Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    1/125

    Analisa fenomena interaksi aliran pada

    kapal katamaran dengan simulasi numerik

    dan uji terowongan angin

    RONALD M H4109203341

    Program Pasca Sarjana Teknologi KelautanINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    S U R A B A Y A2012

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    2/125

    Catamarans History

    • Petualang dan saudagar Inggris,William Dampier, berkeliling dunia mencari peluang bisnis

    sekitar tahun 1690-an dan tiba di Pantai Tenggara India di Tamil Nadu, teluk Bay . Di sana,

    William Dampier menemukan perahu komunitas nelayan dengan dua lambung yangterpisah dan saling terikat,dikenal dengan Kattumaran.

    • Katamaran berasal dari bahasa Tamil yaitu Kattu (to tie =mengikat) dan maram (wood,

    tree=kayu), sehingga kattumaran diartikan sebagai kayu yang terikat bersama-sama.

    Defenisi umum kattumaran lebih dikenal sebagai kapal dengan dua lambung yangdigabungkan.

    • Bentuknya terbuat dari kayu, sedikit lebih kecil dari rakit, bagian belakang selalu terbenam

    di dalam air dan hanya bisa mengangkut satu orang. Jenis kapal yang diamati William

    Dampier ditulis dalam buku “On the coast of Coromandel ”, tahun 1697 dan dia menyebut

    kapal tersebut dengan Catamarans.

    catamarans

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    3/125

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    4/125

    Latar Belakang

    Pertumbuhan Katamaran

    sbg AMV yang pesat

    Djatmiko & Panunggal (199X) ; Utama (1999); Moraes (2004);

    Papanikoloau (2005); Sahoo (2006)

    Di sebabkan:Luas geladak yang besar: Penataan ruangan lebih baik

    Stabilitas yang lebih nyaman: lengan stabilitas >momen kopel >

    Draft yang lebih kecil: muatan >>

    Karakteristik hambatan: daya penggerak <

    Gambar 1. Database kapal Fast Marine Vehicles -NTUA-SDL (Papanikoloau, 2005). 

    Djatmiko & Panunggal (199X)

    Riset tentang Katamaran

    berkembang

    Struktur

    A Design Procedure for Catamaran Cross Structure Loads

    (Dalingga dan Tikka, 1986) Hidrodinamika

    Optimization Scheme

    for Quick Choice of Favourable Hull Form Ratios

    for Hard-Chine Catamarans (Subramanian, 2006)

    REVIEW OF ADVANCED MARINE VEHICLES CONCEPTS

    Apostolos Papanikolaou (2005), National Technical University of

    Athens, Ship Design Laboratory, Greece (NTUA-SDL) 

    Transportasi dan Produksi

    Hambatan Katamaran

    • Estimasi Hambatan diperlukan pada tahap proses desain

    • Hambatan Katamaran masih sering dibahas dalam forum ilmiah (Jamaluddin, 2011)

    • Hambatan katamaran lebih kompleks dibandingkan monohull karena dipengaruhi

    interaksi lambung yang menyebabkan interferensi (interferensi hambatan

    gelombang dan interferensi hambatan viskos)

    • Kajian terhadap Interferensi hambatan gelombang sudah banyak dilakukan,

    sedangkan untuk kajian terhadap interferensi Hambatan viskos masih sangat minim

    (Utama, 1999; Jamaludin, 2010)

    • Fenomena interaksi aliran dapat diketahui melalui interferensi yang diakibatkan oleh

     jarak antara lambung

    Interferensi Hambatan• Body atau Viscous Resistance Interference: disebabkanoleh aliran asimetris di sekitar demihull dan

    berpengaruh pada aliran viskos seperti perubahan

    bentuk lapisan batas dan longitudinal vortices.

    • Wave Resistance Interference: ditimbulkan oleh interaksi

    antara sistem gelombang oleh masing-masing demihullUji Terowongan Angin

    • Pendekatan yang memungkinkan mengkaji komponenhambatan viskos dan efek interaksi adalah denganmembuat free surface seolah-olah sebuah bidang datarsehingga efek wave making dapat dieliminasi (Utama,1999; Armstrong, 2003)

    • Dibuat model yang direfleksi pada sarat penuh (bidangrefleksi menjadi datar) (Couser, 1997) gelombang

     permukaan tidak diperhitungkan, sehingga hambatan full viskos.

    • Teknik pengujian model refleks (tidak memperhitungkanwave making) dapat dilakukan di terowongan angin

    • Pengujian terowongan angin diawali oleh Lackenby(1965) dan penggunaan refleks model diawali oleh

     Joubert dan Matheson (1970) pada model Lucy Ashton. Simulasi Numerik

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    5/125

    Background

    • Jamaluddin dkk (2010) melakukan eksperimen untuk meneliti faktor bentuk ( form factor) pada demihull  dan katamaran dengan berbagai konfigurasi lambung di kolam

    tarik.

    • Geometri model yang digunakan adalah displasemen katamaran dengan lambung

    simetris (symmetrical hull ) dan lambung tidak simetris (asymmetrical hull).

    • Variasi jarak melintang antara lambung adalah S/L 0.2, 0.3 dan 0.4. Kesimpulan dari

    penelitian yang dilakukan adalah faktor bentuk viskos katamaran secara signifikan lebih

    besar dibandingkan dengan demihull .

    • Namun ditemukan variasi efek interaksi hambatan viskos karena perbedaan jarak

    demihull .

    • Jamaluddin dkk (2010) menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang

    interferensi hambatan viskos dengan melakukan kajian di terowongan angin.

    • Kajian di terowongan angin dilakukan pada model tanpa strip turbulen

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    6/125

    Previous Research

    Armstrong, T. (2003). The effect of Demihull Separation on frictional resistance of

    Catamaran. Seventh international Conference on Fast Sea Transportation, FAST  (hal. 22-30).

    Ischia-Italy: Ischia. 

    Mitchell, R. R., & Webb, M. B. (7-10 January 2008). A study of the base pressure distribution

    of a Slender Body of Square Cross-Sectrion. AIAA Aerospace Sciences Meeting and Exhibit  ,

    1-8. 

    Utama, I. K. A. P (1999). Investigation of the Viscous Resistance Components of Catamaran

     Forms. Ph.D Thesis, UK: University of Southampton. 

    Utama, I. K. A. P & Molland, A. F. (2001). Experimental and Numerical Investigations into

    Catamaran Viscous Resistance. FAST  , 295-304.

    Rajagopalan, G., Schaller, D., & Wadcock, A. J. (2008). Experimental and Computational

    Simulation of a Model Ship in a Wind Tunnel . Aerospace Engineering and

     MechanicalEnginerring , Iowa State University Ames, IA, AIAA

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    7/125

    T UJUAN  

    Tujuan penelitian ini adalah• Mencari besar interferensi hambatan viskos dengan menghitung nilai

    koefisien tekanan dan kecepatan aliran di sekitar model lambung kapal

    melalui eksperimen di terowongan angin

    • Melakukan perhitungan interferensi hambatan viskos melalui simulasi

    numerik (CFD). Sebagai data tambahan, simulasi numerik juga dilakukan

     pada model untuk mengetahui perubahan hambatan dan kecepatan dengan

    variasi yaw angle  2o, 4o, 6o, 8o dan 10o.

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    8/125

    M ANFAAT  

    • Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang hambatan yang dialami

    oleh kapal katamaran terutama hambatan viskos dan interferensi

    hambatan viskos sehingga menambah pengetahuan dalam memprediksi

    hambatan kapal katamaran, untuk menentukan daya mesin kapal dalam

    tahapan pleriminary desain.• Memberikan informasi ilmiah kepada praktisi bidang perkapalan

    terhadap fenomena aliran dan interferensi pada lambung (ganda)

    katamaran untuk dapat memperkaya sistem data base untuk tujuan

    saintifik.

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    9/125

    B ATASAN M ASALAH  

    • Pengujian model fisik di lakukan dengan terowongan angin dan

    simulasi numerik dilakukan dengan ANSYS CFX versi 14. 

    •  Displasement Hull  berbentuk round bilge  dengan S/L = 0.2, 0.3 dan

    0,4 dengan rasio L/B = 9,63.

    Input kecepatan diperoleh dari batasan maksimum RPM terowonganangin (1400 RPM). 

    • Analisa wave making  tidak dibahas. 

    • Tekanan atmosfer pada pengujiaan dianggap 1,01325x105 Pa. 

    • Pada simulasi numerik bentuk meshing menggunakan general

    meshing. 

