11
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Femur dan Coxae LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Femur dan Coxae Articulatio coxae adalah persendian antara caput femoris yang berbentuk hemisphere dan acetabulum os coxae yang berbentuk mangkuk dengan tipe “ball and socket”. Permukaan sendi acetabulum berbentuk tapal kuda dan dibagian bawah membentuk takik disebut incisura acetabuli. Rongga acetabulum diperdalam dengan adanya fibrocartilago dibagian pinggrinya yang disebut sebagai labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan incisura acetabuli dan disini dikenal sebagai ligamentum transversum acetabuli. Persendian ini dibungkus oleh capsula dan melekat di medial pada labrum acetabuli. Ligamentum Simpai sendi jaringan ikat di sebelah depan diperkuat oleh sebuah ligamentum yang kuat dan berbentuk Y, yakni ligamentum ileofemoral yang melekat pada SIAI dan pinggiran acetabulum serta pada linea intertrochanterica di sebelah distal. Ligamentum ini mencegah ekstensi yang berlebihan sewaktu berdiri . Di bawah simpai tadi diperkuat oleh ligamentum pubofemoral yang berbentuk segitiga. Dasar ligamentum melekat pada ramus superior ossis pubis dan apex melekat dibawah pada bagian bawah linea intertrochanterica. Ligamentum ini membatasi gerakan ekstensi dan abduksi. Di belakang simpai ini diperkuat oleh ligamentum ischiofemorale yang berbentuk spiral dan melekat pada corpus ischium dekat margo acetabuli. Ligamentum ini mencegah terjadinya hieprekstensi dengan cara memutar caput femoris ke arah medial ke dalam acetabulum sewaktu diadakan ekstensi pada articulatio coxae.

Femur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

Page 1: Femur

LI 1 Memahami dan Menjelaskan Femur dan Coxae

LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Femur dan Coxae

Articulatio coxae adalah persendian antara caput femoris yang berbentuk hemisphere dan acetabulum os coxae yang berbentuk mangkuk dengan tipe “ball and socket”. Permukaan sendi acetabulum berbentuk tapal kuda dan dibagian bawah membentuk takik disebut incisura acetabuli. Rongga acetabulum diperdalam dengan adanya fibrocartilago dibagian pinggrinya yang disebut sebagai labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan incisura acetabuli dan disini dikenal sebagai ligamentum transversum acetabuli. Persendian ini dibungkus oleh capsula dan melekat di medial pada labrum acetabuli.

Ligamentum

Simpai sendi jaringan ikat di sebelah depan diperkuat oleh sebuah ligamentum yang kuat dan berbentuk Y, yakni ligamentum ileofemoral yang melekat pada SIAI dan pinggiran acetabulum serta pada linea intertrochanterica di sebelah distal. Ligamentum ini mencegah ekstensi yang berlebihan sewaktu berdiri .

Di bawah simpai tadi diperkuat oleh ligamentum pubofemoral yang berbentuk segitiga. Dasar ligamentum melekat pada ramus superior ossis pubis dan apex melekat dibawah pada bagian bawah linea intertrochanterica. Ligamentum ini membatasi gerakan ekstensi dan abduksi.

Di belakang simpai ini diperkuat oleh ligamentum ischiofemorale yang berbentuk spiral dan melekat pada corpus ischium dekat margo acetabuli. Ligamentum ini mencegah terjadinya hieprekstensi dengan cara memutar caput femoris ke arah medial ke dalam acetabulum sewaktu diadakan ekstensi pada articulatio coxae.

Ligamentum teres femoris berbentuk pipih dan segitiga. Ligamentum ini melekat melalui puncaknya pada lubang yang ada di caput femoris dan melalui dasarnya pada ligamentum transversum dan pinggir incisura acetabuli. Ligamentum ini terletak pada sendi dan dan dibungkus membrana sinovial

Batas batas articulatio coxae

Anterior M. Iliopsoas, m.pectineus, m. rectus femoris.  M. Iliopsoas dan m.pectineus memisahkan a.v. femoralis dari sendi.

Posterior : m.obturatorius internus, mm.gemelli, dan m.quadratus femoris memisahkan sendi dari n.ischiadicus.

