59
BAB II PEMBAHASAN A. MENTAL ILLNESS Mental illness adalah gangguan kesehatan yang umum terjadi dan membutuhkan perawat kesehatan mental keluarga yang memiliki keahlian dalam mengidentifikasi faktor risiko dan gejala klinis, serta kemampuan untuk menyediakan farmakologis yang efektif, psikologis, keluarga, dan intervensi sosial. Cutting cross gender, ras, etnis, sosial ekonomi, pendidikan, dan usia, mempengaruhi gangguan mental hampir seperempat dari penduduk AS (23,9 persen) pada usia 18 tahun atau lebih dan 20 persen dari kaum muda antara usia 9 dan 17 tahun (National Institute of Kesehatan [NIH] & Penyalahgunaan Zat dan Kesehatan Mental Layanan Administrasi [SAMHSA], 2000). Mental illness memiliki dampak negatif pada pribadi, sosial, dan fungsi sistem keluarga. Gangguan mental dapat disertai dengan kanker dan penyakit jantung sebagai penyebab utama kecacatan. Depresi, yang mempengaruhi sekitar 17 juta orang di Amerika Serikat, telah secara khusus diidentifikasi sebagai penyebab kecacatan terkemuka di negara-negara maju (Murray & Lopez, 1996).

Family Nursing With Mental Illness

Embed Size (px)

DESCRIPTION

family nursing

Citation preview

Page 1: Family Nursing With Mental Illness

BAB II

PEMBAHASAN

A. MENTAL ILLNESS

Mental illness adalah gangguan kesehatan yang umum

terjadi dan membutuhkan perawat kesehatan mental keluarga yang

memiliki keahlian dalam mengidentifikasi faktor risiko dan gejala

klinis, serta kemampuan untuk menyediakan farmakologis yang

efektif, psikologis, keluarga, dan intervensi sosial. Cutting cross

gender, ras, etnis, sosial ekonomi, pendidikan, dan usia,

mempengaruhi gangguan mental hampir seperempat dari penduduk

AS (23,9 persen) pada usia 18 tahun atau lebih dan 20 persen dari

kaum muda antara usia 9 dan 17 tahun (National Institute of

Kesehatan [NIH] & Penyalahgunaan Zat dan Kesehatan Mental

Layanan Administrasi [SAMHSA], 2000). Mental illness memiliki

dampak negatif pada pribadi, sosial, dan fungsi sistem keluarga.

Gangguan mental dapat disertai dengan kanker dan penyakit jantung

sebagai penyebab utama kecacatan. Depresi, yang mempengaruhi

sekitar 17 juta orang di Amerika Serikat, telah secara khusus

diidentifikasi sebagai penyebab kecacatan terkemuka di negara-

negara maju (Murray & Lopez, 1996).

Pada tingkat masyarakat, dapat berdampak pada

perekonomian yaitu dengan pengeluaran $74,9 milyar untuk

pembayaran asuransi kesehatan (NIH & SAMHSA , 2000). Keluarga

penderita gangguan mental juga akan mendapatkan stresor seperti

kesulitan dalam menghadapi perilaku penderita, ketidakpastian

gejala, kesepian dan terisolasi sebagai hasil dari stigma memiliki

anggota keluarga dengan gangguan mental ( Baker , 1993;

Sveinbjarnardottir & Dierckx de Casterle , 1997). Dampak lain bagi

keluarga adalah bagaimana cara mengkompensasi penurunan peran

anggota keluarga yang mengalami gangguan dan mengembangkan

strategi yang efektif untuk mendukung anggota keluarga yang sakit

Page 2: Family Nursing With Mental Illness

menuju sehat. Perawatan diperpanjang bagi anggota keluarga yang

lain untuk memberikan terapeutik tentang stigma sebelumnya, rasa

bersalah, dan kerugian yang mungkin dialami (Baker, 1989, 1993).

Dalam jangka waktu tersebut, focus dalam memberikan perawatan

tentang penempatan diri, penempatan kerabat, risiko kondisi mental

mereka sendiri dan kesehatan fisik, pengembangan afektif dan

kecemasan, serta berbagai kondisi fisiologis ( Cochrane , Goering , &

Rogers , 1997)

Sayangnya, meskipun prevalensi penyakit mental banyak

konsekuensi negatif dan keberadaan pengobatan yang efektif, hanya

25 persen dari mereka dengan penyakit mental menerima perawatan

di perawatan kesehatan sistem (NIH & SAMHSA, 2000). Mereka

yang melakukan pengobatan mengalami perubahan perawatan

kesehatan lingkungan, yaitu dengan dipersingkat perawatan rumah

sakit dan peningkatan rawat jalan, juga dengan lebih dikelolanya

protokol pengobatan, semuanya dipengaruhi oleh kebutuhan

perawatan klien dan penerimaan perawatan sistem dalam perawatan

kesehatan jiwa dan mental (Baker, 1993). Semakin meningkatnya

rumah sakit jiwa jangka pendek yang dirancang untuk manajemen

intensif gejala akut dan tempat-tempat pembuangan klien dengan

gejala awal maka, kembali di tengah masyarakat dengan keluarga

yang menyediakan sebagian besar perawatan adalah pilihan terbaik.

Dengan demikian, untuk merawat anggota keluarga yang sakit

mental lebih efektif di rumah dan penting bagi keluarga untuk

menerima koping stres yang berhubungan dengan pengasuhan,

serta informasi tentang gejala manajemen dan sumber daya

masyarakat. Praktek perawatan kesehatan mental yang berpusat

pada keluarga dalam berbagai pengaturan yang ideal diposisikan

untuk memenuhi kebutuhan klien dalam konteks keluarga dan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara keseluruhan.

The American Psychiatric Association Perawat ( APNA )

telah digambarkan dua tingkat praktek psikiatri dan mental

Page 3: Family Nursing With Mental Illness

keperawatan kesehatan : dasar dan lanjutan ( APNA , 2003a ) .

Keduanya siap untuk menggunakan proses keperawatan dan

kerangka teoritis untuk mengatasi masalah fisik dan psikososial yang

disajikan oleh klien dan keluarga, di berbagai setting. Selain itu,

berkolaborasi dengan berbagai profesi lain yang bekerja dengan dan

atas nama klien . Perawat psikiatri kesehatan mental yang

teregistrasi di tingkat dasar bekerja dengan individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat untuk menilai kesehatan kebutuhan

mental dan kemudian merumuskan diagnosis keperawatan dan

rencana asuhan keperawatan ( APNA , 2003a ) . Kemajuan akan

praktek perawat teregistrasi ( APRNs ) di perawatan psikiatri

kesehatan mental yang memiliki gelar master dalam hal ini khusus

dan seringkali spesialis perawat klinis atau praktisi perawat. Kedua

kategori ini APRNs memenuhi syarat untuk berlatih secara mandiri –

mendiagnosa dan mengobati masalah kesehatan mental atau

potensial masalah mental pada individu , keluarga , dan kelompok

yang lebih besar. Di banyak negara , mereka memiliki kewenangan

preskriptif ( APNA , 2003a ) . Pengaturan praktek di mana APRNs

memberikan perawatan langsung meliputi pusat kesehatan mental ,

primer pengaturan perawatan , praktek psikoterapi, rumah sakit,

sekolah, pemeliharaan kesehatan organisasi (HMO) , dan rumah.

HISTORICAL PERSPECTIVE

Perawat kesehatan kejiwaan dan mental memiliki sejarah

panjang dengan keluarga. Namun, konsep keluarga dan intervensi

keluarga telah berubah selama 200 tahun terakhir dengan kemajuan

pengetahuan dan perubahan dalam penyediaan layanan kesehatan.

1. Munculnya suaka di abad ke-19 mulai perawatan yang sistematis

untuk orang sakit mental. Perawatan disana adalah terstruktur dan

dirutinkan dan tetap sering terbatas.

2. Pada abad ke-20, Freud dipengaruhi perawatan, dengan teorinya

bahwa gejala kejiwaan adalah fungsi dari pikiran, daripada

Page 4: Family Nursing With Mental Illness

penyakit otak. Dia juga memperkenalkan konsep transferensi,

yang menyebabkan satu pilar pengobatan - hubungan terapeutik

kejiwaan.

3. Pada tahun 1946 dengan UU Kesehatan Mental Nasional,

penyakit mental mulai mendapat perhatian melalui pendanaan,

penelitian, dan pelatihan. Hubungan antara pasien kejiwaan dan

perawat mulai dipelajari, dalam upaya untuk mengidentifikasi

bagaimana hubungan perawat - pasien bisa menjadi terapi bagi

pasien. itu klinis khusus keperawatan psikiatri muncul.

4. Pada pertengahan abad ke-20, obat antipsikotik muncul . Dengan

penggunaan obat ini, pasien yang sebelumnya "keluar dari

sentuhan dengan realitas" yang lebih baik bisa terlibat dalam

hubungan terapeutik dengan staf.

5. Upaya peningkatan untuk menyediakan layanan berbasis

masyarakat lebih untuk sakit mental, yang mengarah ke

Masyarakat Pusat Kesehatan Mental Act of 1963 dan akhirnya

gerakan deinstitutionalization. Sejumlah besar orang sakit kronis

dibebaskan dari rumah sakit. Fokus perawatan bergeser ke arah

masyarakat, perubahan yang menyebabkan peran diperluas untuk

perawat kejiwaan sebagai individu, kelompok, dan keluarga

terapis ( Peplau, 1993) .

