114
Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister 2018 Hubungan Antara Pengawasan, Prosedur Kerja dan Kondisi Fisik dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2017 Azizah, Nur Universitas Sumatera Utara http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7072 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id

Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister

2018

Hubungan Antara Pengawasan,

Prosedur Kerja dan Kondisi Fisik

dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja

pada Perawat di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Permata Bunda Medan

Tahun 2017

Azizah, Nur

Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7072

Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Page 2: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN, PROSEDUR KERJA DAN KONDISI FISIK DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA MEDAN TAHUN 2017

TESIS

Oleh

NUR AZIZAH 157032105

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

CORRELATION OF MONITORING, WORK PROCEDURE AND PHYSICAL CONDITION ON THE PRAVALENCE OF OCCUPATIONAL ACCIDENT

IN THE NURSES IN INPATIENT ROOMS AT PERMATA BUNDA HOSPITAL,

MEDAN, IN 2017

THESIS

By

NUR AZIZAH 157032105

MASTER IN PUBLIC HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM

FACULTY OF PUBLIC HEALTH UNVERSITY OF SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN, PROSEDUR KERJA DAN KONDISI FISIK DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT DI

RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA MEDAN TAHUN 2017

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)

dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NUR AZIZAH 157032105

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Judul Tesis : Hubungan Antara Pengawasan, Prosedur Kerja dan Kondisi Fisik dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2017

Nama Mahasiswa : Nur Azizah Nomor Induk Mahasiswa : 157032105 Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Setiawan, S.Kp. M.NS. Ph.D) (Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes) Ketua Anggota

Ketua Program Studi S2 Dekan (Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D) (

Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)

Tanggal Lulus : 26 Juni 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Telah diuji

Pada Tanggal : 26 Juni 2018

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Setiawan, S.Kp. MNS. Ph.D Anggota : 1. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si 3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

PERNYATAAN

HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN, PROSEDUR KERJA DAN KONDISI FISIK DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA MEDAN TAHUN 2017

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 26 Juni 2018 Peneliti

Nur Azizah 157032105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

ABSTRAK

Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi pekerjanya. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, dan penyakit infeksi lainnya. Rumah Sakit Permata Bunda terdapat beberapa kasus kecelakaan kerja pada perawat seperti HNP (Hernia Nukleus Pulposus), tertusuk jarum, tergores tutup ampul dan terpeleset yang di survei pada saat awal tahun 2017.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengawasan, prosedur kerja, dan kondisi fisik dengan terjadinya kecelakaan kerja pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan. Analisis data dengan uji chi square. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 perawat pelaksana.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 17,7% perawat mengalami kecelakaan kerja yang terdiri dari HNP (14,6%), tertusuk jarum (15,6%) dan tepeleset (10,4%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapati bahwa dari ke tiga variable yaitu pengawasan (p=0,000), prosedur kerja (p=0,005) dan kondisi fisik (p=0,000) memeliki hubungan yang signifikan dengan kecelakaan kerja perawat.

Disarankan kepada pihak manajemen rumah sakit Permata Bunda untuk meningkatkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja pada perawat melalui pelatihan-pelatihan mengenai bahaya kerja perawat dan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kata Kunci : Pengawasan, Prosedur Kerja, Kecelakaan Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

ABSTRACT

A hospital is one of the work place with potential to endanger its employees. The frequently found case is needle punctures, sprains, back pain and other infectious diseases. There are many occupational accident cases, such as HNP (Hernia Nucleus Pulpous), needle punctures, getting scraped by the ampoule cap and getting slipped, are found in the nurses at Permata Bunda Hospital, Medan as stated in a survey in 2017. The objective of the research was to analyze the correlation of monitoring, work procedure, and physical condition to the prevalence of the occupational accidents in the nurses in inpatient rooms at Permata Bunda Hospital, Medan. The data were analyzed with Chi-Square tests. There were 96 nurses taken by consecutive sampling technique. The results of the research demonstrated that 17.7% of the nurses experienced occupational accidents such as HNP (14.6%), needle punctures (15.6%) and getting slipped (10.4%). The statistical tests with Chi-Square tests found that the three variables i.e. monitoring (p=0.000), work procedure (p=0.010) and physical condition (p=0.000), were significantly correlated with the occupational accidents in the nurses. It is suggested that the management of Permata Bunda Hospital improve the efforts of occupational safety and health for the nurses by conducting trainings about the dangers of nursing work as well as the occupational safety and health. Keywords: Monitoring, Work Procedure, Occupational Accident

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Alla SWT, atas segala Rahmat dan

KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul

“Hubungan Antara Pengawasan, Prosedur Kerja dan Kondisi Fisik dengan

Terjadinya Kecelakaan Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Permata Bunda Medan Tahun 2017”

Penulisan Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan pendidikan pada Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan

Kesehatan Kerja pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari penulisan Tesis ini tidak dapat terlaksana tampa bantuan

dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Destanul Aulia, S.K.M, M.B.A, M.Ec, Ph.D selaku Sekretaris Program Studi S2

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

5. Setiawan, S.Kp. MNS. Ph.D dan Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku Komisi

Pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing,

mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari

pengajuan judul hingga penulisan Tesis ini selesai.

6. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si dan Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku Dewan

Penguji yang telah bersedia menguji dan mengarahkan guna penyempurnaan

Tesis ini.

7. Seluruh staf pengajar Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti

selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Rumah Sakit Permata Bunda Medan telah bersedia membantu peneliti dalam

mengumpulkan data atau pun informasi terkait dengan penelitian yang di

butuhkan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

9. Secara khusus ucapan terima kasih yang tulus penulis tujukan kepada suami dr.

Achmad Farhan Azhar Tanjung tercinta juga kedua putra tersayang Ichsan

Achmad Farhan dan Rizky Achmad Farhan yang sangat penuh pengertian juga

untuk kesabarannya, serta yang penulis banggakan kedua orang tua tercinta Ayah

dan Ibunda tersayang abang, kakak dan adik penulis, atas do’a nya, perhatian,

semangat, waktu dan dukungan moral juga materil yang telah di berikan secara

iklas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

10. Terima kasih kepada mertua saya Ayahanda Prof. dr. H. Azhar Tanjung, Sp.PD,

KAI-KP, Sp.MK (K) dan Ibunda Hj. Zurni atas do’a nya, perhatian, semangat,

waktu dan dukungan moral juga materil yang telah di berikan secara ikhlas

11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan

2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat penulis Diana

Nasir, Citra Dewi, Masni, Henita Sari Ginting atas semangat dukungan dan

kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk

itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat.

Medan, 26 Juni 2018

Penulis

Nur Azizah 157032105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nur Azizah yang dilahirkan pada tanggal 25 Maret 1983 di

Medan. Beragama Islam, tinggal di Utama No. 126/124 A. Penulis merupakan anak

dari pasangan Bapak H. Taufiqurrahman, SH, MAP dan Ibu Hj. Aswita Lubis. Saat

ini penulis telah menikah dan mempunyai dua putra tersayang ku Ichsan Achmad

Farhan dan Rizky Achmad Farhan.

Pendidikan formal penulis di mulai dari Sekolah Dasar Negeri 0604017 Medan

pada tahun 1989 dan selesai tahun 1995, SMP Negeri 11 Medan pada tahun 1995 dan

selesai 1998, SMA Kemala Bhayangkari Medan pada tahun 1998 dan selesai tahun

2001, pada tahun 2001 melanjutnya Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera

Utara dan selesai tahun 2008. Kemudian pada tahun 2015 penulis melanjutkan

pendidikan di Pasca Sarjana Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Peminatan Kesehatan Kerja.

Pengalaman bekerja penulis yaitu pada tahun 2008 bekerja di Harapan Bunda

sampai dengan 2012, dan pada tahun 2012 sampai sekarang penulis bekerja di

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara sebagai staff pengajar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi DAFTAR ISI .................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xiv BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Permasalahan ......................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 6 1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) . 8 2.2 Kecelakaan Kerja ................................................................... 10

2.2.1 Klasifikasi Kecelakaan Kerja ....................................... 11 2.2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja ........................................ 15 2.2.3 Pencegahan Kecelakaan Kerja ..................................... 18 2.2.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja ............................. 23

2.3 Kecelakaan Kerja dalam Perawat di Rumah Sakit ................ 24 2.3.1 Risiko Kerja pada Perawat ........................................... 26 2.3.2 Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja

pada Perawat ................................................................ 28 2.4 Landasan Teori ...................................................................... 31 2.5 Kerangka Konsep ................................................................... 32 2.6 Hipotesis ................................................................................ 34

BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................. 33

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 35 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 35 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

3.3.1 Populasi Penelitian ........................................................ 35 3.3.2 Sampel Penelitian ......................................................... 36

3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................... 36 3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 36

3.5.1 Uji Validitas .................................................................. 36 3.5.2 Uji Reliabilitas .............................................................. 37

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................. 40 3.7 Aspek Pengukuran ................................................................. 41 3.8 Prosedur Pengumpulan Data .................................................. 42 3.9 Metode Analisa Data ............................................................ 42

BAB 4. HASIL PENELITIAN ................................................................... 44

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................... 44 4.1.1. Sejarah Rumah Sakit Permata Bunda .......................... 44 4.1.2. Visi dan Misi ................................................................ 45 4.1.3. Tujuan Pelayanan ......................................................... 45 4.1.4. Struktur Organisasi ...................................................... 45 4.1.5. Sumber Daya Manusia ................................................. 46

4.2 Karakteristik Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda ....................................................................... 46

4.3 Masa Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda ....................................................................... 47

4.4 Pengawasan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda ....................................................................... 48

4.5 Prosedur Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda ...................................................................... 49

4.6 Kondisi Fisik Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda ...................................................................... 50

4.7 Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda ............................................................. 51

4.8 Hubungan Pengawasan dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda .............. 52

4.9 Hubungan Prosedur Kerja dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda 52

4.10 Hubungan Kondisi Fisik dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda .............. 53

BAB 5. PEMBAHASAN ............................................................................. 55

5.1 Hubungan Pengawasan Hubungan Pengawasan dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda .............................................................. 55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

5.2 Hubungan Prosedur Kerja dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda 58

5.3 Hubungan Kondisi Fisik dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda 61

5.4 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 63 5.5 Implikasi Penelitian ............................................................... 64

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 67

6.1 Kesimpulan .............................................................................. 67 6.2 Saran ......................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 70

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1 Bahaya-bahaya Pontensial di Rumah Sakit ....................................... 27 3.1 Hasil Uji CVI ..................................................................................... 38

3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengawasan ............................... 39

3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Prosedur Kerja .......................... 39

3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kondisi Fisik ............................. 39

3.5 Hasil Uji Reliabilitas Pengawasan, Prosedur Kerja, dan Kondisi Fisik 40 3.6 Aspek Pengukuran Variabel .............................................................. 41

4.1 Sumber Daya Manusia ....................................................................... 46

4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017 ......................................... 47

4.3 Masa Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata

Bunda Tahun 2017 ............................................................................. 48 4.4 Distribusi Frekuensi Pertanyaan Mengenai Pengawasan Perawat ..... 48 4.5 Pengawasan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata

Bunda Tahun 2017 ............................................................................. 49 4.6 Distribusi Frekuensi Pertanyaan Mengenai Prosedur Kerja Perawat 49 4.7 Prosedur Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata

Bunda Tahun 2017 ............................................................................. 50 4.8 Distribusi Frekuensi Pernyataan Mengenai Kondisi Fisik Perawat ... 50 4.9 Kondisi Fisik Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata

Bunda Tahun 2017 ............................................................................. 51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

4.10 Kejadian HNP, tertusuk Jarum, dan Terpeleset pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017 .......... 51

4.11 Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata

Bunda Tahun 201 ............................................................................... 52 4.12 Hubungan Pengawasan dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017 ...................... 52 4.13 Hubungan Prosedur Kerja dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017 ...................... 53 4.14 Hubungan Kondisi fisik dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017 ...................... 54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 2.1 The International Loss Control Institute Loss Causation Model

(modified from Bird and Germain, 1985) .......................................... 31 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .............................................................. 33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman 1. Kuesioner Penelitian .......................................................................... 74

2. Master Data ........................................................................................ 77

3. Output SPSS ....................................................................................... 85

4. Dokumentasi ...................................................................................... 94

5. Keputusan Dosen Pembimbing .......................................................... 100

6. Kesediaan Komisi Pembimbing ......................................................... 101

7. Persetujuan Komisi Etik Penelitian .................................................. 102

8. Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................... 103

9. Surat Izin Penelitian RSU Permata Bunda ......................................... 104

10. Surat Selesai Penelitian RSU Permata Bunda ................................... 105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

DAFTAR ISTILAH

APD : Alat Pelindung Diri

HNP :Hernia Nukleus Pulposus

ILCI : International Loss Control Institute

ILO : International Labour Organitation

K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

K3RS : Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

KAK : Kecelakaan Akibat Kerja

OSHA : Occupational Safety and Health Administration

PAK : Penyakit Akibat Kerja

SOP : Standar Operasional Prosedur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah sebuah industri jasa tempat penyediaan layanan kesehatan

untuk masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang berpotensi

menimbulkan bahaya. Rumah sakit di Amerika Serikat mencatat rata-rata 6,8 cedera

atau kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan dan penyakit untuk setiap 100

karyawan penuh pada tahun 2011 (OSHA, 2013). Kasus yang sering terjadi adalah

tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores, luka bakar dan penyakit infeksi

lainnya. Di Australia, pada 813 perawat, 87% pernah mengalami low backpain

(Sholihah, 2013). Di Indonesia, penelitian dari Joseph tahun 2005-2007 mencatat

bahwa angka kecelakaan needle stick injury atau tertusuk jarum mencapai 38-73%

dari total petugas kesehatan (Idayanti, 2008). Banyaknya kasus kecelakaan kerja yang

terjadi maka berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Pasal 165, pengelola tempat kerja di rumah sakit mempunyai kewajiban untuk

menjaga keselamatan para pekerja yaitu dengan menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja di rumah sakit.

Perawat merupakan salah satu profesi kesehatan profesional yang sangat

dibutuhkan oleh rumah sakit karena kunci keberhasilan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh terdapat pada pelayanan keperawatan. Hal ini terbukti dengan melihat

unit–unit pelayanan di rumah sakit, dimana tenaga kesehatan yang selama 24 jam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

berada di sisi pasien adalah perawat, sehingga sangat berisiko dengan pekerjaannya,

namun banyak perawat tidak menyadari terhadap risiko yang mengancam dirinya

(Nursalam, 2011).

Penelitian terhadap perawat perinatologi di RSUD Tugurejo Semarang, dalam

satu tahun terakhir perawat mengalami kecelakaan kerja (tertusuk jarum) tertinggi 14

kali (Kurniawati, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Sarastuti pada Tahun 2016

menunjukkan bahwa klasifikasi kecelakaan kerja menurut jenis cedera paling banyak

kontak dengan benda tajam dan kasar, seperti kontak dengan jarum, pisau, dan benda

tajam sejenisnya yaitu sebanyak 16 kasus (69,6%). Secara spesifik, kecelakaan kerja

di RS UGM sebagian besar berupa kontak dengan jarum atau tertusuk jarum (needle

stick injuries) yang dapat menyebabkan transmisi penularan darah dan cairan tubuh

(bloodborne pathogen) (Sarastuti, 2016).

