada hasil kerja siswa dalam mengerjakan LKS dan lembar evaluasi (terlampir).
103
104
LAMPIRAN
I. MATERI
Terjadinya Daur Air
Keterangan:
1. Air laut dan air di daratan.
2. Penguapan air.
3. Uap air membentuk awan.
4. Uap air jatuh sebagai hujan di laut dan di daratan.
5. Aliran air dalam tanah.
Panas matahari memanaskan air di permukaan bumi. Air laut, danau, dan
sungai akan menguap (evaporasi). Uap ini bercampur dengan udara dan bergerak
ke atas. Uap air berkumpul menjadi gumpalan awan di angkasa (kondensasi).
Kumpulan titik-titik air itu tampak sebagai awan hitam. Awan hitam saling
berkumpul dan membentuk gumpalan yang besar. Kemudian awan hitam tidak
mampu menampung titik air dan terjadilah hujan (Presipitasi). Air hujan meresap
ke dalam tanah (infiltrasi). Sebagian yang lain mengalir di sungai, danau, dan ada
yang kembali kelaut.
105
Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Daur Air
Daur air dapat terganggu akibat kegiatan manusia. Berikut beberapa kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi proses daur air:
1. Penggundulan hutan
Bagaimana penggundulan hutan dapat mengganggu daur air? Hutan
melindungi bumi dari pengaruh sinar matahari langsung. Hutan juga melindungi
bumi dari terpaan air hujan. Air hujan tidak langsung jatuh ke tanah. Air hujan
terlebih dahulu tertahan oleh daun pepohonan. Air dari permukaan daun menetes
ke tanah. Air hujan juga mengalir melalui dahan dan batang pepohonan. Dengan
demikian, jatuhnya air tidak sekuat hujan. Hutan melindungi tanah dari pengikisan
oleh air. Air hujan ini lalu meresap ke dalam tanah. Air yang meresap selanjutnya
menjadi cadangan air.
Apabila hutan gundul, panas matahari yang terik menyebabkan tanah menjadi
kering dan retak. Ketika hujan turun, air hujan akan langsung jatuh ke tanah. Air
hujan yang deras akan mengikis tanah. Tidak adanya pepohonan menyebabkan air
hujan tidak terserap oleh tanah. Cadangan air tanah akan berkurang. Akibatnya,
mata air menjadi kering. Sungai dan danau juga menjadi lebih cepat kering.
Keadaan ini jelas mengganggu daur air.
2. Penutupan tanah oleh aspal dan semen
Perhatikan daerah tempat tinggalmu! Hampir seluruh permukaan tanah
tertutup dengan aspal dan semen. Tanah yang tertutup aspal dan semen tidak dapat
lagi menyerap air hujan. Akibatnya, cadangan air tanah berkurang. Bila musim
kemarau datang akan terjadi kekeringan. Masyarakat akan sulit memperoleh air
bersih.
Tidak adanya tanah resapan menyebabkan air hujan mengalir deras ke
selokan dan sungai. Nah, apa jadinya jika selokan dan sungai penuh dengan
sampah? Sampah menyebabkan air hujan tidak mengalir lancar. Sungai yang penuh
sampah juga tidak dapat lagi menampung jumlah air hujan yang banyak. Akibatnya,
terjadilah banjir.
106
3. Pencemaran air oleh kegiatan industri
Kegiatan industri berhubungan erat dengan pembangunan pabrik.
Pembangunan pabrik sering kali tidak didukung dengan sistem pengolahan limbah
yang baik. Gas dan limbah dibuang ke udara dan lingkungan tanpa diolah lebih
dahulu.
Gas buangan menyebabkan peningkatan suhu udara. Akibatnya pembentukan
awan hujan terhambat. Apabila terbentuk awan hujan, maka air hujan mengandung
zat-zat berbahaya. Limbah dapat mencemari air tanah dan air permukaan. Air yang
tercemar mengandung zat-zat berbahaya. Akibatnya, kamu tidak bisa lagi
memanfaatkan air itu. Memasak dan minum dari sumber air yang tercemar akan
membahayakan kesehatanmu.
107
J. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kelompok Evaporasi
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya.
Tujuan : mendeskripsikan proses evaporasi dalam daur air dan mendeskripsikan
kegiatan manusi yang dapat mempengaruhi proses daur air.