6. Namun, banyak masyarakat yang tidak mampu menyediakan

layanan yang komprehensif yang diperlukan untuk mengobati

sakit kronis . Banyak pasien mengalami "pintu putar" fenomena :

debit awal untuk masyarakat tanpa program pengobatan yang

memadai dan layanan dukungan mengakibatkan sering

readmissions ke rumah sakit .

7. Keluarga - yang sering merasa disalahkan untuk jiwa anggota

keluarga mereka sakit – harus menganggap bahkan lebih jawab

untuk merawat anggota keluarga yang sakit mental mereka.

8. Keluarga membentuk kelompok konsumen, seperti Aliansi

Nasional untuk mental III ( NAMI ), bahwa melobi Kongres dan

Page 5: Family Nursing With Mental Illness

memperoleh dana untuk meningkatkan penelitian tentang penyakit

mental dan pengobatannya.

9. Selama dua dekade terakhir, penelitian telah menghasilkan

terobosan besar dalam hubungan otak - perilaku, genetika, dan

imunologi, ini telah meningkatkan pengetahuan kita tentang faktor-

faktor biologis yang berkaitan dengan penyakit mental.

10. Profesional kesehatan mental sekarang bekerja dengan keluarga

sebagai "mitra dalam perawatan" dan mengambil pendekatan

terpadu untuk mengobati penyakit mental, mencari faktor-faktor

biologis, psikologis, sosial, budaya, dan keluarga.

B. COMMON THEORETICAL PERSPECTIVES

Perawat Psikiatri kesehatan mental biasanya menggunakan

terapi Prinsip-prinsip dari sejumlah sistem keluarga teori untuk

memandu penilaian dan intervensi mereka terhadap keluarga.

Praktek perawat kesehatan mental banyak di antaranya adalah

terapis keluarga, lebih cenderung untuk mendasarkan praktek

mereka pada satu spesifik teoretis framework, namun, beberapa

latihan lanjutan perawat menggunakan beberapa kerangka kerja.

Lima teoritis utama kerangka umum digunakan dalam keperawatan

kesehatan mental keluarga: teori sistem keluarga Bowen, teori

struktural keluarga, Teori keluarga kontekstual, teori komunikasi /

interaksional keluarga, dan teori sistem biopsikososial keluarga. Ada

beberapa konseptual tumpang tindih antar teori-teori. Kelima teori

adalah diringkas dalam bagian berikut. tiga dari teori ini (yaitu,

Bowen, struktural, dan komunikasi) dijelaskan secara rinci dalam

Bab 3.

1. Teori Sistem Keluarga Bowen

Salah satu teori umum yang digunakan dalam

keperawatan kesehatan mental keluarga adalah sistem

keluarga teori Bowen (Bowen, 1976; Brown, 1991; Gilliss, 1973;

Page 6: Family Nursing With Mental Illness

Kerr & Bowen, 1988). Teori ini memandang keluarga sebagai

bagian dari keluarga yang multigenerasi dan berteori bahwa

pola yang berkaitan cenderung berulang setiap generasi. Teori

ini tidak "pathologize" keluarga , melainkan, mendorong individu

untuk melihat keluarga dengan cara yang positif. Anggota

keluarga dipandu untuk mengakui bahwa orang tua dan kerabat

"melakukan yang terbaik dengan apa yang mereka miliki

"(Brown, 1991).

Asumsi sentral dalam teori ini adalah bahwa kecemasan

kronis adalah dasar yang melandasi adanya disfungsi. Teori ini

terdiri dari delapan konsep kecemasan dan proses emosional:

a. Differentiation of self

b. Nuclear family emotional system

c. Multigenerational transmission process

d. Family projection process

e. Triangles

f. Sibling position

g. Emotional cutoff

h. Societal regression

Keluarga membutuhkan pemahaman konsep-konsep dan

hubungan antara konsep-konsep.

1.1. Differentiation of self

Konsep sentral adalah diferensiasi diri, tetapi memiliki

dua aspek. Pertama, mengacu pada pemisahkan pikiran dari

perasaan reaktif namun terkait, dan kedua, mengacu pada

kemampuan untuk memisahkan pikiran dari perasaan reaktif.

Diferensiasi merupakan suatu kesatuan, tingkat diferensiasi

mempengaruhi kemampuan untuk mengelola kecemasan.

Mereka di level akhir memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari

dari suatu kesatuan dan memiliki hubungan dekat, dan tetap

mempertahankan rasa dari dirinya. Mereka juga lebih

Page 7: Family Nursing With Mental Illness

menunjukkan berpikir daripada perasaan yang reaktif. Karena

mereka kurang reaktif, mereka lebih mampu mengelola

kecemasan dan untuk mengatasi stres. Mereka yang berada di

level bawah dari suatu kesatuan memiliki hubungan yang lebih

menyatu, mereka sangat dekat satu sama lain tetapi tidak

dapat mempertahankan rasa dasar diri. Mereka juga

menunjukkan kurangnya pemikiran dan perasaan yang lebih

reaktif. Karena mereka lebih reaktif, mereka lebih cemas pada

saat stres dan kurang mampu mengatasi stres.

1.2. Triangles

Triangles menggambarkan pola relasional antara orang,

benda, atau masalah. Ini adalah konfigurasi emosional dari tiga

anggota, anggota mungkin tiga orang atau dua orang dan

kelompok, masalah, atau objek. Ketika ketegangan antara dua

orang, satu atau lainnya bergerak terhadap anggota ketiga

untuk meringankan kecemasan antara dua orang tersebut.

Triangles beroperasi di semua keluarga tetapi menjadi

bermasalah dari waktu ke waktu ketika mereka kaku.

1.3. Family projection process

Family projection process adalah proses dimana

kecemasan orang tua ditularkan kepada anak-anak melalui

Triangles. Sistem emosi keluarga menjelaskan bagaimana

kecemasan dikelola : ( 1 ) melalui konflik perkawinan atau

jarak , (2 ) melalui disfungsi pasangan , atau ( 3 ) melalui

proyeksi ke anak. Proses transmisi multigenerasi adalah

Proses proyeksi keluarga selama aksi. Posisi Sibling mengacu

pada tempat dan peran anak mengasumsikan keluarga . Ada

kecenderungan saudara berada dalam posisi tertentu untuk

Page 8: Family Nursing With Mental Illness

mengambil peran dan perilaku tertentu . Sebagai contoh, anak

tertua cenderung menjadi tanggung jawab sementara dalam

keluarga . Emosional cutoff adalah proses fisik atau emosional

memisahkan dari keluarga asal sebagai cara untuk menangani

kecemasan fusi . masyarakat regresi mengacu pada gagasan

bahwa tingkat kecemasan tinggi dalam masyarakat (misalnya ,

dari perang atau masalah ekonomi ) dapat menyebabkan reaksi

emosional dan bukan dengan proses berpikir ( misalnya ,

melalui kerusuhan ) . Menggunakan sistem keluarga

pendekatan Bowen, terapis mungkin bertemu dengan hanya

satu anggota keluarga, dengan beberapa anggota, atau dengan

semua anggota. Tidak peduli siapa dan bagaimana, pekerjaan

dipandang sebagai terapi keluarga karena terapis mengambil

pandangan multigenerasi dari keluarga tersebut. Terapis dan

keluarga mengembangkan sebuah threeto empat generasi

genogram untuk memeriksa proses keluarga. Terapis

menggunakan genogram ini untuk menilai pola hubungan, pola

perilaku, peristiwa penting (aktivitas kehidupan), tingkat

diferensiasi, tingkat kecemasan, dan Triangles .

Tujuan terapi adalah untuk meningkatkan tingkat

diferensiasi dalam keluarga dan dengan demikian mengurangi

kecemasan dalam diri seseorang dalam keluarga . Terapi

dimulai dengan anggota keluarga membantu belajar tentang

sistem keluarga : untuk melihat pola hubungan dan Triangles

dari generasi ke generasi . Hal ini juga membantu individu

mengambil tanggung jawab untuk mengubah posisi di generasi

dalam pola hubungan. Anggota keluarga didorong untuk

mengembangkan satu - kesatuan hubungan yang berbeda

antara anggota keluarga untuk mengenal sistem keluarga ,

Triangles , dan " diri detriangulate . " Misalnya , suami dan istri

dapat didorong untuk berbicara langsung satu sama lain

tentang masalah perkawinan mereka daripada menggunakan

Page 9: Family Nursing With Mental Illness

Triangles khas mereka ( misalnya, istri mengeluh tentang suami

kepada ibunya dan suami menggunakan pekerjaan untuk

mengalihkan diri dari masalah perkawinan tersebut ). Anggota

keluarga juga dibantu untuk mengambil " posisi saya " , yaitu,

setiap anggota didorong untuk berbicara untuk dirinya sendiri

daripada berbicara untuk seluruh keluarga dengan pernyataan

seperti " Kami merasa " atau " Kami berpikir . " Selain itu , terapi

membantu anggota untuk berpikir bukannya bereaksi dalam

impulsif , cara refleksif.

2. Teori Struktural Keluarga

Sebuah teori sistem keluarga kedua adalah teori

struktural keluarga, yang dikembangkan oleh Minuchin ( 1974)

dan rekannya (Minuchin & Fishman , 1981; Minuchin ,

Rosman , & Baker , 1978) . Teori ini menekankan hubungan

antara masalah yang dihadapi dan struktur keluarga . Perawat

dan tenaga kesehatan profesional lainnya telah menerapkan

teori ini untuk keluarga dalam menghadapi masalah yang

beragam seperti diabetes , asma , gangguan makan, kenakalan

remaja , kekerasan dalam rumah tangga , penyalahgunaan

obat, dan perceraian. Dokter juga telah menemukan bahwa

pendekatan ini dapat bermanfaat bagi keluarga dari latar

belakang budaya yang berbeda - Yahudi (Wieselberg , 1992) ,

Italia - Amerika (Yaccarino , 1993) , Native American (Napoliello

& Sweet , 1992) , keluarga Asia , dan Hispanik (Navarre ,

1998).

