Upload
dinhkhanh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERBEDAAN TINGKAT KESTABILAN EMOSI PADA ORANG
DEWASA YANG MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI DAN ORANG
DEWASA YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
NAMA : Fitri Aprilly
NIM : 109114085
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Bangunlah setiap hari dengan sebuah impian
untuk membuat mimpi-mimpimu jadi nyata
-Manoj Lalavat-
Raihlah semua yang kamu inginkan
karena kamu bisa
-Daram Vie-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Kupersembahkan Skripsi ini dengan segenap Cinta dan Kasih Sayang
teruntuk,
Tiratana (Budha, Dharma, dan Sangha)
Papa Z. Arifin. S. dan
Mama Sulsan Mareta untuk segala do’a, cinta, kasih sayang, dukungan,
dan pengorbanannya
Kedua adikku, yang selalu memotivasi dan menjadi semangat juangku
Sahabat, yang selalu menemaniku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN TINGKAT KESTABILAN EMOSI PADA ORANG DEWASA
YANG MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI DAN ORANG DEWASA
YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI
Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata DharmaYogyakarta
Fitri Aprilly
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kestabilan emosi pada orang
dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi dan pada orang dewasa yang tidak mengikuti
kegiatan meditasi. Jenis penelitian komparatif dengan variabel bebas meditasi
mindfulness dan variabel terikat tingkat kestabilan emosi. Sampel 50 orang dewasa dini
berusia 18-40 tahun dan dewasa madya berusia 40-60 tahun yang melakukan kegiatan
meditasi dan yang tidak melakukan kegiatan meditasi masing-masing sebanyak 25 orang
dan diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner skala stabilitas emosi, dan dianalisis menggunakan metode independent sample
t-test dengan menggunakan SPSS versi 16 for Windows pada tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian orang yang mengikuti
kegiatan meditasi (64,0%) dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi (64,0%) berusia
40 – 60 tahun. Lebih dari sebagian orang yang mengikuti meditasi (68,0%) dan yang
tidak mengikuti kegiatan meditasi (56,0%) berjenis kelamin perempuan. Lebih dari
sebagian (52,0%) orang yang mengikuti meditasi telah mengikuti meditasi selama 6 – 10
tahun. Terdapat perbedaan tingkat kestabilan emosi pada orang yang mengikuti meditasi
dan orang yang tidak mengikuti kegiatan meditasi (t=2,154, p=0,036).
Kata Kunci : Tingkat kestabilan emosi, meditasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DIFFERENCE OF EMOTIONAL STABILITY LEVEL BETWEEN ADULT
MEDITATIONAL PRACTITIONERS AND NON MEDITATIONAL
PRACTITIONERS
Study in Psychology of Sanata Dharma University
Fitri Aprilly
Abstract
The purpose of this research was to know the difference of emotional stability level
between adult meditational practitioners and non meditational practitioners. This was a
comparative type research. The independent variable was mindfulness meditation while
the dependent was the emotional stability level. Sample were 50 adults consisted of 18-40
years old of early adults and 40-60 years old of middle adults both practice and not
practice the meditation that were 25 adults each and which were taken using purposive
sampling technique. Data was collected through questionnaire of emotional stability scale
and was analyzed using independent sample t-test with the 95% of confident level
(α=0.05). The results showed that more than a half of the adult meditational practitioners
(64.0%) and non meditational practitioners (64.0%) was 40–60 years old of age. More
than a half of the adult meditational practitioners (68.0%) and non meditational
practitioners (56.0%) was female. More than a half (52.0%) of the practitioners was
having the meditational practice during 6–10 years. There was difference of emotional
stability level between adult meditational practitioners and non meditational practitioners
(t=2.154, p=0.036).
Keywords : Emotional stability level, meditation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa dan Triratna, yang telah melimpahkan
Kasih dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi Pada Orang Dewasa Yang Mengikuti
Kegiatan Meditasi dan Orang Dewasa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan Meditasi”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak maka
pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan ketulusan dan segala
kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si, selaku Dekan Fakutas Psikologi.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si selaku Kaprodi Fakultas Psikologi.
3. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing skripsi,
yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan banyak waktu dan
memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan yang sangat berharga.
4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik,
atas segala nasihat, dukungan, bimbingan, dan arahan selama penulis
menempuh studi.
5. Seluruh Jajaran Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang
telah memberikan ilmu selama penulis menempuh studi.
6. Pak Gi, mas Muji, mas Gandung, dan ibu Nanik, atas segala bantuan dan
keramahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Kedua orang tua tersayang, Papa Z. Arifin. S. dan Mama Sulsan Mareta, atas
semua support yang telah diberikan.
8. Kedua adik ku, yang selalu memberikan dorongan dan semangat.
9. Bapak Agus, selaku Guru Meditasi Mindfullnes di Vihara Budha Prabha,
yang telah memberikan fasilitas, dorongan, masukan, dan nasihat yang sangat
berharga.
10. Teman-teman Angkatan 2010, untuk segala moment yang telah dilewati
bersama.
11. Teman-teman bimbingan, atas semangat yang selalu diberikan.
12. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu, untuk doa,
dukungan, dan bantuan yang senantiasa diberikan.
Penulis menyadari skripsi ini masih perlu penyempurnaan lebih lanjut,
sehingga penulis mengharapkan masukan, koreksi dan kritik membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca pada umumnya dalam pengembangan Ilmu
Psikologi.
Yogyakarta, Februari 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Masa Dewasa ............................................................................. 7
B. Kestabilan Emosi ........................................................................ 9
1. Emosi ...................................................................................... 9
2. Teori Emosi ............................................................................ 10
3. Proses terjadinya Sensasi Emosi ............................................ 14
4. Kestabilan Emosi .................................................................... 19
5. Ciri-ciri Kestabilan Emosi ...................................................... 23
6. Ciri-ciri Ketidakstabilan Emosi .............................................. 25
7. Aspek-aspek Kestabilan Emosi .............................................. 26
8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi .......... 29
C. Meditasi ....................................................................................... 30
1. Pengertian Meditasi ................................................................ 30
2. Tujuan Meditasi ...................................................................... 33
3. Manfaat Meditasi .................................................................... 34
4. Proses Alamiah yang Terjadi Pada Tubuh Saat Meditasi ...... 35
D. Dinamika Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi Orang Dewasa
Dalam Kaitannya Dengan Meditasi ............................................
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Hipotesis ...................................................................................... 42
F. Skema Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi pada Orang
Dewasa yang Mengikuti Kegiatan Meditasi dan yang Tidak
Mengikuti Kegiatan Meditasi ......................................................
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 44
B. Identifikasi Variabel .................................................................... 44
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 45
D. Subjek Penelitian ......................................................................... 46
E. Perolehan Data ............................................................................ 46
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 47
G. Pertanggungjawaban Mutu Skala ................................................ 48
H. Metode Analisis Data .................................................................. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 54
B. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................ 54
C. Hasil Penelitian ........................................................................... 57
1. Uji Asumsi .............................................................................. 57
2. Uji Hipotesis ........................................................................... 58
D. Pembahasan ............................................................................... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 66
B. Saran .............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3 : Blue Print Skala Kestabilan Emosi Uji Coba ..................... 48
Tabel 4 : Blue Print Skala Kestabilan Emosi .................................... 51
Tabel 5 : Perbandingan Karakteristik Antara Subjek Yang
Mengikuti Meditasi dan Yang Tidak Mengikuti Meditasi . 55
Tabel 6 : Kestabilan Emosi Subjek .................................................... 56
Tabel 7 : Hasil Uji Normalitas ........................................................... 57
Tabel 8 : Hasil Uji Homogenitas ....................................................... 58
Tabel 9 : Hasil Uji T-test ................................................................... 58
Tabel 10 : Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang
Mengikuti Meditasi dan Tidak Mengikuti Meditasi
Berdasarkan Aspek Adequasi Emosi ................................. 59
Tabel 11: Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang
Mengikuti Meditasi dan Tidak Mengikuti Meditasi
Berdasarkan Aspek Kematangan Emosi ............................ 60
Tabel 12 : Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang
Mengikuti Meditasi dan Tidak Mengikuti Meditasi
Berdasarkan Aspek Kontrol Emosi .................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Proses Terjadinya Emosi ................................................ 15
Gambar 2 : Skema Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi pada Orang
Dewasa yang Mengikuti Kegiatan Meditasi dan Yang
Tidak Mengikuti Kegiatan Meditasi ...............................
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Master Tabel
Lampiran 2 : Hasil Analisis Data
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia baik laki-laki maupun perempuan pada saat ini banyak yang
hidup didalam tekanan baik di dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-
hari. Mereka selalu dituntut untuk melakukan segala sesuatunya dengan baik
dan memberikan usaha yang maksimal. Tekanan dalam pekerjaan dapat
menyebabkan perubahan tingkat emosi seseorang dengan cepat dan sangat
drastis. Apabila perubahan tingkat emosi seseorang berlangsung secara terus-
menerus dan tanpa terkendali maka orang tersebut dapat mengalami stress.
Selain itu, perubahan emosi dapat mempengaruhi kinerja orang tersebut
sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal (Manz, 2009).
The New World Dictionary (2009) mendefinisikan emosi yang berasal
dari bahasa Perancis dan Latin memiliki akar makna mengganggu atau
mengacaukan setiap perasaan tertentu; setiap ragam reaksi-reaksi yang
kompleks baik dengan perwujudan yang bersifat mental atau fisik. Secara
umum, seseorang dapat merasakan dan mengendalikan emosinya. Emosi
sendiri akan muncul didalam perilaku manusia sehari-hari baik yang tampak
maupun yang tidak tampak. Perasaan kesal, rasa cemas, rasa cemburu, sedih,
atau marah merupakan dinamika emosi yang akan menimbulkan perilaku
yang positif maupun negatif (Manz, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Contoh perilaku negatif tampak dalam Harian Kompas edisi Rabu, 22
Oktober 2014 yang merilis berita “Suami Bacok Istri di Tengah Keramaian
Pasar”. Berita tersebut menyebutkan bahwa sang suami (38 tahun) membacok
istrinya (28 tahun) di tengah keramaian pasar karena adanya perbedaan
pendapat diantara pasangan suami isteri tersebut saat sedang menggelar
dagangan pecah belahnya di pasar. Perbedaan pendapat tersebut berlanjut
menjadi cekcok mulut dan sang istri menampar suaminya sehingga memicu
kemarahan sang suami dan akhirnya berimbas pada pembacokan. Contoh lain
tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana
sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh anak dan
menantunya yang berusia 43 tahun disebabkan karena perebutan harta
warisan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat ketidakstabilan emosi
pada diri seseorang dalam bentuk perilaku reaktif, yang bahkan seringkali kita
sendiri lakukan, seperti pada saat menunggu lampu merah, dan ketika sudah
berubah menjadi lampu hijau dan kendaraan di depan kita belum berjalan
maka kita sering kali memencet klakson berkali-kali sampai kendaraan di
depan kita berjalan, atau tanpa disadari kita juga sering memaki-maki dengan
kata yang kasar.
Perilaku-perilaku reaktif yang bersifat negatif tersebut merupakan
manifestasi ketidakstabilan emosi. Menurut situs Rodesmith, ciri-ciri orang
yang reaktif adalah terburu-buru dalam mengambil tindakan, mengejar-ngejar
orang lain untuk membereskan persoalannya, bersikap subjektif dan sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
melindungi diri, kabur ke arah yang lain, mudah tersinggung, jengkel dan
marah, kurang memiliki rasa humor atau menganggap humor sebagai hal
yang hanya membuang waktu dan tenaga, mencari dukungan pihak lain, suka
menggurui dan berharap orang lain menjadi pengikutnya, merebut
tanggungjawab yang menjadi porsi orang lain, pendendam, menyingkirkan
orang yang menghalangi langkahnya, memiliki pemahaman yang hanya
sebatas bagaimana cara membela diri, selalu merasa terancam, dan merasa
benar sendiri.
Menurut Goleman (2004), contoh-contoh perilaku negatif diatas
menunjukkan bahwa individu-individu tersebut belum memiliki kecerdasan
emosi yang baik. Hal tersebut ditandai dengan ketidakstabilan emosi didalam
diri individu-individu tersebut yang berupa kesadaran diri, empati, dan
keterampilan social sebagai komponen dasar kecakapan emosi dan kecakapan
sosial.
Kestabilan emosi menurut Tjandrasa dan Zarkasih (1999:229) dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk merubah emosi yang tidak
menyenangkan menjadi emosi yang menyenangkan. Dalam kehidupan,
seseorang yang memiliki kestabilan emosi mampu memberikan ekspresi
emosi yang baik walaupun dalam kondisi yang sangat memicu timbulnya
emosi negatif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kestabilan
emosi, antara lain faktor fisik, pengalaman, dan kondisi lingkungan. Faktor
fisik dan pengalaman secara tidak langsung juga berkaitan dengan faktor usia,
dimana orang yang tergolong kedalam kelompok usia dewasa madya (40-60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tahun) diharapkan memiliki tingkat kestabilan emosi yang lebih baik daripada
orang yang memiliki umur di bawahnya, karena pada usia dewasa madya
seseorang telah memiliki fisik yang telah berkembang dengan sempurna dan
telah memiliki pengalaman kehidupan yang lebih banyak. Perilaku yang
cerdas harus memiliki komponen dasar kecakapan emosi (Goleman, 2004).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh dan menjaga
kestabilan emosi adalah dengan meditasi. Praktek meditasi yang teratur akan
mengubah individu menjadi lebih tenang. Individu akan mereaksi
gangguan‐gangguan emosi dengan cara yang tidak melukai baik bagi dirinya
sendiri maupun orang lain. Meditasi menenangkan pikiran dan membawa
individu pada pengertian yang jernih, dimana individu merasa terhubung
dengan setiap orang dan segala sesuatu (Bastis, 2000). Meditasi merupakan
fase dimana seseorang memusatkan pikiran dan perasaan untuk mencapai
sesuatu (Jaenudin, 2012).
Terdapat beberapa jenis meditasi diantaranya adalah meditasi
mindfulness. Meditasi mindfulness tidak memiliki suatu objek untuk
memusatkan pikiran tetapi melatih individu untuk mengamati segala yang
terjadi dalam pikiran dan menerima semua buah pikir yang timbul-tenggelam
serta mengamati aliran kesadaran (stream of consciousness).
Meditasi mindfulness memiliki beberapa pengaruh positif seperti
memberikan kemampuan untuk mengamati aliran kesadaran tanpa
menghakimi, dapat meningkatkan awareness dan memberikan kemampuan
untuk meregulasi emosi sehingga emosi negatif dapat dikelola secara adaptif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(Coffey dan Hartman, 2008). Penelitian Greeson (2009) menunjukkan bahwa
meditasi mindfulness dapat meningkatkan ketenangan (equanimity) dan
kemampuan untuk tidak merespons stimulus secara reaktif (nonreactivity).
Dari latar belakang di atas maka peneliti menjadi tertarik untuk melihat
apakah orang dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi memiliki tingkat
kestabilan emosi yang lebih baik dibandingkan orang dewasa yang tidak
mengikuti kegiatan meditasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan
tingkat kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti kegiatan
meditasi dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat
kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi dan
pada orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi
mengenai tingkat kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti dan
yang tidak mengikuti kegiatan meditasi.
2. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan cara-cara praktis
sebagai upaya solutif memperoleh dan menjaga kestabilam emosi
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Masa Dewasa
Dewasa adalah orang yang bukan lagi anak- anak dan telah menjadi
pria atau wanita seutuhnya. Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18
tahun hingga 60 tahun. Masa dewasa biasanya ditandai dengan selesainya
pertumbuhan pubertas dan organ kelamin seseorang telah berkembang dan
mampu bereproduksi (Desmita, 2013).
Hurlock (2002) membagi masa dewasa menjadi tiga bagian, yakni:
1. Masa Dewasa Awal (Young Adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan penyesuaian diri
pada pola hidup yang baru. Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun-
40 tahun.
2. Masa Dewasa Madya (Middle Adult)
Masa dewasa madya berlangsung dari umur 40- 60 tahun. Ciri-ciri yang
menyangkut pribadi dan sosial antara lain masa dewasa madya merupakan
masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan
perilaku dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan
ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, yang kadang-kadang minat
dan perhatian tersebut dilandasi oleh kebutuhan pribadi dan sosial.
3. Masa Dewasa Lanjut (Older Adult)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa
ini dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin
menurun. Ciri-ciri dari dewasa lanjut ini adalah adanya perubahan yang
menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi
psikologis, perubahan dalam sistem syaraf, dan penampilan.
Tingkat emosi seseorang merupakan kriteria kedua yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan dirinya dengan
masa dewasa. Pengendalian emosi tersebut tidak dapat diperoleh secara instan
namun harus dilatih dari hari ke hari. Orang yang telah mampu menguasai
dan mengendalikan emosinya dengan disertai oleh kemampuan mental yang
cukup dewasa pasti dapat mengendalikan dirinya menuju kehidupan yang
bahagia dikarenakan selalu bersifat terbuka dalam menghadapi berbagai
kenyataan-kenyataan hidup, tabah dalam menghadapi setiap kesulitan dan
persoalan hidup, dan dapat merasa puas dan sanggup menerima segala
sesuatunya dengan lapang dada.
B. Kestabilan Emosi
1. Emosi
Emosi berasal dari bahasa Perancis emotion, dari kata emouvoir, yang
berarti kegembiraan. Selain itu, emosi juga berasal dari bahasa Latin yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
emovere, yang berarti bergerak. Emosi adalah kecenderungan untuk
memiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam
lingkungannya (Sobur, 20133). Lahey (2003) menyatakan bahwa emosi
merupakan suatu hal yang dihasilkan oleh fisiologis yang menyebabkan
munculnya reaksi emosi. Reaksi ini tidak dapat dibaca tetapi terlihat dari
ekspresi dan perilaku.
Menurut Prezz dalam Syukur (2011) emosi merupakan reaksi tubuh
saat menghadapi situasi tertentu. Intensitas emosi berkaitan dengan
aktifitas kognitif (berfikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi
yang dialami. Reaksi manusia terhadap hadirnya emosi baik yang disadari
ataupun tidak disadari memiliki dampak yang positif maupun negatif.
Goleman (2004) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis, psikologis, dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi
terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Chaplin (2002)
dalam Safaria (2009) merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang
terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari,
memiliki sifat yang mendalam, dan menyebabkan perubahan perilaku.
Albin (1986) merumuskan emosi sebagai perasaan yang begitu hebat
dan menuntut untuk diungkapkan. Muhana (2000) menjelaskan bahwa
emosi adalah perasaan yang bergerak dan memiliki intensitas yang cukup
kuat dan sebagian besar stimulusnya berasal dari luar diri individu atau
eksteren.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa emosi
merupakan suatu perasaan yang sangat mendalam, kuat, bersifat subjektif,
yang timbul karena adanya stimulus yang berasal dari dalam dan luar diri
individu, serta memungkinkan timbulnya gejolak jasmaniah.
2. Teori Emosi
Timbulnya gejala emosi dapat dijelaskan melalui tiga teori emosi
yakni (Sobur, 2013):
a. Teori Emosi Dua Faktor Schachter-Singer
Teori ini dikenal sebagai teori yang paling klasik yang
berorientasi pada rangsangan. Reaksi fisiologik dapat saja sama (seperti
hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin
dialirkan kedaalam darah, dan sebagainya), namun jika rangsangannya
menyenangkan, seperti diterima di sebuah perguruan tinggi idaman,
maka emosi yang timbul dinamakan senang. Sebaliknya, jika
rangsangannya membahayakan, seperti melihat ular berbisa, maka
emosi yang timbul dinamakan takut.
Teori ini lebih sesuai dengan teori kognisi. Teori ini menyatakan
bahwa emosi yang dirasakan merupakan hasil dari interpretasi
seseorang tentang sesuatu yang membangkitkan atau menaikkan
keadaan tubuh. Jadi menurut teori ini, individu mengalami emosi
terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam
kejasmaniannya. Ada tiga rangkaian dalam memproduksi perasaan
emosi menurut teori ini, yakni persepsi dari situasi potensial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menghasilkan emosi, keadaan tubuh yang terbangkitkan dengan hasil
dari persepsi yang ambigu (mendua), dan interpretasi dan menamai
keadaan tubuh sehingga cocok dengan situasi yang diterima.
b. Teori Periferal James-Lange
Teori ini dikemukakan oleh William James (1884) yang berasal
dari Amerika Serikat dan Carl Lange (1885) dari Denmark. Teori ini
menyebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologik,
misalnya seseorang merasa senang karena orang tersebut meloncat-
loncat setelah melihat pengumuman dan orang tersebut takut karena lari
setelah melihat ular.
Menurut teori ini, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap
berbagai rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, jika seseorang
melihat harimau, reaksinya adalah peredaran darah makin cepat karena
denyut jantung makin cepat, paru-paru lebih cepat memompa udara,
dan sebagainya. Respons-respons tubuh ini kemudian dipersepsikan dan
timbullah rasa takut. Rasa takut tersebut timbul akibat pengalaman dan
proses belajar. Orang tersebut dari pangalamannya telah mengetahui
bahwa harimau adalah makhluk yang berbahaya, karena itu debaran
jantung dipersepsikan sebagai takut.
Emosi terjadi karena adanya perubahan pada sistem vasomotor
(otot-otot). Suatu peristiwa dipersepsikan menimbulkan perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
fisiologis dan perubahan psikologis yang disebut emosi. Seseorang
bukan tertawa karena senang melainkan senag karena tertawa.
Persepsi seseorang terhadap reaksi adalah dasar untuk emosi yang
dialami, sehingga pengalaman emosi-emosi yang dirasakan terjadi
setelah perubahan tubuh. Perubahan tubuh (perubahan internal dalam
sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan
pengalaman emosional. Jadi menurut teori ini gejala-gejala kejasmanian
bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu,
tetapi emosi yang dialami oleh individu merupakan akibat dari gejala-
gejala kejasmanian.
c. Teori Emergency Cannon-Bard
Teori ini dikemukakan oleh Walter B. Cannon (1929) yang
menyatakan bahwa karena gejolak emosi menyiapkan seseorang untuk
mengatasi keadaan genting maka orang-orang primitif bisa survive
dalam hidupnya. Organ-organ dalam bukan merupakan satu-satunya
faktor yang menentukan suasana emosional. Emosi, sebagai
pengalaman subjektif psikologik, timbul bersama-sama dengan reaksi
fisiologik (hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat,
adrenalin dialirkan kedalam darah, dan sebagainya).
Teori Cannon selanjutnya diperkuat oleh Philip Bard. Teori ini
menyatakan bahwa emosi adalah reaksi yang diberikan oleh organisme
dalam situasi emergency (darurat) teori ini didasarkan pada pendapat
bahwa ada antagonisme (fungsi yang bertentangan) antara saraf-saraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
simpatis dengan cabang-cabang oranial dan sacral daripada susunan
saraf otonom, sehingga jika saraf-saraf simpatis aktif maka saraf
otonom nonaktif, dan begitu sebaliknya.
Menurut teori ini, seseorang pertama kali menerima emosi
potensial yang dihasilkan dari dunia luar, kemudian daerah otak yang
lebih rendah, seperti hypothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah
ini kemudian mengirim output dalam dua arah yakni ke organ-organ
tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi
tubuh, dan ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak
lebih rendah diterima sebagai emosi yang dirasakan. Jadi emosi
merupakan suatu aktifitas pribadi dimana pribadi ini tidak dapat
dipisahkan dalam jasmani dan psikis. Oleh karena itu emosi juga
meliputi perubahan-perubahan kejasmanian.
Dari paparan di atas penulis mengambil kesimpulan untuk merujuk
pada teori yang dikemukakan oleh Schachter-Singer dan teori yang
dikemukakan oleh James-Lange. Hal ini dikarenakan kedua teori yang
telah dikemukakan tersebut seringkali merupakan pengalaman sehari-hari
yang dialami manusia. Contoh dari teori yang dikemukakan oleh
Schachter-Singer adalah pada saat seseorang merasakan adanya emosi
kesedihan, setelah itu direspon oleh otak dan kemudian akan muncul
dalam perilaku individu seperti menangis, tidak bersemangat dalam
menjalani aktifitas keseharian, dan sebagainya. Sedangkan contoh yang
dikemukakan oleh James- Lange adalah ketika seseorang melihat orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang berada di sekitarnya menangis karena kehilangan orang yang
disayangi maka individu tersebut akan merespon dengan ikut menangis.
3. Proses terjadinya Sensasi Emosi
Di dalam kehidupan seseorang seringkali menghadapi suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan emosi baik itu emosi yang positif
maupun negatif. Pada umumnya individu yang mengalami sesuatu hal
yang menghasilkan emosi dapat merespon dengan cara yang berbeda.
Berikut adalah proses terjadinya emosi menurut teori James-Lange
(Sarlito, 2000:85-86) :
Gambar 1
Proses Terjadinya Emosi
(Sumber: James-Lange dalam Sarlito, 2000:85-86)
Stimulus
Reseptor
Syaraf
sensorik
Pengkodean
di korteks
Syaraf
motorik
Syaraf
otonom
Efektor
Viscera
(organ
dalam)
Cortex
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi emosi, antara lain:
a. Sistem limbik, yang memiliki peranan dalam reaksi emosi. Sistem
limbik terdiri dari:
1) Amigdala
Merupakan bagian terkecil dari otak dan memiliki peranan penting
dalam emosi terutama yang berkaitan dengan rasa takut. Amigdala
terletak di bawah hipothalamus, bertugas untuk mengevaluasi
informasi sensorik yang diterima dan dengan cepat menentukan
kepentingan emosional, serta membuat keputusan untuk mendekati
atau menjauhi suatu objek atau situasi. Bagian ini bereaksi dengan
cepat ketika mengevaluasi keadaan yang membahayakan atau
mengancam.
Apabila bagian ini mengalami kerusakan maka akan menyebabkan
abnormalitas dalam memproses rasa takut.
2) Hipotalamus
Memiliki peranan utama dalam pengaturan sistem syaraf otonom.
Selain itu, bagian ini juga mengintegrasikan refleks dan mengatur
kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan hidup, dan
berperan dalam mempengaruhi sistem hormonal.
b. Prefrontal korteks
Bagian ini terdiri dari dua bagian yaitu kanan dan kiri. Setiap bagian
memiliki peranan yang berbeda, bagian kanan berperan khusus dalam
situasi menarik diri atau melarikan diri, seperti pada emosi jijik atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
takut, sedangkan bagian kiri merupakan bagian yang berperan khusus
dalam memotivasi orang orang dalam mendekati orang lain, seperti
pada saat bahagia maka yang timbul adalah emosi yang positif.
c. Hormon
Pada saat individu mengalami suatu emosi yang kuat maka divisi
simpatetik dari sistem saraf otonom akan memerintahkan kelenjar
adrenalin untuk melepaskan hormon epinephrine dan norepinephrine.
Para pembawa pesan kimiawi ini akan memberikan stimulasi yang kuat
dan menyebabkan tubuh individu menjadi lebih siaga. Pupil mata
melebar sehingga memungkinkan mata menerima cahaya lebih banyak,
detak jantung akan meningkat sehingga kecepatan bernafas juga
meningkat, dan tekanan darah akan meningkat, sehingga menghasilkan
tambahan tenaga agar tubuh dapat bergerak lebih cepat. Pada saat
individu melakukan meditasi maka tubuh akan melepaskan hormon
endorphine yang akan membuat tubuh menjadi lebih rileks sehingga
membuat orang merasa bahagia.
Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara sistem
limbik, prefrontal korteks, dan hormon memiliki keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya didalam proses terjadinya sensasi emosi. Pada tahap
awal individu mendapatkan stimulus, stimulus tersebut secara perlahan
akan masuk ke dalam otak, dan pada bagian amigdala stimulus tersebut
akan diolah, selanjutnya stimulus akan dibawa menuju ke hipotalamus
yang merupakan pusat emosi. Bagian hipotalamus sendiri juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mempengaruhi sistem hormonal. Prefrontal korteks juga turut berperan
dalam emosi dengan cara memberikan respon yang sesuai dengan stimulus
yang telah diterima.
Menurut pandangan kognitif, emosi lebih banyak ditentukan dari
hasil interpretasi individu terhadap sebuah peristiwa. Keterlibatan kognitif
pada emosi diawali dari persepsi awal terhadap suatu peristiwa (Lazarus,
2000a). Dari pernyataan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan
bahwa kognitif turut berperan dalam proses terjadinya sensasi emosi. Hal
ini terlihat dari cara individu memberikan respon atas terjadinya suatu
peristiwa, dimana sebelum individu memberikan respon akan ada proses
pemikiran yang terjadi didalam otak untuk memberikan respon yang
sesuai. Pada saat individu melakukan meditasi maka tubuh akan
mendapatkan informasi dimana informasi tersebut dapat mengubah
pandangan dan persepsi individu terhadap suatu hal. Secara umum,
individu dapat memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa
tersebut secara positif maupun negatif.
Pada saat melakukan meditasi, individu akan berfokus, sehingga
akan mempengaruhi kognitif individu tersebut. Interpretasi terhadap
sebuah peristiwa yang dibuat individu akan mengkondisikan dan
membentuk perubahan fisiologis pada tubuh individu tersebut secara
internal, sehingga jika individu tersebut menilai sebuah peristiwa secara
positif maka perubahan fisiologis individu tersebut akan menjadi lebih
positif, dan demikian pula sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Secara umum, fisiologi dan kognisi merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam pengalaman emosi. Kognisi dan fisiologi adalah
yin dan yang dari hasrat manusia. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain secara terus menerus, kognisi dapat mempengaruhi emosi
dan kondisi emosi dapat mempengaruhi kognisi (Gray, 2004). Berdasarkan
pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa ada keterkaitan antara fisiologi
dan kognisi dalam proses terjadinya sensasi emosi. Keterkaitan tersebut
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dengan pola yang selalu
berputar. Selain kognisi mempengaruhi fisiologi, fisiologi pun dapat
mempengaruhi kognisi.
Keterkaitan dari kognisi dan fisiologi dapat dicontohkan pada saat
seseorang melihat seekor singa dimana tubuh memberikan respon emosi
ketakutan. Respon tersebut dimulai dari kognisi orang tersebut yang
memberikan sinyal bahaya kepada tubuh untuk melarikan diri dan
mempengaruhi sistem fisiologis tubuh orang tersebut sehingga mulai
mengeluarkan keringat dingin dan kaki segera bergerak untuk menjauhi
bahaya tersebut.