Petunjuk Kerja:
7. Cermatilah vidio yang ditampilkan oleh guru.
8. Jika perlu, tulis hal-hal pokok yang terdapat pada vidio yang kamu amati.
9. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
2. Jelaskan bagaimana proses evaporasi terjadi dalam daur air!
3. Sebut dan jelaskan minimal 3 contoh kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi proses daur air!
108
Kelompok Kondensasi
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya.
Tujuan : mendeskripsikan proses kondensasi dalam daur air dan mendeskripsikan
kegiatan manusi yang dapat mempengaruhi proses daur air.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah vidio yang ditampilkan oleh guru.
2. Jika perlu, tulis hal-hal pokok yang terdapat pada vidio yang kamu amati.
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana proses kondensasi terjadi dalam daur air!
2. Sebut dan jelaskan minimal 3 contoh kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi proses daur air!
109
Kelompok Presipitasi
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya.
Tujuan : mendeskripsikan proses presipitasi dalam daur air dan mendeskripsikan
kegiatan manusi yang dapat mempengaruhi proses daur air.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah vidio yang ditampilkan oleh guru.
2. Jika perlu, tulis hal-hal pokok yang terdapat pada vidio yang kamu amati.
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana proses presipitasi terjadi dalam daur air!
2. Sebut dan jelaskan minimal 3 contoh kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi proses daur air!
110
Kelompok Infiltrasi
Anggota kelompok:
1 ........................................
2 ........................................
3 ........................................
4 ........................................
LEMBAR KERJA SISWA
KD : 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya.
Tujuan : mendeskripsikan proses infiltrasi dalam daur air dan mendeskripsikan
kegiatan manusi yang dapat mempengaruhi proses daur air.
Petunjuk Kerja:
1. Cermatilah vidio yang ditampilkan oleh guru.
2. Jika perlu, tulis hal-hal pokok yang terdapat pada vidio yang kamu amati.
3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini bersama teman sekelompokmu, kemudian
dijawab!
Pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana proses infiltrasi terjadi dalam daur air!
2. Sebut dan jelaskan minimal 3 contoh kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi proses daur air!
111
K. INSTRUMEN PENILAIAN
1. Penilaian Hasil
a. Kuis
1) Menguapnya air dari daratan dan lautan disebut?
2) Proses penyerapan air pada tanah disebut?
3) Jatuhnya titik-titik air dari awan ke bumi disebut?
4) Proses penggumpalan titik-titik air menjadi awan disebut?
5) Sebutkan 3 kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi proses daur air!
b. Pedoman penilaian:
1) Soal nomor 1-4, setiap jawaban benar mendapat skor 1, skor total 4.
2) Nomor5, setiap jawaban benar mendapat skor 1. Skor maksimal 3.
Total skor 7.
Nilai =jumlah perolehan skor
7 X 100
L. KUNCI JAWABAN
1. Evaporasi
2. Infiltrasi
3. Presipitasi
4. Kondensasi
5. Kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi proses daur air antara lain:
a. Penebangan hutan
b. Pengaspalan dan penutupan lahan oleh semen.
c. Pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri.
112
Lampiran 2
Instrumen Penelitian
113
Lampiran 2.1 Skala Kemampuan Interpersonal Siswa Sebelum Uji Coba
SKALA KEMAMPUAN INTERPERSONAL
Nama/ No Absen :
Kelas/ Sekolah :
Hari/tanggal :
Petunjuk dalam menjawab !
1. Pada angket ini terdapat 38 pernyataan.
2. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai belajarmu
3. Berilah tanda cek (√) pada jawaban yang kamu pilih
4. Jawablah sesuai dengan keadaanmu.
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat
sesuai Sesuai
Kurang
Sesuai
Tidak
sesuai
1 Saya suka berteman dengan banyak orang.
2 Saya bisa bekerja dengan siapa saja dalam
kelompok.
3 Saya selalu berbagi bekal makanan saya
kepada teman-teman saya.
4 Saya merasa diri saya adalah orang paling
pintar.
5 Saya enggan merubah perilaku yang buruk.
6 Saya tidak suka ikut dalam geng-geng
tertentu di sekolah.
7 Saya suka menengahi teman saya yang
sedang berkelahi.
8
Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika
saya berbicara dengan teman yang berasal
dari luar daerah.