Kecelakaan kerja pada perawat dianggap sebagai suatu masalah serius karena

mengancam kesehatan dan kesejahteraan pasien dan petugas kesehatan secara global

(Maria, 2015). Kecelakaan tersebut yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

produktivitas kerja perawat. Produktivitas kerja yang rendah pada akhirnya

berdampak terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Pada

laporan Bureau Labor Statistics USA cedera yang sering terjadi rumah sakit antara

lain terpeleset (slip), tersandung (trip) dan terjatuh (fall) (STF) adalah 38,2 per 10.000

karyawan, yang berakibat hari kerja hilang, produktivitas berkurang, klaim

kompensasi yang mahal dan kemampuan berkurang dalam merawat pasien

(NIOSH, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Kecelakaan kerja di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan

di Indonesia belum terekam dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi

karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang

kurang memadai. Menurut International Labour Organitation (ILO) setiap tahun

sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan

oleh faktor kelelahan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan dari 58.115 sampel,

18.828 diantaranya (32,8%) mengalami kelelahan (Sedarmayanti, 2011).

Keelakaan kerja juga disebabkan oleh tindakan tidak aman (unsafe action),

seperti tidak menggunakan APD, tidak tidak mengikuti prosedur kerja, tidak

mengikuti peraturan keselamatan kerja dan bekerja tidak hati-hati, dimana dari setiap

300 tindakan tidak aman, akan terjadi 1 (satu) kali kecelakaan yang mengakibatkan

kehilangan hari kerja (Maria, 2015).

Tindakan tidak aman yang banyak pekerja lakukan seperti meremehkan risiko

kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia

seperti halnya penggunaan pada Alat pelindung diri (APD) yang merupakan suatu

alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya

kecelakaan kerja. Risiko infeksi nosokomial selain dapat terjadi pada pasien yang

dirawat di Rumah Sakit, dapat juga terjadi pada petugas di rumah sakit yaitu perawat

(Rara, 2008).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tukatman (2015) tentang keselamatan

dan kesehatan kerja pada perawat dalam penanganan pasien di Rumah Sakit

Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka dipengaruhi oleh faktor predisposing

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

(pengetahuan, sikap, nilai dan kepercayaan), faktor enabling (fasilitas keamanan/

keselamatan, hukum/aturan) juga dipengaruhi oleh faktor care (hubungan

interpersonal, peduli) berpengaruh terhadap (Tukatman, 2015). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Junaidi (2015) tentang kejadian kecelakaan kerja pada tenaga

keperawatan Di Ruang Rawat Klas III RSUD Aceh Tamiang berhubungan dengan

pengetahuan, sikap dan tindakan perawat.

Rumah Sakit Permata Bunda merupakan salah satu rumah sakit kelas B yang

berada di Kota Medan dan merupakan salah satu rumah sakit rujukan dari rumah sakit

kabupaten. Rumah Sakit Permata Bunda memiliki 126 tempat tidur inap, yang

tersedia rata-rata 80 tempat tidur inap. Sumber daya manusia rumah Sakit Permata

Bunda terdiri dari 132 tenaga medis mayoritas yaitu dokter spesialis sebanyak 97

orang, dokter subspesialis 22 orang, dokter umum 10 orang dan dokter umum

perusahaan 3 orang. Tenaga keperawatan sebanyak 195 orang, mayoritas Akper

sebanyak 76 orang, SPK sebanyak 7 orang dan sarjana keperawatan sebanyak 48

orang.

Berdasarkan data kecelakaan kerja di Rumah Sakit Permata Bunda kasus

kecelakaan kerja pada Bulan Mei 2017 perawat banyak ditemukan seperti HNP

(Hernia Nukleus Pulposus), tertusuk jarum, tergores tutup ampul, terpeleset. Data

kasus kecelakaan kerja tersebut antara lain di ruangan Berlian Prima ada 5 orang, di

ruangan berlian eksekutif sebanyak 8 orang, di ruangan kelas utama A dan B (VIP)

sebanyak 5 orang, di ruangan Zamrud tidak ditemukan kasus kecelakaan kerja, di

ruangan Topaz sebanyak 5 orang yang mengalami kecelakaan kerja dan pada ruangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Delima sebanyak 5 orang dan hanya pada ruangan Delima yang ditemukan kasus

perawat yang terpelesat.

Kecelakaan kerja pada perawat ini menimbulkan kerugian bagi perawat itu

sendiri maupun pihak rumah sakit. Tingginya kasus kecelakaan kerja perawat di

Rumah Sakit Permata Bunda juga berakibat pada terganggunya proses pelayanan

kesehatan di rumah sakit, oleh karena itu perlu diketahui faktor risiko penyebab

kecelakaan tersebut sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan. Berdasarkan latar

belakang tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara

pengawasan, prosedur kerja dan kondisi fisik dengan terjadinya kecelakaan kerja

pada perawat di ruang rawat inap di Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun

2017.

1.2 Permasalahan

Kecelakaan kerja pada perawat merupakan masalah serius karena mengancam

kesehatan dan kesejahteraan pasien dan perawat itu sendiri. Kecelakaan tersebut yang

pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja perawat. Produktivitas kerja

yang rendah pada akhirnya berdampak pula terhadap pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh rumah sakit. Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara

pengawasan, prosedur kerja, dan kondisi fisik perawat terhadap terjadinya kecelakaan

kerja pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun

2017?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengawasan,

prosedur kerja, dan kondisi fisik dengan terjadinya kecelakaan kerja pada perawat di

ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk menganalisis hubungan pengawasan dengan terjadinya kecelakaan kerja

pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan

2. Untuk menganalisis hubungan prosedur kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja

pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan

3. Untuk menganalisis hubungan kondisi fisik dengan terjadinya kecelakaan kerja

pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini di harapkan akan memberikan manfaat kepada

berbagai pihak yaitu :

1. Sebagai masukan bagi Rumah Sakit Permata Bunda tentang penyebab kecelakaan

kerja yang terjadi pada perawat sehingga Direktur Rumah Sakit Permata Bunda

dapat menentukan langkah perbaikan dalam penerapan kesehatan dan

keselamatan kerja maka kecelakaan yang sama tidak terulang kembali dengan

menerapka Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

2. Meningkatkan pengetahuan perawat bahwa bekerja harus sesuai dengan prosedur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

kerja dan meningkatkan kondisi fisik untuk mencegah potensi bahaya kecelakaan

kerja pada saat bekerja di Rumah Sakit Permata Bunda.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka memperdalam dan

mengembangkan ilmu pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya

dalam menganalisis hasil investigasi kecelakaan kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)

Rumah sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman

bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para

pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tapi juga terhadap pasien maupun

pengunjung rumah sakit. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola rumah sakit

menerapkan K3 di rumah sakit. Seperti yang tercantum dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-

Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa “Rumah Sakit harus

memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia,

kefarmasian, dan peralatan”, yang mana persyaratan-persyaratan tersebut salah

satunya harus memenuhi unsur K3 di dalamnya bagi Rumah Sakit yang tidak

memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut tidak diberikan izin mendirikan, dicabut

atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah Sakit (Undang No.44 Tahun 2009 ).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 tentang Pedoman

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) termasuk pengertian dan

ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit, K3 adalah upaya

untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja

dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya

di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi (Kepmenkes RI

No.432, 2007).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes RI No 66, 2016). Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS adalah segala

kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber

daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun

lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit

akibat kerja di rumah sakit (Permenkes RI No 66, 2016).

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang

selanjutnya disebut SMK3 Rumah Sakit adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit

secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas

proses kerja di Rumah Sakit guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat,

aman dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping

pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit (Permenkes RI No 66, 2016).

Adapun manfaat K3RS antara lain (Permenkes RI No 66, 2016) :

1. Untuk rumah sakit

a. Meningkatkan mutu pelayanan.

b. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit.

c. Meningkatkan citra rumah sakit.

2. Untuk karyawan rumah sakit

a. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK).

b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

3. Untuk pasien dan pengunjung

a. Mutu layanan yang baik.

b. Kepuasan pasien dan pengunjung.

2.2 Kecelakaan Kerja

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,

kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak

dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Menurut

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara

Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan

kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang

dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan

yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap

proses (Tarwaka, 2008). Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian

yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban

manusia dan atau harta benda (Suma‟mur, 2009). Pengertian kecelakaan kerja

berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan

menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Ada tiga jenis tingkat

kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan (Frank, 1990):

1. Accident adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

bagi manusia maupun terhadap harta benda.

2. Incident adalah kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan

kerugian.

3. Near miss adalah kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir

menimbulkan kejadian incident ataupun accident.

Kecelakaan dapat disebabkan dari sisi majikan, buruh atau keduanya. Akibat

yang ditimbulkan dapat memunculkan trauma bagi keduanya yaitu bagi pekerja

kecelakaan kerja dapat berpengaruh terhadap pribadi, keluarga dan kualitas hidupnya.

Bagi majikan kecelakaan kerja dapat mengurangi hasil produksi, waktu terbuang dan

yang terburuk biaya untuk proses hukum. Kecelakaan kerja bukanlah sesuatu

peristiwa yang tunggal, kecelakaan merupakan rangkaian penyebab yang saling

berkaitan. Teori domino menggambarkan rangkaian penyebab (kejadian atau situasi)

yang mengawali kecelakaan yang menimbulkan cidera atau kerusakan. Jika suatu

domino jatuh maka akan menimpa domino domino yang lain sehingga domino yang

lain jatuh artinya jika salah satu dari domino dihilangkan maka kita akan melakukan

tindakan keselamatan kerja yang benar maka tidak akan ada kecelakaan (Ridley,

2008).

2.2.1 Klasifikasi Kecelakaan Kerja

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan

Internasional tahun 1962 adalah:

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan

1) Terjatuh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

2) Tertimpa benda jatuh.

3) Tertumpuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh.

4) Terjepit oleh benda.

5) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan.

6) Pengaruh suhu tinggi.

7) Terkena arus listrik.

8) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi.

9) Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya tidak

cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut.

2. Klasifikasi menurut penyebab

1) Mesin (pembangkit tenaga terkecuali motor-motor listrik, mesin penyalur

atau transmisi, mesin-mesin untuk mengerjakan logam, mesin-masin

pengolah kayu, mesin-mesin pertanian, mesin- mesin pertambangan, mesin

- mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut).

2) Alat angkut dan alat angkat (mesin angkat dan peralatannya, alat angkutan

diatas rel, alat angkutan lain yang beroda terkecuali kereta api, alat angkutan

udara, alat angkutan air, alat-alat angkutan lain).

3) Peralatan lain (bejana bertekanan, dapur pembakar dan pemanas, instalasi

pendingin, instalasi listrik termasuk motor listrik tetapi dikecualikan alat-alat

listrik atau tangan, alat-alat kerja dan perlengkapannya kecuali alat-alat

listrik, tangga, perancah atau steger, peralatan lain yang belum termasuk

klasifikasi tersebut).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

4) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi (bahan peledak, debu, gas, cairan, dan zat-

zat kimia terkecuali bahan peledak, benda-benda melayang, radiasi, bahan-

bahan dan zat-zat lain yang belum termasuk golongan tersebut).

5) Lingkungan kerja (di luar bangunan, didalam bangunan, di bawah tanah)

6) Penyebab- penyebab lain yang belum termasuk golongan- golongan tersebut

(hewan, penyebab lain).

7) Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tidak

memadai.

3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan

1) Patah tulang

2) Dislokasi atau keseleo

3) Regang otot atau urat

4) Memar dan luka dalam yang lain

5) Amputasi

6) Luka - luka lain

7) Luka dipermukaan

8) Gegar dan remuk

9) Luka bakar

10) Keracunan-keracunan mendadak atau akut

11) Akibat cuaca dan lain-lain

12) Mati lemas

13) Pengaruh arus listrik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

14) Pengaruh radias

15) Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya

4. Lain-lain.

5. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh

1) Kepala, 2) Leher, 3) Badan, 4) Anggota atas, 5) Anggota bawah, 6) Banyak

tempat, 7) Kelainan umum; 8) Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi

tersebut.

Trisnaningsih (2007) mengemukakan beberapa contoh kecelakaan kerja

terjadi di laboratorium yang merupakan salah satu sarana dimiliki rumah sakit yaitu:

1. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi

dilaboratorium. Terpeleset biasanya karena lantai licin, akibatnya: ringan

(memar), dan berat (fraktura, dislokasi, memar otak, dan lain lain). Pencegahan:

a. Pakai sepatu anti slip.

b. Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar.

c. Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau

tidak rata konstruksinya.

d. Pemeliharaan lantai dan tangga.

2. Cedera pada punggung oleh karena mengangkat beban yang cukup berat,

terutama bila mengabaikan kaidah ergonomi. Pencegahan:

a. Beban jangan terlalu berat.

b. Jangan berdiri terlalu jauh dari beban.

c. Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

tungkai bawah sambil berjongkok.

d. Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.

3. Tertusuk jarum suntik saat mengambil sampel darah/cairan tubuh lainnya,

akibatnya tertular virus HIV.

2.2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Ramli (2010) kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah yang

besar di perusahaan dan banyak menimbulkan kerugian. Menurut statistik 85%

penyebab kecelakaan adalah tindakan yang berbahaya (unsafe act) dan 15%

disebabkan oleh kondisi yang berbahaya (unsafe condition). Secara garis besar sebab-

sebab kecelakaan adalah (Ramli, 2010) :

1. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition)

Kondisi tidak aman (unsafe condition) merupakan kondisi di lingkungan kerja

yang tidak aman dan dapat membahayakan pekerja baik alat, material, bahan

baku. Kondisi tidak aman disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

a. Peralatan yang sudah tidak layak pakai

Misalnya tangga yang sudah bolong digunakan untuk memanjat tentunya akan

berbahaya jika terpleset.

b. Ada api di tempat yang berbahaya

Misalnya terdapat api yang menyala di dekat area yang mudah meledak

ataupun terbakar.

c. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau pun berlebihan

Misalnya pada ruang mesin yang suhunya panas harus membutuhkan ventilasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

yang cukup banyak.

d. Tidak adanya pengaman pada mesin

Misalnya pada mesin yang berputar harus diberi pengaman agar tidak

mengenai pekerja.

e. Kondisi suhu yang melebihi ambang batas normal

Misalnya suhu di dalam ruangan melebihi 450

f. Pengaman gedung yang kurang standar

C pekerja harus di isolasi.

Misalnya pada gedung tidak terdapat peta hazard.

2. Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau kesalahan-kesalahan

yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti cerobah, tidak memakai alat

pelindung diri, dan lain-lain, hal ini disebabkan oleh gangguan kesehatan,

gangguan penglihatan, penyakit, cemas serta kurangnya pengetahuan dalam

proses kerja, cara kerja, dan lain-lain. Banyak faktor yang dapat menjadi

penyebab kecelakaan kerja. Ada faktor yang merupakan unsur tersendiri dan

beberapa diantaranya adalah faktor yang menjadi unsur penyebab bersama-sama.