4. Kestabilan Emosi
Ide dasar dari kestabilan emosi adalah Kecerdasan Emosi (Emotional
Intelligence/EQ). Kestabilan emosi berkaitan dengan kematangan emosi
dan merupakan komponen didalam Kecerdasan Emosi (EQ). Kecerdasan
emosi adalah dua buah produk dari dua skill utama yaitu kompetensi
personal dan kompetensi sosial. Menurut Steiner (1997) Kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Emosional adalah suatu kemampuan yang dapat mengerti emosi diri
sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri
terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan
pribadi. Mayer dan Salovey (Goleman, 1999; Davies, Stankov, dan
Roberts, 1998) mendefinisikan Kecerdasan emosi sebagai kemampuan
untuk memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, dan
menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.
Patton (1998) mendefinisikan Kecerdasan Emosi sebagai kemampuan
untuk mengetahui emosi secara efektif guna mencapai tujuan dan
membangun hubungan yang produktif dan dapat meraih keberhasilan. Bar-
on (2000) mendefinisikan Kecerdasan Emosi adalah suatu rangkaian
emosi, pengetahuan emosi, dan kemampuan-kemampuan yang
mempengaruhi kemampuan keseluruhan individu untuk mengatasi
masalah tuntutan lingkungan secara efektif.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Emosi
adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengolah emosi dengan
baik pada diri sendiri dan orang lain. Sedangkan pengertian dari kestabilan
atau stability menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo (1987: 487) yaitu:
“salah satu dari dimensi yang dikemukakan oleh B. Weiner mengenal teori
sifat dari motivasi prestasi, berkenaan dengan persepsi mengenai sebab-
sebab dari sukses dan kegagalan-kegagalan seseorang yang condong
timbul berulang kali (stabil), atau condong untuk tidak timbul kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(tidak stabil).” Dari pendapat ahli mengenai kestabilan maka kita dapat
mengetahui mengenai keberadaan manusia yang sebenarnya, betapa
sulitnya seseorang untuk dikatakan stabil. Hal tersebut melukiskan bahwa
kehidupan seseorang adalah unik, khas, khusus, dan tidak ada duanya.
Menurut Tjandrasa dan Zarkasih (1999:229) “Kestabilan emosi
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk merubah emosi yang tidak
menyenangkan menjadi emosi yang menyenangkan. Menurut Khalid
(1994) emosi dikatakan stabil apabila ekspresi emosi ditampilkan dengan
konstruktif dan tidak membahayakan, interpretasi yang obyektif terhadap
suatu peristiwa dan membiasakan diri menghadapi segala tantangan dan
menciptakan jalan keluar. Menurut Najati (2000), kestabilan emosi adalah
tidak berlebih-lebihan dalam pengungkapan emosi, karena emosi yang
diungkapkan secara berlebih-lebihan bisa membahayakan kesehatan fisik
dan psikis manusia.
Hurlock (1999) berpendapat bahwa kestabilan emosi memiliki
beberapa kriteria. Pertama, yaitu emosi yang secara sosial dapat diterima
oleh lingkungan sosial. Individu yang emosinya stabil dapat mengontrol
ekspresi emosi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial atau dapat
melepaskan dirinya dari belenggu energi mental maupun fisik yang selama
ini terpendam dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.
Kedua, pemahaman diri. Individu yang punya emosi stabil mampu belajar
mengetahui besarnya kontrol yang diperlukan untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya, serta menyesuaikan diri dengan harapan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
harapan sosial, bersikap empati yang tinggi terhadap orang lain. Ketiga,
peggunaan kecermatan mental. Individu yang stabil emosinya mampu
menilai situasi secara cermat sebelum memberikan responnya secara
emosional. Kemudian individu tersebut mengetahui cara yang tepat untuk
bereaksi terhadap situasi tersebut.
Abbas (1997) berpendapat bahwa emosi dapat dikatakan menuju ke
tingkat stabil ditandai dengan hal-hal berikut: adanya organisasi dan
integrasi dari semua aspek emosi, emosi menjadi bagian integral dari
keseluruhan kepribadian, dan individu dapat menyatakan emosinya secara
tepat dan wajar. Al Hasyim (1999) mengungkapkan bahwa orang yang
stabil emosinya adalah orang yang bisa menstabilkan atau
menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
kestabilan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan
dengan sikap yang sesuai dengan harapan sosial, tidak berlebih-lebihan
dalam mengekspresikan emosi serta bisa menyeimbangkan antara
kebutuhan fisik dan psikis.
Sementara di dalam kehidupan ini kebanyakan orang memiliki emosi
yang tidak stabil hal ini dapat disebabkan karena banyak hal, seperti
kebiasaan dan tekanan yang sedang dihadapi oleh individu itu sendiri.
Emosi yang tidak stabil ini dapat dilihat pada saat individu mengalami
situasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan baik itu yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Contohnya pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
seseorang merasakan emosi yang membuatnya merasa senang atau
gembira maka orang tersebut akan terlihat loncat-loncat kegirangan.
Apabila orang tersebut mengalami emosi yang menyedihkan maka orang
tersebut akan menangis dengan berlebihan.
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa orang yang stabil emosinya
adalah orang yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Ketika
dihadapkan pada suatu permasalahan, tidak mengekspresikan emosinya
dengan berlebihan. Sementara itu orang yang tidak stabil emosinya adalah
orang yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pada saat
dihadapkan pada suatu permasalahan, orang tersebut akan
mengekspresikan emosinya dengan berlebihan.
5. Ciri-ciri Kestabilan Emosi
Menurut Goleman (1997:430-435), ciri-ciri kestabilan emosi antara
lain lebih bertanggung jawab dan mandiri, lebih terampil dalam
menyelesaikan konflik, terampil dalam bergaul dengan teman sebaya,
berbagi rasa, dapat mengendalikan diri, keseimbangan antara emosi dan
pola berfikir, berkurangnya perilaku kasar, lebih terampil dalam mengatasi
masalah antar pribadi, perbaikan keterampilan berkomunikasi, lebih peka
terhadap perasaan orang lain, lebih mampu mengatasi kesukaran di
sekolah, meningkatkan kendali diri dan kesadaran sosial, dan
meningkatkan keterampilan untuk belajar bagaimana caranya belajar.
Menurut pendapat Hamalik (1992:97), ciri-ciri kestabilan emosi
antara lain mampu menahan emosi yang negatif atau dapat meyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
secara tidak langsung, membina dan mengembangkan emosi positif,
mengembangkan toleransi yang tinggi terhadap situasi atau hal-hal yang
tidak berkenan di hati, kebebasan dalam bertindak yang terus bertambah,
kemampuan untuk melakukan pilihan, bebas dari rasa takut yang tidak
beralasan, bertindak sesuai dengan batas-batas kemampuan, sadar akan
kemampuan dan prestasi orang lain, mampu meraih kemenangan secara
terhormat, mampu bangkit kembali setelah mengalami pengalaman yang
tidak menyenangkan atau kegagalan, mampu menggunakan pemuasan
dorongan yang bersifat jasmaniah, kemampuan untuk bersikap terbuka dan
menerima keterbukaan dalam hubungan interpersonal, dan merasa senang
dengan kehidupan sehari-hari.Menurut pendapat dari Wahlroos (dalam
Andriani, 2007) ciri-ciri kestabilan emosi, antara lain: tidak melukai diri
sendiri atau orang lain dengan tindakan atau perkataan baik yang
dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, memiliki kebiasaan untuk
memilih, memiliki konsep diri yang positif, dapat menunda pemenuhan
kebutuhan, dapat mengevaluasi kenyataan emosional dan memahami
perasaannya sendiri dan orang lain, dapat menjalin hubungan emosional
yang mendalam dan tahan lama, fleksibel dan mau belajar dari
pengalaman, dan memiliki antusias dalam menjalani kehidupan yang
konstruktif dan menantang.
Menurut Santrock (2003) seseorang yang memiliki kestabilan emosi
memiliki ciri-ciri:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a. Keyakinan akan kemampuan diri: sikap positif individu tentang dirinya,
bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan.
b. Optimis: sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam
menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuannya.
c. Obyektif: sikap individu yang memandang permasalahan ataupun
sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya bukan menurut kebenaran
pribadi atau yang menurutnya benar.
d. Bertanggungjawab: kesediaan individu untuk menanggung segala
sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
e. Rasional dan realistik: kemampuan menganalisa masalah, sesuatu hal,
suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima
akal sehat dan sesuai kenyataan.
6. Ciri-ciri Ketidakstabilan Emosi
Ketidakstabilan emosi dapat terlihat dari ciri-ciri yang berkebalikan
dari kestabilan emosi, yaitu: kurang bertanggung jawab dan mandiri,
kurang keterampilan dalam menyelesaikan konflik, kurang keterampilan
bergaul dengan teman sebaya, kurang berbagi rasa, kurang dapat
mengendalikan diri, kurang yakin terhadap kemampuan diri, kurang
optimis, kurang obyektif, kurang rasional dan realistik. Dalam kehidupan
sehari-hari individu terkadang menunjukkan ciri-ciri tersebut ketika
menghadapi hal yang tidak menyenangkan. Hal tersebut dapat dicontohkan
ketika mengalami kegagalan dalam ujian akhir, individu tersebut akan
mengalami rasa tidak percaya pada kemampuannya sendiri. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kenyataannya kegagalan dalam ujian akhir belum tentu disebabkan karena
kemampuan diri yang kurang melainkan ada faktor-faktor lain dari luar
yang dapat menyebabkan hal tersebut. Jika individu tersebut tidak
memiliki kestabilan emosi maka individu tersebut akan melakukan hal-hal
yang diluar batas, seperti bunuh diri, ataupun berteriak-teriak sambil
menangis. Sedangkan pada individu yang memiliki kestabilan emosi,
individu tersebut akan merenungkan dan mencari penyebab kegagalan
tersebut dan akan mencoba mengikuti ujian akhir kembali.
7. Aspek-aspek Kestabilan Emosi
Menurut Scheneider dalam Rosdiana (2012), kestabilan emosi
mencakup tiga aspek yaitu:
a. Adequasi emosi, yaitu reaksi emosi yang sesuai dengan rangsang yang
diterimanya, reaksi ini berkaitan dengan macam atau isi emosi dan
ditujukan kepada siapa emosi tersebut. Individu yang adequasi emosi
yang baik ditandai dengan ciri- ciri:
1) Bersikap optimis dalam menghadapi masa depan memiliki
pengertian bahwa individu memiliki keyakinan yang baik dan positif
terhadap masa depan yang akan dilaluinya.
2) Tidak apatis dalam menjalani kehidupan memiliki pengertian bahwa
individu tidak bersikap acuh tak acuh terhadap kehidupan atau dapat
dikatakan selalu peduli terhadap kehidupan bermasyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3) Bersikap respek terhadap diri sendiri dan orang lain memiliki
pengertian bahwa individu memiliki rasa hormat dan kagum
terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
4) Bersikap altruis memiliki pengertian bahwa individu tersebut mau
memperhatikan kepentingan orang lain atau dapat dikatakan tidak
bersikap egois.
Contoh dari adequasi emosi ini adalah pada saat kita sedang marah
kepada kakak kita, maka kita mampu menyampaikan kemarahan kita
secara konstruktif kepada kakak kita, bukan kepada semua orang yang
ada di dalam rumah. Selain itu contoh lain dari adequasi emosi ini
adalah ketika kita melihat keberhasilan orang lain dalam pekerjaan
maka kita harus mampu memberikan penghargaan kepada orang
tersebut, bukan malah kita mencemooh pekerjaannya ataupun tidak
mengakui hasil pekerjaaannya.
b. Kematangan emosi adalah suatu kemampuan individu untuk
mengarahkan emosi dasar yang kuat menjadi suatu tujuan, sedangkan
tujuan itu memuaskan diri sendiri dan dapat diterima lingkungan sekitar
(Hergenhahn, 2001). Kematangan emosi ditandai dengan adanya
kemampuan untuk memberikan reaksi emosi yang tepat pada situasi
dan kondisi yang tidak menentu. Ada tiga faktor yang mempengaruhi
kematangan emosi menurut Schneider (dalam Kenenbudi, 2007), antara
lain: Adequacy of Emotional Response, Emotional Range & depth, dan
Emotional Control.Menurut Hollingworth & Morgan (dalam Cyrillia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2006) individu yang memiliki kematangan emosi memiliki ciri-ciri,
antara lain:
1) memiliki derajat toleransi terhadap frustasi memiliki pengertian
bahwa individu mampu untuk mengendalikan diri dari situasi emosi
yang dirasakan seperti pada saat sedang sedih individu memiliki
kemampuan untuk menahan untuk tidak menangis secara tersedu-
sedu.
2) memiliki sikap menghargai diri sendiri memiliki pengertian bahwa
individu memiliki rasa hormat kepada diri sendiri maupun orang
lain.
3) manifestasi emosional memiliki pengertian wujud dari suatu
perasaan yang kita rasakan.
Contoh dari hal ini adalah ketika kita sedang dalam kondisi yang
tertekan dan sedang mengalami kemarahan tetapi pada saat itu juga kita
harus menemui atasan yang tidak menyukai kita, tetapi kita masih dapat
menunjukkan kinerja terbaik kita di depan atasan tanpa menunjukkan
rasa tertekan dan marah kita di depannya.
c. Kontrol emosi, merupakan dasar dari kematangan emosi hal ini
berpengaruh pada penyesuaian diri. Hal ini berkaitan dengan secara
sadar menahan diri untuk tidak melakukan suatu hal. Individu yang
memiliki kontrol emosi yang baik dapat dilihat dari ciri-ciri:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1) mampu merespon situasi frustrasi secara wajar (realistik) memiliki
pengertian bahwa individu memberikan reaksi yang tidak berlebihan
dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
2) bersikap tabah dalam menghadapi masalah, tidak bersikap agresif,
tidak mudah terpengaruh oleh orang lain memiliki pengertian bahwa
individu mampu berpasrah ketika mengalami suatu permasalahan,
individu mampu bersikap konstruktif, memiliki keyakinan yang
penuh terhadap dirinya sendiri.
3) mampu mengendalikan diri dari dorongan seksual memiliki
pengertian bahwa individu memiliki kemampuan untuk mengontrol
diri dari dorongan seksual.
Contohnya pada saat sedang marah pada teman maka secara sadar
individu tersebut tidak akan meluapkan kemarahannya, tetapi dalam hal
ini bukan memendam kemarahan melainkan menyadari dalam suatu hal
kita tidak perlu untuk marah.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi
Menurut Hurlock (1995), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kestabilan emosi, yaitu:
a. Fisik
Pada saat individu dalam kondisi sehat secara jasmani maka akan
cenderung untuk tidak mudah marah dan cepat tersinggung. Individu
akan merasa nyaman dan tentram dalam kondisi jasmani yang sehat. Di
sisi lain, individu akan menjadi cepat marah dan cepat tersinggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
apabila ada salah satu anggota badannya kurang sehat secara medis. Hal
ini disebabkan karena adanya sesuatu kekurangan yang dirasakan
individu, dan hal ini membuat individu merasa tidak nyaman.
b. Kondisi Lingkungan
Merupakan kondisi lingkungan dimana tempat individu berada.