9 Saya diam ketika guru sedang menjelaskan
materi.
10
Saya selalu memaksa salah satu teman saya
yang berkelahi untuk meminta maaf terlebih
dahulu.
11 Saya menjauhi semua teman-teman yang
sedang bermusuhan.
12 Saya malas mendengarkan teman saya
berbicara.
13 Saya termasuk orang yang terbuka.
14 Saya suka mencoba hal yang baru.
15 Saya membantah pendapat teman-teman
saya.
114
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat
sesuai Sesuai
Kurang
Sesuai
Tidak
sesuai
16 Saya memberi ijin teman yang ingin pergi ke
toilet ketika diskusi berlangsung.
17 Saya menjaga ucapan saya agar tidak
menyinggung perasaan orang lain.
18 Saya membuang sampah sembarangan.
19 Saya membantu teman ketika teman saya
sedang kesusahan.
20 Lebih baik saya diam daripada mengobrol
dengan orang asing.
21 Saya malas mengajak orang asing berkenalan
22 Saya suka berunding dengan teman saat
diskusi kelompok.
23 Saya membela teman yang saya sukai.
24 Saya mempercayai guru sebelum saya
membuktikan kebenarannya.
25 Saya suka mengerjakan tugas kelompok
sendiri tanpa berunding.
26 Saya berani berbicara dengan orang yang
baru saya kenal.
27
Saya suka bercerita panjang lebar dengan
teman saat pelajaran mengenai hal yang tidak
ada kaitannya dengan pelajaran.
28 Saya suka membicarakan hal-hal baik
bersama teman-teman saya.
29 Saya mendengarkan penjelasan dari teman-
teman saya.
30 Saya malas belajar jika ide saya tidak
digunakan oleh kelompok.
31 Saya tidak berpihak pada salah satu teman
saya yang sedang bermusuhan.
32 Saya suka mengajak teman saya yang sedang
bertengkar untuk berdamai
33 Saya tidak suka diganggu oleh teman saya
34 Saya suka bertukar ide dengan teman-teman
saya.
35 Saya suka dinasehati oleh orang lain.
36 Saya mendengarkan guru ketika guru sedang
menjelaskan materi.
37
Saya malas memberikan penjelasan kepada
teman ketika mereka tidak paham tentang
materi pelajaran.
115
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat
sesuai Sesuai
Kurang
Sesuai
Tidak
sesuai
38 Saya malas memberikan sumbangan kepada
korban bencana alam.
116
Lampiran 2.2 Lembar Observasi Guru kelas Eksperimen
LEMBAR OBSERVASI GURU MENGENAI KETERLAKSANAAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS
EKSPERIMEN
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari/tanggal :
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda cek (√) pada kolom sesuai dengan keadaan aspek yang diamati.
No Tahapan Keterangan
Ya Tidak
Kegiatan Awal
1 Guru mempresensi siswa.
2 Guru melakukan apersepsi.
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
4 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
5 Guru menunjuk salah satu siswa dalam setiap kelompok
sebagai pemimpin.
6 Guru membagi materi dalam sejumlah segmen jumlah
siswa dalam setiap kelompok.
7 Setiap siswa dalam satu kelompok bertugas mempelajari
satu segmen.
8 Siswa membentuk kelompok ahli.
9 Kelompok ahli berdiskusi membahas segmen yang sama.
10 Kelompok ahli kembali ke kelompok asal
11 Setiap anggota tim ahli menjelaskan hasil diskusinya
kepada kelompok asal
12 Guru memantau jalannya diskusi
Kegiatan Penutup
13 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
14 Guru memberikan kuis untuk menilai keterlibatan dan
kecakapan individual
15 Guru memberikan tindak lanjut
117
Lampiran 2.3 Lembar Observasi Guru kelas Kontrol
LEMBAR OBSERVASI GURU MENGENAI KETERLAKSANAAN
PEMBELAJARAN PADA KELAS KONTROL
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari/tanggal :
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda cek (√) pada kolom sesuai dengan keadaan aspek yang diamati.