Menurut Suma’mur (2009) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi

dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

1. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja /

pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan),

disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidak

cocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pekerja dan

karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang

sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat

pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya

cacat, kelelahan dan penyakit.

2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat

pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Lingkungan

kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-fakto keadaan lingkungan

kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga

(house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara

menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan

licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu,

keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja.

Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan

dan tidak ada pencahayaan setempat.

3. Peraturan

Prosedur kerja adalah suatu rangkaian dari tata kerja yang saling berhubungan

satu dengan yang lain dimana terlihat adanya suatu urutan tahap demi tahap dan

jalan yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang tugas.

Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal yang

seperti kondisi kerja umum, perancangan, kontruksi, pemeliharaan, pengawasan,

pengujian dan pengoperasian peralatan industri, kewajiban para pengusaha dan

pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan pertama, dan pemeriksaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

kesehatan.

4.

Untuk meningkatkan keselamatan kerja perlu dilakukan pengawasan yang berupa

usaha penegakan peraturan yang harus dipatuhi (ILO, 1989). Pengawasan pada

dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan

penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui

pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah

ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.

Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan

penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan.

Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan

sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut

Kron dan Gray (1987). Bagi yang melanggar peraturan tersebut sebaiknya diberikan

sanksi ataupun ishment.

Pengawasan

2.2.3 Pencegahan Kecelakaan Ker ja

Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab

kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan

mengadakan analisis setiap kecelakaan yang terjadi. Metode analisis penyebab

kelakaan harus benar-benar diketahui dan diterapkan sebagai mana mestinya. Selain

analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan

kecelakaan kerja sangat penting artinya dilakukan identifikasi bahaya yang terdapat

dan mungkin menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta mengases

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

besarnya risiko bahaya.

Pencegahan kecelakaan kerja menurut Suma’mur (2009) ditujukan kepada

lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama faktor

manusia.

1. Lingkungan

Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara,

pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara

ruang kerja.

b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja

yang dapat menjamin keselamatan.

c. Memenuhi penyelenggaraan ketata rumah tanggaan, meliputi pengaturan

penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan

tempat dan ruangan.

2. Mesin dan peralatan kerja

Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari

baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang

bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup pengaman telah

terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar atau tutup

pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap

mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

3. Perlengkapan kerja

Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi

pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang

kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam

penggunaannya.

4. Faktor manusia

Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,

mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-

hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari

perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya ketidak

cocokan fisik dan mental.

Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan: (Budiono 2011)

1. Diterapkan sistem manajemen kesehatan kerja.

a. Menerapkan prosedur standar kerja.

b. Petunjuk cara kerja yang berkaitan dengan keselamatan kerja.

Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan pedoman

yang harus dipatuhi dan dilakukan dengan benar dan berurutan sesuai

instruksi yang tercantum dalam SOP, perlakuan yang tidak benar akan

menyebabkan kegagalan proses produksi, kerusakan peralatan dan

kecelakaan.

2. Identifikasi potensi bahaya yang dilakukan secara intern oleh perusahaan,

komisi kesehatan dan keselamatan kerja serta pekerja. Pengukuran risiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

bahaya kecelakaan kerja yaitu mengindikasi sumber pencemaran, faktor bahaya

yang menyebabkan lingkungan kerja, tingkat kerusakan dan kecelakaan yang

terjadi.

3. Pengujian dan pemantauan lingkungan kerja :

a. Mengetahui tingkat kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai suatu rangsangan pada

telinga dan manakala bunyi tersebut tidak dikehendaki maka disebut

kebisingan. Pengendalian kebisingan pada prinsipnya adalah mengurangi

tingkat intensitas kebisingan atau mengurangi lamanya paparan selama

kerja.

b. Mengetahui suhu udara

Suhu udara yang tidak nyaman dapat menurunkan produktivitas kerja. Suhu

udara yang tinggi biasanya berkaitan dengan berbagai penyakit antara lain

heatcramp, heat eschauster, heat stroke dan miliaria.

c. Mengetahui getaran

Getaran terdiri dari getaran seluruh badan dan efek terhadap tubuh

dipengaruhi oleh getaran dengan intensitas tinggi. Pekerja yang

menggunakan alat-alat yang bergetar secara terus menerus dapat tejadi

kelainan peredaran darah, syaraf, kerusakan pada persendian dan tulang.

d. Mengetahui kadar debu, serat atau partikel yang berasal dari debu.

e. Mengetahui konsentrasi gas seperti O2, CO2, CO, SO2, NO2

f. Mengetahui bahan kimia.

.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Dengan semakin banyaknya pemakaian bahan kimia di dalam perusahaan maka

sering terlihat pula pengarunya terhadap pekerja sehingga dapat menimbulkan

kurangnya produktivitas kerja.

4. Pengujian kesehatan tenaga kerja secara berkala :

a. Menilai pengaruh pekerjaan pada pekerja.

b. Mendeteksi kemungkinan adanya penyakit akibat kerja.

Tenaga kerja yang sehat adalah tenaga kerja yang produktif, karena hanya

tenaga kerja yang sehat yang sanggup dan siap untuk bekerja dengan baik dan

maksimal serta menghasilkan produktivitas yang tinggi.

5. Penerapan teknologi pengendalian dari faktor lingkungan kerja :

a. Eliminasi : menghilangkan faktor penyebab kecelakaan kerja.

b. Substitusi : mengganti penyebab faktor kecelakaan kerja.

c. Pengendalian tehnis : penerapan secara teknis guna meminimalkan

kecelakaan kerja.

d. Pengendalian administratif : pengatura shift kerja untuk mengurangi kontak

langsung guna meminimalkan risiko kecelakaan kerja/PAK.

e. Penggunaan alat pelindung diri.

6. Pelatihan yang teratur dan berkelanjutan mengenai :

a. Penyakit akibat kerja

b. Hygiene perusahaan

c. Ergonomik

d. Kesehatan kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

e. Berbagai segi keselamatan kerja.

7. Pemantauan dan evaluasi

Untuk mengetahui apakah efektif pengendalian yang telah dilakukan atau perlu

dilakukan perbaikan upaya pengendalian

2.2.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Menurut Ramli (2010), kerugian akibat kecelakaan kerja dikategorikan atas

dua kerugian, yaitu:

1. Kerugian Langsung

Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang langsung dirasakan

dan membawa dampak terhadap organisasi atau perusahaan. Kerugian langsung

dapat berupa :

a. Biaya Pengobatan dan Kompensasi

Kecelakaan mengakibatkan cedera, baik cedera ringan, berat, cacat atau

menimbulkan kematian. Cedera ini akan mengakibatkan seorang pekerja tidak

mampu menjalankan tugasnya dengan baik sehingga mempengaruhi

produktivitas. Jika terjadi kecelakaan perusahaan harus mengeluarkan biaya

pengobatan dan tunjangan kecelakaan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Kerusakan Sarana Produksi

Kerusakan langsung lainnya adalah kerusakan sarana produksi akibat

kecelakaan seperti kebakaran, peledakan, dan kerusakan.

2. Kerugian Tidak Langsung

Di samping kerugian langsung, kecelakaan juga menimbulkan kerugian tak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

langsung antara lain :

a. Kerugian jam kerja

Jika terjadi kecelakaan, kegiatan pasti akan terhenti sementara untuk

membantu korban yang cedera, penanggulangan kejadian, perbaikan

kerusakan atau penyelidikan kejadian. Kerugian jam kerja yang hilang akibat

kecelakaan jumlahnya cukup besar yang dapat mempengaruhi produktivitas.

b. Kerugian produksi

Kecelakaan juga membawa kerugian terhadap proses produksi akibat

kerusakan atau cedera pada pekerja. Perusahaan tidak bisa berproduksi

sementara waktu sehingga kehilangan peluang untuk mendapat keuntungan.

c. Kerugian Sosial

Kecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial bagi keluarga korban yang

terkait langsung maupun lingkungan sosial sekitarnya.

2.3 Kecelakaan Kerja dalam Perawat di Rumah Sakit

Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

keperawatan baik didalam maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik

Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Undang-Undang RI Nomor

38, 2014). Kini, pengertian perawat merujuk pada posisinya sebagai bagian dari

tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional.

Perawat merupakan tenaga professional mempunyai kemampuan, tanggung jawab,

dan kewenangan dalam melaksanakan dan/atau memberikan perawatan kepada pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

yang mengalami masalah kesehatan (Rifiani dkk, 2013).

Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit tempat bekerja perawat

telah diidentifikasi sebagai sebuah lingkungan di mana terdapat aktivitas yang

berkaitan dengan ergonomik antara lain mengangkat, mendorong, menarik,

menjangkau, membawa benda, dan dalam hal penanganan pasien. Petugas kesehatan,

terutama yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien, memiliki potensi bahaya

lebih rentan yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal dibandingkan

berbagai bidang lainnya (OSHA, 2013).

Hasil laporan National Safety Council tahun 1988 menunjukkan bahwa

terjadinya kecelakaan kerja di rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja industri

lainnya. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,

tergores, luka bakar dan penyakit infeksi lainnya. Di Amerika Serikat lebih dari 8 juta

petugas kesehatan di rumah sakit terpajan darah atau cairan tubuh lainnya,

diantaranya melalui jenis kontak luka dengan instrumen tajam yang terkontaminasi

seperti jarum dan pisau bedah (82%), kontak dengan selaput lendir mata, hidung atau

mulut (14%), terpajan dengan kulit yang terkelupas atau rusak (3%), dan gigitan

manusia (1%) (Sahara, 2011).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan

kepada tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya dari

akibat kecelakaan kerja (Tarwaka, 2008). Tujuan K3 adalah mencegah, megurangi,

bahkan menihilkan risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja (KAK) serta

meningkatkan derajat kesehatan para perawat sehingga produktivitas kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

meningkat.

2.3.1 Risiko Kerja pada Perawat

Potensi bahaya dan risiko pada perawat di rumah sakit perawat berisiko

terhadap bahaya-bahaya potensial di Rumah Sakit yang dapat menyebabkan penyakit

akibat kerja maupun kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor biologi, faktor kimia,

faktor ergonom, faktor fisik dan faktor psikososial yang dapat mengakibatkan

penyakit dan kecelakaan akibat kerja (Permenkes Nomor 66 Tahun 2016).

Tabel 2.1 Bahaya-bahaya Pontensial di Rumah Sakit

Bahaya Fisik Diantaranya : radiasi pengion, radiasi non -pengion, suhu panas, suhu dingin, bising, getaran, pencahayaan.

Bahaya Kimia Diantaranya Ethylene Oxide, Formaldehyde, Glutaraldehyde, Ether, Halothane, Etrane, Mercury, Chlorine

Bahaya Biologi Diantaranya Virus (misal : Hepatitis B, Hepatitis C, Influenza, HIV), Bakteri (misal : S. Saphrophyticus, Bacillus sp., Porionibacterium sp., H.Influenzae, S.Pneumoniae, N.Meningitidis, B.Streptococcus, Pseudomonas) Jamur (misal : Candida) dan Parasit (misal : S. Scabiei)

Bahaya Ergonomi Cara kerja yang salah, diantaranya posisi kerja (membungkuk, mengangkat,dll)

Bahaya Psikososial Diantaranya kerja shift, stress beban kerja, hubungan kerja, post traumatik

Bahaya Listrik Diantaranya sengatan listrik, hubungan arus pendek, kebakaran, petir, listrik statis

Kecelakaan Diantaranya kecelakaan benda tajam, terpeleset Limbah Rumah Sakit Diantaranya limbah medis (jarum suntik,vial obat, nanah,

darah) limbah non medis, limbah cairan tubuh manusia (misal : droplet, liur, sputum).

Sumber : Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Daftar Occupational Safety and Health Administration (OSHA) Prinsip

Bahaya untuk perawat antara lain: (OSHA, 2009)

1. Patogen melalui darah

2. Bahan kimia berbahaya : (misalnya, etilen oksid, obat tumpah, bahan karsigonen,

asap berbahaya, dan cairan mudah terbakar).

3. Slips/jatuh.

4. Alergi lateks : (misalnya, reaksi terhaap sarung tangan terbuat dari lateks alam

dan atau bahan yang digunakan untuk membuat sarung tangan.

5. Bahaya peralatan : misalnya kejutan listrik, defribilator, tertusuk jarum.

6. Stess kerja :

a. Faktor-faktor : shift kerja, Jam kerja yang panjang, kelelahan, situasi

emotional yang kuat (penderitaan dan kematian), keselamatan pasien

(kesalahan pengobatan). Risiko yang dihadapi : penyakit jantung, gangguan

psikologis, cidera di tempat kerja dan masalah kesehatan lainnya).

b. Peringatan dini : sakit kepala, gangguan tidur, kesulitan konsentrasi, ketidak

puasan kerja dan semangat kerja yang turun.

7. Infeksi Methicilin Resistant Staphylococcus.

8. Workplace violence: serangan fisik luar (memaki,ancaman).

9. Terorisme : misalnya menerima korban dari sebuah insiden teroris yang tidak

diketahui identitasnya.

10. Bahaya fisik : misalnya flying obyects, cidera mata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

2.3.2 Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja pada Perawat

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja antara lain

(International Loss Control Institute (ILCI), (Budiono, 2011):

1. Faktor Usia

Faktor usia merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan, mengingat hal

tersebut mempengaruhi kekuatan fisik dan psikis seseorang. Umur adalah lamanya

kehidupan seseorang. Kondisi fisik seperti penglihatan, pendengaran, dan kecepatan

reaksi menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih. Tenaga kerja yang ada usia atau tua

mungkin lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya

dari pada tenaga kerja muda usia.

2. Faktor pendidikan

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kualitas kerja seseorang, semakin

tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi kemampuan dalam bekerja karena

dengan pendidikan tinggi akan meningkatkan kemampuan intelektual, interpersonal

dan teknikal. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan dapat

mempengaruhi cara berpikir dan cara bekerja dengan aman (Millah, 2008).

3. Masa kerja

Masa kerja biasanya dikaitkan dengan waktu mulai bekerja dimana masa kerja

juga ikut menentukan kinerja seseorang. Semakin lama masa kerja maka kecakapan

akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Masa kerja

biasanya dikaitkan dengan waktu mulai kerja pada saat ini. Diasumsikan bahwa

semakin lama seseorang bekerja pengalamannya semakin luas atau semakin banyak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Lama kerja berkaitan erat dengan pengalaman-pengalaman yang didapat selama

menjalankan pekerjaannya. Mereka yang berpengalaman dipandang lebih mampu

dalam melaksanakan pekerjaannya (Tarwaka, 2010).

4. Fisik yang tidak mendukung

Lemahnya kondisi fisik sesorang berpengaruh pada penurunan tingkat

konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan

motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja (Budiono, 2011).

5. Stress Kerja

Stress kerja sering kali dialami oleh pekerja. Stress dapat disebabkan oleh

berbagai hal yaitu kelelahan kerja, lingkungan kerja yang tidak aman, yang dapat

mempengaruhi tingkat konsentrasi dan menyebabkan turunnya produktifitas kerja dan

meningkatnya kejadian kecelakaan kerja. Menurut hasil penelitian Suprapto bahwa

ada hubungan antara stress kerja dengan kejadian kecelakaan kerja dari hasil korelasi

analisis menunjukkan adanya hubungan antara resiko kecelakaan kerja dengan stres

kerja. Risiko kecelakaan kerja merupakan salah satu faktor yang menunjukkan tinggi

rendahnya angka kejadian kecelakaan kerja (Tom Cox, 2000).