Lingkungan yang dapat menerima kehadiran individu dan individu
mudah diterima pada lingkungan tersebut akan membuat individu
mengalami kestabilan dalam emosi. Tetapi bila lingkungan tidak bisa
menerima kehadiran individu, maka individu merasa tidak dianggap
oleh lingkungan dan hal ini menyebabkan individu merasa tidak
dihargai dan terhina.
c. Faktor Pengalaman
Melalui pengalaman individu dapat mengetahui bagaimana anggapan
orang lain tentang berbagai ungkapan emosi. Individu akan
mempelajari bagaimana cara mengungkapkan emosi yang bisa diterima
oleh lingkungan sosial dan bagaimana ungkapan emosi yang tidak dapat
diterima. Hal ini berkaitan dengan kondisi norma budaya setempat.
Menurut Afiatin, dkk (1994) faktor yang mempengaruhi kestabilan
emosi adalah faktor lingkungan dan individu. Faktor lingkungan berkaitan
dengan pengaruh lingkungan tempat tinggal individu, baik lingkungan
keluarga maupun sosial-masyarakat. Faktor individu berkaitan dengan
masalah pertumbuhan fisik biologis. Menurut Bastaman (2001) faktor
yang mempengaruh kestabilan emosi adalah individu itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Meditasi
1. Pengertian Meditasi
Meditasi adalah latihan olah jiwa yang dapat menyeimbangkan fisik,
emosi, mental,dan spiritual seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata meditasi diartikan sebagai pemusatan pikiran dan perasaan
untuk mencapai sesuatu. Dari segi etimologi meditasi berasal dari bahasa
Latin, meditatio, artinya hal bertafakur, hal merenungkan; memikirkan,
mempertimbangkan; atau latihan, pelajaran persiapan. Sedangkan dari segi
terminologi meditasi adalah penggunaan pikiran secara terus menerus
untuk merenungkan beberapa kebenaran, misteri atau objek penghormatan
yang bersifat keagamaan sebagai latihan ibadah.
Secara umum, meditasi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain
meditasi konsentrasi, meditasi loving-kindness, dan meditasi mindfulness.
Dalam penelitian ini peneliti memilih jenis meditasi Mindfulness. Hal ini
dikarenakan meditasi mindfulness tidak memiliki suatu objek untuk
memusatkan pikiran, meditasi mindfulness melatih individu untuk
mengamati segala yang terjadi dalam pikiran, menerima semua buah pikir
yang timbul-tenggelam, mengamati aliran kesadaran (stream of
consciousness).
Baer (2003) menjelaskan bahwa mindfulness adalah pengamatan
terhadap munculnya stimulus-stimulus internal dan eksternal seperti apa
adanya dan tanpa menghakimi. Menurut Kabat-Zinn (2003), mindfulness
adalah kesadaran yang muncul melalui pengamatan momen saat ini, secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tanpa menghakimi dari waktu ke waktu. Germer dalam Didonna (2009)
menyatakan bahwa mindfulness adalah kemampuan untuk menyadari dan
menerima pengalaman saat ini. Tidak seperti meditasi lain, objek dari
meditasi mindfulness adalah keseluruhan pikiran yang terus-menerus
berubah dan mengalir.
Meditasi mindfulness memiliki beberapa pengaruh. Coffey dan
Hartman (2008) menemukan bahwa kemampuan untuk mengamati aliran
kesadaran tanpa menghakimi dalam meditasi mindfulness dapat
meningkatkan awareness dan kemampuan untuk meregulasi emosi
sehingga emosi negatif dapat dikelola secara adaptif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Greeson (2009), kemampuan
dalam mindfulness dapat meningkatkan ketenangan (equanimity) dan
kemampuan untuk tidak merespons stimulus secara reaktif (nonreactivity).
Secara umum dapat disimpulkan meditasi mindfulness adalah proses
untuk mengamati dan menerima segala sesuatu yang ada di dalam diri
setiap individu. Dari beberapa jenis meditasi yang telah disebutkan,
peneliti memilih jenis meditasi mindfulness karena meditasi ini mengajak
individu untuk menyadari dan menerima apa yang ada di dalam diri
individu baik itu kelebihan maupun kekurangan dirinya. Dimana hal ini
diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Baer (2003) yang
mengatakan bahwa mindfulness merupakan pengamatan terhadap
stimulus-stimulus yang berasal dari dalam maupun luar yang sesuai
dengan keadaan pada saat tersebut. Sementara itu menurut Kabat-Zinn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(2003) mindfulness merupakan kesadaran yang muncul melalui apa yang
dilihat pada saat ini tanpa ada penghakiman dari waktu ke waktu. Germer,
dalam Didonna (2009) mengatakan bahwa mindfulness merupakan
kemampuan untuk menyadari dan menerima apa yang terjadi pada saat ini.
Sedangkan Coffey dan Hartman (2008) mengatakan bahwa mindfulness
merupakan kemampuan untuk mengamati aliran kesadaran, sehingga
mampu meningkatkan awareness dan kemampuan meregulasi emosi
sehingga emosi yang negatif dapat dikelola secara adaptif. Di sisi lain
Greeson (2009) mengatakan bahwa mindfulness dapat meningkatkan
ketenangan, dan kemampuan untuk tidak merespons stimulus secara
reaktif .
2. Tujuan Meditasi
Tujuan meditasi yang sebenarnya adalah untuk memperlambat dan
menenangkan pikiran, serta, pada saatnya menyehatkan tubuh. Dalam
meditasi, kita dapat mencapai pengendalian pikiran dan perasaan yang
lebih baik. Meditasi dalam hal ini menjadi sebuah metode untuk mencapai
keahlian dalam hal proses berpikir, mengajari untuk memusatkan pikiran
supaya tidak terpecah-pecah atau dengan kata lain tetap fokus.
Tujuan meditasi mindfulness adalah terbebasnya seseorang dari
penderitaan yang didasari oleh keserakahan, ketidaktahuan, dan kebencian.
Selain itu, meditasi mindfulness juga bertujuan untuk tidak memberikan
reaksi apapun terhadap berbagai hal yang terjadi pada diri kita tetapi kita
diajak untuk lebih menyadari hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Melalui meditasi, sejatinya kita melatih pikiran dengan
berkonsentrasi atau memusatkan perhatian pada suara, kata, doa, imajinasi,
benda, alam, atau sebuah gagasan pemikiran. Tujuan meditasi menurut J.
Sudrijanta,S.J adalah untuk mendapatkan pemurnian hati atau pencerahan
jiwa. Selain itu, meditasi juga bertujuan untuk mencapai penyatuan
kembali dengan Sang Maha Pencipta.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa meditasi mindfulness
adalah proses menyadari segala sensasi yang ada di dalam tubuh dan di
sekitar kita. Meditasi juga bertujuan untuk melatih kita agar dapat tetap
fokus terhadap suatu hal.
3. Manfaat Meditasi
Meditasi adalah proses yang dilakukan secara sadar untuk
memusatkan perhatian pada satu titik. Dalam keadaan meditasi, kita dapat
mencapai taraf keseimbangan; semua sistem yang ada dalam diri kita akan
aktif bekerja secara maksimum dengan mengeluarkan energi tubuh
seminimum mungkin. Dalam keadaan meditasi, kita juga dapat mencapai
trance hening, dalam suatu tingkat kesadaran tinggi. Dalam keadaan
tersebut, kita akan mampu mengontrol emosi, memahami apa yang harus
dilakukan, dan menguasai situasi yang ada dalam diri kita.
Meditasi secara tidak langsung bisa mengubah kondisi fisik dan
mental seseorang menjadi lebih baik. Namun, meditasi memerlukan waktu
untuk mampu mengendalikan dan mengatur sistem yang ada dalam diri
manusia. Untuk dapat memanfaatkan fungsi meditasi, kita memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
waktu dan kedisiplinan dalam melakukan meditasi tanpa memasang target
pencapaian yang muluk-muluk. Meditasi juga bermanfaat untuk
membentuk pribadi yang lebih supel alias gampang bergaul.
Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa meditasi
terutama meditasi Mindfulness berkaitan dengan emosi terutama kestabilan
emosi. Hal ini dikarenakan pada saat meditasi kita dapat mencapai kondisi
kesadaran penuh dan hal ini dapat mempengaruhi emosi kita di dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Proses alamiah yang Terjadi Pada Tubuh Saat Meditasi
Pada saat meditasi individu akan mengalami perasaan baal atau
kebal yang dimulai dari kaki kemudian naik ke pinggang, dada, dan
tangan. Perasaan baal atau kebal terus akan naik ke leher hingga kepala.
Setelah itu, tangan akan mulai terasa ringan dan akhirnya tanpa rasa. Alur
nafas yang naik-turun akan terasa terhenti, suhu tubuh yang panas akan
mulai mendingin sampai akhirnya tidak terasa panas atau dingin.
Penglihatan kadang jernih dan redup, bahkan kadang adanya kilatan
cahaya atau bayangan sekilas. Mata dan telinga kadang terasa berdenyut-
denyut. Suara dengungan darah akan melemah dan akhirnya tidak
terdengar lagi. Penglihatan yang kadang remang dan terang akhirnya akan
menjadi jernih.
Proses ini timbul secara alamiah karena gambaran pikiran yang
mulai melemah dan kondisi tubuh juga turut melemah. Sementara pada
otak individu yang mengikuti meditasi akan mengalami beberapa hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
seperti berikut: Korteks Frontal adalah bagian yang paling sangat
berkembang dari otak yang bertanggung jawab untuk penalaran,
perencanaan, emosi, dan kesadaran diri. Pada saat meditasi korteks frontal
ini akan cenderung untuk offline. Lobus Parietalis adalah bagian yang
memproses informasi sensorik tentang dunia sekitarnya, orientasi dalam
ruang dan waktu. Pada saat meditasi aktivitas pada lobus parietalis akan
melambat.
Sementara otak bagian thalamus adalah penjaga arus informasi untuk
indra yang berfokus pada perhatian dengan menyalurkan beberapa data
sensorik lebih dalam ke otak dan memeberhentikan sinyal lain. Pada saat
meditasi otak bagian thalamus akan mengurangi arus informasi yang
masuk secara berhamburan di dalam pikiran. Reticular Formasi–menerima
stimulus masuk dan menempatkan otak agar selalu waspada dan siap untuk
merespon.
Setelah selesai melakukan kegiatan meditasi maka tubuh akan
merasa lebih rileks, dan hembusan nafas akan menjadi lebih teratur. Selain
itu, pikiran akan menjadi lebih fokus dan tubuh akan menjadi lebih
bersemangat.
D. Dinamika Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi Orang Dewasa Dalam
Kaitannya Dengan Meditasi
Kestabilan emosi adalah perilaku tidak berlebih-lebihan dalam
mengungkapkan emosi yang ditandai dengan sikap lebih bertanggung jawab
dan mandiri, lebih terampil dalam menyelesaikan konflik, memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
keterampilan bergaul dengan teman sebaya, dapat berbagi rasa, dapat
mengendalikan diri, memiliki keseimbangan antara emosi dan pola berfikir,
berkurangnya perilaku kasar, lebih terampil dalam mengatasi masalah antar
pribadi, perbaikan keterampilan berkomunikasi, lebih peka terhadap perasaan
orang lain, lebih mampu mengatasi kesukaran di sekolah, meningkatkan
kendali diri dan kesadaran sosial, meningkatkan keterampilan untuk belajar
bagaimana caranya belajar.
Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kestabilan emosi
berkaitan dengan kematangan emosi dan merupakan salah satu komponen
dari kecerdasan emosi. Di dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang terlalu
berlebihan dalam mengekspresikan emosi yang kita rasakan, sehingga
menyebabkan munculnya perilaku reaktif yang cenderung negatif. Kita dapat
menanggulangi ekspresi emosi yang berlebihan tersebut dengan cara
melakukan kegiatan meditasi hal tersebut dikarenakan dalam keadaan
meditasi, kita dapat mencapai taraf keseimbangan; semua sistem yang ada
dalam diri kita akan aktif bekerja secara maksimum dengan mengeluarkan
energi tubuh seminimum mungkin. Dalam keadaan meditasi, kita juga dapat
mencapai trance hening, dalam suatu tingkat kesadaran tinggi. Untuk
mencapai tingkat kesadaran tertinggi tersebut dibutuhkan waktu latihan yang
cukup lama kurang lebih satu tahun masa latihan yang dilakukan secara terus
menerus. Pada keadaan tersebut, kita akan mampu mengontrol emosi,
memahami apa yang harus dilakukan, dan menguasai situasi yang ada dalam
diri kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dalam kehidupan ada beberapa hal yang mempengaruhi emosi, antara
lain: sistem limbik yang berkaitan dengan amigdala dan hipotalamus,
prefrontal korteks, dan hormon. Ketiga hal tersebut berperan dalam proses
terjadinya sensasi emosi. Proses terjadinya sensasi emosi dimulai pada saat
individu mendapatkan stimulus yang secara perlahan stimulus tersebut akan
masuk ke dalam otak pada bagian amigdala stimulus tersebut akan di olah
setelah melewati bagian ini selanjutnya stimulus akan dibawa menuju ke
hipotalamus dimana bagian hipotalamus ini sendiri merupakan pusat emosi.
Selain itu, bagian hipotalamus ini sendiri juga dapat mempengaruhi sistem
hormonal. Yang berperan dalam hal memberikan respon yang sesuai dengan
stimulus yang diterima adalah bagian prefrontal korteks. Di sisi lain kognitif
individu juga turut berperan di dalam proses terjadinya sensasi emosi. Hal ini
terlihat dari cara individu memberikan respon atas terjadinya suatu peristiwa,
dimana sebelum individu memberikan respon akan ada proses pemikiran
yang terjadi di dalam otak individu untuk memberikan respon yang sesuai.
Pada saat individu melakukan meditasi maka tubuh akan mendapatkan
informasi dimana informasi tersebut dapat mengubah pandangan dan persepsi
individu terhadap suatu hal. Secara umum, individu dapat memandang dan
menginterpretasikan sebuah peristiwa tersebut secara positif maupun negatif.
Pada saat melakukan meditasi individu akan berfokus pada satu hal,
sehingga hal ini akan mempengaruhi kognitif individu tersebut. Interpretasi
yang individu buat atas sebuah peristiwa akan mengkondisikan dan
membentuk perubahan fisiologis pada tubuh individu tersebut secara internal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sehingga dari hal ini jika individu menilai sebuah peristiwa secara positif
maka perubahan fisiologis individu tersebut akan menjadi lebih positif dan
sebaliknya.
Secara umum, fisiologi dan kognisi merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam pengalaman emosi. Kognisi dan fisiologi adalah yin dan
yang dari hasrat manusia. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi satu sama
lain secara terus menerus. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui
bahwa ada keterkaitan antara fisiologi dan kognisi dalam proses terjadinya
sensasi emosi. Dimana keterkaitan tersebut dapat saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Dari paparan tersebut dapat dilihat keterkaitan antara
kognisi dan fisiologi. Dimana pola keterkaitan tersebut selalu berputar. Selain
kognisi mempengaruhi fisiologi, fisiologi pun dapat mempengaruhi kognisi.
Meditasi sendiri dapat mempengaruhi dua faktor dari kestabilan emosi,
antara lain: faktor fisik, dan faktor pengalaman. Meditasi dapat
mempengaruhi faktor fisik karena pada saat meditasi seluruh aktifitas kognitif
akan melemah dan bagian-bagian dari otak yang memiliki aktifitas untuk
membawa arus informasi akan melambat. Hal ini mempengaruhi kondisi
tubuh sehingga tubuh dapat menjadi lebih rileks, kadar stress berkurang,
meringankan rasa cemas dan emosi negatif, dan menurunkan tekanan darah.
Hal tersebut berdampak pada kondisi fisik seseorang yang menjadi lebih
nyaman dan tentram, sehingga individu dapat lebih tenang dalam menghadapi
segala permasalahan dan individu dapat memikirkan jalan keluar yang terbaik
tanpa ada unsur kekerasan. Sedangkan pada individu yang tidak melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kegiatan meditasi mereka akan cenderung merespon segala stimulus yang
diterima baik itu berupa respon yang positif maupun respon yang negatif. Hal
ini dikarenakan seluruh tubuh individu tersebut tetap beraktifitas seperti biasa
tanpa adanya kesempatan untuk memahami dan mencerna sebuah peristiwa.
Disamping itu, individu yang tidak melakukan kegiatan meditasi tidak
melakukan proses berpikir secara jernih yang dapat membantu seseorang
dalam menyeimbangkan emosi yang dirasakan.
Meditasi juga dapat mempengaruhi faktor pengalaman. Hal ini
dikarenakan kondisi tenang yang ditimbulkan dari kegiatan meditasi dapat
membantu individu untuk menyadari apa yang terjadi pada saat ini, sehingga
individu dapat berpikir dengan lebih jernih dan dapat mengekspresikan apa
yang ada di dalam dirinya baik itu pendapat, rasa suka maupun rasa tidak
suka individu kepada orang lain dengan baik dan dapat diterima di dalam
masyarakat luas.
Sedangkan orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi
cenderung memberikan reaksi emosi berdasarkan stimulus karena
dipengaruhi oleh faktor emosi. Emosi itu sendiri merupakan reaksi terhadap
stimulus yang berasal dari luar Hal ini dikarenakan orang yang tidak
mengikuti meditasi tidak mengalami kondisi trance hening yang merupakan
tingkat kesadaran tinggi. Sehingga apabila ada stimulus emosi yang terjadi
cenderung akan langsung direspon secara situasional. Hal ini bisa disebabkan
karena faktor kebiasaan dan faktor tuntutan untuk memberikan respon secara
cepat, faktor tersebut mengakibatkan emosi orang tersebut tidak terkendali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Selain itu, orang tersebut juga tidak peka dengan kondisi sekitarnya. Sehingga
segala bentuk tindakan yang dilihat akan langsug direspon oleh individu.
Respon yang dilakukan oleh orang tersebut dapat berupa respon yang baik
maupun yang buruk.
Berdasarkan teori emosi yang telah dikemukakan dapat ditarik
kesimpulan bahwa kebanyakan orang merespon berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Schachter dan Singer; dan teori yang dikemukakan oleh
James-Lange. Dimana teori yang dikemukakan oleh Schachter dan Singer
mengatakan bahwa tiap emosi yang dirasakan individu dapat dirasakan dari
kondisi dalam tubuhnya dan individu akan memberikan interpretasiya.
Maksud dari teori ini adalah setiap tubuh individu telah merasakan adanya
emosi baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dan kemudian
akan direspon oleh otak dan kemudian akan ditampilkan dalam perilaku
sehari-hari. Sedangkan teori yang dikemukakan oleh James-Lange
mengatakan bahwa emosi merupakan akibat dari persepsi seseorang terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi didalam tubuh sebagai respons terhadap
berbagai rangsangan yang datang dari luar. Maksud dari teori ini adalah
emosi yang dirasakan oleh diri individu merupakan efek dari stimulus dari
luar yang diterima oleh individu dan kemudian akan ditampilkan dalam
bentuk perilaku di dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat
dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari apabia kita sedang menghadapi
situasi yang tidak menyenangkan maka secara tidak langsung kita akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
merespon dengan mengekspresikan perasaan kita dengan marah-marah
ataupun dengan menangis yang berlebihan.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan
kegiatan meditasi, kita akan dapat mencapai trance hening, dalam suatu
tingkat kesadaran tinggi. Pada keadaan tersebut, kita akan mampu untuk
mengontrol emosi, memahami apa yang harus dilakukan, dan menguasai
situasi yang ada di dalam diri kita, sehingga dapat dikatakan apabila kita
melakukan meditasi kita dapat menstabilkan segala emosi yang ada di dalam
diri kita dikarenakan kita menyadari apa yang harus kita lakukan.
E. Hipotesis
Dalam penelitian ini peneliti membuat hipotesis bahwa ada perbedaan
tingkat kestabilan emosi pada orang yang mengikuti kegiatan meditasi dan
orang yang tidak mengikuti kegiatan meditasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. Skema Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi pada Orang Dewasa yang
Mengikuti Kegiatan Meditasi dan yang Tidak Mengikuti Kegiatan
Meditasi
Memiliki tingkat
adequasi emosi
yang lebih tinggi
Memiliki tingkat
kematangan
emosi yang lebih
tinggi
Memiliki tingkat
kontrol emosi
yang lebih tinggi
Gambar 2
Skema Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi
pada Orang Dewasa yang Mengikuti Kegiatan Meditasi
dan yang Tidak Mengikuti Kegiatan Meditasi
Memiliki tingkat
adequasi emosi
yang lebih rendah
Memiliki tingkat
kematangan emosi
yang lebih rendah
Memiliki tingkat
kontrol emosi yang
lebih rendah
Meditasi
Orang Dewasa
Yang Mengikuti
Kegiatan Meditasi
Orang Dewasa
Yang Tidak Mengikuti
Kegiatan Meditasi
Kestabilan Emosi Kestabilan Emosi
Komparasi Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah penelitian
komparatif. Jenis penelitian komparatif digunakan untuk menyesuaikan sifat
dari penelitian ini yaitu sifat perbandingan. Dengan menggunakan penelitian
komparatif, peneliti dapat lebih mudah membandingkan tingkat kestabilan
emosi pada individu yang mengikuti kegiatan meditasi dengan individu yang
tidak mengikuti kegiatan meditasi (Siregar, 2013).
B. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau
mempengaruhi variabel lain (Siregar, 2013). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah meditasi mindfulness. Meditasi mindfulness adalah
aktifitas yang berkaitan dengan proses menyadari segala kelebihan dan
kekurangan yang ada di dalam diri dan di lingkungan sekitar. Dalam
penelitian ini, meditasi mindfulness yang menjadi variabel bebas
diasumsikan dapat mempengaruhi variabel tergantung.
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel lain (Siregar, 2013). Variabel tergantung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dalam penelitian ini adalah kestabilan emosi. Kestabilan emosi adalah
keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan dengan sikap yang sesuai
dengan harapan sosial, tidak berlebih-lebihan dalam mengekspresikan
emosi serta bias menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis.
Dalam penelitian ini, variabel tergantung diasumsikan dipengaruhi oleh
variabel bebas.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional pada penelitian ini,antara lain:
1. Meditasi Mindfulness
Meditasi mindfulness adalah proses untuk mengamati dan menerima
kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam diri yang dilakukan dengan
cara menarik nafas lalu dihembuskan secara perlahan berulang-ulang
sampai tubuh terasa rileks. Keaktifan dalam melakukan kegiatan meditasi
ini diukur menggunakan kejujuran subjek pada saat mengisi data di dalam
kuesioner.
2. Kestabilan emosi
Kestabilan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan
dengan sikap yang sesuai dengan harapan sosial, tidak berlebih-lebihan
dalam mengekspresikan emosi. Tingkat kestabilan emosi diukur
menggunakan skala kestabilan emosi yang meliputi adequasi emosi,
kematangan emosi, dan kontrol emosi. Hasil skor yang diperoleh akan
menunjukkan tingkat kestabilan emosi seseorang, dimana semakin tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
hasil skor yang diperoleh individu maka emosi individu tersebut dapat
dikatakan semakin stabil.
D. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu dewasa
yang melakukan kegiatan meditasi dan yang tidak melakukan kegiatan
meditasi dengan rentang usia dewasa awal 18-40 tahun dan dewasa madya
40-60 tahun. Peneliti memilih subjek tersebut dikarenakan sesuai dengan
tujuan penelitian. Subjek yang melakukan kegiatan meditasi adalah subjek
yang menjadi peserta dan mengikuti kegiatan meditasi mindfulness minimal
18 hari setiap bulan selama kurang lebih satu tahun dan di tempat latihan
minimal dua kali dalam satu bulan. Subjek yang tidak melakukan meditasi
adalah subjek yang tidak menjadi peserta dan tidak mengikuti kegiatan
meditasi mindfulness.
Pengambilan subjek sebagai responden dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penetapan responden
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013).
E. Perolehan Data
Perolehan data dalam peneitian ini dilakukan dengan menyebarkan
skala stabilitas emosi yang dibagikan kepada subjek yang sesuai dengan
kriteria subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang
yang dikelompokkan menjadi dua yaitu 25 orang yang melakukan kegiatan
meditasi dan 25 orang yang tidak melakukan kegiatan meditasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan skala
stabilitas emosi, yang disertai beberapa informasi yang diperlukan dari subjek
seperti nama/inisial subjek, usia subjek, jenis kelamin, dan keikutsertaan
dalam kegiatan meditasi,. Skala stabilitas emosi ini menggunakan metode
skala Likert yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif
(Siregar, 2013).
Pernyataan positif adalah pernyataan yang menunjukkan tingkat
kestabilan emosi yang tinggi, sedangkan pernyataan negatif adalah
pernyataan yang menunjukkan tingkat kestabilan emosi yang rendah.
Pernyataan-pernyataan pada skala dikembangkan dari aspek-aspek kestabilan
emosi yang dikemukakan oleh Scheneider. Setiap pernyataan memiliki empat
alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Sangat Tidak Setuju (STS),
Setuju (S), dan Tidak Setuju (TS). Setiap subjek memberikan satu jawaban
dari setiap pernyataan dengan memberikan tanda ().
Pernyataan yang dibuat diseleksi kemudian dipilih. Setelah itu
dilakukan analisis item terhadap item terpilih, dimana item yang tidak valid
akan gugur dan tidak dipakai dalam penelitian ini.
Aspek-aspek kestabilan emosi yang akan digunakan dalam membuat
pernyataan yakni:
1. Adequasi emosi
2. Kematangan emosi
3. Kontrol emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Blue Print skala kestabilan emosi yang digunakan untuk uji coba
tampak dalam Tabel 3
Tabel 3
Blue Print Skala Kestabilan Emosi Uji Coba
No. Indikator
Positif Negatif Prosentase
Distribusi
Jumlah Distribusi Jumlah
1.
Adequasi
emosi
2, 7, 8, 10,
11, 14,
16, 17, 18,
20
10 1, 3, 4, 5,
6, 9, 12,
13, 15, 19,
10 20
(33,33%)
2.
Kematangan
emosi
21,22,
23,25, 26,
27,28, 32,
33, 38
10 24,29, 30,
31, 34, 35,
36, 37, 39,
40
10 20
(33,33%)
3.
Kontrol
emosi
41, 42, 45,
46, 47, 48,
54, 55, 56,
57, 59, 60
12 43, 44, 49,
50, 51,
52,53, 58
8 20
(33,33%)
TOTAL 32 28 60
(100%)
G. Pertanggungjawaban Mutu Skala
Pelaksanaan uji coba skala dilakukan pada akhir bulan November 2015.
Peneliti menyebarkan skala kepada subjek yang memenuhi kriteria.
Penyebaran skala dilakukan baik secara langsung oleh peneliti maupun
dibantu oleh teman-teman yang sebelumnya telah diberikan arahan mengenai
kriteria subjek.
Pada tahap uji coba ini peneliti menyebarkan 50 skala. Selanjutya, data
yang telah terkumpul dianalisis menggunakan program SPSS versi 16 for
Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. Validitas
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian validitas isi
(content validity). Menurut Azwar (2015), validitas isi berkaitan dengan
kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur.
Validitas isi diselidiki menggunakan analisis rasional atau professional
judgement terhadap isi tes. Hal ini dilakukan dengan berkonsultasi kepada
ahlinya yaitu dosen pembimbing untuk memeriksa setiap item sebagai
dasar dilakukannya seleksi terhadap spesifikasi pernyataan yang ada dan
menetapkan pernyataan-pernyataan yang sesuai untuk mengukur aspek
yang hendak diukur, atau adanya kesesuaian fungsi masing-masing item
dengan fungsi skala secara keseluruhan serta melihat distribusi item pada
masing-masing aspek yang akan diukur.
Setelah melakukan uji validitas isi kepada ahlinya, skala pengukuran
dapat dikatakan sebagai alat ukur penelitian yang valid. Hal ini
menunjukkan bahwa alat ukur memiliki validitas yang baik karena dapat
menjalankan fungsinya sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
(Azwar, 2015). Dengan kata lain, data diungkapkan secara tepat dan dapat
menggambarkan dengan cermat mengenai perbedaan secara mendetail
diantara subjek satu dengan subjek lainnya.
2. Seleksi Item
Selain berkonsultasi kepada ahli, peneliti melakukan seleksi item
setelah data uji coba terkumpul. Skala yang telah diuji coba kepada sampel
subjek diseleksi untuk menguji kualitas item agar mendapatkan item yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
valid. Kriteria item yang lolos seleksi adalah item yang memiliki koefisien
korelasi ≥ 0,20, sehingga apabila terdapat item yang memiliki koefisien
korelasi ≤ 0,20 maka akan dianggap gugur (Azwar, 2015).
Dari hasil uji coba item diperoleh 25 item yang memiliki nilai
koefisien korelasi ≤ 0,20 yakni nomor 2, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 15, 16, 19, 20,
21, 29, 36, 38, 40, 42, 43, 44, 53, 56, 57, 58, 59, dan 60, sehingga
diperoleh 35 item yang lolos dari 60 pernyataan. Oleh karena penyebaran
item yang tidak merata, maka peneliti menyeleksi kembali item yang lolos.
Setelah melakukan penyeleksian didapatkan 8 item yang digugurkan yakni
nomor 22, 24, 31, 32, 33, 34, 47, dan 48, sehingga terdapat 27 item yang
digunakan dalam skala kestabilan emosi yang akan diteliti.
Blue Print item yang digunakan dalam skala kestabilan emosi
tampak dalam Tabel 4
Tabel 4
Blue Print Skala Kestabilan Emosi
No. Indikator Positif Negatif Prosentase
Distribusi Jumlah Distribusi Jumlah
1.
Adequasi
emosi
1,2, 5, 6,
7, 9
6 3, 4, 8 3 9
(33,33%)
2. Kematangan
emosi
11, 13, 14,
15, 16, 17,
18
7 10, 12 2 9
(33,33%)
3. Kontrol
emosi
19, 20, 23,
25, 27
5 21, 22, 24,
26
4 9
(33,33%)
TOTAL 18 9 27
(100%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Reliabilitas
Menurut Siregar (2013), reliabilitas bertujuan untuk melihat
perolehan hasil pengukuran yang sama apabila dilakukan pengukuran
ulang terhadap subjek dengan alat ukur yang juga sama. Perhitungan
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode analisis Alpha
Cronbach’s. Menurut Wells dan Wollack (2003) dalam Azwar (2015),
koefisien minimum yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas adalah
0,70. Jika koefisien reliabilitas yang diperoleh ≥ 0,70 dapat dikatakan
koefisien reliabilitas tersebut memuaskan.
Hasil perhitungan Alpha Cronbach’s menunjukkan data uji coba
memiliki nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,880. Hal ini menunjukkan
skala memiliki reliabilitas yang baik dan memenuhi syarat penelitian.
H. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Pada penelitian komparatif perlu dilakukan uji asumsi guna
memperoleh kesimpulan yang sejalan dengan tujuan penelitian. Uji asumsi
dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas
menggunakan SPSS versi 16 for Windows dengan tehknik Shapiro-
Wilk. Asumsinya adalah jika nilai probabilitas (p) > 0,05 sebaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
data dikatakan normal, dan sebaliknya jika nilai probabilitas (p) < 0,05
berarti sebaran data dikatakan tidak normal (Santoso, 2010).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui jumlah populasi kedua
sampel memiliki variasi yang sama atau berbeda. Dalam penelitian ini,
uji homogenitas menggunakan SPSS versi 16 for Windows dengan
teknik Levene Test. Asumsinya adalah jika nilai probabilitas (p) > 0,05
maka sampel penelitian memiliki variasi yang sama, dan sebaliknya
jika nilai probabilitas (p) < 0,05 berarti sampel penelitian memiliki
variasi yang berbeda (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan tingkat kestabilan emosi pada orang yang mengikuti kegiatan
meditasi dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi. Pengujian dilakukan
dengan metode Independent Sample T-Test menggunakan SPSS versi 16
for Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan tingkat
kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi dan
orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi. Penelitian dilakukan
pada akhir bulan Desember 2015 hingga awal Januari 2016 dengan mencari
subjek yang sesuai dengan kriteria agar mendapat hasil yang akurat.
Perolehan data dilakukan dengan menyebarkan skala kepada subjek sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Penyebaran skala dilakukan langsung oleh peneliti maupun dengan
bantuan dari beberapa orang teman yang telah diberi arahan mengenai kriteria
subjek dan keterangan pengisian skala oleh peneliti.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang
yang terbagi menjadi dua kelompok yakni individu yang berusia dewasa yang
tidak mengikuti kegiatan meditasi mindfulness dan individu yang berusia
dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi mindfulness.
Detail perbandingan karakteristik subjek yang diperoleh dari hasil
penelitian ini disajikan dalam Tabel 5 berikut.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 5
Perbandingan Karakteristik Antara Subjek Yang Mengikuti Meditasi dan
Yang Tidak Mengikuti Meditasi
Karakteristik Subjek
Mengikuti
Meditasi
Tidak
Mengikuti
Meditasi
Jumlah
f % f % f %
1. Usia (tahun)
a. 18 - 40 9 36,0 9 36,0 18 36,0
b. 40 - 60 16 64,0 16 64,0 32 64,0
Jumlah 25 100 25 100 50 100
2. Jenis Kelamin
a. Perempuan 17 68,0 14 56,0 31 62,0
b. Laki-laki 8 32,0 11 44,0 19 38,0
Jumlah 25 100 25 100 50 100
3. Keikutsertaan dalam Meditasi
(tahun)
a. 0 - 5 5 20,0
b. 6 – 10 13 52,0
c. 11 – 15 6 24,0
d. 16 - 20 1 4,0
Jumlah 25 100
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa sebagian dari subjek (64,0%)
berusia 40 – 60 tahun. Dari tabel terlihat dari jumlah total 25 orang yang
mengikuti meditasi (64,0%) maupun yang tidak mengikuti meditasi (64,0%)
juga berusia 40- 60 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian dari
subjek baik yang mengikuti maupun tidak mengikuti meditasi berada dalam
kelompok usia dewasa madya.
Tabel juga menunjukkan bahwa sebagian dari subjek berjenis kelamin
perempuan (62,0%). Dari total 25 orang yang mengikuti meditasi, sebanyak
68,0% diantaranya berjenis kelamin perempuan, dan dari total 25 orang yanG
tidak mengikuti meditasi juga berjenis kelamin perempuan (56,0%). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menggambarkan bahwa umumnya sebagian besar subjek baik yang mengikuti
maupun tidak mengikuti meditasi berjenis kelamin perempuan.
Tabel juga menunjukkan bahwa dari total 25 orang yang mengikuti
meditasi, sebanyak 52,0% diantaranya telah mengikuti meditasi selama 6 – 10
tahun. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian dari subjek yang mengikuti
meditasi telah mengikuti meditasi dalam rentang waktu yang cukup lama.
Kestabilan emosi subjek yang diperoleh dari hasil penelitian ini
dihadirkan dalam Tabel 6 berikut.
Tabel 6
Kestabilan Emosi Subjek
No. Kestabilan Emosi Mengikuti Meditasi Tidak
Mengikuti Meditasi
f % f %
1. Sedang 2 8,00 4 16,00
2. Tinggi 23 92,00 21 84,00
Total 25 100 25 100
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari total 25 orang subjek yang
mengikuti meditasi, sebanyak 92,00% diantaranya memiliki kestabilan emosi
pada kategori tinggi. Tabel juga menunjukkan bahwa dari total 25 orang
subjek yang tidak mengikuti meditasi, sebanyak 84,00% diantaranya juga
memiliki kestabilan emosi pada kategori tinggi. Hal ini menggambarkan
bahwa subjek, baik yang mengikuti maupun tidak mengikuti kegiatan
meditasi, memiliki tingkat kestabilan emosi pada kategori tinggi, yang berarti
memiliki emosi yang stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Meskipun sama-sama memiliki kestabilan emosi pada kategori tinggi
namun presentase terbanyak subjek yang memiliki emosi yang stabil terdapat
pada subjek yang mengikuti kegiatan meditasi
C. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
c. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas disajikan dalam Tabel 7
Tabel 7
Hasil Uji Normalitas
No. Variabel Meditasi df Sig.
1. Kestabilan Emosi Meditasi 25 0,235
Tidak Meditasi 25 0,152
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai
probabilitas (p) kestabilan emosi subjek yang mengikuti meditasi yang
diperoleh adalah sebesar 0,235 dan yang tidak mengikuti meditasi
0,152. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p=0,235 > 0,05
dan 0,152 > 0,05) maka disimpulkan bahwa distribusi data kestabilan
emosi subjek yang mengikuti meditasi dan yang tidak mengikuti
meditasi adalah normal sehingga asumsi normalitas data dalam
penelitian ini telah terpenuhi.
d. Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas disajikan dalam Tabel 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas
No. Variabel df1 df2 Sig.
1. Kestabilan Emosi 1 48 0,429
Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai
probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,429. Karena nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 (p=0,200 > 0,05) maka disimpulkan
bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varians sama, atau
sampel subjek yang mengikuti meditasi dan yang tidak mengikuti
meditasi diambil dari populasi subjek yang mempunyai variasi
kestabilan emosi yang sama.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat
kestabilan emosi pada individu yang mengikuti kegiatan meditasi dan yang
tidak mengikuti kegiatan meditasi. Teknik yang digunakan Independent
Sample T-Test. Hasil uji T- test dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9
Hasil Uji T-test
No. Subjek Rata-
rata
(x)
Mean
Difference
p 95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
1. Mengikuti Meditasi 89,28 4,12 0,036 0,2748 7,9651
2. Tidak Mengikuti
Meditasi
85,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai
probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,036. Karena probabilitas
lebih kecil dari 0,05 (p=0,036 < 0,05) maka H0 ditolak yang berarti bahwa
rata-rata tingkat kestabilan emosi subjek yang mengikuti meditasi berbeda
dengan rata-rata tingkat kestabilan emosi subjek yang tidak mengikuti
meditasi.
Tabel juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi
subjek yang mengikuti kegiatan meditasi (89,29) lebih tinggi dibanding
yang tidak mengikuti meditasi (85,16) dengan perbedaan tingkat
kestabilan emosi berkisar antara 0,2748 hingga 7,9651 dan rata-rata
perbedaan sebesar 3,96.
Perbandingan tingkat kestabilan emosi subjek berdasarkan masing-
masing aspek kestabilan emosi dihadirkan dalam tabel-tabel berikut.
Tabel 10
Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang Mengikuti Meditasi
dan Tidak Mengikuti Meditasi Berdasarkan Aspek Adequasi Emosi
No. Subjek Rata-
rata
(x)
Mean
Difference
p 95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
1. Mengikuti Meditasi 29,64 2,64 0,002 0,9825 4,2975
2. Tidak Mengikuti
Meditasi
27,00
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai
probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,002. Karena probabilitas
lebih kecil dari 0,05 (p=0,002 < 0,05) maka H0 ditolak yang berarti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
rata-rata tingkat kestabilan emosi pada aspek adequasi emosi subjek yang
mengikuti meditasi berbeda dengan rata-rata tingkat kestabilan emosi pada
aspek adequasi emosi subjek yang tidak mengikuti meditasi.
Tabel juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi
pada aspek adequasi emosi subjek yang mengikuti kegiatan meditasi
(29,64) lebih tinggi dibanding yang tidak mengikuti meditasi (27,00)
dengan perbedaan tingkat kestabilan emosi aspek adequasi emosi berkisar
antara 0,9825 hingga 4,2975 dan rata-rata perbedaan sebesar 2,64.
Tabel 11
Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang Mengikuti Meditasi
dan Tidak Mengikuti Meditasi Berdasarkan Aspek Kematangan Emosi
No. Subjek Rata-
rata
(x)
Mean
Difference
p 95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
1. Mengikuti Meditasi 30,44 1,04 0,198 -0,56 2,64
2. Tidak Mengikuti
Meditasi
29,40
Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai
probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,198. Karena probabilitas
lebih besar dari 0,05 (p=0,198 > 0,05) maka H0 diterima yang berarti
bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi pada aspek kematangan emosi
subjek yang mengikuti meditasi tidak berbeda dengan rata-rata tingkat
kestabilan emosi pada aspek kematangan emosi subjek yang tidak
mengikuti meditasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi
pada aspek kematangan emosi subjek yang mengikuti kegiatan meditasi
(30,44) lebih tinggi dibanding yang tidak mengikuti meditasi (29,40)
dengan perbedaan tingkat kestabilan emosi pada aspek kematangan emosi
berkisar antara -0,56 hingga 2,64 dan rata-rata perbedaan sebesar 1,04.
Tabel 12
Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang Mengikuti Meditasi
dan Tidak Mengikuti Meditasi Berdasarkan Aspek Kontrol Emosi
No. Subjek Rata-
rata
(x)
Mean
Difference
p 95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
1. Mengikuti Meditasi 29,16 0,40 0,646 -1,34 2,14
2. Tidak Mengikuti
Meditasi
28,76
Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai
probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,646. Karena probabilitas
lebih besar dari 0,05 (p=0,646 > 0,05) maka H0 diterima yang berarti
bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi pada aspek kontrol emosi subjek
yang mengikuti meditasi tidak berbeda dengan rata-rata tingkat kestabilan
emosi pada aspek kontrol emosi subjek yang tidak mengikuti meditasi.
Tabel juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi
pada aspek kontrol emosi subjek yang mengikuti kegiatan meditasi (29,16)
lebih tinggi dibanding yang tidak mengikuti meditasi (28,76) dengan
perbedaan tingkat kestabilan emosi pada aspek kontrol emosi berkisar
antara -1,34 hingga 2,14 dan rata-rata perbedaan sebesar 0,40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan (p=0,036)
rata-rata tingkat kestabilan emosi pada orang yang mengikuti meditasi dan
yang tidak mengikuti meditasi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil uji
statistik yang menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi orang
yang mengikuti kegiatan meditasi (89,29) lebih tinggi dibanding yang tidak
mengikuti meditasi (85,16). Menurut peneliti hal tersebut disebabkan karena
dengan mengikuti kegiatan meditasi membuat seseorang dapat merasakan
keseimbangan baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Dengan adanya
keseimbangan yang terjadi di dalam diri maka orang-orang tersebut dapat
mengamati segala sesuatu yang terjadi dalam pikiran, menerima semua
pikiran yang timbul-tenggelam, dan mengamati aliran kesadaran (stream of
consciousness). Hal tersebut berdampak pada kemampuan mengendalikan
kestabilan emosi mereka.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Coffey dan Hartman (2008)
bahwa meditasi mindfulness dapat meningkatkan awareness dan kemampuan
untuk meregulasi emosi sehingga emosi negatif dapat dikelola secara adaptif,
dan pernyataan Greeson (2009) bahwa meditasi mindfulness dapat
meningkatkan ketenangan (equanimity) dan kemampuan untuk tidak
merespons stimulus secara reaktif (nonreactivity). Berdasarkan hasil
penelitian terlihat kestabilan emosi subjek yang mengikuti meditasi dan yang
tidak mengikuti meditasi cenderung tinggi dimana subjek yang mengikuti
meditasi sebanyak 92,00% dan subjek yang tidak mengikuti meditasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sebanyak 84,00%. Hasil penelitian tersebut juga menggambarkan bahwa
keadaan emosi sebagian besar orang tersebut, baik yang mengikuti meditasi
dan yang tidak mengikuti meditasi, memperlihatkan sikap yang sesuai dengan
harapan sosial dan tidak berlebih-lebihan dalam mengekspresikan emosi.
Perbedaan tingkat kestabilan emosi terletak pada aspek adequasi emosi,
kematangan emosi, dan kontrol emosi. Perbedaan tingkat emosi paling besar
terletak pada aspek kematangan emosi (p=0,198). Hal ini dipengaruhi oleh
faktor usia dimana rata-rata subjek penelitian baik yang mengikuti kegiatan
meditasi (64,0%) dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi (64,0%) berada
pada usia dewasa madya yang berkisar pada usia 40-60 tahun. Kelompok usia
dewasa madya adalah kelompok orang-orang yang dapat dikatakan telah
memiliki banyak pengalaman dalam hidup sehingga lebih mampu
mengungkapkan emosi dan perasaan sesuai dengan tuntutan sosial. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Hurlock (2002) yang mengemukakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi adalah pengalaman, dimana
melalui pengalaman individu dapat mempelajari cara mengungkapkan emosi
yang bisa diterima oleh lingkungan sosial sehingga dapat mengetahui
bagaimana anggapan orang lain tentang berbagai ungkapan emosi yang
sesuai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang mengikuti kegiatan
meditasi sebanyak 68,0% adalah perempuan. Berdasarkan penelitian MIDUS,
emosi positif (seperti gembira) meningkat secara rata-rata pada kelompok
laki-laki, tetapi menurun pada kelompok perempuan. Pola umum dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
emosi positif dan negatif mengarahkan orang-orang pada usia paruh baya
untuk belajar menerima apa yang terjadi di dalam hidup orang-orang tersebut
(Carstensen, Pasupathi, Mayr, dan Nesselroade, 2000) dan meregulasi emosi
secara efektif (Lachman, 2004). Menurut peneliti hal ini menyebabkan
kelompok perempuan lebih banyak tertarik untuk mengikuti meditasi. Seperti
dikemukakan Manz (2009), perempuan lebih banyak hidup didalam tekanan
baik dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari, dan juga dituntut untuk
melakukan segala sesuatunya dengan baik serta memberikan usaha yang
maksimal, yang dapat menyebabkan perubahan tingkat emosi dengan cepat
dan terjadi dengan sangat drastis serta dapat mengalami stres dan dapat
mempengaruhi kinerja orang-orang tersebut sehingga hasil yang diperoleh
tidak maksimal. Lama mengikuti kegiatan meditasi juga mempengaruhi
tingkat kestabilan emosi individu.
