22
Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity 15 JAN 2013 Leave a Comment by wayang in Bharatayudha, Falsafah Wayang, Mahabharata, Tokoh Mahabharata, Wayang Mahabharata, Wayang Notes Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/ 1 of 22 6/11/2013 9:59 PM

Falsafah Wayang _ Wayang Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wayang

Citation preview

Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity

15 JAN 2013 Leave a Comment

by wayang in Bharatayudha, Falsafah Wayang, Mahabharata, Tokoh Mahabharata, WayangMahabharata, Wayang Notes

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

1 of 22 6/11/2013 9:59 PM

(http://wayang.files.wordpress.com/2006/10/gatot_kaca_by_willustration.jpg)Sang Bhima dibawa terbang ke gunung Srngga. Maka lalu berhias diri, segala sesuatunya menyebabkanrupanya merindukan;segala macam pakaian yang utama dikenakannya.Karena itu Sang Bhima merasa senang, lalu berjalan-jalan di tempat yang sangat ramainya, tempat itudidatangi berdua.Masuk taman dalam hutan itu, sampai di asrama, di gunung, habis didatanginya.Mereka merasa senang. Akhirnya ia bercumbuan dengan sang Hidimbi,dan berputera seorang (berbadan) raksasa,tiksnadamstra taringnya tajam,sutamranetra matanya merah,mahawaktra mulutnya lebar,sangkukarna telinganya seperti lipung (tombak),mahatanuh badannya besar,mahajothawa perutnya (pun) besar,mahabalah sangat saktinya dan kuat pula.Balo ‘pi yauwanam praptah karena anak lahir di hutan (menyebabkan) tiada takut akan segala macambahaya.Agrastah tiada kurang sedikitpun kebagusan perangainya,manojawah jalannya sangat kencang, sama dengan jalan pikiran, kesaktiannya bagai kesaktian raksasa.Maka anak itu menyembah ke pada ibu dan bapanya.Ghatopamah kacokesi lagi pula kelihatan rambutnya lebat tidak teratur, sanggulnya seperti ghata(periuk)Tasmad Ghatotkaca maka diberinya nama Ghatotkaca.Sangat moleknya, diramalkan Batara Indra, kelak akan mendapatkan lipung Sang Karna.Demikianlah anak Sang Bhima itu.Sesudah sang Hidimbi berputera itu lalu kembali ke tempat Dewi Kunti diiringkan oleh Sang Bhima dansang Ghatotkaca.Bertemulah empat orang Pandawa dalam pesta, tiada kurang sedikitpun berkat kebesaran jiwa sangHidimbi.kemudian datanglah Ghatotkaca minta supaya diberi petunjuk barang sesuatu yang baik dikerjkandalam keadaan bahaya yang mungkin terjadi.Sesudah menyembah dan minta diri ke pada Dewi Kunti dan lima orang Pandawa, iapun pergi bersamadengan ibunya.Sang Pandawa ditinggalkannya.

Bahasa Jawa Kuna dan Indonesia oleh P.J. Zoetmulder, penerbit Paramita – Surabaya 2006 (bab XV- hal

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

2 of 22 6/11/2013 9:59 PM

232)

http://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/gatotkaca-versi-jawa-kuna/10151514641601110 (http://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/gatotkaca-versi-jawa-kuna/10151514641601110)

15 JAN 2013 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Wayang Cirebon, Wayang Notes

(http://wayang.files.wordpress.com/2013/01/12468755-ramayana-paintings-on-the-wall-wat-nangphaya-phit-sa-nu-lok-thailand.jpg)Kisah yang sangat berbeda dari “Ramayana” , tentang Anoman/Hanuman …….

dari Serat Bathara Rama Cirebon – koleksi perpustakaan Sanabudaya dengan nomor kodeksperpustakaan Serat Carik Panti Budaya (P.B.) A.287

-Tinjauan Serat Bathara Rama (Cirebon) – oleh SumarsihDerpartemen Pendidikan dan Kebudayaan , Direktorat Jendral KebudayaanProyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi) 1985

Pupuh II. Asmarandana 39 baitLaksmana lalu minta diri. Setalah sampai dihadapan Sri rama, Laksmana lalu menyampaikan semauakata-kataresi Mahardidewa dan Candradewa.