6. Tidak cukup kepemimpinan atau pengawasan

Tidak cukupnya kepemimpinan dan pengawasan dapat menyebabkan pekerja

untuk melakukan pelanggaran sehingga kecelakaan kerja dapat terjadi. Penelitian

yang dilakukan oleh Siregar (2014), terdapat hubungan antara pengawasan dengan

kejadian kecelakaan kerja.

7. Tidak cukup standar-standar kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Standar kerja digunakan untuk melakukan penilaian kinerja, apabila standar

kerjanya kurang atau tidak cukup maka penilaian kinerja karyawan tidak maksimal.

Penelitian Riyadi (2007), menyatakan bahwa pekerja yang menggunakan APD yang

tidak sesuai, berisiko 2,2 kali mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan

pekerja yang tidak memakai APD

8. Posisi kerja yang tidak tepat

Posisi kerja yang tidak tepat misalnya melakukan pekerjaan dengan sikap

membungkuk, jongkok harus dihindari untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi

darah dan sensibilitas pada paha (Budiono,2010).

9. Lingkungan kerja yang tidak memenuhi standart

Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja

terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan terletak pada

rancangan tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan penempatan alat kerja tidak

diletakkan pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna

sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang

merasa tidak nyaman dalam bekerja. Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya

ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat. Lingkungan

kerja yang tidak aman dan nyaman dapat menyebabkan pekerja tidak nyaman dalam

melakukan pekerjaanya sehingga dapat menyebabkan timbulnya kejadian kecelakaan

kerja. Faktor lingkungan kerja yang berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

adalah faktor fisik (kebisingan, pencahayaan, suhu), faktor kimia dan faktor biologi

(Triwibowo dkk, 2013).

2.4 Landasan Teori

Secara umum ada dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu penyebab

langsung (immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes), tercantum pada

International Loss Control Institute (ILCI) Loss Causation Model (OHS Body of

Knowledge Models of Causation : Safety, 2012).

Gambar 2.1 The International Loss Control Institute Loss Causation Model

(Modified from Bird)

Teori ini terdiri dari lima faktor domino kecelakaan kerja yang berurutan

dengan susunan sebagai berikut :

1. Kurangnya pengawasan manajemen (Lack of control)

Pengawasan merupakan salah satu di antara fungsi manajemen yang penting,

selain perencanaan, pengorganisasian, dan kepemimpinan. Ada beberapa hal yang

menyebabkan kurangnya pengawasan manajememen yaitu kurangnya program

keselamatan dan kesehatan kerja, standar kerja yang tidak sesuai dan kepatuhan

terhadap standar yang berlaku.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

2. Penyebab dasar (basic cause)

Penyebab dasar adalah sesuatu yang menyebabkan timbulnya tindakan dan

kondisi tidak aman. Ada dua penyebab dasar yaitu faktor manusia dan faktor

pekerjaan. Adapun faktor manusia diantaranya adalah kemampuan fisik yang

tidak memadai, kemampuan mental/psikologi yang tidak memadai, minimnya

pengetahuan, motivasi kerja yang kurang, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor

pekerjaan meliputi tidak memadainya peralatan dan perlengkapan.

3. Penyebab langsung (immediate cause). Penyebab langsung dari suatu kecelakaan

adalah tindakan tidak aman (unssafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe

condition). Tindakan tidak aman berupa mengabaikan prosedur keamanan,

mengoperasikan alat tanpa izin, menggunakan peralatan yang tidak sesuai atau

rusak. Kondisi tidak aman meliputi ventilasi yang tidak memadai, kebisingan dan

panas yang berlebihan, penerangan yang tidak memadai atau berlebihan, dan lain

sebagainya.

4. Kejadian/ kontak dengan energi atau benda (Incident)

Kecelakaan dapat timbul apabila kondisi-kondisi seperti di atas tidak diberi

tindakan. Oleh karena itu peluang kontak dengan sumber energi dari bahan atau

struktur yang ada harus dicegah. Energi yang dimaksud adalah energi kinetik,

energi listrik, panas, sumber radiasi dan kimia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

5. Kerugian (Loss)

Kerugian yang dimaksud adalah kerugian yang dapat berupa cidera pada pekerja

yang bahkan dapat menyebabkan kematian, kerusakan harta benda, dan kerugian

proses kerja (waktu).

2.5 Keranga Konsep

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja pada perawat.

Bird dan Germain menyadari bahwa diperlukan manajemen untuk mencegah dan

mengendalikan kecelakaan. Mereka mengembangkan teori domino baru yang

mencerminkan hubungan langsung manajemen dengan penyebab dan dampak dari

kerugian kecelakaan. Teori domino baru dari Bird dan Germain sekarang ini lebih

dikenal dengan sebutan The ILCI Loss Causation Model (OHS Body of Knowledge

Models of Causation : Safety, 2012).

Penyebab langsung dalam kecelakaan adalah suatu keadaan yang biasanya bisa

dilihat dan dirasakan langsung terdiri dari tindakan tidak aman dan kondisi tidak

aman. Pada penelitian ini variabel penyebab langsung antara lain faktor manajemen

yang terdiri dari pelatihan, pengawasan dan prosedur kerja. Penyebab dasar (basic

cause) yaitu faktor manusia/ pribadi (personal factor) dalam penelitian ini termasuk

variabel usia, pendidikan, masa kerja dan fisik yang tidak mendukung. Perilaku tidak

aman dalam penelitian ini termasuk pengetahuan, sikap dan tindakan OHS Body of

Knowledge Models of Causation : Safety, 2012). Kerangka konsep dari penelitian ini

sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini pengawasan, prosedur kerja dan

kondisi fisik. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecelakaan kerja pada

perawat terdiri dari Hernia Nukleus Pulposus (HNP), tertusuk jarum dan terpeleset.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka hipotesis pada

penelitian ini antara lain:

1. Terdapat hubungan antara pengawasan dengan terjadinya kecelakaan kerja pada

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2017.

2. Terdapat hubungan antara prosedur kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja pada

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2017.

3. terdapat hubungan antara kondisi fisik dengan terjadinya kecelakaan kerja pada

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2017.

Kecelakaan Kerja Perawat

Pengawasan

Prosedur Kerja

Kondisi fisik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

deskriptif korelasional yaitu untuk menguji sejauh mana hubungan antara dua

variabel atau lebih (Polit dan Beck, 2012). Penelitian korelasi bertujuan untuk

menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta

berarti atau tidak hubungan itu. Dalam penelitian korelasional biasanya hanya

mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi

atau memanipulasi variabel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

hubungan variabel pengawasan, prosedur kerja, dan kondisi fisik dengan terjadinya

kecelakan kerja pada perawat di ruang rawat inap RSU Permata Bunda.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS Permata Bunda, dengan pertimbangan karena

didapatkan kasus kecelakaan kerja pada perawat setiap bulannya. Waktu penelitian

dilakukan selama 6 bulan yang dimulai bulan Januari 2017 hingga September 2017.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh perawat di ruang rawat inap dewasa di Rumah Sakit

Permata Bunda yang berjumlah 96 orang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian atau elemen dari populasi yang diharapkan dapat

mewakili karakteristik populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana

jumlah sampel sama dengan populasi (Polit dan Beck, 2012), dalam penelitian ini

sampel sebanyak 96 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan metode angket yang meliputi hubungan

pengawasan, prosedur kerja dan kondisi fisik dan untuk memperdalam dan untuk

melengkapi peneliti juga membutuhkan dokumen-dokumen yang tersedia di RS

Permata bunda digunakan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode pengumpulan

data terdiri dari:

1. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan melalui

wawancara dan observasi, Data primer meliputi data karakteristik responden,

pengawasan, prosedur kerja, kondisi fisik dan kecelakaan kerja yang pernah

dialami oleh perawat.

2. Data sekunder diperoleh dari catatan atau dokumen dari Rumah Sakit Permata

Bunda serta data-data lainnya yang mendukung data hasil penelitian.

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010), validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk uji validitas dan reliabilitas

data, peneliti akan menguji valid kuisioner dan reliabel kuisioner pengawasan,

prosedur kerja dan kondisi fisik menggunakan Content Validity Index atau CVI yang

digunakan untuk memperbaiki alat ukur dengan memeriksa item - item pengukuran

dalam instrumen.

Uji validitas bertujuan mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang

menunjukan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Dalam penelitian ini

pengujiian validitas pengawasan, prosedur kerja dan kondisi fisik sebanyak 17

pertanyaan dilakukan oleh 3 orang ahli yaitu dokter spesialis, dokter umum dan

perawat dimana ahli memberikan penilaian baik yaitu 3 atau 4 (dengan demikian

dikotomisasi skala ordinal menjadi relevan = 1 dan tidak relevan= 0), dibagi dengan

jumlah total ahli.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen menggambarkan stabilitas dan konsistensi suatu

instrumen dalam suatu konteks yang diberikan. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten dan stabil dari

waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsisten hasil

sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Pengujian reliabilitas dapat

menggunakan uji statistik cronbach alpha. Cronbach alpha yang baik adalah yang

semakin mendekati 1. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengawasan, prosedur

kerja dan kondisi fisik dilakukan di Rumah Sakit Islam Malahayati terhadap 30 orang

perawat dengan taraf signifikan 95%. Suatu konstruk pertanyataan dikatakan reliabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Polit dan Beck, 2012).

Tabel 3.1 Hasil Uji CVI Kuesioner item Expert 1 Expert 2 Expert 3 Jumlah

Kesetujuan I-CVI

Pengawasan 1 0 1 1 2 2/3 = 0,67 2 1 0 1 2 2/3 = 0,67 3 1 1 0 2 3/3 = 1,00 4 1 1 1 3 3/3 = 1,00 5 1 1 1 3 3/3 = 1,00 6 1 1 1 3 3/3 = 1,00 7 1 1 1 3 3/3 = 1,00

Prosedur Kerja 1 1 1 1 3 3/3 = 1,00 2 1 1 1 3 3/3 = 1,00 3 1 1 1 3 3/3 = 1,00 4 0 1 1 2 2/3 = 0,67 5 1 1 1 3 3/3 = 1,00

Kodisi Fisik 1 1 0 1 2 3/3 = 1,00 2 1 1 1 3 3/3 = 1,00 3 1 1 0 2 3/3 = 1,00 4 1 1 1 3 3/3 = 1,00 5 1 1 1 3 3/3 = 1,00 Mean I-VCI 0.902

Hasil uji content validity terhadap 17 pertanyaan pada kuesioner. Nilai CVI

kuesioner adalah 0,902 yang berarti kuesioner tersebut sesuai digunakan untuk penelitian.

karena mengindikasikan tingkat persetujuan ahli yang mana disarankan nilai CVI

yaitu 0.80 atau lebih tinggi.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengawasan

Pengawasan Corrected item-Total Correlation

Keterangan

Pernyataan 1 0,738 Valid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Tabel 3.2 (Lanjutan)

Pengawasan Corrected item-Total Correlation

Keterangan

Pernyataan 2 0,462 Valid Pernyataan 3 0,367 Valid Pernyataan 4 0,525 Valid Pernyataan 5 0,738 Valid Pernyataan 6 0,269 Tidak Valid Pernyataan 7 0,650 Valid

Hasil uji menunjukkan bahwa pernyataan yang nilai Corrected item-Total

Correlation>0,361 sebanyak 6 pernyataan dan satu pernyataan yang tidak valid.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Prosedur Kerja

Prosedur Kerja Corrected item-Total Correlation

Keterangan

Pernyataan 1 0,731 Valid Pernyataan 2 0,600 Valid Pernyataan 3 0,866 Valid Pernyataan 4 0,206 Tidak Valid Pernyataan 5 0,857 Valid

Hasil uji menunjukkan bahwa pernyataan yang nilai Corrected item-Total

Correlation>0,361 sebanyak 4 pernyataan dan satu pernyataan yang tidak valid.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kondisi Fisik

Kondisi Fisik Corrected item-Total Correlation

Keterangan

Pernyataan 1 0,794 Valid Pernyataan 2 0,602 Valid Pernyataan 3 0,411 Valid Pernyataan 4 0,591 Valid Pernyataan 5 0,773 Valid

Hasil uji menunjukkan bahwa pernyataan yang nilai Corrected item-Total

Correlation>0,361 sebanyak 5 pernyataan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Pengawasan, Prosedur Kerja, dan Kondisi Fisik Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Pengawasan 0,808 Reliabel Prosedur Kerja 0,847 Reliabel Kondisi Fisik 0,831 Reliabel

Pengawasan nilai Cronbach Alpha 0,808, maka dapat disimpulkan bahwa

seluruh pertanyaan variabel pengawasan reliabel, prosedur kerja nilai Cronbach

Alpha 0,847, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel prosedur

kerja reliable dan kondisi fisik nilai nilai Cronbach Alpha 0,831, maka dapat

disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel kondisi fisik reliabel.

3.6. Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen. Untunk variabel independen dalam penelitian ini adalah pengawasan,

prosedur kerja dan kondisi fisik, sedangkan variabel dependen yaitu kecelakaan kerja

perawat di ruang rawat inap rumah sakit permata bunda medan

3.6.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa perawat melakukan

pekerjaan sesuai dengan standart yang telah diberlakukan. Diukur dengan

indikator pengarahan, pengawasan kinerja perawat, pengawasan pemakaian

sarung tangan, pengawasan pemakaian sepatu, pengawasan posisi kerja.

Pengawasan dikatakan baik apa bila skor angket ≥80%, cukup baik ≥ 60% dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

kurang baik < 60%

2. Prosedur kerja adalah Tahapan dalam tata kerja seorang perawat. Diukur

dengan indikator cara menutup jarum suntik, memakai sarung tangan,

memakai sepatu dan posisi saat mengangkat pasien. Prosedur kerja dikatakan

baik apa bila skor angket ≥80%, cukup baik ≥ 60% dan kurang baik < 60%

3. Kondisi fisik adalah Keadaan fisik perawat pada saat bekerja. Diukur dengan

indikator rasa lelah, sakit kepala,sakit punggung rasa mengantuk dan jantung

berdedar, Kondisi fisik dikatakan baik apa bila skor angket ≥80%, cukup

baik ≥ 60% dan kurang baik < 60%

4. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan oleh perawat yang menimbulkan kerugian akibat pekerjaannya.

Diukur dengan indikator HNP, tertusuk jarum suntik dan terpeleset. Dikatakan

terdapat kecelakaan kerja apabila terdapat salah satu indikator.