Di samping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian
besar subjek (52,0%) telah mengikuti kegiatan meditasi selama 6- 10 tahun.
Kondisi ini berdampak pada kemampuan orang-orang tersebut dalam
menenangkan pikiran, serta penyehatan tubuh, sebagaimana tujuan dari
meditasi. Dengan mengikuti meditasi dalam rentang waktu yang cukup lama
maka orang-orang tersebut dapat dikatakan relatif mampu mencapai
pengendalian pikiran dan perasaan dengan lebih baik sebab meditasi juga
merupakan sebuah metode untuk mencapai keahlian dalam hal proses
berpikir, pemusatan pikiran agar tidak terpecah-pecah dan tetap fokus, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
terbebas dari penderitaan yang didasari oleh keserakahan, ketidaktahuan, dan
kebencian.
Emosi sebagian besar orang yang mengikuti dan yang tidak mengikuti
meditasi yang berada dalam keadaan stabil tersebut juga menggambarkan
bahwa orang-orang tersebut mampu bersikap dengan sesuai terhadap kondisi
fisik dan lingkungan.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada perbedaan tingkat
kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi dan
orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi. Perbedaan tingkat
kestabilan emosi antara keduanya terletak pada aspek adequasi emosi,
kematangan emosi, dan kontrol emosi. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa rata- rata tingkat kestabilan emosi yang tinggi terlihat pada aspek
kematangan emosi. Hal ini dapat disebabkan karena individu yang mengikuti
kegiatan meditasi dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi berada pada
masa usia dewasa madya yang berada pada usia 40- 60 tahun.
B. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa meditasi mampu untuk
menstabilkan tingkat emosi seseorang. Oleh karena itu, diharapkan agar
para peserta meditasi dapat terus mempertahankan keikutsertaan dalam
kegiatan meditasi, sedangkan bagi orang yang belum mengikuti kegiatan
meditasi dan tertarik untuk meningkatkan kestabilan emosinya dapat turut
berpartisipasi dengan bergabung dalam kelompok meditasi.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi maupun dampak tingkat kestabilan emosi seseorang, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi maupun dampak mengikuti kegiatan
meditasi pada subjek dan lokasi serta periode waktu lainnya. Selain itu,
peneliti selanjutnya dapat menerapkan metodologi penelitian yang
menggunakan metode pre dan post test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., dan Asrori, M. (2014). Metodologi & aplikasi riset pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan Validitas. (ed. IV Cetakan V). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Baer, R.A. (2003). Mindfulness training as a clinical intervention: a conceptual
and empirical review. A Clinical Psychology: Science and Practice, 10,
125- 143. doi: 10. 1093/ clipsy. bpg 015.
Branstrom, R., Kvillemo, P., Brandbreg, Y., & Moskowitz, J.T. (2010). Self
report mindfulness as a meditator of psychological well-being in a stress
reduction intervention for cancer patient, a randomized study. Annals Of
Behavioral Medicine, 39, 151- 161. doi: 10. 1007/s 12160-010-9168-6.
Carole, W., dan Carole, T. (2008). Psikologi (jilid II). (ed. Ke-9). Jakarta:
Erlangga.
Didonna, F. (2009). Clinical handbook of mindfulness. doi: 10.1007/ 978- 0- 387-
09593- 6.
Desmita (2013). Psikologi perkembangan. (cetakan Ke-8). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Goleman, D. (2004). Emotional intelligence. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Hurlock, E.B. (2002). Psikologi perkembangan. (ed. Ke-5). Jakarta: PT. Erlangga.
Jaenudin, U. (2012). Psikologi transpersonal. (ed. Ke-1). Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Kasmadi, dan Sunariah, N.S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.
Bandung: CV. Alfabeta.
Latan, H. (2014). Aplikasi analisis data statistik untuk ilmu sosial sains dengan
stata. Bandung: CV. Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mashar, R. (2011). Emosi anak usia dini. (ed. Ke-1). Jakarta: Kencana.
Papalia. E.D., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human development. (ed. Ke-
10). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Prasetyo, B., dan Jannah, L.M. (2005). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Prayitno, B. (2014). Meditasi. (ed. Ke-1). Yogyakarta: Flash Books.
Santrock, W.J. (2012). Life-span development, Perkembangan masa hidup. (ed.
Ke-13). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sarwono, J. (2009). Statistik itu mudah, Panduan lengkap untuk belajar
komputasi statistik menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Schneiders, A.A. (1964). Personal adjustment and mental health. New York :
Winston.
Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Sobur, A. (2013). Psikologi umum dalam lintasan sejarah. (cetakan Ke-5).
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Surjaweni, W.V., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Teguh, W. (2008). Cara mudah melakukan analisa statistik dengan SPSS.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.
MASTER TABEL
A. Karakteristik Subjek
No.
Yang Mengikuti Meditasi Yang Tidak
Mengikuti Meditasi
Usia
(tahun)
Jenis
Kelamin
Keikutsertaan
Meditasi
(tahun)
Usia
(tahun)
Jenis
Kelamin
1 52 Perempuan 17 44 Laki-laki
2 47 Perempuan 15 29 Perempuan
3 38 Perempuan 14 39 Laki-laki
4 41 Laki-laki 8 47 Laki-laki
5 33 Perempuan 8 54 Perempuan
6 31 Perempuan 2 49 Laki-laki
7 49 Perempuan 2 58 Perempuan
8 35 Perempuan 4 42 Perempuan
9 37 Perempuan 15 32 Perempuan
10 44 Laki-laki 3 52 Perempuan
11 39 Perempuan 7 48 Laki-laki
12 52 Perempuan 9 33 Perempuan
13 47 Laki-laki 14 54 Perempuan
14 32 Perempuan 4 27 Laki-laki
15 54 Perempuan 12 41 Laki-laki
16 48 Perempuan 10 37 Perempuan
17 37 Perempuan 8 52 Perempuan
18 47 Laki-laki 12 49 Perempuan
19 44 Laki-laki 10 49 Laki-laki
20 49 Perempuan 9 38 Laki-laki
21 54 Perempuan 8 47 Perempuan
22 49 Laki-laki 7 49 Laki-laki
23 49 Perempuan 6 31 Perempuan
24 36 Laki-laki 6 54 Perempuan
25 48 Laki-laki 8 24 Laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Jawaban Kuesioner Subjek
1. Yang Mengikuti Meditasi
No. Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 S S TS TS SS S SS TS SS
2 SS S TS STS SS S TS TS TS
3 SS S TS STS SS S S TS S
4 SS S TS TS SS TS SS STS SS
5 S S TS TS S S S TS S
6 SS TS S S S TS S S S
7 SS S TS TS SS TS S TS S
8 SS TS TS TS SS SS TS TS SS
9 S S TS STS SS S SS STS S
10 S SS TS STS S SS SS STS S
11 SS S TS TS S S SS TS SS
12 S S STS STS SS TS S STS S
13 SS TS TS STS SS S SS TS SS
14 SS TS STS TS S SS SS TS S
15 SS S STS STS SS S S STS S
16 SS S TS STS S SS SS STS S
17 S TS TS TS SS SS SS STS SS
18 SS S STS TS S SS TS TS S
19 S S STS STS SS SS S TS S
20 S S STS TS SS S SS TS SS
21 SS S STS TS S TS S TS SS
22 S TS TS STS S SS SS STS S
23 S S TS TS SS SS S TS S
24 SS S STS STS S SS SS TS S
25 SS TS TS TS SS SS SS TS SS
No. Butir Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 TS S S SS SS SS S S S
2 TS SS STS TS S SS S SS S
3 S S TS S S S S S S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 STS SS TS SS S SS SS S S
5 TS S TS S S S S S S
6 TS S S S S S SS S S
7 TS S TS S SS S SS SS S
8 TS SS TS SS SS SS SS SS S
9 TS SS STS SS S SS SS S S
10 STS SS TS SS S SS S SS S
11 STS SS TS SS SS SS SS S SS
12 STS S TS SS S S S S SS
13 TS SS TS SS SS S SS SS SS
14 STS S STS S S S SS S S
15 STS S STS SS S SS S SS SS
16 TS SS S SS SS S S SS S
17 TS SS TS S S S SS S S
18 TS S TS S S S S S S
19 TS S TS S SS S SS SS S
20 STS SS STS SS S SS SS S SS
21 TS S TS S S SS SS S SS
22 STS SS TS S SS S S S SS
23 TS SS STS S S SS SS SS S
24 TS S TS S S S SS S SS
25 TS SS STS SS SS SS SS S S
No. Butir Soal
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 SS SS STS TS S S S STS SS
2 S TS TS TS TS STS TS TS S
3 S S TS TS S TS S TS TS
4 S S STS S S TS S TS S
5 S S TS STS S TS S TS S
6 S S STS TS S TS S TS S
7 TS S STS TS STS TS S TS S
8 TS S TS TS S TS TS TS SS
9 SS TS STS STS S STS SS TS S
10 S SS TS STS SS TS SS STS SS
11 SS S STS STS S STS S STS S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 S SS TS TS S TS S TS S
13 SS S TS TS SS TS S STS S
14 SS SS TS TS S TS S TS S
15 SS S TS STS SS S S STS SS
16 S SS STS TS S TS SS TS SS
17 SS S STS TS S STS S TS S
18 S S TS TS SS TS S TS SS
19 S SS TS STS S TS S STS S
20 SS S STS STS S STS SS STS SS
21 S SS TS TS S TS S TS S
22 SS S TS TS S STS S TS SS
23 S S TS STS S TS S TS S
24 S SS TS TS SS TS SS TS SS
25 S SS TS TS SS TS S TS SS
2. Yang Tidak Mengikuti Meditasi
No. Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SS SS TS STS SS SS S S S
2 SS TS TS STS SS TS SS S SS
3 SS S S S SS S S S SS
4 SS S STS STS STS SS SS STS SS
5 SS SS STS STS SS SS SS SS SS
6 SS S TS TS SS TS S TS S
7 SS S STS STS SS S S SS S
8 SS S TS S SS TS S TS SS
9 S SS TS STS S S S STS S
10 S TS STS STS S TS S S S
11 S S S S S S S S S
12 SS STS STS STS STS TS SS S SS
13 SS S TS STS SS TS SS TS SS
14 SS STS STS STS STS TS SS S SS
15 SS TS STS TS TS S S SS TS
16 SS S S TS TS S S TS S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17 SS TS S S TS TS SS TS SS
18 SS S S STS TS TS SS S S
19 SS S S STS TS S S STS SS
20 SS TS S S TS S S S TS
21 SS S TS TS TS S S S TS
22 S TS TS TS TS TS S TS SS
23 SS TS TS STS TS TS TS TS TS
24 S S TS STS TS TS S SS S
25 SS TS TS S TS S S S SS
No. Butir Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 S S SS SS SS SS SS S S
2 TS SS STS SS SS SS SS SS S
3 SS SS S SS SS SS SS SS S
4 SS SS STS SS SS SS SS SS SS
5 TS SS TS S SS SS SS SS SS
6 TS SS TS S S S S S S
7 TS SS S TS SS SS S SS S
8 SS SS STS SS SS SS SS SS SS
9 TS S TS S TS S S S TS
10 TS SS S S S SS S SS S
11 S S S S S S S S S
12 STS SS S SS SS SS SS SS SS
13 SS SS TS TS S SS SS SS S
14 STS SS S SS SS SS SS SS SS
15 S SS TS SS SS SS SS S S
16 S SS STS TS TS S SS SS TS
17 S SS TS SS SS SS SS SS S
18 TS SS STS SS SS S S S S
19 SS SS S S S S SS S S
20 S S S S S S SS SS SS
21 SS SS SS SS TS S S S S
22 S S S S SS SS SS S S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23 TS S TS S S SS S S TS
24 SS SS TS SS SS SS SS SS SS
25 SS SS S S S S S SS S
No. Butir Soal
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 SS S STS STS SS SS SS STS SS
2 SS S STS STS SS STS SS STS SS
3 SS S STS STS S TS S TS SS
4 SS SS TS TS S S SS S SS
5 S TS STS STS SS SS SS S SS
6 S S STS STS S TS SS TS S
7 S SS TS STS SS SS S TS SS
8 SS S TS S S TS TS STS SS
9 S TS STS STS SS SS SS TS SS
10 SS S STS STS S TS S STS S
11 S S S S S S S S S
12 SS SS S STS SS TS SS STS SS
13 SS SS STS S SS TS SS TS S
14 SS SS S STS SS TS SS STS SS
15 S S STS STS SS S S STS TS
16 S S STS TS S SS S S S
17 S S S STS S TS SS TS SS
18 S S STS STS S TS S TS S
19 SS S STS TS S S SS STS S
20 S TS SS SS SS S TS SS SS
21 TS S S TS S S TS S S
22 SS S STS TS SS TS S TS SS
23 SS TS STS S TS TS SS S STS
24 S S STS TS SS TS SS SS S
25 SS S STS S SS TS SS S SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Skoring Jawaban Kuesioner Subjek
1. Yang Mengikuti Meditasi
No. Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 3 3 3 4 3 4 3 4
2 4 3 3 4 4 3 2 3 2
3 4 3 3 4 4 3 3 3 3
4 4 3 3 3 4 2 4 4 4
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 4 2 S S 3 2 3 S 3
7 4 3 3 3 4 2 3 3 3
8 4 2 3 3 4 4 2 3 4
9 3 3 3 4 4 3 4 4 3
10 3 4 3 4 3 4 4 4 3
11 4 3 3 3 3 3 4 3 4
12 3 3 4 4 4 2 3 4 3
13 4 2 3 4 4 3 4 3 4
14 4 2 4 3 3 4 4 3 3
15 4 3 4 4 4 3 3 4 3
16 4 3 3 4 3 4 4 4 3
17 3 2 3 3 4 4 4 4 4
18 4 3 4 3 3 4 2 3 3
19 3 3 4 4 4 4 3 3 3
20 3 3 4 3 4 3 4 3 4
21 4 3 4 3 3 2 3 3 4
22 3 2 3 4 3 4 4 4 3
23 3 3 3 3 4 4 3 3 3
24 4 3 4 4 3 4 4 3 3
25 4 2 3 3 4 4 4 3 4
No. Butir Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 3 2 4 4 4 3 3 3
2 3 4 4 2 3 4 3 4 3
3 S 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 3 4 4 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 3 3 2 3 3 3 4 3 3
7 3 3 3 3 4 3 4 4 3
8 3 4 3 4 4 4 4 4 3
9 3 4 4 4 3 4 4 3 3
10 4 4 3 4 3 4 3 4 3
11 4 4 3 4 4 4 4 3 4
12 4 3 3 4 3 3 3 3 4
13 3 4 3 4 4 3 4 4 4
14 4 3 4 3 3 3 4 3 3
15 4 3 4 4 3 4 3 4 4
16 3 4 2 4 4 3 3 4 3
17 3 4 3 3 3 3 4 3 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 3 3 4 3 4 4 3
20 4 4 4 4 3 4 4 3 4
21 3 3 3 3 3 4 4 3 4
22 4 4 3 3 4 3 3 3 4
23 3 4 4 3 3 4 4 4 3
24 3 3 3 3 3 3 4 3 4
25 3 4 4 4 4 4 4 3 3
No. Butir Soal
Jumlah 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 4 4 4 3 3 2 3 4 4 90
2 3 2 3 3 2 4 2 3 3 83
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 80