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    10/125

    D ASAR TEORIAda 2 interferensi hambatan yang berhubungan dengan kapal katamaran (Pien, 1976), yaitu

    (1) interferensi hambatan kekentalan yang diakibatkan oleh pola aliran yang tidak simetris di sekeliling badan kapal

    serta pengaruh aliran kekentalan seperti peristiwa pembentukan lapisan batas

    (2) interferensi hambatan gelombang yang timbul akibat interaksi di antara sistem gelombang dari lambung

     penyusun katamaran.

    Efek interferensi tersebut dalam dijelaskan menjadi : 

    i. Body interference, aliran air di sekitar demihull bersifat asimetris terhadap centerline demihull, begitu juga

     penyebaran tekanan disekitarnya. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh demihull yang lain dan menyebabkan

     bertambahnya komponen hambatan yang dihasilkan yaitu berupa; 

    • Gangguan kecepatan aliran fluida meningkat di sekeliling demihull terutama di daerah antara kedua lambung

    (tunnel side). Pertambahan kecepatan dikarenakan adanya peningkatan hambatan gesek dan modifikasi bentuk lambung kapal.

    • Timbulnya aliran fluida di bawah lunas searah sumbu y kapal, yang biasanya diabaikan pada kapal monohull

    karena pengaruhnya sangat kecil, pada lambung katamaran besarnya kecepatan aliran ini 5-7 % dari

    kecepatan kapal.

    • Adanya perbedaan ketinggian gelombang pada bagian stern kapal di sebelah dalam dan luar demihull.

    • Gangguan kecepatan fluida pada tunnel side dapat merubah struktur boundary layer

    • Gelombang akibat gerakan demihull satu dapat mencapai demihull yang lain sehingga merubah luasan

    lambung yang tercelup air, yang berarti juga mempengaruhi besarnya hambatan gesek.  ii. Wave interference, sebagai implikasi dari 2 lambung yang berjalan berdampingan, interferensi gelombang dapat

    diamati sebagai berikut; 

    • akibat dari perubahan penyebaran tekanan maka wave making resistance dapat berubah. Dengan kata lain

     pola gelombang pada demihull dapat berbeda dengan asumsi ketika demihull diisolasi 

    • interaksi gelombang dari masing-masing demilhull  dapat bersifat saling meniadakan.

    • Pertemuan antara gelombang yang dihasilkan oleh haluan masing-masing lambung di centerline dapat

     bersuperposisi mnghasilkan gelombang yang sangat besar  • Pola gelombang di stern kapal bagian luar dan dalam tunnel shg menyebabkan berubahnya aliran

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    11/125

    D ASAR TEORI

      CAT W CAT  F CAT CAT T 

      C C k C      1

    k k          11

      W  F    C C k            1

    W  F T   C C k C            )1(

    Metode ITTC 1978 memberikan persamaan Koefisien Hambatan Total untuk Katamaran: 

    Di mana:

    Ø   : Faktor interferensi hambatan bentuk ( form) 

      : Faktor interferensi hambatan gelombang (wave) 

    σ   : Faktor interferensi hambatan viskos (viscous)

    Ø  digunakan dalam perhitungan pengaruh perubahan tekanan di sekitar lambung (demihull ). Untuk tujuan

     praktis, Ø dan σ  dapat dikombinasikan (Insel dan Molland, 1992) ke dalam interferensi hambatan viskos

    yakni faktor  , dimana

    Karena Interferensi hambatan gelombang tidak dibahas maka

    sehingga 

     F T   C k C    )1(    

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    12/125

    Flow  chart

    MULAI 

    STUDY

    LITERATUR 

    DESAIN MODEL 

    UJI TEROWONGAN ANGIN 

    PROFIL KECEPATAN  KOEFISIEN TEKANAN, Cp 

    Parameter Lingkungan 

    SIMULASI NUMERIK 

    VISKOS PRESSURE COEFFICIENT, CVP 

    VIS. PRESSURE

    VIS. KECEPATAN 

    INTERFERENSI

    HAMBATAN VISKOS

    SELESAI 

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    13/125

    Model ling

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    CL

    BL 1

    BL 2

    BL 3

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10BASE LINE

    1

    2

    3

    DWL

    BL1BL2BL3

    WL 0

    WL 1

    WL 2

    WL 3

    CL

    DWL

    BL 1

    BL 2

    BL 3

    BL 2 BL 1 CLBL 2

    BL 1

    WL 0

    WL 1

    WL 2

    WL 3

    DWL

    1

    2

    3

    DWL

    T

    B

    LPP

    Vessel

    DWL

    WL 1

    WL 2 WL 3DWL

    WL 1

    WL 2WL 3

    CL

    BL 1

    BL 2

    BL 3

    BL 1

    BL 2

    BL 3

    B L1 B L 2 B L 3

    26

    47,5

    457,26

    40.7241

    mm

    mm

    mm

    PRINCIPAL DIMENSION

    Catamaran

    • Ukuran Model (LPP = 457, 25 mm; B =47,5 mm; dan T =26 mm)disesuaikan

    dengan ukuran Test Section di terowongan angin (Armstrong, 2003)

    • Untuk mempertimbangkan block effect dan memberikan hasil yang lebih teliti

    • Koreksi blok effect dilakukan terhadap hasil perhitungan CV

    Pressure tape pada Model

    Model

    Model yang digunakan adalah reflex model

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    14/125

    Experimental  Test

    Pressure Tape (pipa kapiler)

    Termometer

    Data AkuisisiPressure Transducer

    Selang Pressure Tape

    Pitot Statik Tube

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    15/125

    Pitot Static Tube 

    Pitot Static Tube digunakan untuk mengukur kecepatan free stream yang

    merupakan gabungan static pressure probe dan stagnation pressure probe. Aliran freestream masuk melalui lubang yang berada di depan probe. Kemudian udara dimasukkan ke dalam

    sebuah manometer yang berisi cairan kerosin sehingga diketahui perbedaan tekanan p0-p yang

    disebut juga dengan tekanan dinamik. Pitot statict tube digeser melalui alat dengan

    pergeseran sebesar 5 mm.

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    16/125

    P T

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    17/125

      Data Akuisisi

    Berfungsi untuk membaca data tekanan dari pressure transducer yang

    diberikan dalam analog mV, dimana Analog mV untuk diubah jadi Pressure

    .

    Pressure Tap

    Pressure Tap berbentuk kawat tembaga berupa pipa kapiler yang

    disambung dengan selang penghubung dan dihubungankan dari permukaan

    benda uji (model). inside diameter sebesar 0,8 mm. Pressure tape berfungsi

    untuk mengukur besarnya tekanan static di sepanjang permukaan benda uji

    dengan menghubungkan ke manometer dan ke pressure transducer. Data

    pengukuran dibaca melalui Data Akuisisi.

    Pressure TransducerBerfungsi sebagai sensor tekanan yang dihubungkan

    dengan masing-masing pressure tape melalui selang penghubung.

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    18/125

    Experimental  Test

    -Jenis = Subsonic, Open Circuit Wind Tunnel 

    -Daya Listrik = 240 Volt/Single Phasa 50 Hz, 1.5 kW -Dimensi Utama = 2980 x 1830 x 800 mm 

    -Bidang uji (Test Section) = 660 x 660 mm 

    -Panjang Bidang Uji = 1880 mm

    -RPM max = 1400 

    --Akurasi Pengukuran = 1 mN 

    Widodo, W. A., (2009)

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    19/125

    Experimental  Test

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    20/125

    Experimental  Test

    Model  Test Set Up

    S/L 0,2  S/L 0,3  S/L 0,4 

    Perbedaan warna pada model menunjukkan bahwa model tersebut menggunakan model yang direfleksipada sarat kapal (Utama,1999;Armstrong; 2003)

     

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    21/125

    Eks perimen

    demiC 

    cat C  IF 

    2/3

    2    

      

     

      C 

    CSA

    V   

     F 

    C k     1

     F 

    C k   1

     F VP V    C C C    '

    VP VP    C  xWSA

    CSAC   

    '

      dsC C   P VP  .

     

    VLRe

      

       

    baT 

    1

    2

    1

     

    Viskositas Dinamis

    a =atmosfer condition (1,458 x 10-6

    kg/m.sK1/2

    )b = 110,4 K

    Cengel dan Cimbala (2010).

