39
FUNGSI TEMULAWAK YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Morsistum Disusun oleh : YOSSI FEBRIANI NIM 31110052 Farmasi 1A PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2011

Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

FUNGSI TEMULAWAK YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Morsistum

Disusun oleh :

YOSSI FEBRIANI

NIM 31110052 Farmasi 1A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA 2011

Page 2: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

ABSTRAK

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) adalah tanaman

obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan

(Zingiberaceae). Tanaman ini berasal dari Indonesia, khususnya

Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan

wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar budidaya

temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina

tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China,

Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan

beberapa negara Eropa.

Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut

koneng gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Tanaman

ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai

ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di

hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik pada tanah yang gembur Tanaman terna berbatang

semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m,

merupakan metamorfosis dari daun tanaman. berwarna hijau atau

coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan

bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan

berwarna cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau

gelap.

Tiap batang mempunyai daun 2 – 9 helai dengan bentuk

bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau

coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 – 84cm

dan lebar 10 – 18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 –

80cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan

tangkai daun agak panjang,. sedangkan bunganya berwarna

kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol yakni perbungaan

lateral,. tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang

Page 3: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

tangkai 9 – 23cm dan lebar 4 – 6cm, berdaun pelindung banyak

yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga.

Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8-13mm,

mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan

4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna

putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah,

panjang 1.25 – 2cm dan lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya

berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang

menyengat dan rasanya pahit.

Kata Kunci : Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.),

Mamfaat Temulawak, Kegunaan.

Page 4: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada waktunya.

Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Morsistum STIKEs Bhakti

Tunas Husada.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan

keritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang

akan datang. Penyusun juga menyadari bahwa dalam menyusun

laporan ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari

berbagai pihak, baik bantuan berupa moril maupun materil. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah

SWT. Penulis juga berharap semoga karya tulis ini bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi yang berkepentingan pada

umumnya.

Tasikmalaya, Juni 2011

Penyusun

Page 5: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ............................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................... 1

B. Tujuan ................................................................... 2

C. Manfaat ................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman ................................................ 3

B. Sentra Penanaman ................................................. 4

C. Aspek Budidaya ..................................................... 4

D. Pertumbuhan ......................................................... 6

E. Hama dan Penyakit ................................................ 7

F. Kandungan dan Manfaat ........................................ 8

G. Khasiat Temulawak ................................................ 9

H. Kadungan Kimia .................................................... 22

I. Efek Biologis ........................................................... 22

J. Perkembangan Penelitian ....................................... 30

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................ 32

B. Saran ..................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari

empat puluh ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, tiga puluh

ribu diantaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 26% telah

dibudidayakan dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di

hutan-hutan. Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940

jenis digunakan sebagai obat tradisional (Syukur, 2001).

Banyak sekali tumbuhan berkhasiat obat di sekitar

masyarakat. Ada yang berupa bumbu dapur, tanaman hias,

tanaman sayuran dan tanaman buah. Selain itu ada pula yang

berupa tanaman liar tumbuh di sembarang tempat tanpa ada

yang memperhatikan (Muhlisah, 2003).

Nenek moyang terdahulu sudah memanfaatkan tanaman

untuk mengobati berbagai penyakit. Namun ketika obat kimia

ditemukan, bahan obat alami tersebut mulai tersisih. Padahal

bahan alami mengandung berbagai kelebihan : mudah

diperoleh, harga murah karena bisa ditanam sendiri dan relatif

tanpa efek samping. Hal ini disebabkan efek dari obat bersifat

alamiah, tidak sekeras dari obat-obatan kimia. Selain itu tubuh

manusia relatif lebih mudah menerima obat dari bahan

tumbuh-tumbuhan dibanding dengan obat-obatan kimia

(Muhlisah, 2003).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu temulawak

2. Untuk mengetahui kandungan obat dalam temulawak

3. Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat temulawak

Page 7: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

2

C. Manfaat

Mengetahui fungsi temulawak yang dapat digunakan

sebagai obat tradisional, dan temulwak juga dapat mengobati

berbagai macam penyakit dan aman dikonsumsi (tidak ada efek

sampingnya karna temulawak jenis obat tradisional)

Page 8: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman

Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga

lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat

gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan

bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai

daun 2 – 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai

bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang

sampai gelap, panjang daun 31 – 84cm dan lebar 10 – 18cm,

panjang tangkai daun termasuk helaian 43 – 80cm.

Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk

garis, panjang tangkai 9 – 23cm dan lebar 4 – 6cm, berdaun

pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding

dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih

berbulu, panjang 8 – 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung

dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk

bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang

berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25 – 2cm dan

lebar 1cm.

Klasifikasi :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Keluarga : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB.

Page 9: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

4

Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di

hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak

di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah

gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang

menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan

herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan

tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada

setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun

yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang

berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua.

Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan

obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah

berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-

kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga

dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter

di atas permukaan laut.

B. Sentra Penanaman

Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala

kecil tanpa memanfaatkan teknik budidaya yang standard,

karena itu sulit menentukan dimana sentra penanaman

temulawak di Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan

terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat ditemukan

temulawak terutama di lahan yang teduh.

C. Aspek Budidaya

Bibit diperoleh dari perbanyakan secara vegetatif yaitu

anakan yang tumbuh dari rimpang tua yang berumur 9 bulan

atau lebih, kemudian bibit tersebut ditunaskan terlebih dahulu

Page 10: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

5

di tempat yang lembab dan gelap selama 2-3 minggu sebelum

ditanam. Cara lain untuk mendapatkan bibit adalah dengan

memotong rimpang tua yang baru dipanen dan sudah memiliki

tunas (setiap potongan terdiri dari 2-3 mata tunas), kemudian

dikeringkan dengan cara dijemur selama 4-6 hari. Temulawak

sebaiknya ditanam pada awal musim hujan agar rimpang yang

dihasilkan besar, sebaiknya tanaman juga diberi naungan.

Lahan penanaman diolah dengan cangkul sedalam 25-30

sentimeter, kemudian dibuat bedengan berukuran 3-4 meter

dengan panjang sesuai dengan ukuran lahan, untuk

mempermudah drainase agar rimpang tidak tergenang dan

membusuk. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20

sentimeter x 20 sentimeter x 20 sentimeter dengan jarak tanam

100 sentimeter x 75 sentimeter, pada setiap lubang tanam

dimasukkan 2-3 kilogram pupuk kandang. Penanaman bibit

dapat pula dilakukan pada alur tanam/ rorak sepanjang

bedengan, kemudian pupuk kandang ditaburkan di sepanjang

alur tanam, kemudian masukkan rimpang bibit sedalam 7.5-10

sentimeter dengan mata tunas menghadap ke atas.