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

3 of 22 6/11/2013 9:59 PM

Sri Rama mendengar kata-kata kedua resi itu sangat gembira lalu mencari hutan Trengganasari.Sesampainya di hutan Trenggana sari Sri Rama merasa haus, karena di sekitar hutan Trenggana saritidak ada air, maka disuruhnya Laksmana mencari air.

Sepeninggal Laksmana, Sita Dewi sepert mendengar suara orang mengeluh kesakitan. Sita Dewimenyangka itu suara Laksmana, maka ia mengajak Sri Rama mencari Laksmana.Diceritakan Laksmana bertemu dengan raksasa bernama Raktani. Raktani lalu dibunuhnya denganpanah dan bangkainya berubah menjadi seekor burung Jambawati. Burung Jambawati menyerangLaksmana sambil menyambar-nyambar, lalu dipanah Laksmana hingga mati. Setelah Jambawati mati,Laksmana meneruskan perjalanan untuk mencari air.

Sampailah Laksmana di tempat telaga Tan Mala dan telaga Sumala. Laksmana ingat pesan resiMahadiwa dan Candrasewa, dihampirinya telaga yang keruh airnya. Laksmana mengambil tiga ruaspohon bambu untuk membawa air . Setelah didapatkan lalu kembali menghadap Sri Rama.

Diceritakan Sri Rama dan Sita Dewi sangat kehausan, lalu mencaei telaga yang bening airnya, sampailahSri Rama dan Sita Dewi di telaga Sumala. Karena hausnya, tanpa pikir lagi Sri Rama lalu terjun ke dalamtelaga Sumala diikuti oleh Sita Dewi.Pada saat itu Laksmana belum jauh meninggalkan telaga Tan Mala. Waktu mendengar suara bendaterjun ke air. Laksmana lalu mendekati telaga Sumala.Laksmana sangat terkejut bahwa yang terjun ke telaga Sumala itu tak lain Sri Rama dan Sita Dewi.Laksmana hendak melarangnya, tetapi Sri Rama dan Sita Dewi telah terlanjur terjun ke air.

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

4 of 22 6/11/2013 9:59 PM

(http://wayang.files.wordpress.com/2013/01/hanuman-recites-the-ramayana-1.jpg)Telah menjadi kehendak dewa, seketika wujud Sri Rama dan Sita Dewi berubah menjadi kera, dankelakuannya tak ubahnya seperti binatang. Sri Rama dan Sita Dewi melakukan hubungan kelamin tanparasa malu dilihat oleh Laksmana.Melihat kejadian itu Laksmana segera melepas ikat pinggangnya untuk dibuat jerat. Segera dijeratnyakaki Sri Rama dan dibantingnya Sri Rama ke telaga yang keruh, demikian juga Sita Dewi.Seketika itu juga Sri Rama dan Sita Dewi berubah ujud kembali menjadi manusia. Sri Ramaberterimakasih kepada Laksmana yang telah menolongnya membebaskan diri dari wujud binatang.Laksmana berkata kepada Sri Rama, akibat perbuatannya berhubungankelamin dengan Sita Dewisewaktu menjadi kera, akan membuahkan anak dengan wujud bukan manusia melainkan berwujudkera. Mendengar kata Laksmana, Sri Rama dan Sita Dewi menjadi sedih, kemudian mereka kembali keperkemahannya.

Sesampainya di tempat perkemahan, Sri Rama menyuruh inang pengasuhnya supaya memijit Sita Dewi.Setelah dipijit, keluarlah sebuah manikam dari lejer Sita Dewi. Manik itu lalu diambil Sri Rama dandibungkus dengan daun kamumu.Sri Rama lalu memanggil Sang Hyang Bayu, bungkusan itu yang berisi manikam itu lalu diberikankepada Sang Hyang Bayu, sebelumnya bungkusan itu dioberi tanda anting-anting, bahwa barang siapayang memakai tanda anting-anting milik Sri Rama itu, adalah anak Sri Rama sendiri.Sang Hyang Bayu lalu minta diri sambil membawa bungkusan itu untuk mencari siapa orangnya yangpantas menjadi ibu manikam tersebut.