     RT 

     P  

    (Utama, 1999;

    Armstrong, 2003

    dan Molland,

    2011)

    (Armstrong, 2003)

    ESDU (1980) dan Blackwell (2011).

       h    

    Nilai Pressure Transduser

    titik  p p   1

     stream p p   2

    Parameter CFD

    Cf  = ITTC 1957

    Utama, 1999;

    (Armstrong, 2003;

    Jamaludin, 2011)

    Alat Ukur

    Temperature

    Kecepatan (V)

    Asumsi tekanan di seksi uji

    Pstatik =1 Atm

    Untuk mempermudah

    analisis dan eksperimen

    Menggambarkan naik turunnya fluida

    Viskositas Kinematis

    Data Eksperimen

    Blockage Correction

    CVcorection

    (Ariwibowo dkk, 2006)

    (Widodo, 2010 )

    Utama (1999) menjelaskan bahwa nilai CVP berdasarkan luas

    bidang basah (wetted surface area, WSA) lambung kapal dan

    CP berdasarkan cross sectional area (CSA), maka Cvp dapatdihitung dengan mengalikan perbandingan CSA/WSA

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    22/125

    -0.600

    -0.400

    -0.200

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

       C   p

    % L

    Cp In S/L 0,2

    Hasil  Eksperiment

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    23/125

    -0.400

    -0.200

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

       C   p

    % L

    Cp Inner S/L 0,3

    Hasil  Eksperiment

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    24/125

    -0.400

    -0.200

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

       C   p

    % L

    Cp Inner S/L 0,3

    Hasil  Eksperiment

    Cp Inner S/L 0 2

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    25/125

    -0.600

    -0.400

    -0.200

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    0 20 40 60 80 100

       C   p

    % L

    Cp Inner S/L 0,2

    -0.400

    -0.200

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    0 20 40 60 80 100

       C   p

    % L

    Cp Inner S/L 0,3

    -0.400

    -0.200

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    0 20 40 60 80 100

       C   p

    % L

    Cp Inner S/L 0,4

    Hasil  Eksperiment

    Jarak antara lambung yang semakin kecil akan

    menyebabkan penurunan nilai Cp (Utama, 1999)

    Pada kondisi ideal (isentropis), tekanan udara di

    dalam seksi uji umumnya berharga konstan. Akan

    tetapi pada kenyataannya terdapat gesekan udara

    dengan permukaan pitot statik tube/pressure

    tape sehingga mengurangi tekanan yang

    dirasakan model (Ariwibowo, 2006)

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    26/125

    -0.2

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 20 40 60 80 100 120

       C   p

    % L

    Elipsoid Vs Ship Model

    Elipsoid S/L 0,27 V= 20 m/s (Utama, 1999)

    Katamaran S/L 0,3 V=15,4 m/s

    Pada jarak antara lambung 0,27 dengan model kapal katamaran S/L 0,3, akan ditemukan perbedaan tren pada

    persentase panjang > 70%. Sedangkan pada persentase dibawah nilai tersebut trend grafik masih menunjukkan

    kesamaan. Perbedaan tersebut karena kedua bentuk yang berbeda. Selain itu juga karena perbedaan kecepatan dan

     jarak antara lambung yang digunakan. Pada ujung-ujung elipsoid bentuknya tidak transom seperti pada model

    katamaran, sehingga tekanan akan meningkat dan menyebabkan koefisien tekanan juga meningkat.

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    27/125

    L

    S

    y

    30% L

    Hasil  EksperimenProfil  Kecepatan

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    0.6 0.7 0.8 0.9 1

      y

    V/Vmax 

    Velocity Profile S/L 0,2

    Re 2,89 x 10^5

    Re 3,47 x 10^5

    Re 4,05 x 10^5

    Re 4,46 x 10^5

    Mellvil & Jones, 1936

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    28/125

    L

    S

    y

    30% L

    Hasil  EksperimenProfil  Kecepatan

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

      y

    V/Vmax 

    Velocity Profile S/L 0,3

    Re 2,89 x 10^5

    Re 3,47 x 10^5

    Re 4,05 x 10^5

    Re 4,46 x 10^5

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    29/125

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0.6 0.7 0.8 0.9 1

       y

    V/Vmax 

    Velocity Profile S/L = 0,4

    Re 2,89 x 10^5

    Re 3,47 x 10^5

    Re 4,05 x 10^5

    Re 4,46 x 10^5

    L

    S

    y

    30% L

    Hasil  EksperimenProfil  Kecepatan

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    30/125

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0.6 0.7 0.8 0.9 1

       y

    V/Vmax 

    Velocity Profile S/L = 0,4

    L

    S

    y

    30% L

    Hasil  EksperimenProfil  Kecepatan

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0.5 0.7 0.9

      y

    V/Vmax 

    Velocity Profile S/L 0,3

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    0.6 0.7 0.8 0.9 1

      y

    V/Vmax 

    Velocity Profile S/L 0,2

    Re 2,89 x 10^5

    Re 3,47 x 10^5

    Re 4,05 x 10^5Re 4,46 x 10^5

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    31/125

    Hasil  Eksperiment

    S/L Ave Vin/Vout

    0,2 1,051

    0,3 1,041

    0,4 1,038

    1.036

    1.038

    1.040

    1.042

    1.044

    1.0461.048

    1.050

    1.052

    0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

       A   v   e   V   i   n    /   V   o   u   t

    S/L

    Average Velocity Profile

    Average Velocity Profile

    L

    S

    y

    30% L

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    32/125

    0.9910

    0.9915

    0.9920

    0.9925

    0.9930

    0.9935

    0.9940

    0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

    Average Pressure (Pin/Pout)

    Hasil  Eksperimen

    S/L

    Pin/Pout 

    L

    S

    y

    30% L

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    33/125

    Hasil  Eksperimen

    Model  Re (105)  CVP

      CVP'

      CF  C

    V koreksi 

    S/L 0,2 

    2,8941  0,1700  0,0031  0,0063  0,0094 

    3,4729  0,1584  0,0029  0,0060  0,0089 

    4,0517  0,1274  0,0023  0,0058  0,0081 

    4,4569  0,1832  0,0021  0,0056  0,0077 

    S/L 0,3 

    2,8941  0,0881  0,0024  0,0063  0,0087 

    3,4729  0,0920  0,0022  0,0060  0,0082 

    4,0517  0,0745  0,0020  0,0058  0,0077 

    4,4569  0,0670  0,0018  0,0056  0,0074 

    S/L 0,4 

    2,8941  0,0912  0,0017  0,0063  0,0084 

    3,4729  0,0885  0,0020  0,0060  0,0080 

    4,0517  0,0729  0,0018  0,0058  0,0076 

    4,4569  0,0645  0,0017  0,0056  0,0073 

    Perhitungan koefisien hambatan viskos 

    Model  Re (105)  CVP  CVP'  CF  CV koreksi 

    Demi 

    2,89  0,0842  0,0015  0,0063  0,0078 

    3,47  0,0883  0,0016  0,0060  0,0076 

    4,05  0,0728  0,0013  0,0058  0,0071 

    4,46  0,0644  0,0012  0,0056  0,0068 

    Cat = 0,003532

    Demi=0,000442

    demiC 

    cat C  IF 

     F 

    C k     1

     F 

    C k   1

     F VP V    C C C    '

    VP VP    C  xWSA

    CSAC   

    '

      dsC C   P VP  .

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    34/125

    Hasil  Eksperiment

    0.00300

    0.00400

    0.00500

    0.00600

    0.00700

    0.00800

    0.00900

    2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

       C   V

    Re (105)

    CV Demihull

    Percobaan Towing Tank Percobaan Wind Tunnel

    Rataan Persentase perbedaan Wind Tunnel Vs Terowongan Angin 3,24%

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    35/125

    Hasil  Eksperiment

    0.00300

    0.00400

    0.00500

    0.00600

    0.00700

    0.00800

    0.00900

    0.01000

    2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

       C   V

    Re (105)

    CV S/L 0,2

    SL 02 Towing Tank SL 02 Wind Tunnel

    Rataan Persentase perbedaan Wind Tunnel Vs Terowongan Angin adalah 2,33%

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    36/125

    Hasil  Eksperimen

    0.00300

    0.00400

    0.00500

    0.00600

    0.00700

    0.00800

    0.00900

    0.01000

    2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

       C

       V

    Re (105)

    CV S/L 03

    SL 03 Towing Tank S/L 03 Wind Tunnel

    Rataan Persentase perbedaan Wind Tunnel Vs Terowongan Angin adalah 5,45%

    H il k i

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    37/125

    Hasil  Eksperimen

    0.00300

    0.00400

    0.00500

    0.00600

    0.00700

    0.00800

    0.00900

    0.01000

    2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

       C   V

    Re (105)

    CV S/L 04

    SL 04 Towing Tank SL 04 Wind Tunnel

    Rataan Persentase perbedaan Wind Tunnel Vs Terowongan Angin adalah 5,75%

    H il Ek i

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    38/125

    Hasil  Eksperimen

    Perhitungan Interferensi hambatan viskos 

    Cat = 0,003532

    Demi=0,000442

    Model  Re (105)  1 + k   k  

    Mono 

    2,89  1,2657  0,246 

    3,47  1,2697  0,270 

    4,05  1,2307  0,231 

    4,46  1,2087  0,209 

    Model  Re (105)  1 + k   Interferensi 

    S/L 0,2 

    2,89  1,4959  1,1993 

    3,47  1,4835  1,1668 

    4,05  1,4039  1,1392 

    4,46  1,3723  1,1338 

    S/L 0,3 

    2,89  1,3845  1,1100 

    3,47  1,3645  1,0732 

    4,05  1,3402  1,0875 

    4,46  1,3148  1,0863 

    S/L 0,4 

    2,89  1,3764  1,0790 

    3,47  1,3371  1,0517 

    4,05  1,3178  1,0694 

    4,46  1,2978  1,0723 

    H il Ek i t

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    39/125

    1.0000

    1.1000

    1.2000

    1.3000

    1.4000

    1.5000

    1.6000

    2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

    Re (105)

    Form Factor

    Demi

    S/L 0,2

    S/L 0,3

    S/L 0,4

    Hasil  Eksperiment

    S/L 0,2 terhadap S/L 0,3 dan S/L 0,4 masing-masing adalah 6,05% dan 7,36%.

    penurunan viscous form faktor S/L 0,3 terhadap S/L 0,4 adalah 1,38% .