3.7 Aspek Pengukuran

Pengukuran variabel disajikan pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Aspek Pengukuran Variabel

Variabel Bobot Nilai 1variabel=1 indikator

Bobot Nilai 1variabel=6 indikator

1. Pengawasan a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik

3 2 1

18 12 6

2. Prosedur Kerja a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik

Bobot Nilai 1 variabel = 1 indikator

3 2 1

Bobot Nilai 1 variabel = 4 indikator

12 8 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Tabel 3.6 (Lanjutan)

Variabel Bobot Nilai 1 variabel = 1 indikator

Bobot Nilai 1 variabel = 5 indikator

3. Kondisi Fisik a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik

3 2 1

15 10 5

3.8 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner.

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pengawasan, prosedur kerja, kondisi fisik

dan kecelakaan kerja. Kuesioner tersebut diberkan dan diisi langsung oleh perawat di

Rumah Sakit Permata Bunda.

Tahap pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat surat ijin

penelitian yang diperoleh dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas Sumatera

Utara dan selanjutnya menyampaikan surat izin tersebut ke rumah sakit lokasi

penelitian. Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta

menjelaskan tujuan penelitian dan prosedur-prosedur intrvensi dan meminta

kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut. Setelah, meminta

responden mengisi kuesioner yang telah disiapkan dan klarifikasi jawaban responden

jika diperlukan. Melibatkan asisten dalam menjelaskan kuesioner pada responden dan

cara pengisian lembar kuesioner. Mengumpulkan hasil pengumpulan data untuk

selanjutnya diolah dan dianalisa.

3.9 Metode Analisa Data

Data primer yang telah diperoleh dianalisis melalui proses pengolahan data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

2.

Ananlis data dilakukan untuk mengetahun hubungan antara variabel

pengawasan, prosedur kerja, dan kondisi fisik dengan kecelakaan kerja.

Analisi ini dilaukan untuk memperoleh distribusi masing-masing variabel

yang diteliti, sehingga kumpulan data tersebut dapat disederhanakan dan

diringkaskan menjadi informasi yang berguna. Dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase.

Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan

faktor pengawasan, prosedur kerja, dan kondisi fisik dengan

kecelakaan kerja pada perawat. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Uji

statistik yang digunakan adalah chi square karena jenis data dalam penelitian

ini adalah data katagori dengan sakla ordinal dengan tingkat kemaknaan

p<0,05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Rumah Sakit Permata Bunda

Cikal bakal RS. Permata bunda dimulai dari FIRMA MADJU yang

merupakan usaha yang dimiliki oleh Alm. Bapak. H. M. Arbie yang bergerak dalam

jasa penerbitan dan percetakan dan telah dirintis beliau sejak tahun 1955 sampai saat

ini dengan lokasi Jl. Amaliun No. 37 Medan. Berkat kepemimpinan beliau usaha ini

terus berkembang setiap tahun sehingga dapat membangun usaha – usaha lain seperti

Pesantren Modern, Perhotelan, Klinik Spesialis Bunda dan Rumah Sakit Permata

Bunda Medan.Rumah Sakit Permata Bunda (RSBP) dibangun pada Bulan Juli 1987

dan selesai pada Bulan Juli 1988 peresmian sekaligus mulai operasionalnya Rumah

Sakit Permata Bunda Medan oleh Gubernur Sumatera Utara. Sesuai dengan fungsi

Rumah Sakit pada umumnya Rumah Sakit Permata Bunda mempunyai tujuan visi

dan misi serta pelayanan kesehatan yang meliputi:

a. Pembinaan/ Promotif

b. Pencegahan/ Preventif

c. Pengobatan/ Kuratif

d. Pemulihan/ Rehabilitatif

Rumah Sakit Permata Bunda Medan terletak di Jalan Sisingamangaraja No. 7

Medan inti Kota Medan, mudah di jangkau oleh masyarakat. RS Permata Bunda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

dengan pelayanan paripurna, peralatan, memadai didukung tenaga ahli berdedikasi

tinggi serta ditunjang oleh tenaga para medis yang terampil profesional etis, dan

berwawasan nasional diharapkan memberikan persepsi, penampilan rumah sakit yang

bermutu efisien dan efektif. Perkembangan RS Permata Bunda sejak berdiri tahun

1988 sampai dengan tahun 2010 dari jumlah tempat tidur yaitu berjumlah 220 tempat

tidur dengan luas Area 2.965,80 m2 dan luas bangunan 4.320 m2

4.1.2. Visi dan Misi

serta terdiri dari

bangunan utama 4 lantai dan bangunan penunjang lainnya 3 lantai.

Adapun visi dari RS Permata Bunda yaitu menyelenggarakan pelayanan

spesialistik dan sub Spesialistik yang lengkap, bermutu, aman, terjangkau dan

berazaskan kekeluargaan. Sedangkan misi dari RS Permata Bunda yaitu

menyelenggarakan pelayanan Prima, meningkatkan kualitas seluruh aspek pelayanan

dan meningkatkan pendidikan / pelatihan tenaga kesehatan.

4.1.3. Tujuan Pelayanan

Tujuan pelayanan RS Permata Bunda yaitu mewujudkan derajat kesehatan

yang setinggi – tingginya bagi semua lapisan masyarakat secara menyeluruh sesuai

dengan peraturan perundang – undangan serta tidak memandang suku, agama dan

kedudukan.

4.1.4. Struktur Organisasi

Susunan Struktur Organisasi Rumah Sakit Permata Bunda Medan terdiri atas:

a. Direktur Utama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

b. Wakil Direktur Pelayaan Medis

c. Wakil Direktur Keuangan

d. Wakil Direktur Adm & Umum

e. Unit-unit Non Struktural

4.1.5. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang ada di Rumah Sakit Permata Bunda Medan

sebanyak 524 orang yang terdiri atas :

Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia

No Sumber Daya Manusia Jumlah (Orang) A Tenaga Medis 1. Dokter Spesialis 97 2. Dokter Sub Spesialis 22 3. Dokter Umum 10 4. Dokter Umum Koordinator Perusahaan

Total 3

132 B. Keperawatan 1. Sarjana Keperawatan 48 2. Akper 76 4. SPK 7 5. 6.

S2 Keperawatan Total

3 195

C. Non Keperawatan 1. D-II Analis 6 2. SPRA (Sekolah Pengatur Rawat A ) 1 3. D-III Radiologi 3 Akbid 25 Bidan 25

4.2 Karakteristik Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik perawat di ruang rawat inap rumah

sakit permata bunda dilihat meliputi umur, jenis kelamin, status perkawainan,

pendidikan dan masa kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Untuk kategori umur berdasarkan peraturan Kemenkes RI Nomor 25 Tahun

2016, proporsi umur responden terbanyak berusia 24-55 tahun sebesar 94,8%. jenis

kelamin terbanyak perempuan sebesar 71,9% dan laki-laki sebesar 28,1%. Status

perkawinan terbanyak sudah menikah sebesar 72,9% dan belum menikah 27,1%.

Pendidikan perawat terbanyak D3 keperawatan sebesar 69,8% dan masih ditemukan

perawat yang bependidikan SPK sebesar 2,1%, dapat (Lihat Tabel 4.2)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

4.3 Masa Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Untuk kategori masa kerja berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan yaitu masa Kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata

Bunda terbanyak sudah bekerja selama 2-8 tahun sebesar 64,6%, masa kerja selama

9-15 tahun sebesar 27,1%, masa kerja 16-23 tahun sebesar 4,2% dan masa kerjanya

sudah 32-38 tahun sebesar 1,0%, (Lihat Tabel 4.3)

Karakteristik n % Usia 24-45 tahun (Dewasa) 91 94,8 46-55 tahun (Pra Lanjut Usia) 5 5,2 Jenis Kelamin laki-laki 27 28,1 Perempuan 69 71,9 Status Pernikahan belum menikah 26 27,1 Menikah 70 72,9 Pendidikan SPK 2 2,1 D3 keparawatan 67 69,8 S1-Keperawatan 24 25,0 S2 Keperawatan 3 3,1 Jumlah 96 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Tabel 4.3 Masa Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

Masa Kerja Jumlah (n) Persentase (%)

2-8 tahun 62 64.6 9-15 tahun 26 27.1 16-23 tahun 4 4.2 24-31 tahun 32 -38 tahun

3 1

3.1 1.0

Jumlah 96 100,0

4.4 Pengawasan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Hasil penelitian terhadap 96 responden diketahui paling banyak menyatakan

selalu melakukan pergantian shift dilakukan pengarahan terlebih dahulu sebanyak 93

responden (96,9%), paling banyak responden menyatakan kadang-kadang kepala

perawat melakukan pengawasaan saat perawat melakukan pelayanan kepada pasien

sebanyak 80 responden (83,3%) dan paling banyak responden menyatakan tidak

pernah ada pengawasan penggunaan sepatu sebanyak 2 responden (2,1%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pertanyaan Mengenai Pengawasan Perawat

Pernyataan Selalu Kadang-

kadang Tidak pernah

n % n % n % Sebelum melakukan pergantian shift dilakukan pengarahan terlebih dahulu

93 96,9 3 3,1 0 0

Saat melakukan pelayanan kepada pasien kepala perawat melakukan pengawasan

80 83,3 16 16,7 0 0

Pengawasan kinerja perawat berdasarkan SOP

93 96,9 3 3,1 0 0

Pengawasan Penggunaan sarung tangan 91 94,8 5 5,2 0 0 Pengawasan penggunaan sepatu 88 91,7 6 6,3 2 2,1 Pengawasan posisi kerja menangani pasien 92 95,8 4 4,2 0 0

Hasil penilaian pengawasan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit

Permata Bunda sebanyak 90 responden (93,7%) menyatakan baik dan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

menyatakan cukup baik sebanyak 6 responden (6,3%).

Tabel 4.5 Pengawasan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

Pengawasan Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 90 93,7 Cukup Baik Kurang Baik

6 0

6,3 0

Jumlah 96 100,0 4.5 Prosedur Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata

Bunda

Hasil penelitian terhadap 96 responden diketahui paling banyak menyatakan

sering, setelah menyuntik jarum suntik ditutup kembali sebanyak 93 responden

(96,9%), responden menyatakan kadang-kadang menggunakan saruung tangan dan

sepatu safety masing-masing sebanyak 79 responden (82,3%) dan paling banyak

responden menyatakan tidak pernah berposisi jongkok saat mengangkat pasien

sebanyak 13 responden (13,5%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pertanyaan Mengenai Prosedur Kerja Perawat

Pernyataan Sering Kadang-

kadang Tidak pernah

n % n % n % Setelah menyuntik jarum suntik ditutup kembali

93 96,9 3 3,1 0 0

Menggunakan sarung tangan 79 82,3 17 17,7 0 0 Menggunakan sepatu safety 79 82,3 16 16,7 1 1,0 Posisi perawat saat mengangkat pasien poisis jongkok

73 76,0 10 10,4 13 13,5

Hasil penilaian prosedur kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit

Permata Bunda sebagian besar perawat dengan prosedur kerja baik yaitu 83

responden (86,5%), perawat dengan prosedur kerja cukup baik yaitu sebanyak 12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

responden (12,5%) dan prosedur kerja kurang baik 1 responden (1,1%).

Tabel 4.7 Prosedur Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

Prosedur Kerja Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 83 86.5 Cukup Baik Kurang Baik

12 1

12.5 1,1

Jumlah 96 100,0 4.6 Kondisi Fisik Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Hasil penelitian terhadap 96 responden diketahui paling banyak menyatakan

selalu mengantuk pada saat bekerja sebanyak 5 responden (5,2%), responden

menyatakan kadang-kadang mengalami sakit punggung dan merasa lelah pada saat

bekerja masing-masing sebanyak 15 responden (15,6%) dan paling banyak responden

menyatakan tidak pernah merasa jantung berdebar pada saat bekerja sebanyak 84

responden (87,5%).

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pernyataan Mengenai Kondisi Fisik Perawat

Pernyataan Selalu Kadang-kadang

Tidak pernah

n % n % n % Merasa lelah pada saat bekerja 1 1,0 15 15,6 80 83,3 Merasa sakit kepala pada saat bekerja 1 1,0 13 13,5 82 85,4 Jantung berdebar pada saat bekerja 3 3,1 9 9,4 84 87,5 Pada saat bekerja mengantuk 5 5,2 16 16,7 75 78,1 Pada saat bekerja mengalami sakit punggung

2 2,1 15 15,6 79 82,3

Hasil penilaian kondisi fisik perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit

Permata Bunda sebagian besar kondisi fisik yang baik pada perawat sebanyak 77

orang (80,2%), kondisi fisik yang cukup baik pada perawat sebanyak 16 responden

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

(16,7%) dan kondisi fisik yang kurang baik yaitu sebanyak 3 orang perawat (3,1%).

Tabel 4.9 Kondisi Fisik Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

Kondisi Fisik Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 77 80,2 Cukup Baik Kurang Baik

16 3

16,7 3,1

Jumlah 96 100,0 4.7 Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata

Bunda Kecelakaan kerja perawat di ruang rawat ianap Rumah Sakit Permata Bunda

selama 2 bulan terakhir terdiri dari

Tabel 4.10 Kejadian HNP, tertusuk Jarum, dan Terpeleset pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

HNP, tertusuk Jarum dan terpeleset. Kejadian

HNP pernah dialami 14 perawat (14,6%), tertusuk jarum pernah dialami oleh 15

perawat (15,6%) dan kejadian terpeleset pernah dialmi oleh 10 perawat (10,4%).

Kejadian Jumlah (n) Persentase (%) HNP Ya 14 14,6 Tidak 82 85,4 Tertusuk Jarum Ya 15 15,6 Tidak 81 84,4 Tepeleset Ya 10 89,6 Tidak 86 10,4 Jumlah 96 100,0

Kecelakaan kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda

selama 2 bulan terbanyak tidak mengalami kecelakaan kerja sebesar 82,3% dan yang

mengalami kejadian kecelakaan kerja sebesar 17,7%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Tabel 4.11 Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

Kecelakaan Kerja Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak 79 82,3 Ya 17 17,7 Jumlah 96 100,0

4.8 Hubungan Pengawasan dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Penilaian hubungan antara pengawasan dengan kecelakaan kerja perawat di

ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda menunjukkan bahwa dari 90 perawat

yang menyatakan pengawasan baik, yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 11

orang (12,2%). Pada 6 perawat yang menyatakan pengawasan kerja cukup baik yang

mengalami kecelakaan kerja sebanyak 6 orang (100,0%). Hasil uji bivariat dengan

menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa nilai p=0,000<0,05 yang artinya

ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan kecelakaan perawat di

ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda.

Tabel 4.12 Hubungan Pengawasan dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

Pengawasan Kecelakaan Kerja Jumlah p. Tidak Ya

n % n % n % Cukup Baik 0 0,0 6 100,0 6 100,0 0,000 Baik 70 87,8 11 12,2 90 100,0

4.9 Hubungan Prosedur Kerja dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Berdasarkan penilaian hubungan antara prosedur kerja dengan kecelakaan

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda menunjukkan bahwa dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

83 perawat dengan prosedur kerja baik yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak

11 orang (13,3%) dan yang tidak mengalami kecelakaan kerja sebanyak 72 orang

(86,7%). Pada 12 perawat dengan prosedur kerja cukup baik yang mengalami

kecelakaan kerja sebanyak 5 orang (41,7%) dan yang tidak mengalami kecelakaan

kerja sebanyak 7 orang (53,8%). Hasil uji bivariat dengan menggunakan uji Chi-

square menunjukkan bahwa nilai p=0,005<0,05 yang artinya ada hubungan yang

signifikan antara prosedur kerja dengan kecelakaan perawat di ruang rawat inap

Rumah Sakit Permata Bunda.