Diceritakan juga, konon, Sang Hyang Bayu itu, mempunyai lima orang anak angkat; yang berwujud kerabernama Hanuman, yang berwujud manusia bernama Bima, yang berwujud gajah bernama Satubanda,yang berwujud gunung bernama gunung Parasu dan yang kelima bernama Bayutanaya.

http://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/pupuh-ii-asmarandana-39-bait-serat-bathara-rama-cirebon/10151564661846110 (http://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/pupuh-ii-asmarandana-39-bait-serat-bathara-rama-cirebon/10151564661846110)

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

5 of 22 6/11/2013 9:59 PM

15 JAN 2013 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Wayang Notes

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/arjunasasrabahu.jpg)Menemukan pemimpin sekaliber Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, dan Tan Malaka terlalu mewahbagi bangsa kita.

Dalam degradasi watak manusia Indonesia yang serius, kini kita hanya butuh pemimpin yang memilikikapasitas orang baik yang mrantasi (memberi solusi).

Kriteria orang baik itu mungkin bisa kita temukan dalam sosok Sukrasana, tokoh dalam pewayanganyang buruk secara fisik tapi sakti dan berwatak mulia. Ahli filsafat dari UGM, Damarjati Supadjar,memaknai Sukrasana sebagai ”suka sarana” atau memberikan jalan penyelesaian atas masalah. Maknaitu merupakan analogi dari watak solider Sukrasana. Ia selalu siap berkorban untuk kepentingan oranglain, atas dasar cinta dan pengharapan mewujudkan dunia yang ideal.

Sukrasana bahkan tak pernah berhitung untung dan rugi atas pilihan itu. Termasuk ia harus terbunuholeh kakaknya sendiri, Bambang Sumantri. Padahal, sang kakak telah dibantunya hingga berhasilmenjadi bagian dari elite kekuasaan raja agung Harjuna Sasrabahu.

Sukrasana adalah monumen kesetiaan, integritas, dan komitmen yang telah menjadi rujukan kolektif.Dalam jagat politik kita yang dikuasai pencitraan ala Arjuna yang serba kinclong dan moblong-moblong(pesona diri yang berlebihan), Sukrasana menjadi antitesis yang sangat strategis. Ia melawan arus besarkegandrungan publik atas pemimpin yang memiliki keindahan citra fisik dan mentalitas manusia salon.

Terbukti, para pemimpin ala Arjuna itu tak memberikan perubahan signifikan bagi bangsa ini.Sebaliknya, bangsa ini justru harus melayani segala kemanjaan para ”Arjuna”, sekaligus jadi tong

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

6 of 22 6/11/2013 9:59 PM

sampah bagi keluhannya.

Lebih menyedihkan lagi, para ”Arjuna” itu sering ngabul-abul (mengacaukan) kas kerajaan untukmembiayai kepentingan dirinya yang tidak terbatas. Anggaran pendapatan dan belanja kerajaan punsering kali mereka gerogoti secara sistemis.

Kewajiban profetis

Manusia ”Sukrasana” tak memiliki mentalitas borjuistis-hedonistis ala Arjuna. Ia adalah manusia esensiatau manusia substansi yang tak butuh rumbai- rumbai artifisial dan mentalitas kemaruk. Ia telahmencapai titik kesempurnaan sebagai makhluk Tuhan; sebuah fase di mana ia mampu melenyapkanseluruh ego dan superegonya.

Ia selalu berpikir bahwa dirinya tak lebih dari sekadar titah, makhluk Tuhan yang memiliki kewajibanprofetis, semacam tugas kenabian untuk membeberkan dan mewujudkan nilai-nilai ideal kehidupan.Satu-satunya pamrih dalam dirinya adalah pencapaian cita-cita yang membawa kemaslahatan bagibanyak orang. Bukan ingin dipuji atau merampas simpati publik.