    H il Ek i

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    40/125

    1.00

    1.05

    1.10

    1.15

    1.20

    1.25

    2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

       C   v   C   a   t    /   C

       v    d   e   m   i

    Re (105)

    Interferensi Hambatan Viskos

    S/L 0,2

    S/L 0,3

    S/L 0,4

    S/L 02 –S/L 0,3 6,08%

    S/L 02 –S/L 0,4 7,91%

    S/L 03 –S/L 0,4 1,95%

    Interferensi

    Hasil  Eksperimen

    1.00

    1.02

    1.04

    1.06

    1.08

    1.10

    1.12

    1.14

    1.16

    1.18

    0.20 0.25 0.30 0.35 0.40

       C   v   C   a   t    /   C   v    d

       e   m   i

    Re (105)

    Rataan Interferensi Hambatan Viskos

    Interferensi

    N i l Si l ti

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    41/125

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    42/125

    N merical Sim lation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    43/125

    Numerical  Simulation

    CFD 

    Fluid

    Problem 

    Physics of Fluids 

    Navier-Stokes Equations 

    Discretized Form Grids 

    Computer Program 

    Simulation Result 

    Fluid Mechanics 

    Mathematics 

    Numerical Methods Geometry 

    Program Language 

    Computer 

    Comparison and Analisis 

    Proses Computational Fluid Dynamics (Zuo, 2010)

    NAVIERS STOKES EQUATIONS: Partial differential equation defining

    the unsteady viscous flow of fluids (ANSYS, 2010)

    DISCRETIZATION: the process of dividing geometry into

    smaller pieces (finite elements) to prepare for analysis, iemeshing (ANSYS, 2010)

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    44/125

    Numerical Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    45/125

    Numerical  Simulation

    Metode Diskritisasi CFD

    Metode Diskritisasi untuk memecahkan Persamaan

    Diferensial Parsial antara lain:

    • Metode Beda Hingga (finite difference method)

    • Metode Elemen Hingga (finite element method)

    • Metode Volume Hingga (finite Volume method)

    • Metode Elemen batas (boundary element method)

    • Metode skema resolusi tinggi (high resolution scheme

    method)

    CFD merupakan pendekatan persoalan yang asalnya kontinum (memiliki jumlah sel tak

    terhingga) menjadi model diskrit (Jumlah sel terhingga)

    Metode Diskritisasi CFX adalah metode volume hingga (ANSYS, 2010)

    Metode volume hingga menggunakan finite difference pada diskritisasi spatial dan temporal.

    Metode ini mengintegrasi persamaan konservasi massa dan momentum sepanjang sel masing-

    masing sebelum variabel didekati oleh nilai pada pusat sel. Persamaan tersebut diintegrasi

    mengunakan weight residual methods.

    Umumnya solver RANS berdasarkan Finite Volume Methods.

    Numerical Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    46/125

    Numerical  Simulation

    Proses Computational Fluid Dynamics  dengan menggunakan CFX

    >> Geometry

    >> Mesh creation

    >> Fluid definition

    >> Problem definition

    >> Solution

    >> Viewing of Results

    For most packages, the data stream is:

    CAD (usually)

    Mesh Generator

    Pre-processor

    Solver

    Post-processor

    (Dyson, 2004; ANSYS, 2010)

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    47/125

    Pre-Processor

    • Input model( file) yang sudah di-mesh 

    • Pendefenisikan karakteristik fisik model,

    properti fluida dan juga boundary

    condition 

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    48/125

    Solver

    • Persamaan diferensial partial diintegralkan di sepanjang volume kontrol pada daerahyang ditinjau. Hal ini ekivalen dengan penerapan hukum konservasi (massa,momentum, dan energi) untuk masing-masing volume kontrol

    • Persamaan integral tersebut diubah kepada sebuah sistem persamaan aljabar dengan

    menghasilkan sejumlah pendekatan, dimana persamaan aljabar tersebut diselesaikansecara iteratif.

    • Suatu pendekatan iteratif diperlukan karena sifat non linear dari persamaan dansebagai solusi yang mendekati solusi eksak. Hal ini disebut sebagai Convergen. Untukmasing-masing iterasi, error atau residual dilaporkan sebagai ukuran keseluruhankonservasi sifat aliran (ANSYS, 2010).

    • Masalah CFD pada umumnya adalah non-linear, dan diperlukan teknik solusimenggunakan proses iteratif untuk turut meningkatkan penyelesaian sampai'konvergensi' tercapai

    • Convergence is a major issue with the use of CFD software (www.

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    49/125

    Post-Processor

    • Merupakan komponen yang digunakan untuk menganalisa,memvisualisasi dan memperlihatkan hasil secara interaktifmisalnya:

     – Visualisasi dari volume geometri dan kontrol – Vector plot yang menunjukkan arah dan besarnya aliran

     – Visualisasi dari variasi variabel skalar (variabel yang besarnya saja,bukan arah, seperti suhu, tekanan dan kecepatan

     – Animasi

     – Kuantitafif perhitungan numerik

     – Tabel dan Grafik – Hardcopy dan online output

    ANSYS Workbench

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    50/125

     ANSYS Workbench

    Meshing

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    51/125

    Meshing

    “When a flow is both frictionless and irrotational  , pleasant things happen.”  F.M. White

    Yang,dkk (2000)

    Bogdán Yamaji, Attila Aszódi (2006) 

    Dinham dkk (2008)

    Szelangiewicz dan Abramowski(2009)Hopfensitz, dkk (2010). 

    Boundary Condition

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    52/125

    Boundary  Condition

    Outlet 

    (prel=0) 

    Wall

    1.free slip condition

    2. no slip condition) 

    Inlet 

    (pref =1 Atm) 

    Model 

    (No slip condition) 

    Mitchell dan Webb (2008)

    Boundary Condition

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    53/125

    Boundary  Condition

     Heat transfer isothermal  (karena temperatur fluida adalah uniform)

    dengan temperatur fluida sebesar 30oC (sesuai dengan rata-rata suhu

     pengujian). Digunakan untuk memprediksi temperatur Reference pressure  1 atm (sesuai dengan kondisi tekanan udara luar)

     Reference pressure adalah merupakan data tekanan absolut dimana dari

    nilai ini, seluruh nilai tekanann yang lain diambil. CFX memecahkan tekanan statik

    yang terjadi terjadi dalam bidang aliran.ref   stat abs   P  P  P   

    semua tab basic setting dipertahankan mengikuti default awal

    (Mitchell dan Webb, 2008)

    model

    wallinlet

    Outlet

    fluida

    Boundary Condition

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    54/125

    Boundary  Condition

    Dinding yang rata

    Tegangan geser ≠ 0 

    MODEL

    Bilangan Mach < 1

    Kecepatan Uji

    Bila level

    turbulensi tidak

    diketahui secara

    detail

    k W  jV iU U   spec spec specinlet   

    INLET

    Boundary Condition

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    55/125

    Boundary  Condition

    Tidak terjadi up stream

    disturbance (mitchell dan Web,

    2008)

    Bilangan Mach < 1

    OUTLET

    Jika reference Pressure diset 1 ATM maka relativepressure harus diset 0 (ANSYS, 2010)

    Tegang Geser ≠ 0 

    Dinding Rata

    WALL

    Uwall = 0

    Numerical Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    56/125

    Numerical  Simulation

    Elemen Jumlah

     Nodes 

    Tahanan

    (N) Persentase(%) 

    345742  60498  0,09317  - 

    933391  164624  0,08709  6,98743 1322085  233392  0,08322  4,64554 

    1694506  299260  0,08098  2,77342 

    2449397  433416  0,08068  0,36091 

    Hantoro dan Utama (2010) menyatakan bahwa apabila

    menggunakan sebuah model yang terbuka/bersentuhan

    dengan atmosfer, maka domain fluida yang digunakanharus lebih besar untuk meminimalisai efek dari walls.