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan

gulma sebanyak 2-5 kali, tergantung dari pertumbuhan gulma,

sedangkan pembumbunan tanah dilakukan bila terdapat

banyak rimpang yang tumbuh menyembul dari tanah. Waktu

panen yang paling baik untuk temu lawak yaitu pada umur 11-

12 bulan karena hasilnya lebih banyak dan kualitas lebih baik

daripada temu lawak yang dipanen pada umur 7-8 bulan.

Pemanenan dilakukan dengan cara menggali atau membongkar

tanah disekitar rimpang dengan menggunakan garpu atau

cangkul.

Page 11: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

6

D. Pertumbuhan

1. Iklim

a. Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-

lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar

matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh

subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun

demikian temulawak juga dapat dengan mudah

ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan.

Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang

tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.

b. Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini

antara 19-30 oC

c. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara

1.000-4.000 mm/tahun.

2. Media tanam

Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik

pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir,

agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat.

Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal

diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik.

Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik

diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan

menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang

mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar

tanah tidak mudah tergenang air.

3. Ketinggian

Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-

1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750

m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh

pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl.

Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan

Page 12: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

7

rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri.

Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.

E. Hama dan Penyakit

1. Hama

Hama temulawak adalah:

Ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp),

Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn) dan

Lalat rimpang (Mimegrala coerulenfrons Macquart)

Cara pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida

Kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP dengan konsentrasi

0.1-0.2 %.

2. Penyakit

a. Jamur Fusarium disebabkan oleh fungus oxysporum

Schlecht dan Phytium sp serta bakteri Pseudomonas sp

yang berpotensi untuk menyerang perakaran dan

rimpang temulawak baik di kebun atau setelah panen.

Gejala Fusarium dapat menyebabkan busuk akar

rimpang dengan gejala daum menguning, layu, pucuk

mengering dan tanaman mati. Akar rimpang menjadi

keriput dan berwarna kehitam-hitaman dan bagian

tengahnya membusuk. Jamur Phytium menyebabkan

daun menguning, pangkal batang dan rimpang busuk,

berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan

tanaman menjadi busuk. Cara pengendalian dengan

melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak

menanam tanaman yang berasal dari keluarga

Zingiberaceae. Fungisida yang dapat dipakaikan adalah

Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan

konsentrasi 0.1 - 0.2 %.

Page 13: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

8

b. Penyakit layu disebabkan oleh Pseudomonas sp, gejala

berupa kelayuan daun bagian bawah yang diawali

menguningnya daun, pangkal batang basah dan rimpang

yang dipotong mengeluarkan lendir seperti getah. Cara

pengendaliannya dengan pergiliran tanaman dan

penyemprotan Agrimycin 15/1.5 WP atau grept 20 WP

dengan konsentrasi 0.1 -0.2%.

3. Gulma

Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah

gulma kebun antara lain adalah rumput teki, alang-alang,

ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.

4. Pengendalian hama/penyakit secara organik

Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan

bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-

bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara

terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari

serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan

PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya

adalah sbb:

Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu

memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan

penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak

awal pertanaman

Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh

alami

F. Kandungan dan Manfaat

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein,

karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer,

glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat

sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti

Page 14: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

9

keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi

yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan

kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative

(pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan

nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu

makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.

Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak

juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan

mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan

untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan

pencernaan. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung

senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena

tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang

mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang

mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti.

G. Khasiat Temulawak

Dengan adanya krisis moneter, masyarakat terdorong

kembali menggunakan obat-obat tradisional yang boleh

dikatakan bebas dari komponen impor. Salah satunya adalah

rimpang temulawak yang telah dikenal oleh nenek moyang kita

sejak jaman dahulu. Selama ini, telah banyak penelitian-

penelitian yang dilakukan baik oleh ilmuwan Indonesia

maupun ilmuawan asing untuk membuktikan khasiat

temulawak, tetapi karena belum adanya sistem

pendokumentasiaan yang terpadu, maka belum semua hasil-

hasil penelitian tersebut dapat diakses oleh masyarakat umum.

Berikut ini kami sajikan rangkuman publikasi tentang khasiat

temulawak dari tahun 1980-1997 yang bersumber dari karya

ilmiah asing dan karya ilmiah Indonesia koleksi PDII-LIPI.

Tentunya masih ada karya ilmiah Indonesia yang belum

Page 15: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

10

tercakup dalam tulisan ini, termasuk penelitian skripsi dari

perguruan tinggi yang memang tidak tersedia dalam koleksi

PDII-LIPI. Namun demikian, kami berharap tinjauan literatur

ini dapat membantu ilmuwan dalam mengikuti perkembangan

Iptek mutakhir.

Untuk mengetahui khasiat temulawak, telah dilakukan

beberapa cara pengujian, baik secara in vitro, pengujian

terhadap binatang dan uji klinis terhadap manusia. Dari hasil-

hasil penelitian yang telah dilakukan, yang paling banyak

adalah uji terhadap binatang percobaan, sedangkan uji

terhadap manusia masih tergolong jarang.

Temulawak Bakal Jadi Ikon Obat Herbal Unggulan

Indonesia

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

menginginkan temulawak (Curcuma zanthorrhiza Roxb),

tanaman herbal tradisional Indonesia, menjadi ikon obat herbal

di dunia. Khasiatnya yang beragam di bidang kesehatan pun

sudah teruji untuk mematikan sel kanker, imunitas tubuh,

obat demam, gangguan percernaan dan antiseptik.

Dalam rangka mendukung temulawak menjadi ikon

tanaman obat alami Indonesia, BPPT tengah melakukan kajian

untuk membuktikan bahwa tanaman tersebut berasal dari

alam Indonesia.

Kepala Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Bambang

Marwoto mengatakan kajian itu diperlukan untuk melindungi

tanaman temulawak sebagai plasma nutfah asli Indonesia agar

tidak dieksploitasi oleh negara lain. “Banyak negara yang telah

mengklaim temulawak adalah asli dari negara mereka. Namun

semuanya belum terbukti secara ilmiah,” katanya di sela acara

Page 16: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

11

Peran BPPT dalam Upaya Pengembangan dan Peningkatan

Daya Saing Industri Obat Herbal di Jakarta, Rabu (6/4).

Dijelaskan, pada kajian fenotif dan genotatif Indonesia

memiliki keragaman tanaman temulawak yang tinggi.