Bagi manusia ”Sukrasana”, segala pencitraan tak lebih dari kosmetik untuk menutupi berbagai borok,baik borok personal, borok politik, maupun borok sosial. Sukrasana tak butuh bedak dan gincupencitraan karena ia tak punya borok. Ia sangat percaya diri untuk tampil lugas, apa adanya, penuhsikap kesatria. Ini dadaku, mana dadamu, begitu ia berucap tanpa niat sombong, tapi tegas dan berani.

Kesederhanaan, kejujuran, kepatutan, dan kelayakan menjadi dasar kehadiran manusia ”Sukrasana”.Sikap ini bisa dimaknai sebagai asketisisme, pengekangan diri atas godaan duniawi yang menjebakmanusia pada kubangan lumpur artifisialitas dan akhirnya bisa mengubah watak seseorang menjadiculas.

Konkretnya, karena manusia ”Sukrasana” adalah manusia esensi dan substansi, ia tidak membutuhkancash flow tinggi untuk mengongkosi segala kegenitan dan kerakusan yang umumnya diidap manusiakebanyakan. Alhasil, manusia ”Sukrasana” tak perlu merendahkan diri menjadi pembobol APBN atau”bertiwikrama” menjadi koruptor.

Sinergi elemen bangsa

Kita yakin bangsa ini memiliki manusia-manusia ”Sukrasana” meskipun jumlahnya sangat kecil. Merekabisa berada di gerbong-gerbong kekuasaan (eksekutif, legislatif, yudikatif) atau di lembaga-lembagapendidikan, budaya, sosial, dan politik.

Dalam jagat kekuasaan yang dihegemoni oleh para raksasa dan rakseksi, manusia-manusia ”Sukrasana”cenderung tidak diberi atau mendapat tempat. Mereka malah justru dianggap sebagai gangguan, bahkantak jarang dianggap ancaman. Kejujuran selalu jadi energi anomalis bagi struktur kejahatan.

Langkah terbesar dan strategis seluruh elemen bangsa ini adalah menghadirkan manusia-manusia”Sukrasana” dalam kontestasi politik pada Pemilu 2014. Partai- partai politik, lembaga-lembaga sosial,budaya, agama, pendidikan, pers, dan seluruh pemangku kepentingan lain bangsa ini bisa membangunsinergisitas untuk memunculkan manusia-manusia berkaliber ”Sukrasana” menjadi pilihan rakyat.

Ini momentum penting untuk mengubah Indonesia yang punya masa depan konstitusional. Tentu sajabukan kedaulatan berlanggam kapital dan pasar yang dikendalikan kekuatan asing dan para makelarkekuasaan!

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

7 of 22 6/11/2013 9:59 PM

INDRA TRANGGONO Pemerhati Kebudayaan; Tinggal di Yogyakarta

http://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/mencari-sukrasana/10151571909896110 (http://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/mencari-sukrasana/10151571909896110)

26 JUL 2010 1 Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Seputar Wayang

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/12a-65-wayang-kulit.jpg)Sudamala, etos kerja dannamasmaranam, paling tidak itulah makna yang dapat dipetik dalam pementasan wayang kulit tradisiduta Gianyar, yang tampil di wantilan Taman Budaya, 15 Juni lalu. Sanggar Suara Murti yangmenampilkan dalang I Made Juanda dari Sukawati Gianyar itu menyuguhkan lakon KatundungHanoman.