    Hantoro dan Utama (2010) mengatakan bahwa

    model yang diuji dengan menggunakan terowongan

    angin, domain harus mengikuti model ukuran dan

    bentuk terowongan angin.

    Grid Independence

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    57/125

    Grid Independence

    0.070

    0.075

    0.080

    0.085

    0.090

    0.095

    0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000

       T   a    h   a   n

       a   n    (   N    )

    Jumlah Elemen

    Grid Independence

    Grid Indepence

     Apabila grafik perubahan hambatan telah menunjukkan bentuk yang Asymtotik terhadap jumlah

    elemen, dengan persentase

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    58/125

    Model  Turbulensi• Aliran turbulen dikenali dengan adanya medan kecepatan yang berfluktuasi di

    mana fluktuasi tersebut membawa berbagai besaran seperti momentum, energi,

    konsentrasi partikel. Model turbulen didekati dengan pendekatan ReynoldsAveraged-Navier Stokes (RANS) dan Large Eddy Simulation (LES). Kedua

    pendekatan ini memerlukan model yang dirata-ratakan (time-average, ensemble

    average) (Tuakia, 2008).

    • Model turbulensi yang digunakan adalah shear stress transport ( SST).

    • Penelitian Harinaldi dkk (2010) dalam menentukan pengaruh model turbulensi

    sistem pendingin komponen mikroelektrik menyatakan bahwa model SST

    memberikan hasil yang paling akurat jika dibandingkan dengan turbulensi yang

    lain.

    • Dinham dkk (2008) yang menyebutkan bahwa model turbulensi SST merupakanmodel yang cocok diaplikasikan pada bidang hidrodinamika dan saat ini dianggap

    sebagai model 2 persamaan terbaik karena memiliki simulasi lapisan batas dengan

    akurasi yang tinggi. Model SST menggabungkan model turbulensi k-epsilon

    standar yang memiliki kelebihan untuk aliran free stream dan k-omega yang

    memiliki kelebihan untuk aliran di sekitar dinding.

    Hasil Eksperimen

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    59/125

    Hasil  Eksperimen

    Perbedaan hasil uji Wind Tunnel Vs Terowongan Angin disebabkan:

    -aliran di terowongan angin tidak bisa dijamin 100% sebagai aliran uniform mengingat

    kekasaran dan bentuk test section, sebab setiap fluida yang mengalir di dekat benda solid

    adalah aliran non-uniform (MIT lecture note, 2010)

    -perbedaan temperatur pengujian

    -asumsi tekanan di test section yang dianggap 1 Atm, Pada kondisi ideal (isentropis),tekanan udara di dalam seksi uji umumnya berharga konstan. Akan tetapi pada

    kenyataannya terdapat gesekan udara dengan permukaan pitot statik tube/pressure tape

    sehingga mengurangi tekanan yang dirasakan model 

    -test set up (posisi kelevelelan)

    -kehalusan permukaan model, memberi pengaruh terhadap uncertainty faktor sekitar 2-4%

    (Dryen, 1953) 

    Convergence Criteria

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    60/125

    Convergence Criteria

    RMS Residual level diperlukan untuk menormalisasi nilai persamaan residual:1e-4 relative loose convergence, but maybe sufficient for many engineering application.

    1e-5 good convergence, and ussually sufficient for most engineering application.

    1e-6 or lowervery tight convergence, occasionally required for geometrically sensitive

    problems.

    Convergence criteria = 10^-5 (Dinham, dkk 2008; Ansys, 2010)

    Numerical Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    61/125

    Numerical  Simulation

    No slip condition

    Free slip condition

    Numerical Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    62/125

    Numerical  Simulation

     Additional Simulation

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    63/125

    Re 2,89x105

     (A), Re 3,47x105

     (B), Re 4,05 x105

     (C), Re 4,46 x105

     

    AB

    C D

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    64/125

    Re 2,89x105

     (A), Re 3,47x105

     (B), Re 4,05 x105

     (C), Re 4,46 x105

     

    AB

    C D

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    65/125

    Re 2,89x105

     (A), Re 3,47x105

     (B), Re 4,05 x105

     (C), Re 4,46 x105

     

    AB

    C D

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    66/125

    Re 2,89x105

     (A), Re 3,47x105

     (B), Re 4,05 x105

     (C), Re 4,46 x105

     

    AB

    C D

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    67/125

    Re 2,89x105

     (A), Re 3,47x105

     (B), Re 4,05 x105

     (C), Re 4,46 x105

     

    AB

    C D

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    68/125

    Re 2,89x105

     (A), Re 3,47x105

     (B), Re 4,05 x105

     (C), Re 4,46 x105

     

    AB

    C D

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    69/125

    Re 2,89x105

     (A), Re 3,47x105

     (B), Re 4,05 x105

     (C), Re 4,46 x105

     

    AB

    C D

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    70/125

    Re 2,89x105

     (A), Re 3,47x105

     (B), Re 4,05 x105

     (C), Re 4,46 x105

     

    AB

    C D

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    71/125

    Vektor Kecepatan

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    72/125

    Persentase perbedaan Free slip Vs No Slip ±4,2%

    0.00800

    0.00810

    0.008200.00830

    0.00840

    0.00850

    0.00860

    0.00870

    0.00880

    0.00890

    2.5 3 3.5 4 4.5 5

       C   V

    Re (105)

    CV (Free sleep)

    S/L = 0,2 S/L=0,3 S/L = 0,4 Demihull

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    73/125

    0.0081

    0.0082

    0.0083

    0.0084

    0.0085

    0.0086

    0.00870.0088

    0.0089

    0.0090

    0.0091

    0.0092

    2.5 3 3.5 4 4.5 5

       C   V

    Re (105)

    CV (No Sleep)

    S/L = 0,2 S/L=0,3S/L = 0,4 Demihull

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    74/125

    Rasio CV free slip/no slipMODEL  Re (105)  Ratio Cv  MODEL  Re (105)  Ratio Cv 

    Demi

    2,89  1,0269

    S/L 03 

    2,89  1,0346

    3,47  1,0256 3,47  1,0324

    4,05  1,0227 4,05  1,0310

    4,46  1,0218 4,46  1,0279

    S/L 02 

    2,89  1,0331

    S/L 04 

    2,89  1,0291

    3,47  1,0322 3,47  1,0255

    4,05  1,0308 4,05  1,02514,46  1,0302 4,46  1,0230

    1.0200

    1.0220

    1.0240

    1.0260

    1.0280

    1.0300

    1.0320

    1.0340

    1.0360

    2.5 3 3.5 4 4.5

       C   v   n   s    /   C   v    f   s

    Re (105)

    Cv no slip/Cv free slip

    Demi S/L 02

    S/L 0,3 S/L 04

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    75/125

    Re (105)S/L 0,2 S/L 0,3 S/L 0,4

    CFD T. Angin CFD T. Angin CFD T. Angin

    2,890,0091 0,0094 0,0090 0,0087 0,0090 0,0084

    3,47 0,0088 0,0089 0,0087 0,0082 0,0086 0,0080

    4,05 0,0085 0,0081 0,0084 0,0077 0,0084 0,0076

    4,46 0,0083 0,0077 0,0083 0,0074 0,0082 0,0073

    Perbandingan C V  CFD dan Terowongan Angin

    Numerical  and Experiment

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    76/125

    0.007

    0.008

    0.008

    0.009

    0.009

    0.010

    2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0

       C   V

    Re (105)

    CV S/L 0,2

    Towing Tank Terowongan Angin CFD

    Perbedaan persentase rataan CFD dengan eksperimen

    terowongan angin adalah 3,94%

    Perbedaan persentase rataan CFD dengan eksperimen towing

    tank adalah 3,18%

    Numerical  and Experiment

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    77/125

    0.007

    0.008

    0.008

    0.009

    0.009

    0.010

    2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0

       C   V

    Re (105)

    CV S/L 0,3

    Towing Tank Terowongan Angin CFD

    Perbedaan persentase rataan CFD dengan eksperimen terowongan

    angin adalah 6,38%

    Perbedaan persentase rataan CFD dengan eksperimen towing

    tank adalah 2,03%

    Numerical  and Experiment

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    78/125

    Perbedaan persentase Maksimum CFD dengan eksperimen terowongan angin adalah 6,2%

    Perbedaan persentase rataan CFD dengan eksperimen towing tank adalah

    2,95%

    0.0050

    0.0055

    0.0060

    0.0065

    0.0070

    0.0075

    0.0080

    0.0085

    0.0090

    0.0095

    2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0

       C   V

    Re (105)