Keragaman genetika temulawak ditunjukkan dari kandungan di

dalam rimpangnya dan genetikanya dengan pendekatan teknik

biologi molekuler DNA dan teknik PCR.

Analisis sidik jari DNA juga dilakukan ketika tanaman

sulit diidentifikasi secara konvensional sehingga nantinya dapat

dipastikan temulawak menjadi tanaman unggulan lokal di

Indonesia.

Tekan Impor Obat

Perekayasa Madya Seksi Bioteknologi Pertanian BPPT

Teuku Tajuddin berharap dengan dipastikannya temuwalak

menjadi unggulan lokal ketergantungan impor bahan baku obat

bisa diminimalisir.

Saat ini tambahnya, temuwalak terdistribusi luas di

berbagai negara seperti Tiongkok, India, Malaysia, Srilangka,

Thailand dan Vietnam. Hasil sementara sidik jari DNA

menunjukkan Indonesia memiliki dua grup besar genetik

temulawak.

Temulawak asal Ambon tergolong khas dan tidak

memiliki kemiripan seperti temulawak asal Bali, Jawa ataupun

Pulau Buru Sulawesi. Menurutnya dalam cacatan sejarah

Ambon adalah tempat pertama kali temulawak ditemukan.

Temulawak yang juga dikenal dengan sebutan Jawa

tumeric ini diharapkan bisa dijadikan ikon internasional ketika

berhasil dibanding dengan temulawak dari India atau Malaysia.

“Sayangnya negara-negara lain enggan memberi sampelnya.

Page 17: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

12

Diharapkan ada bantuan untuk mempermudah prosesnya,

sehingga penelitian ini selesai di tahun 2012,” ungkapnya.

Senada dengan itu Direktur Pusat Teknologi Farmasi

Medika BPPT Rifatul Widjhati juga memastikan bahwa 80

persen produksi jamu mengandung temulawak karena

manfaatnya sebagai pelindung hati dari hepatitis dan

meningkatkan sistem imun. “Untuk itu BPPT menyiapkan

ekstrak standar, sehingga dapat diketahui komponen senyawa

aktif. Dengan begitu industri jamu bisa mengetahui

konsentrasi, higienitasnya dan keraguan pemakaian jamu

sebagai obat hilang. Sekarang industri jamu banyak yang

belum memakai ekstrak terstandar,” paparnya.

Di Indonesia tercatat lebih dari 1.200 industri jamu telah

tumbuh, 200 di antaranya merupakan industri besar. Baru

sebagian kecil industri jamu yang menghasilkan produk obat

herbal terstandar dan fitofarmaka.

Diharapkan deseminasi teknologi bisa membuka peluang

alternatif ketersedian obat herbal dengan mutu dan keamanan

yang mirip dengan obat konvensional. Apalagi produksi obat di

dalam negeri hampir 95 persen mengimpor bahan baku.

Sebagai negara tropis, Indonesia bahkan memiliki hampir

30.000 spesies tumbuhan tropis dan 7.000 spesies di

antaranya berkhasiat obat.

Untuk membuka peluang penggunaan obat herbal, lima

rumah sakit di Indonesia yakni Rumah Sakit Kanker Dharmais,

DR Sutomo, RSCM, RS Kandau Sulawesi dan RS Karyadi sudah

menerapkan complemantary alternatif medicine. Sejumlah

rumah sakit di Tiongkok tambah Rifatul juga menerapkan

metode serupa yakni pemberian obat herbal dipadu pelayanan

medis kepada pasien.

Page 18: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

13

Temulawak Cegah Kanker Payudara

Dibanding Ginseng, Komponennya Jauh Lebih Banyak.

Temulawak (curcuma xanthorrhiza roxb) adalah tanaman asli

Indonesia yang mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri

yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan dari berbagai

penyakit. Rimpang temulawak yang di Jawa Barat, lebih

dikenal sebagai “Koneng Gede” itu bahkan jauh lebih

berkhasiat dari ginseng.

Demikian terungkap dalam Konferensi Pers Badan

Pengawas Obat dan Makanan tentang Kampanye Gerakan

Nasional Minum Temulawak, Sabtu (16/9), di Bandung. Hadir

dalam kesempatan itu, Direktur Obat Asli Indonesia Badan

POM Drs. Ketut Ritiasa, Guru Besar Farmasi Unpad Prof. Dr.

Sidik, Ketua Perhimpunan Kedokteran Alternatif dan

Komplementer Indonesia Prof. Dr. Yahya Kisyanto dan Dr.

Nyoman Kertia, Sp.P.D-KR.

“Khasiat temulawak lebih banyak dari ginseng.

Temulawak memiliki lebih dari 100 komponen, sementara

ginseng terbatas. Temulawak antara lain mengandung senyawa

aktif kurkuminoid dan beberapa komponen minyak atsiri,” ujar

Prof. Sidik.

Kurkuminoid antara lain berkhasiat sebagai antioksidan,

antiinflamasi (antiperadangan), antibakteri, antihepatotoksik

(anti liver), antikolesterol, antikanker dan anti platelet agregasi

(pembekuan darah yang bisa menyebabkan stroke). Sementara

salah satu komponen minyak atsiri yang dikandungnya, yakni

xanthorrhizol adalah antikanker, terutama kanker payudara.

Aktivitas imunomodulator dari kurkumin (salah satu

kandungan dalam kurkuminoid) juga dapat meningkatkan daya

tahan tubuh terhadap serangan penyakit. “Dibandingkan

ginseng, komponen dalam temulawak jauh lebih banyak. Hanya

Page 19: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

14

saja selama ini kita kurang dapat mempromosikannya,”

ujarnya.

Dr. Nyoman Kertia mengatakan, hasil penelitian

membuktikan temulawak tidak memiliki efek samping seperti

obat anti inflamasi kimiawi yang harganya jauh lebih mahal.

Konsumsi temulawak secara rutin, juga dapat mengencerkan

darah sehingga baik untuk mencegah stroke.

“Saya sendiri setiap pagi dan sore meminum jus

temulawak yang dibuat sendiri. Hasilnya, kekebalan tubuh

semakin meningkat,” tuturnya.

Dibikin jus

Untuk penggunaan langsung, temulawak dapat diminum

dengan cara direbus atau dibikin jus dengan ditambahkan

madu, jeruk nipis atau asam. Dosis yang dianjurkan adalah 2

gram temulawak, meskipun penggunaan hingga 6 gram masih

dapat ditolerir.