Tabel 4.13 Hubungan Prosedur Kerja dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

Prosedur Kerja Kecelakaan Kerja Jumlah p. Tidak Ya

n % n % n % Kurang Baik 0 0,0 1 100,0 1 100,0

0,005 Cukup Baik Baik

7 72

53,8 86,7

5 11

41,7 13,3

12 83

100,0 100.0

4.10 Hubungan Kondisi Fisik dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Berdasarkan penilaian hubungan antara kondisi fisik perawat dengan

kecelakaan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda menunjukkan

bahwa dari 76 perawat yang menyatakan kondisi fisiknya baik yang mengalami

kecelakaan kerja sebanyak 5 orang (6,6%) dan yang tidak mengalami kecelakaan

kerja sebanyak 71 orang (93,4%). Pada 16 perawat yang menyatakan kondisi

fisiknya cukup baik yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 10 orang (62,4%)

dan yang tidak mengalami kecelakaan kerja sebanyak 6 orang (37,5%). Hasil uji

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

bivariat dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa nilai

p=0,000<0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kondisi fisik dengan

kecelakaan perawat di ruang rawat ianap Rumah Sakit Permata Bunda.

Tabel 4.14 Hubungan Kondisi fisik dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Tahun 2017

Kondisi Fisik Kecelakaan Kerja Jumlah p Tidak Ya

n % n % n % Kurang Baik 2 50,0 2 50,0 4 100,0

0,000 Cukup Baik Baik

6 71

37,5 93,4

10 5

62,4 6,6

16 76

100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

BAB 5

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa variabel pengawasan,

prosedur kerja dan kondisi fisik memiliki hubungan dengan kecelakaan kerja perawat

di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda. Penjelasan tentang tiap variabel

dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

5.1 Hubungan Pengawasan Hubungan Pengawasan dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Pengawasan adalah kegiatan yang merencanakan, mengarahkan,

membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai dan

mengevaluasi secara berkesinambungan anggota secara menyeluruh sesuai dengan

kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki anggota. Dalam rumah sakit seorang

perawat pelaksana biasanya diawasi oleh perawat kepala ruangan. Perawat kepala

ruangan inilah yang berfungsi untuk memperhatikan, mengarahkan, mengevaluasi

setiap pekerjaan yang dilakukan oleh perawat termasuk dalam mengawasi kesehatan

dan keselamatan perawat pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, terbanyak perawat menyatakan

pengawasan baik dari kepala perawat sebesar 93,7%. Pengawasan yang dilakukan

antara lain yaitu sebelum melakukan pergantian shift dilakukan pengarahan terlebih

dahulu, pengawasan juga dilakukan pada saat perawat memberikan pelayanan kepada

pasien, pengawasan kinerja berdasarkan SOP dan juga pengawasan terhadap posisi

pada saat bekerja melayani pasien.

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Penilaian hubungan antara pengawasan dengan kecelakaan kerja perawat di

ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda menunjukkan bahwa nilai

p=0,000<0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan

kecelakaan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anshari (2016) yang

menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara Pengawasan dengan

kecelakaan kerja. di PT. Kunango Jantan Tahun 2016. Penelitian yang dilakukan oleh

Harpeni (2015) juga menyatakan hal yang sama bahwa terdapat hubungan antara

Hasil didapatkan bahwa pengawasan berkolerasi positif dengan kecelakaan

kerja pada perawat, semakin baik pengawasan yang dilakukan kepala perawat maka

semakin kecil resiko terjadinya kecelakan kerja pada perawat, oleh karena itu

pengawasan yang dilakukan oleh kepala perawat penting dalam menjaga keselamatan

dan kesehatan para perawat pelaksana.

pengawasan dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian produksi PT Lutvindo

Wijaya Perkasa Pekanbaru.

Hasil wawancara dan hasil observasi atas pengawasan yang dilakukan oleh

kepala ruangan dilakukan setiap hari pada setiap ruangan pada pagi hari. Kemudian

saat shift siang dan malam melakukan pengawasan kepada supervisi yang

bertanggung jawab pada shift tersebut. Tugas supervisi atau penanggung jawab pada

saat jam dinas, yang dilakukan adalahg melihat kondisi ruangan dan melihat

pekerjaan dari perawat yang melakukan dinas pada jam tersebut yang pada intinya

semua kegiatan dan kondisi diawasi dengan benar. Kemudian juga dari hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

wawancara yang dilakukan terhadap perawat pelaksana yang sedang melakukan dinas

bahwa mereka menyatakan pengawasan selalu dilakukan setiap hari pada saat jam

dinas, yang dilakukan oleh kepala perawat dan supervisi. Kemudian dari hasil telaah

dokumen, peneliti menemukan sebuah dokumen terkait pengawasan yang dilakukan

oleh tim supervisi dalam bentuk buku yang berisi mengenai hasil pengawasan pada

setiap ruangan yang dilakukan setiap hari. Isi buku laporan tersebut terdapat beberapa

kolom yang terdiri dari nama ruangan, nama pengawas, jumlah perawat yang

bertugas, jumlah pasien, sarana, prasarana, keterangan dan tanda tangan pengawas

yang bertugas.

Pengawasan merupakan salah satu kunci dalam mengatur perilaku manusia.

Pengawasan tentang keselamatan dan kesehatan kerja menjadi factor penting dalam

mengatur perilaku pekerja agar tetap aman sehingga tidak terjadi atau mengurangi

risiko penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja. Pengawasan yang dilakukan

oleh kepala perawat maupun supervisi dalam mengatur perawat pelaksana di Rumah

Sakit Permata Bunda sudah cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa hal yang

pengawasannya masih kurang seperti pengawasan penggunaan sepatu dan posisi

kerja.

Sebuah penelitian dalam Hadiopetra (2014) persepsi keselamatan pada

supervisor banyak difokuskan area berikut: kepemimpinan (contoh perilaku,

tanggung jawab), komunikasi (meeting, pengakuan / recognition, penghargaan/

reward), masalah (perilaku tidak aman, identifikasi masalah), alat pelindung diri

(jumlah, penggunaan, kesesuaian standard), prosedur (peraturan, kebijaksanaan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

standard, petunjuk), pelatihan (modul, jatah pelatihan, pengakuan), dan personel

pekerja (asesmen, penghasilan). Kondisi yang ditemukan saat melakukan penelitian

adalah pengawasan yang dilakukan sehari-hari oleh kepala perawat di Rumah Sakit

Permata Bunda telah diterapkan langsung ataupun tidak langsung. Peran kepala

perawat sebagai pengawasa perawat pelaksana antara lain seperti melakukan

pengarahan pada waktu pergantian shift, melakukan pengawasan pada saat perawat

pelaksana melakukan pelayanan kepada pasien, menjalankan SOP, melakukan

pengawasan sarung tangan, sepatu dan posisi kerja perawat saat menangani pasien.

Selain itu, pengawasan tidak hanya berkutat pada monitoring saja melainkan

memberikan bimbingan, pengarahan

observasi, dan pemberian motivasi serta evaluasi

terhadap pendokumentasian tiap-tiap proses keperawatan.

5.2 Hubungan Prosedur Kerja dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Prosedur kerja merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk

menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang

diharapkan secara efektif dan efisien serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu

masalah yang terperinci menurut waktu yang telah ditetapkan. Perawat juga memiliki

prosedur kerja yang sudah ditetapkan dimana prosedur tersebut digunakan untuk

melindungi perawat dan juga melindungi pasien.

Prosedur kerja yang diobservasi pada penelitian ini adalah prosedur menyuntik,

penggunaan sarung tangan, penggunakan sepatu safety dan prosedur posisi perawat

saat mengangkat pasien. Prosedur kerja yang sering dipatuhi oleh perawat adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

prosedur dalam menyuntik, prosedur ini memang harus sangat diperhatikan oleh

perawat karena faktor risiko dalam penularan penyakit sangatlah tinggi seperti

penularan virus HIV dan Hepatitis B, jika perawat tertusuk jarum suntik. Prosedur

kerja yang jarang dipatuhi oleh perawat pelaksana adalah posisi kerja seperti

mendorong, mengangkat, menarik, menunduk dan lain sebagainya. Hal ini yang

menyebabkan tingginya risiko perawat mengalami low back pain.

Penilaian hubungan antara prosedur kerja dengan kecelakaan perawat di ruang

rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda menunjukkan nilai p=0,010<0,05 yang

artinya ada hubungan yang signifikan antara prosedur kerja dengan kecelakaan

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2014)

yang menyatakan bahwa ada hubungan prosedur kerja dengan kecelakaan di PT Aqua

Golden Missisippi Bekasi dimana semakin tidak patuh pekerja dengan prosedur kerja

maka akan semakin tinggi risiko kecelakaan kerja dan begitu juga sebaliknya

semakin patuh pekerja maka akan semakin rendah risiko kecelakaan kerja. Kemudian

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017) menyatakan bahwa

praktik penerapan SOP berhubungan dengan risiko kecelakaan kerjadi PT. X

Tangerang.

Berdasarkan hasil penjabaran wawancara dan hasil observasi atas prosedur

kerja, terhadap kepala ruangan bahwa hampir semua perawat yang bertugas selalu

melakukan pekerjaan atau tindakan sesuai dengan standar yang diterapkan. Adanya

beberapa perawat yang terlupa atau tidak sesuai dengan prosedur dalam melakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

tindakan mungkin disebabkan karena buru-buru atau sedang dalam kondisi yang tidak

sehat. Kepala perawat menyatakan bahwa seorang perawat harus memiliki sikap yang

baik seperti mengikuti prosedur kerja dan harus peduli terhadap bahaya yang ada

dirumah sakit, karena perawat tidak hanya bertanggung jawab terhadap

keselamatannya sendiri tetapi yang terutama itu harus memperhatikan keselamatan

pasien juga karena jika mereka bersikap yang buruk hal ini menyangkut mutu

pelayanan rumah sakit juga. Tetapi masih adanya perawat yang bersikap kurang

sesuai, seperti masih ada perawat yang tidak memakai sarung tangan saat menyuntik

yang mungkin karena agar lebih gampang pada saat akan melakukan tindakan.

Prosedur Kerja keselamatan dan kesehatan kerja merupakan prosedur standar

yang mesti dimiliki serta senantiasa diperhatikan oleh semua perusahaan yang

bergerak di semua bidang termasuk juga rumah sakit. Tujuannya dibuat prosedur ini

yaitu untuk menjamin kenyamanan dan keamanan semua pihak. Sehingga dengan

adanya prosedur kerja K3 memberikan rasa aman kepada setiap pekerja dalam

menjalankan pekerjaannya, memberi keuntungan bagi erusahaan sebab tak perlu lagi

adanya pengeluaran tambahan sebagai kompensasi cedera ataupun sakit yang dialami

pekerja dan Dengan adanya prosedur K3 pekerjaan akan menjadi lebih efisien,

terarah, dan efektif (Ridley, 2008).

Prosedur Kerja K3 di rumah sakit digunakan untuk melindungi perawat. Pada

dasarnya perawat di Rumah Sakit Permata Bunda sudah mengetahui tujuan dan

manfaat jika mereka menerapkan prosedur kerja dengan baik, seperti mengurangi

kesalahan atau kegagalan dalam proses kerja. Namun, beberapa dari perawat masih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

ada yang belum memiliki kesadaran untuk menerapkan prosedur kerja dalam

melakukan pekerjaannya karena belum ada sanksi yang tegas, hanya berupa teguran

saja, ada juga pekerja merasa terbebani dengan beberapa prosedur kerja, dan ada juga

menyatakan prosedur kerja membuat pekerjaan merela lebih lambat.

Dalam penelitian ini ketidakpatuhan perawat terhadap peosedur kerja

merupakan salah satu bentuk perbuatan tidak aman. Dalam prakteknya perbuatan

tidak aman pada perawat antara lain Pada saat setelah menyuntik pasien, jarum suntik

ditutup kembali dengan cara menutup langsung nal dengan menggunakan tangan,

tidak menggunakan sarung tangan, tidak menggunakan sepatu safety, dan posisi salah

saat bekerja. Perilaku tidak aman perawat saat bekerja tanpa menggunakan alat

peindung diri sesuai dengan standart dapat mengakbatkan kecelakaan kerja dan

menimbulkan penyakit akibat kerja.

Peningkatan kepatuhan perawat dalam melaksakan prosedur kerja dapat

dilakukan dengan cara meningkatan kesadaran perawat untuk bertindak aman dalam

upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan saat bekerja. Kesadaran perawat

dapat ditumbuhkan dengan cara pelatihan-pelatihan guna meningkatkan pengetahuan

perawat mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dan juga pengetahuan mengenai

bahaya kerja pada perawat sehingga perawat secara mandiri dapat berperilaku aman

saat bekerja.

5.3 Hubungan Kondisi Fisik dengan Kecelakaan Kerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda

Kondisi fisik yang tidak prima dapat mengurangi kapasitas kerja dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

ketahanan tubuh pekerja. Penurunan konsisi fisik pada perawat ditandai dengan

ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang sebabnya adalah

persyaratan psikis. Penyebab kelelahan umum adalah monotoni, intensitas, dan

lamanya kerja mental dan fisik, keadaan lingkungan. Para perawat pelaksana di

Rumah Sakit Permata Bunda menyatakan sering mengantuk pada saat bekerja

terkhusunya pada shift malam, ada juga yang menyatakan jantung berdebar akibat

kelelahan pada saat bekerja, beberapa perawat juga mengeluh mengalami sakit

punggung sehingga menggangu proses bekerja karena keluhan tersebut.

Penilaian hubungan antara kondisi fisik perawat dengan kecelakaan perawat

di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda menunjukkan nilai p=0,000<0,05

yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kondisi fisik dengan kecelakaan

perawat di ruang rawat ianap Rumah Sakit Permata Bunda. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandewa (2014) menyatakan ada hubungan

antara kondisi fisik dengan resiko kecelakaan kerja pada perawat diruang rawat inap

RSUD Labuang Baji Makassar. Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2017) juga

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan kejadian

kecelakaan kerja pada pekerja bagian lambung di sebuah perusahaan konstruksi

Semarang

Hasil observasi atas kondisi fisik, banyak disimpulkan bahwa banyaknya

pasien, jam kerja dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan kondisi fisik mereka

terganggu. Pasien-pasien di ruangan sering memanggil perawat seperti meminta agar

pasien mengganti cairan, infus, pasien yang mengeluh kesakitan dan cenderung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

marah-marah terhadap perawat, sehingga perawat cepat lelah hingga stress dan sakit

kepala apabila sering di panggil-panggil dan bolak-balik ke ruangan rawat inap

pasien. Jam kerja yang cenderung lama pun membuat mereka jadi bosan dalam

bekerja dan mudah mengantuk dan terkadang kondisi lingkungan kerja yang kurang

baik. Lemahnya kondisi fisik perawat menyebabkan perawat kurang berkonsentrasi

dalam mengerjaan tugas dan tanggung jawabnya dan terkadang lalai dalam

mengerjakan tugas tersebut yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan

kerja.

