farmasi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

FARMASI

KONSEP DASAR PENGHANTARAN OBATKetika obat dipergunakan, maka akan terjadi efek tertentu bagi diri pasien sendiri. Efek ini biasanya dihasilkan oleh interaksi obat dengan reseptor tertentu dari obat. obat yang dihantarkan ke tempat kerja pada kecepatan dan konsentrasi tertentu dimana efek samping minimal dan efek teraupetik maksimal adalah obat yang terutama dipilih dalam hal terapi terhadap pasien. Teknologi penghantaran obat semakin berkembang sejalan dengan perkembangan kemanjuran obat seperti waktu kerja obat, penargetan obat pada tempat yang sakit, pelepasan obat yang disebabkan karena respons biologis dan terapi gen. hal-hal penting yang berkaitan dengan hal-hal tersebut antara lain:1. Bioavailabilitas Adalah kecepatan dan jumlah bahan aktif yang diabsorpsi sampai pada tempat kerja sehingga memberikan respons teraupetik. Tipe-tipe dari epitel, barriers yang menghalangi absorpsi, route, mekanisme absorpsi, keadaan fisikokimia obat, factor formulasi, dan bentuk sediaan suspensi sangat mempengaruhi proses absorpsi obat.2. Penghantaran obat dan penargetan3. Pelepasan obat terkontrol System pelepasan obat terkontrol merupkana pelepasan obat dengan kecepatan konstan dengan konsentrasi obat dalam darah tidak bervariasi terhadap waktu. 3.1. Diffusion-controlled release mechanism Obat harus berdifusi melalui membrane polimer atau polimer atau matrik lipid untuk dapat dilepaskan.3.2. Dissolution-controlled release mechanism Pembawa yang mengontrol pelepasan obat dengan disolusi, pelepasan obatnya dikontrol oleh kecepatan disolusi dari polimer.3.3. Osmosis- controlled release mechanism Osmosis didefinisikan sebagai perpindahan air melalui membrane semipermeabel kedalam larutan. Perpindahan air ini menyebabkan perubahan tekanan dari larutan dan tekanan yang dihasilkan dikenal dengan tekanan osmosa/osmosis. Tekanan osmosa dapat digunakan untuk melepaskan obat dengan kecepatan konstan dari sistim, dimana pelepasan obat dapat diatur dalam orde nol, tidak tergantung dari lingkungan. Kecepatan pelepasan obat pada in vitro sama dengan in vivo. Untuk peroral, perubahan pH atau kekuatan ion dalam saluran cerna tidak mempengaruhi kecepatan pelepasan obat.3.4. Mechanical- controlled release mechanism Alat seperti penghantaran obat intervena yang biasa digunakan di rumah sakit. Dimana dokter dan pasien dapat mengontrol kecepatan infuse obat secara berselang dengan jumlah obat tertentu. Alat ini dapat melepaskan obat pada kecepatan tertentu selama jangka waktu tertentu dimana pasien merasa nyaman, tidak terlihat, dan mudah digunakan.3.5. Bio-responsif controlled release mechanism System ini mengatur pelepasan obat sebagai respon untuk mengubah keadaan sekitarnya.

BENTUK SEDIAAN OBAT/PEMBAWA1.1. Molekuler Obat dapat berikatan secara kovalen dengan pembawa yang larut dalam air . system ini digunakan untuk mencapai tempat kerja melalui parenteral. Pelepasan molekul obat pada tempat kerja dengan cara enzimatis atau hidrolisa1.2. Nano dan mikropartikel Nanopartikel merupakan koloid partikel padat, umumnya berukuran kurang dari 200 nm. Polimer sintetik dan alam banyak digunakan sebagai pembawa mikropartikulat.1.3. Macrodevices Banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti nutuk parenteral, ral, buccal, transdermal, nasal, pulmonary, vaginal, ophtalmic1.4. Bentuk sediaan obat ideal Betnuk sediaan obat dibentuk untuk kenyamanan pasien, reproducibility obat, mudah diakhiri, biokompatibilitas dan tidak ada reaksi tamabahan, luas efektif area kontak dan waktu kontak yang diperpanjang.1.5. Route perjalanan obat Klasifikasi route system penghantaran obat: Saluran cerna oral, rectal parenteral injeksi subcutan/I.M/I.V/I.A, implant transmukosa bukal, sublingual, mukosa saluran cerna lambung/usus transnasal pelepasan obat lewat paru-paru pelepasan obat melalui kulit obat topical, transdermal pelepasan obat transokular pelepasan obat transvaginal1.6. Hal-hal yang mempengaruhi masuknya obat kedalam sirkulasi sistemik Besarnya luas permukaan Aktivitas metabolic yang rendah Waktu kontak Suplai darah Aksesibilitas Variabilitas yang rendah Permeabilitas

PERKEMBANGAN PENGHANTARAN OBAT PARENTERALi. Keterbatasan obat parenteral konvensionalPemberian secara intra vena dapat mengurangi indeks terapi obat. Dampak dari pengurangan indeks terapi obat ini adalah hanya sebagian kecil obat yang akan mencapai jaringan target, cepat dibersihkan, dan tidak cukup untuk mencapai efek yang diinginkan. ii. System penghantaran dan pentargetan obat yang idealBeberapa kerugiannya antara lain invasive, harus diberikan oleh tenaga professional. Pengembangan penghantaran obat dan pentargetan membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya, sehingga produknya mahal.iii. Komponen untuk penghantaran dan pentargetan obativ. System pembawa partikulatHarus dipertimbangkan dari segi anatomi, fisiologis, dan patologinyav. Penargetan pasif dan aktifPenargetan pasif menggunakan pola distribusi pasif dari pembawa obat dalam tubuh dan tidak ada ligan pada pembawanya, sedangkan pada penargetan aktif menggunakan ligan yang ditempelkan pada pemabwa, untuk menghantarkan ke sel, jaringan, atau organ yang spesifik.vi. Pembawa partikulat liposom, polimerik misel, dan pembawa lipoprotein

BENTUK SEDIAAN OBAT IMPLANTImplant merupakan satu unit system penghantaran obat yang dibuat untuk menghantarkan obat dengan kecepatan tertentu, dengan periode waktu yang diperpanjang, seperti pada injeksi, ocular, maupun subkutan.Keuntungan dari implant adalah kenyamanan pasien, kepatuhan obat, baik untuk pelepasan obat terkontrol, baik untuk pelepasan obat berselang, memaksimalkan penghantaran obat, dan fleksibilitas. Sedangkan kerugiannya adalah sifatnya yang invasive, pemberhentian obat yang sulit terkadang, bahaya rusaknya alat, terbatasnya obat-obat poten, dan biokompatibel tuuh terhadap benda asing yang masuk dalam tubuh.

BENTUK SEDIAAN OBAT PERORALBentuk sediaan obat peroral merupakan bentuk sediaan obat untuk sistemik yang mudah digunakan, murah, dan banyak digunakan. Tapi tidak semua bahan obat dapat dibuat sediaan peroral seperti obat-obat peptide. Selama dua decade terakhir berkembang bentuk sediaan obat yang dapat mengatasi kekurangan tersebut. Motilitas saluran cerna merupakan fungsi penting dalam pencernaan dan proses absorpsi dalam usus. Factor formulasi mempengaruhi bioavailabilitas peroral obat-obat konvensional. Keuntungan dari penggunaan bentuk sediaan obat peroral adalah mudah dan nyaman untuk pasien, area absorpsi yang luas, banyak pembuluh darah, pada pelepasan obat yang diperpanjang dapat mengurangi frekuensi pemberian obat, dan pada pelepasan obat terkontrol dapat mengontrol kadar obat dalam jangka waktu tertentu, mengurangi frekuensi pemberian obat. Sedangkan kerugiannya adalah variabilitas; kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi dari bentuk sediaan obat konvensional dipengaruhi leh fluktuasi pH di lambung dan usus kecil, ada tidaknya makanan, pengosongan lambung, interaksi obat, jenis kelamin, ras, umur, dan keadaan penyakit. Kerugian berikutnya adalah adanya reaksi tambahan seperti iritasi lokal dan sensitisasi obat, serta pengaruh pH dimana beberapa obat dapat rusak dengan suasana asam lambung. Bentuk sediaan konvensional seperti tablet, kapsul, suspense, emulsi, dan solusio. Bentuk sediaan cair lebih mudah diabsorpsi dan lebih cocok untuk anak-anak yang sulit menelan tablet atau kapsul. Salah satu jenis tablet yakni tablet salut enteric dimana tablet ini disalut agar tahan terhadap cairan lambung, tetapi akan larut di dalam usus kecil.

PENGHANTARAN OBAT TRANSDERMALMerupakan pelepasan obat melalui kulit, dan bersifat sistemik. Stratum korneum merupakan penghalang utama pada system ini. Yang mempengaruhi pelepasan obat transdermal antara lain stratum korneum yang bersifat penghalang, variabilitas daerah permukaan kulit yang ditempel patch, kondisi kulit, umur, dan iritasi kulit. Keuntungan yang didapatkan dari penggunaan bentuk sediaan obat transdermal antara lain mencegah metabolism presistemik di hati dan saluran cerna, mengurangi variabilitas antar pasien, kadar obat dapat dikontrol pada sirkulasi sistemik untuk obat yang kerjanya diperpanjang, untuk kerja obat yang diperpanjang dapat mengurangi frekuensi pemberian obat, meningkatkan kemudahan pemakaian obat dan kenyamanan pasien, dan pelepasan obat dapat mudah diakhiri dengan cara melepaskan patch. Sedangkan kerugian yang didapat antara lain terbatas untuk obat-obat poten lebih kecil atau sama dengan 10 mg, mempunyai kelarutan yang baik dalam air dan minyak, dan kadang-kadang mengiritasi kulit.

PENGHANTARAN OBAT INTRA NASALBeberapa obat diberikan secara intra nasal untuk efek lokal seperti obat tetes hidung/spray rongga hidung juga dapat digunakan untuk pelepasan obat secara sistemik. Dimana ukuran partikel yang cocok dalam hal ini adalah 5-10 mikrometer.Factor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas nasal antara lain luas permukaan untuk absorpsi, aliran darah, waktu kontak, penyakit, aktivitas enzim, dan mucusKeuntungan dari penggunaan bentuk sediaan obat intra nasal antara lain are permukaan untuk absorpsi obat luas, banyak suplai darah, aktifitas metabolisma lebih rendah dari peroral, rongga hidung merupakan permukaan yang mudah diakses untuk penghantaran obat, pembawa obat untuk nasal lebih mudah digunakan dibanding melalui rectal atau vaginal, bentuk sediaan alternatif bila tidak dapat digunakan obat yang melewati saluran cerna.Kerugian dari penggunaan bentuk sediaan obat intra nasal antara lain mukosiliari klirens mengurangi waktu retensi obat dalam rongga hidung, difusi obat terhalang oleh mucus dan ikatan mucus-obat, mukosa nasal dan sekresinya dapat mendegradasi obat, obat dengan berat molekul tinggi sulit diabsorpsi, kurangnya reprodusibilitas pada penyakit yang berhubungan dengan rongga hidung, dan iritasi lokal dan sensitisasi obat harus diperhatikan.

PENGHANTARAN OBAT MELALUI PARU-PARUPenghantaran obat melalui paru-paru terutama digunakan untuk mengobati jalan nafas, untuk lokal seperti obat anti asthma. Paru-paru juga digunakan untuk menghantarkan obat kedalam sirkulasi sistemik, dan efeknya pada bagian tubuh tertentu. Obat aerosol digunakan dalam bentuk inhaler untuk pengobatan migraine. Anestesi dalam bentuk gas digunakan melalui paru-paru. Obat untuk efek lokal pada bagian tertentu paru-paru memiliki keuntungan antara lain dosis yang diperlukan untuk menghasilkan efek farmakologis dapat dikurangi dari dosis oral, konsentrasi rendah dalan sirkulasi sistemik mengurangi efek samping sistemik, onset of action yang cepat, dan menghindari reaksi saluran cerna dan metabolism hati. Sedangkan kerugian dari penghantaran obat untuk lokal adalah efek sampingnya hanya lokal saja dan pasien tidak dapat menggunakan alat dengan benar. Obat untuk efek sistemik yang akan rusak bila melalui saluran cerna memiliki beberapa keuntungan antara lain paru-paru mempunyai area permukaan yang luas untuk absorpsi obat, permeabilitas membrane paru-paru terhadap molekul obat lebih tinggi daripada usus kecil dan route mukosa lainnya, mempunyai vaskularitas tinggi yang mempercepat absorpsi dan onset of action, serta paru-paru lebih baik terhadap obat protein dan peptide daripada saluran cerna. Sedangkan kerugian paru-paru sebagai penghantar obat sistemik antara lain paru-paru tidak siap untuk penghantaran obat, alat untuk aerosol sulit untuk digunakan, banyak factor yang mempengaruhi reprodusibilitas penghantaran obat melalui paru-paru termasuk vartiable fisiologis dan farmaseutik, absorpsi obat dihalangi oleh lapisan mucus dna interaksi obat-mukus, dan mukosiliari klirens mengurangi waktu retensi obat dalam paru-paru.Untuk asthma misalnya berupa aerosol yaitu system koloid bahan padat/cair dalam gas. Ada 3 kategori aerosol untuk terapi inhalasi yakni nebulizer (alat yang mengubah larutan atau suspense micronized obat kedalam bentuk aerosol untuk inhalasi), pressurized metered-dose inhaler (bentuk sediaan obat dosis ganda yang dilengkapi dengan katup pengukur dosis yang berhubungan dengan propellant, dan dry powder inhaler (alat yang mengahantarkan obat dalam bentuk serbuk kering aerosol).

PENGHANTARAN OBAT MELALUI VAGINAPengobatan melalui vaginal terbatas untuk obat topical dalam pengobatan lokal dengan berbagai kondisi seperti anti infeksi termasuk antibakteri, anti jamur, antivirus, dan sebagainya. Bentuk sediaan obatnya berupa ovula atau krim yang dimasukkan dalam vagina. Krim estrogen nutuk vagina juga sering digunakan untuk memperbaiki keadaan akibat kekurangan estrogen pada wanita yang sudah menopause. Selain itu juga bentuk sediaan obat berupa foams, gels, krim yang mengandung spermicide. Bentuk sediaan obat yang konvensional seperti ovula, krim, aerosol foams, gels, tablert, vaginal ring biasanya digunakan dengan menggunakan aplikator. Bentuk sediaan ini sering digunakan karena tidak ada reaksi tambahan, mudah diaplikasikan, terkonsentrasi dalam satu tempat, obat tertahan dalam vagina, tidak berbau, tidak meninggalkan bercak dikulit atau dibaju, kompatibel dengan obat atau kontrasepsi lain, dan tidak mengganggu aktivitas seks.Keuntungan dari penghantaraan obat melalui vagina yakni area permukaan yang relative luas, mempunyai banyak suplai darah, aktifitas metabolism terhadap obat-obat peptide dan protein lebih rendah daripada saluran cerna, mempunyai permeabilitias tinggi terhadap beberapa obat, relative mudah digunakan, dapat mengurangi frekuensi pemberian obat, alternative jika peroral tidak bisa, dapat digunakan untuk pelepasan obat terkontrol. Kerugian dari penghantaran obat melalui vagina antara lain terbatas untuk obat-obat yang potent, jumlah cairan vagina terbatas, fluktuasi ketebalan dindingh vagina dan pH, otot disekitar vagina tidak cukup kuat seperti rectum, dan kendala dari siklus mestruasi, kehamilan, dan lain-lain.

PENGHANTARAN OBAT MELALUI MATAObat-obat seperti peptide, protein, danm asam nukleat tidak dapat diberikan secara peroral, tapi harus diberikan intravena. Alternative lain yaitu transdermal dan intranasal. Tidak seperti route lain, ophthalmic drug delivery hanya digunakan untuk pengobatan lokal pada mata dan tidak dapat digunakan untuk sistemik. Ada 3 tipe rute utama untuk pengobatan mata, yakni topical, sistemik, dan intraocular. Topical digunakan untuk pengobatan mata, degan memberikan obat langsung pada kantung konjungtiva untuk efek lokal dimana susah dicapai dengan sistemik dan mencegah metabolism obat. Pada penghantaran obat intraocular lebih susah dicapai, biasanya dengan menggunakan suntikan dan implant. Beberapa obat dapat masuk kedalam jaringan ookular melalui sistemik yang merupakan pilihan utama untuk penyakit mata di bagian posterior seperti saraf mata, retina, uveal tract. Kerugian dari sistemik adalah seluruh bagian tubuh terkena aksi dari obat dimana hanya bagian kecil saja yang perlu diobati.

PENGHANTARAN OBAR PADA SUSUNAN SARAF PUSATObat-obat yang sering digunakan pada susunan saraf pusat termasuk obat gangguan jiwa, epilepsy, parkinsons disease, nyeri, dan tumor otak. Idelanya obat0obat untuk pengobatan penyakit sususan saraf pusat langsung diberikan pada site on action. Umumnya obat tidak dapat masuk kedalam otak melalui sirkulasi darah. Masuknya molekul obat ke otak diatur oleh blood brain barrier otak dan pembuluh darah.1