27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi ini, seseorang dapat lebih cepat dan lebih mudah untuk menyebarkan dan memperoleh informasi terbaru di berbagai belahan dunia. Saat ini pemerintah Indonesia masih dihadapkan pada masalah mulai lunturnya rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan mereka sendiri termasuk lagu dan kesenian musik daerah, padahal seharusnya sebagai masyarakat Indonesia kita harus mencintai dan melestarikan kebudayaan bangsa. Demam K-Pop melanda Indonesia, hal ini menimbulkan bermunculan boy band, girl band di Indonesia. Kemunculan boy band dan girl band di Indonesia ini sebagai contoh plagiarisme artis-artis korea dalam hal ini adalah boy band dan girl band. Meski sering mendapat hujatan dari berbagai pihak atau penikmat musik di Indonesia, para boyband atau girlband ini semakin eksis di Indonesia. Kehebohan musik Korean-Pop yang dimainkan oleh boy band dan girl band Korea secara pesat telah dikenal luas di berbagai negara terutama di 1

Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di era globalisasi ini, seseorang dapat lebih cepat dan lebih mudah untuk

menyebarkan dan memperoleh informasi terbaru di berbagai belahan dunia. Saat

ini pemerintah Indonesia masih dihadapkan pada masalah mulai lunturnya rasa

cinta masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan mereka sendiri termasuk lagu

dan kesenian musik daerah, padahal seharusnya sebagai masyarakat Indonesia kita

harus mencintai dan melestarikan kebudayaan bangsa.

Demam K-Pop melanda Indonesia, hal ini menimbulkan bermunculan boy

band, girl band di Indonesia. Kemunculan boy band dan girl band di Indonesia ini

sebagai contoh plagiarisme artis-artis korea dalam hal ini adalah boy band dan girl

band. Meski sering mendapat hujatan dari berbagai pihak atau penikmat musik di

Indonesia, para boyband atau girlband ini semakin eksis di Indonesia. Kehebohan

musik Korean-Pop yang dimainkan oleh boy band dan girl band Korea secara

pesat telah dikenal luas di berbagai negara terutama di wilayah ASIA dan

memiliki jumlah penggemar yang begitu besar. Salah satu negara yang memiliki

banyak penggemar musik Korean-Pop adalah indonesia.

Yang menjadi ciri dari musik Korean-Pop ini sendiri yaitu musik dibawakan

oleh para boy band dan girl band. Yang dimaksud dengan boy band yaitu suatu

organisasi dalam bentuk band yang memiliki beberapa personil laki-laki di

dalamnya dan masing-masing personil tersebut berposisi sebagai penyanyi dengan

tipe suara mereka masing-masing dan sebagai penari modern dance termasuk juga

breakdance kemudian dua hal tersebut dikomposisikan menjadi satu. Sedangkan

girl band personilnya adalah perempuan, sebenarnya antara boy band dengan girl

band tidaklah jauh berbeda hanya saja girl band lebih memperlihatkan sisi feminin

1

Page 2: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

seorang perempuan. Selain terkenal dengan tarian dan suara yang bagus, para

anggota boy band dan girl band ini terkenal juga dengan wajah yang tampan -

tampan dan juga cantik-cantik sehingga membuat banyak orang yang menjadi

penggemar mereka. Karena keistimewaan yang mereka miliki itu kemudian

muncullah para penggemar boy band dan girl band Korea di Indonesia, yang

dikenal dengan nama K-Popers.

Dalam sebuah artikel di majalah “Nyata” edisi Mei 2011, kelima personil

band terpopuler di Korea tahun 2009 “Big Bang” menyatakan, “Indonesia adalah

salah satu negara dengan penggemar terbanyak. Jadi kami sepakat untuk membuat

Jakarta bergemuruh”. Tidak diketahui jumlah pasti penggemar Korean-Pop di

Indonesia namun banyaknya jumlah penggemar musik korean-pop di Indonesia

dapat terlihat ketika diselenggarakannya acara-acara yang menampilkan Boy band

dan Girl band. Setiap acara yang menampilkan Boy band dan Girl band selalu

dipenuhi oleh para penggemar yang hadir untuk menonton dan rata-rata dari

mereka adalah seorang remaja. Melihat begitu hebohnya boy band dan girl band

ini sehingga memicu remaja-remaja indonesia melakukan plagiarisme terhadap

boy band dan girl band Korea dengan harapan ingin sukses juga seperti para boy

band dan girl band yang ada di Korea. Contoh boyband dan girlband Indonesia

seperti SM*SH ( dibaca smash), 7 ICONS, MAX5, Cherry Belle dan masih

banyak lagi lainnya.

Boy band dan girl band indonesia ini bermunculan setelah terjadinya

fenomena kesuksesan dan kehebohan musik korean-pop, yang digandrungi

banyak remaja Indonesia. Mereka ingin mendapatkan popularitas seperti halnya

boyband dan girlband asal Korea. Melihat remaja Indonesia kini banyak yang

lebih menyukai budaya asing daripada budaya tradisional, hal itu menyiratkan

mulai lunturnya kecintaan remaja Indonesia akan budaya nenek moyang mereka

sendiri. Tentu hal ini sangat memprihatinkan bagi perkembangan budaya

tradisional Indonesia karena kelak siapa yang akan menjaga dan melestarikan

kebudayaan Indonesia apabila kebanyakan generasi muda Indonesia sendiri lebih

menyukai budaya asing.

2

Page 3: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apa sajakah faktor penyebab plagiarisme boy band dan girl band Korea di

Indonesia ?

2. Apa sajakah dampak dari plagiarisme boy band dan girl band Korea ?

3. Bagaimana alternatif tindakan yang bisa dilakukan untuk permasalahan

plagiarisme boy band dan girl band musik Korean-Pop ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya plagiarisme boy band dan girl

band Korea.

2. Mengidentifikasi dampak-dampak yang ditimbulkan dari plagiarisme boy

band dan girl band Korea.

3. Mengidentifikasi cara untuk menanggulangi plagiarisme boy band dan girl

band musik Korean-Pop.

3

Page 4: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Mengenai pengertian boy band dan girl band, Brandon Harris dalam situs

Wikipedia mendefinisikan boyband sebagai tindakan musik populer terdiri dari

hanya penyanyi laki-laki. Para anggota diharapkan untuk menari serta menyanyi,

biasanya memberikan pertunjukan yang sangat koreografer. Para anggota band

tidak bermain alat musik, baik dalam sesi rekaman ataupun di atas panggung dan

hanya bernyanyi serta menari. Sedangkan sebuah band yang semua anggotanya

perempuan (lebih dikenal sebagai girl band) adalah sebuah grup musik yang

terdiri dari musisi wanita eksklusif. Sebuah perbedaan dibuat dengan sekelompok

gadis, di mana para anggota sebagai vokalis, meskipun terminologi ini tidak

universal diikuti. Namun kini banyak girl band juga seperti boy band menyanyi

dan juga menari untuk menghibur para penggemar mereka (www.wikipedia.org).

B. Perkembangan Boy Band Dan Girl Band

Seiring dengan kemajuan zaman, seluruh aspek kehidupan manusia

mengalami perkembangan serta beberapa perubahan. Dunia hiburan dipenuhi oleh

beberapa bidang suguhan, salah satunya adalah bidang seni musik. Dewasa kini

industri musik Indonesia semakin ramai dibicarakan baik musik dari luar maupun

dari dalam. Diramaikan dari luar dengan contoh masuknya musik Korean-Pop dan

bermunculannya boy band dan girl band yang meramaikan industri hiburan di

Indonesia. Pada dasarnya grup musik boy band dan girl band ini sudah ada sejak

dahulu namun menanjak heboh lagi akhir-akhir ini.

1. Perkembangan Boy Band

Bentuk awal musik boy band terjadi di akhir abad 19 dengan penggunaan

kuartet Barbershop capella. Mereka biasanya sekelompok laki-laki dan

4

Page 5: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

bernyanyi dalam empat bagian harmoni. Popularitas kuartet Barbershop telah

menonjol ke bagian awal abad ke-20. Sebuah kebangkitan kelompok vokal

laki-laki terjadi pada akhir 1940-an dan 1950-an dengan menggunakan musik

Doo-wop. Doo-wop adalah pendahulunya sebelum boy band dan topiknya

seperti cinta dan tema lain yang digunakan dalam musik pop. Jejak awal boy

band berada di pertengahan 1950-an dan istilah boy band tidak

digunakan. Istilah boy band tidak didirikan sampai akhir 1980-an. Sebelum itu

mereka hanya disebut kelompok vokal laki-laki. Para pendahulu awal dari

genre boy band adalah kelompok-kelompok seperti The Osmonds, The Jackson

5, dan The Monkees, yang membantu membentuk template untuk boy band.

The Monkees sering dianggap sebagai pelopor asli boy band yang dibentuk

pada tahun 1965. Kini beberapa boy band yang terkenal didaratan ASIA antara

lain F4 asal taiwan melalui film meteor garden, EXILE asal jepang, SUPER

JUNIOR asal Korea Selatan, Big Bang asal Korea. (http://en.wikipedia.org)

2. Perkembangan Girl Band

Dalam situs wikipedia menyebutkan grup yang terdiri hanya dari perempuan

mulai muncul dengan munculnya rock and roll. Di antara semua wanita-band

rock paling awal akan ditandatangani ke label rekaman adalah Goldie & the

Gingerbreads, ke Atlantic Records pada tahun 1964, The Pleasure Seekers

bersama Suzi Quatro Hideout Records pada tahun 1964 dan Mercury Records

di tahun 1968, The Records Moppets Roh di 1967, Kompleks Feminin untuk

Athena Records di tahun 1968 dan Fanny pada tahun 1969 sewaktu Mo Ostin

menandatangani mereka ke Warner Bros Records. Ada juga yang lain, seperti

The Liverbirds (1962-1967), Ace of Cups (1967), Heart Beats (1968), Ariel

(1968-1970) yang mencakup tiga anggota The Deadly Nightshade, dan Shaggs

(1968). Kini beberapa girl band yang terkenal di daerah Korea juga ASIA yaitu

Girls Generation (SNSD), Wonder Girls, 2NE1 yang berarti New Evolution of

the 21st Century/Evolusi Baru di Abad ke-21.

(http://community.babastudio.com)

5

Page 6: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

C. Penyebab Terjadinya Plagiarisme Boy band Dan Girl band Korea.

Banyak sekali penyebab yang menyebabkan terjadinya plagiarisme boyband

dan girlband Korea, antara lain :

1. Faktor Media Massa

Tidak dapat dipungkiri zaman terus berkembang, kini manusia hidup

berada di zaman globalisasi dimana suatu informasi akan dapat mudah

tersebar serta didapat banyak orang. Hal itu semua berkat adanya faktor

media massa sebagai penyebar berita yang memberi informasi secara

lengkap kepada semua kalangan. Kini terdapat banyak sekali media massa-

media massa yang beredar di masyarakat seperti :

a) Televisi

Televisi adalah salah satu media masa elektronik yang hampir setiap

tempat tinggal di Indonesia memilikinya.. Menurut Sutisno, S.E., M.E. ,

“Televisi sudah menjadi teman hidup untuk mendapatkan kesenangan,

informasi, dan juga tempat melarikan diri dari realitas kehidupan

sebenarnya. Oleh karena itu televisi dianggap mempunyai kemampuan yang

luar biasa dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat” (2002:287).

Selain itu menurut Sutisno, S.E., M.E. keunggulan dari televisi yaitu, “Bisa

dilihat, didengar, gambar bergerak, menarik ditonton, perhatian tinggi serta

jangkauan yang luas” (2002:293).

b) Surat kabar

Surat kabar merupakan salah satu media penyampai pesan yang

mempunyai daya jangkau yang luas dan massal. Keunggulan surat kabar

menurut Sutisno, S.E., M.E. , “Fleksibilitas, tepat waktu, mampu

menangkap pasar lokal dengan baik, jangkauan penerimaan yang luas,

tingkat kepercayaan yang tinggi” (2002:293).

c) Radio

Radio merupakan salah satu sarana penyampaian pesan yang banyak

digunakan terutama di daerah-daerah pedesaan dan beberapa penduduk

perkotaan juga masih banyak yang memakainya. Keunggulan radio menurut

6

Page 7: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

Sutisno, S.E., M.E. , “Mempunyai banyak pendengar, selektivitas geografi

yang tinggi dan demografi yang tinggi dan biaya yang rendah” (2002:293).

d) Majalah

Majalah merupakan salah satu media cetak selain koran yang juga

memiliki jangkauan yang luas dan massal serta bersifat dispesifikasikan

pada kelompok tertentu yang lebih eksklusif. Keunggulan yang dimiliki

majalah menurut Sutisno, S.E., M.E. yaitu, “Selektifitas demografi dan

geografi yang tinggi, prestise dan kredibilitas, hasil cetakan berkualitas

tinggi, berumur panjang, jumlah pembaca yang meneruskan informasi yang

cukup baik” (2002:293).

e) Internet

Internet merupakan salah satu penyebar berita yang bersifat maya. Di

era globalisasi ini, internet memiliki jumlah konsumen yang sangat besar

sehingga banyak pihak memanfaatkan internet untuk menyebarkan

informasi-informasi didalamnya. Kini orang lebih suka mencari informasi

melalui internet sebab dirasa lebih lengkap, cepat, tidak terbatas oleh waktu

dan biaya yang relatif terjangkau oleh semua pihak.

Di dalam banyaknya media masa yang ada itu, kehebohan musik K-

Pop beserta para boy band dan girl band sedang menjadi berita hangat

sekaligus topik utama yang paling sering dibahas. Maka dari itu, kini semua

kalangan masyarakatpun menjadi tahu mengenai kehebohan musik tersebut.

Lambat laun remaja Indonesia yang latah akan kebudayaan baru menjadi

penggemar dari boy band dan girl band yang memainkan musik K-Pop.

Melihat banyaknya penggemar boy band dan girl band memicu banyak

remaja serta produsen-produsen musik untuk melakukan plagiarisme dengan

membentuk boy band dan girl band dengan berbagai alasan tertentu yang

mereka miliki.

7

Page 8: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

2. Faktor Konsumen

Gordon allport mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan

memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik

disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten. Masyarakat sebagai

konsumen dan penikmat musik mungkin telah jenuh dengan musik

Indonesia yang bisa dibilang itu-itu saja sementara konsumen ingin sesuatu

yang lebih segar. Selain sikap itu, rasa cinta akan budaya sendiri yang kian

luntur mengakibatkan juga mereka lebih suka mendengarkan lagu-lagu

asing daripada lagu-lagu daerah. Faktor lain yang berasal dari konsumen

yakni, kepribadian atau pola perilaku yang dimiliki oleh masyarakat

Indonesia yang bersifat latah terhadap kebudayaan-kebudayaan baru. Rasa

bergengsi apabila lebih mengetahui dan menyukai kebudayaan asing.

3. Faktor Musikalitas Dalam Negeri

Seperti yang diketahui, sejak dulu musik yang berkuasa di Indonesia

adalah musik dengan genre pop dan seakan genre lain itu tidak ada. Hal itu

bukan karena tidak adanya band namun karena label yang tidak berani ambil

resiko menerbitkan genre musik lain serta kurangnya dukungan pemerintah

terhadap karya-karya band indi (independent) sehingga dunia musik

Indonesia terdengar seakan monoton dan menyebabkan kejenuhan bagi

konsumennya. Ditengah rasa jenuh yang dirasakan para penikmat musik

Indonesia muncullah boyband serta girlband Korea yang membawa sensasi

baru sehingga masyarakat menjadi tertarik dan menggemarinya. Kesuksesan

itu membuat para label musik membuat audisi serta anak-anak muda

berlomba membuat boyband dan girlband untuk mengambil keuntungan

dari sedang menanjaknya kehebohan musik K-Pop (Korean-Pop).

Fenomena plagiarisme itu saat ini nampaknya sedang menjadi tren

meskipun banyak pro dan kontra mewarnai hal itu.

8

Page 9: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

4. Faktor Dari Boy Band Dan Girl Band Itu Sendiri

Untuk membuat sebuah boy band dan girl band tidaklah instan. Dalam

situs vivanews dikutip dari laman Soompi, CEO SM Entertainment, Kim

Young Min mengungkapkan bagaimana K-Pop bisa sukses seperti saat ini.

“Jika konsep grup sudah dipilih, para personel kemudian memulai pelatihan

bahasa asing, menari, dan menyanyi,” ujarnya. Young Min mengungkapkan,

rata-rata periode pelatihan untuk trainee adalah 3-5 tahun. Namun, hal

tersebut tidak berlaku untuk semua boyband. TVXQ atau biasa disebut

DBSK misalnya, harus menjalani pelatihan selama hampir tujuh tahun.

Menurut Young Min, biaya yang harus dikeluarkan untuk mencari dan

melatih SNSD mencapai USD3 juta per personel. Untuk menjadi personel

SNSD pun tidak mudah. Pasalnya jumlah peserta audisi SM kala itu

mencapai sekitar 30.000 orang. Dari jumlah tersebut hanya 100 orang yang

akhirnya menjalani pelatihan. Biaya yang harus dikeluarkan SM

Entertainment untuk audisi dan pelatihan juga tidak kecil, yakni sebesar

USD3-5 juta. Audisi sendiri dilakukan di Korea, Jepang, Amerika, dan

China. Lebih lanjut Young Min menjelaskan, hal terpenting bagi

perusahaannya adalah menemukan bakat baru dan membantu

mengembangkannya. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya

melatih para calon bintang itu tentang prinsip dan kepribadian seorang

selebritas. “Saya pikir aspek yang paling penting dari pelatihan adalah

melatih kepribadian selebritas,” ungkapnya. Young Min menambahkan,

aspek lainnya yang turut mendorong kesukses K-pop adalah penelitian

pasar, internet dan media-media baru. (www.vivanews.com)

Selain hal di atas masyarakatpun tentu tidak asal saja untuk menyukai

para boy band dan girl band tersebut namun terdapat beberapa ciri khas dan

juga kelebihan dari boy band dan girl band. Menurut allenesmee kelebihan

dari boy band dan girl band korea tersebut yaitu :

a) memiliki wajah yang tampan-tampan dan cantik-cantik

9

Page 10: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

b) memiliki suara yang indah serta komposisi yang unik

c) memiliki koreografi yang menarik

d) pandai menari serta memiliki gerakan yang kreatif

e) gaya berbusana yang istimewa

f) lagu yang dimainkan enak untuk didengarkan

(www.babastudio.com)

5. Faktor Pemerintah

Pemerintah pusat maupun daerah di kota-kota besar dirasa kurang

dalam melakukan sosialisasi tentang kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki.

Budaya itu khususnya dalam bidang seni musik sehingga tidak jarang

mereka bertanya ini lagu daerah mana ataupun ini lagu apa. Hal lain yang

menyebabkan terus adanya plagiat yaitu kinerja pemerintah dalam

menanggapi masalah plagiarisme dirasa kurang, terlihat selama ini belum

ada tindakan konkrit untuk mengatasi masalah-masalah plagiarisme

khususnya dalam dunia seni musik.

Selain hal-hal di atas, kurangnya partisispasi pemerintah dalam

menumbuhkan minat berkarya masyarakat juga mempengaruhi munculnya

kasus plagiat. Penyebab yang paling dominan dalam faktor pemerintah,

yakni kurangnya dukungan pemerintah terhadap karya-karya anak bangsa.

Hal itu menyebabkan sering terjadi di negara lain, orang mengagumi karya

anak Indonesia namun di Indonesia sendiri masyarakat tidak

mengetahuinya.

D. Dampak Yang Ditimbulkan Plagiarisme Boy band Dan Girl band Korea.

Bila plagiarisme musik Korean-Pop ini terus terjadi dan jumlah penggemar

Korean-Pop terus bertambah maka akan mengakibatkan melemahnya industri

musik dalam negeri dan hal ini menyiratkan kalahnya persaingan musik dalam

negeri dengan musik asing di dalam belantika musik Indonesia sendiri. Secara

umum, dampak plagiarisme musik Korean-Pop dapat terlihat pada masyarakat,

10

Page 11: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

industri musik dalam negeri dan band-band dalam negeri. Berikut adalah dampak-

dampak yang disebabkan oleh plagiarisme boy band dan girl band korea :

1. Dampak pada masyarakat

Dapat dilihat secara jelas bagi masyarakat dampak dari plagiarisme

boy band dan girl band korea salah satunya dalam model berpakaian. Para

remaja kini mulai menirukan model-model pakaian yang dikenakan oleh

para artis Korea. Dampak yang lain yaitu anak-anak kecil lebih suka

menyanyikan dan lebih tahu tentang lagu-lagu boy band dan girl band

dibanding lagu-lagu daerah. Masyarakat lebih suka membeli kaset dan

melihat pertunjukan boy band dan girl band dengan musik-musik korean-

pop daripada musik pop melayu, dangdut ataupun musik daerah seperti

keroncong, campursari, dan yang lainnya. Para remaja merasa lebih bangga

apabila bisa berbahasa Korea. Apabila dampak pada masyarakat ini tidak

segera dicari penyelesaiannya maka bukan tidak mungkin budaya daerah

akan punah tergeser oleh budaya-budaya dari luar negeri.

2. Dampak terhadap industri hiburan di Indonesia

Kini sedang heboh di stasiun-stasiun tv swasta di Indonesia

menyiarkan siaran-siaran tentang hal-hal yang berbau Korea, antara lain

seperti siaran film-film Korea, berita mengenai artis-artis Korea, boy band

dan girl band, liputan acara-acara musik di Korea, pemutaran lagu-lagu boy

band dan girl band Korea, bahkan juga ada salah satu stasiun tv swasta di

Indonesia yang menyiarkan liputan tentang acara pemilihan boy band dan

girl band Indonesia yang kental dengan suasana plagiat baik dalam bentuk

musik, tata busana, video clip dan juga wajah anggota boy band dan girl

band.

Dampak paling terasa adalah dalam bidang perfilman dan seni musik.

Hal itu terbukti dengan banyaknya film Indonesia yang ketahuan meniru

film-film Korea. Kini juga muncul film dengan para boy band yang menjadi

pemeran utama di film tersebut, seperti film “Cinta Cenat Cenut” (CCC) 1

11

Page 12: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

dan 2 yang diperankan oleh para personil boy band “SM*SH”. Bahkan

sehubungan dengan film tersebut, dalam wawancara dengan majalah

“Nyata” salah satu personil SM*SH yakni rafael menyatakan, “Pas season 1

kami baru mengenal akting, kalau sekarang kami sudah lumayan lah”.

Dalam bidang seni musik terbukti dengan kini tangga lagu di acara-acara tv

seperti “Dahsyat”, “Inbox” dikuasai oleh lagu-lagu dari boy band dan girl

band. Dan lagu-lagu yang beraliran musik lain seolah-olah hilang begitu

saja kalah dari musik Korean-Pop.

3. Dampak terhadap budaya bangsa

Dampak dari plagiarisme musik Korean-Pop, boy band dan girl band

ini menyangkut beberapa hal salah satunya dalam hal budaya. Indonesia

mempunyai banyak sekali budaya lokal yang berkembang umumnya

mengikuti etnis masing-masing daerah. Musik Korean-Pop ini mengandung

unsur-unsur serta nilai-nilai budaya Korea didalamnya dan hal itu membuat

para penggemar musik Korea di Indonesia menjadi mengesampingkan nilai-

nilai budaya mereka sendiri dan digantikan dengan nilai-nilai dari budaya

Korea tersebut. Kini dengan banyaknya remaja yang menjadi penggemar

dari musik serta artis-artis Korea mengakibatkan seakan-akan budaya dalam

negeri semakin dilupakan oleh generasi muda Indonesia sendiri.

E. Solusi Untuk Menanggulangi Plagiarisme Artis Korea.

Untuk menanggulangi masalah plagiarisme artis korea termasuk juga boy

band dan girl band di Indonesia perlu dilakukan beberapa pihak agar hal itu tidak

menjadi masalah yang berkepanjangan di masyarakat. Berikut ini solusi yang saya

sarankan untuk menanggulangi plagiarisme artis korea :

1. Dari Pemerintah

Hendaknya dari pemerintah sendiri lebih mencerminkan dan

membawa kebudayaan Indonesia dimanapun berada dan memperkenalkan

12

Page 13: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

budaya Indonesia kepada dunia Internasional. Pemerintah membantu

menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada masyarakat

Indonesia, salah satunya dengan cara menempelkan poster, spanduk tentang

budaya-budaya tanah air, mengadakan gerakan cinta tanah air, lebih sering

untuk membuat acara-acara nasional khusus tentang budaya-budaya daerah

Indonesia termasuk juga bidang seni musik yang diharapkan agar

masyarakat lebih mengetahui dan mencintai budaya mereka sendiri. Selain

itu pemerintah diharapkan juga membuat kebijakan untuk memberi

hukuman bagi pelaku-pelaku plagiarisme serta melindungi dan lebih

memfasilitasi band-band lokal dalam negeri agar mereka lebih mudah

berkreasi dan berinovasi terutama untuk band-band yang tidak mayor label

atau dikenal dengan istilah independent..

2. Dari produsen industri hiburan dalam negeri

Hendaknya para produsen industri hiburan dalam negeri tidak hanya

mementingkan keuntungan pribadi saja dari hal-hal yang bersuasana sedang

heboh di masyarakat. Namun mereka diharapkan agar juga mementingkan

budaya-budaya dalam negeri sehingga industri hiburan dalam negeri tidak di

dominasi musik luar yang berkesan sedang diminati dan seakan budaya

dalam negeri hilang begitu saja. Untuk menanggapi masalah kejenuhan

masyarakat serta pencinta musik yang beragam diharapkan produsen musik

atau mayor label di Indonesia tidak hanya mengpublikasikan dan

mengangkat band-band beraliran musik Pop seperti yang diketahui selama

ini menguasai dunia musik Indonesia, namun juga aliran musik lain seperti

musik daerah, Rock n’ Roll, Blues, metal, dan yang lainnya sehingga

industri musik Indonesia diramaikan oleh berbagai aliran musik agar

masyarakat tidak menjadi bosan dan lebih menyukai Industri musik dalam

negeri dari pada musik asing.

13

Page 14: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

3. Dari band-band plagiator itu sendiri

Sebenarnya peristiwa plagiarisme musik ini bukanlah yang pertama

kali terjadi di Indonesia. Belum lama lalu band “D’MASIV’ Indonesia juga

telah dituduh melakukan plagiarisme karena beberapa lagunya yang terbukti

meniru lagu-lagu band dari luar. Maka dari itu untuk menanggulangi

fenomena plagiarisme di Indonesia ini hendaknya timbul suatu kesadaran

dari band-band yang akan dan sudah melakukan plagiarisme atau

penjiplakan itu sendiri agar lebih mencintai kebudayaan sendiri daripada

kebudayaan asing sehingga kasus plagiarisme ini tidak terulang kembali.

Diharapkan juga agar para band ini lebih menumbuhkan minat berkarya

serta mengekspresikannya sesuai kemampuan yang dimiliki bukan dengan

membuat suatu plagiat.

Adanya perasaan lebih bangga apabila menyanyikan lagu sendiri,

kebudayaan sendiri dan tidak melakukan plagiarisme akan menurunkan

jumlah kasus plagiat di masyarakat. Di dalam zaman globalisasi ini

diharapkan mereka tidak harus menyerap semua kebudayaan yang masuk,

agar tidak muncul akibat-akibat negatif. Sebagai orang Indonesia

seharusnya mereka lebih mencintai serta melestarikan kebudayaan

Indonesia sendiri.

4. Dari konsumen

Hendaknya kita sebagai masyarakat Indonesia sering untuk

menghadiri, melihat, mencintai serta melestarikan acara-acara kesenian,

budaya yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta agar kita

sendiri tidak buta dengan kebudayaan kita dan untuk generasi kita

berikutnya. Kita sebagai konsumen musik diharapkan lebih mencintai dan

bangga terhadap budaya dalam negeri terutama dalam bidang seni musik

karena sebenarnya band-band Indonesiapun tidak kalah dengan band-band

asing terbukti dengan terkenalnya band-band Indonesia di luar negeri seperti

The S.I.G.I.T, Lord Symphony, EDANE, Gugun Blues Shelter, dan lainnya.

14

Page 15: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

Di dalam era globalisasi ini diharapkan masyarakat tidak harus menyerap

semua kebudayaan yang masuk, agar tidak muncul akibat-akibat negatif

seperti kasus plagiat. Sebagai orang Indonesia seharusnya kita lebih

mencintai serta melestarikan kebudayaan Indonesia sendiri.

Alangkah baiknya apabila kita mampu untuk menjadikan budaya

dalam negeri sebagai budaya yang paling kita cintai dan membawa serta

memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia Internasional demi bangsa

Indonesia.

5. Dari media massa

Di era globalisasi ini faktor media massa merupakan jaringan utama

suatu informasi tersebar baik maupun buruk. Karena begitu luasnya dan

sulitnya pengawasan maka untuk menanggapi hal-hal dan dampak-dampak

yang kurang baik dari globalisasi diperlukan sifat kedewasaan konsumen.

Sifat kedewasaan sangat diharapkan bagi para konsumen media massa ini

agar memiliki kebijaksanaan dalam hal-hal apa saja yang sekiranya dapat

diambil dari berita-berita yang dipublikasi di media massa tersebut.

Kiranya dari pihak media massa sendiripun lebih bijaksana dalam

menyajikan informasi yang sekiranya lebih banyak dampak positif daripada

negatifnya di masyarakat. Pengawasan yang lebih ketat untuk berita-berita

yang akan disiarkan. Untuk acara tv, apabila terdapat siaran-siaran yang

hanya diperuntukkan bagi orang dewasa maka sebaiknya disiarkan pada

malam hari. Dan untuk majalah dan koran dewasa maka sebaiknya

pengawasan dalam penjualannya juga diperhatikan agar tidak berdampak

negatif.

15

Page 16: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya fenomena plagiarisme boy band

dan girl band Korea di Indonesia, yaitu :

a. Faktor media massa

b. Faktor konsumen

c. Faktor dunia musik dalam negeri

d. Faktor dari boy band dan girl band itu sendiri

e. Faktor pemerintah.

2. Dampak yang ditimbulkan plagiarisme boy band dan girl band Korea

di Indonesia, antara lain :

a. Dampak terhadap masyarakat

b. Industri hiburan di indonesia

c. Dampak terhadap kebudayaan yang ada di indonesia.

3. Alternatif tindakan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah

plagiarisme boy band dan girl band Korea di Indonesia, yaitu dari :

a. Pemerintah

b. Produsen industri hiburan dalam negeri

c. Band-band plagiator itu sendiri

d. Konsumen

e. Pihak media massa.

B. Saran

1. Hendaknya seluruh lapisan masyarakat Indonesia tidak harus

menyerap semua budaya dari globalisasi dan modernisasi dan

menjunjung tinggi kebudayaan tanah air Indonesia.

2. Hendaknya konsumen musik tidak menutup diri dari globalisasi dan

modernisasi namun tetap menerima dengan dilandasi sifat yang arif

bijaksana dan mempertahankan kebudayaan asli bangsa.

16

Page 17: Fenomena Boyband Dan Girlband Di Indonesia

Daftar pustaka

(http://en.wikipedia.org/wiki/Boy_band, diakses 3 desember 2011)

(http://en.wikipedia.org/wiki/All-female_band, diakses 3 desember

2011)

(http://community.babastudio.com/showthread.php?143-Boyband-

Girlband-Korea, diakses 4 Desember 2011)

(http://showbiz.vivanews.com/news/read/263106-di-balik-kesuksesan-

boyband---girlband-korea, diakses 4 Desember 2011)

Majalah nyata edisi

Hernendi Syafril. (2009). 5 Biang Terorisme. Diperoleh pada 04 Desember 2011, dari http://syafrilhernendi.com/2009/07/19/5-biang-terorisme/

Jebhy, Mc. (2009). Upaya Pencegahan Aksi Terorisme Melalui Pendekatah

hukum. Diperoleh pada 06 Desember 2011, dari http://

jebhy.blogspot.com/2009/11/upaya-pencegahan-aksi-terorisme-melalui.html

Lewis, Bernard. (1994). Bahasa Politik Islam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

utama.

Soegara, Robby. (2006, 8 Oktober). “ Dari Amerika Cap Teroris itu Datang”.

FORUM KEADILAN, hlm. 20.

Sunusi, Dzulqarnain bin Muhammad. (2011). Dampak Negatif terorisme. Diperoleh pada 06 Desember 2011, dari http://rizkytulus. wordpress.com/2011/05/16/dampak-negatif-terorisme/

17