    CV S/L 0,4

    Towing Tank Terowongan Angin CFD

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    79/125

    Free slip Condition

    0.998

    1.000

    1.002

    1.004

    1.006

    1.008

    1.010

    1.012

    1.014

    1.016

    2.5 3 3.5 4 4.5 5

       C   V   c   a   t    /

       C   V    d   e   m   i

    Re (105)

    Interference

    S/L 0,2 S/L 0,3 S/L 0,4

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    80/125

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    81/125

    0.70

    0.80

    0.90

    1.00

    1.10

    1.20

    1.30

    2.5 3 3.5 4 4.5

       I   n   t   e   r    f   e   r   e   n   s   i

    Re (105)

    Interferensi Hambatan Viskos

    S/L 02 CFD S/L 03 CFD S/L 04 CFD

    S/L 0,2 WT S/L 0,3 WT S/L 04 W T

    Grafik interferensi WT dan CFD

    menunjukkan konsistensi, dimana

    interferensi paling besar terjadi pada S/L

    0,2 diikuti S/L 0,3 dan 0,4

    Yaw Angle 2o

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    82/125

    Yaw Angle S/L 0,2 

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    83/125

    Yaw Angle S/L 0,3 

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    84/125

    Yaw Angle S/L 0,4 

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    85/125

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    86/125

    0.008

    0.009

    0.01

    0.011

    0.012

    0.013

    0.014

    0.015

    0 2 4 6 8 10

       C   V

    Angle of Attack (o)

    Cv

    Demihull

    S/L 0,2

    S/L 0,3

    S/L 0,4

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    87/125

    -0.005

    0

    0.005

    0.01

    0.015

    0.02

    0.025

    0 2 4 6 8 10

       C   S   F

    Angle of Attack (o)

    CSF

    Demihull

    S/L 0,2

    S/L 0,3

    S/L 0,4

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    88/125

    10.0000

    10.2000

    10.4000

    10.6000

    10.8000

    11.0000

    11.2000

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

       V   m   a

       x

    Angle of Attack (o)

    Vmax

    Demihull

    S/L 0,2

    S/L 0,3

    S/L 0,4

    Kesim pulan

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    89/125

    • Uji terowongan angin dan penggunaan simulasi numerik mampu memberikan informasi tentang

    perubahan tekanan dan kecepatan aliran dalam memahami perilaku interaksi komponen

    hambatan viskos pada kapal katamaran.

    • Peningkatan rasio jarak antara lambung akan mengakibatkan penurunan nilai distribusi tekanan.

    Koefisien tekanan terendah dialami oleh S/L yang lebih kecil (S/L 0,2) dan terbesar dialami oleh

    S/L yang lebih besar (S/L 0,4 )

    • Rasio jarak antara lambung mempengaruhi profil kecepatan, peningkatan rasio jarak antara

    lambung menyebabkan penurunan nilai rasio kecepatan, sehingga S/L yang rendah akanmenyebabkan rasio kecepatan yang lebih tinggi dan berlaku juga sebaliknya.

    • Hasil simulasi numerik dan eksperimen menunjukkan bahwa interferensi hambatan viskos

    terbesar terjadi pada S/L 0,2 diikuti S/L 0,3 dan 0,4. Perbedaan antara hasil tank test dengan CFD

    berada di bawah 4% sedangkan antara simulasi numerik dengan eksperimen di terowongan

    angin berada di bawah 7%. Perbedaan yang masih dibawah 7% menyimpulkan bahwa akurasi

    simulasi numerik cukup signifikan.

    • Penambahan sudut serang menyebabkan kenaikan koefisien drag, gaya samping serta

    kecepatan. Rataan CV terbesar hingga terendah dialami S/L 0,2 ; S/L 0,3 dan S/L 0,4 pada sudut

    di bawah 60.Sedangkan CSF katamaran terbesar dialami S/L 0,4 nilainya hampir sama dengan

    demihull(< 2%). Diikuti oleh S/L 0.3 dan S/L 0,2.

    Saran

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    90/125

    • Untuk memperkecil kesalahan antara simulasi numerik dengan eksperimen, maka perlu

    dilakukan berbagai variasi model turbulensi, misalnya dengan model turbulensi k-, k-, RNG k- 

    dan sebagainya.

    • Selain karena pengaruh model turbulensi, tingkat stabilitas dan akurasi pada strategi

    penyelesaian (solution strategy ) juga perlu divariasikan dengan tingkat stabilitas dan akurasi yang

    lain. Bila pada simulasi numerik ini menggunakan Hybrid Differencing Scheme (HDS) karena

    menggunakan default CFX, maka perlu mencoba orde lain seperti Upwind Differencing Scheme 

    (UDS) dan the Quadratic Upstream Interpolation for Convective Kinetics (QUICK).•  Meshing juga turut berperan penting dalam memperbaiki hasil simulasi numerik. Pemahaman

    terhadap meshing dengan menggunakan CFX-mesh, meshing dengan Ansys Mechanical  dan ICEM

    CFD masih perlu ditingkat, karena meshing yang teratur akan memberikan hasil yang jauh lebih baik

    bila dibandingkan dengan meshing general .

    Scientific  Publication

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    91/125

    Title Remarks ISSN

    Investigasi Interferensi Hambatan

    Viskos Katamaran Menggunakan UjiTerowongan Angin

    Majalah Pengkajian Industri

    (Jurnal terakreditasi LIPI)

    under review  

    Wind Tunnel Investigation Into The

    Drag Characteristics Of A Pair Of

    Demihull Catamaran In Proximity

    ASIA PASIFIC HYDRODYNAMICS

    (International Seminar) in

    Malaysia

    Accepted to presented

    Analisa Distribusi Tekanan dan

    Kecepatan Aliran pada Kapal Katamaran

    tanpa Turbulen Stimulator dengan Uji

    Terowongan Angin

    Proceeding-SENTA 2011

    (Seminar Nasional)

    ISSN 1412-2332

    A study into the selection of Mono and

    Multihull Vessels for Better Sea

    Transportation System

    Proceeding UGM Yogyakarta

    2011

    (Seminar Internasional UGM)

    ISSN No. 979-545-0270-1

    CFD Analysis for Passenger LogisticCarrier with Hull Form Variation

    Proceeding-SNPs 2011(Seminar Nasional)

    ISSN No. 9-545-0270-1

    Design of Passenger Logistic Carrier in

    Province of Moluccas by multifunction

    concept

    Proceeding-SNPs 2010

    (Pemakalah)

    ISSN No. 979-545-0270-1

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    92/125

    Terimakasih

    CF

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    93/125

    CF

    • Min (2008), penerapan form factor sulit untukditentukan

    Perbedaan Simulasi

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    94/125

    Perbedaan hasil uji Wind Tunnel Vs Terowongan Angin Vs CFD disebabkan:

    -aliran di terowongan angin tidak bisa dijamin 100% sebagai aliran uniform mengingat

    kekasaran dan bentuk test section, sebab setiap fluida yang mengalir di dekat benda

    solid adalah aliran non-uniform (MIT lecture note, 2010)

    -perbedaan temperatur pengujian

    -asumsi tekanan di test section yang dianggap 1 Atm, Pada kondisi ideal (isentropis),

    tekanan udara di dalam seksi uji umumnya berharga konstan. Akan tetapi pada

    kenyataannya terdapat gesekan udara dengan permukaan pitot statik tube/pressure

    tape sehingga mengurangi tekanan yang dirasakan model 

    -test set up (posisi kelevelelan)

    -kehalusan permukaan model, memberi pengaruh terhadap uncertainty faktor sekitar 2-4%

    (Dryen, 1953) 

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    95/125

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    96/125

    Perbedaan interference Terowangan Angin dengan CFD (No slip Condition)

    8,68% dan free slip condition (9,2%)

    0.9800

    1.0000

    1.0200

    1.0400

    1.0600

    1.0800

    1.1000

    1.1200

    1.1400

    1.16001.1800

    0.20 0.25 0.30 0.35 0.40

       i   n   t   e

       r    f   e   r   e   n   c   e

    S/L

    Interference Average

    free slip no slip wind tunnel

    Kontribusi

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    97/125

    Kontribusi

    • Inovasi analisa dan evaluasi interferensihambatan viskos melalui eksperimen wind

    tunnel dan CFD (bagaimana menganalisa

    hambatan viskos melalui perubahan tekanan)

    • Mengevaluasi interferensi hambatan viskos

    melalui paramater perubahan tekanan dankecepatan dan aliran di sekitar lambung

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    98/125

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    99/125

    Variabel Pressure dengan range Global

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    100/125

    Velocity Contour

    Numerical  Simulation

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    101/125

    Asumsi dalam Simulasi CFD• Fluida bergerak dalam kondisi steady

    •  Aliran udara dianggap (uniform)

    • Fluida dalam keadaan incompressible

    1.Aliran Inviscid  dan Viscous Aliran fluida berdasarkan viskositasnya dibagi menjadi dua bagian yaitu aliran inviscid dan viscous. Pada aliran inviscid efek

    dari viskositas (kekentalan) fluida diabaikan (μ = 0). Sebenarnya aliran fluida dengan viskositas sama dengan nol ini tidak ada.