23 JUL 2010 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Seputar Wayang

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

8 of 22 6/11/2013 9:59 PM

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/wayang-kulit-g.jpg)Buto cakil kali pertama diciptakan pada masa Sultan Agung. Sebelumnya tokoh itu tidak ada samasekali. Biasanya mereka tampil pada adegan perang kem-bang atau perang bambangan. Pada perkem-bangannya dikenal pula Buta Rambut Geni. Konon buta ini adalah representasi londo-londo-manusiakulit berwarna yang datang dan menjadi imprealis di Nusantara (lebih lengkap lih. Sutini, SejarahPerkembangan Kesenian Wayang, pada http://www.javapalace.com (http://www.javapalace.com))

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

9 of 22 6/11/2013 9:59 PM

23 JUL 2010 1 Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Seputar Wayang

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/wayang-kulit-f.jpg)Kilas Kisah Wayang di Jawa

Sifat WarnaMerah : Api Amarah Marah

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

10 of 22 6/11/2013 9:59 PM

Hitam : Bumi Aluamah MakananKuning : Air Sufia KesenanganPutih : Udara Mutmainah Kesucian

Keempat kuda jelas dipadankan dengan empat nafsu, daya atau energi yang harus diarahkan pada satutujuan. Nafsu empat akan berguna bagi kehidupan jika ia tidak dikacaukan hasrat penguasaan. Ia bukanhal yang patut dipertentangkan apalagi dihindarkan. Hidup nyatanya membutuhkan kekuataan dangairah. Terkendalinya ego—yang berada di lintang empat itu— pada gilirannya akan mendorongpencapaian yang lebih tinggi lagi, yakni bersatunya: Rasa yang diwakili oleh Batara Narada; Roh-BataraRespati; Nafsu-Batara Parasu; Budi-Batara Janaka (Arjuna); dalam Diri yang hidup-Kresna (Lih.Woodward, 1999: 281, bdk. Stange,1998: 57-58).

23 JUL 2010 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Seputar Wayang

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/wayang-kulit-b.jpg)Kilas Kisah Wayang di Jawa

Pernah diungkakan bahwa bagi orang Jawa “antara pekerjaan, interaksi dan doa tidak ada perbedaanprinsip hakiki” (Magnis-Suseno, 2001: 82) dengan demikian setiap aktivitas atau gerak diri sepenuhnyadikontrol oleh ‘kesadaran akan’. Dan derivasi dari seluruh filsafat Jawa adalah ‘mematenkan’pengetahuan itu dalam sebuah karya. Hakikatnya, karya adalah puncak pengejawantahan hidup yangsesungguhnya bagi orang Jawa.

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

11 of 22 6/11/2013 9:59 PM

23 JUL 2010 4 Comments

by wayang in Falsafah Wayang, Kitab & Kidung

Berasal dari kata Asto atau Hasto yang artinya delapan, kemudian Baroto yang artinya laku atauperbuatan. Jadi ASTHA BRATA atau Hasto Broto berati delapan laku atau delapan perbuatan. ASTHABRATA terdapat dalam Sarga XXIV dari wejangan Ramayana kepada Gunawan Wibisono, juga SriKresna kepada Arjuna. Diterangkan bahwa seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin atauraja adalah dalam jiwanya terdapat delapan macam sifat kedewasaan atau delapan macam watak-watakdelapan dewa. Kewajiban seorang pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap:

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/astha-matahari.jpg)

1. Dewa Surya atau Watak MatahariMenghisap air dengan sifat panas secara perlahan serta memberi sarana hidup. Pemimpin harus selalumencerminkan sifat dan sikap semangat kehidupan dan energi untuk mencapai tujuan dengan didasaripikiran yang matang dan teliti serta pertimbangan baik buruknya juga kesabaran dan kehati-hatian.

19 JUL 2010 2 Comments

by wayang in Falsafah Wayang, Mahabharata

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

12 of 22 6/11/2013 9:59 PM

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/werkudara-bertemu-dewaruci.jpg)Werkudoro adalahsosok pahlawan dalam dunia wayang kulit yang aneh: ia tidak memiliki postur tubuh seorang ksatriapada umumnya, seperti postur tubuh Harjuna misalnya, tapi berpostur tubuh raksasa: tinggi besar,dengan suara menggelegar.

19 JUL 2010 2 Comments

by wayang in Falsafah Wayang

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

13 of 22 6/11/2013 9:59 PM

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/bhagawadgita.jpg)Krishna:Apa yang kusampaikan kepadamu bukanlah hal baru;sudah berulang kali kusampaikan di masa lalu.

Arjuna:Apa maksudmu dengan masa lalu? Kapan?

Krishna:Dari masa ke masa, di setiap masa.Sesungguhnya kita semua telah berulang kali lahir dan mati,aku mengingat setiap kelahiran dan kematian.Kau tidak, itu saja bedanya.

19 JUL 2010 2 Comments

by wayang in Falsafah Wayang, Tokoh Punokawan

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

14 of 22 6/11/2013 9:59 PM

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/03/soe_semar.jpg)Sejak kecil saya gemar nonton wayangkulit. Kisah-kisahnya sangat mengesankan dan heroik. Dan di dalamnya juga terdapat banyak pelajaranyang bisa kita petik. Wayang kulit adalah bahasa pralambang, tamsil atau isyarat. Watak jujur misalnya,dipersonafikasikan sebagai tokoh Bima Sena, atau Arya Werkudara, kstaria gagah perkasa berposturtubuh raksasa, dan tidak bisa menggunakan bahasa Jawa krama yang halus. Dia hanya bisa ngoko, ataumenggunakan bahasa Jawa kasar. Bagi dia, kejujuran lebih penting daripada sekedar halus atauberbasa-basi. Buat apa halus kalau tidak jujur. Sedangkan yang kita jumpai dalam budaya kita justrukebalikannya: lebih penting halus daripada jujur.

19 JUL 2010 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Seputar Wayang, Wayang Asal Usul

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/03/punakawan7.jpg)Petruk, Bagong, Nakulo, Semar dannama-nama tokoh khayalan yang lain, yang tak pernah penulis paham ketika sang dalang menggerak-

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

15 of 22 6/11/2013 9:59 PM

gerikkan lempengan kulit yang dibentuk gambar manusia dari berbagai macam bentuk, sambil berbicarasendirian sang dalang terus berdialog dengan dirinya sendiri, kadang dia bersuara lembut dan sopan,kadang juga bersuara lantang dan kasar, kadang dia juga mengeluarkan kata-kata mutiara, kadang jugamembikin humor, dan humor inilah hal yang sangat mudah difahami oleh semua orang, termasuk sayaikut tertawa ketika dagelan sudah dimulai.

19 JUL 2010 1 Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Mahabharata

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/semar_wp.jpg)SEMAR DAN SENJATA“KENTUT”-NYA

Melanjutkan refleksi budaya pewayangan pada tulisan pertama yaitu“DUNIA PEWAYANGAN DAN KEKUASAN ORDE BARU” yang membahas tentang etika Jawaberkenaan dengan pimpinan ideal dan kekuasaan, tulisan kedua “MAKNAPERANG BHARATAYUDA DAN PERUBAHAN” yang membahas tentang

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

16 of 22 6/11/2013 9:59 PM

ketidak sempurnaan manusia dan hakekat perang saudara dalamkerangka menegakkan kebenaran melawan keangkara-murkaan agar terjadiperubahan yang nyata untuk menuju pada tata masyarakat yang lebih baik,pada tulisan kali ini penulis akan membahas tokoh yang sangat menarikdidunia pewayangan yang paling banyak mendapat perhatian dan berbagaiintrepertasi simbolik yang sangat bervariasi yaitu tokoh Semar dengansenjata ampuhnya “Kentut”yang merupakan bagian terakhir dari trilogipewayangan.

19 JUL 2010 3 Comments

by wayang in Falsafah Wayang, Mahabharata

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/wayang-pandawa_lima.jpg)MAKNA PERANGBHARATAYUDA DAN PERUBAHAN

Sebagai kelanjutan dari tulisan “DUNIA PEWAYANGAN DAN KEKUASAAN ORDER BARU” yangmengupas idealisme etika JAWA dalam pewayangan yang berkenaan dengan masyarakat dan pimpinanideal maupun kekuasaan, “wayang purwo / kulit” sebagai pengertian simbolik bagi penulis tetapmerupakan sumber yang tidak pernah kering untuk suatu refleksi kekinian.

