fb abduh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

abduh

Citation preview

sy memahami jika wacana ini tidak sedikit yang merasa gelisah, krn hal2 ini bisa menghambat kepentingan2 pribadi bahkan ungkapan bid'ah pun perlu terlontar untuk mencounter wacana diatas, pertimbangan yang sy paparkan tidak hanya berdasarkan realitas tp juga dilengkapi argumentasi berdasarkan metodologi syar'i (bukan metodologi objektifitas barat tp manhaj al-inshaf al-islami), bbrp diantaranya :pertama : untuk mengcounter anggapan bahwa wacana diatas adalah bid'ah; (1) jika mengikuti pandangan ulama yang membagi bid'ah kepada bid'ah baik dan buruk, mk sy menjawab, benar hal diatas ini masuk dlm kategori bid'ah yang baik. Ataupun jika kita ingin mengikuti pandangan ulama yang men-generilasasi bid'ah hanya kepada yang buruk jika berkaitan agama, sy jawab, hal ini tidak masuk dalam kategori bid'ah buruk tapi hal ini berdasar pada dalil2 mu'tabar disertai metodologi syar'i. alasan2nya akan dijelaskan pada argumentasi2 dibawah.kedua : ungkapan populer 'al-Islam Shalih li kulli zaman wa makan' atau 'inna al-Syariata Shalihatun likulli zaman wa makan' dijadikan oleh para intelektual muslim sebagai landasan awal dalam menyelesaikan problematika2 umat. Klopun anggapan bahwa wacana diatas bid'ah (tdk perlu pake kata 'baru', hehehe), maka hal tersebut jauh dari anggapan bid'ah. Saya tidak usah jauh2 mengambil contoh, betapa banyak masalah2 kontemporer saat ini (qadhaya mu'ashirah) yang oleh ulama/intelektual muslim mengkaji hukumnya dengan menggunakan metodologi2 syar'i; dari masalah genetik (penentuan nasab anak, penentuan jenis kelamin anak, kloning manusia, sewa rahim), bank susu, praktek-praktek ekonomi kontemporer dan perbankan, dll. Dengan menghargai perbedaan pendapat, kurang tepat (jika tidak ingin menggunakan kata salah/keliru) ulama yang membagi bid'ah dalam dua kategori; bid'ah agama dan bukan agama dan menganggap bid'ah agama sebagai kesesatan.waduh kok jd bahas bid'ah sih hehehe, berhubung sy ada perlu, nnti sy lanjutin dan insya Allah ustad abduh bisa memahami dan tidak beranggapan hal diatas sebagai bid'ah.