    Namun untuk menyederhanakan analisa beberapa fenomena aliran mengabaikan dapat mengabaikan viskositas. Untuk aliran fluida

    di i k it tid k di b ik k li it di b t li i (F d Al 1994)

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    102/125

    dimana viskositas tidak diabaikan maka aliran itu disebut aliran viscous (Fox dan Alan, 1994).

    1.Aliran Laminar dan Aliran Turbulen 

    Berdasarkan struktur alirannya, aliran fluida dibedakan menjadi aliran laminar dan aliran turbulen. Untuk aliran laminar

    kecepatan pada suatu titik akan tetap terhadap waktu. Sedangkan aliran turbulen kecepatannya akan mengindikasikan suatu

    fluktuasi yang acak. Dalam aliran turbulen, profil kecepatan pada suatu titik dihasilkan dari gerak acak partikel fluida berdasarkan

    waktu dalam jarak dan arah.1.Aliran Compressible   dan I ncompressibl e  

     Aliran di mana perubahan massa jenis dapat diabaikan disebut inkompresibel. Ketika perbedaan massa jenis aliran tidak

    diabaikan, aliran ini disebut kompresibel. Pada kenyataannya tidak ada fluida yang massa jenisnya konstan, tetapi ada beberapa

    masalah aliran fluida yang dapat disederhanakan dengan menganggap massa jenisnya konstan. Hal ini tidak mengurangi keakuratan

    solusi yang didapat. Parameter yang menjadi acuan utama untuk menentukan suatu aliran kompresibel atau tidak, dilihat dari nilai

    Mach Number  (M), yang didefinisikan sebagai rasio antara kecepatan aliran lokal terhadap kecepatan suara lokal (Fox dan Alan,

    1994).

    1.Aliran Internal dan Eksternal

     Aliran yang dibatasi oleh suatu permukaan batas seperti pipa atau pembuluh disebut aliran internal. Aliran mengalir padabenda yang terbenam di dalam fluida yang tak berbatas diistilahkan aliran eksternal. Aliran internal dan eksternal keduanya dapat

    berupa aliran laminer atau turbulen, kompresibel atau inkompresibel (Gerhart dan Richard, 1985).

    1.Aliran Uniform  dan Steady  

     Aliran uniform adalah aliran yang memiliki kecepatan yang besar dan arahnya sama pada setiap titik di dalam fluida tersebut.

    Sedangkan non uniform flow memiliki kecepatan yang tidak sama pada setiap titik. Setiap fluida yang mengalir di dekat benda solid

    adalah aliran non-uniform, tetapi bila ukuran dan bentuk penampang arus aliran adalah konstan, maka aliran bisa dianggap sebagai

    aliran uniform.

     Aliran steady adalah aliran dengan salah satu kondisi aliran (kecepatan, tekanan dan penampang) berbeda tetapi tidak

    berubah sepanjang waktu. Apabila aliran tersebut mengalami perubahan tekanan, kecepatan dan penampang dengan waktu, maka

    aliran tersebut adalah un-steady .

    1.Aliran Potensial 

     Aliran potensial merupakan masalah aliran dimana aliran dapat diwakili oleh fungsi potensial skalar. Dapat dijelaskan bahwa

    sebuah fungsi potensial (x, z, t) merupakan fungsi kontinu  yang memenuhi hukum dasar mekanika fluida yaitu konservasi massa dan

    momentum yang menganggap aliran sebagai aliran incompressible, inviscid  dan irrotational .

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    103/125

     

    Dengan demikian aliran potensial adalah merupakan aliran ideal dan aliran irrotasional yang disederhanakan menjadi:

    1.Aliran Irrotational  

    Aliran irrosional aliran dimana partikel fluida tidak berotasi akibat tidak ada tegangan geser. Dengan demikian gaya yang dialami selalu tegak

    lurus terhadap permukaan. 

    1.Fluida Ideal 

    Fluida ideal adalah fluida yang incompressible, two-dimensional , irrotational , steady, and nonviscous  flow ( frictionless flow, an invisvid flow) 

    Pembagian Aliran

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    104/125

    Pembagian Aliran

    • Kerapatan (densitas):•  aliran termampatkan (compressible) ada

    perubahan densitas

    • Aliran tak termampatkan (incompressible)densitas konstan, tidak mengalami perubahankerapatan

    • Pada kenyataan: tidak ada aliranincompressible, sehingga aliran invisciddianggap incompressible ( konstan)

    Pembagian Aliran

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    105/125

    Pembagian Aliran

    • Kekentalan:

    •  aliran viskos (viscid flow) ada kekentalan

    (gesekan/gaya hambat)

    • Aliran tak viskos (inviscid flow) tidak mengalamigaya gesekan (gaya hambat=nol, frictionless)

    • Aliran yang melewati permukaan benda akan

    membentuk lapisan batas, hal ini disebabkan efekviskositas yang menyebabkan timbulnya gaya

    geser

    Aliran Irrotational

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    106/125

    Aliran Irrotational

    • Tidak ada shear stress (the fluid particles arenot rotating).)

    • Gaya selalu normal terhadap permukaan,

    karena tekanan• Di dekat boundary layer viskositas memainkan

    peranan penting dan aliran adalah rotational

    dan viscid

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    107/125

     

    •  boundary layer yang secara umum dapat diartikansebagai suatu daerah yang masih dipengaruhi olehtegangan geser.

    •  Boundary layer akan terbentuk akibat adanya suatualiran fluida viscous yang melintasi suatu kontur

     permukaan. Efek yang ditimbulkan akibat terbentuknyaboundary layer adalah adanya hambatan pada aliran

     fluida yang berada di dekat dinding permukaan.

    Boundary Layer adalah suatu lapisan tipis pada permukaan padat tempat

    fluida mengalir, dimana di dalam lapisan tersebut pengaruh

    viskosits maupun gaya inertia sangat berarti

    9.1. Konsep Boundary Layer

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    108/125

    Note:

    Pada awalnya Boundary layer adalahlaminar .

    Transisi ke turbulent terjadi pada jarak

    tertentu dari titik stagnasi, tergantung pada:

    - kecepatan free stream- kekasaran permukaan padat

    - gradient tekanan

    Titik separasi terjadi pada daerah adverse

     pressure gradient

    Fluida dalam boundary layer padapermukaan body membentuk viscous wake

    di belakang titik separasi.

    9.1. Konsep Boundary Layer

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    109/125

    109

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    Transisi Boundary layer antara lain:

    - Gradient tekanan

    - Kekasaran permukaan

    - Perpindahan panas

    - Gaya bodi

    - Gangguan pada free stream

    Daerah transisi dari laminarke Turbulen:

    2 x 105 < Rex < 3 x 106

    (biasanya diambil Rex = 5 x 105)

     μ

    x  U    ρRe 

    x   

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    110/125

    • Pada pelat datar, transisi terjadi pada Re dari3,5x105 hingga 2,8x106.

    • We can define a potential function,! (x, z, t) ,

    as a continuous function that satisfies the• basic laws of fluid mechanics: conservation of

    mass and momentum, assuming

    i ncompressible, inviscid and irrotational flow.

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    111/125

    • Ideal flow ( fluid mechanics) Fluid flow which isincompressible, two-dimensional, irrotational,

    steady, and nonviscous

    inviscid flow: Flow of an inviscid fluid. Also knownas frictionless flow; ideal flow; nonviscous flow.