Struktur keluarga terdiri dari "Kumpulan tuntutan

fungsional yang tak terlihat yang mengatur cara anggota

keluarga dalam berinteraksi " ( Minuchin, 1974, hal. 51 ) .

Struktur tersebut mencakup tiga bidang utama : (1) kekuasaan ,

(2) subsistem , dan (3) batasan-batasan . Struktur keluarga

mungkin banyak terganggu di bidang ini.

Page 10: Family Nursing With Mental Illness

Kekuasaan mengacu pada pengaruh bahwa setiap

keluarga anggota termasuk dalam suatu proses keluarga. Teori

ini memandang suatu hirarki kekuasaan yang diperlukan dalam

suatu fungsi keluarga yang efektif . Subsistem adalah kumpulan

dari hubungan keluarga, anggota keluarga dengan fungsi

tertentu. Sebagai contoh, dalam subsistem suami-istri , salah

satu fungsi pasangan adalah untuk mendukung satu sama lain

dalam hubungan yang mendorong pertumbuhan individu.

Subsistem orang tua melakukan tugas-tugas pemeliharaan dan

sosialisasi pada anak . Dalam subsistem saudara, saudara

belajar tentang hubungan teman sebaya, kekuasaan , dan

berserikat . Kemudian batasan-batasan , termasuk aturan yang

membedakan tugas dalam subsistem yang berbeda . Untuk

keluarga agar dapat berfungsi secara efektif, harus ada batas

yang jelas antara subsistem , dengan beberapa keterikatan di

antara subsistem. Keluarga dengan masalah batasan dapat

terlepas atau terperangkap. Dalam keluarga tidak terlibat

dengan batas-batas kaku (sempit), ada sedikit komunikasi dan

dukungan di antara anggota keluarga , hanya tingkat stres yang

tinggi akan membangkitkan dukungan dari anggota lain . Dalam

keluarga yang terperangkap dengan batasan yang terlalu luas ,

yang menghalangi kebersamaan intens setiap anggota

keluarga , dalam keluarga , stress satu anggota memunculkan

reaksi keras dari anggota yang lain.

Tujuan dari terapi keluarga struktural adalah untuk

memecahkan masalah dengan mengubah struktur yang

mendasari keluarga. Penilaian awal mencakup beberapa fase

yang tumpang tindih, seperti : (1) bergabung dengan keluarga

untuk sementara menjadi bagian dari sistem keluarga , (2)

memperoleh deskripsi masalah , (3) mengkaji struktur keluarga

dengan mengamati catatan seputar masalah, dan (4) menilai

batasan fleksibilitas (kebebasan), sensitivitas tindakan anggota,

Page 11: Family Nursing With Mental Illness

tahap perkembangan keluarga, konteks kehidupan keluarga

(sumber dukungan dan stres), dan cara di mana gejala-gejala

pasien dapat diidentifikasi terkait dengan disfungsional struktur

keluarga.

Terapis struktural berfokus terutama pada individu dan

keluarga di masa sekarang . pendekatan ini tidak meniadakan

sejarah tetapi meneladani/melihat pola dari masa lalu . Namun

demikian, fokus utama adalah interaksi dalam waktu sekarang

ini. Catatan Minuchin ( 1974 ), " terapi keluarga struktural

adalah terapi tindakan. Alat ini untuk mengubah saat ini , tidak

mengeksplorasi dan menafsirkan masa lalu ".

Terapis mengambil peran aktif dalam terapi dan

mencoba untuk membuat perubahan dengan mengubah aspek-

aspek struktur keluarga yang terkait dengan masalah tersebut.

Teknik restrukturisasi menghasilkan pergeseran kekuasaan,

subsistem, dan batas-batas .

3. Teori Keluarga Kontekstual

Teori lain keluarga besar adalah teori keluarga

kontekstual, yang dikembangkan oleh Boszormenyi – Nagy dan

rekan-rekannya ( Boszormenyi - Nagy & Spark , 1973 ;

Boszormenyi - Nagy & Krasner , 1986; Cotroneo , 1982, 1986,

Cotroneo & Moriarty , 1992). Ini adalah teori keluarga

multigenerasi yang menghubungkan kepedulian individuasi

dengan kepedulian terhadap hubungan keluarga serta dengan

orang lain yang signifikan dalam suatu hubungan jaringan.

hubungan jaringan itu meliputi : ( 1 ) warisan seseorang : fakta ,

peristiwa , dan keadaan keluarga dan kebudayaan di mana

seseorang dilahirkan , (2 ) kualitas hubungan saat ini dengan

keluarga inti dan diperluas seperti hubungan dengan teman

sebaya, teman, kolega, dan dunia luar, dan (3)koneksi

hubungan ke generasi berikutnya (Cotroneo , Hibbs ,&

Page 12: Family Nursing With Mental Illness

Moriarty , 1992). Teori ini telah diterapkan untuk keluarga

dengan berbagai macam masalah, seperti hubungan orangtua-

anak terganggu, perceraian, kekerasan keluarga, pergaulan

bebas, dan penyakit mental kronis .

Dalam teori keluarga kontekstual, kepercayaan dan

kesetiaan adalah kunci dinamika multigenerasi yang

membentuk seseorang hubungan, komitmen, dan harapan

melalui proses interaktif memberi dan menerima perawatan.

Anggapan dasar dari teori ini adalah bahwa hidup di sebuah

keluarga membutuhkan keseimbangan antara memberi dan

menerima perawatan (Cotroneo , Moriarty , & Smith , 1992) .

Dalam hubungan berdasarkan kepercayaan, anggota

keluarga mampu hidup sebagai orang yang terpisah,

sementara pada saat yang sama mereka terhubung dan

tersedia untuk orang lain sebagai sumber daya (saling tolong-

menolong dengan orang lain). Pemberi terapi kontekstual

berfokus pada perilaku yang meningkatkan dan mengurangi

kepercayaan. Pemberi terapi membantu anggota keluarga

untuk mengidentifikasi sumber-sumber kepercayaan dan

ketidakpercayaan dalam hubungan mereka pada masa lalu dan

sekarang dan untuk menyeimbangkan ketidakpercayaan

dengan sumber daya yang dapat digunakan secara konstruktif.

Proses membangun kepercayaan membutuhkan anggota

keluarga untuk mempertimbangkan kebaikan/jasa yang pernah

diberikan oleh anggota keluarga yang lain bahkan ketika

berada dalam posisi menentang satu sama lain/tidak akur.

Pemberi terapi kontekstual memandu keluarga dalam proses ini

( Cotroneo , Moriarty , & Smith ,1992) .

Loyalitas, merupakan dinamika penting lainnya dalam

teori ini, menandakan komitmen, kewajiban, dan lampiran yang

mengikat anggota keluarga satu sama lain dari waktu ke waktu.

Loyalitas membentuk kewajiban dasar untuk anggota keluarga,

Page 13: Family Nursing With Mental Illness

dan untuk peduli satu sama lain. Selain itu, untuk peduli dengan

orang lain di luar keluarga. Penilaian setidaknya dilakukan pada

tiga generasi, hal ini diperlukan untuk memahami bagaimana

loyalitas mengekspresikan diri di antara anggota keluarga

(Cotroneo, Moriarty, & Smith, 1992) .

Pemberi terapi kontekstual memandu anggota keluarga

dengan tindakan berikut :

a. Meneliti keseimbangan memberi dan menerima dan

perasaan individu tentang keadilan atau ketidakadilan

dalam hubungan masa lalu dan sekarang

b. Bertanya ke "sisi lain" dari anggota keluarga, misalnya

menjelajahi sisi orang tua seseorang

c. Membimbing anggota keluarga untuk menyeimbangkan

ketidakadilan dan membantu orang dewasa mengajukan

tuntutan pada keluarga mereka untuk dipertimbangkan

( Cotroneo , Moriarty , & Smith , 1992)

4. Teori Komunikasi / Interaksional keluarga

Teori komunikasi seperti Bateson ( Bateson, Jackson ,

Haley , & Weakland , 1956 ) , Haley ( 1963 , 1976 ) , Jackson

( 1965a , 1965b ) , Watzlawick ( Watzlawick, Beavin , &

Jackson , 1967; Watzlawick , Weakland , & Fisch , 1974) , dan

Weakland ( 1976) mengusulkan bahwa komunikasi verbal dan

komunikasi nonverbal di antara anggota keluarga

mempengaruhi perilaku dalam keluarga. Watzlawick dan rekan

( 1967) menyajikan empat macam panduan untuk menilai

komunikasi dalam keluarga :

a. Semua perilaku, baik nonverbal atau verbal, adalah

sebagai komunikasi dan penyampaian pesan .

b. Semua komunikasi mendefinisikan hubungan.

c. Orang berkomunikasi baik secara verbal maupun

nonverbal, mantan hadiah lebih banyak konten,

Page 14: Family Nursing With Mental Illness

sedangkan yang kedua menginformasikan lebih lanjut

tentang hubungan.

d. Semua komunikasi beberapa ada yang simetris (setiap

orang bebas untuk memimpin) atau saling melengkapi

(satu yang memimpin dan lainnya mengikuti).

Menurut teori ini, komunikasi disfungsional, seperti

disconfirmation, diskualifikasi, dan pesan yang tidak sejenis

(double - bind), terkait dengan perilaku keluarga bermasalah.

Diskonfirmasi mengacu pada ketidakpuasan persepsi anggota

keluarga tentang dirinya atau ketidakpuasan terhadap

pengalamannya. Diskualifikasi termasuk komunikasi yang tidak

jelas seperti kontraindikasi, perubahan subyek , dan kalimat

tidak lengkap . Pesan tidak sejenis terdiri dari pesan verbal dan

nonverbal simultan yang bertentangan (bermasalah). Strategi

terapi keluarga yaitu mencoba untuk mengubah komunikasi

disfungsional menjadi jelas , komunikasi langsung untuk

mengubah perilaku keluarga ( Haber , Hoskins ,Leach , &

Sideleau , 1987) .

Strategi pemberi terapi keluarga, sering bekerja dengan

tim konsultasi kesehatan mental profesional, mulai dengan

mengamati urutan perilaku bermasalah dan kemudian

mengidentifikasi perilaku memicu masalah. Sebagai contoh,

terapis meminta keluarga untuk menentukan tujuan

pengobatan. Terapis kemudian memberikan tugas kepada

keluarga , mencoba untuk mengubah komunikasi disfungsional,

dan menggunakan asas yang bertentangan. Instruksi paradox "

Mengatur gejala " atau mendorong keluarga untuk melakukan

lebih dari apa yang telah dilakukan ( yaitu , melanjutkan status

quo ) daripada perubahan. Instruksi ini didasarkan pada asumsi

bahwa keluarga akan secara naluriah menolak apa yang

ditunjukkan terapis dan , oleh karena itu, akan melakukan yang

Page 15: Family Nursing With Mental Illness

sebaliknya dan mulai berubah (Haber et al) 1987; Kelinci -

Mustin , 1976; Stanton , 1981) .

5. Biopsychosocial Systems View

Pandangan sistem biopsikososial menggabungkan

pertimbangan dari berbagai tingkatan dalam pekerjaan dengan

keluarga - secara biologis, psikologis, yang berhubungan

dengan keluarga, budaya, ekonomi, lingkungan, dan spiritual -

dan mengeksplorasi interaksi pada tiap tingkat yang berbeda

(Engel, 1977, 1996; McDaniel, Hepworth, & Doherty, 1992;

Wood, 1993; Wright dan Leahey , 1994; Rolland , 1994) .

Modalitas pengobatan dapat ditawarkan pada tingkat yang

berbeda dari sistem. Penggunaan modalitas pengobatan

khusus tidak selalu diperlukan intervensi langsung ke arah

penyebab masalah. Sebaliknya , modalitas pengobatan

mungkin menunjukkan isu-isu dan keprihatinan yang hadir pada

individu dan keluarga terlepas dari kemungkinan penyebab

masalah .

Pilihan dari system tersebut untuk bekerja dengan dan

kepentingan relatif dari setiap sistem tergantung pada masalah.

Penelitian terkini menunjukkan bahwa banyak penyakit jiwa

memiliki dasar biologis yang berinteraksi dengan faktor lainnya

untuk mempengaruhi perjalanan penyakit (National Institut

Kesehatan Mental, 2002; Laraia, 2001). Sistem ini

menyarankan penggunaan intervensi farmakologis dilengkapi

dengan dukungan psikososial dan lingkungan untuk pasien

dengan penyakit ini. Ada beberapa masalah individu dan

keluarga lainnya, namun, di mana komponen biologis kurang

jelas atau mungkin tidak muncul - misalnya, pada gangguan

penyesuaian, pergaulan bebas, kenakalan remaja, masalah

setelah perceraian, masalah setelah kematian, masalah

hubungan ibu-anak, dan masalah perkawinan. Dalam kasus ini,

Page 16: Family Nursing With Mental Illness

bekerja dengan keluarga dan mungkin sistem psikososial dan

biologis lainnya dibenarkan .

C. HEALTH PROMOTION

Promosi kesehatan mental adalah fenoma pemberian

perawatan khusus yang tidak dibatasi oleh pemberian perawatan

pada tempat kesehatan. Dimana perawat berusaha unutuk

mengurangi tekanan yang dialami oleh suatu keluarga untuk

merawat anak dengan kondisi sakit kronis, ataupun tekanan yang

dialami oleh pengasuh dari pasangan yang telah sakit parah.

Tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan mental. Dalam promosi

kesehatan keluarga, keperawatan kesehatan mental khusus ada

dalam domain perawatan kesehatan mental primer. Perawatan ini

diidentifikasikan sebagai perawatan yang terus menerus dan sebagai

layanan yang komperhensif. Dimana layanan ini diperlukan untuk

promosi kesehatan mental, pencegahan penyakit mental,

menegement atau rujukan dari masalah kesehtan mental, diagnosis

dan pengobatan dari gangguan mental, serta sebagai rehabilitasi.

(Burgerss, 1997, hal 19-20)

Untuk membantu mencegah penyakit jiwa, perawat jiwa

berkonsultasi dengan lembaga kesehatan dan sekolah- sekolah,

untuk memberikan pendidikan kesehatan mental, mengembangkan

dan mengevaluasi program- program masyarakat, dan menawarkan

terapi keluarga. Keluarga dapat dianggap satu kesatuan yang saling

peduli dan dapat mencegah penyakit bagi individu anggota keluarga

kerena dapat mempengaruhi gaya hidup. (Danielson, Hamel- Bissell,

& Winstead-Fry, 1993)

1. Faktor resiko kesehatan mental

Banyak factor resiko untuk penyakit mental telah

diidentifikasi dapat berkontribusi terhadap kerentanan individu

Page 17: Family Nursing With Mental Illness

dan keluarga berkaitan dengan depresi secara keseluruhan.

Misalnya orang dewasa berada pada resiko yang lebih tinggi

untuk mengalami gangguan ini. Selain itu depresi berat juga

lebih banyak ditemui pada perempuan, yaitu perempuan yang

miskin, kurang berpendidikan, menganggur, ataupun pada

kesejahteraan yang berada pada tingkat tertinggi juga beresiko

untuk mengalami depresi berat. Selain itu orang dewasa yang

mengalami masalah medis seperti penyakit jantung dan patah

tulang pinggul terdiagnosa depresi sebanyak 12%. Orang dip

anti jompo juga menderita depresi sebesar 15 sampai 25%.

(NIH & SAMHSA, 2003)

Untuk semua penyakit mental yang paling konsisten

sebagai factor resiko kesehatan mental adalah status sosial

ekonomi rendah dan jenis kelamin perempuan. (Institute of

Medicine, 1989; Lavigneetal, 1998;. Departemen Kesehatandan

Human Services Kantor Kesehatan Masyarakat dan Ilmu,1998).

Kemiskinan adalah ancaman yang paling tinggi terhadap

kesehatan jiwa individu, keluarga, dan masyarakat. Kemiskinan

juga mencakup tentang pengangguran, kurangnya pendidikan,

dan kondisi rumah yang buruk. (Raine, Brennan, Mednick, &

Mednick, 1996) dan disfungsi keluarga(Costello, Farmer,

Angold, Burns,&Erkanli, 1997;Lavigne et al., 1998).Sementara

untuk jenis kelamin perempuan dapat diakibatkan karena

pelecehan seksual, genetic, dan perbedaan biologis (NIMH,

1995). Selain itu wanita cenderung untuk mengalami gangguan

mental karena tanggung jawab terhadap peran yang

membebani, seperti tuntutan pekerjaan, keluarga, orang tua

tunggal, dll. (Lavigne et al., 1998).

NIMH sponsored baru-baru ini studi mendokumentasikan

hubungan mengejutkan antara penyakit mental ibu yang tidak

diobati dan presentasi kesehatan mental anak. Dalam studi ini

ditemukan 70% membawa anak mereka kekesehatan mental

Page 18: Family Nursing With Mental Illness

karena menderita depresi yang tidak diobati dan kecemasan.

Penyakit mental ibu dapat menggangu emosional pada masa

anak-anak.

2. Intervensi untuk Promosi

Promosi kesehatan mental dikatakn berhasil bila diterima

oleh masyarakat dan kelurga. Untuk itu perlu adanya kolaborasi

antar anggota masyarakat, penyedia layanan kesehatan mental

masyarakat dan konsumen. Salah satu contoh layanan

kesehatan berbasis masyarakat yang efektif adalah melalui

klinik berbasis sekolah untuk menjembatani pelayanan

kesehatan yang diperlukan. ( Armbruster , Gerstein , & Fallon ,

1997) selain itu keluarga juga dapat dijadikan sebagai fungsi

perlindungan.

Contoh:Perceraian

Perceraian dan tahanan sengketa adalah tekanan hidup

yang menempatkan banyak keluarga beresiko . disituasi konflik

orangtua intens , anak-anak berada diberisiko tinggi untuk

gangguan emosional dan perilaku seperti depresi , rendah diri ,

masalah sekolah , dan perilaku antisosial ( Emery , 1982;

Hetherington, Cox, & Cox , 1978; Hetherington , 1981;

Wallerstein & Kelley , 1980) . Disini perawat dapat membantu

keluarga dalam menegosiasikan tentang hak asuh. Pendekatan

ini didasarkan bahwa kepentingan anak tidak dapat dipisahkan

dari kesejahteraan orang tua mereka. Dalam konteks ini orang

tua didorong untuk dapat menegosiasikan kesepakatan bahwa

mereka dapat hidup dan melindungi akses anak terhadap

kedua orang tua. ( Armbruster ,Gerstein , & Fallon , 1997)

Pendekatan dapat membantu keluarga membuat

alternative keputusan. Sehingga disarankan untuk

Page 19: Family Nursing With Mental Illness

menggunakan pendekatan sebagai sarana untuk

mempromosikan kesehatan mental. Sebagai contoh adalah

masalah kekerasan dalam rumah tangga, dimana 5 keluarga di

amerika yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, 4

wanita melaporkan mereka mengalami kekerasan ataupun

pelecehan secara fisik oleh suami mereka.

Sebenarnya terdapat 4 bentuk pelecehan yaitu : fisik,

emosional, lalai, dan pelecehan seksual. Kekerasan fisik

ditimbulkan oleh seseorang yang tujuannya dalah untuk

menyebabkan kerusakn fisik. Pelecehan emosional merupakan

ketakutan, dan tuduhan palsu. Lalai atau mengabaikan adalah

disengajanya kegagalan dalam menyediakan kebutuhan dasar

(misalnya makan, tempat tinggal, kesehatan, keselamatan, dan

kesehatan). Pelecehan seksual adalah eksploitasi seksual

yang mengacu pada setiap bentuk interaksi seksual. Pelecehan

seksual yang sering terjadi dalam keluarga adalah terjadi

antara orang tua dan anak.

Penelitian menunjukan bahwa ada 3 faktor yang

menempatakan keluarga pada risiko pelecehan.

1. Karakteristik orang tua : penyalahgunaan orang tua, orang

tua yang berada pada kondisi stress, orang tua yang yang

penyendiri, dll.

2. Karakteristik anak : anak yang dalam kondisi sakit seperti

cacat dan anak yang rewel atau banyak menuntut.

3. Faktor keluarga : keluarga yang berada dalam

kemiskinan, keluarga yang terisolasi dari lingkungan

sekitar, dll. (Strong & DeVault ,1992)

Kekerasan dalam rumah tangga menyebabkan pengaruh

besar terhadap fisik dan psikologis yang membahayakan,

Page 20: Family Nursing With Mental Illness

namun hal ini sering tidak terdeteksi. Sehingga perawat dan

tenaga kesehtan professional harus mencari adanya tanda-

tanda kekerasan fisik dan emosional dengan melakukan

pemeriksaan fisik dan wawancara kepada pasien. Pencegahan

primer dapat dilakukan dnegan melibatkan individu dan

keluarga untuk mengatasi tekanan hidup. Contohnya perwat

dapat melakukan kelas dimasyarakat untuk mengajarkan

kepada orang tua tentang perkembangan yang normal.

Pencegahan sekunder dapat melibatkan identifikasi keluarga

yang beresiko untuk kekerasan untuk mencegah dan

menghentikankekerasan.

Perawat kesehatan mental dan profesional kesehatan

mental lainnya dapat memberikan pengobatan kepada korban ,

pelaku , dan keluarga . Tujuannya adalah untuk melindungi

korban , menghentikan kekerasan , dan mencegah lebih lanjut

kekerasan dengan mengubah proses keluarga. Tujuan dasar

untuk promosi kesehatan mental adalah untuk membantu

sehat, berfungsi untuk mempertahankan keluarga dan

meningkatkan kesehatan baik keluarga dan keluarga anggota.

Promosi kesehatan bagi keluarga ini mungkin berlangsung

dalam program pendidikan masyarakat atau melalui konseling .

Seorang perawat yang bekerja dengan keluarga bisa

menggunakan berbagai pendekatan untuk meningkatkan

family'communication yang dan hubungan .

D. KESEHATAN MENTAL KELUARGA PADA PENYAKIT AKUT

Contoh gejala akut dari keshatan mental seperti keinginan

bunuh diri yang berkaitan dengan depresi berat. Pengakuan dan

pengobatan bunuh diri adalah fenomena yang mejadi perhatian

untuk praktisi kesehatan mental di amerika.fenomena yang termasuk

Page 21: Family Nursing With Mental Illness

gejala akut tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam sebab,dan

memerlukan diagnosisi dini,pengobatan juga rujukan yang

tepat.gangguan kesehatan kejiwaan dan mental akut sering

memaksa keluarga untuk segera mencari perawatan dari dokter

keluarga atau umum,ataupun pergi ke bagian gawat darurat pusat

kesehatan mental.Dalam banyak kasus pemeriksaan awal dilakukan

oleh seorang perawat yang bukan spesialis kejiwaan,perawat

melakukan penilaian awal dan kemudian membuat rujukan yang

tepat.peran perawat dalam pengaturan perawatan medis adalah utuk

membatu klien dan keluarga untuk mulai memahami implikasi dari

masalah yang telah terjadi dan pilihan pengobatan keluarga.Setelah

fisiologisnya teratasi baru setelah itu klie dirujuk ke spesialis

kejiwaan.Menggunakan system perspektif biopsikososial perawat

akan menilai

1. Kondisi fisiologis pasien

2. Status mental pasien

3. Ketersediaan sumberdaya keluarga, dan dukunga untuk

menjaga keamanan pasien

4. Arti dari masalah bagi keluarga

5. Dan kebutuhan rawat inap di psikiatri

Dalam situasi akut perawat bekerjasama dengan keluarga dan

tenaga professional kesehatan mental lainnya dalam perencanaan

untuk perawatan pasien.pengobata awal dapat difokuskan dalam

membantu klien dan keluarga untuk membuka jalur komunikasi yang

baik.Setelah resolusi masalah,keluarga dapat dirujuk untuk terapi

keluarga guna membantu mereka mengembangkan strategi kopig

yang lebih efektif.

1. Pengobatan rawat inap

Pada perawatan pasien yang mengalami distress akut

mungkin melibatkan psikiatri di unit rawat inap.Secara

Page 22: Family Nursing With Mental Illness

tradisional ,rawat inap memperkuat individualistis pemantauan

perawatan,dimana salah satu ditinjau dari peran sakit dan yang

lain dari keluarga ditinjau sebagai perifer terhadap

penyakit.sedangkan perawatan yang berfokus pada keluarga

dapat lebih terintegrasi ke dalam program pengobatan rawat

inap melalui penggunaan strategi berikut yang diidentifikasi

oleh Bowers dan Mc Nally(1983) :

1. Rencanakan Pertemuan dengan keluarga untuk menilai

sebuah keluarga sebagai satu unit dan kebutuhan masing

masing anggotanya.Hal ini juga berpusat pada keluarga

dan menunjukkan bagaimana mereka terlibat dalam

pengobatan.

2. Struktur terapi keluarga diintensifkan ke program

perawatan.terapi keluarga dapatmembantu melihat maslah

yang semata mata bukan sebagai masalah pasien yang

dirawat dirumahsakit.

3. Membat aktivitas pertemuan keluarga yang dijadwalkan

secara rutin.dalam memanajemen rawat inap ,tim

pengobatan interdisiplin biasanya sering bertemu untuk

mengevaluasi kemajuan klien ke arah tujuan

pengobatan,tetapi biasanya tidak menyertakan keluarga.

4. Merencanakan juga tidak mengikutsertakan individu dalam

terapi sehingga anggota keluarga dapat bekerja bersama

sama di luar rumah sakit.

5. Gunakan praktek perawat kejiwaan untuk mengawasi

pengobatan keluarga.spesialis kejiwaan ini yang memiliki

pendidikan dan pengalaman dalam bekerja dengan

keluarga dan lingkungan sekitar yang bersangkutan.

Page 23: Family Nursing With Mental Illness

Pengobatan keluarga pada unit rawat inap

Tujuan terapi adalah untuk mengurangi reaktivitas

emosional antara anggota keluarga dan meningkatkan

tingkatdeferensiasi keluarga.dalam terapi ,anggota keluarga

didorong untuk mengambil posisi dan menjadi lebih bijaksana

menanggapi terhadap satu sama lain,bukan secara

emosional.perawat membantu pasien untuk mengidentifikasi

kekuatan dan mendorong untuk lebih berkembang.sedangkan

keluarga menghadiri pertemuan sesi keluarga dan pertemuan

lain untuk menunjang kesembuahan pasien.

Pertimbangan khusus :

Ketika seorang anak denga gejala kejiwaaan akut

memerlukan rawat inap,perlu diingat bagaimana staf rawat

inap mungkin memiliki tagggung jawab terhadap anak.karena

orang tua sendiri juga ragu tentang kemampuan mereka dalam

mengasuh anak.karena partisipasi keluarga sangat penting

untuk pengobatan yang berhasil ,staf harus menciptakan

lingkungan yang mendukung untuk anggota keluarga dan

harus bekerja dengan keluarga.

Goren (1992) menyajikan pedoman berikut untuk

melibatkan keluarga dalam rawat inap anak:

1. Kenali kompetensi keluarga ,staf harus menunjukkan

kekuatan orang tua dan menekankan pentingnya

menggunakan kekuatan ini dalam perawatan anak.

2. Ganti hubungan terapi dengan terapi

system.artinya ,daripada bergantung pada hubungan

terapeutik antar personal,diganti dengan system terapi

anak,keluarga,dan staff.

Page 24: Family Nursing With Mental Illness

3. Libatkan anak,keluarga,dan staf sebagai mitra dalam

pertemuan perencanaan perawatan dalam

mengembangkan perawatan.

4. Bekerja melalui keluarga ,mengingat bahwa keluarga

adalah pengasuh bagi anak,staf harus membantu keluarga

untuk campur tangan dengan anak.

5. Pertimbangkan dukungan alternative keluarga untuk

membangun kekuatan keluarga dan membawa dukungan

dari keluarga besar dan masyarakat.

6. Mendorong orangtua untuk mengambil bagian dalam

kegiatan seperti makan,kelas,dan persiapan tidur.

2. Pengobatan rawat jalan

Untuk beberapa masalah akut,pengobatan rawat jalan

mungkin sesuai jika tidak ada bahaya bagi anggota keluarga

atau orang lain.pengobatan sendiri didasarkan pada struktur

teori keluarga.tujuannya yaitu:

2.1. Menguatkan subsistem orangtua

a. Megakui adanya stressor sebagai orangtua tunggal

b. Mengajarkan pasien tentang harapan umur yang

sesuai untuk anak

c. Mengajarkan pasien cara baru untuk menjalankan

kekurangan

d. Memberikan tugas diluar dan didalam sesi terapi

yang menguatkan subsistem orangtua

e. Membantu pasien mengidentifikasi pesan yang

menguatkan dan harapan inkonsistensinya untuk

anak

f. Memfasilitasi mobilisasi dukungan

2.2. Menguatkan subsistem saudara kandung

a. Menekankan perbedaan individu untuk menandai

batasan batasan antara anak dan ibu

Page 25: Family Nursing With Mental Illness

b. Memperagakan atau member tugas untuk

mengajarkan saudara kandung menyelesaikan

masalah tanpa memanggil orangtua

c. Menurunkan kompetisi anak anak yang menjadi

perhatian orangtua dengan member kesempatan

orangtua untuk menyusun waktu special dengan

anaknya sendiri

d. Memodifikasi peran anak yang paling tua menjadi

pengasuh adik adiknya dengan cara menyupport

upaya dia untuk meningkatkan kendali di luar

keluarga dan mengakuui kontribusinya kedalam

keluarga

e. Mendorong aktifitas yang menyertakan saudara

kandung dengan memberikan tugas yang bisa

membuat saudara kandung bisa bekerjasama

2.3. Mendukung kebutuhan personal orangtua

a. Kaji kebutuhan orang tua untuk contak pribadi dan

social

b. Kaji pengaruh dari permasalahan orang tua dengan

rekan rekannya pada kemampuannya untuk

mengatasi anak anaknya

c. Diskusikan pekerjaan yang mungkin menguntungkan

dan selesaikan equivalensi umum

E. KESEHATAN MENTAL KELUARGA PADA PENYAKIT KRONIK

Penyakit mental kronis ditandai dengan diagnosis, durasi, dan

cacat/keterbatasan (Bachrach, 1991). Suatu penyakit mental yang

berlangsung selama 2 tahun atau lebih dianggap sebagai masalah

kronis. Keterbatasan atau kecacatan yang berlangsung lama seperti

yang bisa menghalangi kemampuan untuk kembali bekerja juga

termasuk ciri gangguan yang kronis. Penyedia perawatan kesehatan

sekarang juga menggunakan istilah "berat dan penyakit

Page 26: Family Nursing With Mental Illness

persisten/menetap "untuk menunjukkan penyakit mental yang kronis.

Misalnya, skizofrenia, ketergantungan bahan kimia, dan gangguan

makan dianggap sebagai masalah penyakit mental yang parah dan

persisten. Tingkat prevalensi untuk penyakit mental kronis di Amerika

Serikat dari 1,9 juta sampai 2,4 juta (CDC, 1999).

Sehingga,diperkirakan bahwa sekitar sepertiga dari populasi

tunawisma mempunyai masalah kronis mental (Burgess, 1997).

Berdasarkan kondisi tersebut perawat dan tenaga kesehatan lainnya

kemungkinan besar akan menjumpai kasus-kasus penyakit mental

dan masalah yang menyertainya di berbagai macam situasi dan

kondisi. Sebagai contoh, manajemen kesehatan dari klien dengan

diabetes mungkin akan sedikit rumit oleh penyakit skizofrenia yang

parah dan persisten. Karena menyangkut tentang label "Penyakit

mental kronis," ini akan sulit untuk menyamaratakan kebutuhan

pengobatan untuk populasi ini. Salah satu klien

mungkin kurang dukungan dari keluarga dan membutuhkan layanan

pendukung untuk perumahan, pengelolaan obat, dan rutinitas

sehari-hari. Klien lain dapat menerima keluarga dan dukungan

masyarakat, tapi keluarga mungkin memerlukan bantuan

dalam mengelola beban yang terkait dengan kepedulian anggota

keluarga yang sakit kronis. Layanan sampul mungkin diperlukan

untuk perawatan keluarga untuk anak dengan kebutuhan yang

kompleks (Handron, Dosser, McCammon, & Powell, 1998). Tujuan

dari layanan sampul adalah untuk membuat sebuah paket untuk

perawatan intensif individu di rumah, sekolah, dan di komunitas.

Yaitu meliputi kekuatan dasar, orientasi jalannya sebuah keluarga

yang berfokus pada kebutuhan unik dari masing-masing anak dan

keluarga. Selain meningkatkan hasil perilaku untuk anak-anak yang

terlibat dalam layanan sampul, program intensive telah ditemukan

untuk jadi cara efektif menjaga anak-anak dalam konteks keluarga

mereka sendiri, sekolah, dan komunitas masyarakat.

Page 27: Family Nursing With Mental Illness

1. Perspektif budaya pada keadaan kronisitas

Keyakinan budaya keluarga mempengaruhi persepsi

mereka dan pada manajemen klien penyakit mental kronis.

Memang , psikiater budaya ( Lefley , 1990;Lefley , 1998a ) telah

menyarankan bahwa konsep kronisitas dalam penyakit mental

merupakan sistem kepercayaan budaya dan harapan mengenai

dasar dari penyakit . Dalam budaya barat, seperti mainstream

budaya di Amerika Serikat , kronisitas mungkin dianggap

sebagai hasil dari kepercayaan pengobatan masyarakat yang

termasuk dalam penyakit mental serius merupakan sesuatu

yang inheren kronis/sudah pasti kronis. Selain itu , birokrasi

sistem pengobatan cenderung memperkuat ketergantungan

dan perilaku " peran penyakit" terkait dengan kronisitas. Hal ini

juga telah diperkirakan bahwa kejadian penyakit mental lebih

besar pada budaya yang menghasilkan tingkat stres yang tinggi

dan tingkat rendah dukungan sosial . Insiden kronisitas

mungkin lebih tinggi dalam budaya yang memberikan beberapa

kesempatan kerja untuk pasien dengan kondisi kronis dan

beberapa dukungan untuk perawat dari orang-orang dengan

penyakit mental kronis .

Dalam beberapa budaya non-Barat, penyakit mental

dianggap sebagai masalah eksternal pada pasien dan

dianggap disebabkan oleh kekuatan supranatural atau

semacamnya (Skultans, 1991). Dalam beberapa budaya seperti

Page 28: Family Nursing With Mental Illness

itu, pasien dan keluarga mungkin sedikit menyalahkan

penyakitnya. Selain itu, keluarga dan komunitas cenderung

menjadi lebih memberi dukungan, dan dukungan keluarga

dianggap sebagai komponen penting dari pengobatan. Hal

tersebut juga menarik bahwa dalam budaya non-Barat, di mana

penyakit mental diyakini hanya sebentar dan sementara,

kejadian kronisitas jadi lebih rendah (Lin & Kleinman, 1988).

Perbedaan dari penyakit mental kronis dalam budaya Barat dan

non-Barat cenderung untuk mendukung pandangan psikiater

budaya yang kronisitas dalam penyakit mental adalah artefak

budaya.

Dalam masyarakat barat multikultural ini, perbedaan

dalam nilai-nilai budaya ditentukan dari sistem keyakinan.

Perbedaan-perbedaan ini dapat mempengaruhi hubungan

keluarga dengan tenaga profesional, hukum, dan konsumen.

Sistem budaya sebuah keluarga dapat mempengaruhi persepsi

dari beban keluarga merawat anggota keluarga dengan

penyakit mental parah dan persisten (Hines-Martin, 1998;

Lefley, 1998b; Nahulu et al, 1996). Pengetahuan tentang

budaya yang diyakini oleh keluarga tentang penyakit mental

dan persepsi perawatan akan meningkatkan hubungan

keluarga-penyedia layanan dan mempengaruhi hasil

pengobatan (Solomon, 1998; Vandiver & Keopraseuth, 1998).

Sebagai contoh, dalam pekerjaan mereka dengan keluarga asli

Amerika, Johnson dan Johnson (1998) menemukan bahwa

pendekatan pada pendidikan keluarga memberikan kontribusi

besar terhadap akurasi diagnostik, pengobatan, dan

keberhasilan rehabilitasi. Ketika perawat menyampaikan rasa

hormat dan minat pada sebuah keyakinan budaya keluarga, hal

ini akan meningkatkan minat keluarga untuk bergabung dan

terlibat dalam program pengobatan.

Page 29: Family Nursing With Mental Illness

Penyakit mental kronis yang menunjukkan banyaknya

variasi budaya meliputi gangguan makan- anoreksia dan

bulimia. Kedua gangguan ini kebanyakan dijumpai pada kaum

perempuan dalam budaya barat ("Gangguan Makan," 1997).

2. Dukungan Keluarga : psychoeducational Model

Keterlibatan keluarga dalam perawatan klien dengan

penyakit mental kronis hasilnya akan lebih baik untuk klien .

Sebagai contoh, dukungan keluarga pasien telah ditunjukkan

untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan dan untuk

meningkatkan tingkat kepuasan keluarga. Namun, beban

merawat anggota keluarga dengan penyakit mental sering

dianggap berat dan berlebihan. Tanpa dukungan yang

memadai, perawat bisa saja dengan mudah melepaskan

tanggung jawabnya . Salah satu intervensi yang mungkin bias

mengatasi masalah ini adalah psikoedukasi. Program

psychoeducational menjadikan keluarga sebagai unit. Manfaat

mungkin bisa dirasakan oleh kedua belah pihak yakni anggota

keluarga dan perawatnya. Intervensi sesuai dengan kebutuhan

keluarga. Sebagai contoh, satu mode psychoeducational

disebut perilaku manajemen keluarga, melibatkan keluarga

dalam pelatihan komunikasi keluarga dan pemecahan masalah.

Pendekatan lain , disebut manajemen keluarga yang

mendukung , memberikan klien dan keluarga informasi rinci

tentang penyakit , Rencana pengobatan, dan jasa . Manajemen

keluarga yang mendukung juga dapat mencakup informasi

tentang ketersediaan layanan kesehatan masyarakat dan cara

keluarga menyelesaikan masalah. Kedua intervensi ini dapat

mencegah kekambuhan, penurunan gejala kejiwaan,

menguangi dosis obat , dan meningkatkan kualitas hidup

pasien dan keluarga mereka.

Page 30: Family Nursing With Mental Illness

3. Psychiatric Home Care

Layanan Psychiatric Home Care yang disediakan oleh

para perawat praktek sedang berkembang sekarang. Praktek

nkeperawatan jiwa ini dapat diganti oleh Medicare , Medicaid,

HMO , dan PPO untuk kunjungan rumah ketika pasien

terdiagnosis gangguan jiwa. Layanan kesehatan mental

diberikan di rumah secara intermiten untuk orang-orang yang

tinggal di rumah karena kondisi kejiwaan atau medis mereka

terganggu. Kunjungan rumah akan bermanfaat untuk pasien

dengan penyakit jiwa utama dipenuhi dari pasien yg rawat non

rawat inap, pasien dengan peningkatan level akuisi, dan pasien

usia lanjut yang mengalami krisis psikososial. Kelebihan dari

kunjungan rumah adalah bahwa praktek perawatan jiwa

lanjutan dapat mengobservasi pasien dan keluarga di

lingkungan rumah mereka, mengidentifikasi dinamika keluarga,

dan memberikan intervensi secepatnya untuk membantu

memecahkan masalah yang muncul tersebut. Perawat juga

berfungsi sebagai manajer kasus yang mengkoordinasikan

semua layanan fasilitas, berkomunikasi dengan pemberi

layanan, memberikan edukasi pada individu dan keluarga

tentang penyakit dan manajemen gejala, dan menyediakan

terapi untuk individu dan keluarga . Tujuan dari layanan

kunjungan rumah adalah untuk menstabilkan penyakit dan

memaksimalkan potensi pasien untuk tetap di rumah.

4. Kematian

Ketika keluarga dihadapkan dengan kehilangan seorang

anggota keluarga, konflik yang tak terselesaikan dan pola

hubungan mungkin menjadi lebih intensif. Hal ini bisa menjadi

kesempatan bagi keluarga untuk mengatasi masalah ini,

sehingga meningkatkan komunikasi, kepercayaan, dan

keharmonisan. Untuk membantu keluarga mencapai tujuan ini,

perawat dapat melakukan intervensi dengan :

Page 31: Family Nursing With Mental Illness

a. Menunjukkan cerita mengenai anggota keluarga yang

sudah meninggal sebelumnya dan masih ada banyak

keluarga lain untuk bisa memahami lebih baik arti dari

kehilangan keluarga.

b. Membimbing keluarga dalam menyelesaikan konflik dan

masalah antar anggota keluarga dan individu

c. Membantu keluarga untuk menyampaikan perasaannya

kepada orang yang meninggal dan untuk mengucapkan

selamat tinggal (membantu keluarga untuk merelakan

yang sudah pergi)

d. Memberi dukungan pada anggota keluarga melalui

prosesi berkabung, sambil tetap waspada terhadap

munculnya gejala-gejala kerumitan yang lebih dan

membutuhkan intervensi tambahan.

F. IMPLIKASI TEORI, PRAKTEK, PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN

KEBIJAKAN KESEHATAN

Hal ini menarik bahwa bagian pengetahuan tentang

perkembangan kesehatan mental keperawatan keluarga. Seperti

terlihat pada contoh-contoh kasus dalam bab ini, perawat dapat

menerapkan pengetahuan ini dalam banyak pengaturan di kejiwaan

dan rawat inap non jiwa yang berbeda, dalam pengaturan rawat jalan

kejiwaan dan non kejiwaan, dalam pengaturan masyarakat lainnya,

dan di rumah. Pengetahuan berkembang juga memiliki implikasi

yang jelas dan menarik bagi teori pembangunan, penelitian,

pendidikan, dan kebijakan kesehatan.

1. Penelitian dan Teori

Konsep keluarga berubah. Di masa lalu, beberapa

keluarga sistem teori muncul untuk menekankan hubungan

antara interaksi keluarga dan penyakit dalam aliran searah dari

keluarga sakit. Namun, dokter dan peneliti sekarang mengakui

Page 32: Family Nursing With Mental Illness

pengaruh timbal balik antara keluarga dan penyakit dalam

konteks sosial budaya: penyakit pada anggota keluarga dan

pengalaman keluarga yang dapat mempengaruhi jalannya

suatu penyakit. Tantangan bagi para profesional kesehatan

mental adalah untuk mengintegrasikan pandangan ini ke dalam

penelitian dan perawatan individu dan keluarga. Teori keluarga

perlu diperluas atau dimodifikasi untuk mempertimbangkan

pengaruh timbal balik. Hal ini tidak membantu untuk

menunjukkan jari dan menyalahkan individu atau keluarga

untuk penyakit. Hal ini lebih bermanfaat untuk melibatkan

individu dan keluarga di bagian pendampingan untuk

kepentingan keduanya. Hal ini juga berguna untuk menarik

sumber daya pasien dan keluarga dalam proses kolaboratif

penetapan tujuan dan pengobatan. Teori-teori yang lebih

membutuhkan berbasis sumber daya lebih lanjut

pengembangan dan pengujian. Tidak peduli apa perdebatan

tentang penyebab masalah, jelas bahwa kedua individu dan

keluarga menderita dengan mereka, dan keduanya layak

diperhatikan dan kita pedulikan.

Penelitian di dua dekade terakhir telah menghasilkan

terobosan besar dalam genetika, imunologi, dan hubungan

otak-perilaku, meningkatkan ilmuwan dan praktisi kesehatan

mental 'pemahaman faktor biologis yang berkaitan dengan

penyakit mental. Misalnya, perubahan struktural dan fungsional

tertentu di otak telah ditemukan untuk dihubungkan dengan

skizofrenia, dan penanda DNA untuk kecenderungan genetik

untuk gangguan afektif tertentu telah diidentifikasi (McBride,

1990; Laraia, 2001; NIMH, 2002). Meskipun kerentanan

keluarga dengan skizofrenia, gangguan bipolar, awal-awal

depresi, gangguan kecemasan, autisme, dan resiko defisit pola

hiperaktivitas telah diamati, hubungan genetik tertentu pada

gangguan kompleks ini belum diidentifikasi. Para ilmuwan

Page 33: Family Nursing With Mental Illness

sekarang percaya bahwa gangguan ini disebabkan bukan gen

yang rusak tunggal melainkan efek dari banyak gen yang

berinteraksi dengan faktor lingkungan (NIMH, 2002; Laraia,

2001).

Pengakuan tumbuh dari biopsikososial penyakit

mental,rawat inap lebih pendek, dan kebutuhan bagi keluarga

untuk mengambil tanggung jawab utama untuk perawatan

anggota mereka telah menyebabkan perawat dan profesional

kesehatan mental lainnya untuk masuk ke dalam hubungan

dengan keluarga sebagai " mitra dalam perawatan . "

Profesional sekarang mengakui manfaat mendasarkan

keluarga intervensi pada penghormatan untuk kebutuhan

anggota keluarga dan peran kolaboratif keluarga dalam

meningkatkan fungsi pasien . Ahli kesehatan mental sehingga

menggabungkan informasi tentang korelasi penyakit mental

dengan pertimbangan faktor-faktor psikologis , sosial, budaya ,

dan keluarga yang juga mempengaruhi perilaku manusia

( McBride , 1990) . Pendekatan ini terintegrasi ( McKeon , 1990)

telah mendorong perawat dan profesional kesehatan mental

lainnya untuk mengidentifikasi dan mempelajari strategi yang

paling efektif untuk promosi kesehatan mental dalam keluarga (

O'Brien , 1998) , cara yang paling efektif untuk berbagi

informasi tentang anggota keluarga skizofrenia dengan

keluarga ( Main , Gerace , & Camilleri , 1993 ) , dan yang paling

efektifcara untuk mendukung keluarga dalam merawat

penderita skizofreniaanggota keluarga di masyarakat ( Brooker

&Butterworth, 1991; Zastowny et al , 1992) .

Dalam konteks saat reformasi perawatan kesehatan,

peningkatan penekanan harus ditempatkan pada teori dan

penelitian dalam promosi kesehatan mental dalam keluarga,

pencegahan penyakit mental dalam keluarga, dan pengobatan

Page 34: Family Nursing With Mental Illness

penyakit mental akut dan kronis dalam keluarga. Penelitian

tentang keluarga perlu memberikan empiris dukungan

pendanaan untuk layanan berbasis keluarga. kebanyakan

kesehatan pelayanan perawatan di Amerika Serikat diatur tidak

sekitar keluarga melainkan sekitar masalah kesehatan dalam

individu. Selain itu, penggantian untuk perawatan kesehatan

didasarkan pada individu, sebagian pihak ketiga melihat

keluarga sebagai klien dan tidak menerima diagnosis tingkat

keluarga. Mereka menyediakan cakupan hanya untuk diagnosa

individu termasuk dalam Pedoman Diagnostik dan Statistik

Gangguan Mental (DSM-IV-TR) (American Psychiatric

Association,2000), sistem klasifikasi diagnostik untuk kejiwaan

penyakit.

2. Kebijakan Publik dan Praktek

Dalam sistem biaya perawatan kesehatan, rawat inap

tetap untuk ahli jiwa telah menurun secara drastis. Akibatnya,

ada ketergantungan yang meningkat pada keluarga dan

masyarakat untuk menganggap pengasuhan tanggung jawab

dan biaya untuk anggota dengan penyakit jiwa. Keluarga dan

masyarakat menghadapi berbagai kondisi yang " Memerlukan

pandangan kesehatan dan penyakit yang lebih terintregrasi,

pikiran dan tubuh, dan biomedis dan perilaku"(Cotroneo,

Kurlowicz, Outlaw, Burgess, & Evans, 2001, hal. 551). Keluarga

juga memikul banyak tanggung jawab dalam mencoba untuk

mengkoordinasikan perawatan seluruh pengaturan dan

penyedia dalam sistem pengiriman yang sangat kompleks.

Panggilan untuk sistem pengiriman ditingkatkan untuk

perawatan kesehatan mental meningkat (Cotroneo et al., 2001).

Dalam sistem perawatan kesehatan, pelayanan

seringkali diberikan kepada layanan pencegahan, dan dana

untuk jasa kesehatan mental jasa tertinggal untuk pendanaan

Page 35: Family Nursing With Mental Illness

kondisi lain. Namun, kebutuhan kesehatan mental sering

pertama kali diidentifikasi pada pengaturan perawatan primer.

Lima puluh persen dari pasien yang mencari pengobatan untuk

gangguan mental pergi ke perawatan primer penyedia untuk

perawatan mereka. Penyedia layanan kesehatan primer akan

mengelola 30 persen pasien dengan gangguan mental ( Peek &

Heinrich , 2000). Data menunjukkan bahwa gangguan jiwa

berkontribusi besar terhadap penyakit secara keseluruhan di

Amerika Serikat kini mendapat perhatian. Dampak utama dari

depresi dan kecemasan ( sering terlihat dalam perawatan

primer ) terhadap kualitas hidup , penggunaan pelayanan

kesehatan , dan hasil kesehatan telah baru-baru ini mengakui

( Cotroneo et al , 2001;Departemen Kesehatan dan Layanan

Kemanusiaan AS, 1999). Panggilan untuk model praktek

kolaboratif yang mengintegrasikan biomedis dan perilaku

meningkat. Dalam Artikel tengara pada tahun 2001 mengenai

arah kejiwaan perawatan kesehatan mental , Cotroneo

menekankan perlunya sistem yang lebih terpadu dalam

perawatan kesehatan mental dan profesional kesehatan lainnya

bekerja sama dan melibatkan pasien, keluarga , dan

masyarakat sebagai mitra dalam perawatan kesehatan .

Perawat kesehatan mental kejiwaan , yang memiliki sejarah

mempertimbangkan faktor biopsikososial dan riwayat hubungan

kolaboratif , dapat menawarkan kepemimpinan untuk Sistem

pengiriman ini ( Cotroneo et al . , 2001)

3. Pendidikan

Pendidikan keperawatan perlu memasukkan kuat sistem

keluarga fokus kesehatan mental dalam kurikulum, tidak hanya

dalam perawatan kesehatan mental, tetapi juga di setiap

daerah klinis, karena semua perawat menemukan keluarga

yang menghadapi masalah kesehatan mental. Mahasiswa perlu

Page 36: Family Nursing With Mental Illness

belajar bagaimana untuk menilai kesehatan mental individu dan

keluarga dan bagaimana melakukan intervensi terapi dengan

keluarga di rumah sakit, rumah, dan klinik. Mahasiswa

pascasarjana di kejiwaan dan mental keperawatan kesehatan

perlu pemahaman mendalam tentang teori keluarga dan

pengalaman klinis dengan pengaturan terapi keluarga yang

bervariasi. Praktek sebagai lanjutan perawat, mereka akan

dipanggil untuk melakukan penialaian komprehensif dan

melakukan intervensi dengan keluarga.

Akses ke perawatan kesehatan mental merupakan

masalah serius bagi orang dengan ras dan etnis warna bukan

dominan di Amerika Serikat. Pendidik dan dokter mendesak

pengembangan program pelatihan yang mempersiapkan

budaya terapis yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan

kesehatan mental penduduk yang beragam (Cotroneo et al.,

2001).

Sebagaimana dinyatakan dalam Keperawatan:

Pernyataan Kebijakan Sosial, " Keluarga adalah unit yang

diperlukan layanan "(ANA, 1980, p. 5). Tantangannya sekarang

adalah untuk perawat kesehatan mental untuk merangkul ide ini

dan mewujudkannya dalam pikiran, praktek, dan penelitian.

Page 37: Family Nursing With Mental Illness

BAB III

RINGKASAN

1. Perawat kesehatan mental yang berlatih fokus pada perawatan

keluarga dengankebutuhan kesehatan mental individu dalam

konteksdari keluarga dan kebutuhan keluarga sebagaisecara

keseluruhan.

2. Keluarga perawat kesehatan mental masuk ke dalam

hubungandengan keluarga sebagai " mitra dalam perawatan . "

3. kesehatan mental Psikiatri perawat secara umum danperawat

praktek maju telah menggunakan terapi teori keluarga

bervariasiuntuk memandu pemahaman mereka tentangdinamika

keluarga dan intervensi mereka dengankeluarga .

4. Menggunakan sistem keluarga biopsikososialperspektif , keluarga

perawat kesehatan mental melihatmasalah klinis dalam kerangka

yang lebih besar yang melibatkanbeberapa sistem .

5. Keluarga perawat kesehatan mental mempromosikan

mentalkesehatan individu dan keluarga dengan membantuindividu

dan keluarga untuk mengatasi tekanan hidupyang membuat keluarga

lebih rentan terhadapmasalah emosional dan fisik .

6. Ketika seorang anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit

untukpenyakit jiwa akut , keluarga jiwaperawat kesehatan berfokus

pada kebutuhan individudan keluarga dengan memberikan keluarga

yang berfokus rawat inappengobatan .

7. Ketika bekerja dengan anggota keluarga yang memilikipenyakit

mental kronis , kesehatan mental keluargaperawat mengakui bahwa

individu dankeluarga menderita , dan keduanya harus hormat,

pengertian ,dan dukungan .

8. model psychoeducational untuk mental kronispenyakit menawarkan

dukungan , pendidikan , gejalamanajemen , dan sumber daya

Page 38: Family Nursing With Mental Illness

masyarakat untuk individudengan penyakit mental yang berat dan

persistendan untuk keluarga mereka .

9. Perawat kesehatan mental adalah advokat untukkeluarga . Mereka

membantu keluarga untuk menavigasikesehatan mental yang

kompleks dan sering frustasisistem pengiriman ketika keluarga

sedang mencariperawatan kesehatan mental .

Page 39: Family Nursing With Mental Illness

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perawatan kesehatan Psikiatri dan mental adalah daerah

khusus praktek keperawatan yang didasarkan pada ilmu teori

perilaku manusia dan pada terapi pengendalian diri ( Asosiasi

Perawat Amerika [ ANA ] , 1994, Asosiasi Perawat Amerika [ ANA ] ,

Amerika Asosiasi Perawat Psikiatri [ APNA ] , & internasional Society

of Psychiatric Kesehatan Mental perawat , 2000). Praktek ini

diarahkan untuk pencegah dan upaya korektif untuk gangguan

mental dan gejala penyertanya. Keperawatan keluarga adalah

integral komponen dari kejiwaan dan mental perawatan kesehatan,

meskipun tidak semua perawat praktek di keperawatan keluarga.

Keperawatan kesehatan mental keluarga merupakan interaksi antara

keluarga dan kesehatan mental anggota keluarga. Ini berarti

kebutuhan perawatan kesehatan kejiwaan dan mental individu dalam

konteks keluarga, sementara juga mengatasi kebutuhan dari

keluarga secara keseluruhan.

B. TUJUAN

Tujuan keseluruhan adalah untuk menggambarkan bagaimana

praktek perawatan kesehatan mental keluarga di berbagai setting.

Dimulai dengan gambaran umum teoritis perspektif dalam

keperawatan kesehatan mental keluarga untuk memberikan

informasi tentang latar belakang penting dalam membentuk

kesehatan mental keluarga kontemporer keperawatan . Kemudian,

dalam bab keperawatan kesehatan mental keluarga dalam promosi

kesehatan, penyakit akut, penyakit kronis, dan perawatan akhir –

hidup.

Page 40: Family Nursing With Mental Illness

DAFTAR PUSTAKA

Hanson, Kaakinen, dan Duff. (2007). Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research. Third edition. FA Davis. E-Book.