4 3 3 4 S 3 3 3 3 3 88
5 3 3 3 4 3 3 3 3 3 82
6 3 3 4 3 3 3 3 3 3 72
7 2 3 4 3 1 3 3 3 3 83
8 2 3 3 3 3 3 2 3 4 89
9 4 2 4 4 3 4 4 3 3 94
10 3 4 3 4 4 3 4 4 4 97
11 4 3 4 4 3 4 3 4 3 96
12 3 4 3 3 3 3 3 3 3 88
13 4 3 3 3 4 3 3 4 3 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 4 4 3 3 3 3 3 3 3 89
15 4 3 3 4 4 2 3 4 4 96
16 3 4 4 3 3 3 4 3 4 93
17 4 3 4 3 3 4 3 3 3 90
18 3 3 3 3 4 3 3 3 4 85
19 3 4 3 4 3 3 3 4 3 91
20 4 3 4 4 3 4 4 4 4 99
21 3 4 3 3 3 3 3 3 3 87
22 4 3 3 3 3 4 3 3 4 91
23 3 3 3 4 3 3 3 3 3 89
24 3 4 3 3 4 3 4 3 4 92
25 3 4 3 3 4 3 3 3 4 94
2. Yang Tidak Mengikuti Meditasi
No. Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 4 4 3 4 4 4 3 2 3
2 4 2 3 4 4 2 4 2 4
3 4 3 2 2 4 3 3 2 4
4 4 3 4 4 1 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 1 4
6 4 3 3 3 4 2 3 3 3
7 4 3 4 4 4 3 3 1 3
8 4 3 3 2 4 2 3 3 4
9 3 4 3 4 3 3 3 4 3
10 3 2 4 4 3 2 3 2 3
11 3 3 2 2 3 3 3 2 3
12 4 1 4 4 1 2 4 2 4
13 4 3 3 4 4 2 4 3 4
14 4 1 4 4 1 2 4 2 4
15 4 2 4 3 2 3 3 1 2
16 4 3 2 3 2 3 3 3 3
17 4 2 2 2 2 2 4 3 4
18 4 3 2 4 2 2 4 2 3
19 4 3 2 4 2 3 3 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20 4 2 2 2 2 3 3 2 2
21 4 3 3 3 2 3 3 2 2
22 3 2 3 3 2 2 3 3 4
23 4 2 3 4 2 2 2 3 2
24 3 3 3 4 2 2 3 1 3
25 4 2 3 2 2 3 3 2 4
No. Butir Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 3 1 4 4 4 4 3 3
2 3 4 4 4 4 4 4 4 3
3 1 4 2 4 4 4 4 4 3
4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 4 3 3 4 4 4 4 4
6 3 4 3 3 3 3 3 3 3
7 3 4 2 2 4 4 3 4 3
8 1 4 4 4 4 4 4 4 4
9 3 3 3 3 2 3 3 3 2
10 3 4 2 3 3 4 3 4 3
11 2 3 2 3 3 3 3 3 3
12 4 4 2 4 4 4 4 4 4
13 1 4 3 2 3 4 4 4 3
14 4 4 2 4 4 4 4 4 4
15 2 4 3 4 4 4 4 3 3
16 2 4 4 2 2 3 4 4 2
17 2 4 3 4 4 4 4 4 3
18 3 4 4 4 4 3 3 3 3
19 1 4 2 3 3 3 4 3 3
20 2 3 2 3 3 3 4 4 4
21 1 4 1 4 2 3 3 3 3
22 2 3 2 3 4 4 4 3 3
23 3 3 3 3 3 4 3 3 2
24 1 4 3 4 4 4 4 4 4
25 1 4 2 3 3 3 3 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Butir Soal
Jumlah 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 4 3 4 4 4 1 4 4 4 91
2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 98
3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 88
4 4 4 3 3 3 2 4 2 4 94
5 3 2 4 4 4 1 4 2 4 94
6 3 3 4 4 3 3 4 3 3 86
7 3 4 3 4 4 1 3 3 4 87
8 4 3 3 2 3 3 2 4 4 89
9 3 2 4 4 4 1 4 3 4 84
10 4 3 4 4 3 3 3 4 3 86
11 3 3 2 2 3 2 3 2 3 72
12 4 4 2 4 4 3 4 4 4 93
13 4 4 4 2 4 3 4 3 3 90
14 4 4 2 4 4 3 4 4 4 93
15 3 3 4 4 4 2 3 4 2 84
16 3 3 4 3 3 1 3 2 3 78
17 3 3 2 4 3 3 4 3 4 86
18 3 3 4 4 3 3 3 3 3 86
19 4 3 4 3 3 2 4 4 3 85
20 3 2 1 1 4 2 2 1 4 70
21 2 3 2 3 3 2 2 2 3 71
22 4 3 4 3 4 3 3 3 4 84
23 4 2 4 2 2 3 4 2 1 75
24 3 3 4 3 4 3 4 1 3 84
25 4 3 4 2 4 3 4 2 4 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Hasil Uji dengan SPSS versi 16 for Windows
A. Karakteristik Subjek
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia * Meditasi 50 50.0% 50 50.0% 100 100.0%
Usia * Meditasi Crosstabulation
Meditasi
Total Meditasi Tidak Meditasi
Usia 18-40 tahun Count 9 9 18
% within Usia 50.0% 50.0% 100.0%
% within Meditasi 36.0% 36.0% 36.0%
% of Total 18.0% 18.0% 36.0%
40-60 tahun Count 16 16 32
% within Usia 50.0% 50.0% 100.0%
% within Meditasi 64.0% 64.0% 64.0%
% of Total 32.0% 32.0% 64.0%
Total Count 25 25 50
% within Usia 50.0% 50.0% 100.0%
% within Meditasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis_Kelamin * Meditasi 50 50.0% 50 50.0% 100 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis_Kelamin * Meditasi Crosstabulation
Meditasi
Total Meditasi Tidak Meditasi
Jenis_Kelamin Perempuan Count 17 14 31
% within Jenis_Kelamin 54.84% 45.16% 100.0%
% within Meditasi 68.00% 56.00% 62.0%
% of Total 34.00% 28.0% 62.0%
Laki-laki Count 8 11 19
% within Jenis_Kelamin 42.11% 57.89% 100.0%
% within Meditasi 32.00% 44.00% 38.0%
% of Total 16.0% 22.0% 38.0%
Total Count 25 25 50
% within Jenis_Kelamin 50.0% 50.0% 100.0%
% within Meditasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Frequencies
Keikutsertaan_Meditasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0-5 tahun 5 5.0 20.00 20.0
6-10 tahun 13 13.0 52.00 72.0
11-15 tahun 6 6.0 24.00 96.0
16-20 tahun 1 1.0 4.00 100.0
Total 25 25.0 100.0
Missing System 75 75.0
Total 100 100.0
B. Kestabilan Emosi Subjek
Statistics
Kestabilan_Emosi_med_freq
N Valid 25
Kesatbilan_Emosi_med_freq
Frequency
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sedang 2 8.00 8.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tinggi 23 92.00 100.0
Total 25 100.0
Kesatbilan_Emosi_nonmed_freq
Frequency
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sedang 4 16.00 16.0
Tinggi 21 84.00 100.0
Total 25 100.0
C. Uji Asumsi
Case Processing Summary
Meditasi
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kestabilan_Emosi Meditasi 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
Tidak Meditasi 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
Descriptives
Meditasi Statistic Std. Error
Kestabilan_Emosi Meditasi Mean 89.2800 1.21315
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 86.7762
Upper Bound 91.7838
5% Trimmed Mean 89.6333
Median 90.0000
Variance 36.793
Std. Deviation 6.06575
Minimum 72.00
Maximum 99.00
Tidak Meditasi Mean 85.1600 1.47838
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 82.1088
Upper Bound 88.2112
5% Trimmed Mean 85.3222
Median 86.0000
Statistics
Kesatbilan_Emosi_nonmed_freq
N Valid 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Variance 54.640
Std. Deviation 7.39189
Minimum 70.00
Maximum 98.00
Tests of Normality
Meditasi
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kestabilan_Emosi Meditasi .136 25 .200* .949 25 .235
Tidak Meditasi .198 25 .013 .940 25 .152
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kestabilan_Emosi Based on Mean .635 1 48 .429
Based on Median .511 1 48 .478
Based on Median and with adjusted df
.511 1 46.029 .478
Based on trimmed mean .620 1 48 .435
Normal Q-Q Plots
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Detrended Normal Q-Q Plots
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Hasil Uji Independent Sample T-Test
Group Statistics
Meditasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Kestabilan_Emosi Meditasi 25 89.2800 6.06575 1.21315
Tidak Meditasi 25 85.1600 7.39189 1.47838
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Kestabilan_Emosi
Equal variances assumed
.635 .429 2.154 48 .036 4.12 1.91242 .2748 7.9651
Equal variances not assumed
2.154 46.238 .036 4.12 1.91242 .2710 7.9689
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Group Statistics
Meditasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Adequasi_Emosi Meditasi 25 29.6400 2.95635 .59127
Tidak Meditasi 25 27.0000 2.87228 .57446
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference Lower Upper
Adequasi_Emosi
Equal variances assumed
1.574 .216 3.202 48 .002 2.6400 .8244 .9825 4.2975
Equal variances not assumed
3.202 47.960 .002 2.6400 .8244 .9824 4.2975
Group Statistics
Meditasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Kematangan_Emosi Meditasi 25 30.4400 2.46779 .49356
Tidak Meditasi 25 29.4000 3.12250 .62450
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference Lower
Upper
Kematangan_Emosi
Equal variances assumed
3.224 .079 1.307 48 .198 1.0400 .7960 -.5605 2.6405
Equal variances not assumed
1.307 45.567 .198 1.0400 .79560 -.5627 2.642
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Group Statistics
Meditasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Kontrol_Emosi Meditasi 25 29.1600 2.46103 .49221
Tidak Meditasi 25 28.7600 3.56230 .71246
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Kontrol_Emosi
Equal variances assumed
1.059 .309 .462 48 .646 .4000 .8660 -1.3411
2.1411
Equal variances not assumed
.462 42.659 .646 .4000 .8660 -
1.3468 2.1468
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh:
Fitri Aprilly
109114085
FAKULTAS PSIKOLOGI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
Yogyakarta, November 2015
Kepada:
Yth. Bapak/ ibu/ saudara/ i
yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya Fitri Aprilly, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Sehubungan dengan penelitian mengenai emosi untuk tugas akhir
(skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankanlah saya meminta bantuan dari
bapak/ ibu/ saudara/ i sekalian untuk meluangkan waktu mengisi pernyataan
penelitian ini. Semua tanggapan yang bapak/ ibu/ saudara/ i berikan akan dijaga
kerahasiaannya, dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian semata. Oleh
sebab itu, saya mengharapkan bapak/ ibu/ saudara/ i untuk berkenan mengisi skala
yang saya buat dengan menjawab pernyataan yang ada sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Pada jawaban bapak/ ibu/ saudara/ i tidak ada penilaian
benar atau salah, dan tanggapi semua pernyataan tanpa ada yang terlewati.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaan bapak/ ibu/ saudara/ i
untuk mengisi skala ini.
Hormat saya,
( Fitri Aprilly )
10/PSI/USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi
pernyataan dengan sukarela tanpa tekanan atau paksaan dari pihak
tertentu, melainkan untuk membantu terlaksananya penelitian
ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya
rasakan dan alami, bukan berdasarkan pandangan ataupun masukan
dari orang lain.
Yogyakarta, November 2015
( ………………………. )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan
dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi
Bpk./Ibu/Sdr./i dengan memberi tanda centang () pada kotak yang
telah disediakan. Adapun pilihan jawaban dari tiap pernyataan, yaitu:
STS : Sangat Tidak Setuju, apabila Bpk./Ibu/Sdr./i sangat
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
TS : Tidak Setuju, apabila Bpk./Ibu/Sdr./i tidak setuju
dengan pernyataan tersebut
S : Setuju, apabila Bpk./Ibu/Sdr./i setuju dengan
pernyataan tersebut
SS : Sangat Setuju, Bpk./Ibu/Sdr./i sangat setuju dengan
pernyataan tersebut
Bpk./Ibu/Sdr./i bebas untuk menentukan jawaban yang sesuai dengan
diri Bpk./Ibu/Sdr./i dan tidak ada jawaban benar atau salah.
Contoh pengerjaan :
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS S SS
1. Setiap permasalahan saya
selesaikan secara spontan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama/ Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Keikutsertaan dalam kegiatan meditasi :
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS S SS
1. Menjaga kebersihan lingkungan
sangat penting bagi saya
2. Ajakan orang lain tidak mudah
mempengaruhi saya
3. Kesempatan kerja yang semakin
sempit membuat saya berputus asa
4. Sulit bagi saya untuk melihat
keberhasilan orang lain
5. Ketika tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidup saya tetap
berusaha untuk mencari jalan
keluar
6. Kekecewaan saya ungkapkan
secara jujur kepada orang yang
mengecewakan
7. Saya mampu berpegang teguh pada
prinsip yang saya pegang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS S SS
8. Ketidaksukaan pada orang saya
tunjukkan dengan memalingkan
muka dan meninggalkannya
9. Kekurangan yang saya miliki bukan
alasan saya untuk minder
10. Setiap mengalami permasalahan
saya selalu pergi mencari hiburan
11. Setiap masalah adalah pelajaran
untuk menjadi yang lebih baik
12. Saya akan mengumpat- umpat
ketika dibuat tidak nyaman
13. Saya mampu bertahan dalam
menghadapi permasalahan yang
tidak kunjung selesai
14. Saya mampu menerima kelebihan
dan kekurangan yang ada di dalam
diri saya
15. Saya akan membantu orang
meskipun tidak dalam bentuk
materi
16. Ketika mengalami permasalahan
saya ingin segera menyelesaikan
permasalahan
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS S SS
17. Kegagalan adalah media
pembelajaran untuk menjadi lebih
baik
18. Perubahan yang terjadi selalu saya
perhatikan dan dukung
19. Kelebihan yang dimiliki orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA
tidak menjadi beban bagi saya
20. Saya akan tetap bertahan meskipun
tidak mendapat dukungan
21. Membanting barang adalah cara
saya mengungkapkan kemarahan
22. Saya merasa kesulitan untuk
berpikiran positif terhadap masa
depan
23. Deadline bukan halangan bagi saya
untuk bekerja dengan baik
24. Saya akan marah ketika kelemahan
saya menjadi bahan obrolan rekan
kerja
25. Saya akan membantu orang yang
kesulitan menyeberang jalan
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS S SS
26. Kehidupan ini saya rasakan terlalu
berat untuk dijalani
27. Saya tidak malu dengan
kekurangan yang saya miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI