Upload
robbi-hidayat
View
53
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Advanced Physics Experiment
Citation preview
P L
Advanced Physics Laboratory
AA
EFEK FARADAY
EKSPERIMEN FISIKA I
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta mampu:
1.1.1 Mengerti dan memahami tentang polarisasi cahaya, khususnya yang berkenaan dengan
efek Faraday.
1.1.2 Mempraktikkan dan mengamati gejala efek Faraday yang terjadi di dalam batang kaca
(flint glass).
1.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini, hendaknya peserta mampu:
1.2.1 Menentukan konstanta Verdet pada batang kaca (flint glass).
1.2.2 Mengamati perubahan intensitas cahaya yang terpolarisasi.
1.2.3 Mengetahui pengaruh medan magnet terhadap intensitas cahaya yang terpolarisasi.
1.2.4 Mengerti dan memahami hubungan antara sudut polarisasi dengan medan magnet dan
intensitas cahaya.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
2.1 Optical bench 1 meter
2.2 Transformer 12V.
2.3 Lampu pijar 12V.
2.4 Picture slider.
2.5 1 buah Monochromatic filter untuk masing-masing warna hijau, merah, dan kuning.
2.6 2 buah filter polarisator.
2.7 Variable extra low-voltage transformer.
2.8 1 pasang penyearah medan magnet
2.9 2 buah kumparan.
2.10 Digital-analog multimeter METRAHit
2.11 Lensa fokus +50mm.
2.12 Layar translucent.
2.13 12 buah connecting leads (kabel) 100 cm.
2.14 Teslameter + Tangential probe.
2.15 Batang kaca (flint glass).
III. TEORI DASAR
3.1 Polarisasi Cahaya, Lingkar Birefringence.
Cahaya dapat dikatakan sebagai polarisasi linier jika kumpulan dari medan listrik E(r,t) dan
vektor propagasi k̂ selalu dalam bidang yang sama (bidang polarisasi). Pada gambar a) Rambatan
gelombang keluar dari kertas ini sepanjang sumbu ž dan polarisasi terjadi pada bidang yz. Maka
gelombang dapat diekspresikan dalam :
E(z,t) = Eo sin(t-kz)ŷ (V/m) (1)
y y LCP
E RCP Sampel
x x
A B
E L
a). k keluar dr bidang b) c)
d) e)
Dimana k = 2 tetapan gelombang, dan dipilih sumbu y sebagai arah E. Jika bidang yang terdapat E
dan k berotasi, sementara konstan, seperti pada gambar b), maka ujung dari vektor E akan membuat
sebuah lingkaran, sehingga gelombang dikatakan sebagai polarisasi lingkaran:
E(z,t) = Éo sin (t – kz)x + Éo sin (ωt – kz + π/2)ŷ (V/m) (2)
E dinyatakan dalam komponen x dan y, dengan beda fasa π/2 radian. Tanda positif (+) pada fasa dalam
komponen y menggambarkan gelombang polarisasi lingkaran yang mengarah ke kanan (right circularly
polarized, RCP) sedangkan tanda negatif (-) menyatakan gelombang polarisasi lingkaran yang
mengarah ke kiri (left circularly polarized, LCP).
Kita dapat memahami bagaimana bidang polarisasi dari gelombang pada persamaan (2) dapat
berotasi saat dia lurus melewati sebuah sampel dengan panjang L seperti pada gambar c) jika sampel
merupakan lingkar birefringent, dan jika gelombang lurus memperlihatkan perbedaan index refraksi, nR
untuk gelombang RCP, dan nL untuk gelombang LCP. Dalam gelombang polarisasi yang linier ini,
amplitudo Eo merupakan superposisi linier dari gelombang LCP dan gelombang RCP, setiap amplitudo
Éo, seperti yang diperlihatkan pada gambar d) setelah kepala dari gelombang masuk ke sampel pada
z=0 (di titik A). Saat index refraksi yang berbeda untuk gel LCP dan RCP, maka kecepatan, panjang
gelombang dan tetapan gelombang kL dan kR juga berbeda. Untuk gelombang LCP, tetapan gelombang
kL , kL = 2π/λL= nLk, dimana k adalah tetapan gelombang kedua komponen diluar sampel. Sama juga
bagi gelombang RCP, kR = nRk. Pada titik B, dimana gelombang keluar dari sampel, E(t) untuk setiap
komponen lingkaran yang diberikan pada persamaan (3), menggunakan bentuk yang tepat dan nilai k
yang tepat. Jika kita mengasumsikan bahwa nR > nL, maka fasa dari komponen RCP pada z=L akan
tertinggal dari komponen LCP yang besarnya :
δ = (nRk)L - (nLk)L =(ωL/c) . (nR - nL) (rad) (3)
Seperti yang ditampakkan oleh gambar e), yang mana artinya komponen RCP dengan beda
sudut dengan komponen LCP. Resultan E, yang pada saat itu juga merupakan jumlah vektor dari dua
komponen tersebut, hal ini bukanlah merupakan panjang osilasi sepanjang sumbu y, namun merupakan
rotasi dengan sudut , maka rotasi Faraday diberikan pada persamaan :
(L/2c) . (nR-nL) (rad) (4)
Gejala optik pada medium berkaitan erat dengan sifat keaktifan optik dari medium itu sendiri.
Seperti yang telah diterangkan diatas mengenai pembiasan ganda atau yang biasa disebut dengan
nR ; nL
birefringence, sifat medium yang aktif ini dapat diekspresikan kedalam persamaan dengan satuan sudut
per panjang;
0
nn (5)
Dimana n- untuk LCP dan n+ untuk RCP.
Persamaan diatas dapat diturunkan dari persamaan (4). Persamaan ini menjelaskan kekuatan
putaran yang terjadi didalam medium itu sendiri sebagai bahan optik yang aktif. Arah dari putaran
akibat bidang polarisasi sama halnya dengan komponen yang terpolarisasi melingkar dengan kecepatan
fasa yang besar (indeks bias kecil). Jika n+ < n_ , nilai akan positif dan perputaran berada pada arah
yang sama dengan vektor medan magnet dari gelombang RCP.
a) b)
gambar 2. Polarisasi pada suatu medium
Pada gambar a) rotasi dari bidang polarisasi pada medium dengan sifat optik yang aktif, adalah
hasil dari perbedaan kecepatan dua polarisasi melingkar. Pada ilustrasi ini, gelombang RCP (n+) lebih
cepat dibandingkan dengan LCR (n-), dengan kata lain n+ < n-, maka dari itu nilai positif. Pada gambar
b), jika kasus a) direfleksikan setelah melewati medium, bidang polarisasi berputar dengan arah
sebaliknya dan gelombang tersebut mengikuti jejaknya kembali.
3.2 Efek Faraday
Fenomena dari efek Faraday pertama kali diamati oleh Michael Faraday pada tahun 1845.
Faraday menemukan bukti-bukti yang konkrit dalam hubungan antara optik, magnetisasi dan fisika
atom. Ia menemukan bahwa ketika balok gelas diberi medan magnet yang kuat, maka balok gelas
tersebut menjadi optik yang aktif.
Efek Faraday tersebut terjadi ketika rotasi dari sebuah polarisasi linier melewati medium transparan
yang tipis, dimana sumber haruslah berupa polarisasi bidang, yang melalui sebuah analyzer tanpa
sumber cahaya tersebut mengalami pengecilan. Perambatan dari sumber cahaya lurus paralel ke arah
medan magnet. Hal ini dilakukan agar dapat diamati rotasi dari polarisasi bidang. Jika medan magnet
tegak lurus dengan sumber cahaya, maka tidak akan terjadi rotasi. Pada medium transparant tersebut
akan terjadi interaksi antara sumber cahaya dan medan magnet. Apabila kita letakkan material non-
magnet seperti tembaga, timah dan perak dintara magnet, maka tidak akan terjadi efek pada gelombang
polarisasi.
Hasil rotasi pada polarisasi bidang dapat dilihat melalui persamaan :
VBl (rad) (5)
dimana adalah sudut rotasi, B medan magnet dalam Gauss, l adalah lebar dari medium transparant
dalam cm, dan V adalah Verdet constant untuk material yang digunakan.
Nilai konstanta Verdet ini bergantung pada besarnya panjang gelombang dan dispersi cahaya yang
digunakan, sesuai dengan persamaan :
d
dnV 0083,1 (rad/Gcm) (6)
atau
d
dn
mc
eV
22 (7)
Untuk bahan flint glass berlaku pula hubungan :
3
1410.8,1
d
dn (m2) (8)
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, rotasi yang terjadi pada bahan ditentukan oleh
medan magnet, untuk nilai V > 0, rotasi yang terjadi searah dengan arah putaran pada jari tangan kanan
dalam arah medan magnet.
IV. TUGAS PENDAHULUAN
4.1 Jelaskan mengenai efek Zeeman!
4.2 Apakah yang dimaksud dengan polarisasi Birefringence?
4.3 Bila medan magnet yang diberikan sebesar 0,5 T yang mengakibatkan perubahan sudut
polarisasi sebesar 90o dan panjang bahan adalah 2 cm, berapakah konstanta Verdet dari bahan
tersebut?
4.4 Tentukanlah Δω bila medan magnet yang diberikan sebesar 0,5 T pada cahaya monokromatik
dan tunjukkanlah bahwa nilai tersebut akan lebih kecil bila dibandingkan dengan cahaya
putih (cahaya tampak biasa)!
4.5 Jelaskan secara singkat, padat dan jelas mengenai teori dasar polarisasi cahaya khususnya
untuk efek Faraday!
4.6 Gambarkan sketsa dari polarisasi gelombang cahaya bila melewati medan magnet!
4.7 Tuliskan hubungan antara intensitas cahaya dengan perubahan sudut polarisasi saat diberi
medan magnet! Konversikan persamaan tersebut menjadi persamaan tegangan terhadap
sudut (dalam radian)!
4.8 Tentukan nilai konstanta Verdet, bila panjang gelombang yang digunakan pada batang kaca
berasal dari sinar laser He-Ne!
4.9 Berapakah panjang gelombang dari sinar yang digunakan bila diketahui nilai konstanta
Verdet sebesar 1,77×10-5 rad/Gcm?
V. LANGKAH PERCOBAAN
5.1 Set-up peralatan
5.1.1 Lengkapi salah satu filter polarisator dengan benang menyilang seperti pada gambar
X. Pastikan benang menyilang terpasana pada sudut yang benar dan ditempatkan
secara tepat di tengah polarisator. Selanjutnya polarisator yang telah diberikan benang
ini berfungsi sebagai analisator.
Gambar X. Polarisator yang ditambahkan dengan benang, berfungsi sebagai analisator.
5.1.2 Susun peralatan percobaan seperti pada gambar X.
Gambar X. Optical bench lengkap untuk percobaan efek Faraday.
5.2 Kalibrasi medan magnet
5.2.1 Untuk tahap awal, kalibrasi medan magnet seperti terlihat pada gambar X dengan
menggunakan teslameter dan tangential probe.
Gambar X. Kalibrasi medan magnet menggunakan teslameter.
5.2.2 Catat besarnya arus yang melewati kumparan dan besarnya medan magnet yang
terbaca pada teslameter.
5.2.3 Variasikan nilai dari arus dan catat perubahan medan magnetnya. Ingat-ingat batas
maksimum dari alat yang digunakan!
5.2.4 Pengambilan data pada kalibrasi medan dilakukan sebanyak 2 kali. Pertama, untuk
arus semakin besar, kemudian yang kedua untuk arus dari nilai besar ke nilai yang
kecil.
5.3 Sudut rotasi dari bidang polarisasi (ϕ) sebagai fungsi dari medan magnet (B)
5.3.1 Masukkan monochromatic filter salah satu warna ke picture slider. Pastikan untuk
mengetahui panjang gelombang dari warna tersebut (dapat dilihat dari referensi).
5.3.2 Sejajarkan batang kaca (flint glass square) antara penyearah medan magnet.
5.3.3 Set nilai medan magnet yang diinginkan dengan cara mengatur arus magnet (arus
pada kumparan).
5.3.4 Set analisator ke posisi 0o.
5.3.5 Temukan intensitas minimum dengan mengatur polarisator.
5.3.6 Balik polaritas dari medan magnet tanpa mengubah arus pada magnet. Caranya,
matikan medan magnet, balik polaritas dari arus kumparan, kemudian nyalakan
kembali medan magnet.
5.3.7 Temukan intensitas minimum dengan mengatur analisator.
5.3.8 Matikan medan magnet dan temukann intensitas maksimum dengan mengatur
polarisator.
5.3.9 Lepaskan filter warna dari jalur sinar untuk menguatkan kontras dari benang
menyilang yang terproyeksi di layar.
5.3.10 Baca posisi dari benang menyilang tersebut.
5.3.11 Lakukan langkah pengukuran ini untuk variasi medan magnet dengan
memvariasikan arus pada magnet.
5.3.12 Catatan: Ketika arah medan dibalik, yang terukur adalah sudut rotasi menjadi dua
kalinya (2ϕ), seperti ditunjukkan pada gambar X.
Gambar X. Pengukuran sudut rotasi double (2ϕ) dengan membalikkan polaritas medan
magnet. ϕ : sudut rotasi dari bidang polarisasi
(a1) : posisi analisator pada saat awal.
(a2) : bidang polarisasi dari cahaya setelah melewati batang kaca (flint glass square).
(p1) : posisi polarisator untuk pengaturan medan magnet pertama.
(a3) : posisi analisator setelah membalikkan polaritas medan magnet.
5.4 Konstanta Verdet sebagai fungsi dari panjang gelombang (λ)
5.4.1 Tempatkan salah satu filter warna dengan panjang gelombang yang diketahui pada
picture slider.
5.4.2 Atur posisi benang menyilang ke 0o.
5.4.3 Tempatkan filter polarisasi pada jalur sinar dan gunakan medan magnet yang
maksimum (arus magnet maksimum).
5.4.4 Ukur rotasi pada bidang polarisasi (2ϕ) seperti pada percobaan sebelumnya.
5.4.5 Lepaskan filter warna dari jalur sinar sebelum pembacaan posisi benang
menyilang.
5.4.6 Ulangi pengukuran untuk filter warna yang lain.
VI. TUGAS LAPORAN
6.1 Pengolahan Data
6.1.1 Buatlah kurva hubungan antara medan magnet dan arus (kalibrasi medan magnet)!
6.1.2 Tuliskan persamaan kurva di atas dan tentukan besarnya medan untuk tiap besaran
arus yang Anda gunakan pada percobaan efek Faraday ini!
6.1.3 Buatlah kurva hubungan antara sudut polarisasi dan medan magnet yang digunakan!
6.1.4 Buatlah kurva hubungan antara sudut polarisasi terhadap panjang gelombang setiap
filter warna yang digunakan!
6.1.5 Hitung konstanta Verdet untuk bahan yang digunakan pada percobaan ini (flint glass)!
6.2 Analisis
6.2.1 Jelaskan makna dari semua kurva yang diperoleh dari hasil percobaan!
6.2.2 Bandingkan dan analisa nilai konstanta Verdet yang diperoleh dari hasil percobaan
dengan perhitungan berdasarkan teori!
6.2.3 Jelaskan kembali mengenai efek Faraday!
VII. REFERENSI
Dietz, Preston W.Daryl,.1991. The Art of Experimental Physics. Canada : Jhon Wiley & Sons
Ltd.
Saleh, Teich.1991. Fundamentals of Photonics. New York : Jhon Wiley & Sons Ltd.
Smith.F.G, Thomson J.H. 1988. Optics, Second Edition. Chicester : Jhon Wiley & Sons Ltd.
LD Physics Leaflets P5.4.6.1 Faraday Effect: Determining Verdet’s constant for flint glass as
a function of the wavelength.
VIII. MATA KULIAH TERKAIT
1. FI2202 – Listrik Magnet