Kampanye gerakan nasional minum temulawak

dilakukan karena bahan alam ini telah lama digunakan

sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatannya. Sebelumnya, kampanye serupa

telah digelar di Yogyakarta.

“Apabila minum temulawak telah membudaya, maka

penduduk akan lebih sehat sehingga produktivitasnya

meningkat. Kesejahteraan petani temulawak juga akan lebih

baik karena permintaan semakin banyak,” kata Dr. Nyoman.

Selain itu, dibandingkan tanaman obat lainnya,

penelitian mengenai manfaat temulawak lebih banyak

dilakukan. Adanya bukti-bukti ilmiah tersebut diharapkan

dapat meningkatkan akseptabilitas masyarakat terhadap obat

tradisional ini.

Badan POM menggolongkan manfaat temulawak ke

dalam tujuh bagian, yaitu memperbaiki nafsu makan,

Page 20: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

15

memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara kesehatan fungsi

hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak

darah, antioksidan dan membantu memelihara kesehatan serta

menghambat penggumpalan darah.

Temulawak Bisa Turunkan Kolesterol

Ekstrak temulawak teruji secara klinis mampu

menurunkan kolesterol. Konsumsi ekstrak temulawak itu

terbukti tidak menimbulkan efek samping yang berarti, baik

gejala klinis, kimia darah, maupun urine. Selain itu, tidak

menimbulkan tukak lambung dan memacu nafsu makan.

Daun jambu biji juga ternyata terbukti secara klinis

dapat mempercepat peningkatan trombosit pada penderita

demam berdarah dengue (DBD). Seiring dengan meningkatnya

jumlah kasus DBD pada musim hujan, penggunaan ekstrak

daun jambu biji ini bermanfaat sebagai terapi untuk mengatasi

demam berdarah

Uji klinis obat bahan alam perlu dikembangkan di

Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati untuk

memperoleh fitofarmaka, obat herbal yang teruji klinis lengkap.

Pada tahun ini kami menguji klinis sembilan tanaman, kata

Sampurno, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan,

Rabu (28/12), di Jakarta.

Menurut Soegeng Soegijanto dari Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga, DBD merupakan salah satu masalah

kesehatan di Tanah Air. Selama ini penggunaan ekstrak daun

jambu biji dalam pengobatan DBD, terutama untuk

meningkatkan jumlah trombosit, banyak diperbincangkan

masyarakat awam maupun kalangan kedokteran, tetapi belum

ada penelitian klinisnya.

Page 21: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

16

Hasil uji klinis awal pada 44 anak di bangsal penyakit

tropik dan infeksi Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah

Sakit Umum dr Soetomo, Surabaya, menunjukkan, ekstrak

daun jambu biji dalam bentuk sirup mempercepat jumlah

trombosit lebih dari 100.000/ul pada penderita DBD tingkat

satu dan dua. Jika tanpa ekstrak daun jambu biji peningkatan

trombosit butuh waktu 33,6 jam, pasien yang mengonsumsi

ekstrak daun jambu biji hanya perlu waktu 13,6 jam.

Adapun ekstrak temulawak, kata Suwijiyo Pramono dari

Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, setelah melalui uji

klinis terbukti berkhasiat sebagai peluruh cairan empedu

sehingga dapat menurunkan kolesterol.

Hasil uji klinis awal terhadap 80 penderita

hiperkolesteremia yang tidak dapat dikendalikan dengan diet

menunjukkan, sediaan kapsul ekstrak rimpang temulawak

terpurifikasi dapat menurunkan kadar kolesterol darah sebesar

18,25 persen.

Temulawak Mampu Membunuh Bakteri Penyebab

Penyakit Gigi dan Hambat Sel Kanker

Xanthorrhizol dalam temulawak mampu membasmi

bakteri patogen penyebab karang gigi. “Kami menemukan

xanthorrizol yang diisolasi dari Curcuma xanthorrhiza memiliki

aktivitas anti kariogenik dan anti inflammatory,” kata Prof. Jae

Kwan Hwang dari Departemen Bioteknologi Universitas Yonsei,

Korea Selatan dalam acara Simposium Internasional Pertama

Temulawak bertajuk „Curcuma xanthorrhiza as an Essential

Indonesian Herbal Medicine toward Healthy Life‟ Selasa (27/5)

yang digelar Pusat Studi Biofarmaka (PSB) Lembaga Penelitian

dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB di IPB International

Convention Center (IICC).

Page 22: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

17

Kandungan xanthorrhizol dalam temulawak sebanyak 21

persen. Kelebihan senyawa xanthorrhizol antara lain tidak

berwarna, tidak berbau, tidak volatil (menguap), tahan panas

dan keasaman. Sayangnya senyawa ini rasanya sangat pahit.

Prof. Jae Kwan menjelaskan hasil penelitian

menunjukkan Xanthorrhizol memiliki aktivitas antibakeri

tertinggi dalam melawan bakteri jenis Streptococcus.

Khususnya Streptococcus mutans, penyebab karies gigi. Hanya

dengan dua mikro gram per milliliter, Xanthorrhizol berhasil

membasmi Streptococcus mutans dalam semenit. Xanthorrhizol

juga membasmi Actinomyces viscosus dan Porphyromonas

gingivalis penyebab penyakit periodontitis (gigi berdarah dan

lepasnya gigi).

Temulawak atau dalam Bahasa Inggris disebut java

turmeric ini, secara tradisional digunakan untuk

menyembuhkan penyakit perut, hati, konstipasi, pembuluh

darah pecah, demam anak-anak, kulit kasar, disentri dan

sebagainya. Dilaporkan curcuma xanthorrhizol juga memiliki

kemampuan antitumor, anti kanker, anti diabetes,

hipotriceriakademik, anti inflamantori, hepatoprotective, anti

mikroba, dan anti lemak.

“Dengan teknologi modern, Korea Selatan telah

memproduksi pasta gigi, minuman dan makanan fungsional,

produk kosmetik, disinfektan, obat-obatan dan berbagai

peralatan rumah tangga berbahan baku temulawak,” jelas Prof.

Jae Kwan. Di Korea Selatan temulawak dikenal dengan nama

yellow curcuma.

Tantangan pengembangan industri obatan-obatan

berbahan dasar temulawak di Indonesia yang perlu

diperhatikan, kata Prof. Jae Kwan, antara lain: budidaya dan

standar temulawak yang sesuai industri, teknologi ekstraksi

dan penghilang flavour yang kuat, formulasi yang tepat, serta

Page 23: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

18

keamanan dan uji klinis pada manusia. Prof. Jae Kwan

menyarankan didirikannya Pusat Studi Temulawak Nasional.