No Tahapan Keterangan
Ya Tidak
Kegiatan Awal
1 Guru melakukan apersepsi.
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
3 Guru menyampaikan materi.
4 Guru memberikan tugas berupa latihan soal kepada siswa.
5 Guru bersama siswa mengkoreksi hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan Penutup
6 Guru menilai hasil pekerjaan siswa.
7 Guru menyampaikan nilai rata-rata kelas pada
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
8 Guru menutup pembelajaran.
118
LAMPIRAN 3
HASIL UJI COBA INSTRUMEN
119
Lampiran 3.1 Data Hasil Uji Coba Skala Kemampuan Interpersonal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
AN 4 4 3 3 1 4 4 4 4 1 3 4 1 1 2 4 4 4 4 1 2 1 4 2 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 3 4 4 4
RP 4 3 3 3 1 1 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 2 1 4 2 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2
NW 4 4 3 4 1 4 3 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 3 4 4 2 3 3 4 2 2 3 4 1 4
NA 3 3 2 4 4 1 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4
RA 3 4 4 3 4 1 2 3 2 2 3 4 2 1 4 4 4 4 3 1 2 3 4 1 3 1 3 3 4 4 2 3 3 3 2 4 3 3
NW 4 4 3 3 1 4 4 4 4 1 3 4 1 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 3
RA 4 3 2 4 4 2 2 3 3 3 3 4 2 1 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3
RA 3 2 2 2 1 4 2 4 2 3 2 4 1 1 4 4 4 4 3 2 4 3 1 1 4 3 4 4 4 4 1 2 3 2 3 4 4 4
MF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4
WG 4 4 1 3 1 1 4 4 4 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 3 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 3 4
BT 3 3 2 2 4 3 3 3 3 1 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 3 2 1 2 3 4 4
ZA 4 4 2 1 1 4 3 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4
MF 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4
AN 3 3 2 4 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4
AR 4 4 2 4 4 1 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4
SA 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4
INY 2 3 2 4 1 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4
NR 4 3 3 4 1 4 3 1 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 3 1 1 3 3 2 4 3 4
RF 4 3 4 4 4 4 4 4 2 1 3 3 3 1 4 3 4 1 4 2 4 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 4 2 1 2 3 1 1
AFF 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 1 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 1 1
MI 4 4 2 4 4 1 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 1 4 4 4 4 4
120
DP 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 3 4 4 4
FB 3 3 1 4 4 2 4 3 4 1 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3
YR 2 2 1 4 3 2 4 2 4 2 1 4 2 4 4 1 4 3 3 4 3 3 1 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4
MK 3 3 2 3 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4
DD 4 4 2 1 1 4 3 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 1 1 4 4 4 4
TS 3 3 3 4 4 1 2 3 4 1 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 1 2 2 3 2 3 3 4 1 3 1 3 3 4 2 4
EO 3 3 3 4 4 1 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 4 1 3 2 3 2 3 4 4
AY 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4
KA 4 3 3 4 2 1 4 3 3 1 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4
121
Lampiran 3.2 Tabel Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,781 38
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 115,33 117,195 ,399 ,772 Valid VAR00002 115,50 114,052 ,644 ,765 Valid VAR00003 116,27 119,789 ,115 ,782 Tidak Valid VAR00004 115,47 121,913 ,014 ,786 Tidak Valid VAR00005 116,10 118,645 ,071 ,790 Tidak Valid VAR00006 116,27 111,720 ,322 ,774 Valid VAR00007 115,70 112,493 ,544 ,765 Valid VAR00008 115,53 116,189 ,377 ,772 Valid VAR00009 115,57 118,392 ,198 ,778 Tidak Valid VAR00010 117,23 127,013 -,249 ,795 Tidak Valid VAR00011 116,07 117,926 ,191 ,779 Tidak Valid VAR00012 115,37 115,964 ,413 ,771 Valid VAR00013 115,90 111,748 ,495 ,765 Valid VAR00014 116,03 113,275 ,348 ,772 Valid VAR00015 115,30 120,010 ,216 ,778 Tidak Valid VAR00016 115,47 115,154 ,468 ,769 Valid VAR00017 115,17 119,178 ,368 ,775 Valid VAR00018 115,17 120,626 ,124 ,780 Tidak Valid VAR00019 115,37 115,964 ,619 ,768 Valid VAR00020 116,23 116,254 ,245 ,777 Tidak Valid VAR00021 115,53 116,602 ,351 ,773 Valid VAR00022 115,73 113,306 ,415 ,769 Valid VAR00023 116,13 116,602 ,161 ,783 Tidak Valid VAR00024 117,27 129,444 -,454 ,797 Tidak Valid VAR00025 115,67 113,471 ,414 ,769 Valid VAR00026 115,67 112,851 ,516 ,766 Valid VAR00027 115,47 113,982 ,645 ,765 Valid VAR00028 115,23 116,323 ,540 ,770 Valid VAR00029 115,40 117,283 ,434 ,772 Valid VAR00030 115,40 120,524 ,100 ,782 Tidak Valid VAR00031 116,67 115,057 ,254 ,777 Tidak Valid VAR00032 115,47 114,326 ,522 ,767 Valid VAR00033 116,73 132,616 -,481 ,806 Tidak Valid VAR00034 115,93 115,582 ,328 ,773 Valid VAR00035 115,80 112,579 ,573 ,764 Valid VAR00036 115,20 117,959 ,475 ,772 Valid VAR00037 115,67 118,920 ,125 ,783 Tidak Valid VAR00038 115,30 116,217 ,328 ,773 Valid
122
Lampiran 3.3 Skala Kemampuan Interpersonal Siswa Setelah Uji Coba
SKALA KEMAMPUAN INTERPERSONAL
Nama/ No Absen :
Kelas/Sekolah :
Hari/tanggal :
Petunjuk dalam menjawab !