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

17 of 22 6/11/2013 9:59 PM

19 JUL 2010 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Mahabharata

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/wayang-voice-of-puppet.jpg)DUNIA PEWAYANGANDAN KEKUASAAN ORDE BARU

Suatu gejala yang patut untuk diamati dalam masyarakat Jawa – yang punya pengaruh yang kuat dalammasyarakat Indonesia pada umumny a – adalah masih lestarinya budaya “wayang purwo/kulit”biarpun berbagai unsur budaya telah mempengaruhi bangsa Jawa/Indonesia termasuk unsur2 budayaIslam, dan budaya Barat. Bukti yang nyata dari masih besarnya pengaruh budaya “wayangpurwo/kulit” ini dengan adanya siaran seminggu sekali di salah satu stasiun TV swasta (yang mendapatsambutan yang sangat positif dari penggemar budaya “wayang purwo/kulit” pada khususnya danmasyarakat Jawa pada umumnya). Mengingat bahwa budaya “wayang purwo/kulit” merupakanbudaya tua yang masih bertahan sampai dengan saat ini yang meminjam istilahnya Alvin Toffler berartitetap bertahan pada masa gelombang pertama, gelombang kedua, sampai dengan gelombang ketigayang merupakan abad informasi dengan komunikasi (termasuk Internet) sebagai tulang punggungpendukung utamanya.

19 JUL 2010 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Mahabharata

Di dalam dirimu sudah ada program seks dan sanggama. Ada pula rekaman ciri-ciri lawan jenis yangkau anggap ideal. Maka begitu ada stimuli dari luar, kau langsung terpicu. Kau tidak bisa lagi menikmatipersahabatan dengan lawan jenis. Yang kau pikirkan hanyalah seks. Bila kau tidak mengubah sikapmu,tidak berupaya untuk mengubah program dasarmu, program itu pula yang kelak kau bawa ke alam sana,atau kelahiran berikutnya. Apa yang akan kau lakukan dengan nafsumu di alam sana? Are you gettingmy point? Bidadari berdada telanjang yang kau harapkan akan melayanimu di alam sana lahir dari

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

18 of 22 6/11/2013 9:59 PM

keinginanmu sendiri. Kemudian, di alam sana bila tidak menemukan bidadari , kau akan bingungsendiri. Kau akan balik ke sini untuk mencarinya… Oh, sudah berapa kali kau melakukan hal yang sama,dan masih tidak sadar juga. *1 Bhaja Govindam

19 JUL 2010 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Mahabharata

Pikiran tidak perlu diupayakan. Kau lahir dengan pikiran. Yang perlu diupayakan ialah kesadaran.Pikiran adalah hasil jerih-payahmu di masa lalu. Itu yang membentuk lapisan-lapisan alam bawah sadardan sebagainya. Kesadaran adalah hasil upayamu saat ini. Pikiran telah membentukmu. Kesadarandapat mengubahmu. Pikiran adalah program yang sudah ter-install dalam dirimu. Ada bagian memori,ada bagian obsesi, ada khayalan, ada keinginan, ada impian. Program ini sudah baku, seluas-luasnyaprogrammu tetap ada batasnya. Kesadaran membebaskan kamu dari segala macam program. Pikiranmemperbudak dirimu. Kesadaran membebaskan dirimu. *1 Bhaja Govindam

18 JUL 2010 Leave a Comment

by wayang in Falsafah Wayang

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/wayang.jpg)Ceritera dalam pertunjukan wayang kulit

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

19 of 22 6/11/2013 9:59 PM

sejatinya menampilkan ajaran moral, dimana manusia hidup diharapkan dapat mengetahui mana yangbaik dan mana yang buruk. Tamsil etika nilai-nilai dalam wayang biasanya disampaikan secara tegasmisalnya jangan membunuh, jangan berdusta, jangan berkhianat, tidak boleh marah, tidak bolehmunafik dan lain sebagainnya.

Hal lain yang ditampilkan dalam pergelaran wayang adalah soal dilema atau pilihan. Manusia hidupternyata selalu dihadapkan dengan pilihan. Tetapi apapun pilihannya manusia toh harus memilih, meskipilihan atau keputusan yang diambilnya tid fak pernah sempurna. Hal ini menunjukan bahwa manusiasecara spikologis dan filosofis selalu dihadapkan dengan problemanya yang tak pernah terpecahkandengan sempurna. Kemudian manusia harus mampu berdiri di salah satu pihak, mau yang baik atauyang buruk misalnya; Jamadagni harus memilih membunuh istrinya atau membiarkan istrinya berdosaRama Parasu harus memmilih membunuh Ibunya atau menentang perintah Ayahnya Harjuna sasraHarus memlilih meninggalkan tahtahnya atau mencari Nirwana Wibisana harus memilih ikut angkaraatau ikut kebenaran. Sri Rama Harus memilih, mengorbankan rakyatnya atau mengonbankan cintanya.

Sesudah manusia berani menetapkan pilihannya maka barulah keputusan dan tindakan manusia ituberarti dan bermakna bagi kehidupannya. Tanpa pendirian yang tegas mengenai pilihan dasarnya makasebenarnya manusia tidak menjalani kemanusiaaanya atau eksistensinya. Jadi dengan demikian setiaptindakan manusia akan selalu didukung oleh suatu sikap etis. Ia tidak akan dapat lari dan melepastangung jawab dari tindakan-tindakannya. Inilah salah satu ajaran wayang tentang bagaimana manusiaharus bersikap.

18 JUL 2010 1 Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Ramayana

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

20 of 22 6/11/2013 9:59 PM

(http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/jambumangli_solo.jpg)Nun jauh, negeri Ngalengka yangseparuh rakyatnya terdiri manusia dan separuh lainnya berwujud raksasa. Negeri ini dipimpin PrabuSumali yang berwujud raksasa dibantu iparnya seorang raksasa yang bernama Jambumangli. Sang Prabuyang beranjak sepuh, bermuram durja karena belum mendapatkan calon pendamping bagi anaknya,Dewi Sukesi. Sang Dewi hanya mau menikah dengan orang yang mampu menguraikan teka tekikehidupan yang diajukan kepada siapa saja yang mau melamarnya.

Sebelumnya harus mampu mengalahkan pamannya yaitu Jambumangli. Beribu ribu raja, wiku dan satriamenuju Ngalengka untuk mengadu nasib melamar sang jelita namun mereka pulang tanpa hasil. Tidaksatupun mampu menjawab pertanyaan sang dewi. Berita inipun sampailah ke negeri Lokapala, sangPrabu Danaraja sedang masgul hatinya karena hingga kini belum menemukan pendamping hati. Hinggaakhirnya sang Ayahanda, Begawan Wisrawa berkenan menjadi jago untuk memenuhi tantangan puteriNgalengka.

18 JUL 2010 1 Comment

by wayang in Falsafah Wayang, Ramayana

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

21 of 22 6/11/2013 9:59 PM

(http://wayang.files.wordpress.com/2006/10/wisrawa.jpg)Dalam lakon wayang Purwa, kisahRamayana bagian awal diceritakan asal muasal keberadaan Dasamuka atau Rahwana tokoh raksasayang dikenal angkara murka, berwatak candala dan gemar menumpahkan darah. Dasamuka lahir dariayah seorang Begawan sepuh sakti linuwih gentur tapanya serta luas pengetahuannya yang bernamaWisrawa dan ibu Dewi Sukesi yang berparas jelita tiada bandingannya dan cerdas haus ilmu kesejatianhidup.

Blog at WordPress.com. • Theme: Koi by N.Design.

Follow

Powered by WordPress.com

Falsafah Wayang | Wayang Indonesia http://wayang.wordpress.com/category/falsafah-wayang/

22 of 22 6/11/2013 9:59 PM