Kecelakaan kerja juga timbul sebagai hasil gabungan dari beberapa faktor.

Faktor yang paling utama adalah faktor perlatan teknis, lingkungan kerja, dan pekerja

itu sendiri (Ridley, 2008). Kecelakaan kerja pada perawat juga terjadi karena

lingkungan kerja yang buruk seperti Memperpanjang waktu kerja berlebih ataupun

beban kerja yang berlebih dan tidak disertai efesiensi yang tinggi, biasanya terlihat

penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan pada

perawat. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan

kerja. meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya

kecelakaan kerja.

5.4. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian antara lain

sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai media pengumpulan data,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

dimana pendekatan memiliki kelemahan dan keterbatasan, seperti terjadinya

pembiasan perseptual antara seseorang dalam memandang sesuatu variabel

penelitian, dimana peneliti tidak dapat mengendalikan jawaban dari masing-

masing jawaban responden dan terkadang jawaban yang diberikan oleh

sampel tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada 1 (satu) rumah sakit dimana sampel

penelitian kurang dari 100 responden sehingga penelitian berdasarkan jumalah

sampel masih belum optimal.

3. Penelitian ini hanya difokuskan pada variable pengawasan, prosedur kerja dan

kondisi fisik dalam menentukan penyebab kecelakaan kerja pada perawat

dengan tidak memperhatikan faktor perilaku kerja, lingkungan kerja maupun

beban kerja perawat.

5.5. Implikasi Penelitian

5.5.1 Implikasi terhadap Perawat

Hasil penelitian ini adalah ada hubungan pengawasan, prosedur kerja dan

kondisi tubuh dengan kecelakaan kerja. Bagi perawat implikasi dari penelitian ini

adalah sebagai upaya diri dalam peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda. Terjadinya kecelakaan

kerja pada perawat akan menyebabkan kerugian baik seperti hilang waktu kerja,

produktivitas kerja turun, kecacatan, mengalami penyakit akibat kerja bahkan dapat

mengalami kematian. Perawat mempunyai andil yang besar dalam memberikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

pelayanan terhadap pasien di ruang rawat inap karena itu mereka butuh dukungan

yang optimal dari pihak manajemen Rumah Sakit Permata Bunda Medan agar

kedepannya mereka tidak lagi mengalamai kecelakaan kerja saat melakukan

pekerjaanya. Perawat juga harus mempunyai kesadaran diri dalam melindungi dirinya

sendiri dalam mengjadapi bahaya kerja seperti menjalankan prosedur kerja dan

menjaga kondisi tubuh. Kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kondisi fisik yang

tidak baik, jika dibiarkan berlarut-larut akan mengancam keselamatan dan kesehatan

para perawat yang bekerja.

5.5.2 Implikasi terhadap Manajemen Rumah Sakit Permata Bunda

Hasil penelitian dikemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

pengawasan, prosedur kerja dan kondisi tubuh dengan kecelakaan kerja pada perawat

di Rumah Sakit Permata Bunda. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa Rumah

Sakit Permata Bunda agar dapat meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerjanya

agar dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja pada perawat ruang rawat inap Rumah

Sakit Permata Bunda.

Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dapat dilakukan

dengan peningkatan sistem pengawasan, mengevalusi prosedur kerja, memperhatikan

masalah yang ada di dalam diri manusia seperti fisik dan mental, pengetahuan dan

keterampilan dan sikap dalam bekerja. Kemudian pihak rumah sakit juga harus dapat

meningkatkan fasilitas beristirahat yang baik bagi para perawat guna mencegah

terjadinya kelelahan serta menghilangkan rasa lelah perawat sehabis bekerja. Hal

yang perlu dilakukan karyawan adalah mengurangi rasa lelah mereka dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

menggunakan jam waktu beristirahat sebaik mungkin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan

merupakan ringkasan hasil penelitian dan saran merupakan tindak lanjut dari

penelitian ini.

6.1 Kesimpulan

1. Jumlah Kecelakaan kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata

Bunda selama 2 bulan terakhir yang mengalami kecelakaan kerja sebesar

mengalami kejadian kecelakaan kerja sebesar 17,7% dari 96 perawat pelaksana.

2. Adanya hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan kecelakaan kerja

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda.

3. Adanya hubungan yang signifikan antara prosedur kerja dengan kecelakaan kerja

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda.

4. Adanya hubungan yang signifikan antara kondisi fisik dengan kecelakaan kerja

perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara pengawasan, prosedur kerja dan

kondisi fisik dengan terjadinya kecelakaan kerja pada perawat di ruang rawat inap

Rumah Sakit Permata Bunda Medan, maka penulis menyarankan beberapa hal

sebagai berikut:

67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

1. Bagi Rumah Sakit Permata Bunda

a. Disarankah agar pihak manajemen Rumah Sakit Permata Bunda dapat

meningkatkan upaya pengawasan, karena berdasarkan hasil penelitian

pengawasan penggunaan safety shoes dan pengawasan posisi kerja perawat

masih kurang diperhatikan. Oleh katena itu diharapakan Rumah Sakit

Permata Bunda dapat melakukan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja

kepada perawat terkhusunya mengenai penggunaan APD dan ergonomi.

b. Pihak manajemen rumah sakit juga harus dapat meningkatkan fasilitas

beristirahat yang baik bagi para perawat guna mencegah terjadinya kelelahan

serta menghilangkan rasa lelah perawat sehabis bekerja.

2. Bagi Perawat

a. Kepala perawat diharapkan sebagai pelaksana aktif dalam mengawasi perawat

dengan cara melakukan pengarahan setiap terjadi pergantaian jam kerja,

mengingatkan perawat jika mereka melakukan kesalahan, memotivasi

perawat untuk bertindak aman dan menciptakan lingkungan kerja yang aman

dan nyaman sehingga dpata meningkatkan derajat kesehatan perawat.

b. Perawat diharapkan untuk meningkatkan kesadaran diri untuk dapat

berperilaku aman seperti mengikuti prosedur kerja yang ditetapkan,

menggunakan APD, dan melaporkan setiap kecelakaan kerja untuk

selanjutnya dapat dievaluasi agar kejadian kecelakaan kerja tidak terulang

kembali

c. Perawat agar meningkatkan derajat kesehatan kerja dengan memanfaatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

waktu istirahat sebaik mungkin sehingga tidak menggangu kondisi fisik dan

dapat fokus melaksakan segala tugas dan tanggungjawab sebagai perawat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama Anshari, Luthfil.

2017 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT Kunanggo Jantan Kota Padang Tahun 2016. Prosiding Seminar Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan SDGs”

Aryanto, Lambang. 2016. Hubungan Pelatihan, Status Kerja, Latar Belakang Pendidikan, dan Penggunaan APD Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada Total E&P Indonesie. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Universitas Diponegoro

Barizqi, Inna. 2015. Hubungan antara Kepatuhan Penggunaan APD dengan Kejadian

Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bangunan PT. Adhi Karya Tbk Proyek Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. 2015

Budino A, Jusuf R, dan Pusparini A. 2011. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan

Kerja, Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja.Semarang :Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang

Frank Bird and George L. 1990. Practical Loss Control Leadership. Georgia: Institute

Publishing (A Division of International Loss Control Institute)

Harpeni, Silvia. 2015. Hubungan Unsafe Action, Unsafe Conditon, dan Pengawasan dengan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi PT. Lutvindo Wijaya Perkasa Pekanbaru

Harrianto, Ridwan

. 2010. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC

Hastuti, Erlina Dwi. 2017. Hubungan Kelelahan Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bagian Lambung di Sebuah Perusahaan Konstruksi Semarang. Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Idayanti. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat terhadap Penerapan SOP

Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Medan: Tesis, Pascasarjana, USU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Junaidi. 2015. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan, Keselamatan Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja pada Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat kelas II I RSUD Aceh Tamiang. Tesis: FKM USU

Kepmenkes RI, No. 432 Tahun 2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah

Sakit. Jakarta. Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

dan Fasilitas Pelayanan Kesehatn lainnya. Jakarta: Kementrian Kesehatan Kurniawati, W. 2013. Hubungan Praktik Penerapan SOP dan Pemakaian alat

Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Perawat Unit Perinatologi di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal: Fakultas Kesehatan Universitas Dian Semarang

Maria, Silvia. 2015. Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat Berdasarkan Tindakan

Tidak Aman. Jurnal: Care Vol. 3 No 2 hal: 9-17 Millah, I. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menggunakan Sabuk

Keselamatan pada Pengemudi Angkutan Umum di Terminal Bus Pulo gadung Tahun 2008. Jakarta: Skripsi Program Kesmas UIN Syahid Jakarta

NIOSH. 2010. Slip, Trip And Fall Prevention For Healthcare Workers. Atlanta:

Centers for Disease Control and Prevention Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Medika OHSA. 2013. Caring for Our Caregivers-Facts about Hospital Worker Safety. USA.

Departement of Labour. Amerika. OHS Body of Knowledge. 2012. Models of Causation Safety. Austaralia: Safety

Institute of Australia Ltd, Tullamarine Permenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Jakarta Permenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Kesehatan Nasional Kesehatan Lanjut usia Tahun 2016-2019, Jakarta

Polit, D. F., & Beck, C. T. 2012.. Nursing: Generating and Assessing Evidence for

Nursing Practice. Ninth Edition

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Putri, Farah Avianti, 2017. Hubungan antara Pengetahuan, Praktik Penerapan SOP, Praktik Penggunaan APD dan Komitmen Pekerja dengan Risiko Kecelakaan Kerja di PT X Tangerang.Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

OHSAS 18001. Jakarta. Dian Rakyat Rara, Ayu. 2008. Penerapan SOP untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerjadi PT.

Wijaya Karya Beton Medan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Indonesia.

Ridley, Jhon. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Penerbit Airlangga Rifiani, Nisya dan Sulihandar. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta:

Dunia Cerdas. Robbins. 2004. Manajemen, Edisi Ketujuh, Edisi Indonesia, Jilid Kesatu. Jakarta :

PT. Indeks Group Gramedia. Riyadi,S. 2007.Faktor internal dan Eksternal yang Berhubungan dengan Kepatuhan

Operator dalam Mengikuti Prosedur Operasi di industry http://www.binakesehatankerja.com/detail_berita_h.php?id=6

Sahara, A. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat dan

Bidan dalam Penerapan Kewaspadaan Universal/ Kewaspadaan Standar di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor Tahun 2011. lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20288831-S-Ayu%20Sahara.pdf

Sandewa, Shyeila. 2014. Hubungan Perilaku dengan Resiko Kecelakaan Kerja pada

Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar.STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Sarastuti, Dewi. 2016. Analisis Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit Universitas Gajah

Mada. Yogyakarta: Publikasi Ilmiah Faklutas Ilmu Kesehatan UGM Sarwono, Jonathan. 2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta

:Graha Ilmu Sedarmayanti. 2011. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju Sholihah, Q, Djohan AJ. 2013. K3 RS-Meminimalisasi Kecelakaan dan Penyakit

Akibat Kerja di Rumah Sakit. Malang. Universitas Brawijaya Press

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Siregar, Sari. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Ringan di PT Aqua Golden Missisippi Bekasi. Jakarta: Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : PT

Alfabeta Suma’mur. 2009

. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: CV. Sagung Seto

Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : HARAPAN PRESS Triwibowo dan Pusphandani. 2013. Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta:

Nuha Medika. Tom Christian. 2000. Work Related Sress, Journal Work-Health Organization

University of Nottingham Trisnaningsih, Sri. 2010. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagai

Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor. SNA 10 Makassar

Tukatman. 2015. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perawat Dalam

Penanganan Pasien di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka. Jurnal: Ners Vol. 10 No. 2 hal 343–347

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, Jakarta. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2009. Jakarta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN, PROSEDUR KERJA, DAN KONDISI FISIK TERHADAP TERJADINYA KECELAKAAN KERJA

PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA

TAHUN 2017

I. Identitas Responden

Umur : .........................................................

Jenis Kelamin : ………………………………………

Status Perkawinan : ………………………………………

Pendidikan :……………………………………….

Masa Kerja :……………………………………….

1. Pernyataan Pengawasan

No Pertanyaan Sering Kadang-Kadang

Tidak pernah

1 Sebelum melakukan pergantian shift dilakukan pengarahan terlebih dahulu

2 Pada saat melakukan pelayanan kepada pasien kepala perawat melakukan pengawasan

3 Pengawasan kinerja perawat berdasarkan SOP

4 Pengawasan penggunaan sarung tangan

5 Pengawasan penggunaan sepatu 6 Pengawasan posisi kerja dalam

menagani pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

2. Pernyataan Prosedur Kerja

No Pertanyaan Sering Kadang-Kadang

Tidak pernah

1 Pada saat setelah menyuntik pasien, jarum suntik ditutup kembali dengan cara mengaitkan langsung tutup nal ke jarum suntik

2 Menggunakan sarung tangan

3 Menggunakan sepatu safety

4 Posisi perawat saat mengangkat pasien posisi jongkok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

3. Pernyataan Kondisi Fisik (Selama 2 bulan terakhir)

No Pertanyaan Sering Kadang-Kadang

Tidak pernah

1 Saya merasa lelah pada saat bekerja

2 Saya merasa sakit kepala pada saat bekerja

3 Jantung berdebar saat saya bekerja

4 Pada saat bekerja saya mengantuk

5 Pada saat bekerja saya mengalami sakit punggung

4. Pernyataan Kecelakaan Kerja (Selama 2 bulan terakhir)

No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah anda pernah terkilir (keseleo) saat bekerja 2 Apakah anda pernah tertusuk jarum saat menyuntik 3 Apakah anda pernah terpeleset saat bekerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

TABEL MASTER DATA HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN, PROSEDUR KERJA DAN KONDISI FISIK

TERHADAP TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA TAHUN 2017

KARAKTERISTIK RESPONDEN

No umur Umur kategori Jenis kelamin Status perkawinan pendidikan Masa kerja Masa kerja kategori 1 38 1 2 2 1 17 3 2 40 1 2 2 1 20 3 3 30 1 2 1 1 2 1 4 45 1 2 2 1 10 2 5 40 1 2 2 1 8 1 6 39 1 2 2 1 8 1 7 37 1 2 2 1 8 1 8 44 1 2 2 3 10 2 9 35 1 2 1 1 5 1 10 39 1 2 2 2 7 1 11 38 1 1 1 1 4 1 12 35 1 2 2 1 5 1 13 29 1 2 2 1 7 1 14 35 1 2 2 1 5 1 15 39 1 2 2 1 10 2 16 34 1 2 2 1 5 1 17 50 2 2 2 0 26 4 18 38 1 2 2 1 5 1 19 35 1 2 2 1 5 1 20 31 1 2 2 1 10 2 21 37 1 2 2 2 8 1 22 40 1 2 2 1 19 3 23 30 1 2 1 1 5 1 24 38 1 2 2 2 7 1 25 45 1 2 2 1 20 3 26 49 2 2 2 1 15 2 27 30 1 2 1 1 4 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