1. Pada angket ini terdapat 23 pernyataan.
2. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai belajarmu
3. Berilah tanda cek (√) pada jawaban yang kamu pilih
4. Jawablah sesuai dengan keadaanmu.
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat
sesuai Sesuai
Kurang
Sesuai
Tidak
sesuai
1 Saya suka berteman dengan banyak orang.
2 Saya bisa bekerja dengan siapa saja dalam
kelompok.
3 Saya tidak suka ikut dalam geng-geng
tertentu di sekolah.
4 Saya suka menengahi teman saya yang
sedang berkelahi.
5 Saya menggunakan bahasa Indonesia ketika
saya berbicara dengan teman yang berasal
dari luar daerah.
6 Saya malas mendengarkan teman saya
berbicara.
7 Saya termasuk orang yang terbuka.
8 Saya suka mencoba hal yang baru.
9 Saya memberi ijin teman yang ingin pergi ke
toilet ketika diskusi berlangsung.
10 Saya menjaga ucapan saya agar tidak
menyinggung perasaan orang lain.
11 Saya membantu teman ketika teman saya
sedang kesusahan.
12 Saya malas mengajak orang asing berkenalan
13 Saya suka berunding dengan teman saat
diskusi kelompok.
14 Saya suka mengerjakan tugas kelompok
sendiri tanpa berunding.
15 Saya berani berbicara dengan orang yang
baru saya kenal.
123
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat
sesuai Sesuai
Kurang
Sesuai
Tidak
sesuai
16 Saya suka bercerita panjang lebar dengan
teman saat pelajaran mengenai hal yang tidak
ada kaitannya dengan pelajaran.
17 Saya suka membicarakan hal-hal baik
bersama teman-teman saya.
18 Saya mendengarkan penjelasan dari teman-
teman saya.
19 Saya suka mengajak teman saya yang sedang
bertengkar untuk berdamai
20 Saya suka bertukar ide dengan teman-teman
saya.
21 Saya suka dinasehati oleh orang lain.
22 Saya mendengarkan guru ketika guru sedang
menjelaskan materi.
23 Saya malas memberikan sumbangan kepada
korban bencana alam.
124
LAMPIRAN 4
DATA HASIL PENELITIAN
125
Lampiran 4.1 Data hasil pre-test kelompok kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah
PD 4 2 1 4 1 4 4 2 3 4 4 2 3 2 4 4 2 3 3 1 2 2 4 65
DP 4 4 1 2 1 3 4 3 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 2 4 4 3 74
MA 4 4 1 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 78
FD 4 3 1 1 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 73
CI 4 3 1 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 2 4 2 1 4 3 68
SP 4 4 1 2 4 3 2 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 1 4 3 3 4 73
ZK 4 2 1 1 3 2 4 3 4 3 4 4 1 1 3 4 4 3 3 1 3 4 1 63
FI 4 3 1 2 4 4 2 1 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 64
AS 4 3 2 2 3 4 2 1 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 71
IN 4 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 62
KA 4 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 4 65
AJ 4 3 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 4 3 62
RE 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 80
NM 2 2 1 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 1 1 4 4 2 4 61
DM 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 1 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 1 75
AP 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 4 1 4 3 4 3 3 3 1 3 3 4 66
AA 4 4 1 2 4 4 3 3 1 2 4 4 3 1 4 3 4 1 4 2 3 4 4 69
126
Lampiran 4.2 Data hasil pre-test kelompok eksperimen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah
EO 3 2 1 4 3 4 1 2 2 3 4 3 2 4 3 1 3 2 4 2 4 1 3 61
AF 3 2 1 4 3 4 2 2 2 3 4 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 4 4 68
MR 3 3 2 2 3 1 2 2 1 1 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 61
JL 4 3 2 2 2 2 1 1 4 2 3 1 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 60
AQ 4 3 1 1 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 2 2 3 4 2 4 2 4 69
RN 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 1 80
DF 3 3 1 2 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 2 4 3 3 3 4 2 4 4 72
NF 4 3 1 1 3 4 4 3 2 3 4 4 1 3 4 2 2 3 4 2 4 4 4 69
PA 3 3 2 2 3 1 2 2 1 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 2 3 2 52
FP 3 1 3 1 3 4 1 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 1 4 3 4 66
AN 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
RK 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 85
LA 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 82
IN 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 61
VN 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 1 80
SL 4 4 1 2 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 78
AM 3 3 3 3 2 1 1 4 2 3 3 1 4 1 4 1 3 3 2 4 4 3 3 61
RD 4 3 2 2 3 3 3 3 4 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 70
127
Lampiran 4.3 Data hasil post-test kelompok kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah
PD 4 3 1 1 4 4 3 1 4 3 4 4 1 4 4 4 4 3 4 1 1 1 4 67
DP 4 4 1 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 1 4 4 3 4 4 3 4 4 3 68
MA 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 78
FD 4 3 1 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 4 1 4 3 1 1 3 4 4 66
CI 4 2 1 4 4 2 4 3 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 2 1 4 4 70
SP 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 4 2 4 1 2 4 4 4 2 4 1 2 4 63
ZK 3 4 3 4 2 1 3 1 1 4 4 4 4 2 1 4 4 3 2 4 3 3 3 67
FI 3 3 1 1 3 4 2 4 3 3 1 4 4 3 4 2 3 3 1 3 4 3 4 66
AS 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 79
IN 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 3 1 3 2 4 3 3 3 2 3 3 62
KA 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 1 3 1 2 2 2 58
AJ 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 1 3 2 4 3 3 3 2 4 3 61
RE 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 82
NM 3 3 1 1 4 3 2 4 2 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 64
DM 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 84
AP 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 4 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 68
AA 4 4 1 4 4 4 4 2 1 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 75
128
Lampiran 4.4 Data hasil post-test kelompok eksperimen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah
EO 3 2 4 3 4 4 3 2 1 4 4 1 4 4 4 3 3 2 2 4 2 4 2 69
AF 3 2 4 3 4 4 3 2 1 4 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 70
MR 4 2 4 4 2 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 2 3 3 2 2 2 3 67
JL 3 2 1 3 4 3 1 2 4 2 4 3 2 3 3 2 4 4 2 3 4 4 3 66
AQ 4 3 1 3 3 4 4 4 1 4 4 4 2 3 3 4 4 3 1 2 1 4 4 70
RN 4 3 1 3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 74
DF 4 4 1 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 79
NF 4 3 1 3 3 4 4 4 1 4 3 4 2 3 3 4 4 3 1 2 1 4 4 69
PA 4 2 2 4 2 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 2 4 2 3 69
FP 3 2 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 73
AN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
RK 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 89
LA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 87
IN 4 4 4 2 4 1 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 65
VN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
SL 4 4 1 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 81
AM 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 62
RD 4 3 1 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 76
129
130
131
132
133
134
135
LAMPIRAN 5.
ANALISIS DATA
136
Lampiran 5.1 Analisis statistik deskriptif data pre-test
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
KELOMPOK KONTROL 17 61,00 80,00 1169,00 68,7647 5,93222
KELOMPOK EKSPERIMEN 18 52,00 91,00 1266,00 70,3333 10,42057
Valid N (listwise) 17
Lampiran 5.2 Analisis statistik deskriptif data post-test
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
KELOMPOK KONTROL 17 58,00 84,00 1178,00 69,2941 7,63843
KELOMPOK EKSPERIMEN 18 62,00 91,00 1348,00 74,8889 9,33613
Valid N (listwise) 17
137
Lampiran 5.3 Hasil uji prasyarat
1. Hasil Uji Normalitas
a. Hasil Uji Normalitas Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
N 17 18
Normal Parametersa,b Mean 68,76 70,33
Std. Deviation 5,932 10,421
Most Extreme Differences Absolute ,150 ,148
Positive ,150 ,148
Negative -,115 -,105
Test Statistic ,150 ,148
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Hasil Uji Normalitas Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
N 17 18
Normal Parametersa,b Mean 68,76 74,89
Std. Deviation 5,932 9,336
Most Extreme Differences Absolute ,150 ,200
Positive ,150 ,200
Negative -,115 -,125
Test Statistic ,150 ,200
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,056c
a. Test distribution is Normal.
138
2. Hasil Uji Homogenitas
a. Hasil Uji Homogenitas Pre-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
ANOVA
Pre-test kemampuan interpersonal
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1015,382 13 78,106 ,282 ,955
Within Groups 830,500 3 276,833
Total 1845,882 16
b. Hasil Uji Homogenitas Post-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
ANOVA
Post-test kemampuan interpersonal
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1365,471 13 105,036 2,740 ,021
Within Groups 115,000 3 38,333
Total 1480,471 16
139
Lampiran 5.4 Hasil uji hipotesis data pre-test
Group Statistics
kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretestskalakemampu
aninterpersonal
kelompokeksperimen 18 70,33 10,421 2,456
kelompok kontrol 17 68,76 5,932 1,439
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
d
a
t
a
Pretestska
lakemamp
uaninterpe
rsonal
Equal variances
assumed 4,633 ,039 ,543 33 ,591 1,569 2,890 -4,310 7,448
Equal variances
not assumed ,551 27,258 ,586 1,569 2,847 -4,269 7,407
140
Lampiran 5.5 Hasil uji hipotesis data post-test
Group Statistics
kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Posttestskalakemam
puaninterpersonal
kelompokeksperimen 18 74,8889 9,33613 2,20055
kelompok kontrol 17 69,2941 7,63843 1,85259
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Posttestskala
kemampuani
nterpersonal
Equal variances
assumed 1,079 ,307 3,934 33 ,042 5,59477 2,89336 -,29181 11,48136
Equal variances not
assumed 2,945 32,364 ,041 5,59477 2,87654 -,26197 11,45152
141
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI PENELITIAN
142
Lampiran 6.1 Dokumen contoh hasil skala kemampuan interpersonal siswa
143
144
145
Lampiran 6.2 Jadwal Penelitian
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Pelaksanaan
1 Pre-test kelompok kontrol 22 Februari 2017
2 Pre-test kelompok eksperimen 22 Februari 2017
3 Observasi pertama kelompok kontrol 28 Februari 2017
4 Observasi kedua kelompok kontrol 02 Maret 2017
5 Observasi ketiga kelompok kontrol 07 Maret 2017
6 Observasi pertama kelompok eksperimen 28 Februari 2017
7 Observasi kedua kelompok eksperimen 04 Maret 2017
8 Observasi ketiga kelompok eksperimen 07 Maret 2017
9 Post-test kelompok kontrol 07 Maret 2017
10 Post-test kelompok eksperimen 07 Maret 2017
146
Lampiran 6.3 Daftar nama siswa kelompok eksperimen
DAFTAR SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 JANTURAN
SEMESTER II
TAHUN 2016/2017
Wali kelas V : Wartini, S.Pd.
NIP : 19700803 200801 2 012
No Nama No. Induk
1 EKO OKTAVIANTO 3576
2 ACHMAD FIKRI MAULANA 3592
3 MUHAMMAD RIFAI WIDODO 3606
4 JULIA DWI WUYUNG A. S. 3607
5 AQIL FADLAN NUR CAHYO 3608
6 RAMADHAN NUR TRIWIJITO 3609
7 DIMAS FAJAR NUR CAHYO 3611
8 NOVAL FAIZ ANAFIAN 3612
9 PANDU AJI 3613
10 FEBRI PURWANTI 3614
11 AISYAH NUR HIDAYAH 3615
12 RATNA KURNIA MAULIDA 3616
13 LATIVA APRILIA SUSANTI 3617
14 IRFAN NUR FAIZAL 3619
15 VITA NUR HAYATI 3620
16 SOLIKHIN 3621
17 AMELDA 3622
18 REVY DWI KURNIAWATI 3623
147
Lampiran 6.4 Daftar nama siswa kelompok kontrol
DAFTAR SISWA KELAS V
SD NEGERI 2 JANTURAN
SEMESTER II
TAHUN 2016/2017
Wali kelas V : Nin Nuryantini, S.Pd. SD
NIP : 19590829 197912 2 006
No Nama No. Induk
1 PANDU DEWO NOTO 1720
2 DESKA PANDU SAPUTRA 1733
3 MUHAMMAD ARIEF WICAKSANA 1741
4 FARIS DJULFIKAR 1749
5 CHOIRUL IBNU WACHID 1750
6 SHINTA PUSPITASARI 1751
7 ZUSUF KHOIRU ROMADZONI 1752
8 FIKRI IBNU ARIFUDIN 1753
9 ARIVIA SARMA SANTIKA 1754
10 INDAH NURYANI 1755
11 KIKI APRIYANTO 1756
12 ALIA YUNIARTI 1757
13 RAHMA EKA SALSABILA 1803
14 NAZALAN MUAFFARI 1805
15 DELFIA MARIA FIRMANDA 1816
16 ARI HERI PRIYONO 1817
17 ARYA ADITYA PRAMANA 1818
148
Lampiran 6.5 Jadwal pelajaran kelompok eksperimen
JADWAL PELAJARAN KELAS V
WAKTU HARI
SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU
07.00 – 07.35 UPACARA Matematika PENJAS Matematika SENAM P.Agama
07. 35 – 08.10 Matematika Matematika PENJAS Matematika B.Ind P.Agama
08.10 – 08.45 Matematika PKn PENJAS B.Jawa B.Ind IPA
08.45 – 09.20 B.Ind PKn PENJAS B.Jawa SBK IPA
09.20 – 09.40 ISTIRAHAT
09.40 – 10.15 B.Ind IPA IPS P.Agama SBK TT (P.Agama)
10.15 – 10.50 B.Ind IPA IPS P.Agama PD
10.50 – 11.25 SBK TT (IPA) IPS TT (Matematika)
11.25 – 11.40 ISTIRAHAT
11.40 – 12.15 SBK TT (PKn) TT (IPS) PD
12.15 – 12.50 TT (B.Ind)
149
Lampiran 6.7 Jadwal pelajaran kelompok kontrol
JADWAL PELAJARAN KELAS V
WAKTU HARI
SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU
07.00 – 07.35 UPACARA PENJAS Matematika Matematika B.Ind B.Ind
07. 35 – 08.10 Matematika PENJAS Matematika Matematika IPS B.Ind
08.10 – 08.45 Matematika PENJAS B.Ind B.Ind SBK IPS
08.45 – 09.20 PKn PENJAS B.Ind IPA SBK IPS
09.20 – 09.40 ISTIRAHAT
09.40 – 10.15 PKn Matematika B.Jawa IPA TT (SBK) SBK
10.15 – 10.50 TT (PKn) IPA B.Jawa P.Agama TT (Matematika) SBK
10.50 – 11.25 P.Agama IPA IPS P.Agama TT (B.Ind)
11.25 – 11.45 ISTIRAHAT
11.45 – 12.20 P.Agama TT (PENJAS) TT (IPS) TT (IPA)
12.20 – 12.55 TT (P.Agama) TT (PENJAS) TT (IPS) TT (IPA)
150
Lampiran 6.8 Dokumentasi pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Gambar 1. Siswa membentuk kelompok asal
Gambar 2. Siswa berdiskusi pada kelompok ahli
151
Gambar 3. Siswa melaksanakan percobaan
Gambar 4. Siswa menyampaikan hasil diskusi
Gambar 5. Siswa mengerjakan soal kuis
152
Lampiran 6.9 Dokumentasi pembelajaran kelas kontrol
Gambar 1. Siswa mendengarkan guru ketika menyampaikan materi
Gambar 2. Siswa mengerjakan latihan soal
Gambar 3. Siswa menuliskan jawaban di papan tulis
153
LAMPIRAN 7
SURAT – SURAT
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163