Superior : musculus piriformis dan musculus gluteus minimus

Inferior : tendo m.obturatorius externus

Page 2: Femur

LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Femur dan Coxae

LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi

·         Fleksi dilakukan oleh m. Iliopsoas, m. Rectus femoris, m.sartorius, mdan juga mm. Adductores.

·         Ekstensi dilakukan oleh m. Gluteus maximus dan otot otot hamstring

·         Abduksi dilakukan oleh m. Gluteus medius dan minimus, dan dibantu oleh m. Sartorius, m.tensor fascia latae dan m. Piriformis

·         Adduksi dilakukan oleh musculus adductor longus dan musculus adductor brevis serta serabut serabut adductor dari m adductor magnus. Otot otot ini dibantu oleh musculus pectineus dan m.gracilis.

·         Rotasi lateral

·         Rotasi medial

·         Circumduksi merupakan kombinasi dari gerakan gerakan diatas.

Articulatio membri inferior terdiri dari :

1. articulatio cinguli pelvici (gelang panggul)

1.1 Articulatio sacroiliaca

Tulang antara fasciesauricularis sacri dan fasciesauricularis ilei.

Jenis sendinya adalahamphiarthrosis.

Penguat sendi terdiri dariligamentum sacroiliacaanterior, interoaaea, sacroiliacaposterior, ligamentumsacrotubular, dan ligamentumsacrospinale.

1.2 symphysis pubica

Tulang antara tulang pubiskedua sisi.

Jenis sendi adalahsynchondrosis.

Penguat sendi terdiri dariligamentum pubicum superius,ligamentum arcuatum pubis dandiscus interpubica

Page 3: Femur

2. articulatio inferioris liberi

Articulatio coxae

Antara caput femoris dan acetabulum.Jenis desendinya adalah spheroidea (ball and socket). Sendi di perkuat oleh tulang rawanyang terdapat pada fascies lunata.Articulatio ini di perkuat juga oleh tulang rawan. Ligamen yang memperkuatnya adalah iliofemorale yang berfungsi menghambat rotasi femur, mencegah badan berputar kebelakang pada saat berdiri, dan mempertahankan ekstensi, ischio femorale mencegah endorotasi/ eksorotasi interna,pubofemurale mencegah abduksi, ekstensi dan rotasi eksterna,transersum acetabuloi dan capitis femoris.

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Fraktur

LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Fraktur

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis, atau tulang rawan sendi.

Ditentukan oleh umur. Pada anak-anak tulang lebih flexible dan tidak gampang patah. Jatuh/ kejadian-kejadian yang tidak berdampak apa-apa pada anak-anak dapat berdampak complete fracture pada orang dewasa. Semakin tua, tulang akan menjadi semakin rapuh.

LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Fraktur

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya fraktur :

•Faktor ekstrinsik : meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah serta kekuatan tulang.

•Faktor intrinsik : meliputi kapasitas tulang mengabsorpsi energi trauma, kelenturan ,densitas serta kekuatan tulang

•Trauma langsung : benturan pada tulang dan mengakiatkan fraktur di tempat terjadinya benturan.

•Trauma tidak langsung : titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur letaknya berjauhan

LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Fraktur

a. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran. (bergeser dari posisi normal).

b. Fraktur tidak komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.

Page 4: Femur

c. Fraktur tertutup tidak menyebabkan robeknya kulit.

d. Fraktur terbuka merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membrana mukosa sampai kepatahan tulang, fraktur terbuka digradasi menjadi:

1) Grade 1 dengan luka bersih panjangnya kurang dari 1 cm

2) Grade II luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif

3) Grade III luka yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif, merupakan yang paling berat

e. Fraktur juga digolongkan sesuai pergeseran anatomis fragmen tulang:

1) Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok

2) Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang

3) Obllik: fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil dibanding transversal)

4) Spiral: fraktur memuntir sepanjang batang tulang

5) Komunitif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen

6) Depresi: fraktur dengan pragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah)

7) Kompresi: fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)

8) Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit paget, metastasis tulang, tumor)

9) Avulsi: tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada perlakatannya

10) Epifiseal: fraktur melalui epifisis

11) Impaksi: fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang yang lainnya.

LO 2.4 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Fraktur

a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai tulang dimobilisasi.

b. Deformitas disebabkan karena pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai.

Page 5: Femur

c. Pemendekan tulang terjadi karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur.

d. Krepitus, teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.

e. Pembengkakan lokal dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.

LI 3 Memahami dan Menjelaskan Fraktur Collum Femoris

LO 3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Fraktur Collum Femoris

Fraktur kolum femur adalah fraktur intrakapsuler yg terjadi di femur proximal pd daerah yg berawal dari distal permukaan artikuler caput femur hingga berakhir di proximal daerah intertrochanter

LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Fraktur Collum Femoris

1. Fraktur intrakapsular, fraktur ini terjadi di kapsul sendi pinggul

a. Fraktur kapital : fraktur pada kaput femur

b. Fraktur subkapital : fraktur yang terletak di bawah kaput femur

c. Fraktur transervikal : fraktur pada kolum femur

2. Fraktur ekstrakapsular, fraktur yang terjadi di luar kapsul sendipinggul

a. Fraktur sepanjang trokanter mayor dan minor

b. Fraktur intertrokanter

c. Fraktur subtrokanter

Page 6: Femur

KLASIFIKASI MENURUT GARDEN’S

a.Grade I : Fraktur inkomplit (abduksi dan terimpaksi)

b.Grade II : Fraktur lengkap tanpa pergeseran fragmen tulang

c. Grade III : Fraktur lengkap dengan pergeseran sebagian fragmen fraktur (varus malaligment).

d. Grade IV : Fraktur dengan pergeseran seluruh fragmen tanpa adabagian segmen yang bersinggungan

Page 7: Femur

LO 3.3 Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan fisik dan penunjang Fraktur Collum Femoris

Pemeriksaan Fisik :

1. Inspeksi (look)

2. Palpasi (feel)

3. Gerakan (moving)

Pemeriksaan Penunjang :

1. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan role of two

2. Pemeriksaan laboratorium

3. Bone Scanning

4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

5. Pemeriksaan arteriografi

LO 3.4 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Fraktur Collum Femoris

Dilakukan anamnesa untuk mendapatkan riwayat mekanisme terjadinya cidera, posisi tubuh saat berlangsungnya trauma, riwayat fraktur sebelumnya, pekerjaan, obat-obatan yang dikomsumsi,merokok, riwayat alergi, riwayat osteoporosis serta riwayat penyakit lainnya.

Fraktur collum femur di diagnosis banding, dengan kelainan berikut:

a.Osteitis Pubis

b.Slipped Capital Femoral Epiphysis

c.Snapping Hip Syndrome

LO 3.5 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Fraktur Collum Femoris

Komplikasi dinia) Kerusakan nervus skiatik b) Kerusakan pada kaput femurc) Kerusakan pada pembuluh darah

Page 8: Femur

d) Fraktur diafisis femur

Komplikasi lanjuta) Nekrosis avaskulerb) Miositis osifikansc) Dislokasi yang tidak dapat direduksid) Osteoarthritis

LO 3.6 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Fraktur Collum Femoris

Tatalaksana pertama Fraktur tertutup

- Perhatikan keadaan umum pasien,kalau syok berikan RL atau NaCl0,9%

- Untuk mengurangi rasa nyeri pasang spalk pada daerah yang fraktur kemudian ditinggikan

- Pemasangan spalk harus melewati2 buah sendi

- Kalau nyeri sekali berikan obatanalgetik

- Buat rontgen foto minimal 2posisi

- Konsulkan

Tatalaksana pertama Fraktur terbuka

- Pasang IVFD RL/NaCl

- Pasang spalk dan tinggikan

- Beikan obat analgetik akalu nyeri sekali

-Pada frakturnya perhatikan perdarahan dan gangguan neurovaskularisasi bagiandistal/acral/ujung

- Berikan ATS profilak : ATS1500 unit untuk dewasa, anat separuhnya . TAT 0,5 cc

- Berikan Antibiotik dosis tinggi

- Buat Rontgen foto pada daerah yang fraktur

- Konsulkan

LO 3.7 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Fraktur Collum Femoris

Page 9: Femur