28 40 1 1 2 1 10 2 29 28 1 2 1 1 2 1 30 30 1 1 1 1 3 1 31 45 1 1 2 1 10 2 32 55 2 2 2 3 25 4 33 32 1 2 1 1 2 1 34 24 1 1 1 1 2 1 35 37 1 1 2 2 5 1 36 45 1 2 2 2 15 2 37 47 2 2 2 3 25 4 38 37 1 1 1 1 5 1 39 52 2 2 2 0 38 5 40 30 1 2 1 1 3 1 41 45 1 1 2 1 10 2 42 30 1 1 1 1 3 1 43 39 1 1 2 1 9 2 44 37 1 1 1 1 10 2 45 35 1 1 2 2 5 1 46 40 1 2 2 1 12 2 47 34 1 2 2 2 8 1 48 27 1 2 2 2 2 1 49 45 1 2 2 1 8 1 50 30 1 2 1 1 5 1 51 27 1 2 2 1 2 1 52 37 1 2 2 1 10 2 53 33 1 1 1 1 3 1 54 33 1 1 1 1 10 2 55 43 1 2 2 1 15 2 56 39 1 1 2 2 8 1 57 42 1 2 2 1 14 2 58 32 1 1 1 1 7 1 59 39 1 2 2 1 7 1 60 33 1 2 2 1 5 1 61 36 1 2 2 2 7 1 62 38 1 2 2 2 10 2 63 35 1 1 2 1 8 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

64 37 1 2 2 1 10 2 65 41 1 2 2 1 12 2 66 37 1 2 2 1 8 1 67 32 1 1 1 2 9 2 68 28 1 1 1 1 3 1 69 38 1 2 2 2 8 1 70 31 1 2 2 1 4 1 71 37 1 1 2 1 9 2 72 29 1 2 2 1 4 1 73 36 1 2 2 1 5 1 74 38 1 2 2 1 7 1 75 39 1 1 2 2 6 1 76 37 1 2 2 2 4 1 77 35 1 2 2 1 8 1 78 35 1 1 2 1 6 1 79 36 1 2 2 2 11 2 80 37 1 2 2 2 8 1 81 38 1 2 2 1 8 1 82 32 1 1 1 2 5 1 83 30 1 2 2 1 4 1 84 35 1 1 2 1 9 2 85 33 1 2 1 1 8 1 86 36 1 2 2 2 5 1 87 45 1 1 1 1 14 2 88 29 1 2 1 1 4 1 89 25 1 1 1 2 2 1 90 37 1 2 2 2 4 1 91 37 1 1 1 1 5 1 92 35 1 2 2 2 8 1 93 38 1 2 2 2 10 2 94 36 1 2 2 1 8 1 95 36 1 2 2 2 9 2 96 33 1 2 1 1 4 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

JAWABAN KUESIONER PENGAWASAN, PROSEDUR KERJA, KONDISI FISIK, KECELAKAAN no Pengawasan Prosedur Kerja Kondisi Fisik Keseleo tertusuk Terpleset Kecelakaan 1 2 3 4 5 6 T Kat S 1 2 3 4 T Kat S 1 2 3 4 5 T Kat S 1 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 2 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 3 1 7 B 3 3 3 3 2 2 10 B 1 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 2 1 9 CB 2 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 4 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 5 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 6 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 7 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 8 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 9 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 10 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 11 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 2 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 12 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 13 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 3 2 11 B 3 2 3 2 2 2 11 CB 2 2 2 2 2 14 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 2 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 15 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 2 3 2 10 B 3 3 2 3 2 3 13 B 3 1 1 1 1 16 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 2 1 9 CB 2 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 17 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 2 2 2 2 2 10 CB 2 1 1 1 1 18 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 19 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 20 3 3 3 3 2 3 17 B 3 3 3 2 2 10 B 3 3 2 2 2 3 11 CB 2 2 2 2 2 21 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 2 3 2 2 2 11 CB 2 2 2 1 2 22 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 2 1 9 CB 2 2 3 3 3 3 14 B 3 1 1 1 1 23 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 2 1 9 CB 2 3 2 3 3 2 13 B 3 1 1 1 1 24 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 25 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 2 11 B 3 2 2 2 2 2 10 CB 2 2 2 2 2 26 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 27 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 2 10 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 28 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 29 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 30 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

31 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 32 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 33 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 34 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 3 2 11 B 3 2 3 2 2 2 11 CB 2 2 2 2 2 35 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 2 2 10 B 3 3 3 3 2 2 13 B 3 1 1 1 1 36 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 37 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 38 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 1 1 3 3 11 CB 2 2 2 1 2 39 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 3 1 10 B 3 2 3 3 3 3 14 B 3 1 1 1 1 40 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 2 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 41 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 1 1 11 CB 2 1 1 1 1 42 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 43 3 3 3 3 3 3 18 B 3 2 3 3 3 11 B 3 2 2 2 2 2 10 CB 2 1 1 1 1 44 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 2 2 2 2 45 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 46 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 47 3 2 3 2 2 3 14 CB 2 3 2 2 1 8 CB 2 2 2 3 1 2 10 CB 2 2 1 2 2 48 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 2 1 9 CB 2 3 3 3 2 3 14 B 3 1 1 1 1 49 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 50 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 2 1 9 CB 2 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 51 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 2 3 3 11 B 3 3 3 1 1 3 11 CB 2 1 1 1 1 52 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 53 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 54 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 55 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 56 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 57 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 58 3 3 3 2 1 2 14 CB 2 3 2 2 1 8 CB 2 2 2 3 2 2 11 CB 2 2 2 2 2 59 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 60 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 61 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 62 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 63 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 64 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

65 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 66 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 67 3 3 3 3 2 3 17 B 3 3 3 3 1 10 B 3 2 2 2 2 2 10 CB 2 2 2 1 2 68 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 69 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 2 2 1 2 70 3 3 2 2 1 2 14 CB 2 2 2 1 1 6 KB 1 1 2 1 1 2 5 KB 1 2 2 2 2 71 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 72 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 73 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 74 3 3 3 3 3 2 17 B 3 3 3 3 2 11 B 2 2 2 2 2 2 10 CB 2 1 1 1 1 75 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 76 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 77 2 2 2 2 2 2 12 CB 2 2 2 2 3 9 CB 2 1 2 1 2 1 7 KB 1 2 1 1 2 78 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 79 2 2 2 2 2 2 12 CB 2 2 2 2 3 9 CB 2 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 2 2 80 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 81 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 2 3 11 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 82 2 2 2 2 2 2 12 CB 2 3 1 2 2 8 CB 2 3 3 3 3 3 15 B 3 1 2 1 2 83 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 3 1 10 B 3 2 2 3 2 2 11 CB 2 1 1 1 1 84 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 85 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 86 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 87 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 88 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 2 2 1 2 89 3 2 3 3 3 3 17 B 3 3 3 3 3 12 B 3 2 3 3 1 3 12 CB 2 2 1 1 2 90 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 91 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 92 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 93 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 94 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 95 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1 96 3 3 3 3 3 3 18 B 3 3 3 3 3 12 B 3 3 3 3 3 3 15 B 3 1 1 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Keterangan: B: Baik CB: Cukup Baik KB: Kurang Baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

OUTPUT SPSS Univariat

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 24-45 tahun 91 94.8 94.8 94.8

46-55 tahun 5 5.2 5.2 100.0 Total 96 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Laki-laki 27 28.1 28.1 28.1

Perempuan 69 71.9 71.9 100.0 Total 96 100.0 100.0

Status Pernikahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Belum menikah 26 27.1 27.1 27.1

Menikah 70 72.9 72.9 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid SPK 2 2.1 2.1 2.1

D3 Keperawatan 67 69.8 69.8 71.9 S1-Ners 24 25.0 25.0 96.9 S2-Keperawatan 3 3.1 3.1 100.0 Total 96 100.0 100.0

Masa Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 2-8 tahun 62 64.6 64.6 64.6

9-15 tahun 26 27.1 27.1 91.7 16-23 tahun 4 4.2 4.2 95.8 24-31 tahun 3 3.1 3.1 99.0 32-38 tahun 1 1.0 1.0 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pertanyaan Pengawasan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Sebelum melakukan pergantian shift dilakukan pengarahan terlebih dahulu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kadang 3 3.1 3.1 3.1

Selalu 93 96.9 96.9 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pada saat melakukan pelayanan kepada pasien kepala perawat melakukan

pengawasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kadang 16 16.7 16.7 16.7

Selalu 80 83.3 83.3 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pengawasan kinerja perawat berdasarkan SOP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kadang 3 3.1 3.1 3.1

Selalu 93 96.9 96.9 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pengawasan Penggunaan sarung tangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kadang 5 5.2 5.2 5.2

Selalu 91 94.8 94.8 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pengawasan penggunaan sepatu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tidak Pernah 2 2.1 2.1 2.1

Kadang 6 6.3 6.3 8.3 Selalu 88 91.7 91.7 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pengawasan posisi kerja dalam menangani pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kadang 4 4.2 4.2 4.2

Selalu 92 95.8 95.8 100.0 Total 96 100.0 100.0

Katagori Pengawasan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Pengawasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Cukup Baik 6 6.3 6.3 6.3

Baik 90 93.8 93.8 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pertanyaan Prosedur Kerja

Setelah menyuntik jarum suntik ditutup kembali

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kadang-kadang 3 3.1 3.1 3.1

Sering 93 96.9 96.9 100.0 Total 96 100.0 100.0

Menggunakan sarung tangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kadang-kadang 17 17.7 17.7 17.7

Sering 79 82.3 82.3 100.0 Total 96 100.0 100.0

Menggunakan sepatu safety

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tidak pernah 1 1.0 1.0 1.0

Kadang-kadang 16 16.7 16.7 17.7 Sering 79 82.3 82.3 100.0 Total 96 100.0 100.0

Posisi perawat saat mengangkat pasien poisis jongkok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tidak pernah 13 13.5 13.5 13.5

Kadang-kadang 10 10.4 10.4 24.0 Sering 73 76.0 76.0 100.0 Total 96 100.0 100.0

Katagori Prosedur Kerja

Prosedur Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kurang Baik 1 1.0 1.0 1.0

Cukup Baik 12 12.5 12.5 13.5 Baik 83 86.5 86.5 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pertanyaan Kondisi Kerja

Merasa lelah pada saat bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Selalu 1 1.0 1.0 1.0

Kadang-kadang 15 15.6 15.6 16.7 Tidak Pernah 80 83.3 83.3 100.0 Total 96 100.0 100.0

Merasa sakit kepala pada saat bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Selalu 1 1.0 1.0 1.0

Kadang-kadang 13 13.5 13.5 14.6 Tidak Pernah 82 85.4 85.4 100.0 Total 96 100.0 100.0

Jantung berdebar pada saat bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Selalu 3 3.1 3.1 3.1

Kadang-kadang 9 9.4 9.4 12.5 Tidak Pernah 84 87.5 87.5 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pada saat bekerja mengantuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Selalu 5 5.2 5.2 5.2

Kadang-kadang 16 16.7 16.7 21.9 Tidak Pernah 75 78.1 78.1 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pada saat bekerja mengalami sakit punggung

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Valid Selalu 2 2.1 2.1 2.1 Kadang-kadang 15 15.6 15.6 17.7 Tidak Pernah 79 82.3 82.3 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pada saat bekerja mengalami sakit punggung

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Selalu 2 2.1 2.1 2.1

Kadang-kadang 15 15.6 15.6 17.7 Tidak Pernah 79 82.3 82.3 100.0 Total 96 100.0 100.0

Katagori Kondisi Fisik

Kondisi Fisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kurang Baik 4 4.2 4.2 4.2

Cukup Baik 16 16.7 16.7 20.8 Baik 76 79.2 79.2 100.0 Total 96 100.0 100.0

Pertanyaan Kecelakaan Kerja

Pernah keseleo saat bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 82 85.4 85.4 85.4

Ya 14 14.6 14.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

Pernah tertusuk jarum saat menyuntik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 81 84.4 84.4 84.4

Ya 15 15.6 15.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

Pernah terpleset saat bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 86 89.6 89.6 89.6

Ya 10 10.4 10.4 100.0

Total 96 100.0 100.0

Kecelakaan Kerja

Freque

ncy Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Kecelakaan 79 82.3 82.3 82.3

Kecelakaan Kerja 17 17.7 17.7 100.0

Total 96 100.0 100.0

Bivariat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Pengawasan * Kecelakaan Kerja

Crosstab

Kecelakaan Kerja

Total Tidak

Kecelakaan Kecelakaan

Kerja Pengawasan Cukup

Baik Count 0 6 6 % within Pengawasan 0.0% 100.0% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 0.0% 35.3% 6.3% % of Total 0.0% 6.3% 6.3%

Baik Count 79 11 90 % within Pengawasan 87.8% 12.2% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 100.0% 64.7% 93.8% % of Total 82.3% 11.5% 93.8%

Total Count 79 17 96 % within Pengawasan 82.3% 17.7% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 82.3% 17.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 29.741 1 a .000 Continuity Correction 24.023 b 1 .000 Likelihood Ratio 22.814 1 .000 Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear Association 29.431 1 .000

N of Valid Cases 96 a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.06. b. Computed only for a 2x2 table

Prosedur Kerja * Kecelakaan Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Crosstab

Kecelakaan Kerja

Total Tidak

Kecelakaan Kecelakaan

Kerja Prosedur Kerja

Kurang Baik Count 0 1 1 % within Prosedur Kerja 0.0% 100.0% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 0.0% 5.9% 1.0% % of Total 0.0% 1.0% 1.0%

Cukup Baik Count 7 5 12 % within Prosedur Kerja 58.3% 41.7% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 8.9% 29.4% 12.5% % of Total 7.3% 5.2% 12.5%

Baik Count 72 11 83 % within Prosedur Kerja 86.7% 13.3% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 91.1% 64.7% 86.5% % of Total 75.0% 11.5% 86.5%

Total Count 79 17 96 % within Prosedur Kerja 82.3% 17.7% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 82.3% 17.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided) Pearson Chi-Square 10.504 2 a .005 Likelihood Ratio 8.418 2 .015 Linear-by-Linear Association 9.943 1 .002

N of Valid Cases 96 a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .18.

Kondisi Fisik * Kecelakaan Kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

Crosstab

Kecelakaan Kerja

Total Tidak

Kecelakaan Kecelakaan

Kerja Kondisi Fisik

Kurang Baik Count 2 2 4 % within Kondisi Fisik 50.0% 50.0% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 2.5% 11.8% 4.2% % of Total 2.1% 2.1% 4.2%

Cukup Baik Count 6 10 16 % within Kondisi Fisik 37.5% 62.5% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 7.6% 58.8% 16.7% % of Total 6.3% 10.4% 16.7%

Baik Count 71 5 76 % within Kondisi Fisik 93.4% 6.6% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 89.9% 29.4% 79.2% % of Total 74.0% 5.2% 79.2%

Total Count 79 17 96 % within Kondisi Fisik 82.3% 17.7% 100.0% % within Kecelakaan Kerja 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 82.3% 17.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided) Pearson Chi-Square 31.350 2 a .000 Likelihood Ratio 26.061 2 .000 Linear-by-Linear Association 24.829 1 .000

N of Valid Cases 96 a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .71.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 secara umum dan Peminatan Kesehatan Kerja, untuk sahabat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA