5
FARIZA ANDRIYAWAN I11110036 Apa yang dimaksud respon imun adaptive? Sistem imun adaptive adalah sistem imun yang mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik atau adaptive.Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan. Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, sistem imun adaptive dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun innate. Namun, pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara sistem imun innate dan adaptive antara komplemen – fagosit – antibodi dan antara makrofag – sel T. Sistem imun adaptive terdiri atas humoral dan selular : 1.1. Spesifik a. Humoral i. Sel B sel plasma Sekresi antibodi untuk reaksi terhadap rangsangan patogen dan juga untuk memori ii. IgG Terdapat banyak pada serum (75%), cairan serebrospinal, urin, dan dapat menembus plasenta sehingga dapat menjadi faktor kekebalan maternal untuk neonatus hingga dia berusia 9 bulan. Fungsinya untuk aktivasi komplemen, opsonisasi, dan inflamasi iii. IgA

FARIZA ANDRIYAWAN

  • Upload
    beby

  • View
    8

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

imun

Citation preview

Page 1: FARIZA ANDRIYAWAN

FARIZA ANDRIYAWAN

I11110036

Apa yang dimaksud respon imun adaptive?

Sistem imun adaptive adalah sistem imun yang mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik atau adaptive.Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan. Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, sistem imun adaptive dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun innate. Namun, pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara sistem imun innate dan adaptive antara komplemen – fagosit – antibodi dan antara makrofag – sel T.

Sistem imun adaptive terdiri atas humoral dan selular :

1.1. Spesifik

a. Humoral

i. Sel B sel plasma

Sekresi antibodi untuk reaksi terhadap rangsangan patogen dan juga untuk

memori

ii. IgG

Terdapat banyak pada serum (75%), cairan serebrospinal, urin, dan dapat

menembus plasenta sehingga dapat menjadi faktor kekebalan maternal untuk

neonatus hingga dia berusia 9 bulan. Fungsinya untuk aktivasi komplemen,

opsonisasi, dan inflamasi

iii. IgA

Terdapat banyak pada serum, sekret mukosa (sebagai sIgA) dan kolostrum.

Dari kolostrum ini IgA juga menjadi faktor kekebalan neonatus dari maternal.

Fungsinya untuk mencegah adherensi patogen ke sel, opsonisasi, dan berperan

pada imunitas cacing pita

iv. IgM

Sebagian besar menempel di permukaan sel B sebagai reseptor. Fungsinya

untuk pencegahan adherensi, opsonisasi, dan aglutinator

Page 2: FARIZA ANDRIYAWAN

v. IgD

Juga sebagian besar menempel di permukaan sel B sebagai reseptor,

sedangkan di serum kadarnya hanya 1% dari jumlah seluruh imunoglobulin

total

vi. IgE

Pada serum hanya 0,04% dari jumlah seluruh imunoglobulin total, juga di

selaput lendir, saluran nafas, dan saluran cerna. Berperan dalam reaksi alergi,

infeksi cacing, skistosomiasis, penyakit hidatid, dan imunitas melawan parasit.

b. Selular

i. Sel T virgin atau naif

Bakal sel T yang jika mendapat IL-12 akan menjadi Th1 (T helper 1) dan jika

mendapat IL-4 akan menjadi Th2 (T helper 2)

ii. Th1 dan Th2

Efektor pada sel imun spesifik. Th1 lebih ke aktivasi makrofag untuk

membunuh patogen, sedangkan Th2 lebih ke diferensiasi sel B menjadi sel

plasma untuk sekresi antibodi

iii. Ts atau Tr atau Th3

Sebagai “pengawas” untuk aktifitas sistem imun spesifik (terutama Th)

iv. Tdth

Sel T yang berperan pada hipersensitivitas tipe lambat (dth berarti delayed

type hypersensitivity)

v. Tc

Kerja seperti makrofag dan sel NK, yaitu membunuh sel yang terinfeksi agen

intraselular dan sel yang berpotensi menjadi kanker.

(Baratawidjaja,KG. 2012.Imunologi Dasar edisi 10. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.)

Page 3: FARIZA ANDRIYAWAN

Mengapa wajah dan badan wanita 25 tahun tersebut bentol kemerahan dan gatal ?

Hal ini dikarenakan adanya ikatan silang antara antigen dan IgE yang diikat sel mast

dan basofil melepas mediator vasoaktif. Hipersensitivitas tipe 1 merupakan suatu respons

jaringan yang terjadi secara cepat (secarakhusus hanya dalam bilangan menit) stelah terjadi

interaksi antaraalergen dengan antibodyIgE yang sebelumnya berikatan pada permukaan sel

mast dan basofil pada pejamu yangtersensitisasi. Bergantung pada jalan masuknya,

hipersensitivitas tipe 1 dapat terjadi sebagaireaksi local yang benar-benar mengganggu

(misalnya rhinitis alergi) atau sangat melemahkan(asma) atau dapat berpuncak pada suatu

gangguan sistemik yang fatal (anafilaksis).Urutan kejadian reaksi hipersensitivitas tipe 1

adalah sebagai berikut: 

a. Fase sensitasi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE samapi diikatnya

oleh reseptor spesifik (Fc-R) pada permukaan sel mast dan basofil

b. Fase aktivasi, yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang

spesifik dan sel mastmelepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi.

c. Fase efektor, yaitu waktu terjadi respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek

mediator-mediatoryang dilepas sel mast dengan aktivitas farmakologik Banyak reaksi

tipe 1 yang terlokalisasi mempunyai dua tahap yang dapat ditentukan secara jelas:

Banyak reaksi tipe I yang terlokalisasi mempunyai dua tahap yang dapat ditentukan

secara jelas; 1) Respon awal, diatandai dengan vasodilatasi, kebocoran vascular, dan spesme

ototpolos, yang biasanya muncul dalam rentang waktu 5 hingga 30 menit stelah terpajanoleh

allergen dan menghilang setelah 60 menit. 2) Reaksi fase lambat, yang muncul 2 hingga

8 jam kemudian dan berlangsung selamabeberapa hari. Reaksi fase lambat ini ditandai

dengan infiltrasi eosinofil serta selradang akut dan kronis lainnya yang lebih hebat pada

jaringan dan juga ditandaidengan penghancuran jaringan dalam bentuk kerusakan sel epitel

mukosa.

Pada akhirnya terjadi pelepasan histamin sehingga menimbulkan salah satu manifestasi

khas pada hipersensitivitas tipe 1 yaitu adanya urtikaria dan ekzem atopi (edema dengan

peningkatan permeabilitas vaskular ) yang menyebabkan gatal serta kemerahan pada wajah

dan badan. Karena gatal kemungkinan mendapat perlakuan alami dari pasien yaitu

menggaruk yang menyebabkan bentol-bentol.

Page 4: FARIZA ANDRIYAWAN

((Baratawidjaja,KG. 2012.Imunologi Dasar edisi 10. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.)

Apa akibat jika keluhan tersebut tidak ditangani ?

Karena tidak adanya gejala syok anafilaksis yang berakibat fatal bila tidak segera ditangani dan pada kasus yang tampak hanya gejala urtikaria dan dermatitis atopi, kemungkinan bila terlambat atau tidak segera ditangani tidak terlalu berakibat fatal akan tetapi bukan berarti tidak ditangani. Pada kasus mungkin bisa diberikan antihistamin pada pasien.

CATATAN : MAFISAH, UNTUK SEMENTARAN SAYE BELUM TAU NI BENAR ATAU NDAK KARENA BELUM NEMU SUMBER YANG PAS, KLAU ADA LAGI NTAR ABANG KIRIM LAGI UNTUK SEMENTARA INI LOK YE