    •  

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    112/125

    • Persamaan dasar fluida pada dasarnyadikembangkan dari ketiga prinsip dasar fisika

    yaitu kekekalan massa, kekekalan momentum,

    dan kekekalan energi

    •  

    Persamaan Navier Stokes

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    113/125

    Persamaan Navier Stokes

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    114/125

    Form Factor:Adanya tambahan kecepatan aliran di sekeliling kapalAdanya tekanan pada pusat kekentalan akibat perpanjangan garis gesek sepanjang kapal

    POTENTIAL flow . Fluids flow problems where the flow can be represented by scalar

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    115/125

    potential function

    The freestream is the air far upstream of an aerodynamic body, that is, before the

    body has a chance to deflect, slow down or compress the air. Freestreamconditions are usually denoted with a \infty symbol, e.g. V_\infty, meaning the

    freestream velocity

    Freestream adalah udara jauh hulu dari tubuh aerodinamis, yaitu

    sebelum tubuh memiliki kesempatan untuk membelokkan,

    memperlambat atau memampatkan udara. Kondisi freestreambiasanya dinotasikan dengan simbol infty \, misalnya V_ \ infty,

    yang berarti kecepatan freestream

    The pressure coefficient is a parameter for studying the flow of incompressible

    fluids such as water, and also the low-speed flow of compressible fluids such as air.

    The relationship between the dimensionless coefficient and the dimensionalnumbers

    Koefisien tekanan adalah parameter untuk mempelajari aliran cairan

    mampat seperti air, dan juga aliran kecepatan rendah cairan kompresibel

    seperti udara. Hubungan antara koefisien berdimensi dan jumlah dimensi

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    116/125

    Kurva Cp

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    117/125

    Kurva Cp

    • Cp bernilai nol (0) berarti bahwa tekanan di titik perhitungan adalah sama

    dengan tekanan pada aliran bebas (free stream). Dengan demikian, besar

    kecepatan di titik perhitungan juga sama dengan besar kecepatan free stream.

    • Cp bernilai negatif (di bawah nol) mengandung arti bahwa tekanan di titik

     perhitungan lebih kecil dibandingkan tekanan free stream. Dengan demikian

    kecepatan di titik tersebut lebih besar dibandingkan dengan kecepatan free

     stream.

    • Cp bernilai 1, maka tekanan tersebut adalah tekanan stagnasi dan titik tersebut

    merupakan titik stagnasi.Pada keadaan ini, kecepatan di titik tersebut adalah

    sama dengan nol. 

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    118/125

    Hambatan menurut ITTC

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    119/125

    Hambatan menurut ITTC

    Hambatan gelombang mengandung komponen fluida ideal (inviscid ) dan

    hambatan kekentalan meliputi hambatan akibat tegangan geser ( friction drag)

    dan komponen tegangan kekentalan (viscous pressure) 

    • Hambatan sisa, R R  

    Hambatan sisa adalah kuantitas yang merupakan hasil pengurangan dari hambatan total badan kapal atau merupakan kuantitas hasil

     pengurangan koefisien hambatan total dengan koefisien hambatan gesek. Nilai perhitungan hambatan ini diperoleh dengan menggunakan rumus.

    Secara umum, bagian yang terbesar dari hambatan sisa pada kapal niaga adalah hambatan gelombang (wavemaking resistance). Unsur lainnya

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    120/125

    adalah hambatan tekanan dan hambatan gesek tambahan sebagai akibat bentuk benda yang tiga dimensi 

    • Hambatan viskos, R V 

    Hambatan viskos adalah komponen hambatan yang berhubungan dengan energi yang dikeluarkan akibat pengaruh viskos. 

    • Hambatan Tekanan, Rp

    Hambatan tekanan adalah komponen hambatan yang diperoleh dengan cara mengintegralkan tegangan normal ke seluruh permukaan benda menurut arah gerakan benda. 

    • Hambatan Tekanan Viskos, R PV 

    Hambatan tekanan viskos adalah komponen hambatan yang diperoleh dengan cara mengintegralkan tegangan normal akibat viskositas

    dan turbulensi. Kuantitas ini tidak dapat langsung diukur kecuali pada benda yang terbenam seluruhnya, dalam hal ini sama dengan hambatan

    tekanan. Hambatan kekentalan meliputi hambatan akibat tegangan geser ( friction drag ) dan komponen tegangan kekentalan (viscous pressure). 

    Hambatan viskos pada lambung kapal terdiri dari hambatan tekanan ( pressuredrag) dan hambatan gesek ( friction drag atau shear force). Hambatan gesek

    merupakan gaya hambatan akibat adanya viskositas fluida yang menyinggung

    permukaan lambung secara tangential dan hambatan tekanan merupakan

    gaya normal akibat tekanan fluida disekitar lambung.

    Hambatan gelombang (wave making resistance), R W Hambatan gelombang adalah komponen hambatan yang terkait dengan energi yang dikeluarkan sehingga menimbulkan gelombang

    ravitasi atau bekerjanya gaya normal fluida pada seluruh badan kapal. Hambatan gelombang terjadi karena tekanan fluida yang bekerja dalam

    rah normal terhadap lambung kapal. Hambatan gelombang mengandung komponen fluida ideal ( inviscid ). Komponen ini dipisahkan menjadi

    ua bagian yaitu hambatan pola gelombang (R WP) dan hambatan pemecahan gelombang (R WB). Estimasi hambatan pemecah gelombang dibahas

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    121/125

    leh Hogben (1974). 

    Hambatan Pola Gelombang (wave pattern Resistance), R WPHambatan pola gelombang adalah komponen hambatan yang disimpulkan dari hasil pengukuran elevasi gelombang yang jaun dari kapal

    tau model. Dalam hal ini, medan kecepatan bawah permukaan ( subsurface velocity field ) yang berarti momentum fluida, dianggap dapat

    ikaitkan dengan pola gelombang dengan menggunakan teori linier. Hambatan yang disimpulkan demikian itu tidak termasuk hambatanemecahan gelombang (wavemaking resistance). 

    Hambatan Pemecahan Gelombang, R WB 

    Hambatan pemecahan gelombang adalah komponen hambatan yang terkait dengan pemecahan gelombang yang berada di buritan kapal.  

    Hambatan Semprotan ( spray resistance), R S 

    Hambatan semprotan adalah komponen hambatan yang terkait dengan energi yang dikeluarkan sehingga menimbulkan semprotan. 

    Ada beberapa komponen hambatan tambahan R A, yang penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi hambatan total kapal,

    aitu: 

    Hambatan Anggota Badan (appendage resistance) 

    Hambatan ini terjadi akibat adanya tonjolan anggota badan pada permukaan kapal. Contoh: bos poros, penyangga poros ( shaft brackets)an poros, lunas bilga, daun kemudi dan sebagainya. Jika tanpa anggota badan maka hambatannya disebut hambatan polos (bare resistance) 

    Hambatan Kekasaran

    Hambatan ini terjadi akibat kekasaran, misalnya kekasaran akibat korosi dan fouling  (pengotoran) pada badan kapal. 

    Hambatan Udara 

    Hambatan ini dialami oleh bagian badan kapal yang berada di atas permukaan air dan bangunan atas ( superstructure) sehingga

    enyebabkan hambatan karena gerakan kapal yang juga menyusuri udara. 

    Hambatan Kemudi ( steering resistance) 

    Untuk mempertahankan kelurusan lintasan, koreksi kedudukan umumnya dilakukan dengan memakai daun kemudi. Pemakaian daun

    emudi menyebabkan timbulnya komponen hambatan tambahan yang disebut hambatan kemudi. 

    Total. Ct 

    Skin friction CfoResid ar Cr

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    122/125

    Skin friction. Cfo

    (equivalent flat plate) 

    Residuary. Cr  

    Friction. Cf

    (tangential stress) 

    Form effect on

    skin friction 

    Viscous. Cv 

    Wake resistance 

    Viscous pressure 

    Transom drag 

    Wave breaking

    and spray 

    Total. Ct 

    Pressure. Cp

    (normal stress) 

    Wave. Cw Induced drag 

    Wave pattern. Cwp 

    Couser, 1997

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    123/125

    Sahoo, 2007

    Pressure

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    124/125

    25

    35

    45

    55

    65

    75

    5 7 9 11 13 15 17

       M   a   x   P   r   e   s   s   u   r   e

    Kecepatan

    Pressure

    S/L 0,2

    S/L 0,3

    S/L 0,4Demihull

    S/L 02 Pressure (Pa) S/L 03 Pressure (Pa)

  • 8/16/2019 Fenomena Interaksi Aliran Pada Kapal Catamaran

    125/125

    ( ) ( )

    V MIN MAX V MIN MAX

    10 -24,18 29,38 10 -27,02 29,13

    12 -36,67 42,06 12 -40,68 41,7114 -51,78 56,99 14 -57,15 56,52

    15,4 -64,79 68,78 15,4 -70,09 68,21

    Demi Pressure (Pa) S/L 04 Pressure (Pa)

    V MIN MAX V MIN MAX

    10 -26,4 27,55 10 -25,38 28,11

    12 -39,98 39,44 12 -38,18 40,22

    14 -55,99 53,44 14 -53,15 56,12

    15,4 -68,81 64,49 15,4 -67,86 65,74