Prof. Ikuo Saiki dari Bagian Pharmacognosy Departemen

Natural Medicine, Universitas Toyama Jepang menyampaikan

kemampuan kunyit dalam menghambat dan membunuh sel

kanker. Hepatocellular carcinoma (HCC), salah satu tumor

paling terkenal di dunia, dan penyakit kanker ketiga yang

menyebabkan kematian kaum pria di Jepang.

“Kami mendemonstrasikan secara oral pada mencit yang

terkena HCC. Hasilnya temulawak berhasil mendorong proses

penghambatan metastatis dan sel tumor,” kata Prof. Ikuo Saiki.

Sedangkan dengan metode in vitro, temulawak menyebabkan

perubahan formasi stress fiber (urat stress) dalam sel kanker.

Ini berarti temulawak mungkin telah menghambat satu atau

beberapa protein penghambat. Protein (protein binding)

tersebut dikenal dengan Rho family Glucose Tri Phosphate.

Protein ini menutup aktivasi protein kinase C (PKC). Namun

demikian, menurut Prof. Ikuo, perlu penelitian lebih lanjut

untuk mengklarifikasi temuan ini.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB,

Prof. Lathifah K. Darusman mengatakan simposium

internasional pertama ini diikuti lebih dari 250 peserta dari

berbagai negara, diantaranya; Cina, India, Singapura, Malaysia,

Belanda, Korea, dan Jepang . “Dalam simposium ini akan

menampilkan sepuluh pembicara kunci dari berbagai negara

tersebut. Selain itu menampilkan 28 presentasi penelitian dan

54 presentasi poster,” ujar Prof. Latifah.

Dalam sambutannnya, Rektor IPB, Dr. Herry

Suhardiyanto menjelaskan masyarakat Indonesia terbiasa

menggunakan bahan alami dari pengetahuan nenek

moyangnya. Rektor mencontohkan penggunaan tanaman obat,

hewan dan mikroba sebagai pencegah dan penyembuh

Page 24: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

19

alternatif, termasuk sebagai food suplement. ” IPB yang

memiliki core competences di bidang pertanian tropis juga turut

berkontribusi dalam pengembangan teknologi dan penelitian

biofarmaka di Indonesia.” Salah satunya, menurut Rektor

dengan mendirikan pusat studi yang fokus pada

pengembangan biofarmaka. IPB bekerjasama dengan

pemerintah berkontribusi dalam menetapkan kebijakan

nasional biofarmaka di Indonesia. “Sebagai bentuk nyata peran

IPB tersebut pada hari Kebangkitan Jamu Nasional yang jatuh

pada tanggal 27 Mei ini, IPB menandatangani memorandum of

understanding (MoU) dengan Universitas Indonesia, Universitas

Gajah Mada, dan University of Chinese Medicine dari Cina,”

kata Rektor.

Kerjasama ini mencakup investigasi seleksi obat-obatan

herbal yang digunakan di Indonesia dan Cina, training obat-

obatan herbal, dan pengembangan kurikulum pendidikan obat-

obatan herbal di Indonesia. Dalam rangka kerjasama ini, IPB

diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di istana negara

hari itu juga.

Simposium dan Ekspo yang terselenggaran berkat

kerjasama dengan Departemen Kesehatan, Kementrian

Koordinasi Ekonomi, Departemen Pertanian, Departemen

Pendidikan, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan

(Badan POM), Kementrian Koordinasi Kesejahteraan, Asosiasi

Obat-obatan Tradisional dan Herbal Indonesia, Universitas

Yonsei Korea Selatan dan Universitas Pakuan ini berlangsung

tiga hari.

Page 25: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

20

Temulawak mampu menjadi :

1. Pelancar ASI

Cuci 20g rimpang segar temulawak, lalu parut. Hasil

parutannya peras dan saing, lalu ditim sampai mendidih.

Setelah dingin, tambahkan 2 sendok makam madu sambil

diaduk rata, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore dengan

takaran yang sama banyak.

2. Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi

Kupas kulit rimpang temulawak segar sebesar 3 jari,

lalu parut. Tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan

mengendap. Setelah dingin, endapannya dibuang dan

airnya diminum. Lakukan setiap hari.

3. Hepatitis

Rimpang temulawak segar sebesar 2 jari dikupas

kulitnya lalu diparut. Tambahkan air panas sebanyak 1/2

cangkir dan 1 sendok madu. Aduk campuran tadi sampai

merata lalu dibirakan mengendap. Minum beninggannya,

ampasnya dibuang. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Rebus 10g rimpang temulawak kering dan 30g akar

alang-alang (Imperata cylindrica) dalam 3 gelas air sampai

tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya

diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari

4. Wasir

Sediakan rimapang temulawak sebesar jari,

kelembak (Rheum officinalle Baill.) sebesar 3/4 jari, 1

genggam pegagan (Centella asiatica L), 1 genggam daun

saga (Abrus precatoris L) dan gula neau sebesar 3 jari. Cuci

bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya.

Selanjutnya, rebus bahan-bahan tersebut dalam 5 gelas air

bersih sampai tersisa kira-kira separuhnya. Setelah dingin,

Page 26: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

21

saring dan air saringannya diminum sehari 3 kali, masing-

masing 1/3 bagian. Lakukan pengobatan ini setiap hari.

5. Jerawat

Cuci rimpang temulawak sebesar 1 jari, lalu potong-

potong seperlunya. Selanjutnya rebus dalam 4 gelas minum

air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin,

saring dan tambahkan madu kedalam air saringannya

seperlunya, lalu diminum. Pengobatan dilakukan sehari 2

kali, setiap kali cukup 1 gelas.

6. Diare

Cuci rimpang temulawak sebesat 1/2 ibu jari, lalu

panggang sampai hangus. Selanjutnya giling bahan

tersebut sampai halus, lalu seduh dengan 1/2 cangkir air

panas. Tambahkan 1 sendok makan madu sambil aduk

sampai merata, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari

sampai sembuh.

7. Sembelit

Sediakan rimpang temulawak dan buah asam

(Tamarindus indicaL.) masak (masing-masing sebesar 1

jari), gula enau secukupnya. Selanjutnya potong tipis-tipis,

lalu seduh dengan 1 cangkir air mendidih. Aduk sampai

gulanya larut dan minum setelah dingin.

8. Nyeri haid

Sediakan 10 iris rimpang temulawak, asam kawak,

sebesar telur burung puyuh dan gula enau sebesar 3 jari.

Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 gelas air sampai

tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum ramuan

tersebut. Lakukan setiap hari selama 1 minggu sebelum

haid.

Page 27: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

22

9. Demam

Rebus 1 jari rimpang temulawak yang telah diiris

tipis-tipis dan 5 batang meniran dengan akarnya dalam 5

gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin,

saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum,

pagi, siang dan sore hari.

10. Penambah nafsu makan

Sediakan 20g rimpang temulawak segar yang telah

diiris tipis-tipis, 10g asam jawa dan 30g gula enau.

Masukkan bahan-bahan tersebut kedalam panci email, lalu

rebus dalam 250 cc air sampai mendidih selama 15 menit.

Selanjutnya, saring dan minum ramuan tersebut selagi

hangat, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 bagian.

H. Kandungan Kimia

Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa

kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan

turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian

minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan

kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini

bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti

inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan

empedu).

I. Efek Biologis

Dengan adanya krisis moneter, masyarakat terdorong

kembali menggunakan obat-obat tradisional yang boleh

dikatakan bebas dari komponen impor. Salah satunya adalah

rimpang temulawak yang telah dikenal oleh nenek moyang kita

sejak jaman dahulu. Selama ini, telah banyak penelitian-

penelitian yang dilakukan baik oleh ilmuwan Indonesia

Page 28: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

23

maupun ilmuawan asing untuk membuktikan khasiat

temulawak, tetapi karena belum adanya sistem

pendokumentasiaan yang terpadu, maka belum semua hasil-

hasil penelitian tersebut dapat diakses oleh masyarakat umum.

Berikut ini kami sajikan rangkuman publikasi tentang khasiat

temulawak dari tahun 1980-1997 yang bersumber dari karya

ilmiah asing dan karya ilmiah Indonesia koleksi PDII-LIPI.

Tentunya masih ada karya ilmiah Indonesia yang belum

tercakup dalam tulisan ini, termasuk penelitian skripsi dari

perguruan tinggi yang memang tidak tersedia dalam koleksi

PDII-LIPI. Namun demikian, kami berharap tinjauan literatur

ini dapat membantu ilmuwan dalam mengikuti perkembangan

Iptek mutakhir.

Untuk mengetahui khasiat temulawak, telah dilakukan

beberapa cara pengujian, baik secara in vitro, pengujian

terhadap binatang dan uji klinis terhadap manusia. Dari hasil-

hasil penelitian yang telah dilakukan, yang paling banyak

adalah uji terhadap binatang percobaan, sedangkan uji

terhadap manusia masih tergolong jarang.

1. Efek analgesik

Yamazaki (1987, 1988a) melaporkan bahwa ekstrak

metanol temulawak yang diberikan secara oral pada tikus

percobaan, dinyatakan dapat menekan rasa sakit yang

diakibatkan oleh pemberian asam asetat. Selanjutnya,

Yamazaki (1988b) dan Ozaki (1990) membuktikan bahwa

germakron adalah zat aktif dalam temulawak yang

berfungsi menekan rasa sakit tersebut.

2. Efek anthelmintic

Pemberian infus temulawak, temu hitam dan

kombinasi dari keduanya dalam urea molasses block

dapat menurunkan jumlah telur per gram tinja pada

Page 29: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

24

domba yang diinfeksi cacing Haemonchus contortus

(Bendryman dkk. 1996).

3. Efek antibakteri/antijamur

Dilaporkan bahwa ekstrak eter temulawak secara in

vitro dapat menghambat pertumbuhan jamur

Microsporum gypseum, Microsporum canis, dan

Trichophytol violaceum (Oehadian dkk. 1985). Minyak

atsiri Curcuma xanthorrhiza juga menghambat

pertumbuhan jamur Candida albicans, sementara

kurkuminoid Curcuma xanthorrhiza mempunyai daya

hambat yang lemah (Oei 1986a).

4. Efek antidiabetik

Penelitian Yasni dkk. (1991) melaporkan bahwa

temulawak dapat memperbaiki gejala diabetes pada tikus,

seperti : growth retardation, hyperphagia, polydipsia,

tingginya glukose dan trigliserida dalam serum, dan

mengurangi terbentuknya linoleat dari arakhidonat dalam

fosfolipid hati. Temulawak khusus-nya merubah jumlah

dan komposisi fecal bile acids.

5. Efek antihepatotoksik

Pemberian seduhan rimpang temulawak sebesar

400, 800 mg/kg selama 6 hari serta 200, 400 dan 800

mg/kg pada mencit selama 14 hari, mampu menurunkan

aktivitas GPT-serum dosis hepatotoksik parasetamol

maupun mempersempit luas daerah nekrosis parasetamol

secara nyata. Daya antihepatotoksik tergantung pada

besarnya dosis maupun jangka waktu pemberiannya

(Donatus dan Suzana 1987).

6. Efek antiinflamasi

Oei (1986b) melaporkan bahwa minyak atsiri dari

Curcuma xanthorrhiza secara in vitro memiliki daya

Page 30: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

25

antiinflamasi yang lemah. Sementara Ozaki (1990)

melaporkan bahwa efek antiinflamasi tersebut disebabkan

oleh adanya germakron. Selanjutnya, Claeson dkk. (1993)

berhasil mengisolasi tiga jenis senyawa non fenolik

diarylheptanoid dari ekstrak rimpang temulawak, yaitu :

trans-trans-1,7-difenil-1,3,-heptadien-4-on (alnuston);

trans1,7-difenil-1-hepten-5-ol, dan trans,trans-1,7-difenil-

1,3,-heptadien-5-ol. Ketiga senyawa tersebut dinyatakan

mempunyai efek antiinflamasi yang nyata terhadap tikus

percobaan.

7. Efek antioksidan

Jitoe dkk. (1992) mengukur efek antioksidan dari

sembilan jenis rimpang temu-temuan dengan metode

Thiosianat dan metode Thiobarbituric Acid (TBA) dalam

sistem air-alkohol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

aktivitas antioksidan ekstrak temulawak ternyata lebih

besar dibandingkan dengan aktivitas tiga jenis

kurkuminoid yang diperkirakan terdapat dalam

temulawak. Jadi, diduga ada zat lain selain ketiga

kurkuminoid tersebut yang mempunyai efek antioksidan.

Selanjutnya, Masuda dkk. (1992) berhasil mengisolasi

analog kurkumin baru dari rimpang temulawak, yaitu: 1-

(4-hidroksi-3,5-dimetoksifenil)-7-(4 hidroksi-3-

metoksifenil)-(1E. 6E.)-1,6-heptadien-3,4-dion. Senyawa

tersebut ternyata menun-jukkan efek antioksidan

melawan oto-oksidasi asam linoleat dalam sistem air-

alkohol.

8. Efek antitumor

Itokawa dkk.(1985) berhasil mengisolasi empat

senyawa sesquiterpenoid bisabolan dari rimpang

temulawak, yaitu ï•¡ -kurkumen, ar-turmeron, ï•¢ -

Page 31: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

26

atlanton dan xanthorrizol. Sebagian besar dari zat

tersebut merupakan senyawa antitumor melawan sarcoma

180 ascites pada tikus percobaan. Efektivitas antitumor

dari senyawa tersebut adalah: (+++) untuk ï•¡ -kurkumen,

(++) untuk ar-turmeron, dan (++) untuk xanthorrizol.

Sementara itu, Yasni (1993b) melaporkan bahwa

pemberian temulawak dapat mengaktifkan sel T dan sel B

yang berfungsi sebagai media dalam sistem kekebalan

pada tikus percobaan.

Ahn dkk. (1995) melaporkan bahwa ar-turmeron

yang terkandung dalam temulawak dapat mem

perpanjang hidup tikus yang terinfeksi dengan sel kanker

S-180. Komponen tersebut menunjukkan aktifitas

sitotoksik yang sinergis dengan sesquifelandren yang

diisolasi dari tanaman yang sama sebesar 10 kali lipat

terhadap sel L1210. Disamping itu, kurkumin bersifat

memperkuat obat-obat sitotoksik lainnya seperti

siklofosfamida, MeCCNU, aurapten, adriamisin, dan

vinkristin.

9. Efek penekan syaraf pusat

Penelitian Yamazaki dkk. (1987, 1988a) menyatakan

bahwa ekstrak rimpang temu lawak ternyata mempunyai

efek memperpanjang masa tidur yang diakibatkan oleh

pento barbital. Selanjutnya dibuktikan bahwa (R )-(-)-

xantorizol adalah zat aktif yang menyebab-kan efek

tersebut dengan cara menghambat aktifitas sitokrom P

450. Selain xantorizol, ternyata germakron yang

terkandung dalam ekstrak temulawak juga mempunyai

efek mem perpanjang masa tidur (Yamazaki 1988b).

Pemberian germakron 200 mg/kg secara oral pada tikus

percobaan dinyatakan dapat menekan hiperaktifitas yang

Page 32: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

27

disebabkan oleh metamfe-tamin (3 mg /kg i.p). Lebih

lanjut dinyatakan bahwa pemberian 750 mg/kg

germakron secara oral pada tikus percobaan tidak

menunjukkan adanya toksisitas letal (Yamazaki 1988b).

10. Efek diuretika

Penelitian Wahjoedi (1985) menyatakan bahwa

rebusan temulawak pada dosis ekuivalen 1x dan 10x

dosis lazim orang pada tikus putih mempunyai efek

diuretik kurang lebih setengah dari potensi HCT

(Hidroklorotiazid) 1,6 mg/kg.

11. Efek hipolipidemik

Penggunaan temulawak sebagai minuman pada

ternak kelinci betina menunjukkan bahwa tidak terdapat

lemak tubuh pada karkas dan jaringan lemak di sekitar

organ reproduksi (Soenaryo 1985). Adapun penelitian

Yasni dkk. (1993a) melaporkan bahwa temulawak

menurunkan konsentrasi triglise rida dan fosfolipid

serum, kolesterol hati, dan meningkatkan kolesterol HDL

serum dan apolipoprotein A-1, pada tikus yang diberi diet

bebas koles-terol. Adapun pada tikus dengan diet tinggi

kolesterol, temulawak tidak menekan tingginya kolesterol

serum walaupun menurunkan kolesterol hati. Dalam

penelitian tersebut dilaporkan bahwa kurkuminoid yang

berasal dari temulawak ternyata tidak mempunyai efek

yang nyata terhadap lemak serum dan lemak hati, maka

disimpulkan bahwa temulawak mengandung zat aktif

selain kurkuminoid yang dapat merubah metabolisme

lemak dan lipoprotein. Selanjutnya Yasni dkk. (1994)

membuktikan bahwa ï•¡ -kurkumen adalah salah satu zat

aktif yang mempunyai efek menurunkan trigliserida pada

Page 33: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

28

tikus percobaan dengan cara menekan sintesis asam

lemak.

Sementara itu, Suksamrarn dkk. (1994) melaporkan

bahwa dua senyawa fenolik diarilheptanoid yang diisolasi

dari rimpang temulawak, yaitu : 5-hidroksi-7-(4-

hidroksifenil)-1-fenil-(1E)-1-hepten dan 7-(3, 4-

dihidroksifenil)-5-hidroksi-1-fenil-(1E)-1-hepten, secara

nyata menunjukkan efek hipolipidemik dengan cara

menghambat sekresi trigliserida hati pada tikus

percobaan.

Uji coba kemanjuran temulawak dilakukan oleh

Santosa dkk. (1995). terhadap 33 orang pasien penderita

hepatitis khronis. Selama 12 minggu, setiap pasien

menerima 3 kali sehari satu kapsul yang mengandung

kurkumin dan minyak menguap. Hasil pemantauan

menunjukkan bahwa data serologi (GOT, GPT, GGT, AP)

dari 68-77% pasien menunjukkan tendensi penurunan ke

nilai normal dan bilirubin serum total dari 48% pasien

juga menurun. Keluhan nausea/vomitus yang diderita

pasien dilaporkan menghilang. Gejala pada saluran

pencernakan dirasakan hilang oleh 43% pasien sedangkan

sisanya masih mera sakan gejala tersebut, termasuk 70%

pasien yang merasakan kehilangan nafsu makannya.

12. Efek hipotermik

Pemberian infus temulawak menunjukkan

penurunan suhu pada tubuh mencit perco baan (Pudji

astuti 1988). Penelitian Yamazaki dkk. (1987, 1988a)

menunjukkan bahwa ekstrak metanol rimpang temulawak

mempunyai efek penurunan suhu pada rektal tikus

percobaan. Selanjutnya dibuktikan bahwa germakron

diidentifikasi sebagai zat aktif dalam rimpang temulawak

Page 34: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

29

yang menyebabkan efek hipotermik tersebut (Yamazaki

1988b).

13. Efek insektisida

Pandji dkk. (1993) meneliti efek insektisida empat

jenis rimpang dari spesies Zingiberaceae yaitu: Curcuma

xanthorrhiza, C. zedoaria, Kaempferia galanga dan K.

pandurata. Tujuh belas komponen terbesar termasuk

flavonoid, sesquiterpenoid, dan derivat asam sinamat

berhasil diisolasi dan didentifikasi menggunakan NMR

dan Mass spektra. Semua komponen diuji toksisitasnya

terhadap larva Spodoptera littoralis. Secara contact

residue bioassay, nampak bahwa xantorizol dan

furanodienon merupakan senyawa sesquiterpenoid yang

paling aktif menunjukkan toksisitas melawan larva yang

baru lahir, tetapi efek toksisitas tersebut tidak nyata jika

diberikan bersama makanan. Selanjutnya dilaporkan

bahwa ekstrak Curcuma xanthorrhiza mempunyai efek

larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III

(Wibowo dkk. 1995).

14. Efek lain-lain

Hasil wawancara dengan 100 orang responden

wanita petani menunjukkan bahwa penggunaan

temulawak dapat memperbaiki kerja sistem hormonal

yang mengontrol metabolisme khususnya karbo hidrat

dan asam susu, memperbaiki fisiologi organ tubuh, dan

meningkatkan kesuburan (Soenaryo 1985).

Komponen yang terkandung dalam temulawak

dinyatakan mempunyai sifat koleretik (Oei 1986a; Siegers

et al 1997). Temulawak dilaporkan mempunyai efek

mengurangi pengeluaran tinja pada tikus percobaan

(Wahyoedi 1980). Ekstrak temulawak tidak menunjukkan

Page 35: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

30

efek toksik. Untuk mematikan Libistes reticulatus

diperlukan ekstrak Curcuma xanthorrhiza dengan dosis

besar (Rahayu dkk. 1992).

Pemberian infus temulawak dinyatakan dapat

meningkatkan kontraksi uterus tikus putih (Damayanti

dkk. 1995), dapat meningkatkan tonus kontraksi otot

polos trachea marmut (Damayanti dkk. 1996), dapat

meningkatkan frekuensi kontraksi jantung kura-kura

(Damayanti dkk. 1997), dan dapat meningkatkan absorbsi

glukosa pada usus halus tikus (Halimah dkk. 1997).

J. Perkembangan Penelitian

Sebuah uji klinis yang tidak begitu besar telah dilakukan

di Tanah Air untuk melihat manfaat kurkumin dalam

memperbaiki fungsi hati. Studi ini melibatkan sekitar 38 pasien

gangguan hati atau memiliki nilai SGPT dan SGOT di atas

normal dari 5 area (Bogor, Bandung, Semarang, Solo,

Surabaya, Palembang dan Jakarta). Pasien diberikan gabungan

kurkumin 25 mg, essential phospholipid 100 mg, dan vitamin E

100 mg. Studi ini menggunakan metoda seeding trial atau

tanpa pembanding. Pengamatan dilakukan oleh sekitar 20

peneliti dalam periode Juli-Desember 1998.

Adapun parameter yang digunakan adalah nilai SGPT

dan SGOT. SGPT merupakan enzim yang diproduksi oleh

hepatocytes, jenis sel yang banyak terdapat di liver. Kadar

SGPT dalam darah akan meningkat seiring dengan kerusakan

pada sel hepatocytes yang bisa terjadi karena infeksi virus

hepatitis, alkohol, obat-obat yang menginduksi terjadinya

kerusakan hepatocytes, dan sebab lain seperti adanya shok

atau keracunan obat.

Page 36: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

31

Nilai SGPT yang dianggap normal adalah 0 – 35 unit per

liter (u/l). Peningkatan nilai SGPT 50 kali dari normal

menandakan rendahnya aliran darah pada hati, hepatitis, atau

kerusakan sel hati yang disebabkan oleh obat/senyawa kimia

seperti CCl4. Peningkatan nilai SGPT ringan sampai sedang

dapat disebabkan oleh adanya hepatitis, sirosis, kanker pada

hati dan alkohol. Terkadang pada sirosis hanya terjadi

peningkatan nilai SGPT 2-4 kali dari nilai normal.

Sementara SGOT banyak dijumpai pada organ jantung,

hati, otot rangka, pankreas, paru-paru, sel darah merah dan sel

otak. Saat sel organ tersebut mengalami kerusakan, maka

SGOT akan dilepaskan dalam darah. Alhasil saat pengukuran

akan terlihat korelasi besarnya atau tingkat keparahan sel yang

terjadi. Nilai normal SGOT berkisar dari 3 - 45 unit per liter

(u/l). Peningkatan nilai SGOT ini dapat disebabkan oleh adanya

hepatitis C. Pada hepatitis akut, peningkatan bisa terjadi

hingga 20 kali nilai normalnya.

Hasil studi menunjukkan, berdasarkan perhitungan

statistik, terjadi penurunan nilai SGOT dan SGPT yang

signifikan. Setelah 14 hari terapi, penurunan nilai SGOT dari

total pasien mencapai hingga 2,89 kali, sedangkan untuk SGPT

mencapai 3,28 kali dibandingkan sebelum pengobatan. Hasil

yang tidak berbeda jauh juga ditemukan pada individu yang

menderita hepatitis dan non hepatitis. Pasien hepatitis

mengalami penurunan SGOT sebanyak 3,48 kali dan SGPT

sebanyak 3,82 kali, dibandingkan sebelum pengobatan. Sedang

pada individu non hepatitis, terjadi penurunan SGOT sekitar

1,91 kali dan SGPT sebanyak 2,15 kali.

Page 37: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

32

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) adalah

tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan

(Zingiberaceae). Tanaman ini berasal dari Indonesia, khususnya

Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di

kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar

budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand,

dan Filipina tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui

pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea,

Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein,

karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer,

glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat

sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti

keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi

yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan

kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative

(pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan

nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu

makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.

Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak

juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan

mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan

untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan

pencernaan.

Page 38: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

33

B. Saran

Disarankan pada seluruh pembaca makalah ini agar

betul-betul memahami dan mengerti tentang temulawak.

Page 39: Febriani,Yossi 2011.Fungsi Temulawak Yang Dapat Digunakan Sebagai Obat Tradisional. Tasikmalaya Program Studi S1 Farmasi Stikes Bhakti Tunas Husada

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Temu_lawak

http://etd.eprints.ums.ac.id/1537/1/K100040249.pdf

http://abaherbal.com/?tag=khasiat-temulawak

http://www.obatherbalalami.com/2010/08/khasiat- alami- temulawak-menumpas-segala.html

http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2009/09/temulawa k- dari-empiris-sampai-uji.html

http://resepherbal.e-salim.com/2009/01/khasiat-temulawak/